Oleh:
LAILY RUBIYANTI, A.Md.RMIK
NIP: 19910924 202012 2 006
Mentor Pembimbing/Coach
Penguji
Ir. KAMSIAH,M.T
NIP 19630919 198910 2 001
Mengetahui
Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Surabaya
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami sebagai peserta latsar panjatkan kehadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat, dan hidayah-Nya laporan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi
Pelaporan Data Sensus Harian Pasien Rawat Inap Berbasis Google Spreadsheet Di
UPT Puskesmas Campurdarat Kabupaten Tulungagung”
dapat terselesaikan dengan baik. Laporan rancangan aktualisasi ini ditulis untuk
memenuhi persyaratan kelulusan BLANDED LEARNING pendidikan dan Pelatihan Dasar
Calon PNS Golongan II Angkatan IV di Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2021.
Tujuan penulisan laporan rancangan aktualisasi ini untuk memecahkan masalah
dan menerapkan sebagian nilai-nilai dasar ASN yang meliputi: Akuntabilitas , Etika Publik,
Komitmen Mutu.
Terselesaikannya laporan aktualisasi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,
sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat
penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan laporan aktualisasi ini hingga selesai, terutama kepada yang saya hormati:
1. Bpk. Maryoto birowo, Selaku Bupati Kabupaten Tulungagung
2. Ibu Ir.Komsiah M.T Selaku plt kepala BPSDM Kabupaten Tulungagung
3. Bapak Dr.H.Japar,M.Pd Selaku Kepala Balai Diklat Keagamaan Jawa
Timur
4. Bapak DR.H.Abdul Main,S.Ag.,S.S.M.Hum. selaku Coach Kegiatan Aktualisasi.
5. Bapak dr.Rio Ardona kepala UPT Puskesmas Campurdarat selaku Mentor
kegiatan Aktualisasi.
6. Bapak dan Ibu Widyaiswara yang telah memberikan waktu dan ilmu sehingga
kegiatan aktualisasi ini dapat disusun.
7. Seluruh rekan-rekan kerja di UPT Puskesmas Campurdarat Pemerintah
Kabupaten Tulungagung yang telah membantu dan memotivasi.
8. Keluarga yang telah memberikan dukungan serta motivasi dari awal hingga
selesainya penulisan laporan rancangan aktualisasi. Teman-teman Pelatihan
Dasar CPNS Golongan II Angkatan IV Tahun 2021 yang memberikan dukungan
dan motivasi untuk segera menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi ini.
9. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
aktualisasi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
iii
Penulis menyadari bahwa laporan rancangan aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan aktualisasi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang
telah membantu dan penulis berharap semoga laporan aktualisasi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia pelayanan publik.
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Aktualisasi nilai-nilai dasar ASN harus diterapkan pada unit kerja dalam
menjalankan tugas jabatan profesi ASN. Salah satu unit kerja tempat aktualisasi
tersebut adalah Puskesmas. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran
serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.Puskesmas merupakan unit
kerja penulis untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN khususnya di
Puskesmas Campurdarat Kabupaten Tulungagung.
Perekam medis dan informasi kesehatan di Puskesmas ini diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis. Dalam peraturan menteri kesehatan
tersebut disebutkan dalam melaksanakan pekerjaannya, ahli madya rekam medis
dan informasi kesehatan dalam melaksanakan pekerjaan rekam medis dan
informasi kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan mempunyai kewenangan
sebagai berikut:
1. Melaksanakan kegiatan pelayanan pasien dan manajemen dasar rekam medis
dan informasi kesehatan;
2. Melaksanakan evaluasi isi rekam medis;
3. Melaksanakan sistem klasifikasi klinis dan kodefikasi penyakit yang berkaitan
dengan kesehatan dan tindakan medis sesuai terminologi medis yang benar;
4. Melaksanakan indeks dengan cara mengumpulkan data penyakit, kematian,
tindakan, dokter yang dikelompokkan pada pada indeks;
5. Melaksanakan sistem pelaporan dalam bentuk informasi kegiatan pelayanan
kesehatan;
6. Merancang struktur isi dan standar data kesehatan, untuk pengelolaan
informasi kesehatan;
7. Melaksanakan evaluasi kelengkapan isi diagnosis dan tindakan sebagai
ketepatan pengkodean;
8. Melaksanakan pengumpulan, validasi dan verifikasi data sesuai ilmu
statistik rumah sakit;
9. Melakukan pencatatan dan pelaporan data surveilans;
2
10. Mengelola kelompok kerja dan manajemen unit kerja dan menjalankan
organisasi penyelenggara dan pemberi pelayan kesehatan;
11. Melaksanakan hubungan kerja sesuai dengan etik prosfesi; dan
12. Melakukan pengembangan diri terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan diatas, Pelayanan rekam medis
dan informasi kesehatan di Puskesmas salah satunya adalah melaksanakan
pengumpulan, validasi dan verifikasi data sesuai ilmu statistik rumah sakit. Metode
pengumpulan data disini antara lain dengan sensus harian pasien rawat inap.
Sensus harian rawat inap adalah kegiatan rutin yang dilakukan untuk
menghitung jumlah pasien yang dilayani di unit rawat inap (Garmelia, dkk, 2018).
Sensus harian rawat inap memuat informasi semua pasien masuk, pindahan,
dipindahkan, dan keluar baik dalam keadaan hidup maupun meninggal dunia
selama 24 jam mulai dari pukul 00.00 WIB s.d. 24.00 WIB setiap harinya. Informasi
yang diperoleh dari sensus harian rawat inap yaitu berupa data yang akan diolah
menjadi sebuah informasi yang dibutuhkan oleh rumah sakit (Hatta, 2010).
Kegunaan Sensus Harian Rawat Inap Menurut Budi (2011) kegunaan
sensus harian rawat inap antara lain: 1) Sebagai sarana untuk mengontrol jumlah
pasien yang masuk melalui tempat penerimaan pasien, pasien yang diterima
diruangan dan yang dilaporkan ke bagian rekam medis. 2) Sebagai sarana untuk
mengetahui dan mengontrol jumlah pasien pulang dari ruangan dan jumlah rekam
medis yang diterima oleh bagian rekam medis. 3) Sebagai sarana mengontrol
jumlah pasien yang dipindahkan keluar masuk antar ruangan dengan yang
dilaporkan pada bagian rekam medis. 4) Sebagai sarana untuk mengetahui jumlah
pasien lahir ataupun yang meninggal di suatu rumah sakit. 5) Sebagai sumber data
untuk sistem pelaporan rumah sakit. 6) Sebagai sarana ikut serta dalam hal
menentukan besarnya anggaran yang diperlukan oleh rumah sakit
Di puskesmas campurdarat pelaporan pasien masuk dan keluar ke bagian
rekam medis hanya menggunakan media whatsapp dan papan pasien diruangan
tanpa adanya bukti tertulis seperti sensus harian ini. Metode ini dirasa belum
optimal karen data yang dilaporkan ke bagian rekam medis belum lengkap, dan
rawan adanya pasien yang terlewat, karena pelaporan tidak dilakukan setiap saat
ketika ada perubahan pasien.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dalam habituasi ini penulis akan
mengaktualisasikan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, Anti Korupsi (ANEKA), Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of
3
Goverment dalam proposal rancangan akltualisasi yang nantinya akan di
implementasikan di tempat kerja yang berjudul: “Optimalisasi Penggunaan Data
Sensus Harian Pasien rawat Inap Berbasis Google Spreadsheet di UPT
Puskesmas Campurdarat Kabupaten Tulungagung”. Dengan adanya tugas
aktualisasi ini diharapkan tugas Perekam Medis di UPT Puskesmas Campurdarat
dapat dioptimalkan sehingga Visi,Misi dan Moto puskesmas dapat tercapai.
4
di Puskesmas Campurdarat
3. Manfaat masyarakat
Mendapat pelayanan yang prima
Terselenggaranya pelayanan yang maksimal
C. Ruang Lingkup
5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
a) Keadaan Geografis
1) Peta Wilayah
2) Luas Wilayah
6
3. Desa Gedangan
4. Desa Gamping
5. Desa Campurdarat
6. Desa Wates
7. Desa Pelem
8. Desa Pojok
9. Desa Tanggung
Adapun batas wilayah Kecamatan Campurdarat adalah sebagai
berikut
Batas Utara : Kecamatan Boyolangu
Batas Selatan : Kecamatan Besuki
Batas Barat : Kecamatan Pakel
Batas Timur : Kecamatan Kalidawir dan
KecamatanTanggunggunung
b) Kependudukan
Berdasarkan data profil UPT Puskesmas Campurdarat tahun 2020,
diketahui jumlah KK yang ada di wilayah Kecamatan Campurdarat
sebanyak 20.723 KK. Penduduk wilayah kerja UPT Puskesmas
Campurdarat tahun 2020 sejumlah 55.242 jiwa, yang terdiri dari laki-laki
sejumlah 27.060 jiwa dan perempuan sejumlah 28.182 jiwa.
7
S = Suportif
Adalah selalu memberikan dukungan baik secara fisik dan psikologis
untuk mencapai visi dan misi Puskesmas.
I = Inovatif
Adalah memiliki kemampuan bekerja mandiri dan memberikan ide serta
terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan dasar.
K = Komitmen
Adalah dalam melakukan pelayanan selalu berdasarkan peraturan
yang berlaku.
Dalam bekerja UPT Puskesmas Campurdarat memiliki motto
“Puskesmasku Bersemi, Pelayananku Sepenuh Hati” dan memberikan
janji layanan “Ketulusan Hati Modal Kami Melayani Anda.”
8
berikut :
a. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di
wilayah kerja.
b. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerja
2. Tugas Pokok Puskesmas Campurdarat
Tugas pokok Puskesmas adalah melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
a) Penyelenggaraan UKM Tingkat Pertama di wilayah kerjanya seperti :
Melaksanakan perencanaan bedasarkan analisa masalah kesehatan
masyarakat dan analisa kebruhan pelayanan yang diperlukan.
Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
Menggerakkan masyarakat unntuk mengidentidikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama.
Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat.
Melaksanakan peningkatan kompetensi sumberdaya manusia
puskesmas.
Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap ases, mutu
dan cakupan pelayanan kesehatan.
Memberikan rekomendasi terkati masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit
b) Penyelenggaraan UKP Tingkat Pertama di wilayah kerjanya seperti :
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara
komprehensif berkesinambungan dan bermutu.
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotifdan preventif.
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi
pada individu,keluarga, kelompok dan masyarakat.
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan
9
dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinasi dan
kerjasama inter dan antar profesi.
Melaksanakan rekam medis.
Melaksanana pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan
aksesPelayanan Kesehatan.
Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.
Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan.
3. Uraian Tugas Jabatan Perekam Medis
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 30 Tahun 2013 tentang Jabatan
Fungsional Perekam Medis Dan Angka Kreditnya dapat menjelaskan uraian tugas
perekam medis ahli pertama yang dijabat oleh penulis, sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan sebagai dasar pengambilan
keputusan baik internal maupun eksternal;
2. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial pasien
rawat inap dan menginformasikan ke ruang perawatan dalam rangka
pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama rawat
inap;
3. Menyiapkan rekam medis rawat inap serta meminta rekam medis rawat inap
ke petugas rekam medis bagian penyimpanan dalam rangka pelaksanaan
rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama rawat inap;
4. Membuat, menyimpan dan memutakhirkan Kartu Kendali (KK) dalam rangka
pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama rawat
inap;
5. Mengisi buku registrasi pendaftaran pasien rawat inap melalui
pencatatan/registrasi pasien;
6. Membuat dan memutakhirkan KIUP rawat inap melalui pencatatan/registrasi
pasien;
7. Membuat dan memutakhirkan IUP rawat inap melalui pencatatan/registrasi
pasien;
8. Membuat indeks penyakit, indeks tindakan medis dan indeks dokter pasien
rawat inap dalam rangka pelaksanaan rekam medis melalui pencatatan/
10
registrasi pasien;
9. Mengumpulkan data untuk penyusunan laporan cakupan pelayanan
pada sarana pelayanan kesehatan;
C. Deskripsi Isu/ Situasi Problematik Satker
Berdasarkan pengalaman penulis selama 8 bulan bekerja di UPT
Puskesmas Campurdarat sebagai perekam medis, terdapat beberapa isu yang perlu
diperhatikan dan dicarikan solusi pemecahannya. Secara garis besar, beberapa isu
masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Kurangnya Informasi Mengenai Alur Pendaftaran Peserta Vaksinasi Covid-
19 Di UPT Puskesmas Campurdarat
Penjabaran isu:
Kurangnya informasi masyarakat mengenai alur pendaftaran peserta
vaksinasi ini mengakibatkan banyaknya warga yang masih bingung tentang tata
cara mendapatkan nomor antrian vaksinasi di UPT Puskesmas campurdarat.
2. Belum Pernah dilakukan Proses Pemusnahan dan daftar pertelaan
dokumen rekam Medis
Penjabran isu:
Dokumen rekam medis pasien rawat jalan maupun rawat inap di UPT
Puskesmas Campurdarat Belum pernah dilakukannya pemusnahan berkas,
sehingga tempat penyimpanan berkas rekam medis di UPT puskesmas
campurdarat sudah penuh dan petugas kesusahan dalam pencarian berkas
rekam medis pasien
3. Belum adanya format sensus harian pasien rawat inap di ruang rawat inap
Penjabran isu
Belum adanya format sensus harian pasien rawat inap ini mengakibatkan
petugas ruang rawat inap kebingungan untuk melaporkan kepada petugas rekam
medis tentang item apa saja yang harus dilaporkan setiap saat, hal ini
mengakibatkan hasil akhir pada laporan pasien dirawat tidak tepat karena tidak
ada pencatatan yang dilakukan. Pelaporan pasien masuk, keluar dan dirawat
pada ruang rawat inap hanya melalui media whatsapp, hal ini mengakibatkan
data tidak semua tersampaikan secara real time, karena petugas tidak selalu
melaporkan adanya pergeseran pasien, petugas hanya melaporkan apabila
petugas rekam medis menanyakan kondisi pasien yang dirawat, terkadang
petugas hanya memfotokan papan pasien untuk dikirim ke petugas rekam medis.
11
4. Kurangnya Kesadaran peserta Vaksinasi Covid-19 terhadap Protokol
Kesehatan di UPT Puskesmas Campurdarat
Penjabaran isu:
Kurangnya kesadaran peserta vaksinasi terhadap protocol kesehatan ini
ditunjukkan dengan masih adanya perserta vaksin yang melepas masker
ataupun tidak memakai masker di lingkungan puskesmas dan masih banyak
pererta yang melepas masker ketika berbicara .
5. Belum Berjalannya pendaftaran online di UPT Puskesmas campurdarat
Penjabaran isu:
Sistem Pendaftaran pasien rawat jalan di Upt puskesmas campurdarat
bisa dilakukan secara online dengan menggunakan aplikasi SIPATIN (sistem
pendaftaran tanpa antri) tetapi antusias masyarakat menggunakan system ini
masih rendah, pasien lebih memilih mendaftarkan diri secara langsung ke loket
pendaftaran.
D. Analisis Isu
Keseluruhan isu tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode AKPK
(Aktual, Khalayak,Problematik, kelayakan) guna menentukan isu mana yang
dominan untuk dijadikan prioritas.
Adapun criteria penetapan indikator AKPK yaitu:
Aktual
1 pernah benar-benar terjadi
2 benar-benar sering terjadi
3 benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4 benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5 benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
Kekhalayakan
1 tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2 sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3 cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4 menyangkut hajat hidup orang banyak
5 sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik
1 masalah sederhana
2 masalah kurang kompleks
3 masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
4 masalah kompleks
12
5 masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Kelayakan
1 masuk akal
2 Realistis
3 cukup masuk akal dan realistis
4 masuk akal dan realistis
5 masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya
Tabel 2.1 Tabel Indikator AKPK
Campurdarat
Table 2.2 Tabel Pemecahan Isu Menggunakan Metode AKPL
13
4 : Penting
5 : Sangat penting
Seriousness :
1 : Akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 : Akibat yang ditimbulkan kurang serius
3 : Akibat yang ditimbulkan cukup serius
4 : Akibat yang ditimbulkan serius
5 : Akibat yang ditimbulkan sangat serius
Growth :
1 : Tidak berkembang
2 : Kurang berkembang
3 : Cukup berkembang
4 : Berkembang
5 : Sangat berkembang
No Isu U S G TOTAL
1 Belum adanya format sensus harian
pasien rawat inap di ruang rawat inap 5 5 4 14
2 Kurangnya informasi mengenai alur
pendaftaran peserta Vaksinasi di UPT 4 5 4 13
Puskesmas Campurdarat
3 Belum Berjalannya system
pendaftaran online di UPT 4 4 4 12
Puskesmas Campurdarat
Tabel 2.3 Tabel penetapan isu menggunakan metode USG
Pemilihan isu diambil dari hasil analisi USG dengan nilai tertinggi dan
berdasarkan hasil USG di atas didapatkan isu utama, yaitu belum adanya format
sensus harian rawat inap di ruang rawat inap. Kemudian penulis melakukan
analisis penyebab masalah menggunakan metode fish bone yaitu:
14
Gambar 2.3 Analisis Fish Bone
15
dilaporkan pada bagian rekam medis. 4) Sebagai sarana untuk mengetahui jumlah
pasien lahir ataupun yang meninggal di suatu rumah sakit. 5) Sebagai sumber data
untuk sistem pelaporan rumah sakit. 6) Sebagai sarana ikut serta dalam hal
menentukan besarnya anggaran yang diperlukan oleh rumah sakit
Di puskesmas campurdarat pelaporan pasien masuk dan keluar ke bagian
rekam medis hanya menggunakan media whatsapp dan papan pasien diruangan
tanpa adanya bukti tertulis seperti sensus harian ini. Metode ini dirasa belum
optimal karen data yang dilaporkan ke bagian rekam medis belum lengkap, dan
rawan adanya pasien yang terlewat, karena pelaporan tidak dilakukan setiap saat
ketika ada perubahan pasien.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dalam habituasi ini penulis
akan mengaktualisasikan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA), Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan
Whole of Goverment dalam proposal rancangan akltualisasi yang nantinya akan
di implementasikan di tempat kerja yang berjudul: “Optimalisasi Pelaporan Data
Sensus Harian Pasien Rawat Inap Berbasis Google Spreadsheet di UPT
Puskesmas Campurdarat Kabupaten Tulungagung”. Dengan adanya tugas
aktualisasi ini diharapkan tugas Perekam Medis di UPT Puskesmas Campurdarat
dapat dioptimalkan sehingga Visi,Misi dan Moto puskesmas campurdarat dapat
tercapai.
16
1).Kepemimpinan, 2).Transparan, 3).Integritas, 4).Tanggung Jawab,
5).Keadilan, 6).Kepercayaan, 7). Keseimbangan, 8) Kejelasan, 9).
Konsistensi.
b. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan
dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling
mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN, bahkan
tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang
lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
pegawai ASN memiliki orientasi berfikir yang mementingkan kepentingan
publik.
c. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik.Adapun nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang ASN yakni sebagai berikut;
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945
3) Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
17
pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdayaguna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
d. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean
governance) sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Berbagai
upaya telah dilakukan untuk mewujudkan keniscayaan tersebut, namun
dalam implementasinya masih belum sesuai harapan. Hal ini ditandai
dengan banyaknya keluhan masyarakat atas buruknya layanan aparatur
pemerintahan, misalnya:
1) Terkait dengan maraknya kasus korupsi, sebagai cerminan
penyelenggaraan pemerintahan yang tidak efisien;
2) Banyaknya program pembangunan sarana fisik yang terbengkalai,
sebagaicerminan ketidak-efektifan roda pemerintahan;
3) Kecenderungan pelaksanaan tugas yang lebih bersifat rule driven dan
sebatas menjalankan rutinitas kewajiban, sebagai cerminan tidak
adanya kreativitas untuk melahirkan inovasi; serta
4) Banyaknya program pembangunan sarana fisik yang terbengkalai,
sebagaicerminan ketidak-efektifan roda pemerintahan;
5) Kecenderungan pelaksanaan tugas yang lebih bersifat rule driven dan
sebatas menjalankan rutinitas kewajiban, sebagai cerminan tidak
adanya kreativitas untuk melahirkan inovasi; serta
6) Banyaknya program pembangunan sarana fisik yang terbengkalai,
sebagaicerminan ketidak-efektifan roda pemerintahan;
7) Kecenderungan pelaksanaan tugas yang lebih bersifat rule driven dan
sebatas menjalankan rutinitas kewajiban, sebagai cerminan tidak
adanya kreativitas untuk melahirkan inovasi; serta
8) Masih banyaknya keluhan masyarakat karena merasa tidak puas atas
mutu layanan aparatur, sebagai cerminan penyelenggaraan layanan
yang kurangbermutu
18
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya,
dan bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar
yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat
dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa
sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing
(competitors).
Oleh karena itu, organisasi dituntut untuk menetapkan perencanaan
mutu, termasuk membuat standar mutu (mulai dari mutu input, proses,
sampai hasil), yang akan menjadi pedoman dalam proses implementasi,
sampai ke pengawasan dan perbaikan mutu.
e. Anti Korupsi
Seringkali korupsi diartikan sama dengan mencuri. Memang benar
keduanya sama-sama mengambil sesuatu yang bukan haknya, namun
cakupan korupsi lebih tinggi levelnya daripada mencuri. Korupsi bisa
diartikan sebagai upaya penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan untuk
memperoleh suatu keuntungan pribadi/golongan secara melawan hukum
yang dapat merugikan keuangan negara. E.John emerch Edwards Dalberg
Acton menyatakan “The Power Tends To Corrupt, And Absolute Power
Corrupts Absolutely”, artinya bahwa kekuasaan bertendensi untuk korupsi,
kekuasaan yang mutlak menghasilkan korupsi yang mutlak. Dengan
demikian, korupsi erat kaitannya dengan system kekuasaan dan
pemerintahan di zaman dulu sampai zaman modern ini.
Menurut UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 Tentang
Pemberantasan Tipikor, kategori korupsi dibagi menjadi :
1) Kerugian Keuangan Negara
Unsur “dapat merugikan keuangan Negara” seharusnya diartikan
merugikan negara dalam arti langsung maupun tidak langsung. Artinya,
suatu tindakan otomatis dapat dianggap merugikan keuangan negara .
2) Suap-menyuap
Penyuapan (atau suap saja) adalah tindakan memberikan uang, barang
atau bentuk lain dari pembalasan dari pemberi suap kepada penerima
suap yang dilakukan untuk mengubah sikap penerima atas
kepentingan/minat si pemberi, walaupun sikap tersebut berlawanan
dengan penerima.
3) Penggelapan dalam Jabatan
19
Perilaku menggelapkan atau membantu orang lain menggelapkan uang
atau surat berharga milik negara sehingga menguntungkan dirinya atau
orang lain. Bentuk lain dari penyalahgunaan jabatan adalah pemalsuan
dokumen maupun buku untuk pemeriksaan administrasi sehingga sang
pelaku memperoleh keuntungan untuk dirinya maupun orang lain.
4) Pemerasan
Pemerasan diartikan sebagai memaksa orang menyerahkan barang
atau uang dan sebagainya dengan ancaman, antara lain membuka
rahasia yangdapat memburukkan namanya di muka umum.
5) Perbuatan Curang
Kecurangan adalah perbuatan yang sengaja dilakukan untuk
menguntungkan satu pihak (perorangan, perusahaan, institusi) secara
tidak adil atau melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian di pihak
lain.
6) Benturan Kepentingan dalam Keadaan
Benturan kepentingan tersebut, juga dikenal sebagai conflict of interest.
Benturan kepentingan ini terkait dengan jabatan atau kedudukan
seseorang yang di satu sisi ia dihadapkan pada peluang
menguntungkan dirinya sendiri,keluarganya, ataupun kroni-kroninya.
7) Gratifikasi
Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang,
rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun
di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik.
2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
a. Pelayanan Publik
Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
pelayanan publik merupakan semua kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah. Unsur-unsur yang harus
terpenuhi dalam pelayanan publik antara lain, penyelenggara yang
akuntabel, kepuasan konsumen dan konsumen atau penerima layanan.
Pelayanan pada masyarakat dimasa datang itu hendaknya: makin lama
makin baik (better), makin lama makin cepat (faster), makin lama makin
diperbaharui (newer), makin lama makin murah (cheaper), dan makin
20
lama makin sederhana (moresimple).
Seorang PNS harus arif dan bijaksana di dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. PNS harus memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai pentingnya tanda pengenal, dan di dalam proses
pembuatannya PNS juga harus memberikan pelayanan yang baik tanpa
mempersulit masyarakat.
b. Manajemen ASN
Manajemen ASN hakikatnya merupakan pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme. Penekanan manajemen ASN lebih kepada pengaturan profesi
pegawai diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
negara yang unggul sesuai dengan kebutuhan zaman.
Keberadaan ASN dalam perkembangannya selama ini dirasa
belum cukup mampu untuk menciptakan birokrasi yang profesional.
Dalam rangka untuk profesionalisme birokrasi maka konsep yang
terkandung dalam payung hukum ASN harus jelas. Merujuk pada UU
No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara berdasarkan jenisnya,
pegawai ASN terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
Pengelolaan pegawai ASN penting dilakukan untuk memberikan
motivasi serta meningkatkan produktivitas dalam menjalankan tugasnya
sehingga mampu berkontribusi pada pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi. Guna mendapatkan profil pegawai yang produktif, efektif dan
efisien diperlukan suatu sistem pengelolaan SDM yang mampu memberikan
jaminan keamanan dan kenyamanan bagi individu yang bekerja di dalamnya.
Suatu sistem yang efisien, efektif, adil, transparan serta bebasdari kepentingan
politik/individu/kelompok tertentu.
Sistem merit yang menekankan pada objektivitas dalam
pengelolaan ASN menjadi suatu pilihan logis bagi berbagai organisasi
dalam mengelola SDM. Menggunakan sistem merit berarti menjadikan
kualifikasi, kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan pegawai
sebagai acuan. Sistem merit merupakan fondasi untuk memiliki pegawai
yang berkompeten dan menciptakan kebahagiaan di tengah-tengah
organisasi sebab mereka memiliki kepercayaan diterapkannya keadilan
21
dalam organisasi.
c. Whole of Government
Whole of Government didefinisikan sebagai “Suatu model
pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk
mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena
berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
Whole of Government (WoG) adalah model pendekatan integratif
fungsional satu atap yang dewasa ini menjadi opsi alternatif dalam
menyelesaikan masalah-masalah rumit. Praktek WoG dalam pelayanan
publik dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan
pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang dikenalI dapat didekati
oleh pendekatan WoG sebagai berikut:
1). Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik yang
menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan
warga masyarakat.
2). Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti
pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan dan lain-
lain.
3). Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis
barang yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti jalan, jembatan,
perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan lain-lain
4). Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman dan
peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang
mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat
22
G. Matrix Rancangan
Unit kerja : UPT Puskesmas Campurdarat
Identifikasi Isu :
1. Kurangnya Informasi Mengenai Alur Pendaftaran
Peserta Vaksinasi Covid-19 Di UPT Puskesmas
Campurdarat
2. Belum Pernah dilakukan Proses Pemusnahan dan
daftar pertelaan dokumen rekam Medis
3. Belum adanya format sensus harian pasien rawat
inap di ruang rawat inap
4. Kurangnya Kesadaran peserta Vaksinasi Covid-19
terhadap Protokol Kesehatan di UPT Puskesmas
Campurdarat
5. Belum Berjalannya pendaftaran online di UPT
Puskesmas campurdarat
Isu yang diangkat : “ Belum adanya format sensus harian pasien rawat
inap di ruang rawat inap”
Gagasan pemecahan isu : “Optimalisasi Pelaporan Data Sensus Harian Rawat
Inap Berbasis Google Spreadsheet di UPT
Puskesmas Campurdarat Kabupaten Tulungagung”
23
Table 2.4 Matriks Rancangan Aktualisasi
Keterkaitan Substansi Penguatan
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/ Hasil Mata Pelatihan (Nilai- Konstribusi Nilai Time
nilai dasar ASN) terhadap Visi Misi Organisasi Schedule
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Melakukan 1. Menghubungi 1. Terlaksanan a. Akuntabilitas : Kegiatan ini Inovatif Minggu ke
konsultasi mentor untuk ya konsultasi Tanggung jawab selaran dengan (memberika 1 bulan
dengan mentor menyepakati dengan Menyampaikan visi puskesmas n ide baru) Oktober
tentang waktu mentor rancangan sesuai campurdarat yaitu
aktualisasi konsultasi 2. Terjadi keadaan “ meningkatkan
yang diangkat 2. Memaparkan isu kesepakatan sebenarnya akses mutu
dan judul yang akan kegiatan yang b. Nasionalisme : pelayanan
aktualisasi diangkat akan dilakukan hormat kesehatan”
yang akan 3. Memaparkan menghormati
diambil gagasan Saling
terkait isu menghormati,
yang diangkat musyawarah,
4. Memaparkan mufakat,
kegiatan kekeluargaan
yangakan c. Etika Publik :
dilaksanakan sopan, santun,
5. Meminta komunikatif,
saran, kerjasama.
masukan dan d. Komitmen mutu :
persetujuan orientasi mutu
mertor terkait efektif
kegiatan e. Anti Korupsi :
aktualisasi tepat waktu
2 Membuat 1. Membuat sensus 1. Hasil Akuntabilitas : Kegiatan ini Inovatif Minggu ke
rancangan harian rawat ianap desain ( Tanggung jawab dan selaran dengan (memberika 2 dan 3
format sensus di google sensus kejelasan target ) visi puskesmas n ide baru) bulan
harian rawat spreadsheed harian campurdarat yaitu Oktober
inap di google 2. Mencari referensi rawat inap Komitmen Mutu : “ meningkatkan
spreadsheet sensus harian di google ( inovatif , kreatifitas )
akses mutu
rawat inap spreadshee pelayanan
t kesehatan”
3 Berkonsultasi 1. Meminta izin kepada - Notulen Akuntabilitas : Kegiatan ini Responsive Minggu 3
dengan user/ kepala ruangan koordinasi dan ( Tanggung jawab , selaran dengan dan edukatif bulan
bagian rawat rawat inap sosialisasi partisipasi dan visi puskesmas oktober
inap tentang isi 2. Berkonsultasi - Foto kejelasan target ) campurdarat yaitu
sensus tentang data yang dokumentasi “ meningkatkan
akan di isikan ke kegiatan Etika Publik : akses mutu
dalam format sensus ( Komunikatif ) pelayanan
harian rawat inap kesehatan”
3. Menanyakan kendala
tentang pendataan
pasen rawat inap
4 Melakukan 1. Memaparkan - Foto kegiatan Akuntabilitas : Kegiatan ini Kegiatan ini Minggu ke
sosialisasi dan penggunaan (Bertanggungjawab, selaran dengan berkonstrib 4 bulan
kordinasi sensus harian transparan ) visi puskesmas usi pada oktober
sensus harian rawat inap campurdarat yaitu nilai
rawat inap Etika Publik : “ meningkatkan Responsive
kepada ( Bertanggung akses mutu dan suportiv
petugas rawat Jawab, Disiplin,) pelayanan
inap kesehatan”
5 Melakukan 1) Melakukan Laporan monitoring Akuntabilitas : Kegiatan ini Kegiatan ini Minggu ke
evaluasi pengecekan dan evaluasi ( Bertanggungjawab, selaran dengan berkontribu 1 bulan
Monitoring dan terhadap tiap Kejelasan target ) visi puskesmas si terhadap November
evaluasi kegiatan yang campurdarat yaitu nilai edukatif
kegiatan dilakukan Komitmen Mutu : “ meningkatkan dan inovatif
aktualisasi 2) Menelaah ( Informasi yang akses mutu
giatan kekurangan atau benar dan jelas ) pelayanan
kendala selama kesehatan
kegiatan
implementasi
3) Menganalisis data
sebelum dan
sesudah kegiatan
aktualisasi
6 Menyusun 1) Mengumpulkan data - Laporan Akuntabilitas : Kegiatan ini Kegiatan ini Minggu ke
laporan dan bukti kegiatan (Bertanggungjawab, selaran dengan berkontribu 1 bulan
kegiatan pendukung laporan aktualisasi Transparan ) visi puskesmas si terhadap November
aktualisasi kegiatan aktualisasi campurdarat yaitu nilai edukatif
Anti Korupsi : “ meningkatkan dan inovatif
2) Menjabarkan ( Disiplin waktu ) akses mutu
kegiatan yang telah pelayanan
dilakukan dengan kesehatan
rapi.
3) Melaksanakan
konsultasi dengan
mentor mengenai
hasil aktualisasi
4) Menyusun dan
mencetak laporan
aktualisasi
H. Jadual Kegiatan
27
BAB III
PENUTUP
28
DAFTAR PUSTAKA
Menkumham, RI. 2014. UU No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta :
Kemkumham.
Negara, Lembaga Administrasi. 2017. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 24
Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan II. Indonesia.
Menpan RB, RI. 2013. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30
tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Perekam Medis dan Angka Kreditnya.
Jakarta: Kemenpan-RB.
PERLAN no. 1 tahun 2021 tentang LATSAR
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 96 Tahun 2012 Tentang Pelayanan
Publik
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 55 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Rekam Medis
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 2017 Tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Sudra, Rano Indradi, 2010. Statistik Rumah Sakit dari Sensus Pasien & Grafik Barber
Johnson Hingga Statistik Kematian & Otopsi. Jogjakarta : Graha Ilmu.
Sistem informasi Kesehatan II Statistik pelayanan kesehatan
Tim Karyawan Puskesmas Campurdarat 2020. Profil Puskesmas Campurdarat
KabupatenTulungagung. Tulungagung: Puskesmas Campurdarat.
Trihandini, Indang, 2008. Statistik Layanan Kesehatan di Rumah Sakit, dalam Hatta,
Gemala R editor, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatandi Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta : UI Press.
29