KEPATUHAN
LINGKUNGAN, SOSIAL,
KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA
(LSK3)
Untuk Kontraktor di Lingkungan Kegiatan NUWSP
September 2020
Bentuk dan format dokumen-dokumen tersebut diserahkan kepada kebijakan perusahaan masing-
masing, dengan mengacu pada :
Dokumen-dokumen tersebut diatas bisa didapatkan dari PDAM, Field Assistant atau dari Website
NUWSP
Kewajiban Kontraktor Dalam Pelaksanaan
Kepatuhan Lingkungan dan Sosial Proyek NUWSP
2. Setiap pekerjaan konstruksi harus memiliki petugas K3 yang memiliki lisensi Ahli K3
Konstruksi sesuai dengan Permenaker R.I Nomor: PER.04/MEN/ 1987 tentang P2K3 serta
Tata cara penunjukan Ahli K3 dan Surat Dirjen Binwasnaker RI No. Kep. 20/DJPPK/VI/2004
tentang Sertifikat Kompetensi K3 bidang Konstruksi Bangunan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Proyek dengan tenaga kerja > 100 orang atau pelaksanaan > 6 bulan harus
memiliki 1 Ahli Utama K3, 1 AK3 Muda dan 2 AK3 Muda Konstruksi;
b. Proyek dengan tenaga kerja < 100 orang atau pelaksanaan < 6 bulan harus
memiliki 1 AK3 Madya dan 1 AK3 Muda Konstruksi;
c. Proyek dengan tenaga kerja < 25 orang atau pelaksanaan < 3 bulan harus memiliki
1 orang AK3 Muda Konstruksi.
- Topi pelindung (safety helmet) harus sesuai standar ANSIZ.89.1-201 atau standar
SNI
- Pelindung Telinga
- Pelindung jatuh dari ketinggian sesuai dengan standar ANSI Z.359.1-2016 atau
standar SNI
b. Membuat daftar alat pengaman kerja (APK) sesuai dengan kondisi kerja :
- APAR (alat pemadam api ringan)
- Rambu-rambu kerja seperti traffic cone, pita penghalang (barricade tape), lampu
pengaman di jalan (traffic warning lamp) yang digunakan pada pekerjaan galian
pada crossing jalan atau bahu jalan
Safety net
Bendera K3, bendera merah putih dan bendera perusahaan pada lokasi strategis
sesuai dengan Kepmenaker 1135 tahun 1987
Spanduk dan poster
Rambu-rambu K3
Contoh rambu-rambu yang digunakan pekerjaan galian
No Simbol Keterangan
1
Dilarang Masuk
2
Rambu Penyempitan Jalan
3
Rambu Galian
4
Traffic cone
5
Barikade
7
Lampu Rotary
10
Safety Line
11
Rambu Pejalan Kaki
12
Flag Man
- Obat P3K yang disediakan adalah obat yang diperlukan untuk pertolongan pertama
diantaranya anti infeksi, perban, kasa, kapas, tabung oksigen dsbnya
(2) Memastikan dan melaksanakan RK3K yang sudah dibuat sudah sesuai dengan peraturan
Indonesia dan Internasional yang berlaku
(3) Memastikan perlindungan terhadap pekerja (BPJS atau asuransi ketenagakerjaan lainnya)
(4) Memastikan alat pelindung diri dan alat pelindung kerja yang digunakan sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Indonesia dan peraturan internasional
(5) Memastikan seluruh alat berat dan peralatan yang diigunakan memiliki sertifikat yang
masih berlaku (Surat Ijin Kelaikan Alat)
(6) Memastikan operator memiliki SIO (Surat Ijin Operator) dan masih berlaku
(7) Melaksanakan safety induction dan safety briefing kepada seluruh pekerja sebelum
melaksanakan pekerjaan konstruksi
(8) Melaksanakan inspeksi alat atau peralatan yang digunakan dan melaksanakan inspeksi
rutin K3
(9) Membuat laporan kinerja K3 secara berkala dan dilaporkan kepada supervisor K3 dan
pemberi tugas
(10) Menyediakan akses yang aman bagi pelaksana dan pengawas dalam pelaksanaan
pekerjaan dan pengawasan serta untuk warga yang terganggu oleh galian perpipaan
(11) Material yang digunakan adalah plat besi atau beton yang cukup kuat untuk bisa
dilalui oleh motor. Ukuran plat disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Pemasangan plat
ini ditempatkan pada lokasi-lokasi yang menjadi akses masuk bagi publik, seperti:
Mulut gang
Akses masuk rumah warga atau pertokoan
Persimpangan jalan kecil
Kewajiban Penerapan Protokol Covid-19
Mengacu pada Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 02/IN/M/2020 Tentang
Protokol Pencegahan Penyebaran CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID 19) Dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, maka penyedia jasa diharuskan :
Kontraktor berkomitmen untuk memastikan bahwa Proyek dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan setempat, masyarakat, dan pekerjanya. Ini akan
dilakukan dengan menghormati standar lingkungan, sosial, kesehatan dan keselamatan kerja, dan
memastikan bahwa standar kesehatan dan keselamatan kerja yang tepat terpenuhi. Perusahaan juga
berkomitmen untuk menciptakan dan memelihara lingkungan dimana kekerasan berbasis gender
(gender-based violence-GBV/sexual exploitation and abuse-SEA) dan kekerasan terhadap anak-anak
(violence against children=VAC) tidak memiliki tempat, dan kekerasan tersebut tidak akan ditoleransi
bagi karyawan, sub-kontraktor, pemasok, rekan, atau perwakilan dari kontraktor.
Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa semua yang terlibat dalam Proyek mengetahui komitmen
ini, dan perusahaan berkomitmen pada prinsip-prinsip utama berikut dan standar perilaku minimum
yang akan berlaku bagi semua karyawan perusahaan, rekanan, dan perwakilan, termasuk sub-
kontraktor dan pemasok, tanpa pengecualian:
Umum
1. Kontraktor - dan semua karyawan, rekanan, perwakilan, sub-kontraktor, dan pemasok -
berkomitmen untuk mematuhi semua hukum, aturan, dan peraturan nasional yang relevan.
2. Kontraktor berkomitmen untuk sepenuhnya menerapkan Rencana Pengelolaan Lingkungan
dan Sosial Kontraktor.
3. Kontraktor berkomitmen untuk menghargai keragaman dan memperlakukan perempuan,
anak-anak (di bawah usia 18), dan laki-laki dengan hormat terlepas dari budaya, ide,
pendapat, keterbatasan, jenis kelamin, etnis, asal, keyakinan politik, keyakinan agama,
generasi, status sipil, kelas sosial, orientasi seksual dan tingkat pendidikan.
4. Perusahaan harus memastikan bahwa interaksi dengan anggota masyarakat setempat
dilakukan dengan hormat dan non-diskriminasi.
5. Bahasa dan perilaku yang merendahkan, mengancam, melecehkan, kasar, tidak pantas secara
budaya, atau provokatif secara seksual dilarang bagi semua karyawan perusahaan, rekanan,
dan perwakilan, termasuk sub-kontraktor dan pemasok.
6. Kontraktor akan mengikuti semua instruksi kerja yang wajar (termasuk berkaitan dengan
norma-norma lingkungan dan sosial).
7. Kontraktor akan melindungi dan memastikan penggunaan properti dengan benar (misalnya,
untuk mencegah pencurian, kecerobohan, atau pemborosan).
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
1. Kontraktor akan memastikan bahwa Rencana Pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Proyek dilaksanakan secara efektif oleh staf perusahaan, serta sub-kontraktor dan pemasok.
2. Kontraktor akan memastikan bahwa semua orang di lokasi mengenakan pakaian pelindung
yang layak dan sesuai ketentuan, hal ini untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan akan
melaporkan adanya kondisi atau praktik yang menimbulkan bahaya keselamatan atau
mengancam lingkungan.
3. Kontraktor akan:
a. melarang penggunaan alkohol selama kegiatan kerja.
b. melarang penggunaan narkotika atau zat lain yang setiap saat dapat merusak
kemampuan kerja.
4. Kontraktor akan memastikan bahwa fasilitas sanitasi yang memadai akan tersedia di lokasi
dan di setiap akomodasi pekerja akan disediakan, bagi mereka yang bekerja di proyek.
1
Persetujuan yang didefinisikan sebagai pilihan berdasarkan informasi yang mendasari niat, penerimaan, atau persetujuan
sukarela seseorang untuk melakukan sesuatu. Tidak ada persetujuan yang dapat dibenarkan jika penerimaan atau
kesepakatan tersebut diperoleh dibawah ancaman, paksaan atau bentuk pemaksaan lainnya, penculikan, penipuan, atau
penggambaran yang keliru. Sesuai dengan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-Hak Anak, Bank Dunia
menganggap bahwa persetujuan tidak dapat diberikan oleh anak-anak di bawah usia 18 tahun, bahkan jika undang-undang
nasional negara tempat Kode Etik diberlakukan memiliki usia yang lebih rendah. Keyakinan keliru tentang usia anak dan
terlibat dalam tindak seksual tersebut. Ini termasuk hubungan yang melibatkan
pengurangan/janji pemberian manfaat aktual (moneter atau non-moneter) kepada anggota
masyarakat dengan imbalan seks — aktivitas seksual semacam itu dianggap “tidak
konsensual” dalam ruang lingkup Kode Etik ini.
4. Selain sanksi perusahaan, jika perlu dilakukan penuntutan hukum bagi mereka yang
melakukan tindakan GBV/SEA atau VAC.
5. Semua karyawan, termasuk relawan atau tenaga kerja sukarela dan sub-kontraktor sangat
dianjurkan untuk melaporkan dugaan atau tindakan nyata GBV/SEA dan/atau VAC oleh
sesama pekerja, baik di perusahaan yang sama atau tidak. Laporan harus dibuat sesuai dengan
Prosedur Tuduhan GBV/SEA dan VAC Proyek.
6. Manajer wajib melaporkan dan bertindak untuk menangani adanya dugaan atau tindakan
nyata GBV/SEA dan VAC karena mereka memiliki tanggung jawab untuk menegakkan
komitmen perusahaan dan bertanggung jawab atas laporan langsung mereka.
Pelaksanaan
Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip di atas diterapkan secara efektif, kontraktor berkomitmen
untuk memastikan bahwa:
1. Semua manajer menandatangani 'Kode Etik Manajer' Proyek yang memerinci tanggung
jawabnya untuk melaksanakan komitmen perusahaan dan menegakkan tanggung jawab dalam
'Kode Etik Individu'.
2. Semua karyawan menandatangani Kode Etik Individu Proyek yang mengkonfirmasikan
kesepakatan mereka untuk mematuhi standar Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (ESHS) dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OHS), dan tidak terlibat
dalam kegiatan yang mengakibatkan GBV/SEA atau VAC.
3. Memasang Kode Etik Perusahaan dan Individu secara jelas dan mudah dilihat di kamp kerja,
kantor, area publik dan ruang kerja. Misal di ruang tunggu, lobby, tempat istirahat, kantin dan
klinik kesehatan.
4. Memastikan bahwa salinan Kode Etik Perusahaan dan Individu yang dipasang dan
didistribusikan serta disusun dengan bahasa yang mudah dipahami di area tempat kerja.
5. Menunjuk seseorang sebagai “Focal Person” perusahaan untuk menangani masalah-masalah
GBV / SEA dan VAC.
6. Memastikan bahwa Rencana Aksi GBV/SEA dan VAC diterapkan dan direvisi secara efektif
sesuai kebutuhan.
7. Kontraktor secara efektif melaksanakan Rencana Aksi GBV/SEA dan VAC yang telah
disepakati, dan memberikan umpan balik kepada Proyek untuk melakukan perbaikan dan
revisi yang sesuai.
Dengan ini, saya mengakui bahwa saya telah membaca Kode Etik Kontraktor, dan atas nama
perusahaan setuju untuk mematuhi standar yang terdapat di dalamnya. Saya memahami peran dan
tanggung jawab saya untuk mendukung standar K3 dan LSK3K Proyek, dan untuk mencegah dan
Jabatan: _________________________________
Tanggal: _________________________________
KODE ETIK PERORANGAN
1. Memberikan persetujuan atas pemeriksaan latar belakang yang dilakukan oleh polisi setempat
(surat keterangan catatan kepolisian).
2. Berpartisipasi aktif dalam sosialisasi terkait Lingkungan, Sosial, Kesehatan, dan Keselamatan
Kerja dalam mencegah kekerasan berbasis gender seperti yang diselenggarakan oleh perusahaan
tempat saya bekerja.
3. Mengenakan alat pelindung diri (APD) setiap saat ketika berada di lokasi kerja atau terlibat
dalam kegiatan proyek.
4. Melakukan langkah-langkah praktis dalam mengimplementasikan Strategi Pengelolaan dan
Rencana Pelaksanaan terhadap Lingkungan, Sosial Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kontraktor.
5. Melaksanakan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi.
6. Mematuhi kebijakan nihil alkohol selama kegiatan kerja dan menghindari penggunaan narkotika
atau zat lain yang setiap saat dapat mengganggu atau merusak kemampuan kerja.
7. Menghargai keragaman dan memperlakukan perempuan, anak-anak (di bawah usia 18 tahun),
dan laki-laki dengan hormat terlepas dari budaya, ide, pendapat, keterbatasan, jenis kelamin,
etnis, asal, keyakinan politik, keyakinan agama, generasi, status sipil, kelas sosial, orientasi
seksual, dan tingkat pendidikan.
8. Tidak menggunakan bahasa atau tingkah laku yang tidak pantas terhadap perempuan, anak-anak
atau laki-laki, seperti melecehkan, kasar, provokatif secara seksual, merendahkan martabat atau
tindakan lainnya yang tidak pantas sesuai budaya setempat.
9. Tidak melakukan eksploitasi atau penyalahgunaan yang bersifat seksual ke pekerja lain dan atau
ke anggota masyarakat sekitar.
10. Tidak melakukan pelecehan seksual terhadap personel dan staf kerja — misalnya, melakukan
tindakan seksual yang tidak diinginkan, permintaan untuk melakukan perbuatan seksual, dan
tindakan lisan atau fisik atau isyarat yang bersifat seksual, atau perilaku lain apapun yang bersifat
seksual, yang membuat seseorang merasa tersinggung, dipermalukan dan/atau terintimidasi,
termasuk dalam beberapa kasus, memberikan hadiah pribadi.
11. Tidak menjanjikan sesuatu yang menguntungkan (misalnya promosi), atau melakukan ancaman
(misalnya dapat kehilangan pekerjaan) atau membayar dalam bentuk barang atau uang, untuk
suatu tindakan seksual — atau, perilaku merendahkan, eksploitatif, atau penghinaan lainnya.
12. Tidak menggunakan prostitusi dalam bentuk apa pun dan kapanpun.
13. Tidak berpartisipasi dalam kontak atau aktivitas seksual dengan anak di bawah usia 18 tahun
termasuk mengajari, atau kontak melalui media digital. Pemahaman keliru mengenai usia anak
terkait tidak dapat dianggap sebagai suatu pembelaan. Persetujuan dari anak yang bersangkutan
juga tidak dapat dijadikan sebagai pembelaan ataupun alasan.
14. Tidak akan melakukan interaksi yang bersifat seksual dengan anggota masyarakat sekitar proyek,
kecuali ada persetujuan penuh dari pihak-pihak terkait. Termasuk hubungan yang melibatkan
pemotongan atau janji yang menguntungkan (moneter atau non-moneter) kepada anggota
masyarakat dengan imbalan seks (termasuk prostitusi). Aktivitas seksual semacam itu dianggap
“tidak konsensual” dalam ruang lingkup Kode Etik ini.
15. Akan melaporkan kepada Manager atau melalui saluran yang ada segala tindakan terkait dengan
kekerasan berbasis gender atau bentuk pelanggaran lainnya atas kode etik ini yang dicurigai
dilakukan oleh rekan kerja.
1. Peringatan informal.
2. Peringatan formal.
3. Pemutusan hubungan kerja.
4. Melaporkan ke Polisi jika diperlukan.
Saya memahami bahwa adalah tanggung jawab saya untuk memastikan bahwa standar Lingkungan,
Sosial, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja dipenuhi. Bahwa saya akan mematuhi Rencana Aksi
Pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Bahwa saya akan menghindari tindakan atau perilaku
yang bisa ditafsirkan sebagai kekerasan berbasis gender. Setiap tindakan seperti itu akan menjadi
pelanggaran Kode Etik Perorangan ini. Saya dengan ini menyatakan bahwa saya telah membaca Kode
Etik Perorangan di atas, menyatakan persetujuan untuk mematuhi standar yang terkandung di
dalamnya dan memahami peran dan tanggung jawab saya untuk mencegah dan menyingkapi masalah
Lingkungan, Sosial, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja termasuk dalam pencegahan Kekerasan
Berbasis Gender. Saya memahami bahwa tindakan apapun yang tidak konsisten dengan Kode Etik
Perorangan ini atau kegagalan untuk bertindak yang diamanatkan oleh Kode Etik Perorangan ini dapat
mengakibatkan tindakan disipliner yang dapat memengaruhi kontrak kerja saya yang sedang
berlangsung.
Nama: _________________________
Tanggal: _________________________
Laporan Pengawasan K3
LAPORAN HARIAN
PENGAWASAN K3 KONSTRUKSI PROYEK NUWSP
Nama Proyek :
Lokasi :
Nama Manajer Proyek :
Nama Koordinator K3 :
Tanggal Pengawasan :
Perbaika
No. Ketidaksesuaian (Non-comformity) Uraian Ketidaksesuaian Tindakan/Teguran n
1 Tanpa APD/APK
a.
b.
c.
2 Ketidaksesuaian Metoda Kerja
a.
b.
c.
3 Ketidaksesuaian persyaratan kontrak
a.
b.
c.
4 Pencemaran Lingkungan
a.
b.
c.
5 Kontaminasi zat berbahaya
a.
b.
c.
Status Perijinan
No. Jenis Perijinan Lokasi Status Perijinan
Desa/Kelurahan/Kecamatan
LAPORAN BULANAN
PENGAWASAN K3 KONSTRUKSI PROYEK NUWSP
Nama Proyek :
Lokasi :
Nama Manajer Proyek :
Nama Koordinator K3 :
Data Kinerja K3
1. Data Personil
Pekerja Administrasi Orang Jumlah Hari Kerja Orang
Pekerja Lapangan Orang
Pekerja …... Orang Jumlah Jam Kerja Orang
Pekerja Laki-Laki Orang
Pekerja Perempuan Orang Rasio Gender
18 Status Perijinan
Jenis Perijinan Yang Diperlukan Jumlah Yang Diterima Tindak Lanjut Untuk Yang Belum Diterima
19 KETERANGAN :
LAPORAN VISUAL KEGIATAN K3 KONSTRUKSI PROYEK NUWSP
Nama Proyek :
Lokasi :
Nama Manajer Proyek :
Nama Koordinator K3 :
LAPORAN BULANAN
REKAPITULASI KECELAKAAN/INSIDEN LALU LINTAS
Nama Proyek :
Lokasi :
Nama Manajer Proyek :
Nama Koordinator K3 :