Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN PNS

“OPTIMALISASI PEMBERIAN INFORMASI BEYOND USE DATE OBAT


MELALUI METODE SILET (SOSIALISASI LANGSUNG, LEAFLET, DAN POSTER)
BAGI PENGUNJUNG APOTEK RSUD KABUPATEN BUTON UTARA”

Oleh :
apt. AZAN CAHYADI, S.Farm., M.Pharm.Sci
NDH: 39

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III


ANGKATAN CXXI TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2021
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN PNS

“OPTIMALISASI PEMBERIAN INFORMASI BEYOND USE DATE OBAT


MELALUI METODE SILET (SOSIALISASI LANGSUNG, LEAFLET, DAN POSTER)
BAGI PENGUNJUNG APOTEK RSUD BUTON UTARA”

Oleh :
apt. AZAN CAHYADI, S.Farm., M.Pharm.Sci
NDH: 39

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III


ANGKATAN CXXI TAHUN 2021

PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA


BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Rancangan Aktualisasi
dengan judul “Optimalisasi Pemberian Informasi Beyond Use Date Obat melalui Metode
SILET (Sosialisasi Langsung, Leaflet, dan Poster) Bagi Pengunjung Apotek di RSUD
Kabupaten Buton Utara” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh surat keterangan
lulus Pelatihan Dasar CPNS.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Syahruddin Nurdin, S.E. selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara dan sebagai
2. Bapak La Hadifa, S.E.,M.Si. selaku coach yang membimbing pengerjaan laporan
aktualisasi sehingga laporan ini dapat selesai dan siap untuk dipresentasikan.
3. Dr. Ir. I Gede Panca M.Pd selaku penguji yang memberikan masukan dan saran
perbaikan.
4. Bapak Sunario, S.Kep., Ns selaku mentor yang selalu memberikan arahan, serta
masukan dalam perbaikan penyusunan laporan aktualisasi.
5. Widyaiswara dan Instruktur yang telah membimbing penulis selama Pelatihan Dasar
(Latsar).
6. Seluruh keluarga khususnya orangtua dan saudara kandung yang selalu memberikan
dukungan dan semangat.
7. Istri tercinta Mirna Widasri dengan penuh cinta yang selalu setia menemani,
memberikan doa, dukungan, dan motivasi agar selalu semangat mengikuti dan
menyelesaikan kegiatan Latsar dengan baik.
8. Teman-teman Latsar Golongan III Angkatan CXXI, CXXII dan CXXIII yang saling
memberikan dukungan moril selama Latsar (On Campus) berlangsung.
Semoga rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dan memberikan
wawasan tambahan bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.
Kendari, Oktober 2021
Hormat Saya,

apt. Azan Cahyadi, S.Farm., M.Pharm.Sci

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................................. i


LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………......iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................... 3
C. Manfaat .................................................................................................... 4
D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi ...................................................... 5
E. Waktu dan Tempat ................................................................................... 5
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI DASAR,
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN
A. Gambaran Umum Organisasi .................................................................... 6
B. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Organisasi ………….…….………………….7
C. Struktur Tugas Pokok, Fungsi Organisasi dan Tupoksi
Apoteker.....................................................................................................8
D. Sasaran Kinerja Pegawai...……………….….………………………….10
E. Konsepsi Nilai-Nilai Dasar dan Kedudukan Peran ASN ………….……11
F. Penetapan Isu dan Dampaknya .... ……………………………………....18
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Rancangan Kegiatan Aktualisasi............................................................. 23
B. Rencana Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi ........................................... 36
C. Estimasi Biaya Kegiatan ......................................................................... 36
D. Rencana Matrix Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi……………………37

v
BAB IV LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
A. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi………...…………………………...38
B. Proses Penerapan Inisiatif dan Gagasan Kreatif……………...………..58
C. Analisis Dampak Kegiatan Aktualisasi…………………………...…...59
D. Realisasi Penjadwalan Aktualisasi…………………………...………..59
E. Realisasi Matrix Penjadwalan Aktualisasi…………………...………..61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………….63
B. Saran…………………………………………………………………...64
C. Rencana Tindak Lanjut………………………………………………...64
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………65
LAMPIRAN………………………………………………………………………...66

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tampak Depan RSUD Kab. Buton Utara……………………………….6
Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi RSUD Kab. Buton Utara Tahun 2021………8
Gambar 2.3 Bagan Struktur Organisasi Apotek RSUD Kab. Buton Utara……………9
Gambar 2.4 Diagram mind mapping…………………………..……………………21
Gambar 4.1 Pernyataan Dukungan dari Direktur……………………………………40
Gambar 4.2 Pernyataan Dukungan dari Kepala Seksi Pelayanan…………………..41
Gambar 4.3 Pernyataan Dukungan dari Kepala IFRS………………………………41
Gambar 4.4 Konsultasi dengan Mentor……………………………………………..44
Gambar 4.5 Mengelompokkan Sediaan Farmasi……………………………………44
Gambar 4.6 Mencari Informasi BUD Obat…………………………………………45
Gambar 4.7 Rancangan Leaflet dan Kuesioner……………………………………..47
Gambar 4.8 Konsultasi Hasil Rancangan…………………………………………...47
Gambar 4.9 Leaflet dan Kuesioner………………………………………………….48
Gambar 4.10 Penerimaan Resep…………………………………………………….50
Gambar 4.11 Penyiapan Obat……………………………………………………….51
Gambar 4.12 Pemberian Informasi Obat……………………………………………51
Gambar 4.13 Penyerahan Lembar Kuesioner……………………………………….56
Gambar 4.14 Penerimaan Hasil Kuesioner………………………………………….56
Gambar 4.15 Diagram Tingkat Kepuasan…………………………………………..57
Gambar 4.16 Diagram Tingkat Pengetahuan Pengunjung Setelah Sosialisasi….….57

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi……………………………..19
Tabel 2.2 Analisis isu berdasarkan APKL…………………..………………………20
Tabel 3.1 Rancangan kegiatan aktualisasi…………………………………………...23
Tabel 3.2 Deskripsi penjelasan kegiatan aktualisasi………………………..……….24
Tabel 3.3 Rencana penjadwalan kegiatan aktualisasi………………………………..35
Tabel 3.4 Estimasi biaya kegiatan…………………………………………………...36
Tabel 3.5 Rencana matrik penjadwalan kegiatan aktualisasi………………………..37
Tabel 3.6 Lanjutan rencana matrik penjadwalan kegiatan aktualisasi……………….37
Tabel 4.1 Hasil Evaluasi 1…………………………………………………………..54
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi 2…………………………………………………………..54
Tabel 4.3 Realisasi Penjadwalan Kegiatan………………………………………….60
Tabel 4.4 Matrix Kegiatan Realisasi…………………………………………………61

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, aparatur negara memiliki kekuatan dan kemampuan
profesional kelas dunia, berintegritas tinggi non-parsial dalam melaksanakan tugas,
berbudaya tinggi non-parsial dan kesejahteraan tinggi, serta dipercaya publik
dengan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai
birokrat bukan sekadar merujuk kepada jenis pekerjaan, tetapi merujuk kepada
sebuah profesi pelayanan publik. Pegawai ASN dalam hal ini PNS mempunyai
fungsi dan tugas yakni sebagai pelaksana kebijakan publik, sebagai pelayan publik,
sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Seorang tenaga kesehatan yang baru diangkat menjadi ASN memerlukan
sebuah sistem pendidikan dan pelatihan disebut dengan Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang merupakan wadah yang tepat untuk membentuk
pola pikir yang baru bagi ASN terkandung dalam Peraturan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Melalui pembelajaran
ini, diharapkan para tenaga kesehatan terutama apoteker dapat memahami dan
memiliki komitmen terhadap nilai-nilai dasar yang terdiri atas: Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA), serta
mampu mengaplikasikannya dalam pekerjaannya sehari-hari sejalan dengan
peningkatan pengetahuan dan teknologi informasi, dimana kebutuhan dan tuntutan

1
masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat, baik
pelayanan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, maupun rehabilitatif.
ASN yang bekerja sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit membutuhkan komitmen yang kuat untuk dapat menampilkan kinerja terbaik,
menjunjung tinggi kepuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Pekerjaan
Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengandalian mutu Sediaan Farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat,
pengelilaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan
sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, kegiatan penyerahan (dispensing) dan
pemberian informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap
menyiapkan/meracik obat, memberikan label/etiket, menyerahkan sediaan farmasi
dengan informasi yang memadai disertai pendokumentasian. Kegiatan tersebut
termasuk dalam bagian Pengkajian dan Pelayanan Resep. Informasi yang diberikan
tersebut termasuk informasi mengenai penyimpanan obat dan batas penggunaan
obat setelah kemasan primernya dibuka (beyond use date).
Beyond use date (BUD) adalah batas waktu penggunaan produk obat
setelah diracik/disiapkan atau setelah kemasan primernya dibuka/dirusak. Kemasan

2
primer disini berarti kemasan yang langsung bersentuhan dengan bahan obat,
seperti: botol, ampul, vial, blister, dan sebagainya. Pengertian BUD berbeda dari
expiration date (ED) atau tanggal kedaluwarsa karena ED menggambarkan batas
waktu penggunaan produk obat setelah diproduksi oleh pabrik farmasi, sebelum
kemasannya dibuka. BUD bisa sama dengan atau lebih pendek daripada ED. ED
dicantumkan oleh pabrik farmasi pada kemasan produk obat, sementara BUD tidak
selalu tercantum. Idealnya, BUD dan ED ditetapkan berdasarkan hasil uji stabilitas
produk obat dan dicantumkan pada kemasannya.
Selama penulis melakukan orientasi di Rumah Sakit, penulis menemukan
salah satu tugas dan fungsi apoteker yang belum optimal. Salah satu tugas dan
fungsi apoteker yang dimaksud adalah dalam hal pemberian informasi obat. Ada
banyak pasien yang tidak mengetahui batas penggunaan obat sejak pertama kali
dibuka atau dalam istilah kefarmasian disebut beyond use date. Hal ini membuat
penulis tertarik untuk mengambil isu optimalisasi pelayanan pemberian informasi
beyond use date obat melalui metode SILET (Sosialisasi langsung, leaflet, dan
poster) bagi pengunjung Apotek RSUD Kabupaten Buton Utara.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan rancangan aktualisasi ini adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari rancangan aktualisasi ini adalah sebagai pedoman
untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi) serta kedudukan dan peran profesi ASN dalam NKRI secara langsung
di unit kerja yaitu pada RSUD Kab. Buton Utara.

3
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penyusunan rancangan aktualisasi ini adalah;
1) Tersedianya rancangan materi dan media pemberian informasi beyond use
date obat.
2) Terlaksananya pemberian informasi beyond use date obat.
3) Terwujudnya peningkatan pemahaman dan pengetahuan tentang pemberian
informasi beyond use date obat.

C. Manfaat
Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar PNS adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Penulis
Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini penulis mampu
menerapkan nilai-nilai dasar PNS serta kedudukan dan peran PNS dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Materi dan pembuatan media
pemberian informasi beyond use date obat juga meningkatkan pemahaman
serta peningkatan pengetahuan penulis.
2. Bagi Instansi Kerja
Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini bermanfaat dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan membantu pencapaian visi misi
instansi sehingga citra instansi di masyarakat semakin meningkat. Materi dan
pembuatan media pemberian informasi beyond use date obat juga dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada pasien/keluarga pasien sehingga
tingkat kepuasan masyarakat kepada rumah sakit semakin meningkat.

4
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik sebagai wujud
aktualisasi nilai dasar ANEKA dan terwujudnya pelayanan pemberian
informasi beyond use date obat yang optimal di RSUD Kab. Buton Utara
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi


Ruang lingkup kegiatan ini meliputi aktualisasi mata pelatihan untuk
pembelajaran agenda Nilai-Nilai Dasar ASN (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen mutu, dan Anti korupsi), aktualisasi mata pelatihan untuk
pembelajaran agenda kedudukan dan peran ASN dalam NKRI serta optimalisasi
pemberian informasi beyond use date obat di RSUD Kab. Buton Utara. Kegiatan
kegiatan yang terkait dengan aktualisasi ini dibatasi pada:
1. Membangun dukungan dengan pimpinan dan stakeholder terkait
2. Menyusun rancangan materi informasi beyond use date obat dan kuesioner
penilaian kepuasan pengunjung Apotek
3. Membuat leaflet, poster, dan kuesioner kepuasan pengunjung Apotek
4. Melaksanakan kegiatan pemberian informasi beyond use date obat
5. Evaluasi kegiatan

E. Waktu dan Tempat


Aktualisasi ini akan dilaksanakan dari tanggal 7 September sampai dengan
13 Oktober 2021 bertempat di RSUD Kab. Buton Utara.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Organisasi

Gambar 2.1 Tampak depan RSUD Kab. Buton Utara

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kab. Buton Utara didirikan pada Tahun 2009
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008, pada awalnya RSUD Kab. Buton
Utara berlokasi di Kelurahan Bangkudu kemudian pada tahun 2011 berpindah lokasi di
Desa Eelahaji. Pada tahun 2012, RSUD Kab. Buton Utara berpindah tempat ke Puskesmas
Kulisusu dan membuka pelayanan medis pertama kali. Di tahun yang sama yaitu tahun
2012, RSUD Kab. Buton Utara berganti kepemimpinan sekaligus berpindah lokasi di Jalan
Poros Ereke-Waode Buri yang digunakan hingga saat ini.
Selanjutnya pada tahun 2013 mulai dibangun gedung pelayanan rumah sakit antara
lain gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD), gedung kebidanan dan gedung rawat inap.
Seiring berjalannya waktu pada akhir tahun 2019, RSUD Kab. Buton Utara telah
menyelesaikan pembangunan gedung baru diantaranya gedung Poliklinik, gedung
Intensive Care Unit (ICU), gedung Radiologi, gedung Operasi (OK), Instalasi Pembuangan
Air Limbah (IPAL) dan Gedung Apotek. Kapasitas tempat tidur sampai saat ini adalah
sebanyak 50 unit tempat tidur.

6
Pembangunan gedung dan kapasitas tempat tidur ini diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat Buton Utara. RSUD Kab. Buton Utara telah ditetapkan
sebagai Rumah Sakit Umum dengan Klasifikasi Tipe D berdasarkan Surat Izin Operasional
RS Nomor 1 Tahun 2017. RSUD Kab. Buton Utara juga telah mendapatkan Sertifikat
Akreditasi Rumah Sakit dengan Lulus Tingkat Perdana oleh Komisi Akreditasi Rumah
Sakit, dengan Nomor: KARS-SERT/392/V/2019.

B. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Organisasi


1. Visi Organisasi
Visi Organisasi yaitu terwujudnya RSUD Kab. Buton Utara sebagai Rumah
Sakit yang terkemuka yang mengutamakan kualitas pelayanan yang prima dan
terjangkau oleh masyarakat.
2. Misi Organisasi
Misi Organisasi antara lain:
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan memberikan layanan yang
paripurna, efektif, efisien dan manusiawi dalam suasana yang ramah bagi pasien
dan keluarganya.
b. Meningkatkan kompetensi dan kualitas SDM rumah sakit yang tangguh dan
profesional melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan serta mendukung
upaya penelitian dan pengembangan rumah sakit.
c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana sesuai standar rumah
sakit.
d. Meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh karyawan rumah sakit.
e. Meningkatkan manajemen yang efektif dan efisien dengan menciptakan iklim kerja
yang kondusif bagi setiap orang berdasarkan kemanusiaan, kesejawatan, disiplin
dan tanggung jawab.
f. Mewujudkan rumah sakit yang terakreditasi dalam standar nasional.

3. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai nilai organisasi yang ada adalah sebagai berikut:
a. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada seluruh ketentuan dan
peraturan.

7
b. Peduli
Melayani masyarakat dengan sepenuh hati, mementingkan nilai-nilai kemanusiaan
dan mempermudah masyarakat dalam menerima pelayanan.
c. Transparan
Sikap bersedia memberitahukan seluruh informasi mengenai pelayanan kepada
masyarakat khususnya pasien dan keluarga pasien.
d. Integritas Tinggi
Sikap melaksanakan seluruh tugas secara bersungguh-sungguh sesuai dengan
kebijakan yang berlaku.
e. Rahasia
Sikap menjaga seluruh data pasien sesuai aturan yang berlaku.
f. Beretika
Sikap saling menghormati dan menghargai satu dan lainnya.
g. Inovatif
Sikap untuk berfikir dan membuat hal baru yang menunjang peningkatan
pelayanan.

C. Struktur, Tugas Pokok, Fungsi Organisasi, dan Tupoksi Apoteker


1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi yang berlaku saat ini sesuai dengan Peraturan Bupati Kab.
Buton Utara Nomor 28 Tahun 2016 Tentang Tugas Pokok dan Tata Kerja RSUD Tipe
D Non Pendidikan Kab. Buton Utara dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
89 Tahun 2007 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741), sebagaimana tercantum
dalam tabel di bawah ini:

DIREKTUR

KASUBAG
KELOMPOK TATA USAHA
JABATAN FUNGISIONAL

SEKSI SEKSI SEKSI


PELAYANAN KEPERAWATAN REKAM MEDIK

Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi RSUD Kab. Buton Utara Tahun 2021

8
Gambar 2.2 diatas menunjukkan struktur organisasi RSUD Kab. Buton Utara.
Pimpinan tertinggi adalah Direktur Rumah sakit yang merupakan Eselon III.a dan
membawahi 1 (satu) orang Kepala Tata Usaha Eselon IV.a dan 3 (tiga) orang Kepala Seksi
masing-masing Eselon IV.a. Kepala Tata Usaha membawahi bagian Perencanaan,
Kepegawaian dan Keuangan. Kepala Seksi masing-masing mempunyai tanggung jawab
dibagian pelayanan, keperawatan dan rekam medik. Selain itu terdapat kelompok jabatan
fungsional sesuai dengan profesi masing-masing yang bekerja di berbagai tingkat
pelayanan rumah sakit.
STRUKTUR ORGANISASI APOTEK
RSUD Kab. Buton Utara

DIREKTUR

KEPALA
SEKSI PELAYANAN

KEPALA
INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

TIM A TIM B TIM C TIM D


Gambar 2.3 Bagan struktur organisasi Apotek RSUD Kab. Buton Utara

2. Tugas Pokok RSUD Kab. Buton Utara


Tugas pokok RSUD Kab. Buton Utara adalah membantu bupati dalam
pelaksanaan kesehatan masyarakat secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu
dengan upaya peningkatan kesehatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya sistem
rujukan.

3. Fungsi RSUD Kab. Buton Utara


Fungsi RSUD Kab. Buton Utara adalah:
a) Perumusan kebijakan teknis RSUD
b) Pembinaan terhadap kelompok jabatan fungisional
c) Pengelolaan urusan ketatausahaan RSUD

9
d) Pembinaan dan pelaksanaan peningkatan mutu perawatan dan pelayanan
Kesehatan
e) Peningkatan mutu pelayanan medik
f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan bupati

4. Tupoksi Apoteker
Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 377 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Apoteker dan Angka Kreditnya, uraian kegiatan tugas Apoteker Pertama
sebagai berikut :
a) Membuat kerangka acuan dalam rangka Penyiapan Rencana Kegiatan Kefarmasian
b) Mengklasifikasi perbekalan farmasi dalam rangka Pemilihan Perbekalan Farmasi
c) Inventarisasi pemasok perbekalan farmasi dalam rangka Pemilihan Perbekalan
Farmasi
d) Mengolah data dalam rangka Perencanaan Perbekalan Farmasi
e) Mengawasi kegiatan dalam rangka Sterilisasi Sentral
f) Menyusun perbekalan farmasi dalam rangka Penyimpanan Perbekalan Farmasi
g) Merekapitulasi daftar usulan perbekalan farmasi dalam rangka Penghapusan
Perbekalan Farmasi
h) Meracik obat resep individual dalam rangka Dispensing
i) Visite ke ruang rawat
j) Pelayanan Informasi Obat (PIO)
k) Konseling obat
l) Konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya
m) Mendokumentasikan dalam rangka Pemantauan Penggunaan Obat
n) Pelayanan jarak jauh (Remote service)
o) Pelayanan di tempat tinggal (Home care)
p) Ambulatory service
q) Swamedikasi
r) Pelayanan paliatif

D. Sasaran Kinerja Pegawai


Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai
oleh seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang disusun dan disepakati bersama antara

10
pejabat penilai dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dinilai. Penilaian prestasi kerja
merupakan alat kendali agar setiap kegiatan pelaksanaan tugas pokok oleh setiap Pegawai
Negeri Sipil (PNS) selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran Kinerja Pegawai
(SKP) untuk jabatan Apoteker Pertama di RSUD Kab. Buton Utara adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa perbekalan farmasi (perencanaan)
2. Mendokumentasikan (pemantauan penggunaan obat)
3. Program khusus sarana pelayanan kesehatan
4. Mengolah data (perencanaan)
5. Menyusun perbekalan farmasi (penyimpanan)
6. Merekapitulasi daftar ulsulan (penghapusan)
7. Mengkaji resep induvidual
8. Keanggotaan dalam organisasi profesi

E. Konsepsi Nilai-Nilai Dasar dan Kedudukan Peran ASN


1. Konsepsi Nilai-Nilai Dasar ASN
Nilai-nilai ASN berdasarkan pada nilai-nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang harus diterapkan
dan ditanamkan pada Aparatur Sipil Negara (ASN), maka perlu diketahui indikator-
indikator dari kelima dasar tersebut yaitu:
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kemampuan individu, kelompok, atau instansi untuk
mempertanggungjawabkan pekerjaan yang diberikan kepadanya secara profesional.
Akuntabilitas tidak akan terwujud jika tidak ada alat akuntabilitas, seperti
perencanaan strategis, kontrak kinerja, dan laporan kinerja. Adapun nilai-nilai
dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel adalah:
1) Kepemimpinan;
2) Transparansi;
3) Integritas;
4) Tanggung jawab;
5) Keadilan;
6) Kepercayaan;
7) Keseimbangan;
8) Kejelasan; dan
9) Konsistensi

11
b. Nasionalisme
Nasionalisme yang diaplikasikan oleh seorang Aparatur Sipil Negara (ASN)
ialah Nasionalisme Pancasila, yaitu pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila, sehingga senantiasa menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. ASN
yang memiliki nasionalisme yang kuat adalah ASN yang memahami dan memiliki
kesadaran mengaktualisasikan wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme dalam
menjalankan profesinya sebagai pelayan publik yang berintegritas. Adapun nilai
dasar Nasionalisme yaitu:
Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.
8) Memiliki etos kerja yang tinggi.

Sila 2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

12
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa
lain.

Sila 3: Persatuan Indonesia


1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kepada kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Sila 4: Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan
1) Sebagai warga Negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

13
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan
pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat sesuai hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melakukan persmusyawaratan.

Sila 5: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.

14
c. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang mentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
ASN, yakni sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji terhadap diri sendiri yang tercermin dalam tindakan
dan perbuatan untuk menjaga standar yang telah ditetapkan. Sebagai ASN, tugas
apapun yang diemban merupakan tanggung jawab untuk dilaksanakan secara
optimal dengan prinsip efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu. Sehingga
masyarakat sebagai stakeholder merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
Nilai-nilai dasar dari komitmen mutu adalah sebagai berikut:
1) Efektifitas dan efisiensi;
2) Inovasi;

15
3) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/clients;
4) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara
agar customers/clients tetap setia;
5) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi: tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan;
6) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran
tuntutan kebutuhan customers/clients maupun perkembangan teknologi;
7) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan;
8) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara
lain: pendidikan, pelatihan dan pengembangan, ide kreatif, kolaboratif dan
benchmark.

e. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi
sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena
dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Anti korupsi adalah
tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau
tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh keuntungan
pribadi, merugikan negara, masyarakat baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Tindak pidana korupsi terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi. Adapun nilai-nilai dasar anti
korupsi adalah: jujur, peduli, mandiri, disiplin, sederhana, berani, adil, tanggung
jawab, dan kerja keras.

16
2. Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
PNS wajib mengetahui peran dan kedudukannya dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) agar dapat memahami peran dan kedudukan PNS dalam
NKRI.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Berikut beberapa
konsep yang ada dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
1) Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian
merupakan satu kesatuan.
4) Fungsi pegawai ASN adalah: pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta
perekat dan pemersatu bangsa.
5) Pegawai ASN bertugas:
a) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c) Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya, maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya (Fatimah & Irawati,
2016).

b. Whole of Government
Whole of Governement (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.

17
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan (Suwarno. & Sejati, 2016). Terkait implementasi WoG berdasarkan UU
No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, telah ditetapkan asas-asas umum
penyelenggaraan negara yang harus menjadi acuan dalam penyelenggaraan negara
dan pemerintahan negara oleh Aparatur Sipil Negara, yaitu:
1) Asas Kepastian Hukum;
2) Asas Kepentingan Umum;
3) Asas Akuntabilitas;
4) Asas Proporsionalitas;
5) Asa Profesionalitas;
6) Asas Keterbukaan;
7) Asas Efisiensi; dan
8) Asas Efektifitas.

c. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan penyelenggara pelayanan publik. Prinsip pelayanan
publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan yang prima adalah partisipatif,
transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.

F. Penetapan Isu dan Dampaknya


Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi, penulis terlebih dahulu melaksanakan
identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis selama bertugas di RSUD
Kab. Buton Utara. Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi
isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan penulis. Dari hasil
identifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu yang layak untuk dijadikan rancangan
aktualisasi.
Identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah dapat dilihat pada tabel
berikut.

18
Tabel 2.1 Identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi
No Kondisi Saat Ini Kondisi yang GAP Issu/Masalah
Diharapkan
1. RSUD Kab. Buton Utara Adanya pemberian Optimalisasi pemberian
belum melakukan informasi beyond use informasi beyond use
pemberian informasi beyond date obat di RSUD Kab. date obat melalui
use date obat Buton Utara metode SILET
(sosialisasi langsung,
leaflet, dan poster) bagi
pengunjung Apotek
RSUD Kab. Buton
Utara
2. Banyaknya pembelian Dalam situasi Panic buying pembelian
multivitamin dalam jumlah pemberlakuan multivitamin di Apotek
yang banyak oleh pembatasan kegiatan RSUD Kabupaten
masyarakat di Apotek masyarakat (PPKM) Buton Utara oleh
RSUD Kabupaten Buton Masyarakat membeli masyarakat dalam
Utara dalam situasi multivitamin di Apotek situasi pemberlakuan
pemberlakuan pembatasan RSUD Kabupaten pembatasan kegiatan
kegiatan masyarakat Buton Utara sesuai masyarakat (PPKM)
(PPKM) kebutuhan
3. Masyarakat mengeluhkan Meningkatnya tingkat Rendahnya tingkat
keterlambatan dan lamanya kepuasan masyarakat kepuasan masyarakat
pelayanan obat di Apotek terhadap pelayanan obat terhadap pelayanan obat
RSUD Kabupaten Buton di Apotek RSUD di Apotek RSUD
Utara Kabupaten Buton Utara Kabupaten Buton Utara
Penetapan isu menggunakan metode APKL. Aktual: seberapa jauh isu tersebut
terdistribusi dan diketahui oleh masyarakat, semakin aktual semakin besar nilainya.
Problematik: apakah isu tersebut benar-benar kompleks, semakin kompleks semakin
tinggi skornya. Kekhalayakan: apakah isu tersebut mendapat perhatian dan mempengaruhi
masyarakat umum (khalayak, semakin menyebar semakin tinggi skornya. Layak: apakah
isu tersebut cukup menarik dan berpengaruh luas terhadap berbagai aktivitas, semakin
layak semakin besar skornya.

19
Analisis APKL dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) dari mulai sangat APKL
atau tidak sangat APKL.
Tabel 2.2 Analisis isu berdasarkan APKL

No Isu aktual A P K L Total Rangking


Nilai
1. Optimalisasi pemberian informasi beyond 4 4 5 5 18 I
use date obat melalui metode SILET
(Sosialisasi langsung, leaflet, dan poster)
bagi pengunjung Apotek RSUD Kabupaten
Buton Utara
2. Panic buying pembelian multivitamin di 4 4 5 4 17 II
Apotek RSUD Kabupaten Buton Utara oleh
masyarakat dalam situasi pemberlakuan
pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM)
3. Rendahnya tingkat kepuasan masyarakat 3 4 4 4 15 III
terhadap pelayanan obat di Apotek RSUD
Kabupaten Buton Utara
Keterangan :
A : Aktual (sedang terjadi/dalam proses kejadian dan hangat bicarakan)
P : Problematik (masalah mendesak untuk dipecahkan)
K : Kekhalayakan (menyangkut hajat hidup orang banyak)
L : Layak (logis, pantas, realitas, dan dapat dibahas)
Adapun kriteria penetapan indikator APKL, yaitu:
Aktual:
1 : Pernah benar-benar terjadi
2 : Benar-benar sering terjadi
3 : Benar-benar terjadi dan bukan menjadi perbincangan
4 : Benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan perbincangan
5 : Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
Problematik:
1 : Masalah sederhana
2 : Masalah Kurang Kompleks
3 : Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
4 : Masalah Kompleks

20
5 : Masalah sangat Kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Kekhalayakan:
1 : Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2 : Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3 : Cukup menyangkut hajat orang banyak
4 : Menyangkut hajat hidup orang banyak
5 : Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak.
Layak:
1 : Masuk Akal
2 : Realistis
3 : Cukup masuk akal dan realistis
4 : Masuk akal dan Realistis
5 : Masuk akal, Realistis dan relavan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
Berdasarkan analisis APKL, maka diperoleh masalah dengan nilai paling tinggi yaitu
“Optimalisasi pemberian informasi beyond use date obat di RSUD Kab. Buton Utara”.
Berdasarkan penetapan peringkat pertama pada metode APKL, ditetapkan isu mengenai
belum optimalnya pemberian informasi beyond use date obat di RSUD Kab. Buton Utara.
Dampak yang terjadi jika isu tidak segera diselesaikan adalah: (a) masyarakat
menggunakan obat yang stabilitasnya tidak terjamin; (b) munculnya resiko underdosis
obat.
Setelah sebuah isu ditetapkan sebagai isu terpilih dalam rancangan aktualisasi, maka
perlu ditelusuri faktor-faktor penyebab terjadinya isu. Seperti yang tersaji dalam diagram
mind mapping.
Beyond use date dianggap
sama dengan expire date

Keterbatasan waktu Kurangnya apoteker di


dalam memberikan RSUD Kab. Buton
informasi obat Belum optimalnya Utara
pemberian
informasi beyond
use date obat

Gambar 2.4 Diagram mind mapping

21
Berdasarkan hasil analisis isu dengan menggunakan mind mapping, ditemukan
penyebab belum optimalnya penyimpanan arsip disebabkan oleh tiga hal, yaitu:
1. Beyond use date dianggap sama dengan expire date
2. Keterbatasan waktu dalam memberikan informasi obat
3. Kurangnya apoteker di RSUD Kab. Buton Utara
Sehingga penulis menyimpulkan bahwa optimalisasi pemberian informasi beyond
use date obat dapat dilakukan membuat sebuah infromasi terkait masa kedaluwarsa obat
setelah obat diracik atau dibuka pertama kali. Informasi tersebut berupa daftar BUD
(Beyond Use Date) obat bagi petugas kefarmasian untuk mempermudah petugas piket saat
melakukan penyampaian informasi obat dan juga berupa poster bagi pasien. Daftar BUD
(Beyond Use Date) akan saya buat dengan sangat sederhana dan memudahkan petugas
kefarmasian dalam mencari batas kedaluwarsa obat yang ingin mereka cari saat sedang
melakukan pemberian informasi obat sehingga tidak perlu waktu yang lama ketika ingin
mencari informasi tersebut. Bentuk daftar ini juga mudah dan dapat digunakan apabila ada
anak magang yang sedang berpaktik di ruang kefarmasian. Poster yang dibuat juga akan
dirancang agar mudah untuk dipahami oleh masyarakat. Pembuatan poster bertujuan
untuk mengingatkan kembali masyarakat terkait pentingnya BUD dan bedanya BUD
dengan expire date obat yang tertera dikemasan obat.

22
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Rancangan Kegiatan Aktualisasi


Berdasarkan isu yang dihadapi terkait belum optimalnya pemberian
informasi beyond use date obat di RSUD Kab. Buton Utara maka perlu dilakukan
intervensi untuk mengatasi permsalahan tersebut sehingga tujuan dapat dicapai.
Berikut diuraikan rancangan aktualisasi secara rinci sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.1 Rancangan kegiatan aktualisasi
Profesi : Apoteker Pertama
Unit Kerja : RSUD Kab. Buton Utara
Topik : Pemberian Informasi Obat
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya pemberian informasi beyond use date
obat di RSUD Kab. Buton Utara
Judul : Optimalisasi Pemberian Informasi Beyond Use Date
Obat melalui Metode SILET (Sosialisasi Langsung,
Leaflet, dan Poster) Bagi Pengunjung Apotek di
RSUD Kabupaten Buton Utara
Gagasan Pemecahan Isu : 1. Membangun dukungan dengan pimpinan dan
stakeholder terkait
2. Menyusun rancangan materi informasi BUD obat dan
kuesioner penilaian kepuasan pengunjung Apotek
3. Membuat leaflet, poster, dan kuesioner kepuasan
pengunjung Apotek
4. Melaksanakan kegiatan pemberian informasi BUD
obat
5. Evaluasi kegiatan

23
Tabel 3.2 Deskripsi penjelasan kegiatan aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai-
Kegiatan Substansi Mata Misi Organisasi Nilai Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
1 Membangun dukungan 1.Melakukan konsultasi 1.Terlaksananya Saya akan melakukan Dukungan dari pimpinan Adanya dukungan
dengan pimpinan dan pernyataan dukungan konsultasi konsultasi dengan dan stakeholder ini terkait ini maka akan
stakeholder terkait dengan Direktur RSUD pernyataan Direktur RSUD Kab. dengan visi organisasi, memberikan
Kab. Buton Utara dukungan dengan Buton Utara dengan yaitu “Terwujudnya RSUD penguatan tata nilai
Direktur RSUD sungguh-sunguh Kab. Buton Utara sebagai organisasi, yaitu:
Kab. Buton Utara (Komitmen Mutu), Rumah Sakit yang Disiplin, Peduli,
hadir tepat waktu terkemuka yang Transparan,
(Anti Korupsi) secara mengutamakan kualitas Integritas tinggi,
jelas (Akuntabilitas), pelayanan yang prima dan Rahasia, Beretika,
bermusyawarah terjangkau oleh dan Inovatif
(Nasionalisme) dan masyarakat.”
mendengarkan
masukan dan arahan Dan juga terkait dengan
(Etika Publik) misi organisasi ke-2, yaitu
2.Melakukan konsultasi 2.Terlaksananya Saya akan melakukan Meningkatkan
pernyataan dukungan konsultasi konsultasi dengan profesionalitas kerja SDM
dengan Kepala Seksi pernyataan Kepala Seksi RSUD Kab. Buton Utara
Pelayanan RSUD Kab. dukungan Pelayanan RSUD Kab.
Buton Utara dengan Kepala Buton Utara dengan
Seksi Pelayanan sungguh-sunguh
(Komitmen Mutu),

24
RSUD Kab. hadir tepat waktu
Buton Utara (Anti Korupsi) secara
jelas (Akuntabilitas),
bermusyawarah
(Nasionalisme) dan
mendengarkan
masukan dan arahan
(Etika Publik)
3.Melakukan konsultasi 3.Terlaksananya Saya akan melakukan
pernyataan dukungan konsultasi konsultasi dengan
dengan Kepala pernyataan Kepala Instalasi
Instalasi Farmasi dukungan dengan Farmasi RSUD Kab.
RSUD Kab. Buton Kepala Instalasi Buton Utara dengan
Utara Farmasi RSUD sungguh-sunguh
Kab. Buton Utara (Komitmen Mutu),
hadir tepat waktu
(Anti Korupsi) secara
jelas (Akuntabilitas),
bermusyawarah
(Nasionalisme) dan
mendengarkan
masukan dan arahan
(Etika Publik)
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan dan peran ASN dalam NKRI
Manajemen ASN : Dalam melaksanakan konsultasi dengan atasan diperlukan kompetensi ASN agar apa yang disampaikan kepada pimpinan jelas
dan terarah.
Whole of Government : Melaksanakan koordinasi dengan atasan merupakan bentuk kolaboratif untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan
Pelayanan Publik : Sebagai bentuk partisipasi melibatkan atasan dalam pelaksanaan kegiatan

25
Analisis Dampak
Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka dalam pelaksanaan aktualisasi akan berjalan kurang efektif dan terarah yang disebabkan kurangnya
koordinasi dengan atasan kerja.
Prediksi Hambatan
Atasan dalam keadaan sibuk
Alternatif Solusi
Menghubungi atau berkonsultasi melalui via telepon

2 Menyusun rancangan 1.Melakukan konsultasi 1.Terlaksananya Saya akan melakukan Penyusunan rancangan Dengan
materi informasi BUD dengan mentor konsultasi konsultasi dengan materi informasi BUD dan dilakukannya
obat dan kuesioner dengan mentor mentor dengan kuesioner ini terkait denganpenyusunan
penilaian kepuasan sungguh-sunguh visi organisasi, yaitu
rancangan materi
pengunjung Apotek (Komitmen Mutu), “Terwujudnya RSUD Kab. informasi BUD
hadir tepat waktu Buton Utara sebagaimaka akan
(Anti Korupsi) secara Rumah Sakit yangmemberikan
jelas (Akuntabilitas), terkemuka yangpenguatan tata nilai
bermusyawarah mengutamakan kualitas
organisasi, yaitu:
(Nasionalisme) dan pelayanan yang prima dan Disiplin, Peduli,
mendengarkan terjangkau oleh
Transparan,
masukan dan arahan masyarakat.” Integritas tinggi,
(Etika Publik) Rahasia, Beretika,
2.Mengelompokan 2.Terlaksananya Saya akan melakukan Dan juga terkait dengan dan Inovatif
sediaan farmasi pengelompokkan pengelompokkan misi organisasi ke-2, yaitu
jenis sediaan dengan tujuan yang Meningkatkan
farmasi yang ada jelas (Akuntabilitas), profesionalitas kerja SDM
bermusyawarah RSUD Kab. Buton Utara
(Nasionalisme) dan
mendengarkan

26
masukan dan arahan
(Etika Publik)
kemudian mencari
sumber yang
berkualitas
(Komitmen Mutu) dan
mengerjakannya
dengan disiplin dan
tepat waktu (Anti
Korupsi)
3.Mencari informasi dari 3.Tersedianya Saya akan mencari
sumber yang kredibel sumber yang informasi yang
terkait masa kredibel untuk kredibel
penggunaan obat dijadikan acuan (Akuntabilitas),
pembuatan bermusyawarah
informasi BUD (Nasionalisme) dan
obat mendengarkan
masukan dan arahan
(Etika Publik)
kemudian mencari
sumber yang
berkualitas
(Komitmen Mutu) dan
mengerjakannya
dengan disiplin dan
tepat waktu (Anti
Korupsi)

27
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan dan peran ASN dalam NKRI
Manajemen ASN : Dalam menyusun rancangan materi informasi BUD obat dan kuesioner penilaian kepuasan pelanggan diperlukan kompetensi
ASN agar memudahkan dalam melaksanakan pengelompokkan sehingga tidak terjadi kesalahan.
Whole of Government : Melaksanakan konsultasi dengan mentor merupakan bentuk kolaboratif untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan
Pelayanan Publik : Sebagai bentuk partisipasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan di Rumah Sakit
Analisis Dampak
Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka penulis akan kesulitan dalam melaksanakan pemberian informasi BUD obat dan kuesioner penilaian
kepuasan pelanggan
Prediksi Hambatan
Penentuan sumber yang akan dijadikan rancangan materi BUD dan validasi kuesioner kepuasaan pelanggan
Alternatif Solusi
Menggunakan sumber yang terupdate yang berasal dari jurnal serta validasi oleh mentor

3 Membuat leaflet, 1.Merancang bentuk 1.Tersedianya Saya akan Kegiatan ini terkait dengan Kegiatan yang
poster, dan kuesioner leaflet, poster, dan rancangan leaflet, membuat/merancang visi organisasi, yaitu dilakukan
kepuasan pengunjung kuesioner kepuasan poster, dan desain leaflet, poster, “Terwujudnya RSUD Kab. memberikan
Apotek pengunjung Apotek kuesioner dan kuesioner yang Buton Utara sebagai penguatan tata nilai
inovatif dan kreatif Rumah Sakit yang organisasi, yaitu:
(Komitmen Mutu), terkemuka yang Disiplin, Peduli,
menggunakan kata- mengutamakan kualitas Transparan,
kata yang sopan (Etika pelayanan yang prima dan Integritas tinggi,
Publik) dan jelas terjangkau oleh Rahasia,
(Akuntabilitas) masyarakat.” Beretika, dan
menggunakan bahasa Inovatif
Indonesia yang baik Terkait dengan misi
dan benar organisasi ke-5, yaitu
(Nasionalisme). Meningkatkan manajemen
Mencetak poster/stiker yang efektif dan efisien

28
secara sederhana dengan menciptakan iklim
(Anti Korupsi) kerja yang kondusif bagi
2.Mengkonsultasikan 2.Terlaksananya Saya akan setiap orang berdasarkan
bentuk rancangan konsultasi bentuk mengkonsultasikan kemanusiaan, kesejawatan,
dengan mentor rancangan bentuk rancangan disiplin dan tanggung
dengan mentor desain leaflet, poster, jawab.
dan kuesioner yang
inovatif dan kreatif
(Komitmen Mutu),
menggunakan kata-
kata yang sopan (Etika
Publik) dan jelas
(Akuntabilitas)
menggunakan bahasa
Indonesia yang baik
dan benar
(Nasionalisme).
Mencetak poster/stiker
secara sederhana
(Anti Korupsi)
3.Membuat leaflet, 3.Terlaksananya Saya akan membuat
poster, dan kuesioner pembuatan desain leaflet, poster,
leaflet, poster, dan kuesioner yang
dan kuesioner inovatif dan kreatif
(Komitmen Mutu),
menggunakan kata-
kata yang sopan (Etika
Publik) dan jelas

29
(Akuntabilitas)
menggunakan bahasa
Indonesia yang baik
dan benar
(Nasionalisme).
Mencetak poster/stiker
secara sederhana
(Anti Korupsi)
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan dan peran ASN dalam NKRI
Manajemen ASN : Sebagai seorang ASN yang cakap harus selalu mampu meningkatkan kapasitas agar dapat berinovasi menyelesaikan isu yang
ada di instansi kerja
Whole of Government : Pembuatan leaflet, poster, dan kuesioner ini berguna bagi peningkatan pelayanan terhadap pengunjung Apotek di Rumah Sakit
maupun instansi terkait lainnya
Pelayanan Publik : Sebagai salah satu bentuk peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Analisis Dampak
Apabila tidak dilaksanakan maka akan pemberian informasi beyond use date obat sulit dilakukan
Prediksi Hambatan
Percetakan poster di Kab. Buton Utara yang masih terbatas
Alternatif Solusi
Mengirim file poster untuk di cetak di Kota Kendari

4 Melaksanakan 1.Menerima resep di 1.Terlaksananya Saya akan menerima Pelaksanaan kegiatan Dengan dilakukan
kegiatan pemberian Apotek penerimaan resep resep dan pemberian informasi obat pelaksanaan
informasi BUD obat di Apotek memeriksanya ini terkait dengan visi kegiatan
kelengkapan serta organisasi, yaitu pemberian
kesesuaiannya dengan “Terwujudnya RSUD Kab. informasi obat
jelas (Akuntabilitas) Buton Utara sebagai maka akan
tanpa membedakan Rumah Sakit yang memberikan

30
siapapun atau bersikap terkemuka yang penguatan tata nilai
adil (Nasionalisme) mengutamakan kualitas organisasi, yaitu:
serta tetap menjaga pelayanan yang prima dan Disiplin, Peduli,
sopan santun saat terjangkau oleh Transparan,
memberikan informasi masyarakat.” Integritas tinggi,
(Etika Publik), tetap Rahasia,
menjaga kualitas Dan juga terkait dengan Beretika, dan
pelayanan (Komitmen misi organisasi ke-1, yaitu Inovatif
mutu) dan memiliki Memberikan pelayanan
keberanian untuk kesehatan dengan
menolak apabila ada memberikan layanan yang
yang ingin memberi paripurna, efektif, efisien
imbalan (Anti dan manusiawi dalam
Korupsi) suasana yang ramah bagi
2.Menyiapkan obat untuk 2.Tersedianya Saya akan menyiapkan pasien dan keluarganya.
pasien obat yang akan obatnya dengan cepat
diberikan dan tepat
kepada pasien (Akuntabilitas) tanpa
membedakan
siapapun atau bersikap
adil (Nasionalisme)
serta tetap menjaga
sopan santun saat
memberikan informasi
(Etika Publik), tetap
menjaga kualitas
pelayanan (Komitmen
mutu) dan memiliki

31
keberanian untuk
menolak apabila ada
yang ingin memberi
imbalan (Anti
Korupsi)
3.Memberikan informasi 3.Terlaksananya Saya akan memberikan
terkait pengobatannya pemberian informasi khususnya
dan juga terkait batas informasi BUD BUD obat dengan jelas
penggunaan obat obat (Akuntabilitas) tanpa
tersebut membedakan
siapapun atau bersikap
adil (Nasionalisme)
serta tetap menjaga
sopan santun saat
memberikan informasi
(Etika Publik), tetap
menjaga kualitas
pelayanan (Komitmen
mutu) dan memiliki
keberanian untuk
menolak apabila ada
yang ingin memberi
imbalan (Anti
Korupsi)
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan dan peran ASN dalam NKRI
Manajemen ASN : Sebagai seorang ASN yang cakap harus selalu mampu memberikan pelayanan kesehatan yang memadai kepada pengunjung
Apotek dengan berinovasi menyelesaikan isu yang ada di instansi kerja
Whole of Government : Penerapan pemberian informasi ini berguna bagi peningkatan kepuasan pasien/keluarga pasien terhadap Rumah Sakit

32
Pelayanan Publik : Sebagai salah satu bentuk peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

Analisis Dampak
Apabila tidak dilaksanakan maka masyarakat menggunakan obat yang stabilitasnya tidak terjamin dan munculnya resiko underdosis obat.
Prediksi Hambatan
Terbatasnya waktu pasien/keluarga pasien untuk diberikan penjelasan tentang pemberian informasi beyond use date obat
Alternatif Solusi
Memberikan informasi beyond use date obat kepada pengunjung Apotek melalui leaflet

5 Evaluasi kegiatan 1.Menyerahkan lembar 1.Terlaksananya Saya akan Kegiatan ini terkait dengan Kegiatan yang
kuesioner kepada penyerahan menyerahkan lembar visi organisasi, yaitudilakukan
pengunjung Apotek lembar kuesioner kuesioner kepada “Terwujudnya RSUD Kab. memberikan
kepada pengunjung Apotek Buton Utara sebagaipenguatan tata
pengunjung dengan sikap yang Rumah Sakit yang nilai organisasi,
Apotek sopan dan santun terkemuka yang yaitu: Disiplin,
(Etika Publik) mengutamakan kualitasPeduli,
sehingga ada nya rasa pelayanan yang prima dan Transparan,
persatuan dalam terjangkau olehIntegritas tinggi,
bekerja masyarakat.” Rahasia,
(Nasionalisme) dan Beretika, dan
menjelaskan lembar Terkait dengan misi Inovatif
kuesioner dengan organisasi ke-1, yaitu
jujur (Anti Korupsi), Memberikan pelayanan
adil (Akuntabilitas), kesehatan dengan
dan mengedepankan memberikan layanan yang
kepuasan pasien/ paripurna, efektif, efisien
keluarga pasien dan manusiawi dalam
(Komitmen Mutu)

33
2.Menerima hasil 2.Tersedianya hasil Saya akan menerima suasana yang ramah bagi
kuesioner dari kuesioner dari hasil kuesioner dari pasien dan keluarganya.
pengunjung Apotek pengunjung pengunjung Apotek
Apotek dengan sikap yang
sopan dan santun
(Etika Publik)
sehingga ada nya rasa
persatuan dalam
bekerja
(Nasionalisme) dan
mengumpulkan hasil
kuesioner dengan
jujur (Anti Korupsi),
adil (Akuntabilitas),
dan mengedepankan
kepuasan pasien/
keluarga pasien
(Komitmen Mutu)
3. Melakukan perekapan 3.Tersedianya Saya akan melakukan
hasil kuesioner diagram tingkat perekapan hasil
kepuasan kuesioner dari
pengunjung pengunjung Apotek
terhadap dengan integritas
pelayanan di tinggi (Etika Publik)
Apotek untuk membuat
diagram hasil dengan
kerja keras
(Nasionalisme) dan

34
melakukan perekapan
dengan jujur (Anti
Korupsi), adil
(Akuntabilitas), dan
mengedepankan
kepuasan pengunjung
Apotek (Komitmen
Mutu)
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan dan peran ASN dalam NKRI
Manajemen ASN : Salah satu bentuk perbaikan kinerja ASN ialah melaksanakan evaluasi agar dapat ditingkatkan lagi.
Whole of Government : Melaksanakan koordinasi dengan mentor dalam melaksanakan perekapan hasil kuesioner kepuasan pengunjung Apotek
Pelayanan Publik : Pentingnya evaluasi dan pelaporan sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan publik khususnya pelayanan kesehatan bagi
masyarakat.
Analisis Dampak
Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka tidak akan ada perbaikan/evaluasi kegiatan selanjutnya
Prediksi Hambatan
Atasan sedang melaksanakan tugas di luar daerah
Alternatif Solusi
Melaksanakan pelaporan melalui telepon

35
B. Rencana Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi
Tabel 3.3 Rencana penjadwalan kegiatan aktualisasi
No Kegiatan Pelaksanaan Tempat
1 Membangun dukungan dengan pimpinan dan 7-13 September 2021 Ruang Direktur, Ruang Kepala Seksi Pelayanan
stakeholder terkait dan Apotek RSUD Kab. Buton Utara
2 Menyusun rancangan materi informasi BUD obat 14-20 September 2021 Ruang Kepala Seksi Pelayanan dan Apotek RSUD
dan kuesioner penilaian kepuasan pengunjung Kab. Buton Utara
Apotek
3 Membuat leaflet, poster, dan kuesioner kepuasan 21-27 September 2021 Apotek RSUD Kab. Buton Utara
pengunjung Apotek
4 Melaksanakan kegiatan pemberian informasi BUD 28 September-4 Oktober 2021 Apotek RSUD Kab. Buton Utara
obat
5 Evaluasi kegiatan 5-11 Oktober 2021 Ruang tunggu Apotek RSUD Kab. Buton Utara

C. Estimasi Biaya Kegiatan


Tabel 3.4 Estimasi biaya kegiatan
No. Alat/Bahan Satuan Harga (Rp) Jumlah
1. Kertas A4 80 Gram 1 Rim 50.000 50.000
2. Tinta Epson Hitam 1 Botol 90.000 90.000
3. Tinta Epson Warna 1 Botol 120.000 120.000
4. Cetak Poster 1 buah 100.000 100.000
Jumlah 460.000

36
D. Rencana Matrik Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi
Tabel 3.5 Rencana matrik penjadwalan kegiatan aktualisasi
Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan September
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Membangun dukungan dengan pimpinan dan
stakeholder terkait
2 Menyusun rancangan materi informasi BUD obat dan
kuesioner penilaian kepuasan pengunjung Apotek
3 Membuat leaflet, poster, dan kuesioner kepuasan
pengunjung Apotek
4 Melaksanakan kegiatan pemberian informasi BUD
obat
5 Evaluasi kegiatan

Tabel 3.6 Lanjutan rencana matrik penjadwalan kegiatan aktualisasi


Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan September Oktober
25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Membangun dukungan dengan pimpinan dan
stakeholder terkait
2 Menyusun rancangan materi informasi BUD obat dan
kuesioner penilaian kepuasan pengunjung Apotek
3 Membuat leaflet, poster, dan kuesioner kepuasan
pengunjung Apotek
4 Melaksanakan kegiatan pemberian informasi BUD
obat
5 Evaluasi kegiatan

37
BAB IV
LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


Berdasarkan rancangan aktualisasi yang telah dibuat, pelaksanaan aktualisasi
ditempat tugas yaitu Apotek RSUD Kabupaten Buton Utara telah dilaksanakan
selama 30 (tiga puluh hari) kerja sejak tanggal 7 September - 6 Oktober 2021.
Pelaksanaan aktualisasi tersebut selalu dikoordinasikan dengan mentor maupun
coach untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Rencana kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rancangan sejumlah 5 (lima)
kegiatan, dimana pada pelaksanaannya seluruh kegiatan telah berlangsung. Seluruh
kegiatan tersebut adalah:
1. Membangun dukungan dengan pimpinan dan stakeholder terkait
2. Menyusun rancangan materi informasi BUD obat dan kuesioner penilaian
kepuasan pengunjung Apotek
3. Membuat leaflet, poster, dan kuesioner kepuasan pengunjung Apotek
4. Melaksanakan kegiatan pemberian informasi BUD obat
5. Evaluasi kegiatan
Berikut penjelasan rinci mengenai pelaksanaan 5 (lima) kegiatan pada
aktualisasi tersebut yaitu:
1. Membangun Dukungan dengan Pimpinan dan Stakeholder Terkait
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 16 September 2021.
Pada pelaksanaan kegiatan ini saya melakukan konsultasi dengan Direktur,
Kepala Seksi Pelayanan sekaligus sebagai mentor, dan Kepala Instalasi Farmasi
Rumah Sakit RSUD Kabupaten Buton Utara.

38
a. Tahapan Kegiatan
1. Melakukan konsultasi pernyataan dukungan dengan Direktur RSUD
Kabupaten Buton Utara
2. Melakukan konsultasi pernyataan dukungan dengan Kepala Seksi
Pelayanan RSUD Kabupaten Buton Utara
3. Melakukan konsultasi pernyataan dukungan dengan Kepala Instalasi
Farmasi RSUD Kabupaten Buton Utara
b. Output/Hasil
1. Terlaksananya konsultasi pernyataan dukungan dengan Direktur RSUD
Kabupaten Buton Utara
2. Terlaksananya konsultasi pernyataan dukungan dengan Kepala Seksi
Pelayanan RSUD Kabupaten Buton Utara
3. Terlaksananya konsultasi pernyataan dukungan dengan Kepala Instalasi
Farmasi RSUD Kabupaten Buton Utara
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Saya melakukan konsultasi dengan Direktur, Kepala Seksi Pelayanan,
dan Kepala Instalasi Farmasi RSUD Kabupaten Buton Utara dengan
sungguh-sungguh (Komitmen Mutu), hadir tepat waktu (Anti
Korupsi) secara jelas (Akuntabilitas), bermusyawarah (Nasionalisme)
dan mendengarkan masukan dan arahan (Etika Publik).
d. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Dukungan dari pimpinan dan stakeholder ini terkait dengan visi
organisasi, yaitu “Terwujudnya RSUD Kab. Buton Utara sebagai Rumah
Sakit yang terkemuka yang mengutamakan kualitas pelayanan yang prima
dan terjangkau oleh masyarakat.” Dan juga terkait dengan misi organisasi
ke-2, yaitu Meningkatkan profesionalitas kerja Sumber Daya Manusia
RSUD Kab. Buton Utara

39
e. Penguatan Nilai Organisasi
Adanya dukungan ini maka akan memberikan penguatan tata nilai
organisasi, yaitu: Disiplin, Peduli, Transparan, Integritas tinggi,
Rahasia, Beretika, dan Inovatif
f. Analisis Dampak
Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka apabila terjadi masalah
susah untuk dicari jalan keluarnya. Dengan diketahuinya kegiatan ini mulai
Direktur, Kepala Seksi Pelayanan, dan Kepala Instalasi Farmasi Rumah
Sakit dalam hal ini pimpinan secara berjenjang maka terwujudnya situasi
organisasi di rumah sakit yang sinergis. Terlebih lagi dalam situasi pandemi
terutama di rumah sakit dalam ini sebagai salah satu unit pelayanan
kesehatan masyarakat harus mampu menjaga situasi yang tidak
menyebabkan kerumunan atau mengumpulkan masa. Poin inilah yang
menjadi pertimbangan ketika melakukan konsultasi dengan pimpinan dan
stakeholder yang ada di rumah sakit.
Dokumentasi Kegiatan membangun dukungan dengan pimpinan dan
stakeholder terkait

Gambar 4.1 Pernyataan dukungan dari Direktur

40
Gambar 4.2 Pernyataan dukungan dari Kepala Seksi Pelayanan

Gambar 4.3 Pernyataan dukungan dari Kepala IFRS

2. Menyusun Rancangan Materi Informasi BUD Obat dan Kuesioner


Penilaian Kepuasan Pengunjung Apotek
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17 September 2021.
Pada pelaksanaan aktualisasi disini saya melakukan konsultasi dengan mentor,

41
mengelompokkan sediaan farmasi dan mencari informasi dari sumber yang
kredibel terkait masa penggunaan obat.
a. Tahapan Kegiatan
1. Melakukan konsultasi dengan mentor
2. Mengelompokkan sediaan farmasi
3. Mencari informasi dari sumber yang kredibel terkait BUD obat
b. Output/Hasil
1. Terlaksananya konsultasi dengan mentor
2. Terlaksananya pengelompokkan jenis sediaan farmasi yang ada
3. Tersedianya sumber yang kredibel untuk dijadikan acuan pembuatan
informasi BUD obat
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1. Saya melakukan konsultasi dengan mentor dengan sungguh-sunguh
(Komitmen Mutu), hadir tepat waktu (Anti Korupsi) secara jelas
(Akuntabilitas), bermusyawarah (Nasionalisme) dan
mendengarkan masukan dan arahan (Etika Publik).
2. Saya melakukan pengelompokkan dengan tujuan yang jelas
(Akuntabilitas), bermusyawarah (Nasionalisme) dan
mendengarkan masukan dan arahan (Etika Publik) kemudian mencari
sumber yang berkualitas (Komitmen Mutu) dan mengerjakannya
dengan disiplin dan tepat waktu (Anti Korupsi).
3. Saya mencari informasi yang kredibel (Akuntabilitas),
bermusyawarah (Nasionalisme) dan mendengarkan masukan dan
arahan (Etika Publik) kemudian mencari sumber yang berkualitas
(Komitmen Mutu) dan mengerjakannya dengan disiplin dan tepat
waktu (Anti Korupsi).

42
d. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penyusunan rancangan materi informasi BUD dan kuesioner ini terkait
dengan visi organisasi, yaitu “Terwujudnya RSUD Kab. Buton Utara
sebagai Rumah Sakit yang terkemuka yang mengutamakan kualitas
pelayanan yang prima dan terjangkau oleh masyarakat.” Dan juga terkait
dengan misi organisasi ke-2, yaitu Meningkatkan profesionalitas kerja
SDM RSUD Kab. Buton Utara.
e. Penguatan Nilai Organisasi
Dengan dilakukannya penyusunan rancangan materi informasi BUD
maka akan memberikan penguatan tata nilai organisasi, yaitu: Disiplin,
Peduli, Transparan, Integritas tinggi, Rahasia, Beretika, dan Inovatif.
f. Analisis Dampak
Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan, maka rancangan
terkait data informasi mengenai BUD (Beyond Use Date) akan
sulit dibuat dan dapat berdampak pada sulitnya pembuatan data
terkait informasi batas masa pakai obat setelah obat telah diracik
atau dibuka. Konsultasi dengan mentor menjadi salah satu elemen penting
yang memberikan ide serta masukan yang dapat memudahkan dalam
penyusunan informasi terkait BUD obat. Kemudian akan sulit untuk
merumuskan kusioner yang akan digunakan untuk mengukur kepuasan
pengunjung terhadap pelayanan yang diberikan di Apotek.

43
Dokumentasi kegiatan menyusun rancangan materi informasi BUD obat
dan kuesioner penilaian kepuasan pengunjung Apotek

Gambar 4.4 Konsultasi dengan mentor

Gambar 4.5 Mengelompokkan sediaan farmasi

44
Gambar 4.6 Mencari informasi BUD obat
3. Membuat leaflet, poster, dan kuesioner kepuasan pengunjung apotek
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu 18 September 2021. Pada
pelaksanaan aktualisasi disini saya merancang bentuk leaflet, poster, dan
kuesioner kepuasan pengunjung apotek, mengkonsultasikan bentuk rancangan
dengan mentor, dan membuat leaflet, poster dan kusioner tersebut.
a. Tahapan Kegiatan
1. Merancang bentuk leaflet, poster, dan kuesioner kepuasan pengunjung
Apotek
2. Mengkonsultasikan bentuk rancangan dengan mentor
3. Membuat leaflet, poster, dan kuesioner
b. Output/Hasil
1. Tersedianya rancangan leaflet, poster, dan kuesioner
2. Terlaksananya konsultasi bentuk rancangan dengan mentor
3. Terlaksananya pembuatan leaflet, poster, dan kuesioner
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1. Saya membuat/merancang desain leaflet, poster, dan kuesioner yang
inovatif dan kreatif (Komitmen Mutu), menggunakan kata-kata yang

45
sopan (Etika Publik) dan jelas (Akuntabilitas) menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar (Nasionalisme). Mencetak
leaflet dan poster secara sederhana (Anti Korupsi).
2. Saya mengkonsultasikan bentuk rancangan desain leaflet, poster, dan
kuesioner yang inovatif dan kreatif (Komitmen Mutu), menggunakan
kata-kata yang sopan (Etika Publik) dan jelas (Akuntabilitas)
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (Nasionalisme)
serta melakukan konsultasi dengan tepat waktu (Anti Korupsi).
3. Saya membuat desain leaflet, poster, dan kuesioner yang inovatif dan
kreatif (Komitmen Mutu), menggunakan kata-kata yang sopan
(Etika Publik) dan jelas (Akuntabilitas) menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar (Nasionalisme). Mencetak poster/stiker
secara sederhana (Anti Korupsi).
d. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Kegiatan ini terkait dengan visi organisasi, yaitu “Terwujudnya RSUD
Kab. Buton Utara sebagai Rumah Sakit yang terkemuka yang
mengutamakan kualitas pelayanan yang prima dan terjangkau oleh
masyarakat.” Terkait dengan misi organisasi ke-5, yaitu Meningkatkan
manajemen yang efektif dan efisien dengan menciptakan iklim kerja yang
kondusif bagi setiap orang berdasarkan kemanusiaan, kesejawatan, disiplin
dan tanggung jawab.
e. Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan yang dilakukan memberikan penguatan tata nilai organisasi,
yaitu: Disiplin, Peduli, Transparan, Integritas tinggi, Rahasia,
Beretika, dan Inovatif.

46
f. Analisis Dampak
Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka pemberian informasi
tentang BUD obat tidak akan terlaksana dengan baik. Masukkan dari
mentor diperlukan saat menyusun rancangan agar setiap tahapan dalam
pelaksanaan aktualisasi tidak menemui hambatan terutama dalam
pembuatan leaflet dan poster yang akan dibagikan dan dilihat oleh
pengunjung Apotek.
Dokumentasi kegiatan membuat leaflet, poster, dan kuesioner kepuasan
pengunjung Apotek

Gambar 4.7 Rancangan leaflet dan kuesioner

Gambar 4.8 Konsultasi hasil rancangan

47
Gambar 4.9 leaflet dan kuesioner

4. Melaksanakan Kegiatan Pemberian Informasi BUD Obat


Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 20-30 September 2021. Pada
pelaksanaan aktualisasi disini saya menerima resep di apotek, menyiapkan obat
untuk pengunjung apotek, dan memberikan informasi terkait pengobatannya
serta terkait batas penggunaan obat tersebut.
a. Tahapan Kegiatan
1. Menerima resep di Apotek
2. Menyiapkan obat untuk pengunjung Apotek
3. Memberikan informasi terkait pengobatannya dan juga terkait batas
penggunaan obat tersebut
b. Output/Hasil
1. Terlaksananya penerimaan resep di Apotek
2. Tersedianya obat yang akan diberikan kepada pengunjung Apotek
3. Terlaksananya pemberian informasi BUD obat

48
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1. Saya menerima resep dan memeriksanya kelengkapan serta
kesesuaiannya dengan jelas (Akuntabilitas) tanpa membedakan
siapapun atau bersikap adil (Nasionalisme) serta tetap menjaga sopan
santun saat memberikan informasi (Etika Publik), tetap menjaga
kualitas pelayanan (Komitmen mutu) dan memiliki keberanian untuk
menolak apabila ada yang ingin memberi imbalan (Anti Korupsi).
2. Saya menyiapkan obatnya dengan cepat dan tepat (Akuntabilitas)
tanpa membedakan siapapun atau bersikap adil (Nasionalisme) serta
tetap menjaga sopan santun saat memberikan informasi (Etika
Publik), tetap menjaga kualitas pelayanan (Komitmen mutu) dan
memiliki keberanian untuk menolak apabila ada yang ingin memberi
imbalan (Anti Korupsi).
3. Saya memberikan informasi khususnya BUD obat dengan jelas
(Akuntabilitas) tanpa membedakan siapapun atau bersikap adil
(Nasionalisme) serta tetap menjaga sopan santun saat memberikan
informasi (Etika Publik), tetap menjaga kualitas pelayanan
(Komitmen mutu) dan memiliki keberanian untuk menolak apabila
ada yang ingin memberi imbalan (Anti Korupsi).
d. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Pelaksanaan kegiatan pemberian informasi obat ini terkait dengan visi
organisasi, yaitu “Terwujudnya RSUD Kab. Buton Utara sebagai Rumah
Sakit yang terkemuka yang mengutamakan kualitas pelayanan yang prima
dan terjangkau oleh masyarakat.” Dan juga terkait dengan misi organisasi
ke-1, yaitu Memberikan pelayanan kesehatan dengan memberikan layanan
yang paripurna, efektif, efisien dan manusiawi dalam suasana yang ramah
bagi pasien dan keluarganya.

49
e. Penguatan Nilai Organisasi
Dengan dilakukan pelaksanaan kegiatan pemberian informasi obat
maka akan memberikan penguatan tata nilai organisasi, yaitu: Disiplin,
Peduli, Transparan, Integritas tinggi, Rahasia, Beretika, dan Inovatif.
f. Analisis Dampak
Pelaksanaan kegiatan secara terurut yaitu mulai dari penerimaan resep,
penyiapan obat dan pemberian informasi obat. Apabila kegiatan ini tidak
dilaksanakan maka pengobatan dan peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat tidak dapat ditingkatkan. Pemberian informasi BUD obat
penting untuk menjaga kualitas obat yang akan digunakan oleh pengunjung
apotek serta menghindari kontaminasi mikroorganisme yang justru dapat
menyebabkan terjadinya infeksi dan sebagainya. Kegiatan ini perlu
dioptimalkan melalui sosialisasi langsung, leaflet, dan poster agar
masyarakat bisa lebih mengerti tentang BUD obat itu sendiri.
Dokumentasi melaksanakan kegiatan pemberian informasi BUD obat

Gambar 4.10 Penerimaan resep

50
Gambar 4.11 Penyiapan obat

Gambar 4.12 Pemberian informasi obat


5. Evaluasi kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 20 September- 3 Oktober 2021.
Pada pelaksanaan aktualisasi disini saya menyerahkan lembar kuesioner,
menerima hasil kuesioner dan melakukan perekapan hasil kuesioner.

51
a. Tahapan Kegiatan
1. Menyerahkan lembar kuesioner kepada pengunjung Apotek
2. Menerima hasil kuesioner dari pengunjung Apotek
3. Melakukan perekapan hasil kuesioner
b. Output/Hasil
1. Terlaksananya penyerahan lembar kuesioner kepada pengunjung
Apotek
2. Tersedianya hasil kuesioner dari pengunjung Apotek
3. Tersedianya diagram tingkat kepuasan pengunjung terhadap pelayanan
di Apotek
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1. Saya menyerahkan lembar kuesioner kepada pengunjung Apotek
dengan sikap yang sopan dan santun (Etika Publik)
sehingga adanya rasa persatuan dalam bekerja (Nasionalisme) dan
menjelaskan lembar kuesioner dengan jujur (Anti Korupsi), adil
(Akuntabilitas), dan mengedepankan kepuasan pengunjung Apotek
(Komitmen Mutu).
2. Saya menerima hasil kuesioner dari pengunjung Apotek dengan sikap
yang sopan dan santun (Etika Publik) sehingga adanya rasa
persatuan dalam bekerja (Nasionalisme) dan mengumpulkan hasil
kuesioner dengan jujur (Anti Korupsi), adil (Akuntabilitas), dan
mengedepankan kepuasan pengunjung Apotek (Komitmen Mutu).
3. Saya melakukan perekapan hasil kuesioner dari pengunjung Apotek
dengan sikap yang sopan dan santun (Etika Publik) sehingga adanya
rasa persatuan dalam bekerja (Nasionalisme) dan mengumpulkan
hasil kuesioner dengan jujur (Anti Korupsi), adil (Akuntabilitas),

52
dan mengedepankan kepuasan pengunjung Apotek (Komitmen
Mutu).
d. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Kegiatan ini terkait dengan visi organisasi, yaitu “Terwujudnya RSUD
Kab. Buton Utara sebagai Rumah Sakit yang terkemuka yang
mengutamakan kualitas pelayanan yang prima dan terjangkau oleh
masyarakat.” Terkait dengan misi organisasi ke-1, yaitu
Memberikan pelayanan kesehatan dengan memberikan layanan yang
paripurna, efektif, efisien dan manusiawi dalam suasana yang ramah bagi
pasien dan keluarganya.
e. Penguatan Nilai Organisasi
Dengan dilakukan pelaksanaan kegiatan pemberian informasi obat
maka akan memberikan penguatan tata nilai organisasi, yaitu: Disiplin,
Peduli, Transparan, Integritas tinggi, Rahasia, Beretika, dan Inovatif.
f. Analisis Dampak
Pelaksanaan evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan
pengunjung terhadap pelayanan di Apotek. Ketika kegiatan ini tidak
dilaksanakan maka akan sulit untuk memberikan masukan dan peningkatan
terhadap kinerja petugas di Apotek.

53
g. Hasil Evaluasi
Tabel 4.1 Hasil evaluasi 1
No Jenis Pelayanan Tidak Kurang Sangat
% % Puas % %
Puas Puas Puas
1 Ketanggapan Apoteker/Asisten
Apoteker terhadap pengunjung 0 0 0 0 13 32,5 27 67,5
Apotek
2 Keramahan pelayanan
0 0 0 0 5 12,5 35 87,5
pemberian informasi obat
3 Kejelasan terkait informasi
0 0 0 0 5 12,5 35 87,5
yang diberikan
4 Lama waktu tunggu
0 0 7 17,5 22 55 11 27,5
pengambilan obat
5 Kenyamanan ruang tunggu 0 0 10 25 16 40 14 35
6 Ketersediaan poster terkait
0 0 0 0 30 30 10 25
informasi kesehatan
Total Skor 0 0 17 7,08 91 37,9 132 55

Tabel 4.2 Hasil evaluasi 2


No Jenis Pelayanan Tidak Tahu % Tahu %
1 Aturan pemakaian obat 0 0 40 100
2 Cara penyimpanan obat 4 10 36 90
3 Perbedaan lama pakai obat saat
kemasan belum dibuka dan sudah 2 5 38 95
dibuka
4 Kegunaan obat yang diminum 1 2,5 39 97,5
5 Waktu untuk minum obat 7 17,5 33 82,5
Total skor 14 7 186 93

54
Dari hasil evaluasi tabel 4.1 dapat dilihat bahwa banyak pengunjung
yang puas dengan pelayanan Apotek RSUD Kab. Buton Utara, di mana
37,9% hasil jawaban dari total pengunjung yang ditanya menjawab puas
dengan pelayanan di Apotek, 55% hasil jawaban menyatakan sangat puas
dengan pelayanan di Apotek, dan hanya 7,08% hasil jawaban menyatakan
kurang puas, di mana rincian 7,08% tersebut adalah 7 pengunjung
menjawab kurang puas pada lama waktu tunggu dan 10 pengunjung
menjawab kurang puas pada kenyamanan ruang tunggu. Waktu tunggu
yang lama dan kurang nyamannya ruang tunggu ini dikarenakan jumlah
pengunjung yang datang saat pengunjung berobat itu sedang ramai
sehingga waktu tunggu jadi agak lama dan ruang tunggu menjadi kurang
nyaman karena banyaknya pengunjung. Selanjutnya tidak bagusnya
jaringan internet juga menjadi faktor ketidaknyamanan pengunjung selama
berada diruang tunggu.
Dari hasil evaluasi tabel 4.2 dapat dilihat bahwa seluruh pengunjung
mendapatkan informasi terkait aturan pakai obat. Hanya 10% pengunjung
yang tidak mendapat informasi mengenai cara penyimpanan obat, hal ini
bisa dikarenakan obat yang didapatkan oleh pengunjung tersebut
merupakan obat yang tidak memerlukan ruang penyimpanan khusus.
Setelah itu terdapat 2 pengunjung yang tidak mendapatkan informasi terkait
BUD obat, ini mungkin karena obat yang diterima berupa tablet/kapsul
yang tidak diracik, sehingga ketika digunakan pengunjung hanya membuka
satu obat yang ingin dia minum, tidak semua obatnya sehingga tidak
mempengaruhi kedaluwarsa obat yang lain.
Setelah itu terdapat 1 pengunjung yang mengatakan tidak mendapatkan
informasi terkait kegunaan obat, hal ini sebenarnya harus disampaikan
kepada pengunjung. Tidak tersampaikan mungkin karena petugas yang

55
melakukan pelayanan terburu-buru menjelaskan karena banyaknya
pengunjung yang ada. Terakhir, terdapat 7 pengunjung yang tidak
mendapatkan informasi mengenai waktu minum obat, mungkin
dikarenakan obat yang diminum oleh pasien tidak memerlukan waktu
khusus untuk meminumnya.
Dokumentasi evaluasi kegiatan

Gambar 4.13 Penyerahan lembar kuesioner

Gambar 4.14 Penerimaan hasil kuesioner

56
Kuesioner Penilaian Kepuasan
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Ketanggapan Keramahan Kejelasan Lama waktu Kenyamanan Ketersediaan
Apoteker pelayanan terkait tunggu ruang tunggu poster
informasi

Tidak puas Kurang puas Puas Sangat puas

Gambar 4.15 Diagram tingkat kepuasan

Kuesioner pengetahuan pengunjung


120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
Aturan Cara Perbedaan BUD Kegunaan obat Waktu minum
pemakaian obat penyimpanan dan ED obat obat
obat

Tidak tahu Tahu

Gambar 4.16 Diagram tingkat pengetahuan pengunjung setelah sosialisasi

57
B. Proses Penerapan Inisiatif dan Gagasan Kreatif
Kreativitas merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan dan
ditingkatkan. Yang dimaksud dengan kreativitas dalam hal ini adalah
menghadirkan suatu gagasan baru. Kreativitas itu merupakan sebuah proses yang
dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Kita harus mengetahui bahwa kreativitas
tiap-tiap orang berbeda-beda, kemampuan seseorang dalam bakat, pengetahuan,
dan lingkungan juga dapat mempengaruhi kreativitas.
Keberhasilan rangkaian kegiatan pada saat aktualisasi dalam rangka mengatasi
isu aktual yang dibahas dan menjadi topik untuk diatasi di Apotek RSUD
Kabupaten Buton Utara sangat memerlukan inisiatif, inovasi dan gagasan kreatif
agar dapat memberikan sebuah pemecahan dari masalah yang dihadapi. Inovasi dan
gagasan kreatif yang telah saya laksanakan dan telah saya konsultasikan, mendapat
dukungan sepenuhnya dari Direktur Rumah Sakit, Kepala Seksi Pelayanan
sekaligus sebagai mentor dan Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit RSUD
Kabupaten Buton Utara.
Inovasi yang saya berikan adalah membuat sebuah infromasi terkait masa
kedaluwarsa obat setelah obat diracik atau dibuka pertama kali. Informasi tersebut
berupa daftar BUD (Beyond Use Date) obat bagi petugas Apotek untuk
mempermudah petugas piket saat melakukan penyampaian infromasi obat dan juga
berupa leaflet serta poster bagi pengunjung Apotek. Daftar BUD (Beyond Use
Date) yang saya buat diolah dengan sangat sederhana dan memudahkan petugas
Apotek dalam mencari batas kedaluwarsa obat yang ingin mereka cari saat sedang
melakukan pemberian informasi obat sehingga tidak perlu waktu yang lama ketika
ingin mencari informasi tersebut. Bentuk daftar ini juga mudah dan dapat
digunakan apabila ada anak magang yang sedang berpaktik di Apotek. Hal ini juga
untuk memudahkan pengunjung dalam membaca isi leaflet terkait BUD yang
dibagikan.

58
Poster yang dibuat juga mudah untuk dipahami oleh masyarakat. Pembuatan
poster bertujuan untuk mengingatkan kembali masyarakat terkait pentingnya BUD
dan bedanya BUD dengan kedaluwarsa obat yang tertera dikemasan obat. Poster
ini dipasang di depan loket penyerahan sekaligus penerimaan obat sehingga selagi
pengunjung mengantri obat maka poster tersebut bisa menjadi salah satu bahan
bacaan.
C. Analisis Dampak Kegiatan Aktualisasi
Dampak positif internal dari kegiatan ini adalah terbentuknya kerjasama,
komunikasi, whole of goverment antara pegawai dan atasan dalam penyelesaian
masalah yang ada di tempat kerja. Selain itu, juga adanya peningkatan wawasan
terkait kompetensi pekerjaan karena adanya informasi baru yang harus dikuasai
dan diberikan kepada pengunjung dan meningkatnya kepedulian terhadap
pengunjung Apotek.
Evaluasi yang dilakukan merupakan motivasi agar bisa bekerja lebih baik lagi.
Dampak positif eksternal adalah meningkatnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terkait obat-obatan yang mereka konsumsi, sehingga dapat terciptanya
masyarakat Kabupaten Buton Utara yang sehat dan juga mandiri. Peningkatan
pelayanan tersebut juga berdampak pada kesenangan masyarakat saat berobat ke
Apotek RSUD Kabupaten Buton Utara karena mendapatkan pelayanan yang
optimal.
D. Realisasi Penjadwalan Aktualisasi
Implementasi kegiatan dilaksanakan pada tanggal 7 September- 6 Oktober
2021. Semua kegiatan telah dilaksanakan dengan baik. Adapun realisasi yang telah
dilaksanakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

59
Tabel 4.3 Realisasi penjadwalan kegiatan
No Kegiatan Pelaksanaan Tempat
1 Membangun dukungan dengan 16 September 2021 Ruang Direktur, Ruang Kepala Seksi
pimpinan dan stakeholder terkait Pelayanan dan Ruang Kepala IFRS RSUD
Kab. Buton Utara
2 Menyusun rancangan materi 17 September 2021 Ruang Kepala Seksi Pelayanan dan Apotek
informasi BUD obat dan RSUD Kab. Buton Utara
kuesioner penilaian kepuasan
pengunjung Apotek
3 Membuat leaflet, poster, dan 18 September 2021 Apotek RSUD Kab. Buton Utara
kuesioner kepuasan pengunjung
Apotek
4 Melaksanakan kegiatan 20-30 September 2021 Apotek RSUD Kab. Buton Utara
pemberian informasi BUD obat
5 Evaluasi kegiatan 20 September - 6 Ruang tunggu Apotek RSUD Kab. Buton
Oktober 2021 Utara dan ruang kerja pribadi

60
E. Realisasi Matrix Penjadwalan Aktualisasi
Matrix pelaksanaan kegiatan realisasi yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.4 Matrix kegiatan realisasi
Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan September
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Membangun dukungan dengan pimpinan dan
stakeholder terkait
2 Menyusun rancangan materi informasi BUD obat
dan kuesioner penilaian kepuasan pengunjung
Apotek
3 Membuat leaflet, poster, dan kuesioner kepuasan
pasien/keluarga pasien
4 Melaksanakan kegiatan pemberian informasi BUD
obat
5 Evaluasi kegiatan

61
Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan September Oktober
25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6
1 Membangun dukungan dengan pimpinan dan
stakeholder terkait
2 Menyusun rancangan materi informasi BUD obat
dan kuesioner penilaian kepuasan pengunjung
Apotek
3 Membuat leaflet, poster, dan kuesioner kepuasan
pengunjung Apotek
4 Melaksanakan kegiatan pemberian informasi
BUD obat
5 Evaluasi kegiatan

62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan aktualisasi pada Latihan Dasar CPNS Golongan III
angkatan CXXI yang telah dilakukan di Apotek RSUD Kabupaten Buton Utara
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Telah terimplementasinya nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA)
serta whole of government, pelayanan publik dan manajemen ASN dalam
setiap pelaksanaan kegiatan aktualisasi, dimana penerapannya dalam
hal ini adalah pada penyelesaian isu mengenai belum optimalnya
pemberian informasi BUD obat di Apotek RSUD Kabupaten Buton Utara.
2. Kegiatan aktualisasi ini mampu menyediakan rancangan materi dan media
yang dapat digunakan sebagai strategi pemecahan isu belum optimalnya
pemberian informasi BUD obat di Apotek RSUD Kabupaten Buton Utara
melalui Metode SILET (Sosialisasi Langsung, Leaflet, dan Poster). Untuk
mengatasi isu tersebut maka dilaksanakan aktualisasi melalui lima kegiatan
berdasarkan rancangan aktualisasi, yaitu:
1) Membangun dukungan dengan pimpinan dan stakeholder terkait
2) Menyusun rancangan materi informasi BUD obat dan kuesioner
penilaian kepuasan pengunjung Apotek
3) Membuat leaflet, poster, dan kuesioner kepuasan pengunjung Apotek
4) Melaksanakan kegiatan pemberian informasi BUD obat
5) Evaluasi kegiatan
3. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan selama 1 (satu) bulan atau 30 hari kerja
dan pemberian informasi BUD obat berlangsung dari tanggal 20-30

63
September 2021, dan semua tahapan kegiatan ini dapat terlaksana dengan
baik dan lancar.
4. Pembuatan daftar informasi mengenai BUD dan poster mengenai BUD
dalam kegiatan aktualisasi ini meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
masyarakat,. Hal ini terukur dalam hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa
hanya 5% pengunjung yang tidak mengetahui tentang BUD obat setelah
diberikan sosialisasi.

B. Saran
Saran dalam kegiatan aktualisasi ini adalah:
1. Setiap ASN yang ada di RSUD Kabupaten Buton Utara,
penting untuk menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam ANEKA
setiap kali melakukan pekerjaan.
2. Untuk pembaca, diharapkan dapat mengikuti perkembangan
zaman, terutama update informasi seputar kesehatan, terutama penggunaan
obat-obatan agar dapat memberikan hasil yang optimal.

C. Rencana Tindak Lanjut


Adapun rencana tindak lanjut kegiatan ini adalah pembuatan leaflet dan
poster terkait pemberian informasi yang berhubungan dengan obat-obatan
mulai dari penggunaan, penyimpanan termasuk pemusnahan agar dapat
dibagikan dan dibaca oleh pengunjung Apotek.

64
DAFTAR PUSTAKA

Herawati. 2012. Media Informasi Peresepan Rasional Bagi Tenaga Kesehatan


Indonesia. Surabaya: Buletin Rasional, Vol. 10:3

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi


Pegawai Negeri Sipil, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I/II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu, Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme, Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Pemerintah Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No. 377 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Apoteker dan Angka Kreditnya. Lembaran RI Tahun 2009 No. 377.
Jakarta: Sekretariat Negara

Pemerintah Indonesia. 2021. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 47


Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan. Lembaran RI
Tahun 2021 No. 47. Jakarta: Sekretariat Negara

U.S. Pharmacopeia. The United States Pharmacopeia, USP 42/The National


Formulary, NF 36. 2019 Rockville, MD: U.S. Pharmacopeial
Convention, Inc., p.796-825

65
Lampiran 1. Pernyataan Dukungan Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi oleh Direktur
RSUD Kabupaten Buton Utara

66
Lampiran 2. Pernyataan Dukungan Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi oleh Kepala
Seksi Pelayanan RSUD Kabupaten Buton Utara

67
Lampiran 3. Pernyataan Dukungan Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi oleh Kepala
IFRS RSUD Kabupaten Buton Utara

68
Lampiran 4. Lembar Pengendalian oleh Mentor

69
Lampiran 5. Tangkapan Layar United State of Pharmacopeiea sebagai Sumber yang
Digunakan untuk Data Informasi BUD

70
Lampiran 6. Informasi mengenai BUD obat untuk petugas Apotek

71
Lampiran 7. Poster mengenai BUD Obat

72
Lampiran 8. Pemasangan Poster di Apotek RSUD Kabupaten Buton Utara

73
Lampiran 9. Form Evaluasi Pengunjung Apotek

74
Lampiran 10. Contoh Form yang Telah Diisi Pengunjung Apotek

75
Lampiran 11. Kegiatan 1 Membangun Dukungan dengan Pimpinan dan Stakeholder
terkait

76
Lampiran 12. Kegiatan 2 Menyusun Rancangan Materi Informasi Beyond Use Date
Obat dan Kuesioner Penilaian Kepuasan Pengunjung Apotek

77
Lampiran 13. Kegiatan 3 Membuat Leaflet, Poster, dan Kuesioner Kepuasan
Pengunjung Apotek

78
Lampiran 14. Kegiatan 4 Melaksanakan Kegiatan Pemberian Beyond Use Date Obat

79
Lampiran 15. Kegiatan 5. Evaluasi Kegiatan

80

Anda mungkin juga menyukai