Anda di halaman 1dari 43

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI

DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

“OPPO (OPTIMALISASI RESPON) TIME FIRST RESPONDER


SAAT TERJADI CODE BLUE DI RUANG RAWAT INAP INTERNA
UPT RSUD DATU PANCAITANA KABUPATEN BONE”

Oleh :

Nama : dr. Fani Yustia


NIP : 19910523 202012 2 001
No Daftar Hadir : 7
Jabatan : Ahli Pertama - DOKTER
Coach : Drs. H. Achmad Ilham, M.Si
Mentor : drg. Hj. Sardiawanty, MARS

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XXXI KELOMPOK 4


PEMERINTAH KABUPATEN BONE
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL ANGKATAN XXXI


PEMERINTAH KABUPATEN BONE
BEKERJASAMA DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2021

NAMA : dr. FANI YUSTIA


NIP : 19910523 202012 2 001
UNIT KERJA : UPT RSUD DATU PANCAITANA
JABATAN : AHLI PERTAMA - DOKTER
JUDUL AKTUALISASI : OPPO (OPTIMALISASI RESPON) TIME FIRST
RESPONDER SAAT TERJADI CODE BLUE DI RUANG RAWAT INAP INTERNA
UPT RSUD DATU PANCAITANA KABUPATEN BONE

Disetujui untuk diseminarkan pada Seminar Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil Angkatan XXXI
Pemerintah Kabupaten Bone

Makassar, 6 Juli 2021


Menyetujui
Coach, Mentor,

Drs.H.Achmad Ilham, M.Si drg. Hj. Sardiawanty, MARS


NIP.19690508 198811 1 002 NIP. 19970806 200502 2 004

Mengetahui,
Kepala BKPSDM Kab. Bone

Drs. Andi Fajaruddin, M.M.


Pangkat: Pembina Utama Muda, IV/c
NIP. 19650915 198603 1 018

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL ANGKATAN XXXI


PEMERINTAH KABUPATEN BONE
BEKERJASAMA DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2021

NAMA : dr. FANI YUSTIA


NIP : 19910523 202012 2 001
UNIT KERJA : UPT RSUD DATU PANCAITANA
JABATAN : AHLI PERTAMA - DOKTER
JUDUL AKTUALISASI : OPPO (OPTIMALISASI RESPON) TIME FIRST
RESPONDER SAAT TERJADI CODE BLUE DI RUANG RAWAT INAP INTERNA
UPT RSUD DATU PANCAITANA KABUPATEN BONE
Telah diseminarkan pada Seminar Rancangan Aktualisasi
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Angkatan XXXI
Pemerintah Kabupaten Bone

Makassar, 6 Juli 2021

Coach, Penguji,

Drs.H.Achmad Ilham, M.Si ..............................................


NIP.19690508 198811 1 002 NIP........................................

Mengetahui,
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Selatan

Drs.H.ASRI SAHRUN SAID


Pangkat.Pembina Utama Madya
NIP. 19671203 199403 1 009

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL............................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1


B. TUJUAN .............................................................................................. 2
C. MANFAAT ........................................................................................... 3
D. RUANG LINGKUP .............................................................................. 4
E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN ............................................ 4

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI & NILAI-NILAI DASAR ASN

A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI .................................................... 5


B. VISI DAN MISI .................................................................................... 7
C. NILAI – NILAI ORGANISASI .............................................................. 7
D. TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI ................................................. 8
E. PROSES PELAYANAN DAN PROFIL ORGANISASI......................... 9
F. NILAI – NILAI DASAR ASN ................................................................ 10
G. KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI ................................ 15

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. IDENTIFIKASI ISU.............................................................................. 18
B. ANALISIS ISU ................................................................................... 21
C. ANALISIS PENYEBAB ...................................................................... 24
D. DAMPAK JIKA ISU TAK DISELESAIKAN ......................................... 25
E. CORE ISU ......................................................................................... 25
F. GAGASAN PEMECAH ISU ............................................................... 25
G. MATRIX RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI ............................... 26
H. JADWAL PELAKSANAAN .................................................................. 35

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 identifikasi Isu ................................................................................ 19

Tabel 3.2 bobot penetapan kriteria kualitas isu dengan APKL dan USG ....... 21

Tabel 3.3 analisis isu menggunakan APKL .................................................... 21

Tabel 3.4 analisis kualitas isu menggunakan USG ........................................ 23

Tabel 3.5 rancangan kegiatan aktualisasi ..................................................... 28

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Denah lokasi UPT RSUD Datu Pancaitana ............................... 5

Gambar 3.1 analisis Fishbone ........................................................................ 24

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang mana
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi “OPPO
(Optimalisasi Respon) Time First Responder saat Terjadi Code Blue di Ruang Rawat
Inap Interna UPT RSUD Datu Pancaitana Kabupaten Bone” dengan baik tanpa ada
halangan-halangan yang berarti. Shalawat dan salam tak lupa selalu penulis
haturkan pada junjungan umat yakni Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi
Wasallam.
Rancangan aktualisasi merupakan bentuk pengaktualan diri dalam
menciptakan habituasi di lingkungan kerja dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS
yang terdiri dari ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi), serta mampu menerapkan nilai tentang Kedudukan dan Peran
PNS dalam NKRI yang terdiri dari materi Whole of Government, Manajemen ASN,
dan Pelayanan Publik. Rancangan aktualisasi ini diajukan dalam rangka diklatsar
CPNS golongan III.
Dalam kesempatan kali ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini:
1. Bapak Drs. H. Achmad Ilham, M.Si selaku pembimbing (Coach)
2. drg. Hj. Sardiawanty, MARS selaku Mentor
3. Keluarga, Ayah H. Kaharinuddin, S.Sos., M.Si, Ibu Hj. Kamsiar, S.Sos,
M.si, kakak dr. Hikban Fiqhi, K., dan adik Fariati Ardiyah
4. Teman – teman sejawat di UPT RSUD Datu Pancaitana Kabupaten Bone
5. Teman-teman seperjuangan LATSAR CPNS Bone Angkatan XXXI
khususnya D307
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
diharapkan saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan rancangan
aktualisasi ini dapat diimplementasikan di tempat kerja.

Makassar, 6 Juli 2021

dr. Fani Yustia

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki kemampuan, dan
profesionalisme yang mumpuni untuk memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat sebab ASN memiliki peran penting dalam sistem penyelenggaraan
pemerintah Negara. Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi PNS (Pegawai
Negeri Sipil) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang
mengabdi pada instansi pemerintah.
Maka dari itu Untuk mencetak PNS yang berkualitas dan profesional dalam
pemberian pelayanan, diperlukan pelatihan dasar bagi para CPNS sebagai bekal
awal yang harus ditanamkan pada diri CPNS. Adapun dasar hukum dalam
melaksanakan kegiatan Latihan Dasar CPNS ini yaitu Undang-Undang Nomor 5
tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 63 yang menyatakan
bahwa calon PNS wajib menjalani masa percobaan dan dilaksanakan melalui
proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Selain itu, dalam Peraturan Lembaga
Administrasi Negara (PerLAN) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar
calon pegawai negeri sipil juga disebutkan bahwa Pelatihan Dasar CPNS adalah
pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Sesuai yang tertuang dalam PerLAN nomor 1 Tahun 2021 pasal 6 bahwa
diharapkan Latihan Dasar CPNS peserta dapat menunjukkan sikap perilaku bela
negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya (Akuntabel, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi), mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (WoG, Pelayanan Publik, dan Manajemen ASN)
dan menunjukkan penguasaan Kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai
dengan bidang tugas. Tujuannya adalah agar ASN mampu menciptakan

1
pelayanan Publik yang lebih baik sesuai dengan tugas dan Fungsi ASN sebagai
Pelayan Publik. Karena untuk sekarang ini harus diakui bahwa tidak semua ASN
mampu memberikan layanan Prima sesuai dengan aturan-aturan yang ada
seperti yang tertuang dalam undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 yang
mengatur mengenai Layanan Publik.
Pelayanan publik adalah hal yang mendasar dari pemerintah untuk
memenuhi permintaan daari masyarakat. Pelayanan sendiri bertujuan untuk
memberikan apa yang diperlukan oleh masyarakat. Salah satu layanan publik
yang diberikan pemerintah untuk masyarakat adalah pelayanan publik di bidang
kesehatan.
Rumah sakit adalah salah satu instansi yang melayani masyarakat. ASN
yang bekerja di rumah sakit salah satunya adalah dokter umum yang tentunya
dituntut untuk mengaktualisasikan nilai – nilai ASN saat melakukan pekerjaannya.
Dokter umum berkewajiban memberikan pelayanan medis bagi pasien tidak
hanya sesuai standar operasional prosedur (SOP) tetapi juga dengan rasa
tanggung jawab dan empati. Begitu juga yang Peserta terapkan di unit kerja
Peserta yaitu di UPT RSUD Datu Pancaitana. Peserta bertugas sebagai dokter
umum di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan di ruang rawat inap sebagai dokter
jaga bangsal.
Peserta telah melaksanakan tugas di rumah sakit selama 5 bulan terakhir.
Peserta melaksanakan pemeriksaan dan tindakan medis sesuai dengan SOP
yang berlaku. Tetapi beberapa penanganan medis di perawatan masih belum
dilaksanakan secara optimal seperti penanganan code blue di ruang rawat inap
Interna. Oleh karena itu, Peserta mengangkat permasalahan dengan judul “OPPO
(Optimalisasi Respon) Time First Responder saat Terjadi Code Blue di Ruang
Rawat Inap Interna UPT RSUD Datu Pancaitana”

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari Peserta rancangan kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat
menjadi pedoman dalam mengaktualisasikan nilai – nilai dasar profesi ASN.
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III tahun 2021 ini
dilakukan supaya Aparatur Sipil Negara mampu mengaktualisasikan nilai – nilai
dasar ASN, manajemen ASN, Pelayanan Publik, Whole of Goverment,

2
Kedudukan dan peran ASN dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pelayan publik sehingga dapat memberikan pelayanan publik secara
profesional terutama saat kembali ke unit kerja UPT RSUD Datu Pamcaitana.
2. Tujuan Khusus
Dari tujuan di atas diharapkan peserta pelatihan dasar golongan III mampu:
a. Mengidentifikasi isu yang ada di unit kerja
b. Menemukan penyebab – penyebab isu yang ada di unit kerja
c. Menganalisis dampak isu atau permasalahan yang ada di unit kerja
d. Menemukan gagasan kegiatan yang disertai output dalam penyelesaian
isu tersebut
e. Menganalisis keterkaitan gagasan penyeleaian isu dengan ninlai – nilai
dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi ke dalam pelaksanaan kegiatan pemecahan isu
f. Mengaktualisasikan rancangan aktualisasi pemecahan masalah
berdasarkan nilai – nilai dasar ASN di unit kerja
g. mengoptimalkan respon time first responder saat terjadi code blue di
ruang rawat interna UPT RSUD Datu Pancaitana sehingga kecacatan
pasien dapat diminimalisir

C. Manfaat
Manfaat yang hendak diperoleh dari kegiatan aktualisasi ini yaitu :
1. Bagi Diri Sendiri
Aktualisasi memberi manfaat bagi peserta latsar sebagai pedoman untuk
menerapkan nilai-nilai dasar ASN dan memahami peran dan kedudukan ASN
dalam NKRI. Aktualisasi juga sebagai pedoman bagi peserta latsar untuk selalu
memiliki gagasan kreatif dalam memecahkan setiap permasalahan di
lingkungan kerjanya.
2. Bagi Organisasi
Aktualisasi ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi UPT RSUD Datu
Pancaitana dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat
3. Bagi Masyarakat
Aktualisasi ini pada umumnya bisa memberi manfaat dimana masyarakat
mendapatkan hak-haknya berupa informasi untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat dan memperoleh pelayanan publik yang prima dari ASN.

3
4. Bagi Bangsa dan Negara
Aktualisasi ini diharapkan sebagai pedoman agar dapat menjadi abdi negara
yang mampu berperan aktif dalam mengembangkan Negara yang lebih baik.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegaitan ini meliputi aktualisasi mata pelatihan untuk
pembelajaran agenda Sikap Perilaku Bela Negara, aktualisasi Mata Pelatihan
untuk pembelajaran agenda Nilai-Nilai Dasar PNS yaitu pada lima nilai dasar yaitu
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi,
aktualisasi mata pelatihan untuk pembelajaran agenda Kedudukan dan Peran
PNS dalam NKRI.

E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Tempat pelaksanaan aktualisasi ini dilakukan di UPT RSUD Datu
Pancaitana Kabupaten Bone. Aktualisasi dilaksanakan selama 27 hari kerja
terhitung mulai tanggal 9 Juli sampai dengan 11 Agustus 2021.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM UNIT KERJA

A. Gambaran Umum Organisasi


1. Sejarah Singkat RSUD Datu Pancaitana Kabupaten Bone
Rumah Sakit Umum Daerah Datu Pancaitana merupakan rumah sakit
milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bone yang terletak di Jl. Gatot Subroto,
Kelurahan Biru, Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Telepon Nomor
(0481) 25252, 505002, Kode Pos 92714 alamat email
datupancaitana@gmail.com dan operasionalnya dilaunching pada tanggal 15
November 2016, oleh Bapak Bupati Bone, Dr. H. A. Fahsar Mahdin
Padjalangi, M.Si

Gambar 2.1 Denah Lokasi UPT RSUD Datu Pancaitana

Penamaan Rumah Sakit Datu Pancaitana diambil dari nama salah


seorang Raja/ Ratu Bone ke-28 yang memerintah pada tahun 1857-1860, We
Tenriawaru Sultanah Ummulhuda, PANCAITANA, Besse Kajuara, MatinroE ri
Majennang (Suppa).
“Bupati Bone, DR. H Andi Fahsar M. Padjalangi, M.Si menghadiri soft
opening Rumah Sakit Datu Pancaitana yang terletak di jalan Gatot Subroto,
Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Selasa 15 November 2016. Soft opening
Rumah Sakit Datu Pancaitana ini ditandai dengan pengguntingan pita serta
pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Bupati Fahsar bersama dengan

5
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bone, Ny, Hj Kurniati Fahsar.”(dikutip
dari Bone Pos Online tanggal 17 Nopember 2016)
Rumah Sakit Umum Daerah Datu Pancaitana melaksanakan kegiatan
operasional sesuai dengan Ijin Operasional yang diberikan Pemerintah
Kabupaten Bone melalui Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu Kabupaten Bone Nomor; 18 Tahun 2016 Tanggal 10 Agustus 2016
Tentang Izin Operasional Rumah Sakit Umum Daerah Datu Pancaitana dan
telah diperbaharui sesuai dengan Surat Keputusan Nomor 13 Tahun 2018.
Rumah sakit ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan
kesehatan bagi seluruh masyarakat Bone pada khususnya dan seluruh
masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan secara cepat dan
profesional.

2. Struktur Organisasi
BAGAN ORGANISASI FUNGSIONAL

DIREKTUR

BAGIAN TATA
USAHA
JABATAN
FUNGSIONAL

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN


UMUM DAN PROGRAM DAN KEUANGAN
KEPEGAWAIAN PELAPORAN

BIDANG BIDANG BIDANG


PELAYANAN PENGEMBANGAN PENUNJANG DAN
KESEHATAN SDK DAN MUTU REKAM MEDIS
LAYANAN

Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi


Seksi
Pelayanan Keperawatan Pengembangan Pengembangan Rekam
Medis Penunjang
SDK Mutu Layanan Medis Medis

KOMITE KOMITE

6
B. Visi dan Misi
VISI
“MENJADI RUMAH SAKIT MANDIRI, BERKUALITAS DAN SEJAHTERA”

MISI
1. Memberikan Layanan Berkualitas dengan Terakreditasi serta berorientasi
keselamatan pasien Tahun 2019;
2. Meningkatkan Kemandirian Rumah Sakit dengan Tata Kelola Badan Layanan
Umum Daerah Tahun 2020;
3. Memberikan Rasa Aman dan Nyaman bagi pasien dan keluarganya;
4. Meningkatkan Kesejahteraan segenap karyawan Rumah Sakit dan memberi
kepuasan terhadap Stakholder.

MOTTO
“Sembuh dan Sehat adalah Tujuan, Pelayanan adalah dambaan”

PRINSIP KERJA
Kerja ;
1. Cerdas
2. Keras
3. Ikhlas
4. Tuntas

FALSAFAH
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Ikhlas dalam Pelayanan
2. Kebersamaan dalam kemajuan yang berkualitas untuk sejahtera

C. Nilai-Nilai Organisasi
P : Profesional
A : Aktual
N : Netral
C : Cerdas
A : Adil
I : Ikhlas

7
T : Tanggap
A : Apik
N : Nyaman
A : Aman

D. Tugas dan Fungsi Organisasi


Berdasarkan Peraturan Bupati Bone Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 27
Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas
Rumah Sakit Umum Daerah Datu Pancaitana Kabupaten Bone mempunyai
Tugas Pokok.
Melaksanakan sebagian tugas dinas dalam rangka menyelenggarakan
upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan, secara serasi, terpadu, dengan
peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, yang dipimpin
oleh Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas.
Rumah Sakit Umum Daerah Datu Pancaitana Kabupaten Bone
mempunyai tugas:
1. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan
secara terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan
melaksanakan upaya rujukan; dan
2. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai standar pelayanan
Rumah Sakit.

 FUNGSI
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud tersebut diatas,
RSUD Datu Pancaitana berada dan berintegrasi mempunyai fungsi :
1. Menyelengarakan pelayanan penunjang medis dan non medis;
2. Menyelengarakan pelayanan dan usulan keperawatan;
3. Menyelengarakan pelayanan rujukan;
4. Menyelengarakan pendidikan, pelatihan dan pengembangan;
5. Menyelengarakan administrasi umum dan keuangan.

8
E. Proses Pelayanan dan Profil Organisasi
1. Pelayanan Gawat Darurat
a. Instalasi Gawat Darurat Umum
b. Instalasi Rawat Darurat Obgyn
2. Pelayanan Rawat Jalan Yang Terdiri dari:
a. Poliklinik Interna
b. Poliklinik Obgyn
c. Poliklinik Bedah
d. Poliklinik Anak
e. Poliklinik Mata
f. Poliklinik Kulit dan Kelamin
g. Poliklinik Jantung dan Pembuluh Darah
h. Poliklinik Gigi dan Mulut
i. Poliklinik Umum
3. Pelayanan Rawat Inap terdiri dari:
a. Ruang Perawatan Interna
b. Ruang Perawatan Nifas
c. Ruang Perawatan Bedah
d. Ruang Perawatan Anak
e. Ruang Perawatan Jantung dan Pembuluh Darah
4. Pelayanan Rawat Inap Khusus terdiri dari :
a. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
b. High Care Unit (HCU)
c. Perinatologi
5. Pelayanan Penunjang Medis terdiri dari :
a. Instalasi Laboratorium
b. Instalasi Farmasi
6. Pelayanan Penunjang Non Medis terdiri dari :
a. Instalasi Rekam Medis
b. Instalasi Gizi
c. Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit (IPSRS)
d. Instalasi Laundry
e. Instalasi Pemulasaraan Jenazah (IPJA), Ambulance dan Mobil Jenazah.
f. Keamanan (security)
9
F. Nilai-Nilai Dasar ASN
Berdasarkan kurikulum baru yang telah diberlakukan dalam Latsar Golongan
III terdapat lima (5) nilai dasar profesi ASN, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Antikorupsi yang sering disingkat menjadi Nilai
ANEKA. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing nilai-nilai dasar profesi ASN.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban mempertanggungjawabkan amanah yang telah
diberikan. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya (Lembaga
Administrasi Negara, 2014:8). Adapun indikator dari nilai dasar akuntabilitas
yaitu:
a) Kepemimpinan
Kepemimpinan berkaitan dengan kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain. Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah di mana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
b) Transparansi
Dengan adanya transparansi maka dapat memberikan perlindungan terhadap
pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam mengambil keputusan
sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan.
c) Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung
tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak,
kebijakan, dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas, institusi
dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau
stakeholders.
d) Tanggung Jawab (Responsibilitas)
Responsibilitas terbagi menjadi responsibilitas institusi dan responsibilitas
perseorangan. Responsibilitas institusi dan perseorangan memberikan
kewajiban bagi setiap individu dan lembaga bahwa ada suatu konsekuensi
dari setiap tindakan yang telah dilakukan karena adanya tuntutan untuk
bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.

10
e) Keadilan
Keadilan merupakan landasan utama dari akuntabilitas sehingga harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan kepada unit organisasinya.
f) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
kemudian akan melahirkan akuntabilitas, sehingga lingkungan akuntabilitas
tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
g) Keseimbangan
Keseimbangan diperlukan untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan
kerja. Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan
kewenangannya untuk meningkatkan kinerja.
h) Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Focus utama kejelasan adalah mengetahui
kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang
diharapkan organisasi, dan system pelaporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
i) Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah
kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap
tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel akibat melemahnya
komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.
j) Menghindari Perilaku yang Curang dan Koruptif
Tiga cabang utama dari fraud tree adalah kecurangan tindak pidana korupsi,
kecurangan penggelapan aset, dan kecurangan dalam hal laporan keuangan.
Sebagai seorang PNS yang akuntabel harus terhindar dari praktek
kecurangan dan perilaku korup.
k) Penggunaan Sumber Daya Milik Negara
Setiap PNS harus memastikan bahwa penggunaan sumber daya milik negara
sesuai dengan prosedur yang berlaku, dilakukan secara bertanggung jawab
dan efisien, serta pemeliharaannya secara benar dan bertanggung jawab.
l) Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah
Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan oleh
pemerintah harus relevan, dapat dipercaya, dapat dimengerti, serta dapat

11
diperbandingkan, sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh
pengambil keputusan dan dapat menunjukkan akuntabilitas publik.
m) Mengatasi Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul di mana tugas publik dan
kepentingan pribadi bertentangan. Tidak masalah jika seseorang memunyai
konflik kepentingan, tetapi bagaimana seseorang tersebut menyikapinya.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang
rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain. Adapun indikator-indikator dari nilai dasar
nasionalisme di mana ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, ASN sebagai
pelayan publik, dan ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa adalah:
a. Kerja Keras
Kerja keras diartikan sebagai semangat pantang menyerah, gigih dan selalu
mengerahkan segala macam bentuk daya dan upaya dalam melakukan
sesuatu.
b. Disiplin
Disiplin berarti taat atau patuh terhadap tata tertib atau peraturan yang
berlaku.
c. Tidak Diskriminatif
Setiap perilaku untuk tidak membatasi, tidak melecehkan, atau tidak
mengucilkan orang lain berdasarkan pada pembedaan manusia atas dasar
agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi,
jenis kelamin, bahasa dan keyakinan politik.
d. Taqwa
Bertakwa merupakan indikator yang mencerminkan perwujudan sila pertama
Pancasila yang menitikberatkan pada ketaatan umat beragama dalam
menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan dalam
agamanya.
e. Gotong Royong
Contoh konkret gotong royong adalah sebagai berikut:
1) Kerja sama;

12
2) Dapat menyumbangkan pikiran dan tenaga;
3) Saling membantu demi kepentingan umum;
4) Bersama membantu orang lain;
5) Bersama membela kebenaran;
6) Bekerja giat dalam kelompok kerja.
f. Demokratis
Suatu kondisi dimana individu memiliki kebebasan untuk mengutarakan
kehendak dan pendapat, serta menghormati adanya perbedaan pendapat.
g. Cinta Tanah Air
Perasaan yang kuat akan rasa memiliki tanah dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
h. Rela berkorban
Sikap yang mencerminkan adanya kesediaan memberikan sesuatu yang
dimiliki untuk orang lain atau suatu kelompok kerja, walaupun akan
menimbulkan kehilangan atau penderitaan terhadap diri sendiri.
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Adapun indikator-indikator dari nilai dasar etika publik adalah:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila;
b. Setia dan mempertahankan undang-undang negara kesatuan republik
Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun;
j. Mengutamakan kepentingan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;

13
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu menekankan pada penerapan 4 indikator yakni: efektivitas,
efisiensi, inovasi dan menjaga mutu.
a. Efektivitas
Efektivitas adalah melakukan sesuatu yang benar atau merupakan
pencapaian tujuan.
b. Efisien
Efisiensi adalah mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
c. Inovasi
Inovasi adalah membuat terobosan baru untuk menyelesaikan suatu
masalah dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya.
d. Menjaga Mutu
Menjaga mutu adalah mempertahankan atau memastikan bahwa kualitas
dari output sudah baik.
5. Antikorupsi
Antikorupsi merupakan suatu tindakan yang menentang adanya perilaku korup.
Perilaku korup ini diantaranya: suap-menyuap, merugikan uang negara,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dan gratifikasi. Indikator yang ada pada nilai dasar antikorupsi
meliputi:
a. Jujur
Berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma).
b. Peduli
Ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat. Kaitannya dengan

14
nilai dasar profesi PNS, misalnya adalah dengan mengerjakan pekerjaan
individu secara mandiri dan tidak melimpahkannya kepada orang lain.
d. Disiplin
Menggunakan kegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-
undang yang mengatur.
e. Tanggung Jawab
Berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita kerjakan dalam bentuk
apapun.
f. Kerja Keras
Bekerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target
dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi
secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil.
g. Sederhana
Menerima dengan tulus dan ikhlas terhadap apa yang telah ada dan
diberikan oleh tuhan kepada kita.
h. Berani
Berani untuk mengatakan untuk melaporkan pada atasan atau pihak yang
berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan.
i. Adil
Memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun
perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.

G. KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI


a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN
meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan pemerintahan dan
memilili nomor induk pegawai nasional. Sementara itu, PPPK diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit. Manajemen
ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan

15
jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja;
penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan
pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).
b. Whole of Goverment
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan penyelenggaraan
pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan
pelayanan publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno & Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik bekerja
lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai
respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu (Shergold & lain-lain,
2004). Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia adalah:
1) Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan
integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan lebih baik, selain itu perkembangan
teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks
juga mendorong pentingnya WoG.
2) Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan.
3) Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrtasi bangsa.
c. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan
Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa,
baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas

16
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry (rivalitas) dan
excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa publik yang murni
yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh sektor swasta karena
adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-excludable, serta cara
mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public Management (NPM)
dan seterusnya menjadi New Public Service (NPS). Sembilan prinsip
pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
partisipatif, transparan, responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif
dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
Fundamental Pelayanan Publik:
1) Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi
2) Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara
3) Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal
strategis untuk memajukan bangsa di masa yang akan datang
4) Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan warga
negara tetapi juga untuk proteksi.

17
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi disusun berdasarkan identifikasi terhadap beberapa
isu yang ditemukan di UPT RSUD Datu Pancaitana Kabupaten Bone. Isu-isu
rancangan aktualisasi tersebut dapat bersumber dari aspek peran dan kedudukan
ASN dalam NKRI, diantaranya pelayanan publik, whole of government dan
manajemen ASN. Sedangkan sumber isu yang diangkat, diantaranya berasal dari
tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang tercantum dalam Sasaran Kinerja Pegawai
(SKP), penugasan atasan atau inovasi Peserta. Penetepan isu yang akan
diangkat sebagai rancangan aktualisasi tentu harus memiliki keterkaitan dengan
nilai-nilai dasar ASN yang biasa diakronimkandengan ANEKA, diantaranya:
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi.
Uraian tugas dokter umum di ruangan:
1. Memiliki product knowledge (mengerti obat-obatan yang tersedia di rumah
sakit dan ketentuan/program-program rumah sakit).
2. Wajib datang tepat waktu sesuai shift jaga.
3. Melakukan visite pasien rawat inap bila DPJP tidak ada di tempat.
4. Memberikan resep tambahan sesuai kompetensi dokter umum.
5. Melaporkan perburukan kondisi pasien di ruangan dan melaksanakan
advice tambahan yang diberikan DPJP.
6. Melaporkan pasien meninggal di ruangan kepada DPJP.
7. Melaporkan kondisi pasien dan meminta persetujuan dokter penanggung
jawab HCU jika akan merawat pasien di ruang HCU.
8. Mengobservasi pasien ruangan, menjawab konsulan dari perawat
ruangan atau bidan ruangan.
9. Memberikan penjelasan medik atau lainnya sesuai yang dipermasalahkan
pasien atau keluarganya.
10. Memberikan pertolongan bagi pasien rawat inap yang memerlukan
bantuan gawat darurat selagi dokter yang merawat tidak dapat
dihubungi/tidak ada di tempat.
11. Membuat surat kematian bagi pasien yang meninggal di ruangan rawat
inap.

18
12. Mengisi form pasien ruangan rawat inap (kelengkapan asesmen awal
rawat inap, lembar cppt, lembar edukasi pasien (jika memberikan
edukasi), lembar perintah lisan/melalui telepon,/pelaporan hasil
pemeriksaan kritis).
13. Melakukan serah terima tugas jaga kepada dokter shift jaga berikutnya.
14. Berperan aktif dalam penanggulangan bencana sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan.
15. Memimpin tim code blue jika terdapat kasus henti jantung di lingkungan
rumah sakit pada saat jam dinas dokter jaga ruangan.
16. Melaksanakan tugas luar rumah sakit jika diperlukan sewaktu-waktu.
17. Mengikuti rapat yang diselenggarakan rumah sakit.
Berdasarkan uraian mengenai keterkaitan isu-isu yang akan diangkat
sebagai rancangan aktualisasi di atas, maka dapat diidentifikasi isu-isu yang ada
di UPT RSUD Datu Pancaitana, sebagai berikut:

Tabel 3.1 Identifikasi Isu


No. Isu Sumber Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Isu diharapkan
1. Belum optimalnya Pelayanan kurangnnya respon a. First responder lebih
respon time first publik time first responder cekatan dan
responder saat saat terjadi code blue maksimal dalam
terjadi code blue di ruang rawat inap penanganan bantuan
di ruang rawat Interna hidup dasar
inap Interna b. Membantu
meningkatkan
respon time
penolong kedua saat
melakukan CPR
c. Timbulnya
kepercayaan
keluarga pasien
terhadap
penanganan pasien
gawat darurat

19
2. Belum optimalnya Manajemen Masih ditemukannya a. Mencegah penularan
kepatuhan ASN petugas kesehatan penyakit dari pasien
petugas yang tidak patuh ke petugas, dari
kesehatan terhadap hand petugas ke pasien
terhadap hand hygiene di ruang lainnya, dan petugas
hygiene di ruang rawat inap Interna dengan petugas
rawat inap Interna b. Menurunnya angka
kejadian healthcare
Associated Infection
(HAIs)
3. Belum optimalnya Manajemen Masih ditemukannya a. Petugas kesehatan
kepatuhan ASN petugas kesehatan memahami SOP
petugas dalam menggunakan penggunaan APD
kesehatan dalam (APD) di ruang rawat dan menerapkan
menggunakan inap Interna penggunaan APD
(APD) di ruang berdasarkan standar
rawat inap Interna level APD
b. Mencegah penularan
penyakit dari pasien
ke petugas, dari
petugas ke pasien
lainnya, dan petugas
dengan petugas
4. Belum optimalnya Whole of Kurangnya a. Pasien dan keluarga
komunikasi efektif Goverment pemahaman pasien pasien paham
antara petugas dan keluarga pasien mengenai penyakit
medis dengan mengenai penyakit yang dideritanya
pasien di di ruang yang dideritanya b. Adanya rasa percaya
rawat inap Interna pasien terhadap
tenaga medis
5. Minimnya Pelayanan Masih ditemukannya Pasien/ keluarga psien
pengetahuan publik keluarga pasien tidak paham dan peduli
pasien/ keluarga menggunakan terhadap pentingnya
pasien dalam masker pencegahan dan
penggunaan APD pengendalian infeksi
(masker) nosokomial yang dapat

20
memperparah kondisi
pasien

B. Teknik Analisis Isu


Alat Analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan rancangan
aktualisasi ini adalah alat analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
Layak), sedangkan penentuan kualitas isu dilakukan dengan menggunakan alat
analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).

Tabel 3. 2 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu dengan APKL dan USG

Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 3.3 Analisis Isu menggunakan APKL


A P K L
NO ISU JUMLAH PERINGKAT
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1. Belum optimalnya
respon time first
responder saat
5 4 5 5 19 1
terjadi code blue di
ruang rawat inap
Interna
2. Belum optimalnya
kepatuhan petugas
kesehatan terhadap
4 3 3 3 13 4
hand hygiene di
ruang rawat inap
Interna
3. Belum optimalnya
kepatuhan petugas
kesehatan dalam
4 4 4 3 15 2
menggunakan (APD)
di ruang rawat inap
Interna

21
4. Belum optimalnya
komunikasi efektif
antara petugas
4 3 4 3 14 3
medis dengan
pasien di di ruang
rawat inap Interna
5. Minimnya
pengetahuan pasien/
keluarga pasien 3 3 3 3 12 5
dalam penggunaan
APD (masker)

Skala : 1-5 Keterangan :


Angka 5: Sangat gawat/mendesak A : Aktual (sedang terjadi/dalam proses kejadian)
Angka 4: Gawat/Mendesak P : Problematik (Masalah Mendesak untuk dipecahkan)
Angka 3: Cukup Gawat/Medesak K : Kekhalayakan (Menyangkut Hidup Orang Banyak)
Angka 2: Kurang Gawat/Mendesak L : Layak (Logis, Pantas, Realistis dan dapat di bahas)
Angka 1: Tidak Gawat/Mendesak

Dari analisis kriteria isu dengan alat analisis APKL tersebut maka
muncullah peringkat isu:
1. Belum optimalnya respon time first responder saat terjadi code blue di ruang
rawat inap Interna
2. Belum optimalnya kepatuhan petugas kesehatan dalam menggunakan (APD)
di ruang rawat inap Interna
3. Belum optimalnya komunikasi efektif antara petugas medis dengan pasien di
di ruang rawat inap Interna
4. Belum optimalnya kepatuhan petugas kesehatan terhadap hand hygiene di
ruang rawat inap Interna
5. Minimnya pengetahuan pasien/ keluarga pasien dalam penggunaan APD
(masker)

Dari kriteria isu yang mendapat rangking tiga besar tersebut kemudian
dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat analisis USG,
yang meliputi kriteria:
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindak lanjuti

22
2. Seriousness : seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan
3. Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya

Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai dengan


rentang 1 sampai dengan 5, semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu tersebut
sangat urgen dan sangat serius untuk segera ditangani.

Tabel 3.4 Analisis Kualitas Isu menggunakan USG


U S G
NO ISU JUMLAH PERINGKAT
(1-5) (1-5) (1-5)
1. Belum optimalnya
respon time first
responder saat terjadi 5 5 5 15 1
code blue di ruang
rawat inap Interna
2. Belum optimalnya
kepatuhan petugas
kesehatan dalam
menggunakan (APD) 5 4 4 13 2
di ruang rawat inap
Interna

3. Belum optimalnya
komunikasi efektif
antara petugas medis
4 4 4 12 3
dengan pasien di di
ruang rawat inap
Interna

Skala : 1-5 Keterangan :


Angka 5: Sangat gawat/mendesak U: Urgency (seberapa mendesak isu tersebut)
Angka 4: Gawat/Mendesak S : Seriousness (seberapa serius suatu isu harus dibahas)
Angka 3: Cukup Gawat/Medesak G : Growth (Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
Angka 2: Kurang Gawat/Mendesak tersebut jika tidak ditangani)
Angka 1: Tidak Gawat/Mendesak

23
Berdasarkan analisa dan penentuan kualitas isu dengan alat analisis USG
maka dapat dilihat isu yang paling penting adalah belum optimalnya respon time
first responder saat terjadi code blue di ruang rawat inap Interna.

C. Analisis Penyebab
Alat bantu Fishbone digunakan untuk menganalisis penyebab - penyebab isu
prioritas yang dapat diintervensi dengan melakukan kegiatan/inovasi. Fishbone
diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau
masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah
akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup sumber daya
manusia, metode, material, sumber, dan pengetahuan. Setiap kategori
mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
1. Sumber Daya Manusia
Saat di lapangan, first responder kurang cekatan saat mengambil alat – alat
dan obat emergency sehingga menghambat kinerja dari penolong kedua.
2. Metode
a. Mengatasi code blue belum sesuai dengan algoritme
b. Sosialisasi mengenai code blue belum tersampaikan secara merata bagi
semua first responder.
3. Material
Belum tersedianya video simulasi code blue
4. Pengetahuan
Kurangnya pemahaman dan pengetahuan mengenai code blue pada pasien
kegawatan

Gambar 3.1 Analisis Fishbone


24
D. Dampak jika Isu Tak Diselesaikan
Adapun dampak yang akan muncul apabila isu “Belum optimalnya respon
time first responder saat terjadi code blue di ruang rawat inap Interna”,
diantaranya:
1. Meningkatkan kematian dan kecacatan pasien yang seharusnya tidak terjadi
2. Memperlambat respon time penolong kedua saat melakukan CPR
3. Mengurangi kepercayaan keluarga pasien terhadap penanganan pasien gawat
darurat

E. Core Isu
Belum optimalnya respon time first responder saat terjadi code blue di ruang
rawat inap Interna.

F. Gagasan Pemecahan Isu


Diperlukan beberapa tindakan optimalisasi terutama mengenai respon time
code blue saat terjadi kegawatan untuk memecahkan isu tersebut. Salah satunya
dengan mengadakan sosialisasi dan pelatihan code blue secara berkala untuk
merefresh mengenai pengetahuan first responder.
Berdasarkan isu prioritas yaitu “belum optimalnya respon time first responder
saat terjadi code blue di ruang rawat inap Interna” maka Peserta membuat judul
gagasan isu prioritas “OPPO (Optimalisasi Respon) Time First Responder
saat Terjadi Code Blue di Ruang Rawat Inap Interna UPT RSUD Datu
Pancaitana”

25
G. Matrix Rencana Kegiatan Aktualisasi
Unit Kerja UPT Rumah Sakit Umum Daerah Datu Pancaitana Kabupaten Bone
Visi “Menjadi Rumah Sakit Mandiri, Berkualitas dan Sejahtera”
Misi 1. Memberikan Layanan Berkualitas dengan Terakreditasi serta berorientasi keselamatan pasien Tahun
2019;
2. Meningkatkan Kemandirian Rumah Sakit dengan Tata Kelola Badan Layanan Umum Daerah Tahun
2020;
3. Memberikan Rasa Aman dan Nyaman bagi pasien dan keluarganya;
4. Meningkatkan Kesejahteraan segenap karyawan Rumah Sakit dan memberi kepuasan terhadap
Stakeholder.

Tata Nilai Organisasi P : Profesional


A : Aktual
N : Netral
C : Cerdas
A : Adil
I : Ikhlas
T : Tanggap
A : Apik
N : Nyaman
A : Aman

26
Identifikasi Isu 1. Belum optimalnya respon time first responder saat terjadi code blue di ruang rawat inap Interna
2. Belum optimalnya kepatuhan petugas kesehatan dalam menggunakan (APD) di ruang rawat inap
Interna
3. Belum optimalnya komunikasi efektif antara petugas medis dengan pasien di di ruang rawat inap
Interna
Isu yang diangkat Belum optimalnya respon time first responder saat terjadi code blue di ruang rawat inap Interna
Gagasan Pemecahan “OPPO (Optimalisasi Respon) Time First responder saat Terjadi Code Blue di Ruang Rawat Inap
Isu Interna UPT RSUD Datu Pancaitana”

27
Tabel 3.5 Rancangan kegiatan Aktualisasi
Kontribusi terhadap Penguatan
Keterkaitan substansi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil visi dan misi terhadap nilai
mata pelatihan
organisasi organisasi
1. Melakukan konsultasi a. Melakukan pertemuan − Pimpinan a. Etika Publik Dengan Pada kegiatan ini
dengan pimpinan dengan pimpinan RS memahami Untuk melakukan melakukan terlaksana
tentang persetujuan rencana kegiatan konsultasi pelaporan dan beberapa nilai
kegiatan yang akan b. Membahas rencana − Persetujuan dengan konsultasi, maka organisasi yakni
dilakukan kegiatan aktualisasi melakukan pimpinan, dapat mewujudkan  P:Profesional
yang akan dilakukan tindakan seorang ASN visi dan misi Membangun
harus organisasi yaitu: komunikasi
c. Meminta bimbingan menggunakan yang baik
dan arahan terhadap bahasa yang Visi: dengan
rencana kegiatan − Catatan tentang baik, bersikap “Menjadi Rumah pimpinan,
bimbingan dan baik, sopan, dan Sakit Mandiri, dimana kita
d. Mencatat hasil arahan dari berkata sopan Berkualitas dan harus meminta
pertemuan dengan Pimpinan santun, Sejahtera” persetujuan
pimpinan RS mengutarakan pimpinan
maksud dengan Misi: sebelum
e. Membuat surat − Surat izin yang jelas dan mudah Meningkatkan melaksanakan
rekomendasi dari telah dipahami Kesejahteraan kegiatan
pimpinan tentang ditandatangani segenap karyawan
pelaksanaan kegiatan sebagai bentuk b. Akuntabilitas Rumah Sakit dan  T: Tanggap
yang telah persetujuan Dalam melakukan memberi kepuasan Tanggap dalam
ditandatangani pimpinan kegiatan terhadap melihat
terhadap rencana koordinasi dan Stakeholder masalah/isu yang
f. Membuat time table kegiatan konsultasi dengan terjadi di
kegiatan pimpinan, ASN lingkungan kerja
− Time table bertanggung
kegiatan jawab, jujur,

28
konsisten dan
transparan.

c. WoG
Adanya
pendekatan
kolaborasi dan
kerjasama
dengan meminta
bimbingan dan
arahan Pimpinan.

d. Nasionalisme
ASN
Menggunakan
bahasa Indonesia
yang baik dan
benar dalam
menyampaikan
rancangan
kegiatan juga
mencatat hasil
notulen sesuai
dengan format dan
tata cara penulisan
bahasa indonesia
yang baik dan
benar.

29
e. Anti Korupsi
Sesuai dengan
nilai dasar anti
korupsi berani
menghadap
pimpinan dan jujur
dalam
mengungkapkan
rencana kegiatan
2. Membuat video a. Membuat narasi dan − Draft narasi dan a. Etika Publik Dengan membuat Pada kegiatan ini
simulasi code blue materi video simulasi materi video Jujur dalam video simulasi terlaksana nilai
code blue memberikan code blue maka yakni
informasi yang dapat mewujudkan A:Aktual
b. Mengkonsultasikan − Catatan hasil akan dimuat visi dan misi Dalam pelayanan
ide, gagasan terkait konsultasi dalam video. organisasi yaitu: senantiasa
guna mendapatkan Ramah, sopan memberikan hal
dukungan dari teman dan santun dalam baru untuk
sejawat melakukan Visi: kepentingan first
konsultasi dengan “Menjadi Rumah responder
teman sejawat Sakit Mandiri,
c. Melakukan − Rekaman video Berkualitas dan
perekaman video yang belum di b. Nasionalisme Sejahtera”
simulasi edit Tidak
memaksakan Misi:
d. Melakukan − Video yang kehendak pada Memberikan
pengeditan video sementara di edit saat melakukan Layanan
konsultasi dengan Berkualitas
− Video yang telah teman sejawat. dengan
e. Finalisasi video selesai Terakreditasi serta
berorientasi

30
c. Komitmen mutu keselamatan
Membuat inovasi pasien Tahun
dengan 2019
pembuatan video
simulasi code
blue yang mudah
dipahami oleh
first responder di
ruang rawat inap
interna

d. Akuntabilitas
Menyampaikan
ide secara
transparan dan
adanya kejelasan
target dari ide
yang ingin
dilaksanakan
kepada teman
sejawat.

e. Whole of
Government
Bekerjasama
dengan mitra jasa
pembuat video
simulasi untuk
menghasilkan video
yang berkualitas.

31
3. Sosialisasi code blue a. Penentuan jadwal − Jadwal kegiatan a. Akuntabilitas Dengan Pada kegiatan ini
sosialisasi yang simulasi Kejelasan melakukan terlaksana nilai
dikoordinasikan informasi sosialisasi code yakni
dengan kepala ruang blue maka dapat  C: Cerdas
rawat inap Interna b. Pelayanan mewujudkan visi Menyusun
Publik dan misi materi dengan
b. Penyebaran − Undangan sudah Petugas sebagai organisasi yaitu: cerdas
undangan sosialisasi diterima pihak pelayan publik  I:Ikhlas
di ruang rawat inap yang harus Visi: Pemberian
Interna bersangkutan memberikan “Menjadi Rumah sosialisasi
pelayanan Sakit Mandiri, dengan ikhlas
c. Melaksanakan − Diketahuinya dan kepada Berkualitas dan tanpa pamrih
sosialisasi code blue terlaksananya masyarakat Sejahtera”
sosialisasi code dengan maksimal
blue Misi:
c. Komitmen mutu Memberikan
Adanya ketepatan Layanan
waktu mengenai Berkualitas
rencana kegiatan dengan
Terakreditasi serta
d. Anti Korupsi berorientasi
Salah satu nilai keselamatan
anti korupsi yaitu pasien Tahun
tanggung jawab, 2019
di mana seorang
ASN harus selalu
menyelesaikan
pekerjaan atau
tugas secara
tuntas.

32
4. Pelaksanaan simulasi a. Penentuan jadwal − Jadwal kegiatan a. Akuntabilitas Dengan Pada kegiatan ini
code blue di ruang simulasi yang simulasi Kejelasan terlaksananya terlaksana nilai
rawat inap interna dikoordinasikan informasi simulasi code blue organisasi yakni
dengan kepala ruang maka dapat  T: Tanggap
rawat inap Interna b. Komitmen mutu mewujudkan visi Tanggap dalam
Adanya dan misi melihat
b. Penyebaran − Undangan sudah ketepatan waktu organisasi yaitu: masalah/isu yang
undangan simulasi di diterima pihak mengenai terjadi di
ruang rawat inap yang rencana kegiatan Visi: lingkungan kerja
Interna bersangkutan “Menjadi Rumah
c. Etika Publik Sakit Mandiri,
− Terlaksananya Dalam Berkualitas dan
c. Pelaksanaan simulasi code blue memberikan Sejahtera”
simulasi code blue pelayanan harus
mengutamakan Misi:
prinsip etika yaitu Memberikan
bagaimana Layanan
berkomunikasi Berkualitas
dan bertindak dengan
dengan sopan Terakreditasi serta
berorientasi
d. Pelayanan keselamatan
Publik pasien Tahun
Petugas sebagai 2019
pelayan publik
harus
memberikan
pelayanan
kepada
masyarakat

33
dengan
maksimal
5. Melaporkan hasil a. Mengevaluasi − Laporan evaluasi a. Manajemen ASN Dengan adanya Pada kegiatan ini
kegiatan kepada kegiatan yang telah kegiatan Setiap kegiatan pelaporan hasil terlaksana
pimpinan dilaksanakan wajib dilaporkan kegiatan kepada beberapa nilai
− Laporan hasil kepada pimpinan pimpinan maka yakni
b. Melaporkan hasil kegiatan diterima dapat mewujudkan  P: Profesional
kegiatan kepada pimpinan b. Anti Korupsi visi dan misi Membangun
pimpinan Laporan hasil organisasi yaitu: komunikasi
− Laporan kegiatan dilaporkan yang baik
dokumentasi secara jujur dan Visi: dengan
c. Mendokumentasikan sesuai fakta yang “Menjadi Rumah pimpinan
hasil kegiatan ada Sakit Mandiri, secara
Berkualitas dan professional
c. Akuntabilitas Sejahtera”
Setiap laporan
capaian hasil Misi:  N: Netral
kegiatan harus Memberikan Laporan
mampu Layanan kegiatan
dipertanggungjawa Berkualitas dilaporkan
bkan dengan secara jujur dan
Terakreditasi serta transparan
d. Komitmen Mutu berorientasi
Mencari tahu keselamatan
sejauh mana pasien Tahun
dampak dan 2019
efektifnya

34
H. Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan
No. Tahap Kegiatan Juli Agustus
II III IV V I
1. Melakukan konsultasi dengan pimpinan tentang persetujuan kegiatan yang akan dilakukan
2. Membuat video simulasi code blue
3. Sosialisasi code blue
4. Pelaksanaan simulasi code blue di ruang rawat inap interna
5. Melaporkan hasil kegiatan kepada pimpinan

35
MATRIK NILAI – NILAI DASAR ASN
Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Kegiatan 1 Kegiatan 2
Nilai Dasar Indikator Nilai 3 4 5 Total
I II III IV V IV I II III IV V I II III I II III I II III
tanggung jawab 2
akuntabilitas konsistensi 2
transparan 6
cinta tanah air 1
nasionalisme
demokratis 1
bahasa yang baik 4
sopan 4
etika publik
ramah 2
bersikap baik 2
efektif 4
komitmen
efisien 3
mutu
inovasi 3
tanggung jawab 3
anti korupsi jujur 4
berani 2

MATRIK KEDUDUKAN DAN PERAN ASN


KEGIATAN 2
Keterkaitan dengan Kedudukan KEGIATAN 1 KEGIATAN 3 KEGIATAN 4 KEGIATAN 5
Membuat TOTAL
dan Peran ASN konsultasi Sosialisasi Simulasi Laporan hasil
video simulasi
Manajemen ASN 1
Pelayanan Publik 2
Whole of Government (WoG) 2

36
MATRIK VISI MISI DAN NILAI ORGANISASI
Keterkaitan terhadap Visi Misi Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Total
dan Tata Nilai Organisasi 1 2 3 4 5
Visi “Menjadi Rumah Sakit Mandiri, Berkualitas 5
dan Sejahtera”
Memberikan Layanan Berkualitas dengan 4
Terakreditasi serta berorientasi keselamatan
pasien Tahun 2019
Meningkatkan Kemandirian Rumah Sakit 0
dengan Tata Kelola Badan Layanan Umum
Misi Daerah Tahun 2020
Memberikan Rasa Aman dan Nyaman bagi 0
pasien dan keluarganya
Meningkatkan Kesejahteraan segenap 1
karyawan Rumah Sakit dan memberi
kepuasan terhadap Stakeholder
Profesional 2
Aktual 1
Netral 1
Cerdas 1
Adil 0
Tata Nilai
Ikhlas 1
Tanggap 2
Apik 0
Nyaman 0
Aman 0

37

Anda mungkin juga menyukai