Anda di halaman 1dari 110

LAPORAN AKTULISASI NILAI NILAI

DASAR ASN (BerAKHLAK)

OPTIMALISASI KONSELING GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP MELALUI


MEDIA LEAFLET DAN BANNER DI RUANG RAWAT INAP BLUD RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KONAWE UTARA

Disusun oleh :

Nama : HASRIYATI, S.Gz


NIP : 198905032020122010
NDH : 17
Jabatan : Ahli Pertama Nutrisionis
Instansi : Pemerintahan Kab. Konawe Utara

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN CXXXIV


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
2022

1
2
3
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat,
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan aktualisasi
dengan judul “Optimalisasi Surveilans Infeksi Rumah Sakit (Nosocomial Infection) di BLUD
Rumah Sakit Kabupaten Konawe Utara” dengan baik.
Tujuan dari pembuatan rancangan ini adalah sebagai bagian dari tugas dalam pelaksanaan
Pelatihan dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Konawe Utara Golongan III angkatan CXXXIV
tahun 2022. Aktualisasi dan Habituasi secara substansi dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitas Aparatur Sipil Negara dengan sikap perilaku ASN dan nilai dasar ASN yang terdiri
dari: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif
(Ber-Akhlak) serta peran dan kedudukan ASN yang meliputi Manajemen ASN dan Smart ASN.
Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat terwujud karena bantuan dan dorongan dari
banyak pihak. Penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak DR. Ir. H. Ruksamin, ST.,M.si.,IPU.,ASEAN Eng selaku Bupati Konawe Utara yang
telah memberikan kesempatan untuk mengikuti Latihan Dasar CPNS Golongan III tahun
2022.
2. Ibu Dra. Yuni Nurmalawati, M.Si selaku Kepala BPSDM Provinsi Sulawesi Tenggara beserta
jajarannya selaku penyelenggara Latihan Dasar CPNS.
3. Bapak Mohamad Nur Sain, S.Sos.,MM selaku Kepala BKPSDM Kabupaten Konawe Utara
beserta jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Latihan Dasar CPNS
Golongan III.
4. Ibu Wa ode Iis Indriyani Salama G, SE. selaku penguji yang memberikan masukan, saran
serta motivasi.
5. Bapak Maryono Abdullah, SE selaku coach atas semua inspirasi, motivasi, masukan, saran
dan bimbingannya.
6. Ibu Titin Suriawati, AMK. selaku mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan, masukan,
saran dan bimbingan mulai dari laporan aktualisasi, proses aktualisasi dan habituasi dan
proses penyusunan laporan aktualisasi dan habituasi
7. Keluarga besar BLUD Rumah Sakit Kab. Konawe Utara atas dukungan dan kerjasamanya
terkhusus ruang instalasi Gizi.

4
8. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan memberikan
pengarahan terkait materi Ber-Akhlak untuk dapat diinternalisasikan dan diaktualisasikan
di instansi.
9. Seluruh Panitia dan Binsuh yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan Latihan Dasar
CPNS.
10. Seluruh peserta Latsar CPNS Kabupaten Konawe Utara Golongan III Angkatan CXXXIII
dan CXXXIV tahun 2022.
11. Orang tua dan saudara yang selalu mendukung dan mendoakan sepenuh hati demi
terciptanya laporan hasil aktualisasi ini.
Penulis sadar bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penulis berharap masukan dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sehingga
rancangan laporan ini menjadi lebih baik dan dapat dijadikan acuan dalam penerapan dan
internalisasi nilai-nilai Ber-Akhlak dalam mengemban dan melaksanakan tugas pokok, fungsi
serta kewajiban sebagai ASN di instansi dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
semua pihak yang membutuhkan.

Kendari, Juni 2022

HASRIYATI, S.GZ

5
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………………………....iii
ABSTRAK…………………………………………………………………………………………...iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………….v
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...…vi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………….….vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………..….viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………………..….ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ....................................................................................................................1


1.2 Tujuan ................................................................................................................................ 4
1.3 Manfaat ...............................................................................................................................4
1.4 Ruang Lingkup …………....................................................................................................4
BAB II PROFIL INSTANSI DAN PROFIL PESERTA...........................................................5
2.1. Profil Instansi …………………............................................................................................ 5
2.2. Profil Peserta…………........................................................................................................ 13
2.3. Konsep dasar nilai, kedudukan dan peran asn .................................................................... 15
BAB III RINGKASAN RANCANGAN AKTUALISASI........................................................29

3.1. Identifikasi Penetapan Isu.......................................................................................................29


3.2. Gagasan Kreatif dan Pemecahan Isu ..................................................................................... 32
3.3. Deskripsi/ Penjelasan Kegiatan………………………………………………..…………….32
3.4. Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value Asn (BerAKHLAK)……………...…46
3.5. Estimasi Biaya……………………..………………………………………………………...46
3.6. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan…………………...….……………………………………….47
BAB IV. CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI……………………………… 48

4.1. Realisasi Kegiatan………………………………………………………………….48


4.2. Capaian Aktualisasi………………………………………………………………...50
4.3. Matriks Rekapitulasi Habituasi NND ASN (BerAKHLAK)……………………….66
4.4. Capaian Penyelesaian Core Isu……………………………………………………..67

6
4.5. Manfaat Terselesainya Core Isu……………………………………….……….…..67
4.6. Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi……………………………….…………68

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................................... 69

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………...69
B. Saran/ Rekomendasi……………………………………………………………………..71
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..……72

LAMPIRAN………………………………………………………………………………………….73

7
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Tempat Tidur BLUD Rumah Sakit Konawe Utara ................................ 10
Tabel 2. Jumlah Personil Berdasarkan Golongan s.d 31 Desember 2019 ........................ 12
Tabel 3. Jumlah Personil Berdasarkan Esselon s.d 31 Desember 2019............................ 12
Tabel 2.1.4.3 Jumlah Personil Berdasarkan Pendidikan s.d 31 Desember 2019 .............. 13
Tabel 2.1.4.5. Jumlah Unit Instalasi Gizi berdasarkan pendidikan 31 agustus 2021 ....... 13
Tabel 3.1.1. Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi ……………………………30
Tabel 2.1.8. Analisi penetapan isu prioritas menggunakan APKL ................................... 31
Tabel 3.4.1. Matrix Rencana Habituasi Core Value ASN……………………………….35
Tabel 3.4.2 Matrix Rencana Habituasi Core Value ASN ................................................ 38
Tabel 3.4.3 Matrix Rencana Habituasi Core Value ASN ................................................ 40
Tabel 3.4.4 Matrix Rencana Habituasi Core Value ASN………………………………..43
Tabel 3.4. Matrix Rencana Habituasi Core Value ASN…………………………………45
Tabel 3.5. Estimasi Biaya……………………………………………………………… 45
Tabel 3.6.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ....................................................................... 48
Tabel 4.1 Realisasi Kegiatan …………………………………………………………….49
Tabel 4.2.1 Capaian Aktualisasi………………………………………………………….51
Tabel 4.3.1 Matriks Rekapitulasi realisasi Habituasi NND ASN (BerAKHLAK)………67
Tabel 4.4.1 Capaian Penyelesaian Core Isu……………………………………………..68
Tabel 4.6.1 Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi…………………………………..69

8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sruktur Organisasi
Gambar 2. Melapor Kepada Pimpinan dan Mentor
Gambar 3. Meminta Arahan Pimpinan dan Mentor
Gambar 4. Meminta persetujuan Pimpinan dan Mentor
Gambar 5.Menyusun Formu;ir Konseling Gizi
Gambar 6. Mencetak Formulir Konseling Gizi
Gambar 7. Identifikasi Penyakit Dan Diet Pasien Dirawat Inap
Gambar 8. Konsultasi Media Yang Akan Digunakan
Gambar 9. Media Leaflet Dan Banner
Gambar 10. Alat dan Bahan Konseling Gizi
Gambar 11. Meminta Izin Kepala Ruangan Rawat Inap
Gambar 12. Kegiatan Konseling Gizi
Gambar 13. Laporan Hasil Monitoring
Gambar 14. Pelaporan Evaluasi Konseling Gizi Kepada Mentor

9
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Oleh Mentor
2. Lampiran 2. Bukti Pengendalian Pembelajaran Aktualisasi Oleh Coach
3. Lampiran 3. Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan dan Dokumentasi

10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara disebutkan
bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja
pada instansi pemerintah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan unsur utama sumber
daya manusia dari Aparatur Sipil Negara yang memiliki peranan penting dalam
menentukan keberhasilan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karena
itu diperlukan pegawai negeri sipil yang memiliki kompetensi, sikap dan perilaku yang
penuh kesetiaan dan ketaatan kepada negara, bermoral dan bermental baik, profesional,
bertanggung jawab sebagai pelayan publik, serta mampu menjadi perekat persatuan dan
kesatuan bangsa. Untuk dapat membentuk PNS dengan nilai-nilai tersebut, perlu
dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan
pelatihan jabatan Aparatur Sipil Negara (Pegawai Negeri Sipil), latsar adalah syarat bagi
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk diangkat menjadi Pegawai Sipil Negara dengan
tujuan untuk memberikan pengetahuan dalam pembentukan wawasan kebangsaan,
kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil, pengetahuan dasar tentang sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya supaya
mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan
pelatihan jabatan Aparatur Sipil Negara (Pegawai Negeri Sipil), latsar adalah syarat bagi
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk diangkat menjadi Pegawai Sipil Negara dengan
tujuan untuk memberikan pengetahuan dalam pembentukan wawasan kebangsaan,
kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil, pengetahuan dasar tentang sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya supaya
mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000, Latsar CPNS (Golongan I, II, dan III) bertujuan
untuk :
1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika Pegawai
Negeri Sipil (PNS) sesuai dengan kebutuhan instansi.

11
2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan
dan kesatuan bangsa.
3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan,
pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat.
4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas
pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.
Pegawai ASN berfungsi sebagai : 1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan publik;
dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa. Fungsi-fungsi ASN ini harus dilakukan dengan
penuh tanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Dalam
menjalankan fungsinya, seorang ASN harus selalu memegang teguh dan mengamalkan
nilai-nilai dasar Berakhlak yang meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaborasi . ASN juga mempunyai kedudukan peran yaitu : 1)
Smart ASN; 2) Manajemen ASN.
Latsar CPNS memiliki sedikitnya 10 jam Materi Pelatihan Dasar sebagai nilai
nilai dasar PNS yang terdiri atas dinamika kelompok, bela negara, wawasan kebangsaan,
manajemen aparatur sipil negara, smart ASN, analisis isu kontemporer, Ber AKHLAK
yang terdiri atas , Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif dan program kokurikuler: kerja bakti, senam kesegaran jasmani
(SKJ), pelatihan baris- berbaris, apel dan tata upacara sipil, dan ibadah.
Selanjutnya, diberikan tugas untuk menyusun rancangan aktualisasi guna
mengimplementasikan materi yang telah diberikan, sesuai dengan isu atau masalah yang
ada di instansi satuan kerja masing-masing peserta latsar. Adapun kurikulum yang
digunakan adalah 19 hari on campus dan 25 hari off campus. On campus adalah Latsar
yang diselenggarakan di pusat pelatihan instansi yang mengharuskan peserta Latsar CPNS
menginap di asrama yang telah disediakan dengan kegiatan kelas dan program kurikuler.
Sedangkan off campus adalah Latsar yang diselenggarakan di instansi satuan kerja (satker)
masing-masing peserta latsar. Adapun off campus merupakan bagian dari pelaksanaan
Aktualisasi yang akan diujikan/diseminarisasi kembali di pusat pelatihan instansi setelah
pelaksanaan aktualisasi.
Aktualisasi yang dilaksanakan berdasarkan salah satu isu yang diangkat dari
instansi satuan kerja yaitu BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Utara .
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna serta menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan,dan gawat darurat (Permenkes RI NOMOR 56/MENKES/PER/2015). Pelayanan gizi

12
di BLUD Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Konawe Utara belum optimal. Pelayanan
yang dilakukan oleh petugas sudah sesuai dengan standar PGRS, baik dari segi penentuan
penilaian satatus gizi, konseling gizi, pada pasien rawat inap belum terlalu optimal
dilaksanakan, Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelayanan gizi dirumah sakit belum
semaksimal sesuai dengan standar yang ada di pedoman pelayanan gizi rumah sakit. Dari
beberapa isu, diambil satu isu penting yaitu belum tercapainya pelayanan gizi yang optimal
pada pasien rawat inap di rumah sakit umum dareah kabupaten konawe utara. Sesuai
dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999, maka
pelayanan gizi Rumah Sakit (PGRS) adalah salah satu dari 20 pelayanan wajib RS.
Menurut buku Penuntun Konseling Gizi (PERSAGI, 2010) konseling gizi adalah suatu
bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu dan
keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya dan permasalahan yang
dihadapi. Setelah konseling, diharapkan individu dan keluarga mampu mengambil langkah
– langkah untuk mengatasi masalah gizi termasuk perubahan pola makan serta pemecahan
masalah terkait gizi ke arah kebiasaan hidup sehat. Tuntutan pasien dan masyarakat akan
mutu pelayanan gizi mengharuskan adanya perubahan pelayanan kearah yg lebih baik.
Untuk itu diperlukan penerapan pelayanan kesehatan dengan menerapkan nilai nilai dasar
ASN (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif).
Berdasarkan pengalaman selama menjadi Ahli Pertama Nutrisionis yang
berstatuskan menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di BLUD Rumah Sakit Konawe
utara selama 1 tahun, peserta melihat ada beberapa kejadian yang konsisten terjadi di
Ruang Rawat Inap seperti sering terjadinya lama rawat pasien yang bertambah itu
dikarenakan kurang nya pelaksanaan konseling gizi ke pasien rawat inap, pada bulan
januari tahun 2022 dari 83 jumlah kunjungan pasien rawat inap terdapat 10 pasien yang
terbagi atas 6 pasien Diabetes Melietus yang mengalami lama rawat dalam perawatan di
karenakan tidak optimalnya proses diet pasien sehingga mengakibatkan kadar gula darah
pasien meningkat, dan 4 pasien dengan diagnose hipertensi yang mengalami kenaikan
tekanan darah dikarenakan kurangnya tindakan konseling yang di lakukan oleh petugas
gizi BLUD rumah Sakit Konut, sedangkan pada bulan februari tahun 2022 dari 77 pasien
rawat inap terdapat 10 pasien yang mengalami pertambahan lama rawanya itu terbagi atas
pasien DM sebanyak 7 orang dan pasien Hipertensi sebanyak 3 orang penyebab terjadinya
peningkatan lama rawat pasien dikarenakan oleh belum optimalnya petugas gizi dalam
pelaksanaan konseling gizi ke pasien rawat inap.

13
Maka dengan alasan tersebut di atas penulis menyusun laporan rancangan
aktualisasi ini dengan judul “Optimalisasi Konseling Gizi Pada Pasien Melalui Media
Leaflet Dan Banner Di Ruang Rawat Inap BLUD Rumah Sakit Konawe Utara”.

1.2. Tujuan
a. Umum
Peserta mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN, Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompoten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif yang
disingkat (BerAKHLAK) ke dalam kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Petuga
Gizi. Serta peserta dapat ikut serta mewujudkan misi rumah sakit yaitu dengan
memberikan pelayanan yang berkualitas dan professional.
b. Khusus
Teroptimalisasinya Konseling Gizi Pada Pasien Rawat Inap Melalui Gizi Media
Leaflet Dan Banner Di Ruang Rawat Inap BLUD Rumah Sakit Konawe Utara
1.3. Manfaat
a. Bagi Untuk Penulis
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menerapkan nilai-nilai
dasar ASN pada pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai seorang Ahli Pertama
Nutrisionis.
b. Manfaat Untuk Organisasi
Menguatkan visi dan misi rumah sakit sehingga dapat memberikan pelayanan yang
bermutu bagi masyarakat.
c. Manfaat Untuk Masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan di BLUD Rumah Sakit Konawe
Utara.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup aktualisasi ini yaitu melaksanakan kegiatan kordinasi terlebih
dahulu dengan coach dan mentor, melaksanakan kegiatan pelayanan gizi sesuai jadwal
kegiatan, membuat media komunikatif dan informative tentang pelayanan gizi berupah
banner,leaflet, dan video visual. Mengoptimalkan Konseling Gizi Pada Pasien Rawat Inap
Melalui Gizi Media Leaflet Dan Banner Di Ruang Rawat Inap BLUD Rumah Sakit Konawe
Utara Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kegiatan aktualisasi akan dilakukan mulai tanggal 16 Mei 2022 sampai dengan 18
Juni 2022 bertempat di Ruang Rawat Inap BLUD Rumah Sakit Konawe Utara.

14
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PROFIL PESERTA

2.1 Profil Instansi


2.1.1 Kedudukan Organisasi
a. Sejarah BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Utara

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Utara berdiri tahun


2008, dan berganti nama menjadi BLUD Rumah Sakit Umum Kabupaten
Konawe Utara hingga saat ini. BLUD Rumah Sakit Umum Kabupaten Konawe
Utara terus berusaha memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dalam bentuk pelayanan Kesehatan prima.Program Pelayanan Kesehatan Prima
sebagai pelayanan kesehatan bermutu merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara maksimal oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Utara.
b. Letak Geografis
BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Utara, terletak
di Ibu Kota Kabupaten yaitu Wanggudu tepatnya di Desa Lahimbua Kecamatan
Andowia
 Sebelah Utara : Terminal Asera
 Sebelah Timur : Pegunungan
 Sebelah Selatan : Tanah Penduduk
 Sebelah Barat : Pemukiman Warga dan Jalan Raya

15
c. Lingkungan Fisik
BLUD Rumah Sakit Umum Kabupaten Konawe Utara berdiri di atas
tanah seluas ± 8000 m². Luas seluruh bangunan untuk sementara yang sudah
terbangun ± 2 Ha terdiri dari 2 (dua) unit Rawat Inap dan Rawat Jalan dan
sebagian gedung masih dalam tahap proses pembangunan.

d. Status
BLUD Rumah Sakit Umum Kabupaten Konawe Utara, yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2008, sejak tanggal 22 Oktober
2008 telah mendapat Izin Operasional Sementara dari Dinas Kesehatan Propinsi
SULTRA yang akan berlaku selama 2 tahun, dan pada tanggal 27 Juni 2016
berdasarkan Keputusan Bupati Konawe Utara Nomor 202 Tahun 2016 telah
mendaptkan izin operasional Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Konawe Utara Kelas D. Dengan demikian keberadaan
BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Utara dengan segala
sarana dan prasarana yang dimiliki dituntut untuk dapat berperan aktif dalam
upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat di Kabupaten Konawe Utara
e. Sarana Dan Prasarana
1) Bangunan fisik
BLUD Rumah Sakit Umum Kabupaten Konawe Utara memiliki
sarana dan prasarana yang terdiri dari bangunan fisik 11 (sebelas), yaitu :
gedung kantor 1 unit, gedung Instalasi Gawat Darurat 1 Unit, gedung Rawat
jalan 1 Unit, gedung Radiologi 1 Unit, gedung Laboratorium 1 Unit, gedung
Instalasi Gizi 1 Unit, gedung rawat inap 5 Unit dan yang lainnya sementara
dalam proses pembangunan.

2) Prasarana
• Listrik dari Mesin Genset tersedia 18 KVA
• Air yang digunakan di BLUD Rumah Sakit Umum Kabupaten Konawe
Utara berasal Dari Air perpipaan yang diperoleh dari air pegununggan.
• Pembuangan limbah :
- Untuk sampah biasa tersedia 1 tempat penampungan sementara yang
pembuangannya telah dipihak ketigakan dengan Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Konawe Utara.

16
- Untuk limbah medis, B3dari masing-masing ruangan, tersedia 1
Tempat penampungan sampah yang pembuangannya telah dipihak
ketigakan dengan PT. Mitra Hijau Asia.
- Untuk limbah cair telah disediakan Instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) yang telah memiliki izin berdasarkan keputusan Kepala Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Nomor 08 Tahun
2018 Pertanggal 30 Oktober 2018
3) Peralatan
❖ Peralatan Medis:
 Peralatan Medis Poliklinik Umum
 Peralatan Medis Poliklinik Gigi
 Peralatan Medis Kebidanan
 Kitchen
 Alat Kedokteran Umum
 Alat Kedokteran Gigi
 Alat Kesehatan, Kebidanan dan penyakit kandungan
 Peralatan MedisUGD
 Peralatan Fisioterafi
 Peralatan Radiologi
❖ Peralatan Non Medis
 Peralatan Dapur
 Ambulans
 Peralatan laundry
 Peralatan Clenning Servis
f. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di BLUD Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Konawe Utara adalah:
1) Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
 Poliklinik Umum
 Poliklinik Gigi dan Mulut
 Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
 Poliklinik Penyakit Dalam
 Poliklinik Bedah

17
 Poliklinik Anak
 Instalasi Gawat Darurat
2) Pelayanan Kesehatan Rawat Inap
 Kebidanan
 Perawatan Penyakit Dalam
 Perawatan Bedah
 Perawatan Anak
 Perawatan Bayi
 Perawatan Isolasi Covid 19
3) Pelayanan Penunjang Medik
 Laboratorium
 Instalasi Farmasi
 Fisioterafi
 Radiologi
 Gizi
4) Pelayanan Lain
 Binatu
 Ambulans
 Pengantaran jenazah.
5) Fasilitas Tempat Tidur
Berdasarkan hasil sensus harian BLUD Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Konawe Utara pada 31 Oktober 2019 jumlah tempat tidur
adalah 51 tempat tidur (Lihat Tabel 2.1).

18
Tabel 2.1.1
Jumlah Tempat Tidur BLUD Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Konawe Utara Tahun 2021
Kelas Perawatan 2019

Perawatan Kebidanan 9
Perawatan Penyakit 20
Dalam
Perawatan Bedah 7
Perawatan Anak 9
Perawatan Isolasi 3
Perawatan Bayi 4
HCU 2
JUMLAH 54

2.1.2 Visi Misi Organisasi

a. Visi BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Utara


Menjadi Rumah Sakit terbaik pilihan masyarakat Konawe Utara yang
berkomitmen penuh pada pelayanan yang professional dan tulus serta
berdedikasi pada keselamatan dan kesehatan pasien.

b. Misi BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten konawe Utara


1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang professional, berkualitas,
bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien
2) Senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien melalui
peningkatan dan pengembangan kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia dan sarana/ prasarana yang berkesinambungan
3) Terciptanya lingkungan kerja yang dinamis, sehat dan harmonis melalui
penyelenggaraan manajemen rumah sakit yang terpercaya dan transparan
disertai upaya peningkatan kesejahteraan karyawan/ pegawai rumah sakit

c. Nilai Organisasi
P = PROFESIONAL
T = TULUS
B = BERDEDIKASI

19
2.1.4 Struktur Organisasi

Gambar 1. Struktur organisasi

2.1.3. Tugas Pokok dan fungsi organisasi


a. Tugas BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Utara
Tugas yang diberikan kepada BLUD Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Konawe Utara didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten
Konawe Utara Nomor 09 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Konawe Utara. Selanjutnya mengenai
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja BLUD
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Utara diatur dalam peraturan
Bupati Konawe Utara Nomor 55 Tahun 2016 serta Keputusan Bupati Konawe
Utara Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja BLUD Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Konawe Utara.
b. Fungsi BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Utara
Dalam menyelenggarakan tugas tersebut diatas, BLUD Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Konawe Utara mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Kesehatan khususnya pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kesehatan khususnya di Rumah Sakit;

20
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan khususnya pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2.1.4. Data-Data Sumber Daya Unit Kerja
Sumber Daya Manusia pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Konawe Utara jumlah personil dapat di klasifikasikan berdasarkan golongan,
jabatan dan pendidikan sebagai berikut :
Tabel 2.1.2

Jumlah Personil Berdasarkan Golongan s.d 31 Desember 2021

No Golongan PNS CPNS Jumlah %


1 Gol I - - - 0%
2 Gol II 5 10 15 21,75 %
3 Gol III 37 15 52 75,36 %
4 Gol IV 2 - 2 21,89%
Jumlah 44 25 69 100%

Tabel 2.1.3
Jumlah Personil Berdasarkan Esselon s.d 31 Desember 2021
No Tingkat Esselon Jumlah
1 II b 0
2 III a 1
3 III b 0
4 IV a 4
Jumlah 5

21
Tabel 2.1.4

Jumlah Personil Berdasarkan Pendidikan s.d 31 Desember 2019

No Pendidikan Status Kepegawaian Jumlah %


PNS CPNS
1 SD - - - 0%
2 SMP - - - 0%
3 SMA 1 - 1 2,22%
4 D3 9 4 13 28,89%
5 S1 21 4 25 55,56%
6 S2 5 1 6 13,33%
Jumlah 36 9 45 100%

Tabel 2.1.5
Jumlah Personil Unit Instalasi Gizi Berdasarkan Pendidikan s.d 31 Agustus 2021

No Pendidikan Jumlah
1 S.1/ D IV 2
2 Sarjana Muda (D.III) 4
3 SMU/SMA/SLTA 8
Jumlah Total 14

22
2.2. Profil Peserta
Nama : Hasriyati, S.Gz
Nip : 198905032020122010
Pendidikan : Sarjana Ilmu Gizi
Jabatan : Ahli Pertama Nutrisionis
Unit Kerja : Pemerintah Kabupaten Konawe Utara
Tugas dan Fungsi Jabatan:
Keputusan menteri negara pendayagunaan aparatur negara No.
23/KEP/M.PAN/4/2001 tentang uraian tugas nutrisionis trampil adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis data gizi, makanan dan dietetik dan penunjangnya secara
deskriptif dalam rangka menyusun rencana lima tahunan;
2. Menganalisis data gizi, makanan dan dietetik dan penunjangnya secara
deskriptif dalam rangka menyusun rencana tahunan;
3. Menganalisis data gizi, makanan dan dietetik dan penunjangnya secara
deskriptif dalam rangka memnyusun rencana triwulan;
4. Menganalisis data gizi, makanan dan dietetik dan penunjangnya secara
deskriptif dalam rangka menyusun rencana bulanan;
5. Menganalisis data dalam rangka menyusun juklak/julmis di bidang gizi,
makanan dan dietetik;
6. Menganalisis data secara deskriptif dalam rangka menyusun pedoman gizi,
makanan dan dietetik;
7. Menganalisis data secara standar umum dalam rangka menyusun standar gizi,
makanan dan dietetik;
8. Menyusun rancangan standar gizi, makanan dan dietetik pada penyakit tanpa
komplikasi;
9. Menganalisis data dalam rangka menyusun kebutuhan gizi, makanan dan
dietetik individu;
10. Menganalisis uji coba studi kelayakan rancangan
juklak/juknis/pedoman/standar/ kebutuhan gizi, makanan dan dietetik;
11. Melaksanakan studi kelayakan rancangan
juklak/juknis/pedoman/standar/kebutuhan \makanan dan dietetik;
12. Menyusun laporan pelaksanaan studi kelayakan rancangan
juldaWjuknis/pedoman/standar/ kebutuhan gizi, makanan dan dietetik;

23
13. Menyusun proposal untuk menyusun instrumen pengamatan keadaan gizi,
makanan dan dietetik;
14. Melakukan uji coba instrumen pengamatan keadaan gizi, makanan dan dietetic.
15. Menganalisis data pengamatan keadaan gizi, makanan dan dietetik secara
deskriptif;
16. Mengumpulkan data tentang sumber daya untuk penanggulangan masalah di
bidang gizi, makanan dan dietetik;
17. Mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetik serta penunjangnya untuk
melaksanakan koordinasi kegiatan gizi, pemantauan dan penilaian
kegiatan gizi, pembinaan kegiatan perbaikan gizi, makanan dan dietetik
pada kegiatan kelompok sasaran tertentu, pencatatan dan pelaporan.
18. Melakukan pelatihan bagi pengelola institusi pelayanan di bidang gizi, makanan
dan dietetik;
19. Melakukan inventarisasi fisik bahan, materi, pangan, peralatan & sarana
pelayanan gizi setiap triwulan;
20. Melakukan pengukuran palpasi di unit atau wilayah kerja tahunan;
21. Mengumpulkan data deteksi dini kekurangan vitamin A di unit atau wilayah
kerja tahunan;
22. Mengumpulkan data prevalensi anemi gizi besi (AGB) di unit atau wilayah
kerja tahunan
23. Melakukan penilaian hasil pengumpulan data prevalensi anemi gizi besi;
24. Melakukan penilaian pemeriksaan penunjang meliputi laboratorium, klinik dll;
25. Melakukan konsultasi diet khusus dengan satu komplikasi;
26. Melakukan konsultasi diet KEP berat tanpa komplikasi;
27. Melakukan penyuluhan gizi/diet kelompok;
28. Melakukan pemeriksaan pada penyediaan makanan biasa;
29. Melakukan pemeriksaan pada penyediaan makanan khusus;
30. Melakukan pengawasan harian mutu makanan dan PMTmeliputi standar porsi,
standar bumbu, standar resep, standar menu, keamanan dan cita rasa;
31. Menyusun perencanaan diet sesuai penyakit dan preskripsi diet dengan 2 (dua)
komplikasi;
32. Melakukan penilaian diet klien dalam tim kerja pada kunjungan keliling;
33. Mengolah data penelitian terapan dalam bidang gizi dan dietetik;

24
34. Melakukan rujukan gizi sesuai kasus pelayanan gizi, makanan dan dietetik
terhadap penyakit tanpa komplikasi;
35. Melakukan rujukan tenaga dalam pelayanan gizi, makanan dan dietetik;
36. Memantau kegiatan pengukuran LILA, IMT, Palpasi, deteksi vitamin A
meliputi sasaran, perawatan gizi, standar gizi di tingkat desa dan kecamatan
secara tahunan;
37. Memantau penggunaan dana kegiatan pelayanan gizi, makanan dan dietetik di
RS atau institusi lain secara bulanan;
38. Memantau konsultasi diet khusus, standar khusus meliputi sasaran, macam dan
jumlah diet;
39. Memantau penyuluhan gizi khusus, individu, kelompok meliputi sasaran,
macam dan jumlah diet;
40. Mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan gizi terhadap pengukuran TB, BB, umur
pada akhir kegiatan secara analitik;
41. Mengevaluasi hasil kegiatan PMT di desa, kecamatan di tengah dan di akhir
kegiatan pada PMT anak sekolah;
42. Mengevaluasi hasil distribusi pelayanan gizi meliputi kapsul yodium, kapsul
vit.A, pil besi, obat gizi di desa, kecamatan di tengah dan diakhir kegiatan;
43. Mengevaluasi hasil penyuluhan gizi umum dan khusus meliputi sasaran, macam
dan jumlah di akhir kegiatan;
44. Melakukan evaluasi penggunaan dana kegiatan pelayanan gizi, makanan dan
dietetik di kecamatan di akhir kegiatan.

2.3. Konsep Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN


2.3.1. Konsep Nilai Dasar ASN
1. Berorientasi pelayanan
Berorientasi pelayanan adalah sikap dan perilaku kerja PNS dalam memberikan
pelayanan terbaik kepada yang dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan,
rekan sekerja, unit kerja terkait, dan/ atau instansi lain. Sebagai mana kita ketahui,
ASN sebagai suatu profesi berlandaskan pada prinsip berikut:
a. Nilai dasar.
Nilai dasar adalah kewajiban moral tertentu yang diharapkan dari ASN untuk
mewujudkan pelaksanaan tugas instansi atau unit kerjanya.

25
b. Kode etik dan kode perilaku.
Panduan kode etik dan kode perilaku para ASN dalam berorientasi pelayanan
yaitu:
1. Memahami kebutuhan masyarakat.
a. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
b. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak
c. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahliannya.
d. Mengahargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama.
2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.
a. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika.
b. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program
pemerintah.
c. Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna.
3. Melakukan perbaikan tiada henti.
a. Mempertanggung jawabkan Tindakan dan kinerjanya kepada public.
b. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
c. Komitmen, integeritas moral dan tanggung jawab pada pelayanan public.
d. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
e. Kualifikasi akademik.
f. Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas.
g. Profesionalitas jabatan.

2. Akuntabel
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya yaitu
menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan core values BerAKHLAK.
Perilaku tersebut yaitu:
a. Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin, dan berintegritas tinggi.
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien.
c. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegeritas tinggi.
Aspek – aspek akuntabilitas yaitu:

26
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan yaitu hubungan antara dua
individu/kelompok/ institusi dengan negara dan masyarakat.
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil adalah perilaku aparat pemerintah yang
bertanggung jawab, adil dan inovatif.
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan . laporan kinerja adalah perwujudan
dari akuntabilitas.
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi. Akuntabilitas yang menunjukan
tanggung jawab, dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi
tersebut dapat berupa penghargaan atau saksi.
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja. Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk
memperbaiki kinerja ASN dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/
unit organisasi sebagai suatu l;aporan kegiatan kepada atasanya. Nilai – nilai
akuntabilitas untuk membentuk sikap, dan perilaku bertanggung jawab atas
kepercayaan yang diberikan. Akuntabilitas public memiliki tiga fungsi utama yaitu
a. Menyediakan control demokratis (peran demokratis).
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
kosntitusional).
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas (peran belajar).
Akuntabilitas memiliki tingkatan yang berbeda yaitu :
a. Akunabilitas personal yang mengacu pada nilai yang ada pada diri seseorang,
seperti kejujuran, integeritas, moral dan etika. Pribadi yang kauntabel adalah yang
menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi dan bukan masalah.
b. Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan
kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan.
Pemberi kewenangan bertanggung jawab untuk memberikan arahan yang
memadai, bimbingan dan sumber daya serta menghilangkan hambatan kinerja,
sedangkan PNS sebagai aparatur negara yang bertanggung jawab untuk memenuhi
tanggung jawab.
c. Akuntabilitas kelompok yaitu kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas
Kerjasama kelompok.
d. Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai,
baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi/ institusi maupun
kinerja organisasi kepada Akuntabilitas stakeholder.

27
e. Akuntabilitas stakeholder adalah masyarakat umum, pengguna layanan, dan
pembayaran pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap
kinerjanya. Akuntabilitas stakeholder adalah tanggung jawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, tresponsif dan
bermartabat.
Panduan perilaku akuntabel yaitu
a. Akuntabilitas dan integeritas
Akuntabilitas dan integeritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak
menjadi landasan dasar dari sebuah administrasi sebuah negara.
b. Integeritas dan anti korupsi
Ingeritas bertindak secara konsistens antara apa yang dikatakan dengan tingkah
lakunya sesuai dengan nilai yang dianut. Integeritas dapat berperan dalam
pembenahan karakter dan moral bangsa yang menanmkan sikap anti korupsi
dinegeri ini. Nilai anti korupsi yaitu :
1. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat;
2. Kerja kerasmerupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari
suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara
materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
3. Beraniuntuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang
berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;
4. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung yang
mengatur;
5. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang
lain;
6. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
7. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita
kerjakan dalam bentuk apapun;
8. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap apa
yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
9. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun
perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.

28
c. Mekanisme akuntabilitas
Mekanisme akuntabilitas organisasi yaitu: System penilaian bekerja, System
akuntansi, System akreditas, System pengawasan
Mekanisme akuntabilitas mengandung dimensi yaitu
1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum
akuntabilitas hukum terkait dengan kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang diterapkan.
2. Akuntabilitas proses melalui pemberian pelayanan public yang cepat,
responsive dan murah.
3. Akuntabilitas program memberikan pertimbangan apakah tujuan yang
ditetapkan tercapai.
4. Akuntabilitas kebijakan terkait dengan tanggung jawab pemerintah atas
kebijakan yang diambil terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.
3. Kompeten
Panduan perilaku Kompeten yaitu:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
b. Membantu orang lain belajar.
c. Melaksanankan tugas dengan kualitas terbaik.

Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan
ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak
boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau
aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat subyektif.
Pembangunan Apartur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas
dunia (world class bureaucracy), yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan
publik yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien
Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam
menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik
tersebut meliputi: integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan
Bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship.
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang
spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Manajerial adalah

29
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur,
dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3)
Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi
dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan
kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap
pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan
Jabatan.
4. Harmonis
Panduan harmonis yaitu :
a. Menghargai setia orang apapun latar belakangnya.
b. Suka menolong orang lain.
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok
khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
ASN ada dua belas kode etik dan kode perilaku ASN itu, yaitu:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
Penerapan sikap perilaku yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis. Tidak hanya saja
berlaku untuk sesama ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders eksternal.
Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan: Toleransi, Empati, Keterbukaan terhadap
perbedaan.

30
5. Loyal
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara. Panduan perilaku yaitu :
a. Memegang teguh idiologi Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, NKRI serta Pemerintahan yang sah.
b. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara
c. Menjaga rahasia jabatan dan rahasia Negara.
Karateristik loyal yaitu: taat pada aturan, bekerja dengan integeritas, tanggung jawab
pada organisasi, kemauan untuk bekerja sama, rasa memiliki yang tinggi, hubungan antar
pribadi, kesukaan terhadap pekerjaan, keberanian mengutarakan ketidak setujuan,
menjadi teladan bagi pegawai lain.
Sikap dalam mengatur loyalotas ASN yaitu :Kedudukan dan peran ASN, Fungsi dan
tugas ASN , Kode etik dan kode perilaku ASN, Kewajiban ASN, Sumpah atau Janji ASN,
Disiplin ASN.
Kata kunci perilaku loyal yaitu:komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme,
pengabdian, Membangun sifat dan sikap loyal dan loyalitas yaitu
a. Dalam kontek umum yaitu untuk menciptakan dan membangun rasa setia ( loyal)
pegawai terhadap organisasi yaitu : Membangun rasa kecintaan dan memiliki ,
Meningktakan kesejahteraan , Memenuhi kebutuhan rohani, Memberikan kesempatan
peningkatan karir, Melakukan evaluasi secara berkala.
b. Memantapkan wawasan kebangsaan Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana
tercantum dalam Alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, diperlukan ASN yang professional, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, mampu menelenggrakan pelayanan public bagi
masyarakat, dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan panacasila dan UUD NRI Tahun 1945.
c. Meningkatkan nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan terhadap bangsa dan
tanah air Indonesia. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau

31
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Adapun Indikator nilai-nilai Nasionalisme, yaitu Religius, Hormat-
menghormati, integritas, Kerjasama, Tidak memaksakan kehendak, Jujur, Amanah,
peduli, Adil, Persamaan derajat, Tidak diskriminatif, Mencintai sesame manusia,
Tenggang rasa, santun, Membela kebenaran, Gotong royong, Rela berkorban, Cinta
tanah air, Memelihara ketertiban, Mengutamakan kepentingan umum, Disiplin,
Musyawarah, Kekeluargaan, Menghormati keputusan, Tanggung jawab,
Kekeluargaan, Tidak memaksakan kehendak, bijaksana, Kepentingan bersama,
Sosial, Menghormati hak orang lain, Hidup sederhana, Tolong menolong.
Sikap loyal ASN melalui aktualisasi bela negara yaitu: cinta tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara, keyakinan terhadap Pancasila sebagai dasar negara, rela
berkorban bagi bangsa dan negara, memiliki kemampian awal bela negara.
Sikap loyal dalam konteks organisasi pemerintah yaitu: komitmen pada sumpah
janji sebagai wujud loyalitas PNS, meningkatkan disiplin sebagai wujud loyalitas
PNS, pelaksanaan fungsi ASN sebagai wujud loyalitas PNS, aktualisasi Nilai-nilai
sebagai wujud loyalitas PNS.
6. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul.
Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan
keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan
(keinginan diri). Sejatinya tanpa beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak
dapat mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh perubahan lingkungan.
Sehingga kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi terjaminnya
keberlangsungan kehidupan.
Adaptif yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan serta menghadapi
perubahan, membangun kerja sama yang sinergis. Panduan perilaku adaptif :
a. Cepat menyesuaiakn diri mengahdapi masalah.
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas.
c. Bertindak proaktif.

32
Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku juga bagi individu dan organisasi
dalam menjalankan fungsinya. Dalam hal ini organisasi maupun individu menghadapi
permasalahan yang sama, yaitu perubahan lingkungan yang konstan, sehingga karakteristik
adaptif dibutuhkan, baik sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun individual.
Dalam KBBI diuraikan definisi adaptif adalah mudah menyesuaikan (diri) dengan keadaan.
Sedangkan dalam kamus Bahasa Inggris, seperti Cambridge menyebutkan bahwa adaptif
adalah “having an ability to change to suit changing conditions”, atau kemampuan untuk
berubah dalam sitauasi yang berubah. Sedangkan dalam Collins dictionary disebutkan
bahwa “adaptive means having the ability or tendency to adapt to different situations”1,
atau adaptif adalah kemampuan atau kecenderungan untuk menyesuaikan diri pada situasi
yang berbeda . Ini artinya bahwa sebagian besar kamus bahasa memberi penekanan dalam
pengertian adaptif pada hal kemampuan (ability) untuk menyesuaikan diri.
Soekanto (2009) memberikan beberapa batasan pengertian dari adaptasi, yakni:
1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.

2. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan

3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.


4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan

5. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem.


6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.
7. Kolaboratif
kolaboratif adalah membangun kerja sama yang sinergis. Implementasinya adalah
dengan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi. Kode etik
Kolaboratif yaitu :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk kontribusi.
b. Terbuka dalam berkerja sama untuk mengahsilkan nilai tambah.
c. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan Bersama.
Collaborative governance mencangkup kemitraan institusi pemerintah untuk
pelayanan public. Kriteria dalam membangun kolaborasi yaitu:
a. Forum yang diprakarsai oleh Lembaga atau lembahga public.
b. Peserta dalam forum termasuk actor nonstate
c. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya “

33
dikonsultasikan” oleh agensi public.
d. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif.
e. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsesus
f. Forum kolaborasi adalah kebijakan public untuk manajemen.
Whole-of-Government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-
urusan yang relevan.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan menyatukan seluruh
sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang dikenal yang
dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah:
a) Pelayanan yang bersifat adminisitratif,
b) Pelayanan barang,
c) Pelayanan regulatif,
Berdasarkan pola pelayanan publik, WoG dapat dibedakan dalam 5 (lima) macam
pola pelayanan.
a) Pola Pelayanan Teknis Fungsional,
b) Pelayanan Satu Atap
c) Pola Pelayanan Satu Pintu
d) Pola Pelayanan Terpusat
e) Pola Pelayanan Elektronik
Proses yang harus dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu:
a. Trus bulding : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra
kolaborasi
b. Face tor face dialogue: melakukan negosiasi dan baik bersungguh-
sungguh:
c. Komitmen terhadap proses: pengakian saling ketergantungan sharing
ownership dalam proses serta keterbukaan terkait keuntungan bersama.
d. Pemahaman Bersama berkaitan dengan kejelasan misi, defenisi, Bersama
terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai Bersama.
e. Menetapkan outcome anatara.

34
2.3.2. Kedudukan Dan Peran ASN

1. Smart ASN

a. Literasi Digital
Buckingham (2010) menambahkan bahwa literasi digital lebih dari sekadar
masalah fungsional belajar bagaimana menggunakan computer dan keyboard, atau
cara melakukan pencarian secara daring. Literasi digital juga mengacu pada
mengajukan pertanyaan tentang sumber informasI, kepentingan produsennya, dan
cara-cara di mana ia merepresentasikan realita di dunia; dan memahami bagaimana
perkembangan teknologi ini terkait dengan kekuatan sosial, politik dan ekonomi
yang lebih luas. Kominfo menjabarkan literasi digital ke dalam 4 kompetensi yaitu
kecakapan menggunakan media digital (digital skills), budaya menggunakan digital
(digital culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman
menggunakan media digital (digital safety).
b. Pilar Literasi Digital
1. Etika Bermedia Digital (Digital Ethics)
Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-
hari. Ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut pertimbangan
perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran), dan
nilai kebajikan. Baik itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, berpartisipasi,
berkolaborasi dan bertransaksi elektronik.
2. Cakap Bermedia Digital
Digital skills adalah kemampuan individu dalam mengetahui, memahami,
dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta system operasi
digital dalam kehidupan sehari-hari.
3. Aman Bermedia Digital
Kompetensi keamanan digital adalah kecakapan individual yang bersifat
formal dan bersentuhan dengan aspek hukum positif. Secara individual, terdapat
tiga area kecakapan keamanan digital yang wajib dimiliki oleh pengguna media
digital.

35
c. Implementasi Literasi Digital and Implikasi

1) Lanskap Digital
• Lanskap digital merupakan sebutan kolektif untuk jaringan sosial, surel, situs
daring, perangkat seluler, dan lain sebagainya.
• Fungsi perangkat keras dan perangkat lunak saling berkaitan sehingga tidak bisa
lepas satu sama lain. Kita tidak bisa mengakses dunia digital tanpa fungsi dari
keduanya.
2) Empat Dimensi Persiapan
● Akses terhadap internet. Aplikasi percakapan dan media sosial bagaimanapun
adalah platform digital yang membutuhkan internet agar bisa beroperasi.
● Syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi. Sangat penting untuk membaca syarat
dan ketentuan yang diberikan oleh aplikasi sebelum menekan tombol setuju
(Monggilo dkk., 2020)
● Membuat dan/atau membuka akun. Mendaftarkan akun membutuhkan data-data
pribadi, misalnya nama lengkap, nomor telepon, surel, dan lainnya. Proses inilah
yang harus diwaspadai, terutama bila data-data pribadi tersebut terhubung dengan
data bank maupun dompet digital.
● Metode akses. Umumnya dua metode dalam mengakses sebuah aplikasi, yaitu
melalui aplikasi mobile yang dipasang ke perangkat kita dan/atau browser.
3) Aplikasi Dompet Digital, Loka Pasar (marketplace), dan Transaksi Digital
● Dompet digital hadir sebagai upaya dalam mewujudkan metode pembayaran
nontunai untuk berbagai keperluan ataupun kebutuhan.
d. Nilai-Nilai dalam smart ASN
• Digital ethics
• Digital skill
• Digital culture
• Digital safety
• Partisipasi
• Kolaborasi

36
2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN berkedudukan
sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan
dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut: Pelaksana kebijakan.publik, Pelayan publik, serta Perekat
dan pemersatu bangsa.

Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku
yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan
birokrasi pemerintah.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas,
obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk
menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa
transparansi dan jangkauan penginformasian kepuasan masyarakat maupun jaminan
obyektifitasnya dalam pelaksanaa seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan
pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya Pasca
recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya
didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem
merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan
pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui

37
dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan
kinerja.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensisun dan hari tua, dan perlindungan Manajemen PPPK meliputi penetapan
kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan
kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja;
dan perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada
kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi
Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan
memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan,
rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pejabat Pembina Kepegawaian
dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak
pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat
jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya
sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan
Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun. Dalam pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan
proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri. Pegawai ASN dapat menjadi
pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara
diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.

38
BAB III
RINGKASAN RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Indentifikasi Penepatan Isu


Sebelum menetapkan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan
identifikasi dan penetapan isu. Isu-isu ditemukan dari hasil pengamatan penulis di tempat
kerja.yaitu kurang optimalnya konseling gizi pada pasien rawat inap diruang mendidoha.
Setelah menemukan isu-isu tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi isu tersebut terkait
kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan oleh penulis. Dari hasil identifikasi isu
tersebut akan menghasilkan isu yang layak diangkat dan dijadikan sebagai rancangan
aktualisasi. Identifikasi isu terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan dapat
dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 3.1.1.
Identifikasi Isu Berdasarkan tugas dan fungsi
NO Tugas dan Fungsi yang Isu teridentifikasi Deskripsi
belum optimal keterkaitan dengan
Agenda III

1 Rendahnya konseling Kurang optimalnya Manajemen ASN:


gizi pada pasien rawat konseling gizi pada dalam memberikan
inap ruang mendidoha pasien rawat inap pelayanan ASN harus
bersikap professional.

2 Belum optimalnya Kurangnya Asuhan Manajemen ASN:


asuhan gizi rawat inap gizi rawat inap ruang dalam memberikan
ruang mendidoha, di mendidoha penejelasan edukasi
BLUD Rumah Sakit pasien ASN harus
Konawe Utara bersikap professional

3 Rendahnya keaktifan Kurang aktifnya peran Manajemen ASN:


peran keluarga pasien keluarga pasien dalam Dalam memberikan
dan pasien dalam informasi edukasi pelayanan ASN harus
informasi edukasi terhadap kepatuhan professional
terhadap kepatuhan diet diet

39
3.1.1. Analisis Isu
Penulis memilih isu yang akan diangkat dalam aktualisasi ini, dilakukan pemilihan Isu
dianalisa dengan.
Tabel 3.1.1
Analisis penetapan isu prioritas menggunakan APKL
APKL
No Isu Utama Total Rangking
A P K L
1. Kurang optimalnya
Konseling gizi pada 5 5 4 5 19 1
pasien rawat inap
2. Belum optimalnya
asuhan gizi rawat inap 5 3 4 4 16 2

3. Rendahnya keaktifan
peran keluarga pasien
dan pasien dalam 5 5 4 4 18 3
informasi edukasi
terhadap kapatuhan diet

Keterangan :
APKL :
1) A = Aktual yaitu isu tersebut benar-benar terjadi
2) P = Problematik yaitu isu tersebut memiliki di mensi masalah yang kompleks
3) K = Kekhalayakan yaitu isu tersebut menyangkut hajat hidup banyak orang
4) L = Layak yaitu isi tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.

Skala nilai :
1) 1 = rendah pengaruhnya
2) 2 = kecil pengaruhnya
3) 3 = cukup pengaruhnya
4) 4 = tinggi pengaruhnya
5) 5 = sangat tinggi pengaruhnnya

40
Berdasarkan hasil analisis APKL pada table tersebut, di ketahui bahwa isu dengan skor
tertinggi yaitu “Rendahnya pemberian Konseling gizi pada pasien rawat inap ruang
mendidoha”.

Dalam menganalisis masalah, penulis menggunakan metode analisis pohon masalah,


seperti tampak pada gambar di bawah ini;

Lama Rawat Pasein Tingkat Kepuasan Dampak


Kematian
Bertambah Pasien Menurun

Kurang optimalnya Konseling gizi pada pasien


Isu
rawat inap

penyebab

Pemahaman keluarga pasien Redahnya kesadaran klien


Rendahnya tingkat
dan pasien kurang mengenai tentang pentingnya konsultasi
Pendidikan
diet penyakit oleh petugas gizi

solusi kreatif

Leavlet tentang diet Konseling gizi pada keluarga pasien


penyakit pasien dan pasien mengenai diet

41
3.2. Gagasan Kreaktif dan Pemecahan Isu
Gagasan kreatif untuk penyelesaian isu yang diangkat oleh Penulis, dengan merujuk
pada penyebabnya adalah “Optimalisasi Konseling Gizi Pada Pasien Melalui Media Leaflet Dan
Baner Diruang Rawat Inap Di Blud Rumah Sakit Umum Daerah Konawe Utara Provinsi Sulawesi
Tenggara” Adapun kegiatan aktualisasi yang bersumber dari inovasi sendiri meliputi:
a. Melakukan konsultasi kepada pimpinan dan mentor terkait kegiatan aktualisasi
b. Membuat formulir konseling gizi pasien rawat inap
c. Membuat media leaflet dan banner konseling gizi.
d. Melaksanakan Konseling gizi pada pasien.
e. Melakukan monitoring evaluasi konseling gizi pada pasien.
Adapun dampak yang dapat ditumbulkan kurang optimalnya pelayan gizi yaitu:
a. Lama rawat pasien
b. Kematiaan
c. Tingkat Kepuasan Pasien Menurun
3.3. Deskripsi/ penjelasan kegiatan
a. Nama : Hasriyati, S.Gz
b. Jabatan : Nurisionis Ahli Pertama
c. Unit Kerja : BLUD Rumah Sakit Konawe Utara
d. Identifikasi Isu :
1. Kurang optimalnya Konseling gizi pada pasien rawat inap
2. Belum optimalnya asuhan gizi rawat inap ruang mendidoha
3. Rendahnya keaktifan peran keluarga pasien dalam informasi edukasi terhadap kepatuhan
diet pasien.
e. Isu Yang Diangkat :

Kurang Optimalnya Konseling gizi pada pasien melalui media leaflet dan baner diruang
rawat inap Blud Rumah Sakit Konawe Utara.

f. Gagasan Pemecahan Isu :

Optimalisasi pelaksanaan konseling gizi pada pasien melalui media lefleat dan banner
diruang rawat inap Blud Rumah Sakit Konawe Utara.

42
Tabel 3.3.1 Konsultasi dengan Pimpinan dan Mentor

Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Penguatan Nilai

No Kegiatan Kegiatan Output/Hasil Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi


1 2 3 4 5 6 7
1 Konsultasi kepada 1. melapor Output a. Berorientasi Pelayanan: Dalam Kegiatan melakukan konsultasi Melakukan konsultasi
pimpinan/mentor kepada atasan Terlaksananya melaporkan rencana kegaiatan pada dan meminta persetujuan dengan mentor
tentang kegiatan dan mentor pelaporan mentor dan atasan saya akan bersikap pimpinan dalam rencana kegiatan menguatkan nilai
aktualisasi terkait kepada atasan sopan santun Dalam meningkatkan derajat Profesional dalam
kegiatan dan mentorb. Akuntabel: dalam melaporkan kesehatan masyarakat sesuai melakukan tugas dan
aktualisasi terkait kegiatan aktualisasi saya akan dengan visi yaitu Terwujudnya tanggung jawab dan
yang akan kegiatan memperTanggungjawabkan dan Rumah Sakit terbaik pilihan beretika dalam
dilakukan aktualisasi jujur. masyarakat Konawe Utara yang bertingkah laku serta
hasil berkomitmen penuh pada bersikap baik.
c. Loyal : Dalam Melaporkan rencana pelayanan yang professional dan
catatan hasil
kegiatan kepada mentor saya akan tulus serta berdedikasi pada
Konsultasi
bersikap menghormati segala keselamatan dan kesehatan
keputusan yang diberikan oleh pasien.
mentor
d. Adaptif: saya akan bertindak
proaktif melaporkan kegiatan
aktualisasi
e. Kolaboratif: saya akan melakukan
hubungan kerja sama dengan atasan
dan mentor.

43
2. Meminta arahan- Output a. Berorientasi Pelayanan: Dalam
arahan kepada meminta arahan kegiatan saya
atasan dan mentor - Tersedianya arahan- akan memperhatikan dengan
terkait pelaksanaan arahan atasan dan seksama dan berpartisipasi
aktualisasi mentor trekait
pelaksanaan b.Akuntabel: Dalam meminta
aktualisasi arahan kepada atasan dan mentor
Hasil saya akan bertanggung jawab
dokumentasi mengenai kegiatan aktualisasi.
c. Kompeten: Saya akan
Melaksanakan hasil dari
konsultasi rancangan kegiatan
aktualisasi.
d. Harmonis: Dalam meminta arahan
kegiatan saya akan bersikap hormat
dan sopan saat menghadap atasan
dan Mentor
e. Adaptif : Dalam melakukan
Konsultasi saya akan proaktif
melakukan arahan yang diberikan

3. Meminta - Mendapat surat a. Berorientasi Pelayanan:


persetujuan persetujuan mentor dalam meminta persetujuan saya akan bersikap
dari – Dokumentasi ramah, sopan terhadap atasan
direktur b. Akuntabel
atau mentor Dalam meminta persetujuan kegiatan
aktualisasi saya akan jujur dan bertanggung
jawab.
c. Kompeten : saya akan konsisten dalam
kegiatan aktualisasi dari awal hingga akhir
pelaksanaan.

44
d. Harmonis : dalam meminta persetujuan
kegiatan aktualisasi saya akan menerima
masukan yang diberikan pimpinan.
e. Adaptif: Dalam meminta persetujuan saya
akan bertindak proaktif
f. Kolaboratif : saya akan membangun kerja
sama antara pimpinan dan mentor untuk
melaksanakan kegiatan aktualisasi.
Hambatan Tidak adanya pimpinan/mentor di tempat

Rancana Antisipasi Mengatur ulang jadwal pertemuan

Dampak Hambatan Tidak adanya izin atau persetujuan yang diberikan dari pimpinan/mentor dalam melaksanakan kegiatan

45
Tabel 3.3.2. Membuat formulir konseling gizi pasien rawat inap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Visi- Penguatan Nilai

Pelatihan Misi Organisasi Organisasi


1 2 3 4 5 7 7

2. Membuat buku 1. menyusun kegiatan Output a. Berorientasi pelayanan: dalam Kegiatan ini mendukung Dengan
registrasi/formulir formulir konseling Adanya kegiatan Menyusun formulir konseling terwujudnya misi rumah terlaksananya
konseling gizi gizi pembuatan gizi saya akan cekatan sakit ke-1 yaitu kegiatan
pasien rawat inap formulir konseling b. Akuntabel: dalam Menyusun “Mewujudkan pelayanan pembuatan media
gizi formulir konseling gizi saya yang berkualitas dan maka membantu
Hasil akan bertanggung jawab dan terakreditasi dengan penguatan
dokumentasi jujur. mengutamakan keselamatan nilai – nilai dasar
c. Kompeten: dalam Menyusun pasien serta kepuasan yaitu akuntabel
kegiatan formulir jonseling saya pelanggan” sebagai tenaga
akan mampu mengefisienkan Nutrisionis dalam
waktu. pemberian layanan
d. Harmonis : Dalam Menyusun
kegiatan formulir konsling gizi
saya akan teliti.
e. Loyal: saya tidak akan
memaksakan kehendak dalam
menyusun formulir.
f. Adaptif: dalam Menyusun
kegiatan formulir konseling gizi
saya akan bersikap aktif
mengumpulkan literatur.

46
2. mengusulkan Output a. Akuntabilitas : saya akan
formulir konseling Tersedianya menyampaikan dengan jujur dan
gizi kepada mentor saran dan arahan penuh tanggung jawab dengan
mengenai kejelasan dan kesesuian materi
kegiatan dalam formulir konseling gizi.
pembuatan b. Kompeten: saya akan mampu
formulir melakukan setiap rahan dari mentor.
konseling gizi c. Harmonis: saya akan lebih Efektif
Hasil dan efesien menerima perbaikan dari
dokumentasi mentor demi kepentingan Bersama
d. Kolaboratif: saya akan bertukar
pendapat dengan mentor dengan
mengenai formular konseling gizi.
3. mencetak Output a. Akuntabel: dalam mencetak formulir
formulir konseling Tersedianya konseling gizi saya akan bertanggung
gizi formulir jawab.
konseling gizi b. Kompeten: dalam mencetak formulir
konseling gizi saya akan teliti dan
Hasil
cermat.
dokumentasi c. Loyal: isi formulir tersebut harus
yang saya akan jujur sesuai
peraturan pgrs.

Lamanya dicetak
Hambatan
Rencana antisipasi Mencetak sendiri
Dampak hambatan Akan menghambat kegiatan aktualisasi

47
Tabel 3.3.3. “Membuat Media Informasi mengenai Leaflet, banner,”
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Visi- Penguatan Nilai

Pelatihan Misi Organisasi Organisasi


1 2 3 4 5 7 8

3. Membuat 1. identifikasi penyakit Output a. Berorientasi pelayanan: saya akan Kegiatan ini mendukung Dengan
media dan diet pasien di Tersedianya data mengidentifikasi diet pasien tanpa terwujudnya misi rumah terlaksananya
rawat inap sebagai informasi tentang membeda bedakan kondisi pasien. sakit ke-1 yaitu kegiatan pembuatan
(, leaflet, b. Akuntabel: Materi yang akan
banner) acuan pembuatan penyakit dan diet “Mewujudkan pelayanan media maka
leaflet pasien saya siapkan jelas serta dapat di yang berkualitas dan membantu
konseling gizi percaya sumbernya sesuai
Hasil terakreditasi dengan penguatan
dokumentasi penuntun diet. mengutamakan keselamatan nilai – nilai dasar
c. Kompeten: pasien serta kepuasan yaitu akuntabel
Dalam kegiatan mengidentifikasi pelanggan” sebagai tenaga
saya akan memanfaatkan waktu Nutrisionis dalam
seifisien mungkin. pemberian layanan
d. Loyal: saya tidak akan
memaksakan kehendak dalam
menyusun materi.
e. Adaptif: saya akan cermat dan
teliti ketika mengumpulkan Diet
pasien yang ingin di gunakan.
f. Kolaborasi:
Dalam mengidentifikasi saya
akan bekerja sama dengan tenaga
Kesehatan lain.

48
2 . Berkonsultasi Mendapat a. Berorientasi Pelayanan:
dengan mentor persetujuan dari Dalam meminta persetujuan saya
terkait media yang mentor terkait akan bersikap ramah
akan di gunakan media yang akan b. Akuntabilitas : kepercayaan mentor
di gunakan terhadap media informasi yang akan
saya gunakan dapat memberikan
perubahan.
c. Harmonis: saya akan dapat Efektif dan
efesien menerima perbaikan dari
mentor demi kepentingan Bersama
d. Kolaboratif: saya akan bertukar
pendapat dengan mentor dengan
memperoleh mufakat
3. Membuat media Tersedianya a. Akuntabel:
leaflet, banner leaflet dan Dalam membuat dan menesain leaflet
banner dan banner saya akan bertanggung
jawab penuh.
b. Kompeten: leaflet dan Banner yang
akan saya buat dengan narasi yang
menarik dan mudah di pahami.
c. Harmonis :
Dalam membuat leaflet dan banner
saya tidak akan memaksakan
kehendak
d. Loyal: isi media tersebut harus yang
saya akan buat sesuai diet penyakit.
e. Adaptif : dalam pembuatan leaflet
dan banner saya akan berinovasi.
f. Kolaborasi :
Dalam pembuatan leaflet dan banner
saya akan mendesain dan
menggunkan internet dan penuntun
diet sebagai referensi.
Lamanya dicetak
Hambatan

49
Rencana antisipasi Mencetak sendiri
Dampak hambatan Akan menghambat kegiatan aktualisasi

Tabel 3.3.4.. Melakukan Konseling Gizi

Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Penguatan Nilai

No Kegiatan Kegiatan Output/Hasil Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi


1 2 3 4 5 6 7
4 Konseling 1. Mempersiapka - Form konseling a. Berorientasi Pelayanan: saya akan Dengan melakukanDengan terlaksananya
Gizi pada n alat dan media tercetak memberikan materi yg mudah konseling gizi berdasarkan kegiatan Konseling Gizi
pasien - Media (leaflet) dipahami dalam melakukan konseling nilai dasar BerAkhlak saya
pada pasien maka
konseling gizi pada pasien
konseling telah siap akan mendukung membantu penguatan nilai –
- dokumentasi b. Akuntabel: saya akan terwujudnya misi BLUD nilai dasar yaitu jujur
menyiapkan materi konseling RSUD no.3 dalam pelaksanaan
dengan jelas dan pemberian konseling gizi,
Tanggungjawab. “ Terciptanya lingkungan
empati dengan kondisi
c. Harmonis: saya akan melakukan kerja yang dinamis, sehatpasien sehingga
kegiatan konseling dengan luwes dan harmonis melaluimenciptakan kenyaman dan
dan empati penyelenggaraan
pelayanan yang baik untuk
d. Loyal: saya akan memperlakukan manajemen rumah sakitpasien, akuntabel dalam
pasien tanpa membeda bedakan yang terpercaya dan
pelaksanaan tugas pokok
agama (Ketuhanan). transparan disertai upaya
Nutrisionis.
e. Kolaborasi: saya akan bersifat peningkatan kesejahteraan
terbuka/ transparan mengenai karyawan/ pegawai rumah
konseling gizi pada pasien. sakit “

50
2. Meminta izin Output a. Berorientasi Pelayanan:
Kepada kepala - Adanya surat izin
Saya akan meminta persetujuan
ruangan rawat kepala ruangan rawat
inap kepala ruangan rawat inap dengan
inap terkait sopan dan santun.
Kegiatan Hasil
konseling Gizi - Foto b. Akuntabel :
dokumentasi
Dalam kegiatan meminta izin kepala
kegiatan
ruangan dalam melaksanakan
konseling gizi saya akan transparan
dalam memaparkan kegiatan saya
sehingga tersedia surat izin yg
diberikan kepal ruangan rawat inap
c. Kompeten:
Dalam kegiatan meminta izin kepala
ruangan rawat inap saya telah
mengefisienkan waktu sehingga
tidak mengganggu kegiatan kepala
ruangan.
d. Adaptif :
Dalam kegiatan meminta izin kepala
ruangan rawt inap saya akan bertidak
proaktif sehingga mendapat izin
dalam melakukan kegiatan konseling
gizi.
e. Kolaboratif :
Dalam meminta izin kepala ruangan
rawat inap saya akan bekerja sama
agar kegiatan konseling gizi terlaksana

51
3. Melakukan -Output a. Berorientasi Pelayanan: saya akan
- Terlaksananya melakukan kenseling gizi dengan
konseling gizi
konseling gizi penjelasan yang baik dan bisa
Hasil dimengerti pasien dan keluarga pasien
- Dokumentasi
b. Akuntabel : Saya akan bertanggung
jawab menyampaikan konseling harus
secara berdasarkan materi dalam
media.
c. Kompeten: saya akan mampu
Menjelaskan dengan tenang tanpa
memaksakan kehendak.
d. Harmonis: saya menyampaikan
denganramah dan sopan santun
kepada pasien dalam pelaksanaan
konseling.
e. Loyal : saya akan Jujur dalam
menyampaiakn informasi sesuai
penyakit pasien yang sebenarnya
f. Adaptif: saya akan Bersifat responsive
ketika pasien ataupun keluarga pasien
bertanya soal materi gizi.
g. Kolaborasi: saya akan berekrja sama
dengan keluarga pasien dalam konseling
gizi pasien
Hambatan Pasien dalam keadaan tidur
Rancangan Antisipasi Mencari waktu lain
Dampak Hambatan Waktu konsultasi menjadi terlambat

52
Tabel 3.3.5. Melakukan Monitoring Dan Evaluasi Konseling Gizi

Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Penguatan Nilai

No Kegiatan Kegiatan Output/Hasil Pelatihan Visi-Misi Organisasi


Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5 Melakukan 1. menyiapkan Output Akuntabel : Dengan melakukan Dengan terlaksananya
evaluasi lembar Tersedianya Dalam menyiapkan lembar evalusi evaluasi konseling gizi kegiatan evaluais konseling
konseling evaluasi lembar evaluasi saya akan melakukan dengan penuh pada pasien berdasarkan gizi pada pasien maka
gizi konseling gizi tanggung jawab. nilai dasar akuntabilitas, membantu penguatan nilai –
Hasil Kompeten: nasionalisme, etika public, nilai dasar yaitu jujur dalam
- Lembar Dalam menyiapkan lembar evaluasia komitmen mutu dan anti pelaksanaan tugas sebagai
evaluasi konseling konseling gizi saya akan cermat dan korupsi, saya akan Nutrisionis
gizi teliti. mendukung terwujudnya
- dokumentasi Harmonis : misi RSUD no.3
kegiatan Dalam menyiapkan lembar evalusi
konseling gizi saya akan jujur.
Adaptif:
Dalam menyiapkan lembar evaluasi
konseling gizi saya akan efektif.
Kolaboratif :
Dalam menyiapkan lembar evaluasi
konseling gizi saya akan bekerja sama
2.membuat Output Berorientasi pelayanan
laporan hasil - Adanya Saya akan membuat hasil laporan
evaluasi dan peningkatan evaluasi dengan jujur.
pre post tes pemahaman Akuntabel :
tentang diet yang Dalam membuat laporan hasil saya
diberikan sesuai akan bertanggung jawab

53
penyakit pasien harmonis :
dari hasil saya akan menghargai hasil dari
konseling gizi laporan evaluasi konseling gizi.
Hasil Kolaboratif :
- lembar evaluasi Saya akan bekerja sama dalam hasil
- Konseling laporan evaluasi konseling gizi.

3. Melakukan Output a. Berorientasi pelayanan: saya akan


pelaporan - Adanya Melaporkan pada pimpinan, setelah
evaluasi laporan hasil Saya menyampaikan laporan hasil
konseling gizi evaluasi evaluasi saya berharap dengan
Hasil hasil yang baik dari kegiatan
- dokumentasi aktualisasi ini bisa menjadi sebagai
Perbaikan Berkelanjutan dalam
pelayanan Gizi.
b. Akuntabel: Dalam Melaporkan
pada pimpinan, Saya
menyampaikan laporan hasil
evaluasi kepada pimpinan secara
terbuka, terperinci dan
Transparansi sesuai dengan hasil
yang didapatkan dari hasil evaluasi.
Dan menjelaskan sejauh mana
ketercapaian tujuan kegiatan
dilaksanakan aktualisasi ini.
c. Harmonis: Dalam Melaporkan
pada pimpinan, Saya akan
menerima dan Menghormati setiap
keputusan dari atasan terkait hasil
evalusi yang didapatkan. Apakah
akan dilakukan setiap kegiatan
aktualisasi ini secara

54
berkesinambungan taukan perlu
dilakukan perbaikan pada setiap
kegiatan.
d. Loyal :Dalam melakukan
pelaporan evaluasi konseling gizi
saya akan jujur.
Hambatan Proses analisis terlambat dilakukan
Rancangan Antisipasi Meminta petugas gizi lain untuk melakukan rekapan kuisioner
Dampak Hambatan Proses evaluasi akan terlambat dilakukan

Kendari 14 Mei 2022


Menyetujui Peserta
Coach

(MARYONO ABDULLAH, SE.) ( HASRIYATI, S. GZ )


NIP: 197880316200701 1 010 NIP: 19890503202012 2 010

55
3.4 Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core value ASN (BerAHKLAK)
Tabel 3.4.1
Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Core value ASN (BerAHKLAK)
NO Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah
Ke-1 Ke- Ke-3 Ke-4 Ke-5 Aktualisasi per
2 Mata Pelajaran
1 Berorientasi 3 3 3 2 1 12
pelayanan
2 Akuntabel 3 3 3 3 3 15
3 Kompeten 3 3 3 2 1 12
4 Harmonis 2 3 3 1 2 11
5 Loyal 2 3 3 1 2 11
6 Adaptif 3 2 2 1 1 9
7 Kolaborasi 3 2 1 3 1 10
Jumlah Aktualisasi per 19 39 38 13 11
kegiatan

3.5 Estimasi Biaya


Tabel 3.5.1
Estimasi Biaya

No Alat/ Bahan Satuan Harga (Rp) Jumlah

1. Kertas A4 80 gram 1 Rim 50.000 50.000

2. Tinta Hitam 1 Botol 90.000 90.000

3. Tinta Warna 1 Botol 120.000 120.000

4 Bensin 5 botol 10.000 50.000

5 Buku tulis 1 buah 5000 5.000

6 Percetakan Leaflet 10 pcs 10.000 100.000

7 Percetakan banner 1 pcs 130.000 130.000

8 Pulpen 3 buah 3.000 9.000

Total 540.000

56
3.6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 3.6.1
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Mei – Juni
1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Kegiatan Tahap Kegiatan 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Ket
S R K J S S R K J S S R K J S S R K J S S R K J S

Melapor pimpinan dan mentor terkait


kegiatan aktualisasi yang akan
Konsultasi kepada dilakukan
pimpinan/mentor
1. Meminta arahan terkait kegiatan
tentang kegiatan aktualisasi dan yang akan dilaksanakan
aktualisasi
Meminta persetujuan dari pimpinan
dan mentor
Menyusun formulir konseling gizi
Membuat formulir
2. konseling gizi Mengusulkan formulir konseling gizi
pasien rawat inap kepada mentor
Mencetak formulir konseling gizi

identifikasi penyakit dan diet


pasien di rawat inap sebagai acuan
3 Membuat media pembuatan leaflet
( leaflet, banner) Berkonsultasi dengan mentor
konseling gizi terkait media yang akan di gunakan
Membuat media leaflet, banner
Mempersiapkkan alat dan media
konseling gizi
Konseling Gizi Meminta izin Kepada kepala
4. pada pasien ruangan rawat inap terkait
Kegiatan konseling Gizi
Melakukan kegiatan konseling
(pre, post test)
menyiapkan lembar monitoring
Melakukan Membuat laporan hasil monitoring
monitoring dan dan pre post tes
5.
evaluasi Melakukan pelaporan evaluasi
konseling gizi konseling gizi kepada mentor

57
58
BAB IV
CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
4.1 Realisasi Kegiatan
Dalam proses aktualisasi tentunya peserta beraharap proses aktualisasi ini dapat berjalan
secara baik dan maksimal secara baik dan maksimal, akan tetapi dalam perjalanannya pastinya ada
beberapa kendala yang dihadapi oleh peserta latsar dan menurut peserta ini merupakan tantangan
yang harus bisa diselesaikan secara baik dilapangan. Namun peserta mampu melakukanupaya
antisipasi sehingga kegiatan aktualisasi ini dapat terlaksana dengan baik. kendala dan upaya
antisipasi selama aktualisasi dapat dilihat pada table 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1
Realisasi kegiatan

No Kegiatan Tahapan kegiatan Realisasi Keterangan

1 Melaksankan 1. Melapor kepada Sesuai


konsultasi pimpinan dan Rancangan
kepada mentor terkait (100%)
pimpinan dan kegiatan
mentor aktualisasi yang
akan dilakukan.

2. Meminta arahan- Perubahan: Perubahan terjadi


arahan pimpinan Jadwal pelaksanaan dikarenakan direktur
dan mentor 17 Mei 2022 sedang melaksanakan
terkait dilaksankan pada tugas yaitu
tanggal 17-18 mei melakukan persiapan
aktualisasi
2022 (100%) kedatangan wapres
dikecamatan Motui
3. Meminta surat Perubahan: Perubahan terjadi
persetujuan Jadwal pelaksanaan dikarenakan direktur
aktualisasi 17 Mei 2022 sedang melaksanakan
dilaksankan pada tugas yaitu
tanggal 17-18 mei melakukan persiapan
2022 (100%) kedatangan wapres
dikecamatan Motui
2 Membuat 1. Menyusun Sesuai
formulir/ formulir Rancangan
konseling gizi (100%)
konseling gizi
pasien rawat Sesuai
2. Mengusulkan
inap Rancangan
formulir
(100%)
konseling gizi
kepada mentor
3. Mengusulkan Sesuai
formulir Rancangan
(100%)
konseling gizi
kepada mentor
3 Membuat 1. Identifikasi Sesuai
media leafleat penyakit dan diet Rancangan
dan banner pasien dirawat (100%)
konseling gizi inap sebagai
acuan
pembuatan
leaflet
2. Berkonsultasi Sesuai
dengan mentor Rancangan
terkait media (100%)
yang akan
digunakan
3. Membuat media Sesuai
leafleat dan Rancangan
banner (100%)
5 Melakukan 1. Menyiapkan Sesuai
evaluasi lembar Rancangan
konseling Monitoring (100%)
gizi 2. Membuat laporan Sesuai
hasil monitoring Rancangan
dan pre post tes (100%)
3. Melakukan Sesuai
pelaporan Rancangan
evaluasi (100%)
konseling gizi
melapor kepada
mentor
4.2 Capaian Aktualisasi
4.2.1 Kegiatan 1
Konsultasi Kepada Pimpinan Dan Mentor Tentang Kegiatan Aktualisasi

Tahapan kegiatan : Melapor Pimpinan dan mentor terkait kegiatan


aktualisasi
Tanggal pelaksanaan : 17 Mei 2022
Output : Telah tersedianya bahan konsultasi

Dokumentasi (Proses Dan Output)

Gambar 4.1 Melapor Kepada Pimpinan dan Mentor

Keterkaitan Nilai- : Berorientasi Pelayanan:


Nilai Dasar Dalam melaporkan rencana kegiatan pada atasan/mentor
BerAKHLAK saya telah bersikap sopan dan santun
Akuntabel:
Menyampaikan rencana kegiatan kepada mentor saya
telah menerapkan nilai kejujuran dan tanggung jawab.
Loyal :
Menyampaikan rencana kegiatan kepada mentor saya
telah bersikap menghormati segala keputusan yang
diberikan oleh mentor.
Adaptif:
Saya telah bertindak proaktif dalam melaporkan kegiatan
aktualisasi saya dan telah disetujui.
Kolaboratif:
saya telah melakukan hubungan dan menjalin kerja sama
yang sinergis dengan atasan dan mentor sehingga
diberikan arahan dan persetujuan.

Tahapan 2 : Meminta arahan-arahan kepada pimpinan dan


mentor terkait pelaksanaan aktualisasi.
Waktu pelaksanaan : 18 Mei 2022
Output/ Hasil yang : Tersedianya arahan -arahan dari pimpinan
diharapkan danmentor
Dokumentasi (proses dan output)

Gambar 4.2 Meminta Arahan Pimpinan Dan Mentor

Keterkaitan Nilai- : Berorientasi pelayanan:


Nilai Dasar Dalam meminta arahan saya telah memperhatikan
BerAKHLAK dengan seksama dan telah berpartisipasi
Akuntabel :
Dalam meminta rahan kepada atasan dan mentor saya
telah bertanggung jawab dalam kegiatan aktualisasi.
Kompeten :
saya telah mampu melaksankan hasil dari kegiatan
aktualisasi.
Harmonis:
dalam meminta arahan saya telah bersikap hormat dan
sopan.
Adaptif:
Dalam melakukan konsultasi saya telah proaktif dalam
melakukan arahan yang diberikan atasan dan mentor.
Tahapan 3 : Meminta persetujuan dari pimpinan dan mentor
Waktu pelaksanaan : 19 Mei 2022
Output/ Hasil yang : Mendapatkan surat persetujuan pimpinan dan
diharapkan mentor
Dokumentasi (Proses Dan Output)

Gambar 4.3 Meminta Persetujuan Pimpinan dan Mentor


Keterkaitan Nilai- : Berorientasi Pelayanan:
Nilai Dasar Dalam meminta persetujuan saya telah bersikap ramah,
BerAKHLAK sopan dan santun
Akuntabel:
Dalam meminta persetujuan saya telah jujur dan
bertanggung jawab.
Kompeten:
Saya telah konsisten dalam kegaiatan aktualisai dari awal
hingga akhir pelaksanaan.
Harmonis:
Dalam meminta persetujuan saya telah melakukan
masukan oleh atasan dan mentor.
Adaptif:
Dalam menita persetujuan saya telah proaktif.
Kolaboratif:
Saya telah membangun kerja sama dengan atasan dan
mentor dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi.

4.2.2 Kegiatan 2: Membuat Formulir Konseling Gizi Pasien Rawat Inap

Tahapan 1 : Menyusun formulir konseling gizi


Waktu pelaksanaan : 19 Mei 2022
Out Put / Hasil yang : Tersedianya formulir konseling gizi
diharapkan
Dokumentasi (proses dan output)

Gambar 4.4 Menyusun Formulir Konseling Gizi


Keterkaitan Nilai-Nilai : Berorientasi Pelayanan:
Dasar BerAkhlak dalam Menyusun formulir konseling gizi saya telah
cekatan
Akuntabel:
Dalam Menyusun formulir saya telah bertanggung jawab
dan jujur.
Kompeten :
dalam Menyusun formulir konseling saya Telah mampu
mengefisienkan waktu.
Harmonis :
Dalam Menyusun formulir konsling gizi saya telah teliti.
Adaptif :
dalam Menyusun formulir konseling gizi saya telah bersikap
aktif dalam mengumpulkan literatur.
Tahapan 2 : Mengusulkan rancangan formulir konseling gizi
kepada mentor.
Waktu pelaksanaan : 20 Mei 2022
Output / hasil yang : Tersedianya saran dan arahan-arahan mengenai
diharapkan formulir konseling gizi

Dokumentasi ( proses dan output)

Gambar 4.5 Mengusulkan Rancangan Formulir Konseling Gizi

Keterkaitan Nilai-Nilai : Akuntabilitas :


Dasar BerAkhlak Saya telah menyampaikan dengan jujur dan penuh
tanggung jawab dengan kejelasan dan kesesuian materi
formulir konseling gizi.
Kompeten:
saya telah mampu melakukan setiap rahan dari mentor.
Harmonis:
saya telah lebih Efektif dan efesien menerima perbaikan
dari mentor demi kepentingan Bersama
Loyal :
Saya telah menghormati arahan yang diberikan oleh
mentor terkait formulir konseling gizi.
Kolaboratif:
saya telah bertukar pendapat dengan mentor dengan
mengenai formular konseling gizi.

Tahapan 3 : Mencetak Formulir Konseling Gizi


Waktu pelaksanaan : 23 Mei 2022
Output/ Hasil yang : Tersedianya formulir konseling gizi
diharapkan

Dokumentasi (proses dan output)

Gambar 4.6 Mencetak Formulir Konseling Gizi

Keterkaitan Nilai-Nilai : Akuntabel:


Dasar BerAkhlak Dalam mencetak formulir konseling gizi saya Telah
bertanggung jawab.
Kompeten:
Dalam mencetak formulir konseling gizi saya telah teliti
dan cermat.
Loyal:
isi formulir tersebut harus yang saya telah jujur sesuai
peraturan pgrs.
4.2.3 Kegiatan 3 : Membuat media ( leaflet dan banner) konseling gizi

Tahapan 1 : Identifikasi penyakit dan diet pasien dirawat inap


sebagai acuan pembuatan leaflet
Waktu pelaksanaan : 24 Mei 2022
Out Put/ Hasil yang : Tersedianya data informasi tentang penyakit dan
diharapkan diet pasien.
Dokumen ( proses dan output)

Gambar 4.7 Identifikasi Penyakit Dan Diet Pasien Dirawat Inap

Keterkaitan Nilai-Nilai : Berorientasi pelayanan:


Dasar BerAkhlak Saya telah mengidentifikasi diet pasien tanpa
membedakan kondisi pasien.
Akuntabel:
Materi yang saya telah siapkan jelas serta dapat di percaya
sumbernya sesuai penuntun diet.
Kompeten:
Dalam kegiatan mengidentifikasi saya telah memanfaatkan
waktu seifisien mungkin.
Loyal:
saya tidak memaksakan kehendak dalam 57etika57n materi.
Adaptif:
saya telah cermat dan teliti 57etika mengumpulkan Diet
pasien yang ingin di gunakan.
Kolaborasi :
Dalam mengidentifikasi saya telah bekerja sama dengan
tenaga Kesehatan lain.

Tahapan 2 Berkonsultasi dengan mentor terkait media yang


akan digunakan
Waktu pelaksanaan 25 Mei 2022
Out Put/ Hasil yang Mendapat persetujuan dari mentor trekait media
diharapkan yang akan digunakan

Dokumen ( proses dan output)

Gambar 4.8 Konsultasi Media Yang Digunakan

Keterkaitan Nilai-Nilai Berorientasi Pelayanan:


Dasar BerAkhlak Dalam meminta persetujuan saya telah bersikap ramah
Akuntabilitas :
kepercayaan yang diberikan mentor terhadap media informasi
yang telah saya gunakan dapat memberikan perubahan.
Harmonis:
dalam menerima perbaika dari mentor saya telah efektif dan
efisien.
Kolaboratif:
saya telah bertukar pendapat dengan mentor dengan
memperoleh mufakat
Tahapan 3 Membuat media leaflet dan banner
Waktu pelaksanaan 27 Mei 2022- 31 Mei 2022
Out put/ Hasil yang Tersedianya leaflet dan banner
diharapkan
Dokumentasi ( proses dan output)

Gambar 4.9 Media Leaflet Dan Banner

Keterkaitan Nilai-Nilai Akuntabel:


Dasar BerAkhlak Dalam membuat dan menesain leaflet dan banner saya
telah bertanggung jawab penuh.
Kompeten:
leaflet dan Banner yang telah saya buat dengan narasi
yang menarik dan mudah di pahami.
Harmonis :
Dalam membuat leaflet dan banner saya tidak
memaksakan kehendak
Loyal: isi media tersebut harus yang saya telah membuat
sesuai diet penyakit.
Adaptif : dalam pembuatan leaflet dan banner saya telah
berinovasi.
Kolaborasi :
Dalam pembuatan leaflet dan banner saya telah
mendesain dan menggunkan internet dan buku penuntun
diet sebagai referensi.
4.2.4 Kegiatan 4 : Konseling Gizi Pada Pasien

Tahapan 1 : Mempersiapkan alat dan media konseling gizi


Waktu pelaksanaan : 2 Juni 2022

Out put/ Hasil yang : Tersedianya alat dan media konseling gizi
diharapkan
Dokumemntasi (proses dan output)
(Berat Badan) (meter untuk Tinggi lutut)

(Leaflet ) (daftar hadir pasien)

(Formulir Konseling) (Meter Digital Pengukur TB)

Gambar 4.10 Alat dan Bahan Konseling Gizi


Keterkaitan Nilai : Berorientasi Pelayanan:
Nilai Dasar BerAkhlak saya telah membuat dengan ikhlas tanpa tekanan agara
tercipta alat dan media yg berkualitas demi kepuasan
pasien.
Akuntabel :
Dalam kegiatan mempersiapkan alat dan media
konseling gizi saya telah bertanggung jawab.
Kompeten:
Dalam mempersiapakan alat dan media konseling gizi
saya telah mengefisienkan waktu
Loyal :
Dalam mempersiapkan alat dan media konseling gizi
saya telah mengutamakan kepentingan pasien.
Adaptif:
Saya telah bertindak proaktif dalam menyiapkan alat dan
media serta berinovasi dalam membuat dan kreatif.
Kolaboratif:
saya telah bekerja sama dengan mentor dan kepala
perwatan mendidoha dalam memberikan bantuan
dukungan pembuatan media yang kreatif.
Tahapan 2 Meminta izin kepada kepala ruangan rawat inap
terkait kegiatan konseling gizi
Waktu Pelaksanaan 2 Juni 2022
Outpu/ Hasil Yang Adanya surat persetujuan/ izin kepala ruangan
diharapkan

Dokumentasi ( proses dan output)

Gambar 4.11 Meminta Izin Kepala Ruangan Rawat Inap


Keterkaitan Nilai Berorientasi pelayanan:
Nilai Dasar BerAkhlak Saya akan meminta persetujuan kepala ruangan rawat inap
dengan sopan dan santun.
Akuntabel :
Dalam kegiatan meminta izin kepala ruangan dalam
melaksanakan konseling gizi saya telah transparan dalam
memaparkan kegiatan saya sehingga tersedia surat izin
yg diberikan kepal ruangan rawat inap.
Kompeten:
Dalam kegiatan meminta izin kepala ruangan rawat inap
saya telah mengefisienkan waktu sehingga tidak
mengganggu kegiatan kepala ruangan.
Adaptif :
Dalam kegiatan meminta izin kepala ruangan rawt inap
saya telah bertidak proaktif sehingga mendapat izin
dalam melakukan kegiatan konseling gizi.
Kolaboratif :
Dalam meminta izin kepala ruangan rawat inap saya telah
bekerja sama agar kegiatan konseling gizi terlaksana.
Tahapan 3 Melakukan kegiatan konseling gizi
Waktu pelaksanaan 2 juni s/d 7 juni 2022
Output/ Hasil Yang Terlaksananya konseling gizi
Diharapkan
Dokumentasi (proses dan output)

Gambar 4. 12 Kegiatan Konseling Gizi

Keterkaitan dengan Nilai Berorientasi Pelayanan:


Nilai Dasar Berakhlak saya telah melakukan kenseling gizi dengan penjelasan yang
baik dan bisa dimengerti pasien dan keluarga pasien
Akuntabel :
Saya telah bertanggung jawab menyampaikan konseling harus
secara berdasarkan materi dalam media.
Kompeten:
saya telah mampu Menjelaskan dengan tenang tanpa
memaksakan kehendak.
Harmonis:
Saya telah menyampaikan dengan ramah dan sopan
santun kepada pasien dalam pelaksanaan konseling.
Loyal:
Saya telah Jujur dalam menyampaiakn informasi sesuai
penyakit pasien yang sebenarnya
Adaptif:
saya telah Bersifat responsive ketika pasien ataupun
keluarga pasien bertanya soal materi gizi.
Kolaborasi:
saya telah berekrja sama dengan keluarga pasien dalam
konseling gizi pasien

4.2.5 Kegiatan 5: Melakukan Evaluasi Konseling Gizi

Tahapan 1 : Menyiapkan lembar Monitoring


Waktu pelaksanaan : 8 juni – 9 juni 2022
Output/ Hasil Yang : Tersedianya
Diharapkan
Dokumentasi (proses dan output)

Gambar 4.13 Menyiapkan lembar Evalusi

Keterkaitan dengan Nilai Nilai : Akuntabel :


Dasar Berakhlak Dalam menyiapkan lembar evalusi saya telah
melakukan dengan penuh tanggung jawab.
Kompeten:
Dalam menyiapkan lembar evaluasia konseling
gizi saya telah cermat dan teliti.
Harmonis :
Dalam menyiapkan lembar evalusi konseling gizi
saya telah jujur.
Adaptif:
Dalam menyiapkan lembar evaluasi konseling gizi
saya telah efektif.
Kolaboratif :
Dalam menyiapkan lembar evaluasi konseling gizi
saya telah bekerja sama .

Tahapan 2 Membuat laporan hasil evaluasi dan pre post


tes
Waktu pelaksanaan 9 juni -14 juni 2022
Output/ Hasil Yang Adanya peningkatan pemahaman tentang diet
Diharapkan yang diberikan sesuai penyakit pasien dari
hasil konseling gizi.
Dokumentasi (proses dan output)

Gambar 4.14 Laporan Hasil Monitoring

Keterkaitan dengan Nilai Nilai Berorientasi pelayanan


Dasar Berakhlak Saya telah membuat hasil laporan evaluasi dengan
jujur.
Akuntabel :
Dalam membuat laporan hasil saya telah
bertanggung jawab
harmonis :
saya telah menghargai hasil dari laporan evaluasi
konseling gizi.
Kolaboratif :
Saya telah bekerja sama dalam hasil laporan
evaluasi konseling gizi.

Tahapan 3 Melakukan pelaporan evaluasi konseling gizi


Waktu pelaksanaan 15 juni- 17 juni 2022
Output/ Hasil Yang Adanya laporan hasil evaluasi
Diharapkan
Dokumentasi (proses dan output)

Gambar 4.15 Pelaporan Evaluasi Konseling Gizi Kepada Mentor

Keterkaitan dengan Nilai Nilai Berorientasi pelayanan:


Dasar Berakhlak saya telah Melaporkan pada pimpinan, setelah
Saya menyampaikan laporan hasil evaluasi
saya berharap dengan hasil yang baik dari
kegiatan aktualisasi ini bisa menjadi sebagai
Perbaikan Berkelanjutan dalam pelayanan
Gizi.
Akuntabel:
Dalam Melaporkan pada pimpinan, Saya telah
menyampaikan laporan hasil evaluasi kepada
pimpinan secara terbuka, terperinci dan
Transparansi sesuai dengan hasil yang
didapatkan dari hasil evaluasi. Dan
menjelaskan sejauh mana ketercapaian tujuan
kegiatan dilaksanakan aktualisasi ini.
Harmonis:
Dalam Melaporkan pada pimpinan, Saya telah
menerima dan Menghormati setiap keputusan
dari atasan terkait hasil evalusi yang
didapatkan. Apakah akan dilakukan setiap
kegiatan aktualisasi ini secara
berkesinambungan taukan perlu dilakukan
perbaikan pada setiap kegiatan.
Loyal :Dalam melakukan pelaporan evaluasi
konseling gizi saya akan jujur.
4.3 . Matrik Rekapitulasi realisasi Habituasi Nilai-Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK)
Tabel 4.3.1
Matrik Rekapitulasi Realisasi Habituasi Nilai-Nilai Dasar (berAKHLAK)

NO Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah Aktualisasi


Ke 1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Per MP
RC RL RC RL RC RL RC RL RC RL RC RL
1 Berorientasi Pelayanan 3 3 1 1 2 2 3 3 2 2 11 11
2 Akuntabel 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 18 18
3 Kompeten 2 2 3 3 2 2 3 3 1 1 11 11
4 Harmonis 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 10 10
5 Loyal 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 8 8
6 Adaptif 3 3 2 2 2 2 3 3 1 1 11 11
7 Kolaboratif 2 2 1 1 3 3 3 3 2 2 11 11
LEMBAR KOMITMEN TINDAK LANJUT
AKTUALISASI DAN HABITUASI
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Hasriyati, S. Gz
NIP : 198905032020122010
Jabatan : Ahli Pertama Nutrisionis
Instansi : BLUD Rumah Sakit Konawe Utara
Adalah peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan CXXXIV Tahun 2022 berkomitmen
untuk menindak lanjuti aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK) sesuai kedudukan peran PNS
dalam NKRI.
Tabel Rencana Aksi “ Optimalisasi Konseling Gizi Diruang Rawat Inap Melalui Media Leaflet Dan
Banner di BLUD Rumah Sakit Konawe Utara”

No Rencana aksi/ Kegiatan Keterkaitan dengan Nilai Dasar Rencana Waktu


yang akan dilanjutkan BerAKHLAK dan Mata Pelatihan Pelaksanaan
Agenda III
1 Melakukan pencetakan Deskripsi Nilai-Nilai Dasar Dalam Setiap
formulir konseling gizi Pelaksanaan Kegiatan: Hari
lebih banyak a. Berorientasi Pelayanan:
Dalam melakukan penetakan formulir
penulis akan cekatan.
b. Akuntabel :
Penulis akan bertanggung jawab dalam
pencetakan formulir konseling gizi.
c. Kompeten:
Dalam melakukan pencetakan penulis
akan melakukan dengan baik
d. Harmonis:
Dalam pencetakan formulir saya akan
menolong pasien dalam konseling gizi.
e. Loyal:
Saya akan mendedikasikan waktu dalam
melakukan pencetakan formulir.
f. Adaptif:
Saya akan berinovasi dalam melakukan
pencetakan konseling gizi.
g. Kolaboratif:
Saya akan bekerja sama dalam
pencetakan mformulir konseling gizi

Kedudukan Peran ASN:


a. Manajemen ASN :
Dalam pencetakan formulir konseling
gizi penuh dengan keterbukaan sesama
petugas gizi
b. Smart ASN :
Penulis memanfaatkan dunia digital
dalam mencari referensi formulir
konseling gizi

2 Melakukan pencetakan Deskripsi Nilai-Nilai Dasar Dalam Setiap


leaflet lebih banyak Pelaksanaan Kegiatan: Hari
a. Berorientasi Pelayanan:
Dalam melakukan penetakan leaflet
penulis akan cekatan.
b. Akuntabel :
Penulis akan bertanggung jawab dalam
pencetakan leaflet konseling gizi.
c. Kompeten:
Dalam melakukan pencetakan leaflet
penulis akan melakukan dengan baik
d. Harmonis:
Dalam pencetakan leaflet saya akan
menolong pasien dalam konseling gizi.
e. Loyal:
Saya akan mendedikasikan waktu dalam
melakukan pencetakan leaflet.
f. Adaptif:
Saya akan berinovasi dalam melakukan
pencetakan leaflet konseling gizi.
g. Kolaboratif:
Saya akan bekerja sama dalam
pencetakan leaflet konseling gizi dengan
petugas gizi lain.

Kedudukan Peran ASN:


a. Manajemen ASN :
Dalam pencetakan leaflet konseling gizi
penuh dengan keterbukaan 50esame
petugas gizi
b. Smart ASN :
Penulis memanfaatkan dunia digital
dalam mencari referensi leaflet
konseling gizi

3 Melakukan konseling gizi Deskripsi Nilai-Nilai Dasar Dalam Setiap


setiap ada pasien yang Pelaksanaan Kegiatan: Hari
mempunyai masalah gizi a. Berorientasi Pelayanan :
dan pasien dengan diet Saat penyampaian konseling gizi
khusus penulis akan bersifat responsive
terhadap pasien.
b. Akuntabel:
Saat menyampaikan konseling gizi
penulis akan melaksanakan dengan
jujur dan penuh tanggung jawab
(integeritas)
c. Kompeten:
Dalam penyampaian konseling gizi
akan dilaksnakan dengan menjunjung
tinggi profesionalisme profesi (ahli
dibidangnya)
d. Harmonis:
Saat penyampaian materi konseling
gizi
e. Loyal :
Saat menyampaikan konseling gizi
saya akan sopan dan santun.
f. Adaptif:
Dalam penyampaian materi konseling
gizi disampaikan dengan cara inovatif
sehingga materi dapat tersampaikan
dengan maksimal
g. Kolaboratif:
Saya akan bekerja samadengan rekan
kerja atau teman sejawat dalam
penyampaian materi konseling gizi,

Kedudukan Peran ASN:


a. Manajemen ASN:
Penyamapaian konseling gizi dengan
keterbukaan, non diskrimminatif sesama
petugas.
b. Smart ASN:
Impelementasi ASN dalam kegiatan ini
dimaknai dengan pemanfaatan media
leaflet dalam melakukan konseling gizi.

Demikian untuk menjadikan periksa

Wanggudu, 15 Juni 2022

Mengetahui Mentor Pembuat Komitmen


Peserta

(HASRIYATI, S.GZ)
(TITIN SURYAWATI, AMK)
NIP : 19890503 20201 2 2010
NIP : 19860419 200903 2 003
PELAPORAN HASIL EVALUASI KONSELING GIZI
PASIEN RAWAT INAP MENDIDOHA RSUD KONAWE UTARA

1. Pelaporan hasil evaluasi konseling gizi

Pada saat melakukan konseling gizi terdapat 10 orang yang dikonseling gizi dan terdapat 5
pertanyaan sebelum dan sesudah konseling jika belum mengetahui pertanyaan yang diberikan
maka skor = 0 poin dan jika menjawab benar maka skor = 20 poin bisa dilihat di table dibawah
ini:

No Nama Skor Skor Keterangan


sebelum sesudah
konseling konseling
1 Tn, AS 20 80 Ada perubahan sebelum diberikan
konseling dari 5 pertanyaan 1
pertanyaan yang sudah pasien tahu
yakni penyakit itu apa
2 Ny. AR 0 100 Ada Perubahan sebelum diberikan
konseling dan sesudah diberikan
konseling
3 Ny. MF 20 80 Ada perubahan sebelum diberikan
konseling dari 5 pertanyaan 1
pertanyaan yang sudah pasien tahu
yakni penyakit itu apa
4 Tn, KS 20 100 Ada perubahan sebelum diberikan
konseling dari 5 pertanyaan 1
pertanyaan yang sudah pasien tahu
yakni penyakit itu apa
5 Ny. SN 0 60 Ada Perubahan sebelum diberikan
konseling dan sesudah diberikan
konseling
6 Ny. PN 0 100 Ada Perubahan sebelum diberikan
konseling dan sesudah diberikan
konseling
7 Ny. RB 40 80 Ada perubahan sebelum diberikan
konseling dari 5 pertanyaan 2
pertanyaan yang sudah pasien tahu
yakni penyakit itu apa dan makanan
yg dihindari
8 Tn. AD 20 100 Ada perubahan sebelum diberikan
konseling dari 5 pertanyaan 1
pertanyaan yang sudah pasien tahu
yakni penyakit itu apa
9 Ny. SA 0 100 Ada Perubahan sebelum diberikan
konseling dan sesudah diberikan
konseling
10 Ny. SS 0 100 Ada Perubahan sebelum diberikan
konseling dan sesudah diberikan
konseling
Total 120 900
Uraian Evaluasi Hasil Pengisian Lembar Evaluasi Konseling Gizi

1. Nilai rata-rata hasil pengisian lembar evaluasi sebelum konseling gizi rata- rata skor =
total skor/ jumlah psien.
= 120/ 10 = 12
2. Nilai rata-rata hasil pengisian lembar evaluasi setelah konseling gizi rata- rata skor = total
skor/ jumlah psien.
= 900/10 = 90

Tabel 1.1
Hasil Evaluasi Konseling Gizi
No Skor Skor
sebelum sesudah
Nama konseling % konseling %
1 Tn. AS 20 20% 80 80%
2 NY. AR 0 0% 100 100%
3 Ny. MF 20 20% 80 80%
4 Tn. KS 20 20% 100 100%
5 Ny.SN 0 0% 60 60%
6 Ny.PN 0 0% 100 100%
7 Ny. Rb 40 40% 80 80%
8 Tn. AD 20 20% 100 100%
9 Ny. SA 0 0% 100 100%
10 Ny. SS 0 0% 100 100%
Total 120 12% 900 90%

Grafik
Hasil Evaluasi Konseling Gizi

HASIL EVALUASI KONSELING GIZI


skor sebelum konseling % skor sesudah konseling %
100

100

100

100

100

100
80

80

80
60

40
20

20

20

20
100%

100%

100%

100%

100%

100%
80%

80%

80%
60%

40%
20%

20%

20%

20%
0%

0%

0%

0%

0%
0
0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Terjadi peningkatan pengetahuan pasien, awal konseling pengetahuan total keseluruhan
pasien hanya 12 % setelah dilakukan konseling pengetahuan meningkat yakni 90%
Jadi pada hasil evaluasi konseling ini rata-rata persen pasien sudah mengetahui apa yang di
edukasi petugas gizi terutama makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan/ dibatasi.
Dengan adanya peningkatan pemahaman pada pasien kita dapat mengukur konseling gizi
yang diberikan kepada pasien berjalan optimal, dan adanya formulir konseling gizi untuk
mencatat data-data terkait pasien untuk mencatat informasi yang didapat dari pasien saat
pelaksanaan konseling gizi dan juga media konseling gizi berupa leaflet dan banner membantu
petugas memberikan konseling kepada pasien yang lebih optimal sehingga pasien bisa
mendapatkan informasi mengenai diet dan juga psien diberikan leaflet untuk dibaca Kembali
agar lebih efektif lahi mengingat yang tekah disampaikan petugas gizi.
LAMPIRAN 1
Lampiran 3. Bukti- Bukti Pendukung Kegiatan
1. Kegiatan 1: Melapor kepada Pimpinan/ mentor tentang kegiatan aktualisasi

a. Melapor Pimpinan/ mentor terkait kegiatan aktualisasi

Melapor kepada pimpinan

Melapor kepada Mentor


b. Meminta arahan terkait kegiatan aktualisasi

Lembar konsultasi kepada mentor

c. Laporan Hasil Persetujuan dari Pimpinan/mentor

Laporan Hasil persetujuan Lembar Hasil persetujuan

pimpinan Pimpinan
Laporan Hasil persetujuan Lembar Hasil persetujuan
Mentor Mentor

2. Kegiatan 2: Laporan formulir konseling gizi pasien rawat inap

a. Menyusun formulir konseling gizi


b. konsultasi formulir konseling gizi kepada mentor

c. Mencetak Formulir Konseling Gizi


3. Laporan hasil Media Leaflet dan banner konseling gizi

a. Identifikasi penyakit dan diet pasien dirawat inap sebagai acuan pembuatan
leaflet

b. Laporan konsultasi kepada mentor terkait media yang digunakan


c. hasil cetak media leaflet dan banner
4. Konseling gizi pada pasien

a. Persiapan alat dan media konseling gizi


b. laporan persetujuan kepala ruangan rawat inap terkait kegiatan konseling
gizi
c. Kegiatan konseling gizi

Konseling gizi diruang rawat inap


5. Melakukan monitoring dan evaluasi

a. Laporan lembar evaluasi

Lembar kuisioner pre dan


post konseling gizi
b. Laporan hasil evaluasi dan pre post tes
Hasil laporan evaluasi konseling gizi
c. Melakukan Pelaporan evaluasi konseling gizi

Melaporkan hasil evalausi konseling gizi dan meminta surat


pernyataan kepada Mentor
LAMPIRAN 2

Anda mungkin juga menyukai