Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dinna Rachmayanti, ST

Nip : 19950129 201902 2 003


Jabatan : Penata Penyehatan Lingkungan Pemukiman
Instansi : Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kab. Belitung Timur

PELATIHAN PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN KONSTRUKSI TPA DAN IPLT

MODUL 3
PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk mengadakan pencegahan agar setiap karyawan atau
pekerja tidak mendapatkan kecelakaan, penyakit akibat kerja dan alatalat produksi tidak mengalami
kerusakan ketika sedang melaksanakan pekerjaan. Modul ini menguraikan dan menjelaskan
mengenai Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang wajib terapkan oleh setiap pekerja
konstruksi di setiap tahapan pekerjaan konstruksi. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK) merupakan bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
dalam rangka menjamin terwujudnya Keselamatan Konstruksi. Keselamatan Konstruksi diartikan
segala kegiatan keteknikan untuk mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan
standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang menjamin keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja keselamatan publik, harta benda, material, peralatan, konstruksi dan
lingkungan.

A. KETENTUAN UMUM SMKK


Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan untuk mendukung Pekerjaan
Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan
keberlanjutan (K4).

Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi merupakan pemenuhan terhadap Standar


Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4) dengan menjamin keselamatan
keteknikan konstruksi, keselamatan dan Kesehatan kerja, keselamatan publik, dan keselamatan
lingkungan.

Sistem manajemen keselamatan konstruksi tertuang pada peraturan:


1. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
3. Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 2
Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
5. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
7. Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK).

B. BIAYA PENERAPAN SMKK


Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK), penerapan SMKK dalam tahap pemilihan Penyedia Jasa
pengawasan atau manajemen penyelenggaraan konstruksi oleh Pengguna Jasa dituangkan
dalam dokumen pemilihan. Dokumen pemilihan paling sedikit harus memuat:
1. Identifikasi bahaya dan pengendalian risiko terhadap aktivitas pengawasan atau manajemen
penyelenggaraan pekerjaan sesuai tahapan Pekerjaan Konstruksi
2. Tenaga ahli untuk Keselamatan Konstruksi

Biaya Penerapan SMKK pada HPS. Biaya Penerapan SMKK pada jenis kontrak waktu penugasan
disampaikan dalam biaya langsung nonpersonil. Biaya Penerapan SMKK pada jenis kontrak
lumsum disampaikan dalam keluaran komponen penerapan SMKK dan daftar keluaran dan
harga. Penerapan SMKK dijelaskan oleh Pengguna Jasa kepada Penyedia Jasa pada saat
penjelasan dokumen. Biaya Penerapan SMKK dalam jasa Konsultansi Konstruksi paling sedikit
mencakup rincian:
1. Penyiapan RKK dan/atau rancangan konseptual SMKK
2. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan
3. Kegiatan dan peralatan terkait pengendalian risiko Keselamatan Konstruksi.
Biaya Penerapan SMKK jasa Konsultansi Konstruksi terkait biaya asuransi kesehatan, asuransi
profesi, biaya pendidikan, pelatihan, asuransi, dan biaya keselamatan dan kesehatan kerja dalam
jasa Konsultansi Konstruksi sudah termasuk dalam komponen remunerasi tenaga ahli sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Biaya Penerapan SMKK dalam Pekerjaan Konstruksi:


1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
2. Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)
4. Asuransi dan Perizinan
5. Personel Keselamatan Konstruksi
6. Fasilitas Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan
7. Rambu-Rambu yang Diperlukan
8. Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi
9. Kegiatan dan Peralatan terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi

C. PENERAPAN SMKK DALAM PELAKSANAAN KONTRAK KONSTRUKSI


Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK), Dokumen Penerapan SMKK dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi terdiri dari:
1. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK Pelaksanaan);
2. Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK);
3. Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL) (apabila ada); dan
4. Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL) (apabila ada). Penyedia berkewajiban untuk
mempresentasikan dan menyerahkan RKK dan RMPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan
Kontrak, kemudian pelaksanaan RKK dan RMPK dibahas dan disetujui oleh Pengguna Jasa.
Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan RKK dan RMPK sesuai dengan kondisi pekerjaan,
jika terjadi perubahan maka dituangkan dalam adendum Kontrak. RKK menjadi bagian dari
Dokumen Kontrak. Para Pihak wajib menerapkan dan mengendalikan pelaksanaan RKK dan
RMPK secara konsisten.

Elemen dalam penerapan SMKK Pelaksanaan yang kerjakan oleh kontraktor:


1. Kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam keselamatan konstruksi
2. Perencanaan keselamatan konstruksi
3. Dukungan keselamatan konstruksi
4. Operasi keselamatan konstruksi
5. Evaluasi kinerja keselamatan konstruksi
Penyedia melakukan penyesuaian RKK sesuai dengan kebutuhan protokol tatanan dan adaptasi
kebiasaan baru (new normal) dengan melakukan perubahan pada elemen:
1. Perencanaan keselamatan konstruksi
2. Dukungan keselamatan konstruksi
3. Operasi keselamatan konstruksi

Anda mungkin juga menyukai