Anda di halaman 1dari 11

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA(K3)


DI BIDANG KONSTRUKSI
KATA PENGANTAR

Standar Operasional Prosedur (SOP) ini merupakan pedoman untuk


pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) konstruksi pada pekerjaan
tangki septik yang dapat menjadi acuan oleh siapapun yang terlibat dalam
pekerjaan konstruksi baik sebagai pekerja, pengawas dan penanggungjawab
kegiatan proyek konstruksi.
Standar Operasional Prosedur (SOP) berisi petunjuk-petunjuk yang harus
dilakukan seperti persiapan pribadi, pekerjaan, bahan, peralatan dan metode
kerja yang aman dan selamat.

Nanga Bulik, Oktober 202

..........................

PENDAHULUAN

Ruang Lingkup Standar Operasional Prosedur ini mencakup


seluruh kegiatan saat konstruksi Pekerjaan Tangki
Septic bagi pekerja, pengawas dan
penanggungjawab kegiatan proyek konstruksi
Dinas PUPR Kabupaten Lamandau
Tujuan 1. Pedoman keselamatan dan kesehatan kerja
pada kegiatan proyek konstruksi
2. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap
tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja.
3. Menjamin setiap sumber produksi dapat
digunakan secara aman dan efisien.
4. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas
kerja
Referensi 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat
Pelindung Diri.
4. Pedoman Pelaksanaan Tentang Keputusan
Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Pekerjaan Umum No. 174/MEN/1986 dan No.
104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan
Konstruksi
5. Program Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), Kementrian Kesehatan, Tahun
2010.
6. Pedoman Umum 3-R, Direktorat
Pengembangan Penyehatan Lingkungan
Pemukiman, Dirjen Cipta Karya, Departemen
Pekerjaan Umum, Tahun 2007
7. Standard for Fire Portable Extinguisher,
National Fire Protection Association (NFPA),
Tahun 2002
8. Pedoman Praktis Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di bidang Konstruksi, ILO, Tahun 2006.
9. Buku Saku Pedoman Untuk Pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi, PT. Jasa Marga (Persero). Tbk,
Tahun 2010
10. Pedoman Pelatihan untuk Manajer dan Pekerja,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat
Kerja Sarana untuk Produktivitas, ILO, Tahun
2013
PEDOMAN UMUM
Persiapan Sebelum 1. Kesiapan pribadi, apakah saya
Bekerja  Bersyukur atas nikmat yang saya terima ?
 Sehat, kondisi badan saya saat ini ?
 Senang, tidak emosi saat ini ?
 Tenang, tidak ada keraguan saya saat ini ?
 Sadar, adanya potensi bahaya disekitar saya
?
 Alat Pelindung Diri yang saya gunakan sesuai
untuk mengatasi potensi bahaya ?
 Prosedur dan Cara Kerja yang aman, telah
saya pahami
 Jika semua pertanyaan diatas saya jawab “ya”
maka saya boleh memulai pekerjaan hari ini
 Jika ada yang saya jawab “tidak”, maka saya
berusaha untuk cari tahu, berusaha berubah
hingga saya menjawab “ya” untuk siap
memulai pekerjaan hari ini
2. Kesiapan izin kerja khusus (jika diperlukan)
3. Kesiapan peralatan dan perkakas kerja dengan
mengecek kondisinya, apakah kondisi
baik/normal atau rusak
4. Brifing keselamatan dankesehatan kerja
 Kondisi kesehatan tenaga kerja yang akan
bekerja ?
 Jenis pekerjaan apa saja yang akan dilakukan
?
 Potensi kecelakaan apa saja yang mungkin
dapat terjadi ?
 Alat pelindung diri apa saja yang akan
digunakan ?

Struktur Bangunan dan Konstruksi Bangunan


Peralatan Konstruksi 1. Struktur bangunan misalnya, perancah pelataran
(platform), gang, dan menara dan peralatan
(misalnya mesin-mesin alat-alat angkat, bejana
tekan dan kendaraan-kendaraan, yang
digunakan di daerah bangunan) harus:
 Terdiri dari bahan yang berkwalitas baik.
 Bebas dari kerusakan dan
 Merupakan konstruksi yang sempurna
sesuai dengan prinsip- prinsip engineering
yang baik.
2. Struktur bangunan dan peralatan harus cukup
kuat dan aman untuk menahan tekanan-tekanan
dan muatanmuatan yang dapat terjadi.
3. Bagian bagian struktur bangunan dan
peralatanperalatan yang terbuat dari logam
harus:
 Tidak boleh retak, berkarat, keropos dan
 Jika perlu untuk mencegah bahaya harus
dilapisi dengan cat/alat anti karat (protective
coating).
4. Bagian-bagian struktur bangunan dan
peralatanperalatan yang terbuat dari kayu
misalnya perancah, penunjang, tangga harus:
 Bersih dari kulit kayu.
 Tidak boleh dicat untuk menutupi bagian-
bagian yang rusak.
5. Kayu bekas pakai harus bersih dari paku-paku,
sisa-sisa potongan besi yang mencuat tertanam,
dan lain-lain sebelum kayu bekas pakai tersebut
dipergunakan lagi.
Pemeriksaan, Pengujian Pemeliharaan
1. Struktur bangunan dan peralatan harus
diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh orang
yang berwenang, sebelum struktur bangunan
dan peralatannya dipakai/dibuat/dibangun.
2. Struktur bangunan dan peralatan yang mungkin
menyebabkan kecelakaan bangunan, misalnya
bejana tekan, alat-alat pengerek dan perancah
sebelum dipakai harus diuji oleh orang yang
berwenang.
3. Struktur bangunan dan peralatan harus selalu
dipelihara dalam keadaan yang aman.
4. Struktur bangunan dan peralatannya harus
secara khusus diperiksa oleh orang yang
berwenang.
 Setelah diketahui adanya kerusakan yang
dapat menimbulkan bahaya.
 Setelah terjadi kecelakaan yang disebabkan
oleh struktur bangunan dan peralatan.
 Setelah diadakan perbaikan-perbaikan pada
struktur dan peralatannya.
 Setelah diadakan pembongkaran pemindahan
ke bangunan lain atau dibangun kembali.
5. Peralatan/alat-alat seperti perancah, penunjang
dan penguat (bracing) dan tower cranes harus
diperiksa:
 Setelah tidak dipakai dalam jangka waktu
yang lama.
 Setelah terjadi angin ribut dan hujan deras.
 Setelah terjadi goncangan/getaran keras
gempa bumi, peledakan, atau sebab-sebab
lain.
6. Struktur bangunan dan peralatan yang rusak
berat harus disingkirkan dan tidak boleh
dipergunakan lagi kecuali setelah diperbaiki
sehingga aman.
7. Hasil-hasil pemeriksaan dari struktur bangunan
dan peralatan harus dicatat dalam buku khusus.
Alat Pelindung Diri Pemakaian/Pengamanan
(APD) 1. Struktur bangunan peralatan hanya digunakan
untuk maksud tertentu sesuai dengan tujuan
pemakaiannya.
2. Peralatan hanya boleh digunakan oleh orang
yang berwenang
3. Alat pelindung diri yang digunakan harus sesuai
Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar
yang berlaku.
4. APD yang dimaksud meliputi pelindung kepala,
pelindung mata dan muka, pelindung telinga,
pelindung pernapasan beserta perlengkapannya,
pelindung tangan, pelindung kaki, pakaian
pelindung, alat pelindung jatuh perorangan dan
atau pelampung.
5. Tenaga kerja dan orang lain yang memasuki
tempat kerja wajib memakai atau menggunakan
APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko
6. Memasang rambu-rambu mengenai kewajiban
penggunaan APD di tempat kerja.APD harus
segera diganti apabila rusak, tidak dapat
berfungsi dengan baik atau telah habis masa
pakainya (lifespan).
7. APD yang telah rusak dan mengandung bahan
berbahaya harus dimusnahkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Rambu- Rambu K3 1. Rambu-rambu keselamatan berguna untuk
 Menarik perhatian terhadap adanya bahaya
kesehatan dan keselamatan kerja
 Menunjukkan adanya potensi bahaya yang
mungkin tidak terlihat
 Menyediakan informasi umum dan
memberikan pengarahan
 Mengingatkan para tenaga kerja dimana harus
menggunakan peralatan perlindungan diri
 Memberikan peringatan waspada terhadap
beberapa tindakan yang atau perilaku yang
tidak diperbolehkan
2. Memasang/meletakan rambu pada lokasi
strategis (potensi bahaya yang mungkin akan
terjadi) dan mudah dilihat.
3. Menjaga rambu-rambu keselamatan selalu
dalam keadaan baik. Lakukanlah inspeksi
terhadap ramburambu yang ada
 Mengganti rambu-rambu yang rusak, cacat
dan tidak sesuai atau yang sudah usang
 Mengganti rambu-rambu yang sering
membingungkan atau menjadi salah
pengertian
 Mencat ulang area-area dimana warna
keselamatan sudah mulai pudar.
Pekerjaan 1. Lakukan uji stabilitas tanah dilokasi galian dan
Galian/Penggalian lingkungan sekitar rencana galian
2. Penggalian tidak boleh dilakukan pada batas
bangunan atau suatu struktur
3. Ada tanda/patok yang jelas untuk instalasi yang
sudah ada seperti kabel listrik, pipa gas, pipa air
bersih, pipa minyak, kabel telepon,
pengamanan dan kordinasi pihak terkait.
4. Memasang rambu pembatas antara galian dan
diluar galian
5. Menumpuk hasil galian diatas permukaan
minimum berjarak 0.6 meter dari tepi galian
6. Ada inspeksi rutin oleh petugas pengawas dan
inspeksi khusus keadaan setelah hujan, banjir,
gempa dan keadaan alam lainnya
7. Sistim perlindungan dari bahaya longsor
 Terpasang Framework untuk lahan kerja
 Proteksi dinding galian
 Drainase untuk mengalirkan air
 Proteksi jaringan/kabel/pipa di lokasi galian
 Proteksi kemungkinan adanya gas beracun
Proteksi kemungkinan kekurangan udara
oksigen
 Tangga kerja pada galian yang dalam lebih
dari 2 (dua) meter dan berjarak terjauh dari
pekerja 8 (delapan) meter
 Jika menggunakan alat berat, diperlukan
pengaturan kerja khusus agar tidak
membahayakan
Pekerjaan Pengecoran/ 1. Potensi bahaya yang perlu diperhatikan adalah :
Pengerasan Beton Iritasi kulit dan mata akibat percikan adukan
semen,
 Terluka atau celaka akibat papan acuan
pengecoran tidak kuat atau rusak,
 Terluka akibat percikan beton saat
penuangan beton dari bak muatan
 Terluka oleh ambruknya beton yang sedang
mengeras akibat getaran, bahan kimia atau
pembebanan,
 Terluka akibat papan lantai kerja sementara
roboh.
2. Papan lantai kerja harus direncanakan dan
dibuat dengan kokoh serta dilakukan
pemeriksaan
3. Bahan papan lantai kerja yang akan digunakan
harus melalui pemeriksaankekuatannya
KESEHATAN DAN PERTOLONGAN PERTAMAPADA
KECELAKAAN (P3K)
Kesehatan Kerja 1. Tenaga Kerja harus diperiksa
 kesehatannyaSebelum atau beberapa saat
setelah memasuki masa kerja pertama kali
(Pemeriksaan Kesehatan sebelum masuk
kerja dengan penekanan pada Kesehatan
Fisik dan Kesehatan Individu).
 Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko
yang ada pada pekerjaan tersebut.
2. Tidak diperbolehkan menerima tenaga kerja di
bawah umur 18 tahun.
3. Data yang diperoleh dari
pemeriksaankesehatan harus dicatat dan isinya
disimpan untuk referensi
Pertolongan Pertama 1. Rencana pengendalian keadaan darurat dan
Pada Kecelakaan pertolongan pertama harus dibuat sebelumnya
untuk setiap daerah tempat bekerja.
2. Setiap tenaga kerja harus diberitahu akan hal-
hal yang berhubungan dengan keadaan darurat
dan pertolongan pertama
3. Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan
atau penyakit yang tiba-tiba, harus dilakukan
oleh Dokter, Jururawat atau seorang yang
terdidik dalam pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K).
4. Alat-alat P3K atau kotak obat-obatan yang
memadai, harus disediakan di tempat kerja dan
dijaga agar tidak dikotori oleh debu,
kelembaban udara dan lain-lain.
5. Alat-alat P3K dan kotak obat-obatan harus
tidak berisi benda-benda lain selain alat-alat
P3K. yang diperlukan dalam keadaan darurat.
6. Alat-alat P3K dan kotak obat-obatan harus
berisi keterangan-keterangan/instruksi yang
mudah dan jelas sehingga mudahdimengerti.
7. Isi dari kotak-kotak obat-obatan dan alat-alat
P3K. harus diperiksa secara teratur dan harus
dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh
kosong).

APD Jenis Fungsi


Umum
Kepala 1. Helm pengaman Melindungi kepala dari
(safety helmet). benturan, terantuk,
2. Topi atau tudung kejatuhan atau terpukul
kepala. benda tajam atau benda
3. Penutup atau keras yang melayang/
pengaman rambut. meluncur di udara,
terpapar oleh radiasi
panas, api, percikan
bahan-bahan kimia, jasad
renik (mikro organisme)
dan suhu yang ekstrim
Mata dan Muka 1. Kacamata Melindungi mata dan
pengaman muka dari paparan bahan
(spectacles/ goggles) kimia berbahaya, paparan
2. Tameng muka (face partikelpartikel yang
shield) melayang di udara dandi
3. Tameng muka dan badan air, percikan benda-
kacamata pengaman benda kecil, panas, atau
dalam kesatuan (full uap panas, radiasi
face masker). gelombang
4. Masker elektromagnetik yang
mengion maupun yang
tidak mengion, pancaran
cahaya, benturan atau
pukulan benda keras atau
benda tajam.
Tangan 1. Sarung tangan yang Melindungi tangan dan
terbuat dari logam, jari-jari tangan dari
kulit, kain kanvas, pajanan api, suhu panas,
kain atau kain suhu dingin, radiasi
berpelapis karet. elektromagnetik, radiasi
2. Sarung tangan yang mengion, arus listrik,
tahan bahan kimia. bahan kimia, benturan,
pukulan dan tergores,
terinfeksi zat
patogen(virus, bakteri)
dan jasad renik
Kaki 1. Sepatu keselamatan Melindungi kaki dari
(safety shoes). tertimpa atau berbenturan
2. Sepatu karet (rubber dengan benda-benda
shoes). berat, tertusuk benda
tajam, terkena cairan
panas atau dingin, uap
panas, terpajan suhu yang
ekstrim, terkena bahan
kimia berbahaya danjasad
renik, tergelincir.
Badan 1. Rompi (Vests). Melindungi badan
2. Celemek sebagian atau seluruh
(Apron/Coveralls). bagian badan dari bahaya
3. Jacket. temperatur panas atau
4. Pakaian pelindung dingin yang ekstrim,
yang menutupi pajanan api dan benda-
sebagian atau seluruh benda panas, percikan
bagian badan bahan-bahan kimia, cairan
dan logam panas, uap
panas, benturan (impact)
dengan mesin, peralatan
dan bahan, tergores,
radiasi, binatang,
mikroorganisme patogen
dari manusia, binatang,
tumbuhan dan lingkungan
seperti virus, bakteri dan
jamur

RAMBU-RAMBU K3

Anda mungkin juga menyukai