MODUL PEMBINAAN
TEKNISI PERANCAH
dibandingkan bekerja menggantung dengan tali atau bekerja diatas tangga. Namun
akan hilang saat dimana scaffolding tersebut didirikan dengan tidak memenuhi syarat
dan ketentuan baik materialnya, prosedur/ urutan, personil serta sistem Keselamatan
Untuk itu diperlukan beberapa teknik ataupun acuan (referensi) sebagai dasar dalam
Begitu pula di Negara Indonesia ini, scaffolding merupakan alat kerja yang memerlukan
perhatian khusus sehingga dianggap perlu dimasukan kedalam Peraturan Negara, yang
terkutip dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. PER
Bangunan, karena memang dimana Kementerian Tenaga Kerja yang memegang mandat
sebagai pelaksana dan pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia.
terperinci atau detail tentang teknis material dan teknis pendirian scaffolding. Sehingga
(platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja,
bahan-bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan
pembongkaran perancah
1.3 Pembahasan
Definisi perancah juga perlu ditafsirkan dan dianalisa dengan seksama, hal ini
dari sebuah bagunan untuk panggung berkerja, material perancah sebagai palang
merupakan masuk keranah Undang-undang yang tentunya juga bagian dari hukum
Indonesian Standard : Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I No.
Per 01/MEN/1980, BAB I-Pasal 1, point “e”,
“Bangunan peralatan (platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan
sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat pada setiap
pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan
pembongkaran” #1).
yang diakibatkan oleh pekerja (pada pekerjaan yang dilakukan di ketinggian) dan juga untuk
Perancah yang aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak dapat dilakukan
dengan aman oleh seorang yang berdiri diatas konstruksi yang kuat dan permanen kecuali
Keempat :
Setiap tenaga kerja (Scaffolder) yang diserahi tugas dan tanggung jawab dalam
Tools, APD).
1) Eliminasi
Eliminasi adalah suatu upaya yang digunakan untuk menghilangkan metode, bahan,
ataupun proses yang berbahaya yang ada secara keseluruhan. Eliminasi adalah cara
pengendalian risiko yang paling baik karena risiko terjadinya kecelakaan dan sakit
2) Substitusi
Substitusi merupakan upaya untuk mengganti bahan, material atau proses yang
mempunyai potensi risiko tinggi dengan bahan, material atau proses yang mempunyai
Pengendalian atau rekayasa teknik termasuk merubah struktur objek kerja untuk
mencegah seseorang terpapar pada potensi bahaya, seperti pemberian pengaman mesin,
penutup ban berjalan, pembuatan struktur pondasi mesin dengan cor beton, pemberian
alat bantu mekanik, pemberian peredam suara pada dinding ruang mesin yang
4) Isolasi
Isolasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah bahaya dengan cara
memisahkan bahaya dari manusia agar tidak terjadi kontak langsung, dapat dilakukan
5) Pengendalian Administratif
administratif dapat berhasil atau tidaknya tergantung dari perilaku tenaga kerja itu
sendiri dan juga memerlukan pengawasan yang teratur untuk dipatuhinya pengendalian
administratif ini.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan suatu upaya yang dilakukan jika
bahaya-bahaya yang ada tidak dapat dikendalikan secara teknis. Alat pelindung diri
sumber bahaya yang terdapat pada lingkungan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
keparahan akibat bahaya yang ditimbulkan. Penggunaan alat pelindung diri merupakan
a) Alat Pelindung Diri (APD) tidak menghilangkan risiko bahaya yang ada, tetapi
diterima. Bila penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) gagal, maka secera otomatis
kekurangleluasaan gerak pada waktu kerja dan dirasakan ada beban tambahan
pergerakan pekerja dalam mencapai tempat diketinggian dengan adanya fasilitas dan
Ketidaktahuan tenaga kerja akan tempat kerja dapat menimbulkan resiko bahaya yang
tidak diinginkan. Materi ini sedikitnya memberikan gambaran secara umum karakteristik
lantai kerja, diharapkan setelah mengetahui lantai kerja, pekerja akan memiliki kesadaran
Setelah menyelesaikan materi ini, tenaga kerja mengetahui tentang karakteristik lantai
kerja.
1.2 Pembahasan
Tempat Kerja menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan nomor 9 tahun 2016 pasal 1
ayat 16 adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap
dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu
LANTAI KERJA adalah semua permukaan yang dibangun atau tersedia yang digunakan
1. Lantai kerja tetap, sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan nomor 9 tahun
2016 pasal 1 ayat 7 adalah semua permukaan yang dibangun atau tersedia untuk
digunakan secara berulang kali dalam durasi yang lama. Beberapa contoh lantai kerja
tetap adalah ; lorong, tangga tetap (fixed ladder), gratting/walkways dan telah
tahun 2016 pasal 1 ayat 8 adalah semua permukaan yang dibangun atau tersedia untuk
digunakan dalam durasi yang tidak lama, terbatas pada jenis pekerjaan tertentu atau ada
kemungkinan runtuh.
Lantai kerja sementara dan struktur pendukungnya tidak boleh menimbulkan risiko
runtuh atau terjadi perubahan bentuk atau dapat mempengaruhi keselamatan pengguna.
Contoh dari lantai kerja sementara ; scaffolding, tangga lipat/dorong, gondola, MEWP
(scissor lift, geny lift). Fasilitas peralatan tersebut sudah mempunyai standar
tersebut.