Oleh :
NURAINUN SALEHA NS, Amd.Keb
NDH : 22
1
ii
iii
KATA PENGANTAR
iv
6. Bapak Abdul Rahman, S.Sos, selaku coach yang senantiasa dengan sabar dan
teliti dalam proses pembimbingan penyusunan Laporan aktualisasi ini;
7. Seluruh Widyaswara yang telah memberikan banyak arahan dan masukan dalam
penyusunan laporan aktualisasi ini;
8. dr. Rahmawaty, Sp.A, Bidan Lina, Bidan Sumriani serta teman-teman di Ruang
Perinatologi dan Kebidanan atas dukungannya dalam pelaksanaan aktualisasi;
9. Seluruh panitia, Binsuh yang telah memfasilitasi para peserta diklatsar dengan
baik;
10. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materiil
dalam menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan dan kewajiban pada masa
Latsar;
11. Rekan-rekan seperjuangan peserta Latsar Golongan II Angkatan XX, Angkatan
XXI dan Angkatan XII Tahun 2021 tanpa terkecuali yang selama ini telah
banyak berbagi bersama selama proses Latsar.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada Laporan
aktualisasi ini, oleh karena itu kami berharap kepada semua pihak untuk
memberikan saran dan masukan serta kritik yang membangun untuk
penyempurnaan laporan aktualisasi ini.
v
DAFTAR ISI
vi
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI
4.1 Kendala dan Antisipasi ................................................................................................... 52
4.2 Hasil Aktualisasi.............................................................................................................. 53
4.3 Analisis Dampak ............................................................................................................. 63
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 65
5.2 Saran ............................................................................................................................... 65
5.3. Tindak Lanjut................................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN :
Lampiran Kegiatan 1
Lampiran Kegiatan 2
Lampiran Kegiatan 3
Lampiran Kegiatan 4
Lampiran Kegiatan 5
Strategi Pembimbingan Oleh Mentor
Strategi Pembimbingan Oleh Coach
Surat Pernyataan Telah Melakukan Kegiatan
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Lokasi BLUD RS. H. M. Djafar Harun Kab. Kolaka Utara ........................... 7
Gambar 2.2 BLUD RS. H. M. Djafar Harun Kolaka Utara ....................................................... 8
Gambar 2.3 Struktur Organisasi BLUD RS. H. M. Djafar Harun ........................................... 10
Gambar 2.3 Analisis Isu dan Faktor Penyebabnya .................................................................. 17
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
tersebut haru terjalin antara pasien dan keluarganya serta antar staf perawatan,
terutama oleh pemberi asuhan. Kegagalan dalam berkomunikasi merupakan
salah satu akar masalah yang paling sering menyebabkan insiden keselamatan
pasien. Komunikasi efektif sebagai dasar untuk meningkatkan pemahaman
pasien dan keluarga agar mereka memahami kondisi kesehatannya, sehingga
pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan.
2
Bayi baru lahir (BBL) merupakan asuhan yang diberikan untuk
menjaga kesehatan bayi. Bayi masih sangat rentan terhadap infeksi yang
disebaban oleh paparan virus dan kuman selama proses persalinan maupun
beberapa saat setelah bayi lahir. Perawatan BBL yang tidak tepat dapat
menimbulkan masalah kesehatan pada bayi hingga kematian. Kesalahan tersebut
dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kesiapan ibu dalam perawatan Bayi
Baru Lahir. Usia perkawinan ibu yang terlalu muda memungkinkan kurangnya
pengetahuan dan kesiapan ibu dalam perawatan Bayi Baru Lahir. Perawatan bayi
baru lahir tidak terlepas dari peran serta keluarga oleh karena itu, perawatan bayi
haruslah dimulai sedini mungkin dengan melibatkan keluarga terutama orang
yang paling dekat dengan bayi seperti ibu(Herawati, Kemandirian Ibu Nifas
Primipara dan Perawatan Bayi Baru Lahir. 2015)
3
Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis melakukan kegiatan
aktualisasi dengan judul “Meningkatkan Pengetahuan Ibu Nifas Primipara dalam
Merawat Bayi Baru Lahir Melalui Pendekatan Mother Baby Care (M.BC)”
1.2 Tujuan
b. Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan ibu Nifas Primipara dalam merawat bayi baru
lahir dengan baik.
1.3 Manfaat
4
b. Manfaat untuk Penulis
5
BAB II
b. Rawat Jalan
Poliklinik umum dan poliklinik spesialis memberikan pelayanan
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Berikut ini merupakan
daftar layanan poli yang ada di RSUD H. M. Djafar Harun:
6
1) Spesialis Penyakit Dalam
2) Spesialis Kebidanan dan Kandungan
3) Spesialis Anak
4) Spesialis Bedah
5) Spesialis Telinga, hidung, tenggorokan (THT)
6) Spesialis Saraf
7) Klinik Gigi
8) Perinatologi
BLUD RS. H.M. Djafar Harun terletak di Jl. Trans Sulawesi Desa
Tojabi Kecamatan Lasusua, rumah sakit ini Mempunyai Luas Tanah 4500
m dengan luas bangunan 2250 m2. Berikut peta dan gambar dari BLUD
RS. H.M. Djafar Harun.
Gambar 2.1 Peta Lokasi BLUD RS. H.M. Djafar Harun Kolaka Utara
7
Gambar 2.2. RSUD Djafar Harun Kolaka Utara
a. Visi
Menjadikan Badan Layanan Umum Daerah RS H.M Djafar Harun
Kabupaten Kolaka Utara sebagai rumah sakit rujukan berkualitas dan
terjangkau.
b. Misi
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan bermutu, merata, adil dan
terjangkau oleh masyarakat.
2. Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan BLUD RS
H.M Djafar Harun Kabupaten Kolaka Utara menjadi rumah sakit
mitra keluarga.
3. Melaksanakan dan mengembangkan manajemen rumah sakit.
4. Pengembangan Sumber Daya Manusia tenaga kesehatan
dibidangnya menuju tercapainya pelayanan yang profesionalisme.
8
2.1.3 Nilai-nilai Organisasi
9
2.1.4 Struktur Organisasi
DIREKTUR
BIDANG
3BIDANG BIDANG
KEPERAWATAN PELAYANAN KEUANGAN DAN
4
MASYARAKAT PROGRAM
SEKSI ASUHAN
KEPERAWATAN, ETIKA SEKSI PENUNJANG DAN
& MUTU KEPERAWATAN 5 PELAYANAN MEDIS SEKSI PERENCANAAN
INSTALASI
RAWAT JALAN
RAWAT INAP
RADIOLOGI
PONEK
GIZI
PEMELIHARAAN SARANA
RUMAH SAKIT
Gambar 2.3 Struktur Organisasi BLUD RS. H.M. Djafar Harun Kolaka utara
10
2.1.5 Tugas Pokok Organisasi
Tugas pokok dan fungsi BLUD RS H. M. Djafar Harun
sebagaimana dalam peraturan Bupati Kolaka Utara Nomor 44 tahun 2020
pada pasal 6, yaitu:
1. UPTD RSUD Djafar Harun Kolaka Utara mempunyai tugas
memberikan pelayanan Kesehatan perseorangan secara paripurna
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
RSUD Djafar Harun Kolaka Utara menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan Kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit
b. Pemeliharaan dan peningkatan Kesehatan perseorangan melalui
pelayanan Kesehatan yang paripurna sesuai kebutuhan medis
c. Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan Kesehatan, dan
d. Penyelenggaraan Pendidikan dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang Kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
Kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bisang
Kesehatan, dan
e. Pelaksanaan administrasi rumah sakit.
11
3. Merencanakan asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai kesimpulan;
4. Memfasilitasi informed choice dan/atau informed consent;
5. Melakukan tindakan pencegahaninfeksi;
6. Memberikan nutrisi dan rehidrasi / oksigenisasi /personal hygiene;
7. Memberikan vitamin/suplemen pada klien/asuhan kebidanan fisiologis
8. Melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas Ibu hamil;
9. Memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada individu/keluarga sesuai
dengan kebutuhan;
10. Melakukan asuhan Kala I persalinan fisiologis;
11. Melakukan asuhan Kala II persalinan fisiologis;
12. Melakukan asuhan Kala III Persalinan fisiologis;
13. Melakukan asuhan Kala IV Persalinan fisiologis;
14. Melakukan pengkajian pada ibu nifas;
15. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan hari ke
tiga pasca persalinan (KF 1);
16. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan
(KF2)
17. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca
persalinan (KF3);
18. Melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan
dengan pendampingan;
19. Melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada persalinan
normal;
20. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal;
21. Melakukan penanganan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR);
22. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang
kesehatan anak pada individu/keluarga sesuai kebutuhan;
23. Melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom;
12
24. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang
kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana (KB) pada
individu/keluarga sesuai kebutuhan;
25. Melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat
untuk remaja termasuk personal hygiene dan nutrisi;
26. Melakukan pendataan sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita) di
wilayah kerja Puskesmas melalui kunjungan rumah;
27. Melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita);
28. Mengikuti pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) atau
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD);
29. Melaksanakan pelayanan kebidanan di Posyandu/Posbindu/kampung
Keluarga Berencana (KB) atau tempat lain sesuai penugasan; dan
30. Melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah pada
anak sekolah.
13
2.2 Identifikasi, Penetapan dan Analisis Isu
2.2.1 Identifikasi dan penetapan isu
Identifikasi isu diBlud RS H. M. Djafar Harun dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Pelaksanaan Tugas
No. Isu Terindentifikasi Deskripsi Keterkaitan dengan Agenda III
atau Fungsi Pegawai
1. Melakukan asuhan bayi Rendahnya a. Manajemen ASN:
baru lahir normal Pengetahuan Ibu Nifas Meningkatkan pengetahuan ibu nifas
Primipara dalam primipara dalam merawat bayi baru lahir
merawat bayi baru yang baik dan benar
lahir di ruang b. WOG:
kebidanan Membangun koordinasi dengan Kepala
Ruangan kebidanan dalam meningkatkan
pengetahuan ibu nifas primipara
c. Pelayanan Publik:
Melibatkan teman sejawat dalam
meningkatkan pengetahuan ibu nifas
primipara dalam bayi baru lahir
2. Melakukan penanganan Belum Optimalnya a. Manajemen ASN:
awal kegawatdaruratan PMK (Perawatan Mengoptimalkan edukasi tentang Perawatan
pada Bayi Berat Badan Metode Kanguru) pada Metode Kanguru (PMK)
Lahir Rendah (BBLR) bayi BBLR di Ruang b. WOG:
Perinatologi Berkoordinasi dengan Dokter Anak dalam
Perawatan Metode Kanguru
c. Pelayanan Publik:
Melibatkan keluarga dan teman sejawat
dalam upaya mengoptimalkan perawatan
metode kanguru (pmk) untuk bayi BBLR
3. Memberikan komunikasi Rendahnya a. Manajemen ASN:
informasi dan edukasi Pengetahuan Ibu Nifas Meningkatkan pengetahuan ibu nifas
(KIE) tentang kesehatan dalam merawat tali tentang perawatan tali pusat yang benar
anak pada Individu / pusat yang benar di b. WOG:
keluarga sesuai ruang kebidanan Berkoordinasi dengan bidan desa dalam
kebutuhan membantu perawatan tali pusat
c. Pelayanan publik:
Melibatkan suami/keluarga dalam kegiatan
edukasi
14
Analisis isu bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan
prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan
kegiatan yang dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan pendekatan
APKL yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan layak.
No. Kriteria Jumlah
Isu-Isu A P K L
1. Rendahnya Pengetahuan Ibu Nifas 5 4 5 5 19
Primipara Dalam Merawat Bayi Baru
Lahir di Ruang Kebidanan BLUD RS H.
M. Djafar Harun Kolaka Utara
2. Belum optimalnya Perawatan Metode 4 4 4 4 16
Kanguru (PMK) pada Bayi BBLR di Ruang
Perinatologi BLUD RS H. M. Djafar Harun
Kolaka Utara
3. Rendahnya Pengetahuan Ibu Nifas tentang 4 4 4 5 17
Perawatan tali pusat di Ruang Kebidanan
BLUD RS H. M. Djafar Harun Kolaka Utara
Tabel 2.2. Penetapan Isu Menggunakan APKL
Keterangan :
15
4. Masalah Kompleks
5. Masalah sangat Kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Kekhalayakan :
1. Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2. Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Cukup menyangkut hajat orang banyak
4. Menyangkut hajat hidup orang banyak
5. Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak.
Kelayakan:
1. Masuk Akal
2. Realistis
3. Cukup masuk akal dan realistis
4. Masuk akal dan Realistis
5. Masuk akal, Realistis dan relavan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
Masih kurangnya
pengalaman yang
dimiliki oleh ibu
nifas primipara
Rendahnya
pengetahuan ibu nifas
primipara dalam
merawat bayi baru
lahir diruang
kebidanan BLUD RS.
H. M Djafar Harun
Kolaka Utara Belum adanya
Kurangnya
dukungan edukasi
keluarga dalam pendekatan
perawatan bayi inovatif yang
baru lahir diberikan oleh
petugas
16
Penyebab rendahnya pengetahuan ibu nifas primipara terkait
perawatan bayi baru lahir yaitu:
1. Masih terbatasnya edukasi yang diberikan dalam merawat bayi baru
lahir sehingga dalam perawatan bayi baru lahir masih belum tepat
2. Belum adanya upaya memandirikan ibu di rumah sakit dalam merawat
bayi baru lahir.
3. Kurangnya dukungan keluarga serta belum adanya metode pendekatan
yang inovatif dalam meningkatkan pengetahuan ibu nifas primipara
dalam merawat bayi baru lahir.
2.3.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggung
jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang/badan hokum / pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak
yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi
amanahnya. Dengan demikian kepercayaan masyarakat (public trust)
kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu
berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
a. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan,
yaitu:
1. Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya;
2. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi;
17
3. Integritas: Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;
4. Tanggung Jawab: Kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban;
5. Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang;
6. Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;.
18
c. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan, yaitu:
1. Akuntabilitas Personal;
2. Akuntabilitas Individu;
3. Akuntabilitas Kelompok;
4. Akuntabilitas Organisasi, dan
5. Akuntabilitas Stakeholder
d. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain:
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship);
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results
oriented) ;
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability
requires reporting);
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi(accountability
ismeaningless without consequences) , dan
19
2.3.2 Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan
negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa
yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai,
mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran,
dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara.
Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara.Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari bagaimana aktualisasi
sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing- masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-
beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
20
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing,
dan
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira;
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
8. Berani membela kebenaran dan keadilan, dan
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan;
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.;
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa;
21
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia;
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social;
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika, dan
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama;
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan;
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah;
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah;
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan;
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur;
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama,
dan
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.
22
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan;
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama;
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
4. Menghormati hak orang lain;
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri;
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain;
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal - hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah;
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.;
9. Suka bekerja keras.;
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama, dan
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan social
23
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik, yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik;
b. Dimensi Modalitas, dan
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik.
Berdasarkan Undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
yakni sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN
24
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
25
atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan
menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya
empat indikator dari nilai- nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan
alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2. Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
4. Berorientasi pada Mutu, Mutu merupakan suatu kondisi dinamis
berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan
nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya.
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi.
26
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan
sifat dapat dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
27
2.3.5 Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas.Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
(Widita, 2015) Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai- nilai dasar anti
korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
i. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang.Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
ii. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan
uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk
membantu sesama.
iii. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak- pihak yang
tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
28
iv. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
v. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggung jawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
vi. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak
akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
Sederhana Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya
dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk
hidup dalam gelimang kemewahan..
vii. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan
penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
29
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka
mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
viii. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang
dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,
dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka
bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya
harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk
anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat
yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga
selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan
mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara
publik.
30
politik.Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut: Pelaksana kebijakan publik, Pelayan publik,
serta Perekat dan pemersatu bangsa.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik
dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya
maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode
etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU
ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi
pemerintah.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi
tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa
langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi
perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan
penginformasian kepuasan masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya
dalam pelaksanaa seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan
pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya
Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai
harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua
prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi
pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai
akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan
kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya
yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan
juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen
PPPK. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan
31
perlindungan Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan;
pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan
kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan
perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi
utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara,
lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan
kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi,
kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan
integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang
mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak
pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi
tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak
lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat
pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya
dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun. Dalam pengisian Jabatan
Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan
proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan
pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang
disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif
sendiri. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari
PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari
jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.
32
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG
menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan
perhatian dari pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal
seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan
yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya
WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara
kebijakan dan layanan publik. Kedua, terkait faktor-faktor internal
dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat
dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan. Satu
sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-
masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru
kontraproduktif atau “saling membunuh”. Masing-masing sektor
menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya. Ketiga,
khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai,
budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong
adanya potensi disintegrasi bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong
tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akanmenjamin bersatunya
elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI. Terdapat
beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal.
a. Penguatan koordinasi antar lembaga, penguatan koordinasi dapat
dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih
terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span of control atau
rentang kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu
alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai
mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah
lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah;
33
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga
terpisah dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor
atau kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga
koordinasi ini biasanya diberikan status kelembagaan setingkat lebih
tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang
dikoordinasikannya;
c. Membentuk gugus tugas yang merupakan bentuk pelembagaan
koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang sifatnya tidak
permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara
agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut
sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam
proses koordinasi tadi,dan
d. Koalisi sosial, ini merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa
pemerintahan Howard melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif
koalisi sosial antar aktor pemerintah, bisnis dan kelompok masyarakat.
Koalisi sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai dan persepsi
tentang suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi
alamiah.
34
a. Pola Pelayanan Teknis Fungsional;
b. Pola Pelayanan Satu Atap;
c. Pola Pelayanan Satu Pintu;
d. Pola Pelayan Terpusat; dan
e. Pola Pelayanan Elektronik.
Asas-Asas terkait dengan Implementasi WoG :
a. Asas Kepastian Hukum;
b. Asas Kepentingan Umum;
c. Asas Akuntabilitas;
d. Asas Proporsionalitas;
e. Asas Profesionalitas;
f. Asas Keterbukaan;
g. Asas Efisiensi; dan
h. Asas Efektifitas.
35
Definisi pelayanan publik dalam UU No. 25 Tahun 2009 sangat
sempit, karena ruang lingkup pelayanan yang disebut sebagai pelayanan
publik sangat terbatas, dan bentuk kegiatan pelayanan public sebagaimana
diatur dalam pasal 5 ayat 3 dan 4 juga sangat sempit karena pelayanan
kebutuhan barang publik bagi masyarakat hanya diartikan sebagai
pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah. Sembilan prinsip pelayanan
publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah: Partisipatif,
Transparan, Responsif, Non Diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan
Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan.
Hal-hal fundamental dalam pelayanan publik, antara lain:
Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi,
Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga
Negara, Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai
hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang,
Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi
sebagai proteksi bagi warga negara. Bentuk- bentuk patologi birokrasi
antara lain: Penggelembungan Organisasi, Duplikas Tugas dan Fungsi,
Red Tape, Konflik Kewenangan, Korupsi Kolusi dan Nepotisme, dan
Enggan Berubah. Budaya birokrasi yang melayani masyarakat dapat
dioperasionalisasikan dengan cara: memiliki kode etik untuk mengatur
hal- hal apa saja yang secara etis boleh dan tidak boleh dilakukan,
menjadikan prinsip melayani sebagai suatu kebanggaan, memiliki code of
conduct atau SOP yang jelas dalam memberikan pelayanan, memiliki
etika profesionalisme sebagai seorang birokrat. Prinsip-pinsip pelayanan
prima antara lain: Responsif terhadap pelanggan/memahami pelanggan,
Membangun visi dan misi pelayanan, Menetapkan standar pelayanan dan
ukuran kinerja pelayanan, Pemberian pelatihan dan pengembangan
pegawai terkait bagaimana memberikan pelayanan yang baik,
Memberikan apresiasi kepada pegawai. Tujuh Sikap pelayanan, antara
lain:Passionate, Progressive, Proactive, Promt, Patience, Proporsional,
Puctional.
36
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya
memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan
apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket pelayanan
yang perlu diperhatikan oleh ASN terhadap pengguna jasa pada umumnya
adalah sebagai berikut: Sikap/ perilaku, Ekspresi wajah, Penampilan, Cara
berpakaian, Cara berbicara, Cara mendengarkan, Cara bertanya. Beberapa
etiket dasar yang seharusnya dilakukan oleh ASN antara lain: Politeness,
Respectful, Attentive, Cooperatif, Tolerance, Informality, Self Control.
Beberapa manfaat dari etiket antara lain: Communicative, Attractive,
Respectable, dan Self Confidence. Beberapa praktik etiket dalam
pelayanan: Etiket dalam menyampaikan salam, Etiket dalam berjabat
tangan, Etiket dalam menerima tamu, Etiket dalam bertamu/menerima
tamu, dan Etiket dalam menangani keluhan pelanggan.
37
BAB III
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
38
3.2 Deskripsi Penjelasan Kegiatan
Tabel 3.2 Deskripsi Penjelasan Kegiatan
Tahapan Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Nilai-Nilai Dasar
Kegiatan dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melaksanakan a. Melapor Terlaksananya a. Akuntabilitas: Kegiatan ini Budaya
konsultasi dengan kepada pelaporan Dalam Menyiapkan bahan konsultasi akan mendukung: sentuhan Kata
pimpinan / mentor pimpinan/ kepada dilakukan dengan penuh tanggung jawab demi Visi organisasi yaitu:
mentor terkait pimpinan/ keberlangsungan kegiatan aktualisasi Misi organisasi yaitu:
rancangan mentor terkait b. Etika Publik:
kegiatan yang rancangan Dalam Menyiapkan Bahan/materi yang akan “Pengembangan SDM
akan kegiatan yang dikonsulkan disiapkan dengan cermat dan teliti di bidangnya menuju
dilakukan akan c. KomitmenMutu: tercapainya pelayanan
dilakukan Dalam menyiapkan materi/bahan konsultasi akan yang profesional”
dilakukan dengan baik dan sesuai dengan
rancangan aktualisasi agar efektif dan efisien
b. Meminta Adanya a. Akuntabilitas:
arahan terkait arahan dari Dalam Melaksanakan Konsultasi akan dilakukan
kegiatan pimpinan dengan Transparansi sehingga pimpinan/mentor
aktualisasi terkait dapat memahami dengan jelas maksud dan
yang akan aktualisasi tujuan kegiatan aktualisasi
dilakukan yang akan b. Nasionalisme:
dilaksanakan Dalam melaksanakan Konsultasi akan dilakukan
dengan tidak memaksakan kehendak sebagai
bentu k menghormati pimpinan/mentor
c. Etika Publik:
Dalam Melaksanakan konsultasi akan dilakukan
dengan sikap sopan dan santun kepada
pimpinan/mentor
c. Meminta surat Tersedianya a. Akuntabilitas:
persetujuan surat Dalam Meminta persetujuan kepada
pimpinan persetujuan pimpinan/mentor akan dilakukan dengan penuh
untuk pelaksanaan tanggung jawab dalam menjalankan kegiatan di
melakukan aktualisasi tempat kerja
39
Kegiatan b. Komitmen Mutu:
aktualisai Dalam meminta persetujuan dan dukungan dari
mentor kegiatan akan dilakukan dengan efektif
dan efisien agar memberikan hasil yang
berorientasi pada mutu
c. Anti Korupsi:
Dalam meminta persetujuan akan dilakukan
dengan jujur agar kegiatan berjalan sesuai yang
di harapkan
Dampak Negatif Apabila kegiatan Konsultasi kepada pimpinan/mentor tidak dilakukan maka pelaksanaan aktualisasi akab berjalan kurang efektif dan
tidak terarah yang disebabkan kurangnya koordinasi dengan pimpinan unit kerja
Keterkaitan Agenda III
Manajemen ASN Didalam melakukan konsultasi dengan pimpinan diperlukan kompetensi sebagai ASN agar apa yang disampaikan kepada
pimpinan/mentor jelas dan terarah
Whole of Government Melakukan konsultasi dengan pimpinan merupakan bentuk koordinasi demi kelancaran pelaksanaan kegiatan aktualisasi
Pelayanan Publik Melakukan konsultasi sebagai bentuk partisipasi melibatkan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi
40
Tahapan Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Nilai-Nilai Dasar
Kegiatan dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Melaksanakan a. Menyiapkan Tersedianya a. Akuntabilitas : Kegiatan ini Budaya
Rapat untuk undangan undangan rapat Dalam menyiapkan undangan rapat penulis akan mendukung: sentuhan kata
rapat untuk dalam melakukannya dengan sikap adil agar dapat
membangun
membangun membangun melibatkan seluruh pihak di ruangan Misi organisasi yaitu:
dukungan dukungan dukungan b. Nasionalisme :
Dengan teman dengan teman teman sejawat Dalam penyiapkan undangan rapat penulis akan “Pengembangan SDM
Sejawat dalam sejawat dalam dalam melakukannya tidak diskriminatif agar semua di bidangnya menuju
melaksanakan melaksanakan pihak didalam ruangan dapat terlibat tercapainya pelayanan
melaksanakan
kegiatan kegiatan c. Etika Publik yang profesional”
Kegiatan aktualisasi aktualisasi Dalam menyiapkan undangan penulis akan
Aktualisasi melakukannya dengan tulus agar yang diundang
dengan senang hati untuk hadir
b. Menyiapkan Tersedianya a. Akuntabilitas:
tempat tempat Dalam menyiapkan tempat pelaksanaan rapat
pelaksanaan pelaksanaan akan dilakukan dengan jelas agar tidak membuat
rapat dalam rapat dalam bingung para undangan
membangun membangun b. Nasionalisme:
dukungan dukungan Dalam menyiapkan tempat rapat akan dilakukan
teman sejawat teman sejawat dengan tanggung jawab sebagai pelaksana
kegiatan
c. Anti Korupsi :
Dalam menyiapkan tempat rapat akan dilakukan
dengan Mandiri agar tidak merepotkan orang
lain
c. Melaksanakan Terlaksananya a. Akuntabilitas:
rapat guna rapat guna Dalam pelaksanaan rapat akan dilakukan dengan
membangun membangun transparansi agar tujuan dari kegiatan yang
dukungan dukungan akan dilakukan dapat di pahami teman sejawat
teman sejawat teman sejawat b. Nasionalisme:
dalam dalam Dalam melaksanakan rapat akan dilakukan
41
pelaksanaan melaksanakan dengan musyawarah agar mendapatkan tujuan
kegiatan kegiatan yang mufakat
c. Komitmen Mutu:
Dalam melaksanakan kegiatan akan dilakukan
dengan penuh responsive terhadap saran atau
masukan yang diberikan oleh teman sejawat demi
keberlangsungan kegiatan ini
Dampak Negatif Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi akan terhambat karena tidak adanya pemberitahuan
dengan teman sejawat selaku sesama pemberi layanan kesehatan terkait kegiatan yang akan dilakukan
Keterkaitan Agenda III
Manajemen ASN Melaksanakan rapat sebagai bentuk keterbukaan yang dilakukan seorang ASN dalam menjalankan tugasnya
Whole of Government Melaksanakan rapat merupakan sebagai bentuk koordinasi dan pelibatkan teman sejawat dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi
Pelayanan Publik Dalam kegiatan melaksanakan rapat, seorang ASN berperan dalam memberi informasi yang berguna meningkatkan mutu pelayanan
42
Tahapan Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Nilai-Nilai Dasar
Kgiatan dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Menyiapkan a. Berkonsultasi Terlaksanya a. Akuntabilitas: Kegiatan ini sebagai Budaya Sentuhan
bahan materi kepada kepala konsultasi Dalam berkonsultasi dengan pimpinan/kepala salah satu bentuk upaya Tangan
Berupa leaflet ruangan terkait dengan kepala ruangan penulis akan melakukannya dengan mewujudkan misi RS
terkait perawatan bahan ruangan terkait penuh rasa tanggung jawab agar kegiatan dapat dalam “meningkatkan
Bayi Baru Lahir materi/leaflet bahan/materi berjalan sesuai yang diharapkan pelayanan kesehatan
yang akan leaflet yang b. Nasionalisme: bermutu, merata, adail
dibuat akan dibuat Dalam melakukan konsultasi dengan dan profesionalisme”
pimpinan/kepala ruangan penulis akan
menghormati keputusan kepala ruangan terkait
bahan materi/leaflet yang akan dibuat
c. Etika Publik:
Dalam konsultasi dengan pimpinan/kepala
ruangan, penulis akan jujur dan terbuka terkait
materi/leaflet yang akan dibuat
b. Membuat Tersedianya a. Akuntabilitas:
desain leaflet desain leaflet Dalam membuat desain leaflet, penulis akan
mengenai mengenai mempersiapkan dengan penuh rasa tanggung
perawatan perawatan bayi jawab bersama-sama dengan kepala ruangan
bayi baru lahir baru lahir selaku penanggung jawab ruangan
sesuai dengan sesuai dengan b. Nasionalisme:
arahan arahan Dalam pembuatan desain leafet penulis akan
pimpinan dan pimpinan dan menghormati jika ada saran yang diberikan
kepala kepala ruangan baik dari kepala ruangan ataupu n teman sejawat
ruangan c. Etika Publik:
Dalam pembuatan desain leaflet, penulis akan
menampilkan informasi yang jujur dan tidak
menyalahi etika penayangan informasi di publik
sehingga tidak menimbulkan masalah dalam
pelaksanaan kegiatan
43
c.. Mencetak Tersedianya a. Etika Publik:
hasil Leaflet terkait Dalam melakukan percetakan file dilakukan
pembuatan perawatan bayi penulis akan melakukannya dengan teliti dan
leaflet terkait baru lahir cermat sehingga tidak terjadi kesalahan cetak
perawatan
b. Komitmen Mutu:
bayi baru
lahir Dalam melakukan percetakan ini penulis akan
memberikan kemudahan bagi ibu nifas primipara
dalam mengetahui perawatan bayi baru lahir
c. Anti Korupsi:
Dalam Percetakan file penulis akan dilakukan
sebagai bentuk kepedulian kepada sesama dalam
pemberian informasi mengenai perawatan bbl
Dampak Negatif Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka akan menyulitkan pasien dalam mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai perawatan bayi
baru lahir
Keterkaitan Agenda III
Manajemen ASN Dalam menyiapkan bahan materi/pembuatan leaflet sebagai bentuk sikap professional seorang ASN
Whol of Government Menyiapkan bahan materi/leaflet dalam pemberian informasi bersama-sama dengan kepala ruangan merupakan bentuk kolaborasi sebagai
seorang ASN
Pelayanan Publik Pembuatan bahan materi/leaflet akan dilakukan dengan Efektif dan Efisien
44
Tahapan Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Nilai-Nilai Dasar
Kgiatan dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Meningkatkan a. Membuat Tersedianya a. Akuntabilitas: Kegiatan ini mendukung Budaya Sentuhan
pengetahuan ibu evaluasi awal Lembar evaluasi Penulis membuat evaluasi awal dan akhir dengan misi RS dalam Kata
dan akhir pemahaman ibu penuh rasa tanggung jawab untuk mengukur “Meningkatkan
nifas primipara
untuk pemahaman ibu nifas primipara Pelayanan yang
dalam merawat nifas primipara
mengetahui b. Nasionalisme: Bermutu, adil, merata
Bayi pengetahuan dalam merawat Dalam pembuatan evaluasi awal dan akhir dan terjangkau bagi
Baru Lahir ibu nifas bayi baru lahir penulis akan melakukan musyawarah agar masyarakat”
primipara evaluasi yang dibuat tepat sasaran
melalui
dalam c. Anti Korupsi:
pendekatan merawat bayi Dalam pembuatan evaluasi awal dan akhir
Mother Baby baru lahir penulis melakukannya dengan sederhana agar
Care (M.BC) dapat mengukur pengetahuan ibu nifas primipara
45
lahir melalui perawatan bayi memahami terkait perawatan BBL, hal tersebut
pendekatan baru lahir merupakan bentuk tanggung jawab dalam
Mother Baby pelaksanaan kegiatan
Care (M.BC) b. Etika Publik :
Dalam melaksanakan kegiatan penulis akan
menggunakan bahasa yang sopan dan sikap
santun agar tidak ada yang tersinggung
c. Komitmen Mutu :
Dalam pemberian pemahaman penulis akan
memberikan inovasi peningkatan
pengetahuan melalui pendekatan Mother
Baby Care
Dampak Negatif Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka tidak akan terselesaikannya kegiatan aktualisasi yang telah direncanakan
Keterkaitan Agenda III
Manjemen ASN Evaluasi akhir dilakukan tanpa adanya Diskriminatif terhadap hasil evaluasi yang didapatkan dari ibu nifas primipara
Whole of Government Evaluasi akhir dilakuan sebagai bentuk pelibatan untuk mengeukur sejauh mana tercapainya tujuan kegiatan yang diharapkan
Pelayanan Publik Pemberian evaluasi untuk melihat seberapa efektif dan efisen peningkatan pemahaman ibu nifas primipara melalui pendekatan Mother
Baby Care (M.BC)
46
Tahapan Kontribusi terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Nilai-Nilai Dasar
Kgiatan dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Melaporkan hasil a. Mengumpulkan Terkumpulnya a. Akuntabilitas : Terlaksananya kegiatan Budaya
kegiatan hasil evaluasi hasil evaluasi Dalam mengumpulkan hasil evaluasi awal ini dapat mewujudkan sentuhan tangan
aktualisasi kepada awal dan akhir awal dan akhir maupun akhir akan dilakukan sebagai bentuk tercapainya misi Rumah
pimpinan /mentor pengetahuan pengetahuan tanggung jawab selama pelaksanaan kegiatan Sakit ‘Pengembangan
ibu nifas ibu nifas b. Etika Publik : SDM dan Tenaga
primipara primipara Dalam pengumpulan hasil evaluasi awal dan Kesehatan di Bidangnya
dalam merawat dalam merawat akhir akan dilakukan dengan tetap menjaga Menuju Tercapainya
bayi baru lahir bayi baru lahir informasi pasien yang bersifat rahasia Pelayanan
c. Komitmen Mutu : Profesionalisme’
Dalam mengumpulkan hasil evaluasi akan
dilakukan agar bersifat efektif
b.Merekap hasil Tersedianya a. Akuntabilitas:
pelaksanaan rekapan Dalam Menyiapkan catatan akumulasi evaluasi
evaluasi awal evaluasi awal awal dan akhir akan dilakukan sebagai bentuk
dan akhir dan akhir tanggung jawab akan kegiatan yang akan
pengetahuan pengetahuan dilaksanakan
ibu nifas ibu nifas
primipara primipara b. Etika Publik:
dalam merawat terkait Dalam merekap hasil evaluasi awal dan akhir
bayi baru lahir perawatan bayi akan dilakukan dengan teliti dan cermat agar
baru lahir
tidak terjadi kekeliruan dalam perekapan yang
dilakukan
c. KomitmenMutu:
Dalam Perekapan evaluasi awal dan akhir akan
memberikan hasil yang berorientasi pada mutu
47
c. Melaporkan Terlapornya a. Akuntabilitas :
hasil kegiatan hasil kegiatan Dalam melaporkan hasil kegiatan akan
aktualisasi aktualisasi dilakuakan sebagai bentuk tanggung jawab
kepada kepada terhadap pimpinan/mentor selama pelaksanaan
pimpinan/ pimpinan/ kegiatan yang dilakukan
mentor mentor b. Etika Publik :
Dalam melaporkan hasil kegiatan penulis akan
melakukan dengan sopan dan sikap santun
c. Anti Korupsi :
Dalam Melakukan pelaporan penulis akan
bersikap jujur dan bertanggung jawab dalam
penyampaian laporan kegiatan
Dampak Negatif Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka tidak akan tercapai hasil yang diharapkan terhadap kegiatan aktualisasi yang dilakukan
Keterkaitan Agenda III
Manajemen ASN Mewujudkan ASN yang professional dan berakuntabilitas dalam menjalankan tugas
Whole of Government Melakukan Evaluasi dan Pelaporan kepada pimpinan/mentor merupakan bentuk kolaboratif demi kelancaran pelaksanaan tugas
Pelayanan Publik ASN berperan dalam memberikan pelayanan public yang berkualitas dan professional
48
3.3 Rincian Biaya Kegiatan
Tabel 3.3 Estimasi Biaya Kegiatan Rancangan Aktualisasi
No. Alat/bahan Volume Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)
1 Kertas A4 2 Rim 50.000,- 100.000,-
2 Tinta Printer 1 Botol 110.000,- 110.000,-
Total 210.000,-
49
3.4 Jadwal Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
SEPTEMBER OKTOBER
NO KEGIATAN
24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Melaksanakan
1 konsultasi
dengan pimpinan
terkait rancangan
aktualisasi yang
akan dilakukan.
2 Melaksanakan
rapat untuk
membangun
dukungan teman
sejawat dalam
pelaksanaan
kegiatan yang
akan
Dilakukan
3 Menyiapkan
bahan/materi
pembuatan
leaflet terkait
perawatan
BBL
Meningkatkan
pengetahuan ibu
4 nifas primipara
dalam merawat
BBL melalui
pendekatan
Mother Baby
Care (M.BC)
50
Melaporkan hasil
aktualisasi pada
pimpinan/mentor
5 terkait kegiatan
yang
telah dilakukan
Keterangan :
51
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI
52
4.2 Hasil Aktualisasi
Tahapan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Nilai-Nilai Dasar
Kegiatan Visi dan Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melaksanakan a. Melapor kepada Terlaksananya a. Akuntabilitas: Kegiatan ini Budaya
konsultasi dengan pimpinan/ mentor pelaporan Dalam Menyiapkan bahan konsultasi dilakukan mendukung: sentuhan Kata
pimpinan / mentor terkait rancangan kepada dengan penuh tanggung jawab demi Visi organisasi yaitu:
pimpinan/ keberlangsungan kegiatan aktualisasi Misi organisasi yaitu:
kegiatan yang akan
mentor terkait b. Etika Publik:
dilakukan. rancangan Dalam Menyiapkan Bahan/materi yang “Pengembangan SDM
Tahapan Kegiatan kegiatan yang dikonsulkan disiapkan dengan cermat dan teliti di bidangnya menuju
ini dilaksanakan akan dilakukan c. Komitmen Mutu: tercapainya pelayanan
pada tanggal 24 Dalam menyiapkan materi/bahan konsultasi yang profesional”
September 2021 dilakukan dengan baik dan sesuai dengan
rancangan aktualisasi agar efektif dan efisien
b. Meminta arahan Adanya a. Nasionalisme:
terkait kegiatan arahan dari Dalam meminta Arahan kepada pipinan dilakukan
pimpinan dengan musyawarah agar mendapatkan tujuan
aktualisasi yang
terkait yang mufakat
akan dilakukan. b. Komitmen Mutu:
aktualisasi
Tahapan Kegiatan yang akan Dalam meminta arahan pimpinan dilakukan
ini dilaksanakan dilaksanakan dengan tidak memaksakan kehendak sebagai
pada tanggal 24 bentuk menghormati pimpinan/mentor
September 2021 c. Etika Publik:
Dalam meminta arahan dilakukan dengan sikap
sopan dan santun kepada pimpinan/mentor
53
Kegiatan aktualisai. b. Komitmen Mutu:
Tahapan Kegiatan Dalam meminta persetujuan dan dukungan dari
ini dilaksanakan mentor kegiatan dilakukan dengan efektif dan
efisien agar memberikan hasil yang berorientasi
pada tanggal 24
pada mutu
september 2021 c. Anti Korupsi:
Dalam meminta persetujuan dilakukan dengan
jujur agar kegiatan berjalan sesuai yang
di harapkan
Keterkaitan Agenda III
Manajemen ASN Didalam melakukan konsultasi dengan pimpinan diperlukan kompetensi sebagai ASN agar apa yang disampaikan kepada pimpinan/mentor
jelas dan terarah
Whole of Government Melakukan konsultasi dengan pimpinan merupakan bentuk koordinasi demi kelancaran pelaksanaan kegiatan aktualisasi
Pelayanan Publik Melakukan konsultasi sebagai bentuk partisipasi melibatkan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi
54
Tahapan Kontribusi terhadap Penguatan
No Kegiatan Output/Hasil Nilai-Nilai Dasar
Kegiatan Visi dan Misi Nilai
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Melaksanakan a. Menyiapkan Tersedianya a. Akuntabilitas : Kegiatan ini Budaya
Rapat untuk undangan rapat undangan Dalam menyiapkan undangan rapat penulis mendukung: sentuhan kata
membangun untuk membangun rapat dalam melakukannya dengan sikap adil agar dapat melibatkan
dukungan dengan membangun seluruh pihak di ruangan Misi organisasi yaitu:
Dukungan
Dengan teman teman sejawat dalam dukungan b. Nasionalisme :
Dalam penyiapkan undangan rapat penulis “Pengembangan SDM
melaksanakan teman sejawat
Sejawat dalam di bidangnya menuju
kegiatan aktualisasi dalam melakukannya tidak diskriminatif agar semua pihak
melaksanakan Tahapan Kegiatan ini melaksanakan didalam ruangan dapat terlibat tercapainya pelayanan
Kegiatan dilaksanakan pada kegiatan c. Etika Publik yang profesional”
Aktualisasi tanggal 27-28 aktualisasi Dalam menyiapkan undangan penulis
september 2021 melakukannya dengan tulus agar yang diundang
dengan senang hati untuk hadir
55
c. Komitmen Mutu:
Dalam melaksanakan kegiatan akan
dilakukan dengan penuh responsive terhadap
saran atau masukan yang diberikan oleh
teman sejawat demi keberlangsungan
kegiatan ini
Keterkaitan Agenda III
Manajemen ASN Melaksanakan rapat sebagai bentuk keterbukaan yang dilakukan seorang ASN dalam menjalankan tugasnya
Whole of Government Melaksanakan rapat merupakan sebagai bentuk koordinasi dan pelibatkan teman sejawat dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi
Pelayanan Publik Dalam kegiatan melaksanakan rapat, seorang ASN berperan dalam memberi informasi yang berguna meningkatkan mutu pelayanan
56
Tahapan Kontribusi terhadap Penguatan
No Kegiatan Output/Hasil Nilai-Nilai Dasar
Kgiatan Visi dan Misi Nilai
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Menyiapkan a. Berkonsultasi Terlaksanya a. Akuntabilitas: Kegiatan ini Budaya
bahan materi kepada kepala konsultasi Dalam berkonsultasi dengan pimpinan/kepala ruangan sebagai salah satu Sentuhan
Berupa leaflet ruangan terkait dengan kepala penulis melakukannya dengan penuh rasa tanggung bentuk upaya Tangan
terkait perawatan bahan materi ruangan terkait jawab agar kegiatan dapat berjalan sesuai yang mewujudkan misi
Bayi Baru Lahir /leaflet yang akan bahan/materi diharapkan RS dalam
dibuat. Tahapan leaflet yang b. Nasionalisme: “meningkatkan
Kegiatan ini akan dibuat Dalam melakukan konsultasi dengan pelayanan
dilaksanakan pada pimpinan/kepala ruangan penulis menghormati kesehatan bermutu,
tanggal 29 keputusan kepala ruangan terkait bahan materi/leaflet merata, adail dan
September 2021 yang dibuat profesionalisme”
c. Etika Publik:
Dalam konsultasi dengan pimpinan/kepala ruangan,
penulis jujur dan terbuka
terkait materi/leaflet yang dibuat
b. Membuat desain Tersedianya a. Akuntabilitas:
leaflet mengenai desain leaflet Dalam membuat desain leaflet, penulis mempersiapkan
perawatan bayi mengenai dengan penuh rasa tanggung jawab bersama-sama
baru lahir sesuai perawatan bayi dengan kepala ruangan selaku penanggung jawab
dengan arahan baru lahir sesuai ruangan
kepala ruangan. dengan arahan b. Nasionalisme:
Tahapan Kegiatan pimpinan dan Dalam pembuatan desain leafet penulis
ini dilaksanakan kepala ruangan menghormati jika ada saran yang diberikan baik dari
pada tanggal 30- kepala ruangan ataupu n teman sejawat
01 Oktober 2021 c. Etika Publik:
Dalam pembuatan desain leaflet, penulis
menampilkan informasi yang jujur dan
tidak menyalahi etika penayangan informasi
di publik sehingga tidak menimbulkan
masalah dalam pelaksanaan kegiatan
57
c. Mencetak hasil Tersedianya a. Etika Publik:
pembuatan Leaflet terkait Dalam melakukan percetakan file penulis
leaflet terkait perawatan bayi melakukannya dengan teliti dan cermat
perawatan bayi baru lahir sehingga tidak terjadi kesalahan cetak
baru lahir.
Tahapan Kegiatan b. Komitmen Mutu:
ini dilaksanakan Dalam melakukan percetakan ini penulis
pada tanggal 01 memberikan kemudahan bagi ibu nifas primipara
Oktober 2021 dalam mengetahui perawatan bayi baru lahir
c. Anti Korupsi:
Dalam Percetakan file dilakukan sebagai bentuk
kepedulian kepada sesama dalam
pemberian informasi mengenai perawatan
Bayi baru lahir
Keterkaitan Agenda III
Manajemen ASN Dalam menyiapkan bahan materi/pembuatan leaflet sebagai bentuk sikap professional seorang ASN
Whol of Government Menyiapkan bahan materi/leaflet dalam pemberian informasi bersama-sama dengan kepala ruangan merupakan bentuk kolaborasi sebagai
seorang ASN
Pelayanan Publik Pembuatan bahan materi/leaflet akan dilakukan dengan Efektif dan Efisien
58
Tahapan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Nilai-Nilai Dasar
Kgiatan Visi dan Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Meningkatkan a. Membuat evaluasi Tersedianya a. Akuntabilitas: Kegiatan ini Budaya Sentuhan
pengetahuan ibu awal dan akhir Lembar evaluasi Penulis membuat evaluasi awal dan akhir mendukung misi RS Kata
nifas primipara untuk mengetahui Pemahaman ibu dengan penuh rasa tanggung jawab untuk dalam
dalam merawat pengetahuan ibu nifas primipara mengukur pemahaman ibu nifas primipara “Meningkatkan
nifas primipara dalam merawat b. Nasionalisme: Pelayanan yang
Bayi Baru Lahir dalam merawat Dalam pembuatan evaluasi awal dan akhir Bermutu, adil,
bayi baru lahir
Melalui Pendekatan bayi baru lahir. penulis melakukan musyawarah agar merata dan
Mother Baby Care Tahapan Kegiatan evaluasi yang dibuat tepat sasaran terjangkau bagi
(M.BC) ini dilaksanakan c. Anti Korupsi: masyarakat”
pada tanggal 04-05 Dalam pembuatan evaluasi awal dan akhir
Oktober 2021 penulis melakukannya dengan sederhana agar
dapat mengukur pengetahuan ibu nifas
primipara
59
c. Meningkatkan Terlaksanya a. Akuntabilitas :
pengetahuan ibu pendekatan Dalam melakukan kegiatan ibu nifas
nifas primipara Mother-Baby Care penulis memberikan pemahaman melalui
dalam merawat bayi dalam perawatan pendekatan mother baby care sehingga
baru lahir melalui bayi baru lahir ibu cepat
pendekatan Mother memahami terkait perawatan BBL, hal
Baby Care (M.BC). tersebut merupakan bentuk tanggung
Tahapan Kegiatan jawab dalam pelaksanaan kegiatan
ini dilaksanakan b. Etika Publik :
pada tanggal 6-19 Dalam melaksanakan kegiatan penulis
Oktober 2021 menggunakan bahasa yang sopan dan sikap
santun agar tidak ada yang tersinggung
c. Komitmen Mutu :
Dalam pemberian pemahaman penulis
memberikan inovasi peningkatan pengetahuan
melalui pendekatan Mother Baby Care
d. Melakukan Terlaksananya a. Akuntabilitas :
evaluasi akhir evaluasi akhir Dalam melakukan evaluasi akhir penulis
pengetahuan ibu pengetahuan ibu bersikap penuh tanggung jawab terhadap
nifas primipara nifas primipara kegiatan yang dilakukan
dalam merawat bayi dalam merawat b. Nasionalisme :
baru lahir setelah bayi baru lahir Dalam melakukan evaluasi penulis
dilakukan setelah dilakukan menghormati apapun hasil dari evaluasi
pendekatan Mother pendekatan akhir yang telah dilakukan
Baby Care. Mother Baby Care c. Komitmen Mutu :
Tahapan Kegiatan penulis melakukan evaluasi akhir untuk
ini dilaksanakan mengukur sejauh mana keberhasilan kegiatan
pada tanggal 6-19 yang dilakukan guna meningkatkan mutu
Oktober 2021 pelayanan
60
Tahapan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil Nilai-Nilai Dasar
Kgiatan Visi dan Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Melaporkan hasil a. Mengumpulkan Terkumpulnya a. Akuntabilitas : Terlaksananya Budaya
kegiatan hasil evaluasi awal hasil evaluasi Dalam mengumpulkan hasil evaluasi awal kegiatan ini dapat sentuhan tangan
aktualisasi kepada dan akhir awal dan akhir maupun akhir dilakukan sebagai bentuk mewujudkan
pimpinan /mentor pengetahuan ibu pengetahuan ibu tanggung jawab selama pelaksanaan kegiatan tercapainya misi
nifas primipara nifas primipara b. Etika Publik : Rumah Sakit
dalam merawat dalam merawat Dalam pengumpulan hasil evaluasi awal dan ‘Pengembangan
bayi baru lahir. bayi baru lahir akhir dilakukan dengan tetap menjaga informasi SDM dan Tenaga
Tahapan Kegiatan pasien yang bersifat rahasia Kesehatan di
ini dilaksanakan c. Komitmen Mutu : Bidangnya Menuju
pada tanggal 19 Dalam mengumpulkan hasil evaluasi dilakukan Tercapainya
Oktober 2021 agar bersifat efektif Pelayanan
Profesionalisme’
b. Merekap hasil Tersedianya a. Akuntabilitas:
pelaksanaan rekapan evaluasi Dalam Menyiapkan catatan akumulasi evaluasi
evaluasi awal dan awal dan akhir awal dan akhir dilakukan sebagai bentuk
akhir pengetahuan pengetahuan ibu tanggung jawab akan kegiatan yang akan
ibu nifas primipara nifas primipara dilaksanakan
dalam merawat terkait perawatan b. Etika Publik:
bayi baru lahir 19 bayi baru lahir Dalam merekap hasil evaluasi awal dan akhir
september 2021 dilakukan dengan teliti dan cermat agar tidak
terjadi kekeliruan dalam perekapan yang
dilakukan
c. KomitmenMutu:
Dalam Perekapan evaluasi awal dan akhir
memberikan hasil yang berorientasi pada mutu
61
c. Melaporkan hasil Terlapornya hasil a. Akuntabilitas :
kegiatan aktualisasi kegiatan aktualisasi Dalam melaporkan hasil kegiatan dilakuakan
kepada pimpinan/ kepada pimpinan/ sebagai bentuk tanggung jawab terhadap
mentor. mentor pimpinan/mentor selama pelaksanaan kegiatan
Tahapan Kegiatan yang dilakukan
ini dilaksanakan b. Etika Publik :
pada tanggal 21 Dalam melaporkan hasil kegiatan penulis
Oktober 2021 melakukan dengan sopan dan sikap santun
c. Anti Korupsi :
Dalam Melakukan pelaporan penulis bersikap
jujur dan bertanggung jawab dalam
penyampaian laporan kegiatan
Keterkaitan Agenda III
Manajemen ASN Mewujudkan ASN yang professional dan berakuntabilitas dalam menjalankan tugas
Whole of Government Melakukan Evaluasi dan Pelaporan kepada pimpinan/mentor merupakan bentuk kolaboratif demi kelancaran pelaksanaan tugas
Pelayanan Publik ASN berperan dalam memberikan pelayanan public yang berkualitas dan professional
62
4.3 Analisis Dampak
Analisis dampak pelaksanaan setiap kegiatan aktualisasi dapat dilihat pada tabel
berikut.
Dampak Negatif
Apabila kegiatan Konsultasi kepada pimpinan /
mentor tidak dilakukan maka pelaksanaan
aktualisasi akab berjalan kurang efektif dan
tidak terarah yang disebabkan kurangnya
koordinasi dengan pimpinan unit kerja.
2 Melaksanakan rapat untuk Dampak Positif
membangun dukungan Melaksanakan rapat dengan teman sejawat
dengan teman sejawat untuk membangun dukungan agar kegiatan
dalam melaksanakan dapat berjalan sesuai yang diharapkan dengan
kegiatan aktualisasi adanya masukan / arahan serta bantuan rekan
sejawat.
Dampak Negatif
Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka
dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi akan
terhambat karena tidak adanya pemberitahuan
dengan teman sejawat selaku sesama pemberi
layanan kesehatan terkait kegiatan yang akan
dilakukan
3 Menyiapkan bahan materi Dampak Positif
Berupa leaflet terkait Menyiapkan bahan materi berupa leaflet agar
perawatan Bayi Baru Lahir ibu nifas mudah memahami edukasi yang
disampaikan sehingga target kegiatan aktualisasi
ini dapat tercapai.
Dampak Negatif
Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka akan
menyulitkan pasien dalam mendapatkan
pemahaman yang jelas mengenai perawatan
bayi baru lahir
63
4 Meningkatkan pengetahuan Dampak Positif
ibu nifas primipara dalam Menigkatkan pengetahuan ibu nifas primipara
merawat BBL melalui dalam merawat BBL sehingga ibu dapat
metode Mother Baby Care melakukan perawatan BBL sendiri dirumah
(M.BC) dengan baik dan benar.
Dampak Negatif
Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka tidak
akan terselesaikannya kegiatan aktualisasi yang
telah direncanakan
Dampak Negatif
Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka
tidak akan tercapai hasil yang diharapkan
terhadap kegiatan aktualisasi yang dilakukan
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penerapan nilai dasar profesi ASN pada saat melaksanakan kegiatan di
instansi kerja sebagai seorang bidan terampil menumbuhkan kesadaran diri sebagai
seorang ASN untuk menerapkan nilai-nilai Aneka dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan, mengedepankan nilai dasar akuntabilitas dalam tugas,
meningkatkan semangat nasionalisme dalam melaksanakan tugas, meningkatkan
pelayanan terhadap masyarakat dengan menjunjung tinggi etika yang baik, serta
memiliki komitmen mutu dalam tupoksi dan menjalankan nilai anti korupsi dalam
melaksanakan tugas.
Berdasarkan hasil evaluasi awal terdapat 10 orang (90%) yang memiliki
pengetahuan kurang dalam merawat bayi baru lahir dan terdapat 1orang (9,1%)
dengan pengetahuan cukup dari 11 ibu nifas primipara. Sedangkan dari hasil
evaluasi akhir setelah dilakukan pendekatan Mother Baby Care (M.BC) di
dapatkan 11 (100%) ibu nifas primipara yang seluruhnya berpengetahuan baik.
Hal ini menunjukkan terjadi Peningkatan Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Dalam
Merawat Bayi Baru Lahir melalui pendekatan Mother-Baby Care (M.BC) di ruang
kebidanan BLUD RS H. M. Djafar Harun Kolaka Utara.
5.2 Saran
Diharapkan kegiatan Pendekatan Mother Baby Care bagi masyarakat
terkhususnya keluarga baru dapat dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga
keselamatan dan kesehatan BBL dapat semakin baik.
65
DAFTAR PUSTAKA
Ari,S. 2015, Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Jogjakarta. Andi Offset
Budiansyah. 2019. Peranan aparatur sipil negara (asn) mengenai Pemberantasan
tindak pidana korupsi menurut uu no. 5 tahun 2014 tentang aparatur sipil negara.
Jurnal Administrasi Negara, Universitas Sriwijaya.
Herawati, Kemandirian Ibu Nifas Primipara dan Perawatan Bayi Baru Lahir. J
Keperawatan Terap. 2015
Kemenkes RI, 2021, Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Etika Publik, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan II, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Komitmen Mutu, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan II, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Anti Korupsi, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan II, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
RSUD temanggung, 2018, Tentang Perawatan Metode Kanguru pada BBLR,
Undang – undang Republik Indonesia, nomor 5, Tahun 2014, Tentang Aparatur Sipil
Negara.
Vetty P, Perawatan Bayi Baru Lahir dengan Pendekatan Model Mother-Baby Care
(M.BC) Sebagai Inovasi dalam Upaya Memandirikan Ibu Nifas. J kebidanan
LAMPIRAN KEGIATAN 1
MELAKSANAKAN
KONSULTASI DENGAN
PIMPINAN/MENTOR
1. Tahapan Melaporkan Kegiatan Aktualisasi Kepada Pimpinan an. dr. Syarif Nur, M.Kes.,Sp.OG
selaku Direktur BLUD RS H. M. Djafar Harun Kab. Kolaka Utara sekaligus sebagai Mentor
dalam Kegiatan Aktualisasi ini. Dilaksanakan pada Hari Jumat, 24 September 2021.
2. Tahapan Meminta Arahan-arahan Pimpinan an. dr. Syarif Nur, M.Kes.,Sp.OG selaku Direktur
BLUD RS H. M. Djafar Harun Kab. Kolaka Utara sekaligus sebagai Mentor dalam Kegiatan
Aktualisasi ini. Dilaksanakan pada Hari Jumat, 24 September 2021.
3. Tahapan Meminta Persetujuan Kegiatan Kepada Pimpinan an. dr. Syarif Nur, M.Kes.,Sp.OG
selaku Direktur BLUD RS H. M. Djafar Harun Kab. Kolaka Utara sekaligus sebagai Mentor
dalam Kegiatan Aktualisasi ini. Dilaksanakan pada Hari Jumat, 24 September 2021.
ARAHAN PIMPINAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LAMPIRAN KEGIATAN 2
1. Tahapan Menyiapkan Undangan Rapat bersama Kepala Ruangan Kebidanan an. Nurlina, S.ST
dilaksanakan pada Hari Selasa, 28 September 2021.
2. Tahapan Menyiapkan Tempat Rapat dilaksanakan pada Hari Rabu, 29 September 2021.
3. Tahapan Melaksanakan Rapat Bersama dengan rekan Sejawat untuk Meminta dukungan
dilaksanakan pada Hari Rabu, 29 September 2021.
UNDANGAN RAPAT
DAFTAR HADIR RAPAT
NOTULEN RAPAT
SURAT PERNYATAAN DUKUNGAN
LAMPIRAN KEGIATAN 3
1. Tahapan Konsultasi Kepada Kepala Ruangan an. Nurlina, S.ST Terkait Bahan Materi Leaflet
perawatan Bayi Baru Lahir, dilaksanakan pada Hari Rabu, 29 September 2021.
2. Tahapan Membuat Desain Leaflet Perawatan Bayi Baru Lahir, dilaksanakan pada Hari Kamis, 01
Oktober 2021.
1. Tahapan Membuat Evaluasi Awal dan Akhir Untuk Mengetahui Pengetahuan Ibu Nifas
Primipara dalam Merawat BBL yang dilaksanakan pada Hari Senin, 04 Oktober 2021.
2. Tahapan Melakukan Evaluasi Awal Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Dalam Merawat Bayi
Baru Lahir.
LEMBAR EVALUASI AWAL
3. Tahapan Memberikan edukasi menggunakan Leaflet Mengenai Perawatan BBL
4. Tahapan Melakukan Peningkatan Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Melalui Pendekatan Mother
Baby Care (M.BC).
5. Tahapan Melakukan Evaluasi Akhir Pengetahuan Ibu Nifas primipara Setelah diberikan Edukasi
Perawatan Bayi Baru La hir.
LEMBAR EVALUASI AKHIR
LAMPIRAN KEGIATAN 5
3. Tahapan Mengumpulkan Hasil Evaluasi Awal dan Akhir Pengetahuan Ibu Nifas Primipara
dalam Merawat Bayi Baru Lahir yang Dilaksanakan Pada Hari Selasa, 19 Oktober 2021.
4. Tahapan Merekap Hasil Pelaksanaan Evaluasi Awal dan Akhir yang Dilaksanakan pada Hari
Selasa, 19 Oktober 2021.
5. Tahapan Melaporkan Hasil Kegiatan Aktualisasi Kepada Pimpinan/Mentor an. dr. Syarif Nur,
M.Kes., Sp. OG, yang Dilaksanakan pada Hari Kamis 21 Oktober 2021.
STRATEGI PEMBIMBINGAN OLEH MENTOR
STRATEGI PEMBIMBINGAN
Rincian Pelaksanaan Bimbingan
(Catatan Bimbingan Oleh Mentor)
Nama Peserta NURAINUN SALEHA NS, Amd.Keb
NDH 22
Angkatan XXI
Unit Kerja BLUD RS H. M. DJAFAR HARUN KOLAKA UTARA
Tempat Aktualisasi BLUD RS H. M. DJAFAR HARUN KOLAKA UTARA