Anda di halaman 1dari 49

PENJELASAN K3LH DAN

BAGIAN KONSTRUKSI
JEMBATAN
Drs Muh Afgan Warnawan.MT
K3LH (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup )
Pada Pekerjaan Jembatan
 Pengertian K3LH Konstruksi Jembatan
K3LH Konstruksi Jembatan adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.

 Keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi


perencanaan, pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan,
pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan
 Tujuan Penerapan SMK3 PADA PROYEK JEMBATAN

1. Memberikan perlindungan terhadap setiap orang yang berada ditempat kerja sehingga
terjamin keselamatan dan kesehatannya akibat dari proses pada kegiatan konstruksi
Jembatan.

2. Memberikan jaminan perlindungan terhadap segala sumber produksi yaitu pekerja,


bahan, mesin / instalasi dan peralatannya sehingga dapat digunakan secara efisien dan
terhindar dari kerusakan.

3. Memberi jaminan perlindungan dan rasa aman bagi pekerja didalam melakukan
pekerjaan sehingga tercapai tingkat produktifitas.
Sasaran K3LH : 
o Mencegah ada atau terkena penyakit di tempat kerja. 
o Mencegah terjadinya kecelakaan ketika sedang bekerja. 
o Mencegah terjadinya kematian di tempat kerja. 
o Mengurangi dan mencegah terjadinya cacat tetap atau permanen. 
o Mencegah pemborosan tenaga kerja, alat,modal maupun sumber-
sumber produksi. 
o Mengamankan material konstruksi pemakaian kerja. 
o Meningkatkan konsiditas kerja tanpa adanya pemerasan tenaga kerja dan m
enjamin kehidupan yang lebih produktif. 
o Menjamin tempat kerja yang bersih, sehat, aman dan nyaman sehingga mam
pu meningkatkan semangat ketika bekerja 
 
 Syarat-Syarat K3LH : 
Syarat-syarat K3LH sudah dituangkan dalam Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Dalam pasal tersebut 
terdapat 18 syarat penerapan keselamatan kerja diantaranya sebagai berikut : 

o Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja. 
o Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan. 
o Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. 
o Memberi APD (Alat Pelindung Diri)
pada tenaga kerja atau karyawan. 
o Memberi P3K kecelakaan kerja. 
o Memberi jalur evakuasi keadaan darurat. 
o Mencegah dan mengendalikan PAK (Penyakit Akibat Kerja)
dan keracunan. 
o Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, debu, kot
oran,kelembabanasap, uap, gas, radiasi, kebisingan dan getaran. 
o Suhu dan kelembapan di lingkungan kerja yang baik. 
o Penerangan yang cukup dan sesuai standar. 
o Menyediakan ventilasi yang cukup di tempat kerja. 
o Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan perusahaan. 
o Mengamankan dan memperlancar pengangkutan manusia, binatang, t
anaman dan barang lainnya. 
o Mengamankan dan memperlancar bongkar muat, perlakuan serta pen
yimpanan baran. 
o Menyesuaikan dan menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang resi
konya tinggi. 
o Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. 
o Keserasian peralatan, lingkungan, tenaga kerja, cara & proses kerja. 
o Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban. 
 
 Penyebab Utama Kecelakaan Kerja Konstruksi

1. Karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, sifat unik dimiliki oleh setiap proyek
konstruksi meskipun proyek konstruksinya sama, karena hal ini berbeda dengan tipekal
hasil produksi prabrik.

2. Lokasi/ lingkungan kerja proyek konstruksi yang berbeda-beda misalnya, lokasi terbuka
atau tertutup, apakah berdiri di atas atau di dalam tanah di daerah datar, daerah
perbukitan, daerah pantai, di dalam atau di atas air sungai, danau maupun di laut.

3. Pengaruh cuaca pada saat pelaksanaan proyek konstruksi, pelaksanaan pada musim
kemarau akan berbeda dengan pelaksanaan dimusimpenghujan.
1. Waktu pelaksanaan proyek konstruksi yang terbatas atau waktu pelaksanaan yang
panjang lebih dari 1 tahun, maka akan dituntut dinamis dan menuntut ketahanan
fisik yang tinggi.

2. Tenaga kerja yang digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, seberapa besar
kompetensi tenaga kerja yang dimiliki, dan jumlah tenaga kerja yang terlibat.

3. Peralatan kerja yang digunakan pada proyek konstruksi, spesifikasi alat, kondisi
alat, safetydevice, pemeriksaan dan uji alat.

4. Matrial/ bahan yang digunakan untuk proyek konstruksi,kandungan pengaruh


bahan kimia terhadap manusia, peledakan dan kebakaran,

5. Metode kerja pelaksanaan proyek, kebijaksanaan dan komitmen manajemen, sistem


pengawasan dan pelaporan, evaluasi dan pencegahan kecelakaan
 
Faktor Lain Penyebab Kecelakaan Kerja Proyek Konstruk

1. Tidak dibuat terlebih dahulu


1. Tidak JobSafety
dibuat terlebih dahuluAnalisis
JobSafety(JSA)
Analisissetiap pekerjaan yang akan
(JSA) setiap
dikerjakan pekerjaan yang akan dikerjakan
2. Tidak ada rencana K3 dan tidak memiliki prosesdur K3
2. Tidak ada rencana K3 dan tidak
3. Lemahnya memiliki
pengawasan K3 prosesdur K3
4. Kurang memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan
3. Lemahnya pengawasan K3
peralatan pelindung diri
4. 5. Penggunaan
Kurang memadainya kualitasmetode
dan pelaksanaan
kuantitas yang kurang tepatperalatan
ketersediaan pelindung diri
6. Tidak dilibatkannya tenaga ahli K3 konstruksi
5. Penggunaan metode pelaksanaan
7. Kurang yang
disiplinnya para kurang
tenaga tepatmematuhi
kerja dalam
ketentuan mengenai K3
6. Tidak dilibatkannya tenaga ahli K3 konstruksi
7. Kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan mengenai K3
Alat pelindung diri (APD) adalah suatu kewajiban dimana biasanya para
pekerja atau buruh bangunan yang bekerja di sebuah proyek atau
pembangunan sebuah gedung, diwajibkan menggunakannya. Kewajiban itu
sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departemen tenaga Kerja Republik
indonesia

1. Safety Helmet

Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai
kepala secara langsung.
2. Safety Belt
Safety belt berfungsi sebagai pelindung diri ketika pekerja bekerja/berada di atas
ketinggian.
3. Safety Shoes
Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki
karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.
4. Sepatu Karet
Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk pekerja yang
berada di area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu karet di lapisi
dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dsb.
5. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di
sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
6. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan
kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
7. Jas Hujan (Rain Coat)
Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu
hujan atau sedang mencuci alat).
8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).
9. Penutup Telinga (Ear Plug)
Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
10. Pelindung Wajah (Face Shield)
Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal
pekerjaan menggerinda).
11. Pelampung
Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja di atas air atau
dipermukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam dan atau mengatur
keterapungan (buoyancy) pengguna agar dapat berada pada posisi tenggelam
(negative buoyant) atau melayang (neutral buoyant) di dalam air.
JEMBATAN
• Jembatan merupakan
suatu konstrusi yang
dibangun untuk
menghubungkan dua jalan
yang  terputus karena
adanya hambatan seperti
aliran sungai, lembah yang
curam, jurang, jalanan yang
melintang, jalur kereta api,
waduk, saluran irigasi dan
lainnya.
Struktur Atas (Superstructures)
• Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang
meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas
kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll.
Trotoar
• Jalur untuk pejalan kaki yang
biasanya dibuat lebih tinggi tapi
tetap sejajar dengan jalan utama,
tujuannya agar pejalan kaki lebih
aman dan bisa dilihat jelas oleh
pengendara yang melintas.
o Sandaran dan tiang sandaran,
o Peninggian trotoar (Kerb),
o Slab lantai trotoar.
Slab lantai kendaraan
• Sebagai jalur lalu lintas kendaraan yang melewati jembatan
• Letaknya lebih rendah dari trotoar
• Jenis lantai kendaraan juga bergantung pada jenis jembatan
Bagian pada struktur atas yang
Gelagar (Girder) berfungsi untuk menyalurkan
beban kendaraan pada bagian
atas ke bagian bawah atau
abutment.
Balok diafragma

• Bagian penyangga dari gelagar-


gelagar jembatan yang
memanjang dan hanya
berfungsi sebagai balok
penyangga biasa bukan sebagai
pemikul beban plat lantai.
Tumpuan (Bearing)

• Bantalan yang berfungsi untuk


mengurangi gesekan pada
benda yang bergerak secara
linear ataupun rotasi.
Struktur Bawah (Substructures)

• Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan
beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan,
tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi.
Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar.
Pangkal jembatan (Abutmet)

• Bagian bawah jembatan yang


berada pada kedua ujung pilar-pilar
jembatan, fungsi dari abutment
yaitu untuk menahan seluruh beban
hidup (angin, hujan, kendaraan, dll)
dan beban mati ( beban gelagar, dll)
pada jembatan.
• Dinding belakang (Back wall),
• Dinding penahan (Breast wall),
• Dinding sayap (Wing wall),
• Oprit, plat injak (Approach slab)
• Konsol pendek
untuk jacking (Corbel),
• Tumpuan (Bearing).
Pilar jembatan (Pier)

o Kepala pilar (Pier Head),


o Pilar (Pier), yg berupa dinding,
kolom, atau portal,
o Konsol pendek
untuk jacking (Corbel),
o Tumpuan (Bearing).
Fondasi
• Fondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar

Fondasi telapak (spread


Fondasi sumuran (caisson)
footing)
Fondasi tiang (pile foundation)

o Tiang pancang kayu (Log Pile),


o Tiang pancang baja (Steel Pile),
o Tiang pancang beton (Reinforced
Concrete Pile),
o Tiang pancang beton prategang
pracetak
 (Precast Prestressed Concrete Pile),
o Tiang beton cetak di tempat
(Concrete Cast in Place),
o Tiang pancang komposit
(Compossite Pile),
A. Tahap Realisasi
1. Pembersihan lahan

2. Pemasangan batas
1. Penggalian struktur abutment

2. Pembuatan abutment
1. Pemasangan besi tulangan untuk tumpuan gelagar

2. Pembuatan tumpuan gelagar (pengecoran tumpuan)


1. Pemasangan kayu dan penyangga untuk lantai jembatan

2. Pemasangan besi tulangan untuk lantai jembatan


1. Pengecoran lantai jembatan

2. Pembuatan tiang sandaran dan pipa sandaran


1. Pembuatan talud abutment

2. Pemberian tumpukan pasir

Anda mungkin juga menyukai