Oleh :
SELVI EKAPRATIWI, S.Kep.,Ns
NIP. 19920207 201903 2 006
NDH : 20
2020
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
Oleh :
COACH, MENTOR,
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Oleh :
Telah diterima dan diperbaiki sesuai masukan Penguji, Coach dan Mentor
pada Seminar/ Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi yang diselenggarakan
Pada tanggal 11 Juni 2020
Dr. Ir. I KETUT PUSPA ADNYANA, M. TP KAMAL N SIDIK T, S.ST., M.Pd SITTI YUSNI, AMK
NIP. 19590127 198803 1 004 NIP. 19780330 200901 1 005 NIP. 19780519 200012 2 003
Mengetahui :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan pelaksanaan aktualisasi
nilai-nilai dasar profesi ASN ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing kita menjadi manusia yang beradab.
Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat terwujud karena bantuan dan dorongan
banyak pihak. Dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi tenggara yang
telah mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar CPNS;
2. Kepala Dinas Badan Kepegawaian Kabupaten Bombana yang telah mendukung
kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar CPNS;
3. Kamal N. Sidik T, S.ST., M.Pd selaku Coach yang senantiasa dengan sabar dan teliti
dalam proses pembimbingan penyusunan laporan aktualisasi ini;
4. Sitti Yusni, AMK selaku mentor yang telah banyak memberikan arahan dan masukan
dalam penyusunan laporan aktualisasi ini;
5. Seluruh Widyaswara yang telah memberikan banyak ilmu terkait nilai dasar ASN
yang sangat bermanfaat khususnya pada saat kegiatan aktualisasi dan habituasi di unit
kerja;
6. Seluruh Panitia, Binsu yang telah memfasilitasi para peserta diklatsar dengan baik;
7. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan moril selama masa
latsar CPNS;
8. Suami tercinta Asbar Jum'ah, S.Pd yang selama kegiatan ini selalu memberikan
dukungan
9. Keluarga besar peserta diklatsar, khususnya angkatan LIII tahun 2020 yang selama ini
telah bersama-sama dalam mengikuti tahapan diklatsar.
Penulis menyadari bahwa laporan pelaksanaan aktualisasi ini masih banyak
kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena semua saran
yang bersifat membangun sangat diharaapkan guna mengoptimalkan perencaan dan pelaporan
kegiatan aktualisasi dan habituasi dari nilai dasar ASN nantinya serta dapat memberikan
manfaat untuk semua pihak.
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan
Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki fungsi yang tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik dan perekat serta pemersatu bangsa. Perwujudan fungsi ASN dijabarkan dalam
nilai-nilai dasar PNS sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) berupa nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA)
yang telah dipelajari dengan dibekali pemahaman tentang kedudukan dan peran ASN
yaitu Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta Whole of Government.
Calon ASN dituntut untuk mengimplementasikan nilai- nilai dasar profesi
ASN dan kedudukan serta peran ASN dalam NKRI, dalam melaksanakan tugasnya di
unit kerja masing-masing dalam bentuk sebuah “Hasil Aktualisasi”. Hasil aktualisasi
adalah suatu bentuk yang menggambarkan tentang cara Calon ASN dalam
menerjemahkan teori ke dalam praktik, mengubah konsep menjadi konstruk,
menjadikan gagasan sebagai kegiatan. Dengan demikian calon ASN diharapkan
mampu untuk mengaplikasikan secara langsung nilai-nilai dasar profesi ASN tersebut
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya masing- masing serta visi dan misi unit
kerja. Dalam hal ini unit kerja aktualisasi adalah Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Konawe Kepulauan.
Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 menjelaskan bahwa Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat. Dalam melakukan pelayanan kesehatan, terlibat beberapa petugas
kesehatan salah satunya perawat sehingga perawat harus mampu menjaga kerjasama
yang baik dengan klien dalam membantu memenuhi kebutuhan kesehatan klien,
maupun dengan tenaga kesehatan lain dalam rangka membantu mengatasi masalah
klien adalah dengan berkomunikasi. Dalam dunia kesehatan, interaksi dan komunikasi
antara perawat dengan pasien merupakan satu hal yang sangat penting. Pentingnya
komunikasi juga tertuang dalam Undang - Undang No. 38 tahun 2014 tentang
keperawatan dalam pasal 38 yang salah satunya yaitu klien wajib mendapatkan
informasi secara benar, jelas dan jujur tentang tindakan keperawatan yang akan
dilakukan.
Komunikasi antara perawat dengan pasien dapat menjadi sebuah obat bagi
pasien. Selain untuk memberikan pelayanan kesehatan untuk pasien, kehadiran
perawat bagi pasien juga memberi kenyamanan bagi pasien. Dalam memberikan
kenyamanan kepada pasien, perawat dapat melakukannya dengan cara memberikan
komunikasi yang dilakukan dengan rencana secara sadar dan bertujuan, serta
kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi yang dilakukan oleh
perawat semacam ini dalam konteks kesehatan dikenal dengan istilah ‘komunikasi
terapeutik’. Berdasarkan hal tersebut maka, perawat memerlukan strategi dan karya
yang inovatif. Sesuai dengan tugas pokok perawat yaitu melakukan komunikasi
terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.
Dari observasi yang dilakukan selama bekerja di RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan, penulis menemukan pasien atau keluarga pasien yang mengeluhkan
tentang pelayanan Rumah Sakit yang masih kurang optimal, selain itu dari penilaian
kotak saran mengenai kepuasan pasien dilihat lebih banyak kotak ketidak puasaan
pasien terhadap pelayanan Rumah Sakit yang terisi.
Berdasarkan data rekapitulasi sumber daya manusia RSUD Kabupaten
Konawe Kepulauan diperoleh jumlah perawat adalah 61 orang yang terdiri dari latar
belakang pendidikan yang berbeda yaitu Ners 32 orang, S1 Keperawatan 1 orang dan
D3 Keperawatan 28 orang. Latar belakang pendidikan yang berbeda sangat
mempengaruhi pemahaman dan tingkat kemampuan seorang perawat dalam
menerapkan komunikasi terapeutik.
Oleh karena itu perlu adanya peningkatan dalam komunikasi terapeutik oleh
perawat, hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan pelayanan bagi petugas
kesehatan di Rumah sakit. Berdasarkan latar belakang tersebut untuk menyelesaikan
isu kurang optimalnya komunikasi terapeutik, penulis mengangkat gagasan
pemecahan isunya yaitu Optimalisasi Penerapan Komunikasi Terapeutik dalam
Pemberian Asuhan Keperawatan Rawat Jalan di RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan.
B. Tujuan
a. Umum
Sebagai pelayan masyarakat, penulis diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi) dan mengetahui kedudukan dan peran profesi ASN dalam NKRI
(manajemen ASN, whole of government, pelayanan publik). Serta dapat
menyelesaikan permasalahan dan memberikan perubahan yang positif di lingkungan
kerja kita.
b. Khusus
Meningkatkan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan petugas (perawat) dalam
pemberian asuhan keperawatan
C. Manfaat
a. Manfaat untuk penulis
Meningkatkan kemampuan penulis selaku seorang perawat yang mampu
menerapkan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi ) dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan dengan tehnik komunikasi terapeutik yang memberikan efek terapi pada
pasien.
D. Ruang lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan aktualisasi adalah di RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan yang menerapkan nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk
meningkatkan penerapan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi lapangan (off class) ini dilaksanakan berdasarkan
kalender Latihan Dasar CPNS Golongan III lingkup Pemerintah Kabupaten Konawe
Kepulauan, yaitu dimulai tanggal 06 Maret – 12 April 2020. Lokasi pelaksanaan kegiatan
aktualisasi ini bertempat di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan.
Kegiatan yang akan dilakukan yaitu menyusun SOP, Sosialisasi SOP yang telah disusun,
monitoring perawat dalan penerapan komunikasi terapeutik dan melakukan evaluasi pada
pasien terrkait komunikasi perawat pada pasien.
Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan
kerjasama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien.
Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi tindakan yang
dilakukan oleh perawat.
Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh
kualitas hubungan perawat-klien, Bila perawat tidak memperhatikan hal ini, hubungan
perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang
mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan mulai dibangun
pada Tahun Anggaran 2016. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe
Kepulauan terletak di ibu Kota Konawe Kepulauan tepatnya di Desa Pasir Putih,
Kecamatan Wawonii Barat yang mempunyai luas lahan 80.000 m² dan luas
bangunan 3.511 m². RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan terletak pada garis
bujur 4.024602 dan garis lintang 122.990724.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan adalah Rumah
Sakit yang berada di Kabupaten Konawe Kepulauan. Kabupaten Konawe
Kepulauan sendiri adalah salah satu Daerah Otonom Baru (DOB) yang
dimekarkan dari Kabupaten Konawe berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun
2013 tanggal 11 Mei 2013.
Secara kelembagaan RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan dibentuk pada
bulan September 2014, terdaftar di Kementerian Kesehatan RI pada tanggal 4
Februari 2015. RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan terletak di wilayah
Kecamatan Wawonii Barat, tepatnya menempati bangunan gedung Puskesmas
Langara.
Berdasarkan Surat Dinas Penanaman Modal, PTSP, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi kabupaten Konawe Kepulauan nomor 503/DPM-PTSP,
NAKERTRANS-III/2017 tanggal 2 maret 2017, tentang Izin Operasional Rumah
Sakit Kabupaten Konawe Kepulauan, memberikan izin operasional Rumah Sakit
Umum Daerah kabupaten Konawe Kepulauan Type D untuk menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan Daerah Kab. Konawe Kepulauan, dimana tugas pokok
danfungsi lembaga teknis Rumah Sakit Umum Daerah Konawe Kepulauan yang
merupakan unsur pendukung dari tugas pemerintahan dimana Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan dipimpin oleh direktur yang
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
daerah dan secara teknis operasional memperoleh pembinaan dari dinas
kesehatan. Jenis dan Jumlah Ketenagaan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Konawe Kepulauan Tahun 2020menurut Kualifikasi Pendidikan sebanyak 173
Orang.
. Pelayanan rawat jalan RSUD kabupaten Konawe Kepulauan terdiri dari Poli
Umum, Poli Gigi dan Poli KIA.
Jenis dan Jumlah Ketenagaan Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Konawe
Kepulauan
HONOR/
NO KUALIFIKASI PENDIDIKAN PNS JUMLAH
KONTRAK
I Tenaga Medis
1 Dokter Umum + Interesensif 3 4 7
2 Dokter Spesialis Bedah - - -
Dokter Spesialis Penyakit
3 - - -
Dalam
4 Dokter Spesialis Kes.Anak - - -
5 Dokter Spesialis Obgyn - - -
6 Dokter Spes THT - - -
7 Dokter Spes Anastesi - - -
7 Dokter Gigi 1 1
Sub Total 4 4 8
II Tenaga Keperawatan
1 Perawat Profesional (Ners) 23 9 32
2 Sarajana Keperawatan - 1 1
3 Perawat Vokasi (D3/D4) 5 23 28
Perawat Kesehatan Gigi
4 6 2 8
( AMKG )
5 Bidan 5 20 25
6 Fisioterapis - 1 1
Sub Total 39 56 95
III Tenaga Kefarmasian
1 Apoteker 4 1 5
2 S1 Farmasi - 1 1
3 D3 Farmasi - 6 6
Sub Total
4 8 12
IV Tenaga Kesehatan Masyarakat
1 S2 Kesehatan Masyarakat - - -
2 S1 Kesehatan Masyarakat 13 2 15
Sub Total 13 2 15
V Tenaga Gizi
1 S1 Gizi - 2 2
2 D3 Gizi 4 1 5
2 Elektromedis 1 - 1
3 Analis Kesehatan 5 3 8
4 Sanitarian - 1 1
5 Perekam Medis 4 - 4
Sub Total 12 4 16
1 S1 Komputer - 1 1
2 D1 Komputer - - -
3 D3 Lainnya - - -
Sub Total - 1 1
X SLTA / SLTP / SD
1 SMA Sederajat - 9 9
2 SLTP Sederajat - - -
Sub Total - 9 9
B. Struktur Organisasi
Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan
(Lembaran Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016 Nomor 3); Adapun
struktur organisasi RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan dan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015 Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
adalah sebagai berikut :
1. Direktur;
2. Sub Bagian Tata Usaha, terdiri dari: Humas yang membawahi Tim PKRS dan Case
manager
3. Sub Bagian Perencanaan;
4. Seksi Pelayanan Medis;
5. Seksi Pelayanan Keperawatan, terdiri dari:
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Rawat Inap
6. Seksi Penunjang Medis, terdiri dari:
a. Instalasi Rekam Medis
b. Instalasi Farmasi
c. Instalasi Gizi
d. Unit Laboratorium
e. Unit CSSD
f. Unit Loundry
g. IPSRS
Adapun Bagan struktur organisasi RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan
sebagai berikut :
Gambar 1
b. Jenis-Jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang lebih
tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
c. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan, yaitu:
1) Akuntabilitas Personal;
2) Akuntabilitas Individu;
3) Akuntabilitas Kelompok;
4) Akuntabilitas Organisasi, dan
5) Akuntabilitas Stakeholder
d. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a relationship);
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results oriented) ;
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability requires
reporting);
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless
without consequences) , dan
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves performance).
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri;
sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau
aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas,
integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan (Kamus Besar
Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri dan
pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara.Dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara.Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.PNS dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam
Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
c. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-hak
individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan
hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai
nila-nilai yang dianut :
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
e. Anti Korupsi
Keselarasan tersebut akan mengurangi dilema etik dan menjadi payung bagi
kontribusi Anda dalam membangun sistem integritas .Penanaman nilai integritas
dapat dilakukan dengan pendekatan beragam cara, diantaranya melalui Kesediaan,
Identifikasi dan Internalisasi. Tingkat permanensi penanaman ataupun perubahan
sikap dan perilaku melalui pendekatan internalisasi akan lebih permanen
dibandingkan dengan identifikasi dan kesediaan .Nilai, keyakinan, kebiasaan, dan
konsep diri manusia terdapat pada area bawah sadar. Untuk melakukan
penanaman atau perubahan nilai, keyakinan, kebiasaan dan konsep diri, perlu
dilakukan dengan pendekatan atau teknik khusus yang cocok untuk bawah sadar.
Teknik-teknik khusus untuk bawah sadar dapat dilakukan apabila kemampuan
Anchoring, Utilisasi, Rileksasi, Amplifiying, Modality,Asosiasi dan Sugesti dikuasai
dengan baik, kemampuan tersebut disingkat menjadi AURA MAS.! Tunas Integritas
adalah individu yang terpilih untuk memastikan lebih banyak lagi personil
organisasi yang memiliki integritas tinggi serta berkiprah nyata dalam membangun
sistem integritas di organisasinya .
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal.
1. Penguatan koordinasi antar lembaga, penguatan koordinasi dapat dilakukan jika
jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan
manageable. Dalam prakteknya, span of control atau rentang kendali yang
rasional akan sangat terbatas. Salah satu alternatifnya adalah mengurangi jumlah
lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah
koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat
dilakukan lebih mudah;
2. Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga terpisah dan
permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau kementerian
adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya
diberikan status kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara
dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya;
3. Membentuk gugus tugas yang merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luar struktur formal, yang sifatnya tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber daya
yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari lingkungan
formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi,dan
4. Koalisi sosial, ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar
sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam
koordinasi ini. Di Australia dalam masa pemerintahan Howard melakukan hal ini
dengan mendorong inisiatif koalisi sosial antar aktor pemerintah, bisnis dan
kelompok masyarakat. Koalisi sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai
dan persepsi tentang suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi
alamiah.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek antara
lain adalah: kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi, serta
kepemimpinan. Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. enis pelayanan publik yang
dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah Pelayanan yang Bersifat
Adminisitratif, Pelayanan Jasa, Pelayanan Barang, Pelayanan Regulatif,
2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan
jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN
berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya
tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut: Pelaksana kebijakan public,
Pelayan publik, serta Perekat dan pemersatu bangsa
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku
ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode
perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
3. Pelayanan Publik
Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik menyatakan
bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur
penting dalam pelayanan publik, yaitu pertama, organisasi penyelenggara pelayanan
publik, kedua, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi
yang berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh
penerima layanan (pelanggan). Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki
rivalry (rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa publik
yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh sektor swasta
karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-excludable, serta cara
mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public Management (NPM)
dan seterusnya menjadi New Public Service (NPS). Definisi pelayanan publik dalam
UU No. 25 Tahun 2009 sangat sempit, karena ruang lingkup pelayanan yang
disebut sebagai pelayanan publik sangat terbatas, dan bentuk kegiatan pelayanan
public sebagaimana diatur dalam pasal 5 ayat 3 dan 4 juga sangat sempit karena
pelayanan kebutuhan barang publik bagi masyarakat hanya diartikan sebagai
pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah. Sembilan prinsip pelayanan publik
yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah: Partisipatif, Transparan,
Responsif, Non Diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien, Aksesibel,
Akuntabel, dan Berkeadilan.
Bentuk-bentuk patologi birokrasi antara lain: Penggelembungan Organisasi,
Duplikas Tugas dan Fungsi, Red Tape, Konflik Kewenangan, Korupsi Kolusi dan
Nepotisme, dan Enggan Berubah. Budaya birokrasi yang melayani masyarakat dapat
dioperasionalisasikan dengan cara: memiliki kode etik untuk mengatur hal-hal apa
saja yang secara etis boleh dan tidak boleh dilakukan, menjadikan prinsip melayani
sebagai suatu kebanggaan, memiliki code of conduct atau SOP yang jelas dalam
memberikan pelayanan, memiliki etika profesionalisme sebagai seorang birokrat.
Prinsip-pinsip pelayanan prima antara lain: Responsif terhadap pelanggan/memahami
pelanggan, Membangun visi dan misi pelayanan, Menetapkan standar pelayanan dan
ukuran kinerja pelayanan, Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait
bagaimana memberikan pelayanan yang baik, Memberikan apresiasi kepada pegawai.
Tujuh Sikap pelayanan, antara lain: Passionate, Progressive, Proactive, Promt,
Patience, Proporsional, Puctional.
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya
memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang
harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket pelayanan yang perlu diperhatikan
oleh ASN terhadap pengguna jasa pada umumnya adalah sebagai berikut: Sikap/
perilaku, Ekspresi wajah, Penampilan, Cara berpakaian, Cara berbicara, Cara
mendengarkan, Cara bertanya. Beberapa etiket dasar yang seharusnya dilakukan oleh
ASN antara lain: Politeness, Respectful, Attentive, Cooperatif, Tolerance,
Informality, Self Control.
Beberapa manfaat dari etiket antara lain: Communicative, Attractive,
Respectable, dan Self Confidence.Beberapa praktik etiket dalam pelayanan: Etiket
dalam menyampaikan salam, Etiket dalam berjabat tangan, Etiket dalam menerima
tamu, Etiket dalam bertamu/menerima tamu, dan Etiket dalam menangani keluhan
pelanggan.
b. Akar permasalahan
Kepedulian perawat
Gambar 2
d. Dampak Isu
Isu yang diangkat bersumber dari pelayanan publik. Dampak yang dapat terjadi
apabila isu “Kurang optimalnya komunikasi terapeutik perawat dalam pemberian
asuhan keperawatan” tidak dituntaskan melalui solusi pemecahan isu, antara lain :
1. Menurunnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan publik di
bidang kesehatan;
2. Menurunnya kredibilitas atau tingkat kepercayaan publik pada pelayanan
kesehatan
Tabel 2.1 Deskripsi Kegiatan “Menyusun SOP Komunikasi Terapeutik”
Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Menyusun SOP 1. Melakukan Persetujuan dari a. Akuntabilitas: Saya akan Kegiatan
komunikasi konsultasi pimpinan untuk bertanggungjawab pada kegiatan berkontribusi pada visi
terapeutik dengan pimpinan melaksanakan yang akan saya lakukan Menjadi Rumah Sakit
kegiatan b. Nasionalisme: Pada saat yang berkualitas dan
berkonsultasi pada pimpinan saya
menjadi kepercayaan
menggunakan bahasa indonesia
yang baik dan benar publik di Kabupaten
c. Etika Publik: Pada saat Konawe Kepulauan
berkonsultasi pada pimpinan saya Rumah Sakit
besikap Sopan dan santun belum memiliki
Sebgaimana Misi
d. Komitmen Mutu: Dalam Nilai Organisasi
melakukan konsultasi dilakukan Rumah sakit
secara langsung agar komunikasi
berjalan efektif Mewujudkan pelayanan
e. Anti Korupsi: Dalam melakukan yang berkualitas dan
konsultasi menerapkan nilai-nilai terakreditasi dengan
kejujuran.
menggutamakan
keselamatan pasien dan
kepuasan pelanggan
26
2. menyusun Tersedianya SOP a. Akuntabilitas : saya menyiapkan
SOP yang baik sesuai dengan
rancangan Komunikasi
tanggungjawab program
komunikasi terapeutik Aktualiasasi yang saya akan
laksanakan
terapeutik
b. Nasionalisme : saya membuat
SOP sesuia dengan susunan dan
tatanan bahasa yang baik
c. Etika Publik : Berkoordinasi
dengan pimpinan tentang SOP
yang dikumpulkan menggunakan
bahasa yang ramah,sopan dan
santun
d. Komitmen Mutu: saya
menyediakan SOP sebagai bahan
acuan pelaksaan tindakan yang
baik dan sesaui untuk
tersampainya tujuan
e. Anti Korupsi : materi diperoleh
dari sumber yang terpercaya
27
d. Komitmen Mutu Saya membuat
SOP dengan Teliti, Cermat, dan
Sesuai Prosedur pembuatan SOP
e. Anti Korupsi: Dalam SOP yang
dibuat ditetapkan waktu
pelaksaan atau penggunaan SOP
yang tepat.
28
Sebgaimana Misi Rumah
sakit
e. Anti korupsi : Dalam melakukan
Menyediakan sumber daya
kegiatan menerapkan nilai-nilai
kejujuran. manuasia kesehatan yang
berkompetensi dan
2. Mempersiapkan a. Akuntabilitas: saya menyiapkan profesional di bidangnya
materi yang baik sesuai dengan
materi
tanggungjawab program
sosialisasi Aktualiasasi yang akan saya
laksanakan
b. Nasionalisme: saya membuat materi
dengan susunan dan tatanan bahasa
yang baik
Tersedianya c. Etika Publik: Melakukan konsultasi
materi dengan pimpinan tentang materi
sosialisasi yang dikumpulkan menggunakan
bahasa yang ramah,sopan dan santun
d. Komitmen Mutu: saya
menyediakan materi sebagai bahan
sosialisasi dengan baik dan sesaui
untuk tersampainya materi yang baik
e. Anti Korupsi: materi diperoleh dari
sumber yang terpercaya
29
menunjukan rasa hormat dalam
mengundang peserta sosialisasi
d. Komitmen Mutu Saya membuat
surat dengan Teliti, Cermat, dan
Sesuai Prosedur pembuatan surat
undangan
e. Anti Korupsi: Dalam surat
undangan telah ditetapkan waktu
pelaksaan sosialisasi
a. Akuntabilitas: Bertanggungjawab
Tersedisnya
atas kesiapan tempat
4. Mempersiapkan tempat b. Naisonalisme: Mempersiapkan
tempat sosialisasi tempat dengan bekerja sama dengan
sosialisasi
Tata Usaha
c. Etika Publik: Kebersihan,
kerapihan dan kenyamanan ruangan
d. Komitmen Mutu: Ruangan
sosialisasi bersih, rapih dan nyaman
Anti Korupsi: Meminjam ruangan
aula rumah sakit pada pimpinan
rumah sakit
30
a. Akuntabilitas: membawakan materi
sosialisasi kepada seluruh peserta
5. Melaksanakan Terlaksananya b. Nasionalisme: Melaksanakan
Sosialisasi sosialisasi Musyawarah untuk kegiatan
sosialisasi yang akan dilakukan
c. Etika Publik menerapkan sopan
santun dan saling menghormati
dalam melakukan sosialisasi
d. Komitmen Mutu: materi yang
dibawakan sesuai dengan apa yang
telah disiapkan
e. Anti Korupsi: materi dibawakan
dengan kejujuran
31
Tabel 2.3 Deskripsi Kegiatan “Monitoring Perawat dalam Penerapan Komuniaksi Terapeutik”
32
dilakukan secara langsung
agar komunikasi berjalan
efektif
e. Anti Korupsi: Melakukan
pendampingan dengan jujur
dan adil kepada semua
perawat
Tabel 2.4 Deskripsi Kegiatan “Melakukan Evaluasi Pada Pasien mengenai Komunikasi Perawat”
33
memaparkan rencana kegiatan teraksreditasi dengan
untuk pelaksanaan evaluasi mengutamakan
e. Anti Korupsi: Saya mengatakan keselamatann pasien dan
kepuasaan pelanggan
dengan jujur semua yang akan
• Mewujudkan tata kelola
saya lakukan
rumah sakit yang
profesionalisme,
integritas, beretika, dan
akuntabel.
34
c. Melaksanakan 1. Terlaksana- a. Akuntabilitas: Mampu
evaluasi dengan nya evaluasi mempertanggungjawabkan hasil
pembagian media evaluasinya
penilaian b. Nasionalisme : Melaksanakan
evaluasi dengan Kejujuran dan
Berkeadilan
c. Etika Publik: membagikan
media penilaian dengan sopan
d. Komitmen Mutu:
Menyampaikan hasil sesuai
dengan standar yang diharapkan
e. Anti Korupsi: membagikan
media penilaian secara mandiri
35
e. Anti Korupsi: membuat laporan
sesuai dengan apa yang terjadi
atau dengan kata lain secara
transparansi
36
37
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
Tahapan aktualisasi dan habituasi dilaksanakan di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan. Adapun capaian aktualisasi adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Capaian Aktualisasi
Waktu
N
Kegiatan Output Pelaksanaa Nilai Dasar Keterangan
o
n
1 2 3 4 5 6
1 Menyusun SOP Adanya SOP Komunikasi Akuntabilitas : Tanggungjawab, Kejelasan Terlaksana
Komuniaksi Terapeutik serta
Terapeutik terlaksannya SOP 11-13 Nasionalisme : Kerja Keras, Musyawarah
38
A. Hasil Aktualisasi
Tabel 3.2 Hasil Aktualisasi
40
41
Gambar 3.2 : Menyusun rancangan SOP
3 Meminta Setelah saya Diperoleh saran Akuntabilitas, dalam mengusulkan SOP “Visi RS Menjadi Rumah Sakit
persetujuan menyusun mengenai komunikasi terapeutik kepada pimpinan, saya yang berkualitas dan menjadi
pimpinan rancangan rancangan SOP menerapkan nilai tanggung jawab atas SOP kepercayaan publik di Kabupaten
terkait SOP saya yang berkaitan yang telah saya buat dengan cara Konawe Kepulauan
yang dibuat konsultasi dengan tahapan menyelesiakan SOP sesuai target waktu yang
ke pimpinan komuniaksi diberikan sehingga SOP disetujui oleh
dan terapeutik serta pimpinan dan dapat segera diterapkan dalam
meminta mendapatkan proses pelayanan pasien. Misi RS
persetujuan persetujuan dan Nasionalisme, dalam memina persetujuan
terkait SOP pengesahan SOP pimpinan terkait SOP yang telah saya buat “Mewujudkan pelayanan yang
yang dibuat Komunikasi saya menyampaikannya dengan bahasa berkualitas dan terakreditasi
Terapeutik. indonesia yang baik serta meminta saran jika dengan mengutamakan keselamatan
42
ada yang perlu diperbaiki sehingga pimpinan pasien serta kepuasan pelanggan”
memberikan masukan dan menyetujui SOP
yang telah dibuat lalu di sahkan untuk
diterapkan dalam melakukan pelayanan pada
pasien.
Etika Publik, saat mengusulkan rancangan
SOP yang telah dibuat menggunakan bahasa Dengan mengusulkan SOP maka
Indonesia dengan sopan santun, sehingga petugas mempunyai pedoman dalam
pimpinan merasa dihargai dan menyetujui SOP pelayanan terutama mengenai
yang telah dibuat. komunikasi pada pasien serta keluarga
Komitmen Mutu, saat mengusulkan sehingga akan meningkatkan
rancangan SOP yang telah dibuat saya kepercayaan dan kepuasan pasien serta
mendengarkan dengan baik saran yang keluarga terhadap pelayanan RS.
diberikan oleh pimpinan dan menyempurnakan
SOP yang dibuat sesuai dengan saran yang
diberikan secara efektif dan efisien sehinggga
SOP terselesikan dengan tepat waktu dan Nilai Organisasi :
segera ditanda tangani oelh pimpinan.
Anti Korupsi, dalam mengusulkan SOP yang “Rumah Sakit belum memiliki nilai
telah dibuat saya melakukannya dengan jujur organisasi”
sesuai dengan standar yang seharusnya
sehingga SOP dapat bermanfaat bagi pelayanan
rumah sakit.
43
Gambar 3.3 : meminta persetujuan pimpinan
Nilai Organisasi :
46
Gambar 3.4 : konsultasi dengan mentor
2 Mempersiap Tahapan ini Adanya materi Akuntabilitas, saya menyusun materi dengan Visi RS
kan materi saya mulai komunikasi penuh rasa tanggungjawab tanpa
sosialisasi dengan terapeutik dan meninggalkan tugas pokok saya sebagai “Menjadi Rumah Sakit yang
mencari contoh SOP pemberi asuhan keperawata sehingga antara berkualitas dan menjadi
materi komuniaksi tugas pokok dan tambahan tidak terbengkalai. kepercayaan publik di
tentang terapeutik. Kabupaten Konawe Kepulauan”
komunikasi Nasionalisme, dalam mempersiapkan materi
terapeutik ini saya bekerja keras demi terselesaikannya
47
dan contoh materi sosisalisasi sehingga materi yang
SOP disampaikan nantinya sesuai standar yang
komunikasi seharusnya. Misi RS
terapeutik.
Etika Publik, saya menyususn materi “Mewujudkan pelayanan yang
sosisalisasi dengan kalimat yang sopan dan berkualitas dan terakreditasi
santun sehingga materi mudah di phami oleh dengan mengutamakan
perawat keselamatan pasien serta
kepuasan pelanggan”
Komitmen Mutu, materi sosisalisasi yang di
sampaikan sesuai standar komunikasi “Menyediakan sumber daya
terapeutik dalam pemberian asuhan manusia kesehatan yang
keperawatan sehingga dalam penerapannya berkompetensi dan professional
dapat meningkatkan mutu melayanan pada di bidangnya”
pasien / masyarakat.
“Menyediakan sumber daya
Anti Korupsi, dalam menyususn materi manusia kesehatan yang
sosialisasi saya menggunakan sumber yang berkompetensi dan professional
terpercaya dan menyusunnya secara jujur di bidangnya”
sesuai sumber sehingga materi yang tersusun
sesuai dengan standar yang seharusnya. “Mewujudkan tata kelola rumah
sakit yang profesionalisme,
integritas, beretika, dan
akuntabel”
Nilai Organisasi :
49
3 Membuat Yang saya Tersedianya surat Akuntabilitas, saya bertanggung jawab bahwa Visi RS
surat lakukan undangan dan surat pembeitahuan yang saya buat sesuai
undangan pada tahap daftar hadir dengan hasil diskusi dan persetujuan mentor “Menjadi Rumah Sakit yang
dan daftar ini adalah sosialisasi dan pimpinan. berkualitas dan menjadi
hadir membuat kepercayaan publik di
surat Nasionalisme, surat pemberitahuan yang saya Kabupaten Konawe Kepulauan”
pemberitahu buat sebagai bentuk rasa saling mengormati
an tentang pada peserta sosialisasi. Misi RS
pelaksanaan
sosialisasi Etika Publik, surat pemberitahuan yang saya “Mewujudkan pelayanan yang
ang di buat menggunakan bahasa yang sopan. berkualitas dan terakreditasi
setujui atau dengan mengutamakan
di tanda Komitmen Mutu, saya membuat surat keselamatan pasien serta
tangani oleh pemberitahuan lalu memberikan pada peserta 1 kepuasan pelanggan”
pimpinan hari sebelum pelaksanaan kegiatan agar
pelaksanaan sosialisasi lebih efisien. “Menyediakan sumber daya
manusia kesehatan yang
Anti Korupsi, dalam proses pembuatan surat berkompetensi dan profesional di
pemberitahuan saya menggunakan dana bidangnya”
pribadi. Nilai yang dapat saya aktualisasikan
yaitu nilai jujur. “Mewujudkan tata kelola rumah
sakit yang profesionalisme,
integritas, beretika, dan
akuntabel”
50
Nilai Organisasi :
51
4 Mempersiap Yang saya Tersedianya tempat Akuntabilitas, saya mempersiapkan tempat Visi RS
kan tempat laukakn sosialisasi sosialisasi sebagai bentuk tanggung jawab
sosialisasi pada untuk melaksanakan sosialisasi sehingga “Menjadi Rumah Sakit yang
tahapan ini sosialiasasi dapat terlaksana. berkualitas dan menjadi
yaitu kepercayaan publik di
menyiampa Nasionalisme, saya menyiapkan ruang Kabupaten Konawe Kepulauan”
k tempat sosialisasi dengan bergotong royong di bantu
untuk dengan teman sejawat sehingga penyiapan Misi RS
sosialisasi, tempat sosialisasi tidak membutuhkan waktu
meyusun yang lama “Mewujudkan pelayanan yang
kursi, berkualitas dan terakreditasi
mengatur Etika Publik, saya meminta izin pada dengan mengutamakan
meja dan pimpinan untuk menggunakan ruangan tempat keselamatan pasien serta
membersihk sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kepuasan pelanggan”
an ruangan. sopan sehingga diberikan izin oleh pimpinan
untuk mengggunakan tempat sosialisasi “Menyediakan sumber daya
manusia kesehatan yang
Komitmen Mutu, saya menggunakan ruangan berkompetensi dan professional
poli rawat jalan sebagai tempat sosialisasi di bidangnya”
karena ruangannya tidak terlalu luas dimana
peserta sosialisasi tidak terlalu bnyak sehingga “Mewujudkan tata kelola rumah
penyampaian sosialsisasi nantinya dapat sakit yang profesionalisme,
berjalan dengan efisien. integritas, beretika, dan
akuntabel”
Anti Korupsi, saya menyiapkan ruangan
dengan penuh kerja keras dan teliti sehingga
sosialisasi dapat berlangsung secara maksimal.
Kegiatan ini mendukung Misi RS
yaitu menyediakan SDM kesehatan
yang berkompetensi dn profesional
di bidangnya.
52
Nilai Organisasi :
53
perorangan tersampaikan dengan baik dan dipahami. Misi RS
Nilai Organisasi :
54
Gambar 3.8 : Melakukan sosialisasi
Nilai Organisasi :
56
Gambar 3.9 : Melakukan konsultasi pada mentor
57
yang sopan dan santun pasien serta kepuasan pelanggan”
Anti Korupsi, tahap ini merupakan bentuk “Mewujudkan tata kelola rumah
kepedulian saya terhadap proses pelayanan dan sakit yang profesionalisme,
kualitas RS. integritas, beretika, dan akuntabel”
Nilai Organisasi :
58
Gambar 3.10 : Melakukan monitoring pada perawat
60
Gambar 3.11 : melakukan konsultasi dengan mentor
Nilai Organisasi :
“Rumah Sakit belum memiliki
nilai organisasi”
62
Gambar 3.12 : Menyiapkan bahan sosialisasi
63
terhadap masyarakat. keselamatan pasien serta kepuasan
pelayanan Anti Korupsi, kegiatan ini dilaksanankan pelanggan”
kami terkait dengan jujur tanpa ada rekayasa sehingga hasil
komunikasi kegiatan dapat dijadikan acuan untuk “Menyediakan peralatan, fasilitas
membenahi kualitas rumah sakit. dan sarana prasarana yang aman
dan mutakhir”
Nilai Organisasi :
“Rumah Sakit nelum memiliki
nilai organisasi”
64
Gambar 3.13 : pembagian media evaluasi pada pasien
Nilai Organisasi :
“Rumah sakit belum memiliki
nilai organisasi”
66
Gambar 3.14 : hasil evaluasi pasien
B. Analisis Dampak
67
2. Pada saat melakukan kegiatan sosialisasi komunikasi terapeutik pada perawat untuk menyamakan persepsi tidak menerapkan
tanggungjawab (akuntabilitas) maka sosialisasi yang dilakukan tidak akan terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan, bila
pelaksanaan sosialisasi tidak disampaikan menggunakan bahasa indonesia (nasionalisme) yang baik dan benar maka materi sosialisasi
tidak dapat tersampaikan dengan baik dan sulit dimengerti, bila sosialisasi tidak dilakukan secara sopan dan santun (etika publik ) maka
peserta sosialisasi akan mengacuhkan proses kegiatan yang berlangsung, bila sosialisasi dilakukan secara efektif dan efisien (komitmen
mutu) maka capaian hasil sosialisasi tidak akan sesuai dengan target yang telah direncanakan, serta bila dalam kegiatan sosialisasi tidak
menerapkan sikap jujur (antikorupsi) dalam penyampaian materi sosialisasi maka tujuan kegiatan tidak akan tersampaikan dengan baik
sesuai dengan standar yang seharusnya dan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan.
3. Bila sikap tanggungjawab (akuntabilitas) tidak dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan monitoring perawat terkait komunikasi terapeutik
maka kegiatan tidak akan terlaksana, bila kegiatan monitoring tidak dilakukan dengan penuh semangat (nasionalisme) maka kegiatan
monitoring tidak akan terlaksanan dengan maksimal, bila kegiatan monitoring dilakukan tidak mengedepankan sopan santun (etika
publik) maka kegiatan tidak akan berjalan dengan lancar, bila kegiatan tidak dilakukan secara efektif dan efisien (komitmen mutu) maka
kegiatan tidak akan mencapai hasil yang baik sesuai yang diharapkan, serta jika dalam pelaksanaan kegiatan monitoring tidak dilakukan
dengan jujur (anti korupsi) maka hasil yang diharapkan dari kegiatan tidak akan tercapai.
4. Bila sikap tanggungjawab (akuntabilitas) tidak diterapkan saat melakukan kegiatan evaluasi pada pasien terkait komunikasi perawat,
maka kegiatan tidak akan terlaksana, bila kegiatan evaluasi tidak dilakukan dengan penuh semangat dan kerja keras (nasionalisme)
maka kegiatan evaluasi tidak akan terselesaikan sesuai target,bila kegiatan evaluasi tidak dilakukan dengan santun (etika publik) maka
kegiatan evaluasi tidak akan berjalan lancar, bila pelaksanaan kegiatan evaluasi tidak dilakukan seecara efektif dan efisien (komitemen
mutu) maka hasil evaluasi tidak akan dicapai, serta bila kegiatan evaluasi tidak dilaporkan dengan jujur (anti korupsi) maka tujuan
kegiatan tidak akan tercapai seperti apa yang diharapkan guna peningkatan kualitas pelayanan.
No Kendala/Permasalahan Antisipasi/Solusi
1 2 3
1 Akses internet yang masih cukup kurang atau sulit serta jaringan Modifikasi pemanfaatan sumber daya yang ada guna
69
yang jelek didaerah tempat tinggal dan tempat tugas penulis, melancarkan proses pembuatan SOP yaitu dengan cara
sehingga agak menghambat dalam mencari sumber referensi mencari referensi di tengah malam saat jaringan internet
dalam penyusunan SOP bagus.
2 Terjadinya pandemi Covid-19 sehingga tidak memungkinkan Sosialisasi dilakukan dengan cara perorangan
untuk mengumpulkan petugas sekaligus dalam sebuah rungan
untuk melakukan sosialisasi
Jam kerja petugas poli yang bersamaan membuat penulis tidak Memanfaatkan waktu yang ada sebisa mungkin untuk
dapat memonitoring seluruh petugas dalam waktu bersaan di hari menyempatkan melakukan monitoring pada petugas dalam
3
yang sama dalam penerapan komuniaksi terapeutik dalam beberapa hari.
melakukan pelayanan.
4 Jumlah pasien yang berkunjung masih sedikit dan berulang hanya Peserta memerlukan waktu yang cukup lama sekitar 30 hari
pasien yang sama. untuk dapat mengumpulkan hasil evaluasi.
70
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “Optimalisasi Penerapan
Komunikasi Terapeutik Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Rawat Jalan di
RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan” dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN
berupa Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi
(ANEKA), maka penulis menarik kesimpulan, yaitu :
1. Teraktualisasinya nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) dan kedudukan serta fungsi ASN
dalam pelaksanaan tugas pokok penulis sebagai Perawat Ahli Pertama Di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan
2. Terwujudnya pelayanan Kesehatan yang bermutu, meningkatnya kepuasan pasien
terhadap pelayanan Rumah Sakit yang di berikan perawat rawat jalan di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan terkait komukasi terapeutik
setelah dilakukan:
a. Penyusunan SOP komunikasi terapeutik
b. Sosialisasi SOP komunikasi terapeutik
c. Melakukan monitoring pada perawat mengenai penerapan komuniaksi terapeutik
d. Evaluasi kepuasan pasien terhadap komukasi yang dilakukan oleh perawat
dalam pemberian asuhan keperawatan
3. Dengan teraktualisasinya nilai-nilai dasar ANEKA pada isu yang saya angkat, maka
ada perubahan yang terjadi terhadap pelayanan keperawatan dalam hal komunikasi
perawat dalam pemberian asuhan keperawatani dimana sebelumnya perawat tidak
begitu memperhatikan komunikasi terhadap pasien saat melakukan pelayanan kini
perawat sudah mulai menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan
memperlihatkan sikap yang ramah sebelum dan saat melakukan tindakan atau
pelayanan.
B. Saran
Pelaksanaan aktualisasi “Optimalisasi Penerapan Komunikasi Terapeutik
Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Rawat Jalan di RSUD Kabupaten Konawe
Kepulaun” dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN diharapkan tetap diaktualisasikan
dalam melakukan tugas pokok dan fungsi ASN sebagai abdi Negara dan Pelayan Publik
71
di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan sehingga tercapai pelayanan prima yang mampu
menunjang perbaikan mutu pelayanan RSUD Kabupten Konawe Kepulauan
72
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Aktualisasi: Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Etika Publik: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Anti Korupsi: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara:
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan
Fungsional Perawat.
73
L A M P I R A N
74
LAMPIRAN 1
RANCANGAN AKTUALISASI
1. PROFIL LEMBAGA
Struktur Organisasi
E Dalam bentuk bagan di lampiran 6
pada Satuan Kerja
RSUD Kelas D Kabupaten Konawe Kepulauan
F Tugas Satuan Kerja mempunyai tugas pelayanan kesehatan secara
berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan
upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu dengan upaya promotif dan preventif dan
pelayanan rujukan kesehatan, pelayanan rawat inap serta
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, penelitian
dan pengembangan bidang kesehatan
Tugas Unit/Atasan Kepala seksi keperawatan mempunyai uraian tugas
G Langsung/ Mentor antara lain menyiapkan tenaga pelayanan keperawatan
dan pengembangan tenaga perawat di rawat inap dan
rawat jalan, menyusun program kerja dan anggaran
seksi pelayanan keperawatan, melaksanakan pembinaan,
pengawasan dan penilaian terhadap pelayanan sesuai
dengan bidang tugasnya serta melaksanakan kedinasan
lainnya yang diberikan pimpinan sesuai dengan bidang
tugasnya.
75
Rincian Tugas dan Tugas dan fungsi :
Fungsi dan atau 1. Menyiapkan fasilitas dan lingkungan poliklinik
Tugas Tambahan, untuk kelancaran pelayanan serta memudahkan
H dan atau Kegiatan pasien dalam menerima pelayanan dengan cara :
Inisiatif Sendiri − Mengawasi kebersihan lingkungan
dengan Persetujuan − Mengatur tata ruang poliklinik agar memudahkan
Atasan dan memperlancar pelayanan yang diberikan pada
pasien
− Memeriksa persiapan peralatan yang diperlukan
dalam pemberian pelayanan
2. Mengkaji kebutuhan pasien dengan cara :
− Menganamnesa pasien, mengukur TTV
− Melaksanakan anamnesa sesuai kemampuan dan
batas kewenangannya
3. Melakukan tindakan darurat sesuai kebutuhan
pasien, terutama pada kasus darurat
4. Membantu pasien selama pemeriksaan dokter antara
lain memberikan penjelasan pada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan
5. Melaksanakan pengobatan sesuai dengan program
pengobatan
6. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien
atau keluarga pasien
7. Merujuk pasien kepada tim anggota kesehatan lain
sesuai dengan kebutuhsn untuk keperluan diagnostik,
tindakan pengobatan dan perawatan
8. Melaksanakan sistem pencatatan dan laporan
9. Memelihara peralatan medis keperawatan dalam
keadaan siap pakai.
Tugas Tambahan : -
NILAI DASAR
YANG AKAN DIAKTUALISASIKAN DALAM
KEGIATAN YANG
NO KEGIATAN:
AKAN AKUNTABILITAS, NASIONALISME, ETIKA PUBLIK, KOMITMEN
DILAKUKAN MUTU, ANTI KORUPSI
1. Akuntabilitas
Bertanggung jawab pada kegiatan yang akan dilakukan
2. Nasionalisme
Pembuatan SOP sesuai dengan susunan dn tatanan bahasa
yang baik
3. Etika Publik
Melakukan konsultasi dengan pimpinan mengenai SOP
Menyusun SOP
yang dibuat menggunakan bahasa yang sopan dan santun
1 komuniaksi terapeutik
serta bersikap ramah.
4. Komitemen Mutu
Membuat SOP sebagai bahan acuan merupakan tindakan
yang baik dan sesuai untuk tersampaikannya tujuan
5. Anti Korupsi
Materi diperoleh dari sumber yang terpercaya
77
1. Akuntabilitas
Bertanggung jawab pada kegiatan yang akan dilakukan
2. Nasionalisme
Melakukan kegiatan dengan penuh semangat dan kerja
keras
Melakukan sosialisasi 3. Etika Publik
2 SOP komunikasi Melakukan kegiatan dengan sikap yang ramah dan bahasa
terapeutik yang sopan dan santun
4. Komitemen Mutu
Melakukan kegiatan secara efektif dan efisien
5. Anti Korupsi
Penyampaian materi dilakukan secara jujur sesuai dengan
prosedur
1. Akuntabilitas
Kegiatan dilakukn dengan penuh tanggungjawab
2. Nasionalisme
Melakukan kegiatan dengan penuh semangat
3. Etika Publik
Melakukan monitoring Melakukan kegiatan dengan sikap yang ramah dan
pada perawat mengenai penyampaian maksud kegiatan dengan bahasa yang
3 penerapan komunikasi sompan dan santun
terapeutik 4. Komitmen Mutu
Kegiatan dilakukan secara Efektif dan Efisien
5. Anti Korupsi
Kegiatan dilakukan secara jujur dan adil pada semua
pearawat.
1. Akuntabilitas
Kegiatan dilakukan dengan penuh tanggungjawab
2. Nasionalisme
Kegiatan dilakukan dengan penuh semangat dan kerja
keras
Melakukan evaluasi 3. Etika Publik
4 pada pasien Kegiatan dilakukan dengan Sopan dan santun
4. Komitmen Mutu
Kegiatan dilakukan secara efektif dan efisien
5. Anti Korupsi
Kegiatan dilakukan dengan jujur
Kendari, 2020
Menyetujui:
Mentor/Atasan Langsung Peserta Diklat,
78
NIP. 19780519 200012 2 003 NIP. 19920207 201903 2 006
79
65
Tabel Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi
b. Menyusun
rancangan
SOP
komunikasi
terapeutik
c. Meminta
persetujuan
pimpinan
terkait SOP
yang dibuat
2 Sosialisasi SOP
komuniaksi
terapeutik
a. Melakukan
konsultasi
65
dengan mentor
b. mempersipkan
materi
sosialisasi
c. Membuat
surat
undangan dan
daftar hadir
d. Mempersipkan
tempat
sosilisasi
e. Melaksanakan
sosialisasi
3 Monitoring
perawat pada
pelaksanaan
komuniaksi
terapeutik
a. Melakukan
konsultasi
pada mentor
b. Melakukan
pendampingan
pada perawat
66
4 Evaluasi pada
pasien mengenai
komunikasi
perawat
a. Melakukan
konsultasi
dengan
pimpinan dan
mentor
b. Menyiapkan
bahan evaluasi
c. Melaksanakan
evaluasi
dengan
pembagian
media
penilaian
d. Membuat
laporan hasil
evaluasi
Penyelesaian
laporan Aktualisasi
67
RENCANA AKSI AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
65
• Cermat • Teknik kesungguhan
dan keuletan dalam
bekerja
KomitmenMutu
• Efektif • Teknik menjaga
kualitas pelayanan.
Anti Korupsi
• Jujur dan • Dapat dipercaya
Transparan
4. Melakukan evaluasi pada pasien Akuntabilitas
terkait komunikasi perawat • TanggungJawab • Teknik profesional.
Nasionalisme
• Cintatanah air • Menggunakanbahasa
Indonesia yang
baikdanbenar.
EtikaPublik
• Sopan santun • Teknik menjunjung
tinggi standar etika
yang luhur.
KomitmenMutu
Kendari, 2020
Menyetujui:
Mentor/Atasan Langsung Peserta Diklat,
66
67