Anda di halaman 1dari 42

Gelombang: V

Angkatan : 16

LAPORAN AKTUALISASI
NILAI NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI UPT. PUSKESMAS DESA LAMA SEI LEPAN
KABUPATEN LANGKAT

Oleh:

RIZKY FAMALAHAYATI, AMKG


PENGATUR / IIC
NIP. 19910808 201903 2 014

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SUMATERA UTARA
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS
DI UPT. PUSKESMAS DESA LAMA SEI LEPAN
KABUPATEN LANGKAT

Nama : Rizky Famalahayati


NIP : 199108082019032014
Pangkat/Golongan : Pengatur/IIC
Jabatan : Perawat Gigi Terampil
Instansi : UPT. Puskesmas Desa Lama Sei Lepan
Gelombang/Angkatan : Gelombang V / Angkatan 16
Kelompok : Kelompok 2

Telah diseminarkan pada hari Kamis, 13 Februari 2020 di hadapan Coach dan
Penguji di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera
Utara.

Medan, 13 Februari 2020

Coach Penguji Mentor

Nurmayana Siregar, SE, MSI Prof. Dr. Zainuddin. MPd Muharramah Taroreh, SKM, MKM
NIP. 19621020 199203 2 001 NIP. 19550703 198403 1 001 NIP. 19760131 199603 2 001
Mengetahui :
An. KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SUMATERA UTARA
Plh.KABID PENGEMBANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL

Gadis Melani Rusli, SH


NIP. 19671106 199003 2 003

KATA PENGANTAR

i
Penulis mengucapkan puji dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena hanya dengan limpahan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
Laporan Aktualisasi ini.
Penulisan laporan aktualisasi ini disusun sebagai syarat untuk melakukan
aktualisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara pada Pelatihan Dasar
(LATSAR) golongan II di Kabupaten Langkat.
Dalam penyusunan penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu ucapan terima kasih dengan tulus dan ikhlas penulis
ucapkan kepada :
1. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya manusia (BPSDM)
2. Bapak Prof. Dr. Zainuddin. MPd sebagai penguji seminar Laporan
Aktualisasi ini.
3. Ibu Nurmayana Siregar, SE. MSI, selaku Coach yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam penyusunan LaporanAktualisasi ini
4. Ibu Muharramah Taroreh, SKM,MKM sebagai mentor dalam penyusunan
Laporan Aktualisasi ini
5. Kepala Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Sumatera Utara.
6. Seluruh Bapak / Ibu Widyaiswara yang telah menuangkan ilmunya.
7. Pegawai LPP yang telah menyediakan fasilitas dalam terlaksananya Diklat
Latsar.
8. Teman-teman Peserta Diklat Latsar CPNS Golongan II, Gelombang V,
terutama Angkatan 16 yang telah membantu dan bekerjasama selama
berjalannya Latsar.
9. Keluarga yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materi
10. Rekan kerja di Puskesmas Desa Lama Sei Lepan.

ii
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan aktualisasi
ini, akan tetapi dengan kerendahan hati penulis berharap laporan aktualisasi ini
dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan penerapan yang baik bagi nilai-nilai
dasar ANEKA sebagai Pegawai Negeri Sipil. Dan penulis memohon masukan
demi perbaikan dimasa yang akan datang dan memohon kritik dan saran dari para
pembaca

Medan, 13 Februari 2020

Rizky Famalahayati

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………….............. iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang................................................................................... 1
1.2. DeskripsiOrganisasi........................................................................... 4
1.2.1 ProfilOrganisasi................................................................... 4
1.2.2 Visi, Misi dan Tugas Pokok Organisasi………………….. 5
1.2.2.1 Visi Organisasi.............................................................. 5
1.2.2.2 Misi Organisasi.............................................................. 5
1.2.2.3 Motto Organisasi........................................................... 5
1.2.2.4 Tugas Pokok dan Fungsi............................................... 5
1.2.2.5 Nilai-nilai Organisasi.................................................... 6
1.2.2.6 Profil Unit Kerja dan Struktur Organisasi..................... 7
1.3. Permasalahan.................................................................................... 9
1.4. Tujuan Dan Manfaat......................................................................... 9
1.4.1 Tujuan.................................................................................. 9
1.4.2 Manfaat................................................................................ 10
1.4.2.1 Bagi peserta................................................................... 10
1.4.2.2 Bagi sub bagian............................................................. 10
1.4.2.3 Bagi organisasi.............................................................. 10
BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH............................... 11
2.1. Identifikasi Isu................................................................................... 11
2.2. Analisis Isu........................................................................................ 12
2.3. Penetepan Isu Dan Dampak............................................................... 14
2.3.1. Penetapan Isu.................................................................... 14
iv
2.3.2. Dampak Isu...................................................................... 15
2.4. Penetapan Gagasan Kegiatan............................................................ 16
2.5. Role Model........................................................................................ 18
2.5.1 Identitas Role Model.......................................................... 18
2.5.2 Alasan Pemilihan Role Model............................................ 18
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI..................................................... 19
3.1. Nilai-Nilai Dasar PNS....................................................................... 19
3.1.1 Akuntabilitas........................................................................ 19
3.1.2 Nasionalisme....................................................................... 21
3.1.3 Etika Publik......................................................................... 21
3.1.4 Komitmen Mutu.................................................................. 22
3.1.5 Anti Korupsi........................................................................ 23
3.2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI.......................................... 23
3.2.1 Manajemen ASN................................................................. 23
3.2.2 Pelayanan Publik................................................................. 24
3.2.3 Whole of Government.......................................................... 26
3.3. Rancangan Aktualisasi...................................................................... 27

3.4. Rencana Jadwal Aktualisasi Kegiatan............................................... 34

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan suatu profesi bagi pegawai negeri
sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang bekerja
pada instansi pemerintah.Berdasarkan Undang-Undang ASN no.5 tahun 2014,
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. ASN memiliki tiga peran utama, yaitu: sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam hal ini, dapat
dikatakan ASN berperan penting dalam menentukan keberhasilan
pemerintahan.Untuk itu, setiap ASN dituntut harus memiliki integritas yang
tinggi, bertindak sesuai dengan nilai dasar dan kode etik ASN.Fenomena yang
terjadi saat ini, sebagian besar ASN masih kurang profesional.Faktanya,
masyarakat menganggap ASN sebagai pekerja yang paling tidak disiplin bila
dibandingkan profesi lainnya.Citra buruk negatif ASN itu seolah mengakar kuat
dan menjadi turun menurun.Akibatnya, sistem pemerintahan pun
terganggu.Masyarakat banyak yang mengeluhkan berbelitnya birokrasi, buruknya
pelayanan publik, ditambah lagi dengan korupsi yang sudah membudaya.

Oleh karena itu, untuk memperbaiki kinerja pemerintahan, khususnya ASN,


maka dipandang perlu untuk melakukan peningkatan kinerja ASN.Usaha
perbaikan tersebut diawali dengan melakukan reformasi terhadap diklat prajabatan
bagi Calon ASN.Diklat prajabatan pola baru sekarang ini telah memadukan antara
tahap internalisasi dan aktualisasi.Tahap internalisasi merupakan tahap
penanaman nilai-nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, serta anti korupsi.Sedangkan, tahap aktualisasi merupakan tahap
perwujudan dari nilai-nilai dasar tersebut di tempat tugas/ tempat magang.Melalui
proses Latsar ini, CPNS akan mendapatkan penjelasan, pendalaman, penghayatan,
dan penguasaan nilai-nilai dasar profesi ASN, dan diharapkan dapat diterapkan.
Penerapan nilai-nilai inilah yang membutuhkan rangkaian proses perencanaan
yang dimulai dengan pendataaan tugas pokok (sasaran kerja pegawai) di

1
satuan/unit kerja, penetapan masalah dan pemecahan isu untuk kemudian merujuk
penerapan nilai-nilai dasar dalam kegiatan tersebut. Proses inilah yang disebut
aktualisasi, yang nantinya setelah on kampus , peserta akan melaksanakan
Habituasi( menerapkan dan menjalankan nilai nilai dasartersebut), sehingga akan
menjadi satu kebiasaan di lingkungan kerja ( instansi tempat bekerja).
CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses
diklat yang terintegrasi untuk membentuk integritas moral, kejujuran, semangat,
dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Penyelenggaraan pelatihan dilakukan secara inovatif dan terintegrasi, yaitu
memadukan metode pembelajaran klasikal dan nonklasikal di tempat pelatihan
dan tempat kerja sehingga memungkinkan peserta untuk menginternalisasi,
menerapkan, mengaktualisasikan, dan membuatnya menjadi suatu kebiasaan
(habituasi), sehingga terbentuk karakter PNS yang profesional sesuai bidang
tugas.

Berdasarkan pertimbangan di atas, peserta diklat Pelatihan Dasar CPNS


Tahun 2019 ditugaskan untuk membuat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar
Pegawai Negeri Sipil.Rancangan aktualisasi dibuat berdasarkan isu yang terjadi di
tempat kerja dan dari rancangan ini dibuat beberapa kegiatan untuk menemukan
solusi atas isu yang terjadi serta segala kegiatan dilakukan dengan menerapkan
nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil. Berdasarkan hal tersebut, penulis akan
melaksanakannya di poli gigi UPT Puskesmas Desa Lama Sei Lepan sebagai
bentuk penerapan ilmu yang sudah didapat selama mengikuti diklat yang
diselenggarakan oleh BPSDM Provinsi Sumatera Utara.

Bidang kesehatan menjadi salah satu bagian pelayanan publik yang sering
menjadi sorotan masyarakat banyak. Beberapa faktor menjadi pemicu timbulnya
polemik yang berkembang di masyarakat, seperti fasilitas yang kurang memadai,
prosedur pelayanan yang tidak baik, atau tenaga kesehatan yang dianggap tidak
kompeten, Meningkatnya perhatian masyarakat terhadap kualitas pelayanan di
bidang kesehatan, dapat dijadikan motivasi bagi tenaga kesehatan untuk
memperbaiki kualitas pelayanan dimulai dari diri sendiri. Sebagai tenaga

2
kesehatan, harus dapat memberikan pelayanan baik bersifat preventif, promotif,
kuratif, maupun rehabilitatif.

Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018, sebesar 93% anak usia dini di
Indonesia mengalami gigi berlubang. Hal ini menunjukkan hanya sebesar 7% saja
anak Indonesia yang bebas gigi berlubang/ karies.Kondisi ini dapat menyebabkan
anak menolak makan sehingga badan kurus dan kekurangan nutrisi. Salah satu
penyebab dari kondisi ini adalah kurangnya edukasi tentang cara merawat gigi
anak serta ketidakpedulian anak untuk menjaga kesehatan gigi.Penyebab lainnya
adalah sarana di poli gigi yang tidak mendukung seperti dental unit dan alat
tambal gigi yang rusak dan tidak tersedianya bahan habis pakai. Selain itu
penyebab lainnya adalah tidak ada kesadaran orang tua untuk mengajarkan anak
cara merawat gigi sejak dini. Apabila isu ini tidak segera diatasi, maka akan
semakin banyak anak yang mengalamigigi berlubang dan bahkan kehilangan gigi
sejak dini. Oleh karena itu, diperlukan optimalisasi cara merawat gigi pada anak
serta didukung oleh pelayanan dari tenaga medis yang bersifat tepat dan akurat
serta didasari nilai-nilai dasar PNS melalui mata pelatihan Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Hal tersebut akan
menjadi dasar pelaksanaan aktualisasi ini di UPTPuskesmas Desa Lama Sei
Lepan Kab.Langkat.

3
1.2. Deskripsi Organisasi

TAMPAK LUAR PUSKESMAS DESA LAMA

1.2.1. Profil Organisasi


Puskesmas Desa Lama Sei Lepan terletak di Kecamatan Sei Lepan yang
terletak di antara 4o2’26’ dan 3o46’5’ Lintang Utara serta antara 98o18’57’’ dan
97o59’30’’ Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Babalan & Brandan
barat.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Padang Tualang,
Gebang & Sawit Seberang.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batang Serangan.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Besitang.

Secara administrasi Kecamatan Sei Lepan dibagi atas 9 desa dan 5


kelurahan yang terdiri dari:

 51 Dusun dan 25 lingkungan

 262 rukun warga (RW)

 131 Rukun Tetangga (RT)

4
1.2.2. Visi, Misi, Motto dan Tugas Pokok Organisasi
1.2.2.1 Visi Puskesmas Desa Lama Sei Lepan
“Menjadi Puskesmas dengan Pelayanan Bermutu dan Berkuaitas”.
1.2.2.2. Misi Puskesmas Desa Lama Sei Lepan
1. Mewujudkan pelayanan yang sigap, mudah, adil, ramah, dan
bertanggung jawab
2. Menyelenggarakan pelayanan usaha kesehatan perorangan ( UKP )
dan usaha kesehatan masyarakat ( UKM ) secara prima.
3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat.
4. Memotivasi masyarakat Kecamatan Sei Lepan untuk memanfaatkan
Puskesmas Desa Lama sebagai sarana kesehatan dasar.

1.2.2.3. Motto UPT Puskesmas Desa Lama Sei Lepan


“ Melayani dengan senyuman dan hati yang tulus, kesehatan anda
kepuasan kami”.

1.2.2.4. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014,


Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan
mengutamakan upaya promotif dan preventifuntuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya Kecamatan Sehat. Selain melaksanakan tugas tersebut,
puskesmas memiliki fungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama serta sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Tugas Pokok dan Fungsi Perawat Gigi Terampil yang bertugas di
Puskesmas seperti yang tertuang dalam Sesuai isi PERMENKES Keputusan
Menteri Aparatur Negara Nomor: 23 Tahun 2014, Tugas Pokok Perawat Gigi

5
adalah melakukan kegiatan pengamatan, penyelidikan,tindakan
pengamanan,penanggulangan, penyebaran/penularan penyakit dan faktor-faktor
yang sangat berpengaruh secara cepat dan tepat dengan melakukan pengumpulan,
pengolahan, analisa data dan interpretasi serta penyebaran informasi serta
pengembangan strategi dan metoda, yang diuraikan dalam unsur dan sub unsur
kegiatan masing-masing. Dengan kata lain Tugas Pokok Profesi Perawat Gigi
Terampil Golongan IIC di Puskesmas Desa Lama adalah:
1. Menyusun rencana kerja penyuluhan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan
mulut kelompok anak usia 6 - 14 tahun.
2. Melakukan penjaringan kesehatan gigi dan mulut kelompok anak usia 6 -
14 tahun.
3. Membuat alat peraga penyuluhan asuhan kesehatan gigi dan mulut
kelompok anak usia 6 - 14 tahun.
4. Melakukan pemeliharaan alat kesehatan gigi yang meliputi : Pemyimpanan
alat / hand instrument.
5. Melakukan penyuluhan asuhan kesehatan gigi dan mulut kelompok anak
usia 6 - 14 tahun.
6. Melakukan demonstrasi sikat gigi massa / bersama kelompok anak usia 6 -
14 tahun.
7. Melakukan tugas sebagai asisten pelayanan medik gigi dan mulut dasar
umum.
1.2.2.5. Nilai-nilai Organisasi

UPT Puskesmas Desa Lama Sei Lepan Kabupaten Langkat merupakan


salah satu puskesmas dari 34 puskesmas yang berada di Kabupaten Langkat dan
mempunyai 5 nilai organisasi yang dirumuskan yaitu:

SMART ,yaitu :

S : SIGAP dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan cepat


tanggap

M : MUDAH dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan


kemudahan dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

6
A : ADIL dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan adil tidak
membedakan status sosial.

R : RAMAH dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat harus dengan


senyum dan ramah.

T : TANGGUNG JAWAB dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat


hingga tuntas.

1.2.2.6. Profil Unit Kerja dan Struktur Organisasi

A. Profil Unit Kerja

1. Nama Puskesmas : UPT. Puskesmas Desa Lama Sei Lepan

2. Alamat Puskesmas : Jl. Besitang – Tangkahan Lagan Sei Lepan

3. RT / RW : 0/0

4. Kode Pos : 20852

5. Desa/Kelurahan : Alur Dua

6. Kecamatan : Sei Lepan

7. Kabupaten/Kota : Kabupaten Langkat

8. Provinsi : Sumatera Utara

9. Negara : Indonesia

10. Nama PerawatGigi :Rizky Famalahayati, AMKG

11. NIP : 19910808 201903 2 014

12. Pangkat/Golongan : Pengatur/ II C

13. Pendidikan : Kesehatan Gigi

7
B. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Desa Lama Sei Lepan (Gambar 1)

KEPALA UPT PUSKESMAS


STRUKTUR ORGANISASI
UPT PUSKESMAS DESA LAMA KECAMATAN SEI MUHARRAMAH TATA USAHA
KEUANGAN
MUHAMMAD HIJRAH
1.M. Hijrah Syahputra,Skep
(BendaharaPengeluaran)
KEPEGAWAIAN SIP 2.Ade Rina Harahap (Bendahara BOK )
MUHAMMAD TRIMULATSARI, 3.Sri Wahyuni,Skm ( Bendahara BPJS )
HIJRAHSYAHPUTRA
AMKeb

PJ. UKM ESENSIAL PJ. UKM PENGEMBANGAN PJ. UKP PJ. BANGUNAN,PRASARANA,
PJ. JEJARINGAN YANKES DAN JARINGAN FASKES PJ. MUTU
PERALATAN
PRIYANTI,SKM dr. FERNANDO C drg. ADI WIKA
VERA NINGSIH,SKM dr. FRIMANETY Z ZULIAN SYAHPUTRA PRASETYA
LABORATORIUM PJ. ADMIN
PROMKES UKS PUSKESMAS PEMBANTU
PROMKES AHMAD SUHADA,AMD.AK MUHAMMAD HIJRAH
PRIYANTI,SKM ELIASNA BR SRI DORMAWATI
SEMBIRING,AMK
SYAHPUTRA
FARMASI PJ. UKM
JIWA PUSKESMAS KELILING/
GIZI
SITI HAJAR,AMK
FORMAN ANDRI
AMBULANCE Muhammad
VERA NINGSIH
SINAGA,S.FARM
ZULIAN SYAHPUTRA

RASMIA,AMG YANKES UMUM PJ. UKP


UKK BIDAN DESA
Ns. JOHANA BR dr. FERNANDO C PURBA
KIA / KB
EVARIKAWATI,SKM BANGUN,SKEP NOVIDAYANI
LENI MARLINA,AMKEB
KIA/KB AUDIT INTERNAL
TRADISIONAL KOMPLEMENTOR BPS/BPM
LENI MARLINA,AMKEB drg. NICKO AGUNG
KESLING WIWIK CAHYATI,AMD.FARM SRI HARTATI
SUTISNA
ITA VERONIKA,AMDKL UGD
INDERA

SOFIANINGSIH HAPPY HOTNIDA,AMK


P2P
MTBS
M. SOFIAN,AMK OLAH RAGA
PANDI PRATAMA
EVARIKAWATI,SKM SARAGIH,AMG Ditetapkan di : Stabat
PERKESMAS Tanggal : 02 Januari 2020
PERSALINAN
M. SOFIAN,AMK LANSIA Ns. RASKITA BR
GINTING,S.KEP Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN
KAB. LANGKAT
RAMAH ANAK
SUSI PRIASTUTY
xxxxxxxxxxx
HANDAYANI,AMK
UKGM

RIZKI FAMALAHAYATI,AMKG GIGI

drg. NICKO AGUNG SUTISNA


8
1.3. Permasalahan
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pada pelayanan kesehatan gigi dan
mulut, sangat penting untuk melakukan perawatan yang bersifat preventif,
promotif, kuratif, serta rehabilitatif.Adapun isu permasalahan dapat dituangkan
kedalam poin-poin sebagai berikut:
1. Belum adanya pemahaman siswa Sekolah Dasar Kelas I dan IV tentang
merawat kesehatan gigi dan mulut.
2. Kurang optimalnya penyuluhan mengenai gigi berlubang pada anak usia 6
sampai 7 tahun di Sekolah Dasar.
3. Peningkatan kesehatan gigi dan mulut anak di wilayah UPT Puskesmas
Desa Lama.
4. Belum optimalnya kesehatan gigi pasien lansia di poli gigi UPT.
Puskesmas Desa Lama Sei Lepan.
5. Masih tingginya angka karies gigi dan gigi hilang pada pasien di UPT
Puskesmas Desa Lama.

1.4. Tujuan dan Manfaat

1.4.1 Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas pelaksanaan aktualisasi melalui agenda


habituasi ini memiliki beberapa tujuan yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu, ANEKA dalam


melaksanakan tugas dan fungsi dalam jabatan perawat gigi terampil
di unit kerja UPT. Puskesmas Desa Lama Sei Lepan.
2. Menerapkan kedudukan dan peran PNS dalam melaksanakan tugas
dan fungsi dalam jabatan dokter gigi ahli pertama di unit kerja UPT.
Puskesmas Desa Lama Sei Lepan.
3. Membentuk PNS sebagai pelayan publik yang profesional,
berkarakter dan berdaya saing global berdasarkan pemahaman
terkait inovasi pada bidang teknologi, informasi dan komunikasi.

9
1.4.2 Manfaat

Adapun manfaat dari aktualisasi nilai-nilai dasar ASN serta aktualisasi


peran dan kedudukan PNS adalah sebagai berikut:

1.4.2.1 Bagi Peserta

Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN berupa akuntabilitas,


nasionalisme, etika perawat gigi terampil serta membiasakan diri terhadap
pemahaman mengenai manajemen ASN, pelayanan publik, dan WoG. Peserta
juga mampu memahami, menginternalisasi, dan melakukan implementasi nilai-
nilai tersebut melalui proses aktualisasi pada unit kerja UPT. Puskesmas Desa
Lama Sei Lepan. Selain itu, peserta dapat memahami kegunaan proses agenda
habituasi dan aktualisasi pada visi dan misi organisasi dalam hal ini unit kerja
peserta.

1.4.2.2 Bagi Unit Organisasi

Proses pelaksanaan rancangan aktualisasi memberikan manfaat berupa


tersedianya media edukasi berupa poster, leaflet, dan video pada penyuluhan dari
UPT. Puskesmas Desa Lama Sei Lepan sehingga dapat juga digunakan oleh
petugas poli gigi dalam memberikan edukasi kepada anak sekolah dasar.

1.4.2.3 Bagi Organisasi

Memberikan solusi terhadap isu yang berkembang dan menenamkan nilai-


nilai dasar PNS yang meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi pada unit kerja UPT.Puskesmas Desa Lama Sei Lepan
yang berperan dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada masyarakat
sesuai visi dan misi organisasi.

10
BAB II

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1. Identifikasi Isu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, isu adalah masalah yang


didahulukan untuk ditanggapi atau kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak
terjamin kebenaarannya; kabar angin; desas-desus.Berdasarkan observasi
langsung penulis selama 6 bulan bertugas di poli gigi UPT. Puskesmas Desa
Lama Sei Lepan, penulis telah mendapatkan beberapa gambaran terkait isu yang
dihadapi di unit poli gigi UPT. Puskesmas Desa Lama Sei Lepan,. Beberapa
diantaranya adalah:
1. Belum adanya pemahaman siswa Sekolah Dasar Kelas I dan IV tentang
merawat kesehatan gigi dan mulut.
Isu ini berdasarkan kasus-kasus yang ditemukan pada saat turun ke sekolah dalam
penjaringan kesehatan gigi hal tersebut menunjukkan bahwa mereka belum
mengetahui cara merawat gigi yang baik dan benar. Faktor penyebab utama
adalah karena kurangnya edukasi tenaga medis kepada anak baik di poli gigi
maupun di sekolah-sekolah.

2. Kurang optimalnya penyuluhan mengenai gigi berlubang pada anak usia 6


sampai 7 tahun di Sekolah Dasar.
Isu ini berdasarkan pada banyaknya anak sekolah dasar yang mempunyai gigi
berlubang. Hal ini disebabkan cara edukasi yang tidak efektif dan efisien.

3. Peningkatan kesehatan gigi dan mulut anak di wilayah UPT Puskesmas


Desa Lama.
Isu ini berkaitan erat dengan masih banyaknya anak-anak yang mempunyai karies
gigi

11
4. Belum optimalnya kesehatan gigi pasien lansia di poli gigi UPT.
Puskesmas Desa Lama Sei Lepan.
Isu ini berkaitan erat dengan pemikiran pasien lansia bahwa kondisi gigi akan
memburuk seiring dengan bertambahnya usia. Padahal jika para lansia melakukan
langkah merawat gigi yang baik dan benar maka kondisi gigi akan baik walaupun
mencapai usia tua.

5. Masih tingginya angka karies gigi dan gigi hilang pada pasien di UPT
Puskesmas Desa Lama.
Isu ini berkaitan erat dengan cara pikir masyarakat dan kesediaan alat dan bahan
di Puskesmas. Padahal dengan adanya kesediaan alat akan mencegah hal tersebut.

2.2 Analisis Isu


Berdasarkan hasil identifikasi isu di atas, akan dilakukan analisis isu untuk
menentukan isu mana yang sebaiknya diangkat dan harus dicari solusi terbaiknya
dengan menggunakan analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan
Layak). Keempat kriteria dalam analisis kriteria APKL yang digunakan untuk
menilai isu yang terdapat pada unit kerja penulis tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Aktual ( A ) : Benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat
2. Problematik ( P ) : Isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
3. Kekhalayakan ( K ) : Isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Kelayakan ( L ) : Isu yang masuk akal dan realitas serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya

12
Tabel 1. Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak)
N ISU KRITERIA ISU
A P K L
o
1. Belum adanya pemahaman siswa Sekolah
 
Dasar Kelas I dan IV tentang merawat  
kesehatan gigi dan mulut.
2. Kurang optimalnya penyuluhan mengenai

gigi berlubang pada anak usia 6 sampai 7 -  -
tahun di Sekolah Dasar.
3. Peningkatan kesehatan gigi dan mulut anak 
  -
di wilayah UPT Puskesmas Desa Lama
4. Belum optimalnya kesehatan gigi pasien
 
lansia di poli gigi UPT. Puskesmas Desa  
Lama Sei Lepan.
5. Masih tingginya angka karies gigi dan gigi
 
hilang pada pasien di UPT Puskesmas  
Desa Lama

Keterangan :
A = Aktual P = Problematika K = Kekhalayakan L = Kelayakan
Berdasarkan alat bantu penetapan isu diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga
isu tersebut memenuhi semua kriteria aktual, problematik, kekhalayakan, dan
layak/kelayakan.

2.3. Penetapan Isu dan Dampak

2.3.1. Penetapan Isu

13
Berdasarkan analisis isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan proses
identifikasi isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat
dicarikan solusi oleh penulis. Proses identifikasi isu tersebut menggunakan alat
bantu USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) untuk menentukan 1 dari kelima
isu teratas. Analisa dilakukan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada
tiap poin, isu yang memiliki skor tertinggi adalah Core Issue ( isu
prioritas ).Metode yang dipakai adalah metode USG untuk memilih isu yang akan
dicarikan solusinya.

1. Urgencyadalah seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas, dianalisa


dan ditindaklanjuti.
2. Seriousnessadalah seberapa serius isu tersebut harus dibahas, dianalisa
dan ditindaklanjuti.
3. Growthadalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidak ditangani segera.

Secara lengkap analisis penilaian kualitas isu dengan metode USG dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.Analisis Kualitas Isu Melalui Skala Nilai Matriks USG

No ISU U S G Total Peringkat

Belum adanya pemahaman siswa


1. 5 5 5 15 1
Sekolah Dasar Kelas I dan IV tentang
merawat kesehatan gigi dan mulut.
2. Belum optimalnya kesehatan gigi pasien 4 5 5 14 2
lansia di poli gigi UPT. Puskesmas Desa
Lama Sei Lepan.
Masih tingginya angka karies gigi dan
3. 4 5 4 13 3
gigi hilang pada pasien di UPT
Puskesmas Desa Lama
Keterangan :
U: urgency : seberapa mendesak isu perlu dibahas terkait waktu
S: seriousness : seberapa besar isu perlu dibahas terkait akibat yang ditimbulkan
G: growth : seberapa besar isu akan berkembang jika dibiarkan

14
Skala Likert (1-5)
Skor 5 : sangat besar
Skor 4 : besar
Skor 3: sedang
Skor 2: kecil
Skor 1: sangat kecil

Berdasarkan hasil USG di atas maka isu yang diangkat untuk


diaktualisasikan di UPT. Puskesmas Desa Lama Sei Lepan adalah “Belum
adanya pemahaman siswa Sekolah Dasar Kelas I dan IV tentang merawat
kesehatan gigi dan mulut”.

2.3.2 Dampak Isu


Berdasarkan analisa isu yang dilakukan menggunakan metode APKL dan
USG, maka isu terpilih adalah “Belum adanya pemahaman siswa Sekolah
Dasar Kelas I dan IV tentang merawat kesehatan gigi dan mulut”.Isu ini
diambil berdasarkan kasus-kasus yang ditemukan pada saat turun ke sekolah
dalam penjaringan kesehatan gigi hal tersebut menunjukkan bahwa mereka belum
mengetahui cara merawat gigi yang baik dan benar. Faktor penyebab utama
adalah karena kurangnya edukasi tenaga medis kepada anak baik di poli gigi
maupun di sekolah-sekolah, dengan cara yang menarik. Berdasarkan wawancara
singkat, anak-anak tersebut memang kurang mengetahui cara merawat gigi yang
baik dan benar. Masih banyak anak-anak yang berpikir bahwa setiap sikat gigi
hanya pada saat mandi saja, dan tidak mengetahui cara tepat dan waktu yang tepat
dalam menyikat gigi. Dengan diangkatnya isu ini, diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan,kesadaran, dan motivasi anak-anak tentang cara merawat gigi dengan
baik dan benar.
Dampak apabila anak-anak tidak mengetahui dan mengaplikasikan cara
merawat gigi yang baik dan benar diantaranya adalah gigi berlubang yang terasa
sakit sehingga anak tidak mau makan dan menyebabkan asupan nutrisi yang tidak
adekuat. Selain itu, jika gigi depan anak yang rusak maka akan menurunkan
tingkat kepercayaan diri mereka untuk membuka mulut dan berbicara di depan

15
teman-teman sebaya baik di sekolah maupun di lingkungan rumah. Anak-anak
akan diedukasi tentang cara merawat gigi dengan cara dan waktu yang tepat agar
mereka mampu membiasakan diri untuk merawat baik gigi sulung maupun gigi
permanen mereka agar tetap bersih dan sehat. Jika hal ini tidak dilakukan, maka
akan semakin banyak anak sekolah dengan kondisi gigi dewasa/permanen yang
rusak dan bahkan harus dicabut sehingga kedepannya banyak anak-anak yang
mengalami kehilangan gigi. Kondisi ini menyebabkan menurunkan kualitas hidup
seorang anak. Pertama, pengunyahan tidak optimal sehinga proses penyerapan
nutrisi akan rendah. Anak akan mempunyai kondisi badan yang tidak sesuai
dengan umurnya dan rentan sakit. Kemudian, kehilangan gigiakan menyebabkan
gigi-gigi lain berantakan (berjejal maupun berjarak) sehingga proses pembersihan
dengan sikat gigi juga akan sulit. Oleh karena itu, anak-anak harus merawat gigi
mereka sedini mungkin untuk menghindari dampak-dampak buruk yang dapat
mempengaruhi kualitas hidup mereka kelak.

2.4. Penetapan Gagasan Kegiatan


Berdasarkan analisa isu yang dilakukan menggunakan metode APKL dan
USG, maka isu terpilih adalah “Belum adanya pemahaman siswa Sekolah
Dasar Kelas I dan IV tentang merawat kesehatan gigi dan mulut”.untuk
segera diatasi.Sesuai dengan tugas pokok dan tugas-tugas inisiatif/tambahan yang
diberikan kepada penulis, maka penulis menetapkan gagasan kegiatan pemecahan
isu sebagaimana tersebut pada tabelberikut :

Tabel 3. Penyebab terjadinya isu dan Gagasan Kegiatan


N
Isu Penyebab Terjadinya Isu Gagasan Kegiatan
o
1 Belum adanya - Kurangnya media a. Melakukan edukasi
pemahaman siswa edukasi tentang menggunakan video
Sekolah Dasar kesehatan gigi anak mengenai cara

16
Kelas I dan IV - Kurangnya inisiatif merawat dan menjaga
tentang merawat tenaga medis untuk kesehatan gigi dan
kesehatan gigi melakukan edukasi mulut anak melalui
dan mulut. pada pasien anak media audio visual
- Rendahnya b. Melakukan penyuluhan
pemahaman siswa tentang cara merawat
untuk merawat gigi kesehatan gigi dan
sejak dini mulut anak di sekolah
- Tidak tersedianya alat dasar
dan bahan untuk c. Membuat leaflet ntuk
perawatan gigi anak media penyuluhan di
- Belum optimalnya sekolah dasar dan
kerja program UKGS dibagikan ke anak-
anak untuk edukasi
dirumah.
d. Melakukan
pemeriksaan gigi dan
mulut anak di Sekolah
Dasardan menyarankan
untuk pemeriksaan
ulang ke Puskesmas
e. Melakukan kegiatan
sikat gigi bersama di
sekolah dasar

2.5. Role Model


2.5.1. Identitas Role Model

17
Nama : Muharramah Taroreh, SKM, MKM
NIP : 19760131 199603 2001
Pangkat/Golongan :Penata Tingkat I/ IIId
Jabatan : Kepala Puskemas Desa Lama

2.6.2. Alasan Pemilihan Role Model


Beliau merupakan sosok yang memiliki rasa kepedulian yang tinggi di
antara tenaga-tenaga medis di puskesmas. Beliau juga merupakan seorang
pendengar yang baik terhadap pegawai-pegawai yang mempunyai masalah.Selain
itu,Beliau juga merupakan sosok seorang pemimpin. Beliau juga tegas dalam
pekerjaan dan memutuskan sesuatu, dan mempunyai banyak inovasi.Sejak
ditunjuk menjadi Kepala Puskesmas, banyak perubahan baru yang diciptakan
beliau, mulai dari peraturan lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam pekerjaan
serta membuat penataan Puskesmas menjadi lebih efektif dan efisien.

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. NilaiDasar Aparatur Sipil Negara


Nilai-nilai dasar merupakan seperangkat prinsip yang menjadi landasan
dalam menjalankan profesi. Nilai-nilai dasar ASN adalah akuntabilitas,

18
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan antikorupsi, atau yang sering
disingkat dengan ANEKA. Adapun penjelasan terhadap nilai-nilai ASN tersebut
adalah sebagai berikut:
3.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya . Amanah
seorang ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publikdiantaranya :

1. Mampumengambilpilihan yang tepat dan


benarketikaterjadikonflikkepentingan, antarakepentingan public
dengankepentingansektor, kelompok dan pribadi.
2. Memilikipemahaman dan kesadaranuntukmenghindari dan
mencegahketerlibatanASNdalampolitikpraktis.
3. Memperlakukanwarga negara secarasama dan
adildalampenyelenggaraanpemerintahan dan pelayananpublik.
4. Menunjukkansikap dan perilakukonsisten dan
dapatdiandalkansebagaipenyelenggarapemerintahan.
Akuntabilitasadalahprinsipdasarbagiorganisasi yang berlaku pada setiap
level/unit
organisasisebagaisuatukewajibanjabatandalammemberikanpertanggungjawabanla
porankegiatankepadaatasannya.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu untuk menyediakan


kontrol demokrasi (peran demokratis); mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas (peran belajar). Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu
akuntabilitas vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan
akuntabilitas horizontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas).
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas berupa
perencanaan strategis, kontrak kinerja, dan laporan kinerja.

Menciptakan Lingkungan Kerja Yang Akuntabel :

1. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas


kebawah, pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat

19
dilakukan dalam memberikan contoh kepada orang lain (lead by example)
adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan sehingga
memberikan efekpositif bagipihak lain untuk berkomitmen pula.
2. Transparan : Tujuannyaadalahuntukmendorongkomunikasi yang
lebihbesar dan kerjasamaantarakelompok internal dan
eksternalsertamemberikanperlindunganterhadappengaruh yang
tidakseharusnya dan korupsidalampengambilankeputusan
3. Integritas :
Denganadanyaintegritasmenjadikansuatukewajibanuntukmenjunjungtinggi
dan mematuhisemuahukum yang berlaku, undang-undang, kontrak,
kebijakan dan peraturan yang berlaku.
4. Tangungjawab : Responsibilitasinstitusi dan
responsibilitasperoranganmemberikankewajibanbagisetiapindividu dan
lembagabahwaadakonsekuensidarisetiaptindakan yang telahdilakukan,
karenaadanyatuntutanuntukbertanggungjawabatassetiapkeputusan yang
telahdibuat.
5. Keadilan : Keadilanadalahlandasanutamadariakuntabilitas,
sehinggaketidakadilanharusdihindarikarenadapatmenghancurkankepercaya
an dan kredibilitasorganisasi yang mengakibatkankinerjaakanmenjaditidak
optimal.
6. Kepercayaan : Rasa keadilanakanmembawasebuahkepercayaan
7. Keseimbangan : Untukmencapaiakuntabilitasdalamlingkungankerja,
makadiperlukanadanyakeseimbanganantaraakuntabilitas dan kewenangan,
sertaharapan dan kapasitas.
8. Kejelasan : Fokus
utamauntukkejelasanadalahmengetahuikewenangan, peran dan
tanggungjawabmisiorganisasi, kinerja yang diharapkan dan system
pelaporankinerjabaikindividumaupunorganisasi.
9. Konsistensi : Konsistensimenjaminstabilitas, penarapan yang
konsistenakanmenjadikanlingkungankerja yang akuntabel.

3.1.2 Nasionalisme

20
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN, bahkan
tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila Pancasila agar memiliki karakter yang kuat
dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai
kebangsaan.Nasionalis mememiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan
individu terhadap bangsanya. Salah satucara untuk menumbuhkan semangat
nasionalisme adalah dengan menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya oleh setiap
penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah.

3.1.3 EtikaPublik
Konsep etika sering disamakan dengan moral, padahal ada perbedaan antara
keduanya. Etika lebih dipahami sebagai refleksi yang baik atau benar. Sedangkan
moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
seharusnya dilakukan. Etika juga dipandang sebagai karakter atau etos
individu/kelompok berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur. Adapun nilai-
nilai etika publik antara lain:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.

c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif.

f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

21
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.

h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program pemerintah.

i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun.

j. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

k. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

l. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

3.1.4 KomitmenMutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang
apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada
stakeholder.Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas,
efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan yaitu:
a. Efektif: berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan
efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
b. Efisien: berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa
menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan
realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan
sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang ke
luar alur.
c. Inovasi: hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi
setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan
dalam bentuk profesionalisme layanan publik.

22
d. Mutu: suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses,
dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.

3.1.5 Anti Korupsi

Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luarbiasa, salah satu alasannya


adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam
ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih
luas.Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek,
namun dapat berdampak secara jangka panjang.Ada sembilan indikator dari nilai-
nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu: jujur, peduli, mandiri,
disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.
3.2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Adapun yang termasuk dalam kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yaitu
sebagai berikut:
3.2.1 ManajemenASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN


yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.

Berdasarkan jenisnya pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (PPPK).Pegawai ASN
berkedudukan sebagai aparatur sipil negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik.Untuk menjalankan kedudukannya
tersebut, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksanan kebijakan publik; pelayan
publik; dan perekat dan pemersatu bangsa.ASN sebagai profesi berlandaskan pada

23
kode etik dan kode perilaku.Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN.

3.2.2 PelayananPublik

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 2009


pasal 1 ayat 1 tentang Pelayanan Publik, pengertian pelayanan publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas jasa, barang, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.

Selain hal-hal yang mendasar yang perlu dijadikan pegangan dalam


memberikan pelayanan publik, sebagai seorang ASN perlu mengetahui bahwa
pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan
untuk merespon berbagai kelemahan yang melekat pada tubuh birokrasi. Berbagai
literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan publik yang baik
untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:

1. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah perlu melibatkan
masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;
2. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut, seperti: persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya.
Masyarakat juga harus diberi akses yang sebesar-besarnya untuk
mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan apabila mereka merasa tidak
puas dengan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah.

3. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan

24
bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga
terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur,
dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi
wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat yang menduduki posisi
sebagai agen;
4. Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan
antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan
identitas warga negara, seperti: status sosial, pandangan politik, enisitas,
agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya;
5. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan
yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi.Murah dalam
arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan
tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara. Hal ini perlu ditekankan karena
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan
untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi;
6. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang
hendak dicapainya (untuk melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai
tujuan-tujuan strategis negara dalam jangka panjang) dan cara mewujudkan
tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah;
7. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau
oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau
dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dan lain-lain.)
dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan
tersebut.

25
8. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan fasilitas
dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang
mereka bayar. Oleh karena itu semua bentuk penyelenggaraan pelayanan
publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan (pejabat
atau unit organisasi yang lebih tinggi secara vertikal) akan tetapi yang lebih
penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas
melalui media publik baik cetak maupun elektronik. Mekanisme
pertanggungjawaban yang demikian sering disebut sebagai social
accountability.
9. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah memiliki
berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga
negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain. Oleh
karena itu penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
3.2.3Whole of Government (WoG)

Whole of Government menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik


bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai
respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.Whole of Government terdiri
dari tiga kata kunci utama yaitu koordinasi, kolaborasi dan komunikasi.Konsep
penyelenggaraan pemerintahan saat ini tidak bisa lepas dari para pemangku
kepentingan lainnya. Interaksi yang terjadi bukan hanya saat menerima pelayanan
atau pada saat penyampaian produk barang/jasa saja, akan tetapi juga pelibatan
total dari perencanaan hingga monitoring dan evaluasi pasca pelayanan diberikan.
Pendekatan kolaboratif seharusnya menjadi salah satu prioritas pemerintah,
namun kenyataannya masih jarang dipraktekan. Pendekatan kolaboratif atau
dalam pengertian formal juga dikenal dengan “the whole of government
approach”, didefinisikan oleh Australian Public Service (APS) menjadi instansi
yang berbeda dengan tujuan yang disepakati untuk satu isu tertentu, dilakukan

26
baik secara formal maupun informal, berfokus pada pengembangan kebijakan,
manajemen program serta penyampaian pelayanan.
3.3. Rancangan Aktualisasi

RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : UPT. Puskesmas Desa Lama Sei Lepan


Identifikasi Isu : Permasalahan yang terdapat di UPT. Puskesmas Desa Lama
Sei Lepan antara lain :

1. Belum adanya pemahaman siswa Sekolah Dasar Kelas I dan


IV tentang merawat kesehatan gigi dan mulut.
2. Kurang optimalnya penyuluhan mengenai gigi berlubang
pada anak usia 6 sampai 7 tahun di Sekolah Dasar.
3. Peningkatan kesehatan gigi dan mulut anak di wilayah UPT
Puskesmas Desa Lama.
4. Belum optimalnya kesehatan gigi pasien lansia di poli gigi
UPT. Puskesmas Desa Lama Sei Lepan.
5. Masih tingginya angka karies gigi dan gigi hilang pada
pasien di UPT Puskesmas Desa Lama.

Isu yang diangkat : Belum adanya pemahaman siswa Sekolah Dasar Kelas I
dan IV tentang merawat kesehatan gigi dan mulut.

Gagasan Pemecahan Isu : Meningkatkan edukasi mengenai cara merawat


kesehatan gigi anak di sekolah dasar di wilayah
cakupan puskesmas melalui tindakan promotif
dengan cara yang menarik minat siswa

27
Tabel 4. Rancangan Aktualisasi
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Koordinasi Terlaksananya Meminta izin kepada Misi UPT Puskesmas Memberikan
edukasi kepada Kepala pemberian pihak terkait dengan Desa Lama Sei Lepan: edukasi
menggunakan Puskesmas edukasi ssenyum, sapa, dan 1. Menyelenggara kan menggunakan
video mengenai tentang materi menggunakan salam, (Etika Publik) pelayanan usaha video tentang cara
cara merawat edukasi video  Kegiatan kesehatan merawat gigi akan
dan menjaga 2. Meminta izin mengenai cara dilakukan dengan perorangan mendukung nilai-
kesehatan gigi kepada pihak merawat gigi sungguh – sungguh ( UKP ) dan usaha nilaiorganisasi
dan mulut anak sekolah anak yang (Akuntabilitas) kesehatan Puskesmas yaitu
melalui media 3. Mempersiapkan ditampilkan  Menayangkan masyarakat Ramah dalam
audio visual materi melalui laptop video yang berkualitas ( UKM ) secara memberikan
kesehatan gigi baik kepada siswa siswi Prima pelayanan kepada
dan mulut anak sehingga materi dan masyarakat harus
untuk video penjelasan dapat dengan senyum
4. Mencari video tersampaikan secara dan ramah.
yang relevan. efektif dan
5. Mengunduh efisien(Komitmen

28
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
video tersebut mutu)
dan  Pemberian
memindahkan edukasi dilakukan pada
ke laptop seluruh siswa siswi
6. Menayangkan tanpa membeda-
video edukasi bedakan
tersebut kepada (Nasionalisme)
siswa siswi SD
2. Melakukan 1.Meminta izin Terlaksananya Sebelum memulai Misi UPT Puskesmas Memberikan
penyuluhan kepada atasan kegiatan kegiatan saya meminta Desa Lama Sei Lepan: edukasi
tentang cara 2.Meminta izin penyuluhan izin kepada atasan 2. Menyelenggara kan menggunakan
merawat kepada Kepala tentang cara dan kepala sekolah pelayanan usaha video tentang cara
kesehatan gigi Sekolah merawat gigi (etika publik) kesehatan merawat gigi akan
dan mulut anak 3.Menyiapkan anak di perorangan mendukung nilai-
di sekolah dasar sarana sekolah dasar Kegiatan penyuluhan ( UKP ) dan usaha nilaiorganisasi
penyuluhan dilakukan dengan kesehatan Puskesmas yaitu
seperti poster penuh tanggung jawab masyarakat Ramah dalam
dan alat peraga (Akuntabilitas) ( UKM ) secara memberikan
(model gigi dan Prima pelayanan kepada
sikat gigi) Pemberian penyuluhan masyarakat harus
4.Melakukan dilakukan pada seluruh dengan senyum
penyuluhan siswa tanpa dan ramah.

29
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
membeda-bedakan
(Nasionalisme)

Penyuluhan dilakukan
tanpa pungutan biaya
(Anti Korupsi)
3. Membuat leaflet 1. Koordinasi Tersedianya Sebelum memulai Misi UPT Puskesmas Edukasi dengan
untuk media leaflet kegiatan saya meminta Desa Lama Sei Lepan: media leaflet
kepada Kepala
penyuluhan di mengenai cara izin kepada atasan Mendorong tentang cara
sekolah dasar Puskesmas merawat (etika publik) kemandirian merawat kesehatan
dan dibagikan kesehatan gigi Seluruh tahapan masyarakat untuk gigi dan mulut
tentang materi
ke anak-anak anak pembuatan leaflet berperilaku hidup anak akan
untuk edukasi leaflet dilakukan dengan bersih dan sehat mendukung nilai-
dirumah bersungguh – nilai organisasi
2. Meminta izin
sungguh dan teliti Puskesmas yaitu
kepada pihak (Akuntabilitas) Mudah dalam
memberikan
sekolah
Desain leaflet akan pelayanan kepada
3. Menyiapkan dibuat semenarik masyarakat dengan
mungkin agar mudah kemudahan dan
materi yang
dipahami dan sesuai dengan
akan dibuat di penyampaian materi proedur yang
efektif (Komitmen berlaku.
leaflet
mutu)
4. Menyusun isi

30
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
materi secara Pembiayaan leaflet
yang dikeluarkan
menarik agar
sesuai dengan apa yang
mudah sudah ditetapkan (Anti
Korupsi)
dimengerti
5. Evaluasi desain
leaflet
6. Mencetak
leaflet
4 Melakukan 1. Meminta izin Terlaksananya Saat memberikan Melakukan 1. Melakukan
kepada atasan
pemeriksaan pemeriksaan penyuluhan pemeriksaan kesehatan pemeriksaan
2.Meminta izin
kesehatan gigi kepada Kepala gigi dan mulut disertaisenyum dan gigi dan mulut anak di gigi dan mulut
Sekolah
dan mulut anak anak sapa. (Etika publik) Sekolah Dasar dan 2. Mencatat hasil
3. Melakukan
di Sekolah pemeriksaan Seluruh tahapan menyarankan utuk pemeriksaan
gigi dan mulut
Dasar dan kegiatan pada saat pemeriksaan ulang ke pada lembar
4. Mencatat hasil
menyarankan pemeriksaan pemeriksaan dilakukan Puskesmas pemeriksaan
pada lembar
utuk dengan penuh
pemeriksaan
pemeriksaan ketelitian dan

31
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
ulang ke tanggung jawab
Puskesmas (Akuntabilitas)
Pemeriksaan kepada
siswa/siswi dilakukan
tanpa membeda- .
. bedakan suku, agama,
dan ras serta golongan
tertentu(Nasionalisme)
5. Melakukan 1. Meminta izin Terlaksananya Sebelum memulai Misi UPT Puskesmas Melakukan
kegiatan sikat kepada atasan kegiatan kegiatan saya meminta Desa Lama Sei Lepan: kegiatan sikat gigi
gigi bersama di 2. Meminta izin demonstrasi izin kepada atasan 1. Memberikan bersama di sekolah
sekolah dasar kepada kepala cara menyikat dan kepala sekolah pelayanan prima dasar akan
sekolah gigi (etika publik) yang meliputi mendukung nilai-
3. Menyiapkan kegiatan promotif, nilai organisasi:
alat peraga Kegiatan sikat gigi preventif, kuratif, Adil dalam
seperti model bersama dilakukan rehabilatif memberikan
gigi dan sikat dengan penuh pelayanan kepada
gigi tanggung jawab masyarakat dengan
4. Memperagakan (akuntabilitas) adil tanpa
kepada siswa membedakan status
cara menyikat Kegiatan social.
gigi yang baik memperagakan sikat

32
Tahapan Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dan benar gigi dilakukan pada
5. Melaksanakan seluruh siswa tanpa
kegiatan sikat membeda-bedakan
gigi bersama (Nasionalisme)

Kegiatan dilakukan
tanpa pungutan biaya
(Anti Korupsi)

33
3.4. Rencana Jadwal Aktualisasi Kegiatan

Tabel 5. Rencana Jadwal Aktualisasi Kegiatan


No Kegiatan Minggu ke
Februari Maret
II III IV I II III
1. Melapor ke tempat kerja, menyampaikan gagasan dengan
mentor
2. Melakukan edukasi menggunakan video mengenai cara
merawat dan menjaga kesehatan gigi dan mulut anak melalui
media audio visual
3. Melakukan penyuluhan tentang cara merawat gigi di SD
4. Membagikan leaflet mengenai mengenai kesehatan gigi anak
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut anak di
Sekolah Dasar dan menyarankan utuk pemeriksaan ulang ke
Puskesmas
6. Melakukan sikat gigi masal

34
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun


2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

Kementrian Kesehatan.2017. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 23 Tahun


2014 tentang Tugas Pokok Perawat Gigi.

Lembaga Administrasi NegaraRepublik Indonesia. 2018. Peraturan Lembaga


Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018
tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.Peraturan Lembaga


Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2017tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II.
Jakarta: LembagaAdministrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2016. Aktualisasi. Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi NegaraRepublik Indonesia. 2016. Akuntabilitas. Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi NegaraRepublik Indonesia. 2016. Nasionalisme. Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi NegaraRepublik Indonesia. 2016. Etika Publik. Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi NegaraRepublik Indonesia. 2016. Komitmen Mutu. Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2016. Anti Korupsi. Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi NegaraRepublik Indonesia. 2016. Whole of Government.

Modul Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kader PNS. Jakarta: Lembaga


Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi NegaraRepublik Indonesia. 2016. Manajemen ASN. Modul


Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kader PNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi NegaraRepublik Indonesia. 2016. Pelayanan Publik.


Modul Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kader PNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur


Sipil Negara

Anda mungkin juga menyukai