Anda di halaman 1dari 90

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI

DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)


“ OPTIMALISASI INVENTARISASI BARANG MILIK DAERAH
PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUNA”
Disusun
oleh :
Nama : ASDAR, S.E
NIP : 19840407 201903 1 005
Gol/Angkatan : III /LXIV
No. Presensi : 29
Jabatan : Analisis Laporan Keuangan
Unit Kerja : Sub Bagian Keuangan Dan Aset Dinas
Kesehatan Kabupaten Muna
Coach : Drs. Sahabudin, M.Si
Mentor : Azis Bayanudin, SKM. M.Kes

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN


LXIV BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BEKERJASAMA
DENGAN
BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH KABUPATEN MUNA
TAHUN 2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR


PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : Optimalisasi Inventarisasi Barang Milik Daerah Pada

Dinas Kesehatan Kabupaten Muna

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Sabtu

Tanggal : 20 Juni 2020

Tempat : LPMP Sulawesi Tenggara

Kendari, 20 Juni 2020

Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Asdar, S.E

NIP. 19840407 201903 1 005

Menyetujui,
Coach, Mentor,

Drs. Sahabudin, M.Si. Azis Bayanudin


NIP.19621207 198203 1 003 NIP.19851015 201001 1 013

ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : Optimalisasi Inventarisasi Barang Milik Daerah Pada


Dinas Kesehatan Kabupaten Muna

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:

Hari : Sabtu
Tanggal : 20Juni 2020
Tempat : LPMP Sulawesi Tenggara

Kendari, 20 Juni 2020


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Asdar, S.E
NIP. 19840407 201903 1 005
Menyetujui,
PENGUJI, COACH, MENTOR,

Ratna, S.KM, S.Kep, M.Kes Drs. Sahabudin, M.Si Azis Bayanudin, S.KM, M.Kes
NIP. 19700827 199003 2 005 NIP.19621207 198203 1003 NIP.19851015 201001 1 013
Mengetahui :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA,

Dr. Hj. NUR ENDANG ABBAS, SE., M.Si


NIP. 19620407 198103 2 002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, kasih sayang dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membimbing kedalam jalan kebenaran dan keselamatan.

Dengan rasa syukur penulis akhirnya dapat menyelesaikan rancangan


aktualisasi dan habituasi dengan judul “ Optimalisasi Inventarisasi Barang Milik
Daerah Pada Dinas Kesehatan kabupaten Muna” ini dengan baik. Rancangan
kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil ini bertujuan
untuk mendapatkan data yang valid dan aktual dalam proses pengelolaan Barang
Milik Daerah. Rancangan aktualisasi ini mengandung nilai dasar PNS yang terdiri
dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
yang selanjutnya disingkat menjadi “ANEKA”.

Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena bantuan dan
dorongan dari banyak pihak. Dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Propinsi


Sulawesi Tenggara yang telah mendukung kegiatan pendidikan dan
pelatihan dasar CPNS.

2. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Daerah Kabupaten Muna yang telah mendukung kegiatan pendidikan dan
pelatihan dasar CPNS.

3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muna yang telah memberikan dukungan


dalam proses Aktualisasi ini.

4. Azis Bayanudin, SKM. M.Kes.selaku Mentor yang telah mengarahkan memberi


masukan dan menilai rancangan aktualisasi ini;

5. Drs. Sahabudin, M.Si. selaku coach yang senantiasa dengan sabar dan teliti
dalam proses pembimbingan penyusunan rancangan aktualisasi ini

vi
6. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan banyak ilmu terkait nilai dasar
PNS yang sangat bermanfaat khusunya nanti pada saat kegiatan
aktualisasi dan habituasi di unit kerja.

7. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah memfasilitasi para peserta diklatsar
dengan baik.

8. Segenap pegawai Dinas Kesehatan kabupaten Muna yang telah mendukung


berbagai kegiatan dalam rancangan aktualisasi.

9. Keluarga tercinta, yang terdiri dari kedua orang tua, istri dan anak yang
senantiasa memberikan dukungan moril dan materil selama masa Latsar
CPNS.

10. Keluarga besar peserta Diklatsar CPNS Golongan III Angkatan LXIV Tahun
2020 yang selama ini telah bersama-sama dalam mengikuti semua tahapan
Diklatsar.

Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih banyak kekurangan


yang disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena semua saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan guna mengoptimalkan perencanaan
dan pelaporan kegiatan aktualisasi dan habituasi dar nilai dasar PNS nantinya serta
dapat memberikan manfaat untuk semua pihak.

Raha, 10 Juni 2020

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3


C. Tujuan ........................................................................................... 11
D. Manfaat ......................................................................................... 12

E. Sikap dan Perilaku Bela Negara .................................................... 13


F. Nilai – Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil ....................................... 18
G. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ...................................... 23
H. Tinjauan Umum Tentang Pengelolaan Aset Irigasi ....................... 27

vi
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi ............................................................................ 29


B. Tugas Jabatan Peserta Diklat ....................................................... 33
C. Role Model .................................................................................... 36

II RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

A. Rencana Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Aneka ................... 42


B. Jadwal Rencana Aktualisasi .......................................................... 52
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ................................ 55

BAB I I I LAPORAN AKTUALISASI

BAB I V PENUTUP

A. Kesimpulan 56
.......................................................................................
B. S a r a n ............................................... 57
LAMPIRAN ........................................................................................ 58

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi Isu T a t a K e l o l a B a r a n g M i l i k D a e r a h P a d a D i n a s


K e s e h a t a n K a b . M u n a .................................................................. 4

Tabel 1.2 Parameter APKL dalam Analisi Isu .................................................. 6

Tabel 1.3 Penetapan Isu dengan Metode APKL .................................................. 7

Tabel 1.4 Analisis Isu dengan Metode USG .................................................... 8

Tabel 1.5 Penentuan Prioritas Isu (Skala Likert) ............................................. 9

Tabel 1.6 Penetapan Isu Metode USG dengan Skala Prioritas

(Skala Likert) ................................................................................... 10

Tabel 3.1 Detail Data Pegawai DINKES Kab Muna Berdasarkan

Golongan ......................................................................................... 29

Tabel 3.2 Detail Data Pegawai ASN DINKES Kab Muna

Berdasarkan Pendidikan ................................................................. 30

Tabel 3.3 Detail Data Pegawai Non ASN DINKES Kab Muna

vii
Berdasarkan Pendidikan ................................................................. 31

Tabel 3.2 Inventarisasi Sarana dan Prasarana Dinas Kesehatan

Kab. Muna ............................................................................................. 30

Tabel 4.1 Analisis Isu Terpilih .......................................................................... 43

Tabel 4.2 Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi ........................................... 44

Tabel 4.3 Jadwal Rancangan Kegiatan Aktualisasi ......................................... 53

Tabel 4.4 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala .................................. 56

Tabel 4.5 Potensi Dampak Kegiatan Rancangan Aktualisasi .......................... 55

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi DINKES Kab. Muna ................................. 4

Gambar 3.2 Diagram Persentase Pegawai ASN dan Non ASN DINKES
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri


Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah. Menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun

2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) seorang ASN berfungsi


sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan
pemersatu bangsa. Seorang ASN dituntut untuk memahami nilai-nilai
dasar yang menjadi landasan dalam menjalankan profesinya. Nilai-
nilai dasar tersebut antara lain akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu, dan anti korupsi. Kelima dasar tersebut
memiliki peranan penting demi menghasilkan pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme sesuai
dengan harapan dari pemerintah.

Pembentukan PNS yang mampu melaksanakan tugas dan


perannya sebagai pelayan masyarakat secara professional didasarkan
pada penanaman nilai-nilai dasar profesi PNS yang dilaksanakan
melalui jalur pendidikan dan pelatihan dasar. Berdasarkan Peraturan
Kepala LAN Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III, pelatihan
ini memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat
pelatihan serta di tempat kerja, yang memungkinkan peserta mampu
menginternalisasi, menerapkan dan mengaktualisasikan serta
membuatnya menjadi kebiasaan dan merasakan manfaatnya,
sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang
profesional.

10
Dalam pembelajaran Pelatihan Dasar Calon ASN, setiap peserta
pelatihan dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi
pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri
yang difasilitasi dalam agenda Habituasi. Adapun materi pembelajaran
yang didapatkan ketika on campus antara lain materi mengenai nilai-
nilai dasar profesi ASN yang terdiri dari ANEKA (Akuntabel,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dan
materi mengenai kedudukan dan peran ASN dalam NKRI (Manajemen
ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government).

Calon ASN dituntut untuk merancang dan mengimplementasikan


nilai-nilai dasar profesi ASN dan kedudukan serta peran ASN dalam
NKRI, dalam melaksanakan tugasnya di unit kerja masing-masing
dalam bentuk sebuah “Rancangan Aktualisasi”. Rancangan aktualisasi
adalah suatu bentuk perencanaan yang menggambarkan tentang cara
Calon ASN dalam menterjemahkan teori ke dalam praktik, mengubah
konsep menjadi konstruk, menjadikan gagasan sebagai kegiatan.
Dengan demikian calon ASN diharapkan untuk mampu
mengaplikasikan secara langsung nilai-nilai dasar profesi ASN
tersebut dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya masing-
masing serta visi dan misi unit kerja. Dalam hal ini unit kerja
aktualisasi adalah Dinas Kesehatan Kabupaten muna.

Salah satu progam kerja dalam Sub bagian keuangan adalah


pengelolaan Barang Miliki Daerah. Akan tetapi pencapaian progam
kerja ini belum maksimal, Karena hal ini data yang tersajikan belum
aktual dan masih menggunakan data lama.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis membuat rancangan


aktualisasi nilai dasar profesi ASN dengan judul “Optimalisasi
Inventarisasi Barang Milik Daerah pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Muna”. Dengan rancangan aktualisasi ini diharapkan data
pengelolaan aset dalam hal ini Barang Milik daerah menjadi lebih
optimal, valid dan aktual. Rancangan aktualisasi ini juga menjadi ajang

11
bagi ASN agar membawa manfaat bagi diri-sendiri maupun instansi
dimana ASN bekerja tentunya dengan menerapkan nilai-nilai dasar
“ANEKA”.

B. IDENTIFIKASI ISU, DAMPAK ISU JIKA TIDAK DISELESAIKAN


DAN RUMUSAN MASALAH

1. Identifikasi Isu

Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih


dahulu dilakukan identifikasi dan penetapan isu. Isu - isu
ditemukan dari hasil pengamatan ASN di instansinya. Setelah
menemukan isu-isu tahap selanjutnya adalah menganalisis isu
tersebut. Dari hasil analisa isu tersebut akan menghasilkan isu
yang layak diangkat dan dijadikan rancangan aktualisasi.
Beberapa isu berikut ditemukan oleh penulis di Bidang Sumber
Daya Air terkait dengan manajemen ASN, Whole of Government,
dan pelayanan publik.

12
Tabel 1.1 Identifikasi Isu Tata kelola Barang Milik Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten Muna

No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan

Pelayanan
Publik, Tersedianya Kartu Inventaris Barang
Kurang Optimalnya pengelolaan Barang Milik Data dalam dokumen Kartu
Manajemen Milik Daerah sesuai kondisi terkini
Daerah pada Dinas Kesehatan kabupaten Inventaris Barang kurang valid dan
ASN, WoG disertai susunan KIB yang mudah dibaca
1 Muna aktual sehingga tidak
menggambarkan kondisi lapangan
menggambarkan kondisi lapangan

Belum optimalnya pemanfaatan dan Adanya kerjasama antara dinas dengan


Koordinasi dan sosialisasi
pemindahtanganan Barang Milik Daerah Publik, WoG BKAD saat adanya pelaksanaan
mengenai perlakuan barang milik
pada Dinas Kesehatan Kab. Muna pemindahtanganan barang milik daerah
2 daerah

Pelayanan
Publik,
Belum tersedianya sumber daya Pegawai :
Manajemen
Tidak tersedianya pejabat fungsional penilai Beberapa barang milik daerah Adanya peremajaan barang milik daerah
ASN,
3 barang sudah berumur lama dan yang penggunaanya bisa bermanfaat .
penempatannya tidak sesuai
2. Penetapan Isu

Adapun penetapan isu dilakukan dengan menggunakan analisis


sebagai berikut:

a. Analisis Kualitas Isu Menggunakan Analisis APKL


(Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak)

Isu-isu yang ada menyangkut Manajemen ASN, Whole of

Governmance, dan Pelayanan Publik yang telah diidentifikasi


kemudian ditentukan mana isu yang akan diangkat menjadi
isu utama dan menjadi dasar dari kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan selama habituasi. Penetapan kualitas isu
dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat bantu
penetapan kriteria isu.

Analisis isu bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan


menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk
diselesaikan melalui gagasan kegiatan yang dilakukan.
Analisis isu dilakukan dengan pendekatan APKL yaitu Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Layak.

Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis


ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat
actual, problematic, kekhalayakan dan layak dari isu-isu yang
ditemukan di lingkungan unit kerja. Setelah diperoleh analisis
APKL, maka dipilih isu yang menjadi prioritas utama yang
selanjutnya akan diidentifikasi.

Secara lebih rinci penjelasan APKL data dilihat pada tabel


berikut ini:

5
Tabel 1.2 Parameter APKL dalam Analisis Isu

No Indikator Keterangan

Isu yang sering terjadi atau dalam


proses kejadian sedang hangat

1 Aktual ( A ) dibicarakan di kalangan masyarakat.

Isu yang memiliki dimensi masalah yang


kompleks sehingga perlu dicarikan

2 Problematik ( P ) segera solusinya

Isu yang secara langsung menyangkut

3 Kekhalayakan ( K ) hajat hidup orang banyak

Isu yang masuk akal dan realistis serta


relevan untuk dimunculkan inisiatif

4 Layak ( L ) pemecahan masalahnya

Berikut ini beberapa isu yang ada di Sub bagian Keuangan


dan Aset Dinas Kesehatan kabupaten Muna yang akan
ditentukan kelayakannya menggunakan metode APKL, untuk
lebih jelasnya lihat tabel berikut ini:

6
Tabel 1. 3 Penetapan Isu dengan Metode APKL

Kriteria

No Identifikasi Isu A P K L Keterangan

1
Kurang optimalnya Pengelolaan Aset Barang Milik Daerah pada Dinas Kesehatan kabupaten.
Muna
+ + + + Memenuhi

+ + - +
Belum optimalnya pemanfaatan dan pemindahtanganan Barang Milik Daerah pada Dinas Tidak Memenuhi
2 Kesehatan Kab. Muna
(TM)

3
Belum tersedianya sumber daya Pegawai : Tidak tersedianya pejabat fugsional penilai barang
+ + + + Memenuhi

Pengguna dan Kuasa Penggunan dan/atau pengurus barang pada pada Dinas Kesehatan Kab.

+ + - +
Muna belum memadai. Tidak Memenuhi
4

5 Sering terjadinya perbedaan dalam memasukkan dan/atau inputing dalam entry data Simda BMD. + + + + Memenuhi
b. Analisis Prioritas Isu Menggunakan USG
(Urgency, Seriousness, dan Growth)

Analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang


akan ditindak lanjuti yaitu menggunakan analisis USG
(Urgency, Seriousness, Growth) adapun indikator analisis
USG adalah sebagai berikut:

Tabel 1. 4 Analisis Isu dengan Metode USG

No Komponen Keterangan
Seberapa mendesak isu tersebut dibahas

dikaitkan demgan waktu yang tersedia serta


seberapa keras tekanan waktu tersebut
untuk memecahkan masalah yang
1 Urgency menyebabkan isu
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas

dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan


penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalah-masalah lain kalu
masalah penyebab isu tidak dipecahkan
2 Seriousness (bisa mengakibatkan masalah lain)
Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi

berkembang dikaitkan kemungkinan masalah


penyebab isu akan semakin memburuk jika
3 Growth dibiarkan

Selanjutnya digunakan skala likert untuk menentukan


prioritas dari setiap isu yang dipilih. Penentuan prioritas
dengan skala likert seperti berikut ini:

8
Tabel 1.5 Penentuan Prioritas Isu (Skala Likert)

Urgency / Seriousness / Growth /


Nilai
Mendesak
Isu tidak mendesak Kegawatan
Isu tidak Pertumbuhan
begitu serius Isu lamban
untuk segera untuk di bahas karena berkembang
diselesaikan tidak berdampak ke
1
hal yang lain

Isu kurang Isu kurang serius Isu kurang cepat


mendesak untuk untuk segera dibahas berkembang
2 karena tidak kurang
segera diselesaiakn berdampak ke hal
yang lain

Isu cukup mendesak Isu cukup serius untuk Isu cukup cepat
untuk segera segera dibahas karena berkembang,
akan berdampak ke
diselesaikan hal yang lain segera dicegah
3

Isu mendesak untuk Isu serius untuk Isu cepat


segera diselesaikan segera dibahas karena berkembang
akan berdampak ke
hal yang lain untuk segera
4
dicegah

Isu sangat mendesak Isu sangat serius untuk Isu sangat cepat
untuk segera segera dibahas karena berkembang
5 akan berdampak ke
mendesak untuk untuk segera
hal yang lain
segera diselesaikan dicegah

Berdasarkan ketentuan skala likert diatas, hasil penetapan prioritas isu


yang dipilih disajikan pada tabel berikut ini:

9
Tabel 1.6 Penetapan Isu Metode USG dengan Skala Prioritas (Skala Likert)

Indikator
No Identifikasi Isu U S G Jumlah Peringkat

Kurang optimalnya Pengelolaan Aset Barang Milik Daerah pada Dinas


1 Kesehatan kabupaten. Muna 5 5 4 14 I

Belum optimalnya pemanfaatan dan pemindahtanganan Barang Milik


2 Daerah pada Dinas Kesehatan Kab. Muna 5 4 3 12 II

Belum tersedianya pejabat fungsional penilai barang


3 4 3 3 10 III

Sering terjadinya perbedaan dalam memasukkan dan/atau inputing dalam entry


4 data Simda BMD 4 3 3 10 III

Pengguna dan Kuasa Penggunan dan/atau pengurus barang pada pada Dinas
5 Kesehatan Kab. Muna belum memadai 4 3 3 10 III
Skala likert 1 – 5:

1 = Sangat kecil

2 = Kecil

3 = Sedang

4 = Besar

5 = Sangat besar
3. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan

Dampak yang mungkin akan terjadi apabila isu tentang kurang


optimalnya pengelolaan Aset barang Milik Daerah adalah:

a) Data asset Barang Milik Daerah tidak dapat menggambarkan


kondisi Barang yang sebenarnya hal ini mengakibatkan
perencanaan Pengadaan maupun penghapusan tahun berikutnya
tidak berjalan

b) Data aset negara berupa aset barang milik daerah


menjadi tidak sinkron karena data tidak aktual dan tidak sama
kondisinya dengan lapangan hal ini berpengaruh pada nilai aset
negara atau kekayaan negara

c) Salah satu progam kerja di Sub Bagian Keuangan dan Aset


tidak berjalan karena Pengelolaan Aset masuk rencana kerja
tahunan

4. Rumusan Masalah

Setelah melalui tahap analisis dengan metode USG, maka


dapat diidentifikasi isu yang menjadi prioritas, yaitu Kurang
baikoptimalnya pengelolaan Barang Milik Daerah Sub Bagian
Keuangan dan Aset Denas Kesehatan Kab. Muna. Pada penilitian kali
ini penulis memfokuskan untuk mengidentifikasi aset Barang Milik
daerah yang belum tercatat dengan baik. serta pemutakhiran hasil
inventarisasi Barang Milik Daerah. Maka dari itu rumusan masalah
rancangan aktualisasi ini adalah:

a) Bagaimana upaya mengoptimalkan isu untuk mendapatkan


data pengelolaan aset barang milik daerah yang aktual dan valid?
b) Bagaimana upaya mengimplementasikan nilai dasar PNS

“ANEKA” dalam mengoptimalkan pengelolaan aset Barang


Milik Daerah Pada Dinas Kesehatan?

c) Bagaimana upaya merealisasikan visi misi organisasi dalam


rangka mengoptimalkan isu pengelolaan barang milik daerah

C. TUJUAN

Tujuan dari kegiatan rancangan aktualisasi dan habituasi ini


adalah:

1. Untuk mengoptimalkan pengelolaan data aset barang milik


d a e r a h agar mendapatkan data yang aktual dan tervalidasi.

2. Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yang


terkandung dalam akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi (ANEKA) dalam meningkatkan mutu pekerjaan
secara profesional, transparan dan inovatif dalam pengelolaan aset
irigasi (PAI).

3. Untuk mewujudkan tercapainya visi dan misi organisasi dalam hal


pengelolaan Barang Milik Daerah.

D. MANFAAT

Manfaat rancangan aktualisasi nilai – nilai dasar PNS ini adalah


sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

a. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan


nilai-nilai dasar PNS, kedudukan dan peran PNS dalam NKRI.

b. Menjadi pengalaman belajar bagi ASN untuk mengemban


tanggung jawab penuhnya sebagai abdi negara dan pelayan
masyarakat.
c. Menjadi ASN yang lebih profesional, berkomitmen, beretika dan
berintegritas tinggi.

d. Menjadi tenaga fungsional yang mampu menjalankan fungsi


sebagai pelaksana kebijakan, pelayanan publik, dan perekat
pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan professional di
lingkungan Dinas Kesehatan kabupaten Muna.

2. Bagi Instansi Dinas Kesehatan Kabupaten Muna

a. Mendapatkan data aktual mengenai Barang Milik daerah yang


berguna untuk perencanaan pengadaan barang milik daerah pada
tahun berikutnya.

b. Menginventarisasi aset barang milik daerah sebagai data informasi


kekayaan aset negara berupa barang milik daerah.

c. Terselenggaranya progam kerja Sub Bagian Keuangan dan Aset


dalam hal ini meningkatkan keefektifan dan profesionalisme dalam
bekerja.

3. Bagi Masyarakat yaitu peningkatan mutu dan kualitas dalam hal


pelayanan kesehatan masyarakat. Pengelolaa aset barang milik
daerah.

Hasil evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset barang milik daerah


digunakan sebagai masukan untuk pengelolaan aset tahun berikutnya.

E. LOKASI AKTUALISASI

Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di Kantor Dinas Kesehatan


Kabupaten Muna Jalan MH. Thamrin No. 21, Raha mulai tanggal 04
April 2020 sampai dengan 04 Mei 2020.

Deskripsi Organisasi
1. Gambaran Umum Organisasi
Dinas Kesehatan Kab. Muna terletak di ibukota kabupaten Muna tepatnya di Jl.
MH. Thamrin No.21 Raha Kelurahan Wamponiki Raha. Dinas Kesehatan Muna
dipimpin oleh Seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah dan menduduki jabatan
struktural eselon III/a yaitu Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian
Perencanaan, Sub Bagian Keuangan dan Aset, Bidang Penceganah dan
Pengendalian Penyakit, Bidang Pelayanan Kesehatan, Bidang Sumberdaya
Kesehatan, dan Bidang Kesehatan Masyarakat

2. Visi, Misi, Tujuan dan Nilai Organisasi

Visi:
Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan di Kabupaten Indramayu.
Misi:

1. Meningkatkan kemandirian dan pemberdayaan masyarakat untuk menjaga


kesehatannya.
2. Meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat
3. Meningkatkan kesehatan Ibu &Anak dan Meningkatkan Status Gizi
4. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar
5. Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
6. Menciptakan tata kelola/manajemen kepemerintahan yang baik.

Tujuan:

Terselenggaranya upaya kesehatan secara menyeluruh, terpadu, berkelanjutan,


terjangkau dan bermutu bagi seluruh masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

Nilai-Nilai Organisasi

1. Nilai-nilai

Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan secara
berhasil-guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai masyarakat yang sehat dan
sejahtera maka dinas kesehatan harus menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai
yaitu :

a. Inklusif

Program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena


pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif,
yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat, dan dunia
usaha.

b. Responsif

Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat, serta
tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial
budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi
permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang
berbeda pula.

c. Empatik

Program kesehatan harus dapat mengetahui kondisi masyarakat yang sesungguhnya


dari sudut pandang masyarakat dan mencari upaya solusi dari permasalahan
kesehatan di masyarakat.

d. Integritas

Seluruh komponen dan unsur penyelenggara pembangunan kesehatan di Kabupaten


Muna harus memiliki motivasi dan komitmen tinggi dibarengi dengan kerendahan
hati, keikhlasan, ketulusan, kejujuran dan menjunjung moral dengan tetap memiliki
ketegasan dan kepribadian yang teguh.

e. Keteladanan

Penyelenggara pembangunan kesehatan harus memberikan keteladanan personal


dengan perilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat luas, dan menerapkan
prinsip perikemanusiaan

f. Entrepreneurship

Seluruh komponen dan unsur penyelenggara pembangunan kesehatan di Kabupaten


Temanggung harus memiliki kecakapan tinggi dalam melakukan perubahan positif
untuk mengatasi permasalahan kesehatan
2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Muna terdiri :

1. Kepala Dinas
2. Sekretaris
o Kepala Sub Bagian Program
o Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
o Kepala Sub Bagian Keuangan dan Aset
3. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
o Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Tradisional
o Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Bencana
o Kepala Seksi Perijinan dan Peningkatan Mutu
4. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
o Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi
o Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
o Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa
5. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
o Kepala Seksi Kemitraan
o Kepala Seksi Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana Kesehatan
o Kepala Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman
6. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
o Kepala Seksi Promosi dan Kesehatan Masyarakat
o Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
o Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Kerja dan Olah Raga
7. U P T D
o Puskesmas

Tugas Pokok Dinas Kesehatan Kabupaten Muna

Dinas mempunyai tugas pokok merumuskan kebijaksanaan sistem kesehatan


Kabupaten dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang kesehatan yang
meliputi program, Penyehatan Lingkungan dan Penanggulangan Penyakit, Pelayanan
Kesehatan, Kesehatan Keluarga, Farmasi serta melaksanakan Ketatausahaan Dinas.

16
D. SIKAP DAN PERILAKU BELA NEGARA

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga Negara yang dijiwai
oleh kecintaanya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
menjalin kelangsungan hidup bangsa dan Negara yang seutuhnya.

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada


negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara

Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam


penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur,
pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran
berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku
PNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu
mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa
Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam Pembukaan UUD

1945) melalui:

a. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan


negara Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa
yang mendiami banyak pulau yang membentang dari Sabang
sampai Merauke, dengan beragam bahasa dan adat istiadat
kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan itu diikat
dalam konsep wawasan nusantara yang merupakan cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
17
b. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk
menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan
perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana
yaitu dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan
beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai
agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama
dan menjaga keamanan lingkungan.

c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga


negara Indonesia yang menghormati lambang-lambang
negara dan mentaati peraturan perundang-undangan.

Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran


berbangsa dan bernegara perlu mendapat perhatian dan
tanggung jawab bersama. Sehingga amanat pada UUD 1945
untuk menjaga dan memelihara Negara Kesatuan wilayah
Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan.
Hal yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan
bernegara bagi PNS yang perlu di cermati secara seksama adalah
semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial, padahal banyak
persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan
PNS dalam setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk
membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan
masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena
dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari
himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa
yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun,
karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan
jangan sampai mengalami penderitaan. Di situ PNS telah
melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara.

Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk


mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga
18
dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam
diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban
dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab
dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan
bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk
cinta terhadap tanah air kita.

Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya


dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara
lain:

a. Cinta Tanah Air.

Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita
cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap
masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air
kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita
mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-
budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya
menjaga nama baik negara kita.

b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.

Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita


yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu
dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita
dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian
antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak
bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.

c. Pancasila

19
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis
dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu
keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam
budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan
hambatan.

d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.

Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya para atlet bekerja
keras untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun
mereka harus merelakan untuk mengorbankan waktunya
untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet
bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki
pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama
menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket
demi mendukung langsung para atlet yang berlaga demi
mengharumkan nama bangsa.

e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.

Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan


tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani
profesi masing-masing.

2. Analisis Isu Kontemporer

Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,

2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat


mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya
sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
20
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).

Perubahan global (globalisasi) yang terjadi dewasa ini,


memaksa semua bangsa (Negara) untuk berperan serta, jika tidak
maka arus perubahan tersebut akan menghilang dan akan
meninggalkan semua yang tidak mau berubah. Perubahan global
ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu bangsa, dengan
membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh
batas Negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang
pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari
satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama
berselang oleh orang di penjuru dunia lainnya.

Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan


kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan
masuknya kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam
negeri dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan
lain sebagainya. Perubahan cara pandang individu tentang
tatanan berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah
mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan
secara turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga
mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature dari
kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang
keblabasan akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam
anggota keluarga, sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di
lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk
sikap ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar.

Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan


lingkungan pada tataran makro merupakan factor utama yang
akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut melingkupi
pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan

21
Daya Saing Nasional, Dalam konteks globalisasi PNS perlu
memahami berbagai dampak positif maupun negatifnya.

PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal


juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan
berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya
setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan
isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi,
isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham
radikalisme/terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money
laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut
sebagai isu-isu strategis kontemporer.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara

Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada


beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap
dan mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang
dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
mudah percaya dengan barita gosip yang belum jelas asal usulnya,
tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan
permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.

Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan


kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan
negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut. Kesadaran bela negara itu hakikatnya

22
kesediaan berbakti pada negara dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.

B. NILAI - NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL

Ada lima (5) nilai dasar profesi PNS, yaitu akuntabilitas,


nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan antikorupsi. Lima
(5) nilai dasar yang biasa disingkat ANEKA ini merupakan modal awal
PNS dalam menjalankan tugasnya. Sebelum mengimplementasikan
nilai dasar PNS, ada satu tahap yang dilalui yaitu tahap internalisasi.
Internalisasi merupakan proses pemahaman atas nilai yang
terkandung dari masing-masing poin ANEKA yaitu:

1. Akuntabilitas

Merupakan kesadaran adanya tanggung jawab dan kemauan


untuk bertanggung jawab. PNS memiliki tugas pokok fungsi yang
wajib untuk dijalankan. Setiap PNS hendaknya sadar akan
tugasnya. Tidak hanya sekadar sadar. Mereka juga harus
bertanggung jawab atas apa yang telah dilaksanakan. Sebagai
abdi masyarakat, PNS memiliki tanggung jawab yang besar. Maka
tidak salah jika setiap PNS melakukan perencanaan yang matang
sebelum melaksanakan tugasnya. Adanya transparansi juga
penting untuk dilaksanakan. Tanpa transparansi PNS akan
kesulitan dalam menjalankan tugas. Ada 9 aspek akuntabilitas
antara lain:

a. Kepemimpinan

b. Transparansi
c. Integritas
d. Tanggungjawab
e. Keadilan
f. Kepercayaan

23
g. Keseimbangan
h. Kejelasan
i. Konsistensi

2. Nasionalisme

Yaitu sikap menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila. Setiap sila


dalam Pancasila mengandung nilai-nilai kemuliaan. Sila pertama,
Ketuhanan yang Maha Esa. Kedua, Kemanusiaan yang adil dan
beradab. Ketiga, Persatuan Indonesia. Keempat, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan. Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sila ini merupakan pondasi dan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Sebagai motor penggerak suatu negara, PNS harus
mampu menjadi teladan.

3. Etika Publik

Yaitu pembelian pelayanan kepada masyarakat Seorang PNS


harus mampu memberi pelayanan yang ramah selama
menjalankan tugasnya. Dalam kondisi apapun, PNS tidak boleh
terlihat sombong, angkuh, galak, apalagi tidak sopan. Aspek etika
publik antara lain:

a. Jujur f. Kerjasama

b. Integritas g. Peduli
c. Disiplin h. Empati
d. Sopan i. Respek

e. Transparan j. Keluwesan

24
4. Komitmen Mutu

Yaitu sikap menjaga efektivitas dan efisiensi mutu. Ada empat


indikator dari nilai – nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu:

a. Efektif

Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai


dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik yang
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.

Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari kuantitas dan


mutu hasil kerja, melainkan kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.

b. Efisien

Efisiensi adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas


dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan.
Sedangkanm efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilakukan sehingga dapat diketahui ada tidaknya penggunaan
sumber daya yang berlebihan, penyalahgunaan alokasi,
penyimpanagan prosedur dan mekanisme yang tidak sesuai
dengan alur.

25
c. Inovasi

Inovasi Pelayanan Publik merupakan hasil pemikiran


baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap
individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang
diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik
yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan
atau menggugurkan tugas rutin.

d. Mutu

Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan


produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapan.

Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan


dalam mengevaluasi kualitas pelayanan (Berry dan
Pasuraman dalam Zulian Zamit, 2010:11) yaitu:

1) Tangibles, yaitu bukti langsung yang meliputi fasilitas


fisik, perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi.

2) Reliability, yaitu kemampuan dalam


memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan.

3) Responsiveness, yaitu keinginan untuk


memberikan pelayanan dengan tanggap.

4) Assurance, yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan

sifat dapat dipercaya.

26
5) Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik dan perhatian yang
tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

5. Anti Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang


artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi dikatakan
sebagai kejahatan yang luar biasa karena dampaknya yang luar
biasa yaitu mampu merusak tatanan kehidupan dalam ranah
pribadi, keluarga, masyarakat maupun ranah kehidupan yang
lebih luas lagi.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan


pakar telah melakukan identifikasi nilai – nilai dasar anti
korupsi. Ada 9 (sembilan) nilai – nilai anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu : a. Kejujuran

Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan


utama bagi penegakan integritas diri. Seseorang yang dapat
berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta
baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat
membentengi diri dari perbuatan curang.

b. Kepedulian

Dengan adanya kepedulian terhadap orang lain menjadikan


seseorang memiliki rasa kasih sayang antar sesama. Pribadi
dengan jiwa sosial yang tinggi tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar.

c. Kemandirian

Kemandirian membentuk karakter pada diri seseorang untuk


tidak mudah bergantung kepada pihak lain. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak
27
yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan
sesaat.

d. Kedisiplinan

Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Seseorang


yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan
tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.

e. Tanggung Jawab

Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan


menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama
manusia. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak
akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

f. Kerja Keras

Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan


kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya.

g. Kesederhanaan

Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang


menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.

h. Keberanian

Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki


keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan.

28
i. Keadilan

Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa


apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya.
Adil merupakan kemampuan seseorang untuk
memperlakukan orang lain sesuai dengan hak dan
kewajibannya.

C. KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

Untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang baik, maka


adanya Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian yang telah diubah menjadi Undang-Undang
Nomor 5

Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Karena PNS memegang


peranan besar dalam kelancaran pemerintahan dan pembangunan,
maka PNS memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting
dalam berjalannya sistem pemerintahan serta pelayanan lembaga
Negara kepada masyarakat.

Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014


tentang ASN, Pegawai Negeri Sipil diharuskan mempunyai fungsi
sebagai berikut:

1. Pelaksana Kebijakan Publik

ASN berfungsi, berperan dan bertugas untuk melaksanakan


kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut, harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.

2. Pelayan publik

29
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan
publik merupakan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administrasi yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan memenuhi
kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk
memberikan pelayanan secara professional kepada masyarakat.

3. Perekat dan pemersatu bangsa

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat


persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ASN senantiasa taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945,
Negara, dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi
martabat ASN serta mengutamakan kepentingan negara
daripada kepentingan pribadi/golongan. Dalam Undang-undang
ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan
manajemen ASN, salah satu diantaranya adalah asas persatuan
dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Sedangkan kedudukan ASN dalam NKRI yaitu:

1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.

2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan


oleh Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan Intervensi semua Golongan serta Parpol.

3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau


pengurus partai politik.

30
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar
Negeri, namun demikian Pegawai ASN merupakan satu
kesatuan.

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk


menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu.

Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem


Merit. Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan; pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan
karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian
dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan
pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN,
Manajemen Aparatur Sipil Negara, 2014).

2. Pelayanan Publik

LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala


bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh
Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25
tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,

31
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara Pelayanan Publik.

Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki


rivalry (rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif.

Perkembangan paradigma pelayanan meliputi: Old Public


Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan
seterusnya menjadi New Public Service (NPS).

Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk


mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.

3. Whole of Government

Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan


penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan
(Suwarno & Sejati, 2016).

WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan


publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai
tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap
isu-isu tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).

32
D. TINJAUAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH ( BMD )

1. Pengertian Pengelolaan Barang Milik Daerah

a. bahwa pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yang


semakin berkembang dan kompleks perlu dikelola
secara optimal.
b. bahwa Peraturan peraturan pemerintah nomor 6 Tahun
2006 tentang pengelolaan barang milik Negara/Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
PemerintahNomor 38 Tahun 2008 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
sudah tidak sesuai dengan perkembangan pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah, sehingga perlu diganti.

2. Pengertian Barang Milik Negara/Daerah

a. Barang Milik Negara adalah semua barang


yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
b. Barang Milik Daerah adalah semua barang
yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
c. Pengelola Barang adalah pejabat yang
berwenang dan bertanggung jawab menetapkan
kebijakan dan pedoman serta melakukan
pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah.
d. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang
kewenangan Penggunaan Barang Milik
Negara/Daerah.

33
e. Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan
kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna
Barang untuk menggunakan barang yang berada
dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya.
f. Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian
secara independen berdasarkan kompetensi yang
dimilikinya.
g. Penilaian adalah proses kegiatan untuk
memberikan suatu opini nilai atas suatu objek
penilaian berupa Barang Milik Negara/Daerah
pada saat tertentu.
h. Perencanaan Kebutuhan adalah kegiatan
merumuskan rincian kebutuhan Barang Milik
Negara/Daerah untuk menghubungkan
pengadaan barang yang telah lalu dengan
keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar
dalam melakukan tindakan yang akan datang.
i. Penggunaan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh Pengguna Barang dalam
mengelola dan menatausahakan Barang Milik
Negara/Daerah yang sesuai dengan tugas dan
fungsi instansi yang bersangkutan.
j. Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang
Milik Negara/Daerah yang tidak digunakan untuk
penyelenggaraan tugas dan fungsi
Kementerian/ Lembaga/satuan kerja
perangkat daerah dan/atau optimalisasi
Barang Milik Negara/Daerah dengan tidak
mengubah status kepemilikan.
k. Sewa adalah Pemanfaatan Barang Milik
Negara/Daerah oleh pihak lain dalam jangka
waktu tertentu dan menerima imbalan uang
tunai.
34
l. Pinjam Pakai adalah penyerahan Penggunaan
barang antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah atau antar Pemerintah Daerah dalam
jangka waktu tertentu tanpa menerima
imbalan dan setelah jangka waktu tersebut
berakhir diserahkan kembali kepada Pengelola
Barang.
m. Kerja Sama Pemanfaatan adalah pendayagunaan
Barang Milik Negara/Daerah oleh pihak lain
dalam jangka waktu tertentu dalam rangka
peningkatan penerimaan negara bukan
pajak/pendapatan daerah dan sumber
pembiayaan lainnya.
n. Bangun Guna Serah adalah Pemanfaatan Barang
Milik Negara/Daerah berupa tanah oleh pihak
lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau
sarana berikut fasilitasnya, kemudian
didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam
jangka waktu tertentu yang telah disepakati,
untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah
beserta bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.
o. Bangun Serah Guna adalah Pemanfaatan
Barang Milik Negara/Daerah berupa tanah oleh
pihak lain dengan cara mendirikan bangunan
dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan
setelah selesai pembangunannya diserahkan
untuk didayagunakan oleh pihak lain
tersebut dalam jangka waktu tertentu yang
disepakati.
p. Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur adalah kerja
sama antara Pemerintah dan Badan Usaha untuk
kegiatan penyediaan infrastruktur sesuai
35
dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
q. Pemindahtanganaan adalah pengalihan
kepemilikanBarang Milik Negara/Daerah.
r. Penjualan adalah pengalihan kepemilikan
Barang Milik Negara/Daerah kepada pihak
lain dengan menerima penggantian dalam
bentuk uang.
s. Tukar Menukar adalah pengalihan kepemilikan
Barang Milik Negara/Daerah yang dilakukan
antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah
Daerah, antar Pemerintah Daerah,
atauantara Pemerintah Pusat/Pemerintah
Daerah dengan pihak lain, dengan
menerima penggantian utama dalam bentuk
barang, paling sedikit dengan nilai seimbang.
t. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang
dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
Daerah, dari Pemerintah Daerah kepada
Pemerintah Pusat, antar Pemerintah Daerah,
atau dari Pemerintah Pusat/ Pemerintah
Daerah kepada Pihak Lain, tanpa
memperoleh penggantian.
u. Penyertaan Modal Pemerintah Pusat/Daerah
adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik
Negara/Daerah yang semula merupakan
kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi
kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan
sebagai modal/saham negara atau daerah
pada badan usaha milik negara, badan usaha
milik daerah, atau badan hukum lainnya yang
dimiliki negara.

36
v. Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan
fisik dan/atau kegunaan Barang Milik
Negara/Daerah.
w. Penghapusan adalah tindakan menghapus
Barang Milik Negara/Daerah dari daftar barang
dengan menerbitkan keputusan dari pejabat
yang berwenang untuk membebaskan
Pengelola Barang, Pengguna Barang,
dan/atau Kuasa Pengguna Barang dari tanggung
jawab administrasi dan fisik atas barang yang
berada dalam penguasaannya

4. Deskripsi SDM, Sarpras, dan Sumber Daya


Lain a) Sumber Daya Manusia

Kepemerintahaan yang baik (good govermance) adalah


prasyarat bagi terbentuknya pemerintahaan yang efektif dan
demokratis. Good governance digerakkan oleh prinsip-prinsip
partisipatif, penegakan hukum yang efektif, transparan, responsif,
kesetaraan, visi strategis, efektif dan efesien, profesional,
akuntabel dan pengawasan yang efektif. Dengan kaitan tersebut,
peningkatan kualitas penyelenggaran pemerintahaan khususnya
sumber daya aparatur harus menjadi salah satu prioritas penting
dan strategis dalam program saat ini dan dimasa akan datang.
Sumber daya aparatur pemerintah menempati posisi strategis
yang bukan saja mewarnai melainkan juga menentukan arah
kemana suatu daerah akan dibawa.

Pemerintahan Daerah adalah implentator kebijakan public


yang mengemban tugas dan fungsi-fungsi pelayanan,
perlindungan, dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu,
pemerintah di masa mendatang adalah pemerintahan
yang cerdas, yang mampu menerjemahkan kebijakan publik ke

37
dalam langkah-langkah operasional yang kreatif dan inovatif
dengan orientasi pada kepentingan masyarakat.

B. TUGAS JABATAN PESERTA DIKLAT

1. Tugas Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN)

Pegawai ASN turut serta dalam mewujudkan cita-cita dan


tujuan negara. Tugas pegawai ASN tercantum dalam Undang –
Undang Nomor 5 tahun 2014 adalah:

a) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh


Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;

b) Memberikan pelayanan publik yang profesional


dan berkualitas; dan

c) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan


Republik Indonesia.

Tugas ASN lainnya juga diatur dalam undang-undang ASN


nomor 5 tahun 2014 pasal 5 mengatur tentang kode etik dan
kode perilaku ASN, yang bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku tersebut adalah
sebagai berikut:

a) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab,


dan berintegritas tinggi

b) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin

c) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan

d) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan
38
e) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan

f) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara

g) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara


secara bertanggungjawab, efektif, dan efisien

h) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan


dalam melaksanakan tugasnya

i) Memberikan informasi secara benar dan tidak


menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi
terkait kepentingan kedinasan

j) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara,


tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat
atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain

k) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga


reputasi dan integritas ASN; dan melaksanakan ketentuan
peraturan perundang- undangan mengenai disiplin Pegawai
ASN.

C. Role Model

Rancangan aktualisasi selanjutnya akan dilaksanakan sebagai


habituasi atau pembiasaan. Sebagai calon PNS tentu membutuhkan
proses adaptasi untuk membiasakan diri di lingkungan kerja yang
baru terlebih dalam urusan pemerintahan. Oleh karena itu calon PNS
membutuhkan role model. Role model adalah sosok pemimpin yang
dijadikan sebagai panutan atau teladan karena profesionalitasnya
dalam bekerja. Role model yang dipilih adalah Bupati Muna LM.
RUSMAN EMBA, ST

39
BAB II

RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. RENCANA AKTUALISASI DAN KETERKAITAN DENGAN ANEKA

Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Dinas Kesehatan


Kabupaten Muna nilai dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi (ANEKA) dan berprinsip pada Manajemen Aparatur Sipil
Negara (ASN), Layanan Publik dan Whole of Government (WoG).

Rancangan kegiatan tersebut sudah dianalisis dan


mempertimbangkan identifikasi isu, dan untuk merencanakan kegiatan
aktualisasi, langkahnya adalah melakukan identifikasi isu yang terjadi
dan actual di tempat kerja. Setelah itu memilih isu yang benar-benar
penting berdasarkan penilaian dari kriteria Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Layak (APKL) dan kriteria Urgency, Seriousness,
dan Growth (USG) untuk dicarikan solusi dan dikategorikan sesuai
dengan mata pelatihan dari Manajemen ASN, WoG, dan Pelayanan
publik sebagaimana yang telah diuraikan pada Bab I.

Sumber isu yang diangkat berasal dari Manajemen Aparatur Sipil


Negara (ASN), Layanan Publik dan Whole of Government (WoG),
tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP),
inisiatif kegiatan peserta yang disetujui mentor dan coach, dan
penugasan dari atasan. Dengan langkah-langkah atau tahapan
tersebut sehingga muncul rencana kegiatan aktualisasi.

Rancangan kegiatan aktualisasi di Dinas Kesehatan Kabupaten


Muna sebagai berikut ini:

40
1. Analisis Isu Terpilih

Isu terpilih yang akan diangkat penulis dalam rancangan aktualisasi, dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Analisis Isu Terpilih

Unit Kerja : Sub Bagian Keuangan dan Aset Dinas Kesehatan Kabupaten Muna

1. Kurang Optimalnya pengelolaan Barang Milik Daerah pada Dinas Kesehatan Kab. Muna terhadap
inventarisasi dan penilaian
2. Belum optimalnya pemanfaatan dan pemindahtanganan Barang Milik Daerah pada Dinas Kesehatan Kab.
Identifikasi Isu : Muna
3. Belum tersedianya pejabat fungsional penilai barang
4. Sering terjadinya perbedaan dalam memasukkan dan/atau inputing dalam entry data Simda BMD
. 5. Pengguna dan Kuasa Penggunan dan/atau pengurus barang pada pada Dinas Kesehatan Kab. Muna
belum memadai

Isu yang Kurang optimalnya Pengelolaan Barang Milik daerah ( BMD ) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Muna
Diangkat :

Optimalisasi Inventarisasi Barang Milik Daerah pada Dinas Kesehatan Kabupaten Muna
Judul :

1. Melakukan konsultasi dengan atasan terkait kegiatan inventorisasi BMD Dinas Kesehatan

2. Melaksanakan kegiatan inventorisasi lapangan terhadap BMD Dinas Kesehatan Kab. Muna

Kegiatan : 3. Melaksanakan kegiatan pengolahan data hasil inventori lapangan terhadap BMD
2. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Tabel 4.2 Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Output / Hasil Kotribusi Terhadap Penguatan Nilai –


No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai – Nilai Dasar
Kegiatan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan konsultasi Terlaksananya Dengan pelaksanaan Menguatkan nilai
Dengan atasan terkait kegiatan pra-Inventori kegiatan yang baik BERTINDAK
Kegiatan inventorisasi pengelolaan aset dan benar maka TEPAT dalam
BMD Dinas Kesehatan BMD hasilnya dapat mempersiapkan
Kab. Muna 1) Membuat draft Tersedianya draft » Akuntabilitas mewujudkan Misi pekerjaan dengan
kegiatan kegiatan
kegiatan pra- (Kejelasan) Kabupaten Muna baik
Penulis melaksanakan
kegiatan dengan kejelasan,
diwujudkan dengan draft
kegiatan pra-inventori
2) Konsultasi Adanya koordinasi » Nasionalisme
dengan atasan dan persetujuan dari (Sila ke – 4)
langsung atasan mengenai Penulis bermusyawarah
Daftar barang yang dalam meminta
akan di inventarisasi persetujuan atasan untuk
melaksanakan kegiatan

» Etika Publik

(Sopan santun) Penulis


melakukan konsultasi
dengan tata karma dan
sopan santun yang baik
Output / Hasil Kotribusi Terhadap Penguatan Nilai –
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai – Nilai Dasar
Kegiatan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3) Mengumpulkan Tersedianya dasar » Akuntabilitas
dasar kegiatan pelaksanaan (Kejelasan)
dan standar kegiatan serta Penulis melakukan
peraturan peraturan yang kegiatan sesuai dengan
tentang dapat dijadikan progam dinas yang telah
inventarisasi aset pedoman dalam direncanakan
BMD kegiatan
4) Mempersiapkan Tersedianya » Akuntabilitas
Alat Inventarisasi, Peralatan yang (Tanggungjawab)
peralatan mendukung Penulis dalam
dokumentasi pelaksanaan melaksanakan kegiatan
dan dokumen inventarisasi dilakukan dengan
BMD terdahulu konsisten setahap demi
setahap
Output / Hasil Kotribusi Penguatan Nilai –
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai – Nilai Dasar Terhadap
1 2 3
Kegiatan
4 5 6
Nilai Organisasi
7
2 Melaksanakan Tersedianya data Dengan Menguatkan nilai
kegiataninventorisasi terkini kondisi aset kegiatan yang baik BEKERJA KERAS,
lapangan terhadap didalam Unit Kerja dan benar maka BERGERAK
BMD Dinas Kesehatan hasilnya dapat CEPAT dan
1) Konsultasi Adanya persetujuan » Nasionalisme mewujudkan Misi BERTINDAK
dengan atasan atasan untuk (Sila ke-4) Kabupaten Muna TEPAT pada setiap
langsung melaksanakan Penulis melakukan sebagai gerbang pekerjaan baik di
kegiatan survei musyawarah dalam ekonomi utama dalam maupun
lapangan meminta persetujuan untuk bagian selatan pekerjaan lapangan
melaksanakan survei
Provinsi Sulawesi
2) Berkoordinasi Mengecek kembali » Komitmen Mutu(Efektif Tenggara yang
pertanian,
dengan tim inventarisasi kesiapan peralatan dan Efisien) Penulis pariwisata,
industri dan
Untuk persiapan survei dan transportasi melakukan survey dengan perdagangan.
inventarisasi Menuju ke tempat efektif dan efisien dengan
menggunakan sumber daya
yang ada untuk mencapai
tujuan
Output / Hasil Kotribusi Terhadap Penguatan Nilai –
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai – Nilai Dasar
Kegiatan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
» Akuntabilitas
(Kejelasan)
Penulis melakukan
koordinasi sebagai wujud
nilai kejelasan kepada tim
hal apa saja yang harus di
lakukan ketika survei
3) Menghitung Adanya total aset » Komitmen Mutu
Jumaukur luasAset BMD
Jumlah
BMD yang aktual (Efektif dan Inovatif)
yang telah dipilih
yang Penulis melaksanakan
dengan peta
menggambarkan kegiatan dengan ketelitian
nilai dari BMD dan kondisi peta terbaru
4) melakukan Adanya data » Akuntabilitas
dokmentasi
Dokumentasi BMD, (Integritas)
Terhadap BMD Daftar barang Survei dilakukan dengan
dan integritas tinggi dan
dokumentasi foto bertanggung jawab
aktual kondisi terkini terhadap kevalidan data
BMD survei
» Anti Korupsi
(Kejujuran)
Proses pengambilan data
dilakukan dengan jujur dan
tidak membenturkan pada
kepentingan tertentu
Output / Hasil Kotribusi Terhadap Penguatan Nilai –
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai – Nilai Dasar
Kegiatan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

5) Evaluasi Adanya tindak lanjut » Akuntabilitas


kegiatan (Konsistensi)
kegiatan berupa
Hasil yang didapat aktual
form inventori
sesuai dengan standar
yang telah diisi
yang diharapkan
3 Melaksanakan kegiatan Data hasil inventasasi Dengan pelaksanaan Menguatkan nilai
pengolahan data hasil kegiatan yang baik BEKERJA KERAS
lapangan telah
Inventori lapangan dan benar maka dan BERTINDAK
dianalisis
Terhadap BMD 1) Konsultasi Adanya saran dan » Nasionalisme hasilnya dapat TEPAT dalam
dengan atasan (Sila ke-4) mewujudkan Misi melakukan
masukan dari
langsung Penulis melakukan Kabupaten Muna pengolahan data
atasan dalam sebagai gerbang
musyawarah dalam
pengelolaan data ekonomi utama
pengolahan data hasil
hasil
survei
inventarisasi bagian selatan
» Etika Publik Provinsi Sulawesi
(Kejelasan) Penulis Tenggara yang
melakukan koordinasi berbasis pertanian,
mengenai kejelasan pariwisata, industri
kepada tim hal apa dan perdagangan.
yang harus dilakuka
dalam pengelolaan
2) Berkoordinasi Terkumpulkannya data
» Komitmen Mutu
dengan tim data hasil
(Efektif dan Efisien)
Inventarisasi untuk inventarisasi
lalapangan
Output / Hasil Kotribusi Terhadap Penguatan Nilai –
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai – Nilai Dasar
Kegiatan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
mengumpulkan dengan efektif dan efisien
data hasil dengan memanfaatkan
inventarisasi sumber daya yang ada

» Akuntabilitas

(Kejelasan) Penulis
melakukan koordinasi
dengan menjelaskan
kelanjutan hasil
inventaris kepada tim
3) Menginput dan Terdapatnya daftar » Akuntabilitas
menganalisa data Asset BMD pada unit (Integritas)
hasil inventaris Kerja yang di Penulis menjalankan tugas
penilaian aset secara professional yang
BMD diwujudkan dalam
menganalisis aset irigasi
sesuai dengan
implementasi ilmu yang
ada
4) Evaluasi kegiatan Adanya tindak lanjut » Akuntabilitas
(Konsistensi)
Hasil yang didapat aktual
sesuai dengan standar
Output / Hasil Kotribusi Terhadap Penguatan Nilai –
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai – Nilai Dasar
Kegiatan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4 Melaksanakan kegiatan Data hasil inventaris Dengan pelaksanaan Menguatkan nilai
Penyusunan finalisaisi kegiatan yang baik BERGERAK
telah dianalisis
Kartu
Kartu Inventaris BMD 1) Menyusun draft Tersedianya » Akuntabilitas dan benar maka CEPAT dan
master dokumen dokumen (Kejelasan) hasilnya dapat BERGERAK
pengelolaan pengelolaan aset Penulis melaksanakan mewujudkan Misi TEPAT dengan
aset BMD BMD kegiatan dengan jelas dan Kabupaten Purworejo menghasilkan
terarah diwujudkan dengan sebagai gerbang dokumen yang
dokumen pengelolaan aset ekonomi utama berkualitas
irigasi yang akan bagian selatan
dikonsultasikan dengan Provinsi Jawa Tengah
atasan yang berbasis
2) Konsultasi Adanya persetujuan » Nasionalisme pertanian, pariwisata,
dengan atasan dengan atasan (Sila ke-4) industri dan
langsung langsung Penulis melakukan perdagangan.
musyawarah dalam
pengolahan data hasil
survei untuk kemudian
disusun menjadi dokumen
pengelolaan aset irigasi

» Etika Publik

Penulis melakukan
konsultasi dengan atasan
Output / Hasil Kotribusi Terhadap Penguatan Nilai –
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai – Nilai Dasar
Kegiatan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dan sopan santun yang
baik
3) Membuat dan Tersedianya file » Komimen Mutu
menyusun dokumen master
(Integritas)
Kartu Inventaris pengelolaan aset
BMD BMD Penulis membuat dokumen
pengelolaan aset irigasi
dengan data aktual, valid,
pembaharuan yang lebih
inovatif dan berorientasi
4) Mencetak Dokumen » Akuntabilitas
dokumen pengelolaan aset (Tanggungjawab)
BMD yang telah Penulis melaksanakan
finalisasi kegiatan dengan mencetak
setiap tahapan proses
pencetakan dokumen

» Anti Korupsi

(Kejujuran) Penyusunan
dokumen sesuai dengan
data asli hasil inventori
lapangan dengan tidak
melebihkan maupun
5) Evaluasi Adanya tindak lanjut » Akuntabilitas
kegiatan (Konsistensi)
pencetakan
Hasil yang didapat aktual
Kartu inventaris BMD sesuai dengan standar
Output / Hasil Kotribusi Terhadap Penguatan Nilai –
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai – Nilai Dasar
Kegiatan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5 Melaporkan hasil Adanya dokumen Dengan pelaksanaan Menguatkan nilai
Inventarisasi BMD pengelolaan aset kegiatan yang baik BERTINDAK
Kepada atasan serta BMD yang dan benar maka TEPAT dalam
Meminta persetujuan terdistribusi hasilnya dapat upaya bekersa
Atas hasil inventorisasi 1) Konsultasi Adanya persetujuan » Nasionalisme mewujudkan Misi sama dengan antar
dengan atasan dengan atasan (Sila ke-4) Kabupaten Purworejo instansi
langsung mengenai Penulis melakukan sebagai gerbang
pendistribusian musyawarah dalam ekonomi utama
Kartu kontrol meminta persetujuan untuk bagian selatan
pengelolaan aset melakukan pendistribusian Provinsi Jawa Tengah
BMD data yang berbasis

» Etika Publik (Sopan pertanian, pariwisata,


dan santun) Penulis industri dan
melakukan konsultasi perdagangan.
dengan atasan
menggunakan tutur kata
yang baik dan sopan
2) Berkoordinasi Adanya penjelasan » Nasionalisme
dengan pihak pendistribusian (Sila ke-4)
terkait dokumen kepada Penulis melakukan
pihak terkait musyawarah kepada pihak
terkait
3) Pendistribusian Terselenggaranya » Anti Korupsi
dokumen proses
(Kejujuran)
kepada pihak pendistribusian
terkait dokumen
pengelolaa aset BMD Dokumen pengelolaan aset
irigasi sesuai dengan

Output / Hasil Kotribusi Terhadap Penguatan Nilai –


No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai – Nilai Dasar
Kegiatan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
menambahkan atau
mengurangi untuk
kepentingan tertentu
4) Evaluasi Lembaran evaluasi » Akuntabilitas
kegiatan akhir (Konsistensi)
Hasil yang didapat aktual
sesuai dengan standar
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Dalam melaksanakan aktualisasi di tempat kerja


kemungkinan ada hal-hal yang menjadi kendala bagi peserta.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka diperlukan strategi
untuk menghadapi kendala tersebut agar tidak menimbulkan
ketidakefisienan waktu pelaksanaan yang terbatas. Antisipasi
dan strategi menghadapi kendala dituangkan dalam tabel berikut
ini:

Tabel 4.4 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

No Uraian Kegiatan Kendala Antisipasi dan Strategi


Melakukan konsultasi Mengalami kesulitan Mengkonsultasikan
1 dengan atasan terkait dalam pengumpulan dengan rekan kerja yang
dengan kegiatan bahan berupa memiliki bahan dan juga
Inventarisasi BMD Dinas peraturan standar berpengalaman dalam
Kesehatan Kab. Muna pengelolaan BMD bidang tersebut
Melaksanakan kegiatan Membutuhkan Melakukan briefing serta
inventori lapangan ketelitian dan berbagi tugas sebelum
pengelolaan aset BMD ketepatan dalam survei dengan anggota
2 Dinas Kesehatan melakukan tim agar data yang
inventarisasi BMD didapatkan sesuai
dengan harapan
Melaksanakan kegiatan Membutuhkan Membaca referensi
pengolahan data hasil ketepatan dan maupun pedoman
ketelitian dalam pengelolan aset irigasi
inventorisaisi terhadap BMD menganalisis data hasil serta meminta saran
3
inventarisasi atasan
Melaksanakan kegiatan Membutuhkan Penyusunan dilakukan
4 penyusunan Finalisasi Kartu ketelitian dalam setahap demi setahap
Inventaris BMDDinas menyusun bab-bab untuk meminimalkan
Kesehatan Kab. Muna kesalahan
Melaporkan Hasil Kurangnya sosialisasi Meningkatkan
untuk
5 Inventorisasi BMD mendistribusikanmelap
sosialialisasi kepada
kepada atasan serta pihak yang berhubungan
orkan hasil
meminta persetujuan Penginputan dokumen dengan dokumen
atas hasil Inventorisasi KIB BMD Inventar pengelolaan aset BMD
pengelolaan aset BMD

-
Tabel 4.5 Potensi Dampak Kegiatan Rancangan Aktualisasi

No Uraian Kegiatan Nilai Dasar Potensi Dampak

» Akuntabilitas (Kejelasan) » Tidak adanya koordinasi sebelum inventarisasi


Melakukan konsultasi dengan
» Nasionalisme (Sila ke – 4) » Tugas kerja menjadi tidak jelas
1 atasan terkait dengan kegiatan
Inventarisasi BMD Dinas » Komitmen Mutu (Efektif dan Efisien) » Data yang didapat tidak valid
Kesehatan Kab. Muna
» Etika Publik (Sopan santun) » Atasan sulit diajak kerjasama
Melaksanakan kegiatan » Akuntabilitas (Kejelasan) » Tidak jelasnya tanggungjawab tim
inventori lapangan pengelolaan
» Komitmen Mutu (Efektif dan Efisien) » Tidak adanya inovatif dalam mendapatkan
aset BMD Dinas Kesehatan
2 data
» Etika Publik (Sopan santun)
» Sulit kerjasama antar anggota tim
» Nasionalisme (Sila ke – 4)
» Data menjadi tidak valid
» Anti Korupsi
» Akuntabilitas (Tanggungjawab) » Hasil tidak maksimal karena tidak adanya
Melaksanakan kegiatan tanggungjawab pekerjaan
3 » Nasionalisme (Sila ke – 4)
pengolahan data hasil
inventorisaisi terhadap BMD » Tanggungjawab anggota tim tidak jelas
» Anti Korupsi
Melaksanakan kegiatan » Akuntabilitas (Integritas) » Dokumen tidak dapat dicetak sesuai waktu
penyusunan Finalisasi Kartu yang ditentukan
» Anti Korupsi (Kejujuran)
4 Inventaris BMD Dinas Kesehatan » Kerugian pada instansi
Melaporkan Hasil » Akuntabilitas (Kejelasan) » Tidak bisa mempublikasikan dokumen secara
5 Inventorisasi BMD efektif karena ketidakjelasan informasi
» Komitmen Mutu (Efektif dan Efisien)
kepada atasan serta
meminta persetujuan atas » Dokumen menjadi kurang bernilai guna
» Etika Publik (Sopan santun)
hasil Inventorisasi » Publikasi dokumen menjadi tidak efektif
» Nasionalisme (Sila ke – 4)
» Tidak tercapainya kesepakatan bersama hasil
BAB III
PENCAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI NILAI DASAR ASN

1. Hasil Aktualisasi
Selama pelaksanaan aktualisasi telah dilaksanakan sescara keseluruhan
sesuai jadwal pelaksanaan mulai tanggal 4 Mei 2020 sampai dengan tanggal
10 Juni 2020 Mei. Hasil pelaksanaan aktualisasi dimaksud, sebagaimana
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Hasil Pelaksanaan Aktualisasi
Kegiatan 1 Melakukan Konsultasi dengan atasan terkait kegiatan
Aktualisasi yang akan dilakukan
Tanggal Pelaksanaan 4 Mei 2020
Kegiatan
Tahap 1 Melakukan pertemuan dengan kepala Sub Bagian
Keuangan dan Aset Dinas Kesehatan Kab. Muna
sekaligus /Mentor terkait pelaksanaan Kegiatan
Aktualisasi

Waktu : 4 – 5 – 2020
Output: Terlaksananya pertemuan kepada Pimpinan
Keterangan : Terlaksana
Deskripsi Nilai-Nilai Dasar dalam Pelaksanaan Kegiatan:
 Akuntabilitas;
Telah melaksanakan konsultasi kepada Kepala Sub Bagian
Keuangan dan Aset sekaligus mentor dengan penuh
tanggung jawab,jujur dan transparan.
 Nasionalisme
Telah melakukan konsultasi untuk mendapat dukungan
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dengan benar
 Etika Publik
Telah berkonsultasi untuk mendapat dukungan dengan
bahasa yang sopan dan santun
 Komitmen Mutu
Penulis sangat efisien dan berorientasi pada mutu
dalam berkonsultasi kepada pimpinan
 Anti Korupsi

41
Penulis telah berkonsultasi dengan jujur kepada
pimpinan tentang kegiatan inventarisasi Barang Milik
Daerah

Tahap 2 Memaparkan gambaran tentang rancangan aktualisasi


yang sudah di diskusikan dengan Coach.
Waktu : 4 – 5 – 2020
Output: Tercapainya sudut pandang yang sama akan
kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan
Keterangan : Terlaksana
Deskripsi Nilai-Nilai Dasar dalam Pelaksanaan Kegiatan:
 Akuntabilitas
Penulis mencatat dengan jelas atas masukan yang telah
diberikan oleh pimpinan sehingga mendapat persetujuan
dan mendapat dukungan penuh dengan baik.
 Nasionalisme
Penulis menerima masukan atau saran yang telah
diberikan ketika berkonsultasi meminta persetujuan
sebagai wujud penghormatan kepada pimpinan,
sehingga pelaksanaan kegiatan aktualisasi terlaksana
dengan baik,
 Etika Publik
Dengan cermat penulis mencatat semua masukan dan
arahan dari pimpinan sehingga ditaka ada yang salah
atau tidak tercatat.
 Komitmen Mutu
Semua saran dan masukan dari pimpinan, penulis telah
mecatat secara sistematis sehingga rencana aktualisasi
berjalan efektif dan efisien.
 Anti Korupsi
Penulis telah mencatat saran dan masukan yang telah
diberikan oleh atasan dengan jujur pada saat meminta
persetujuan
Tahap 3 Meminta Dukungan agar dapat menyelesaikan
aktualisasi serta meminta persetujuan pelaksanaan
kegiatan aktualisasi
Waktu : 4– 5– 2020
Output: Terbitnya Surat Persetujuan Pimpinan
Keterangan : Terlaksana
Deskripsi Nilai-Nilai Dasar dalam Pelaksanaan Kegiatan:
 Akuntabilitas

42
Dengan penuh tanggung jawab penulis telah menerima
dan membuat persetujuan pimpinan dalam pelaksanaan
kegiatan Inventorisasi

 Nasionalisme
Penulis telah menerima dan membuat persetujuan
dari atasan dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar sehingga kegiatan Aktualisasi
berjalan lancar.
 Etika Publik
Akan membuat persetujuan pimpinan dengan
menggunakan kata-kata yang sopan dan santun.
Dengan kata dan kalimat yang sopan dan santun penulis
membuat surat Persetujuan, sehingga pimpinan senang
menandatanganinya.
 Komitmen Mutu
Saya akan membuat persetujuan pimpinan dengan
Surat persetujuan yang telah dibuat dan ditandatangani
pimpinan sangat bermanfaat karena subtansinya ditulis
dengan efisien dan berorientasi pada mutu
 Anti Korupsi
Surat Persetujuan yang telah dibuat, telah ditandatangani
asli sehingga rekomendasi surat dimaksud tidak
diragukan pelaksanaannya.
Manfaat kegiatan  Manfaat terhadap Pencapaian Visi-Misi Organisasi:
terhadap pencapaian dengan menerapkan nilai-nilai Dasar ASN dalam
visi, misi dan tugas melaksanakan pelayanankesehatan maka saya telah
organisasi berkontribusi terhadap pencapaian Visi dan
menjalankan Misi Dinas kesehatan Kabupaten Muna
yaitu peningakatan kualitas kesehatan Masyarakat
kab.Muna
 Manfaat Kegiatan terhadap Tujuan Organisasi:
Ketika melaksanakan kegiatan aktualisasi dalam bentuk
inovasi dan kreatifitas yang relevan dengan Tugas dan
Fungsi saya selaku staf pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Muna
Kontibusi terhadap Ketika saya konsultasi dan bersifat dan sopan kepada
Penguatan Nilai-Nilai pimpinan, maka saya telah mendukung dan manjalankan
Organisasi Nilai-nilai Organisasi yakni “senantiasa berpartisipasi dalam
setiap kegiatan”
Analisis Dampak Dampak positif; Setiap kegiatan yang dilakukan perlu
adanya izin yang diberikan dari atasan guna mendukung

43
suatu kegiatan, surat izin merupakan salah satu bentuk
dukungan atasan yang sangat penting dalam mengawali
suatu kegiatan agar seluruh hal-hal yang berkaitan dengan
pelakasanaan kegiatan dapat ditangani bersama dan
dipertanggungjawabkan.
Dampak negatif; Tidak adanya surat izin dalam suatu
kegiatan dapat menurunkan efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan sehingga akan menghambat
terlaksananya kegiatan.
Bukti Kegiatan 1 Dokumentasi Tahap Kegiatan 1;

Gambar 3. Melakukan Konsultasi dengan atasan terkait kegiatan Aktualisasi


yang akan dilakukan

Dokumentasi Tahap Kegiatan 2;

Gambar 3.2 Memaparkan gambaran tentang rancangan aktualisasi yang sudah


di diskusikansebelumnya dengan Coach

44
Gambar 3.3 Surat Persetujuan Pimpinan

Kegiatan 2 Pelaksanakan kegiatan inventorisasi lapangan terhadap


BMD Dinas Kesehatan Kab. Muna
Tanggal 7 – 5 – 2020 s.d 27 – 5 -2020
Pelaksanaan
Kegiatan
Tahap 1 Menyiapkan Sarana Pendukung Inventorisasi
Waktu : 7 – 5 – 2020
Output: Tersedianya bahan dan alat untuk melakukan
inventarisasi Barang Milik Daerah
Keterangan : Terlaksana
Deskripsi Nilai-Nilai Dasar dalam Pelaksanaan Kegiatan:
 Akuntabilitas;

45
Penulis telah menyiapkan bahan dan alat dengan tanggung
jawab agar mencapai target yang jelas
 Nasionalisme
Penulis telah bekerja keras dalam menyiapkan bahan dan alat
untuk melakukan inventorisasi Barang
 Etika Publik
Telah menyiapkan bahan dan alat untuk membuat konsep
inventorisasi dengan baik dan cermat
 Komitmen Mutu
Telah menyiapkan bahan dan alat dengan efektif dan efisien
 Anti Korupsi
Penilis telah menyiapkan bahan dan alat dengan mandiri
Tahap 2 Melakukan invetori terhadap BMD dalam Ruangan-
ruangan pada dinas kesehatan
Waktu : 8 Mei – 17 Mei 2020
Output: Terlaksananya kegiatan inventorisasi pada barang milik
daerah yang ada dalam Kantor Dinas Kesehatan Kab. Muna
Keterangan : Terlaksana
Deskripsi Nilai-Nilai Dasar dalam Pelaksanaan Kegiatan:
 Akuntabilitas
Telah bertanggung jawab dalam pelaksanaan inventorisasi
dengan jelas
 Nasionalisme
Telah Berani dalam pelaksanaan inventorisasi Barang Milik
Daerah
 Etika Publik
Telah melakukan kegiatan Inventorisasi dengan amanah
 Komitmen Mutu
Akan menyusun konsep kegiatan inventarisasi dengan efisien
dan berkomitmen mutu.
 Anti Korupsi
Penulis telah jujur dalam menyusun konsep pelaksanaan
inventarisasi barang milik daerah
Tahap 3 Melakukan Inventori terhadap BMD barang bergerak
seperti Kendaraan bermotor, gedung, rumah dinas
Waktu : 18 Mei – 27 Mei 2020
Output: Terlaksananya kegiatan inventorisasi pada barang milik

46
daerah berupa Kendaraan Bermotor Gedung dan Aset Lainnya
Keterangan : Terlaksana
Deskripsi Nilai-Nilai Dasar dalam Pelaksanaan Kegiatan:
Deskripsi Nilai-Nilai Dasar dalam Pelaksanaan Kegiatan:
 Akuntabilitas
Telah bertanggung jawab dalam pelaksanaan inventorisasi
dengan jelas
 Nasionalisme
Telah Berani dalam pelaksanaan inventorisasi Barang Milik
Daerah
 Etika Publik
Telah melakukan kegiatan Inventorisasi dengan amanah
 Komitmen Mutu
Akan menyusun konsep kegiatan inventarisasi dengan efisien
dan berkomitmen mutu.
 Anti Korupsi
Penulis telah jujur dalam menyusun konsep pelaksanaan
inventarisasi barang milik daerah
Manfaat kegiatan  Manfaat terhadap Pencapaian Visi-Misi Organisasi:
terhadap dengan menerapkan nilai-nilai Dasar ASN dalam
pencapaian visi, melaksanakan inventorisasi terhadapa Barang Milik daerah
misi dan tugas pada Dinas Kesehatan Kab.Muna maka saya telah
organisasi berkontribusi terhadap pencapaian Visi dan menjalankan
Misi Dinas Kesehatan Kab.Muna maka saya telah
 Manfaat Kegiatan terhadap Tujuan Organisasi:
Ketika melaksanakan kegiatan aktualisasi dalam bentuk
inventarisasi Barang yang relevan dengan Tugas dan Fungsi
saya selaku Staf pada Dinas Kesehatan Kab. Muna, maka
secara langsung telah mendukung peningkatan kinerja tugas
dan fungsi Dinas Kesehatan Kab. Muna
Kontibusi Ketika saya melakukan Inventorisasi Barang Milik daerah
terhadap tersebut, maka saya telah mendukung dan manjalankan Nilai-
Penguatan Nilai- nilai Organisasi yakni “Integritas)”.
Nilai Organisasi
Analisis Dampak Dampak positif; Sebelum melakukan sebuah kegiatan
sebaiknya terlebih dahulu menyiapkan konsep untuk kegiatan
tersebuat agar ketika saat proses pelaksanaan kegiatan telah
terstruktur dengan baik sistematika untuk melakukan sebuah
kegiatan yang direncanakan sehingga menghasilkan sebuah

47
kegiatan yang memuaskan seperti mana yang telah
direncanakan.
Dampak negatif; jika tidak adanya penyusunan konsep
untuk sebuah kegiatan maka tentu akan menghasilakan pula
kegiatan yang tidak memuaskan.
Bukti Kegiatan 2 Dokumentasi Tahap 1 Kegiatan 2;

Gambar 3.6 menyiapkan bahan dan alat pendukung pelaksanaan inventorisasi

Dokumentasi Tahap 2 Kegiatan 2;

Gambar 3.7 Melakukan invetori terhadap BMD dalam Ruangan-ruangan pada dinas
kesehatan

48
Dokumentasi Tahap 3 Kegiatan 2;

Gambar 3.8 Melakukan Inventori terhadap BMD barang bergerak seperti


Kendaraan bermotor, gedung, rumah dinas

Kegiatan 3 Melaksanakan kegiatan pengolahan data hasil inventori


lapangan terhadap BMD
Tanggal 28 – 5 – 2020 s.d 3 – 6 -2020
Pelaksanaan
Kegiatan
Tahap Kegiatan 1 Menyiapkan hasil inventorisasi lapangan yang akan di
input pada Kartu Inventaris Barang
Waktu : 28 – 5 – 2020
Output: Terlaksananya persiapan hasil inventarisasi Barang
yang akan di input
Keterangan : Terlaksana
Deskripsi Nilai-Nilai Dasar dalam Pelaksanaan Kegiatan:
 Akuntabilitas;
Telah Adil dalam melakukan persiapan input hasil
inventorisasi dan bertanggung jawab
 Nasionalisme
Telah melakukan persiapan input hasil inventorisasi penulis
harus berani dalam menentukan proses input data
 Etika Publik Penulis telah tekun dan tulus saat persiapan
input hasil inventorisasi
 Komitmen Mutu
Penulis telah persiapan input hasil inventorisasi secara efisien.

49
 Anti Korupsi
memperpersiapan input hasil inventorisasi dengan mandiri.
Tahap 2 Melakukan input hasil inventori kedalam Kartu Inventaris
barang dalam bentuk Soft Copy
Waktu : 28 Mei – 3 Juni 2020
Output: Telah dilakukannya penginputan Hasil Inventorisasi
lapangan
Keterangan : Terlaksana
Deskripsi Nilai-Nilai Dasar dalam Pelaksanaan Kegiatan:
 Akuntabilitas
Telah bertanggung jawab dalam melakukan input hasil
inventorisasi
 Nasionalisme
Penulis telah bekerja keras dalam melakukan input hasil
inventorisasi
 Etika Publik
Telah melakukan input data hasil inventorisasi dengan
amanah
 Komitmen Mutu
Telah melakukan input data hasil inventorisasi dengan efisien
dan berkomitmen mutu.
 Anti Korupsi
Penulis telah mandiri dalam melakukan input data hasil
inventorisasi
Manfaat kegiatan  Manfaat terhadap Pencapaian Visi-Misi Organisasi:
terhadap dengan menerapkan nilai-nilai Dasar ASN dalam
pencapaian visi, melakukan input data hasil inventorisasi maka saya telah
misi dan tugas berkontribusi terhadap pencapaian Visi dan menjalankan
organisasi Misi Dinas Kesehatan Kab. Muna yakni Menciptakan tata
kelola/manajemen kepemerintahan yang baik
 Manfaat Kegiatan terhadap Tugas Organisasi:
Ketika melaksanakan kegiatan aktualisasi dalam bentuk
inovasi dan kreatifitas yang relevan dengan Tugas dan Fungsi
saya selaku Staf Pada Dinas Kesehatan Kab. Muna
Kontibusi Ketika saya melakukan input data hasil inventorisasi, maka saya
terhadap telah mendukung dan manjalankan Nilai-nilai Organisasi yakni
Penguatan Nilai- “Responsif”
Nilai Organisasi

50
Analisis Dampak Dampak positif; melakukan input data hasil inventorisasi sangat
penting untuk dilakukan agar efisien dalam pengelolahan
Barang Milik Daerah, tujuannya agar Barang Milik daerah
dapat di kontrol keberadaan dan kondisinya
Dampak negatif; jika tidak input data hasil inventorisasi akan
tidak teratur Barang Milik Daerah tidak dapat dikontrol
keberadaan dan Kondisinya
Bukti Kegiatan 3 Dokumentasi Tahap 1 Kegiatan 3;

Gambar 3.9 Mempersiapkan data hasil Inventorisasi

Dokumentasi Tahap 2 Kegiatan 3;

Gambar. 3.11. Melakukan Input Data hasil Inventarisasi

51
Kegiatan 4 Melaksanakan kegiatan penyusunan Finalisasi Kartu
Inventaris BMD
Tanggal 4 – 6 – 2020 s.d 9 – 6 -2020
Pelaksanaan
Kegiatan
Tahap 1 Mengelompokkan hasil inventory Barang berdasarkan
Jenis Barang/Aset
Waktu : 4 – 6 – 2020
Output: Telah dilakukan Pengelompokkan hasil inventarisasi
Barang Milik daerah.
Deskripsi Nilai-Nilai Dasar dalam Pelaksanaan Kegiatan:
 Akuntabilitas;
Penulis telah bertanggung jawab dalam menyusun hasil
inventarisasi barang milik daerah berdasarkan jenis barang
agar dapat mencapai target.
 Nasionalisme
Penulis telah bekerja keras dalam menyusun hasil
inventarisasi barang milik daerah berdasarkan jenis barang
 Etika Publik
Penulis telah cermat dalam menyusun hasil inventarisasi
barang milik daerah berdasarkan jenis barang an sampah
organik dan anorganik
 Komitmen Mutu
Penulis telah kreatif dan inovatif dalam dalam menyusun
hasil inventarisasi barang milik daerah berdasarkan jenis
barang
 Anti Korupsi
telah menyusun hasil inventarisasi barang milik daerah
berdasarkan jenis barang dengan mandiri.
Tahap 2 Konsultasi dengan atasan / Mentor terkait hasil input
data Barang Milik daerah
Waktu : 9 – 6 – 2020
Output: Telah dilakukan konsultasi kepada atasan
Keterangan : Terlaksana
Deskripsi Nilai-Nilai Dasar dalam Pelaksanaan Kegiatan:
 Akuntabilitas
Telah dilakukan konsultasi kepada atasan dengan penuh

52
tanggung jawab.
 Nasionalisme
Penulis telah bekerja keras dalam melakukan konsultasi hasil
penginputan inventorisasi kepada atasan
 Etika Publik
Penulis telah tulus dalam melakukan konsultasi hasil
penginputan inventorisasi kepada atasan
 Komitmen Mutu
 Telah kreatif dan inovatif dalam melakukan konsultasi hasil
penginputan inventorisasi kepada atasan
 Anti Korupsi
Penulis telah mandiri dan sungguh-sungguh dalam
melakukan konsultasi hasil penginputan inventorisasi kepada
atasan
Manfaat kegiatan  Manfaat terhadap Pencapaian Visi-Misi Organisasi:
terhadap dengan menerapkan nilai-nilai Dasar ASN dalam
pencapaian visi, melakukan pengelompokkan hasil inventorisasi berdasarkan
misi dan tugas jenis yaitu Transparan, Akuntabel, yang dilandasi oleh iman
organisasi dan taqwa akan terwujud prestasi akademik dan non
akademik.
 Manfaat Kegiatan terhadap Tugas Organisasi:
Ketika melaksanakan kegiatan aktualisasi dalam bentuk
inovasi dan kreatifitas yang relevan dengan Tugas dan Fungsi
saya Staf pada dinas Kesehatan Kabupaten Muna
Kontibusi Ketika saya melakukan pengelompokkan hasil inventorisasi
terhadap berdasarkan jenis barang, maka saya telah mendukung dan
Penguatan Nilai- manjalankan Nilai-nilai Organisasi yakni “selalau berusaha untuk
Nilai Organisasi mengembangkan kompetensi dan profesionalisme”.
Analisis Dampak Dampak positif; Bagi Dinas sudah seharusnya untuk tata
kelola Barang Milik Daerah agar dengan mudah dapat
mengetahui dan mengontrol keberadaan dan penggunaan
Barang tersebut.
Dampak negatif; jika Dinas tidak memiliki tata kelola
Barang Milik daerah maka Barang Milik daerah akan sulit di
tracking dan dikontrol baik penggunaan maupun keberadaannya

53
Bukti Kegiatan 1 Dokumentasi Tahap 1 Kegiatan 4;

Gambar 3.12 Mengelompokkan hasil inventory Barang berdasarkan Jenis


Barang/Aset

Dokumentasi Tahap 2 Kegiatan 4;

Gambar 3.13 Konsultasi dengan atasan / Mentor terkait hasil input data Barang
Milik daerah

Kegiatan 5 Melaporkan hasil Inventorisasi BMD kepada atasan serta


meminta persetujuan atas hasil inventorisasi
Tanggal 10 – 6 – 2020 s.d 10 – 6 -2020
Pelaksanaan
Kegiatan
Tahap 1Kegiatan 5 Mencetak Hasil inventorisasi Barang Milik daerah
Waktu : 10 – 6 – 2020
Output: Tersedianya hasil cetakan dari Inventarisasi Barang
Milik Daerah

54
Keterangan : Tercapai
Deskripsi Nilai-Nilai Dasar dalam Pelaksanaan Kegiatan:
 Akuntabilitas;
Telah melakukan pencetakan hasil inventorisasi barang milik
daerah dengan penuh tanggung jawab.
 Nasionalisme
Penulis telah bekerja keras Telah melakukan pencetakan
hasil inventorisasi barang milik daerah.
 Etika Publik
Telah melakukan pencetakan hasil inventorisasi barang milik
daerah yang baik
 Komitmen Mutu
Penulis telah Telah melakukan pencetakan hasil inventorisasi
barang milik daerah dengan efisien.
 Anti Korupsi
Telah Telah melakukan pencetakan hasil inventorisasi barang
milik daerah dengan mandiri.
Tahap 2 Kegiatan Meminta Persetujuan atas hasil Final Inventorisasi Barang
5 Milik Daerah kepada atasan
Waktu : 10 – 6 – 2020
Output: Telah disetujuinya Hasil Inventorisasi Barang Milik
Daerah
Keterangan : Terlaksana
Deskripsi Nilai-Nilai Dasar dalam Pelaksanaan Kegiatan:
 Akuntabilitas
Telah meminta persetujuan atasan terhadap hasil Final
dengan penuh tanggung jawab
 Nasionalisme
Penulis telah bekerja keras dalam meminta persetujuan
atasan terhadap hasil Final Inventorisasi
 Etika Publik
Penulis telah tekun dalam Telah meminta persetujuan atasan
terhadap hasil Final Inventorisasi
 Komitmen Mutu
Penulis telah Telah meminta persetujuan atasan terhadap

55
hasil Final Inventorisasi dengan secara efektif dan efisien
 Anti Korupsi
Telah mandiri dan bertanggung jawab dalam Telah meminta
persetujuan atasan terhadap hasil Final Inventorisasi
Manfaat kegiatan  Manfaat terhadap Pencapaian Visi-Misi Organisasi:
terhadap dengan menerapkan nilai-nilai Dasar ASN dalam
pencapaian visi, Melaporkan hasil Inventorisasi BMD kepada atasan
misi dan tugas serta meminta persetujuan atas hasil inventorisasi
organisasi  Manfaat Kegiatan terhadap Tugas Organisasi:
Ketika melaksanakan kegiatan aktualisasi dalam bentuk
inovasi dan kreatifitas yang relevan dengan Tugas dan Fungsi
saya staf pada Dinas Kesehatan Kab. Muna
Kontibusi Ketika saya Melaporkan hasil Inventorisasi BMD kepada
terhadap atasan serta meminta persetujuan atas hasil inventorisasi,
Penguatan Nilai- maka saya telah mendukung dan manjalankan Nilai-nilai
Nilai Organisasi Organisasi yakni “bekerja dengan tulus ikhlas dan penuh
dedikasi”.
Analisis Dampak Dampak positif; Melaporkan hasil Inventorisasi BMD
kepada atasan serta meminta persetujuan atas hasil
inventorisasi dapat memberikan hasil yang maksimal terhadap
hasil Aktualisasi Peserta
Dampak negatif; apa bila penulis tidak melaporkan dan
meminta persetujuan atasaan atas hasil Final Inventorisasi maka
akan berdampak tidak tercapainya kegiatan aktualisasi yang
maksimal
Bukti Kegiatan Dokumentasi Tahap 1 Kegiatan 5;

Gambar 3.19 Mencetak Hasil inventorisasi Barang Milik daerah

56
Dokumentasi Tahap 2 Kegiatan 5;

Gambar 3.20 Meminta Persetujuan atas hasil Final Inventorisasi Barang Milik
Daerah kepada atasan

57
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rancangan kegiatan aktualisasi ini disusun untuk diaktualisasikan
dan dihabituasi di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, dimana
kegiatan – kegiatan pada rancangan aktualisasi ini dilakukan untuk
Optimalisasi Inventarisasi Barang Milik Daerah Pada Dinas Kehatan
Kabupaten Muna..

Kegiatan aktualisasi ini merupakan salah satu cara untuk


mewujudkan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) yang
diperoleh penulis selama kegiatan Latsar CPNS Golongan III Angkatan
LXIV Tahun 2020. Kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilakukan
mulai 5 Mei 2020 sampai dengan 10 Juni 2020, yaitu:

1) Bertemu Mentor/atasan langsung dan meminta persetujuan pelaksaan


Melakukan kegiatan aktualisasi

2) Melaksanakan kegiatan inventarisasi lapangan terhadap aset Barang


Milik Daerah Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Muna

3) Melaksanakan kegiatan pengolahan data hasil inventarisasi


lapangan terhadap aset Barang Milik Daerah

4) Melaksanakan kegiatan penyusunan Kartu Inventaris barang Milik


Daerah.

5) Melaksanakan kegiatan Mencetak hasil inventarisasi dan


meminata persetujuan atasan atas hasil inventarisasi tersebut.

Rancangan aktualisasi ini dirasa sangat penting untuk menjadi solusi


dari isu permasalahan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Muna
yaitu Kurang Optimalnya Data Inventaris Barang Milik Daerah.
Tujuannya untuk menciptakan sistem inventarisasi atas barang Milik
Daerah yang mengutamakan kualitas mutu, efektif dan optimal yang
berorientasi pada kepuasan Stake holder pengguna informasi Barang
Milik daerah pada lingkup Dinas Kesehatan kab. Muna.
B. SARAN

Kegiatan aktualisasi yang dilakukan sangat besar kaitannya dengan


substansi pelatihan manajemen ASN, WoG dan Pelayanan Publik yang
menghasilkan nilai- nilai dasar PNS (ANEKA) yang mendasari kegiatan
relavan baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga nilai-
nilai ANEKA tersebut dapat teraktualisasi dan terhabituasi pada setiap
kegiatan yang dilakukan.

Tindak Lanjut

Proses Inventarisasi barang milik daerah sebaiknya secara rutin dilakukan


dalam jangka waktu sekali setahun demi menjaga update terkini dari
keseluruhan Barang Milik Daerah yang akan memudahkan mengambil
keputusan dan melakukan peremajaan atas Barang Milik daerah tersebut.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Formulir Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Sub Bagian Keuangan dan Aset Dinas Kesehatan Kabupaten Muna

Kurang Optimalnya pengelolaan Barang Milik Daerah pada Dinas Kesehatan Kab. Muna terhadap
inventarisasi dan penilaian
Belum optimalnya pemanfaatan dan pemindahtanganan Barang Milik Daerah pada Dinas Kesehatan Kab.
Identifikasi Isu : Muna
Belum tersedianya pejabat fungsional penilai barang
Sering terjadinya perbedaan dalam memasukkan dan/atau inputing dalam entry data Simda BMD
. Pengguna dan Kuasa Penggunan dan/atau pengurus barang pada pada Dinas Kesehatan Kab. Muna
belum memadai

Isu yang Kurang optimalnya Pengelolaan Barang Milik daerah ( BMD ) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Muna
Diangkat :

Optimalisasi Inventarisasi Barang Milik Daerah pada Dinas Kesehatan Kabupaten Muna
Judul :

1. Melakukan konsultasi dengan atasan terkait kegiatan inventorisasi BMD Dinas Kesehatan

2. Melaksanakan kegiatan inventorisasi lapangan terhadap BMD Dinas Kesehatan Kab. Muna

Kegiatan : 3. Melaksanakan kegiatan pengolahan data hasil inventori lapangan terhadap BMD

66
LAMPIRAN 2. Bukti Kegiatan/Evidence

1.1 Bukti Kegiatan 1 Tahapan 1

; Melakukan Konsultasi dengan atasan terkait kegiatan Aktualisasi yang akan dilakukan

1.2 Bukti Kegiatan 1 Tahapan 2

; Memaparkan gambaran tentang rancangan aktualisasi yang sudah di diskusikan dengan Coach

1.3 Bukti Kegiatan 1 Tahapan 3

67
1.1 Bukti Kegiatan 2 Tahapan 1

; menyiapkan bahan dan alat pendukung pelaksanaan inventorisasi

1.2 Bukti Kegiatan 2 Tahapan 2

68
; Melakukan inventori terhadap BMD dalam Ruangan-ruangan pada dinas kesehatan

2.3 Bukti Kegiatan 2 Tahapan 3

69
Melakukan Inventori terhadap BMD barang bergerak seperti Kendaraan bermotor, gedung, rumah dinas.

1.1 Bukti Kegiatan 3 Tahapan 1

; Mempersiapkan data hasil Inventorisasi

70
3.2 Bukti Kegiatan 3 Tahapan 2

; Melakukan Input Data hasil Inventarisasi

4.1 Bukti Kegiatan 4 Tahapan 1

; Mengelompokkan hasil inventory Barang berdasarkan Jenis Barang/Aset

71
4.2 Bukti Kegiatan 4 Tahapan 2

; 13 Konsultasi dengan atasan / Mentor terkait hasil input data Barang Milik daerah

5.2 Bukti Kegiatan 5 Tahapan 1

; Mencetak Hasil inventorisasi Barang Milik daerah

72
5.2 Bukti Kegiatan 5 Tahapan 2

; Meminta Persetujuan atas hasil Final Inventorisasi Barang Milik Daerah kepada atasan

73

Anda mungkin juga menyukai