OLEH :
SEFMITA HANDAYANI
199809022020122004
NDH : 04
PROVINSI RIAU
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI DASAR PNS
Pekan Baru,
Junaidi, S.Hut,T.MP Dr. Suparman, A.Ks, S.Pd, M.Si Muhammad Yasri, S.P, M.Si
Nip.19720610 199203 1 001 Nip. 19700710 200902 1 001 Nip.19730909 199301 1 001
ii
KATA PENGANTAR
1. Kedua orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan doa dan
dukungannya;
5. Muhammad Yasri, SP. MSi, selaku mentor yang telah memberikan bimbingan
dan masukan terhadap kegiatan aktualisasi ini
6. Dr. Suparman, A.Ks, S.Pd, M.Si , selaku Coach yang telah memberikan
memberikan ilmu yang sangat-sangat bermanfaat untuk penulis, serta selalu
membimbing penulis dengan sabar dan juga selalu memberikan motivasi akan
kegiatan pelatihan dasar yang telah dilaksanakan.
7. Seluruh Bapak dan ibu Widyaiswara yang telah mengajar dan membimbing
serta memberikan pengarahan selama Pelatihan berlangsung;
iii
Penulis sangat menyadari dalam penulisan Laporan Aktualisasi ini masih
memiliki banyak kekurangan. Penulis sangat berharap masukan dan saran guna
penyempurnaan selanjutnya. Semoga laporan aktualisasi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca sekalian.
Sefmita Handayani
NIP. 19980902 202012 2 004
iv
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
BAB II ......................................................................................................................... 16
v
3. Seleksi Isu .................................................................................................... 26
PENUTUP................................................................................................................... 52
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 52
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Negeri Sipil mempunyai peran penting dalmrangka menciptakan
masyarakat madani yang taat hukum, berperadapan nodern, demokratis,
makmur, adil dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada
masyarakat secara adil dan merata.
1
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah
pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara
terintegritas untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangan, dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pelatihan dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS
yang dilakukan secara terintegritas.kompetensi diukur berdasarkan kemampuan
menunjukna sikap prilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan
peran PNS dalam kerangka Negara Kesatuan republik Indonesia dan
menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai bidang
tugas. Sementara terintegrasi berarti penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS
memadukan antara pelatihan klasikal dan nonklasikal, dan kompetensi sosial
kultural dalam kompetensi bidang.
2
pengendalian OPT, melaksanakan pengamatan dan pemantauan daerah sebar
OPT, membuat koleksi visualisasi dan informasi untuk pemenuhan tugasnya
sebagai pejabat fungsional.POPT dituntut untuk menguasai perkembangan
teknologi pengendalian OPT sehingga tanggap dalam memberikan saran
rekomendasi ataupun solusi terhadap permasalahan OPT yang ditemukan diunit
kerja.
3
3. Pengamatan dan pemantauan OPT
Pengamatan dan pematantauan OPT merupakan kegiatan yang sangat
penting untuk dilaksanakan oleh setiap petani. Pengamatan dan
pemantauan harus dilakukab secara rutin dan berkala, sehingga
perkembangan populasi hama, kondisi tanaman serta perkembangan
populsi musuh alaminya yang dapat diketahui.
4. Petani sebagai ahli PHT
Sistem pengendali hama terpadu (HPT sebaiknya
dikembangkan oleh petani sendiri, karena penerapan PHT harus
diesuaikan dengan keadaan lingkungan ekosistem setempat, karena setiap
daerah atau wilayah memiliki ekosistem yang berbeda-beda, sehingga
suatu sistem PHT yang dikembangkab pada wilayah tertentu belum tentu
cocok dengan wilayah lainnya.
4
terserang penyakit, gropyokan, pemasangan perangkap hama, dan
pembungkusa buah.
3. Pengendalian kultur teknik; yaitu pengendalian hama dan penyakit
melalui sistem atau cara bercocok tanam yang dapat mengurangi atau
menekan populasi dan serangan hama. Seperti pergiliran tanaman,
penggunaan tanaman perangkap, rotasi tanaman.
4. Pengendalian dengan varietas tahan, yaitu mengurangi atau menekan
populasi hama, serangan dan tingkat kerusakan tanaman dengan
menanam varietas yang tahan hama ataupun penyakit.
5. Pengendalian secara hayati, yaitu pengendalian hama atau penyakit
dengan memanfaatkan agens hayati (musuh alami) seperti predator,
parasitoid, maupun patogen serangga.
6. Pengendalian dengan Peraturan / regulasi / karantina, yaitu pencegahan
penyebaran / perpindahan dan penularan organisme pengganggu tanaman
melaluinkebijakan perundangan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dasar
hukum pencegahan dengan peraturan adalah UU no 16 tahun 1995
tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan, PP no 6 tahun 1995 tentang
perlindungan tanaman, dan PP no 14 tahun 2000 tentang Karantina
tumbuhan.
7. Pengendalian secara kimia, yaitu pengendalian dengan menggunakan
pestisida sintetis kimia. Ini merupakan pengendalian yang dilakukan
sebagai alternatif terakhir apabila cara pengendalian lainnya tidak mampu
mengatasi .
5
B. Maksud dan Tujuan
Adapun Maksud dari aktualisasi nilai-nilai dasar ASN adalah sebagai
berikut :
6
orang tenaga harian lepas POPT yang tersebar diberbagai Kecamatan yang ada
di Provinsi Riau.
Untuk mendukung terlaksananya tugas pokok dan fungi UPT
Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura memiliki instalasi pendukung.
Instalasi pendukung tersebut diantaranya Laboratorium Pengamatan Hama dan
Penyakit/Laboratorium Agens Hayati (LPHP/LAH), Laboratorium Pengujian
Pupuk dan Pestisida kimia, Brigade Proteksi Tanaman (BPT), dan Fungsional
Pengendali OPT.
Tugas Pokok :
7
jawabnya serta tembusan kesatuan organisasi lain yang secara fungsional
memiliki hubungan kerja.
Fungsi :
1. Melaksanakan kebijakan di bidang pengelolaan data organisme
pengganggu tumbuhan (OPT), dampak perubahan iklim (DPI), teknologi
pengendalian OPT, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu (PHT).
8
UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura memiliki nilai-nilai
organisasi yang harus diterapkan sebagai acuan dalam berperilaku oleh pegawai
ASN di lingkup UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Nilai-
nilai organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Komitmen
1. Menaati peraturan/kesepakatan;
5. Menepati janji.
b. Keteladanan
lndikator nilai keteladanan, sebagai berikut:
5. Bersikap peduli.
c. Profesionalisme
9
3. Melaksanakan tugas sesuai standar operasional prosedur;
d. Integritas
1. Bersikap jujur;
2. Bertanggungjawab;
4. Melaporkan penyimpangan;
e. Disiplin
3. Mengikuti upacara;
10
Pertanian Berkelanjutan, Berwawasan Lingkungan, Berbasis Pedesaan dan
Berorientasi Agribisnis”.
11
2. Struktur Organisasi
12
3. Tugas Seksi Perlindungan Tanaman
Adapun tugas dari Seksi Perlindungan tanaman yaitu sebagai berikut:
13
3. Melakukan deteksi dan/ atau identifikasi organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) dan agens hayati secara biologis (taksonomi) sesuai
dengan SOP yang berlaku agar kegiatan berjalan dengan lancar dan
efisien
4. Melakuakan analisis faktor yang mempengaruhi perkembangan
organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tingkat kesulitan I (1 faktor)
sesuai dengan SOp yang berlaku agar kegiatan berjalan dengan lacar dan
efisien
5. Melakukan eksplorasi agen hayati atau pestisida nabati sesuai dengan
SOP yang berlaku untuk perlindungan tanaman pangan dan hortikultura
6. Melakukan pengamatan peredaran pestisida/bahan pengendali lainnya
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku untuk organisme
pengganggu tumbuhan (OPT)
7. Melakukan taksasi kehilangan hasil sesuai dengan SOP yang berlaku agar
kegiatan berjalan dengan lancar dan efisien
8. Melakukan pemasyarakatan pemanfaatan agens hayati/pestisida nabati
sesuai dengan SOP untuk pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT).
9. Melakukan supervisi perlakuan OPT yang dilakukan pihak lain di
laboratorium sebagai pelaksanaan perlakuan terhadap tanaman pangan.
10. Melakukan analisis dan evaluasi dampak faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan serangan/populasi Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) dan kehilangan hasil karena Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) tingkat kesulitan I (1 faktor) sesuai dengan IK Analisis
dan evaluasi untuk perlindungan tanaman pangan
11. Melakukan pemantauan atas pemanfaatan agens hayati sesuai dengan IK
Analisis dan pengkajian untuk pengendalianOrganisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT).
14
12. Menjadi fasilitator dan melakukan bimbingan penerapan PHT kelompok
tani dalam melaksanakan diskusi hasil pengamatan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan/atau faktor iklim sehingga menjamin
perlindungan tanaman pangan terhadap Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT)
13. Melakukan pengkajian terhadap efikasi pestisida, agens hayati, dan faktor
pengendali lainsehingga menjamin perlindungan tanaman pangan
terhadap Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
14. Melakukan kajian RDK/RDKK atau rencana kerja pengamatan kelompok
tani sebagai landasan untuk penyusunan RKA tahun yang akan dating
15. Melakukan kajian dan evaluasi kehilangan hasil akibat eksplosi
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) di tingkat kelompok tani.
15
BAB II
A. Konsep Aktualisasi
Dalam sistem pebelajaran Pelatihan Dasar Calon PNS pada kurikulum
yang menekan pada pembentukan karakter PNS, setiap peserta
pelatihandituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi
pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri. Aktualisasi
memiliki pengertian sebagai suatu proses untuk menjadikan pengetahuan dan
pemahaman yang telah dimiliki terkait substansi mata pelatihan yang telah
dipelajari dapat menjadi akyual/nyata/terjadi/sesungguhnya ada. Proses yang
perlu dilakukan berdasarkan pengertian aktualisasi dalamproses pembelajaran
atau pelatihan adalah bentuk kemampuan peserta dalam menginternalisasi
substansi mata pelatihan kedalam praktik, mengubah konsep menjadi konstruk,
menjadi gagasan sebagai kegiatan dengan memperhatikan nilai-nilai dasar
ASN, kedudukan ASN dan perasn ASN dalam NKRI. Terdapat enam rangkaian
kegiatan aktualisasi yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta Latihan Dasar
CPNS, yaitu 1) merancang aktualisasi nilai dasar profesi ASN, 2)
mempresentasikan rancangan aktualisasi, 3) mengaktualisasikan nilai dasar
ditempat tugas, 4) melaporkan pelaksanaan aktualisasi nilai dasar, 5)
mempresentasikan laporan aktualisasi dan 6) menyusun rencana aksi
penyempurnaan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN.
16
memahami mengenai wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara serta
menanamkan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi atau yang diakronimkan menjadi
ANEKA dan peran dan kedudukan ASN.
Nilai-nilai dasar ASN akan menjadi acuan dan pondasi dasar yang akan
membentuk karkter ASN yang berdaya saing dan kompeten untuk menyambut
cita-cita ASN berkelas dunia tahun 2045. Melalui kegiatan aktualisasi ini
diharapkan nilai-nilai dasar ASN tertanam di dalam diri setiap Calon PNS.
Nilai-nilai dasar ASN yang wajib untuk diimplementasikan terangkum dalam
rangkuman sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
2. Nasionalisme
17
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Sikap
jiwa nasionalisme dapat ditunjukkan dengan cara mengamalkan setiap
sila dari Pancasila di kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Nilai-nilai
dasar dari nasionalisme adalah implementasi nilai-nilai Pancasila, dengan
indikator sebagai berikut:
3. Etika Publik
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan komitmen untuk menampilkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada customer sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampui harapannya.
18
Komitemen mutu menjamin tindakan untuk menghargai efektivitas,
efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Peran seorang PNS
salah satunya adalah bagaimana memberikan perbaikan mutu layanan dan
organisasi. Untuk memberikan mutu pelayanan dan organisasi yang baik,
penting bagi pegawai ASN untuk memiliki komitmen mutu dengan
indikator nilainya yaitu efektivitas, efisiensi, inovasi, berorientasi mutu,
kualitas terjaga, dan profesional. Menurut Zeithmalh et al. (1990) dalam
Modul Pelatihan Dasar CPNS terdapat 10 ukuran dalam menilai mutu
pelayanan, yaitu tanngible (nyata/berwujud), reliability (keandalan),
responsiveness (cepat tanggap), competence (kompetensi), access
(kemudahan), courtesy (keramahan), communication (komunikasi),
credibillity (kepercayaan), security (kemanan), dan understanding the
customer (pemahaman pelanggan).
5. Anti korupsi
Korupsi dapat dikatakan sebagai tindakan penyalahgunaan jabatan
resmi untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Dampak korupsi tidak
hanya sekedar menimbulkan kerugian negara, namun dapat menimbulkan
kerusakan kehidupan yang tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi juga
jangka panjang. Sehingga penting bagi pegawai ASN untuk bertindak anti
korupsi. Anti korupsi sendiri merupakan tindakan atau gerakan yang
dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan korupsi.
Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian negara, suap menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi. Untuk menghindari
tindakan korupsi, pegawai ASN harus memiliki nilai-nilai anti korupsi
dalam menjalankan tugas jabatannya. Adapun nilai-nilai dasar anti
19
korupsi yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras,
sederhana, berani dan adil.
1. Manajemen ASN
20
adalah kebijakan dan praktek dalam mengelola aspek manusia atau
sumber daya manusia dalam organisasi termasuk dalam hal ini adalah
pengadaan, penempatan, mutasi, promosi, pengembangan, penilaian dan
penghargaan. Manajemen ASN terdiri dari penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan
karier, pola karier, promosi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjungan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari
tua, dan perlindungan. Dalam pengelolaan ASN terdapat asas-asas yang
harus diterapkan, yaitu kepastian hukum, profesionalitas,
proporsionalitas, keterpaduan, delegasi, netralitas, akuntabilitas, efektif
fan efisien, keterbukaan, non diskriminatif, persatuan, kesetaraan,
keadilan, dan kesejahteraan
2. Pelayanan Publik
21
3. Whole of Goverment (WoG)
B. Isu Aktualisasi
1. Identifikasi Isu
Pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) sebagai ASN yang
melaksanakan tugas sebagai pengendali organisme pengganggu tumbuhan yang
merupakan permasalahan penting dalam pertanian sehingga mempengaruhi
hasil pertanian petani. Semakin tinggi OPT maka semakin rendah hasil
22
pertanian yang didapatkan petani begitupun sebaliknya semakin rendah OPT
maka hasil pertanian akan tinggi atau meninggkat. Rancangan aktulisasi ini
dimulai dengan mengidentifikasi isu yang muncul pada instansi kerja penulis,
yaitu UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau
dengan wilayah kerja Kecamatan Batang tuaka. Isu dapat diperoleh dari
berbagai sumber, yaitu:
23
serangan OPT perannya sebagai Petugas POPT belum maksimal dan
berdampak pada hasil produksi serta belum mampunya petugas dalam
memberikan edukasi tentang OPT kepada petani.
24
rentan terhadap bahan kimia jika diaplikasikan secara terus menerus,
sehingga perkembanganya semakin pesat dan salahh satu kelemahan
lainnya dari penggunaan pesitisida kimia yaitu dapat mengurangi
Predator sebagai musuh alami dari OPT yang ada pada tanaman pangan
atau hortikultura.
2. Rumusan Isu
Berdasarkan identifikasi isu, maka dirumuskan 3 isu aktualisasi yang di
Kecamatan Batang Tuaka :
25
c. Masih rendahnya Penerapan teknik Pengendali Hama Terpadu (PHT)
menggunakan pestisida nabati di kec. Batang tuaka
d. Belum tersedianya Klinik PHT di kecamatan Batang Tuaka
3. Seleksi Isu
Dalam upaya menyikapi isu-isu aktual serta tantangan perubahan dan
perkembangan yang terjadi berdasarkan tugas pokok dan fungsi POPT, perlu
ditentukan isu prioritas yang akan ditangani. Penentuan isu aktual prioritas
dilakukan dengan menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Perlu
dilakkan penapisan isu untuk menentukan Core issue Untuk diangkat menjadi
isu ytama dalam rancangan aktualisasi. Proses tapisan isu menggunakan alat
bantu penetapan kualitas dengan analisi kriteria Aktual, Problematik,
Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL),
NO Indikator Keterangan
26
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut
hajat hidup orang banyak, masyarakat
pelanggan pada umumnya, dan bukan
hanya untuk kepentingan seseorang
atau sekelompok kecil orang tertentu
saja
4 Kelayakan (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas,
realistis, dan dapat dibahas sesuai
dengan tugas, hak, wewenang, dan
tanggung jawab
N Kriteria ketera
Isu
O A P K L ngan
27
4 Belum tersedianya Klinik PHT di kecamatan Batang - Tidak
Tuaka meme
nuhi
kriteri
a
28
Urgency:
1 : tidak penting
2 : kurang penting
3 : cukup penting
4 : penting
5 : sangat penting
Seriousness:
Growth:
1 : tidak berkembang
2 : kurang berkembang
3 : cukup berkembang
4 : berkembang
5 : sangat berkembang
29
Tabel 3 Analisis isu menggunakan metode USG
30
Hilir menjadi penting karena banyaknya penggunaan pestisida
Kimia oleh petani, sehingga akan mengakibatkan dampak negatif
bagi lingkungan maupun dampak negatif lainnya
b. Kriteria Seriousness dengan skala 4 artinya gawat
Isu masih rendahnya penerapan PHT menggunakan pestisida nabati
di lahan pertanian kecamatan BatangTuaka Kabupaten Indragiri
Hilir menjadi gawat apabila tidak segera ditangani maka
akan menyebabkan lahan sawah tidak produktif dan akan
berpengaruh terhadap hasil panen.
b. Kriteria Growth dengan skala 4 artinya cepat
Isu Masih rendahnya penerapan PHT di lahan pertanian Batang
Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir menjadi ini berkembang cepat,
dimana jika petani tidak mengelola lahannya dengan teknologi
ramah lingkungan maka akanmenyebabkan penurunan hasil panen.
4. Penyebab Isu
31
5. Aktor yang Terlibat
a. Petani yang akan menjadi objek pemberian materi tentang pengendali hama
terpadu.
Petugas POPT yang masih belum menerapakan nilai akuntabilitas yaitu nilai
konsistensi dalam melaksanakan tugas sebagai pengamat hama tanaman
b. Nasionalisme
Petugas POPT yang masih belum menerapkan nilai Nasionalisme yaitu nilai
dasar rasa musyawrah, karena petugas tidak melakukan diskusi saat ada nya
serangan hama
c. Etika Publik
Adapun nilai etika publik yang tidak diterapkan yaitu kurang Integritasnya
petugas popt dalam melaksanakan tugas karna masih mementingkan diri
sendiri.
d. Komitmen Mutu
32
e. Anti korupsi
Adapun nilai dasar yang belum diterapkan yaitu nilai dasar disiplin. Petugas
POPT masih belum disiplin dalam melaksanakan tugas.
7. Dampak isu
a. Akan meningkatnya Organisme Pengganggu Tumbuhan yang menyerang
tanaman.
Hama adalah organisme pengganggu tumbuhan dengan mencari makan
pada tanaman baik yang sengaja dibudidayakan maupun yang tidak
dibudidayakan. Adapun hama yang menyerang tanamanan ini akan selalu
berkembang seiring berjalannya waktu jika hama sesuia dengan lingkungannya,
sehingga hama akan terus meningkat jika tidak dikendalikan . pestisida nabati
merupaka cara yang alami untuk mengendalikan hama yang menyerang
tanaman, karena pestisida nabati tidak menyebabkan kerusakan baik pada
hama, musuh alami maupun lingkungan sehingga aman untuk digunakan untuk
pengendalian OPT.
b. Meningkatnya penggunaan pestisida kimiawi
Pestisida kimia adalah senyawa kimia yang dapat digunakan untuk
membasmi dan menolak adanya Organisme pengganggu tumbuhan. Jika tidak
diterapkannya pengendalian OPT menggunakan Pestisida nabati maka sangat
disayangkan jika petani menggunakan pestisida kimiawi karena pemaka
pestisida kimia dapat meninmbulkan banyak kerugian jika dilakukan secara
terus menerus. Adapun kerugian yang ditimbulkan yaitu, pestisida kimiawi
mampu membunuh musuh alami atau predator untuk OPT yang menyerang
tanaman khususnya tanaman yang dibudidayaka, Sehingga berkurangnya
populasi predator disuatu wilayah tertentu. Kemudian menyebabkan resisten
terhadap OPT karena opt sudah beradaptasi dengan pestisida nabati sehingga
33
pestisida nabati tidak berpengaruh lagi terhadap OPT. Kemudian kerugian
lainnya yaitu tidak ramah lingkugan.
c. Menurunya hasil pertanian
Jika kegiatan pengendalian tidak dilakukan maka dapat mengakibatkan
menurunnya hasil pertanian tanaman yang dibudidaya dikarenakan organisme
pengganggu tumbuhan (OPT) semakin meningkat.
Uraian Keterangan
No
34
3. Menyusun materi dalam bentuk leaflet
4. Melakukan perbanyakan Leaflet
B. Nasionalisme :
35
pertanian dilapangan dalam pembuatan leaflet
dan meminta saran serta masukan dalam
pembuatan leaflet.
C. Etika Publik
D. Komitmen mutu
36
efektif agar dimengerti oleh pembaca
E. Anti korupsi
B. Pelayanan publik :
37
menggunakan pestisida nabati.
C. Whole Of Goverment
No Uraian Keterangan
38
mengumpulkan alat dan bahan yang
dibutuhkan
d. Melakukan pembuatan pestisida nabati
B. Nasionalisme
39
sehingga kegiatan dapat dilaksanakan
C. Etika publik
D. Komitmen mutu
40
E. Antikorupsi
A. Manajemen ASN
B. Pelayanan publik
C. Whole Of Goverment
41
Dalam menyiapkan alat dan bahan serta
pembuatan pestisida nabati , dilaksanakan
dengan menerapkan nilai Kolaborasi bersama
petani serta penyuluh pertanian
No Uraian Keterangan
42
menggunakan teknik dokumentasi dengan
langkah-langkah :
B. Nasionalisme
C. Etika publik
43
dengan langkah-langkah :
D. Komitmen mutu
E. Anti korupsi
44
Dalam melaksanakan kegiatan
pengaplikasian pestisida nabati, saya akan
menerapkan nilai disiplin dengan
mengguankan teknik dokumentasi dengan
langkah-langkah :
B. Pelayanan publik
C. Whole Of goverment
45
5 Keterkaitan dengan Dengan terlaksananya kegiatan ini maka
visi dan misi mendukung misi dari UPT perlindungan
tanaman Pangan dan Hortikultura yaitu
meningkatkan pengetahuan petani,
keterampilan dan kemampuan petani tentang
PHT.
No Uraian Keterangan
46
b) Menyampaikan kepada mentor dan
koordinator tentang hasil evaluasi kegiatan yang
telah dilakukan dalam bentuk laporan
B. Nasionalisme
C. Etika Publik
47
c) menerima saran dan masukan dari mentor
dan koordinator serta teman sejawat
D. Komitmen mutu
E. Anti korupsi
48
4 Keterkaitan substansi A. Manajemen ASN
dengan Agenda III Dalam membuat evaluasi diterapkan nilai
profesional dengan menganalisis respon petani
pada kuisioner dan menjadi acuan dalam
pelaksanaan pembelajaran selanjutnya
B. Pelayanan publik
C. Whole Of goverment
49
6 Dengan terlaksananya kegiatan ini akan
memperkuat nilai organisasi profesional
Penguatan nilai-nilai
sebagai POPT karena dalam penerapannya akan
organisasi
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
ASN
50
D. Schedul Kegiatan
Tabel 8 jadwal kegiatan rancangan aktualisasi
Minggu ke-
II III IV I II
51
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rancangan aktualisasi ini, dapat disimpulkan bahwa gagasan
“Penerapan teknik Pengendali Hama Terpadu (PHT) menggunakan pestisida
nabati di lahan pertanian Kecamatan Batang Tuaka” merupakan salah satu
usaha yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan isu Masih rendahnya
penerapan teknik Pengendali Hama Terpadu (PHT) menggunakan pestisida
nabati di Kecanatan Batang Tuaka Gagasan penyelesaian isu ini diharapkan
dapat terlaksana dan berjalan dengan baik.
52
DAFTAR KEPUSTAKAN
Latief, Yudi dkk. 2015. . Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Nasionalisme.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
53
Peraturan Gubernur Riau Nomor 41 Tahun 2020 Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Pangan, Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau.Pekanbaru
54
55
56
57
58
59
60
61