Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

JUDUL:
OPTIMALISASI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK OLEH PERAWAT
DALAM MELAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN
DIRUANG ISOLASI RSU BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Oleh :
ILHAM HABIB, AMK
NDH. 24

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II


ANGKATAN XIX TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2021
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

OPTIMALISASI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK OLEH


PERAWAT DALAM MELAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN
DIRUANG ISOLASI RSU BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Oleh :
ILHAM HABIB, AMK
NIP: 199006212019031007

Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: 18 Juni 2021


di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara

II
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

OPTIMALISASI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK OLEH PERAWAT


DALAM MELAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN DIRUANG ISOLASI RSU
BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Oleh :
ILHAM HABIB, AMK
NIP: 199006212019031007

Telah diterima dan diperbaiki sesuai masukan Penguji, Coach dan Mentor Pada Seminar/
Evaluasi Laporan Aktualisasi yang diselenggarakan pada tanggal 18 Juni 2021.

III
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya, sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan aktualisasi ini dengan judul “optimalisasi pelaksanaan
komunikasi terapeutik oleh perawat dalam melakukan asuhan keperawatan diruang isolasi rsu
bahteramas provinsi sulawesi tenggara” tepat pada waktunya. Laporan aktualisasi ini saya
buat sebagai salah satu syarat kelulusan pelatihan dasar CPNS golongan II angkatan XIX
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Saya menyadari bahwa banyak pihak yang turut membantu dan memberikan
bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan laporan aktualisasi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Syahruddin Nurdin, SE, selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Bapak dr. H. Hasmudin,Sp. B, M.P.H., selaku Direktur RSU Bahteramas,
3. Bapak Mulyanto Nur, S.Kep, Ns., M.Kes., selaku Mentor dan Kepala Ruangan Isolasi di
RSU Bahteramas,
4. Bapak Amalul Syahid,M. Si, selaku Coach yang selalu memberikan bimbingan terbaik,
5. Seluruh Widiyaiswara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Lingkup Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tenggara yang telah memberikan ilmunya,
6. Kedua Orang tua, Istri , Anak-anak, Teman-Teman Peserta Latsar dan Panitia Latsar
CPNS Golongan II Angkatan XIX di BPSDM yang selalu mendukung, mendoakan dan
memberikan lingkungan pelatihan yang kondusif dan menyenangkan bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan
laporan aktualisasi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan
agar dapat berkarya lebih baik lagi di masa yang akan datang. Semoga laporan aktualisasi ini
dapat bermanfaat bagi saya, satuan kerja, pasien dan banyak pihak di masa yang akan datang.

Kendari, 18 Juni 2021


Penulis

Ilham Habib, AMK

IV
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 3
1.3 Manfaat ................................................................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup ....................................................................................... 4
1.5 Waktu dan Tempat .................................................................................. 4

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI


DASAR, KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU
2.1 Gambaran Umum RSU Bahteramas ....................................................... 5

2.2 Konsep Nilai Dasar, Kedudukan Dan Nilai ASN................................... 9

2.3 Identifikasi Penetapan dan Analisis Isu .................................................. 21

BAB III CAPAIAN AKTUALISASI


3.1 Kendala dan Antisipasi .......................................................................... 43

3.2 Hasil Aktualisasi .................................................................................... 46

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 64
4.1 Saran ....................................................................................................... 64

4.2 Rencana Tindak lanjut ........................................................................... 65


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

V
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Sumber Daya Manusia .............................................................. 9


Tabel 2.2 Identifikasi Isu .................................................................................... 21
Tabel 2.3 Bobot Penilaian AKPK ...................................................................... 24
Tabel 2.4 Analisis Isu Berdasarkan AKPK ........................................................ 24
Tabel 2.5 Analisis Isu Berdasarkan USG ........................................................... 25
Tabel 3.1 Kendala dan Antisipasi ............................................................................ 43
Tabel 3.2 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan .............................................................. 46
Tabel 3.3 Hasil pelaksanaan Aktualisasi .................................................................. 47

VI
DAFTAR GAMBAR

Gamabr 2.1. Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi


Sulawesi Tenggara ......................................................................... 5
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Bahteramas .................. 7
Gambar 3.1 Mempersiapkan Bahan Kosultasi ......................................................... 48

Gambar 3.2 Konsultasi dengan Pimpinan ................................................................ 49

Gambar 3.3 Lmbar Persetujuan Melaksanakan Aktualisasi ..................................... 49

Gambar 3.4 Menyiapkan Bahan Sosialisasi ............................................................. 52

Gambar 3.5 Melaksanakan Sosialisasi terkait Komunikasi Teraupetik ................... 53

Gambar 3.6 Melaporkan Hasil Sosialisasi kepada Pimpinan ................................... 54

Gambar 3.7 Melakukan Konsultasi terkait kesepakatan .......................................... 56

Gambar 3.8 Membuat Kesepakatan dengan Rekan Sejawat .................................... 57

Gambar 3.9 Surat Pernyataan Bersama .................................................................... 57

Gambar 3.10 Penanadatanganan Surat Keputusan Bersama .................................... 58

Gambar 3.11 Melaksanakan Komunikasi Teraupetik .............................................. 60

Gambar 3.12 Memonitoring dan Evaluasi dengan Lembar Ceklis .......................... 61

Gambar 3.13 Melaporkan Hasil Evaluasi................................................................. 62

VII
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan (UU
No. 5 Tahun 2014 tentang ASN).
Pegawai ASN memiliki peranan dalam menentukan prakondisi untuk mewujudkan
visi negara sebagaimana tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia, untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan Pegawai ASN yang
profesional yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu
melakasankan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.
Langkah strategis yang diterapkan pemerintah dalam hal peningkatan kualitas dan
pembetukan karakter bagi calon-calon ASN yang profesional adalah dengan diadakannya
Pelatihan Dasar CPNS yang di singkat Latsar CPNS. Dalam Peraturan Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2018 tercantum aturan
mengenai pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil yang menerapkan metode baru.
Dengan adanya Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar pola baru ini diharapkan
dapat membentuk kader ASN berkualitas yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar ASN
yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi yang disingkat ANEKA. Nilai-nilai dasar tersebut adalah modal penting bagi
seluruh ASN tidak terkecuali ASN dibidang kesehatan dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya demi terwujudnya sistem pelayanan publik di bidang kesehatan yang
terintegrasi, profesional, dan berkomitmen terhadap mutu. ASN dibidang kesehatan dapat
meliputi doter, perawat, bidan, analis keshatan dan lain-lain.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat (KEPMENKES RI No. 340/MENKES/PER/III/2010).
Rumah sakit melakukan beberapa jenis pelayanan diantaranya pelayanan medik,
pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan
peningkatan kesehatan dan lain-lain.

1
Perawat adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan (UU kesehatan No. 23 tahun 1992). ASN Perawat adalah
Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan keperawatan pada
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (rumah sakit/ puskesmas) baik secara mandiri maupun
bekerjasama dengan anggota kesehatan lainnya. Pelayanan keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual
komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik
sehat maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia.
Salah satu tugas dan fungsi perawat berdasarkan PERMENPAN RB Nomor 35
Tahun 2019 adalah melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi terencanakan yang terjadi antara
perawat dan klien secara langsung atau tatap muka dengan tujuan untuk menyelesaikan
masalah dan membantu proses penyembuhan klien (Depkes RI, 1997; Indrawati, 2003).
Asuhan keperawatan yang akan dilaksanakan kepada pasien akan efektif apabila
komunikasi terapeutik terjalin dengan baik. Pada saat perawat melaksanakan asuhan
keperawatan sering sekali perawat lupa melakukan langkah-langkah komunikasi
terapeutik seperti memperkenalkan diri, menjelaskan diangnosa dan tindakan yang akan
dilakukan kepada klien serta manfaat dari tindakan yang akan dilakukan sehingga tidak
ada keterbukaan antara pasien dan perawat yang bisa menimbulkan rasa saling tidak
percaya antara perawat dan klien, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas
layanan yang dirasakan oleh klien.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto, 1994).
Di era new normal seperti sekarang ini, dimana wabah Covid-19 terus
meningkat, komunikasi terapeutik sangat penting dilakukan perawat agar terjalin
hubungan keterbukaan antara perawat dan klien terkait keluhan yang dialami klien
karena banyak kasus Covid-19 yang dialami petugas kesehatan termasuk perawat
disebabkan oleh tidak terbukanya klien terhadap keluhan yang dialaminya.
Berdasarkan pengalaman penulis selama masa percobaan sebagai CPNS yang
ditempatkan di ruang Isolasi RSU Bahteramas selama kurang lebih 2 tahun, penulis

2
melihat langkah-langkah komunikasi terapeutik (memperkenalkan diri, menjelaskan
diagnosa dan tindakan yang akan dilakukan serta manfaat dari tindakan) dalam
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien sering dilupakan, sehingga sangat
berpengaruh terhadap efektifitas tindakan yang akan dilakukan dan berpengaruh terhadap
tingkat kepuasan klien terhadap pelayanan yang diberikan. Atas dasar inilah peserta
tertarik menyusun laporan aktualisasi “Optimalisasi pelaksanaan komunikasi terapeutik
oleh perawat dalam melakukan asuhan keperawatan di ruang Isolasi RSU
Bahteramas”. Tentunya penulis mengharapkan setelah diadakannya aktualisasi,
komunikasi terapeutik benar-benar dapat dioptimalkan dalam setiap pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai dasar ASN, yakni Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam melakukan
kegiatan pelayanan publik sesuai dengan tugas dan fungsi perawat.
2. Tujuan Khusus
Optimalnya pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat dalam melakukan
asuhan keperawatan di ruang Isolasi RSU Bahteramas guna meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan.

1.3 Manfaat
1. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, membentuk sikap dan pelilaku
sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan pelayanan publik
berdasarkan tugas dan fungsi sebagai seorang perawat.
2. Bagi Unit Kerja
Menguatkan visi dan misi rumah sakit sehingga dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang prima kepada semua lapisan masyarakat secara cepat, bermutu dengan
dilandasi etika profesi dan ketulusan hati dengan cara mengoptimalkan pelaksanaan
komunikasi terapeutik oleh perawat dalam melakukan asuhan keperawatan di ruang
isolasi RSU Bahteramas.

3
3. Bagi Masyarakat
Sebagai penerima layanan akan terintegrasi asuhan keperawatan secara
profesional oleh perawat sehingga meningkatkan tingkat kepuasan masyarakat
terhadap kualitas layanan yang diperoleh.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi ini adalah menerapkan nilai-nilai
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA)
dalam upaya meningkatkan kualitas layanan publik melalui pengoptimalisasian
pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
di ruang Isolasi RSU Bahteramas.

1.5 Waktu dan Tempat


Kegiatan aktualisasi akan dilakukan mulai tanggal 8 Mei 2021 sampai dengan 14
Juni 2021 bertempat di ruang Isolasi Rumah Sakit Umum Bahteramas.

4
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI - NILAI DASAR,


KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU

2.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Bahteramas


2.1.1. Kedudukan Rumah Sakit Umum bahteramas
Sejak tanggal 21 November 2012 Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara
pindah lokasi dari di Jalan Dr.Ratulangi No. 151 Kelurahan Kemaraya Kecamatan
Mandonga ke Jalan Kapt. Pierre Tendean No. 50 Baruga, dan bernama RSUD
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara dengan luas lahan 17 Ha, memiliki 17 Bangunan fisik, yang sampai saat
ini masih terus menerus di tambah sesuai dengan master plan pembangunan rumah
sakit. Luas seluruh bangunan adalah 22.577,38 m2, dan halaman parkir seluas ±
1.500 m2.

Gambar 2.1 Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas

Secara geografis, wilayah kerja Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas berada
pada posisi sebagai berikut :
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kantor Pengadilan Agama
b) Sebelah Timur berbatasan dengan Balai Pertanian Prov. Sultra
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan perumahan penduduk
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kantor Polsek Baruga

5
2.1.2. Visi dan Misi RSUD Bahteramas
1. Visi
Rumah Sakit Rujukan Pilihan di Indonesia Timur Tahun 2023
2. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu yang
mengutamakan keselamatan pasien
2) Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berkualitas
dan berdaya saing
3) Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit berbasis teknologi
terkini
4) Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan kesejahteraan pegawai
5) Mewujudkan suasana rumah sakit yang asri, nyaman, komuikatif dan
informatif
2.1.3. Nilai - Nilai Organisasi
1. Empati terhadap pasien
Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi pasien. Untuk itu
setiap pegawai RSU Provinsi Sulawesi Tenggara dalam menangani pasien harus
bertekad bahwa: “keselamatan, kesembuhan dan kepuasan pasien adalah
kebahagiaan kami”.
2. Keterbukaan dan Transparansi
Dengan keterbukaan diharapkan pemberian informasi secara terbuka
serta membuka diri pula terhadap kritik. Kritik harus dilihat sebagai suatu
partisipasi untuk perbaikan. Selain itu perlu adanya transparansi yaitu
diketahuinya oleh banyak pihak (yang berkepentingan) mengenai perumusan
kebijaksanaan yang sudah ditetapkan.
3. Akuntabilitas
Dengan akuntabilitas diharapkan kewajiban untuk memberikan
pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berwenang meminta pertanggung jawaban.
4. Azas Kekeluargaan
Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik daripada bekerja sendiri-
sendiri apalagi dalam bekerjasama berdasarkan persahabatan yang saling

6
menghormati serta saling menghargai. Dengan azas kekeluargaan juga
diharapkan agar dalam berinteraksi senantiasa berprilaku santun, rendah hati,
serta memberikan kesejukan bagi orang lain.
5. Bermental Pemenang (Play To Win)
Seluruh karyawan Rumah Sakit harus bermental pemenang. Tidak ada
hal yang tidak dapat diperbaiki, oleh karena itu hari ini harus lebih baik dari
kemarin dan hari besok harus lebih baik dari hari ini.
6. Berjiwa entrepreneur
Semua unsur-unsur pimpinan RSU Provinsi Sulawesi Tenggara harus
berjiwa entrepreneurs yaitu rela mengotori tangan, tahu memberikan
pendelegasian, tapi sering turun langsung kebawah.
2.1.4. Struktur Organisasi

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas

2.1.5. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


Tugas pokok dan Fungsi Organisasi
Tugas pokok dan fungsi RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara, mengacu pada Perda
No. 5 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara adalah melaksanakan upaya
kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan
penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya
peningkatatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan.

7
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai fungsi, yaitu:
a. Menyelenggarakan pelayanan medik
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik
c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
e. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan
f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, dan
g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan

2.1.6. Uraian Tugas Perawat Terampil

Berdasarkan Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019 pasal 8 tentang uraian tugas


perawat terampil yang dapat menjadi pedoman bagi Perawat Terampil Berstatus
ASN adalah sebagai berikut :
1) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu.
2) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.
3) Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
melakukan upaya promotif.
4) Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung fisik pada pasien
untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif.
5) Memberikan oksigenasi sederhana.
6) Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/
kritikal.
7) Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas risiko
penularan infeksi.
8) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area medikal
bedah.
9) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area anak.
10) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area maternitas.
11) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area komunitas.
12) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa.
13) Melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik.

8
14) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan
pada tahap pre/ intra/ post operasi.
15) Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan paliatif.
16) Memberikan dukungan/ fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/
berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan.
17) Melakukan perawatan luka.
18) Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan

2.1.7. Data-Data Sumber Daya yang Dimiliki Unit Kerja


Tabel 2.1 Data Sumber Daya Manusia

NO Unit Kerja Jumlah (Orang)


Staf Medik Fungsional: Dokter Spesialis +
1 67
Dokter Umum + Dokter Gigi
2 Keperawatan dan Kebidanan 457
3 Farmasi 57
4 Laboratorium 25
5 Radiologi 17
6 Gizi 51
7 Binatu 15
8 Pemulasaran Jenazah 7
9 Rehabilitasi Medik 10
10 CSSD 10
11 Rekam Medik 47
12 IPSRS 19
13 Sanitasi 7
14 Gas Medik 4
15 PA 1
16 Manajemen 165

2.2 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN


Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya

9
sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di tanamkan kepada setiap PNS
maka perlu di ketahui indikator-indikator dari kelima kata tersebut, yaitu:

2.2.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Adapun indikator dari
nilai akuntabilitas adalah:
1. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.
2. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/ institusi.
3. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab
juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda maupun orang.
6. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan
melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

10
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus
disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang
dimiliki.
8. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
9. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapainya tujuan akhir (LAN, 2015).

2.2.2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit (chauvinisme) adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa (LAN, 2015).
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu :
1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.

11
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.

2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap


1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.

3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia


1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
12
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/ perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

5. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia


1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
13
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.

2.2.3. Etika Publik


Etika publik yaitu pembelian pelayanan kepada masyarakat. Seorang PNS
harus mampu memberi pelayanan yang ramah selama menjalankan tugasnya.Etika
publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan dipraktikan dalam wujud keprihatinan dan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Etika publik menjadi penuntun
perilaku yang mendasar, norma etika sangat menentukan perumusan kebijakan
maupun pola tindakan yang ada dalam organisasi publik. Aspek etika publik antara
lain :
1. Kebersamaan: dapat diartikan bagaimana individu menciptakan rasa
kebersamaan untuk menjalankan pelayanan kepada pelanggan.
2. Empati: dapat diartikan bagaimana individu memberikan rasa empati kepada
pelanggan tentang masalah/ kesulitan yang dihadapi.
3. Kepedulian: dapat diartikan bagaimana individu peduli terhadap kesulitan
pelnggan dan mencoba mencari solusinya.
4. Kedewasaan: dapat diartikan bagaimana individu berpilaku dewasa sesuai
tugas/ tupoksinya.
5. Orientasi organisasi: dapat diartikan bagaimana individu memperhatikan
orientasi dalam berperilaku kepada pelanggan.
14
6. Respek: dapat diartikan bagaimana individu berperilaku sopan dan santun saat
memberikan pelayanan.
7. Kebajikan: dapat diartikan bagaimana individu berberilaku baik sesuai dengan
norma yang berlaku saat melayani pelanggan.
8. Integritas: dapat diartikan bagaimana kesesuaian perkataan dan perbuatan
individu.
9. Inovatif: dapat diartikan bagaimana individu berinovasi dalam memberikan
pelayanan.
10. Keunggulan: dapat diartikan bagaimana individu memiliki keunggulan
tersendiri ketika memberikan pelayanan.
11. Keluwesan: dapat diartikan bagaimana individu berperilaku luwes saat
melayani.
12. Kearifan: dapat diartikan bagaimana individu bijaksana sesuai dengan situasi
dan kondisi saat melayani.

2.2.4. Komitmen Mutu


Komitmen mutu yaitu sikap menjaga efektivitas dan efisiensi mutu. Ada enam
indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Orientasi mutu: orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan
menjadi puas dalam pelayanan.
2. Efektif dan efisien: efektif dapat diartikan sejauh mana dapat mencapai tujuan
yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba dikerjakan.
Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target
(rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu, dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
Sedangkan efisien dapat diartikan jumlah sumber daya yang digunakan untuk
mencapai tujuan. Efisiensi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia untuk mencapai tujuan.
3. Inovasi: Inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan hasil pemikiran
baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik

15
yang berbeda dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4. Adaptasi: dapat diartikan bagaimana pegawai mengadaptasi dari program atau
organisasi lain untuk optimalisasi mutu organisasinya.
5. Pelayanan sepenuh hati: dapat diartikan bagaimana pegawai memberikan
pelayanan sepenuh hati kepada pelanggan.
6. Perbaikan berkelanjutan: dapat diartikan bagaimana pegawai/ organisasi
melakukan suatu perbaikan setelah melihat situasi dan kondisi yang ada di unit
kerjanya.

2.2.5. Anti Korupsi


Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara
langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian
keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam
jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi. Nilai-nilai dasar anti
korupsi meliputi:

1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan
integritas diri seseorang.Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa
menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur
dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain,
sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak
mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial
tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar
tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk
membantu sesama.

16
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja
secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip
kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan
terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang
mudah.

5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baikakan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini
maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya optimalisasi kualitas hasil kerjanya
demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan
daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan
sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan
keringat.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya
dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-
lebihan.Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan
utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.Ia sadar
bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu

17
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani
berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman
sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak
kepada hal-hal yang menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untukmendapatkan lebih
dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia
juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya.

2.2.6. Manajemen ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai PNS
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
a) Kepastian hukum;
b) profesionalitas;
c) proporsionalitas;
d) keterpaduan;
e) delegasi;
f) netralitas;
g) akuntabilitas;
h) efektif dan efisien;
i) keterbukaan;

18
j) non diskriminatif;
k) persatuan;
l) kesetaraan;
m) keadilan;
n) kesejahteraan.

2.2.7. Whole Of Government


Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori
hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
a) Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1. penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan
dampak;
2. dialog atau pertukaran informasi;
3. Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara.
b) Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1. Joint working, atau kolaborasi sementara;
2. Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada
pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
3. Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai
mekanisme integratif.
c) Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1. Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu
besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
2. Union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak;
3. Merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru (LAN, 2017).

2.2.8. Pelayanan Publik


Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah

19
dan dilingkungan BUMN/ BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima adalah:

a) Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi hasilnya.
b) Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut
c) Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan
jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan
layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d) Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan
antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan
identitas warga negara.
e) Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
f) Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan

20
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.
g) Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau
oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau
dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h) Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan
tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada
masyarakat luas melalui media publik.
i) Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

2.3 Identifikasi Penetapan dan Analisis Isu


2.3.1 Identifikasi dan Penetapan Isu
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan
identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis selama bertugas di
Isolasi RSU Bahteramas. Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah
mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan
penulis. Dari hasil identifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu yang layak dan
dijadikan rancangan aktualisasi.
Tabel 2.2
Identifikasi isu terkait kondisi saat ini dan
kondisi yang diharapkan

Kondisi
NO Uraian tugas Kondisi saat ini Identifikasi isu
diharapkan
1. Memantau Timbang terima Timbang terima Belum optimalnya
perkembangan keadaan pasien keadaan pasien timbang terima

21
pasien sesuai dan berkas rekam dan berkas rekam keadaan pasien dan
dengan medis pasien di medis pasien di berkas rekam medis
kondisinya ruang Isolasi RSU ruang Isolasi RSU pasien di ruang
(melakukan Bahteramas masih Bahteramas Isolasi RSU
pemeriksaan rendah meningkat Bahteramas
fisik, mengamati
keadaan pasien)
pada individu
dalam rangka
upaya preventif;
2. Melakukan Perawat tidak Perawat Belum optimalnya
komunikasi melakukan melakukan komunikasi
terapeutik dalam komunikasi komunikasi terapeutik oleh
pemberian terapeutik kepada terapeutik kepada perawat dalam
asuhan pasien (perkenalan pasien (perkenalan pemberian asuhan
keperawatan; diri, jelaskan diri, jelaskan keperawatan di ruang
penyakit, tindakan penyakit, tindakan Isolasi RSU
yang akan yang akan Bahteramas
dilakukan dan dilakukan dan
manfaat tindakan) manfaat tindakan)
3 Melakukan Pencatatan Pencatatan Belum optimalnya
dokumentasi tindakan tindakan pencatatan tindakan
pelaksanaan keperawatan pada keperawatan keprawatan pada
tidakan berkas rekam pada berkas berkas rekam medis
keperawatan medis pasien rekam medis pasien di ruang
tidak lengkap pasien lengkap Isolasi RSU
Bahteramas
4 Memfasilitasi Pelepasan APD Pelepasan APD Belum optimalnya
penggunaan alat-
tidak dilakukan dilakukan sesuai pelepasan Alat
alat
pengamanan/ sesuai SOP SOP Pelindung Diri
pelindung fisik
(APD) diruang
pada pasien
untuk mencegah Isolasi RSU
resiko cedera
Bahteramas
pada individu
22
dalam rangka
upaya preventif.

5 Melaksanakan Keluarga pasien Rendahnya


edukasi tentang
tidak paham pemahaman keluarga
perilaku hidup
bersih dan sehat pasien terhadap
dalam rangka
aturan ruangan
melakukan
upaya promotif Isolasi RSU
Bahteramas

Berdasarkan pengalaman penulis sebagai CPNS dalam melakukan tugas selama


kurang lebih 2 tahun di RSU Bahteramas, penulis menemukan tiga isu berdasarkan
kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan, setelah melakukan konsultasi kepada
mentor melalui media komunikasi selama penulis mengikuti Latihan Dasar maka
ditetapkan satu isu prioritas yang telah mendapatkan persetujuan oleh pimpinan,
adapun isu tersebut yaitu “Belum optimalnya komunikasi terapeutik oleh perawat
dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien di ruang Isolasi RSU
Bahteramas” yang mana hal ini dapat mengurangi efektifitas asuhan keperawatan
yang akan kita lakukan berdasarkan keluhan pasien karena kurangnya komunikasi
dan keterbukaan antara perawat dan pasien sehingga secara tidak langsung akan
menurunkan kualitas pelayanan dan menurunkan citra perawat dimata pasien atau
masyarakat.
Adapun teknik analisis yang penulis gunakan untuk menetapkan satu isu
prioritas yaitu dengan menggunakan metode analisa AKPK. Dimana metode analisis
ini digunakan untuk menentukan tingkat Aktualitas, Kekhalayakan, Problematik dan
Kelayakannya, dan selanjutnya menentukan skala nilai 1-5. Isu yang memiliki total
skor tertinggi setelah perengkingan merupakan Isu prioritas.
a. Aktual: benar-benar terjadi, sedang hangat di bicarakan di masyarakat
b. Kekhalayakan: isu menyakut hajat hidup orang banyak
c. Problematik: isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu
dicarikan solusinya sesegera mungkin
d. Kelayakan: masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalah.

23
Penilaian isu menggunakan alat analisis AKPK menggunakan bobot penilaian
sebagai berikut:
Tabel 2.3 Bobot Penilaian AKPK
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

Dari kriteria yang telah dijelaskan diatas maka isu-isu tersebut dapat dianalisis
sebagai berikut:
Table 2.4 Analisis Isu Berdasarkan AKPK

No. ISU Kriteria Skor Total Rengking


TERIDENTIFIKASI A K P K Skor
Belum optimalnya timbang
terima keadaan pasien dan
1. berkas rekam medis pasien 5 4 4 4 17 II
di ruang Isolasi RSU
Bahteramas
Belum optimalnya
komunikasi terapeutik oleh
perawat dalam pemberian
2. 5 4 5 4 18 I
asuhan keperawatan kepada
pasien di ruang Isolasi RSU
Bahteramas
Belum optimalnya
3. pencatatan tindakan
keperawatan pada berkas
rekam medis pasien di 4 4 4 4 16 III
ruang Isolasi RSU
Bahteramas
4. Belum optimalnya
pelepasan Alat Pelindung
Diri (APD) diruang Isolasi 4 4 3 3 14 V
RSU Bahteramas
5. Rendahnya Pengetahuan
keluarga pasien terhadap
aturan ruangan Isolasi RSU 4 3 4 4 15 IV
Bahteramas

24
Dari hasil penapisan tersebut, didapatkan sebanyak 3 isu kritis yaitu:

1. Belum optimalnya timbang terima keadaan pasien dan berkas rekam medis
pasien diruang isolasi RSU Bahteramas.
2. Belum optimalnya komunikasi Terapeutik oleh perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien diruang isolasi RSU Bahteramas.
3. Belum optimalnya pencatatan tindakan keperawatan pada berkas rekam medis
diruang isolasi RSU Bahteramas.
Dalam proses penetapan isu yang berkualitas dan aktual, sebaiknya
menggunakan kemampuan berpikir kritis yang ditandai dengan penggunaan alat
bantu penetapan prioritas isu. Salah satu alat bantu penetapan prioritas isu adalah
menggunakan kriteria USG (Urgency, Seriousness, Growth), seperti tabel berikut:
Tabel 2.5 Analisis Isu Berdasarkan USG
Parameter
No Identifikasi isu Total Peringkat
U S G
Belum optimalnya timbang
terima keadaan pasien dan
1 4 5 5 14 II
berkas rekam medis pasien di
ruang Isolasi RSU Bahteramas
Belum optimalnya komunikasi
terapeutik oleh perawat dalam
2 pemberian asuhan keperawatan 5 5 5 15 I
kepada pasien di ruang Isolasi
RSU Bahteramas
Belum optimalnya pencatatan
tindakan keperawatan pada
3 4 4 5 13 III
berkas rekam medis pasien di
ruang Isolasi RSU Bahteramas

Keterangan :
U (Urgency) : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindak lanjuti.
S (Seriousness) : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan.
25
G (Growth) : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Skala Likert 1-5 : 5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 =
sangat kecil
Isu-isu yang telah diidentifikasi dan dianalisis dengan metode AKPK dan USG
kemudian ditetapkan yang akan diangkat menjadi isu utama. Berdasarkan prioritas
penilaian yang ada dalam metode USG, maka diperoleh satu isu yaitu “Belum
optimalnya komunikasi terapeutik oleh perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan diruang isolasi RSU Bahteramas” dan selanjutnya akan menjadi dasar
dari kegiatan untuk menyelesaikan isu tersebut yang akan dilakukan selama
habituasi dan dihubungkan dengan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA).

2.3.2 Analisis Dampak Isu


a. Isu terselesaikan
Meningkatnya pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas.
b. Isu tidak terselesaikan
1) Mengurangi kepercayaan pasien terhadap perawat, hal ini akan
mengurangi efektifitas asuhan keperawatan yang akan dilakukan
kepada pasien yang secara tidak langsung akan menurunkan kualitas
layanan secara umum di RSU Bahteramas.
2) Terhambatnya pencapaian Visi dan Misi RSU Bahteramas.

2.3.3 Gagasan Kreatif/ Terpilih sebagai Pemecahan Isu

Unit kerja : RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara


Identifikasi Isu : Belum optimalnya pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh
perawat dalam melakukan asuhan keperawatan diruang
Isolasi;
Isu yang diangkat : Optimalisasi pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh
perawat dalam melakukan asuhan keperawatan di ruang
Isolasi;
Tujuan gagasan : Optimalnya pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat
pemecahan isu dalam melakukan asuhan keperawatan di ruang Isolasi;
26
Kegiatan-kegiatan : 1. Menggalang dukungan
2. Melakukan sosialisasi tentang pentingnya komunikasi
terapeutik dan langkah-langkah komunikasi terapeutik
3. Menggalang komitmen bersama terkait pelaksanaan
komunikasi terapeutik dalam memberi asuhan
keperawatan
4. Mengimplementasikan komunikasi terapeutik dalam
melakukan asuhan keperawatan

27
BAB III

CAPAIAN AKTUALISASI

1.1 Kendala dan Antisipasi


Tabel 3.1 Kendala dan Antisipasi

Kagiatan dan
NO KENDALA ANTISIPASI
Tahapan Kegiatan
1 Mengggalang dukungan
1) Menyiapkan bahan
konsultasi kepada
mentor Tidak ada Tidak ada

2) Melakukan
konsultasi kepada Tidak Ada Tidak Ada
mentor

3) Melakukan
pencatatan dari Tidak ada Tidak ada
hasil konsultasi
2 Melakukan sosialisasi tentang pentingnya komunikasi terapeutik

1) Menyiapkan
bahan sosialisasi
dan waktu Tidak Ada Tidak Ada
pelaksanaan serta
tempat sosialisasi
2) Melakasanakan
sosialisasi tentang
komunikasi Tidak ada Tidak ada

terapeutik

28
3) Melaporkan hasil
kegiatan
sosialisasi kepada Tidak ada Tidak ada
mentor

3 Menggalang komitmen bersama terkait pelaksanaan komunikasi terapeutik


dalam memberi asuhan keperawatan

1) Melakukan
konsultasi dengan
mentor terkait
komitmen yang Tidak Ada Tidak Ada

akan disepakati

2) Membuat
kesepakatan dengan
rekan sejawat Tidak ada Tidak ada

3) Membuat surat
pernyataan
komitmen bersama Tidak Ada Tidak Ada

4) Penandatanganan
surat keputusan
komitmen bersama
Tidak Ada Tidak Ada

29
4 Mengimplementasikan komunikasi terapeutik dalam memberi asuhan
44

keperawatan
1) Melakukan
komunikasi
terapeutik setiap
melakukan Tidak ada Tidak ada

asuhan
keperawatan

2) Memonitoring
dan mengevaluasi
pelaksanaan
komunikasi Tidak ada Tidak ada
terapeutik dalam
memberi asuhan

3) Melaporkan hasil
monitoring dan
evaluasi kepada Tidak ada Tidak ada

mentor

30
1.2 Hasil Aktualisasi
1. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 3.2 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

NO URAIAN WAKTU OUTPUT/ HASIL KETERANGAN


KEGIATAN PELAKSAAN

1 Menggalang 8 - 28 Mei Surat persetujuan Waktu


dukungan 2021 pelaksanaan kegiatan pelaksanaan
mundur

2 Melakukan 29 Mei - 4 Juni Teman sejawat bersedia Terlaksana sesuai


sosialisasi 2021 mengikuti sosialisasi rancangan
tentang
pentingnya
komunikasi
terapeutik

3 Menggalang 4 - 10 Juni 2021 Terdapat Lembar Terlaksana


komitmen bersama komitmen bersama sesuai
terkait pelaksanaan yang disetujui oleh rancangan
komunikasi rekan sejawat dan
terapeutik dalam kepala ruangan
memberi asuhan
keperawatan
4 Mengimplementas 6 - 14 Juni 2021 Implementasi terlaksana Terselesaikan
ikan komunikasi selama aktualisasi tepat waktu
terapeutik dalam
melakukan asuhan
keperawatan

31
2. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 3.3. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi

Kegiatan 1

Judul Kegiatan 1 Menggalang dukungan

Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 8 - 28 Mei 2021


Daftar Lampiran Bukti 1. Foto-foto kegiatan
Kegiatan/ Evidance 2. Lembar persetujuan

Uraian Kegiatan yang dilakukan


Deskripsi Kegiatan:
Kegiatan aktualisasi pelatihan dasar CPNS ini dimulai dengan menggalang dukungan.
Dukungan yang dimaksud ini adalah dukungan dari pimpinan yang juga selaku mentor
pada proses aktualisasi. Dimulai dari mempersiapkan materi-materi atau bahan-bahan
yang akan dikonsultasikan, kemudian melakukan konsultasi kepada kepala ruangan
juga selaku mentor, kemudian pada akhir kegiatan pertama ini peserta mendapat hasil
atau dukungan untuk melaksanakan aktualisasi.

32
1. Mempersiapkan bahan konsultasi

Gambar 3.1. Mempersiapkan bahan konsultasi


a. Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sebelum konsultasi dengan
mentor merupakan bentuk tanggung jawab peserta (nilai akuntabilitas)
b. Dalam berkonsultasi peserta menggunakan bahasa yang sopan (Nilai
Nasionalisme)
c. Saat berkonsultasi peserta berperilaku sopan dan santun (Nilai Etika
Publik)
d. Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sebelum konsultasi dengan
mentor (Nilai komitmen mutu)
e. Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sebelum konsultasi dengan
mentor adalah bentuk kemandirian peserta (Nilai Anti Korupsi)

33
2. Melakukan konsultasi dengan pimpian

Gambar 3.2 Konsultasi dengan pimpinan terkait


pelaksanaan kegiatan
a. Saat berkonsultasi dengan mentor peserta menggunakan bahasa yang santun
(Nilai Nasionalime)
b. Saat berkonsultasi dengan mentor, saya berperilaku sopan (Nilai Etika Publik)
c. Melakukan sosialisasi kepada mentor merupakan tanggung jawab sebagai
perancang aktualisasi (Nilai Akuntabilitas)
d. Konsultasi dengan mentor terkait penerapan komunikasi terapeutik demi
perbaikan kualitas layanan (nilai komitmen mutu)
e. Konsultasi dengan mentor harus sesuai waktu perjanjian atau disiplin (nilai anti
korupsi)

3. Melakukan pencatatan dari hasil konsultasi berupa persetujuan

Gambar 3.3 Lembar persetujuan melaksanakan sosialisasi

34
a. Pencatatan hasil konsultasi dan menghargai masukan dari mentor
(Nilai Etika)
b. Pencatatan hasil konsultasi dan menerima masukkan demi
terlaksananya aktualisasi dan tujuan yang akan dicapai (nilai
komitmen mutu)
c. Dalam melakukan pencatatan peserta menunjukkan sikap integritas
(nilai akuntabilitas)
d. Pencatatan hasil konsultasi santun terhadap mentor (nilai
nasionalisme)
Disiplin waktu dalam pencatatan dan pengumpulan hasil konsultasi
(nilai anti korupsi)
Whole of Goverment
Dengan menggalang dukungan dari mentor sekaligus pimpinan di ruangan
kegiatan maka terjadi koordinasi antara saya dan pimpinan dalam
melaksanakan kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan dalam lingkup
wilayah kerja ruangan isolasi RSU Bahteramas.

Kontribusi terhadap visi, misi dan nilai organisasi


Kegiatan menggalang dukungan untuk mencapai kesepakatan bersama untuk
menerapkan komunikasi terapeutik demi terwujudnya pelayanan yang
berkualitas sesuai dengan visi RSU Bahteramas sebagai Rumah Sakit
rujukan pilihan di indonesia timur tahun 2023. Kegiatan ini mendukung
Misi RSU Bahteramas yaitu: Menyelenggarakan pelayanan kesehatan
paripurna dan bermutu yang mengutamakan keselamatan pasien
Analisis Dampak
1) Dampak positif
Melakukan konsultasi kepada pimpinan yang dilandasi nilai-nilai dasar
ANEKA, dan WOG, akan membuat proses pelaksanaan aktualisasi dapat
berjalan dengan baik. Sesi konsultasi ini juga memberikan masukkan
kepada peserta latsar sehingga dapat mengoptimalkan pelaksanaan

35
aktualisasi.
2) Dampak negatif
Sasaran dan tujuan dari pelaksanaan aktualisasi yang tidak terarah dengan
baik, yang disebabkan tidak berjalannya komunikasi kepada pimpinan. Hal
ini akan berdampak pada mutu pelayanan yang tidak optimal.

36
Kegiatan 2

Judul Kegiatan 2 Melakukan sosialisasi tentang pentingnya


komunikasi terapeutik

Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 29 Mei - 4 Juni 2021


Daftar Lampiran Bukti 1. Foto dokumentasi
Kegiatan/ Evidance

Uraian Kegiatan yang dilakukan


Deskripsi Kegiatan:
Kegiatan kali ini dimulai dengan menyiapkan bahan sosialisasi dan waktu
pelaksanaan serta tempat sosialisasi, kmudian melaksanakan sosialisasi tentang
komunikasi teraupetik yang diikuti oleh seluruh perawat di Ruangan Isolasi RSU
Bahteramas. Setelah kegiatan sosialisasi berakhir peserta melaporkan hasil sosialisasi
kepada mentor atau kepala ruangan.

1) Menyiapkan bahan sosialisasi

Gambar 3.4 Menyiapkan bahan-bahan sosialisasi

37
a. Mempersipakan daftar hadir, alat dan bahan yang dibutuhkan serta ruangan
untuk kegiatan merupakan bentuk tanggung jawab peserta (nilai
akuntabilitas)
b. Mempersiapkan daftar hadir, alat dan bahan serta ruangan dalam kegiatan
sosialisasi ini agar kegiatan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien
(Nilai Komitmen Mutu)
c. Semua bahan yang saya siapkan menggunakan bahasa yang santun (Nilai
Nasionalisme)
d. Pada saat kontrak waktu kapan dilakukannya sosialisasi, saya menghargai
keputusan teman-teman sejawat terkait kesiapan mereka (nilai etika
publik)
e. Kontrak waktu dan tempat sebelum diadakan sosialisasi agar ada kejelasan
waktu dan tempat pelaksanaan sosialisasi (nilai anti korupsi)
2) Melaksanakan sosialisasi tentang komunikasi terapeutik

Gambar 3.5 Melaksanakan sosialisasi tentang komunikasi teraupetik

a. Pada saat sosialisasi semua bahan dan sarana yang digunakan merupakan
tanggung jawab saya (nilai akuntabilitas)
b. Saat membawakan materi menggunakan bahasa yang santun (nilai
nasionalisme)
c. Saat membawakan materi berkata dengan sopan pada peserta dan tidak
merasa paling pintar (nilai etika publik)
d. Tidak menunda-nunda waktu kegiatan sosialisasi (nilai anti korupsi)

38
e. Saat sosialisasi memanfaatkan waktu se-efisien dan se-efektif mungkin
(komitmen mutu)
3) Melaporkan hasil sosialisasi kepada pimpinan

Gambar 3.6 Melaporkan hasil sosialisasi kepada pimpian/ kepala ruangan


a. Laporan hasil kegiatan merupakan tanggung jawab sebagai pelaksana
kegiatan (Nilai Akuntabilitas)
b. Saat melaporkan hasil kegiatan saya menggunakan bahasa yang
santun (Nilai Nasionalisme)
c. Saat melaporkan hasil kegiatan saya berperilaku sopan dan santun
(Nilai Etika)
d. Saat melaporkan hasil kegiatan saya menggunakan waktu se-efisien
mungkin (komitmen mutu)
e. Laporan hasil kegiatan merupakan hasil kerja keras dari peserta (anti
korupsi)
Whole of Goverment
Dengan melakukan kegiatan sosialisasi komunikasi teraupetik maka terjadi
koordinasi antara saya, rekan sejawat dan pimpinan dalam melaksanakan kegiatan
aktualisasi.
Pelayanan Publik
Sosialisasi dilaksanakan untuk membantu mengingat kembali tentang komunikasi
teraupetik yang dilaksanakan kepada pasien dalam setiap pelayanan kesehatan yang
diberikan.

39
Manajemen ASN
Dengan melakukan sosialisasi saya mempersiapkan secara sistematis, mulai dari
bahan sosialisasi, waktu dan tempat sosialisasi dan peserta sosialisai yang diikuti oleh rekan
sejawat .
Keterkaitan dengan Visi Misi Organisasi
Kegiatan sosialisasi tentang pentingnya komunikasi terapeutik memberikan
kontribusi terhadap visi RSU Bahteramas sebagai Rumah Sakit rujukan pilihan di
Indonesia timur tahun 2023. Kegiatan ini mendukung misi RSU Bahteramas yaitu:
Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berkualitas dan
berdaya saing.
Analisis Dampak
1) Dampak positif
Melakukan sosialisasi pada rekan di ruangan yang dilandasi nilai-nilai dasar
ANEKA, dan WOG, akan membuat proses pelaksanaan aktualisasi dapat
berjalan dengan baik.
2) Dampak negatif
Pelaksanaan sosialisasi tidak akan efektif dan tujuan sosialisasi tidak akan
optimal karena sumber materi sosialisasi bersifat fleksibel.

Kegiatan 3
Judul Kegiatan 3 Menggalang komitmen bersama terkait
pelaksanaan komunikasi terapeutik dalam
memberi asuhan
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 4 – 10 Juni 2021

40
Daftar Lampiran Bukti 1. Foto dokumentasi
Kegiatan/ Evidance

Uraian Kegiatan yang dilakukan


Deskripsi Kegiatan:
Kegiatan ketiga di mulai dengan melakukan konsultasi kepada mentor terkait
kesepakatan dengan teman-teman perawat di ruang isolasi terkait komunikasi
teraupetik. Kemudian membuat kesepakan dengan rekat sejawat. Kemudian
kegiatan ketiga ini diakhiri dengan penendatanganan surat pernyataan komitmen
bersama terkait pelaksanaan komunikasi teraupetik.

1) Melakukan konsultasi kepada mentor

Gambar 3.7 Melakukan konsultasi terkait kesepakatan dengan rekan sejawat


a. Konsultasi kepada mentor adalah bentuk tanggung jawab saya dalam
menyelesaikan tugas (Nilai Akuntabilitas)
b. Pada saat berkonsultasi kepada mentor, saya menggunakan bahasa yang
santun (Nilai Nasionalime)
c. Pada saat berkonsultasi kepada mentor, saya berperilaku sopan dan santun
(Nilai Etika)
d. Konsultasi kepada mentor untuk meningkatkan mutu pelayanan (komitmen
mutu)
e. Saat berkonsultasi dengan mentor saya menunjukkan sikap peduli dengan

41
peningkatan pelayanan (anti korupsi)

2) Membuat kesepakatan dengan rekan sejawat

Gambar 3.8 Membuat kesepakatan dengan rekan sejawat


a. Koordinasi dengan teman sejawat sebagai tanggung jawab (nilai
akuntabilitas)
b. Membuat surat edaran komitmen bersama untuk peningkatan mutu
pelayanan (Nilai komitmen mutu)
c. Terbuka menerima masukan teman sejawat terkait komitmen yang akan
dilakukan (nilai etika)
d. Hormat-menghormati diantara rekan sejawat (nilai nasionalisme)
e. Jujur, disiplin dan peduli dalam membuat kesepakatan surat pernyataan
komitmen bersama (nilai anti korupsi)

3) Membuat surat pernyataan komitmen bersama

Gambar 3.9 Surat pernyataan komitmen bersama

42
a. Membuat surat keputusan komitmen bersama merupakan bentuk tanggung
jawab (nilai akuntabilitas)
b. Saat membuat surat keputusan komitmen bersama saya menggunakan
kalimat-kalimat yang sopan (nilai etika publik)
c. Membuat surat keputusan komitmen bersama ini merupakan langkah awal
bersama untuk peningkatan mutu layanan (nilai komitmen mutu)
d. Pembuatan surat keputusan komitmen bersama merupakan bentuk
kerjasama dalam mencapai tujuan peningkatan mutu pelayanan (nilai
nasionalisme)
e. Peduli dan adil adalah hal yang melandasi pembuatan surat komitmen
bersama (nilai anti korupsi)

4) Penandatanganan surat keputusan komitmen bersama

Gambar 3.10 Penandatanganan surat keputusan komitmen bersama


a. Penandatanganan surat keputusan komitmen bersama merupakan bentuk
tanggung jawab (nilai akuntabilitas)
b. Saat meminta tanda tangan rekan-rekan sejawat saya berperilaku sopan
c. Penandatanganan surat ini merupakan komitmen bersama untuk
meningkatkan mutu pelayanan (nilai komitmen mutu)
d. Penandatanganan surat keputusan komitmen bersama merupakan bentuk

43
kerjasama dalam mencapai tujuan peningkatan mutu pelayanan (nilai
nasionalisme)
e. Peduli dan adil adalah hal yang melandasi penandatanganan surat
keputusan komitmen bersama (nilai anti korupsi)
Whole of Goverment
Dengan melakukan kesepakatan bersama terjadi koordinasi dan komitmen dari
pimpinan, peserta latsar dan rekan-rekan sejawat.

Manajemen ASN
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan bersama-sama rekan sejawat dan dilaksanakan
sesuai prosedur yang brlaku

Keterkaitan dengan Visi dan Misi organisasi


Melaksanakan komunikasi terapeutik dalam setiap melukukan asuhan keperawatan
berkontribusi dalam penguatan visi RSU Bahteramas sebagai Rumah Sakit rujukan
pilihan di indonesia timur tahun 2023. Kegiatan ini mendukung misi RSU
Bahteramas yaitu, Sumber daya manusia yang berkompeten, profesional dan
berpengalaman

Analisis Dampak
1) Dampak positif
Melakukan aktualisasi dengan beroordinasi dengan rekan sejawat di ruangan
yang dilandasi nilai-nilai dasar ANEKA, dan WOG, akan membuat proses
pelaksanaan aktualisasi dapat berjalan dengan baik.
2) Dampak negatif
Komitmen kurang efektif dikarenakan keadaan darurat di ruangan yang tidak bisa
diprediksi

44
Kegiatan 4
Judul Kegiatan 4 Mengimplementasikan komunikasi
terapeutik dalam memberi asuhan
keperawatan
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 6 -14 Juni 2021
Daftar Lampiran Bukti 1. Foto- foto kegiatan
Kegiatan/ Evidance

Uraian Kegiatan yang dilakukan


Deskripsi Kegiatan:
Kegiatan terakhir dari aktualisasi ini adalah mengimplementasikan komunikasi
teraupetik. Yang dimulai dengan setiap melaksanakan asuhan keperawatan selalu
melaksanakan komunikasi teraupetik. Kemudian memonitoring perawat yang
melaksanakan komunikasi teraupetik melalui lembar checklist. Kemudian
melaporkan hasil monitoring kepada mentor/ kepala ruangan.
1) Melakukan komunikasi terapeutik setiap melakukan asuhan keperawatan

Gambar 3.11 Melaksanakan komunikasi teraupetik sebelum memberikan asuhan


keperawatan
a. Melakukan asuhan keperawatan merupakan tanggung jawab perawat (nilai
akuntabilitas)
b. Saat melakukakan komunikasi pada pasien menggunakan bahasa yang santun

45
(nilai nasionalisme)
c. Saat melakukan komunikasi harus bersikap sopan (nilai etika publik)
d. Melakukan komunikasi terapeutik yang efektif , responsif dan efisien (nilai
komitmen mutu)
e. Peduli, sederhana dan adil dalam melakukan komunikasi terapeutik (nilai anti
korupsi

2) Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan komunikasi terapeutik dalam


memberi asuhan

Gambar 3.12 Memonitoring dan evaluasi dengan lembar cheklist


a. Monitoring dan evaluasi merupakan tanggung jawab saya kepada mentor
terkait pelaksanaan komunikasi terapeutik (nilai akuntabilitas)
b. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan secara efektif dan efisien
(nilai komitemen mutu)
c. Dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi penulis berperilaku ramah
dan sopan (nilai etika)
d. Saat memonitoring dan mengevaluasi rekan sejawat, saya bersikap jujur dan
adil sesuai dengan apa yang dilakukan oleh rekan sejawat (nilai anti
korupsi)
e. Saat memonitoring dan mengevaluasi rekan sejawat, saya bersikap amanah ,

46
peduli, tidak diskriminatif dan menghargai persamaan derajat (nilai
nasionalisme)
3) Melaporkan hasil kegiatan evaluasi kepada pimpinan

Gambar 3.13 Melaporkan hasil evaluasi


a. Membuat laporan hasil monitoring dan evaluasi merupakan bentuk tanggung
jawab kepada mentor (nilai akuntabilitas)
b. Pada saat melaporkan hasil evaluasi, penulis bersikap ramah dan sopan (Etika
Publik)
c. Membuat laporan hasil evaluasi dengan jujur dan adil (nilai anti korupsi)
d. Pelaporan hasil evaluasi mengedepankan nilai-nilai integritas, mengutamakan
kepentingan umum dan bijaksana (nilai nasionalisme)
e. Membuat laporan hasil evaluasi dengan dilandasi nilai-nilai efektif, efisien,
responsif dan bermutu (nilai komitmen mutu)
Whole of Goverment
Dalam pelaksanaan implementasi komunikasi teraupetik terdapat kerja sama antara
sesama perawat dan pasien kemudian terjadi pula koordinasi yang baik antara petugas
dan pimpinan ruangan

Pelayanan Publik

Meningkatkan kepuasan pasien dan kualitas pelayanan dengan komunikasi teraupetik

47
Keterkaitan dengan Visi dan Misi organisasi

Melaksanakan komunikasi terapeutik dalam setiap melukukan asuhan keperawatan


berkontribusi dalam penguatan visi RSU Bahteramas sebagai Rumah Sakit rujukan
pilihan di indonesia timur tahun 2023. Kegiatan ini mendukung misi RSU Bahteramas
yaitu, Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu yang
mengutamakan keselamatan pasien.

Analisis Dampak

1) Dampak positif
Hasil evaluasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan dengan menerapkan nilai-
nilai dasar dimulai dari perencanaan kegiatan, serta dalam pelaksanaan setiap
tahapan kegiatan yang dilaksanakan. Selain itu, komunikasi yang baik terhadap
berbagai pihak yang bertanggung jawab juga menjadi penentu terlaksananya
tujuan kegiatan.
2) Dampak negatif
Hasil evaluasi tidak sesuai dengan harapan/ tujuan yang ingin dicapai.
Penerapan nilai-nilai dasar yang tidak dilakukan dari awal perencanaan akan
mempengaruhi hasil evaluasi kegiatan, karena tidak terstrukturnya kegiatan
sehingga membuat ketidakefektifan tahapan- tahapan kegiatan.

48
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan dan tahapan kegiatan yang telah
dilaksanakan selama masa aktualisasi adalah keberhasilan peserta LATSAR
angkatan XIX untuk melakukan Peningkatan Kedisiplinan Perawat Dalam
Melakukan Komunikasi Terapeutik diruang Isolasi RSUD Bahteramas.
1. Setiap kegiatan dan tahapan kegiatan pada pelaksanaan aktualisasi dilakukan
dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN : ANEKA, WOG, Manajemen ASN,
dan Pelayanan Publik, guna mendapatkan hasil yang maksimal. Penerapan
nilai-nilai dasar ASN pada setiap kegaitan dan tahapan kegiatan yang
dilakukan memiliki output atau hasil yang dapat dipertanggung jawabkan.
Karena penerapan nilai-nilai dasar ASN pada setiap pekerjaan merupakan
indikator keberhasilan kegiatan aktualisasi ini.
2. Seluruh kegiatan dan tahapan kegiatan yang dilaksanakan masing-masing
memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kedisiplinan perawat dalam
melaksanakan komunikasi terapeutik. Hal ini dapat dilihat pada meningkatnya
pengisian lembar cheklist gambaran pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh
perawat dalam setiap melakukan asuhan keperawatan.

B. Saran
Disiplin dalam melaksanakan komunikasi terapeutik harus tetap
dipertahankan bukan hanya karena tuntutan tugas tetapi harus ditanamkan sebagai
kewajiban saat bertugas yang mengikuti SPO yang ada. Kepala Ruangan agar
melakukan pengawasan dilapangan terhadap proses pelaksanaan tugas oleh
perawat harus sesuai SPO.

49
C. Rencana Tindak Lanjut
Setelah melaksanakan aktualisasi kali ini penulis memiliki rencana tindak lanjut
sebagai berikut.
1. Menggunakan pengeras suara untuk memudahkan komunikasi teraupetik
dengan pasien saat tidak menggunakan baju hazmat/ APD
2. Menyiapkan Handy Talkie untuk komunikasi baik antar petugas maupun antar
petugas dan pasien

50
DAFTAR PUSTAKA

PERMENPAN RB No. 35 Tahun 2019 Pasal 8 Tentang Uraian Tugas. Uraian Tugas
Perawat Terampil Sesuai Jenjang Jabatan
Presiden RI, 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Presiden RI
Tim Penyusun Modul Akuntabilitas. 2015. Akuntabilitas. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Etika Publik. 2015. Etika Publik. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Komisi Pemberantasan Korupsi. 2014. Mata Diklat Anti
Korupsi. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Komitmen Mutu. 2015. Komitmen Mutu. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Nasionalisme. 2015. Nasionalisme. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Pelayan Publik. 2017. Pelayan Publik. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Whole Of Goverment. 2017. Whole Of Goverment. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Manajemen Aparatur Sipil Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil
Negara. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

51
Lampiran

52
JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI
WAKTU PELAKSANAAN
No. URAIAN Mei sd Juni 2021
KEGIATAN 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Mengggalang dukungan

 Menyiapkan bahan
konsultasi kepada
mentor
 Melakukan
konsultasi kepada
mentor
 Melakukan
pencatatan dari
hasil konsultasi

2 Melakukan sosialisasi
tentang pentingnya
komunikasi terapeutik

 Menyiapkan bahan
sosialisasi dan
waktu pelaksanaan
serta tempat

53
sosialisasi
 Melakasanakan
sosialisasi tentang
komunikasi
terapeutik
 Melaporkan hasil
kegiatan
sosialisasi kepada
mentor
3 Menggalang komitmen
bersama terkait
pelaksanaan komunikasi
terapeutik dalam
memberi asuhan
keperawatan
 Melakukan
konsultasi dengan
mentor terkait
komitmen yang
akan disepakati
 Membuat
kesepakatan
dengan rekan
sejawat

54
 Membuat surat
pernyataan
komitmen bersama

 Penandatanganan
surat pernyataan
komitmen bersama
4 Mengimplementasikan
komunikasi terapeutik
dalam memberi asuhan
keperawatan
 Melakukan
komunikasi
terapeutik setiap
melakukan asuhan
keperawatan

 Memonitoring dan
mengevaluasi
pelaksanaan
komunikasi
terapeutik dalam
memberi asuhan

55
 Melaporkan hasil
monitoring dan
evaluasi kepada
mentor

Pelaksanaan Kegiatan

Hari Libur

56

Anda mungkin juga menyukai