Oleh:
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah berkat limpahan rahmat Allah SWT, penulisan hasil
aktualisasi “peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan (antenatal care) di wilayah kerja UPTD Pusekesmas Polara Kabupaten
Konawe Kepulauan” ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Penyusunan hasil aktualisasi ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, arahan, dan
masukan dari berbagai pihak. Sebagai bentuk penghargaan, penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada:
iv
7. Seluruh Widyaswara yang telah memberikan banyak arahan dan
masukan dalam penyusunan hasil aktualisasi dan habituasi ini;
8. Seluruh panitia, Binsuh yang telah memfasilitasi para peserta diklatsar dengan
baik;
9. Rekan-rekan seperjuangan peserta Latsar Golongan II Angkatan XVII dan
Angkatan XVIII Tahun 2021 tanpa terkecuali yang selama ini telah banyak
berbagi bersama selama proses diklatsar.
10. Seluruh keluarga besar saya, terutama orang tua terima kasih atas dukungan
dan doanya dan teristimewa untuk anakku yang selalu menjadi penyemangat
terselesaikannya hasil aktualisasi ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan yang
mendasar pada laporan ini, oleh karena itu penulis berharap kepada semua
pihak untuk memberikan saran dan masukan serta kritik yang membangun
untuk penyempurnaan laporan ini. Penulis juga berharap semoga laporan ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan contoh
tentang implementasi nilai-nilai "ANEKA" dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan kerja dan masyarakat.
Penulis,
5
DAFTAR ISI
7
DAFTAR GAMBAR
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada
instansi pemerintah. ASN memiliki fungsi yang tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014, yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik dan perekat serta pemersatu bangsa. Perwujudan fungsi ASN
dijabarkan dalam nilai-nilai dasar PNS sebagaimana tercantum dalam alinea ke-
4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(UUD 1945) berupa nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) yang telah dipelajari dengan dibekali
pemahaman tentang kedudukan dan peran ASN, yaitu Manajemen ASN,
Pelayanan Publik, serta Whole of Government.
Fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan sebagai
perekat dan pemersatu bangsa terdapat dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Salah satu fungsi pegawai ASN adalah
sebagai pelayan publik. Fungsi-fungsi ASN ini harus dilakukan dengan penuh
tanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Fungsi tersebut
meliputi banyak hal dalam berbagai ruang lingkup kehidupan, seperti pelayanan
administrasi negara, bidang pendidikan, sosial, kesehatan, dan lain sebagainya.
Setiap ruang lingkup pelayanan tersebut memiliki unit pelaksana terpadu, mulai
dari unit terkecil hingga unit terbesar dalam lingkup nasional.
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014, Puskesmas mempunyai
tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang
dimaksud, puskesmas menyelenggarakan fungsi, yaitu sebagai penyelenggara
UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya dan sebagai penyelenggara UKP
tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam pelayanan antenatal tenaga kesehatan harus dapat memastikan bahwa
kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang
dialami ibu hamil dan melaksanakan rujukan dengan cepat dan tepat sesuai dengan
1
indikasi medis, dan dengan melakukan intervensi yang adekuat diharapkan ibu
hamil siap menjalani persalinan. Setiap kehamilan dalam perkembangannya
mempunyai risiko mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan
antenatal harus dilakukan secara rutin, sesuai standar dan terpadu untuk pelayanan
antenatal yang berkualitas seperti memberikan pelayanan dan konseling kesehatan
termasuk gizi agar kehamilan berlangsung sehat, melakukan deteksi dini masalah,
penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan, menyiapkan persalinan yang bersih
dan aman merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan
jika terjadi penyulit/komplikasi, melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan
cepat dan tepat waktu bila diperlukan, melibatkan ibu dan keluarganya terutama
suami dalam menjaga kesehatan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan
kesiagaan apabila terjadi penyulit/ komplikasi.
Hasil pelaporan UPTD Puskesmas Polara Tahun 2020 masih ada ditemukan kasus
abortus di wilayah kerja UPTD Puskesmas Polara, hal ini dapat disebabkan karena
kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan antenatal care
agar dapat mengetahui dan mendeteksi secara dini tanda bahaya dalam kehamilan
yang dapat menyebabkan abortus.
Kondisi demikian itu penulis mengangkat sebuah judul aktualisasi
“Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Pemeriksaan
Kehamilan (Antenatalcare) di Wilayah Kerja UPTD Polara Kabupaten
Konawe Kepulauan”. Kegiatan aktualisasi tersebut merupakan sebuah solusi
untuk menjawab permasalahan yang terjadi di UPTD Puskesmas Polara. Dalam
pengaplikasiannya penulis mengintegrasikan dengan nilai-nilai dasar ASN, yaitu
nilai ANEKA yang telah penulis dapatkan pada pembelajaran klasikal selama 18
hari.
B. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya kegiatan aktualisasi ini yaitu :
1. Tujuan Umum:
Menerapkan nilai dasar ANEKA serta kedudukan dan peran ASN dalam
melaksanakan tugas dan fungsi sebagai bidan.
2. Tujuan Khusus:
2
Konawe Kepulauan.
C. Manfaat
Manfaat dari kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat untuk Penulis
a. Menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam
mengamalkan nilai-nilai ANEKA dalam pelayanan di Puskesmas
b. Memperkaya pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman terkait
topik isu yang diangkat dalam kaitannya dengan pelayanan masyarakat.
2. Manfaat untuk Organisasi
2. Tempat
Tempat aktualisasi ini berada di Posyandu Sinaulu Jaya, Kecamatan Wawonii
Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tenggara.
3
BAB II
LAPORAN AKTUALISASI
4
pemberdayaan dan peran serta mayarakat untuk hidup sehat.
4. Mengembangkan inovasi pelayanan kesehatan menuju wawonii
tenggara yang sehat
5
7. Struktur Organisasi UPTD. Puskesmas Polara
Kepala Puskesmas
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Jaringan Pelayanan Kesehatan
6
8. Deskripsi Sumber Daya Manusia, Sarana, dan Prasarana
a. Ketenagaan
Rincian jumlah pegawai di UPTD. Puskesmas Polara Tahun 2019 dapat
dilihat pada tabel:
Tabel 2.1 Daftar Pegawai Puskesmas Polara Tahun 2019
1. Kepala Puskesmas √ - - 1
2. Kepala Tata Usaha √ - - 1
3. Dokter Umum - - √ 1
4. Dokter Gigi - - - 0
5. Apoteker - √ - 1
6 Tenaga Teknis Kefarmasian - - - 0
7. Bidan Koordinator √ - - 1
8. Bidan Pelaksana √ - √ 10
9. Perawat Pelaksana - √ √ 2
10. Perawat Madya - - √ 4
11. Petugas Kesling √ - - 1
12. Petugas Analis Kesehatan - - - 0
13. Kesehatan Masyarakat - - √ 1
14 Nutrisionis - √ - 1
15. Perawat Gigi - - √ 1
Jumlah 5 3 24 32
7
b. Sarana Prasarana
- Ruang Pendaftaran - Ruang Pemeriksaan Umum
- Ruang Tindakan - Aula
- Ruang KIA&KB - Ruang Kapus & KTU
- Ruang Persalinan - Ruang Pengendalian & Pencegahan
penyakit
- Apotek - Ruang Laboratorium
- Gudang Obat - Ruang Gizi
a. Tugas dan Fungsi Puskesmas
Berdasarkan Permenkes RI No. 75 tahun 2014, Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud, puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
b. Tugas Pokok Bidan Terampil
Tugas pokok Bidan terampil berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2019 sebagai berikut:
9
penugasan; dan
30) Melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
pada anak sekolah
10
B. Konsep Nilai-nilai Dasar ASN
Dalam menjalankan tugas, pokok, dan fungsinya, seorang ASN harus
berpegang teguh pada nilai-nilai dasar profesi ASN yang disebut sebagai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi), yaitu sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau instansi
untuk mengemban tanggung jawab yang telah diamanahkan kepadanya.
PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil keputusan yang
tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis,
melayani warga secara adil, dan konsisten dalam menjalankan tugas dan
fungsinya. Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas diantaranya:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel memiliki pimpinan yang dapat
memainkan peranan penting dan mengayomi. Pimpinan
mempromosikan lingkungan yang akuntabel dengan memberikan
contoh, adanya komitmen tinggi terhadap pekerjaannya, terhindar dari
aspek yang menggagalkan kinerja.
b. Transparansi
Transparansi memiliki arti terbuka dan tidak ada yang ditutup-
tutupi. Organisasi yang transparan memiliki laporan yang jelas secara
berkala sehingga seluruh anggota organisasi dan masyarakat dapat
mengetahui kinerja organisasi tersebut.
c. Integritas
Integritas menjadikan adanya suatu kewajiban untuk menjunjung
tinggi dan mematuhi segala hukum yang berlaku, undang- undang,
kontrak, dan kebijakan yang berlaku.
d. Tanggung jawab (responsibilitas)
Tanggung jawab institusi dan perseorangan memberikan
kewajiban bagi individu dan lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari
setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk
bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.
11
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama akuntabilitas. Keadilan harus
dipromosikan oleh pimpinan kepada lingkungan organisasinya agar
tercipta organisasi yang akuntabel.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada kepercayaan. Lingkungan yang
akuntabel tidak lahir dari hal yang tidak dipercaya.
g. Keseimbangan
Setiap individu yang ada di lingkungan kerjanya, harus dapat
menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Dengan
demikian akan tercipta kerja sama organisasi yang baik.
h. Kejelasan
Agar individu dan kelompok dapat menjalankan tugasnya secara
akuntabel, mereka harus memiliki kejelasan akan tugas pokok dan
fungsi masing-masing serta memiliki gambaran yang jelas akan tujuan
dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten
dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi
terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat
melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.
2. Nasionalisme
Nasionalisme memiliki dua arti, dalam arti sempit, nasionalisme
adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak
menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam arti luas,
nasionalisme adalah pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain.
12
b. Sila 2 (Nilai Kemanusiaan)
Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia, saling menghargai
antar sesama, mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana
nilai- nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dalam
wujud keprihatinan dan kepedulian akan kesejahteraan bersama untuk
mewujudkan pelayanan yang memuaskan. Berdasarkan Undang-Undang
ASN, kode etik dan kode perilaku ASN adalah sebagai berikut:
a. Orientasi Mutu
Orientasi mutu adalah pelayanan yang mengutamakan keunggulan
produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan
dan keinginannya.
b. Efektifitas
Efektivitas menunjukkan ketercapaian target yang telah disepakati baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
c. Efisiensi
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak
terjadi pemborosan sumber daya.
c. Inovatif
Inovatif yaitu mengusahakan selalu memberikan hal baru bagi
14
peningkatan mutu pelayanannya.
15
5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah kesadaran untuk tidak melakukan perbuatan
buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian,
melanggar norma-norma agama, material, mental dan umum. Korupsi
sering dikatakan sebagi kejahatan luar biasa dikarenakan dampaknya yang
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga,
masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Tindak pidana korupsi yang
terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan,
perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan
dalam pengadaan dan gratifikasi. Nilai dasar anti korupsi, di antaranya:
a. Jujur, merupakan sikap seseorang yang menyatakan sesuatu dengan apa
adanya.
b. Peduli, merupakan suatu bentuk perhatian terhadap apa yang dilakukan
orang lain, di sekitarmya, dan taat pada aturan.
c. Mandiri, melakukan sesuatu dengan inisiatif sendiri.
d. Disiplin, melakukan sesuatu dengan tepat dan sesuai standar dan aturan.
e. Kerja keras, bekerja dengan usaha yang lebih.
f. Tanggung jawab, berani menanggung segala akibat perbuatannya.
g. Sederhana, apa adanya, tidak berlebih-lebihan.
h. Berani, mempunyai keberanian untuk menyatakan kebenaran dan
menolak kebatilan.
i. Adil, menempatkan sesuatu sesuai dengan fungsinya.
C. Peran dan Kedudukan ASN
1. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawaisehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur
Sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
16
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara.
17
berfungsi sebagai berikut:
18
seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam
penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya
asas persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa (kepentingan bangsa dan
negara di atas segalanya). Agar dapat melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas,
menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai
dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN
menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi
pemerintah.
3. Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
19
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu:
1) Organisasi penyelenggara pelayanan publik
2) Penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi
yang berkepentingan
3) Kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan). Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non-diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
D. Penetapan Isu dan Dampaknya
1. Identifikasi Isu
Adapun permasalahan yang teridentifikasi sebagai hasil dari
pelaksanaan aktualisasi di Puskesmas Polara adalah sebagai berikut
Tabel 2.2 Identifikasi Isu
No Pelaksanaan Tugas atau Isu Deskripsi keterkaitan
Fungsi yang belum optimal Teridentifikasi dengan Agenda III
Masih rendahnya Ibu hamil Pelayanan Public : pelayanan
pengetahuan ibu hamil kurang kurang Partisipatif dan responsif
tentang pentingnya mengetahui Manajemen ASN : kurang adanya
pemeriksaan Kehamilan tentang Inovasi Petugas Kesehatan.
pentingnya Whole of Goverment : kurangnya
Pemeriksaan koordinasi dengan petugas yang
Kehamilan. lain.
2. Penetapan Isu
Penetapan isu dapat dilakukan dengan beberapa cara. Penulis memilih
untuk menggunakan Analisis APKL (Aktualitas, Problematik, Kekhayalakan, dan
Kelayakan). Analisis APKL untuk menetapkan identifikasi isu prioritas, sebagai
berikut:
20
Tabel 2.3 Penetapan Isu menggunakan APKL
21
ANALISIS ISU
Belum Optimalnya
Sosialisasi
22
Tabel 2.4 Deskripsi Kegiatan Aktualisasi
NO. NAMA KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT / HASIL KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN NILAI
KEGIATAN SUBSTANSI MATA OUTPUT/ HASIL ORGANISASI
PELATIHAN KEGIATAN
TERHADAP VISI
MISI PUSKESMAS
1. Melakukan 1. Menyiapkan dan menyusun 1. Terlaksananya Akuntabilitas Berkontribusi Berdasarakan pada
konsultasi dengan jadwal dan rencana susunan jadwal - Melaksanaka terhadap visi tata nilai
kepala kegiatan dan rencana n tanggung Puskesmas Polara Puskesmas Polara :
puskesmas. kegiatan jawab. yaitu terwujudnya Ramah
Etika Publik masyarakat sehat
- Sopan mandiri dan misi
- Sikap Hormat kedua Puskesmas
Komitmen Mutu Polara yaitu
- Ramah memberikan
pelayanan kesehatan
yang
bermutu,merata,
proaktif, terintegrasi,
terjangkau dan
berkesinambungan.
MENYETUJUI, PESERTA
COACH
3. Snack - 20 150.000,-
34
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
33
dan efisien dengan
menggunakan bahasa
yang mudah dipahami
sekalipun keterbatasan
pasien
5. Melakukan evaluasi Terbatasnya alat dan Menyempatkan waktu
dan pelaporan jarak tempuh untuk pada saat libur untuk
pelaksanaan kegiatan memprint hasil laporan memprint hasil laporan
ditempat yang tersedia
B. Hasil Aktualisasi
Tabel 4.2 Realisasi kegiatan yang dilaksanakanpada tahap aktualisasi dan habituasi
nilai-nilai dasar ANEKA
Uraian Waktu
No Capaian Hasil Keterangan
Kegiatan Pelaksanaan
Melakukan
O8 maret s/d Mendapat persetujuan Terlaksana
konsultasi
1. dan dukungan sesuai
dengan kepala 10 maret 2021
pelaksanaan aktualisasi rancangan
puskesmas.
Menyiapkan
bahan 11 maret s/d Tersedianya bahan Terlaksana
2. sesuai
penyuluhan 13 maret 2021 penyuluhan
rancangan
Melakukan
Koordinasi 15 maret s/d Mendapat masukan dan Terlaksana
3. dengan kader dukungan dari kader sesuai
17 maret 2021 rancangan
posyandu posyandu
Sinaulu Jaya
34
Melakukan 17 maret s/d Terlaksananya Terlaksana
4. sesuai
penyuluhan 20 maret 2021 penyuluhan
rancangan
Melakukan
evaluasi dan 22 maret s/d 2 Terselesaikannya hasil Terlaksana
5. pelaporan laporan kegiatan sesuai
april 2021 rancangan
pelaksanaan aktualisasi
kegiatan
1. Deskripsi kegiatan
36
2. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
Etika Publik : Dalam menyiapkan dan menyusun jadwal dan rencana kegiatan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan memiliki nilai sopan dan
santun
Anti korupsi: Dalam menyiapkan dan menyusun jadwal dan rencana kegiatan
dilakukan dengan disiplin
37
b. Tahapan kegiatan 2 : Melakukan Konsultasi dengan Kepala Puskesmas Polara
38
c. Tahapan kegiatan 3 : Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan
39
d. Tahapan kegiatan 4 : Meminta persetujuan Kepala Puskesmas
40
misi pertama Puskesmas Polara yaitu meningkatkan peran dan kualitas manajemen
serta pelayanan puskesmas serta tugas organisasi sebagai pelayanan kesehatan
dan pengembangan bidang kesehatan dan berdasarakan pada tata nilai
Puskesmas Polara yaitu Profesional, Obyektif, Loyal, Aktif, Ramah dan Amanah.
4. Analisis dampak
a. Dampak positif jika berdasarkan NDS
Jika konsultasi dan meminta dukungan Kepala Puskesmas dilakukan
berdasarkan nilai nilai ANEKA, maka akan berdampak pada pelaksanaan
kegiatan yaitu Kepala Puskesmas dapat membantu mempertanggung
jawabkan apabila terjadi hal hal yang tidak diinginkan
b. Dampak negatif jika tidak berdasarkan NDS
Jika konsultasi dan meminta dukungan pimpinan tidak dilakukan dan tidak
berdasarkan nilai-nilai ANEKA, akan berdampak pada kurang harmonisnya
antara pimpinan dan pelaksana kegiatan aktualisasi, sehingga kegiatan tidak
berjalan secara efektif dan efisien dan tidak ada kejujuran didalamnya.
43
a. Tahapan kegiatan 2 : Konsultasi pada kepala puskesmas terkait satuan acara
penyuluhan
Gambar 4.6 Konsultasi pada kepala puskesmas terkait satuan acara penyuluhan
pemeriksaan kehamilan
Akuntabilitas : Pada tahapan ini, saya konsultasikan kembali hasil penyusunan
materi yang telah saya kerjakan kepada kepala puskesmas secara
transparansi
Nasionalisme : sebagai bentuk rasa musyawarah dengan kepala puskesmas
Etika publik : Kemudian mendengarkan dengan cermat masukan atau koreksi
apabila dalam penyusunan materi masih ada yang perlu diperbaiki
Komitmen mutu : Agar kegiatan penyuluhan berjalan secara efektif dan efisien
Anti korupsi : dimana memiliki sikap yang sama yaitu rasa peduli terhadap
peningkatan pengetahuan ibu hamil di desa Sinaulu Jaya
44
b. Tahapan kegiatan 3 : Membuat leaflet
45
c. Tahapan kegiatan 4 : Menyediakan Spanduk
46
d. Tahapan kegiatan 5 : Menyiapkan bahan pre test dan post test
Gambar 4.9 Menyiapkan bahan untuk pre test dan post test
Akuntabilitas : Pada kegiatan ini sebelum melakukan penyuluhan saya
bertanggung jawab membuat bahan untuk pre test dan post test
Nasionalisme : Bahan pre test dan post test tersebut menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar sebagai rasa Cinta tanah air
Etika publik : Membuat bahan pre test dan post test dengan cermat
Komitmen mutu : Bahan pre test dan post test tersebut diharapkan dapat
menjadi tolak ukur yang efektif
Anti korupsi : Bahan pre test dan post test yang menunjukan sikap peduli
terhadap ibu hamil
1. Deskripsi kegiatan
Kegiatan koordinasi dengan kader posyandu Sinaulu Jaya dalam
rangka meminta dukungan pelaksanaan rencana kegiatan sangat diperlukan
sekali guna membina hubungan kerjasama dimana ketika ada kendala dalam
kegiatan bisa langsung dikoordinasikan (Whole of Government).
a. Melakukan pertemuan dengan kader
Agar proses aktualisasi berjalan dengan baik, terlebih dahulu penulis
bertemu langsung dengan kader posyandu. Koordinasi dengan kader sangat
diperlukan guna aktualisasi berjalan sesuai yang diharapkan.
Output kegiatan : Terjadinya pertemuan dengan kader
b. Menjelaskan rencana kegiatan
48
Penggunaan bahasa yang baik dan benar dan tutur kata yang sopan dan
santun sangat diperlukan dalam memberikan penjelasan tentang rencana
kegiatan aktulisasi agar kader dapat mengerti tahap demi tahap proses kegiatan
aktulisasi. Dalam menyampaikan dilaksanakan secara optimal, penuh tanggung
jawab sehingga tercapai tujuan yang diharapkan dan tak lupa pula meminta
saran- saran serta dukungan dari kader terkait kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Output kegiatan : Terjadinya penjelasan rencana kegiatan
49
Akuntabilitas : Saat bertemu dengan kader saya menyampaikan tujuan dari
rencana kegiatan yang akan saya aktualisasikan sebagai bentuk tanggung
jawab saya sebagai bidan
50
Nasionalisme : Sebagai bentuk rasa cinta tanah air saya dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat wawonii tenggara
Etika Publik : Memberikan penjelasan dengan cermat
Komitmen mutu : diharapkan kegiatan penyuluhan berjalan efektif dan efisien
Anti Korupsi : Dengan menanamkan sikap peduli
c. Tahapan kegiatan 3: Meminta masukan dan dukungan kader
51
Anti korupsi : Menerapkan disiplin yang tinggi
52
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan terkait kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai bentuk implementasi
tugas saya sebagai bidan dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan
merupakan bentuk inovasi baru bagi Puskesmas yang terkait Mata Latsar
(Pelayanan Publik).
a. Memasang spanduk
Sebelum melakukan penyuluhan terlebih dahulu saya memasang
spanduk tujuannya yaitu agar perhatian ibu hamil yang berada di dalam
ruangan posyandu lebih memperhatikan dan terfokus pada saya.
Output kegiatan : Spanduk telah terpasang
b. Melakukan Pre test
Sebelum melakukan penyuluhan terlebih dahulu saya melakukan pre
test dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibu hamil agar dapat
menjadi bahan penilaian saya untuk menentukan tingkat pengetahuan ibu
hamil sebelum dilakukannya penyuluhan.
Output kegiatan : Terlaksananya pre test
c. Membagikan leaflet
Sebelum melakukan penyuluhan terlebih dahulu saya membagikan
leaflet guna menjadi acuan oleh ibu hamil dalam menyimak penyuluhan yang
akan dilakukan.
Output kegiatan : Terbagikannya leaflet
d. Melakukan penyuluhan
Dengan penuh tanggung jawab saya melakukan penyuluhan secara
cermat, tahap demi tahap berdasarkan materi yang telah disusun. Saya
menjelaskan mengenai tanda bahaya pada kehamilan, cara menjaga ibu hamil
agar janin sehat dan cerdas dan pentingnya pemeriksaan kehamilan.
Output kegiatan : Terlaksanakannya Penyuluhan
e. Melakukan Post test
Untuk mengukur sejauh mana pengetahuan ibu hamil tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan maka saya melakukan Post-tes
dengan sopan yang berisi beberapa pernyataan- pernyataan yang
menyangkut tentang materi penyuluhan yang telah dibawakan.
53
Output kegiatan : Terlaksanakannya post test
54
b. Tahapan kegiatan 2 : Melakukan pre test
55
Gambar 4.15 Melakukan pre test di rumah ibu hamil
56
c. Tahapan kegiatan 3 : Membagikan leaflet
57
d. Tahapan kegiatan 4: Melakukan penyuluhan
58
Gambar 4.19 Melakukan penyuluhan di rumah ibu hamil
60
Gambar 4.22 Melakukan Post test di rumah ibu hamil
62
3. Manfaat Kegiatan Terhadap Pencapaian Visi, Misi Dan Tugas Organisasi
Kegiatan ini mendukung Visi UPTD Puskesmas Polara yaitu Terwujudnya
Masyarakat Sehat di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Polara dan Misi Kedua
puskesmas yaitu Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, proaktif,
terintegrasi, terjangkau, dan berkesinambungan dan berdasarakan pada tata nilai
Puskesmas Polara yaitu Profesional, Obyektif, Loyal, Aktif, Ramah dan Amanah.
4. Analisis dampak
a. Dampak positif jika berdasarkan NDS
Jika penyuluhan kepada ibu hamil dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai
ANEKA, maka dapat menekan kejadian abortus dan akan menjadi keberhasilan
dalam kegiatan aktualisasi.
63
Judul Kegiatan 5 Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan
Tanggal pelaksanaan 22 maret s/d 2 april 2021
kegiatan
64
aktualisasi yang saya lakukan telah selesai dilakukan dan mendapatkan hasil
yang optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Output kegiatan : tersampaikannya laporan hasil kegiatan aktualisasi
2. Uraian kegiatan yang memuat nilai dasar yang melandasi
a. Tahapan kegiatan 1 : Menganalisis hasil pre test dan post test
65
b. Tahapan kegiatan 2 : Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan
66
c. Tahapan kegiatan 3 : Melaporkan laporan hasil kegiatan aktualisasi kepada
kepala puskesmas
68
Matriks keterkaitan kegiatan dengan kedudukan dan peran ASN dalam NKRI
Melakukan
Melakukan
Menyiapkan bahan Melakukan evaluasi dan
Keterkaitan konsultasi Melakukan
penyuluhan Koordinasi pelaporan
Dengan Substansi dengan kepala Penyuluhan TOTAL
dengan kader pelaksanaan
Mata Pelatihan puskesmas
posyandu kegiatan
Sinaulu Jaya
Manajemen ASN
1
Whole Of Government
2
Pelayanan Publik
2
69
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “Peningkatan pengetahuan ibu
hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan ” dengan menerapkan nilai-nilai
dasar ASN berupa Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi (ANEKA), maka penulis dapat menarik kesimpulan antara lain:
B. Saran
Adapun saran dari kegiatan aktualisasi “Peningkatan Pengetahuan Ibu hamil
tentang pentingnya Pemeriksaan Kehamilan” dengan menerapkan nilai-nilai dasar
ASN berupa Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi
(ANEKA), adalah :
1. Peningkatan pelayanan pemeriksaan kehamilan (antenatalcare) harus perlu
mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat khususnya dinas yang
68
terkait.
69
2. Masyarakat perlu mengetahui dampak yang terjadi jika tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan sesuai dengan anjuran yaitu minimal 4x selama kehamilan.
Dengan pemeriksaan kehamilan kita dapat mendteksi secara dini tanda-tanda
bahaya apa yang sedang terjadi sehingga segera dapat dilakukan tindaklanjut
dalam penanganan masalah.
C. Rencana Tindak Lanjut
Setelah pelaksanaan aktualisasi “Peningkatan Pengetahuan Ibu hamil tentang
Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan” maka rencana tindak lanjut yaitu:
1. Melakukan kegiatan penyuluhan disetiap kegiatan posyndu sebagai bentuk
Inovasi baru dan dilaksanakan secara terus menerus guna meningkatkan Mutu
pelayanan di UPTD Puskesmas Polara
2. Membagi tugas jadwal penyuluhan kepada rekan kerja seprofesi agar kegiatan ini
berjalan secara efektif dan efisien
70
DAFTAR PUSTAKA
71
LAMPIRAN KEGIATAN 1
72
73
Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
NO KEGIATAN MARET-APRIL
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2
1 Melakukan Konsultasi
pada kapus
2 Menyiapkan bahan
penyuluhan
3 Melakukan
koordinasi pada
kader
4 Melakukan penyuluhan
74
5 Evaluasi dan pelaporan
75
LAMPIRAN KEGIATAN 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENTINGNYA PEMERIKSAAN KEHAMILAN
F. Materi
TANDA BAHAYA DALAM KEHAMILAN
Tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda gejala ibu dan bayi yang ada dalam kandungan
dalam keadaan bahaya. Bila ada tanda bahaya ibu harus segera mendapat pertolongan di
fasilitas kesehatan terdekat.
1. Muntah terus-menerus dan tidak mau makan (Hyperemesis)
2. Demam tinggi
3. Bengkak kaki, tangan dan wajah
4. Sakit kepala berlebihan disertai kejang (Eklamsia)
5. Pendarahan pada hamil muda dan hamil tua
6. Janin yang dirasakan kurang bergerak dari sebelumnya normalnya 10x bergerak dalam
2 jam
7. Air ketuban pecah sebelum waktunya
CARA MENJAGA IBU HAMIL AGAR JANIN SEHAT DAN CERDAS
1. Makan lebih banyak dari biasanya
Banyak makan sayur dan buah dilengkapi dengan lauk pauk
2. Istirahat cukup
Tidur malam sedikitnya 6-7 jam, tidur siang sedikitnya 1-2 jam
3. Melakukan stimulasi janin bersama suami
Berbicara dengan janin sejak hamil muda dan lakukan sentuhan dengan cara mengusap
4. Periksa kehamilan secara teratur
Jika ada keluhan, kelainan atau sakit segera mencari pertolongan pada bidan atau
dokter
5. Beraktifitas Fisik
Berjalan kaki selama 30-60 menit tiap hari, berolahraga ringan seperti senam hamil
6. Menjaga kebersihan diri
Mandi, membersihkan payudara, daerah kemaluan, cuci rambut minimal 2-3 hari
sekali. Dan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
MENGETAHUI TENTANG PEMERIKSAAN PENTINGNYA KEHAMILAN
1. Pemeriksaan kehamilan minimal 4x selama kehamilan agar bayi sehat dan ibu selamat
- 1x pada usia kehamilan kurang dari 3 bulan
- 1x pada usia kehamilan 4-6 bulan
- 2x pada usia kehamilan 7-9 bulan
2. Selalu membawa dan membaca buku KIA
3. Minum vitamin dan tablet tambah darah
4. Istirahat cukup dan melakukan aktivitas fisik yang dianjurkan
5. Makan makanan bergizi seimbang
6. Merencanakan persalinan di fasilitas kesehatan
7. Menjaga kebersihan diri
8. Mengikuti kelas ibu hamil
DESAIN SPANDUK
PRE POST
Nama
Umur
KUESIONER
Petunjuk : berilah tanda ceklist (√) Pada Pernyataan dibawah ini yang dianggap tepat
Jawaban
No Pernyataan Benar Salah
1 Tanda bahaya pada kehamilan dapat dicegah dan dideteksi
dengan cara rutin memeriksakan kehamilan secara teratur
2 Ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya secara teratur
4 Cara menjaga agar ibu hamil dan janin menjadi sehat dan
cerdas yaitu dengan memeriksakan kehamilan secara teratur
5 Pemeriksaan kehamilan dapat membuat bayi lahir sehat dan
ibu selamat
LAMPIRAN KEGIATAN 4
LAMPIRAN KEGIATAN 4
PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS POLARA
Alamat :Jalan Poros Kelurahan Polara – Langara Kecamatan Wawonii Tenggara
Keterangan :
1 benar = 2 poin
1 salah = 0 poin
M = Meningkat
TM = Tidak Meningkat
Kesimpulan :
Dari 13 responden ibu hamil semua mengalami peningkatan pengetahuan
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan yang diberikan penyuluhan
pentingnya pemeriksaan kehamilan berdasarkan pengisian pre dan post tes
mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan 100% yang mengalami peningkatan
pengetahuan dan 0% tidak mengalami peningkatan pengetahuan tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan
Dari hasil evaluasi diatas menunjukan bahwa, perlunya penyuluhan tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan dilakukan secara terus menerus sebagai upaya
dalam mencegah angka kejadian abortus pada masyarakat di Wawonii Tenggara.
12
10
8
6 Pre test
4 Post tes
2
0
Ny. W Ny. N Ny. S Ny. A Ny. N Ny. Y Ny. E Ny. F Ny. Y Ny. T Ny. S Ny. N Ny. M
120%
100%
Persentase
80% pre test
60% Persentase
post test
40%
20%
0%
Ny. W Ny. N Ny. S Ny. A Ny. N Ny. Y Ny. E Ny. F Ny. Y Ny. T Ny. S Ny. N Ny. M
PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS POLARA
Alamat :Jalan Poros Kelurahan Polara – Langara Kecamatan Wawonii Tenggara
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pelayanan antenatal tenaga kesehatan harus dapat memastikan bahwa
kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang
dialami ibu hamil dan melaksanakan rujukan dengan cepat dan tepat sesuai dengan
indikasi medis, dan dengan melakukan intervensi yang adekuat diharapkan ibu
hamil siap menjalani persalinan. Setiap kehamilan dalam perkembangannya
mempunyai risiko mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan
antenatal harus dilakukan secara rutin, sesuai standar dan terpadu untuk pelayanan
antenatal yang berkualitas seperti memberikan pelayanan dan konseling kesehatan
termasuk gizi agar kehamilan berlangsung sehat, melakukan deteksi dini masalah,
penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan, menyiapkan persalinan yang bersih
dan aman merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan
jika terjadi penyulit/komplikasi, melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan
cepat dan tepat waktu bila diperlukan, melibatkan ibu dan keluarganya terutama
suami dalam menjaga kesehatan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan
kesiagaan apabila terjadi penyulit/ komplikasi.
Hasil pelaporan UPTD Puskesmas Polara Tahun 2020 masih ada ditemukan kasus
abortus di wilayah kerja UPTD Puskesmas Polara, hal ini dapat disebabkan karena
kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan antenatal care
agar dapat mengetahui dan mendeteksi secara dini tanda bahaya dalam kehamilan
yang dapat menyebabkan abortus.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
A. Pelaksana Kegiatan
B. Proses Pelaksanaan
Adapun proses pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:
1. Memasang sapnduk
2. Melakukan pre-test
3. Membagikan leaflet
4. Melakukan penyuluhan
5. Melakukan post test
C. Peserta Kegiatan
Peserta dalam kegiatan ini adalah ibu hamil yang hadir di posyandu sinaulu
jaya berjumlah 11 orang dan home visit 2 orang ibu hamil di kelurahan polara.
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
3. Snack - 20 150.000,-
Perentase Persentase
No Nama Umur Pretest Posttest Hasil
pre test post test
Keterangan :
1 benar = 2 poin
1 salah = 0 poin
M = Meningkat
TM = Tidak meningkat
Kesimpulan :
Dari 13 responden ibu hamil semua mengalami peningkatan pengetahuan
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan yang diberikan, berdasarkan pengisian
pre dan post tes mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan 100% yang
mengalami peningkatan pengetahuan dan 0% tidak mengalami peningkatan
pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
Dari hasil evaluasi diatas menunjukan bahwa, perlunya penyuluhan tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan dilakukan secara terus menerus sebagai upaya
dalam mencegah angka kejadian abortus pada masyarakat di Wawonii Tenggara.
Diagram evaluasi peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan
kehamilan
12
10
6 Pre test
Post tes
4
0
Ny. W Ny. N Ny. S Ny. A Ny. N Ny. Y Ny. E Ny. F Ny. Y Ny. T Ny. S Ny. N Ny. M
120%
100%
Persentase
80% pre test
60% Persentase
post test
40%
20%
0%
Ny. W Ny. N Ny. S Ny. A Ny. N Ny. Y Ny. E Ny. F Ny. Y Ny. T Ny. S Ny. N Ny. M
VI. PENUTUP
Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “Peningkatan pengetahuan
ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan ” dengan menerapkan nilai-
nilai dasar ASN berupa Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
Anti Korupsi (ANEKA), maka penulis dapat menarik kesimpulan antara lain:
Penulis menyadari bahwa masih banyak masyarakat di Wawonii Tenggara
yang masih belum mengetahui cara mendeteki dini masalah dan tanda bahaya pada
kehamilan. Setelah kegiatan aktualisasi dilakukan, maka penulis menyadari
bahwa Sebagai tenaga kesehatan dituntut untuk bertanggung jawab dalam
memecahkan masalah /isu kontemporer yang sedang terjadi dimasyarakat
khususnya masalah kehamilan (Akuntabilitas), dengan melibatkan rekan kerja
seprofesi maupun tenaga kesehatan lainnya untuk bersama sama dan
bermusyawarah (Nasionalisme) memunculkan ide-ide kreatif secara cerdas, tepat
dan disiplin (Etika Publik) guna meningkatkan mutu pelayanan UPTD Puskesmas
Polara agar Visi Misi UPTD Puskesmas Polara dapat berjalan secara efektif dan
efisien (Komitmen Mutu) serta memberikan pelayanan yang sama adil dan merata
bagi masyarakat tanpa memandang suku, agama, ras dan golongan
seseorang(AntiKorupsi).
Dari 13 responden ibu hamil semua mengalami peningkatan pengetahuan
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan yang diberikan penyuluhan pentingnya
pemeriksaan kehamilan berdasarkan pengisian pre dan post tes mengalami
peningkatan. Hal ini menunjukan 100% yang mengalami peningkatan pengetahuan
dan 0% tidak mengalami peningkatan pengetahuan tentang pentingnya
pemeriksaan kehamilan. Dari hasil evaluasi menunjukan bahwa, perlunya
penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan dilakukan secara terus
menerus sebagai upaya dalam mencegah angka kejadian abortus pada masyarakat
di Wawonii Tenggara.