Oleh :
IIS RIA PEBRIYANTI, S.KM
NDH : 21
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Oleh :
IIS RIA PEBRIYANTI, S.KM
NDH : 21
COACH, MENTOR,
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
Oleh :
IIS RIA PEBRIYANTI, S.KM
NDH : 21
Telah diterima dan diperbaiki sesuai masukan Penguji, Coach dan Mentor
pada Seminar/ Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi yang diselenggarakan
Pada tanggal : 11 Juni 2020
Mengetahui :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
Puji syukur Alhamdulillah berkat limpahan rahmat Allah SWT, penulisan tugas
Laporan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi ASN Tentang Optimalisasi Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) Pada Cleaning service Di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan ini
dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNSD Kabupaten Konawe Kepulauan, yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan bekerjasama
dengan Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan
Lembaga Administrasi Negara RI. Kegiatan aktualisasi ini bertujuan untuk membekali
CPNS menjadi ASN yang berkarakter dan mampu melaksanakan tugas dan perannya
secara profesional sebagai pelayan masyarakat.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................................................... 4
C. Manfaat .................................................................................................................................... 5
D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi ........................................................................... 5
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi .......................................................................................................... 7
B. Struktur Organisasi ............................................................................................................ 12
C. Nilai-Nilai Dasar ASN ......................................................................................................... 15
D. Kedudukan dan Peran ASN.............................................................................................. 27
E. Identifikasi Isu dan Analisis Dampaknya ................................................................... 34
F. Tabel Rancangan Aktualisasi dan Habituasi ............................................................. 35
BAB III CAPAIAN AKTUALISASI
A. Kendala dan Antisipasi ...................................................................................................... 49
B. Hasil Aktualisasi................................................................................................................... 50
C. Analisis Dampak .................................................................................................................. 112
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 114
B. Saran......................................................................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... viii
LAMPIRAN ...................................................................................................................................... ix
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 29. Notulen ................................................................................................................................. 89
Gambar 30. Koordinasi dengan Penanggungjawab Cleaning Service .................................. 92
Gambar 31. Instrumen Penilaian Penggunaan APD .................................................................... 94
Gambar 32. Penggunaan APD Sebelum Sosialisasi ...................................................................... 95
Gambar 33. Penggunaan APD setelah Sosialisasi ......................................................................... 96
Gambar 34. Penilaian Penggunaan APD Sebelum Sosialisasi .................................................. 97
Gambar 35. Penilaian Penggunaan APD Setelah Sosialisasi ..................................................... 98
Gambar 36. Menganalisis Hasil Evaluasi ......................................................................................... 100
Gambar 37. Melaporkan Hasil Evaluasi Kegiatan Kepada Pimpinan .................................... 100
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Ketenagaan RSUD Konawe Kepulauan berdasarkan Pendidikan
Tahun 2020 ......................................................................................................................... 14
Tabel 2.. Rancangan Aktualisasi.................................................................................................... 36
Tabel 3. Upaya Antisipasi yang Dilakukan Dalam Menghadapi Kendala ..................... 49
Tabel 4. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS .................. 50
Tabel 5. Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS ............................................................ 103
Tabel 6. Analisis Dampak ............................................................................................................... 112
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat) terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1
(satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari Diklat terintegrasi ini adalah untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme
dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Selain itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis diklat
yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang profesional
seperti tersebut di atas adalah Pendidikan dan Pelatihan. Proses pendidikan dan
pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan secara terintegrasi
untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pegawai ASN berfungsi sebagai : 1) Pelaksana kebijakan; 2) Pelayan publik;
dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa. Fungsi-fungsi ASN ini harus dilakukan
dengan penuh tanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Dalam menjalankan fungsinya, seorang ASN harus selalu memegang teguh dan
mengamalkan nilai-nilai dasar ANEKA yang meliputi akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi. ASN juga mempunyai kedudukan
peran yaitu : 1) Manajemen ASN; 2) Whole of government; 3) Pelayanan Publik.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Menjelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang jasa
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
public.
1
Salah satu aspek yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan warga
negara adalah kesehatan. Manusia kebanyakan akan melakukan berbagai cara
untuk memperoleh kesehatan yang prima. Orang yang sedang menderita sakit
biasanya akan berusaha untuk mengatasi dan mengobati penyakit yang
dideritanya hingga dia sembuh. Tubuh yang sehat merupakan kehendak setiap
orang.Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu
dilakukan.Salah satu di antaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup
penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit.
Wadah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, telah diatur oleh Undang-
Undang Negara Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
baik berupa Rumah Sakit, Klinik, dan juga Puskesmas. Dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan berdasarkan pada bagian menimbang
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, pemerintah disetiap wilayah telah melakukan usaha untuk
membuat suatu wadah agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan.
Demi terwujudnya mutu pelayanan kesehatan yang merata, maka dalam
pemberian pelayanan kesehatan disesuaikan dengan standar pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standar tersebut ditujukan agar masyarakat dapat
memenuhi kebutuhan akan kesehatan yang juga merupakan hak warga negara.
Kualitas pelayanan adalah hal yang penting untuk diperhatikan, karena hal
tersebut akan dipersepsikan oleh konsumen setelah konsumen mengunakan
barang atau jasa. Persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini menuntut sebuah
lembaga penyedia jasa atau layanan untuk selalu memanjakan konsumen dengan
memberikan pelayanan terbaik. Para pelanggan akan mencari produk berupa
barang atau jasa dari perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang
terbaik kepadanya.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kab Konawe Kepulauan merupakan
salah satu organisasi kesehatan milik pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan
yang berada di Desa Pasir Putih, Kec. Wawonii Barat. RSUD Kab. Konawe
Kepulauan perlu meningkatkan kualitas pelayanan guna mencapai target yang
diharapkan.
Unggulnya suatu jasa kesehatan sangat bergantung pada kesesuaian dengan
bagaimana yang diharapkan atau yang diinginkan pelanggan dan keunikan
2
kualitas jasa yang dikemas. Kepuasan pasien sangat dipengaruhi oleh persepsi
tentang kualitas pelayanan yang baik. Ini berarti semakin baik kualitas pelayanan
berakibat pada semakin baiknya kepuasan pasien.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
pada Pasal 164 tertulis bahwa kesehatan kerja diselenggarakan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan di mana hal tersebut wajib
diselenggarakan kesehatan kerja setiap tempat kerja. Rumah sakit merupakan
tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, dan mudah terjangkit
penyakit (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011).
Penyakit akibat kerja di rumah sakit dapat menyerang semua tenaga kerja,
baik yang medis (seperti perawat, dokter dan dokter gigi), maupun non medis
seperti petugas kebersihan (cleaning service) rumah sakit. Petugas cleaning
service mempunyai risiko untuk terkena bahan biologi berbahaya (biohazard).
Kontak dengan alat medis sekali pakai (disposable equipment) seperti jarum
suntik bekas maupun selang infus bekas, serta membersihkan seluruh ruangan di
rumah sakit dapat meningkatkan risiko untuk terkena penyakit infeksi bagi
petugas kebersihan (cleaning service) rumah sakit (Anies, 2011).
Pengendalian bahaya bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
adalah dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). APD merupakan suatu
alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya
kecelakaan kerja, dimana secara teknis dapat mengurangi tingkat keparahan dari
kecelakaan kerja yang terjadi. Peralatan pelindung diri tidak menghilangkan atau
mengurangi bahaya yang ada, peralatan ini hanya mengurangi jumlah kontak
dengan bahaya dengan cara penempatan penghalang antara tenaga kerja dengan
bahaya (Suma’mur, 2009)
Risiko terkena penyakit infeksi bagi petugas kebersihan (cleaning service)
merupakan aspek yang perlu di perhatikan. Saat ini, RSUD Kab. Konawe
Kepulauan memiliki 13 orang pegawai cleaning service untuk membersihkan
ruangan maupun lingkungan Rumah Sakit. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, tenaga cleaning service belum optimal dalam menggunakan APD
sehingga risiko terkena penyakit infeksi cukup tinggi. Alat Pelindung Diri (APD)
sebagai alat untuk mengurangi kontak dengan bahaya sangat berperan penting,
3
APD yang harus di gunakan cleaning service pada saat bekerja diantaranya yaitu
pakaian kerja, sepatu kerja, masker dan sarung tangan. Dengan pemakaian APD
yang baik dan benar serta mengetahui cara pemakaian APD yang benar
diharapkan cleaning service dapat bekerja dengan keadaan sehat untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik di RSUD Kab. Konawe Kepulauan. Oleh
karena itu, perlu adanya optimalisasi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada
petugas kesehatan (cleaning service) di RSUD Kab. Konawe Kepulauan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis menyusun laporan
aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) Pada Cleaning service Di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan”.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai pelayan masyarakat, penulis diharapkan mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dan mengetahui kedudukan
dan peran profesi ASN dalam NKRI (manajemen ASN, whole of government,
pelayanan publik). Serta dapat menyelesaikan permasalahan dan
memberikan perubahan yang positif di lingkungan kerja kita.
2. Tujuan Khusus
a. Tujuan bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS
Untuk Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya tentang
nilai- nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen
mutu dan Anti Korupsi).
b. Tujuan bagi RSUD Kab. Konawe Kepulauan
Kegunaan bagi RSUD Kab. Konawe Kepulauan adalah dapat
memberikan bahan masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan
kearah yang lebih baik, khususnya tentang aktualisasi nilai-nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti
Korupsi).
c. Tujuan Bagi Masyarakat
1) Untuk mendapatkan pelayanan Publik yang prima sebagai wujud
aktualisasi nilai dasar ANEKA.
4
2) Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Akuntabilitas
Di Lingkup RSUD Kab. Konawe Kepulauan
C. MANFAAT
1. Manfaat untuk Penulis
Meningkatkan kemampuan penulis selaku seorang sanitarian yang
mampu menerapkan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dalam melakukan Optimalisasi
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada cleaning service dengan
memberikan pengetahuan dan teknik menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) yang benar sehingga cleaning service dapat terhindar dari penyakit
akibat kerja.
2. Manfaat untuk Organisasi
Terciptanya lingkungan kerja yang sehat dan aman dalam mewujudkan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. di RSUD Kab. Konawe Kepulauan.
3. Manfaat untuk Masyarakat
Meningkatnya kepuasan dan kepercayaan masyarakat terhadap
kualitas pelayanan kesehatan.
5
penggunaan APD pada cleaning service akan dilakukan dengan menerapkan
gerakan “Taatin Diri”, “Taatin Diri” ini merupakan akronim dari “Ingat Pakai Alat
Pelindung Diri”.
Penerapan gerakan “Taatin Diri” secara konsisten diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama terkendalinya faktor
risiko penyakit infeksi dan kesadaran untuk memakai APD pada saat bekerja.
Selain itu, akan meningkatkan citra (pandangan) yang baik dari masyarakat
umum terhadap rumah sakit dengan meningkatnya kedisiplinan, ketertiban dan
kepatuhan pada peraturan. Dari aspek lingkungan, penerapan “Taatin Diri” akan
berdampak pada meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap kondisi
lingkungan rumah sakit yang bersih dan aman.
6
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. DESKRIPSI ORGANISASI
1. Profil Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan mulai
dibangun pada Tahun Anggaran 2016. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Konawe Kepulauan terletak di ibu Kota Konawe Kepulauan tepatnya di Desa
Pasir Putih, Kecamatan Wawonii Barat yang mempunyai luas lahan : 80.000
m² dan luas bangunan 3.511 m². RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan
terletak pada garis bujur -4.024602 dan garis lintang 122.990724.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan adalah
Rumah Sakit yang berada di Kabupaten Konawe Kepulauan. Kabupaten
Konawe Kepulauan sendiri adalah salah satu Daerah Otonom yang
dimekarkan dari Kabupaten Konawe berdasarkan Undang-Undang No. 13
Tahun 2013 tanggal 11 Mei 2013.
Secara kelembagaan RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan dibentuk
pada bulan September 2014, terdaftar di Kementerian Kesehatan RI pada
tanggal 4 Februari 2015. RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan terletak di
wilayah Kecamatan Wawonii Barat, tepatnya menempati bangunan gedung
Puskesmas Langara.
Berdasarkan Surat Dinas Penanaman Modal, PTSP, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi kabupaten Konawe Kepulauan nomor 503/DPM-
PTSP,NAKERTRANS-III/2017 tanggal 2 maret 2017, tentang Izin Operasional
Rumah Sakit Kabupaten Konawe Kepulauan, memberikan izin operasional
Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Konawe Kepulauan Type D untuk
untuk menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Daerah Kab. Konawe
Kepulauan, dimana tugas pokok dan fungsi lembaga teknis Rumah Sakit
Umum Daerah Konawe Kepulauan yang merupakan unsur pendukung dari
tugas pemerintahan dimana Rumah Sakit Umum Daerah Konawe Kepulauan
dipimpin oleh direktur yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab
7
kepada Bupati melalui Sekretaris daerah dan secara teknis operasional
memperoleh pembinaan dari dinas kesehatan.
2. Visi, Misi, dan Nilai Organisasi
Dari berbagai harapan stakeholders terhadap rumah sakit, maupun
harapan rumah sakit kepada stakeholders, RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan menerjemahkannya ke dalam penetapan visi, misi, dan strategi
rumah sakit.
Visi merupakan gambaran masa depan rumah sakit yang hendak diraih
yang bersifat realistis, nyata, menarik, dan menantang. Dengan penetapan
visi, diharapkan seluruh komponen rumah sakit memiliki pandangan jauh ke
depan ke arah mana rumah sakit akan dibawa sesuai dengan harapan
stakeholders. Berdasarkan berbagai kajian dan pertimbangan atas semua
aspek yang mempengaruhi rumah sakit, RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan
menetapkan rumusan visi sebagai berikut:
“MENJADI RUMAH SAKIT YANG BERKUALITAS DAN MENJADI
KEPERCAYAAN PUBLIK DI KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN”
Misi adalah pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai oleh rumah sakit, sehingga membawa rumah sakit kepada suatu fokus
untuk menggalang sumber daya yang ada guna melaksanakan aktivitas utama
rumah sakit.
Berdasarkan Visi tersebut di atas, Misi yang ingin dicapai Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan adalah:
a. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi dengan
mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan.
b. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan yang
bermutu dan beretika untuk menunjang pelayanan.
c. Menyediakan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang berkompetensi dan
profesional dibidangnya.
d. Menyediakan peralatan, fasilitas dan sarana prasarana yang aman dan
mutakhir.
e. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesional, integritas, beretika
dan akuntabel.
8
Dalam upaya menggapai misi tersebut, RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan sebagai bagian dari elemen institusi pemerintah daerah
dihadapkan pada dua responsibilitas yang harus diemban, yaitu peran
sebagai satuan kerja yang tidak bertujuan mencari keuntungan dan peran
untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada
masyarakat. Untuk dapat menjalankan peran tersebut, sangat diperlukan
proses tata kelola (governance) yang simetris sehingga tujuan tersebut dapat
dicapai secara seimbang.
3. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
a. Tugas Pokok Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan
RSUD Kelas D Kabupaten Konawe Kepulauan mempunyai tugas
pelayanan kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
promotif dan preventif dan pelayanan rujukan kesehatan, pelayanan
rawat inap serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, penelitian
dan pengembangan bidang kesehatan.
b. Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan
1) Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan operasional dalam bidang
kesehatan berdasarkan kebijakan, data dan program yang ditetapkan
di bidang Kesehatan serta perundang-undangan yang berlaku;
2) penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan
keselamatan, kendali mutu dan kendali biaya;
3) penyelenggaraan pelayanan Medis umum, kepada pasien sesuai
dengan kompetensi dan kewenangan dokter, dengan memanfaatkan
kemampuan fasilitas rumah sakit secara optimal;
4) penyelenggaraan Pelayanaan Gawat Darurat, selama 24 jam sehari dan
7 (tujuh) hari seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan
awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi
sesuai standard pelayanan kegawat daruratan;
5) penyelenggaraan pelayanan Keperawatan, sesuai dengan kompetensi
dan standar praktik keperawatan serta perundang-undangan yang
berlaku;
9
6) penyelenggaraan pelayanan laboratorium sesuai standar pelayanan
laboratorium serta kewenangan dan ketentuan perundang-undangan;
7) penyelenggaraan pelayanan radiologi, sesuai kewenangan dan
perundang-undangan yang berlaku;
8) penyelengaraan pelayanan farmasi dalam rangka memenuhi
ketersediaan obat untuk kebutuhan pelayanan kesehatan meliputi:
penyediaan, pengelolaan, distribusi sediaan farmasi, perbekalan
kesehatan habis pakai dan pelayanan farmasi klinik;
9) penyelenggaraan pelayanan rujukan sesuai kewenangan dan
ketentuan perundang-undangan;
10)penyelenggaraan pelayanan rawat inap dan rawat jalan, sesuai
ketentuan perundang-undangan;
11)penyelenggaraan promotif, preventif dan rehabilitatif, sesuai
kewenangan dan ketentuan perundang undangan;
12)pelaksanaan kerja sama dengan institusi lain seperti lembaga
pendidikan/pelatihan, organisasi profesi, dan lembaga penelitian
kesehatan masyarakat yang kompeten sesuai ketentuan
perundangundangan;
13)pelaksanaan pencatatan dan pelaporan semua kegiatan pelayanan
kesehatan dalam bentuk sistem informasi manajemen rumah sakit
sesuai ketentuan perundang-undangan;
14)penyusunan Peraturan Internal Rumah Sakit (hospital bylaws) sesuai
ketentuan perundang-undangan;
15)penyelenggaraan kegiatan administrasi kepegawaian, ketatausahaan
dan pengelolaan keuangan;
16)pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang
tugasnya
Selain melaksanakan fungsi di atas, Rumah Sakit Umum Daerah Kelas
D dapat memberikan pelayanan
1) Pelayanan medis spesialis dasar, pelayanan ini dapat diberikan dapat
diberikan oleh dokter spesialis, residen tahap mandiri, atau dokter
dengan kewenangan tambahan tertentu sesuai dengan pelayanan
Medis spesialis dasar meliputi:
10
a) Pelayanan Spesialis kebidanan dan kandungan;
b) Pelayanan Spesialis kesehatan anak;
c) Pelayanan Spesialis penyakit dalam; dan
d) Pelayanan Spesialis bedah
2) Pelayanan medis spesialis penunjang, pelayanan ini dapat diberikan
oleh dokter spesialis, residen tahap mandiri, atau dokter dengan
kewenangan tambahan tertentu sesuai dengan pelayanan medis
spesialis penunjang meliputi:
a) Pelayanan Radiologi;
b) Pelayanan Laboratorium
Komite di Rumah Sakit Umum Daerah merupakan perangkat khusus
yang dibentuk untuk tugas tertentu berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur dan melakukan penyusunan pelayanan profesi,
pembinaan etika profesi dan memberikan saran dalam pengembangan
profesi.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktur, Kepala Sub
Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pelayanan Medis, Keperawatan dan
Kebidanan, Kepala Seksi Pelayanan Nonklinik dan Penunjang Klinik,
Komite dan Instalasi wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan
organisasi dilingkungan pemerintah daerah serta instansi lain diluar
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan dan tugas masing-masing.
c. Tugas dan Fungsi Sanitarian Ahli Pertama
Tugas dan fungsi tenaga sanitarian berdasarkan Permenkes
Nomor 32 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan tenaga
sanitarian yaitu:
1) Merencanakan dan mengelola sumber daya di bawah tanggung
jawabnya;
2) Mengevaluasi secara komprehensif dengan memanfaatkan IPTEK
untuk menghasilkan langkah-langkah pengemban strategi organisasi
yang menjadi tanggung jawabnya;
11
3) Memecahkan permasalahan berkaitan dengan bidang sains, teknologi
dan atau seni kesehatan lingkungan melalui pendekatan
multidisipliner; dan
4) Melakukan riset, mengambil kePutusan strategis dan
mengkomunikasikan atas semua aspek yang berkaitan dengan
kesehatan lingkungan dan berada di bawah tanggung jawabnya.
B. STRUKTUR ORGANISASI
Peraturan Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan Nomor 11 Tahun 2020
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D Pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe menjelaskan bahwa Rumah Sakit dipimpin oleh
seorang Direktur yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas. Adapun susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Konawe
Kepulauan yaitu :
a. Direktur;
b. Komite, terdiri dari:
1) Komite Medis
2) Komite Keperawatan
3) Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
4) Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan pasien
5) Komite K3
6) Komite Etik
7) Komite Nakes Lainnya
c. Sub Bagian Tata Usaha;
d. Seksi Pelayanan Medis, Keperawatan dan Kebidanan, terdiri dari:
1) Instalasi Gawat Darurat
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Rawat Inap
e. Seksi Pelayanan Non Klinik dan Penunjang Klinik, terdiri dari:
1) Instalasi Rekam Medis
2) Instalasi Farmasi
12
3) Instalasi Gizi
4) Unit Laboratorium
5) Unit CSSD
6) Unit Loundry
7) IPSRS
f. Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun Bagan struktur organisasi RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan
sebagai berikut :
Gambar 1. Struktur Organisasi RSUD Konawe Kepulauan
13
Tabel 1 Daftar Ketenagaan RSUD Konawe Kepulauan berdasarkan
Pendidikan Tahun 2020
HONOR/
NO KUALIFIKASI PENDIDIKAN PNS JUMLAH
KONTRAK
1 2 3 4 5
I Tenaga Medis
1 Dokter Umum + Interensif 3 4 7
2 Dokter Spesialis Bedah - - -
3 Dokter Spesialis Penyakit Dalam - - -
4 Dokter Spesialis Kes. Anak - - -
5 Dokter Spesialis Obgyn - - -
6 Dokter Spes THT - - -
7 Dokter Spes Anastesi - - -
7 Dokter Gigi 1 - 1
Sub Total 4 4 8
II Tenaga Keperawatan
1 Perawat Profesional (Ners) 23 9 32
2 Sarjana Keperawatan - 2 2
3 Perawat Vokasi (D3/D4) 4 23 27
4 Perawat Kesehatan Gigi
6 2 8
(AMKG)
5 Bidan (D3/D4) 6 19 25
6 Fisioterapis - 1 1
Sub Total 39 56 95
III Tenaga Kefarmasian
1 Apoteker 4 1 5
2 S1 Farmasi 1 1 2
3 D3 Farmasi - 5 5
Sub Total 5 7 12
IV Tenaga Kesehatan Masyarakat
1 S2 Kesehatan Masyarakat - - -
2 S1 Kesehatan Masyarakat 9 2 11
Sub Total 11 2 11
V Tenaga Gizi
1 S1 Gizi - - -
2 D3 Gizi 4 2 6
3 Tenaga Gizi lainnya - - -
Sub Total 4 2 6
VII Tenaga Penunjang Medis
14
1 Radiografer 2 - 2
2 Elektromedis 1 - 1
3 Analis Kesehatan 5 1 6
4 Sanitarian 3 1 4
5 Perekam Medis 4 - 4
Sub Total 15 2 17
IX Sarjana Muda / Sarjana Non Kesehatan
1 S1 Komputer - 1 1
2 D1 Komputer - - -
3 D3 Lainnya - - -
Sub Total - 1 3
X SLTA / SLTP / SD
1 SMA Sederajat 1 16 17
2 SLTP Sederajat - 6 6
Sub Total 1 22 23
15
a. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan,
yaitu:
1) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya;
2) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi;
3) Integritas: Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;
4) Tanggung Jawab: Kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban;
5) Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang;
6) Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;.
7) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas;
8) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan, dan
9) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Jenis-Jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang
lebih tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
c. Tingkatan Akuntabilitas
16
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan, yaitu:
1) Akuntabilitas Personal;
2) Akuntabilitas Individu;
3) Akuntabilitas Kelompok;
4) Akuntabilitas Organisasi, dan
5) Akuntabilitas Stakeholder
d. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship);
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results oriented)
;
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability requires
reporting);
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless
without consequences) , dan
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves
performance).
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan
negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa
yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan,
dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa
itu; semangat kebangsaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri
dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara. Dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir
mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara.Nasionalisme
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS
dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar
memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
17
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa;
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, dan
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.;
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira;
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
8) Berani membela kebenaran dan keadilan, dan
18
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10)Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan;
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.;
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa;
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia;
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social;
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika, dan
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama;
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan;
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah;
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah;
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan;
19
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur;
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama, dan
10)Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan;
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesame;
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
4) Menghormati hak orang lain;
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri;
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain;
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah;
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.;
9) Suka bekerja keras.;
10)Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama, dan
11)Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan
untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut.
20
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi, dan
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik, yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik;
b. Dimensi Modalitas, dan
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik.
Berdasarkan Undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
yakni sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN
21
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam
menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar yang
digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil
kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur
dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang
terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI menyatakan bahwa proses
inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga
22
lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah satu
kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan. Sebagaimana terkait
dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya empat indikator dari nilai-
nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Efektif Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
b. Efisien Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi
merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Berorientasi pada Mutu Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau
bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:
23
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa
mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui
harapannya. Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi, dengan
melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan
perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech
memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu produk,
proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki
keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga target mutu dapat
diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu kerja
aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa ini masih
banyak yang tidak mengindahkan peraturan perundang-undangan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. (Widita, 2015)
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
24
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang
akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan
utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat
terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
25
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk
dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan
mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat. g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam
gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta
tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan
selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
g. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun
semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
h. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang
dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
26
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan
dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,
dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka
bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti
korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang
baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu
memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan
mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.
2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
29
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya,
Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN berkedudukan
sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan
oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan
kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
Pelaksana kebijakan publik, Pelayan publik, serta Perekat dan pemersatu
bangsa.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik
dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya
maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN
menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi
pemerintah.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi
tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa
langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari
sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan
penginformasian kepuasan masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya
dalam pelaksanaa seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan
pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya Pasca
recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya
didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan
sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan
30
penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad
performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan
dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan,
disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian
kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian
penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan
perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada
kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan
Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS
dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan,
pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta
persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti
Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan
Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar
ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat
jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan
madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5
(lima) tahun. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina
Kepegawaian memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN.
KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik
berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri. Pegawai ASN dapat menjadi
pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat
Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan
status sebagai PNS.
31
3. Pelayanan Publik
Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan publik,
yaitu pertama, organisasi penyelenggara pelayanan publik, kedua, penerima
layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau diterima
oleh penerima layanan (pelanggan). Barang/jasa publik adalah barang/jasa
yang memiliki rivalry (rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang
rendah. Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem, non-
rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan
secara kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public
Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan seterusnya
menjadi New Public Service (NPS).
Definisi pelayanan publik dalam UU No. 25 Tahun 2009 sangat
sempit, karena ruang lingkup pelayanan yang disebut sebagai pelayanan
publik sangat terbatas, dan bentuk kegiatan pelayanan public sebagaimana
diatur dalam pasal 5 ayat 3 dan 4 juga sangat sempit karena pelayanan
kebutuhan barang publik bagi masyarakat hanya diartikan sebagai
pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah. Sembilan prinsip pelayanan
publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah: Partisipatif,
Transparan, Responsif, Non Diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan
Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan.
Hal-hal fundamental dalam pelayanan publik, antara lain: Pelayanan
publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi, Pelayanan
publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga Negara,
Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal
yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang, Pelayanan
publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
32
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi sebagai proteksi
bagi warga negara. Bentuk-bentuk patologi birokrasi antara lain:
Penggelembungan Organisasi, Duplikas Tugas dan Fungsi, Red Tape, Konflik
Kewenangan, Korupsi Kolusi dan Nepotisme, dan Enggan Berubah. Budaya
birokrasi yang melayani masyarakat dapat dioperasionalisasikan dengan
cara: memiliki kode etik untuk mengatur hal-hal apa saja yang secara etis
boleh dan tidak boleh dilakukan, menjadikan prinsip melayani sebagai suatu
kebanggaan, memiliki code of conduct atau SOP yang jelas dalam memberikan
pelayanan, memiliki etika profesionalisme sebagai seorang birokrat. Prinsip-
pinsip pelayanan prima antara lain: Responsif terhadap
pelanggan/memahami pelanggan, Membangun visi dan misi pelayanan,
Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, Pemberian
pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana memberikan
pelayanan yang baik, Memberikan apresiasi kepada pegawai. Tujuh Sikap
pelayanan, antara lain: Passionate, Progressive, Proactive, Promt, Patience,
Proporsional, Puctional.
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya
memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan
apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket pelayanan yang
perlu diperhatikan oleh ASN terhadap pengguna jasa pada umumnya adalah
sebagai berikut: Sikap/ perilaku, Ekspresi wajah, Penampilan, Cara
berpakaian, Cara berbicara, Cara mendengarkan, Cara bertanya. Beberapa
etiket dasar yang seharusnya dilakukan oleh ASN antara lain: Politeness,
Respectful, Attentive, Cooperatif, Tolerance, Informality, Self Control.
Beberapa manfaat dari etiket antara lain: Communicative, Attractive,
Respectable, dan Self Confidence. Beberapa praktik etiket dalam pelayanan:
Etiket dalam menyampaikan salam, Etiket dalam berjabat tangan, Etiket
dalam menerima tamu, Etiket dalam bertamu/menerima tamu, dan Etiket
dalam menangani keluhan pelanggan
33
E. IDENTIFIKASI ISU DAN ANALISIS DAMPAKNYA
1. Penetapan Isu
Dalam penetapan isu penulis melihat beberapa isu rencana kegiatan
aktualisasi yang akan dilaksanakan di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan
sesuai dengan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN), yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA) dan sesuai dengan peran dan kedudukan ASN dalam NKRI.
Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarkan hasil
bimbingan dengan coach dan disetujui oleh mentor. Sebelum penetapan judul
rancangan aktualisasi, terlebih dahulu penulis berkonsultasi dengan Coach
dan disetujui oleh mentor. Dari hasil observasi selama 11 bulan bekerja di
RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan penulis melihat terdapat beberapa isu
seperti belum optimalnya penggunaan APD pada cleaning service, kurangnya
pengetahuan cleaning service mengenai penanganan tumpahan B3, dan
kurang optimalnya mengamanan B3.
Berdasarkan hasil pengamatan, penulis memilih menetapkan isu
“belum optimalnya penggunaan APD pada cleaning service di RSUD Kab.
Konawe Kepulauan dibanding isu yang lain karena isu ini lebih mendesak
untuk segera diberikan solusi serta berdasarkan tingkat keseriusan isu ini
mempengaruhi langsung kesehatan dan berdampak langsung kepada para
pekerja. Yang menjadi akar permasalahan isu ini yaitu dimana terdapat
cleaning service yang belum mengetahui manfaat, dampak dan cara
pemaikaian APD sehingga hal tersebut membuat tidak terwujudnya
lingkungan rumah sakit yang aman, bersih dan sehat.
2. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan
Isu tentang belum optimalnya penggunaan APD pada petugas
kebersihan (cleaning service) merupakan isu yang sering di temui di banyak
fasilitas kesehatan, hal ini karena kurangnya kurangnya pengetahuan tentang
cara pemakaian dan manfaat menggunakan APD. Dampak jika isu tidak di
selesaikan yaitu:
a. Risiko kontak dengan alat medis sekali pakai (jarum suntik bekas, jarum
bekas infus, botol bekas vial);
b. Risiko terkena penyakit infeksi pada saat membersihkan ruangan;
34
c. Menurunkan citra (pandangan) yang baik dari masyarakat umum
terhadap rumah sakit; dan
d. Menurunnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan
publik di bidang kesehatan.
35
Tabel 2. Rancangan Aktualisasi
Kontribusi
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Visi
No Nama Kegiatan Tahapan Kegiatan Terhadap Nilai
Kegiatan Pelatihan Dan Misi
Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan a. Menyiapkan Bahan/materi a. Akuntabilitas: Menyiapkan Dengan
konsultasi dengan materi/bahan yang akan bahan konsultasi dilakukan terlaksananya
pimpinan/mentor yang akan diaktualisasikan dengan penuh tanggung koordinasi dan
tentang program dikonsultasikan jawab sebagai wujud persetujuan dari
yang akan kejelasan antara pimpinan mentor dan
dilaksanakan. dan bawahan direktur dapat
b. Nasionalisme: Menyiapkan mewujudkan Visi
bahan konsultasi dilakukan RSUD Kab Konawe
dengan bahasa indonesia kepulauan
yang mudah dipahami dan “Menjadi Rumah
penuh kejujuran sakit yang
c. Etika Publik: Bahan materi berkualitas dan
yang akan dikonsulkan menjadi
disiapkan dengan cermat dan kepercayaan publik
tulus di Kabupaten
d. Komitmen Mutu: Materi Konawe
yang disiapkan dapat Kepulauan”.
dibuktikan secara fisik, efisien
e. Anti Korupsi : dilakukan
dengan kerja keras serta
disiplin dalam melakukan
kegiatan.
b. Melakukan Terlaksananya a. Akuntabilitas: Konsultasi
36
konsultasi/rapat konsultasi dengan dilakukan dengan penuh
temu aktualisasi Direktur dan tanggung jawab sebagai
dalam hal ini mentor untuk wujud kejelasan wewenang
meminta izin mendapatkan antara pimpinan dan
kepada pimpinan persetujuan bawahan, dalam melakukan
untuk tentang rencana rencana, dan tujuan serta
melaksanakan kegiatan alasan yang benar dan tepat.
kegiatan b. Nasionalisme: Dalam
aktualisasi konsultasi dengan atasan ,
peserta menggunakan bahasa
indonesia, yang mudah
dimengerti.
c. Etika Publik: Melalui
pembuatan jadwal pertemuan
terhadap atasan dilakukan
dengan sikap yang sopan dan
santun kepada pimpinan.
d. Komitmen Mutu: Memahami
arahan dari pimpinan dan
responsive
e. Anti Korupsi: konsultasi
dilakukan dengan jujur dan
tanggap.
c. Mencatat Diperolehnya a. Akuntabilitas: Mencatat
rekomendasi persetujuan rekomendasi hasil konsultasi
hasil konsultasi tentang rencana sebagai bentuk tanggung
dengan kegiatan, saran jawab
pimpinan/ dan masukan dari b. Nasionalisme: Mencatat
Mentor Direktur saran dan arahan yang
disampaikan dilakukan
37
dengan hormat
c. Etika Publik: Pencatatan
dilakukan dengan tulus dan
cermat
d. Komitmen Mutu:
Memperhatikan dengan
seksama dan responsif
e. Anti Korupsi: Dilakukan
dengan jujur sesuai dengan
saran dan arahan yang
disampaikan oleh pimpinan.
2. Berkoordinasi a. Menyiapkan Tersedianya a. Akuntabilitas : menyiapkan Adanya lembar
dengan petugas bahan konsultasi materi yang akan materi yang baik sesuai
inventaris barang di konsultasikan dengan tanggungjawab persetujuan
untuk pengadaan Rancangan Aktualiasasi yang pengadaan APD
APD akan dilaksanakan;
b. Nasionalisme : membuat merupakan
materi dengan susunan dan
tatanan bahasa yang baik perwujudan misi
c. Etika Publik : Berkonsultasi ke-3 yaitu
dengan mentor tentang
materi yang dikumpulkan “Menyediakan
menggunakan bahasa yang
peralatan,
ramah,sopan dan santun
d. Komitmen Mutu: Materi fasilitas dan
yang disiapkan dapat
dibuktikan secara fisik, efisien sarana prasarana
e. Anti Korupsi : materi
yang aman dan
diperoleh dari sumber yang
terpercaya mutakhir”.
b. Melakukan Adanya daftar a. Akuntabilitas: Koordinasi
koordinasi jumlah APD yang dilakukan dengan penuh
38
dengan tersedia tanggungjawab sebagai wujud
penanggung kejelasan antara sesama
jawab cleaning rekan kerja
service
b. Nasionalisme: dilakukan
dengan menghormati teman
profesi
c. Etika Publik: pertemuan
terhadap rekan kerja
dilakukan dengan sikap yang
sopan santun.
d. Komitmen Mutu:
memperhatikan dengan
seksama dan mencatatnya
e. Anti Korupsi: peduli, tidak
menggangu kerja atau waktu
rekan kerja
c. Melakukan Adanya lembar a. Akuntabilitas: Koordinasi
koordinasi dan persetujuan dilakukan dengan penuh
meminta tanggungjawab sebagai wujud
persejuan kejelasan antara sesama
pengadaan APD rekan kerja
b. Nasionalisme: dilakukan
dengan menghormati teman
profesi
c. Etika Publik: pertemuan
terhadap rekan kerja
dilakukan dengan sikap yang
sopan santun.
d. Komitmen Mutu:
memperhatikan dengan
seksama dan mencatatnya
e. Anti Korupsi: peduli, tidak
39
menggangu kerja atau waktu
rekan kerja
3. Menyusun dan a. Menyusun Jadwal a. Akuntabilitas: kegiatan Terlaksananya
Menjadwalkan rencana jadwal Pelaksanaan sosialisasi dilaksanakan jadwal
pelaksanaan pelaksanaan Sosialisasi dengan penuh tanggungjawab pelaksanaan
sosialisasi kepada sosialisasi kepada dan kejelasan sosialisasi kepada
cleaning service cleaning service b. Nasionalisme: menggunakan cleaning service
bahasa Indonesia yang mudah merupakan
dipahami. perwujudan misi
c. Etika Publik: Menyusun ke-3 yaitu
jadwal dengan “Menyediakan
mengesampingkan konflik Sumber Daya
kepentingan Manusia Kesehatan
d. Komitmen Mutu: yang
Penyusunan jadwal dilakukan berkompetensi dan
dengan efisiensi dan profesional
efektifitas dibidangnya”
e. Anti Korupsi : dilaksanakan
dengan Jujur, Kerja keras
b. Melakukan Terlaksananya a. Akuntabilitas: Koordinasi
koordinasi koordinasi dan dilakukan dengan penuh
kepada penetapan jadwal tanggungjawab sebagai wujud
pimpinan/ pelaksanaan kejelasan antara pimpinan
mentor tentang Sosialisasi kepada dan bawahan
rencana jadwal cleaning service b. Nasionalisme: dilakukan
sosialisasi kepada oleh pimpinan dengan menghormati
cleaning service Pimpinan/Mentor
c. Etika Publik: pertemuan
terhadap atasan dilakukan
dengan sikap yang sopan
40
santun kepada pimpinan
d. Komitmen Mutu:
memperhatikan dengan
seksama dan mencatatnya
e. Anti Korupsi: peduli, tidak
menggangu kerja atau waktu
kerja pimpinan
c. Melakukan Jadwal f. Akuntabilitas: Koordinasi
koordinasi pelaksanaan dilakukan dengan penuh
dengan Sosialisasi tanggungjawab sebagai wujud
Penanggung
disetujui oleh kejelasan antara sesama
jawab cleaning
service tentang peanggung jawab rekan kerja
jadwal cleaning service g. Nasionalisme: dilakukan
pelaksanaan dengan menghormati teman
Sosialisasi profesi
h. Etika Publik: pertemuan
terhadap rekan kerja
dilakukan dengan sikap yang
sopan santun.
i. Komitmen Mutu:
memperhatikan dengan
seksama dan mencatatnya
j. Anti Korupsi: peduli, tidak
menggangu kerja atau waktu
rekan kerja
4. Membuat media a. Membuat Tersediannya b. Akuntabilitas: Poster yang Dengan
pengingat (poster) rancangan rancangan dirancang dibuat dengan terpasangnya
tentang APD Poster mengenai untuk pembuatan tanggungjawab & konsisten. media
APD poster c. Nasionalisme: pembuatan pengingat (poster),
poster dilakukan dengan mendukung Misi
41
dasar kepentingan bersama, “Menyelenggaraka
sebagai media pengingat bagi n pendidikan,
petugas kesehatan. pelatihan dan
d. Etika Publik:pembuatan penelitian
rancangan poster dilakukan kesehatan yang
dengan cermat agar makna bermutu dan
dari poster yang dibuat dapat beretika untuk
tersampaikan. menunjang
e. Komitmen Mutu: poster pelayanan”
dirancang dengan inovasi.
f. Anti Korupsi: merancang
desain poster dilakukan
dengan teliti dan jujur
b. Mencetak poster Tersedianya a. Akuntabilitas: Mencetak
sesuai dengan poster poster dilakukan dengan
rancangan yang penuh tanggungjawab
telah di buat b. Nasionalisme:poster dicetak
untuk kepentingan bersama,
tidak diskriminatif
c. Etika Publik: Adanya
kerjasama yang terjalin saat
mencetak poster
d. Komitmen Mutu: dilakukan
dengan teliti dan tuntas
e. Anti Korupsi: dilakukan
secara jujur
c. Menyiapkan alat Tersedianya alat a. Akuntabilitas: Alat & bahan
dan bahan dan bahan yang yang digunakan dalam jumlah
diperlukan yang cukup
b. Nasionalisme: tidak
42
diskriminatif pada merk
atau produk tertentu
c. Etika Publik: tidak
mengkomersilkan merk alat
dan bahan tertentu
d. Komitmen Mutu: bahan dan
alat yang digunakan dalam
keadaan cukup, aman dan
layak.
e. Anti Korupsi: Penyiapan alat
dan bahan dilakukan dengan
tidak mengambil hak milik
orang lain tanpa izin.
d. Memasang Terpasangnya a. Akuntabilitas: Memasang
poster ditempat media Poster dilakukan dengan
yang strategis yang edukasi (poster) penuh tanggungjawab
mudah dijangkau tentang b. Nasionalisme: dilakukan
oleh petugas pentingnya dengan kerjasama untuk
penggunaan kepentingan bersama.
APD kepada c. Etika Publik: dilakukan
cleaning service di dengan sikap sopansantun
lokasi yang telah d. Komitmen Mutu: dilakukan
di tentukan dengan teliti dan sopan
e. Anti Korupsi: Dilakukan
secara tepat dan jujur sesuai
dengan jadwal.
48
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
50
4) Komitmen Mutu
Bahan materi yang saya siapkan dapat dibuktikan secara fisik, efisien
5) Anti Korupsi
Saya menyiapkan bahan materi dengan kerja keras serta disiplin dalam
melakukan kegiatan.
b. Dokumentasi
51
Jika bahan konsultasi tidak dapat dibuktikan secara fisik maka berpotensi
gagalnya komunikasi dan koordinasi dengan atasan, kurangnya
kepercayaan dari atasan, yang berdampak pada kegiatan aktualisasi dan
habituasi yang berpotensi terhambat.
5) Anti Korupsi
Jika bahan konsultasi tidak dilakukan dengan disiplin, maka akan
membuang-buang waktu dan menghambat kegiatan lainnya.
52
b. Dokumentasi
54
b. Dokumentasi
c. Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika mencatat rekomendasi hasil konsultasi pimpinan dan mentor tidak
55
dilakukan dengan penuh tanggung jawab maka akan berpotensi
menurunkan integritas yang berpengaruh pada kinerja.
2) Nasionalisme
Jika mencatat rekomendasi hasil konsultasi pimpinan dan mentor tidak
dilakukan dengan penghormatan dan kepatuhan maka berpotensi
menurunkan rasa respect dan kepercayaan.
3) Etika Publik
Jika mencatat rekomendasi hasil konsultasi pimpinan dan mentor tidak
dilakukan dengan tulus dan cermat, maka akan berpotensi terhambat
atau gagalnya pelaksanaan aktualisasi
4) Komitmen Mutu
Jika mencatat rekomendasi hasil konsultasi pimpinan dan mentor tidak
dilakukan dengan memperhatikan dengan seksama dan responsive, maka
potensi kesalahan prosedur dan maksud dari arahan tersebut akan
terjadi sehingga mengganggu pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
5) Anti Korupsi
Jika mencatat rekomendasi hasil konsultasi pimpinan dan mentor tidak
dilakukan dengan jujur dan tanggap, maka potensi terhambat bahkan
gagalnya pelaksanaan aktualisasi akan terjadi
B. Kedudukan dan Peran ASN
Konsultasi dengan mencatat rekomendasi hasil konsultasi pimpinan/mentor
dilakukan dengan antusias (passionate), cara terbaik (progressive), dan penuh
kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas dengan lintas program, pimpinan,
dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan publik dan
kerjasama yang optimal dapat tercapai.
C. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan terlaksananya mencatat rekomendasi hasil konsultasi dari
pimpinan/mentor dapat mewujudkan Visi RSUD Kab Konawe kepulauan yaitu
“Menjadi Rumah sakit yang berkualitas dan menjadi kepercayaan publik di
Kabupaten Konawe Kepulauan”.
D. Analisis Manfaat
Terlaksananya kegiatan ini menentukan terlaksananya kegiatan aktualisasi,
56
dapat memberikan kepastian pelaksanaan kegiatan sosialisasi, sehingga Peserta
dapat mempersiapkan segala kebutuhan agar kegiatan aktualisasi yang akan
dilaksanakan dapat berjalan lancar.
57
b. Dokumentasi
58
5) Anti Korupsi
Jika materi yang akan dikonsultasikan tidak tidak diperoleh dari sumber
yang terpercaya, maka akan membuang-buang waktu dan menghambat
kegiatan lainnya.
59
Gambar 9. Lembar Checklist Ketersediaan APD
c. Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika koordinasi dengan penanggungjawab cleaning service tidak
dilakukan dengan penuh tanggung jawab, maka maka pelaksanaan
aktualisasi dan habituasi akan berjalan tidak terarah, terukur dan berpotensi
terhambat
2) Nasionalisme
Jika pertemuan pembahasan tidak dilakukan dengan penghormatan
yang baik, maka berpotensi akan menghambat tercapainya
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
3) Etika Publik
Jika pertemuan pembahasan tidak dilakukan dengan sopan santun dan
etika yang baik, maka berpotensi akan menghambat pelaksanaan
aktualisasi dan habituasi.
4) Komitmen Mutu
Jika konsultasi tidak dilakukan dengan memperhatikan secara seksama
dan mencatatnya, maka akan terjadi kesalahpemahaman dalam menerima
dan mengerti arahan dan saran yang diberikan sehingga berpotensi
mengacaukan atau menghambat pelaksanaan aktualisasi dan habituasi.
60
5) Anti Korupsi
Jika Pertemuan tidak dilakukan dengan mengutamakan sikap peduli,
menggangu kerja atau waktu rekan kerja, maka akan menghambat
pelaksanaan aktualisasi secara tepat dan terukur sasaran.
61
Gambar 11. Lembar Persetujuan Pengadaan APD
c. Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika koordinasi dengan petugas inventaris barang tidak dilakukan dengan
penuh tanggung jawab, maka maka pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
akan berjalan tidak terarah, terukur dan berpotensi terhambat
2) Nasionalisme
Jika pertemuan pembahasan tidak dilakukan dengan penghormatan
yang baik, maka berpotensi akan menghambat tercapainya
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
3) Etika Publik
Jika pertemuan pembahasan tidak dilakukan dengan sopan santun dan
etika yang baik, maka berpotensi akan menghambat pelaksanaan
aktualisasi dan habituasi.
4) Komitmen Mutu
Jika konsultasi tidak dilakukan dengan memperhatikan secara seksama
dan mencatatnya, maka akan terjadi kesalahpemahaman dalam menerima
dan mengerti arahan dan saran yang diberikan sehingga berpotensi
mengacaukan atau menghambat pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
62
5) Anti Korupsi
Jika pertemuan tidak dilakukan dengan mengutamakan sikap peduli,
menggangu kerja atau waktu rekan kerja, maka akan menghambat
pelaksanaan aktualisasi secara tepat dan terukur sasaran.
B. Kedudukan dan Peran ASN
Pertemuan dengan penanggungjawab cleaning service dan petugas
inventaris barang dilakukan dengan antusias (passionate), cara terbaik (progressive),
dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas dengan lintas program,
pimpinan, dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan
public dan kerjasama yang optimal tercapai.
C. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Terlaksananya kegiatan koordinasi dengan petugas inventaris barang untuk
pengadaan APD merupakan perwujudan misi ke-3 yaitu “Menyediakan Sumber Daya
Manusia Kesehatan yang berkompetensi dan profesional dibidangnya”
D. Analisis Manfaat
Terlaksananya kegiatan menentukan kebutuhan APD yang akan dibutuhkan,
sehingga ASN dapat mempersiapkan segala kebutuhan agar kegiatan berjalan lancar.
63
Judul kegiatan No. 3 Menyusun dan Menjadwalkan Pelaksanaan
Sosialisasi Kepada Cleaning Service
Tanggal pelaksanaan Kegiatan 16 - 19 Maret 2020
Daftar Lampiran bukti 1. Dokumentasi menyusun rencana jadwal
kegiatan /Evidence pelaksanaan sosialisasi kepada cleaning service
2. Dokumentasi melakukan koordinasi kepada
pimpinan/ mentor tentang rencana jadwal
sosialisasi kepada cleaning service
3. Dokumentasi melakukan koordinasi dengan
penanggung jawab cleaning service tentang
jadwal pelaksanaan Sosialisasi
4. Dokumentasi rencana jadwal pelaksanaan
sosialisasi kepada cleaning service yang telah
di setujui
A. Uraian Kegiatan Yang Dilaksanakan
1. Menyusun Rencana Jadwal Pelaksanaan Sosialisasi Kepada Cleaning Service
a. Nilai yang mendasari
1) Akuntabilitas
Saya menyusun rencana jadwal kegiatan sosialisasi yang akan
dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab dan kejelasan
2) Nasionalisme
Saya menyusun rencana jadwal kegiatan sosialisasi yang akan
dilaksanakan dengan menggunakan bahasa indonesia yang mudah
dipahami.
3) Etika Publik
Saya menyusun rencana jadwal kegiatan sosialisasi yang akan
dilaksanakan dengan tulus.
4) Komitmen Mutu
Saya menyusun rencana jadwal kegiatan sosialisasi yang akan
dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
5) Anti Korupsi
Saya menyusun rencana jadwal kegiatan sosialisasi yang akan
64
dilaksanakan dengan jujur dan kerja keras.
b. Dokumentasi
65
efektif dan efisien maka akan membuang-buang waktu yang berpotensi
kurangnya kepercayaan dari atasan, yang berdampak pada kegiatan
aktualisasi dan habituasi yang berpotensi terhambat.
5) Anti Korupsi
Jika menyusun rencana jadwal kegiatan sosialisasi tidak dilakukan dengan
jujur dan kerja keras, maka potensi terhambat bahkan gagalnya
pelaksanaan aktualisasi akan terjadi
66
c. Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika koordinasi dengan pimpinan/mentor tidak dilakukan dengan penuh
tanggung jawab, maka maka pelaksanaan aktualisasi dan habituasi akan
berjalan tidak terarah, terukur dan berpotensi terhambat.
2) Nasionalisme
Jika pertemuan pembahasan dengan pimpinan/mentor tidak dilakukan
dengan penghormatan yang baik, maka berpotensi akan
menghambat tercapainya pelaksanaan aktualisasi dan habituasi.
3) Etika Publik
Jika pertemuan pembahasan dengan pimpinan/mentor tidak dilakukan
dengan sopan santun dan etika yang baik, maka berpotensi akan
menghambat pelaksanaan aktualisasi dan habituasi.
4) Komitmen Mutu
Jika koordinasi dengan pimpinan/mentor tidak dilakukan dengan
memperhatikan secara seksama dan mencatatnya, maka akan terjadi
kesalahpemahaman dalam menerima dan mengerti arahan dan saran
yang diberikan sehingga berpotensi mengacaukan atau menghambat
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
5) Anti Korupsi
Jika pertemuan dengan pimpinan/mentor tidak dilakukan dengan
mengutamakan sikap peduli, menggangu kerja atau waktu
pimpinan/mentor, maka akan menghambat pelaksanaan aktualisasi
secara tepat dan terukur sasaran.
67
2) Nasionalisme
Saya melakukan koordinasi dengan menghormati penanggungjawab
cleaning service.
3) Etika Publik
Pertemuan terhadap penanggungjawab cleaning service dilakukan dengan
sikap yang sopan santun.
4) Komitmen Mutu
Saya memperhatikan dengan seksama dan mencatatnya
5) Anti Korupsi
Pada saat melakukan koordinasi saya mengutamakan sikap peduli, tidak
menggangu kerja atau waktu penanggungjawab cleaning service.
b. Dokumentasi
68
c. Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika koordinasi dengan penanggungjawab cleaning service tidak
dilakukan dengan penuh tanggung jawab, maka maka pelaksanaan
aktualisasi dan habituasi akan berjalan tidak terarah, terukur dan berpotensi
terhambat
2) Nasionalisme
Jika pertemuan pembahasan tidak dilakukan dengan penghormatan
yang baik, maka berpotensi akan menghambat tercapainya
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
3) Etika Publik
Jika pertemuan pembahasan tidak dilakukan dengan sopan santun dan
etika yang baik, maka berpotensi akan menghambat pelaksanaan
aktualisasi dan habituasi.
4) Komitmen Mutu
Jika kordinasi tidak dilakukan dengan memperhatikan secara seksama
dan mencatatnya, maka akan terjadi kesalahpemahaman dalam menerima
dan mengerti arahan dan saran yang diberikan sehingga berpotensi
mengacaukan atau menghambat pelaksanaan aktualisasi dan habituasi.
5) Anti Korupsi
Jika Pertemuan tidak dilakukan dengan mengutamakan sikap peduli,
menggangu kerja atau waktu rekan kerja, maka akan menghambat
pelaksanaan aktualisasi secara tepat dan terukur sasaran.
B. Kedudukan dan Peran ASN
Menyusun dan menjadwalkan pelaksanaan sosialisasi kepada cleaning
service dilakukan dengan antusias (passionate), cara terbaik (progressive), dan
penuh kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas dengan lintas program,
pimpinan, dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan
publik dan kerjasama yang optimal dapat tercapai.
C. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan terlaksananya Menyusun dan menjadwalkan pelaksanaan sosialisasi
kepada cleaning service dapat mewujudkan Misi ke-3 RSUD Kab. Konawe Kepulauan
69
yaitu “Menyediakan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang Berkompetensi Dan
Profesional Di Bidangnya”
D. Analisis Manfaat
Terlaksananya kegiatan ini menentukan pelaksanaan kegiatan sosialisasi,
sehingga Peserta dapat mempersiapkan segala kebutuhan agar kegiatan aktualisasi
yang akan dilaksanakan dapat berjalan lancar.
70
Judul kegiatan No. 4 Membuat Media Pengingat (Poster) Tentang
APD
Tanggal pelaksanaan Kegiatan 19 - 20 Maret 2020
Daftar Lampiran bukti 1. Dokumentasi membuat rancangan poster
kegiatan /Evidence 2. Dokumentasi poster yang akan di cetak
3. Dokumentasi menyiapkan alat dan bahan
4. Dokumentasi pemasangan poster
A. Uraian Kegiatan Yang Dilaksanakan
1. Membuat Rancangan Poster tentang APD
a. Nilai yang mendasari
1) Akuntabilitas
Saya menyiapkan rancangan poster dengan tanggungjawab dan konsisten
2) Nasionalisme
Saya menyiapkan rancangan poster dengan dasar kepentingan bersama,
sebagai media pengingat bagi cleaning service.
3) Etika Publik
Saya menyiapkan rancangan poster dengan cermat agar tujuan dari
poster yang dibuat dapat tersampaikan.
4) Komitmen Mutu
Saya menyiapkan rancangan poster poster diracang dengan inovasi.
5) Anti Korupsi
Pembuatan rancangan poster dilakukan dengan teliti dan jujur.
71
b. Dokumentasi
72
menghambat pelaksanaan aktualisasi
73
b. Dokumentasi
74
4) Komitmen Mutu
Jika mencetak media pengingat (poster) tidak dilakukan dengan kehati-
hatian, teliti dan tuntas maka kendala dalam capaian pemasangan media
pengingat poster tidak akan menghasilkan hasil yang baik.
5) Anti Korupsi
Jika mencetak media pengingat (poster) dilakukan dengan tidak jujur
maka pelaksanaan kegiatan aktualisasi tidak akan terlaksana dengan baik.
75
c. Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika alat dan bahan tidak disiapkan dalam jumlah yang cukup
maka pelaksanaan aktualisasi mengalami hambatan.
2) Nasionalisme
Jika penyiapan alat dan bahan diskriminasi pada merek dan produk
tertentu maka maka prinsip integritas public dan keadilan telah dilanggar
sehingga sebagai ASN yang adil dalam moral publik telah gagal diterapkan.
3) Etika Publik
Jika penyiapan alat dan bahan dilakukan dengan mengkomersilkan merek
dan produk tertentu maka moral publik ASN yang berkomitmen untuk
menghindari dimensi dimensi komersil dalam keadilan public tidak
tercapai
4) Komitmen Mutu
Jika penyiapan alat dan bahan dilakukan tidak cukup, aman, dan layak
maka akan mempengaruhi mutu sehingga akan menurunkan kualitas
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi.
5) Anti korupsi
Jika penyiapan alat dan bahan dilakukan dengan mengambil hak milik
orang lain tanpa izin maka hal ini adalah sebuah pelanggaran besar yang
menyalahi prinsip ASN yang jujur, tanggung jawab dan peduli.
76
tidak menganggu petugas kesehatan maupun masyarakt.
4) Komitmen Mutu
Pemasangan media pengingat (poster) ditempatkan di tempat strategis
dan mudah dilihat oleh cleaning service dan dilakukan dengan efektif dan
efisien.
5) Anti Korupsi
Pemasangan media pengingat poster dilakukan secara tepat dan jujur
sesuai dengan jadwal dan kerja keras.
b. Dokumentasi
77
Gambar 19. Memasang Media Pengingat (Poster)
c. Analisis Dampak
1) Akuntabilita
Jika pemasangan media informasi tidak dilakukan dengan penuh
tanggung jawab, maka dalam pemasangan media pengingat (poster) akan
lama selesai dan akan menghambat kegiatan aktualisasi.
2) Nasionalisme
Jika pemasangan media informasi tidak dilakukan dengan kerjasama oleh
78
rekan-rekan kerja di RSUD maka pemasangan media pengingat (poster)
tidak akan selesai tepat waktu sehingga dapat menghambat kegiatan
aktualisasi.
3) Etika Publik
Jika pemasangan media informasi tidak dilakukan dengan sopan santun
maka akan menganggu petugas kesehatan dan masyarakat yang ada di
lingkungan RSUD.
4) Komitmen Mutu
Jika pemasangan media informasi tidak pasang di tempat strategis, mudah
dilihat oleh masyarakat dan cleaning service, serta tidak dilakukan dengan
efektif dan efisien maka poster akan sulit dilihat dan tidak dapat
memberikan informasi secara maksimal.
5) Anti Korupsi
Jika pemasangan media pengingat (poster) tidak dilakukan dengan tepat
dan jujur serta kerja keras, maka media pengingat (poster) tidak akan
terpasang tepat waktu sehingga mempengaruhi kegiatan aktulisasi.
79
Judul kegiatan No. 5 Sosialisasi Tentang Pentingnya Penggunaan
APD
Tanggal pelaksanaan Kegiatan 23 - 26 Maret 2020
Daftar Lampiran bukti 1. Dokumentasi koordinasi dengan mentor
kegiatan /Evidence 2. Dokumentasi koordinasi dengan
penanggungajawab cleaning service
3. Dokumentasi membuat undangan, daftar hadir,
materi sosialisasi, daftar pertanyaan pre & post
test
4. Dokumentasi undangan
5. Dokumentasi daftar hadir
6. Dokumentasi materi sosialisasi
7. Dokumentasi daftar pertanyaan pre & post test
8. Dokumentasi kegiatan sosialisasi
9. Dokumentasi notulen
A. Uraian Kegiatan Yang Dilaksanakan
1. Koordinasi dengan Mentor dan Penanggung Jawab Cleaning Service Untuk
Melaksanakan Kegiatan
a. Nilai yang mendasari
1) Akuntabilitas
Melakukan koordinasi dengan mentor dan penanggungjawab cleaning
service tentang pelaksanaan kegiatan sosialisasi dilakukan dengan penuh
tanggungjawab sebagai wujud kejelasan antara pimpinan dan bawahan.
2) Nasionalisme
Koordinasi dilakukan dengan menghormati mentor dan penanggungjawab
cleaning service
3) Etika Publik
Koordinasi dengan mentor dan penanggungjawab cleaning service
dilakukan dengan sikap sopan santun.
4) Komitmen Mutu
Koordinasi dengan mentor dan penanggungjawab cleaning service
dengan memahami arahan dan responsif
80
5) Anti Korupsi
Koordinasi dengan mentor dan penanggungjawab cleaning service
dilakukan dengan peduli dan tidak menggangu kerja atau waktu kerja mentor
dan penanggungjawab cleaning service
b. Dokumentasi
81
3) Etika Publik
Jika pertemuan pembahasan tidak dilakukan dengan sopan santun dan
etika yang baik, maka berpotensi akan menghambat pelaksanaan
aktualisasi dan habituasi.
4) Komitmen Mutu
Jika koordinasi tidak dilakukan dengan memahami arahan dan responsif,
maka akan terjadi kesalahpemahaman dalam menerima dan mengerti
arahan dan saran yang diberikan sehingga berpotensi mengacaukan atau
menghambat pelaksanaan aktualisasi dan habituasi.
5) Anti Korupsi
Jika koordinasi tidak dilakukan dengan peduli dan menggangu kerja atau
waktu kerja mentor dan penanggungjawab cleaning service maka akan
menghambat pelaksanaan aktualisasi secara tepat dan terukur sasaran.
82
post test dilakukan dengan tepat, jujur, kerja keras serta disiplin dalam
melakukan kegiatan.
b. Dokumentasi
83
Gambar 24. Daftar Hadir
84
Gambar 25. Materi Sosialisasi
85
Gambar 26. Soal Pre & Post Test
c. Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika kelengkapan sosialisasi berupa undangan, daftar hadir, materi
sosialisasi soal pre & post test tidak disiapkan dengan penuh rasa
tanggung jawab maka proses persiapan akan berlangsung lama dan tidak
dapat dipertanggung jawabkan sehingga akan menghambat kegiatan
aktualisasi.
2) Nasionalisme
Jika kelengkapan sosialisasi tidak disiapkan dengan bahasa Indonesia
yang mudah dipahami maka akan terjadi ketidakjelasan pada kelengkapan
sosialisasi ketika kegiatan berlangsung.
3) Etika Publik
Jika kelengkapan sosialisasi tidak dikerjakan dengan tulus dan tidak
diskriminatif maka dapat menghambat kegiatan sosialisasi karena
perlengkapan sosialisasi belum siap.
4) Komitmen Mutu
Jika kelengkapan sosialisasi tidak disiapkan secara efektif dan efisien
maka tujuan sosialisasi akan sulit tercapai dan terjadi ketidak nyamanan
pada kegiatan sosialisasi nantinya.
86
5) Anti Korupsi
Jika kelengkapan sosialisasi tidak disiapkan dengan tepat, jujur, kerja
keras serta disiplin maka kelengkapan sosialisasi tidak akan terpenuhi
sehingga akan menghambat kegiatan aktualisasi.
b. Dokumentasi
87
Gambar 27. Kegiatan Sosialisasi
88
Gambar 29. Notulen
c. Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika kegiatan Sosialisasi tidak dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
dan materi sosialisasi yang disampaikan tidak jujur maka akan terjadi
kesalahpahaman dalam memahami materi dan kegiatan sosialisasi hanya
sekedar dilaksanakan saja tanpa memikirkan tujuan apa yang ingin
dicapai setelah terlaksananya kegiatan sosialisasi.
2) Nasionalisme
Jika saat sosialisasi materi tidak menggunakan Bahasa yang mudah
dipahami maka materi akan sulit dipahami sehingga akan menghambat
proses aktualisasi.
3) Etika Publik
Jika pada saat sosialisasi, materi tidak disampaikan dengan sopan dan
santun maka akan terjadi selisih paham dan akan tercipta suasana yang
kurang baik.
4) Komitmen Mutu
Jika sosialisasi tidak dilakukan dengan efisiensi dan efektifitas dalam
menyampaikan materi sosialisasi maka akan sulit dimengerti oleh peserta
sosialisasi. Dengan demikian, tujuan dari sosialisasi tidak dapat tercapai.
5) Anti Korupsi
Jika sosialisasi tidak dilaksanakan dengan jujur dan kerja keras maka
89
tujuan dari sosialisasi tidak dapat tercapai.
B. Kedudukan dan Peran ASN
Sosialisasi tentang pentingnya penggunaan APD pada cleaning service
dilakukan dengan antusias (passionate), cara terbaik (progressive), dan penuh
kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas dengan lintas program, pimpinan, dan
mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan public dan
kerjasama yang optimal tercapai.
C. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi RSUD
Dengan terlaksananya sosialisasi tentang pentingnya penggunaan APD pada
cleaning service maka menjawab misi pertama yaitu “Mewujudkan pelayanan yang
berkualitas dan terakreditasi dengan mengutamakan keselamatan pasien serta
kepuasan pelanggan”
D. Analisis Manfaat
Terlaksananya kegiatan sosialisasi tentang pentingnya penggunaan APD,
dapat memberikan informasi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan cleaning
service.
90
Judul kegiatan No. 6 Melakukan Evaluasi Terhadap Penggunaan
APD pada Cleaning Service
Tanggal pelaksanaan Kegiatan 27 Maret – 06 April 2020
Daftar Lampiran bukti 1. Dokumentasi koordinasi dengan
kegiatan /Evidence penanggungjawab cleaning service
2. Instrument penilaian Penggunaan APD
3. Dokumentasi penggunaan APD sebelum
kegiatan sosialisasi
4. Dokumentasi penggunaan APD setelah kegiatan
sosialisasi
5. Dokumentasi penilaian penggunaan APD
sebelum kegiatan sosialisasi
6. Dokumentasi penilaian penggunaan APD
setelah kegiatan sosialisasi
7. Dokumentasi menganalisis hasil evaluasi
8. Dokumentasi melaporkan hasil evaluasi
A. Uraian Kegiatan Yang Dilaksanakan
1. Koordinasi dengan penanggung jawab cleaning service
a. Nilai yang mendasari
1) Akuntabilitas
Melakukan koordinasi dengan penanggungjawab cleaning service
dengan tanggung jawab dan menyampaikan segalanya secara transparansi
dan jujur.
2) Nasionalisme
Koordinasi dengan penanggungjawab cleaning service dilakukan dengan
hormat
3) Etika Publik
Mengutamakan sikap sopan santun & ramah pada saat melakukan
koordinasi dengan penanggung jawab cleaning service.
4) Komitmen Mutu
Koordinasi dengan penanggungjawab cleaning service dilakukan dengan
memahami arahan dengan seksama dan responsive
91
5) Anti Korupsi
Koordinasi dilakukan dengan tidak Mengganggu kerja dan waktu kinerja
penaggungjawab cleaning service
b. Dokumentasi
92
5) Anti Korupsi
Jika Pertemuan tidak dilakukan dengan mengganggu kerja dan waktu
kinerja penaggungjawab cleaning service, maka akan menghambat
pelaksanaan aktualisasi secara tepat dan terukur sasaran
93
b. Dokumentasi
94
Gambar 32. Penggunaan APD Sebelum Sosialisasi
95
Gambar 33. Penggunaan APD setelah Sosialisasi
96
Gambar 34. Penilaian Penggunaan APD Sebelum Sosialisasi
Berdasarkan hasil penilaian penggunaan APD 3 hari sebelum kegiatan
sosialisasi dilaksanakan terlihat bahwa dari 13 orang cleaning service di
RSUD Kab. Konawe Kepulauan secara keseluruhan menggunakan APD tidak
lengkap pada saat bekerja.
97
Gambar 35. Penilaian Penggunaan APD Setelah Sosialisasi
Berdasarkan hasil penilaian penggunaan APD 3 hari setelah kegiatan
sosialisasi dilaksanakan terlihat bahwa dari 13 orang cleaning service di
RSUD Kab. Konawe Kepulauan secara keseluruhan telah menggunakan APD
lengkap pada saat bekerja.
c. Analisis Dampak
1) Akuntabilitas
Jika kegiatan penilaian penggunaan APD pada cleaning service tidak
dilakukan dengan netral, adil dan jujur serta transparan dapat
berpotensi menghambat kegiatan aktualisasi dan habituasi.
2) Nasionalisme
Jika kegiatan penilaian penggunaan APD pada cleaning service
dilakukan dengan memaksakan kehendak serta tidak menghormati
keputusan yang telah diambil maka berpotensi akan menghambat
tercapainya pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
3) Etika Publik
Jika kegiatan penilaian penggunaan APD pada cleaning service tidak
dilakukan dengan sopan santun dan integritas tinggi, maka berpotensi
akan menghambat pelaksanaan aktualisasi dan habituasi.
98
4) Komitmen Mutu
Jika kegiatan penilaian penggunaan APD pada cleaning service tidak
dilakukan dengan teliti dan tuntas maka proses evaluasi akan terhambat tidak
akan efisien dan membuang-buang waktu.
5) Anti Korupsi
Jika kegiatan penilaian penggunaan APD pada cleaning service tidak
dilakukan dengan menerapkan nilai kejujuran, kepedulian, kedisiplinan,
tanggung jawab, kerja keras, keberanian, dan keadilan, maka akan
mempengaruhi hasil evaluasi dan tindak lanjut kedepannya.
99
b. Dokumentasi
100
3) Etika Publik
Jika analisis hasil evaluasi yang dilaporkan kepada Pimpinan tidak dibuat
dengan tulus, jujur, cermat dan sopan maka analisis hasil evaluasi tidak
sesuai dengan fakta sehingga mempengaruhi etika dalam bekerja.
4) Komitmen Mutu
Jika analisis hasil evaluasi yang dilaporkan kepada Pimpinan tidak dibuat dan
disiapkan secara efektifitas dan efisiensi serta berorientasi pada mutu maka
akan sulit dipahami tujuan dari kegiatan aktualisasi yang telah
dilakukan.
5) Anti Korupsi
Jika analisis hasil evaluasi yang dilaporkan kepada pimpinan tidak
mengandung nilai kejujuran, keadilan, dan kerja keras maka akan
menyebabkan perbedaan hasil analisis yang dilaporkan dengan fakta
dilapangan sehingga akan sulit menemukan solusi untuk rencana tindak
lanjut kedepannya.
B. Kedudukan dan Peran ASN
Pelaksanaan kegiatan evaluasi terhadap penggunaan APD pada cleaning
service di RSUD Kab. Konawe Kepulauan dilakukan dengan antusias (passionate),
cara terbaik (progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas
dengan lintas program, pimpinan, dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas
mutu hasil pelayan public dan kerjasama yang optimal tercapai.
C. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi RSUD
Dengan terlaksananya kegiatan evaluasi terhadap penggunaan APD pada
cleaning service di RSUD Kab. Konawe Kepulauan hal tersebut mendukung misi yang
ke-5 yaitu “Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang professional, integrtas, beretika
dan akuntabel.”
101
D. Analisis Manfaat
Dengan terlaksananya kegiatan terhadap penggunaan APD pada cleaning
service di RSUD Kab. Konawe Kepulauan dapat membantu dalam upaya peningkatan
kepatuhan cleaning service terhadap penggunaan APD di RSUD dan dapat menjadi
acuan dalam rencana tindak lanjut upaya peningkatan kepatuhan cleaning service
terhadap penggunaan APD sehingga terciptanya lingkungan yang bersih dan aman
di RSUD Kab. Konawe Kepulauan.
102
Tabel 5. KEGIATAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS
NO. Nama Tahapan Output/Hasil Kontribusi Output/Hasil Kegiatan terhadap Kontribusi Penguatan Kegiatan
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Penguatan NDS Output/ Hasil Nilai Subtitusi/
Kegiatan organisasi Tambahan
terhadap VISI/
MISI Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Melakukan a. Menyiapkan Bahan/materi a. Akuntabilitas : Menyiapkan bahan konsultasi saya Dengan
konsultasi materi/bahan yang akan lakukan dengan penuh tanggungjawab sebagai terlaksananya - -
dengan yang akan diaktualisasika wujud kejelasan antara pimpinan dan bawahan koordinasi dan
pimpinan/m dikonsultasika n b. Nasionalisme : Menyiapkan bahan konsultasi saya persetujuan dari
entor n lilakukan dengan menggunakan bahasa indonesia mentor dan
tentang yang mudah dipahami dan penuh kejujuran direktur dapat
program c. Etika Publik : Bahan materi yang akan saya mewujudkan Visi
yang akan konsulkan disiapkan dengan cermat dan tulus RSUD Kab Konawe
dilaksanakan d. Komitmen Mutu : Bahan materi yang saya siapkan kepulauan
dapat dibuktikan secara fisik, efisien
. “Menjadi Rumah
e. Anti Korupsi : Saya menyiapkan bahan materi
sakit yang
dengan kerja keras serta disiplin dalam melakukan
kegiatan.
berkualitas dan
menjadi
b. Melakukan Terlaksananya a. Akuntabilitas : Melakukan konsultasi dalam hal kepercayaan
konsultasi/rap konsultasi ini melaporkan rancangan aktualisasi yang akan publik di
at temu dengan dilaksanakan selama 1 bulan di RSUD Kabupaten Kabupaten
aktualisasi Direktur dan Konawe Kepulauan. Konsultasi yang saya lakukan Konawe
dalam hal ini mentor untuk dengan tanggung jawab sebagai wujud kejelasan Kepulauan”.
meminta izin mendapatkan wewenang antara pimpinan dan bawahan dalam
kepada persetujuan melakukan rencana dan tujuan serta alasan yang
pimpinan tentang rencana benar dan tepat.
untuk kegiatan b. Nasionalisme : Dalam konsultasi dengan atasan,
melaksanakan saya menggunakan bahasa indonesia yang mudah
dimengerti.
kegiatan
c. Etika Publik : Saat melakukan konsultasi kepada
aktualisasi
Pimpinan/Mentor saya menyampaikan rancangan
103
aktualisasi dengan sopan dan santun kepada
pimpinan.
d. Komitmen Mutu : Saya memahami arahan dari
pimpinan dan responsif.
e. Anti Korupsi : Saat melakukan konsultasi saya
lakukan dengan jujur dan tanggap.
c. Mencatat Diperolehnya a. Akuntabilitas: Saya mencatat rekomendasi hasil
rekomendasi persetujuan konsultasi sebagai bentuk tanggung jawab.
hasil konsultasi tentang rencana b. Nasionalisme : Saya mencatat saran dan arahan
dengan kegiatan, saran yang disampaikan dilakukan dengan hormat
pimpinan/ dan masukan c. Etika Publik : Saya mencatat rekomendasi hasil
Mentor dari konsultasi dengan tulus dan cermat
Direktur/Mento d. Komitmen Mutu : Dalam mencatat rekomendasi
r hasil konsultasi memperhatikan dengan seksama
dan responsif.
e. Anti Korupsi : Saya mencatat rekomendasi hasil
konsultasi dengan jujur sesuai dengan saran dan
arahan yang disampaikan.
2. Berkoordina a. Menyiapkan Tersedianya a. Akuntabilitas: Saya menyiapkan materi yang baik Adanya lembar - -
si dengan bahan materi yang sesuai dengan tanggungjawab. persetujuan
petugas konsultasi akan di b. Nasionalisme : Saya membuat materi dengan pengadaan APD
inventaris konsultasikan susunan dan tatanan bahasa yang baik. merupakan
barang untuk c. Etika Publik : Bahan materi yang akan dikonsulkan perwujudan misi
pengadaan disiapkan dengan cermat & tulus ke-3 yaitu
APD d. Komitmen Mutu : Materi yang disiapkan dapat “Menyediakan
dibuktikan secara fisik, efisien peralatan, fasilitas
e. Anti Korupsi : Materi diperoleh dari sumber yang dan sarana
terpercaya.
prasarana yang
b. Melakukan Adanya daftar a. Akuntabilitas: Saya melakukan koordinasi aman dan
koordinasi jumlah APD dengan penuh tanggungjawab sebagai wujud mutakhir”.
dengan yang tersedia kejelasan antara sesama rekan kerja.
penanggung b. Nasionalisme : Saya melakukan koordinasi
jawab cleaning dengan menghormati penanggungjawab cleaning
service service.
c. Etika Publik : Pertemuan terhadap
104
penanggungjawab cleaning service dilakukan
dengan sikap yang sopan santun.
d. Komitmen Mutu : Saya memperhatikan dengan
seksama dan mencatatnya
e. Anti Korupsi : Pada saat melakukan koordinasi
saya mengutamakan sikap peduli, tidak
menggangu kerja atau waktu penanggungjawab
cleaning service.
c. Melakukan Adanya lembar a. Akuntabilitas : Saya melakukan koordinasi dengan
koordinasi dan persetujuan penuh tanggungjawab sebagai wujud kejelasan antara
meminta sesama rekan kerja.
persejuan b. Nasionalisme : Saya melakukan koordinasi dengan
pengadaan APD menghormati petugas inventaris barang.
c. Etika Publik : Pertemuan terhadap petugas
inventaris barang dilakukan dengan sikap yang sopan
santun.
d. Komitmen Mutu : Saya memperhatikan dengan
seksama dan mencatatnya
e. Anti Korupsi : Pada saat melakukan koordinasi saya
mengutamakan sikap peduli, tidak menggangu kerja
atau waktu petugas inventaris barang.
3. Menyusun a. Menyusun Jadwal a. Akuntabilitas: Saya menyusun rencana jadwal Dengan - -
dan rencana jadwal Pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang akan dilaksanakan dengan terlaksananya
Menjadwalka pelaksanaan Sosialisasi penuh tanggungjawab dan kejelasan Menyusun dan
n sosialisasi b. Nasionalisme : Saya menyusun rencana jadwal menjadwalkan
pelaksanaan kepada cleaning kegiatan sosialisasi yang akan dilaksanakan dengan pelaksanaan
sosialisasi service menggunakan bahasa indonesia yang mudah sosialisasi kepada
kepada dipahami. cleaning service
cleaning c. Etika Publik : Saya menyusun rencana jadwal dapat
service kegiatan sosialisasi yang akan dilaksanakan dengan mewujudkan Misi
tulus.
ke-3 RSUD Kab.
d. Komitmen Mutu : Saya menyusun rencana jadwal
Konawe
kegiatan sosialisasi yang akan dilaksanakan dengan
efektif dan efisien.
Kepulauan yaitu
e. Anti Korupsi : Saya menyusun rencana jadwal “Menyediakan
kegiatan sosialisasi yang akan dilaksanakan dengan Sumber Daya
105
jujur dan kerja keras. Manusia
b. Melakukan Terlaksananya a. Akuntabilitas: Saya melakukan koordinasi dengan Kesehatan yang
koordinasi koordinasi dan penuh tanggungjawab sebagai wujud kejelasan antara Berkompetensi
kepada penetapan pimpinan dan bawahan. Dan Profesional Di
pimpinan/ jadwal b. Nasionalisme : Saya melakukan koordinasi dengan Bidangnya”
mentor tentang pelaksanaan menghormati pimpinan/mentor.
rencana jadwal Sosialisasi c. Etika Publik : Pertemuan terhadap atasan dilakukan
sosialisasi kepada cleaning dengan sikap yang sopan santun.
kepada cleaning service oleh d. Komitmen Mutu : Saya memperhatikan dengan
service pimpinan/ment seksama dan mencatatnya
e. Anti Korupsi : Pada saat melakukan koordinasi saya
or
mengutamakan sikap peduli, tidak menggangu kerja
atau waktu kerja pimpinan/mentor.
c. Melakukan Jadwal a. Akuntabilitas: Saya melakukan koordinasi dengan
koordinasi pelaksanaan penuh tanggungjawab sebagai wujud kejelasan
dengan Sosialisasi antara sesama rekan kerja.
Penanggung disetujui oleh b. Nasionalisme : Saya melakukan koordinasi dengan
jawab cleaning peanggung menghormati penanggungjawab cleaning service.
service tentang jawab cleaning c. Etika Publik : Pertemuan terhadap
jadwal service penanggungjawab cleaning service dilakukan
pelaksanaan dengan sikap yang sopan santun.
Sosialisasi d. Komitmen Mutu : Saya memperhatikan dengan
seksama dan mencatatnya
e. Anti Korupsi : Pada saat melakukan koordinasi
saya mengutamakan sikap peduli, tidak menggangu
kerja atau waktu penanggungjawab cleaning
service.
4. Membuat a. Membuat Tersediannya a. Akuntabilitas: Saya menyiapkan rancangan poster Dengan - -
media rancangan rancangan dengan tanggungjawab dan konsisten terpasangnya
pengingat Poster untuk b. Nasionalisme : Saya menyiapkan rancangan poster media pengingat
(poster) mengenai APD pembuatan dengan dasar kepentingan bersama, sebagai media (poster),
tentang APD poster pengingat bagi cleaning service. mendukung Misi
c. Etika Publik : Saya menyiapkan rancangan poster “Menyelenggaraka
dengan cermat agar tujuan dari poster yang dibuat n pendidikan,
dapat tersampaikan. pelatihan dan
106
d. Komitmen Mutu : Saya menyiapkan rancangan penelitian
poster poster diracang dengan inovasi. kesehatan yang
e. Anti Korupsi : Pembuatan rancangan poster bermutu dan
dilakukan dengan teliti dan jujur. beretika untuk
menunjang
pelayanan”
107
d. Memasang Terpasangnya a. Akuntabilitas : Pemasangan media pengingat
poster media (poster) dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
ditempat yang edukasi b. Nasionalisme : Pemasangan media pengingat
strategis yang (poster) (poster) dilakukan dengan kerjasama dengan rekan-
mudah tentang rekan kerja di RSUD untuk kepentingan bersama.
dijangkau oleh pentingnya c. Etika Publik : Pemasangan media pengingat (poster)
cleaning penggunaan dilakukan sopan santun sehingga tidak menganggu
service APD kepada petugas kesehatan maupun masyarakat.
cleaning service d. Komitmen Mutu : Pemasangan media pengingat
(poster) ditempatkan di tempat strategis dan mudah
di lokasi yang
dilihat oleh cleaning service dan dilakukan dengan
telah di
efektif dan efisien.
tentukan e. Anti Korupsi : Pemasangan media pengingat poster
dilakukan secara tepat dan jujur sesuai dengan jadwal
dan kerja keras.
5. Melaksanaka a. Berkoordinasi Melaksanakan a. Akuntabilitas: Melakukan koordinasi dengan mentor Dengan - -
n kegiatan dengan mentor kegiatan dan penanggungjawab cleaning service tentang terlaksananya
sosialisasi dan sosialisasi pelaksanaan kegiatan sosialisasi dilakukan dengan sosialisasi
tentang penanggung sesuai jadwal penuh tanggungjawab sebagai wujud kejelasan antara
pimpinan dan bawahan.
tentang
pentingnya jawab cleaning
b. Nasionalisme : Koordinasi dilakukan dengan pentingnya
penggunaan service untuk
menghormati mentor dan penanggungjawab cleaning penggunaan APD
APD melaksanakan
kegiatan service pada cleaning
c. Etika Publik : Koordinasi dengan mentor dan service maka
penanggungjawab cleaning service dilakukan dengan menjawab misi
sikap sopan santun. pertama yaitu
d. Komitmen Mutu : Koordinasi dengan mentor dan
penanggungjawab cleaning service dengan
“Mewujudkan
memahami arahan dan responsive pelayanan yang
e. Anti Korupsi : Koordinasi dengan mentor dan berkualitas dan
penanggungjawab cleaning service dilakukan dengan terakreditasi
peduli dan tidak menggangu kerja atau waktu kerja dengan
mentor dan penanggungjawab cleaning service. mengutamakan
keselamatan
b. Membuat Adanya daftar a. Akuntabilitas : Menyusun dan membuat undangan, pasien serta
daftar hadir, hadir, daftar hadir, materi sosialisasi dan pertanyaan pre &
108
undangan, undangan, post test hingga selesai dengan teliti dan penuh rasa kepuasan
materi materi tanggung jawab. pelanggan”
sosialisasi, sosialisasi b. Nasionalisme : Membuat undangan, daftar hadir,
daftar dan daftar materi sosialisasi dan pertanyaan pre & post test
pertanyaan pertanyaan menggunakan bahasa indonesia yang mudah
pre & post test pre & post dipahami.
test c. Etika Publik : Membuat undangan, daftar hadir,
materi sosialisasi dan pertanyaan pre & post test
dengan tulus dan tidak diskriminatif.
d. Komitmen Mutu : Menyusun undangan, daftar hadir,
materi sosialisasi dan pertanyaan pre & post test
secara efektif dan efisien.
e. Anti Korupsi : Membuat Undangan, daftar hadir,
materi sosialisasi dan pertanyaan pre & post test
dilakukan dengan tepat, jujur, kerja keras serta
disiplin dalam melakukan kegiatan.
109
6. Melakukan a. Koordinasi Terlaksananya a. Akuntabilitas: Melakukan koordinasi dengan Dengan - -
Evaluasi dengan konsultasi penanggungjawab cleaning service dengan tanggung terlaksananya
Terhadap penanggung dengan jawab dan menyampaikan segalanya secara kegiatan evaluasi
Penggunaan jawab Penanggung transparansi dan jujur. terhadap
APD pada cleaning jawab dan b. Nasionalisme : Koordinasi dengan penanggungjawab penggunaan APD
cleaning service mentor untuk cleaning service dilakukan dengan hormat pada cleaning
service mendapatkan c. Etika Publik : Mengutamakan sikap sopan santun & service di RSUD
persetujuan ramah pada saat melakukan koordinasi dengan Kab. Konawe
tentang penanggung jawab cleaning service. Kepulauan hal
d. Komitmen Mutu : Koordinasi dengan
rencana tersebut
penanggungjawab cleaning service dilakukan dengan
kegiatan. mendukung misi
memahami arahan dengan seksama dan responsive
e. Anti Korupsi : Koordinasi dilakukan dengan tidak
yang ke-5 yaitu
Mengganggu kerja dan waktu kinerja “Mewujudkan tata
penaggungjawab cleaning service. kelola rumah sakit
yang professional,
integrtas, beretika
b. Melakukan Dokumentasi a. Akuntabilitas: Evaluasi dengan cara mengobservasi
kepatuhan cleaning service melalui instrumen dan akuntabel.”
penilaian & intrumen
kepada penilaian penilaian dilakukan dengan netral, adil dan jujur serta
cleaning penggunaan transparan.
service APD b. Nasionalisme : Evaluasi dengan cara mengobservasi
terhadap kepatuhan cleaning service melalui instrumen
penggunaan penilaian dilakukan tanpa memaksakan kehendak
APD dalam serta menghormati keputusan yang telah diambil.
membersihkan c. Etika Publik : Evaluasi dengan cara mengobservasi
lingkungan kepatuhan cleaning service melalui instrumen
penilaian dilakukan dengan sopan santun dan
rumah sakit
integritas tinggi.
d. Komitmen Mutu : Evaluasi dengan cara
mengobservasi cleaning service melalui instrumen
penilaian dilakukan dengan teliti dan tuntas.
e. Anti Korupsi : Evaluasi dengan cara mengobservasi
cleaning service melalui instrumen penilaian
dilakukan dengan menerapkan nilai kejujuran,
kepedulian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras,
110
keberanian, dan keadilan.
Menyetujui,
Coach Peserta
111
C. ANALISIS DAMPAK
Dalam kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan, analisis dampak kegiatan
yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 6. Analisis Dampak
No Dampak Negatif Dampak Positif
1 Jika tidak dilakukan konsultasi Dengan melakukan konsultasi kepada
kepada pimpinan dan mentor maka pimpinan dan mentor akan
akan menyebabkan kesalahpahaman memudahkan dalam menyatukan tujuan
terhadap tujuan yang akan dicapai yang ingin dicapai sehingga kegiatan
dalam kegiatan aktualisasi sehingga aktualisasi dapat memberikan manfaat
dapat mengakibatkan terhambatnya bagi rumah sakit dan masyarakat.
kegiatan aktualisasi.
2 Jika tidak ada koordinasi dengan Dengan adanya koordinasi dengan
inventaris barang dan penanggung inventaris barang dan penanggung
jawab cleaning service maka jumlah jawab cleaning service maka dapat
ketersediaan APD tidak akan memberikan kejelasan untuk
diketahui secara rinci sehingga akan mengajukan jumlah APD yang di
berpengaruh terhadap pengajuan butuhkan sehingga akan berdampak
APD untuk cleaning service pada meningkatnya rasa aman pada saat
kedepannya. bekerja, menurunnya risiko penyakit
akibat kerja yang didapatkan serta
terwujudnya lingkungan yang sehat di
rumah sakit yang merupakan salah satu
bentuk pelayanan terhadap masyarakat
3 Jika menyusun rencana jadwal Dengan dilakukannya menyusun
pelaksanaan sosialisasi kepada rencana jadwal pelaksanaan sosialisasi
cleaning service tidak dilakukan kepada cleaning service maka mentor
dengan cermat dan tuntas maka akan dan penanggung jawab cleaning service
timbul ketidakpastian pelaksanaan mengetahui jadwal sosialisasi yang akan
sosialisasi sehingga dapat dilaksanakan. Selain itu, penanggung
menghambat kegiatan aktualisasi dan jawab cleaning service dapat
habituasi menginformasikan kepada seluruh
112
cleaning service agar mengahadiri
sosialisasi sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
4 Jika tidak adanya media pengingat Dengan adanya media pengingat seperti
seperti poster, maka informasi poster kepada cleaning service maka
tentang jenis APD yang perlu di pakai cleaning service akan mengetahui dan
dan manfaat jika menggunakan APD sadar tentang pentingnya menggunakan
tidak akan di ketahui oleh cleaning APD pada saat bekerja sehingga akan
service. Sehingga dapat patuh untuk memakai APD sehingga
mengakibatkan terjadinya kecelakaan akan menciptakan lingkungan yang
kerja maupun penyakit akibat kerja bersih sehat dana aman.
yang dapat menimbulkan rasa
ketikamanan pada saat bekerja .
5 Jika tidak dilakukan sosialisasi Dengan dilakukannya sosialisasi tentang
tentang penggunaan APD maka penggunaan APD maka cleaning service
cleaning service akan kurang lebih mengetahui jenis, cara
memahami jenis, cara menggunakan, menggunakan, dampak dan manfaat
dampak dan manfaat menggunakan menggunakan APD sehingga cleaning
APD sehingga dapat mengakibatkan service dapat mengoptimalkan
cleaning service tidak optimal dalam penggunaan APD yang telah tersedia di
menggunakan APD. rumah sakit.
6 Jika tidak ada instrument penilaian Dengan adanya instrument penilaian
penggunaan APD maka akan sulit penggunaan APD maka mempermudah
mengetahui cleaning service yang mengetahui dan menilai cleaning service
menggunaakn APD pada saat bekerja. yang menggunaakn APD pada saat
bekerja.
113
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah Peserta mengikuti Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dan
melaksanakan proses aktualisasi/habituasi ditempat kerja untuk melaksanakan dan
mengimplementasikan rancangan aktualisasi, nilai-nilai dasar Profesi Aparatur
Sipil Negara disatuan kerja peserta, maka dapat diambil kesimpulan hasil dari
pelaksanaan aktualisasi dengan mengangkat core issue “Optimalisasi Penggunaan
APD Pada Cleaning Service (APD) di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan” yaitu :
proses habituasi disatuan kerja mampu melatih dan membentuk pribadi sebagai
Pegawai ASN yang memegang teguh nilai-nilai dasar ANEKA, nilai Manajemen ASN,
Whole of Government dan Pelayanan Publik. Selain itu proses habituasi sebagai cara
pembiasaan diri untuk membentuk karakter, mental, dan pola pikir pegawai ASN
sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat.
114
(komitmen mutu), jujur, disiplin, tanggung jawab, dan mandiri (anti korupsi), dan
koordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Whole of Goverment)
B. SARAN
Adapun saran dari penulis dalam laporan ini adalah:
1. Sebagai seorang ASN kita harus mengetahui tupoksi kita sesuai dengan profesi
yang kita jalani saat ini.
2. Perlu adanya kesadaran cleaning service dan seluruh staf rumah sakit untuk
bekerjasama menjaga lingkungan rumah sakit yang sehat dan aman.
3. Pentingnya dilakukan sosialisasi rutin setiap tahun agar dapat menjaga
pengetahuan cleaning service tentang penggunaan APD yang baik dan benar.
4. Perlunya dilakukan penambahan jumlah APD (Alat Pelindung Diri) untuk
cleaning service sehingga pada saat bekerja serta tetap aman dan risiko penyakit
akibat kerja tidak terjadi .
115
116
DAFTAR PUSTAKA
Bupati Konawe Kepulauan Nomor 3.A Tahun 2017 Tentang Pembentukan, Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Kelas D Kabupaten Konawe Kepulauan
Elly Fatimah dkk. 2017. “MANAJEMEN ASN” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta:Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
(PNS)
Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2017
Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2018
Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
viii
Republik Indonesia, 2014, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara Jakarta: Sekretariat Negara
Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: Sagung
Seto
ix
LAMPIRAN
x
Formulir 1.A
RANCANGAN AKTUALISASI
1. PROFIL LEMBAGA
A Nama Satuan Kerja RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
B Visi Organisasi Menjadi Rumah Sakit Yang Berkualitas Dan Menjadi Kepercayaan
Publik Di Kabupaten Konawe Kepulauan
C Misi Organisasasi a. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi
dengan mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan
pelanggan.
b. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian
kesehatan yang bermutu dan beretika untuk menunjang
pelayanan.
c. Menyediakan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang
berkompetensi dan profesional dibidangnya.
d. Menyediakan peralatan, fasilitas dan sarana prasarana yang
aman dan mutakhir.
e. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesional,
integritas, beretika dan akuntabel.
D Nilai-nilai -
Organisasi
E Struktur Organisasi
pada Satuan Kerja
F Tugas Satuan Kerja RSUD Kelas D Kabupaten Konawe Kepulauan mempunyai tugas
pelayanan kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu dengan upaya promotif dan preventif dan pelayanan
rujukan kesehatan, pelayanan rawat inap serta penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan bidang
kesehatan
G Tugas Unit/Atasan Membantu menyiapkan bahan dan menyusun laporan
Langsung/ Mentor akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP), Renja, dan
profil RSUD serta membantu pengelolaan perencanaan.
H Rincian Tugas dan Tugas Tambahan : Pembuatan media pengingat yaitu poster
Fungsi dan atau
Tugas Tambahan,
dan atau Kegiatan
Inisiatif Sendiri
dengan Persetujuan
Atasan
Kendari, 2020
Menyetujui:
Mentor Peserta Diklat
MARET APRIL
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Melakukan Konsultasi a Menyiapkan bahan konsultasi
kepada pimpinan/
b Melaporkan Rancangan Aktualisasi yang akan dilaksanakan
mentor tentang
program yang akan c Mencatat rekomendasi hasil konsultasi dengan pimpinan/mentor
dilaksanakan.
2 Berkoordinasi dengan a Menyiapkan bahan konsultasi
petugas inventaris
barang untuk b Melakukan koordinasi dengan penanggung jawab cleaning service
pengadaan APD Melakukan koordinasi dan meminta persetujuan pengadaan
c
APD
3 Menyusun dan Menyusun rencana jadwal pelaksanaan sosialisasi kepada
a
Menjadwalkan cleaning service
pelaksanaan b Melakukan koordinasi kepada pimpinan/ mentor
sosialisasi kepada Melakukan koordinasi dengan Penanggung jawab cleaning
cleaning service c
service
4 Membuat media a Membuat rancangan Poster mengenai APD
pengingat (poster)
tentang APD b Mencetak poster
c Menyiapkan alat dan bahan
Memasang poster ditempat yang strategis yang mudah
d
dijangkau oleh petugas
cleaning service
pelaksanaan b Melakukan koordinasi kepada pimpinan/ mentor
sosialisasi kepada Melakukan koordinasi dengan Penanggung jawab cleaning
cleaning service c
service
4 Membuat media a Membuat rancangan Poster mengenai APD
pengingat (poster)
tentang APD b Mencetak poster
c Menyiapkan alat dan bahan
Memasang poster ditempat yang strategis yang mudah
d
dijangkau oleh petugas
5 Melaksanakan Berkoordinasi dengan mentor dan penanggung jawab
a
kegiatan sosialisasi cleaning service untuk melaksanakan kegiatan
tentang pentingnya Membuat undangan, daftar hadir, materi sosialisasi, daftar
penggunaan APD b
pertanyaan pre & post test
c Melaksanakan kegiatan sosialisasi
6 Melakukan a Koordinasi dengan penanggung jawab cleaning service
Evaluasi Terhadap Melakukan penilaian kepada cleaning service terhadap
b
Penggunaan APD pada penggunaan APD
cleaning service
c Melaporkan hasil evaluasi kegiatan kepada pimpinan
Penyusunan Laporan Aktualisasi
Keterangan :
: Melaksanakan Kegiatan
Membuat Undangan, Daftar Hadir, Materi Sosialisasi Dan Pertanyaan Pre Dan Post Test
Undangan Sosialisasi
Daftar Hadir
Materi Sosialisasi
Soal Pre & Post Test
Kegiatan Sosialisasi