JUDUL:
OPTIMALISASI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK OLEH PERAWAT
DALAM MELAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN
DIRUANG ISOLASI RSU BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Oleh :
ILHAM HABIB, AMK
NDH. 24
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Oleh :
ILHAM HABIB, AMK
NIP: 199006212019031007
II
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Oleh :
ILHAM HABIB, AMK
NIP: 199006212019031007
Telah diterima dan diperbaiki sesuai masukan Penguji, Coach dan Mentor Pada Seminar/
Evaluasi Laporan Aktualisasi yang diselenggarakan pada tanggal 18 Juni 2021.
III
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya, sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan aktualisasi ini dengan judul “optimalisasi pelaksanaan
komunikasi terapeutik oleh perawat dalam melakukan asuhan keperawatan diruang isolasi rsu
bahteramas provinsi sulawesi tenggara” tepat pada waktunya. Laporan aktualisasi ini saya
buat sebagai salah satu syarat kelulusan pelatihan dasar CPNS golongan II angkatan XIX
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Saya menyadari bahwa banyak pihak yang turut membantu dan memberikan
bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan laporan aktualisasi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Syahruddin Nurdin, SE, selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Bapak dr. H. Hasmudin,Sp. B, M.P.H., selaku Direktur RSU Bahteramas,
3. Bapak Mulyanto Nur, S.Kep, Ns., M.Kes., selaku Mentor dan Kepala Ruangan Isolasi di
RSU Bahteramas,
4. Bapak Amalul Syahid,M. Si, selaku Coach yang selalu memberikan bimbingan terbaik,
5. Seluruh Widiyaiswara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Lingkup Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tenggara yang telah memberikan ilmunya,
6. Kedua Orang tua, Istri , Anak-anak, Teman-Teman Peserta Latsar dan Panitia Latsar
CPNS Golongan II Angkatan XIX di BPSDM yang selalu mendukung, mendoakan dan
memberikan lingkungan pelatihan yang kondusif dan menyenangkan bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan
laporan aktualisasi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan
agar dapat berkarya lebih baik lagi di masa yang akan datang. Semoga laporan aktualisasi ini
dapat bermanfaat bagi saya, satuan kerja, pasien dan banyak pihak di masa yang akan datang.
IV
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 3
1.3 Manfaat ................................................................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup ....................................................................................... 4
1.5 Waktu dan Tempat .................................................................................. 4
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 64
4.1 Saran ....................................................................................................... 64
V
DAFTAR TABEL
VI
DAFTAR GAMBAR
VII
BAB I
PENDAHULUAN
1
Perawat adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan (UU kesehatan No. 23 tahun 1992). ASN Perawat adalah
Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan keperawatan pada
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (rumah sakit/ puskesmas) baik secara mandiri maupun
bekerjasama dengan anggota kesehatan lainnya. Pelayanan keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual
komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik
sehat maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia.
Salah satu tugas dan fungsi perawat berdasarkan PERMENPAN RB Nomor 35
Tahun 2019 adalah melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi terencanakan yang terjadi antara
perawat dan klien secara langsung atau tatap muka dengan tujuan untuk menyelesaikan
masalah dan membantu proses penyembuhan klien (Depkes RI, 1997; Indrawati, 2003).
Asuhan keperawatan yang akan dilaksanakan kepada pasien akan efektif apabila
komunikasi terapeutik terjalin dengan baik. Pada saat perawat melaksanakan asuhan
keperawatan sering sekali perawat lupa melakukan langkah-langkah komunikasi
terapeutik seperti memperkenalkan diri, menjelaskan diangnosa dan tindakan yang akan
dilakukan kepada klien serta manfaat dari tindakan yang akan dilakukan sehingga tidak
ada keterbukaan antara pasien dan perawat yang bisa menimbulkan rasa saling tidak
percaya antara perawat dan klien, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas
layanan yang dirasakan oleh klien.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto, 1994).
Di era new normal seperti sekarang ini, dimana wabah Covid-19 terus
meningkat, komunikasi terapeutik sangat penting dilakukan perawat agar terjalin
hubungan keterbukaan antara perawat dan klien terkait keluhan yang dialami klien
karena banyak kasus Covid-19 yang dialami petugas kesehatan termasuk perawat
disebabkan oleh tidak terbukanya klien terhadap keluhan yang dialaminya.
Berdasarkan pengalaman penulis selama masa percobaan sebagai CPNS yang
ditempatkan di ruang Isolasi RSU Bahteramas selama kurang lebih 2 tahun, penulis
2
melihat langkah-langkah komunikasi terapeutik (memperkenalkan diri, menjelaskan
diagnosa dan tindakan yang akan dilakukan serta manfaat dari tindakan) dalam
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien sering dilupakan, sehingga sangat
berpengaruh terhadap efektifitas tindakan yang akan dilakukan dan berpengaruh terhadap
tingkat kepuasan klien terhadap pelayanan yang diberikan. Atas dasar inilah peserta
tertarik menyusun laporan aktualisasi “Optimalisasi pelaksanaan komunikasi terapeutik
oleh perawat dalam melakukan asuhan keperawatan di ruang Isolasi RSU
Bahteramas”. Tentunya penulis mengharapkan setelah diadakannya aktualisasi,
komunikasi terapeutik benar-benar dapat dioptimalkan dalam setiap pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai dasar ASN, yakni Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam melakukan
kegiatan pelayanan publik sesuai dengan tugas dan fungsi perawat.
2. Tujuan Khusus
Optimalnya pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat dalam melakukan
asuhan keperawatan di ruang Isolasi RSU Bahteramas guna meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan.
1.3 Manfaat
1. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, membentuk sikap dan pelilaku
sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan pelayanan publik
berdasarkan tugas dan fungsi sebagai seorang perawat.
2. Bagi Unit Kerja
Menguatkan visi dan misi rumah sakit sehingga dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang prima kepada semua lapisan masyarakat secara cepat, bermutu dengan
dilandasi etika profesi dan ketulusan hati dengan cara mengoptimalkan pelaksanaan
komunikasi terapeutik oleh perawat dalam melakukan asuhan keperawatan di ruang
isolasi RSU Bahteramas.
3
3. Bagi Masyarakat
Sebagai penerima layanan akan terintegrasi asuhan keperawatan secara
profesional oleh perawat sehingga meningkatkan tingkat kepuasan masyarakat
terhadap kualitas layanan yang diperoleh.
4
BAB II
Secara geografis, wilayah kerja Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas berada
pada posisi sebagai berikut :
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kantor Pengadilan Agama
b) Sebelah Timur berbatasan dengan Balai Pertanian Prov. Sultra
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan perumahan penduduk
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kantor Polsek Baruga
5
2.1.2. Visi dan Misi RSUD Bahteramas
1. Visi
Rumah Sakit Rujukan Pilihan di Indonesia Timur Tahun 2023
2. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu yang
mengutamakan keselamatan pasien
2) Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berkualitas
dan berdaya saing
3) Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit berbasis teknologi
terkini
4) Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan kesejahteraan pegawai
5) Mewujudkan suasana rumah sakit yang asri, nyaman, komuikatif dan
informatif
2.1.3. Nilai - Nilai Organisasi
1. Empati terhadap pasien
Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi pasien. Untuk itu
setiap pegawai RSU Provinsi Sulawesi Tenggara dalam menangani pasien harus
bertekad bahwa: “keselamatan, kesembuhan dan kepuasan pasien adalah
kebahagiaan kami”.
2. Keterbukaan dan Transparansi
Dengan keterbukaan diharapkan pemberian informasi secara terbuka
serta membuka diri pula terhadap kritik. Kritik harus dilihat sebagai suatu
partisipasi untuk perbaikan. Selain itu perlu adanya transparansi yaitu
diketahuinya oleh banyak pihak (yang berkepentingan) mengenai perumusan
kebijaksanaan yang sudah ditetapkan.
3. Akuntabilitas
Dengan akuntabilitas diharapkan kewajiban untuk memberikan
pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berwenang meminta pertanggung jawaban.
4. Azas Kekeluargaan
Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik daripada bekerja sendiri-
sendiri apalagi dalam bekerjasama berdasarkan persahabatan yang saling
6
menghormati serta saling menghargai. Dengan azas kekeluargaan juga
diharapkan agar dalam berinteraksi senantiasa berprilaku santun, rendah hati,
serta memberikan kesejukan bagi orang lain.
5. Bermental Pemenang (Play To Win)
Seluruh karyawan Rumah Sakit harus bermental pemenang. Tidak ada
hal yang tidak dapat diperbaiki, oleh karena itu hari ini harus lebih baik dari
kemarin dan hari besok harus lebih baik dari hari ini.
6. Berjiwa entrepreneur
Semua unsur-unsur pimpinan RSU Provinsi Sulawesi Tenggara harus
berjiwa entrepreneurs yaitu rela mengotori tangan, tahu memberikan
pendelegasian, tapi sering turun langsung kebawah.
2.1.4. Struktur Organisasi
7
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai fungsi, yaitu:
a. Menyelenggarakan pelayanan medik
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik
c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
e. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan
f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, dan
g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
8
14) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan
pada tahap pre/ intra/ post operasi.
15) Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan paliatif.
16) Memberikan dukungan/ fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/
berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan.
17) Melakukan perawatan luka.
18) Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan
9
sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di tanamkan kepada setiap PNS
maka perlu di ketahui indikator-indikator dari kelima kata tersebut, yaitu:
2.2.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Adapun indikator dari
nilai akuntabilitas adalah:
1. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.
2. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/ institusi.
3. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab
juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda maupun orang.
6. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan
melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
10
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus
disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang
dimiliki.
8. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
9. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapainya tujuan akhir (LAN, 2015).
2.2.2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit (chauvinisme) adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa (LAN, 2015).
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu :
1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
11
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
15
yang berbeda dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4. Adaptasi: dapat diartikan bagaimana pegawai mengadaptasi dari program atau
organisasi lain untuk optimalisasi mutu organisasinya.
5. Pelayanan sepenuh hati: dapat diartikan bagaimana pegawai memberikan
pelayanan sepenuh hati kepada pelanggan.
6. Perbaikan berkelanjutan: dapat diartikan bagaimana pegawai/ organisasi
melakukan suatu perbaikan setelah melihat situasi dan kondisi yang ada di unit
kerjanya.
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan
integritas diri seseorang.Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa
menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur
dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain,
sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak
mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial
tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar
tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk
membantu sesama.
16
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja
secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip
kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan
terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang
mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baikakan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini
maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya optimalisasi kualitas hasil kerjanya
demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan
daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan
sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan
keringat.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya
dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-
lebihan.Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan
utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.Ia sadar
bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
17
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani
berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman
sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak
kepada hal-hal yang menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untukmendapatkan lebih
dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia
juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya.
18
j) non diskriminatif;
k) persatuan;
l) kesetaraan;
m) keadilan;
n) kesejahteraan.
19
dan dilingkungan BUMN/ BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima adalah:
a) Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi hasilnya.
b) Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut
c) Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan
jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan
layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d) Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan
antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan
identitas warga negara.
e) Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
f) Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
20
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.
g) Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau
oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau
dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h) Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan
tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada
masyarakat luas melalui media publik.
i) Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
Kondisi
NO Uraian tugas Kondisi saat ini Identifikasi isu
diharapkan
1. Memantau Timbang terima Timbang terima Belum optimalnya
perkembangan keadaan pasien keadaan pasien timbang terima
21
pasien sesuai dan berkas rekam dan berkas rekam keadaan pasien dan
dengan medis pasien di medis pasien di berkas rekam medis
kondisinya ruang Isolasi RSU ruang Isolasi RSU pasien di ruang
(melakukan Bahteramas masih Bahteramas Isolasi RSU
pemeriksaan rendah meningkat Bahteramas
fisik, mengamati
keadaan pasien)
pada individu
dalam rangka
upaya preventif;
2. Melakukan Perawat tidak Perawat Belum optimalnya
komunikasi melakukan melakukan komunikasi
terapeutik dalam komunikasi komunikasi terapeutik oleh
pemberian terapeutik kepada terapeutik kepada perawat dalam
asuhan pasien (perkenalan pasien (perkenalan pemberian asuhan
keperawatan; diri, jelaskan diri, jelaskan keperawatan di ruang
penyakit, tindakan penyakit, tindakan Isolasi RSU
yang akan yang akan Bahteramas
dilakukan dan dilakukan dan
manfaat tindakan) manfaat tindakan)
3 Melakukan Pencatatan Pencatatan Belum optimalnya
dokumentasi tindakan tindakan pencatatan tindakan
pelaksanaan keperawatan pada keperawatan keprawatan pada
tidakan berkas rekam pada berkas berkas rekam medis
keperawatan medis pasien rekam medis pasien di ruang
tidak lengkap pasien lengkap Isolasi RSU
Bahteramas
4 Memfasilitasi Pelepasan APD Pelepasan APD Belum optimalnya
penggunaan alat-
tidak dilakukan dilakukan sesuai pelepasan Alat
alat
pengamanan/ sesuai SOP SOP Pelindung Diri
pelindung fisik
(APD) diruang
pada pasien
untuk mencegah Isolasi RSU
resiko cedera
Bahteramas
pada individu
22
dalam rangka
upaya preventif.
23
Penilaian isu menggunakan alat analisis AKPK menggunakan bobot penilaian
sebagai berikut:
Tabel 2.3 Bobot Penilaian AKPK
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Dari kriteria yang telah dijelaskan diatas maka isu-isu tersebut dapat dianalisis
sebagai berikut:
Table 2.4 Analisis Isu Berdasarkan AKPK
24
Dari hasil penapisan tersebut, didapatkan sebanyak 3 isu kritis yaitu:
1. Belum optimalnya timbang terima keadaan pasien dan berkas rekam medis
pasien diruang isolasi RSU Bahteramas.
2. Belum optimalnya komunikasi Terapeutik oleh perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien diruang isolasi RSU Bahteramas.
3. Belum optimalnya pencatatan tindakan keperawatan pada berkas rekam medis
diruang isolasi RSU Bahteramas.
Dalam proses penetapan isu yang berkualitas dan aktual, sebaiknya
menggunakan kemampuan berpikir kritis yang ditandai dengan penggunaan alat
bantu penetapan prioritas isu. Salah satu alat bantu penetapan prioritas isu adalah
menggunakan kriteria USG (Urgency, Seriousness, Growth), seperti tabel berikut:
Tabel 2.5 Analisis Isu Berdasarkan USG
Parameter
No Identifikasi isu Total Peringkat
U S G
Belum optimalnya timbang
terima keadaan pasien dan
1 4 5 5 14 II
berkas rekam medis pasien di
ruang Isolasi RSU Bahteramas
Belum optimalnya komunikasi
terapeutik oleh perawat dalam
2 pemberian asuhan keperawatan 5 5 5 15 I
kepada pasien di ruang Isolasi
RSU Bahteramas
Belum optimalnya pencatatan
tindakan keperawatan pada
3 4 4 5 13 III
berkas rekam medis pasien di
ruang Isolasi RSU Bahteramas
Keterangan :
U (Urgency) : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindak lanjuti.
S (Seriousness) : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan.
25
G (Growth) : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Skala Likert 1-5 : 5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 =
sangat kecil
Isu-isu yang telah diidentifikasi dan dianalisis dengan metode AKPK dan USG
kemudian ditetapkan yang akan diangkat menjadi isu utama. Berdasarkan prioritas
penilaian yang ada dalam metode USG, maka diperoleh satu isu yaitu “Belum
optimalnya komunikasi terapeutik oleh perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan diruang isolasi RSU Bahteramas” dan selanjutnya akan menjadi dasar
dari kegiatan untuk menyelesaikan isu tersebut yang akan dilakukan selama
habituasi dan dihubungkan dengan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA).
27
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
Kagiatan dan
NO KENDALA ANTISIPASI
Tahapan Kegiatan
1 Mengggalang dukungan
1) Menyiapkan bahan
konsultasi kepada
mentor Tidak ada Tidak ada
2) Melakukan
konsultasi kepada Tidak Ada Tidak Ada
mentor
3) Melakukan
pencatatan dari Tidak ada Tidak ada
hasil konsultasi
2 Melakukan sosialisasi tentang pentingnya komunikasi terapeutik
1) Menyiapkan
bahan sosialisasi
dan waktu Tidak Ada Tidak Ada
pelaksanaan serta
tempat sosialisasi
2) Melakasanakan
sosialisasi tentang
komunikasi Tidak ada Tidak ada
terapeutik
28
3) Melaporkan hasil
kegiatan
sosialisasi kepada Tidak ada Tidak ada
mentor
1) Melakukan
konsultasi dengan
mentor terkait
komitmen yang Tidak Ada Tidak Ada
akan disepakati
2) Membuat
kesepakatan dengan
rekan sejawat Tidak ada Tidak ada
3) Membuat surat
pernyataan
komitmen bersama Tidak Ada Tidak Ada
4) Penandatanganan
surat keputusan
komitmen bersama
Tidak Ada Tidak Ada
29
4 Mengimplementasikan komunikasi terapeutik dalam memberi asuhan
44
keperawatan
1) Melakukan
komunikasi
terapeutik setiap
melakukan Tidak ada Tidak ada
asuhan
keperawatan
2) Memonitoring
dan mengevaluasi
pelaksanaan
komunikasi Tidak ada Tidak ada
terapeutik dalam
memberi asuhan
3) Melaporkan hasil
monitoring dan
evaluasi kepada Tidak ada Tidak ada
mentor
30
1.2 Hasil Aktualisasi
1. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 3.2 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
31
2. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 3.3. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi
Kegiatan 1
32
1. Mempersiapkan bahan konsultasi
33
2. Melakukan konsultasi dengan pimpian
34
a. Pencatatan hasil konsultasi dan menghargai masukan dari mentor
(Nilai Etika)
b. Pencatatan hasil konsultasi dan menerima masukkan demi
terlaksananya aktualisasi dan tujuan yang akan dicapai (nilai
komitmen mutu)
c. Dalam melakukan pencatatan peserta menunjukkan sikap integritas
(nilai akuntabilitas)
d. Pencatatan hasil konsultasi santun terhadap mentor (nilai
nasionalisme)
Disiplin waktu dalam pencatatan dan pengumpulan hasil konsultasi
(nilai anti korupsi)
Whole of Goverment
Dengan menggalang dukungan dari mentor sekaligus pimpinan di ruangan
kegiatan maka terjadi koordinasi antara saya dan pimpinan dalam
melaksanakan kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan dalam lingkup
wilayah kerja ruangan isolasi RSU Bahteramas.
35
aktualisasi.
2) Dampak negatif
Sasaran dan tujuan dari pelaksanaan aktualisasi yang tidak terarah dengan
baik, yang disebabkan tidak berjalannya komunikasi kepada pimpinan. Hal
ini akan berdampak pada mutu pelayanan yang tidak optimal.
36
Kegiatan 2
37
a. Mempersipakan daftar hadir, alat dan bahan yang dibutuhkan serta ruangan
untuk kegiatan merupakan bentuk tanggung jawab peserta (nilai
akuntabilitas)
b. Mempersiapkan daftar hadir, alat dan bahan serta ruangan dalam kegiatan
sosialisasi ini agar kegiatan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien
(Nilai Komitmen Mutu)
c. Semua bahan yang saya siapkan menggunakan bahasa yang santun (Nilai
Nasionalisme)
d. Pada saat kontrak waktu kapan dilakukannya sosialisasi, saya menghargai
keputusan teman-teman sejawat terkait kesiapan mereka (nilai etika
publik)
e. Kontrak waktu dan tempat sebelum diadakan sosialisasi agar ada kejelasan
waktu dan tempat pelaksanaan sosialisasi (nilai anti korupsi)
2) Melaksanakan sosialisasi tentang komunikasi terapeutik
a. Pada saat sosialisasi semua bahan dan sarana yang digunakan merupakan
tanggung jawab saya (nilai akuntabilitas)
b. Saat membawakan materi menggunakan bahasa yang santun (nilai
nasionalisme)
c. Saat membawakan materi berkata dengan sopan pada peserta dan tidak
merasa paling pintar (nilai etika publik)
d. Tidak menunda-nunda waktu kegiatan sosialisasi (nilai anti korupsi)
38
e. Saat sosialisasi memanfaatkan waktu se-efisien dan se-efektif mungkin
(komitmen mutu)
3) Melaporkan hasil sosialisasi kepada pimpinan
39
Manajemen ASN
Dengan melakukan sosialisasi saya mempersiapkan secara sistematis, mulai dari
bahan sosialisasi, waktu dan tempat sosialisasi dan peserta sosialisai yang diikuti oleh rekan
sejawat .
Keterkaitan dengan Visi Misi Organisasi
Kegiatan sosialisasi tentang pentingnya komunikasi terapeutik memberikan
kontribusi terhadap visi RSU Bahteramas sebagai Rumah Sakit rujukan pilihan di
Indonesia timur tahun 2023. Kegiatan ini mendukung misi RSU Bahteramas yaitu:
Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berkualitas dan
berdaya saing.
Analisis Dampak
1) Dampak positif
Melakukan sosialisasi pada rekan di ruangan yang dilandasi nilai-nilai dasar
ANEKA, dan WOG, akan membuat proses pelaksanaan aktualisasi dapat
berjalan dengan baik.
2) Dampak negatif
Pelaksanaan sosialisasi tidak akan efektif dan tujuan sosialisasi tidak akan
optimal karena sumber materi sosialisasi bersifat fleksibel.
Kegiatan 3
Judul Kegiatan 3 Menggalang komitmen bersama terkait
pelaksanaan komunikasi terapeutik dalam
memberi asuhan
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 4 – 10 Juni 2021
40
Daftar Lampiran Bukti 1. Foto dokumentasi
Kegiatan/ Evidance
41
peningkatan pelayanan (anti korupsi)
42
a. Membuat surat keputusan komitmen bersama merupakan bentuk tanggung
jawab (nilai akuntabilitas)
b. Saat membuat surat keputusan komitmen bersama saya menggunakan
kalimat-kalimat yang sopan (nilai etika publik)
c. Membuat surat keputusan komitmen bersama ini merupakan langkah awal
bersama untuk peningkatan mutu layanan (nilai komitmen mutu)
d. Pembuatan surat keputusan komitmen bersama merupakan bentuk
kerjasama dalam mencapai tujuan peningkatan mutu pelayanan (nilai
nasionalisme)
e. Peduli dan adil adalah hal yang melandasi pembuatan surat komitmen
bersama (nilai anti korupsi)
43
kerjasama dalam mencapai tujuan peningkatan mutu pelayanan (nilai
nasionalisme)
e. Peduli dan adil adalah hal yang melandasi penandatanganan surat
keputusan komitmen bersama (nilai anti korupsi)
Whole of Goverment
Dengan melakukan kesepakatan bersama terjadi koordinasi dan komitmen dari
pimpinan, peserta latsar dan rekan-rekan sejawat.
Manajemen ASN
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan bersama-sama rekan sejawat dan dilaksanakan
sesuai prosedur yang brlaku
Analisis Dampak
1) Dampak positif
Melakukan aktualisasi dengan beroordinasi dengan rekan sejawat di ruangan
yang dilandasi nilai-nilai dasar ANEKA, dan WOG, akan membuat proses
pelaksanaan aktualisasi dapat berjalan dengan baik.
2) Dampak negatif
Komitmen kurang efektif dikarenakan keadaan darurat di ruangan yang tidak bisa
diprediksi
44
Kegiatan 4
Judul Kegiatan 4 Mengimplementasikan komunikasi
terapeutik dalam memberi asuhan
keperawatan
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 6 -14 Juni 2021
Daftar Lampiran Bukti 1. Foto- foto kegiatan
Kegiatan/ Evidance
45
(nilai nasionalisme)
c. Saat melakukan komunikasi harus bersikap sopan (nilai etika publik)
d. Melakukan komunikasi terapeutik yang efektif , responsif dan efisien (nilai
komitmen mutu)
e. Peduli, sederhana dan adil dalam melakukan komunikasi terapeutik (nilai anti
korupsi
46
peduli, tidak diskriminatif dan menghargai persamaan derajat (nilai
nasionalisme)
3) Melaporkan hasil kegiatan evaluasi kepada pimpinan
Pelayanan Publik
47
Keterkaitan dengan Visi dan Misi organisasi
Analisis Dampak
1) Dampak positif
Hasil evaluasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan dengan menerapkan nilai-
nilai dasar dimulai dari perencanaan kegiatan, serta dalam pelaksanaan setiap
tahapan kegiatan yang dilaksanakan. Selain itu, komunikasi yang baik terhadap
berbagai pihak yang bertanggung jawab juga menjadi penentu terlaksananya
tujuan kegiatan.
2) Dampak negatif
Hasil evaluasi tidak sesuai dengan harapan/ tujuan yang ingin dicapai.
Penerapan nilai-nilai dasar yang tidak dilakukan dari awal perencanaan akan
mempengaruhi hasil evaluasi kegiatan, karena tidak terstrukturnya kegiatan
sehingga membuat ketidakefektifan tahapan- tahapan kegiatan.
48
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan dan tahapan kegiatan yang telah
dilaksanakan selama masa aktualisasi adalah keberhasilan peserta LATSAR
angkatan XIX untuk melakukan Peningkatan Kedisiplinan Perawat Dalam
Melakukan Komunikasi Terapeutik diruang Isolasi RSUD Bahteramas.
1. Setiap kegiatan dan tahapan kegiatan pada pelaksanaan aktualisasi dilakukan
dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN : ANEKA, WOG, Manajemen ASN,
dan Pelayanan Publik, guna mendapatkan hasil yang maksimal. Penerapan
nilai-nilai dasar ASN pada setiap kegaitan dan tahapan kegiatan yang
dilakukan memiliki output atau hasil yang dapat dipertanggung jawabkan.
Karena penerapan nilai-nilai dasar ASN pada setiap pekerjaan merupakan
indikator keberhasilan kegiatan aktualisasi ini.
2. Seluruh kegiatan dan tahapan kegiatan yang dilaksanakan masing-masing
memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kedisiplinan perawat dalam
melaksanakan komunikasi terapeutik. Hal ini dapat dilihat pada meningkatnya
pengisian lembar cheklist gambaran pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh
perawat dalam setiap melakukan asuhan keperawatan.
B. Saran
Disiplin dalam melaksanakan komunikasi terapeutik harus tetap
dipertahankan bukan hanya karena tuntutan tugas tetapi harus ditanamkan sebagai
kewajiban saat bertugas yang mengikuti SPO yang ada. Kepala Ruangan agar
melakukan pengawasan dilapangan terhadap proses pelaksanaan tugas oleh
perawat harus sesuai SPO.
49
C. Rencana Tindak Lanjut
Setelah melaksanakan aktualisasi kali ini penulis memiliki rencana tindak lanjut
sebagai berikut.
1. Menggunakan pengeras suara untuk memudahkan komunikasi teraupetik
dengan pasien saat tidak menggunakan baju hazmat/ APD
2. Menyiapkan Handy Talkie untuk komunikasi baik antar petugas maupun antar
petugas dan pasien
50
DAFTAR PUSTAKA
PERMENPAN RB No. 35 Tahun 2019 Pasal 8 Tentang Uraian Tugas. Uraian Tugas
Perawat Terampil Sesuai Jenjang Jabatan
Presiden RI, 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Presiden RI
Tim Penyusun Modul Akuntabilitas. 2015. Akuntabilitas. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Etika Publik. 2015. Etika Publik. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Komisi Pemberantasan Korupsi. 2014. Mata Diklat Anti
Korupsi. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Komitmen Mutu. 2015. Komitmen Mutu. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Nasionalisme. 2015. Nasionalisme. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Pelayan Publik. 2017. Pelayan Publik. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Whole Of Goverment. 2017. Whole Of Goverment. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Manajemen Aparatur Sipil Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil
Negara. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
51
Lampiran
52
JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI
WAKTU PELAKSANAAN
No. URAIAN Mei sd Juni 2021
KEGIATAN 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Mengggalang dukungan
Menyiapkan bahan
konsultasi kepada
mentor
Melakukan
konsultasi kepada
mentor
Melakukan
pencatatan dari
hasil konsultasi
2 Melakukan sosialisasi
tentang pentingnya
komunikasi terapeutik
Menyiapkan bahan
sosialisasi dan
waktu pelaksanaan
serta tempat
53
sosialisasi
Melakasanakan
sosialisasi tentang
komunikasi
terapeutik
Melaporkan hasil
kegiatan
sosialisasi kepada
mentor
3 Menggalang komitmen
bersama terkait
pelaksanaan komunikasi
terapeutik dalam
memberi asuhan
keperawatan
Melakukan
konsultasi dengan
mentor terkait
komitmen yang
akan disepakati
Membuat
kesepakatan
dengan rekan
sejawat
54
Membuat surat
pernyataan
komitmen bersama
Penandatanganan
surat pernyataan
komitmen bersama
4 Mengimplementasikan
komunikasi terapeutik
dalam memberi asuhan
keperawatan
Melakukan
komunikasi
terapeutik setiap
melakukan asuhan
keperawatan
Memonitoring dan
mengevaluasi
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik dalam
memberi asuhan
55
Melaporkan hasil
monitoring dan
evaluasi kepada
mentor
Pelaksanaan Kegiatan
Hari Libur
56