Oleh :
FADLEY ERASTUS LINGGI ALLO S.Kep.,Ns
NDH : 028
i
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A PuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
Oleh :
FADLEY ERASTUS LINGGI ALLOS.Kep., Ns.
NIP : 19890702 201903 1 009
COACH, MENTOR,
ii
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A PuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN ASN
Oleh :
FADLEY ERASTUS LINGGI ALLOS.Kep., Ns.
NIP : 19890702 201903 1 009
Telah diterima dan diperbaiki sesuai masukan Penguji, Coach dan Mentor
pada Seminar/ Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi yang diselenggarakan
Pada tanggal : 10 Juni 2020
Mengetahui :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk dan berkat_Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan
Aktualisasi tepat pada waktunya dengan judul “Optimalisasi Kesadaran Perawat Dalam
Melakukan Hand Hygiene Sebelum Dan Sesudah Melakukan Tindakan Keperawatan di
Ruang Unit Gawat Darurat UPTD Puskesmas Poleang Tenggara Kabupaten
Bombana”.
Laporan Aktualisasi ini disusun sebagai rangkaian dalam mengikuti Pelatihan Dasar
CPNS Gelombang I Angkatan LI tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Kabupaten Bombana bekerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Tenggara. Aktualisasi dan Habituasi secara substansi dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara dengan sikap perilaku ASN dan nilai dasar ASN
yang terdiri dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA).
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Aktualisasi ini dapat terselesaikan
tentunya tidak terlepas dari bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya antara lain kepada :
1. Bapak H.Tafdil, SE.,MM, selaku Bupati Bombana yang telah memberikan
kepercayaan untuk mengikuti Pelatihan Dasar Prajabatan CPNS Angkatan XLIX,L dan
LI tahun 2020.
2. Bapak Rusman, S.Pd.,Msi selaku Kepala BPSDM Bombana yang telah memberikan
kepercayaan untuk mengikuti Pelatihan Dasar Prajabatan CPNS Angkatan XLIX, L dan
LI tahun 2020.
3. Ibu Dr. Hj. Nur Endang Abbas, SE., M.Si. selaku Kepala BKPSDM Sulawesi Tenggara
untuk mengikuti Pelatihan Dasar Prajabatan CPNS Angkatan XLIX,L dan LI tahun 2020.
4. Bapak Ardin, S.E.,MM. selaku penguji yang telah meluangkan waktu dan pikirannya
untuk menyempurnakan Laporan Aktualisasi ini.
5. Ibu Nurnia, SE. selaku coach yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta
motivasi dalam setiap proses coaching.
6. Ibu Saripah, S.Tr.,Keb. selaku mentor untuk kearifan dan kebijaksanaannya dalam
memberikan bimbingan, dukungan, arahan, dorongan kepada penulis sehingga
Laporan Aktualisasi ini dapat terselesaikan.
iv
7. Seluruh widyaswara Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan LI Tahun 2020
yang telah memberikan ilmunya selama ini.
8. Panitia Pelaksana Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan LI Tahun 2020
Lingkup Kabupaten Bombana.
9. Keluarga tercinta yang senantiasa selalu memberikan doa, dukungan, dan motivasi
dalam menyelesaikan segala rangkaian kegiatan selama Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Angkatan LI Tahun 2020.
10. Rekan-rekan seangkatan yang saling membantu dan bekerjasama serta senantiasa
memberikan motivasi selama dalam melaksanakan Pelatihan Dasar CPNS.
11. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
dalam penyusunan laporan kegiatan ini.
Akhir kata Penulis berharap semoga Laporan Aktualisasi ini dapat bermanfaat
terutama pada instansi kami sehingga daerah Kabupaten Bombana lebih baik dimasa yang
akan datang dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera.
v
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 163
B. Saran ......................................................................................................... 164
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang
professional, berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Menurut UU No. 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara
(ASN) terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN berfungsi sebagai
Pelaksana Kebijakan Publik, Pelayan Publik serta Perekat dan Pemersatu Bangsa.
Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas agar terciptanya
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada banyak ASN yang
bekerja disetiap Instansi Pemerintahan, ada yang melaksanakan tugasnya dengan jabatan
fungsional ada juga yang melaksanakan tugasnya sebagai jabatan struktural, salah
satunya yaitu dibawah naungan Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota yang pada hal ini
contohnya yaitu perawat.
Perawat sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya juga dapat
membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi ASN yang berkompeten,
profesional, berintegritas, dan berkomitmen baik atas tugas dan fungsi yang
diembannya. Untuk itulah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, dan PerLAN No.12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Yang menjadi dasar ditetapkannya Pelatihan Dasar
yang strategis untuk mewujudkan ASN sebagai bagian dari ASN menjadi profesional.
Latsar ini dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar ASN. Kompetensi
inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter ASN yang kuat, yaitu ASN
yang mampu bekerja dengan profesional dalam melayani masyarakat. Dengan adanya
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar (LATSAR) pola baru ini yang
1
disebut dengan Pelatihan Dasar (LATSAR) diharapkan dapat membentuk kader
ASN berkualitas yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar ASN yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang
disingkat ANEKA. Dengan demikian peserta LATSAR dapat menjadi ASN yang
profesional dalam menjalankan peran dan fungsinya. Menurut permenkes 75 tahun 2014
tentang pusat kesehatan masyrakat Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Unit Gawat Darurat (UGD)
adalah salah satu bagian di puskesmas yang menyediakan penanganan awal bagi pasien
yang menderita sakit dan cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Di
UGD dapat ditemukan dokter dari berbagai spesialisasi bersama sejumlah perawat dan
juga asisten dokter.Saat tiba di UGD, pasien biasanya menjalani pemilahan terlebih
dahulu, anamnesis untuk membantu menentukan sifat dan keparahan penyakitnya.
Penderita yang terkena penyakit serius biasanya lebih sering mendapat visite oleh
dokter daripada mereka yang penyakitnya tidak begitu parah. Setelah triase dan
penanganan awal, pasien bisa dirawat inap atau dirujuk ke Rumah Sakit. Kebanyakan
UGD buka 24 jam, meski pada malam hari jumlah staf yang ada di sana akan lebih
sedikit.
Cuci tangan merupakan perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan
air bersih yang mengalir maupun menggunakan media alkohol atau caran antiseptik.
Kegiatan mencuci . Kegiatan mencuci tangan merupakan salah satu kegiatan untuk
mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi. Infeksi nosokomial atau infeksi yang
diperoleh dari rumah sakit atau puskesmas adalah infeksi yang tidak diderita pasien saat
masuk ke rumah sakit melainkan setelah ± 72 jam berada di tempat tersebut. Infeksi
ini terjadi bila toksin atau agen penginfeksi menyebabkan infeksi lokal atau sistemik.
Pada penyusunan indikator mutu layanan dan sasaran keselamatan pasien di
UPTD Puskesmas Poleang Tenggara menargetkan capaian kepatuhan hand hygiene
sebesar 100. Angka kepatuhan hand hygiene perawat Ruang UGD dalam melakukan
2
hand hygiene pada lima moment cuci tangan pada Tahun 2019 yakni pada bulan oktober
mencapai 82 , bulan november 85, bulan desember 87. Pada penyusunan indikator
mutu layanan dan sasaran keselamatan pasien pada tahun 2020 tetap menargetkan
capaian kepatuhan hand hygiene sebesar 100. Di bulan januari capaian kepatuhan hand
hygiene perawat Ruang UGD mencapai 89. Dari data tersebut diperoleh bahwa belum
dicapainya target hand hygiene dikarenakan adanya beberapa perawat yang tidak
melakukan hand hygiene pada 5 moment. Oleh karena itu penulis mengangkat isu utama
“Belum optimalnya kesadaran perawat dalam melakukan hand hygiene sebelum
dan sesudah melakukan tindakan keperawatan di Ruang UGD UPTD Puskesmas
Poleang Tenggara”.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai konsep dasar (ANEKA) dan kedudukan serta peran ASN
dalam pelaksanaan tugas pokok penulis sebagai Perawat Ahli Pertama di UPTD
Puskesmas Poleang Tenggara.
b. Tujuan Khusus
Mengoptimalkan kesadaran perawat dalam melakukan hand hygiene sebelum dan
sesudah melakukan tindakan di Ruang UGD UPTD Puskesmas Poleang Tenggara.
C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari aktualisasi ini adalah:
a. Bagi Penulis
Mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN kepada diri sendiri maupun dalam unit
kerja sesuai tugas dan fungsi sebagi perawat ahli pertama sehingga mampu
melaksanakan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat.
b. Bagi Organisasi
Membantu mewujudkan misi Puskesmas yaitu memberikan pelayanan yang bermutu,
berkeadilan dan terjangkau oleh masyarakat dengan mengedepankan hak dan
kewajiban pasien atau pelanggan dan meningkatkan sumber daya manusia, sarana dan
prasarana guna terciptanya pelayanan yang aman dan nyaman melalui optimalisasi
kesadaran perawat dalam melakukan hand hygiene sebelum dan sesudah melakukan
tindakan keperawatan di Ruang UGD UPTD Puskesmas Poleang Tenggara.
3
c. Bagi Masyarakat
Meningkatnya mutu pelayanan dan memutus rantai infeksi nosokomial pada pasien
atau masyarakat sehingga meningkatkan derajat kesehatan.
4
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
a. Geografi
UPTD Puskesmas Poleang Tenggara, lokasinya berada di Desa Lemo
tepatnya di Jalan Stain No. 03 Lemo, Kecamatan Poleang Tenggara, Kabupaten
Bombana, Sulawesi Tenggara. Terdiri dari 5 Desa dengan Luas Wilayah 132,21
km². Jarak tempuh ke Desa terjauh adalah 7 km yaitu Desa Larete. Batas-batas
wilayah kerja Puskesmas Poleang Tenggara yaitu :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rarowatu
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Kabaena
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Mataoleo
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Poleang Timur
c. Wilayah Administrasi
Kecamatan Poleang Tenggara merupakan hasil pemekaran dari
Kecamatan Poleang Timur. Kecamatan Poleang Tenggara terdiri dari 5 Desa
definitif yaitu : Desa Lamoare, Desa Lemo, Desa Larete, Desa Terapung, Desa
Rambaha. Dapat dilihat bahwa, Desa Lamoare memiliki wilayah terluas yakni
51,51 km², sedangkan Desa terapung memiliki wilayah terkecil yang hanya seluas
5,10 km². semua wilayah kerja Puskesmas Poleang Tenggara dapat dijangkau
dengan kendaraan roda 2 dan roda empat.
5
Secara administrasi Wilayah kerja Puskesmas Poleang Tenggara terdiri
dari 5 (lima) Desa yang terdiri dari 18 dusun yaitu :
1. Desa Lamoare terdiri dari 4 dusun
2. Desa Lemo terdiri dari 3 dusun
3. Desa Larete terdiri dari 4 dusun
4. Desa Terapung terdiri dari 4 dusun
5. Desa Rambaha terdiri dari 4 dusun
7
3) Sarana Penunjang
Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan pelayanan dan program, Puskemas
Poleang Tenggara juga didukung dengan sarana penunjang seperti pada tabel
berikut.
c. Tata Nilai
Tata nilai UPTD Puskesmas Poleang Tenggara adala “PANTAI” yaitu
Profesional, Akuntabel, Nyaman, Tertib, Amanah dan Inovatif.
1) Profesional
Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang terbaik.
2) Akuntabel
Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar yang
ditetapkan, dapat di ukur dan dipertanggung jawabkan.
3) Nyaman
Memberikan rasa nyaman dan aman dalam memberikan pelayanan kesehatan.
4) Tertib
Tertib administrasi, tertib budaya kerja dan disiplin pegawai sesuai aturan yang
berlaku.
5) Amanah
Memberikan pelayanan yang sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan.
6) Inovatif
Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri serta memberi terobosan bagi
peningkatan pelayanan kesehataan.
9
b. Fungsi
Dalam pelaksanaan fungsi puskesmas sesuai dengan Permenkes 75 Tahun
2014. Dalam melaksanakan fungsi ini Puskesmas mempunyai kewenangan :
1) Membuat perencanaan sendiri hasil analisis masalah dan kebutuhan yang
diperoleh.
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan
masyarakat
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah.
5) Melaksanakan pembinaan tekhnis terhadap jejaring pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
6) Melaksanakan kompetisi bersumber daya manajemen puskesmas.
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar bernuansa kesehatan.
8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan
cakupan pelayanan
9) Memberi rekomendasi tentang masalah kesehatan masyarakat termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
10) Memberikan pelayanan secara komprehensif, berkesinambungan dan
bermutu
11) Memberi pelayanan kesehatan dengan mengutamakan preventif,
mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan
pengunjung
12) Memberi pelayanan dengan prinsip koordinatif dan kerjasama intr dan
antar profesi
13) Melaksanakan rekam medis
14) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, evaluasi terhadapa mutu dan akses
pelayanan kesehatan
15) Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan
16) Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan tupoksi layanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerja.
10
Penjabaran fungsi Puskesmas ke dalam program terbagi dua yaitu :
1) Upaya Kesehatan Esensial
Adalah upaya kesehatan prioritas utama puskesmas yang dilaksanakan
untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal (SPM)
Kabupaten/Kota.
2) Upaya Kesehatan pengembangan
Adalah upaya yang sifatnya inovatif yang disesuaikan dengan prioritas
masalah kesehatan dan potensi sumber daya yang tersedia.
12
B. Struktur Organisasi
13
C. Nilai-Nilai Dasar ASN
Dalam materi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III,
disebutkan bahwa ASN yang profesional adalah ASN yang karakternya dibentuk oleh
nila–nilai dasar profesi ASN sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara
profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai–nilai dasar yang dimaksud adalah
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang sering kita dengar tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya kedua konsep tersebut
memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung
jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara
lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,
antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan
PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu untuk menyediakan
kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
(peran belajar).Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas
vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas
horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi terwujudnya
organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus
mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses,
akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.
14
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang ASN harus memiliki sikap tanggung
jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens menyatakan bahwa akuntabilitas
publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan akuntabilitas
terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut:
a. Akuntabilitas personal
b. Akuntabilitas individu
c. Akuntabilitas kelompok
d. Akuntabilitas organisasi
e. Akuntabilitas stakeholder
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator
dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
b. Jujur adalah sikap untuk menyatakan sesuai sesuai dengan yang terjadi
c. Kejelasan adalah pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
d. Netral adalah tidak memihak pada salah satu pihak serta tercipta keseimbangan
antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
e. Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau kelompok
f. Adil adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
g. Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
h. Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapai tujuan akhir.
i. Partisipatif adalah semua aspek yang mendukung terlibat tanpa adanya monopoli
oleh sebagian orang.
j. Legal : adanya bukti secara formal atas segala tindakan untuk dapat dipertanggung
jawabkan.
15
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai ASN. Bahkan
tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara.
Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus
dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana
aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.
Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme dalam tataran sebagai
warga negara Indonesia, diharapkan seluruh pegawai ASN mampu mengamalkan
nilai-nilai Pancasila pada setiap kebijakan yang diambil serta dijiwai semangat
bhineka tunggal ika sebagai ruhnya.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah
menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan
integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang
profesional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan
perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-
tujuan yang ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk pelayanan sektor
publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di
bidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai
pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk menciptakan
pelayanan yang prima. Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus
memiliki integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etik
perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN.
16
Etika-etika dalam kode etik tersebut harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang
benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat luas dengan dijiwai oleh nilai-
nilai yang terkandung dalam pengamalan Pancasila.
3. Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam
institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar
atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau
benar.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar atau norma yang menentukan baik/buruk, benar atau salah perilaku, tindakan
dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan
pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan
kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur
tingkah laku atau etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-
ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional
tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
17
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai
ASN.
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang
bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan, dimensi
modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi, dan netralitas, serta dimensi
tindakan integritas publik. Ketiga dimensi tersebut dapat menjadi dasar untuk dapat
menjadi pelayan publik yang beretika.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami
etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat
cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif,
terutama pada masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung. Etika publik
merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan
dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan diterapkannya kode etik
ASN, perilaku pejabat publik harus berubah dari penguasa menjadi pelayan, dari
wewenang menjadi peranan, dan menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah yang
harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia namun juga di akhirat.
4. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam menjamin
mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar yang digunakan untuk
mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi
kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga,
dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
18
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan
untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Mengenai
inovasi, LAN RI menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan
(bersifat revolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat. Inovasi akan menjadi salah
satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya empat
indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan
efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya
diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa
menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat
diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang
diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Berorientasi pada Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil
kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
19
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi
kualitas pelayan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai,
dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan
segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan
dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,
dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa,
karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, Namun dapat berdampak secara jangka
panjang. (Widita, 2015)
20
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang
bias menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata
jujurdan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang
lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita,
dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda
untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang
dimiliki seseorang memungkinkannya untuk Optimalisasi daya pikirnya guna
bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip
kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
21
Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka
seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan
berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa
mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa
berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia
sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani
berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman
sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak
kepada hal-hal yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan
lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang atasan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia
juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
22
sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual
yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan
misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha
terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara
publik.
2. Whole Of Goverment
WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan
integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems
yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang
23
melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan
perilaku.
Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-
Government. E-government adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang
diselenggarakan secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi IT, agar
hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat dapat
berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan responsif.
Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara lain adalah:
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), efisien
dan efektif
b. Hemat anggaran dan tepat waktu
c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan korupsi akan
banyak berkurang.
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat
kesalahan berkurang
e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga kepuasan publik
juga meningkat
3. Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service”, A.S. Moenir
mendefinisikan “pelayanan” sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat
dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan
penyedia jasa dalam memenuhi harapan pengguna.” Pelayanan pada hakikatnya adalah
serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses
yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara
penerima dan pemberi pelayanan. Selanjutnya A.S. Moenir (2002: 16) menyatakan
bahwa proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah
yang dinamakan pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang
bertujuan untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang
lain.
Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah aktivitas yang
dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi pelayanan yang
24
menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan. Dalam kamus
Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik dirumuskan sebagai berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang
dan jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan suatu gangguan
kesehatan tertentu.
d. Publik berarti orang banyak (umum)
25
E. Konsep Cuci Tangan
1. Pengertian
Menurut Kamaruddin (2009) tangan merupakan bagian tubuh yang lemba yang paling
sering berkontak dengan kuman yang menyebabkan penyakit dan menyebarnya. Cara
terbaik untuk mencegahnya adalah dengan membiasakan mencuci tangan dengan
memakai sabun.
Mencuci tangan adalah teknik yang sangat mendasar dalam mencegah dan
mengendalikan infeksi, dengan mencuci tangan dapat menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme yang ada di kulit (Hidayat, 2005).
26
4. Teknik Mencuci Tangan yang Benar
Menurut Kamaruddin (2009) teknik mencuci tangan yang benar harus
menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir. Untuk mendapatkan hasil yang
optimal, maka mencuci tangan haruslah dengan air bersih yang mengalir, baik itu
melalui kran air atau disiram dengan gayung, menggunakan sabun yang standar,
setelah itu keringkan dengan handuk yang bersih atau menggunakan tisu
Mencucian tangan sendiri mempunyai dua cara:
a. Handrub adalah membersihkan tangan dengan menggunakan cairan berbasis
alkohol dengan pengerjaan 20 sampai 30 detik. Handrub sendiri bisa dilaksanakan
jika tangan yang akan dibersihkan dengan keadaan tidak kotor. dengan kata lain
fungsi handrub untuk mensterilkan tangan dari kuman meski terlihat bersih oleh
kasat mata.
b. Handwash adalah membersihkan tangan dengan menggunakan air mengalir dan
sabun cuci tangan. untuk standar waktu pengerjaan 30 sampai 60 detik. Handwash
ini wajib diketahui dan dilaksanakan oleh petugas yang sering berinteraksi langsung
dengan bahan-bahan infeksius
Sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar adalah :
a. Melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin atau jam
tangan.
b. Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir
c. Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih baik jika sabun yang
mengandung antiseptik.
d. Gosokkan pada kedua telapak tangan.
e. Gosokkan sampai ke ujung jari.
f. Telapak tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan jari-jari
saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan tangan kiri, gosokkan
sela-sela jari tersebut. Lakukan sebaliknya.
g. Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling menggunci.
h. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan punggung jari lainnya dengan gerakan saling
berputar, lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.
i. Gosokkan telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan
kedepan, kebelakang, berputar. Lakukan sebaliknya.
27
j. Pegang pergelangan kanan kanan dengan pergelangan kiri dan lakukan gerakan
memutar. Lakukan pula pada tangan kiri.
k. Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.
l. Keringkan tangan dengan menggunakan tissue atau handuk, jika menggunakan
kran, tutup kran dengan tissue.
28
penulis dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai Perawat Ahli Pertama yang
melaksanakan pelayanan keperawatan di UPTD Puskesmas Poleang Tenggara.
Identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah dapat dilihat
pada tabel 5. Yaitu :
Tugas dan
Kondisi Yang
No. Fungsi Yang Kondisi Saat Ini Rumusan Isu
Diharapkan
Bermasalah
1. Melakukan Belum Optimalnya Optimalisasi
pendidikan optimalnya kesadaran perawat kesadaran perawat
kesehatan kesadaran dalam melakukan dalam melakukan
pada perawat dalam hand hygiene hand hygiene
kelompok melakukan hand sebelum dan sebelum dan
hygiene sebelum sesudah melakukan sesudah melakukan
dan sesudah tindakan tindakan
melakukan keperawatan di keperawatan di
tindakan Ruang UGD UPTD Ruang UGD UPTD
keperawatan di Puskesmas Poleang Puskesmas Poleang
Ruang UGD Tenggara Tenggara
UPTD Puskesmas
Poleang Tenggara
29
3. Melakukan Kurangnya Kepatuhan pasien Meningkatnya
support kesadaran pasien rawat jalan kesadaran pasien
kepatuhan rawat jalan melakukan rawat jalan
terhadap melakukan kunjungan lanjutan melakukan
intervensi kunjungan pada kasus kunjungan lanjutan
kesehatan lanjutan pada hipertensi lansia di pada kasus
kasus hipertensi UPTD Puskesmas hipertensi lansia di
lansia di UPTD Poleang Tenggara UPTD Puskesmas
Puskesmas Poleang Tenggara
Poleang
Tenggara
2. Penetapan Isu
Adapun isu utama yang diambil berdasarkan sifatnya yang aktual,
problematik, kekhalayakan dan kelayakan maka terpilih “Belum optimalnya
kesadaran perawat dalam melakukan hand hygiene sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan di Ruang UGD UPTD Puskesmas Poleang
Tenggara”
b. Dampak Negatif
1) Apabila kesadaran perawat melakukan hand hygiene menurun maka
kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial sulit di kendalikan
2) Meningkatnya biaya dan lama perawatan pasien
3) Terjadinya infeksi silang (croos infection)
30
4) Meningkatnya penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit
5) Kondisi tidak steril
6) Merosotnya tingkat kepuasan masyarakat setempat terhadap mutu pelayanan
publik di bidang kesehatan
7) Menurunnya kredibilitas atau tingkat kepercayaan publik pada Aparatur Sipil
Negara
31
5. Kegiatan Terpilih Sebagai Pemecahan Isu
Tabel 6. Kegiatan Terpilih Sebagai Pemecahan Isu
32
Tabel 7. RANCANGAN AKTUALISASI
KONTRIBUSI
KONTRIBUSI OUTPU/HASIL OUTPUT / HASIL
OUTPUT / PENGUATAN
TAHAPAN KEGIATAN TERHADAP KEGIATAN
No. KEGIATAN HASIL NILAI
KEGIATAN PENGUATANNILAI DASAR TERHADAP
KEGIATAN ORGANISASI
PNS VISI/MISI
ORGANISASI
1. Melakukan a. Menyiapkan a. Tersedianya Akuntabilitas : Dengan melakukan Dalam proses
konsultasi bahan bahan Dalam menyiapkan bahan konsultasi kepada konsultasi dengan
kepada konsultasi konsultasi yang konsultasi, penulis pimpinan terkait pimpinan berjalan
pimpinan yang akan akan melakukannya dengan penuh kegiatan yang akan sesuai aturan atau
terkait disampaikan disampaikan rasa tanggung jawab sebagai dilaksanakan sejalan kaidah yang berlaku
kegiatan yang kepada kepada Kepala bentuk penghargaan kepada dengan Visi yakni di lingkungan kerja
akan Kepala puskesmas Kepala Puskesmas. “Mewujudkan serta tugas fungsi
dilaksanakan Puskesmas Nasionalisme : pelayanan kesehatan masing-masing dapat
Dalam berkonsultasi penulis terbaik dan profesional meningkatkan nilai
menggunakan bahasa indonesia menuju masyarakat ”Profesionalisme”.
yang baik. Poleang Tenggara sehat
Etika Publik : dan sejahtera”.
Penulis bersikap hormat, sopan
33
dan santun ketika melakukan
konsultasi dengan pimpinan.
Komitmen Mutu :
Penulis menyiapkan bahan
konsultasi sebelum melakukan
konsultasi kepada Kepala
Puskesmas sehingga pertemuan
bisa berjalan dengan efektif.
Anti Korupsi :
Sebelum melakukan konsultasi,
penulis mencetak bahan yang
akan dikonsultasikan sebagai
bentuk kemandirian.
b. Menyiapkan b. Tersedianya Akuntabilitas :
format format Tersedianya format konsultasi
konsultasi konsultasi sebagai bukti adanya tanggung
jawab penulis atas kegiatan
yang dilakukan.
Nasionalisme :
Bagi penulis tersedianya format
konsultasi merupakan wujud
34
etos kerja.
Etika Publik :
Dalam menyiapkan format
konsultasi, penulis
melakukannya dengan tulus dan
tekun.
Komitmen Mutu :
Dalam menyiapkan format
konsultasi, penulis
menggunakan waktu secara
efektif dan efisien.
Anti Korupsi :
Mencetak format konsultasi
merupakan bentuk sikap peduli
atas kegiatan yang dilaksanakan.
c. Meminta c. Terisinya Akuntabilitas :
arahan dan format Dalam meminta arahan dan
petunjuk konsultasi petunjuk pimpinan, penulis
pimpinan secara konsisten melaksanakan
arahan dan petunjuk dari
pimpinan.
35
Nasionalisme :
Penulis menanamkan sikap
semangat pantang menyerah
dalam menerima arahan,
petunjuk maupun koreksi dari
pimpinan.
Etika Publik :
Bersikap hormat, sopan dan
santun ketika berkomunikasi
dengan pimpinan.
Komitmen Mutu :
Meminta arahan dan petunjuk
dari pimpinan merupakan upaya
penulis dalam mempertahankan
mutu kegiatan.
Anti Korupsi :
Penulis mencatat dengan jujur
rekomendasi ataupun arahan dan
petunjuk sesuai dengan apa yang
telah disampaikan oleh
pimpinan.
36
d. Meminta d. Terbitnya surat Akuntabilitas :
persetujuan izin dari Dalam meminta persetujuan,
pimpinan pimpinan untuk penulis bersikap terbuka dalam
atas kegiatan melaksanakan memberikan penjelasan kepada
yang akan kegiatan pimpinan atas kegiatan yang
dilakukan aktualisasi akan dilaksanakan.
Nasionalisme :
Dalam meminta persetujuan
pimpinan, penulis melakukan
musyawarah dan mufakat atas
kegiatan yang akan dilakukan.
Etika Publik :
Penulis menghormati keputusan
pimpinan terkait persetujuan
akan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Komitmen Mutu :
Mengarsipkan dan menyimpan
dengan baik surat persetujuan
kegiatan sebagai bentuk jaminan
mutu.
37
Anti Korupsi :
Penulis tepat waktu dalam
membuat surat izin pada admin
puskesmas sehingga kegiatan
dapat berjalan sesuai rencana
merupakan cerminan sikap
disiplin.
Dampak apabila kegiatan ini dilaksanakan yaitu tersusunnya bahan konsultasi yang sistematis sehingga memudahkan kegiatan yang akan
dilaksanakan, sedangkan dampak yang timbul apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan yaitu tidak terarahnya kegiatan yang akan dilakukan. Kendala
yang mungkin dihadapi terkait kegiatan ini yaitu signal alat telekomunikasi hilang akibat pemadaman lampu. Solusi dari dampak tidak
terlaksanakannya kegaiatan yaitu intens melakukan pertemuan dengan pimpinan dan membuat kontrak waktu, sedangkan solusi atas kendala yang
mungkin dihadapi yaitu menyiapkan kendaraan roda dua untuk bertemu di kediaman pimpinan atau tempat lain yang disepakati.
38
KONTRIBUSI
KONTRIBUSI OUTPU/HASIL OUTPUT / HASIL
OUTPUT / PENGUATAN
TAHAPAN KEGIATAN TERHADAP KEGIATAN
No. KEGIATAN HASIL NILAI
KEGIATAN PENGUATANNILAI DASAR TERHADAP
KEGIATAN ORGANISASI
PNS VISI/MISI
ORGANISASI
2. Menyiapkan a. Menyiapkan a. Tersedianya Akuntabilitas : Dengan menyiapkan Dalam menyiapkan
kegiatan materi materi Menyediakan materi sosialisasi kegiatan sosialisasi kegiatan sosialisasi
sosialisasi sosialisasi sosialisasi sebagai bentuk tanggung jawab tentang pentingnya CTPS tentang pentingnya
tentang penulis terhadap kegiatan yang dan 5 moment cuci CTPS dan 5 moment
pentingnya akan dilakukan. tangan maka menjawab cuci tangan
Cuci Tangan Nasionalisme : misi yakni “Memberikan meningkatkan nilai
Pakai Sabun Menyiapkan materi sosialisasi pelayanan kesehatan “Profesionalisme
(CTPS) dan 5 dengan bahasa indonesia yang yang bermutu, dan Amanah ”.
moment cuci baik dan benar. berkeadilan dan
tangan Etika Publik : terjangkau oleh
Penulis tekun dalam membuat masyarakat dengan
materi sosialisasi agar segera mengedapankan hak
terselesaikan. dan kewajiban pasien”.
Komitmen Mutu :
Penulis mengambil referensi-
39
referensi ilmiah dalam
menyusun materi sosialisasi
sebagai bentuk jaminan mutu.
Anti Korupsi :
Penulis disiplin dalam
menggunakan waktu dalam
membuat materi sosialisasi.
b. Menentukan b. Tersedianya Akuntabilitas :
tempat tempat dan Penulis bertanggung jawab
pelaksanaan jadwal melakukan koordinasi dengan
dan pelaksanaan pimpinan dan Pj. Ruang UGD
menentukan sosialisasi dalam menentukan tempat yang
jadwal memadai dan mengatur jadwal
pelaksanaan kegiatan.
sosialisasi Nasionalisme :
Melakukan musyawarah dengan
pimpinan dan Pj. Ruang UGD
dalam menentukan tempat dan
jadwal kegiatan.
40
Etika Publik :
Dalam melakukan koordinasi
dengan pimpinan dan Pj. Ruang
UGD, penulis mengedepankan
profesionalisme dan sikap
saling menghargai antara staf
dan pimpinan.
Komitmen Mutu :
Penulis berusaha
mengefisienkan waktu dalam
mengatur tempat dan jadwal
pelaksanaan kegiatan sosialisasi
sehingga kegiatan dapat berjalan
dengan efektif.
Anti Korupsi :
Mendokumentasikan persetujuan
dari Pimpinan dan Pj. Ruang
UGD mengenai tempat dan
jadwal kegiatan sosialisasi
sebagai bentuk keabsahan dan
transparansi kegiatan.
41
c. Menyiapkan c. Tersedianya Akuntabilitas :
undangan undangan Dalam membuat undangan, ada
kejelasan dan konsistensi
dalam menetapkan waktu dan
tempat pelaksanaan.
Nasionalisme :
Dalam membuat undangan
sosialisasi CTPS dan 5 moment
cuci tangan, penulis
menggunakan bahasa indonesia
yang baik dan benar.
Etika Publik :
Penulis cermat dan berhati-hati
dalam memeriksa isi undangan
agar tidak terjadi kesalahan.
Komitmen Mutu :
Penulis mengutamakan
efektifitas dan efisensi waktu
dalam pembuatan undangan.
Anti Korupsi :
Menyampaikan undangan
42
dengan benar dan jelas pada Pj.
Ruang UGD dan Grup WA
Puskesmas merupakan bagian
dari kejujuran.
d. Menyiapkan d. Tersedianya Akuntabilitas :
soal pre-test, soal pre-test, Penulis menyediakan dan
post test dan post test dan mencetak soal pre-test, post test
format format dan format penilaian sebagai
penilaian penilaian bentuk tanggung jawab akan
kegiatan.
Nasionalisme :
Penulis bersikap semangat dan
percaya diri dalam menyiapkan
soal pre-test, post test dan
format penilaian.
Etika Publik :
Penulis bersikap tekun dan
disiplin dalam menyiapkan soal
pre-test, post test dan format
penilaian.
43
Komitmen Mutu :
Penulis dalam menyiapkan soal
pre-test, post test dan format
penilaian menggunakan
referensi yang benar sebagai
bentuk jaminan mutu.
Anti Korupsi :
Penulis secara mandiri
membuat dan mencetak soal
pre-test, post test dan format
penilaian.
e. Membuat e. Tersedianya Akuntabilitas :
daftar hadir daftar hadir Penulis menyiapkan daftar hadir
dan papan dan papan dan membuat papan
penggalangan penggalangan penggalangan komitmen sebagai
komitmen komitmen bentuk tanggung jawab
terhadap kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Nasionalisme :
Penulis meminta sumbangan ide
44
pemikiran dan bergotong
royong dengan sesama rekan
sejawat dalam membuat papan
penggalangan komitmen.
Etika Publik :
Dalam meminta sumbangan ide
pemikiran dan bantuan dalam
membuat penggalangan
komitmen pada rekan sejawat,
penulis bersikap hormat dan
menjaga sopan santun.
Komitmen Mutu :
Penggalangan komitmen
merupakan upaya dalam
mengoptimalisasikan kesadaran
perawat akan pentingnya cuci
tangan merupakan jaminan mutu
pelayanan kesehatan.
Anti Korupsi :
Dalam membuat daftar hadir
dan penggalangan komitmen,
45
penulis tidak meniru karya
orang lain merupakan sikap
jujur.
Dampak apabila kegiatan ini dilaksanakan yaitu terlaksananya kegiatan sosialisasi sesuai yang direncanakan, sedangkan dampak apabila kegiatan ini
tidak dilaksanakan yaitu tujuan dari sosialisasi tidak tersampaikan . Kendala yang mungkin dihadapi yaitu berubahnya jadwal/tempat kegiatan karena
ada kunjungan dari Dinas Kesehatan Kabupaten bombana. Solusi dari dampak tidak laksanakannya kegiatan yaitu intens melakukan pertemuan
dengan atasan dan membuat kontrak waktu pertemuan, sedangkan solusi dari kendala yang mungkin dihadapi yaitu melakukan koordinasi ke pihak
dalam hal ini Dinas Kesehatan jika ada jadwal kunjungan kerja ke UPTD Puskesmas Poleang Tenggara.
KONTRIBUSI
KONTRIBUSI OUTPUT/HASIL OUTPUT / HASIL
OUTPUT / PENGUATAN
TAHAPAN KEGIATAN TERHADAP KEGIATAN
No. KEGIATAN HASIL NILAI
KEGIATAN PENGUATANNILAI DASAR TERHADAP
KEGIATAN ORGANISASI
PNS VISI/MISI
ORGANISASI
3. Melaksanakan a. Membagikan a. Terisinya daftar Akuntabilitas : Dengan sosialisasi Dengan pelaksanaan
kegiatan daftar hadir hadir oleh peserta Penulis mendorong peserta tentang pentingnya CTPS sosialisasi CTPS
sosialisasi kegiatan kegiatan sosialisasi secara aktif sebelum dan sesudah yang tepat waktu dan
tentang sosialisasi berpartisipasi dalam mengisi melakukan tindakan serta peserta yang antusias
pentingnya daftar hadir. 5 moment cuci tangan serta duduk dengan
46
Cuci Tangan Nasionalisme : maka menjawab misi rapi tepat waktu,
Pakai Sabun Penulis menghimbau agar yakni “Memberikan Hal ini sejalan
(CTPS) peserta kegiatan sosialisasi pelayanan kesehatan dengan nilai
sebelum dan mengisi daftar hadir dengan yang bermutu, “Tertib”.
sesudah tertib. berkeadilan dan
melakukan Etika Publik : terjangkau oleh
tindakan serta Penulis dalam membagikan masyarakat dengan
5 moment cuci daftar hadir bersikap sopan dan mengedapankan hak
tangan santun ketika berkomunikasi dan kewajiban pasien”.
dengan peserta.
Komitmen Mutu :
Membagikan daftar hadir
dengan metode estafet untuk
mengefisienkan waktu.
Anti Korupsi :
Penulis menginstruksikan
kepada peserta kegiatan
sosialisasi agar tidak
memanipulasi atau menuliskan
nama rekannya yang tidak hadir
pada daftar hadir. Hal ini
47
mencerminkan sikap jujur.
b. Melakukan b. Tersedianya hasil Akuntabilitas :
penilaian pre-test Penulis membagikan soal pre-
awal dengan test secara langsung sebagai
pre-test bentuk transparansi.
Nasionalisme :
Penulis memberi teguran kepada
peserta apabila membuat
kegaduhan agar suasana
kegiatan sosialisasi tetap tertib
selama tes berlangsung.
Etika Publik :
Menegur dengan sopan apabila
ada peserta yang membuat
kegaduhan selama tes.
Komitmen Mutu :
Memberi batasan waktu
pengisian soal pre-test agar
kegiatan berjalan efektif sesuai
dengan yang direncanakan.
48
Anti Korupsi :
Penulis adil dan transparan
dalam memberikan penilaian.
c. Menjelaskan c. Tersampaikannya Akuntabilitas :
materi materi Menyampaikan materi
tentang pentingnya CTPS sosialisasi dengan jelas agar
pentingnya pada 5 moment dapat dipahami peserta.
CTPS pada 5 cuci tangan Nasionalisme :
moment cuci Penulis bersikap bijak dan
tangan percaya diri dalam menanggapi
pertanyaan peserta.
Etika Publik :
Penulis cermat dalam melihat
kesesuaian slide pada layar
dengan penjelasan yang
diberikan ketika pemaparan
materi.
Komitmen Mutu :
Penulis memberikan kesempatan
bertanya dan mempraktekan cara
mencuci tangan pakai sabun agar
49
peserta tidak bosan ketika
menerima materi merupakan
bentuk kreatifitas dalam
penyampaian materi.
Anti Korupsi :
Penulis memulai dan mengakhiri
kegiatan tepat waktu
mencerminkan sikap disiplin.
d. Melakukan d. Tersedianya hasil Akuntabilitas :
post-test pada post-test Penulis bersikap transparan
peserta dalam memberikan penilaian
post-test.
Nasionalisme :
Penulis menghimbau kepada
peserta kegiatan sosialisasi agar
menjaga ketertiban selama tes
berlangsung.
Etika Publik :
Penulis menghimbau pada
peserta agar mentaati aturan
yang telah disampaiakn selama
50
tes berlangsung.
Komitmen Mutu :
Memberi batasan waktu
pengisian soal pre-test agar
kegiatan berjalan efektif sesuai
dengan yang direncanakan.
Anti Korupsi :
Penulis secara mandiri
memeriksa dan menilai hasil tes
peserta.
e. Melaksanakan e. Terlaksananya Akuntabilitas :
penggalangan penggalangan Penulis menyediakan papan
komitmen komitmen penggalangan komitmen
kepatuhan kepatuhan hand merupakan upaya untuk
hand hygiene hygiene meningkatakan partisipatif dan
rasa tanggung jawab peserta
akan pentingnya hand hygiene.
Nasionalisme :
Penulis bekerja keras agar
peserta benar-benar menyadari
pentingnya hand hygiene dan
51
mematuhi komitmen kepatuhan
hand hygiene.
Etika Publik :
Penulis menggunakan bahasa
yang sopan dalam mengajak
peserta dalam penggalangan
komitmen kepatuhan hand
hygiene.
Komitmen Mutu :
Penggalangan komitmen
kepatuhan hand hygiene
merupakan bentuk peningkatan
mutu layanan kesehatan.
Anti Korupsi :
Penulis dan peserta sosialiasi
diharapkan meningkatkan
kepedulian akan komitmen
kepatuhan hand hygiene.
f. Membuat f. Tersedianya a. Akuntabilitas :
notulen dan notulen dan Penulis membuat notulen sesuai
dokumentasi dokumentasi dengan pelaksanaan kegiatan
52
kegiatan kegiatan sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas
kegiatan sosialisasi.
b. Nasionalisme :
Penulis mengisi notulen dengan
bahasa indonesia yang baik
dan benar.
c. Etika Publik
Penulis menggunakan bahasa
yang sopan dalam membuat
notulen.
d. Komitmen Mutu :
Notulen yang ditulis bersumber
dari rekaman video kegiatan
sosialisasi sebagai bentuk
jaminan mutu.
e. Anti Korupsi :
Tidak memanipulasi isi
notulensi merupakan cerminan
dari sikap jujur.
53
Dampak apabila kegiatan ini dilaksanakan yaitu mengoptimalisasikan kesadaran perawat akan pentingnya hand hygiene, sedangkan dampak apabila
kegiatan ini tidak dilaksanakan yaitu tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini tidak tercapai dan belum optimalnya kesadaran perawat akan pentingnya
hand hygiene. Kendala yang mungkin dihadapi yaitu terjadinya pemadaman lampu. Solusi dari dampak tidak laksanakannya kegiatan yaitu
mempersiapkan kegiatan sosialisasi dengan sebaik-baiknya, sedangkan solusi dari kendala yang mungkin dihadapi yaitu menyiapkan genset dan bahan
bakarnya.
KONTRIBUSI
KONTRIBUSI OUTPUT/HASIL OUTPUT / HASIL
OUTPUT / PENGUATAN
TAHAPAN KEGIATAN TERHADAP KEGIATAN
No KEGIATAN HASIL NILAI
KEGIATAN PENGUATANNILAI DASAR TERHADAP
KEGIATAN ORGANISASI
PNS VISI/MISI
ORGANISASI
4. Memasang a. Mendesign a. Tersedianya Akuntabilitas : Dengan memasang Dengan
poster tentang poster design poster Mengumpulkan dan memilah- poster tentang pemasangan poster
6 langkah Cuci tentang 6 tentang 6 milah dengan cermat bahan- pentingnya CTPS 6 langkah CTPS dan
Tangan Pakai langkah langkah CTPS bahan dalam membuat design sebelum dan sesudah 5 moment cuci
Sabun (CTPS) CTPS dan 5 dan 5 moment merupakan wujud tanggung melakukan tindakan serta tangan merupakan
dan 5 moment moment cuci cuci tangan jawab penulis terhadap kegiatan. 5 moment cuci tangan suatu bentuk
cuci tangan di tangan Nasionalisme merupakan upaya dalam kreatifitas dan
ruangan Penulis percaya diri dalam menjawab misi yakni inovasi, sejalan
54
membuat design poster berbekal “Memberikan dengan nilai
ilmu yang dimiliki secara pelayanan kesehatan “Inovatif“.
otodidak yang dipelajari melalui yang bermutu,
internet. berkeadilan dan
Etika Publik : terjangkau oleh
Penulis dalam mendesign isi masyarakat dengan
poster tidak mengandung mengedapankan hak
sindiran pada SARA yang dan kewajiban pasien”.
mencerminkan sikap sopan dan
santun serta rasa saling
menghargai.
Komitmen Mutu :
Penulis menuangkan kreatifitas
yang dimiliki dalam membuat
design poster agar menarik.
Anti Korupsi :
Penulis disiplin terhadap waktu
dalam menyelesaikan design
poster agar kegiatan berjalan
sesuai dengan rencana.
55
b. Mencetak b. Tersedianya Akuntabilitas :
poster poster tentang Mencetak poster yang telah
tentang 6 6 langkah CTPS didesign merupakan bentuk
langkah dan 5 moment tanggung jawab penulis
CTPS dan 5 cuci tangan terhadap kegiatan.
moment cuci Nasionalisme :
tangan Dalam mencetak poster, penulis
menggunakan dana pribadi. Hal
ini mencerminkan sikap rela
berkorban untuk kepentingan
khalayak.
Etika Publik :
Penulis terbuka atas saran dan
masukan terkait poster yang
telah dicetak.
Komitmen Mutu :
Penulis menggunakan bahan
yang berkualitas dalam
pencetakan poster sebagai
bentuk jaminan mutu.
56
Anti Korupsi :
Dalam melakukan pencetakan
poster, penulis melakukannya
secara mandiri.
c. Menentukan c. Terpilihnya Akuntabilitas :
lokasi lokasi Penulis mengajak partsipatif
strategis pemasangan dari Pj. Ruang UGD dan staf
pemasangan poster untuk berdiskusi dalam
poster agar menentukan lokasi strategis
mudah dilhat pemasangan poster.
oleh perawat Nasionalisme :
UGD Penulis tidak diskriminatif
dalam menerima saran dari
rekan sejawat maupun Pj. Ruang
UGD dalam menentukan lokasi
pemasangan poster.
Etika Publik :
Penulis menghargai setiap saran
yang diberikan oleh rekan
sejawat dan Pj. Ruang UGD
dalam menentukan lokasi
57
pemasangan poster.
Komitmen Mutu :
Dalam memilih lokasi yang
mudah diakses, strategis dan
mempertimbangkan nilai
estetika merupakan upaya
penulis agar poster yang
dipasang memiliki efektifitas.
Anti Korupsi:
Penulis transparan dalam
menyampaiakn hasil keputusan
penentuan lokasi yang kepada
Pj. Ruang UGD dan staf serta
pimpinan.
d. Memasang d. Terpasangnya Akuntabilitas :
poster poster tentang 6 Memasang poster merupakan
tentang 6 langkah CTPS upaya penulis konsisten pada
langkah dan 5 moment penurunan angka infeksi
CTPS dan 5 cuci tangan di nosokomial.
moment cuci atas westafel Nasionalisme :
tangan di atas Penulis memasang poster ketika
58
westafel suasana Ruang UGD sedang
tidak ada pasien agar tidak
mengganggu kenyamanan
pasien dan sebagai wujud dalam
menjaga ketertiban.
Etika Publik :
Dalam pemasangan poster,
penulis terlebih dahulu meminta
izin pada Pj. UGD dan staf
sebagai bentuk rasa saling
menghargai dan
profesionalisme kepada
pimpinan dan rekan sejawat.
Komitmen Mutu :
Penulis menggunakan alat dan
bahan yang berkualitas dalam
memasang poster agar poster
tidak mudah terbuka merupakan
upaya jaminan mutu.
Anti Korupsi :
Penulis memasang poster sesuai
59
lokasi yang disepakati
merupakan bagian dari
kejujuran.
Dampak apabila kegiatan ini dilaksanakan yaitu dapat membantu dalam mengedukasi tentang pentingnya hand hygiene dan 5 moment cuci tangan,
sedangkan dampak apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan yaitu kurangnya media edukasi tentang pentingnya hand hygiene dan 5 moment saat cuci
tangan. Kendala yang mungkin dihadapi yaitu poster yang dipasang dirusak oleh keluarga pasien. Solusi dari dampak tidak laksanakannya kegiatan
yaitu merencanakan dengan baik pemasangan poster dengan penanggung jawab ruang UGD dan pimpinan , sedangkan solusi dari kendala yang
mungkin dihadapi yaitu melaminating poster dan mengatur ketinggian poster agar tidak dijangkau oleh anak-anak.
KONTRIBUSI
KONTRIBUSI
OUTPUT / HASIL
OUTPUT/HASIL KEGIATAN PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT / HASIL KEGIATAN
No. KEGIATAN TERHADAP NILAI
KEGIATAN KEGIATAN TERHADAP
PENGUATANNILAI DASAR ORGANISASI
VISI/MISI
PNS
ORGANISASI
5. Melakukan a. Menyiapkan a. Tersedianya Akuntabilitas : Dengan melakukan Dengan
monitoring format format monitoring Penulis menyiapkan format monitoring pada melaksanaan
kepatuhan monitoring monitoring dan perawat di Ruang UGD monitoring pada
perawat dalam untuk mengkonsultasikan kepada maka menjawab visi perawat di Ruang
melakukan mengevaluasi Kepala Puskesmas sebagai yakni “Mewujudkan UGD menguatkan
60
hand hygiene kepatuhan bentuk tanggung jawab dan pelayanan kesehatan dengan nilai
pada 5 moment perawat dalam transparansi kegiatan. terbaik dan profesional “Akuntabel dan
tindakan melakukan Nasionalisme : menuju masyarakat Nyaman”.
keperawatan hand hygiene Dalam membuat format Poleang Tenggara
di Ruang UGD pada 5 moment monitoring menggunakan sehat dan sejahtera“.
tindakan bahasa indonesia yang baik
keperawatan di dan benar.
Ruang UGD Etika Publik :
Penulis menanamkan sikap
tekun dalam membuat format
monitoring demi
terlaksanannya kegiatan.
Komitmen Mutu :
Penulis menyadur dan
memodifikasi format
monitoring dari referensi yang
kredibel sebagai upaya jaminan
mutu alat monitoring yang
digunakan.
Anti Korupsi :
Penulis bekerja keras dalam
61
menyelesaikan penyusunan
dan pembuatan format
monitoring sesuai tenggat
waktu yang telah ditentukan
sebagai bentuk sikap disiplin.
b. Menjelaskan b. Terlaksananya Akuntabilitas :
maksud dan pertemuan antara Penulis menjelaskan secara
tujuan penulis dengan transparan maksud dan tujuan
melakukan Kepala Puskesmas, melakukan monitoring pada
monitoring Pj.Ruang UGD Kepala Puskesmas, Pj.Ruang
pada Pj.Ruang dan staf untuk UGD dan staf.
UGD dan staf menjelaskan Nasionalisme :
maksud dan tujuan Dalam menjelaskan maksud
melakukan dan tujuan melakukan
monitoring monitoring pada Kepala
Puskesmas, Pj.Ruang UGD dan
staf, penulis tetap menjaga
ketertiban dengan memilih
waktu setelah pelayanan rawat
jalan selesai.
Etika Publik :
62
Penulis bersikap sopan dan
santun dalam menjelaskan
maksud dan tujuan melakukan
monitoring pada Kepala
Puskesmas, Pj.Ruang UGD
dan staf.
Komitmen Mutu :
Kerjasama yang terjalin
dengan baik antara penulis
dengan Pj.Ruang UGD dan staf
selama proses monitoring
dapat meningkatkan mutu
pelayanan.
Anti Korupsi :
Penulis mengefisensikan
waktu saat memberikan
penjelasan maksud dan tujuan
melakukan monitoring
merupakan cerminan dari
sikap disiplin.
63
c. Melakukan c. Terlaksananya Akuntabilitas :
monitoring monitoring dan Penulis bersikap konsisten
kepatuhan terisinya form dan transparan dalam
perawat dalam monitoring melakukan monitoring pada
melakukan perawat Ruang UGD.
hand hygiene Nasionalisme :
pada 5 moment Saling menghargai antar
tindakan sesama rekan sejawat dalam
keperawatan di melakukan monitoring dengan
Ruang UGD tidak mengganggu pelayanan
selama monitoring.
Etika Publik :
Dalam melakukan monitoring
kepatuhan perawat saat
melakukan hand hygiene pada
5 moment tindakan
keperawatan, penulis
mengedepankan sikap
profesionalisme.
Komitmen Mutu :
Pelaksanaan monitoring
64
kepatuhan perawat dalam
melakukan hand hygiene pada
5 moment tindakan
keperawatan di Ruang UGD
merupakan upaya menjamin
mutu pelayanan kesehatan.
Anti Korupsi :
Dalam melakukan monitoring,
penulis menanamkan sikap
jujur dalam memberikan
penilaian.
d. Melakukan d. Tersedianya Akuntabilitas :
tabulasi data tabulasi data hasil Tabulasi data merupakan salah
hasil penilaian penilaian satu bukti pertangung
responden responden jawaban penulis atas
monitoring yang telah
dilaksanakan.
Nasionalisme :
Penulis menanamkan sikap
semangat dalam melakukan
65
tabulasi data hasil penilaian
responden guna mengetahui
kesadaran perawat akan
pentingnya hand hygiene.
Etika Publik :
Penulis tekun agar dalam
melakukan tabulasi data hasil
penilaian responden dapat
diselesaikan dengan tepat
waktu.
Komitmen Mutu :
Penulis menggunakan waktu
secara efisien dan efektif saat
melakukan tabulasi data hasil
penilaian responden.
Anti Korupsi :
Tabulasi data hasil penilaian
responden dapat
dipertanggungjawabkan
kebenarannya mencerminkan
sikap jujur.
66
Dampak apabila kegiatan ini dilaksanakan yaitu mengetahui sejauh mana perubahan prilaku perawat UGD dalam melakukan hand hygiene dan 5
moment cuci tangan, sedangkan dampak apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan yaitu tidak diketahuinya perubahan prilaku hand hygiene dan 5
moment saat cuci tangan serta efektifiitas dari kegiatan sosialisasi dan pemasangan poster terhadap prilaku hand hygiene . Kendala yang mungkin
dihadapi yaitu adanya perawat yang sakit/ izin pada saat evaluasi. Solusi dari dampak tidak dilaksanakannya kegaiatan dan kendala dalam kegiatanya
itu mengadakan kontrak waktu ulang dengan perawat yang berhalangan hadir.
KONTRIBUSI
KONTRIBUSI
OUTPUT / HASIL
OUTPUT / OUTPUT/HASIL KEGIATAN PENGUATAN
TAHAPAN KEGIATAN
No KEGIATAN HASIL TERHADAP NILAI
KEGIATAN TERHADAP
KEGIATAN PENGUATANNILAI DASAR ORGANISASI
VISI/MISI
PNS
ORGANISASI
6. Melaporkan a. Mengumpulkan a. Tersedianya Akuntabilitas : Dengan melaporkan Dengan
hasil kegiatan bahan-bahan bahan-bahan Dalam mengumpulkan bahan- hasil kegiatan melaporkan hasil
aktualisasi untuk membuat untuk membuat bahan yang relevan untuk aktualisasi kepada kegiatan aktualisasi
kepada Rancangan laporan membuat Rancangan pimpinan maka kepada pimpinan
pimpinan Aktualisasi Aktualisasi merupakan bagian menjawab visi yakni menguatkan nilai
dari konsistensi penulis untuk “Mewujudkan “Profesional,
menghasilkan Rancangan pelayanan kesehatan Akuntabel dan
Aktualisasi yang baik. terbaik dan profesional amanah”.
67
Nasionalisme : menuju masyarakat
Dalam mengumpulkan bahan- Poleang Tenggara
bahan untuk membuat sehat dan sejahtera“.
Rancangan Aktualisasi ,
penulis menanamkan sikap
semangat dan bekerja keras
dalam memilah-milah bahan
yang relevan.
Etika Publik :
Penulis bersikap profesional
dan cermat dalam memilih
bahan-bahan yang relevan
untuk membuat Rancangan
Aktualisasi .
Komitmen Mutu :
Dalam memilih dan memilah
bahan-bahan yang relevan dan
sinkron dengan Rancangan
Aktualisasi yang akan dibuat
adalah upaya menjamin mutu
laporan yang baik.
68
Anti Korupsi :
Penulis bersikap disiplin
dalam mengumpulkan bahan-
bahan untuk membuat
Rancangan Aktualisasi .
b. Menyusun b. Tersusunnya Akuntabilitas :
Rancangan Rancangan Rancangan Aktualisasi yang
Aktualisasi Aktualisasi disusun dengan sistematis
berdasarkan bahan-bahan yang
dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya merupakan
bagian dari integritas penulis.
Nasionalisme :
Dalam melakukan konsultasi
Rancangan Aktualisasi kepada
mentor dan coach, penulis
menggunakan Bahasa
Indonesia sesuai EYD.
Etika Publik
Penulis melakukan konsultasi
dengan mentor dan coach
69
dalam penyusunan laporan
merupakan cerminan sikap
profesionalisme dan
menghargai pimpinan dan
pembimbing.
Komitmen Mutu
Menyusun Rancangan
Aktualisasi secara sistematis
sesuai tata naskah Rancangan
Aktualisasi yang telah
diberikan oleh Panitia Diklat
Prajabatan CPNS Kabupaten
Bombana Tahun 2020
merupakan upaya penulis
dalam mempertahankan mutu
laporan yang baik.
Anti Korupsi:
Penulis tidak meniru
Rancangan Aktualisasi orang
lain dalam menyusun
Rancangan Aktualisasi
70
merupakan cerminan sikap
jujur.
c. Menyerahkan c. Tersedianya Akuntabilitas :
Rancangan Rancangan Rancangan Aktualisasi yang
Aktualisasi Aktualisasi yang diserahkan dan disetujui oleh
telah disetujui mentor dan coach nantinya
oleh mentor dan harus dapat dipertanggung
coach jawabkan oleh penulis.
Nasionalisme :
Penulis berdoa kepada Tuhan
Yang Maha Esa agar
Rancangan Aktualisasi yang
telah diserahkan pada mentor
dan coach dapat dipertanggung
jawabkan didepan penguji dan
ujian nantinya dapat berjalan
lancar tanpa halangan apapun
mencerminkan sikap
keyakinan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
71
Etika Publik
Penulis menghargai setiap
masukan dan saran dari mentor
dan coach terkait laporan yang
telah diserahkan.
Komitmen Mutu
Rancangan Aktualisasi yang
telah dikonsultasikan dan
disusun sesuai tata naskah dari
Panitia Diklat Prajabatan
CPNS Kabupaten Bombana
Tahun 2020 oleh penulis
sebagai bentuk jaminan mutu.
Anti Korupsi
Tidak merekayasa isi
Rancangan Aktualisasi yang
diserahkan pada pimpinan
merupakan bagian dari sikap
jujur.
72
Dampak apabila kegiatan ini dilaksanakan yaitu terlaksananya kegiatan habituasi dan merealisasikan rancangan aktualisasi, sedangkan dampak bila
kegiatan tidak dilaksanakan yaitu tidak adanya bukti telah melaksanakan habituasi dan rancangan aktualisasi. Kendala yang mungkin dihadapi yaitu
hilangya bahan-bahan untuk membuat laporan kegiatan aktualisasi. Solusi dari dampak tidak laksanakannya kegiatan yaitu menyusun laporan dengan
tekun serta tak lupa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan kelancaran dan kesehatan dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi.
Sedangkan solusi dari kendala yang mungkin dihadapi yaitu menyimpan file tidak pada satu tempat.
73
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
2. Menyiapkan kegiatan sosialisasi tentang Tidak ada kendala dalam kegiatan ini Tidak ada antisipasi dalam kegiatan ini
pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
dan 5 moment cuci tangan
3. Melaksanakan kegiatan sosialisasi tentang Tidak ada kendala dalam kegiatan ini Melakukan koordinasi kembali pada
pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Pimpinan dan Pj. Ruang UGD agar
sebelum dan sesudah melakukan tindakan menyampaikann pada staf Ruang UGD
serta 5 moment cuci tangan terkait pelaksanaan kegiatan sosilisasi
sehari sebelum kegiatan dilaksanakan.
74
4. Memasang poster tentang 6 langkah Cuci Tidak ada kendala dalam kegiatan ini Tidak ada antisipasi dalam kegiatan ini
Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan 5 moment
cuci tangan di ruangan
5. Melakukan monitoring kepatuhan perawat Tidak ada kendala dalam kegiatan ini Tidak ada antisipasi dalam kegiatan ini
dalam melakukan hand hygiene pada 5
moment tindakan keperawatan di Ruang
UGD
6. Melaporkan hasil kegiatan aktualisasi kepada Tidak ada kendala dalam kegiatan ini Menyusun laporan aktualisasi
pimpinan berdasarkan data yang benar dan valid
serta melakukan konsultasi dengan
pimpinan dan coach secara itensif.
Menyimpan file laporan aktualisasi
pada beberapa media penyimpanan
misalnya hp dan hardisk untuk
mencegah file hilang.
75
B. HASIL AKTUALISASI
Tahapan aktualisasi dan habituasi dilaksanakan di UPTD Puskesmas Poleang Tenggara. Adapun hasil kegiatan aktualisasi adalah
sebagai berikut :
Pelaksanaan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterangan
Kegiatan
1. Melakukan a. Menyiapkan bahan konsultasi 28 Februari-4 Maret a. Tersedianya bahan konsultasi Terlaksana
konsultasi kepada yang akan disampaikan kepada 2020 yang akan disampaikan
pimpinan terkait Kepala Puskesmas kepada Kepala puskesmas
kegiatan yang akan b. Menyiapkan format konsultasi b. Tersedianya format konsultasi
dilaksanakan c. Meminta arahan dan petunjuk c. Terisinya format konsultasi
pimpinan d. Terbitnya surat izin dari
d. Meminta persetujuan pimpinan pimpinan untuk melaksanakan
atas kegiatan yang akan kegiatan aktualisasi
dilakukan
2. Menyiapkan a. Menyiapkan materi sosialisasi 5 Maret-10 Maret 2020 a. Tersedianya materi sosialisasi Terlaksana
kegiatan sosialisasi b. Menentukan tempat b. Tersedianya tempat dan
tentang pentingnya pelaksanaan dan menentukan jadwal pelaksanaan sosialisasi
76
Cuci Tangan Pakai jadwal pelaksanaan sosialisasi c. Tersedianya undangan
Sabun (CTPS) dan 5 c. Menyiapkan undangan d. Tersedianya soal pre-test, post
moment cuci tangan d. Menyiapkan soal pre-test, post test dan format penilaian
test dan format penilaian e. Tersedianya daftar hadir dan
e. Membuat daftar hadir dan papan papan penggalangan
penggalangan komitmen komitmen
3. Melaksanakan a. Membagikan daftar hadir 11 Maret 2020 a. Terisinya daftar hadir oleh Terlaksana
kegiatan sosialisasi b. Melakukan penilaian awal peserta kegiatan sosialisasi
tentang pentingnya dengan pre-test b. Tersedianya hasil pre-test
Cuci Tangan Pakai c. Menjelaskan materi tentang c. Tersampaikannya materi
Sabun (CTPS) pentingnya CTPS pada 5 pentingnya CTPS pada 5
sebelum dan moment cuci tangan moment cuci tangan
sesudah melakukan d. Melakukan post-test pada d. Tersedianya hasil post-test
tindakan serta 5 peserta e. Terlaksananya penggalangan
moment cuci tangan e. Melaksanakan penggalangan komitmen kepatuhan hand
komitmen kepatuhan hand hygiene
hygiene f. Tersedianya notulen dan
f. Membuat notulen dan dokumentasi kegiatan
dokumentasi kegiatan
77
4. Memasang poster a. Mendesign poster tentang 6 12 Maret-19 Maret 2020 a. Tersedianya design poster Terlaksana
tentang 6 langkah langkah CTPS dan 5 moment tentang 6 langkah CTPS dan
Cuci Tangan Pakai cuci tangan 5 moment cuci tangan
Sabun (CTPS) dan 5 b. Mencetak poster tentang 6 b. Tersedianya poster tentang
moment cuci tangan langkah CTPS dan 5 moment 6 langkah CTPS dan 5
di ruangan cuci tangan moment cuci tangan
c. Menentukan lokasi strategis c. Terpilihnya lokasi
pemasangan poster agar mudah pemasangan poster
dilhat oleh perawat UGD d. Terpasangnya poster tentang
d. Memasang poster tentang 6 6 langkah CTPS dan 5
langkah CTPS dan 5 moment moment cuci tangan di atas
cuci tangan di atas westafel westafel
5. Melakukan a. Menyiapkan format monitoring 20 Maret-28 Maret 2020 1. Tersedianya format Terlaksana
monitoring untuk mengevaluasi kepatuhan monitoring
kepatuhan perawat perawat dalam melakukan hand 2. Terlaksananya pertemuan
dalam melakukan hygiene pada 5 moment tindakan antara penulis dengan Kepala
hand hygiene pada 5 keperawatan di Ruang UGD Puskesmas, Pj.Ruang UGD
moment tindakan b. Menjelaskan maksud dan tujuan dan staf untuk menjelaskan
keperawatan di melakukan monitoring pada maksud dan tujuan melakukan
78
Ruang UGD Pj.Ruang UGD dan staf monitoring
c. Melakukan monitoring 3. Terlaksananya monitoring dan
kepatuhan perawat dalam terisinya form monitoring
melakukan hand hygiene pada 5 4. Tersedianya tabulasi data
moment tindakan keperawatan di hasil penilaian responden
Ruang UGD
d. Melakukan tabulasi data hasil
penilaian responden
6. Melaporkan hasil a. Mengumpulkan bahan-bahan 29 Maret-9 April 2020 1. Tersedianya bahan-bahan Terlaksana
kegiatan aktualisasi untuk membuat laporan untuk membuat laporan
kepada pimpinan aktualisasi 2. Tersusunnya laporan
b. Menyusun laporan aktualisasi aktualisasi
c. Menyerahkan laporan aktualisasi 3. Tersedianya laporan
aktualisasi yang telah
disetujui oleh mentor dan
coach
79
TABEL KEGIATAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN
Tabel 10. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Keterkaitan Nilai Dasar “Melakukan Konsultasi Kepada Pimpinan Terkait
Kegiatan Yang Akan Dilaksanakan”
KONTRIBUSI
KONTRIBUSI OUTPU/HASIL OUTPUT / HASIL
OUTPUT / PENGUATAN KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN TERHADAP KEGIATAN
No. KEGIATAN HASIL NILAI SUBTITUSI/
KEGIATAN PENGUATANNILAI DASAR TERHADAP
KEGIATAN ORGANISASI TAMBAHAN
PNS VISI/MISI
ORGANISASI
1. Melakukan a. Menyiapkan a. Tersedianya Akuntabilitas (Tanggung Dengan melakukan Dalam proses
konsultasi bahan bahan Jawab) : konsultasi kepada konsultasi dengan
kepada konsultasi konsultasi Dalam menyiapkan bahan pimpinan terkait pimpinan berjalan
pimpinan yang akan yang akan konsultasi, penulis kegiatan yang akan sesuai aturan atau
terkait kegiatan disampaikan disampaikan melakukannya dengan penuh dilaksanakan sejalan kaidah yang
yang akan kepada kepada rasa tanggung jawab sebagai dengan Visi yakni berlaku di
dilaksanakan Kepala Kepala bentuk penghargaan kepada “Mewujudkan lingkungan kerja
Puskesmas puskesmas Kepala Puskesmas. pelayanan serta tugas fungsi
kesehatan terbaik masing-masing
dan profesional dapat
80
Nasionalisme (Bahasa menuju masyarakat meningkatkan nilai
Indonesia) : Poleang Tenggara “Profesionalisme”
Dalam berkonsultasi penulis sehat dan
menggunakan bahasa indonesia sejahtera”.
yang baik.
Etika Publik (Sikap Hormat,
Sopan Dan Santun) :
Penulis bersikap hormat, sopan
dan santun ketika melakukan
konsultasi dengan pimpinan.
Komitmen Mutu (Efektif) :
Penulis menyiapkan bahan
konsultasi sebelum melakukan
konsultasi kepada Kepala
Puskesmas sehingga pertemuan
bisa berjalan dengan efektif.
Anti Korupsi (Kemandirian) :
Sebelum melakukan konsultasi,
penulis mencetak bahan yang
akan dikonsultasikan sebagai
81
bentuk kemandirian.
b. Menyiapkan b. Tersedianya Akuntabilitas (Tanggung
format format jawab) :
konsultasi konsultasi Tersedianya format konsultasi
sebagai bukti adanya tanggung
jawab penulis atas kegiatan
yang dilakukan.
Nasionalisme (Etos Kerja) :
Bagi penulis tersedianya format
konsultasi merupakan wujud
etos kerja.
Etika Publik (Tulus dan
Tekun):
Dalam menyiapkan format
konsultasi, penulis
melakukannya dengan tulus dan
tekun.
Komitmen Mutu (Efektif dan
Efisien) :
Dalam menyiapkan format
82
konsultasi, penulis
menggunakan waktu secara
efektif dan efisien.
Anti Korupsi (Peduli) :
Mencetak format konsultasi
merupakan bentuk sikap peduli
atas kegiatan yang dilaksanakan.
c. Meminta c. Terisinya Akuntabilitas (Konsisten) :
arahan dan format Dalam meminta arahan dan
petunjuk konsultasi petunjuk pimpinan, penulis
pimpinan secara konsisten melaksanakan
arahan dan petunjuk dari
pimpinan.
Nasionalisme (Semangat) :
Penulis menanamkan sikap
semangat pantang menyerah
dalam menerima arahan,
petunjuk maupun koreksi dari
pimpinan.
83
Etika Publik (Hormat, Sopan
Dan Santun) :
Bersikap hormat, sopan dan
santun ketika berkomunikasi
dengan pimpinan.
Komitmen Mutu ( Mutu) :
Meminta arahan dan petunjuk
dari pimpinan merupakan upaya
penulis dalam mempertahankan
mutu kegiatan.
Anti Korupsi (Jujur) :
Penulis mencatat dengan jujur
rekomendasi ataupun arahan dan
petunjuk sesuai dengan apa yang
telah disampaikan oleh
pimpinan.
d. Meminta d. Terbitnya Akuntabilitas (Terbuka) :
persetujuan surat izin dari Dalam meminta persetujuan,
pimpinan pimpinan penulis bersikap terbuka dalam
atas kegiatan untuk memberikan penjelasan kepada
84
yang akan melaksanakan pimpinan atas kegiatan yang
dilakukan kegiatan akan dilaksanakan.
aktualisasi Nasionalisme (Musyawarah
Dan Mufakat) :
Dalam meminta persetujuan
pimpinan, penulis melakukan
musyawarah dan mufakat atas
kegiatan yang akan dilakukan.
Etika Publik (Menghormati) :
Penulis menghormati keputusan
pimpinan terkait persetujuan
akan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Komitmen Mutu (Mutu) :
Mengarsipkan dan menyimpan
dengan baik surat persetujuan
kegiatan sebagai bentuk jaminan
mutu.
Anti Korupsi (Tepat Waktu) :
Penulis tepat waktu dalam
85
membuat surat izin pada admin
puskesmas sehingga kegiatan
dapat berjalan sesuai rencana
merupakan cerminan sikap
disiplin.
Tabel 11. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Keterkaitan Nilai Dasar “Menyiapkan Kegiatan Sosialisasi Tentang Pentingnya
CTPS Dan 5 Moment Cuci Tangan”
KONTRIBUSI
KONTRIBUSI OUTPU/HASIL OUTPUT / HASIL
OUTPUT / PENGUATAN KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN TERHADAP KEGIATAN
No. KEGIATAN HASIL NILAI SUBTITUSI/
KEGIATAN PENGUATANNILAI DASAR TERHADAP
KEGIATAN ORGANISASI TAMBAHAN
PNS VISI/MISI
ORGANISASI
2. Menyiapkan a. Menyiapkan a. Tersedianya Akuntabilitas (Tanggung Dengan menyiapkan Dalam
kegiatan materi materi Jawab) : kegiatan sosialisasi menyiapkan
sosialisasi sosialisasi sosialisasi Menyediakan materi sosialisasi tentang pentingnya kegiatan
tentang sebagai bentuk tanggung jawab CTPS dan 5 moment sosialisasi tentang
pentingnya Cuci penulis terhadap kegiatan yang cuci tangan maka pentingnya CTPS
86
Tangan Pakai akan dilakukan. menjawab misi dan 5 moment
Sabun (CTPS) Nasionalisme (Bahasa yakni “Memberikan cuci tangan
dan 5 moment Indonesia) pelayanan meningkatkan
cuci tangan Menyiapkan materi sosialisasi kesehatan yang nilai
dengan bahasa indonesia yang bermutu, “Profesionalisme
baik dan benar. berkeadilan dan dan Amanah ”.
Etika Publik (Tekun) : terjangkau oleh
Penulis tekun dalam membuat masyarakat dengan
materi sosialisasi agar segera mengedapankan
terselesaikan. hak dan kewajiban
Komitmen Mutu (Mutu) : pasien”.
Penulis mengambil referensi-
referensi ilmiah dalam
menyusun materi sosialisasi
sebagai bentuk jaminan mutu.
Anti Korupsi (Disiplin) :
Penulis disiplin dalam
menggunakan waktu dalam
membuat materi sosialisasi.
87
b. Menentukan b. Tersedianya Akuntabilitas (Bertanggung
tempat tempat dan Jawab) :
pelaksanaan jadwal Penulis bertanggung jawab
dan pelaksanaan melakukan koordinasi dengan
menentukan sosialisasi pimpinan dan Pj. Ruang UGD
jadwal dalam menentukan tempat yang
pelaksanaan memadai dan mengatur jadwal
sosialisasi kegiatan.
Nasionalisme (Musyawarah) :
Melakukan musyawarah dengan
pimpinan dan Pj. Ruang UGD
dalam menentukan tempat dan
jadwal kegiatan.
Etika Publik (Profesionalisme
Dan Saling Menghargai) :
Dalam melakukan koordinasi
dengan pimpinan dan Pj. Ruang
UGD, penulis mengedepankan
profesionalisme dan sikap saling
menghargai antara staf dan
88
pimpinan.
Komitmen Mutu (Efisien Dan
Efektif) :
Penulis berusaha mengefisienkan
waktu dalam mengatur tempat
dan jadwal pelaksanaan kegiatan
sosialisasi sehingga kegiatan
dapat berjalan dengan efektif.
Anti Korupsi (Keabsahan Dan
Transparan) :
Mendokumentasikan persetujuan
dari Pimpinan dan Pj. Ruang
UGD mengenai tempat dan
jadwal kegiatan sosialisasi
sebagai bentuk keabsahan dan
transparansi kegiatan.
c. Menyiapkan c. Tersedianya Akuntabilitas (Jelas Dan
undangan undangan Konsistensi) :
Dalam membuat undangan, ada
kejelasan dan konsistensi dalam
89
menetapkan waktu dan tempat
pelaksanaan.
Nasionalisme (Bahasa
Indonesia) :
Dalam membuat undangan
sosialisasi CTPS dan 5 moment
cuci tangan, penulis
menggunakan bahasa indonesia
yang baik dan benar.
Etika Publik (Cermat Dan
Berhati-Hati) :
Penulis cermat dan berhati-hati
dalam memeriksa isi undangan
agar tidak terjadi kesalahan.
Komitmen Mutu (Efektifitas
Dan Efisien) :
Penulis mengutamakan
efektifitas dan efisiensi waktu
dalam pembuatan undangan.
90
Anti Korupsi (Jujur) :
Menyampaikan undangan
dengan benar dan jelas pada Pj.
Ruang UGD dan Grup WA
Puskesmas merupakan bagian
dari kejujuran.
d. Menyiapkan d. Tersedianya Akuntabilitas (Tanggung
soal pre-test, soal pre-test, Jawab) :
post test dan post test Penulis menyediakan dan
format dan format mencetak soal pre-test, post test
penilaian penilaian dan format penilaian sebagai
bentuk tanggung jawab akan
kegiatan.
Nasionalisme (Semangat Dan
Percaya Diri) :
Penulis bersikap semangat dan
percaya diri dalam menyiapkan
soal pre-test, post test dan
format penilaian.
91
Etika Publik (Tekun Dan
Disiplin) :
Penulis bersikap tekun dan
disiplin dalam menyiapkan soal
pre-test, post test dan format
penilaian.
Komitmen Mutu (Mutu) :
Penulis dalam menyiapkan soal
pre-test, post test dan format
penilaian menggunakan
referensi yang benar sebagai
bentuk jaminan mutu.
Anti Korupsi (Mandiri) :
Penulis secara mandiri membuat
dan mencetak soal pre-test, post
test dan format penilaian.
e. Membuat e. Tersedianya Akuntabilitas (Tanggung
daftar hadir daftar hadir Jawab) :
dan papan dan papan Penulis menyiapkan daftar hadir
penggalangan penggalangan dan membuat papan
92
komitmen komitmen penggalangan komitmen sebagai
bentuk tanggung jawab terhadap
kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Nasionalisme (Bergotong
Royong) :
Penulis meminta sumbangan ide
pemikiran dan bergotong royong
dengan sesama rekan sejawat
dalam membuat papan
penggalangan komitmen.
Etika Publik (Hormat Dan
Sopan Santun) :
Dalam meminta sumbangan ide
pemikiran dan bantuan dalam
membuat penggalangan
komitmen pada rekan sejawat,
penulis bersikap hormat dan
menjaga sopan santun.
93
Komitmen Mutu (Mutu) :
Penggalangan komitmen
merupakan upaya dalam
mengoptimalisasikan kesadaran
perawat akan pentingnya cuci
tangan merupakan jaminan mutu
pelayanan kesehatan.
Anti Korupsi (Jujur) :
Dalam membuat daftar hadir
dan penggalangan komitmen,
penulis tidak meniru karya
orang lain merupakan sikap
jujur.
94
Tabel 12. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Keterkaitan Nilai Dasar “Melaksanakan Kegiatan Sosialisasi Tentang Pentingnya
CTPS Sebelum Dan Sesudah Melakukan Tindakan Serta 5 Moment Cuci Tangan”
KONTRIBUSI
KONTRIBUSI OUTPUT/HASIL OUTPUT / HASIL
OUTPUT / PENGUATAN KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN TERHADAP KEGIATAN
No. KEGIATAN HASIL NILAI SUBTITUSI/
KEGIATAN PENGUATANNILAI DASAR TERHADAP
KEGIATAN ORGANISASI TAMBAHAN
PNS VISI/MISI
ORGANISASI
3. Melaksanakan a. Membagikan a. Terisinya Akuntabilitas (Partisipasi) : Dengan sosialisasi Dengan
kegiatan daftar hadir daftar hadir Penulis mendorong peserta tentang pentingnya pelaksanaan
sosialisasi oleh peserta kegiatan sosialisasi secara aktif CTPS sebelum dan sosialisasi CTPS
tentang kegiatan berpartisipasi dalam mengisi sesudah melakukan yang tepat waktu
pentingnya Cuci sosialisasi daftar hadir. tindakan serta 5 dan peserta yang
Tangan Pakai Nasionalisme (Tertib) : moment cuci tangan antusias serta
Sabun (CTPS) Penulis menghimbau agar maka menjawab duduk dengan
sebelum dan peserta kegiatan sosialisasi misi yakni rapi tepat waktu,
sesudah mengisi daftar hadir dengan “Memberikan Hal ini sejalan
melakukan tertib. pelayanan dengan nilai
tindakan serta 5 kesehatan yang “Tertib”.
95
moment cuci Etika Publik (Sopan Dan bermutu,
tangan Santun) : berkeadilan dan
Penulis dalam membagikan terjangkau oleh
daftar hadir bersikap sopan dan masyarakat dengan
santun ketika berkomunikasi mengedapankan
dengan peserta. hak dan kewajiban
Komitmen Mutu (Efisien) : pasien”.
Membagikan daftar hadir
dengan metode estafet untuk
mengefisienkan waktu.
Anti Korupsi (Jujur) :
Penulis menginstruksikan
kepada peserta kegiatan
sosialisasi agar tidak
memanipulasi atau menuliskan
nama rekannya yang tidak hadir
pada daftar hadir. Hal ini
mencerminkan sikap jujur.
b. Melakukan b. Tersedianya Akuntabilitas (Transparansi):
penilaian hasil pre-test Penulis membagikan soal pre-
96
awal dengan test secara langsung sebagai
pre-test bentuk transparansi.
Nasionalisme (Tertib) :
Penulis memberi teguran kepada
peserta apabila membuat
kegaduhan agar suasana
kegiatan sosialisasi tetap tertib
selama tes berlangsung.
Etika Publik (Sopan) :
Menegur dengan sopan apabila
ada peserta yang membuat
kegaduhan selama tes.
Komitmen Mutu (Efektif) :
Memberi batasan waktu
pengisian soal pre-test agar
kegiatan berjalan efektif sesuai
dengan yang direncanakan.
Anti Korupsi (Adil Dan
Transparan) :
Penulis adil dan transparan
97
dalam memberikan penilaian.
c. Menjelaskan c. Tersampaika Akuntabilitas (Jelas) :
materi nnya materi Menyampaikan materi
tentang pentingnya sosialisasi dengan jelas agar
pentingnya CTPS pada 5 dapat dipahami peserta.
CTPS pada 5 moment cuci Nasionalisme (Bijak Dan
moment cuci tangan Percaya Diri) :
tangan Penulis bersikap bijak dan
percaya diri dalam menanggapi
pertanyaan peserta.
Etika Publik (Cermat) :
Penulis cermat dalam melihat
kesesuaian slide pada layar
dengan penjelasan yang
diberikan ketika pemaparan
materi.
Komitmen Mutu (Kreatifitas):
Penulis memberikan kesempatan
bertanya dan mempraktekan cara
mencuci tangan pakai sabun agar
98
peserta tidak bosan ketika
menerima materi merupakan
bentuk kreatifitas dalam
penyampaian materi.
Anti Korupsi (Disiplin) :
Penulis memulai dan mengakhiri
kegiatan tepat waktu
mencerminkan sikap disiplin.
d. Melakukan d. Tersedianya Akuntabilitas (Transparan) :
post-test pada hasil post-test Penulis bersikap transparan
peserta dalam memberikan penilaian
post-test.
Nasionalisme (Tertib) :
Penulis menghimbau kepada
peserta kegiatan sosialisasi agar
menjaga ketertiban selama tes
berlangsung.
Etika Publik (Taat Aturan):
Penulis menghimbau pada
peserta agar mentaati aturan
99
yang telah disampaiakn selama
tes berlangsung.
Komitmen Mutu (Efektif) :
Memberi batasan waktu
pengisian soal pre-test agar
kegiatan berjalan efektif sesuai
dengan yang direncanakan.
Anti Korupsi (Mandiri) :
Penulis secara mandiri
memeriksa dan menilai hasil tes
peserta.
e. Melaksanakan e. Terlaksananya Akuntabilitas (Partisipatif
penggalangan penggalangan Dan Tanggung Jawab) :
komitmen komitmen Penulis menyediakan papan
kepatuhan kepatuhan penggalangan komitmen
hand hygiene hand hygiene merupakan upaya untuk
meningkatakan partisipatif dan
rasa tanggung jawab peserta
akan pentingnya hand hygiene.
100
Nasionalisme (Bekerja
Keras):
Penulis bekerja keras agar
peserta benar-benar menyadari
pentingnya hand hygiene dan
mematuhi komitmen kepatuhan
hand hygiene.
Etika Publik (Sopan) :
Penulis menggunakan bahasa
yang sopan dalam mengajak
peserta dalam penggalangan
komitmen kepatuhan hand
hygiene.
Komitmen Mutu (Mutu) :
Penggalangan komitmen
kepatuhan hand hygiene
merupakan bentuk peningkatan
mutu layanan kesehatan.
Anti Korupsi (Peduli) :
Penulis dan peserta sosialiasi
101
diharapkan meningkatkan
kepedulian akan komitmen
kepatuhan hand hygiene.
f. Membuat f. Tersedianya a. Akuntabilitas (Tanggung
notulen dan notulen dan Jawab) :
dokumentasi dokumentasi Penulis membuat notulen sesuai
kegiatan kegiatan dengan pelaksanaan kegiatan
sebagai bentuk pertanggung
jawaban atas kegiatan
sosialisasi.
b. Nasionalisme (Bahasa
Indonesia) :
Penulis mengisi notulen dengan
bahasa indonesia yang baik dan
benar.
c. Etika Publik (Sopan) :
Penulis menggunakan bahasa
yang sopan dalam membuat
notulen.
102
d. Komitmen Mutu (Mutu) :
Notulen yang ditulis bersumber
dari rekaman video kegiatan
sosialisasi sebagai bentuk
jaminan mutu.
e. Anti Korupsi (Jujur) :
Tidak memanipulasi isi
notulensi merupakan cerminan
dari sikap jujur.
Tabel 13. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Keterkaitan Nilai Dasar “Memasang Poster Tentang 6 Langkah CTPS Dan 5
Moment Cuci Tangan Di Ruangan”
KONTRIBUSI
KONTRIBUSI OUTPUT/HASIL OUTPUT / HASIL
OUTPUT / PENGUATAN KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN TERHADAP KEGIATAN
No KEGIATAN HASIL NILAI SUBTITUSI/
KEGIATAN PENGUATANNILAI DASAR TERHADAP
KEGIATAN ORGANISASI TAMBAHAN
PNS VISI/MISI
ORGANISASI
4. Memasang a. Mendesign a. Tersedianya Akuntabilitas (Tanggung Dengan memasang Dengan
poster tentang 6 poster design poster Jawab) : poster tentang pemasangan
Mengumpulkan dan memilah-
103
langkah Cuci tentang 6 tentang 6 milah dengan cermat bahan- pentingnya CTPS poster 6 langkah
Tangan Pakai langkah langkah bahan dalam membuat design sebelum dan sesudah CTPS dan 5
Sabun (CTPS) CTPS dan 5 CTPS dan 5 merupakan wujud tanggung melakukan tindakan moment cuci
jawab penulis terhadap kegiatan.
dan 5 moment moment cuci moment cuci serta 5 moment cuci tangan merupakan
Nasionalisme (Percaya Diri) :
cuci tangan di tangan tangan tangan merupakan suatu bentuk
Penulis percaya diri dalam
ruangan upaya dalam kreatifitas dan
membuat design poster berbekal
menjawab misi inovasi, sejalan
ilmu yang dimiliki secara
yakni “Memberikan dengan nilai
otodidak yang dipelajari melalui
pelayanan “Inovatif”.
internet.
kesehatan yang
Etika Publik (Sopan Dan
bermutu,
Santun Serta Saling
berkeadilan dan
Menghargai) :
terjangkau oleh
Penulis dalam mendesign isi
masyarakat dengan
poster tidak mengandung
mengedapankan
sindiran pada SARA yang
hak dan kewajiban
mencerminkan sikap sopan dan
pasien”.
santun serta rasa saling
menghargai.
Komitmen Mutu (Kreatifitas):
Penulis menuangkan kreatifitas
104
yang dimiliki dalam membuat
design poster agar menarik.
Anti Korupsi (Disiplin):
Penulis disiplin terhadap waktu
dalam menyelesaikan design
poster agar kegiatan berjalan
sesuai dengan rencana.
b. Mencetak b. Tersedianya Akuntabilitas (Tanggung
poster poster Jawab) :
tentang 6 tentang 6 Mencetak poster yang telah
didesign merupakan bentuk
langkah langkah
tanggung jawab penulis
CTPS dan 5 CTPS dan 5
terhadap kegiatan.
moment cuci moment cuci Nasionalisme (Rela
tangan tangan
Berkorban) :
Dalam mencetak poster, penulis
menggunakan dana pribadi. Hal
ini mencerminkan sikap rela
berkorban untuk kepentingan
khalayak.
Etika Publik (Terbuka) :
105
Penulis terbuka atas saran dan
masukan terkait poster yang
telah dicetak.
Komitmen Mutu (Mutu) :
Penulis menggunakan bahan
yang berkualitas dalam
pencetakan poster sebagai
bentuk jaminan mutu.
Anti Korupsi (Mandiri) :
Dalam melakukan pencetakan
poster, penulis melakukannya
secara mandiri.
c. Menentukan c. Terpilihnya Akuntabilitas (Partsipatif) :
lokasi lokasi Penulis mengajak partsipatif
strategis pemasangan dari Pj. Ruang UGD dan staf
pemasangan poster untuk berdiskusi dalam
poster agar menentukan lokasi strategis
mudah dilhat pemasangan poster.
oleh perawat Nasionalisme (Tidak
UGD Diskriminatif) :
106
Penulis tidak diskriminatif
dalam menerima saran dari
rekan sejawat maupun Pj.
Ruang UGD dalam menentukan
lokasi pemasangan poster.
Etika Publik (Menghargai) :
Penulis menghargai setiap saran
yang diberikan oleh rekan
sejawat dan Pj. Ruang UGD
dalam menentukan lokasi
pemasangan poster.
Komitmen Mutu (Efektifitas) :
Dalam memilih lokasi yang
mudah diakses, strategis dan
mempertimbangkan nilai
estetika merupakan upaya
penulis agar poster yang
dipasang memiliki efektifitas.
Anti Korupsi (Transparan) :
Penulis transparan dalam
107
menyampaiakn hasil keputusan
penentuan lokasi yang kepada
Pj. Ruang UGD dan staf serta
pimpinan.
d. Memasang d. Terpasangnya Akuntabilitas (Konsisten) :
poster poster tentang Memasang poster merupakan
tentang 6 6 langkah upaya penulis konsisten pada
langkah CTPS dan 5 penurunan angka infeksi
CTPS dan 5 moment cuci nosokomial.
moment cuci tangan di atas Nasionalisme (Tertib) :
tangan di atas westafel Penulis memasang poster ketika
westafel suasana Ruang UGD sedang
tidak ada pasien agar tidak
mengganggu kenyamanan
pasien dan sebagai wujud dalam
menjaga ketertiban.
Etika Publik (Saling
Menghargai Dan
Profesionalisme):
Dalam pemasangan poster,
108
penulis terlebih dahulu meminta
izin pada Pj. UGD dan staf
sebagai bentuk rasa saling
menghargai dan profesionalisme
kepada pimpinan dan rekan
sejawat.
Komitmen Mutu (Mutu) :
Penulis menggunakan alat dan
bahan yang berkualitas dalam
memasang poster agar poster
tidak mudah terbuka merupakan
upaya jaminan mutu.
Anti Korupsi (Jujur) :
Penulis memasang poster sesuai
lokasi yang disepakati
merupakan bagian dari
kejujuran.
109
Tabel 14. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Keterkaitan Nilai Dasar “Melakukan Monitoring Kepatuhan Perawat Dalam
Melakukan Hand Hygiene Pada 5 Moment Tindakan Keperawatan di Ruang UGD”
KONTRIBUSI
KONTRIBUSI OUTPUT/HASIL OUTPUT / HASIL
OUTPUT / PENGUATAN KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN TERHADAP KEGIATAN
No KEGIATAN HASIL NILAI SUBTITUSI/
KEGIATAN PENGUATANNILAI DASAR TERHADAP
KEGIATAN ORGANISASI TAMBAHAN
PNS VISI/MISI
ORGANISASI
5. Melakukan a. Menyiapkan a. Tersedianya Akuntabilitas (Tanggung Dengan melakukan Dengan
monitoring format format Jawab Dan Transparansi) : monitoring pada melaksanaan
kepatuhan monitoring monitoring Penulis menyiapkan format perawat di Ruang monitoring pada
perawat dalam untuk monitoring dan UGD maka perawat di Ruang
melakukan hand mengevaluasi mengkonsultasikan kepada menjawab visi yakni UGD menguatkan
hygiene pada 5 kepatuhan Kepala Puskesmas sebagai “Mewujudkan dengan nilai
moment perawat bentuk tanggung jawab dan pelayanan “Akuntabel dan
tindakan dalam transparansi kegiatan. kesehatan terbaik Nyaman”.
keperawatan di melakukan Nasionalisme (Bahasa dan profesional
Ruang UGD hand hygiene Indonesia) : menuju masyarakat
pada 5 Dalam membuat format Poleang Tenggara
moment monitoring menggunakan sehat dan
110
tindakan bahasa indonesia yang baik dan sejahtera“.
keperawatan benar.
di Ruang Etika Publik (Tekun) :
UGD Penulis menanamkan sikap tekun
dalam membuat format
monitoring demi terlaksanannya
kegiatan.
Komitmen Mutu (Mutu) :
Penulis menyadur dan
memodifikasi format monitoring
dari referensi yang kredibel
sebagai upaya jaminan mutu alat
monitoring yang digunakan.
Anti Korupsi (Disiplin) :
Penulis bekerja keras dalam
menyelesaikan penyusunan dan
pembuatan format monitoring
sesuai tenggat waktu yang telah
ditentukan sebagai bentuk sikap
disiplin.
111
b. Menjelaskan b. Terealisasinya Akuntabilitas (Transparan) :
maksud dan pertemuan Penulis menjelaskan secara
tujuan antara penulis transparan maksud dan tujuan
melakukan dengan melakukan monitoring pada
monitoring Kepala Kepala Puskesmas, Pj.Ruang
pada Puskesmas, UGD dan staf.
Pj.Ruang Pj.Ruang Nasionalisme (Tertib) :
UGD dan staf UGD dan staf Dalam menjelaskan maksud dan
untuk tujuan melakukan monitoring
menjelaskan pada Kepala Puskesmas,
maksud dan Pj.Ruang UGD dan staf, penulis
tujuan tetap menjaga ketertiban dengan
melakukan memilih waktu setelah pelayanan
monitoring rawat jalan selesai.
Etika Publik (Sopan Dan
Santun) :
Penulis bersikap sopan dan
santun dalam menjelaskan
maksud dan tujuan melakukan
monitoring pada Kepala
112
Puskesmas, Pj.Ruang UGD dan
staf.
Komitmen Mutu (Mutu) :
Kerjasama yang terjalin dengan
baik antara penulis dengan
Pj.Ruang UGD dan staf selama
proses monitoring dapat
meningkatkan mutu pelayanan.
Anti Korupsi (Disiplin) :
Penulis mengefisensikan waktu
saat memberikan penjelasan
maksud dan tujuan melakukan
monitoring merupakan cerminan
dari sikap disiplin.
c. Melakukan c. Terlaksananya Akuntabilitas (Konsisten Dan
monitoring monitoring Transparan) :
kepatuhan dan terisinya Penulis bersikap konsisten dan
perawat form transparan dalam melakukan
dalam monitoring monitoring pada perawat Ruang
melakukan UGD.
113
hand hygiene Nasionalisme (Saling
pada 5 Menghargai) :
moment Saling menghargai antar sesama
tindakan rekan sejawat dalam melakukan
keperawatan monitoring dengan tidak
di Ruang mengganggu pelayanan selama
UGD monitoring.
Etika Publik
(Profesionalisme) :
Dalam melakukan monitoring
kepatuhan perawat saat
melakukan hand hygiene pada 5
moment tindakan keperawatan,
penulis mengedepankan sikap
profesionalisme.
Komitmen Mutu (Mutu) :
Pelaksanaan monitoring
kepatuhan perawat dalam
melakukan hand hygiene pada 5
moment tindakan keperawatan di
114
Ruang UGD merupakan upaya
menjamin mutu pelayanan
kesehatan.
Anti Korupsi (Jujur) :
Dalam melakukan monitoring,
penulis menanamkan sikap jujur
dalam memberikan penilaian.
d. Melakukan d. Tersedianya Akuntabilitas (Tanggung
tabulasi data tabulasi data Jawab) :
hasil hasil Tabulasi data merupakan salah
penilaian penilaian satu bukti pertangung jawaban
responden responden penulis atas monitoring yang
telah dilaksanakan.
Nasionalisme (Semangat) :
Penulis menanamkan sikap
semangat dalam melakukan
tabulasi data hasil penilaian
responden guna mengetahui
kesadaran perawat akan
pentingnya hand hygiene.
115
Etika Publik (Tekun) :
Penulis tekun agar dalam
melakukan tabulasi data hasil
penilaian responden dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.
Komitmen Mutu (Efisien Dan
Efektif) :
Penulis menggunakan waktu
secara efisien dan efektif saat
melakukan tabulasi data hasil
penilaian responden.
Anti Korupsi (Jujur) :
Tabulasi data hasil penilaian
responden dapat
dipertanggungjawabkan
kebenarannya mencerminkan
sikap jujur.
116
Tabel 15. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Keterkaitan Nilai Dasar “Melaporkan Hasil Kegiatan Aktualisasi Kepada
Pimpinan ”
KONTRIBUSI
KONTRIBUSI OUTPUT/HASIL OUTPUT / HASIL
OUTPUT / PENGUATAN KEGIATAN
TAHAPAN KEGIATAN TERHADAP KEGIATAN
No KEGIATAN HASIL NILAI SUBTITUSI/
KEGIATAN PENGUATANNILAI DASAR TERHADAP
KEGIATAN ORGANISASI TAMBAHAN
PNS VISI/MISI
ORGANISASI
6. Melaporkan a. Mengumpulk a. Tersedianya Akuntabilitas (Konsistensi) : Dengan melaporkan Dengan
hasil kegiatan an bahan- bahan-bahan Dalam mengumpulkan bahan- hasil kegiatan melaporkan hasil
aktualisasi bahan untuk untuk bahan yang relevan untuk aktualisasi kepada kegiatan
kepada membuat membuat membuat laporan aktualisasi pimpinan maka aktualisasi kepada
pimpinan laporan laporan merupakan bagian dari menjawab visi yakni pimpinan
aktualisasi konsistensi penulis untuk “Mewujudkan menguatkan nilai
menghasilkan laporan pelayanan “Profesional,
aktualisasi yang baik. kesehatan terbaik Akuntabel dan
Nasionalisme (Semangat Dan dan profesional amanah”.
Kerja Keras) : menuju masyarakat
Dalam mengumpulkan bahan- Poleang Tenggara
117
bahan untuk membuat laporan sehat dan
aktualisasi, penulis sejahtera“.
menanamkan sikap semangat
dan bekerja keras dalam
memilah-milah bahan yang
relevan.
Etika Publik (Profesional Dan
Cermat) :
Penulis bersikap profesional dan
cermat dalam memilih bahan-
bahan yang relevan untuk
membuat laporan aktualisasi.
Komitmen Mutu (Mutu) :
Dalam memilih dan memilah
bahan-bahan yang relevan dan
sinkron dengan laporan
aktualisasi yang akan dibuat
adalah upaya menjamin mutu
laporan yang baik.
118
Anti Korupsi (Disiplin) :
Penulis bersikap disiplin dalam
mengumpulkan bahan-bahan
untuk membuat laporan
aktualisasi.
b. Menyusun b. Tersusunnya Akuntabilitas (Integritas) :
laporan laporan Laporan aktualisasi yang
aktualisasi aktualisasi disusun dengan sistematis
berdasarkan bahan-bahan yang
dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya merupakan bagian
dari integritas penulis.
Nasionalisme (Bahasa
Indonesia Sesuai EYD) :
Dalam melakukan konsultasi
laporan aktualisasi kepada
mentor dan coach, penulis
menggunakan Bahasa Indonesia
sesuai EYD.
119
Etika Publik (Profesionalisme
Dan Menghargai) :
Penulis melakukan konsultasi
dengan mentor dan coach dalam
penyusunan laporan merupakan
cerminan sikap profesionalisme
dan menghargai pimpinan dan
pembimbing.
Komitmen Mutu (Mutu) :
Menyusun laporan aktualisasi
secara sistematis sesuai tata
naskah laporan aktualisasi yang
telah diberikan oleh Panitia
Diklat Prajabatan CPNS
Kabupaten Bombana Tahun
2020 merupakan upaya penulis
dalam mempertahankan mutu
laporan yang baik.
Anti Korupsi (Jujur) :
Penulis tidak meniru laporan
120
aktualisasi orang lain dalam
menyusun laporan aktualisasi
merupakan cerminan sikap
jujur.
c. Menyerahkan c. Tersedianya Akuntabilitas (Tanggung
laporan laporan Jawab) :
Laporan aktualisasi yang
aktualisasi aktualisasi
diserahkan dan disetujui oleh
yang telah
mentor dan coach nantinya
disetujui oleh harus dapat dipertanggung
mentor dan jawabkan oleh penulis.
coach Nasionalisme (Keyakinan
Kepada Tuhan Yang Maha
Esa) :
Penulis berdoa kepada Tuhan
Yang Maha Esa agar laporan
aktualisasi yang telah
diserahkan pada mentor dan
coach dapat dipertanggung
jawabkan didepan penguji dan
ujian nantinya dapat berjalan
lancar tanpa halangan apapun
121
mencerminkan sikap keyakinan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Etika Publik (Menghargai) :
Penulis menghargai setiap
masukan dan saran dari mentor
dan coach terkait laporan yang
telah diserahkan.
Komitmen Mutu (Mutu) :
Laporan aktualisasi yang telah
dikonsultasikan dan disusun
sesuai tata naskah dari Panitia
Diklat Prajabatan CPNS
Kabupaten Bombana Tahun
2020 oleh penulis sebagai
bentuk jaminan mutu.
Anti Korupsi (Jujur) :
Tidak merekayasa isi laporan
aktualisasi yang diserahkan pada
pimpinan merupakan bagian dari
sikap jujur.
122
Kegiatan 1 Melakukan konsultasi pelaksanaan kegiatan kepada pimpinan
Tanggal 28 Februari-4 Maret 2020
Lampiran 1. Dokumentasi menyiapkan bahan konsultasi
2. Dokumentasi bahan konsultasi
3. Dokumentasi menyiapkan format konsultasi
4. Dokumentasi format konsultasi
5. Dokumentasi meminta arahan dan petunjuk pimpinan (Foto
bersama Ibu Saripah S.Tr.Keb selaku Kepala Puskesmas dan
Mentor)
6. Dokumentasi hasil konsultasi dengan pimpinan
7. Meminta persetujuan pimpinan atas kegiatan yang akan dilakukan
8. Dokumen dan dokumentasi surat persetujuan pimpinan dalam
rangka rencana pelaksanaan kegiatan aktualisasi
1. Uraian Kegiatan Yang Memuat Nilai Dasar Yang Melandasi :
Melakukan konsultasi merupakan kegiatan awal dari seluruh kegiatan
aktualisasi. Selaku atasan, Kepala Puskesmas wajib mengetahui kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan di Puskesmas yang bertujuan untuk membina kerja sama
bawahan. Kegiatan melakukan konsultasi dan meminta izin pimpinan/mentor
mengandung nilai Manajemen ASN. Kegiatan konsultasi dan meminta izin
pimpinan mengandung asas profesional dan akuntabilitas yakni segala bentuk
kegiatan dalam organisasi wajib terlebih dahulu dikonsultasikan dan mendapat izin
dari pimpinan, demi menghindari benturan kepentingan pribadi dan memastikan
kegiatan tersebut akuntabel dan bermanfaat untuk organisasi.
Keterkaitan dengan nilai ANEKA:
1) Menyiapkan bahan konsultasi yang akan disampaikan kepada Kepala
Puskesmas
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab,
bahwa dalam menyiapkan bahan konsultasi, penulis melakukan secara
bertanggung jawab sebagai bentuk penghargaan kepada Kepala Puskesmas.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah Bahasa Indonesia,
bahwa dalam menyiapkan bahan konsultasi, penulis menggunakan Bahasa
Indonesia.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah bersikap hormat, sopan
123
dan santun, bahwa penulis bersikap hormat, sopan dan santun ketika
melakukan konsultasi dengan pimpinan.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif, bahwa
penulis menyiapkan bahan konsultasi sebelum melakukan konsultasi kepada
Kepala Puskesmas sehingga pertemuan bisa berjalan dengan efektif.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah mandiri, bahwa
sebelum melakukan konsultasi, penulis mencetak bahan yang akan
dikonsultasikan sebagai bentuk kemandirian.
2) Menyiapkan format konsultasi
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab,
bahwa tersedianya format konsultasi sebagai bukti adanya tanggung jawab
penulis atas kegiatan yang dilakukan.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah etos kerja, bahwa
dalam penulis menyediakan format konsultasi merupakan wujud etos kerja.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah tulus dan tekun, bahwa
dalam menyiapkan format konsultasi, penulis melakukannya dengan tulus dan
tekun.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan
efisien, bahwa dalam menyiapkan format konsultasi, penulis menggunakan
waktu secara efektif dan efisien.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah peduli, bahwa dalam
penulis mencetak format konsultasi merupakan bentuk sikap peduli atas
kegiatan yang dilaksanakan.
3) Meminta arahan dan petunjuk pimpinan
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah konsisten, bahwa
dalam meminta arahan dan petunjuk pimpinan, penulis secara konsisten
melaksanakan arahan dan petunjuk dari pimpinan.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah semangat, bahwa
penulis menanamkan sikap semangat pantang menyerah dalam menerima
arahan, petunjuk maupun koreksi dari pimpinan.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah sikap hormat, sopan
dan santun, bahwa dalam berkomunikasi dengan pimpinan, penulis bersikap
hormat, sopan dan santun.
124
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
dalam meminta arahan dan petunjuk dari pimpinan merupakan upaya penulis
dalam mempertahankan mutu kegiatan.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, bahwa penulis
mencatat dengan jujur rekomendasi ataupun arahan dan petunjuk sesuai
dengan apa yang telah disampaikan oleh pimpinan.
4) Meminta persetujuan pimpinan atas kegiatan yang akan dilakukan
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah terbuka, bahwa
dalam meminta persetujuan, penulis bersikap terbuka dalam memberikan
penjelasan kepada pimpinan atas kegiatan yang akan dilaksanakan.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah musyawarah dan
mufakat, bahwa dalam meminta persetujuan pimpinan, penulis melakukan
musyawarah dan mufakat atas kegiatan yang akan dilakukan.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah sikap hormat, bahwa
penulis menghormati keputusan pimpinan terkait persetujuan akan kegiatan
yang akan dilaksanakan.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
penulis mengarsipkan dan menyimpan dengan baik surat persetujuan kegiatan
sebagai bentuk jaminan mutu.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah disiplin, bahwa
penulis tepat waktu dalam membuat surat izin pada admin puskesmas
sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana merupakan cerminan sikap
disiplin.
125
penulis menanamkan sikap etos kerja dan tekun dalam mengerjakannya sehingga
kegiatan ini dapat terselesaikan.
3) Meminta arahan dan petunjuk pimpinan : dalam meminta arahan dan petunjuk
pimpinan, teknik yang digunakan ialah konsisten dan jujur. Dalam kegiatan ini
arahan dan petunjuk dari pimpinan penulis laksanakan secara konsisten dan
selalu bersikap jujur dalam menyampaikan setiap kegiatan dan tahap kegiatan
yang akan dan telah dilaksanakan.
4) Meminta persetujuan pimpinan atas kegiatan yang akan dilakukan : dalam
meminta persetujuan pimpinan atas kegiatan yang akan dilakukan, teknik yang
digunakan ialah musyawarah dan mufakat. Sebelum kegiatan dan tahap kegiatan
yang akan dilaksanakan, didiskusikan bersama dengan pimpinan dan penulis
melaksanakan mufakat dari musyawarah tersebut.
126
pimpinan penulis datang tepat waktu, dimana saat bertemu terlebih dahulu
penulis mengucapkan salam dan mengetuk pintu sebelum masuk di ruangan dan
saat berkonsultasi penulis menggunakan bahasa Indonesia, bersikap sopan santun
dan bersikap hormat dalam menyampaikan maksud dan tujuan agar apa yang
disampaikan jelas. Mencatat masukan dari kepala puskesmas agar konsultasi
berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam menerima arahan dan petunjuk dari
pimpinan penulis menanamkan sikap semangat dan terbuka dalam menerima
saran dan masukan dari pimpinan. Adapun output dari kegiatan ini ialah
terisinyanya format konsultasi.
4) Meminta persetujuan pimpinan atas kegiatan yang akan dilakukan
Dalam meminta persetujuan pimpinan atas kegiatan yang akan dilakukan
penulis datang tepat waktu, mengucapkan salam dan mengetuk pintu sebelum
masuk di ruangan. Saat memasuki ruangan penulis bersikap sopan santun.
Adapun kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan, penulis sampaikan dengan
terbuka dan melakukan musyawarah mufakat bersama dengan pimpinan. Setelah
diberikan persetujuan penulis meminta izin untuk bertemu KTU agar dibuatkan
surat persetujuan untuk melakukan kegiatan aktualisasi, kemudian meminta
tanda tangan Kepala Puskesmas sebagai bukti persetujuan. Adapun output dari
kegiatan ini ialah terbitnya surat izin dari pimpinan untuk melaksanakan
kegiatan aktualisasi.
127
dilakukan dalam aktualisasi kegiatan tidak berjalan dengan efektif.
129
sikap menghargai, bahwa dalam melakukan koordinasi dengan pimpinan dan
Pj. Ruang UGD, penulis mengedepankan profesionalisme dan sikap saling
menghargai antara staf dan pimpinan.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif dan
efisien, bahwa penulis berusaha mengefisienkan waktu dalam mengatur
tempat dan jadwal pelaksanaan kegiatan sosialisasi sehingga kegiatan dapat
berjalan dengan efektif.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur dan transparansi,
bahwa dalam penulis mendokumentasikan persetujuan dari Pimpinan dan Pj.
Ruang UGD mengenai tempat dan jadwal kegiatan sosialisasi sebagai bentuk
keabsahan dan transparansi kegiatan.
c. Menyiapkan undangan
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah kejelasan dan
konsistensi, bahwa dalam membuat undangan, ada kejelasan dan konsistensi
dalam menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bahasa indonesia,
bahwa penulis dalam membuat undangan sosialisasi CTPS dan 5 moment cuci
tangan, penulis menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung cermat dan berhati-hati,
bahwa penulis cermat dan berhati-hati dalam memeriksa isi undangan agar
tidak terjadi kesalahan.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektifitas dan
efisensi, bahwa penulis mengutamakan efektifitas dan efisensi waktu dalam
pembuatan undangan.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, bahwa penulis
menyampaikan undangan dengan benar dan jelas pada Pj. Ruang UGD dan
Grup WA Puskesmas merupakan bagian dari kejujuran.
d. Menyiapkan soal pre-test, post test dan format penilaian
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab,
bahwa penulis menyediakan dan mencetak soal pre-test, post test dan format
penilaian sebagai bentuk tanggung jawab akan kegiatan.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah semangat dan
percaya diri, bahwa penulis semangat dan percaya diri dalam menyiapkan
130
soal pre-test, post test dan format penilaian.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah tekun dan disiplin,
bahwa penulis bersikap tekun dan disiplin dalam menyiapkan soal pre-test,
post test dan format penilaian.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
penulis dalam menyiapkan soal pre-test, post test dan format penilaian
menggunakan referensi yang benar sebagai bentuk jaminan mutu.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah mandiri, bahwa
penulis secara mandiri membuat dan mencetak soal pre-test, post test dan
format penilaian.
e. Membuat daftar hadir dan papan penggalangan komitmen
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab,
bahwa penulis menyiapkan daftar hadir dan membuat papan penggalangan
komitmen sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bergotong royong,
bahwa penulis meminta sumbangan ide pemikiran dan bergotong royong
dengan sesama rekan sejawat dalam membuat papan penggalangan komitmen.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah hormat dan sopan
santun, bahwa dalam meminta sumbangan ide pemikiran dan bantuan dalam
membuat penggalangan komitmen pada rekan sejawat, penulis bersikap
hormat dan menjaga sopan santun.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
penggalangan komitmen merupakan upaya dalam mengoptimalisasikan
kesadaran perawat akan pentingnya cuci tangan merupakan jaminan mutu
pelayanan kesehatan.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, bahwa dalam
membuat daftar hadir dan penggalangan komitmen, penulis tidak meniru
karya orang lain.
131
jawab dan menggunakan waktu secara efektif dan efisien dengan memilih
dengan cermat referensi yang diambli sebagai bentuk jaminan mutu.
b. Menentukan tempat pelaksanaan dan menentukan jadwal pelaksanaan sosialisasi:
dalam menentukan tempat pelaksanaan dan menentukan jadwal pelaksanaan
sosialisasi, teknik yang digunakan ialah musyawarah. Dalam memilih waktu dan
tempat pelaksanaan penulis melakukan koordinasi dan musyawarah dengan
Pimpinan dan Pj. Ruang UGD sehingga pelaksanaan sosialisasi tidak
berbenturan dengan kegiatan lain. Dalam berkoordinasi dan musyawarah penulis
selalu mengedepankan asas profesionalisme dan saling menghargai.
c. Menyiapkan undangan : dalam menyiapkan undangan, teknik yang digunakan
ialah konsisten. Dalam kegiatan ini penulis secara konsisten melaksanakan hasil
kesepakatan sebelumnya bersama dengan Pimpinan dan Pj. Ruang UGD dalam
menentukan waktu dan tempat pelaksanaan. Penulis juga cermat dan berhati-hati
dalam memeriksa isi undangan agar tidak terjadi kesalahan.
d. Menyiapkan soal pre-test, post test dan format penilaian : dalam menyiapkan
soal pre-test, post test dan format penilaian, teknik yang digunakan ialah tekun.
Dalam kegiatan ini penulis melakukan penyusunan soal pre-test, post test dan
format penilaian menyadur dari referensi yang benar dan melakukan pencetakan
dengan teliti secara mandiri agar hasil cetakan tidak terdapat kesalahan.
e. Membuat daftar hadir dan papan penggalangan komitmen : dalam membuat
daftar hadir dan papan penggalangan komitmen, teknik yang digunakan ialah
gotong royong. Dalam pembuatan papan penggalangan komitmen, penulis
meminta sumbangan ide pemikiran dari rekan sejawat dan secara bersama-sama
menyusun content papan penggalangan komitmen. Penggalangan komitmen
merupakan upaya dalam mengoptimalisasikan kesadaran perawat akan
pentingnya cuci tangan merupakan jaminan mutu pelayanan kesehatan.
132
dengan Bahasa Indonesia yang baik dan bersikap sopan santun mengenai materi
yang disusun seta meminta masukan dan saran. Adapun output dari kegiatan
ini ialah tersedianya materi sosilisasi.
b. Menentukan tempat pelaksanaan dan menentukan jadwal pelaksanaan sosialisasi
Dalam memilih waktu dan tempat pelaksanaan diawali dengan
melakukan koordinasi dan musyawarah dengan Pimpinan dan Pj. Ruang UGD
sehingga pelaksanaan sosialisasi tidak berbenturan dengan kegiatan lain. Dalam
berkoordinasi dan musyawarah penulis selalu mengedepankan asas
profesionalisme dan saling menghargai. Setelah disepakati waktu pelaksanan,
selanjutnya mempersiapkan ruangan untuk diadakan kegiatan sosilisasi dengan
mengatur posisi duduk, penyediaan dan penempatan LCD serta layar, penyediaan
konsumsi dan hal-hal teknis lainya berkaitan dengan tempat kegiatan sosialisai.
Adapun output dari kegiatan ini ialah tersedianya tempat dan jadwal
pelaksanaan sosialisasi.
c. Menyiapkan undangan
Dalam menyiapkankan undangan secara konsisten melaksanakan hasil
kesepakatan sebelumnya bersama dengan Pimpinan dan Pj. Ruang UGD dalam
menentukan waktu dan tempat pelaksanaan. Kegiatan ini diawali dengan
menghadap pada KTU untuk dibuatkan surat undangan kegiatan sosilisasi
tentang pentingnya CTPS dan 5 moment cuci tangan , meminta nomor surat dan
tanda tangan Kepala Puskesmas sebagai bukti transparansi kegiatan. Selanjutnya
sebelum dan sesudah dilakukan pencetakan undangan, melakukan pemeriksaan
dengan cermat dan berhati-hati terkait isi undangan agar tidak terjadi kesalahan
sebagai bentuk jaminan mutu setiap rangkaian kegiatan. Lalu dilanjutkan dengan
penyerahan undangan kepada Pj. Ruang UGD, Kepala Puskesmas dan admin
sebagai arsip serta di teruskan dengan mengundang melalui grup WA
puskesmas. Adapun output dari kegiatan ini ialah tersedianya undangan.
d. Menyiapkan soal pre-test, post test dan format penilaian
Kegiatan ini diawali dengan menyadur dan memilah soal-soal dan format
penilaian dari berbagai referensi untuk menjamin mutu dan kualitas soal.
Melakukan konsultasi untuk meminta masukan tentang soal dan format penilaian
pada mentor dan coach sebagai bentuk profesionalisme dan sikap hormat,
sehingga dihasilkan soal dan format penilaian yang baik dan sesuai. Melakukan
133
pencetakan soal dan format penilaian dengan teliti secara mandiri agar hasil
cetakan tidak terdapat kesalahan. Adapun output dari kegiatan ini ialah
tersedianya soal pre-test, post test dan format penilaian.
e. Membuat daftar hadir dan papan penggalangan komitmen
Dalam melakukan kegiatan ini terlebih dahulu mencari informasi tentang
jumlah staf dengan menemui Pj. Ruang UGD sebagai bentuk sikap hormat dan
profesionalisme kerja untuk selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam
mengatur jumlah baris pada daftar hadir kegiatan sosialisasi. Selanjutnya penulis
dengan tekun dan cermat membuat dan daftar mencetak hadir dengan
memperhatikan kaidah penulisan Bahasa Indonesia sesuai EYD.
Dalam pembuatan papan penggalangan komitmen kepatuhan hand hygiene pada
5 moment tindakan keperawatan di Ruang UGD UPTD Puskesmas Poleang
Tenggara, penulis meminta sumbangan ide pemikiran dari rekan sejawat dan
secara bersama-sama menyusun content papan penggalangan komitmen.
Adapun output dari kegiatan ini ialah tersedianya daftar hadir dan papan
penggalangan komitmen.
134
dibawakan tidak sesuai dengan kondisi dilapangan sehingga kegiatan yang
dilakukan tidak tepat sasaran. Selain itu menimbulkan tidak adanya
profesionalitas kerja dan ketekunan dalam melaksanakan kegiatan.
135
memberikan penilaian pre-test dan post-test dan adanya komitmen, partisipatif serta
konsistensi dari penulis dan peserta untuk melakukan hand hygiene dalam setiap
melakukan tindakan keperawatan. Sosialisasi dan penggalangan komitmen cuci
tangan merupakan upaya meningkatan mutu layanan puskesmas dan upaya
melibatkan seluruh stakeholder dan lapisan masyarakat dalam upaya pencegahan
dan pengendalian penularan penyakit sebagai bagian dari nilai Pelayanan Publik
dan Whole of Goverment.
Keterkaitan dengan nilai ANEKA :
a. Membagikan daftar hadir
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah partisipatif, bahwa
penulis mendorong peserta kegiatan sosialisasi secara aktif berpartisipasi
dalam mengisi daftar hadir.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah tertib, bahwa
penulis menghimbau agar peserta kegiatan sosialisasi mengisi daftar hadir
dengan tertib.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan dan santun,
bahwa penulis dalam membagikan daftar hadir bersikap sopan dan santun
ketika berkomunikasi dengan peserta.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efisien, bahwa
penulis membagikan daftar hadir dengan metode estafet untuk
mengefisienkan waktu.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, bahwa penulis
menginstruksikan kepada peserta kegiatan sosialisasi agar tidak memanipulasi
atau menuliskan nama rekannya yang tidak hadir pada daftar hadir. Hal ini
mencerminkan sikap jujur.
136
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan, bahwa penulis
menegur dengan sopan apabila ada peserta yang membuat kegaduhan selama
tes.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif, bahwa
penulis memberi batasan waktu pengisian soal pre-test agar kegiatan berjalan
efektif sesuai dengan yang direncanakan.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah adil dan transparan,
bahwa penulis adil dan transparan dalam memberikan penilaian.
c. Menjelaskan materi tentang pentingnya CTPS pada 5 moment cuci tangan
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah jelas, bahwa penulis
menyampaikan materi sosialisasi dengan jelas agar dapat dipahami peserta.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bijak dan percaya
diri, bahwa penulis bersikap bijak dan percaya diri dalam menanggapi
pertanyaan peserta.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung cermat, bahwa penulis
cermat dalam melihat kesesuaian slide pada layar dengan penjelasan yang
diberikan ketika pemaparan materi.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah kreatifitas,
bahwa penulis memberikan kesempatan bertanya dan mempraktekan cara
mencuci tangan pakai sabun agar peserta tidak bosan ketika menerima materi
merupakan bentuk kreatifitas dalam penyampaian materi.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah disiplin, bahwa
penulis memulai dan mengakhiri kegiatan tepat waktu mencerminkan sikap
disiplin.
d. Melakukan post-test pada peserta
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah transparan, bahwa
penulis bersikap transaparan dalam memberikan penilaian post-test.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah tertib, bahwa
penulis menghimbau kepada peserta kegiatan sosialisasi agar menjaga
ketertiban selama tes berlangsung.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah taat aturan, bahwa
penulis menghimbau pada peserta agar mentaati aturan yang telah
disampaiakn selama tes berlangsung.
137
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efektif, bahwa
penulis memberi batasan waktu pengisian soal pre-test agar kegiatan berjalan
efektif sesuai dengan yang direncanakan.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah mandiri, bahwa
penulis secara mandiri memeriksa dan menilai hasil tes peserta.
e. Melaksanakan penggalangan komitmen kepatuhan hand hygiene
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah partisipatif dan
tanggung jawab, bahwa penulis menyediakan papan penggalangan komitmen
merupakan upaya untuk meningkatakan partisipatif dan rasa tanggung jawab
peserta akan pentingnya hand hygiene.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bekerja keras,
bahwa penulis bekerja keras agar peserta benar-benar menyadari pentingnya
hand hygiene dan mematuhi komitmen kepatuhan hand hygiene.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan, bahwa penulis
menggunakan bahasa yang sopan dalam mengajak peserta dalam
penggalangan komitmen kepatuhan hand hygiene.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
penggalangan komitmen kepatuhan hand hygiene merupakan bentuk
peningkatan mutu layanan kesehatan.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah peduli, bahwa penulis
dan peserta sosialiasi diharapkan meningkatkan kepedulian akan komitmen
kepatuhan hand hygiene.
f. Membuat notulen dan dokumentasi kegiatan
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab,
bahwa penulis membuat notulen sesuai dengan pelaksanaan kegiatan sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas kegiatan sosialisasi.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bahasa indonesia,
bahwa penulis mengisi notulen dengan bahasa indonesia yang baik dan benar.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan, bahwa penulis
menggunakan bahasa yang sopan dalam membuat notulen.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
penggalangan komitmen kepatuhan hand hygiene merupakan bentuk
peningkatan mutu layanan kesehatan.
138
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah peduli, bahwa penulis
dan peserta sosialiasi diharapkan meningkatkan kepedulian akan komitmen
kepatuhan hand hygiene.
139
e. Melaksanakan penggalangan komitmen kepatuhan hand hygiene : dalam
melaksanakan penggalangan komitmen kepatuhan hand hygiene, teknik yang
digunakan ialah kerja keras. Dalam penggalangan komitmen, penulis bekerja
keras agar peserta tidak hanya sekedar membubuhkan tanda tangan tetapi benar-
benar menanamkan tanggung jawab terhadap kesadaran dan kepedulian akan
pentingnya cuci tangan dalam setiap melakukan tindakan keperawatan pada 5
moment hand hygiene.
f. Membuat notulen dan dokumentasi kegiatan : dalam membuat notulen dan
dokumentasi kegiatan, teknik yang digunakan ialah jujur. Dalam membuat
notulen dan dokumentasi kegiatan penulis mengambil sumber notulen dari
rekaman video kegiatan sosialisasi dan catatan-catatan selama kegiatan
sosialisasi sebagai bentuk jaminan mutu sehingga isi notulensi yang dituliskan
sesuai keadaan sebenarnya.
140
jawaban yang telah disilang untuk mengganti jawaban, menjaga ketertertiban dan
memberikan batasan waktu 8 menit untuk menjawab soal. Memberikan teguran
dengan sopan apabila ada peserta yang membuat kegaduhan selama tes. Setelah
waktu habis penulis mengumpulkan soal dan lembar jawaban peserta agar
kegiatan berjalan dengan efektif. Adapun output dari kegiatan ini ialah
tersedianya hasil pre-test.
c. Menjelaskan materi tentang pentingnya CTPS pada 5 moment cuci tangan
Sebelum memaparkan materi, penulis telah lebih dahulu mempelajari
materi yang akan disampaikan pada hari sebelum pelaksanaan kegiatan agar
penulis percaya diri ketika tampil membawakan materi, menguasai isi materi, isi
materi dapat tersampaikan dengan jelas dan dapat dimengerti oleh peserta
kegiatan sosialisasi. Penulis membuka kegiatan pemaparan materi sosialisasi
dengan mengucapkan salam serta memberi penghormatan kepada Kepala
Puskesmas selaku pimpinan dan Pj,Ruang UGD selaku pimpinan di Ruang UGD
dan berterimaksih atas partsipasi dan kehadiran peserta pada kegiatan ini. Materi
diawali dengan menanyakan pada peserta apakah ada yang mengetahui
pengertian dari cuci tangan, setelah beberapa peserta menjawab, penulis
menerangkan pengertian dari cuci tangan sesuai pendapat para ahli kesehatan.
Pemaparan materi dilanjutkan dengan menjelaskan mengapa kita sebagai petugas
kesehatan harus mencuci tangan, tujuan CTPS, kapan harus mencuci tangan,
efektifitas penggunaan jenis sabun dalam melakukan hand hygiene terhadap
pencegahan penyakit, trias penyakit menular. Kemudian meminta peserta untuk
menyebutkan penyakit yang timbul akibat tidak mencuci tangan, lalu
menjelaskan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan cuci tangan pakai
sabun (CTPS). Selanjutnya penulis memaparkan ilustrasi kasus jika petugas tidak
mencuci tangan. Pada akhir materi penulis menjelaskan cara cuci tangan pakai
sabun dan cara cuci tangan dengan media alkohol atau cairan desinfektan dan
mempraktekan pada seluruh peserta. Kemudian memanggil salah satu peserta
untuk maju kedepan lalu bersama penulis mempraktekan cuci tangan pakai sabun
yang diikuti oleh seluruh peserta kegiatan sosialisasi. Dilanjutkan dengan
melakukan sesi tanya jawab dengan peserta terkait materi yang dibawakan.
Penulis menutup pemaparan materi dengan menyampaikan tackline “biasa
bersih, hidup lebih sehat, ayo biasakan cuci tangan” dan mengucapkan salam.
141
Adapun output dari kegiatan ini ialah tersampaikannya materi pentingnya
CTPS pada 5 moment cuci tangan.
d. Melakukan post-test pada peserta
Dalam melakukan post-test pada peserta, penulis kembali melakukan
pembagian soal dan lembar jawaban yang dilakukan dihadapan Kepala
Puskesmas dan Pj. Ruang UGD untuk menjamin bahwa tidak ada kebocoran soal
post-test sebelumnya sebagai bentuk transparansi. Menginstruksikan agar peserta
mengisi soal dengan nama dan ruang sesuai tempat bekerja, memberi tanda
silang (x) pada lembar jawaban untuk opsi jawaban yang dipilih dan memberi
tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah disilang untuk mengganti
jawaban, menjaga ketertertiban dan memberikan batasan waktu 8 menit untuk
menjawab soal. Setelah waktu habis penulis mengumpulkan soal dan lembar
jawaban peserta. Lalu memisahkan antara lembar jawaban pre-test dan post-test
yang kemudian nantinya di input dalam format penilaian untuk dibandingkan
apakah ada perubahan sebelum dan sesudah pemaparan materi sosialiasi.
Adapun output dari kegiatan ini ialah tersedianya hasil pre-test.
e. Melaksanakan penggalangan komitmen kepatuhan hand hygiene
Dalam melakukan penggalangan komitmen kepatuhan hand hygiene,
penulis menghimbau kepada seluruh peserta agar tidak hanya sekedar
membubuhkan tanda tangan pada papan penggalangan komitmen tetapi benar-
benar menanamkan rasa tanggung jawab terhadap kesadaran dan kepedulian akan
pentingnya cuci tangan dalam setiap melakukan tindakan keperawatan pada 5
moment hand hygiene. Kemudian mempersilahkan terlebih dahulu pada Kepala
Puskesmas dan Pj. Ruang UGD, selanjutnya penulis dan diikuti satu persatu
peserta maju kedepan untuk membubuhkan tanda tangan dan menulis nama
lengkap dan kembali ketempat duduk masing-masing. Adapun output dari
kegiatan ini ialah terlaksananya penggalangan komitmen kepatuhan hand
hygiene.
142
sesuai keadaan sebenarnya. Sedangkan dokumentasi kegiatan dilakukan oleh
salah satu rekan dengan terlebih dahulu meminta persetujuan dan kesediannya
sebelum kegiatan dimulai.
143
manfaatnya oleh masyarakat melalui upaya memutus mata rantai penularan
penyakit tidak dapat dicapai.
146
2. Teknik Aktualisasi Yang Dipergunakan Dan Bukti Fisik Kegiatan/Evidence
a. Mendesign poster tentang 6 langkah CTPS dan 5 moment cuci tangan : dalam
mendesign poster, teknik yang digunakan ialah kreatifitas. Design poster dibuat
dengan mengumpulkan dan memilah-milah dengan cermat bahan-bahan yang
akan digunakan dalam membuat design serta menuangkan semua kreatifitas yang
dimiliki sehingga menghasilkan design poster menarik merupakan wujud
tanggung jawab penulis terhadap kegiatan. Dalam mendesign isi poster tidak
mengandung sindiran pada SARA yang mencerminkan sikap sopan dan santun
serta rasa saling menghormati.
b. Mencetak poster tentang 6 langkah CTPS dan 5 moment cuci tangan : dalam
mencetak poster, teknik yang digunakan ialah terbuka. Poster yang dicetak
secara mandiri menggunakan dana pribadi untuk menyediakan bahan-bahan yang
berkualitas sebagai wujud sikap rela berkorban dan kemandirian. Penulis juga
membuka diri atas saran dan masukan terkait poster yang telah dicetak demi
mewujudkan karya yang lebih baik.
c. Menentukan lokasi strategis pemasangan poster agar mudah dilhat oleh perawat
UGD : dalam menentukan lokasi strategis pemasangan poster, teknik yang
digunakan ialah efektifitas. Melakukan diskusi terlebih dahulu dengan staf UGD,
Pj. Ruang UGD dan Pimpinan dalam menentukan lokasi pemasangan poster
sebagai wujud partisipasi seluruh pihak akan kegiatan. Menghargai setiap saran
yang diberikan demi menemukan lokasi yang mudah diakses, strategis dan
mempertimbangkan nilai estetika sehingga poster yang dipasang nantinya
bernilai efektifitas yang tinggi bagi seluruh perawat pada khususnya dan petugas
di lingkungan puskesmas pada umumnya.
d. Memasang poster tentang 6 langkah CTPS dan 5 moment cuci tangan di atas
westafel : dalam memasang poster, teknik yang digunakan ialah konsisten. Poster
dipasang diatas westafel menggunakan alat dan bahan yang berkualitas dalam
memasang poster agar poster tidak mudah terbuka sebagai jaminan mutu dan
wujud konsistensi penulis dalam menjalankan kesepakatan sebelumnya.
147
milah dengan cermat bahan-bahan yang akan digunakan dalam membuat design.
Setelah terkiumpul, dimulailah design dengan menuangkan semua kreatifitas
yang dimiliki penulis sebelumnya yang dipelajari secara otodidak melalui
internet sehingga menghasilkan design poster menarik merupakan wujud
tanggung jawab penulis terhadap kegiatan. Dalam mendesign isi poster, gambar
dan kalimat yang digunakan tidak mengandung sindiran pada pihak tertentu
merupakan cerminan sikap sopan dan santun serta rasa saling menghargai.
Adapun output dari kegiatan ini ialah tersedianya design poster tentang 6
langkah CTPS dan 5 moment cuci tangan.
b. Mencetak poster tentang 6 langkah CTPS dan 5 moment cuci tangan
Dalam mencetak poster terlebih dahulu menyediakan bahan-bahan yang
berkualitas dan menyiapkan alat percetakan yang akan digunakan dalam
mencetak. Bahan yang telah dipersiapkan sebelumnya, menggunakan dana
pribadi sebagai wujud sikap rela berkorban. Setelah lengkap dimulailah proses
pencetakan poster yang dilakukan secara mandiri. Poster yang telah dicetak
kemudian dikonsultasikan pada Kepala Puskesmas dan Pj. Ruang UGD, penulis
membuka diri atas saran dan masukan terkait poster yang telah dicetak demi
mewujudkan karya yang lebih baik. Adapun output dari kegiatan ini ialah
tersedianya poster tentang 6 langkah CTPS dan 5 moment cuci tangan.
c. Menentukan lokasi strategis pemasangan poster agar mudah dilhat oleh perawat
UGD
Dalam menentukan lokasi strategis pemasangan poster terlebih dahulu
melakukan diskusi dengan staf UGD, Pj. Ruang UGD dan Pimpinan dalam
menentukan lokasi pemasangan poster sebagai wujud partisipasi seluruh pihak
akan kegiatan. Menghargai setiap saran yang diberikan demi menemukan lokasi
yang mudah diakses, strategis dan mempertimbangkan nilai estetika sehingga
poster yang dipasang nantinya bernilai efektifitas yang tinggi bagi seluruh
perawat pada khususnya dan petugas di lingkungan puskesmas pada umumnya.
Setelah lokasi telah dipilih dan disepakati penulis mensurvei lokasi dan
membersihkan lokasi yang dipilih agar ketika pemasangan poster tampak lebih
indah dan menarik. Adapun output dari kegiatan ini terpilihnya lokasi
pemasangan poster.
148
d. Memasang poster tentang 6 langkah CTPS dan 5 moment cuci tangan di atas
westafel
Sebelum memasang poster terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan
yang digunakan untuk pemasangan poster. Kemudian meminta izin kepada
Pj.Ruang UGD dan perawat jaga UGD sebagai wujud penghargaan pada
pimpinan dan rekan sejawat. Penulis memasang poster ketika suasana Ruang
UGD sedang tidak ada pasien agar tidak mengganggu kenyamanan pasien dan
sebagai wujud menjaga ketertiban. Selanjutnya poster dipasang diatas westafel
menggunakan alat dan bahan yang berkualitas dalam memasang poster agar
poster tidak mudah terbuka sebagai jaminan mutu dan wujud konsistensi penulis
dalam menjalankan kesepakatan sebelumnya.
Adapun output dari kegiatan ini ialah terpasangnya poster tentang 6
langkah CTPS dan 5 moment cuci tangan di atas westafel.
149
UPTD Puskesmas Poleang Tenggara mengenai cuci tangan. Selain itu apabila
kegiatan ini tidak berdasarkan nilai ANEKA maka kedisiplianan dan partisipatif
perawat Ruang UGD dalam mempertahankan dan meningkatkan kesadaran akan
pentingnya cuci tangan akan menurun.
150
melakukan hand hygiene pada 5 moment tindakan keperawatan
7. Dokumentasi hasil monitoring pada perawat Ruang UGD
8. Dokumentasi melakukan tabulasi data hasil penilaian pada
perawat Ruang UGD dan hasil tabulasi data dan hasil tabulasi
data.
1. Uraian Kegiatan Yang Memuat Nilai Dasar Yang Melandasi :
Melakukan monitoring kepatuhan perawat dalam melakukan hand
hygiene pada 5 moment tindakan keperawatan di Ruang UGD mengandung nilai
Manajemen ASN dimana dalam melakukan konsultasi format monitoring dan
menjelaskan maksud dan tujuan monitoring pada perawat di UGD, penulis
menerapkan sikap profesionalisme dan saling menghargai. Penulis juga transparan,
jujur dan akuntabel dalam pelaksanaan monitoring dan tabulasi data hasil penilaian
responden. Kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene pada 5 moment
tindakan keperawatan di Ruang UGD merupakan upaya memberikan pelayanan
yang prima dan bermutu bagi masyarakat yang merupakan bagian dari unsur
Pelayanan Publik.
. Keterkaitan dengan nilai ANEKA :
a. Menyiapkan format monitoring untuk mengevaluasi kepatuhan perawat
dalam melakukan hand hygiene pada 5 moment tindakan keperawatan
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab dan
transparansi, bahwa penulis menyiapkan format monitoring dan
mengkonsultasikan kepada Kepala Puskesmas sebagai bentuk tanggung jawab
dan transparansi kegiatan.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah bahasa indonesia,
bahwa dalam membuat format monitoring penulis menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah tekun, bahwa penulis
menanamkan sikap tekun dalam membuat format monitoring demi
terlaksanannya kegiatan.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
penulis menyadur dan memodifikasi format monitoring dari referensi yang
kredibel sebagai upaya jaminan mutu alat monitoring yang digunakan.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah disiplin, bahwa
151
penulis bekerja keras dalam menyelesaikan penyusunan dan pembuatan
format monitoring sesuai tenggat waktu yang telah ditentukan sebagai bentuk
sikap disiplin.
b. Menjelaskan maksud dan tujuan melakukan monitoring pada Pj.Ruang
UGD dan staf
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah transparan, bahwa
penulis menjelaskan secara transparan maksud dan tujuan melakukan
monitoring pada Pj.Ruang UGD dan staf.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah tertib, bahwa dalam
menjelaskan maksud dan tujuan melakukan monitoring pada Kepala
Puskesmas, Pj.Ruang UGD dan staf, penulis tetap menjaga ketertiban dengan
memilih waktu setelah pelayanan rawat jalan selesai.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah sopan dan santun,
bahwa penulis bersikap yang sopan dan santun dalam menjelaskan maksud
dan tujuan melakukan monitoring pada Pj.Ruang UGD dan staf.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
kerjasama yang terjalin dengan baik antara penulis dengan Pj.Ruang UGD dan
staf selama proses monitoring dapat meningkatkan mutu pelayanan.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah disiplin, bahwa
mengefisensikan waktu saat memberikan penjelasan maksud dan tujuan
melakukan monitoring merupakan cerminan dari sikap disiplin.
c. Melakukan monitoring kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene
pada 5 moment tindakan keperawatan di Ruang UGD
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah bersikap konsisten
dan transparan, bahwa penulis bersikap konsisten dan transparan dalam
melakukan monitoring pada perawat Ruang UGD.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah sikap menghargai,
bahwa saling menghargai antar sesama rekan sejawat dalam melakukan
monitoring dengan tidak mengganggu pelayanan selama monitoring.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung profesionalisme, bahwa
dalam melakukan monitoring kepatuhan perawat saat melakukan hand
hygiene pada 5 moment tindakan keperawatan, penulis mengedepankan sikap
profesionalisme.
152
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
pelaksanaan monitoring kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene
pada 5 moment tindakan keperawatan di Ruang UGD merupakan upaya
menjamin mutu pelayanan kesehatan.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, bahwa dalam
melakukan monitoring, penulis menanamkan sikap jujur dalam memberikan
penilaian.
d. Melakukan tabulasi data hasil penilaian responden
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tangung jawab,
bahwa tabulasi data merupakan salah satu bukti pertangung jawaban penulis
atas monitoring yang telah dilaksanakan.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah semangat, bahwa
penulis menanamkan sikap semangat dalam melakukan tabulasi data hasil
penilaian responden guna mengetahui kesadaran perawat akan pentingnya
hand hgiene.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah tekun, bahwa penulis
tekun dalam melakukan tabulasi data hasil penilaian responden dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah efisien dan
efektif, bahwa penulis menggunakan waktu secara efisien dan efektif saat
melakukan tabulasi data hasil penilaian responden.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, bahwa tabulasi
data hasil penilaian responden dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
mencerminakan sikap jujur.
153
kegiatan. Bekerja keras dalam menyelesaiakan penyusunan dan pembuatan
format monitoring sesuai tenggat waktu yang telah ditentukan sebagai bentuk
sikap disiplin.
b. Menjelaskan maksud dan tujuan melakukan monitoring pada Pj.Ruang UGD dan
staf: dalam menjelaskan maksud dan tujuan melakukan monitoring, teknik yang
digunakan ialah transparan dan tertib. Dalam menjelaskan maksud dan tujuan
melakukan monitoring pada Kepala Puskesmas, Pj.Ruang UGD dan staf
dilakukan secara transparan serta tetap menjaga ketertiban dengan memilih waktu
setelah pelayanan rawat jalan selesai.
c. Melakukan monitoring kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene pada
5 moment tindakan keperawatan di Ruang UGD : dalam melakukan monitoring,
teknik yang digunakan ialah profesionalisme. Dalam melakukan monitoring
kepatuhan perawat saat melakukan hand hygiene pada 5 moment tindakan
keperawatan, penulis mengedepankan sikap profesionalisme dan saling
menghargai antar sesama rekan sejawat dengan tidak mengganggu pelayanan
selama monitoring sebagai upaya menjamin mutu pelayanan kesehatan.
d. Melakukan tabulasi data hasil penilaian responden : dalam melakukan tabulasi
data, teknik yang digunakan ialah jujur. Dalam melakukan tabulasi data, penulis
menanamkan sikap semangat dan tidak diskriminatif dalam melakukan tabulasi
data hasil penilaian responden guna mengetahui kesadaran perawat akan
pentingnya hand hygiene sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
sebagai wujud sikap jujur.
154
kegiatan ini ialah tersedianya format monitoring.
b. Menjelaskan maksud dan tujuan melakukan monitoring pada Pj.Ruang UGD dan
staf
Dalam menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan monitoring, terlebih
dahulu penulis meminta izin dan kesediaan waktu Pj. Ruang UGD dan stafnya
dimana disepakati bahwa pertemuan dilaksanakan setelah jam pelayanan rawat
jalan selesai agar menciptakan kondisi yang tertib. Dalam pertemuan tersebut
penulis membuka pertemuan dengan mengucapkan salam dan memberi
penghormatan kepada Kepala Puskesmas, Pj. Ruang UGD dan ucapan terimaksih
kepada staf yang turut hadir atas kesediannya menghadiri pertemuan kemudian
penulis menjelaskan secara singkat maksud dan tujuan monitoring secara
transparan dan meminta kerjasamanya selama monitoring dilakukan. Adapun
output dari kegiatan ini ialah terealisasinya pertemuan antara penulis
dengan Kepala Puskesmas, Pj.Ruang UGD dan staf untuk menjelaskan
maksud dan tujuan melakukan monitoring.
c. Melakukan monitoring kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene pada
5 moment tindakan keperawatan di Ruang UGD
Pelaksanaan monitoring diawali dengan meminta izin untuk melakukan
monitoring sesuai tenggat waktu yang telah ditetapkan dalam kegiatan, kemudian
meminta izin pada pasien dan keluarga serta menjelaskan maksud dan tujuan
untuk melakukan monitoring pada perawat. Dilanjutkan dengan melakukan
monitoring dan penilaian kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene pada
5 moment tindakan keperawatan dengan profesionalisme dan saling menghargai
antar rekan sejawat dengan tidak mengganggu pelayanan dan kenyamanan pasien.
Dalam melakukan monitoring kepatuhan perawat saat melakukan hand hygiene
pada 5 moment tindakan keperawatan, penulis mengedepankan sikap
profesionalisme dan saling menghargai antar sesama rekan sejawat dengan tidak
mengganggu pelayanan selama monitoring sebagai upaya menjamin mutu
pelayanan kesehatan. Adapun output dari kegiatan ini terisinya form
monitoring.
d. Melakukan tabulasi data hasil penilaian responden
Tabulasi data hasil penilaian monitoring dilakukan dengan merekap
seluruh hasil penilaian pada perawat dalam melakukan hand hygiene pada 5
155
moment tindakan keperawatan agar lebih mudah dalam melakukan tabulasi data.
Kemudian dilanjutkan dengan menginput data-data dari hasil penilaian responden
secara jujur dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Penulis
menanamkan sikap semangat dan tidak diskriminatif dalam melakukan tabulasi
data hasil penilaian responden guna mengetahui kesadaran perawat akan
pentingnya hand hygiene sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya
sebagai wujud sikap jujur. Pada akhir tabulasi data penulis membuat kesimpulan
dari hasil kegiatan monitoring kepada responden. Adapun output dari kegiatan
ini ialah tersedianya tabulasi data hasil penilaian responden.
156
Tenggara pada umumnya.
c. Dampak Terhadap Masyarakat
Jika kegiatan monitoring kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene
pada 5 moment tindakan keperawatan di Ruang UGD tidak dilakukan dan tidak
berdasarkan nilai-nilai ANEKA, maka mutu layanan kesehatan dan sasaran
keselamatan pasien melalui cuci tangan guna mencegah penularan penyakit tidak
dapat dirasakan oleh masyrakat.
158
Kabupaten Bombana Tahun 2020 merupakan upaya penulis dalam
mempertahankan mutu laporan yang baik.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, bahwa dalam
penulis tidak meniru laporan aktualisasi orang lain dalam menyusun laporan
aktualisasi merupakan cerminan sikap jujur.
c. Menyerahkan laporan aktualisasi
Akuntabilitas : Nilai akuntabilitas yang terkandung ialah tanggung jawab,
bahwa laporan aktualisasi yang diserahkan dan disetujui oleh mentor dan
coach nantinya harus dapat dipertanggung jawabkan oleh penulis.
Nasionalisme : Nilai nasionalisme yang terkandung ialah ketuhanan, bahwa
penulis berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar laporan aktualisasi yang
telah diserahkan pada mentor dan coach dapat dipetanggung jawabkan
didepan penguji dan ujian nantinya dapat berjalan lancar tanpa halangan
apapun mencerminkan sikap keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Etika Publik : Nilai etika publik yang terkandung ialah sikap menghargai,
bahwa penulis menghargai setiap masukan dan saran dari mentor dan coach
terkait laporan yang telah diserahkan.
Komitmen mutu : Nilai komitmen mutu yang terkandung ialah mutu, bahwa
laporan aktualisasi yang telah dikonsultasikan dan disusun sesuai tata naskah
dari Panitia Diklat Prajabatan CPNS Kabupaten Bombana Tahun 2020 oleh
penulis sebagai bentuk jaminan mutu.
Anti korupsi : Nilai Anti korupsi yang terkandung ialah jujur, bahwa tidak
merekayasa isi laporan aktualisasi yang diserahkan pada pimpinan merupakan
bagian dari sikap jujur.
159
sistematis berdasarkan bahan-bahan yang dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya dan sesuai tata naskah laporan aktualisasi yang telah diberikan oleh
Panitia Diklat Prajabatan CPNS Kabupaten Bombana Tahun 2020.
c. Menyerahkan laporan aktualisasi : dalam menyerahkan laporan aktualisasi,
teknik yang digunakan ialah menghargai. Dalam kegiatan ini, penulis menghargai
setiap masukan dan saran dari mentor dan coach terkait laporan yang telah
diserahkan demi terwujudnya laporan yang baik dan tidak lupa penulis bersyukur
atas kelancaran selama kegiatan aktualisasi dan habituasi di UPTD Puskesmas
Poleang Tenggara dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar laporan ini
dapat dipetanggung jawabkan didepan penguji dan ujian ini dapat berlangsung
dengan lancar.
160
c. Menyerahkan laporan aktualisasi
Sebelum laporan diserahkan terlebih dahulu mengkonfirmasi kesedian
waktu mentor dan coach sebagai bentuk penghargaan kepada pimpinan dan
pembimbing. Laporan yang telah dicetak, diserahkan kepada mentor dan coach
untuk diperiksa kembali. Ketika menyerahkan laporan, terlebih dahulu
mengucapkan salam dan mengetuk pintu, dan bersikap sopan selama
menyerahkan laporan. Laporan yang telah disetujui kemudian dirapikan dengan
diklip kemudian dipersiapkan untuk dipertanggungjawabkan kepada penguji.
Tidak lupa penulis bersyukur atas kelancaran selama kegiatan aktualisasi dan
habituasi dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar laporan ini dapat
dipetanggung jawabkan didepan penguji dan ujian ini dapat berlangsung dengan
lancar Adapun output dari kegiatan ini ialah tersedianya laporan aktualisasi
yang telah disetujui oleh mentor dan coach.
161
telah dilakukan oleh penulis dan melakukan pemecahan masalah apabila
kesadaran akan hand hygiene masih kurang. Selain itu berdampak pada tidak
adanya sikap amanah, akuntabel dan profesional dari penulis kepada organisasi
dalam hal ini UPTD Puskesmas Poleang Tenggara.
162
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “Optimalisasi Kesadaran
Perawat Dalam Melakukan Hand Hygiene Sebelum Dan Sesudah Melakukan
Tindakan Keperawatan di Ruang UGD UPTD Puskesmas Poleang Tenggara”
dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN berupa Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA), maka penulis dapat menarik
kesimpulan antara lain :
1. Teraktualisasinya nilai-nilai konsep dasar (ANEKA) dan kedudukan serta peran ASN
dalam pelaksanaan tugas pokok penulis sebagai Perawat Ahli Pertama di UPTD
Puskesmas Poleang Tenggara;
2. Terwujudnya optimalisasi kesadaran perawat dalam melakukan hand hygiene sebelum
dan sesudah melakukan tindakan keperawatan di Ruang UGD UPTD Puskesmas
Poleang Tenggara setelah dilakukan:
a. Kegiatan sosialisasi cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan five moment hand
hygiene,
b. Kegiatan memasang poster tentang 6 langkah CTPS dan 5 moment cuci tangan di
ruangan,
c. Kegiatan monitoring kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene pada 5
moment tindakan keperawatan di Ruang UGD
163
3. Setiap bulan dilakukan monitoring kepatuhan perawat dalam melakukan hand
hygiene pada 5 moment tindakan keperawatan bersama pihak terkait.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan sebagai akhir dari hasil pelaksanaan
aktualisasi ini adalah :
1. Pelaksanaan aktualisasi “Optimalisasi Kesadaran Perawat Dalam Melakukan
Hand Hygiene Sebelum Dan Sesudah Melakukan Tindakan Keperawatan di
Ruang UGD UPTD Puskesmas Poleang Tenggara” dengan menerapkan nilai-nilai
dasar ASN, maka langkah optimalisasi berupa sosialisasi cuci tangan pakai sabun
(CTPS) dan five moment hand hygiene dan monitoring kepatuhan perawat dalam
melakukan hand hygiene pada 5 moment tindakan keperawatan agar dapat
dilaksanakan bukan hanya saat proses penyelesaian rancangan kegiatan tetapi dapat
dilaksanakan secara berkesinambungan karena melihat pentingnya pelaksanaan hand
hygiene untuk meningkatkan mutu pelayanan di UPTD Puskesmas Poleang Tenggara
kaitannya dengan sasaran keselamatan pasien.
2. Pengaplikasian nilai-nilai dasar ASN sebaiknya senantiasa terpatri dalam diri penulis
dan seluruh ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di organisasi,
agar visi dan misi organisasi dapat tercapai dan terhindar dari masalah-masalah yang
mungkin muncul;
3. ASN yang saat ini sedang ditempa dalam latihan dasar dengan tujuan menjadi ASN
berskala dunia, diharapkan tak pernah berhenti belajar dan senantiasa memberikan ide-
ide kreatif dan inovatif demi kemajuan organisasi pada khususnya dan untuk
Pemerintah Kabupaten Bombana pada umumnya;
164
DAFTAR PUSTAKA
A.S. Moenir. (2002). Pelayanan Publik. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Etika Publik.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Fatimah, Elly dan Irawati, Erna. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Manajemen
Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Kamaruddin, Syamsuri. (2009). Infeksi nosokial di Pusat Pelayanan Tigkat Pertama.
Jakarta:Erlangga.
Komisi Pemberantasan Korupsi. (2015). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Anti Korupsi.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Kusumasari, Bevaola, Dwiputrianti, Septiana dan Layuk, Enda. (2015). Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Kumorotomo, Wahyudi, Nana, Rukmana dan Imbaruddin, Amir. (2015). Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS Etika Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2014). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Nasionalisme.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Poltekkes Kemenkes Jakarta-I. (2018). Profil tahun 2018 Poltekkes Kemenkes Jakarta-I.
Jakarta:Poltekkes Kemenkes Jakarta-I.
Purwanto, Erwan Agus, dkk. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan Publik,,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Sulis, Widita, dkk. (2015). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan dan Etika Publik,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Surya, Hidayat. (2005). Pencegahan dan Pengendalian infeksi. Jakarta : Kapita selekta.
Suwarno, Yogi dan Sejati, Tri Atmojo. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole of
Goverment. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Yuniarsih, Tjutju dan Taufiq, Muhammad. (2015). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
165
166
MARTRIKS H ABITUASI
168
MATRIKS VISI MISI DAN TATA NILAI ORGANISASI
170
MATRIKS KEDUDUKAN DAN PERAN ASN
Whole Of Government 1
Pelayanan Publik 3
171
JADWAL PELAKSANAAN AKTUALISASI
Keterangan :
Tgl : Tanggal
Feb : Februari
: Hari Libur
: Aktualisasi
172
KEGIATAN 1. MELAKUKAN KONSULTASI KEPADA PIMPINAN TERKAIT
KEGIATAN YANG AKAN DILAKSANAKAN
1
Tahap Kegiatan 1. Menyiapkan Bahan Konsultasi Yang Akan Disampaikan Kepada
Kepala Puskesmas
2
Tahap Kegiatan 3. Meminta Arahan Dan Petunjuk Pimpinan
Meminta Arahan Dan Petunjuk Pimpinan Hasil Konsultasi Dengan Kepala Puskesmas
Tahap Kegiatan 4. Meminta Persetujuan Pimpinan Atas Kegiatan Yang Akan Dilakukan
3
KEGIATAN 2. MENYIAPKAN KEGIATAN SOSIALISASI TENTANG PENTINGNYA
CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DAN 5 MOMENT CUCI TANGAN
4
Tahap Kegiatan 1. Menyiapkan materi sosialisasi
5
Tahap Kegiatan 3. Menyiapkan Undangan
Tahap Kegiatan 4. Menyiapkan Soal Pre-Test, Post Test Dan Format Penilaian
6
Format Penilaian
8
Tahap Kegiatan 1. Membagikan Daftar Hadir
9
Tahap Kegiatan 3. Menjelaskan Materi Tentang Pentingnya CTPS Pada 5 Moment
Cuci Tangan
10
Hasil Pre-Test Dan Post-Test Petugas Dari Hasil Pre-Test Dan Post-Test Perawat Di
Ruangan Lain Ruang UGD
11
Tahap Kegiatan 5. Melaksanakan Penggalangan Komitmen Kepatuhan Hand Hygiene
12
KEGIATAN 4. MEMASANG POSTER TENTANG 6 LANGKAH CUCI TANGAN
PAKAI SABUN (CTPS) DAN 5 MOMENT CUCI TANGAN DI RUANGAN
13
Tahap Kegiatan 1. Mendesign Poster Tentang 6 Langkah CTPS Dan 5 Moment Cuci
Tangan
Tahap Kegiatan 2. Mencetak Poster Tentang 6 Langkah CTPS Dan 5 Moment Cuci
Tangan
14
Tahap Kegiatan 3. Menentukan Lokasi Strategis Pemasangan Poster Agar Mudah
Dilhat Oleh Perawat UGD
Menentukan Lokasi Strategis Pemasangan Poster Bersama Kepala Puskesamas Dan Pj.
Ruang UGD
Tahap Kegiatan 4. Memasang Poster Tentang 6 Langkah CTPS Dan 5 Moment Cuci
Tangan Di Atas Westafel
Memasang Poster
15
KEGIATAN 5. MELAKUKAN MONITORING KEPATUHAN PERAWAT DALAM
MELAKUKAN HAND HYGIENE PADA 5 MOMENT TINDAKAN KEPERAWATAN DI
RUANG UGD
16
Tahap Kegiatan 1. Menyiapkan Format Monitoring Untuk Mengevaluasi Kepatuhan
Perawat Dalam Melakukan Hand Hygiene Pada 5 Moment Tindakan Keperawatan Di
Ruang UGD
17
Melakukan Pertemuan Internal “Monitoring Daftar Hadir Pertemuan Internal
Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Hand
Hygiene Pada 5 Moment Tindakan
Keperawatan”
18
Tahap Kegiatan 3. Melakukan Monitoring Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Hand
Hygiene Pada 5 Moment Tindakan Keperawatan Di Ruang UGD
Hasil Monitoring Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan Hand Hygiene Pada 5 Moment
Tindakan Keperawatan
19
Tahap Kegiatan 4. Melakukan Tabulasi Data Hasil Penilaian Responden
20
KEGIATAN 6. MELAPORKAN HASIL KEGIATAN AKTUALISASI KEPADA
PIMPINAN
21
Tahap Kegiatan 1. Mengumpulkan Bahan-Bahan Untuk Membuat Laporan Aktualisasi
22
Melakukan Konsultasi Laporan Aktualisasi Kepada Mentor
23
Tahap Kegiatan 3. Menyerahkan Laporan Aktualisasi
24