Anda di halaman 1dari 63

K3 dan Lingkungan

Bangunan Gedung
(Safety Health & Environtment)
Tujuan

TUJUAN UMUM
Setelah modul ini diajarkan diharapkan peserta mampu melakukan
pengendalian pelaksanaan mengenai K3 Konstruksi bangunan gedung dan
penerapannya sesuai ketentuan-ketentuan yang berlaku
TUJUAN KHUSUS
- Dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya K3 Konstruksi
- Dapat menjelaskan peraturan dan perundangan K3
- Dapat menjelaskan dan mengetahui kegunaan perlengkapan K3
- Dapat menjelaskan dan mengidentifikasi penanggulangan dari kecelakaan
kerja
- Dapat menjelaskan dan mengetahui penanganaqn dampak lingkungan
Pengertian & Definisi
a. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian
kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan
yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal
dan tata lingkungan , untuk mewujudkan suatu bangunan gedung
b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, tempat tenaga kerja bekerja, atau
yang sering dimasuki tenaga kerja utk keperluan suatu usaha dan
terdapat sumber-sumber bahaya.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan dan/atau penyakit yang
menimpa tenaga kerja karena hubungan kerja di tempat kerja.
c. Pengelolaan Lingkungan adalah upaya terpadu dalam melakukan
pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian
dan pengembangan lingkungan, sehingga pelestarian potensi
sumberdaya alam dapat dipertahankan dan pencemaran/kerusakan
lingkungan dapat dicegah
Pekerjaan Konstruksi
(berdasarkan fungsi)
 Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung
 Pekerjaan Konstruksi Bangunan
Transportasi
 Pekerjaan Konstruksi Bangunan Air
Jenis-Jenis Bangunan
Bangunan-Bangunan berikut adalah hasil
pekerjaan konstruksi (berdasarkan
peruntukan) :
a. Bangunan Infrastruktur Perkantoran
b. Bangunan Infrastruktur Pendidikan
c. Bangunan Infrastruktur Perumahan
d. Bangunan Infrastruktur Kesehatan
e. Bangunan Infrastruktur Peribadatan
f. Bangunan Infrastruktur Bisnis/Komersial
g. Bangunan Infrastruktur Transportasi
h. Bangunan Infrastruktur Instalasi
i. Bangunan Infrastruktur Pengairan
Penerapan ilmu pengetahuan teknik dan
managerial secara sistematis untuk melihat
kedepan dalam mengidentifikasi dan
mengendalikan bahaya dalam siklus kegiatan
proyek konstruksi

KEGIATAN K3 : 2 (dua) aspek yaitu


 Aspek Teknik atau Engineering
 Aspek managerial
Fokus utama dalam konsep sistem K3 Konstruksi
adalah mewujudkan derajad keselamatan yang
optimal mencapai level yang dapat diterima dalam
suatu siklus kegiatan mulai sejak perencanaan
sampai serah terima bangunan

 Disiplin sistem K3 mensyaratkan identifikasi


dan evaluasi hazard termasuk limbah untuk
mencegah kerugian
UU 13/2003
Tentang UU 18/1999
Dan
Ketenagakerjaan
UU 28/2002
K3
Pasal 4 Persyaratan Standar
Tujuan pembangunan ke TKan Teknik Keteknik
c). Perlindungan TK
Pasal 86
Tenaga Kerja berhak atas jamina Kelembagaan Org &
n K3 Personel K3
Pasal 87
Perusahaan wajib menerapkan S Kesisteman SMK3
MK3

Di Segala Tempat Kerja di Seluruh Wilayah RI


Pakta komitmen K3
 Gerakan Efektif Masyarakat
Membudayakan K3 (Gema Daya K3) –
mendorong inisiatif masyarakat

 Menteri PU, yang telah menindaklanjuti


Gema Daya K3 melalui Penandatangan
KEBIJAKAN K3 KONSTRUKSI dan
PAKTA KOMITMEN K3 KONSTRUKSI,
sebagai bentuk implementasi TAHUN
K3 KONSTRUKSI
TEKNIS OPERASIONAL
K3 KONSTRUKSI

MGT SDM

BAHAN LINGKUNGAN KERJA

ASPEK
K3 PROSES JASA BANGUNAN

PERALATAN SIFAT PEKERJAAN

CARA KERJA

KECELAKAA
ANALISIS N
Kebijakan Per-UU-an K3
UU 1/1970 Menteri
Kebijakan Nasional K3 PU
MENAKER & TRANS

PERATURAN ORGANIK &


PENGAWASANNYA
Pedoman Teknis
K3 Sektor
Pedoman
Teknik K3 & K3 Sektor

Konstruksi

WAJIB dilaksanakan
di Semua sektor
Dasar Hukum K3 Gedung
 Undang-Undang no.1 tahun 1970 tentang ketentuan umum keselamatan
kerja
 Undang-Undang no.18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
 Undang-Undang no.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
 Undang-Undang no.28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
 Permenakertrans no. Per-01/MEN/1980 tentang K3 pada pekerjaan
konstruksi bangunan
 Permen PU no.09/PER/MEN/2008
 SKB no.174/MEN/1986 dan no.104/KPTS/1986 tentang pedoman K3 di
tempat kerja konstruksi
 SE Sekjen PU no : 4/SE/SJ/1994 tentang wajib dibentuk TIM PEMBINA K3
di tiap Provinsi
 Kepmen PU no.98/KPTS/1979 tentang penggunaan surat izin mengemudi
peralatan, poster dan buku K3 di lingkungan Dep. PU
 SE Menteri PU no.03/SE/M/2005 tentang penyelengaraan jakon instansi
pemerintah
SKB 174/MEN/1986 dan
104/KPTS/1986
 Sebagai landasan pelaksanaan K3 termasuk sebagai dasar menetapkan sanksi bagi
pelanggarnya
 Pengawasan dilakukan oleh Depnaker dan Dep.PU
 Diperlukan Ahli K3 Konstruksi
 Terdapat 2 pedoman yaitu :
a. Pedoman administrasi
Yaitu berupa kewajiban administratip kontraktor terhadap K3 , termasuk konsekwensi biaya yang
ditimbulkan
b. Pedoman teknis
Yaitu pedoman yang menyangkut hal-hal teknis antara lain :
- Tata letak dan jarak aman
- Penggalian dan Pembebasan lahan
- Pengangkutan dan transportasi
- Pesawat angkat dan angkut
- Pengelasan
- Perancah dan pengaman di ketinggian
- Alat keselamatan kerja
- Pengolahan limbah dan bahan berbahaya
- Pencegahan bahan berbahaya
- Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Permenaker no.01/Men/1980 tentang K3
pada pekerjaan konstruksi bangunan
 Berisi penetapan berbagai prosedur K3 yang harus dilaksanakan di sektor
konstruksi
 Adanya kewajiban melapor keadaan proyek kpd pemerintah agar ada
langkah-langkah antisipasi di bidang K3
 Adanya kewajiban membentuk organisasi K3 seperti P2K3 (Panitia Pembina
K3) di perusahaan
 Adanya kewajiban melakukan identifikasi K3 sebelum proyek dimulai
 Membudayakan Sistem Manajemen K3 yang terintegrasi dalam manajemen
proyek
 Perlu dibuatkan akte pengawasan K3 proyek konstruksi
 Perlunya diadakan pelatihan bagi para teknisi ahli muda K3 , ahli madya K3
dan ahli uatama K3 konstruksi
 Perlu disiapkan bahan pedoman K3 meliputi :
- Prosedur kerja yang aman
- Rencana kerja K3 yang komprehensip
- Inspeksi K3
- Audit
UU no.1 tahun 1970
 Tujuannya adalah keselamatan kerja agar dapat mencegah atau mengurangi
kecelakaan kerja atau bahaya lainnya di tempat kerja
 Tempat kerja , baik di darat , di dalam tanah, di permukaan/dalam air dan di
udara
 Tempat kerja adalah :
a. Tempat dimana dilakukan suatu pekerjaan
b. Tempat dimana ada tenaga kerja yang bekerja
c. Tempat dimana adanya kemungkinan bahaya
 Syarat-Syarat Keselamatan Kerja berupa syarat-syarat perencanaan , pembuatan,
pengangkutan, peredaran , perdagangan, pemasangan, penggunaan dan
pemeliharaan
 Pengawasan umum dilakukan oleh Ditjen Binawasker Depnaker, pengawasan
langsung dilakukan oleh pengawas ahli K3
 Pembinaan antara lain berupa penjelasan-penjelasan mengenai bahaya ditempat
kerja , alat-alat pelindung diri (APD)
 Kecelakaan terdiri dari kecelakaan kerja dan kebakaran/peledakan/limbah
SE menteri PU no.03/SE/M/2005
Penyedia Jasa Konstruksi harus memiliki :
 SIUJK (Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi)
 SBU (Sertifikat Badan Usaha)
 SKA (Sertifikat Keahlian Kerja)
 SKT (Sertifikat Keterampilan Kerja)
 SMM (Sertifikat Manajemen Mutu)
 SSMK3 (Sertifikat Sistem Manajemen K3)
Perubahan Paradigma Budaya K3
Attitude  Behavior  Culture
Sikap Perilaku Budaya
Paradigma doeloe Paradigma baru
 K3 dimiliki oleh orang tertentu.  K3 dimiliki oleh semua orang.
 Pelatihan K3 dilaksanakan karena  K3 merupakan perubahan budaya.
tuntutan peraturan
 Inspeksi K3.  Audit manajemen K3.
 Inspektur berperan sebagai polisi  Inspektur berperan sebagai
penasihat perilaku/ proses.
 K3 urusan petugas K3  K3 tanggung jawab pimpinan
puncak.
 Mensupervisi.  Pembina.
 Untuk mencapai Zero injury rate  Kita yang menetapkan kapan saja
masih menunggu apabila ada dapat mencapai Zero Injury rate
kesempatan
Proyek Konstruksi dan K3
 Proses pembangunan proyek konstruksi pada umumnya
merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur
bahaya
 Situasi di lokasi proyek konstruksi mencerminkan
karakter yang keras dan kegiatannya sangat kompleks
dan sulit dilaksanakan, sehingga berisiko terhadap
kecelakaan
 Oleh sebab itu dalam melaksanakan proyek konstruksi
harus menerapkan sistem Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Persyaratan Teknis K3 Konstruksi
 Persyaratan teknis K3 pekerjaan bangunan
sementara
 Persyaratan teknis K3 pekerjaan perancah
 Persyaratan teknis K3 pekerjaan beton
 Persyaratan teknis K3 pekerjaan Las
 Persyaratan teknis K3 pekerjaan tiang pancang
 Persyaratan teknis K3 pekerjaan galian
 Persyaratan teknis K3 pekerjaan pengeboran
dan peledakan
 Persyaratan teknis K3 pekerjaan alat berat
PERLENGKAPAN K3

 Pelindung badan
 Alat-Alat dan bahan pemadam kebakaran
 Rambu-Rambu K3
Pelindung Badan
1. Sabuk Pengaman (Safety Belt)
2. Topi keras (Helm)
3. Sarung Tangan
4. Sepatu Kerja
5. Penutup Hidung (Masker)
6. Kacamata
7. Pelindung Telinga
8. Pakaian Kerja
Alat-Alat dan bahan pemadam kebakaran

1. Batang pengait
2. Tangga
3. Karung basah
4. Pasir
5. Hidran
6. Tabung Pemadam Kebakaran
Rambu-Rambu K3
1. Rambu wajib menggunakan topi
pengaman
2. Rambu dilarang merokok
3. Rambu wajib menggunakan kacamata
4. Rambu wajib melindungi telinga
5. Rambu-Rambu lain sesuai bidang
pekerjaan
Jenis kecelakaan kerja konstruksi
 Jatuh dari ketinggian
 Jatuh tergelincir
 Terjepit
 Terpukul
 Terkena percikan
 Tertimbun tanah
 Terkena aliran listrik
 Kebakaran
 Kejatuhan benda
 Terkena debu dan gas
 Tenggelam
Jenis Kecelakaan Kerja Gedung
 Jatuh dari ketinggian , penyebabnya :
- Bekerja pd tangga yg konstruksinya tidak kuat
- Bekerja pada tangga yang kedudukannya pada lantai tidak stabil
- Bekerja pada perancahyang tidak kuat
 Jatuh Tergelincir , penyebabnya :
- Bekerja pada lantai yg licin
- Bekerja pada [erancah yg tdk menggunakan papan penahan gelincir
 Luka , penyebabnya :
- Tertimpa benda jatuh
- Galian tanah longsor
- Terkena benda tajam, seperti : gergaji, ketam
 Terkilir/Salah Urat , penyebabnya :
karena salah posisi badan pada saat mengangkat benda berat
 Gangguan Pernapasan , penyebabnya :
akibat menghisap debu semen atau bahan kimia lainnya
Penyebab dan akibat kecelakaan kerja
 Akibat dari kondisi kerja yang tidak aman (unsafe
condition) – 20 %
 Akibat dari tindakan kerja yang tidak aman (unsafe
action) – 80 %

Penyebab kecelakaan yang paling dominan adalah faktor


manusia , karena :
- Kurang pengetahuan K3
- Kurang keterampilan dalam pelaksanaan aspek-aspek K3
- Kurang kepedulian terhadap pelaksanaan aturan K3
Klasifikasi Penyebab Kecelakaan Kerja

 Perencanaan dan Organisasi


 Pelaksanaan Pekerjaan
 Peralatan
 Manajemen dan Metoda Kerja
 Perilaku Pekerja
Perencanaan K3
a. Merupakan bagian dari fungsi manajemen yang bertujuan
menciptakan suatu kondisi kerja dan lingkungannya sedemikian
rupa sehingga dapat menjamin keselamatan dan kesehatan para
pekerjanya , dengan target zero accident
b. Perencanaan K3 pada prinsipnya merupakan kegiatan
penyusunan dari :
- Rencana Keselamatan Proyek (safety plan)
- Rencana Pengamanan Proyek (security plan)
- Rencana Ketertiban dan Kebersihan Proyek (house keeping)
c. Penyusunannya harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang
dikeluarkan oleh Kemenakertrans selaku instansi yang
melakukan pengawasan
Safety Plan
- Penjelasan mengenai gambaran proyek
- Penyusunan Safety Management
- Penyusunan Identifikasi Bahaya Kerja, dengan antisipasi tindakan
pencegahan seperti : jatuh dari ketinggian, kebakaran, robohnya
struktur
- Pemilihan sistem dan peralatan , macam dan komposisi alat berat
- Perencanaan penempatan alat-alat pengaman
- Menghitung kekuatan dan stabilitas sarana kerja seperti plat form, jaring
pengaman, tangga darurat, jembatan kerja , dll
- Perencanaan penempatan pemadam kebakaran
- Tata cara pengoperasian peralatan
- Pencatatan alamat dan telepon instansi terkait seperti : Rumah Sakit ,
disnakertrans , kepolisian , pemadam kebakaran
- Perencanaan biaya K3
- Perencanaan pengurusan perizinan dan asuransi
- Penyelenggaraan Pelatihan K3
Security Plan
 Prosedur keluar masuk bahan proyek
 Prosedur penerimaan tamu
 Identifikasi daerah rawan
 Prosedur komunikasi di proyek
House Keeping
 Penempatan cerobong dan bak sampah
 Penempatan lokasi dan jumlah toilet
pekerja
 Pengaturan lokasi kantor , jalan sementara
, gudang dan barak pekerja
 Dan lain-lain
Perilaku berdasarkan K3
Kegiatan

Berkurangnya perilaku
beresiko

Berkurangnya kecelakaan
Pencegahan Kecelakaan Kerja
 Menyingkirkan bahaya
 Penggunaan Alat Pelindung Diri
 Pemasangan rambu-rambu K3
 Anjungan/peringatan
untuk menjamin dan
meningkatkan
KECELAKAAN
Sasaran keamanan total
KERUGIAN
Aktifitas
Pekerjaan
konstruksi

• Life Safety
• Property Safety
• Environmental safety
Sistem Manajemen K3
Menjamin dan
meningkatkan
keamanan total
dari ancaman
Risiko kecelakaan.

A P
(Act) (Plan)
Program Peningkatan
Penerapan K3
C D
(Check) (Do)

KONDISI
SAAT INI

Keberhasilan SMK3 harus ada jaminan Konsistensi Komitmen


Manajemen (sumber dana-daya) dan dukungan dari semua Unit , Divisi,
Team Safety dan seluruh pekerja
Pencegahan Kecelakaan Kerja (1)
 Tindakan Pencegahan
- Menyingkirkan bahaya
- Penggunaan alat pelindung
- Pemasangan rambu-rambu K3
- Pemasangan jaring pengaman
 Menguasai tindakan yang tidak aman , dengan cara
penelitian dan perbaikan dari :
- Pengawasan
- Analisis Jabatan
- Disiplin kerja
- Pelatihan
- Penempatan kerja
NILAI PENERAPAN K3
Dilanggar Peraturan K3 Dipenuhi

Kecelakaan
Besar Kerugian
Nol

Rendah Produktivitas Tinggi

Citra
Buruk Bisnis
Baik
Pencegahan Kecelakaan Kerja (2)
 Menyelidiki sebab-sebab kecelakaan
Mengetahui dan menyelidiki sebab-sebab dari
kecelakaan yang terjadi , diakibatkan oleh faktor
manusia , alat , alam atau bahan
 Cara mengantisipasi kecelakaan
- Memeriksa semua kecelakaan
- Membuat daftar statistik
- Memeriksa semua kondisi kerja
STOP

K3 Upaya upaya KECELAKAAN,


PAK, KERUGIAN

Instrumen
Instrumen::
1.1.Norma
Norma Kegiatan
Kegiatan: :
2.2.Standar
Standar 1.1. Pembinaan
Pembinaan
3.3.Prosedur 2.2. Pemeriksaan
Pemeriksaan
Prosedur 3.3. Pengujian
4.4.Kriteria
Kriteria Pengujian
4.4. Pengawasan
Pengawasan
Obyek/Hazards:
Obyek/Hazards:
1.1. Peralatan
Bidang Peralatan Approach
Bidang 2.2. Bahan
Bahan Approach::
1.1.Sektoral --Engineering
Sektoral 3.3. Proses/
Proses/cara
carakerja
kerja EngineeringControl
Control
2.2.Teknis --Human
Teknis / /sifat
sifatperjaan
perjaan HumanControl
Control
3.3.Lembaga
Lembaga 4.4. Bangunan/ --Administrative/
Bangunan/ Administrative/
4.4.SDM
SDM Tempat
Tempatkerja
kerja Manajerial
5.5. Lingkungan Manajerial
5.5.Sistem
Sistem Lingkungan
Pencegahan penyakit akibat kerja
 Substitusi
Mengganti penggunaan bahan yang berbahaya dengan yang tidak
berbahaya
 Isolasi
Menjauhkan dan memisahkan pekerjaan yang menimbulkan bahaya
 Ventilasi
harus ada pertukaran udara dgn udara bersih dlm ruangan kerja
 Medical check up
pemeriksaan kesehatan dilakukan sebelum mulai pekerjaan atau
pemeriksaan berkala utk dpt mencari faktor penyebab yang
menimbulkan gangguan atau kelainan kesehatan
 Alat pelindung diri
 Pelatihan K3
Hal-hal yg diduga akan meningkatkan angka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
 Latar belakang pendidikan formal para pekerja
konstruksi yang rendah
 Kurangnya program-program pelatihan K3 oleh
pemerintah atau non pemerintah bagi para pekerja
konstruksi
 Kurangnya kesadaran pengusaha untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan pekerjanya, karena lebih
memanfaatkannya utk proyek dp meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan
 Semakin banyaknya peralatan-peralatan baru yg jika
penggunaannya kurang tepat, dpt mengandung potensi
bahaya
Siklus Kebijakan Pengawasan K3
Norma,
Standar, Pengawasan
& Riksa Uji
Objek K3 ANALISIS
Prosedur
Kriteria
Temuan

Tidak
Sesuai
Sesuai
Norma Baru STOP SEGEL
Revisi
NOTA

Tindakan
hukum
Kajian
Laporan

Pimpinan
Menteri /
unit
Dirjen
pengawasan
Tindak Lanjut Kecelakaan Kerja
 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
- Melakukan pernapasan buatan
- Menghentikan pendarahan
- Mengatasi penderita pingsan
- Mengangkat dan memindahkan penderita
 Penyelidikan sebab-sebab terjadinya kecelakaan
- Mendatangi tempat terjadinya kecelakaan
- Mengumpulkan data tentang terjadinya kecelakaan
- Mencatat semua data yang diperoleh
 Pengajuan Klaim Asuransi
- Laporan Kecelakaan
- Dokumen pengajuan klaim asuransi
Penanganan Dampak Lingkungan
 Pengelolaan Lingkungan
 Pendekatan Pengelolaan Lingkungan
 Mekanisme Pengelolaan dan
Pemantauan
Pengelolaan Lingkungan
a. Definisi : Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu
dalam melakukan pemanfaatan, penataan,
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan
pengembangan lingkungan hidup sehingga pelestarian
potensi sumber daya alam dapat tetap dipertahankan ,
dan pencemaran/kerusakan lingkungan dapat dicegah
b. Prinsip Pengelolaan
- Preventip (pencegahan)
- Kuratip (penanggulangan)
- Insentip (kompensasi)
Pendekatan Pengelolaan
Lingkungan

- Pendekatan Teknologi
- Pendekatan Ekonomi
- Pendekatan Institusional /
Kelembagaan
Mekanisme Pengelolaan dan
Pemantauan
- Dilakukan selama pelaksanaan dampak
negatip atau selama pengembangan
dampak positip , merupakan tugas dan
tanggungjawabn pemrakarsa/pengelola
kegiatan
- Penjabaran keterkaitan antar instansi dan
masyarakat setempat
- Penetapan unit kerja yang
bertanggungjawab dan tata cara kerjanya
- Penjabaran atas sumber dan besarnya
biaya pengelolaan lingkungan (dalam RKL)
Komponen Pekerjaan yang
menimbulkan dampak lingkungan
 Persiapan konstruksi
a. Mobilitas peralatan berat terletak atau melintas areal pemukiman
b. Pembuatan dan pengoperasian bengkel lapangan
c. Pembersihan lahan yang kadang-kadang disertai penebangan pohon
 Pelaksanaan konstruksi
a. Pekerjaan galian dan timbunan tanah
b. Pengangkutan tanah dan material bangunan
c. Pemasangan pondasi tiang pancang
d. Pekerjaan struktur bangunan , beton , baja dan kayu
e. Pekerjaan jalan dann jembatan
f. Pekerjaan saluran , bendungan, tanggul
 Pasca konstruksi
Setelah bangunan fisik selesai akan menimbulkan dampak thd komponen
fisik , kimia bahkan biologis, maupun sosial , ekonomi dan budaya
Dampak yang timbul
 Meningkatnya pencemaran udara dan debu
 Terjadinya erosi dan longsoran tanah serta
genangan air
 Pencemaran kualitas air
 Kerusakan prasarana jalan dan fasilitas umum
 Gangguan lalulintas
 Berkurangnya keanekaragaman flora dan fauna
Dampak yang timbul dan upaya penanganan
(1)
 Meningkatnya pencemaran udara dan debu
Indikatornya terlampauinya ketentuan baku mutu udara dan adanya
keluhan masyarakat
Upaya penanganan :
a. Penyiraman secara berkala utk pekerjaan tanah yang
menimbulkan debu
b. Lokasi base camp dijauhkan dari lokasi pemukiman
c. Metoda konstruksinya disesuaikan dengan kondisi lingkungan ,
misal pondasi tiang pancang diganti menjadi pondasi tiang bor
 Terjadinya erosi dan longsoran tanah serta genangan air
Indikatornya terlihat secara visual di lapangan
Upaya penanganan :
a. Dimensi saluran drainase harus memadai
b. Dalam pekerjaan jangan sampai menyumbat saluran yang ada
Dampak yang timbul dan Upaya Penanganan
(2)
 Pencemaran kualitas air
Indikator dampaknya terlihat dari warna dan bau air di bagian hilir ,
hasil analisis baku mutu air dan keluhan masyarakat
Upaya penanganan :
a. Pembuatan kolam pengendap sementara
b. Limbah dari base camp dan bengkel hrs dikelola dengan baik
 Kerusakan prasarana jalan dan fasilitas umum
Indikator dampak terlihat secara visual dan dpt mengganggu
berfungsinyautilitas umum serta adanya keluhan masyarakat
Upaya penanganan :
a. Memindahkan sementara utilitas umum
b. Segera perbaiki prasarana jalan dan utilitas umum yang rusak
Dampak yg timbul dan upaya penanganan
(3)
 Gangguan lalulintas
Indikator dampak terlihat langsung dgn adanya kemacetan disekitar
kegiatan dan adanya tanggapan negatip masyarakat sekitar
Upaua penanganan :
a. Pengangkutan tanah dan material pada saat bukan jam sibuk
b. Pemasangan rambu-rambu utk mengatur lalulintas di sekitar lokasi
kegiatan
 Berkurangnya keanekaragaman flora dan fauna
Indikator dampak banyaknya jumlah tanaman yang ditebang dan
adanya keluhan masyarakat sekitar
Upaya penanganan :
Penanaman kembalin pohon-pohon yang sdh ditebang
Faktor Penyebab Kecelakaan
Kerja Konstruksi
 Faktor manusia (human factor)
Tidak mematuhi aturan K3 (88%)
 Faktor Peralatan & Lingkungan (unsafe
condition)
Tidak aman (10%)
 Faktor keadaan diluar kemampuan
manusia/Act of God (2%)
Safety Committe
 Ketua : Direktur Perusahaan
 Sekretaris : Ahli K3
 Anggota : Pengawas K3 (Safety
Inspector
 Anggota : Wakil Serikat Pekerja
 Anggota : Wakil Asosiasi
Tim Pembina K3
 Pejabat dari dinas PU
 Pejabat dari dinas NAKER
 Wakil Serikat Pekerja
 Wakil Asosiasi
UNIT K3

 Ketua : Site Manager


 Sekretaris : Safety Engineer
 Anggota : Pelaksana Lapangan
Tugas Penanggungjawab K3
 Tugas Unit K3 : Rapat, Inspeksi, Piket
 Tugas Safety Committee : Monitor, saran
perbaikan, memberi nasihat (catat,
identifikasi, tindakan pencegahan)
 Tugas SI, SO, SE : Audit Internal K3
(administrasi, perlengkapan kerja,
pelaporan, bandingkan dgn standar, nilai
pemenuhan, penghargaan, laporan &
rekomendasi
Visualisasi Pelaksanaan K3

Rangka Tabung Gas Perkuatan Schafolding “ Knock Down “ Alat Pemadam Api Ringan ( APAR)

Listrik Kerja Tray Kabel Kerja Lift Barang Tray Kabel Pagar Panel Listrik
Visualisasi Pelaksanaan
Visualisasi Pelaksanaan K3
K3

Ralling Pengaman Area Lift Barang Ralling Lubang STP Ralling Pengaman Lubang Lift

Ralling Tangga Proteksi Lubang Shaft Proteksi Void2 Lift


Visualisasi Pelaksanaan
Visualisasi Pelaksanaan K3
K3

Batas Area Area Pengaman Diri Lokasi Berkumpul Keadaan Darurat Rambu Peringatan Lift Barang

Konsol Pengaman Jalan Umum di Full Body Harnest Ruang P3K


dalam Depdagri
Visualisasi Pelaksanaan
Visualisasi Pelaksanaan K3
K3

Himbauan Dengan Spanduk K3 Motto Proyek Depdagri

Himbauan JAMSOSTEK Batas Area Wajib & Bebas Slogan K3 & Gapura
Alat Pelindung Diri Batas Area Wajib & Bebas APD

BACK

Anda mungkin juga menyukai