Oleh:
ITSNAANIYAH, S.Farm., Apt.
NDH : 10
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
Oleh :
COACH, MENTOR,
i
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Oleh:
Telah diterima dan diperbaiki sesuai masukan Penguji, Coach dan Mentor
pada Seminar/evaluasi pelaksanaan Aktualisasi yang dilaksanakan
Pada tanggal, Agustus 2021
Dr. Ir. I KETUT PUSPA ADNYANA, MTP LA HADIFA, S.E., M.Si LA GUNE, SKM
NIP. 19590127 198803 1 004 NIP. 19611231 199103 1 049 NIP. 19681231 198803 1 032
Mengetahui :
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
nikmat iman, islam, kesempatan serta kekuatan sehingga penulis dapat mengikuti Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan CXII dan menyelesaikan laporan aktualisasi
nilai-nilai dasar profesi ASN yang berjudul “Optimalisasi Pelayanan Informasi Obat (PIO)
pada Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton”.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan laporan aktualisasi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bimbingan, bantuan, serta kerjasama dari berbagai pihak
sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak LA BAKRY selaku Bupati Buton;
2. Bapak Syahruddin Nurdin, SE., selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar
CPNS;
3. Bapak La Hadifa, S.E., M.Si, selaku Coach yang senantiasa dengan sabar dan teliti dalam proses
pembimbingan peyusunan laporan aktualisasi ini;
4. Bapak dr. Ramli Code, M.MKes selaku Direktur RSUD Kabupaten Buton yang telah
mengizinkan penulis untuk melaksanakan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
5. Bapak La GUNE SKM selaku Kepala Tata Usaha RSUD Kabupaten Buton sekaligus Mentor
yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan laporan aktualisasi ini;
6. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan banyak ilmu terkait nilai dasar ASN yang sangat
bermanfaat khususnya nanti pada saat kegiatan aktualisasi dan habituasi di unit kerja;
7. Seluruh panitia, Binsuh yang telah memfasilitasi para peserta diklatsar dengan baik;
8. Segenap Pegawai RSUD Kabupaten Buton yang telah mendukung berbagai kegiatan dalam
laporan aktualisasi ini;
9. Keluarga tercinta khususnya kedua orang tua dan suami yang senantiasa memberikan doa dan
dukungannya.
iii
10. Keluarga besar Peserta Diklatsar CPNS Golongan III Khususnya Angkatan CXII Tahun 2021
yang selama ini telah bersama-sama dalam mengikuti semua tahapan diklatsar.
Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi ini tak luput dari kesalahan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan arahan yang membangun sangat diharapkan oleh penulis
guna mengoptimalkan pelaporan kegiatan aktualisasi dan habituasi dari nilai dasar ASN nantinya
serta dapat memberikan manfaat untuk semua pihak.
iv
DAFTAR ISI
v
2.3.2 Pelayanan Publik ...................................................................................................... 20
2.3.3 Whole of Government ............................................................................................... 21
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI .............................................................................. 22
3.1 Deskripsi Rancangan Aktualisasi ................................................................................... 22
3.2 Indikator Keberhasilan ................................................................................................... 41
3.3 Faktor Pendukung Keberhasilan .................................................................................... 41
3.4 Perkiraan Hambatan dan Antisipasi ............................................................................... 41
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN ..................................... 42
4.1 Kendala dan Antisipasi .................................................................................................. 42
4.2 Hasil Aktualisasi ............................................................................................................ 43
4.3 Deskripsi Kegiatan ......................................................................................................... 44
4.4 Matriks Aktualisasi dan Habituasi ................................................................................. 65
4.5 Matriks Kedudukan dan Peran ASN .............................................................................. 66
4.6 Matriks Keterkaitan Kegiatan dengan Visi dan Misi Organisasi .................................. 67
BAB V PENUTUP ................................................................................................................... 68
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 68
5.2 Saran .............................................................................................................................. 68
5.3 Rencana Tindak Lanjut .................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 70
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 71
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja
pada instansi pemerintah (Undang-Undang ASN No. 5, 2014). Dalam rangka mencapai tujuan
nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai
perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan
Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun masa percobaan. Pendidikan dan pelatihan
terintegrasi dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dasar profesi ASN (ANEKA), peran serta
kedudukan ASN dalam NKRI agar terbangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung
jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang bagi calon ASN pada masa
percobaan.
Salah satu bentuk upaya untuk mewujudkan ASN yang mampu menanamkan dan
mengimplementasikan nilai-nilai dasar ANEKA dan memahami peran dan kedudukannya
dalam NKRI yaitu dengan menyusun rancangan aktualisasi pada satuan kerja masing-masing.
Rancangan aktualisasi tersebut menuntut calon ASN untuk mampu menentukan isu yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi pokoknya masing-masing, serta inovasi yang digagas untuk
memecahkan isu tersebut. Dalam hal ini, unit kerja yang menjadi tempat dilaksanakannya
aktualisasi adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan
pasien, penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
1
bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit berperan penting dalam penjaminan mutu, manfaat,
keamanan dan khasiat sediaan farmasi dan alat kesehatan. Selain itu pelayanan kefarmasian
bertujuan untuk melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional
dalam rangka keselamatan pasien (patient safety). Apoteker khususnya yang bekerja di Rumah
Sakit dituntut untuk merealisasikan perluasan paradigma Pelayanan Kefarmasian dari orientasi
produk menjadi orientasi pasien.
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai serta pelayanan farmasi klinik
(Permenkes RI No. 72, 2016). Salah satu bentuk pelayanan farmasi klinik di rumah sakit
adalah Pelayanan Informasi Obat (PIO). Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan
penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias,
terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker. Apoteker di Rumah Sakit diharapkan
mampu memberikan pelayanan kefarmasian dalam hal ini menyediakan informasi mengenai
obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit dan pihak lain di luar
rumah sakit. Pemberian informasi obat memiliki peran penting dalam rangka memperbaiki
kualitas hidup pasien dan menyediakan pelayanan bermutu bagi pasien.
Berdasarkan uraian di atas dan pengalaman penulis selama bekerja, penulis mengamati
bahwa pelayanan informasi obat yang diberikan kepada pasien belum optimal. Oleh sebab itu,
penulis mengangkat isu mengenai “Belum Optimalnya Pelayanan Informasi Obat (PIO)
pada Pasien di RSUD Kab. Buton”.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Membentuk karakter ASN yang memiliki integritas, profesional, netral, bebas dari korupsi
dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA serta mengerti kedudukan dan perannya (Pelayanan
Publik, Manajemen ASN dan WOG) sebagai ASN dalam NKRI.
b. Tujuan Khusus
Memberikan pelayanan yang berkualitas, khususnya dalam Pelayanan Informasi Obat
(PIO) di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Buton.
2
1.3 Manfaat
a. Manfaat Untuk Penulis
1. Mampu menganalisa dan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN kepada diri sendiri
maupun dalam pekerjaan yang dilakukan di unit kerja masing-masing.
2. Mampu meningkatkan kompetensi dan keahlian diri sendiri maupun lingkungan kerja.
b. Manfaat Untuk Organisasi
1. Membantu mewujudkan visi dan misi Rumah Sakit Umum daerah Kab. Buton
2. Mampu meningkatkan kualitas Sumber daya Manusia.
c. Manfaat Untuk Masyarakat
1. Masyarakat memperoleh pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan.
2. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR
DAN KEDUDUKAN PERAN ASN
Pada bagian depan berhadapan dengan jalan utama, samping kiri dan kanan akan
diperuntukkan perumahan dan perkantoran dan bagian belakang dengan Madrasah
Sanawiah dan Aliyah Kabupaten Buton.
b) Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton berada pada
lembah dengan permukaan tanah yang agak rata, walaupun struktur dan topografi pulau
Buton yang berbukit.
c) Status
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi
Tenggara No. 858/2799/XII/05 Tentang Pemberian Izin Sementara Status Type C
RSUD Kabupaten Buton. Pada Tahun 2012 RSUD Kabupaten Buton telah terakreditasi
dengan 5 pelayanan. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton merupakan
perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten Buton yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas
desentralisasi di bidang kesehatan dengan struktur organisasi berdasarkan Perda Nomor
4 Tahun 2011.
4
2.1.2 Struktur Organisasi
DIREKTUR
BAGIAN
KELOMPOK
TATA USAHA
JABATAN FUNGSIONAL
S EKS I
S EKS I
SEKS I
PERENCANAAN DAN
LABORATORIUM, FARMASI DAN
KEPERAWATAN EVALUASI
RADIOLOGI
SEKSI
5
2.1.3 Visi dan Misi Organisasi
a) Visi Organisasi
Dalam mengemban tugas dan fungsinya, maka Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Buton menetapkan suatu visi yang merupakan suatu cita-cita bersama yang
ingin di capai dimasa depan. Rumusan visi dan misi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Buton mengacu pada visi dan misi Pemerintah Kabupeten Buton dan
Departemen Kesehatan RI sebagai unsur pelaksana pemerintah daerah dibidang
kesehatan, dengan fokus pada tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang telah ditetapkan,
maka visi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton ditetapkan sebagai berikut :
b) Misi Organisasi
Untuk dapat mewujudkan visi tersebut di atas, maka RSUD Kabupaten Buton
telah menetapkan misi yang mengambarkan hal yang harus dilaksanakan sebagai
berikut:
6
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana sesuai standar rumah sakit.
4. Meningkatkan ketersediaan peralatan penunjang pelayanan kesehatan baik peralatan
medis maupun non medis.
5. Meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh karyawan rumah sakit.
6. Meningkatkan manajemen yang efektif dan efisien
Falsafah
“3P” Pomaamasi (saling menyayangi), Pobantubantu (tolong menolong) dan Pouumela
(memberikan yang terbaik)
Motto
RSUD Kabupaten Buton memiliki motto “Kami Berikhtiar, Allah yang
Menyembuhkan”. Seluruh staf RSUD Kabupaten Buton berusaha memberikan
pelayanan yang terbaik bagi seluruh masyarakat. Berkomitmen untuk selalu berusaha
memberikan layanan yang PRIMA kepada masyarakat yang membututuhkan layanan
kesehatan.
Tugas pokok tersebut di atas, lebih lanjut dijabarkan ke dalam tugas pokok bidang-
bidang dan bagian tata usaha Rumah Sakit Umum Kabupaten Buton, yaitu sebagai
berikut :
7
urusan kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, urusan keuangan dan perlengkapan
serta urusan umum dan hukum.
2. Bidang Perawatan dan Pelayanan
8
2.1.6 Tugas dan Fungsi Jabatan Peserta
a. Tugas Pokok Apoteker
Tugas Jabatan Fungsional Apoteker yaitu melaksanakan Praktik Kefarmasian
yang meliputi penyusunan rencana Praktik Kefarmasian, pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP, pelayanan farmasi klinik, sterilisasi sentral,
pelayanan farmasi khusus, serta penerapan kajian farmakoekonomi dan uji klinik.
b. Fungsi Apoteker
1. Melakukan penilaian terhadap pemasok terkait dokumen kefarmasian;
2. Menyusun surat pesanan dalam rangka pengadaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan BMHP;
3. Melakukan pembuatan Sediaan Farmasi;
4. Melakukan pemeriksaan hasil pembuatan Sediaan Farmasi;
5. Merencanakan kegiatan dan kebutuhan sediaan yang akan dikemas ulang;
6. Melakukan pengemasan ulang sediaan;
7. Melakukan pemeriksaan hasil akhir Sediaan Farmasi;
8. Melakukan pengujian mutu bahan baku secara organoleptis;\
9. Melakukan pengujian bahan baku secara kualitatif;
10. Melakukan pengujian bahan baku secara kuantitatif;
11. Melakukan verifikasi berita acara penerimaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan BMHP;
12. Mengesahkan berita acara penerimaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
BMHP;
13. Melakukan verifikasi berita acara pengembalian barang Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan BMHP yang tidak sesuai persyaratan/spesifikasi;
14. Mengesahkan berita acara pengembalian barang Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan BMHP yang tidak sesuai persyaratan/ spesifikasi;
15. Melakukan stock opname;
16. Mengkaji permintaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP;
17. Melaksanakan pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP;
18. Memverifikasi daftar usulan penghapusan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan BMHP, yang tidak memenuhi syarat;
9
19. Menyusun usulan penghapusan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP;
20. Melakukan telaah resep;
21. Melakukan pemeriksaan dan penyerahan obat disertai pemberian informasi;
22. Melakukan rekonsiliasi obat;
23. Melakukan konseling penggunaan obat;
24. Melakukan konseling obat pada pasien dengan penyakit kronis;
25. Melakukan konseling penggunaan obat khusus anti retro viral, hepatitis, dan
tuberkulosis;
26. Melakukan penelusuran dan pengkajian catatan medik;
27. Melakukan analisis, menyimpulkan, dan memberikan rekomendasi hasil
pemantauan terapi obat;
28. Mengidentifikasi kejadian efek samping Sediaan Farmasi;
29. Melakukan pemantauan kondisi pasien;
30. Melakukan preparasi sediaan intravena;
31. Melakukan preparasi sediaan radiofarmaka;
32. Melakukan validasi/verifikasi terhadap mesin heat sealers;
33. Mengidentifikasi skala prioritas teknologi kesehatan yang akan dianalisis;
34. Melaksanakan pelayanan swamedikasi;
35. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang dilaksanakan di tempat tinggal
pasien (pelayanan residensial);
36. Melaksanakan pelayanan kefarmasian untuk pasien di luar Fasyankes;
11
3. Kejelasan Target Melakukan perencanaan atas apa yang perlu dilakukan untuk
mencapai tujuan dengan melalui identifikasi program atas
kebijakan yang perlu dilakukan, siapa yang bertanggung
jawab, kapan akan dilaksanakan, dan biaya yang dibutuhkan
2.2.2 Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi aparatur sipil Negara untuk mengaktualisasikan
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi mementingkan kepentingan
publik, bangsa dan Negara.
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Indikator nilai nasionalisme sesuai
lima sila Pancasila, yaitu keTuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
(LAN, 2015).
Dalam mengimplementasikan nilai-nilai keTuhanan, perlu mendudukkan Pancasila
secara proporsional. Pada sila pertama tentang keTuhanan Yang Maha Esa secara
universal yaitu percaya dan taqwa kepada Tuhan sesuai agama dan kepercayaan masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, saling menghormati dan
bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-
beda sehingga terbina kerukunan hidup, saling menhormati kebebasan dan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan, dan tidak memaksakan suatu agama dan
kepercayaan kepada orang lain. KeTuhanan dalam kerangka Pancasila bisa melibatkan
12
nilai-nilai moral agama-agama yang ada, kekuasaan dijalankan secara transparan dan
akuntabel, dengan mengembangkan etika sosial di masyarakat, dan memperkuat
pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki
kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri dan kekayaan alam yang diberikan
Tuhan (LAN, 2015).
Pemerintah harus memperhatikan prinsip kemanusiaan dan keadilan dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Arti kata kemanusiaan yang adil dan beradap pada sila
kedua yaitu mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia, saling mencintai sesame manusia, mengembangkan sikap tenggang rasa,
tidak semena-mena terhadap orang lain, serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Sehingga tindakan dan perilaku kita sebagai PNS harus sejalan dengan kemanusiaan,
mengatasi kemiskinan, kekerasan, kesenjangan sosial, dan ketidakadilan. Perpaduan
prinsip sila pertama dan kedua Pancasila menuntut pemerintah dan penyelenggara negara
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita moral rakyat
yang mulia. Negara harus mampu memberi keadilan di segala bidang didasari semangat
gotong royong, menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian, dan keadilan antar umat
manusia (LAN, 2014). Masyarakat harus ditanamkan rasa cinta terhadap tanah air dengan
cara menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan Negara
di atas kepentingan pribadi atau golongan, serta memajukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika (LAN, 2015).
Demokrasi permusyawaratan merupakan cerminan jiwa, kepribadian, dan cita- cita
bangsa Indonesia, serta kepercayaan atau keyakinan untuk mencapai suatu bentuk
masyarakat yang dicita- citakan. Sila keempat Pancasila mengandung ciri-ciri yaitu
kerakyatan (kedaulatan rakyat) yaitu rakyat berperan dalam pengambilan keputusan;
permusyawaratan (kekeluargaan) yaitu penyelenggaraan pemerintahan didasarkan atas
semangat kekeluargaan; dan hikmat kebijaksanaan yaitu pemerintah diharapkan
mengetahui, memahami, dan merasakan keinginan rakyat sehingga keputusan yang
diambil adalah bijaksana. Komitmen keadilan memiliki dimensi atau empat kerangka
yaitu: perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem masyarakat; pengembangan
struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan; proses fasilitasi akses atas informasi,
13
layanan dan sumber daya yang diperlukan; dan dukungan atas partisipasi bermakna atas
pengambilan keputusan bagi semua orang (LAN, 2015).
Implementasi Aparatur Sipil Negara di nasionalisme selain mampu mewujudkan
kelima sila Pancasila, juga diharapkan sebagai pelaksana kebijakan publik yang mampu
mengaktualisasikan semangat nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat
berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan berorientasi pada kepentingan publik,
berintegritas tinggi, dan sebagai pelaksana kebijakan publik. Peran ASN sebagai pelayan
publik diharapkan juga profesional, selain itu ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa,
dan mampu menjaga kondisi damai (LAN, 2015).
14
2.2.3 Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi
yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar atau salah
yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam
kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki
komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni sebagai
berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
15
Tabel 2.3 Nilai-Nilai Dasar Etika Publik
18
5 Tanggung 1) Tidak menyalahgunakan wewenang untuk menguntungkan
Jawab diri sendiri/orang lain dan korporasi, dan dapat merugikan
keuanganNegara
2) Tidak menerima imbalan apapun atas pelaksanaan pekerjaan
yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya
6 Kerja Keras 1) Bekerja dengan hasil terbaik dan tidak meminta imbalan
apapun atas pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggung jawabnya
2) Memiliki kemampuan dan kemauan bekerja sesuai aturan
3) Memiliki ketekunan dalam bekerja untuk mendapatkan hasil
terbaik
7 Sederhana 1) Efisien dalam menggunakan sumber daya untukmendapatkan
hasil terbaik
2) Mensyukuri apapun hasil yang dicapainya setelah melakukan
upaya maksimal
3) Memiliki gaya hidup sederhana yang akan mempengaruhi
pelaksanaan tugas pokoknya, menggunakan dan memelihara
asset Negara
8 Berani 1) Berani menolak perintah yang berlawanan dengan hukum dan
dapat merugikan Negara
2) Berani memberikan informasi sesuai dengan fakta
9 Adil 1) Memberikan layanan sesuai dengan aturan yang berlaku
secara konsisten pada semua orang
2) Memberikan sesuai dengan apa yang menjadi haknya.
19
sosok ASN profesional seperti tersebut diatas perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur
pendidikan dan latihan dasar (LATSAR).
2.3.1 Manajemen ASN
Manajemen ASN berkaitan dengan mengatur SDM yaitu ASN untuk menunjang
pembangunan NKRI, berikut indikator nilai manajemen ASN : Kepastian Hukum,
Profesionalitas, Porporsionalitas, Keterpaduan, Delegasi, Netralitas, Kesejahteraan,
Akuntabilitas, Efektif & Efisien, Keterbukaan dan Non Diskriminatif.
20
2.3.3 Whole Of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemeritahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori
hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
1. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a) Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak;
b) Dialog atau pertukaran informasi;
c) Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara.
2. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi :
a) Joint working, atau kolaborasi sementara;
b) Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan besar
yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
c) Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai mekanisme
integratif.
3. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi :
a) Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu besar yang
menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
b) Union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak merger,
yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.
21
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Deskripsi Rancangan Aktualisasi
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan identifikasi
dan penetapan isu. Ada dua tahapan yang dilakukan, tahap awal adalah mengidentifikasi isu
sesuai tugas pokok dan fungsi. Berdasarkan pengamatan penulis selama bertugas di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton, ada beberapa isu terkait kondisi saat ini dan kondisi
yang diharapkan penulis membutuhkan penyelesaian segera. Dari hasil identifikasi isu tersebut
akan menghasilkan isu yang layak dan dijadikan aktualisasi. Beberapa isu berikut ditemukan
oleh penulis dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Apoteker Ahli Pertama di RSUD
Kabupaten Buton.
Identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah dapat dilihat pada:
Tabel 3.1 Identifikasi Isu Terkait Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang Diharapkan
Kondisi Saat Kondisi yang
No Tugas/Fungsi Rumusan Isu
Ini Diharapkan
1. Melakukan rekonsiliasi Rekonsiliasi Apoteker Belum
obat obat belum melakukan dilakukannya
dilakukan rekonsiliasi obat rekonsiliasi
setiap ada untuk obat di Unit
pasien baru memastikan Gawat Darurat
masuk, pindah informasi yang (UGD).
ruangan atau akurat tentang
pulang. Obat yang
digunakan
pasien
2. Melakuka pemeriksaan Penyerahan dan Setiap apoteker Belum
dan penyerahan obat pemberian harus optimalnya
disertai pemberian informasi obat melakukan pelayanan
informasi obat. belum penyerahan dan informasi obat
dilakukan pemberian (PIO)
22
secara informasi obat
maksimal. akurat untuk
menunjang
penggunaan
obat yang
rasional
3 Melakukan Adanya Setiap apoteker Kurangnya
telaah/pengkajian resep masalah terkait harus pemahaman
untuk menganalisa obat pada melakukan mengenai
adanya Drugs Related peresepan obat. pengkajian Drugs Related
Problem (DRPs) resep untuk Problem
menganalisa (DRPs) pada
adanya Drugs peresepan obat.
Related
Problem (DRPs)
Teknik analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan ditindaklanjuti
yaitu metode analisa APKL dengan cara menentukan tingkat Aktualitas, Problematik,
Kekhalayakan, dan layaknya. Selanjutnya menentukan skala nilai 1-5 dimana isu yang
memiliki total skor tertinggi setelah perangkingan merupakan isu prioritas.
Angka 4 : Gawat/Mendesak
23
Keterangan
Kriteria
No Isu Aktual Total Nilai Ranking
A P K L
1. Belum dilakukannya rekonsiliasi
4 4 3 3 14 II
obat di Unit Gawat Darurat (UGD).
2. Belum optimalnya pelayanan
informasi obat (PIO) di RSUD Kab. 5 4 4 4 17 I
Buton
3. Kurangnya pemahaman mengenai
Drugs Related Problem (DRPs) pada 4 3 3 3 13 III
peresepan obat
Analisis dampak jika isu yang diangkat tidak terselesaikan maka pasien tidak akan
mendapatkan informasi obat yang tepat, sehingga akan terjadi kesalahan dalam minum
obat. Jika hal ini dibiarkan, maka tujuan terapi pasien tidak akan terwujud.
24
Tabel 3.3 Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi
Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/hasil Nilai
Pelatihan & Misi Organisasi
Organisasi
1 Membangun 1. Menyiapkan bahan Tersedianya Akuntabilitas : Adanya rasa tanggung Terlaksananya kegiatan ini Terlaksananya
dukungan dengan konsultasi materi yang jawab dalam menyiapkan materi akan dapat mendukung kegiatan ini
pimpinan akan yang akan dikonsultaasikan pencapaian Misi RSUD dapat
dikonsultasikan Nasionalisme : Menggunakan bahasa Kab. Buton yaitu menguatkan
indonesia yang baik “Meningkatkan nilai organisasi
Hasil kegiatan : Etika publik : meyiapkan bahan kompetensi dan kualitas yaitu
Catatan materi konsultasi dengan cermat SDM rumah sakit yang “Pobantubantu
yang akan Komitmen mutu : menyediakan materi tangguh dan profesional” (tolong-
dikonsultasikan, bahan konsultasi dengan baik dan menolong)”
dokumentasi sesuai dengan rancangan aktualisasi
Anti korupsi : mandiri memyiapkan
materi bahan konsultasi
2. Melakukan Terlaksananya Akuntabilitas : Menyampaikan
pertemuan dengan diskusi berkaitan rancangan aktualisasi dengan rasa
pimpinan dan dengan rencana tanggung jawab
kegiatan yang
25
membahas rencana akan Nasionalisme : Menyampaikan
kegiatan dilaksanakan rancangan kegiatan dengan tidak
memaksakan kehendak
Hasil kegiatan: Etika publik : Menyampaikan
Catatan diskusi, rancangan kegiatan secara cermat
dokumentasi Komitmen mutu : Menggunakan
waktu secara efisien
Anti korupsi : Mencatat saran,
masukan dan arahan dari pimpinan
secara jujur dan transparan.
3. Meminta dan Tersedianya Akuntabilitas : mencatat arahan dari
mencatat arahan dari catatan arahan pimpinan secara bertanggungjawab
pimpinan dari pimpinan Nasionalisme : mendengarkan arahan
terkait kegiatan dari pimpinan dengan rasa hormat
dan bermusyawarah jika ada
Hasil kegiatan: pertanyaan
Catatan diskusi, Etika Publik : berkomunikasi dengan
dokumentasi pimpinan secara sopan dan santun
Komitmen Mutu : menggunakan
waktu secara efisien saat bertemu
dengan pimpinan
26
Anti Korupsi : menuliskan arahan dari
pimpinan secara jujur
4. Meminta persetujuan Terdapatnya Akuntabilitas : Meminta kejelasan
dari atasan untuk persetujuan dari kelanjutan rancangan
melaksanakan pimpinan Nasionalisme : Meminta persetujuan
kegiatan dengan tidak memaksakan
kehendak
Hasil kegiatan: Etika publik : Meminta persetujuan
lembar dengan sopan
persetujuan, Komitmen mutu : Berkeyakinan
dokumentasi penuh bahwa kegiatan akan berjalan
lancar, efektif dan efisien saat
meminta persetujuan
Anti korupsi : Persetujuan dan
dukungan diberikan tanpa
memaksakan kehendak dan jujur
KETERKAITAN ANTARA KEGIATAN DENGAN PERAN DAN KEDUDUKAN ASN DALAM KERANGKA NKRI :
Pelaksanaan kegiatan konsultasi dengan pimpinan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membangun dukungan dengan pimpinan (WOG/Whole of
Government). Konsultasi dilakukan dengan membahas rancangan kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan di lingkungan rumah sakit khususnya di apotek.
Pelaksanaan kegiatan konsultasi dengan mengedepankan etika dan kode etik ASN yang bertanggung jawab dan berintegritas tinggi dalam menjalankan tugas dan
27
profesinya agar dapat meningkatkan mutu pelayanan (Manajemen ASN). Kegiatan aktualisasi ini berkaitan dengan pemenuhan pelayanan yang sesaui standar
akreditasi untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan (Pelayanan Publik)
ANALISIS DAMPAK
Apabila dukungan dari atasan tidak terbangun dengan baik,maka akan terjadi sikap tidak saling menghormati dan menghargai antara pimpinan dan staf yang ke
depannya bisa menyebabkan kegiatan aktualisasi ini terganggu dan berjalan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
2 Menyiapkan bahan 1. Membuat desain Tersedianya Akuntabilitas : Membuat desain Terlaksananya kegiatan ini Terlaksananya
edukasi poster desain poster poster dengan penuh tanggung akan dapat mendukung kegiatan
jawab dan jelas pencapaian Misi RSUD penyiapan bahan
Nasionalisme : Menggunakan bahasa Kab. Buton yaitu edukasi dapat
Hasil kegiatan: Indonesia yang baik - Meningkatkan menguatkan
Desain poster, Etika publik : Membuat desain poster kompetensi dan nilai organisasi
dokumentasi akan dilakukan dengan cermat dan kualitas SDM rumah yaitu “Pouumela
menggunakan bahasa yang sopan sakit yang tangguh dan (memebrikan
Komitmen mutu : Memuat informasi profesional yang terbaik)”
yang berkualitas dan menjadi - Meningkatkan
inovasi baru dalam pemberian ketersediaan peralatan
informasi obat. penunjang pelayanan
Anti korupsi : Membuat desain poster kesehatan baik
dengan kerja keras, disiplin dan peralatan medis
penuh tanggung jawab maupun non medis
28
2. Membuat desain Tersedianya Akuntabilitas : Membuat desain
leaflet desain leaflet leaflet dengan penuh tanggung
jawab dan jelas
Hasil kegiatan: Nasionalisme : Menggunakan bahasa
Desain leaflet, Indonesia yang baik
dokumentasi Etika publik : Pembuatan desain
leaflet akan dilakukan dengan
cermat, bahasa yang sopan dan
berintegritas tinggi
Komitmen mutu : Memuat informasi
yang berkualitas dan menjadi
inovasi baru dalam pemberian
informasi obat.
Anti korupsi : Membuat desain leaflet
dengan kerja keras, disiplin dan
penuh tanggung jawab
3. Konsultasi kepada Terlaksananya Akuntabilitas : Mencatat arahan dari
mentor tentang konsultasi pimpinan secara bertanggungjawab
desain poster dan desain poster Nasionalisme : Mendengarkan arahan
leaflet dan leaflet dari pimpinan dengan rasa hormat
29
Hasil kegiatan: dan bermusyawarah jika ada
Catatan hasil pertanyaan
konsultasi, Etika Publik : Berkomunikasi dengan
dokumentasi pimpinan secara sopan dan santun
Komitmen Mutu : Menggunakan
waktu secara efisien saat bertemu
dengan pimpinan
Anti Korupsi : Datang tepat waktu
sesuai dengan jadwal pertemuan
4. Pencetakan poster Tersedianya Akuntabilitas : Pencetakan poster dan
dan leaflet poster dan leaflet leaflet akan dilakukan dengan
penuh tanggung jawab dan
Hasil kegiatan: konsisten
Poster, leaflet, Nasionalisme : Mencetak poster dan
dokumentasi leaflet demi tercapainya etos kerja
yang baik
Etika publik : Pencetakan poster dan
leaflet akan dilakukan dengan
cermat
Komitmen mutu : Pencetakan poster
dan leaflet dilakukan dengan
30
memanfaatkan waktu secara efektif
dan efisien serta berorientasi pada
mutu
Anti korupsi : Pencetakan poster dan
leaflet dengan bersikap jujur,
disiplin terhadap aturan-aturan yg
ada dalam instansi tempat tugas
KETERKAITAN ANTARA KEGIATAN DENGAN PERAN DAN KEDUDUKAN ASN DALAM KERANGKA NKRI :
Menyiapkan bahan edukasi merupakan salah satu kegiatan aktualisasi yang menunjukkan kode etik ASN yaitu bertanggung jawab dan berintegritas tinggi dalam
melaksanakan tugas dan profesi saya agar dapat meningkatkan mutu pelayanan (Manajemen ASN). Dalam memyiapkan bahan edukasi (pembuatan desain poster
dan leaflet) melibatkan mentor dan rekan sejawat (Apoteker/asisten apoteker) yang ada di apotek merupakan bentuk kerja antar sesame rekan kerja (WoG/Whole
of Government) yang bertujuan untuk memberikan pelayanan informasi obat yang bermutu kepada pasien (Pelayanan Publik).
ANALISIS DAMPAK
Jika penyiapan bahan edukasi tidak dilakukan, maka tidak akan terlaksana kegiatan yang direncanakan sebagaimana mestinya. Hal ini bertentangn dengan kode
etik ASN yang bertanggung jawa dan berintegritas tinggi melaksanakan tugas dan profesinya.
3. Melaksanakan 1. Membuat blangko Tersedianya Akuntabilitas : Pembuatan blangko Melaksanakan edukasi Pelaksanaan
edukasi pemberian daftar pasien yang blangko dilakukan dengan penuh tanggung pemberian informasi obat edukasi
informasi obat diedukasi jawab dan transparan berkontribusi pada Misi pemberian
Hasil kegiatan: Nasionalisme : Menggunakan bahasa RSUD Kab. Buton yaitu informasi obat
Blangko, Indonesia yang baik - Meningkatkan kualitas dapat
dokumentasi pelayanan kesehatan menguatkan
31
Etika publik : Pembuatan blangko dengan memberikan nilai organisasi
akan dilakukan dengan cermat layanan yang paripurna yaitu
Komitmen mutu : Pembuatan blangko - Meningkatkan “Pobantubantu
diharapkan dilakukan secara efektif, kompetensi dan kualitas (tolong-
efisien, inovatif dan berorientasi SDM rumah sakit yang menolong) dan
pada mutu tangguh dan Pouumela
Anti korupsi : Pembuatan blangko profesional”. (memberikan
akan dilakukan dengan berani, yang terbaik)”.
disiplin dan penuh tanggung jawab
2. Mengisi blangko Terlaksananya Akuntabilitas : Pengisian blangko
daftar pasien yang pengisian dilakukan dengan penuh tanggung
diedukasi blangko daftar jawab dan transparan
pasien yang Nasionalisme : Pengisian blangko
diedukasi akan dilaksanakan dengan amanah
Etika publik : Bersikap sopan dan
Hasil kegiatan: santun ketika meminta peserta
Blangko daftar edukasi mengisi blangko daftar
hadir, hadir
dokumentasi Komitmen mutu : Pengisian blangko
diharapkan dilakukan seefisien
mungkin
32
Anti korupsi : Pengisian blangko akan
dilakukan dengan berani, jujur,
disiplin dan penuh tanggung jawab
3. Melaksanakan pre- Terlaksananya Akuntabilitas : Pre-test dilakukan
test pre-test dengan penuh tanggung jawab dan
transparan
Hasil kegiatan: Nasionalisme : Berbicara ke
Lembar pretest, pasien/keluarga pasien yang
dokumentasi melakukan pre-test dengan bahasa
Indonesia yang baik
Etika publik : Bersikap ramah dan
santun kepada pasien/keluarga
pasien yang melakukan pre-test
Komitmen mutu : Dilakukan seefisien
mungkin agar tidak mengganggu
pasien/keluarga pasien
Anti korupsi : Meminta
pasien/keluarga pasien untuk
melakukan pre-test secara mandiri
33
4. Menempel poster Terlaksananya Akuntabilitas : Memasang poster
penempelan dengan penuh tanggung jawab
poster Nasionalisme : Bekerja sama dan
gotong royong dengan rekan
Hasil kegiatan: sejawat untuk membantu
Poster, memasang poster di tempat-tempat
dokumentasi strategis
Etika publik : Meminta izin terlebih
dahulu pada pimpinan/kepala
ruangan ketika hendak memasang
poster
Komitmen mutu : Menjadi inovasi
baru dalam memberikan informasi
obat
Anti korupsi : Bekerja keras
memasang poster sesuai dengan
kegiatan yang direncanakan
5. Melaksanakan Terlaksananya Akuntabilitas : Informasi yang
edukasi edukasi diberikan dapat dipertanggung
jawabkan
Hasil kegiatan:
34
Dokumentasi Nasionalisme : Melakukan edukasi
dengan menggunakan bahasa
indonesi yang baik
Etika publik : Ramah dan sopan dalam
menyerahkan dan memberikan
informasi obat
Komitmen mutu : Memberikan
pelayana informasi obat yang
bermutu
Anti korupsi : Penyerahan dan
pemberian informasi dilakukan
dengan berani dan penuh tanggung
jawab
6. Meyerahkan leaflet Terlaksananya Akuntabilitas : Membagikan leaflet
penyerahan kepada pasien dengan penuh
leaflet tanggung jawab dan kejelasan
target.
Hasil kegiatan: Nasionalisme : Membagikan leaflet
Leaflet, dengan kerja keras
dokumentasi Etika publik : Bersikap ramah dan
sopan
35
Komitmen mutu : Membagikan leaflet
seefisien mungkin
Anti korupsi : Membagikan leaflet
secara mandiri
7. Melaksanakan post- Terlaksananya Akuntabilitas : post-test dilakukan
test post-test dengan penuh tanggung jawab dan
transparan
Hasil kegiatan: Nasionalisme : berbicara ke
Lembar post pasien/keluarga pasien yang
test, melakukan post-test dengan bahasa
dokumentasi yang baik
Etika publik : bersikap ramah dan
santun kepada pasien/keluarga
pasien yang melakukan post-test
Komitmen mutu : dilakukan seefisien
mungkin agar tidak mengganggu
pasien/keluarga pasien
Anti korupsi : meminta
pasien/keluarga pasien untuk
melakukan post-test secara mandiri
36
KETERKAITAN ANTARA KEGIATAN DENGAN PERAN DAN KEDUDUKAN ASN DALAM KERANGKA NKRI :
Pelaksanaan edukasi pemberian informasi obat merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan pelayanan publik khususnya dalam pelayanan kefarmasian
di rumah sakit. Pemberian informasi obat sangat penting karena berkaitan dengan keberhasilan pengobatan pasien (Pelayanan publik). Agar pemberian informasi
obat dapat berjalan dengan baik, maka harus ada kerja sama antar staf di Apotek (WoG/Whole of Government). Pelaksanaan edukasi pemberian informasi obat
menunjukkan kode etik ASN yaitu bertanggung jawab dan berintegritas tinggi dalam melaksanakan tugasnya (Manajemen ASN).
ANALISIS DAMPAK
Jika kegiatan edukasi pemberian informasi obat tidak dilaksanakan maka pasien tidak akan mendapatkan informasi obat yang tepat, sehingga akan terjadi
kesalahan dalam minum obat.
4. Melakukan evaluasi 1. Mengumpulkan Terkumpulnya Akuntabilitas : Pengumpulan data Pelaksanaan evaluasi dapat Pelaksanaan
data-data hasil pre- data hasil pre-test dan post-test mendukung pencapaian evaluasi
test dan post-test dilakukan dengan penuh tanggung Misi RSUD Kab. Buton pemberian
Hasil kegiatan: jawab dan transparan yaitu “Meningkatkan informasi obat
Data, Nasionalisme : bekerja keras dalam kompetensi dan kualitas dapat
dokumentasi mengumpulkan data hasil hasil pre- SDM rumah sakit yang menguatkan
test dan post-test tangguh dan profesional” nilai organisasi
Etika publik : Terbuka atas informasi yaitu “Pouumela
data hasil pre-test dan post-test (memberikan
Komitmen mutu : Dilakukan secara yang terbaik).
efisien
37
Anti korupsi : Mengumpulkan data
sesuai dengan hasil pre-test dan
post-test
2. Membuat tabulasi Tersajinya Akuntabilitas : Membuat tabulasi
hasil pre-test dan tabulasi hasil pre hasil pre-test dan post-test dengan
post-test test dan post test penuh tanggung jawab
Nasionalisme : Dilakukan dengan
Hasil kegiatan: kerja keras
Tabulasi, Etika publik : Dilakukan secara
dokumentasi cermat dan terbuka
Komitmen mutu : Membuat tabulasi
hasil pre-test dan post-test yang
bermutu
Anti korupsi : Jujur dalam membuat
tabulasi hasil pre-test dan post-test
38
3. Membuat grafik Tersajinya Akuntabilitas : Pembuatan grafik
capaian pemberian grafik capaian dilakukan secara bertanggungjawab
informasi obat pemberian Nasionalisme : Bekerja keras dalam
informasi obat membuat grafik
Etika Publik : Membuat grafik secara
Hasil kegiatan: cermat
Grafik capaian Komitmen Mutu : Membuat grafik
pemberian dengan kualitas yang baik.
informasi obat, Anti Korupsi : Pembuatan grafik
dokumentasi capaian dilakukan secara mandiri.
KETERKAITAN ANTARA KEGIATAN DENGAN PERAN DAN KEDUDUKAN ASN DALAM KERANGKA NKRI :
Evaluasi pelaksanaan edukasi pemberian informasi obat merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksaan tugas dan tanggung jawab dalam memberikan
pelayanan publik yang bermutu dalam hal ini pemberian informasi obat (Pelayanan Publik). Evaluasi kegiatan berkaitan erat dengan kerjasama antar rekan sejawat
dan rekan kerja dalam menjalankan tugasnya sebagai penyedia informasi ((WoG/Whole of Government). Hasil evaluasi pelaksanaan edukasi pemberian informasi
obat dapat digunakan sebagai bahan evaluasi perbaikan kinerja pegawai dalam menjalankan tugasnya (Manajemen ASN).
ANALISIS DAMPAK
Jika evaluasi pelaksaanaan edukasi pemberian informasi obat tidak dilakukan, maka hasil kegiatan tidak bisa diketahui secara pasti dan jelas sehingga tidak ada
penilaian apakah kegiatan tersebut berhasil atau tidak.
39
Kegiatan-kegiatan tersebut akan dilaksanakan di tempat kerja dengan berurutan selama 30 (hari) hari kerja dengan jadwal sebagai
berikut :
Tabel 3.4 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Jadwal Aktualisasi
No Kegiatan Juli Agustus
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Membangun
1 dukungan dengan
pimpinan ISOLASI MANDIRI
Menyiapkan bahan
2
edukasi
3 Melaksanakan edukasi
Melaksanakan
4
evaluasi
Keterangan :
40
3.2 Indikator Keberhasilan
Ada beberapa hambatan yang mungkin dapat terjadi selama pelaksanaan aktualisasi
ini yaitu :
1. Terbatasnya waktu pimpinan karena pada saat ini direktur sedang fokus kepada
penanganan COVID-19
2. Pasien tidak membaca media informasi obat yang diberikan
3. Tingkat pemahaman pasien yang berbeda-beda dalam menerima informasi yang
diberikan
Berdasarkan hambatan-hambatan tersebut, maka dipersiapkan antisipasi yaitu :
1. Berkonsultasi dengan pimpinan di waktu senggang baik di jam kerja maupun di luar
jam kerja jika pimpinan berkenan.
2. Menjelaskan kepada pasien isi dari media informasi yang diberikan setelah
melakukan post-test jika peserta edukasi berkenan dan tanpa menganggu
kegiatannya.
3. Memberikan kesempatan kepada peserta edukasi untuk bertanya jika ada informasi
yang kurang dipahaminya.
41
BAB IV
CAPAIAN HASIL AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN
4.1. Kendala dan Antisipasi
Selama melaksanakan kegiatan aktualisasi di unit kerja, ada beberapa hambatan
yang terjadi, yaitu :
Tabel 4.1 Daftar hambatan dan solusi pemecahan
42
4.2. Hasil Aktualisasi
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar, peran dan kedudukan ASN
dilaksanakan dalam 30 hari kerja, dimulai sejak 11 Juli 2021 sampai dengan 15 Agustus
2021. Kegiatan aktualisasi diawali dengan konsultasi dan memohon izin untuk
melakukan kegiatan yang telah diagendakan dalam rancangan aktualisasi kepada
Direktur RSUD Kabupaten Buton, Bapak dr. Ramli sebagai atasan langsung dan juga
kepada Bapak La Gune sebagai mentor. Kegiatan pelayanan kefarmasia di RSUD
Kabupaten Buton dilaksanakan setiap hari,
43
4.3. Deskripsi Kegiatan
KEGIATAN 1
Membangun dukungan dengan pimpinan
44
4. Meminta persetujuan dari atasan
untuk melaksanakan kegiatan
45
publik) sehingga materi tersebut dapat membantu saya dalam melaksanakan kegiatan
aktualisasi saya (Komitmen mutu). Adapun bahan konsultasi baik berupa rancangan
kegiatan aktualisasi dan materi pendukung lainnya saya siapkan secara mandiri (Anti
korupsi).
46
dukungan dari pimpinan (Komitmen mutu). Dukungan yang diberikan oleh pimpinan
diberikan tanpa adanya unsur paksaan dan dengan sikap jujur mengapresiasi segala bentuk
kegiatan yang akan saya lakukan (Anti korupsi).
47
Deskripsi Proses dan Kualitas Produk Kegiatan
Tahapan kegiatan 1 : Menyiapkan bahan konsultasi
Menyiapkan bahan konsultasi dilakukan pada saat saya telah menyelesaikan seminar
rancangan aktualisasi dan kembali ke unit tempat kerja saya. Bahan konsultasi yang saya
siapkan merupakan rancangan aktualisasi yang telah saya buat.
Outpun kegiatan : Tersedianya materi yang akan dikonsultasikan
48
manfaat yang dapat diberikan dari terlaksananya kegiatan ini yaitu dapat mendukung
pencapaian Misi RSUD Kab. Buton yaitu “Meningkatkan kompetensi dan kualitas SDM
rumah sakit yang tangguh dan profesional”
Analisis Dampak
Apabila dukungan dari atasan tidak terbangun dengan baik, maka akan terjadi sikap tidak
saling menghormati dan menghargai antara pimpinan dan staf yang ke depannya bisa
menyebabkan kegiatan aktualisasi ini terganggu dan berjalan tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan.
KEGIATAN 2
Menyiapkan bahan edukasi
49
3. Berkonsultasi kepada mentor
tentang desain poster dan leaflet
50
menggunakan bahasa yang sopan (Etika publik). Poster yang saya buat bersisi informasi
yang berkualitas yang dapat membantu pasien dalam memberikan informasi tentang obat dan
menjadi inovasi baru bagi rumah sakit dalam pemberian informasi obat (Komitmen mutu).
Untuk dapat menghasilkan poster dengan kualitas yang baik, saya megerjakannya dengan
kerja keras, disiplin dan penuh tanggung jawab agar poster yang saya buat dapat diterima
dengan baik (Anti korupsi).
Tahapan kegiatan 3 : Berkonsultasi kepada mentor tentang desain poster dan leaflet
Pada tahap kegiatan ini, saya berkonsultasi kepada mentor tentang desain poter dan leaflet
yang telah saya buat dan apabila ada masukan, saran dan arahan dari mentor mengenai desain
poster dan leaflet maka saya mencatatnya dengan penuh tanggungjawab (Akuntabilitas).
Ketika berkonsultasi dengan mentor, saya mendengarkan arahan dari beliau dengan rasa
hormat dan bermusyawarah jika ada pertanyaan (Nasionalisme). Selama berkonsultasi, saya
berperilakau sopan dan santun agar mentor merasa dihargai dan dihormati sebagai atasan
(Etika publik). Selain itu, konsultasi dilakukan dengan terlebih dahulu membuat janji
dengan mentor sehingga waktu yang digunakan lebih efisien (Komitmen mutu) dan datang
tepat waktu sesuai dengan jadwal pertemuan yang telah dibuat (Anti Korupsi).
51
untuk dapat memberikan pelayanan informasi obat yang memadai bagi pasien, maka
dilakukan pencetakan poster dan leaflet yang dapat membantu pasien dalam mendapatkan
informasi obat (Nasionalisme). Pada saat pencetakan poster dan leaflet akan dilakukan
dengan cermat (Etika publik) agar tidak ada kesalahan dan hasil cetakan yang diperoleh juga
baik (Komitmen mutu). Pencetakan poster dan leaflet saya lakukan secara jujur dan disiplin
tanpa mengganggu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab saya di tempat kerja (Anti
korupsi).
Tahapan kegiatan 3 : Berkonsultasi kepada mentor tentang desain poster dan leaflet
Ketika berkonsultasi kepada mentor tentang desain poster dan leaflet, teknik aktualisasi yang
saya gunakan yaitu profesional. Saya menunjukkan hasil desain poster dan leaflet yang telah
saya buat dan meminta saran serta pendapat kepada mentor mengenai hasil desain poster dan
leaflet saya.
52
Output kegiatan : Tersedianya desain poster
Tahapan kegiatan 3 : Berkonsultasi kepada mentor tentang desain poster dan leaflet
Setelah desain poster dan leaflet saya jadi, saya berkonsultasi dengan mentor mengenai hasil
desain poster dan leaflet yang saya buat. Mentor memeriksa hasil desain poster dan leaflet
saya serta memberikan masukan untuk pencetakan poster dan leaflet kedepannya.
Output kegiatan : Terlaksananya konsultasi desain poster dan leaflet
Analisis Dampak
Jika penyiapan bahan edukasi tidak dilakukan, maka tidak akan terlaksana kegiatan yang
direncanakan sebagaimana mestinya. Hal ini bertentangn dengan kode etik ASN yang
bertanggung jawa dan berintegritas tinggi melaksanakan tugas dan profesinya.
53
KEGIATAN 3
Melaksanakan edukasi pemberian informasi obat
54
4. Menempel poster
55
Uraian Kegiatan yang Memuat Nilai Dasar yang Melandasi
Pelaksanaan edukasi pemberian informasi obat merupakan kegiatan yang berkaitan dengan
pemenuhan pelayanan publik khususnya dalam pelayanan kefarmasian di rumah sakit.
Pemberian informasi obat sangat penting karena berkaitan dengan keberhasilan pengobatan
pasien (Pelayanan publik). Agar pemberian informasi obat dapat berjalan dengan baik,
maka harus ada kerja sama antar staf di Apotek (WoG/Whole of Government). Pelaksanaan
edukasi pemberian informasi obat menunjukkan kode etik ASN yaitu bertanggung jawab dan
berintegritas tinggi dalam melaksanakan tugasnya (Manajemen ASN).
56
seefisien mungkin yaitu pada saat pasien menunggu obat yang diresepkan disiapkan oleh
petugas apotek sehingga tidak akan mengganggu pasien/keluarga pasien (Komitmen mutu).
Lembar pre-test yang dibagikan dikerjakan secara mandiri oleh keluarga pasien sesuai
dengan pemahamannya (Anti korupsi).
57
dihargai. Penyerahan leaflet dilakukan setelah penyerahan obat disertai pemberian informasi
obat sehingga tidak memerlukan banyak waktu (Komitmen mutu). Penyerahan leaflet saya
lakukan secara mandiri (Anti korupsi).
58
Tahapan kegiatan 5 : Melaksanakan edukasi
Teknik aktualisasi yang saya gunakan pada tahap ini yaitu profesional. Dimana pada saat
saya menyerahkan obat disertai dengan pemberian informasi obat. Pemberian informasi obat
sangat penting karena barkaitan dengan keberhasilan pengobatan pasien.
59
Tahapan kegiatan 4 : Menempel poster
poster yang telah dibuat kemudian saya tempel ke tempat-tempat strategis seperti ruang
tunggu apotek dan di ruang-ruang perawatan. Sebelum menempel poster, terlebih dahulu saya
meminta izin kepada kepala ruang tempat saya akan menempel poster. Izin yang diberikan
menunjukkan bahwa kegiatan yang saya lakukan diterima oleh staf rumah sakit lainnya.
Output kegiatan : Terlaksananya penempelan poster
60
Analisis Dampak
Jika kegiatan edukasi pemberian informasi obat tidak dilaksanakan maka pasien tidak
akan mendapatkan informasi obat yang tepat, sehingga akan terjadi kesalahan dalam
minum obat.
KEGIATAN 4
Melakukan evaluasi
61
3. Membuat grafik capaian pemberian
informasi obat
62
publik). Saya membuat tabulasi hasil pre-test dan post-test yang bermutu (Komitmen
mutu). Pembuatan tabulasi hasil pre-test dan post-test saya lakukan secara jujur sesuai
dengan data yang sebenarnya (Anti korupsi).
63
Tahapan kegiatan 2 : Membuat tabulasi hasil pre-test dan post-test
Data yang dikumpulkan dari hasil pre-test dan post-test selanjutnya dibuat tabulasi data. Saya
menginput data sesuai dengan lembar hasil pre-test dan post-test yang dikerjakan.
Output kegiatan : Tersajinya tabulasi hasil pre-test dan post-test
Analisis Dampak
Jika evaluasi pelaksaanaan edukasi pemberian informasi obat tidak dilakukan, maka hasil
kegiatan tidak bisa diketahui secara pasti dan jelas sehingga tidak ada penilaian apakah
kegiatan tersebut berhasil atau tidak.
64
4.4. Matriks Aktualisasi dan Habituasi
NILAI DASAR INDIKATOR NILAI KEGIATAN 1 KEGIATAN 2 KEGIATAN 3 KEGIATAN 4 TOTAL
Tanggungjawab 17
Kejelasan target 5
Akuntabilitas
Konsisten 1
Transparan 3
Menggunakan Bahasa 7
Indonesia
Musyawarah 2
Sepakat 1
Hormat 2
Tidak memaksakan 2
Nasionalisme kehendak
Etos kerja yang baik 1
Kerja keras 4
Berintegritas 1
Amanah 1
Kerjasama 1
Sopan 9
Santun 4
Cermat 8
Etika Publik Ramah 4
Hormat 1
Terbuka 2
Integritas 1
Mutu 7
Komitmen Mutu Efisien 10
Efektif 4
65
Inovasi 3
Sesuai 1
Disiplin 6
Jujur 7
Transparan 1
Tidak memaksakan 1
Anti Korupsi kehendak
Kerja keras 3
Mandiri 5
Tanggungjawab 5
Berani 3
Manajemen ASN 4
Pelayanan Publik 4
Whole Of Goverment 4
66
4.6. Matriks Keterkaitan Kegiatan dengan Visi dan Misi Organisasi
Membangun Melaksanakan
Menyiapkan
Dukungan Edukasi Melakukan
Keterkaitan Terhadap Visi Dan Misi Organisasi Bahan Total
Dengan Pemberian Evaluasi
Edukasi
Pimpinan Informasi Obat
Menjadi Rumah Sakit Terakreditasi yang Peka
VISI 0
Budaya dan Terjangkau
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan
1
memberikan layanan yang paripurna.
Meningkatkan kompetensi dan kualitas SDM rumah
4
sakit yang tangguh dan profesional.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan
prasarana sesuai standar rumah sakit.
MISI Meningkatkan ketersediaan peralatan penunjang
pelayanan kesehatan baik peralatan medis maupun 1
non medis.
Meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh karyawan
0
rumah sakit.
Meningkatkan manajemen yang efektif dan efisien 0
67
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “Optimalisasi
Pelayanan Informasi obat (PIO) pada Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Buton ” dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN berupa Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA), maka penulis dapat menarik
kesimpulan antara lain:
1. Jumlah kegiatan yang terlaksana ada 4 (empat) kegiatan dengan jumlah tahapan
kegiatan 3-4 tahapan kegiatan sesuai dengan rancangan aktualisasi, di mana semua
nilai-nilai ANEKA teraktualisasi dalam setiap tahapannya.
2. Pemberian informasi obat pada kegiatan 3 terlaksana dengan baik dimana peserta
yang mengikuti edukasi pemberian informasi obat terdiri dari 10 peserta, namun
yang menyelesaikan seluruh tahapan hanya 9 peserta. 1 peserta tidak mengikuti post-
test. Dari hasil evaluasi kegiatan edukasi, terdapat adanya peningkatan pengetahuan
pada peserta edukasi yang mana menunjukkan adanya pengaruh setelah edukasi
pemberian informasi obat dan penyerahan leaflet.
3. Dengan terlaksananya seluruh kegiatan aktualisasi diharapkan mampu
mengoptimalkan pelayanan informasi obat (PIO) di RSUD Kabupaten Buton
dengan sasaran meningkatnya mutu pelayanan sehingga tujuan kegiatan dapat
terwujud sehingga isu yang diangkat terkait kurang optimalnya pelayanan
informasi obat (PIO) di rumah sakit umum daerah kabupaten buton dapat
terpecahkan/ terselesaikan.
5.2 Saran
1. Untuk peserta latsar diharapkan agar nilai-nilai ASN yang telah didapat selama latsar
dapat diterapkan dengan baik di tempat kerjanya masing-masing sehingga memberi
perubahan dalam pelayanan terutama pada bidang kesehatan khususnya kefarmasian.
2. Diharapkan agar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Buton dapat terus ditingkatkan pelayanannya sehingga mampu memberikan pelayanan
yang memuaskan kepada pasien.
68
5.3 Rencana Tindak Lanjut
Setelah pelaksanaan aktualisasi “Optimalisasi Pelayanan Informasi obat (PIO)
pada Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton ” maka rencana tindak
lanjut yang akan dilakukan yaitu:
1. Komitmen yang kuat untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima pada
masyarakat.
2. Berkoordinasi dengan kepala ruangan untuk melakukan pembuatan dan pencetakan
leaflet dan poster secara berkala.
69
DAFTAR PUSTAKA
70
LAMPIRAN
KEGIATAN 1
MEMBANGUN DUKUNGAN
DENGAN PIMPINAN
71
TAHAPAN KEGIATAN 1 : MENYIAPKAN BAHAN KONSULTASI
72
TAHAPAN KEGIATAN 3 : MEMINTA DAN MENCATAT ARAHAN DARI
PIMPINAN
73
LAMPIRAN
KEGIATAN 2
MENYIAPKAN BAHAN EDUKASI
74
TAHAPAN KEGIATAN 1 : MEMBUAT DESAIN POSTER
75
TAHAPAN KEGIATAN 2 : MEMBUAT DESAIN LEAFLET
76
77
TAHAPAN KEGIATAN 3 : KONSULTASI KEPADA MENTOR TENTANG
DESAIN POSTER DAN LEAFLET
78
TAHAPAN KEGIATAN 4 : PENCETAKAN POSTER DAN LEAFLET
79
LAMPIRAN
KEGIATAN 3
MELAKSANAKAN EDUKASI
PEMBERIAN INFORMASI OBAT
80
TAHAPAN KEGIATAN 1 : MEMBUAT BLANGKO DAFTAR PASIEN YANG
DIEDUKASI
81
TAHAPAN KEGIATAN 3 : MELAKSANAKAN PRE-TEST
82
83
TAHAPAN KEGIATAN 4 : MENEMPEL POSTER
84
85
TAHAPAN KEGIATAN 5 : MELAKSANAKAN EDUKASI
86
87
88
89
TAHAPAN KEGIATAN 6 : MEYERAHKAN LEAFLET
90
91
92
TAHAPAN KEGIATAN 7 : MELAKSANAKAN POST-TEST
93
94
95
LAMPIRAN
KEGIATAN 4
MELAKUKAN EVALUASI
96
TAHAPAN KEGIATAN 1 : MENGUMPULKAN DATA-DATA HASIL PRE-TEST
DAN POST-TEST
97
TAHAPAN KEGIATAN 2 : MEMBUAT TABULASI HASIL PRE-TEST DAN
POST-TEST
98
99
100
TAHAPAN KEGIATAN 3 : MEMBUAT GRAFIK CAPAIAN PEMBERIAN
INFORMASI OBAT
101
102
103
104
105