DASAR HUKUM
Dasar hukum dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, antara
lain:
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja;
b. Undang-Undang No. 13 Tahun 2013, tentang Ketenagakerjaan;
c. Permen Tenaga Kerja No. Per-05/MEN/1996, tentang Sistem Manajemen K3;
d. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012, tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
e. Permen PU No. 05/PRT/M/2014, tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
3.2. PENERAPAN K3
a. Penerapan Umum
Penerapan secara umum SMK3 pada tahap pelaksanaan Konstruksi, antara lain:
1) SMK3 dipresentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan Konstruksi/pre
construction meeting (PCM) oleh Penyedia Jasa, untuk disahkan dan ditanda tangani oleh
PPK;
2) SMK3 yang telah disahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak
dan pekerjaan Konstruksi dan menjadi acuan penerapan SMK3 pada pelaksanaan Konstruksi;
3) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat ketidaksesuain dalam penerapan RK3K
dan/atau peruabahan dan/atau pekerjaan tambah/kurang, maka SMK3 harus ditinjau ulang
dan disetujui oleh PPK;
4) Dokumentasi hasil pelaksanaan SMK3 dibuat oleh penyedia jasa dan dilaporkan kepada
PPK secara berkala (harian, mingguan, bulanan), yang menjadai bagian dari pelaporan
pelaksanaan pekerjaan;
5) Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan kecelakaan kerja
kepada PPK, paling lambat 2x24 jam.
6) Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi
SMK3, dalam rangka menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan RK3K.
7) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja, apabila tidak menyelenggarakan SMK3 sesuai dengan SMK3;
8) Pada saat pelaksanaan uji coba dan laik fungsi sistem (testing and commissioning) untuk
penyerahan hasil akhir pekerjaan, Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi harus
memastikan bahwa prosedur K3 telah dilaksanakan;
9) Laporan penyerahan hasil akhir pekerjaan wajib memuat hasil kinerja SMK3, statistic
kejadian, serta ususlan perbaikan untuk proyek sejenis yang akan datang.
PENGENDALIAN RESIKO
Penyedia Jasa dan Konsultan Pengawas berkewajiban melakukan pengendalian risiko K3
Konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi:
a. Tempat kerja;
b. Peralatan kerja;
c. Metode/cara kerja;
d. Alat pelindung kerja;
e. Alat pelindung diri;
f. Rambu-rambu; dan
g. Lingkungan kerja Konstruksi sesuai dengan RK3K yang disetujui dan disahkan PPK.