Anda di halaman 1dari 47

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (SMKK)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH,


LABORATORIUM & BENGKEL JURUSAN TEKNIK MESIN
KAMPUS II POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2023
A. PENDAHULUAN

1. KEPEDULIAN PIMPINAN TERHADAP ISU EKSTERNAL DAN INTERNAL

Perusahaan Jasa Konstruksi memiliki potensi resiko bahaya dan kecelakaan yang
tinggi, seperti kecelakaan akibat penggunaan Peralatan Kerja seperti: Hydraulic Static Pile
Driver/ HSPD, Dolly, Excavator, Dump Truck, Mobile Crane, Wheel Loader, Truck Mixer,
Concrete Mixer, Concrete Vibrator, Bar Cutter Electric, Bar Bending Electric, Mesin Las,
Scaffolding (Perancah) dan Lain- lain, melakukan pekerjaan diketinggian dan pekerjaan
lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan, dengan resiko kecelakaan dan
bahaya tersebut maka diperlukannya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yang penerapannya meliputi Direksi Keet, Project Site serta area pendukung
lainnya. Tersedianya Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RKK)
dimana system ini diperlukan untuk menurunkan insiden dan penyakit akibat kerja sehingga
tercipta tempat kerja yang aman dan sehat. Untuk memberikan kepuasan pelanggan dan
perlindungan kepada karyawan dalam keselamatan dan kesehatan kerja serta menjaga
kelestarian lingkungan hidup maka diperlukan suatu Rencana Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Proyek. Dan terciptanya ZERO ACCIDENT.

Perlunya Penerapan Pencegahan terhadap Penularan Virus Covid-


19 dilingkungan pekerjaan, dengan menyiapkan Sarana Prasarana Pencegahan Penularan
sesuai standar WHO dan menyusun Struktur Organisasi Gugus Tugas Penanganan
Penyebaran Virus Covid 19 di lingkungan Pekerjaan. Instruksi Menteri PUPR No:
02/IN/M/2020, tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Perlunya tekad untuk melaksanakan kegiatan operasional dengan mengutamakan


Keselamatan dan kesehatan kerja yang aman serta nyaman bagi siapapun yang berada
ditempat kerja, yang dilaksanakan secara berkesinambungan dengan:

a. Mematuhi seluruh peraturan perundangan dalam bidang Keselamatan dan


Kesehatan kerja, yang merupakan persyaratan minimum kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja.

b. Selalu memberikan perlindungan kepada seluruh karyawan, tamu, pihak ketiga dan asset
perusahaan dengan mencegah dan mengendalikan kejadian yang dapat merugikan asset
perusahaan maupun pihak lain.

c. Melakukan komunikasi yang efektif kepada seluruh karyawan, masyarakat dan pihak-
pihak yang berkepentingan
d. Mempertimbangkan setiap aspek Keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap tahap
penyelenggaraan kegiatan serta mengendalikan resiko yang ada seminimal mungkin.
Untuk terciptanya ZERO ACCIDENT pada setiap pekerjaan.

e. Kebijakan Khusus

- Perusahaan melarang keras seluruh pegawai untuk membawa, menggunakan obat-obatan


terlarang termasuk didalamnya membawa narkoba dan minuman keras beralkohol baik
pada waktu bekerja maupun dilapangan serta diluar jam kerja.

- Penerapan Pencegahan terhadap Penularan Virus Covid-19 di lingkungan pekerjaan,


dengan menyiapkan Sarana Prasarana Pencegahan Penularan sesuai standar WHO dan
menyusun Struktur Organisasi Gugus Tugas Penanganan Penyebaran Virus Covid 19 di
lingkungan Pekerjaan.

- Instruksi Menteri PUPR No: 02/IN/M/2020, tentang Protokol Pencegahan Penyebaran


Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

2. STANDAR DAN PERATURAN PERUNDANGAN

INTERNASIONAL

a. Kebijakan Perlindungan Lingkungan dan Sosial

b. Kebijakan Perlindungan Anak

c. Kebijakan Kesehatan, Keselamatan, dan Kesejahteraan Kerja RI

d. Prosedur Manajemen Kontraktor

UNDANG-UNDANG RI

Daftar Peraturan Perundang-Undangan dan persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan


dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut :

a. UU No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (Sudah diganti dengan UU No. 2 tahun
2017). UU No 1 / 1970 Keselamatan Kerja

b. UU No.13 / 2003 Ketenagakerjaan. UU No. 14 tahun 1992 Lalu Lintas Jalan

c. UU No. 23 tahun 1992 Kesehatan

PERATURAN PEMERINTAH DAN KEPUTUSAN PRESIDEN

a. PP No. 14 Tahun 1993 Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. PP


No.28 Tahun 2000 Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
b. PP No. 29 Tahun 2000 Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

c. PP No. 74/2001 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

d. Keppres No. 54 Tahun 2010 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

e. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang penerapan SMK3

PERATURAN MENTERI

a. Permenaker No 1/1980 Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.

b. Permenaker No 5/1996 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).


Permenaker No.04/1987 Panitia Pembina K3 serta tatacara penunjukkan Pelaksana ahli
K3

c. Permenaker No.03/1998 Tatacara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan.

d. Permenaker No.05/1985 Pesawat Angkat dan Angkut

e. Permenaker No.02/1985 Pesawat tenaga dan produksi

f. Permenaker No.01/1989 Kwalifikasi dan syarat-syarat operator keran Angkat.

g. Permenaker No.04/1980 Syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan
Dan Persyaratan Teknis Konstruksi dan K3 yang terkait lainnya. Permen PU No.
09/PRT/M/2008 Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

h. Permen PU No. 07/PRT/M/2011 Standar dan Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan


Konstruksi dan Jasa Konsultansi

i. Peraturan Menteri PU No.05/PRT/M/2014, tentang Pedoman Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
tanggal 22 April 2014.

j. Permen PUPR No. 21/PRT/M/2019, tentang Pedoman Sistem Manajemen


Keselamatan Konstruksi.

k. Instruksi Menteri PUPR No: 02/IN/M/2020, tentang Protokol Pencegahan


Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi.
3. RENCANA TINDAKAN (SASARAN DAN PROGRAM)
SASARAN K3
1. Tidak ada kecelakan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident) dan
bersih serta bebas dari Kecelakaan kerja (ZERO ACCIDENT);

2. Tidak terjadi sakit akibat kerja;

3. Tingkat keberhasilan penerapan penyelenggaraan SMK3 minimal 60%;

4. Semua pekerja memakai APD yang sesuai dengan bahaya dan risiko pekerjaannya
masing-masing.

5. Memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi;

6. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;

7. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;

8. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;

9. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan; dan

10. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP).

11. Memenuhi 9 (Sembilan) Komponen Biaya Penerapan SMKK.

12. Instruksi Menteri PUPR No: 02/IN/M/2020, tentang Protokol Pencegahan


Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi.

PROGRAM K3
1. Setiap pekerja mengikuti intruksi K3 sebelum mulai bekerja;
2. Melaksanakan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya;

3. Memastikan ketersediaan APD bagi setiap pekerja baru atau mulai suatu pekerjaan
sudah diberikan pengarahan dan pemakaian APD yang sesuai;

4. Mengadakan pelatihan K3 dan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) dengan


mengikutsertakan pegawai dan seluruh pekerja lapangan;

5. Mengadakan safety meeting tiap hari Senin pagi sebelum bekerja;

6. Melaksanakan safety induction sebelum pekerjaan dimulai; Menetapkan Petugas P3K;

7. Melakukan kegiatan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan kerja secara periodik;

8. Instruksi Menteri PUPR No: 02/IN/M/2020, tentang Protokol Pencegahan


Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi.
ORGANISASI K3

PENANGGUNGJAWAB K3

BPJS TK/
ASURANSI

EMERGENCY/ PETUGAS
KEDARURATAN P3K
KESELAMATAN

Rencana Penunjukan Personil Yang Akan Ditugaskan Menjadi

Penanggung Jawab Kegiatan SMK3

Posisi Dalam SMK3 Uraian Tugas

Penanggung Jawab K3 - Menetapkan kebijakan K3 di lingkungan proyek


- Memberikan dukungan agar pelaksanaan K3 berjalan
berkelanjutan
- Memastikan terlaksananya pelaksanaan Keselamatan
Konstruksi pada proyek konstruksi
- Menetapkan Sasaran Program Keselamatan
Konstruksi
- Melaporkan Kinerja Penerapan SMKK kepada
pengguna jasa
- Mengkoordinir penerapan SMKK di tempat kegiatan
konstruksi
- Menyiapkan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan
dalam penerapan SMKK
- Memastikan kegiatan Keselamatan Konstruksi di
tempat kerja terlaksana dengan baik
- Melakukan inspeksi Keselamatan Konstruksi di
tempat kerja
- Melakukan Koordinasi dengan pihak- pihak terkait
Emergency/Kedaruratan - Merencanakan dan melaksanakan keadaan
darurat
- Mengidentifikasi potensi bahaya akibat
keadaan darurat
- Membuat laporan kegiatan kedaruratan
- Memantau secara berkala penggunaan APD
sesuai standar
- Mengkoordinasikan tugas-tugas kedaruratan
dan melaksanakan keputusan organisasi K3.
P3k - Merencanakan dan melaksanakan P3K
- Mengidentifikasi pekerja akibat kecelakaan kerja
- Memberikan pertolongan pertama pada korban sesuai
kondisi korban
- Membuat laporan kegiatan P3K
- Memantau secara berkala penggunaan APD sesuai
standar
- Mengkoordinasikan kegiatan P3K dan melaksanakan
keputusan organisasi K3
Petugas Keselamatan - Melaksanakan induksi Keselamatan Konstruksi
- Melaksanakan konsultasi dan komunikasi
Keselamatan Konstruksi di tempat kerja
- Melakukan inspeksi Keselamatan Konstruksi di
tempat kerja
- Melaporkan kejadian baik berupa insiden maupun
accident kepada Manajer/Koordinator Keselamatan
Konstruksi

B. PENILAIAN DAFTAR RESIKO

Perencanaan di sini dimaksudkan bahwa program RKK yang ada di paket pekerjaan ini
direncanakan sesuai dengan kondisi pekerjaan dan lingkungan yang ada di sekitar lingkup
pekerjaan dengan tujuan untuk memastikan bahwa/pencemaran lingkungan teridentifikasi,
dinilai risikonya dan dilakukan pengendaliannya agar tidak membahayakan bagi para pekerja/
mencemari lingkungan sehingga proses pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.

Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap keselamatan umum,


harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang dapat timbul dari sumber bahaya tertentu yang
terjadi pada pekerjaan konstruksi. Mengidentifikasi faktor K3 yang berhubungan dengan resiko
dan mengambil langkah yang diperlukan, untuk mengurangi resiko tersebut ke tingkat toleransi
resiko yang dapat diterima, merupakan kunci dalam melaksanakan proyek demi tercapainya
zero accident. Pencegahan kecelakaan merupakan sistem kebijakan dan prosedur yang
diterapkan Kontraktor untuk mengantisipasi, kehilangan atau mengendalikan tindakan, dan
kesalahan pengawas yang dapat menyebabkan suatu kecelakaan, cedera atau kehilangan
personil, waktu, citra, dan peralatan Kontraktor.

Penilaian risiko merupakan sistem memperkirakan insiden/ kejadian yang dapat mungkin
terjadi terhadap personil, aset, lingkungan sehingga dapat ditetapkan besarnya toleransi risiko
dan kerugian. Identifikasi Bahaya Analisis Resiko dan Penentuan Pengendalian pada awal
konstruksi dilakukan sebelum proses mobilisasi dalam mengidentifikasi pengaruh aktivitas
terhadap mutu, potensi bahaya, masalah prosedur dan persyaratan keselamatan kerja maupun
faktor kelestarian lingkungan yang dapat mempengaruhi aspek konstruksi, biaya atau jadwal.
Metodologi dilaksanakannya proses penilaian sesuai dengan tempat kerja/ proses kegiatan,
peraturan pemerintah, standar dan persyaratan kontrak.

Untuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko memperhitungkan:

a. Aktivitas rutin dan tidak rutin

b. Aktivitas semua orang yang mempunyai akses ke tempat kerja (termasuk


kontraktor dan pengunjung tamu)

c. Tingkah laku manusia, kemampuan dan faktor manusia lainnya

d. Identifikasi sumber bahaya diluar tempat kerja yang mampu memberi pengaruh
yang merugikan kesehatan dan keselamatan personil dibawah kendali perusahaan di
tempat kerja

e. Bahaya yang dihasilkan di sekitar tempat kerja dari aktivitas terkait pekerjaan di bawah
kendali organisasi

f. Prasarana, peralatan dan material di tempat kerja tersedia

g. Perubahan atau usulan perubahan dalam perusahaan, termasuk aktivitas atau material

h. Modifikasi sistem manajemen K3, termasuk perubahan sementar dan dampaknya dalam
operasi, proses dan aktivitas

i. Beberapa kewajiban undang-undang yang diterapkan yang berhubungan dengan


penilaian risiko dan pelaskaan dari pengendalian risiko tang diperlukan

j. Desain tempat kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur operasi dan organisasi
pekerjaan termasuk menyesuaikannya dengan kemampuan manusia.

Penilaian Tingkat Risiko K3 Konstruksi dapat dilakukan dengan memadukan nilai


kekerapan/frekuensi terjadinya peristiwa bahaya K3 dengan keparahan/kerugian/dampak
kerusakan yang ditimbulkannya.

Metodologi organisasi dalam identifikasi, bahaya dan penilaian risiko harus:

a. Ditetapkan berkenaan dengan cakupan, sifat dan waktu untuk memastikan bahwa hal
tersebut lebih bersifat pro aktif daripada reaktif.

b. Disediakan untuk identifikasi, prioritas dan dokumentasi dari risiko dan pelaksanaan
pengendalian yang tepat.

c. Untuk mengelola perubahan, perusahaan harus mengidentifikasi bahaya K3 dan risiko


K3 yang dihubungkan dengan perubahan dalam perusahaan, sistem manajemen K3
atau aktivtasnya mengutamakan pengendalan perusahaan tersebut. Dalam
menetapkan pengendalian atau mempertimbangkan untuk merubah pengendalian
yang sudah ada, pertimbangan diberikan untuk mengurangi risiko sesuai dengan
hirarki:

- Eliminasi

- Substitusi

- Pengendalian engineering

- Rambu – rambu / peringatan dan / atau pengendalian administrasi

- Alat pelindung diri

- Hirarki Kontrol bertujuan untuk menetapkan kontrol dalam proses identifikasi


bahaya dan risiko yang terkait dengan pekerjaan, termasuk menyiapkan, meninjau dan
memperbarui Daftar Risiko proyek.

Setelah semua potensi bahaya diidentifikasi, maka tiap potensi bahaya dilakukan penilaian
risiko dengan cara sebagai berikut:

1. Menentukan tingkat kemungkinan (Probability)

2. Menentukan tingkat konsekuensi atau akibat (Consequency)

3. Melakukan perhitungan risiko yang digunakan untuk melakukan melakukan analisis


untuk menentukan metode yang tepat dalam melaksanakan kontrol resiko.

4. Menentukan rating resiko


C. DUKUNGAN KESELAMATAN KOSNTRUKSI

1. SUMBER DAYA

a. Pimpinan harus mengambil tanggung jawab utama untuk K3 dan sistem manajemen k3

b. Pimpinan harus menunjukan komitmenya dengan:

- Menjamin ketersediaan sumber daya yang utama dalam membangun, menerapakan,


memelihara dan meninggkatakan SMK3

- Menentukan peranan pembangian tanggung jawab dan memberi wewenang kepada


pelaksana SMK3.

- Mendokumentasikan dan mengkomunikasikan ketentuan pada angka a) dan b) di atas


kepada personil yang diberi tanggung jawab dan wewenang

c. Penyedia Jasa harus menentukan penanggung jawab K3 untuk:

- Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, rambu-rambu,


Spanduk, Poster, Pagar pengaman, Jaring pengaman dsb) secara konsisten.

- Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya.

- Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.

- Memastikan peralatan terutama alat berat dalam kondisi layak pakai agar tidak
menimbulkan kecelakaan kerja.

- Mengkoordinasikan dan menginstuksikan agar bahan material di tempatkan pada tempat


yang sesuai.

d. Penyedia Jasa harus dapat memotivasi karyawan di tempat kerja untuk bertanggung jawab
terhadap aspek K3.

e. Penyedia Jasa Harus Menerapkan Protokol Pencegahan Penyebaran Covid-19 dalam


Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

2. KOMPETENSI

a. Memiliki monitivasi internal dan mununjukan rasa ingin tahu dalam menemukan dan
memahami berbagai aspek terkait dengan pemahaman sanitasi, hygene, dan keselamatan
kerja.

b. Menujukan perilaku amaliah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi kesehatan
keselamatan kerja.

c. Menunjukkan perilaku cinta damai dan toleransi dalam membangun kerja sama dan tanggung
jawab dalam implementasi kesehatan dan keselamatan kerja.

d. Melakukan identifikasi penerapan kesehatan kerja meliputi persyaratan ruang


kerja dan penyakit akibat kerja melalui kerja proyek.

3. KEPEDULIAN

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Pekerjaan ini berkualitas,
sehat dan aman serta baik terhadap lingkungan. Untuk mencapai komitmen tersebut maka
perusahaan menetapkan :

1. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam lingkungan perusahaan dan
housekeeping sangat efektif sehingga dapat menghilangkan bahaya - bahaya di tempat
kerja dan membantu penyelesaian pekerjaan dengan aman dan tepat. Housekeeping yang
buruk sering berkontribusi terhadap munculnya insiden dengan menyembunyikan bahaya
yang dapat menyebabkan cedera. Housekeeping yang efektif adalah pekerjaan yang
dilakukan secara terus menerus.

2. Untuk menghindari bahaya-bahaya tersebut, tempat kerja harus "dipelihara"


sesuai dengan aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan secara menyeluruh
setiap hari kerja. Persyaratan housekeeping untuk tempat berjalan, lokasi kerja dan
permukaan tempat kerja disemua lingkungan Perusahaan dapat dilihat di :

- Tempat Berjalan, Lokasi Kerja, Lokasi Kerja Berbahaya

- Kode Warna, Penyimpanan Material

- Pengelolaan Lingkungan, Penggalian

- Perlindungan dan Pencegahan Kebakaran

3. Menjamin peningkatan berkesinambungan terhadap penerapan Sistem Manajemen


Mutu, Keselamatan dan Kesehatan kerja serta lingkungan.

4. Menjamin agar kegiatan SMK3 dapat diimplementasikan di lapangan secara berkelanjutan


dilingkungan pekerjaan lingkungan sekitar pada pekerjaan tersebut berlangsung.

4. INFORMASI TERDOKUMENTASI

Dokumentasi SMK3 harus meliputi:

a. Kebijakan K3

b. Sasaran K3;

c. Uraian lingkup SMK3;


d. Uraian unsur-unsur utama dari SMK3 dan kaitannya, e) Acuan yang terkait;

e. Rekaman yang diperlukan; dan

f. Hal-hal penting untuk menjamin efektivitas perencanaan, operasi dan pengendalian


proses, dikaitkan dengan risiko K3

Pengelolaan dokumen tersebut harus memenuhi ketentuan sbb:

a. Dokumen yang diperlukan oleh SMK3 dan pedoman ini harus dikendalikan

b. Penyedia Jasa harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk:

- Menyetujui dokumen untuk kecukupannya sebelum dikeluarkan;

- Mengkaji ulang dan memutakhirkan seperlunya dan menyetujui kembali dokumen


tersebut;

- Menyimpan dokumen tersebut dan diidentifikasi (diberi penomoran) sehingga


mempunyai kemampuan telusur;

- Memastikan versi terbaru dari dokumen yang dipakai telah teridentifikasi dan
tersedia di tempat-tempat yang digunakan;

- Memastikan dokumen eksternal asli yang penting untuk perencanaan dan operasi
SMK3 telah diidentifikasi dan dikendalikan pendistribusiannya; dan

- Menjaga penggunaan yang tidak diinginkan dari dokumen kadaluarsa dan


melakukan identifikasi yang sesuai jika dokumen tersebut disimpan untuk tujuan
tertentu.

D. OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI

Prosedur Operasi Standar, atau SOP, adalah satu set instruksi langkah-demi- langkah
yang dibuat oleh sebuah kegiatan untuk membantu pekerja melaksanakan operasi Keselamatan
Kerja.

Tujuan adalah untuk mencapai zero accident, efisiensi. kualitas output dan
keseragaman kinerja, sekaligus mengurangi miskomunikasi dan kegagalan untuk mematuhi
peraturan keselamatan. K3 adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan
kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiaporang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis Keselamatan adalah suatu keadaan
aman, dalam suatu kondisi yang aman secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional,
pekerjaan, psikologis, ataupun pendidikan dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor
tersebut.

Kesejahteraan atau sejahtera dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang
baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat
dan damai.

1. RENCANA EVAKUASI DARURAT, TANGGAP DARURAT DAN MANAJEMEN


INSIDEN

Kesiagaan Dan Tanggap Darurat

Kesiapan dan tanggapan terhadap Kondisi Darurat dilaksanakan oleh Pimpinan


Perusahaan dan dilaksanakan secara Kontinue untuk meninjau penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan berjalan secara tepat. Kondisi darurat pada saat
ini dengan adanya Pandemi Covid-19 yang sedang terjadi diseluruh dunia, khususnya di
Negara kita

Prosedur keadaan darurat disesuaikan dengan Standar dan Prosedur Perusahaan untuk semua
insiden yang potensial berkaitan dengan situasi yang ada termasuk kebakaran, ledakan,
gangguan cuaca, kecelakaan/ cedera/ sakit yang membutuhkan evakuasi medis, orang hilang,
gangguan sosial, petir, dan lain-lain. Diagram alur (Flowchart) komunikasi berisi rincian alur
komunikasi antara Kontraktor, Penanggung Jawab K3 Perusahaan, Pemadam Kebakaran, Tim
Medis, Tim Evakuasi, dan lain sebagainya.

Jaringan komunikasi kondisi darurat menampilkan daftar personil dan pihak yang dapat
dihubungi, Perusahaan, pelayanan medis darurat dan pemadam kebakaran dengan nomor
telepon dan alamat lengkap sehingga memudahkan memperoleh bantuan di lokasi konstruksi
jika terjadi kejadian tertentu. Rute evakuasi, peta lokasi, dan jaringan komunikasi darurat
perlu ditampilkan secara jelas pada lokasi strategis sekitar lokasi proyek seperti: kantor utama
Perusahaan, Kontraktor, dan Subkontraktor, kantor lapangan dan di gerbang lokasi proyek.
Rencana ini akan dikomunikasikan kepada semua manajer yang bertanggung jawab, pengawas
dan sepenuhnya telah dijelaskan kepada seluruh karyawan di pelatihan Orientasi Petugas K3
yang diberikan oleh perwakilan Perusahaan pada personil sebelum memasuki ke proyek

Informasi Keadaan Darurat

Semua kecelakaan dan insiden lain atau nyaris celaka akan diklasifikasikan sebagai berikut:

- First Aid Injury (FAI) – Perawatan yang diperlukan oleh First Aid Officer
dan/atau hanya menggunakan First Aid Kit.

- Medical Treatment Injury (MTI) – Diperlukan bantuan lebih lanjut dari tenaga medis
profesional seperti Paramedis, Perawat, Dokter, Perawatan di Ruang Gawat Darurat,
atau Rawat Inap.

- Lost Time Injury (LTI) – Terlepas dari perawatan yang diberikan pada saat itu, cedera
mengakibatkan seseorang mengambil cuti kerja.

- Near Miss Incident (NMI) – Terjadinya insiden yang berpotensi merugikan orang lain.

- Hanya Laporan/ Report Only (RO) – Jika telah terjadi insiden yang tidak
memerlukan perawatan apa pun.

- Insiden yang Harus Dilaporkan/ Notifiable Incident (NI) – Insiden dan cedera yang
harus dilaporkan kepada regulator kesehatan dan keselamatan. Contoh: Kematian,
amputasi, tumpahan serius yang melibatkan barang berbahaya. Kerusakan Properti –
Insiden yang menyebabkan kerusakan pada properti milik sendiri atau orang lain.

- Lingkungan (ENV) – Suatu kejadian atau serangkaian keadaan, sebagai akibat dari
pencemaran (udara, air, kebisingan, dan tanah) atau dampak lingkungan yang merugikan
telah terjadi, sedang terjadi, atau kemungkinan akan terjadi.

- NOMOR TELEPON DARURAT

Nomor kontak darurat adalah daftar kontak darurat dari Klien, Kontraktor dan personil
kunci utama Subkontraktor yang memiliki peran dalam situasi darurat. Kontak dapat
dalam bentuk komunikasi seperti telepon kantor / rumah, telepon selular, saluran radio
dan tanda panggilan. Nomor kontak akan diperbarui dan dipasang di setiap tempat kerja
(satpam, kendaraan, kantor Kontraktor, dan lain- lain)

- KRONOLOGIS KEJADIAN

Jika menemukan situasi darurat atau ada yang terluka, maka pihak yang menemukan
harus memberitahukan kepada Penanggung Jawab K3. Kemudian Penanggung Jawab
K3 secara otomatis akan aktif sesuai fungsi peran di dalam prosedur dan tidak terbatas
untuk mengendalikan massa, memadamkan kebakaran kecil, memberikan pertolongan
pertama untuk kasus luka-luka, membatasi dan memblokir daerah darurat seperti daerah
keluarnya gas, evakuasi dan evaluasi dari lokasi.

Petugas Keamanan yang bertugas yang pada gilirannya wajib memberitahukan


kepada Penanggung Jawab K3 Setelah menerima informasi tersebut, Penanggung Jawab
K3 akan memproses lokasi darurat, akan mengevaluasi situasi dan memutuskan langkah
yang harus diambil. Penanggung Jawab K3 akan menentukan daerah evakuasi. Kondisi
tersebut mengharuskan Penanggung Jawab K3 untuk melakukannya termasuk pencarian
orang hilang tanpa mempertaruhkan proses pencarian dan penyelamatan personil yang
lain. Dalam situasi yang tidak dapat dikendalikan Penanggung Jawab K3, maka prosedur
selanjutnya yaitu meminta tim bantuan darurat seperti ambulan dari Rumah Sakit atau
lainnya. Manajer Proyek Kontraktor harus melaporkan kejadian darurat ke Pusat Klien
dan berkoordinasi dengan mereka.

- SISTEM PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Kecelakaan kerja yang terjadi selama pekerjaan harus ditangani dengan baik, dengan
tujuan supaya korban dapat segera pulih dan sembuh (untuk kecelakaan ringan) atau
untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban supaya kondisinya tidak menjadi
semakin parah sebelum mendapatkan perawatan lebih lanjut di fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap (untuk kecelakaan berat). Kriteria penanganan korban bilamana terjadi
kecelakaan kerja dilokasi proyek seperti Kecelakaan Ringan, Kecelakaan yang
penanganannya cukup dilakukan dengan P3K, dan Petugas K3 harus sudah terlatih
untuk penanganan pertolongan pertama pada kecelakaan. Pada Kecelakaan Berat,
apabila terjadi kecelakaan berat yang tidak bisa ditangani dengan fasilitas P3K saja,
maka Petugas K3 setelah memberikan pertolongan pertama harus segera membawa
korban pada RS Rujukan terdekat supaya korban segera mendapatkan perawatan lebih
lanjut.
Kondisi keadaan darurat yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan harus ditangani dengan baik, sehingga tidak menimbulkan kejadian lain
yang tidak diinginkan sekaligus untuk menghindari/ meminimalisir dampak yang lebih besar. Perkiraan kejadian kedaruratan dan cara
penanganannya beserta bagan alir penanganan kedaruratan dan hal - hal lain terkait kejadian kedaruratan diuraikan sebagai berikut;

NO POTENSI DARURAT LOKASI CARA PENANGANAN PRASARANA YG DIPERLUKAN


1 Kecelakaan Kerja Proyek
- Transportasi - Lakukan P3K untuk pertolongan pertama - Kotak P3K
Tertimpa Benda Jatuh - Bawa ke dokter/ puskesmas/ poliklinik dg. - Ambulan / Kendaraan Proyek
Jatuh Kendaraan proyek - Tandu
Terkena benda tajam - Hubungi RS terdekat dan datangkan - Daftar Nomor Telepon Penting
Tersandung ambulance bila diperlukan
Terpukul - Petugas K3 proyek buat laporan keatasan
Terbentur dan instansi terkait
- Tersengat listrik Proyek - Lepaskan korban dari sumber listrik - Tongkat Non Konduktor
dengan tongkat non konduktor - Kotak P3K
- Lakukan P3K untuk pertolongan pertama - Ambulan / Kendaraan Proyek
- Bawa ke dokter/ puskesmas/ poliklinik dg. - Tandu
Kendaraan proyek - Daftar Nomor Telepon Penting
- Hubungi RS terdekat dan datangkan
ambulance bila diperlukan
- Petugas K3 proyek buat laporan keatasan
dan instansi terkait
- Tersambar petir Proyek - Lakukan P3K untuk pertolongan pertama - Kotak P3K
- Bawa ke dokter/ puskesmas/ poliklinik dg. - Ambulan / Kendaraan Proyek
Kendaraan proyek - Tandu
- Hubungi RS terdekat dan datangkan - Daftar Nomor Telepon Penting
ambulance bila diperlukan
- Petugas K3 proyek buat laporan keatasan
dan instansi terkait
NO POTENSI DARURAT LOKASI CARA PENANGANAN PRASARANA YG DIPERLUKAN
2 - Serangan Penyakit Mendadak yang Proyek - Segera lakukan P3K - P3K
mematikan (Jantung/Stroke) - Bawa segera ke Rumah Sakit / klinik - Tandu/Kendaraan/Ambulans
terdekat.
3 Kebakaran Proyek Pekerja / karyawan yang mengetahui adanya - APAR
kebakaran : - Daftar Nomor Telepon Penting
a. Padamkan api dengan APAR - Lay Out / Site Plan (Titik Kumpul dan
b. Jika tidak segera hubungi Petugas K3 Jalur Evakuasi
c. Selamatkan dokumen dan asset
d. Evakuasi segera pekerja / karyawan
- Menghubungi pihak pemadam kebakaran
jika api tidak bisa dipadamkan dengan
APAR
4 Huru hara Proyek - Petugas K3 segera mengevakuasi pekerja / - Daftar Nomor Telepon Penting
keryawan dan berkumpul di area evakuasi
- Petugas keamanan segera mengamankan
lokasi kerja
- Menghubungi pihak kepolisian setempat
5 Gempa Bumi Proyek - Segera berlindung dibalik meja - APAR
- Jauhi dinding dan kaca jendela - Kotak P3K
- Matikan aliran listrik segera
- Segera keluar dari bangunan dan
berkumpul diarea berkumpul.
6 Banjir Proyek - Evakuasi seluruh personil menuju tempat - P3K
aman - Tandu/Kendaraan/Ambulans
- Pemulihan Kondisi
- Penanganan sengatan listrik
DIAGRAM ALUR TANGGAP DARURAT KECELAKAAN & INVESTIGASI

Jalur Evakuasi

Jalur evakuasi tanggap darurat adalah jalur yang dibuat berdasarkan wilayah aman, akses
dan suatu titik kegiatan evakuasi yang dapat dilalui dan dicapai oleh Organisasi
Penanggulangan Keadaan Darurat proyek. Jalur evakuasi tanggap darurat di poyek adalah
melalui jalur darat. Pada jalur ini, pengaruh perubahan alam dan cuaca maupun akibat
bencana seperti jalan, kontur permukaan bumi, genangan air dan retakan/ patahan tanah
untuk beberapa kejadian keadaan darurat tidak menghalangi mobilisasi evakuasi korban dan
penyelamatan aset. Rute evakuasi dan tempat berkumpul dan jaringan komunikasi darurat
akan ditampilkan di titik kunci sekitar lokasi konstruksi dan area sekitar kantor pada lokasi
serta gudang penyimpanan.

Kontraktor harus mengumpulkan nomor-nomor penting yang dapat dihubungi apabila


dalam keadaan darurat. Nomor-nomor tersebut terdiri dari, Rumah Sakit Rujukan, Pemadam
Kebakaran, Kepolisian, Kantor Pusat, Penanggung Jawab K3 dari Perusahaan. Nomor-nomor
penting ini harus dikomunikasikan kepada seluruh pekerja.

2. KOMUNIKASI DAN PELAPORAN

Komunikasi

Guna menjamin penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka
Perusahaan perlu menyusun sistem komunikasi untuk mendukung pelaksanaan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang baik di tempat kerja.
Komunikasi meliputi komunikasi internal antar bagian maupun sesama bagian dalam struktur
organisasi Perusahaan maupun komunikasi eksternal dengan pihak lain seperti kontraktor,
pemasok, pengunjung, tamu dan masyarakat luas maupun pihak ke tiga yang bekerja sama
dengan Perusahaan berkaitan dengan K3. Informasi-informasi yang termasuk dalam
komunikasi internal antara lain:

- Komitmen Perusahaan terhadap Penerapan K3 di tempat kerja.

- Program-program yang berkaitan dengan Penerapan K3 di tempat kerja.

- Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko K3 di tempat kerja.

Prosedur kerja, instruksi kerja, diagram alur proses kerja serta


material/bahan/alat/mesin yang digunakan dalam proses kerja.

- Tujuan K3 dan aktivitas peningkatan berkelanjutan lainnya.

- Hasil-hasil investigasi kecelakaan kerja.

- Perkembangan aktivitas pengendalian bahaya di tempat kerja.

- Perubahan-perubahan manajemen Perusahaan yang mempengaruhi penerapan K3 di


tempat kerja, dsb.

Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan kontrakator diantaranya:

- Sistem Manajemen K3 kontraktor individual.

- Peraturan dan persyaratan komunikasi kontraktor.

- Kinerja K3 kontraktor. Daftar kontraktor lain di tempat kerja.

- Hasil pemeriksaan dan pemantauan K3.

- Tanggap Darurat. Hasil investigasi kecelakaan, ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan


dan tindakan pencegahan. Persyaratan komunikasi harian, dsb.
Informasi-informasi terkait komunikasi eksternal dengan pengunjung/tamu antara lain :

- Persyaratan-persyaratan K3 untuk tamu.

- Prosedur evakuasi darurat. Aturan lalu lintas di tempat kerja.

- Aturan akses tempat kerja dan pengawalan.

- APD (Alat Pelindung Diri) dan APK (Alat Pelindung Keselamatan) yang
digunakan di tempat kerja.

Perusahaan juga mengatur komunikasi eksternal dengan pihak ke tiga terkait informasi yang
diterima oleh Perusahaan maupun informasi yang diberikan oleh Perusahaan untuk pihak ke
tiga. Perusahan menjamin konsistensi dan relevansi informasi yang diberikan sesuai dengan
Sistem Manajemen K3 Perusahaan termasuk informasi mengenai pengendalian operasi K3
dan tanggap darurat Perusahaan.

No. Jenis Komunikasi PIC Waktu Pelaksanaan

• Sebelum Mulai Bekerja/Awal


Induksi Keselamatan Ditentukan Pelaksanaan Pekerjaan
1 Konstruksi selanjutnya • Ada Pekerja Baru/disesuaikan
(Safety Induction) kondisi lapangan
• Waktu Flexible

Pertemuan Pagi Ditentukan • Setiap Hari Sebelum Mulai


selanjutnya Bekerja
2 Hari
(Safety Morning) • Waktu, 07.30-08.00

Ditentukan • 1 x dalam 1 Minggu


Pertemuan Kelompok Kerja
3 selanjutnya • Waktu, 07.30-08.00
(Toolbox Meeting)
• Setiap Hari Kamis

Rapat Keselamatan Konstruksi Ditentukan • 1x dalam 2 Minggu


4 (Construction Safety Meeting) selanjutnya • Waktu, 12.00-13.00
• Setiap Hari Kamis

Pencegahan Ditentukan • Selama Pelaksanaan


5 selanjutnya Pekerjaan Berlangsung
Penyebaran Covid-
19

Pelaporan

Semua staf, pekerja, dan pengunjung wajib melaporkan semua kecelakaan, insiden, cedera,
dan kejadian berbahaya yang melibatkan cedera pribadi atau kerusakan instalasi dan
peralatan kepada Manajer Lokasi atau Supervisor langsung mereka (atau pendamping bagi
pengunjung) secara langsung setelah kejadian tersebut.
Setiap orang yang melaporkan bahaya atau insiden harus:

- Pastikan bahwa setiap informasi deskriptif:

- Bersifat faktual kecuali dinyatakan lain seperti yang diakui, diyakini, atau disimpulkan.

- Tidak menyertakan informasi pribadi, termasuk nama dan identifikasi pribadi lainnya,
dalam bidang deskriptif apa pun selain yang diminta secara eksplisit (misalnya, detail
pribadi saat melaporkan atas nama orang lain) atau tidak terpisahkan dari kelengkapan
laporan.

- Insiden yang mengandung masalah yang bersifat rahasia (misalnya masalah medis
pribadi, perilaku yang tidak dapat diterima) harus ditandai sebagai rahasia.

- dokumentasi pendukung yang relevan.

Untuk insiden/kecelakaan serius, personel tambahan dengan pengalaman yang


sesuai mungkin diperlukan. Semua investigasi insiden harus fokus pada identifikasi akar
penyebab insiden sehingga tindakan perbaikan dan pencegahan yang tepat dapat di
identifikasi dan diterapkan. Semua pekerja harus bekerja sama dengan investigasi

E. PEMERIKSAAN PERALATAN LAPANGAN

1. PERALATAN KOSNTRUKSI

Proses manajemen risiko dilakukan dalam peralatan konstruksi sebagai metode


sistematis untuk mengatur area konstruksi seaman mungkin dan juga dapat dimasukkan ke
dalam sistem manajemen risiko tempat kerja lainnya. Pendekatan manajemen risiko ini
harus dilakukan sebelum membeli, atau mengubah instalasi, mengubah cara
penggunaannya, memindahkannya, atau jika informasi kesehatan dan keselamatan
tambahan tersedia.

Setiap peralatan Konstruksi yang akan digunakan harus dipelihara dan dibersihkan
mengikuti prosedur yang direkomendasikan oleh perancang atau oleh orang yang
kompeten. Hanya orang yang berkompeten yang boleh memeriksa dan memperbaiki Setiap
alat yang rusak. Peralatan yang tidak aman dan/atau tidak berfungsi dapat diidentifikasi
oleh manajer proyek maupun site manajer, pekerja, dengan sejumlah metode seperti:

- inspeksi peralatan;

- pelaporan lisan tentang kerusakan peralatan kepada manajer yang sesuai

- pelaporan bahaya dan insiden.

Setelah diidentifikasi, peralatan yang tidak aman atau tidak berfungsi harus dilaporkan
kepada manajer proyek maupun site manajer yang sesuai agar perbaikan dapat diatur.
peralatan yang telah diidentifikasi sebagai tidak aman harus diberi label yang jelas sebagai
tidak aman dan tidak digunakan. Jika memungkinkan, peralatan harus dipindahkan ke
lokasi yang tidak dapat diakses.

Rekaman inspeksi, pengujian dan pemantauan harus dicatat oleh Pelaksana. Minimal
mencakup rincian inspeksi, pemeliharaan, perbaikan, kalibrasi dan perubahan instalasi.

2. MANAJEMEN LALU LINTAS

Mengelola lalu lintas di tempat kerja konstruksi adalah bagian penting untuk
memastikan tempat kerja tanpa risiko terhadap kesehatan dan keselamatan. Kendaraan
termasuk pembangkit listrik bergerak yang bergerak di dalam dan di sekitar tempat kerja,
mundur, bongkar muat sering dikaitkan dengan kematian dan cedera pada pekerja dan
anggota masyarakat.

Lalu lintas termasuk mobil, truk dan pembangkit listrik bertenaga seperti forklift,
dan pejalan kaki seperti pekerja dan pengunjung. Cara paling efektif untuk melindungi
pejalan kaki adalah dengan menghilangkan bahaya lalu lintas. Hal ini dapat dilakukan
dengan merancang tata letak tempat kerja untuk menghilangkan interaksi antara pejalan
kaki dan kendaraan. Contohnya termasuk melarang kendaraan digunakan di ruang pejalan
kaki atau menyediakan rute lalu lintas terpisah sehingga pejalan kaki tidak dapat memasuki
area di mana kendaraan digunakan.

3. RAMBU-RAMBU & INSTRUKSI

Pemasangan rambu dalam proyek yang berisikan pesan berupa larangan, perhatian,
ataupun anjuran yang bertujuan untuk menertibkan setiap orang yang berada di dalam areal
proyek, baikitu pekerja ataupun tamu yang datang agar tertib dalam K3. beberapa contoh
dari rambu-rambu dan instruksi yang dipersiapkan dalam kegiatan ini seperti:

- Papan pengumuman kesehatan dan keselamatan terletak di area yang terlihat, di luar
dan di dekat kantor lokasi.

- Poster yang memberikan informasi tentang perilaku aman COVID-19 bagi staf,
pekerja, masyarakat, dan pengunjung.

- Tanda-tanda yang memperingatkan orang-orang tentang risiko/bahaya utama yang


ditentukan melalui penilaian risiko sebagai tindakan pengendalian.

- Tanda-tanda yang menunjukkan persyaratan APD minimum yang diperlukan di lokasi


(lihat contoh di bawah).
RAMBU – RAMBU PERINGATAN, HIMBAUAN, LARANGAN, DAN SAFETY
4. APD

APD minimum harus dikenakan oleh staf, pekerja, dan pengunjung saat memasuki
komunitas

- Sepatu tertutup (dengan tali pengikat lengkap dan pelindung jari kaki dari baja)

- Celana panjang/rok dan lengan panjang

- Rompi visibilitas tinggi

- Konstruksi pelindung pernapasan masker N95/P2 untuk kepatuhan terhadap COVID-19


(jika berlaku)

Di area berisiko lebih tinggi (misalnya di mana pekerjaan fisik sedang berlangsung,
zona pergerakan lalu lintas) penilaian risiko harus dilakukan untuk mengidentifikasi
APD tambahan yang diperlukan. Ini mungkin termasuk peralatan berikut:

- Kacamata pengaman/kacamata dengan pelindung samping

- Pelindung tangan yang aman untuk aktivitas

- Topi keras

- Perlindungan pendengaran konstruksi, untuk personel yang terpapar tingkat kebisingan

- Baju sekali pakai

- Pelindung wajah

- Respirator wajah penuh

- Tali penahan atau penahan jatuh

APD harus memiliki ukuran yang sesuai dan pas serta dipelihara sedemikian rupa sehingga
bersih, higienis, dan berfungsi dengan baik.
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
F. EVALUASI KERJA KESELAMATAN KONSTRUKSI

Tinjauan ulang secara teratur pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) secara berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas keselamatan
dan kesehatan kerja, maka dalam peninjauan ulang pihak kontraktor melakukan evaluasi bidang
keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi:

- Evaluasi terhadap penerapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Evaluasi


dilakukan untuk mengetahui keefektifan implementasi komitmen manajemen yang
dituangkan dalam kebijakan perusahaan dengan inspeksi secara rutin ke area kerja dan
pemeriksaan dokumen-dokumen hasil inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja di
lapangan dan pelaporan hasil evaluasi ini dilakukan secara periodik kepada pihak
manajemen.

- Tujuan, sasaran dan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja Pemenuhan target dan
keefektivan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dibuktikan dengan laporan
hasil inspeksi baik berupa dokumen tertulis yang berisikan laporan-laporan angka
kecelakaan kerja

- Hasil temuan audit SMK3. Keefektivan sasaran dan target pemenuhan pelaksanaan
SMK3 dapat ditinjau dari hasil temuan-temuan di lapangan. Melalui data-data tersebut,
dilakukan observasi untuk melihat penerapannya secara langsung di lokasi proyek.

Peningkatan Kinerja keselamatan adalah konsep perilaku kerja perilaku aktual individu di
tempat kerja, perilaku kerja yang relevan dengan keselamatan yang dapat dikonseptualisasikan
sama dengan perilaku kerja lain yang merupakan hasil kerja. Komponen kinerja menggambarkan
perilaku aktual yang dilakukan individu di tempat kerja. Komponen tersebut terdiri dari
Kepatuhan keselamatan, menjelaskan aktivitas-aktivitas keselamatan yang perlu dilakukan oleh
individu untuk menjaga keselamatan kerja. Perilaku ini seperti mengikuti peraturan dan prosedur
yang benar serta memakai peralatan keselamatan atau alat pelindung diri.
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN DAN PELUANG

Penilaian Risiko Utama Hirarki Kontrol Penilaian Risiko Residu Implementasi Kontrol
Sumber Risiko
Aktivitas / Bahaya

Kemungkinan

Kemungkinan
Administrasi
Konsekuensi

Konsekuensi
Proses Area Risiko (Kejadian yang (Lingkungan Kontrol

Skor Risiko

Skor Risiko
Pengganti

Rekayasa
Eliminasi
No Langkah (Potensi

Isolasi
kerja kerja Tidak Diinginkan) Kesehatan Sistem Komen

APD
Pekerjaan Bahaya) Kontrol Tambahan Oleh siapa
Keselamatan) tar

Pra Konstruksi
Izin bekerja segera sebelum
melakukan survei lokasi,
Standar Operasional dan
Pekerja tidak
Survei lokasi Prosedur penggunaan alat
mengetahui RKK Manajer Pra
Pra dan Kesalahan hasil data survei, Penggunaan APD
Semua prosedur dan Keamanan Induksi Mungkin Sedang Sedang Jarang Rendah Rendah proyek Pekerja

x
Konstruksi pengaturan survei terkait, surveyor harus
tata cara Lokasi konstruksi an
pekerjaan memenuhi standar dan
survei
paham dalam cara bekerja
baik dilapangan maupun
pengolahan data
Tidak
Tidak mendapatkan
mendapatkan
izin bekerja pada Sosialisasi pekerjaan dan
Penetapan izin dari lokasi
lokasi serta akan RKK promosi K3 serta, Izin Manajer Pra
Pra Ruang Kerja dalam
Semua merusak kinerja Keamanan Induksi Jarang Serius Sedang membangun area kerja serta Jarang Sedang Rendah proyek Pekerja

x
Konstruksi dan kantor penyewaan
sosial dengan Lokasi gudang penyimpanan konstruksi an
pada lokasi tempat atau
masyarakat pada material pada area konstruksi
pembanguna
lokasi
n kantor
Tidak Pembangunan pipa utilitas
terdapat Sulit dalam sementara bisa dipasang
Pembuatan
sumber air, menentukan jalur diatas tanah, harus ada orang Manajer
Pra Utilitas dan Selama
Semua maupun jalan alternatif serta Keamanan RKK Mungkin Sedang Sedang yang menjadi pengarah dalam Mungkin Rendah Rendah proyek

x
Konstruksi akses bekerja
yang akan utilitas air yang cukup menunjuk jalur evakuasi, izin konstruksi
sementara
dijadikan jalur sulit membangun utilitas
evakuasi sementara
Menggunakan APD yang
sesuai, Pemasangan rambu –
Terjadi rambu, clearing akses jalan
Mobilisasi dan
kecelakaan, Luka cidera yang dilalui checklist
Demobilisasi Manajer Pra
Pra material permanen non RKK kendaraan sebelum
Semua Personel, Keamanan Mungkin Serius Serius Mungkin Rendah Sedang proyek Pekerja

x
Konstruksi terjatuh permanen, meninggal SWMS digunakan, Pemilihan Jenis
Material dan konstruksi an
dalam dunia Kendaraan pada tahap
Peralatan
perjalanan substitusi dan eliminasi,
Safety Induction, Construction
Safety Meeting,
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN DAN PELUANG

Kurangnya kesadaran Induksi lokasi harus dilakukan


tentang aturan lokasi oleh semua staf yang datang
dan prosedur ke lokasi. Insinyur untuk
Pekerja tidak
keselamatan dapat memastikan semua pekerja
Pekerja mulai mengetahui Manajer
Pra menyebabkan RKK memiliki kompetensi yang Tidak
Semua mengerjakan aturan lokasi Keamanan Mungkin Sedang Sedang Sedang Rendah proyek Selama

x
Konstruksi kejadian/insiden yang SWMS benar dan telah diperiksa sepertinya
proyek dan prosedur konstruksi bekerja
tidak diinginkan yang sebelum datang ke lokasi.
keselamatan
membahayakan Menyeleksi dan memilih staf
pekerja atau berdasarkan pengalaman dan
penduduk kompetensi kerja
Konsumsi Kebijakan Kampus Narkoba
Pekerja mulai Kurang konsentrasi, Manajer
Pra alkohol dan RKK dan Alkohol dipahami dan Tidak
Semua mengerjakan gangguan penilaian Keamanan Mungkin Sedang Sedang Sedang Rendah proyek Selama

x
Konstruksi obat-obatan SWMS ditandatangani oleh semua sepertinya
proyek atau kantuk konstruksi bekerja
terlarang pekerja
Banyak
hewan liar
RKK
Pembongkara seperti ular Manajer
Safety Tool Box Meeting dilakukan
n dan yang dapat Pekerja terluka oleh proyek
Pra Induction setiap kali dilakukan tahapan Tidak Selama
Semua pembersihan melukai sengatan atau gigitan Lingkungan Mungkin Serius Serius Sedang Rendah konstruksi

x
Konstruksi & TBM pekerjaan baru, termasuk sepertinya bekerja
lokasi area pekerja saat hewan liar
SWMS pembersihan lokasi
kerja membersihka Petugas K3
APD
n area
tersebut
Struktur
Potensi robohnya RKK
Bebera Pembongkara rumah yang Untuk mencegah agar Manajer
bangunan dapat Safety
pa titik n dan termasuk bangunan tidak runtuh, perlu proyek
Pra menimpa pekerja Induction Selama
tertent pembersihan pekerjaan Keamanan Mungkin Serius Serius dibangun rangka penyangga Mungkin Rendah Rendah konstruksi

x
Konstruksi pada saat pekerjaan & TBM bekerja
u di lokasi area renovasi baru sebagai struktur
pembongkaran SWMS
lokasi kerja sebagian sementara Petugas K3
sedang berlangsung APD
besar rapuh
Penggunaan baja ringan
sebagai penyangga struktur
Papan proyek
yang lebih kuat dari kayu
tertiup angin
Papan yang terlepas dengan galian yang lebih Manajer
kencang dan
dapat mengganggu dalam untuk setiap papan proyek Pra
Pra Papan nama kekurangan Tidak
Semua lalu lintas, area kerja, Keamanan RKK Mungkin Sedang Sedang proyek di lapangan, selain itu Rendah Rendah konstruksi Pekerja

x
Konstruksi proyek penanda sepertinya
dan area yang pihak Kontraktor dan Pihak an
pada papan
terpengaruh, Kampus untuk memberikan Petugas K3
proyek yang
reminder kepada masyarakat
ada
dan memasang lebih banyak
rambu lalu lintas/keselamatan

Pekerjaan Tanah

Material Personel Terluka, Rencana dilakukan penyesuaian waktu Tukang


Pekerjaan Selama
Semua Galian Tanah tanah, yang tertimbun, cidera Keamanan K3 Pra- Mungkin Mayor Utama kerja, Safety Induction, Mungkin Sedang Sedang galian

x
Tanah bekerja
apabila permanen, meninggal MULAI Keperluan APD yang sesuai, tanah/
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN DAN PELUANG

terkena air SWMS toolbox meeting, Menjaga semua


hujan Induksi jarak aman dengan alat dan pekerja
menjadi Lokasi area kerja, satu orang
mudah pemberi arahan, mobilisasi
bergerak/lon galian tanah menggunakan
gsor perlatan sederhana
Tukang
Debu dan Gangguan Rencana galian
Pekerjaan Keperluan APD yang sesuai Tidak Selama
Semua Galian Tanah batu2 halus Pernapasan dan Keamanan K3 Pra- Mungkin Rendah Sedang Sedang Rendah tanah/

x
Tanah seperti Penggunaan Masker sepertinya bekerja
beterbangan Pengelihatan MULAI semua
pekerja
Menghindari alat berat
dengan menggunakan Alat
Rencana Tukang
Operasi alat penggalian sederhana seperti
K3 Pra- galian
Pekerjaan berat pada Terluka, cidera cangkul, dilakukan Tidak Selama
Semua Galian Tanah Keamanan MULAI Mungkin Sedang Sedang Sedang Rendah tanah/

x
Tanah lokasi yang permanen penyesuaian waktu kerja, sepertinya bekerja
Induksi semua
rawan Safety Induction, Keperluan
Lokasi pekerja
APD yang sesuai, toolbox
meeting
Pemindahan Rencana Tukang
hasil galian Terjepit, terluka, K3 Pra- penyesuaian waktu kerja, galian
Pekerjaan Tidak Selama
Semua Galian Tanah tanah serta terkena paku, Keamanan MULAI Mungkin Sedang Sedang Safety Induction, Keperluan Sedang Rendah tanah/

x
Tanah sepertinya bekerja
material dan kejatuhan kayu Induksi APD yang sesuai semua
alat kerja Lokasi pekerja
Penggalian
tanah untuk Pekerjaan galian harus
pekerjaan memperhatikan kondisi tanah
RKK Tukang
dengan lokasi terlebih dahulu, selain faktor
Kerusakan alat kerja Safety galian
Pekerjaan tertentu, tanah, cuaca juga Tidak Selama
Semua Galian Tanah karena tanah keras Keamanan Induction Jarang Sedang Moderate Sedang Rendah tanah/

x
Tanah terutama mempengaruhi kondisi tanah, sepertinya bekerja
atau lunak & TBM semua
yang terletak periksa kembali pada masing-
pekerja
di pinggiran masing alat apakah sudah
sawah yang berfungsi dengan baik.
tanahnya labil
Rencana Menjaga jarak aman dengan
Timbunan Terimpa material dan Tukang
K3 Pra- alat dan area kerja,
tanah pada timbunan tanah, galian
Pekerjaan Penimbunan MULAI penyesuaian waktu kerja, Selama
Semua area dan Terperosok, Keamanan Jarang Mayor Tinggi Mungkin Sedang Sedang tanah/

x
Tanah Tanah SWMS Safety Induction, toolbox bekerja
sering terjadi Kecelakaan pada semua
Induksi meeting, Keperluan APD yang
hujan personel pekerja
Lokasi sesuai
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN DAN PELUANG

Pekerjaan Beton

Penuangan beton
yang
mengakibatkan Pekerja yang menjadi
cedera operator vibro dan mixer
penanganan RKK beton harus diservis untuk
Pekerjaan manual, Batu Cedera pada SWMS melakukan pemeriksaan alat Tidak Semua Selama
Semua beton Keamanan Mungkin Sedang Sedang Rendah Rendah

x
Beton terbang atau personel Induksi kerja secara rutin dan sepertinya Pekerja Bekerja
serpihan beton lokasi diperiksa sebelum beroperasi
dapat menyerang di lokasi * Induksi pekerja
pekerja atau dalam penggunaan vibro dan
mesin di mixer beton sebelum
sekitarnya memulai pekerjaan
Mengatur kemiringan tanah
Kejatuhan Rencana
(sloping), Pemasangan
Robohnya galian material, Cedera K3
Pekerjaan penahan tanah, checklist Semua Selama
Semua beton dan konstruksi pada personel, Keamanan SWMS Jarang Mayor Tinggi Mungkin Sedang Sedang

x
Beton pekerjaan Safety Induction, Pekerja Bekerja
beton luka permanen, Induksi
toolbox meeting, Keperluan
meninggal lokasi
APD yang sesuai
Keperluan APD yang sesuai,
Metode pelaksanaan harus
sesuai dengan persyaratan,
Tidak dengan sengaja
melakukan kontak langsung
Pengiriman beton dengan mortar,
kelokasi Menempatkan batu pada
Rencana
pengecoran kebisingan mesin jarak yang
Pekerjaan K3 Tidak Semua Selama
Semua Beton dengan truck cor beton, Keamanan Mungkin Sedang Sedang sesuai untuk kerja, Metode Rendah Rendah

x
Beton Induksi sepertinya Pekerja Bekerja
mixer & terperosok pemecahan dan
lokasi
penuangan pembentukan permukaan
kedalam bekisting batu sesuai dengan
persyaratan, Stok material
harus ditempatkan pada
tempat yang aman dan tidak
mengganggu lalulintas
kerja
Pemadatan
getaran beton
Rencana Gunakan peralatan mekanis
Cedera yang
Luka, cidera, K3 jika memungkinkan, Safety
Pekerjaan timbul karena Tidak Semua Selama
Semua beton kematian, Keamanan SWMS Mungkin Sedang Sedang Induction, Satu orang Rendah Rendah

x
Beton bersentuhan sepertinya Pekerja Bekerja
property damage Induksi pemberi arahan penggunaan
dengan
lokasi APD yang sesuai
komponen
pompa beton
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN DAN PELUANG

Rencana
Pekerjaan Paparan tingkat Gangguan K3 APD yang sesuai seperti Tidak Semua Selama
Semua beton Keamanan Mungkin Sedang Sedang Rendah Rendah

x
Beton kebisingan Pendengaran SWMS perlindungan pendengaran sepertinya Pekerja Bekerja

Pekerjaan menjadi tidak


efisien dengan dilakukannya
pengadukan beton, pekerja
Kualitas beton harus berhati-hati
dengan campuran menggunakan vibrator, pada
yang terlalu padat saat penuangan coran ke
Kerusakan alat
cukup RKK dalam bekisting, agar pada
Pekerjaan kerja terutama Semua Selama
Semua beton menyulitkan saat Keamanan SWMS Mungkin Serius Serius saat penuangan tidak Mungkin Sedang Sedang

x
Beton pada vibrator dan Pekerja Bekerja
penuangan APD terdapat rongga pada
pompa air
bekisting dengan bekisting yang telah terisi,
ukuran yang APD pada saat pengecoran
sangat kecil harus dilengkapi karena vibro
getaran dan kebisingan dari
mesin mixer yang terus
menyala

Pekerjaan Bangunan

APD yang akan dipakai


(termasuk sarung tangan)
Pekerjaan suhu digunakan
untuk memastikan pekerjaan
bata stabil saat membuat
bukaan. Balok jarum dan
Benda jatuh
penyangga untuk digunakan
menyebabkan cedera
pekerjaan Pasangan batu, bata Pra sebagai bagian dari pekerjaan Tukang
tubuh sedang dan Tidak Selama
tukang Semua batu, bata dan atau balok Keamanan Memulai Mungkin Sedang Sedang pemasangan balok ambang. Rendah Rendah batu/tukan

x
kerusakan properti. sepertinya bekerja
batu blok terguling SWMS Verifikasi lokasi harus g batu
Sakit punggung,
diselesaikan untuk
cedera otot rangka
memverifikasi desain
Penanganan yang tepat,
pengangkatan mekanis jika
diperlukan. Praktek
penanganan manual yang
benar.
Pekerjaan Kejatuhan/ter Prosedur Kerja dimana ada
tukang batu, timpa orang yang mengawasi
Munculnya penyakit
bata dan blok matrial, pekerjaan pemasangan bata,
pekerjaan akibat kerja Pra Tukang
- Mortar dan Tergores/terb Keperluan APD yang sesuai, Tidak Selama
tukang Semua dikarenakan paparan Keamanan Memulai Mungkin Sedang Sedang Rendah Rendah batu/tukan

x
pengisian inti, entur matrial Tumpukan material diatur sepertiny a bekerja
batu sinar matahari, SWMS g batu
penunjukan Kerja, dengan baik sehingga tidak
cedera pada personel
kembali, Terkena mengganggu lalu lintas,
pekerjaan adukan/spesi Menyeleksi dan memilih staf
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN DAN PELUANG

perbaikan /mortar, berdasarkan pengalaman dan


Paparan sinar kompetensi kerja
UV matahari
Prosedur Kerja dimana ada
Metode pelaksanaan harus
sesuai dengan persyaratan,
Tidak dengan sengaja
Terkena melakukan kontak langsung
adukan/spesi dengan mortar,
Cedera ringan Pada
/mortar, Menempatkan batu pada
personel, dapat
Pekerja Pemasangan Tergores/terb Pra jarak yang
Pekerjaan menimbulkan resiko Tidak Tukang Selama
an Bata dinding entur matrial Keamanan Memulai Mungkin Rendah Sedang sesuai untuk kerja, Metode Rendah Rendah

x
Bata bangunan tidak sepertiny a Bata bekerja
toilet toilet Kerja, APD pemecahan dan
kokoh dan mudah
Pemasangan pembentukan permukaan
roboh
bata yang batu sesuai dengan
tidak rapi persyaratan, Stok material
harus ditempatkan pada
tempat yang aman dan tidak
mengganggu lalulintas
kerja
Pasang
bekisting
yang
mengakibatka
Pembuatan
n cedera Manajer
dan Rencana
akibat * Teknik penanganan manual proyek
pemasangan K3
pemotongan/ cedera remuk, yang benar * Pelindung mata konstruksi Selama
Bekisting Semua bekisting Keamanan SWMS Mungkin Besar Tinggi Mungkin Sedang Sedang

x
x

x
pemasangan, lecet/luka yang harus dipakai saat Bekerja
(termasuk Induksi
cedera akibat memotong bekisting Semua
struktur lokasi
remuk, pekerja
bawah tanah)
penyangga
yang tidak
memadai,
parit runtuh
Cedera
Cedera pada
tertusuk/terg
Fabrikasi personel, Terjepit, Safety Induction, Penyesuaian Manajer
ores matrial Rencana
beksiting, terluka, terkena paku, waktu kerja, APD yang sesuai proyek
kerja, Cedera K3
pemasangan kejatuhan kayu seperti perlindungan konstruksi Selama
Bekisting Semua terjepit/terke Keamanan SWMS Mungkin Besar Tinggi Mungkin Rendah Rendah

x
x

x
dilokasi Munculnya Penyakit pendengaran, Teknik Bekerja
na pukulan Induksi
pekerjaan & Akibat Kerja seperti penanganan manual yang Semua
alat kerja lokasi
transportasi Gangguan benar pekerja
Kebisingan
Pendengaran,
alat kerja,
Semua Penurunan Tergores Gangguan RKK Safety Induction, Penyesuaian Manajer
Penguatan Kecuali baja beton ke matrial saat Pendengaran, Luka, SWMS waktu kerja, harus ada orang proyek Selama
Keamanan Mungkin Besar Tinggi Mungkin Sedang Sedang

x
x

x
Baja Beton Pekerja stock yard & fabrikasi atau cidera, kematian, Induksi yang mengawasi dan konstruksi Bekerja
an Pipa potong pemasangan, property damage lokasi mengarahkan, Penggunaan
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN DAN PELUANG

bengkok, Terjepit alat APD yang Sesuai, Semua


kerja, Mengunakan Metode; pekerja
Kecelakaan Menyusun instruksi kerja;
akibat Melakukan pelatiham kerja;
pengoperasia Mentaati peraturan lalulintas
n/ dan K3
Manuver alat,
kebisingan,
Batu terbang
atau serpihan
beton dapat
menyerang
pekerja atau
mesin di
sekitarnya
Cedera
tertusuk/terg
Pekerja ores matrial
an kerja, Cedera memeriksa alat kerja
Toilet, Pekerjaan terjepit/tergo berfungsi dengan baik, Safety
Pekerjaan Cedera pada RKK Tidak Semua Selama
koridor pemasangan res/terpukul Keamanan Jarang Sedang Sedang Induction, Penggunaan APD Rendah Rendah

x
ubin Personel, lecet/luka APD sepertiny a pekerja bekerja
& keramik baru alat kerja, yang Sesuai, pengaturan jam
ruang cedera kerja
dosen tangan saat
memotong
keramik
* APD yang benar untuk
Pekerja Mengikat reo dipakai * Pengangkatan dua
an mengakibatka orang untuk palang berat *
Merakit RKK
rangka n luka atau Pastikan semua reo terpasang Tukang
rangka dan Perakitan baja SWMS Tidak Selama
atap cedera Cedera pada personel Keamanan Mungkin Sedang TInggi dengan aman * Tutup Rendah sedang Pemecah

x
pemasanga di ketinggian Induksi sepertinya Bekerja
alimini punggung, pengaman dipasang pada baja baja
n atap baja lokasi
um resiko horizontal dan vertikal yang
lysag terjatuh terbuka * Kesadaran saat
berjalan di atas tikar baja
Pegangan yang terpasang
harus selalu ada di tempatnya
* Semua personel dilatih
dalam penggunaan APD yang
Penggunaan RKK sesuai. * Pelindung mata dan
Tukang
Memperbaiki gerinda / SWMS sarung tangan yang harus Tidak Selama
Memperbai Semua Cedera pada personel Keamanan Mungkin Sedang Sedang Rendah Rendah Pemecah

x
baja roda abrasif Induksi dipakai * Semua roda / sepertinya Bekerja
ki baja baja
di lokasi lokasi cakram harus diperiksa
sebelum digunakan /
dipasang * Fasilitas
penyimpanan yang memadai
dan sesuai harus disediakan
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN DAN PELUANG

untuk penyimpanan cakram /


roda pemotong dan peralatan
terkait * Semua alat harus
diuji dan diberi tag * izin
pekerjaan panas akan
dikeluarkan
Alat kerja Control and inspection of
RKK
rusak karena work tools must be carried Tukang
Memperbai Safety Tidak Selama
Semua Fabrikasi Besi digunakan Property Damage Keamanan Mungkin Sedang Sedang out every time they want to Rendah Rendah Pemecah

x
ki baja Induction sepertinya Bekerja
dalam waktu use them, operators must baja
& TBM
lama also use PPE when working

Pekerjaan Umum

Terkena
adukan/spesi
/mortar,
gangguan
Pekerja
kesehatan
an Pekerjaan Luka ringan seperti
Plesteran akibat kondisi Persiapan peralatan kerja
toilet arsitektur lecet, muncul Pra
dan kerja secara sesuai standar, penggunaan Tidak Semua Selama
dan pada penyakit akibat kerja Keamanan Memulai Mungkin Sedang Sedang Rendah Rendah

x
Penyelesaia umum, APD yang sesuai serta sepertinya Pekerja Bekerja
bebera plasteran seperti gangguan APD
n Mortar kecelakaan instruksi kerja
pa dinding toilet pandangan
akibat
dinding
menggunaka
n peralatan
yang kurang
baik,
Pekerja
Lapisan anti Rencana
an Penyakit akibat kerja penggunaan APD yang sesuai
Pekerjaan air (SIKATOP K3
Septict Debu seperti gangguan seperti kacamata dan masker, Tidak Semua Selama
Waterproof 107 atau Keamanan Pra Mungkin Sedang Sedang Rendah Rendah

x
ank & material kerja pengelihatan dan metode penggunaan sepertinya Pekerja Bekerja
ing setara) pada Memulai
atap pernapasan waterproofing
septic tank APD
beton
Pastikan sudah tidak ada
tersengat
aliran listrik, peralatan kerja
listrik,
yang berkualitas dan sesuai
Terdapat
standar, Menyeleksi dan
percikan api Rencana
memilih staf berdasarkan
Pekerja dan Luka bakar, K3
Pekerjaan Pemasangan pengalaman dan kompetensi Pekerja
an menimbulkan meninggal, terjatuh, SWMS Selama
Instalasi dan pengujian Keamanan Jarang Besar Tinggi kerja, Checklist tahap Jarang Sedang Sedang mekanikal

x
Pada kebakaran, tersengat listrik, Induksi Bekerja
Listrik instalasi listrik pekerjaan Pemeriksaan Rutin, elektrik
ME Cedera cedera pada personel lokasi
Menggunakan APD dengan
terjepit/terbe APD
spesifikasi bahan sebagai
ntur/tergores
isolator (sarung tangan,
matrial dan
sepatu safety), safety
alat kerja
induction, harus ada rambu
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN DAN PELUANG

rambu dan barikade


peringatan
setiap
Manajer
pekerjaan pipa Kesalahan
RKK proyek Pra
harus saat Pemeriksaan detail harus
Safety konstruksi Pekerja
Pekerjaan dilakukan oleh memasang dilakukan sebelum melakukan
semua Property Damage Keamanan Induction Mungkin Mayor Utama Mungkin Sedang Sedang an dan

x
Pipa tukang khusus pipa dengan pekerjaan pipa, pertemuan
& TBM Selama
dengan berbagai tipe kotak alat harus dilakukan
SWMS semua bekerja
keahlian di lapangan
pekerja
dibidangnya
luka dan lecet, luka *Prosedur tanggap darurat *
potong, luka remuk, Pra Hubungi layanan darurat *
Pekerjaan Cedera pada Tidak Semua Selama
Semua Situasi darurat jatuh dari ketinggian, Keamanan Memulai Mungkin Kritis Utama Beri tahu supervisor * Sedang Rendah

x
umum personel sepertinya pekerja Bekerja
interaksi tanaman Induksi pemberitahuan prosedur
orang SWMS tanggap darurat pra-mulai
Kontak dengan Pra
konduktor listrik Memulai Semua item listrik harus
Menggunakan Penggunaan Tidak
Pekerjaan hidup yang SWMS diperiksa secara visual untuk Tidak Semua Selama
Semua alat bertenaga alat-alat Keamanan sepertiny Sedang Sedang Sedang Rendah

x
umum menyebabkan luka kepatuhan sebelum sepertinya pekerja Bekerja
listrik listrik a
bakar sedang atau digunakan
tersengat listrik

Pasca Konstruksi

Menggunakan APD yang


sesuai, Pemasangan rambu –
Terjadi rambu, clearing akses jalan Tahap
Demobilisasi kecelakaan, Luka cidera Rencana yang dilalui checklist Akhir
Manajer
Pasca dan material permanen non K3 Pra- kendaraan sebelum Pekerja
Semua Keamanan Mungkin Serius Serius Mungkin Rendah Sedang proyek

x
Konstruksi pembersihan terjatuh permanen, meninggal MULAI digunakan, Pemilihan Jenis an
konstruksi
Site dalam dunia SWMS Kendaraan pada tahap Konstr
perjalanan substitusi dan eliminasi, uksi
Safety Induction, Construction
Safety Meeting,
Sampah Pemeriksaan pembersihan
Pembuangan/ menumpuk, akhir harus dilakukan setiap
Tahap
Limbah dari menimbulkan hari juga untuk setiap jenis
RKK Semua Akhir
Sampah/ hasil setiap bau pekerjaan, terutama yang
Masalah kebersihan Safety Tidak Pekerja Pekerja
Limbah dari Semua pekerjaan menyengat Lingkungan Mungkin Rendah Sedang menghasilkan residu. Sampah Rendah Rendah

x
lingkungan Induction sepertinya an
hasil kerja konstruksi dan harus ditumpuk di area yang
& TBM Petugas K3 Konstr
yang memakan ditentukan, kemudian dibawa
uksi
dilakukan area yang menggunakan truk sampah ke
luas tempat pembuangan akhir

Kesehatan
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN DAN PELUANG

Formulir Masuk Situs


Pengunjung dibatasi hanya
untuk pengunjung kritis dan
RENCANA
Personil yang tiba di disetujui pada daftar akses Selama
Mengakses Paparan & SWMS tidak Semua
Pandemi Semua lokasi dengan gejala Kesehatan Mungkin serius Utama pengunjung SEMUA ORANG Serius Sedang Pande

x
x
area kerja Covid19 AMAN sepertinya pekerja
yang ada DI SITUS UNTUK mi
COVID
MENGGUNAKAN MASKER
WAJAH (kecuali mereka
memiliki pengecualian medis)
Pengaturan jam kerja dan
Pekerja Munculnya penyakit pekerjaan yang akan
Setiap Tidak
Umur dengan Usia akibat kerja akibat dilakukan harus diatur tidak Semua Selama
Semua Kegiatan Kerja Kesehatan RKK Sepertiny Serius Serius Serius Sedang

x
Pekerja Lebih dari 50 porsi kerja yang sedemikian rupa untuk sepertinya pekerja Bekerja
dilakukan a
tahun berlebihan mencegah terjadinya penyakit
akibat kerja.

Flora dan Fauna

Beberapa perlengkapan APD


Gigitan,
yang harus dipakai (termasuk
sengatan, dan Pra-MULAI
sarung tangan dan sepatu
Evaluasi Evaluasi area cakaran dari cedera pada personel Rencana Tidak Semua Selama
Semua Lingkungan Mungkin Rendah Sedang safety) saat menyiapkan, Rendah Rendah

x
area kerja kerja hewan liar seperti lecet/luka K3 sepertinya pekerja bekerja
membersihkan, sampai
disekitar area
kepada evaluasi seluruh lokas
kerja
kerjai.
Selain Keperluan APD,
Persiapan pencegahan
terahadap penyakit akibat
ancaman
kerja juga harus disiapkan Manajer
tanaman
terutama kepada penyakit proyek
Pembersiha yang Personil yang ada di Pra-MULAI
Pembersihan yang muncul dari faktor Tidak konstruksi Selama
n Site Semua berbahaya lokasi dengan gejala Lingkungan Rencana Mungkin Rendah Sedang Rendah Rendah

x
Site Konstruksi biologis seperti tanaman yang sepertinya bekerja
Konstruksi dapat yang ada K3
berbahaya pada area kerja, Semua
menimbulkan
perlengkapan P3K, masker, pekerja
penyakit
serta keperluan prosedur
tanggap darurat serta layanan
darurat
FORMULIR LAPORAN KECELAKAAN

No.Dokumen Revisi: 00 Tanggal Terbit:

Formulir Laporan Kecelakaan Halaman: 1 dari

Jenis Kecelakaan

Near miss Kecelakaan Kerja Penyakit Akibat Kerja

A. Keterangan Tentang Tenaga Kerja Penderita (Personal Data of the Fictim)


1. Nama :
(Name)
2. Tanggal Lahir :
(Date of birth)
3. Jenis Kelamin :
(Male of Female)
4. Alamat :
(Address)
5. Jenis Pekerjaan/Bagian :
(Department)

B. Tempat dan Waktu Terjadinya Kecelakaan


(Place and Time of accident)
1. Tempat :
(Place)
2. Tanggal :
(Date)
3. Pukul :
(Time)

C. Uraian Terjadinya Kecelakaan :


(Description of Accident)

Korban memakai Alat Pelindung Diri Ya Tidak


:
D. Alasan tidak memakai :

E. Keterangan yang nampak mata tentang keadaan luka-luka penderita: (Eye Witness Report)

Catatan Makassar,
Laporan ini segera disampaikan Ke Departemen HRD/K3
melalui:
Dilaporkan Mengetahui
LAPORAN PEMERIKSAAN DAN PENGKAJIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

No.Dokumen Revisi: 00 Tanggal Terbit:

Formulir Laporan Pemeriksaan dan Pengkajian Penyakit Halaman: 1 dari


Akibat Kerja

Near Miss Kecelakaan Kebakaran


Nama & No. Payroll: Peralatan/Bahan : Tanggal : Jam :

Department: Section: Jabatan:


Umur: Total Lama Bekerja:

Shift Kerja lembur: Klasifikasi:

1st 2nd 3rd Yes No P3K MTI LWD Fatality

Nama saksi dan rekan kerja (No. Payroll):


Penyebab Kecelakaan dan Bagian Tubuh yang Terluka atau Keterangan Kerusakan Peralatan

KETERANGAN DAN INFORMASI TERKAIT

Gambaran kecelakaan, lokasi kecelakaan terjadi; pekerjaan korban pada waktu bekerja; serta langkah-langkah nyata, tugas atau bagian
pekerjaan yang dilakukan. Juga termasuk kejadian-kejadian sebelumnya yang menyebabkan kecelakaan

Tempat:
Deskripsi Insiden:
ANALISA FAKTOR PENYEBAB
LINGKUNGAN KERJA: FAKTOR PERALATAN:
• Ruang gerak yang terbatas/sempit • Pelindung pd alat atau alat peringatan yang tdk memadai
• Housekeeping yang tidak memadai • APD tidak memadai
• Kondisi lingkungan yg berbahaya (adanya debu, gas, jalan licin • Alat/material tidak memadai (rusak)
dll) • Desain perancangan tidak memadai/tidak ergonomis
• (terpapar) kebisingan tinggi • Spesifikasi pembelian tidak memadai
• Terpapar radiasi • Bahaya bahan mudah meledak/terbakar
• Suhu ekstrim (terlalu panas) • Perkakas/peralatan/material tidak memadai
• Penerangan kurang/berlebih • Aus dan rusak normal
• Ventilasi kurang memadai • Kerusakan akibat kecelakaan/ abnormal
• Terpapar getaran yang berlebihan/lama • Penyebab lain, • Penyebab lain, sebutkan : …………………………
sebutkan : ………………………..
FAKTOR METODE / PROSEDUR KERJA
FAKTOR MANUSIA: • Sistem peringatan tidak memadai
• Perilaku/attitude yang kurang • Belum ada standard/ prosedur
• Kurang istirahat/tidur • Prosedur/standard yang ada tidak dapat di implementasikan (not
• Kurang pengetahuan atau ketrampilan applicable)
• Mengoperasikan alat yg bukan wewenangnya • Cara pemuatan/penyimpanan tidak aman
• Gagal mengamankan/tidak memasang LOTO • Pemeliharaan tidak memadai
• Memakai peralatan yg rusak • Kurangnya pengawasan/supervisi
• Tidak memakai/salah menggunakan APD • Penyebab lain, sebutkan : …………………………….
• Posisi kerja yg tidak aman/tidak ergonomis
• Cara pengangkatan yg tidak tepat
• Menggunakan alat tidak benar/pemaksaan peralatan
• Tidak melaksanakan prosedur /standard kerja dengan benar
• Bercanda/bermain-main
• Penyebab lain, sebutkan : …………………………………….

RINGKASAN FAKTOR PENYEBAB


(Jelaskan masing-masing item dan periksa)
Unsafe Condition:

Unsafe Action:

Biaya Kerugian
Peralatan / material Pengobatan Hari hilang/ down time Total biaya

Dept. Penanggung Rencana Tanggal


Tindakan Perbaikan dan Pencegahan Jawab Penyelesaian selesai

Perbaikan oleh Dept.


Disiapkan oleh: Tim Penyelidik:
Penanggung Jawab
Nama : …………….
Jabatan : …………….
Departemen : …………….

Nama:
Tgl:
LAPORAN PEMERIKSAAN DAN PENGKAJIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

No.Dokumen Revisi: 00 Tanggal Terbit:

Formulir Laporan Pemeriksaan Dan Pengkajian Penyakit Halaman: 1 dari


Akibat Kerja

1. Identitas
Nama :
NIP :
Jenis kelamin :
Jabatan :
Unit/Bagian :
Lama bekerja :
2. Anamnesis :

a. Keluhan :

b. Riwayat Penyakit :

c. Riwayat penyakit keluarga :

d. Riwayat pekerjaan :

3. Hasil pemeriksaan fisik :

4. Hasil pemeriksaan radiologi :

5. Hasil pemeriksaan laboratorium (darah, urine, feses) :

6. Hasil pemeriksaan penunjang termasuk biological monitoring :

7. Hasil pemeriksaan patologi anatomi :

8. Perbandingan dengan hasil pemeriksaan awal :


9. Perbandingan dengan hasil pemeriksaan berkala/khusus :
10. Hasil yang diperoleh terhadap penyelidikan terhadap lingkungan kerja dan cara kerja

a. Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap penderita

• Faktor fisik :

• Faktor kimia :

• Faktor biologi :

• Faktor psikologi :

b. Faktor cara kerja yang berpengaruh terhadap penderita

• Peralatan kerja :

• Proses produksi :

• Ergonomi :

c. Upaya pengendalian yang sudah dilakukan


• APD
• Ventilasi
• Isolasi
• Cara kerja
• …………..
11. Kesimpulan
Berdasarkan diagnosis dan penyelidikan tersebut tenaga kerja yang bersangkutan menderita/tidak
menderita penyakit akibat kerja.
12. Cacat akibat kerja

Penyakit akibat kerja tersebut di atas menimbulkan/tidak menimbulkan

a. Cacat fisik/mental :

b. Kehilangan kemampuan kerja :

13. Tindak lanjut yang akan dilakukan :

Disiapkan oleh:

(Dokter pemeriksa) (Penanggungjawab K3) (Supervisor)


ANALISIS LAPORAN KECELAKAAN

ANALISIS LAPORAN KECELAKAAN


Data Korban Faktur Kecelakaan Perkiraan Kerugian Sebab Kecelakaan
Kondisi
Luka Sumber Tipe Mekanik Tindakan Hari
Waktu Akibat Pada kecelakaan Kecelakaan Fisik Berbahaya
Material
Kerja
Kejadian / Jenis Berbahaya
Tanggal, Umur
Nama Kelamin
Bulan Korban Sementara
(L/P)
Cacat tak Cidera
Mati
Tetap mampu Ringan
Bekerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

- - - - - - - - - - - - - - - -

catatan: Jumlah Kecelakaan:


LAPORAN KUNJUNGAN

Masuk Keterangan Keluar


informasi
No Tujuan
Tanggal Waktu Nama Alamat/Organisasi pengarahan Tanda Tangan Waktu
Kunjungan keselamatan
(1) (2) (3) (4)
1
2
3
4
5

Anda mungkin juga menyukai