Anda di halaman 1dari 57

UNDANG-UNGANG K3

1. PENERAPAN SMK3 PROYEK ( Disampaikan pada Acara SOSIALISASI K3 WILAYAH NAD) Banda Aceh : 06 Mei s/d 07 Juni 2008 OLEH Ir. Moch. Afianto Faisol ( Team Leader Paket BANDARA SIM ACEH) 2. PENGERTIAN o K3 = Keselamatan & Kesehatan Kerja o UU, Keppres, Permenaker,Peraturan o Spesialisasi (Teknik Sipil, Medis, Hukum, Sosial, Manajemen) o Standar OHSAS 18001 : 1999 , 2007 3. DASAR HUKUM K3 o (UU NO.1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja) Pasal 13 : Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan (UU No.13 Tahun 2003, tentang Ketenaga-kerjaan ) Pasal 87 : Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan 4.
o o o o o o o o

Sesuai dgn UU No I Thn 1970 ttg Keselamatan Kerja, UU No 3 Thn 1992 ttg Jamsostek & UU No 13 Thn 2003 ttg Ketenaga-kerjaan yg dikaitkan dgn potensi bahaya tempat kerja dlm wilayah NAD & di lingkungan Bapel BRR NAD-Nias, maka Pemprov NAD dan Bapel BRR NAD-Nias, menyatakan komitmen dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) sebagai berikut : K3 adalah unsur yg tidak dapat dipisahkan dari semua jenis kegiatan kerja, sehingga Pemprov NAd & Bapel BRR NAD-Nias, akan selalu memberi perhatian dan dukungan untuk terciptanya Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam wilayah NAD dan lingkungan BRR NAD-Nias 2. Tanggung jawab untuk terwujudnya K3 terletak pada semua pemberi kerja dan pegawai dari semua jenjang kepangkatan, oleh karenanya : a. Setiap pemberi kerja / pegawai harus mengamankan semua pekerjaan yang dilaksanakan sehingga aman bagi pegawai, orang lain dan lingkungannya. b. Penegakan aturan / syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian dari pembinaan bawahan oleh pimpinan unit kerja masing-masing.

POKOK2 KEBIJAKAN PEMPROV NAD & BRR DALAM BIDANG K3 5. POKOK2 KEBIJAKAN PEMPROV NAD & BRR DALAM BIDANG K3 3. Semua pemangku kepentingan yang terkait dengan pelaksanaan suatu pekerjaan wajib mematuhi ketentuanketentuan dibidang K3. 4. Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam dan Badan Pelaksana BRR NAD-Nias sangat mengharapkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat Aceh dalam mengimplementasikan

pelaksanaan K3, guna terciptanya ketenangan kerja dan ketenangan berusaha. Banda Aceh ; 18 Maret 2008 GUBERNUR NAD KABAPEL BRR NAD-NIAS IRWANDI YUSUF KUNTORO MANGKUSUBR OTO 6. Edaran Kabapel BRR ttg K3 No : 0241/SE.00/I/2008, Tgl 24 Jan 2008 o Proyek yg berkualitas = proyek yg memenuhi : Sesuai kontrak, tepat waktu & biaya, nihil kecelakaan & PAK dan prosesnya sesuai aturan & ketentuan yang berlaku. o Penerapan K3 semua kegiatan yg rentan bahaya, mengancam keselamatan, menimbulkan PAK & rugikan asset . Penerapan diberlakukan pada pegawai Bapel, Satker maupun Kontraktor yang menjadi rekanan BRR NAD-Nias. Pengawasan bersifat melekat setiap jabatan. o 3. Seluruh Deputi Sektoral harus mendukung & K3 jadi issue penting, dibahas setiap pertemuan / pengawasan dilapangan serta unsur penilaian kinerja kontraktor dan konsultan supervisi . 7. Edaran Kabapel BRR ttg K3 No : 0241/SE.00/I/2008, Tgl 24 Jan 2008 o Seluruh Ka.Regional & Ka. Distrik ditugaskan memantau penerapan K3 dilingkungannya, berikan teguran kepada Ka.Satker/PPK bila tidak melaksanakan & jadikan K3 salah satu agenda setiap rapat/ pengawasan o Pihak Satker/PPK, tidak cukup cantumkan K3 & Jamsostek saja dalam kontrak kerja tetapi harus diawasi tiap hari dilapangan, berikan teguran bila melanggar & K3 indikator kinerja pihak tsb. o Deputi Operasi ditugaskan untuk Audit K3, buat evaluasi sisdur, lakukan sosialisasi/pelatihan, buat laporan, berikan reward o 7. Semua pegawai BRR termasuk pegawai Satker/PPK, harus dilindungi Jamsostek ( JKK, JK dan JPK) 8. Edaran Kabapel BRR ttg K3 No : 0241/SE.00/I/2008, Tgl 24 Jan 2008 o Semua pegawai BRR NAD-Nias dan pegawai Satker/PPK melakukan Monev & Audit proyek harus pakai Helm dan Sepatu Boot o Anggaran untuk pelaksanaan kebijakan ini dialokasikan dari DIPA masingmasing Satuan Kerja. o Kepala Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias o Kuntoro Mangkusubroto 9. TUJUAN PELAKSANAAN PROYEK o Biaya = Efisien o Pekerjaan = Berm utu o Waktu = Sesuai Jadwal o SDM, Sarana & Lingkungan = Sehat & selamat 10. ARAH KEBIJAKAN PEMBINAAN K3 Di Tempat Kerja Safe Production Peningkatan produktifitas o Aman o Sehat o Ramah lingkungan o Nihil Kecelakaan TERSELENGGARANYA STANDAR K3 11. MENGAPA K3 PERLU o 1. Keharusan Undang-Undang & Permenaker.

UU No: 1 Thn 1970, ttg Keselamatan Kerja UU No. 3 Thn 1992, ttg Jaminan Sosial Tenaga Kerja - UU No : 13 Thn 2003, ttg Ketenaga-kerjaan - Permenaker R.I No. Per-01/MEN/1980 ttg K3 Konstruksi Bangunan - Permenaker R.I No. Per-05/MEN/1996, ttg Sisitem Manajemen K3 - Permenaker R.I No. Kep-1135/MEN/1987, ttg Bendera K3 Kepres R.I No.22 Thn 1993, ttg Penyakit yang timbul akibat kerja Permenaker R.I Lainnya o 2 . Keutuhan dan kebahagian keluarga. o 3. Kepastian keuntungan bisnis o - Tidak ada gangguan pada proses kegiatan. o - Efisiensi biaya operasi. o - Citra Perusahaan/badan/lembaga o - Tidak ada tuntutan hukum . o 4. Kerugian Sosial. o - Gangguan terhadap fasilitas umum. o - Biaya sosial yang ditanggung masyarakat o 5. Kebutuhan banyak pihak, negara dan masyarakat. 12. ASPEK-ASPEK KEGIATAN YANG MEMERLUKAN K3 o 1. PEKERJAAN & CARA KERJANYA : o - APD, Metoda yg berlaku, Cara gunakan Alat , Operasi Mesin, Rambu, Izin area, o Pelatihan pekerja, posisi tubuh, Keseriusan bekerja, dll o 2. MATERIAL YANG DIGUNAKAN : o - Wadah ( Kondisi/Lebel), Gudang, P3K, Serapan Tumpahan , Cara Simpan, dll o MESIN /PERALATAN YANG DIGUNAKAN : o - Alat pengaman, Kondisi mesin, bebas ceceran, tanda service, tombol darurat, o Instruksi pengoperasian., mobilisasi alat berat dll o LINGKUNGAN KERJA : o - Bebas tumpahan, Jalur bebas rintangan, penempatan barang, Penerangan, o Ventilasi, APAR,( Mudah dilihat & Kondisi), Jalur evakuasi, Polusi, Kamtibmas,dll 13. KECELAKAAN KERJA o Kecelakaan timbul karena ada sebab musababnya o ( Perbuatan x kondisi tdk aman ) o Perbuatan x kondisi tdk aman = Kesalahan manusia . o Kesalahan Manusia dipengaruhi o oleh beberapa faktor: o - Tingkat Ketrampilan / Skill o - Prosedur & Metoda kerja o - Lingkungan kerja o - Peralatan Kerja o - Adat Kebiasaan o - Ketaatan pada Peraturan dan Ketentuan yg berlaku 14. KECELAKAAN KERJA o Korban jiwa

o o o o

Kerusakan Kerugian Penderitaan Citra

Konsekuensi dari Penyimpangan Standar K3 15. Tanggung Jawab Kecelakaan o Semua pihak yang terlibat dalam kegiatan proyek, meliputi : o Penyedia Jasa ( Kontraktor /Pengusaha) o Pengawas ( Mandor, Konsultan Supervisi) o Pekerja o Pemberi Jasa ( Pemilik Pekerjaan /Owner ) o Pemerintah ( Disnaker ) 16. o IDENTIFIKASI BAHAYA ADALAH SALAH SATU LANGKAH DI DALAM MANAJEMEN K3 DENGAN TUJUAN UNTUK MENGIDENTIFIKASI APAKAH BAHAYA MUNGKIN (KESERINGAN) TERJADI DIDALAM SUATU KEGIATAN PROSES, APA AKIBAT YANG DITIMBULKAN (TINGKAT KEPARAHAN) DAN BAGAIMANA BAHAYA TERSEBUT BISA TERJADI o BANYAK CARA DAN PIRANTI DI DALAM IDENTIFIKASI BAHAYA . SALAH SATU CARA ADALAH MELIHAT KEJADIAN DARI KEGIATAN OPERASI DENGAN MENGGUNAKAN CHECK LIST / PEMERIKSAAN / INSPEKSI .. IDENTIFIKASI BAHAYA 17. Siapa & Kapan Melaksanakan K3 o 1. Pemerintah & DPR : o - UU, Keppres & Permenaker o - Sosialisasi, Kampanye, Pelatihan, Pengawasan o - Penghargaan dan Sanksi Hukum o 2. Pemilik Pekerjaan (Perusahaan/Badan/Lembaga/Dinas) o - Owner Estimate o - Aanwijing o - Pemasukan Penawaran o - Kontrak Kerja o - Termin Pembayaran o - Penghargaan dan Sanksi 18. Siapa& Kapan melaksanakan K3 o 3. Penyedia Jasa ( Kontraktor, Konsultan) o - Penawaran ( Biaya dan Sertifikasi, Reward) o - Peraturan,prosedur,Identifikasi Bahaya,Safety Plan, SMK3 dll o - Penerapan dilokasi proyek o a. Alat Pelindung Diri sesuai jenis & kebutuhan o b. Safety Morning, Pelatihan, Kampanye dll o c. Inspeksi , Dokumentasi dll o d. Reward dan Punishment o e. Bukti pembayaran premi Jamsostek

f. Perlengkapan K3 ( Poster, Rambu, Perancah,Bendera, Barikade, Kotak P3K, APAR, Spanduk, dll ) g. Mobilisasi Alat Berat i. SOP terhadap operasionalisasi Alat Berat, Pesawat Angkat/Angkut. dll 19. Siapa & Kapan melaksanakan K3 o 4. Mandor, Konsultan Supervisi : o - Mengawasi penerapan dilokasi proyek setiap waktu o - Membuat dokumentasi o - Melakukan evaluasi & perbaikan serta saran/ usul o - Memberikan contoh yg baik & pengarahan2., dll o 5. Pekerja : o - Memakai APD sesuai jenis pekerjaan dgn benar o - Mematuhi dan melaksanakan K3 secara konsisten. o - Menolak metoda kerja yg tidak aman & berbahaya o - Memberikan usul, saran untuk perbaikan o 6. Serikat Pekerja & Asosiasi Kontraktor : o - Melakukan advokasi K3 bagi pekerja & pengusaha o - Membantu kampanye, sosialisasi, pelatihan ttg K3 o - Memperjuangkan perlindungan hukum bagi dunia usaha 20. Siapa & Kapan melaksanakan K3 o 7. Aparat Hukum: o - Mengawasi penerapan K3 sebagaimana UU & Permenaker o - Memberikan perlindungan bagi pekerja dan pengusaha o - Menjaga ketertiban unjuk rasa & kerusuhan pekerja o - Memproses tindakan hukum bagi pelanggaran K3 o 8 Pers ( Media cetak & Elektronik ) : o - Memberitakan penghargaan dan saksi kepada publik o - Membantu sosialisasi dan kampanye K3 o - Memberikan usul, saran untuk perbaikan o 9. Akademik, Cedikiawan & Komponen Masyarakat Lainnya : o - Memantau penerapan oleh Penyedia Jasa o - Membantu memberikan usul/saran untuk perbaikan o - Mematuhi UU& Permenaker yg berlaku dalam lingkungannya 21. RUANG LINGKUP K3 o Semua kegiatan yang menggunakan tenaga kerja dan memiliki kerentanan terhadap kecelakaan, yang dilaksanakan didarat, laut maupun udara. o Jenis kegiatan, dapat berupa, antara lain : o - Konstruksi, Proyek dll o - Industri ( Pabrik, Karoseri, dll) o - Mobilisasi Alat Berat, Kenderaan, Pesawat AA dll o - Pekerjaan Instalasi ( Listrik, Sanitasi, Telkom dll) o - Penanganan limbah, Kimia dll o - Pekerjaan di kantor, rumah sakit dll o - Kegiatan Survey o - Kenderaan angkutan ( Mobil, Pesawat, Kapal dll ) o - Pemadam Kebakaran, Evakuasi dll 22. KOMPONEN K3 YANG PERLU PERHATIAN DIPROYEK

o o o o o

APD ( Helm, Sepatu, Masker, Sarung Tangan, Kacamata Pengaman, Body Protector, Rompi, Safety Belt dll ), tersedia dgn cukup dan kondisi baik sesuai jenis pek.nya o Perlengkapan K3 ( Bendera K3, spanduk, papan info K3, Rambu, Barikade, APAR, Obat2an P3K, Poster, Segitiga Pengaman, Jas Hujan, lampu malam hari dll ) tersedia dengan cukup dan sesuai dengan jenis pekerjaan. o Alat Bantu kerja ( Perancah, Tangga, Pesawat Angkat Angkut, Alat Berat dll ) dalam keadaan aman dan siap pakai 23. KOMPONEN K3 YANG PERLU PERHATIAN DIPROYEK o Peralatan Kerja ( Mesin, Perkakas ) dalam keadaan baik dan aman o Mobilisasi alat berat , pastikan sesuai ketentuan dan aman bagi lingkungan. o Safety Plant & Identifikasi bahaya yang dibuat oleh Kontraktor termasuk Safety Morning o Barak, sanitasi dan air minum pekerja yg hiegines, aman dan sehat o Pembayaran premi Jamsostek & Sertifikasi o Penanganan emergency ( No.Telp, Sisdur dll) o Pola Pelaksanaan SMK3 ( SOP, Aturan, Pedoman) 24. POLA PELAKSANAAN K3 PROYEK o PELA o TIHAN o KAMPANYE o - SOSIALISASI POKOK2 KEBI JAKAN K3 - SISDUR - SOP STRATEGI IMPLEMEN TASI EVALUASI & REKOMEN DASI TAR GET KINER JA K3 PENE RAPAN
o o

INSPEKSI AUDIT

- REWARD -SANKSI INPUT OUTPUT PROSES 25. INSPEKSI K3 DI PROYEK INSPEKSI K3 DALAM PERMENAKER NO. 05/1996 (elemen 4.1) : Personil --- pengalaman & keahlian cukup Catatan inspeksi --- dipelihara & tersedia Peralatan & metode --- memadai Tindakan perbaikan Penyelidikan --- dikembangkan Hasil temuan --- dianalisa & ditinjau ulang .. INSPEKSI K3 DALAM OHSAS 18002:2000 (klausul 4.5.1, butir d.3) : Peralatan kerja --- harus diinspeksi Tempat kerja --- harus diinspeksi Verifikasi atas hasil inspeksi --- harus dilakukan Data hasil inspeksi --- dikelola .. 26. PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK ) o Penyakit yang terjadi akibat kerja dapat dicegah o Diperlukan kesadaran dan kemauan o PAK dapat menimbulkan kelainan/cacat yang tidak dapat dipulihkan kembali o Kemungkinan cacat besar o Menyebabkan hilangnya waktu kerja o Penyakit yang timbul/terjadi adalah akibat tindakan/perbuatan manusia berupa apa yang dikerjakan, hasil yang dikerjakan, maupun alat yang dipakai kerja 27. UPAYA DITUJUKAN o Penyesuaian diri dengan pekerjaan o Menghindarkan dari gangguan kesehatan sebagai akibat pengaruh potensi bahaya yang timbul karena pekerjaan/lingkungan

Meningkatkan kesehatan fisik & rohani serta kesegaran jasmani Memberikan pengobatan & perawatan serta rehabilitasi 28. UPAYA MENCAKUP o Pemeriksaan kesehatan awal, berkala, khusus o Pelayanan kesehatan o Penanganan pencegahan & penanggulangan keadaan darurat o Saran & laporan perencanaan tempat kerja, gizi kerja o Pembinaan & pengawasan lingkungan 29. ETIOLOGI PENYAKIT o Golongan fisik o Golongan kimia o Golongan hayati 30. GOLONGAN FISIK (1) o Suara gaduh dapat menimbulkan pekak atau tuli o Tekanan yang berubah-ubah dapat menyebabkan penyakit caisson o Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan penyakit heat stroke, heat cramp, atau hyperpiera o Suhu terlalu rendah dapat menimbulkan frostbite, white finger diseases, trench foot, dan lain-lain o Getaran dapat menyebabkan terganggunya sirkulasi darah tepi dan gangguan syaraf, antara lain: syndrome vibrasi, raynoud phenomena, white finger, low back pain (lumbago), syndrome sciatica dll. 31. GOLONGAN FISIK (1) o Penerangan lampu yang kurang dapat merusak daya penglihatan o Sinar infra merah dapat menyebabkan kekeruhan lensa mata (katarak ) o Sinar ultra violet dapat menyebabkan peradangan mata o Radiasi sinar radio aktif dapat menyebabkan tumor ganas, kulit, dan sistem darah lukemia, aplastik animea 32. GOLONGAN KIMIA o Gas seperti CO, H2S, HCN, amoniak dapat menyebabkan keracunan pada tenaga kerja o Uap diantaranya uap dari logam yang dapat menyebabkan penyakit meradang, keracunan, dan metal fume fever o Larutan/zat kimia dapat menyebabkan kulit dermatitis dan luka bakar o Debu, penimbunan debu dalam paru-paru, menyebabkan penyakit: silicious oleh Si2 bebas, byssinosis disebabkan debu kapas, asbestosis disebabkan debu asbes, stenosis disebabkan debu biji timah, siderosis disebabkan debu Fe2O3 33. GOLONGAN HAYATI (BIOLOGI) o Cacing dapat menyebabkan ankylostmiasis, schitosomiasis o Serangga misalnya lebah, kutu, pinjal, atau nyamuk dapat menularkan penyakit malaria, filarisasi, dan lain-lain 34. PENCEGAHAN P A K o Substitusi, mengganti bahan-bahan berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya tanpa mengurangi hasil dan mutu pekerjaan o Isolasi, yaitu menjauhkan/memisahkan proses kerja yang membahayakan/mengganggu o Ventilasi, baik secara umum maupun secara lokal yaitu dengan udara bersih yang dialirkan keruang kerja atau dengan menghisap keluar o Alat pelindung diri, alat ini dapat berbentuk topi pelindung kepala, sarung tangan, sepatu yang dilapisi baja bagian depan untuk menahan beban

o o

berat,masker khusus untuk melindungi alat pernafasan terhadap debu atau gas yang berbahaya, kaca mata khusus, dsb nys 35. STRES KERJA o Stres merupakan masalah bagi kesehatan tenaga kerja yang banyak menimbulkan kerugian materi o Stres merupakan suatu sindrom/kumpulan gejala yang merupakan respon non spesifik dari individu terhadap suatu rangsangan/tuntutan dari lingkungannya o Dalam lingkungan ketenagakerjaan stres didefinisikan sebagai suatu ketidak seimbangan yang dihayati antara tuntutan pekerjaan dan kemampuan individu bila kegagalan yang terjadi berdampak penting 36. REAKSI TUBUH TERHADAP STRESS o Respon psikologik, berupa gangguan jiwa (mudah tersinggung, konsentrasi menurun, gejala kecemasan, ketegangan, apatis maupun depresi) o Respon perilaku, berupa perubahan perilaku (merokok dan minuman keras, menyendiri, selera makan, perilaku seksual, obat penenang, agresif, antisosial, lesu kerja) o Respon fisiologis, berupa (sistemjantung pembuluh darah, sistem pencernaan, nyeri punggung, sakit kepala, asma, gangguan menstruasi, sakit pinggang, alergi) 37. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) o Bukan mengambil alih tugas dari petugas medis, melainkan usaha darurat sebelum petugas medis datang. o Pertolongan pertama adalah perawatan yang harus segera diberikan pada orang yang mengalami cedera atau sakit mendadak . o Pertolongan pertama tidak melakukan penanganan medis yang tepat, hanya berupa pemberian bantuan sementara 38. PROSES P3K o Identifikasi kerusakan yang terjadi: seberapa serius luka yang terjadi o Untuk pertolongan pertama itu sendiri adalah: apa yang harus dilakukan sekarang? Dalam suatu kedaruratan, penanggulangan harus segera dilakukan dan untuk hal ini memerlukan keterampilan o Hubungi secepat mungkin bantuan: kontak orang yang tepat. Kecepatan seseorang mendapatkan pertolongan pertama sangat menentukan terhadap akibat yang didapatkannya 39. DASAR DASAR ENAM TINDAKAN DARURAT o Pernapasan buatan o Penghentian pendarahan o Penanggulangan renjatan (schok) o Perawatan luka dan luka bakar o Perawatan terkilir dan patah tulang o Pengangkutan penderita 40. MANFAAT K3 A. BAGI PENYEDIA JASA (Owner ) o Mengurangi beban biaya proyek o Mengurangi kerugian waktu akibat terlambatnya proyek o Bukti Komitmen Lembaga pada UU & Peraturan o Mengurangi penundaan pengadaan peralatan o Memberikan rasa aman sehingga waktu penyerapan dana dapat terpenuhi o Adanya garansi terhadap terpenuhinya jadwal, mutu, biaya dan keselamatan kerja 41. MANFAAT K3 B. BAGI PEKERJA

Mendapatkan hak mengikuti program asuransi Menjaga pekerja tetap sehat dan produktip Keterampilan pekerja berkembang Dapat bekerja dalam keadaan tenang dan nyaman Tugas pekerja lebih effesien Ada jaminan untuk kelangsungan bekerja Terjalinya kerja sama antara pekerja dgn perusahaan TK yang mengerti K3 merupakan asset perusahaan 42. MANFAAT K3 c. BAGI KONTRAKTOR o Ada korelasi yang jelas antara program K3 dgn laba usaha o Dengan menerapkan K3 maka kontraktor akan dapat mengurangi biaya premi untuk asuransi o Program K3 dapat mengurangi kehilangan waktu pelaksanaan proyek o Program K3 dapat meningkatkan mutu pelaksanaan proyek o Program K3 dapat meningkatkan citra kontraktor dalam pandangan penyedia jasa 43. SANKSI & REWARD K3 DALAM PROYEK o SANKSI : o Teguran lisan o Teguran tertulis o Denda pada termin o Pemutusan kontrak kerja . o REWARD : o Cinderamata / Piagam o Bonus o Mitra kerja dalam proyek lain o Dsb. 44. SANKSI HUKUM K3 o Pelanggaran dari UU No.1 Thn 1970 ttg o Keselamatan Kerja dan UU No. 13 Thn 2003 o ttg Ketenaga-kerjaan, dikenakan sanksi : o Pidana = Kurungan Badan + Denda o Administratif. o - Teguran - Peringatan Tertulis o - Pembatasan Usaha - Pembekuan o - Pencabutan Izin - Pembatalan Kontrak

o o o o o o o o

Kewajibambisnisment terhadap k3...


TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS(pengantar bisnis) TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS

1. BENTURAN DENGAN KEPENTINGAN MASYARAKAT Di dalam menjalankan tugasnya memproduksi barang atau jasa untuk disajikan kepada konsumen tidak jarang terjadi konflik kepentingan masyarakat umum dengan perusahaan. Bentrokan kepentingan ini sering terjadi terutama dalam hal timbulnya POLUSI oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Polusi ini dapat berupa polusi udara, limbah, suara, dan bahkan polusi mental kejiwaan. Sebagai contoh dari hal yang terakhir itu ( polusi mental kejiwaan dapat ditujukan dari adanya larangan pemerintah terhadap penyiaran iklan atau advertensi di TVRI sejak tahun 1980 an. Tindakan pemerintah itu merupakan penyelesan konflik yang terjadi antara bisnisman yang ingin menayangkan iklannya lewat TV dengan kepentingan mental kejiwaan masyarakat yang merasa sangat terganggu oleh siaran iklan di TVRI yang sangat mendorong pola konsumtif serta penggunaan obat obatan yang kurang tepat dan lain sebagainnya. Tanggung jawab social suatu bisnis juga tercermin dari dituntutnya ganti rugi yang cukup besar oleh masyarakat sekitar pabrik yang menjadi korban atas meledaknya tangki nuklir dari suatu pabrik Gas UNION CARBITE di Bopal, India pada tahun 1986. Anjuran Bapak Presiden Soeharto dalam tahun 1990 kepada para konglomerat Indonesia yang telah menikmati lebih banyak hasil hasil pembangunan untuk membagikan sebagian sahamnya kepada Koperasi, adalah juga merupakan pencerminan dari penjabaran tanggung jawab social suatu bisnis . Dari uraian diatas dapatlah kita tangkap bahwa tanggungjawab social suatu bisnis, dewasa ini menjadi suatu topic yang cykup menonjol. Bisnisman dituntut untuk lebih banyak memperhatikan aspek aspek social dan menerapkan etika bisnis secara jujur. Bisnisman dituntut untuk lebih banyak memperhatikan aspek-aspek sosial dan menerapkan etika bisnis secara jujur. Konflik kepentingan bisnis dengan masyarakat akan selalu muncul dan kadang sulit untuk menyelesaikannya. Apabila konflik mencapai jalan buntu maka biasanya masyarakat akan menggunakan tangan pemerintah sebagai penengah. Hal itu yang melatarbelakangi ketentuan pemerintah untuk mewajibkan pengusaha yang akan mendirikan pabrik harus mendapatkan Izin HO (Hinder Orgonasie) agar dapat dicegah adanya konflik dikemudian hari.

KLASIFIKASI ASPEK PENDORONG TANGGUNG JAWAB SOSIAL Perusahaan yang tidak memperhatikan kepentingan umum dan menimbulkan gangguan lingkungan

akan dianggap sebagai bisnis yang tidak etis. Dorongan pelaksanaan etika bisnis dating dari luar yaitu lingkungan masyarakat. Dorongan tidak selalu datang dari luar, akan tetapi sering muncul dari bisnis itu sendiri. Hal ini disebabkan karena bisnisman adalah juga manusia yang lengkap dengan rasa, karsa dan karya. Dengan demikian maka secara intern pelaksanaanya akan terbentur pada pertimbangan untung dan rugi yang pada umumnya mendominasi dan menjadi ciri dari suatu bisnis. Oleh karena itu mereka juga sering terdorong rasa kemanusiannya untuk menerapkan etika bisnis secara jujur.

2. DORONGAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL Problem-problem social seperti kebersihan kota, kesehatan, lingkungan, ketertiban masyarakat, pelestarian lingkungan alam dan sebagainya, mendorong mendorong para bisnisman untuk melakukan kegiatan bisnisnya seiring dengan terciptanya kondisi trsebut. Adapun masalah-masalah sosial yang mendorong suatu bisnis melaksanakan tanggung jawab sosialnya dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam yaitu:

1. Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan Pada umumnya kegiatan-kegiatan itern yang terjadi di dalam perusahaan menimbulkan bentukbentuk hubungan kedinasan yang sangat kaku, keras, zakeliyk, birokratik, dan otoriter. Prosedur administrasi yang panjang dan berbelit-belit serta jenjang wewenang dan struktur organisasi sering kali menimbulkan tekanan batin bagi para pelaksana bisnis. Tidak jarang bawahan menjadi takut untuk mengemukakan pendapatnya kepada atasan. Mahasiswa menjadi gemetar bila akan berkonsultasi dengan dosennya. Pegawai administrasi menjadi takut berbincang bincang dengan direkturnya dan lain sebagainnya. Hal ini disebabkan karena pada umumnya hubungan hubungan dilaksanakan melalui surat surat dinas , kartu dinas, kartu kerja, memo dinas, nota nota dinas dan lain sebagainya, dan dibarengi dengan prosedur administrasi yang sangat panjang apalagi otoriter. Hubungan kemanusiaan lalu menjadi kaku dan terbenruklah suasana yang dalam bahasa jawa terungkap sopo siro / sopo ingsun yang artinya siapa kamu siapa saya. Hubungan ini menimbulkas suasanakerja yang kurang manusiawi diantara mereka dalam perusahaan itu sendiri . Hubungan yang kurang manusiawi seering pula terjadi antara perusahaan dengan pihak luar yang berhubungan dengannya. Pihak luar dapat berupa langganan atau masyarakat umum yang tidak berhubungan dengan perusahaan itu tidak jarang kita memberi barang yang jelek (susu kotak yang sudah busuk) disebuah toko misalnya. Kasus ini pernah dialami sendiri oleh penulis. Ketika kami buka dan dirasakan atau dicicipi dulu sebelum diberikan kepada anak kami ternyata memang busuk, maka kami lalu meminta untuk ditukar dengan yang baru. Apa yang terjadu justru kami yang dipersalahkan mengapa membeli susu yang busuk. Bukannya dia menyadari kesalahannya yang telah menjual barang busuk. Tentu saja pada saat itu terjadi ketegangan urat terutama dengan istri kami terhadap penjaga toko itu. Akan tetapi segera saya sadari bahwa penjaga toko itu juga bukan pemilik toko, dan dia hanya menjalankan tugasnya sehingga dia bersikap seperti itu maka lebih baik mengalah saja.

Kasus lain juga sering kita alami bersama dimana kita mendapatkan pelayanan yang kasar dan menjengkelkan dari seorang petugas jaga telepon yang dengan nada membentak menjawab pemohon pihak luar untuk minta disambungkan dengan pesawat tertentu dari kantor atau perusahaan tersebut. Nada suara semacam itu akan terasa tidak etis dan kurang sipan di telinga kita . konflik kepentingan juga terjadi antara perusahaan penerbit dengan perusahaan penyalur buku buku terbitannya. Penyalur sering marah marah terhadap penerbit yang banyak dirugikan oleh pelayanan penerbit yang sering mengganti warna dan bentuk sampul buku yang di terbitkan tanpa memberitahukan hal itu kepada penyalurnya. Tentu saja keadaan itu mengakibatkan buku buku dengan sampul yang lama menjadi tidak laku yang pada saat itu masih berada pada stok para penyalur. Protes keras lalu dilakukan penyalur kepada penerbit. Sebaliknya penerbit juga sering dirugikan oleh para penyalur karena penyalur tidak menghendaki rencana penerbit untuk melayani sendiri tanpa lewat penyalur pembelian pembelian dalam jumlah besar dari toko toko buku yang ingin menjadi grosir ( pembelian dalam jumlah besar ). Kedaan tersebut diatas menuntut diberlakukan MANAJEMEN ORIENTASI KEMANUSIAAN ( Manajemen OK ).

MANFAAT PENERAPAN MANAJEMEN ORIENTASI KEMANUSIAAN Penerapan manajemen orietasi kemanusiaan alkan menimbulkan hubungan yang serasi , selaras dan seimbang diantara para petugas atau karyawan dalam perusahaan tersebut maupun antara perusahaan dengan pihak lain diluar perusahaan. Adapun secara rinci manfaat tersebut berupa sebagai berikut: a. Moral kerja karyawan akan meningkat dan kemudian akan mendorong semangat kerja sehingga produktivitas kerjapun akan meningkat pula. b. Partisipasi bawahan akan muncul dan menimbulkan rasa handarbeni/memiliki dari para bawahan sehingga akan tercipta manajemen partisipatif. c. Hubungan kerja yang baik dan menyenangkan akan membawa kenyamanan kerja sehingga absensi karyawan akan berkurang. d. Rasa percaya diri dari para karyawan juga akan terbentuk dan hal ini akan mempertinggi mutu/kwalitas produksi. e. Kepercayaan masyarakat dan konsumen akan meningkat dan hal ini merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan yang bersangkutan. Kepercayaan konsumen dicerminkan dalam bentuk Brand loyalty atau dengan istilah lain perusahaan tersebut memperoleh patronage motive dari para pembelinya, yaitu nama baik yang diberikan oleh konsumen kepada produsen. 2. Ekologi dan Gerakan Pelestarian Lingkungan Ekologi mempelajari keseimbangan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya pada saat ini mendapatkan perhatian yang sangat besar bagi di Indonesia maupun di luar negeri. Kegiatan bisnis sering kali menimbulkan gangguan ekologi. Misalnya hutan-hutan banyak yang ditebang untuk industri perkayuan, tanah menjadi gundul yang menimbulkan bencana banjir di suatu tempat. Ular juga banyak diburu untukl industri kulit sehingga tikus menjadi meraja lela kemudian

mengganggu lahan pertanian. Bur ung burung juga banyak ditangkapi sehingga ulat serta belalang menjadi kehilangan predatornya lalu berkembang pesat populasinya yang akhirnya mengganggu tanaman pertanian maupun perkebunan yang sulit diberantas. Penangkapan ikan sering dilakukan dengan menggunakan racun atau bahkan sengatan listrik . hal ini dimaksudkan agar efektif dan hasil tangkapannya banyak. Dengan cara itu memang ikan yang diperoleh sangat banyak, akan tetapi hasil tersebut hanyalah sementara itu saja, karena seluruh ikan akan mati karenanya sampai dengan anak anak ikan yang masih kecil dan bahkan mungkin telurnyapun ikut terbunuh. Dengan demikian maka hari hari akan tidak dapat panen ikan lagi. Praktik praktik bisnis semacam itu pada saat ini sudah sangat jauh berkurang berkat adanya penyuluhan serta gerakan pelestarian lingkungan hidup Indonesia . Disamping hal hal tersebut diatas masalah ekologi banyak pula menyangkut masalah POLUSI. Pabrik pabrik sering membuang limbah industrinya yang sangat mengganggu masyarakat sekitarnya.

3. Penghematan Energi Energi yang berasal dari sumber daya alam telah banyak terkuras oleh kegiatan bisnis seperti misalnya batu bara, minyak dan gas, di mana energi macam itu tergolong energi yang tidak dapat direproduksi lagi. Oleh karena itu maka pemikiran penghematan penggunaan energi macam itu perlu segera digiatkan. Adapun masalah penanganan energi ini pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu : Problem jangka pendek Problem jangka pendek mencakup penghematan pemakaian energi serta konservasi sumber alam tersebut agar dapat lebih awet dan dapat bertahan cukup lama. Problem jangkla panjang Penanganan energi dalam jangka panjang meliputi dua macam masalah yaitu : o Penciptaan sumber-sumber energi alternative/pengganti o Koordinasi antara tujuan-tujuan sosial dengan bertambahnya kebutuhan energi 4. Partisipasi Pembangunan Bangsa Kesadaran pabrik-pabrik untuk tidak menerapkan teknologi padat modal dan kemudian secara sadar menerapkan teknologi padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja adalah upaya yang perlu digiatkan. Penggunaan teknologi padat modal lebih banyak menggunakan mesin, memang lebih efisien tetapi kurang membantu program pemerintah dalam hal mengatasi problem penciptaan kesempatan kerja bagi masyarakat dan bangsa. 5. Gerakan Konsumerisme Dewasa ini muncul gerakan yang berusaha untuk memperjuangkan hak konsumen untuk

mendapatkan perlindungan terhadap pelayanan bisnis yang merugikan kepentingannya. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) merupakan contoh nyata gerakan ini. Tujuan yang terkandung dalam gerakan konsumerisme mencakup beberapa macam yaitu: a. Memperoleh perhatian dan tindakan nyata oleh kalangan bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktik bisnisnya b. Pelaksanaan strategi advertensi/ periklanan yang realistis dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat. c. Diselenggarakannya panel diskusi secara periodic antara wakil konsumen dengan para pengusaha. d. Perbaikan service purna jual yang lebih baik serta mengurangi kejengkelan dari frustasi konsumen atas pemakaian barang yang dibelinya. e. Terselenggarakannya kegiatan Public Relation atau PR yang menitikberatkan pada pelayanan dengan sasaran kepuasan konsumen dan tidak hanya promosi semata-mata. Sehubungan dengan hal ini dapatlah kita kutip pernyataan dari seorang tokoh yang cukup terkenal di dunia yaitu Presiden Jonh F. Kennedy pada tahun 1962 yang tertuang dalam Journal of Business, December 1969, pp. 25-29 yang menyatakan bahwa hak-hak konsumen adalah berupa: a. Konsumen memiliki hak atas keselamatan. b. Konsumen memiliki hal untuk memperoleh informasi. c. Konsumen memiliki hak untuk memilih. d. Konsumen memiliki hak untuk didengarkan. Perlindungan konsumen yang dilaksanakan pasca 1962 pada umumnya didasarkan pada hak-hak konsumen tersebut. Kesemuanya itu merupakan pedoman dasar bagi pelaksana bisnis yang menjamin hak-hak konsumen.

3. ETIKA BISNIS Etika bisnis merupakan tanggung jawab social suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Bisnis selalu berhubungan dengan masalah-masalah etis dalam melakukan kegiatannya sehari hari. Hal ini dapat dipandang sebagai etika pergaulan bisnis. Seperti halnya manusia yang memiliki etika pergaulan antar manusia, maka pergaulan bisnis dengan masyarakat umum juga memiliki etika pergaulan yaitu etika pergaulan bisnis. Kalau dalam pergaulan antar manusia akan terjadi pergaulan atau hubungan antara anak dengan orang tua, antara murid dengan gurunya, antara mahasiswa dengan dosennya, antara seseorang dengan tetangganya dan anatara pemakai jalan yang satu dengan yang lainnya dan masih banyak lagi yang lainnya. Etika pergaulan bisnis dapat meliputi beberapa hal antara lain : 1. Hubungan antara bisnis dengan langganan atau konsumen Hubungan anatara bisnis dengan langgananya merupakan hubungan yang paling banyak dilakukaan , oleh karena itu bisnis haruslah menjaga etrika pergaulannya secara baik dalam hal ini. Adapun pergaulan dengan konsumen misalnya : a. Kemasan yang berbeda-beda membuat konsumen sulit untuk membandingkan harga terhadap produknya. b. Kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi didalamnya, sehingga produsen perlu

menjelaskan isi dan kandungan yang terdapat di dalam produk itu c. Promosi terutama iklan merupakan gangguan etis yang paling utama d. Pemberian servis dan garansi adalah merupakan tindakan yang sangat etis bagi suatu bisnis 2. Hubungan dengan karyawan Manajer yang pada umumnya selalu berpandangan memajukan bisnisnya sering kali berurusan denga etika pergaulan dengan karyawannya. Pergaulan bisnis dengan karyawan ini meliputi beberapa hal yaitu meliputi Penarikan (recruitment), Latihan (training), Promosi atau kenaikan pangkat, transfer, demosi (penurunan pangkat) ataupun lay-off atau pemecatan/PHK (pemutusan Hubungan Kerja) 3. Hubungan antara bisnis Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Hal ini bias terjadi hubungan antara perusahaan dengan pesaingnya, dengan penyaluranya, dengan grosirnya, dengan pengecernya, agen tunggalnya maupun distributornya.

4. Hubungan dengan investor Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan yang terutama yang akan dan telah go public harus menjaga pemberian informasi yang jujur, karena informasi yang tidak jujur akan menjerumuskan para infestor untuk mengambil keputusan investasi yang keliru. Oleh karena itu masyarakat yang calon pemodal yang ingin membeli saham haruslah diberi informasi secara lengkap dan benar. Jangan sampai terjadi adanya manipulasi terhadap informasi. Dalam hal ini peranan pemerintah serta perusahaan penjamin emisi (pialang) adalah sangat penting dalam hal memberikan informasi serta prospectus dari perusahaan yang menjual saham di pasar bursa saham. Tangan pemerintah yang bergerak dalam bidang ini adalah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). BAPEPAM merupakan badan yang berada langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan yang bertugas untuk : a. Mengadakan penilaian terhadap perusahaan yang akan menjual sahamnya melalui pasar modal b. Menyelenggarakan bursa pasar modal secara efektif dan efisien, serta menyusun dan mengumumkan perkembangan kurs efek-efek di pasar bursa c. Membantu perkembangan perusahaan-perusahaan yang go public tersebut 5. Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan Hubungan dengan lembaga keuangan terutama Jawatan Pajak merupakan hubungan pergaulan yang bersifat financial. Hubungan ini merupakan hubungan yang berkaitan dengan Penyusunan Laporan Keuangan. Laporan financial tersebut harus disusun secara benar sehingga tidak terjadi kecenderungan kearah penggelapan pajak. Pihak lain yang terkait dalam kegiatan bisnis tidak saja hanya para pemegang saham akan tetapi masih banyak lagi diantaranya adalah : a. Pekerja/Karyawan b. Konsumen c. Kreditor

d. Lembaga-lembaga Keuangan e. Pemerintah Perusahaan yang menjalankan bisnisnya dengan mengingat atau memperhatikan kepentingan pihakpihak yang terkait dalam kegiatan bisnis yang tidak saja hanya mementingkan kepentingan pemegang saham saja merupakan pengusaha yang menerapkan konsep baru yang dikenal sebagai konsep Stakeholder.

PENGERTIAN ETIKA DAN AKHLAK Istilah etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan istilah moral dari kata mores juga berarti adat kebiasaan, hanya yang terakhir ini bukan berasal dari bahasa Yunani tetapi dari bahasa Latin. Karena secara etimologi mempunyai arti yang sama dan dalam kenyataannya sering disamakan penggunaannya. Menurut pendapat para ahli, selanjutnya dapat dibedakan arti etika menjadi tiga (3) yaitu : 1) nilai-nilai dan norma-norma moral sebagai landasan perilaku 2) kumpulan azas atau nilai norma atau kode etik 3) Ilmu tentang baik buruk sebagai cabang filsafat. Etika merupakan ilmu tentang norma-norma, nilai-nilai dan ajaran moral, sedangkan moral adalah rumusan sistematik terhadap anggapan-anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajibankewajiban manusia. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan kenyataan tidak terlalu dapat dibedakan pengertian etika dan moral, tetapi menegaskan arti etika bisa berarti ilmu tentang baik-buruk dan bisa juga norma, nilai serta ajaran moral itu sendiri. Kata akhlak berasala dari bentuk jama bahasa Arab khuluq yang berarti budi pekerti atau perangai. Akhlak dapat diartikan dalam dua macam: 1) Pengetahuan yang menjelaskan arti baik dan buruk, tujuan, perbuatan, serta pedoman yang harus diikuti. 2) Pengetahuan yang menyelidiki perjalanan hidup manusia sebagai parameter perbuatan, perkataan serta ikhwal kehidupan. 3) Suatu sifat permanen pada diri orang yang melahirkan perbuatan secara mudah tanpa membutuhkan proses berpikir. 4) Sekumpulan nilai-nilai yang menjadi pedoman berperilaku dan berbuat. Dari definisi diatas dapatlah disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Akhlak merupakan falsafah perbuatan yang membahas dasar-dasar baik buruk. Dengan penertian ini, akhlak termasuk dalam kategori ilmu normative. 2. Sebagai ilmu, akhlak mengadakan penelitian tentang berbagai bentuk perilaku manusia untuk dijadikan landasan penilaian baik buruk. 3. Di sisi lain akhlak berarti ilmu dan falsafah yang bersifat teoritis, tetapi juga bentuk-bentuk tindakan yang lahir dari sebuah kesadaran nilai yang bersifat praktis. Kegagalan etika bisnis bukan berarti terletak pada ketidaktahuan atau keengganan pada pelaku bisnis untuk menyelenggarakan bisnis secara etis (faktor internal) melainkan terletak pada faktor eksternal. Hal ini disebabkan oleh dua hal sebagai berikut:

1. Konsep normative yang kaku sarat dengan rambu-rambu moralitas, yang menjadi kendala bagi praktik bisnis di lapangan. 2. Lingkungan bisnis yang tak kondusif bagi berlakunya bisnis secara etis. Ini mudah dipahami karena bisnis adalah kegiatan yang terfokus pada uang, efisiensi dan ekspansi. Karena itu demi eksistensi dan kemapanan, setiap pelaku bisnis akan menghalalkan segala cara. Manusia adalah mahluk berbudi, oleh karena itu segala kegiatan yang bebas nilai memerlukan budi nurani manusia yang disebut kata hati. Maka istilah etika bisnis mengandung arti memberi nilai pada kegiatan bisnis. Untuk menjadi masyarakat abad ke- 21, ada dua agenda yang harus kita lakukan. Pertama, mencari strategi penyebaran tindakan etis agar etika bisnis menjadi consensus nasional. Kedua, merekayasa budaya etika bisnis Indonesia, yang mencakup kepentingan pengusaha, konsumen, pengguna jasa, pekerja, dan lingkungan demi masa depan yang cerah. Dengan demikian etika bisnis perlu berperan sebagai mitos baru bukan sekedar rambu-rambu moralitas. Semua unsure masyarakat perlu terlibat agar dapat berfungsi secara serentak sebagai kontrol social demi terselenggaranya praktik bisnis yang etis. Tanpa etika bisnis, kita akan terbawa oleh permadani terbang tersebut ke suatu tempat antah berantah dan bisa jadi kita akan berjatuhan.

SISTEM ETIKA Etika secara umum dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia beribadah. Secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak secara tolok ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogikan dengan ilmu pengetahuan yang membahas pengertian umum dan teori-teori. Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Etika khusus dibagi menjadi dua, yaitu etika individual dan etika sosial. Etika individual menyangkut kewajiban, sikap, dan pola perilaku manusia sebagai anggota manusia. Tujuan dari etika sosial adalah untuk menggugah kesadaran kita akan tanggungjawab kita sebagai manusia dalam kehidupan bersama dalam segala dimensi.

Mitos Bisnis Amoral Bisnis adalah bisnis, jangan dicampur adukan dengan etika. Ungkapan ini sering terdengar yang menggambarkan hubungan antara bisnis dan etika. Inilah ungkapan yang disebut mitos bisnis amoral. Mitos ini menggambarkan dengan jelas paham atau kepercayaan orang bisnis sejauh mereka menerima mitos seperti tentang dirinya, kegiatannya, dan orang lain yang hubungan bisnis dengan mereka. Kegiatan mereka adalah melakukan bisnis, maka yang menjadi perhatiannya adalah memproduksi, mengedarkan, menjual serta membeli barang dan jasa dengan memperoleh keuntungan. Singkatny,

yang menjadi pusatperhatian adalah bagaimana berusaha sekuat tenaga untuk mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Jadi bisa dikatakan dari mitos bisnis amoral adalah bisnis dan etika merupakan dua hal yang berbeda dan terpisah satu sama lainnya. Bisnis tidak bisa dinilai berdasarkan tolok ukur etika moralitas, karena pertimbangan-pertimbangan moral dan etika tidak tepat untuk bisnis. Konsekuensinya sudah sewajarnya bisnis tidak mempedulikan pertimbangan dan prinsip-prinsip etika. Singkatnya bisnis tidak mengenal etika.

SUMBANGAN ETIKA BISNIS Dalam semua bidang etika bisnis membantu para pelaku bisnis untuk mendekati masalah-masalah bisnis dengan sentuhan moral. Etika bisnis membantu para manajer, pelaku bisnis lainnya untuk menangkap hal yang tidak bisa ditangkap dengan mata ekonomi manajemen murni dan memecahkan banyak-banyak persoalan dengan menggunakan pendekatan yang lebih dari pendekatan ekonomi manajemen. Etika bisnis menggugah bahwa dalam melakukan bisnis, kita tetap bertindak dan berperilaku sebagai manusia yang mempunyai matra etis. Dalam konteks bisnis sebagai suatu profesi yang luhur, etika bisnis mengajak kita untuk berusaha mewujudkan citra bisnis dan manajemen yang baik (etis). Sebagai bidang kegiatan dalam suatu masyarakat yang melibatkan hampir semua anggota masyarakat. Entah sebagai pengusaha, manajer, pekerja maupun konsumen bisnis yang baik mempunyai sumbangan besar bagi kehidupan masyarakat pada umumnya. PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS Secara umum, prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia pada umumnya. Demikian pula prinsip itu sangat erat terkait dengan system yang dianut oleh masyarakat. Namun, sebagai etika khusus atau etika terapan, prinsip dalam etika bisnis sesungguhnya adalah penerapan dari etika pada umumnya. 1. Prinsip Otonomi Sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang mereka anggap baik untuk dilakukan. Untuk bertindak otonom diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan itu.

2. Prinsip Kejujuran Kejujuran merupakan suatu prinsip etika bisnis. Kini para praktisi dan manajemen mengakui bahwa kejujuran merupakan suatu jaminan dan dasar bagi kegiatan bisnis.

3. Prinsip Keadilan Pinsip menurut agar kita memperlakukan orang lain sesuai dengan haknya. Hak orang lain perlu dihargai dan tidak boleh dilanggar.

MASALAH YANG DIHADAPI ETIKA BISNIS Didepan sudah dikatakan bahwa bisnis tetap mengenal etika, dari keterangan di atas kita juga perlu mengetahui masalah-masalah yang dihadapi etika bisnis. Dari sini kita perlu mengetahui hubunganhubungan dalam etika bisnis. a) Hubungan Primer Meliputi semua hubungan langsung yang diperlukan suatu perusahaan untuk melaksanakan fungsi dan misinya yang utama, yaitu memproduksi barang dan jasa dalam masyarakat. b) Hubungan Sekunder Meliputi berbagai hubungan dengan kelompok masyarakat yang merupakan akibat dari pelaksanaan fungsi dan misi utama perusahaan. Masalah yang dihadapi adalah bahwa standar moral para pelaku bisnis masih sangat lemah. Banyak diantaranya (pelaku bisnis) yang terjun di dunia bisnis hanya dengan motivasi dasar mencari keuntungan dan memperoleh tingkat hidup yang mencukupi material dan tidak memperhitungkan segi etika bisnis. Pada tingkat perusahaan sering terjadi konflik kepentingan. Mereka menghadapi suatu konflik yang sulit antara niali pribadi dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Bahkan mereka menghadapi konflik antara perusahaan dan masyarakat dan antara pihak-pihak yang terlibat dalam urusan bisnis. Pada tingkat masyarakat, kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat sedang mengalami transisi, yaitu dari masyarakat berkembang menuju masyarakat maju. Dalam situasi ini terjadilah transformasi dan perubahan-perubahan besar dalam segala bidang kehidupan. Yang dikhawatirkan adalah tercabutnya aturan budaya luhur kita, dan kita belum ada nilai baru yang kita pegang. Secara spesifik oleh karena etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab social suatu bisnis timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Etika pergaulan bisnis dapat meliputi beberapa hal antara lain: a. Hubungan antara bisnis dengan pelanggan/konsumen Hubungan antara bisnis dengan pelanggannya merupakan hubungan yang paling banyak dilakukan, oleh karena itu bisnis haruslah menjaga etika pergaulan secara baik dalam hal ini. Adapun pergaulan dengan pelanggan ini sebagai berikut: 1. Kemasan yang berbeda-beda membuat konsumen sulit untuk membedakan atau mengadakan perbandingan harga terhadap produknya. 2. Bungkus ataupun kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi di dalamnya, sehingga produsen perlu memberikan kejelasan tentang isi serta kandungan atau zat-zat yang terdapat di dalam produknya.

3. Promosi terutama iklan merupakan gagasan etis paling utama. 4. Pemberian servis dan terutama garansi adalah merupakan tindakan yang sangat etis bagi suatu bisnis. b. Hubungan dengan karyawan Manajer pada umumnya selalu berpandangan untuk memajukan bisnisnya seringkali harus berurusan dengan etika pergaulan dengan karyawannya. Pergaulan bisnis dengan karyawan meliputi beberapa hal yaitu; Penarikan, Latihan, Promosi atau kenaikan pangkat, transfer, demosi(penurunan pangkat) maupun pemecatan/PHK. Di dalam menarik tenaga kerja haruslah dijaga adanya penerimaan yang jujur sesuai dengan hasil seleksi yang dijalankan. Disamping itu tidak jarang seorang manajer mencoba meneikkan pangkat para karyawan dari generasi muda yang dianggap sangat potensial dalam rangka membawa organisasi menjadi lebih dinamis, tetapi hal tersebut mendapat protes keras dari karyawan generasi tua. Masalah lain yang paling rawan adalah masalah pengeluaran karyawan/PHK. Masalah PHK perlu mendapatkan perhatian ekstra dari para manajer karena hal ini menyangkut masalah tidak hanya etik saja akan tetapi juga masalah kemenusiaan. Karyawan yang di PHK tentu akan kehilangan mata pencaharian yang menjadi tumpuan hidup dia dan keluarganya.

c. Hubungan antar bisnis Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Hal ini bisa terjadi hubungan antara perusahaan dengan pesaingnya, dengan penyalurnya, dengan grosirnya, dengan pengecernya, agen tunggalnya maupun distributornya. Dalam hubungan itu tidak jarang dituntut adanya etika pergaulan bisnis yang baik. d. Hubungan dengan investor Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan terutama yang go public haruslah menjaga pemberian informasi yang baik dan jujur dari bisnisnya kepada para investor atau calon investor. Informasi yang tidak jujur akan menjerumuskan untuk mengambil keputusan. e. Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan Hubungan dengan lembaga keuangan terutama Jawatan Pajak pada umumnya hubungan pergaulan yang bersifat finansial. Hubungan ini merupakan hubungan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi. Laporan finansial tersebut haruslah disusun secara baik dan benar sehingga tidak terjadi kecenderungan kearah penggelapan pajak misalnya. Keadaan tersebut merupakan etika pergaulan yang tidak baik tentunya.

2.4. BENTUK-BENTUK TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS Seperti telah diuraikan dimuka bahwa pelaksanaan tanggung jawab social suatu bisnis adalah merupakan penjabaran dari kebutuhan social dari suatu bisnis. Dengan semakin tinggi tingkat kepedulian social suatu bisnis maka berartia akan semakin meningkat pelaksanaan praktik bisnis etik dalam masyarakat. Banyak kita lihat atau kita alami praktik bisns yang kuran etis misalnya saja

banyak produk yang tidak layak jual akan tetapi masih diperjual belikan di took-toko. Banyak pula makanan yang mengandumg zat-zat kimia yang membahayakan masyarakat konsumen masih dijual di mana-mana. Bahkan belum lupa diingatan kita bahwa pernah terjadi suatu perusahaan yang menjual produk yang kita kenal dalam kasus BISKUIT BERACUN. Disamping itu banyak dilakukan beberapa PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) bagi para karyawan tanpa memeperoleh uang pesangon yang wajar bagi pekerja Dengan pelaksanaan etika bisnis maka kepentingan masyarakat banyak akan terlindung dari praktik bisnis yangmerugikan kepentingan masyarakat banyak. Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab social suatu bisnis yang dapat atau telah dilakukan oleh beberapa pengusaha khususnya di Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut : a. Pelaksanaan Hubungan Industri Pancasila (HIP) Banyak pengusaha yang telah menyusun dan melaksanakan hubungan industri Pancasila ini dalam bentuk yang sering dikenal sebagai Kesempatan Kerja Bersama (KKB). KKB merupakan sebuah pedoman tentang hubungan antara pengusaha dengan para pekerja atau karyawan perusahaan yang biasanya dituangkan dalam sebuah buku. b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Banyak pengusaha yang pada saat ini telah melaksanakan AMDAL dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya. Wujud nyata dalam AMDAL ini tercermin dalam pelaksanaannya mengolah limbah industri sehingga limbah tersebut tidak menggangu lingkungan. c. Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keslamatan Kerja (K3) Penerapan prinsip K3 telah banyak dilaksanakan pula oleh para pengusaha kita. Seperti kita ketahui bahwa beberapa perusahaan telah memperoleh penghargaan yang berupa ZERO ACCIDENT. Perusahaan yang memperoleh penghargaan ini berarti telah menjalankan proses produksinya sedemikian lama tanpa mengalami kecelakaan kerja bagi karyawannya. Guna melaksanakan praktik K3 memerlukan banyak peralatan pelindung bagi para pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya baik berupa topi pengaman, masker, maupun berupa pakaiankerja khusus dan sebagainya. d. Perkebunan Inti Rakyat (PIR) Pelaksanaan program pemerintah yang berupa PIR dimana dalam hal ini Perusahaan Besar yang biasanya adalah milik Negara akan menjadi motor penggerak pembangunan perusahaan masyarakat disekitarnya yang merupakan plasma. Perusahaan masyarakat yang merupakan plasmanya akan mendukung kelancaran pemasokan bahan baku bagi perusahaan besar milik Negara sehingga dengan system ini akan saling membantu antara perusahaan besar dengan perusahaan masyarakat yang umumnya kecil. Dengan demikian maka pembangunan bangsa akan berjalan secara seimbang dan saling menopang.

e. Sistem Bapak Angkat Anak Angkat Pelaksanaan system ini juga banyak membantu kelancaran proses pembangunan bangsa serta keterkaitan industri maupun keterkaitan kepentingan masyarakat banyak. Praktik tersebut sangat mudah dilaksanakan karena diperlukan kesadaran yang tinggi dari pengusaha besar yang harus

bersedia membantu perkembangan pengusaha kecil yang sering banyak menimbulkan persoalan bagi pegusaha besar yang menjadi bapak angkat.

TANGGUNG

JAWAB

SOSIAL

SUATU

BISNIS

2.1. BENTURAN DENGAN KEPENTINGAN MASYARAKAT Di dalam menjalankan tugasnya memproduksi barang atau jasa untuk disajikan kepada konsumen tidak jarang terjadi konflik kepentingan masyarakat umum dengan perusahaan. Bentrokan kepentingan ini sering terjadi terutama dalam hal timbulnya POLUSI oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Polusi ini dapat berupa polusi udara, limbah, suara, dan bahkan polusi mental kejiwaan. Sebagai contoh dari hal yang terakhir itu ( polusi mental kejiwaan dapat ditujukan dari adanya larangan pemerintah terhadap penyiaran iklan atau advertensi di TVRI sejak tahun 1980 an. Tindakan pemerintah itu merupakan penyelesan konflik yang terjadi antara bisnisman yang ingin menayangkan iklannya lewat TV dengan kepentingan mental kejiwaan masyarakat yang merasa sangat terganggu oleh siaran iklan di TVRI yang sangat mendorong pola konsumtif serta penggunaan obat obatan yang kurang tepat dan lain sebagainnya. Tanggung jawab social suatu bisnis juga tercermin dari dituntutnya ganti rugi yang cukup besar oleh masyarakat sekitar pabrik yang menjadi korban atas meledaknya tangki nuklir dari suatu pabrik Gas UNION CARBITE di Bopal, India pada tahun 1986. Anjuran Bapak Presiden Soeharto dalam tahun 1990 kepada para konglomerat Indonesia yang telah menikmati lebih banyak hasil hasil pembangunan untuk membagikan sebagian sahamnya kepada Koperasi, adalah juga merupakan pencerminan dari penjabaran tanggung jawab social suatu bisnis . Dari uraian diatas dapatlah kita tangkap bahwa tanggungjawab social suatu bisnis, dewasa ini menjadi suatu topic yang cykup menonjol. Bisnisman dituntut untuk lebih banyak memperhatikan aspek aspek social dan menerapkan etika bisnis secara jujur. Bisnisman dituntut untuk lebih banyak memperhatikan aspek-aspek sosial dan menerapkan etika bisnis secara jujur. Konflik kepentingan bisnis dengan masyarakat akan selalu muncul dan kadang sulit untuk menyelesaikannya. Apabila konflik mencapai jalan buntu maka biasanya masyarakat akan menggunakan tangan pemerintah sebagai penengah. Hal itu yang melatarbelakangi ketentuan pemerintah untuk mewajibkan pengusaha yang akan mendirikan pabrik harus mendapatkan Izin HO (Hinder Orgonasie) agar dapat dicegah adanya konflik dikemudian hari.

KLASIFIKASI

ASPEK

PENDORONG

TANGGUNG

JAWAB

SOSIAL

Perusahaan yang tidak memperhatikan kepentingan umum dan menimbulkan gangguan lingkungan akan dianggap sebagai bisnis yang tidak etis. Dorongan pelaksanaan etika bisnis dating dari luar yaitu lingkungan masyarakat. Dorongan tidak selalu datang dari luar, akan tetapi sering muncul dari bisnis itu sendiri. Hal ini disebabkan karena bisnisman adalah juga manusia yang lengkap dengan rasa, karsa dan karya. Dengan demikian maka secara intern pelaksanaanya akan terbentur pada pertimbangan untung dan rugi yang pada umumnya mendominasi dan menjadi ciri dari suatu bisnis. Oleh karena itu mereka juga sering terdorong rasa kemanusiannya untuk menerapkan etika bisnis secara jujur.

2.2. DORONGAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL Problem-problem social seperti kebersihan kota, kesehatan, lingkungan, ketertiban masyarakat, pelestarian lingkungan alam dan sebagainya, mendorong mendorong para bisnisman untuk melakukan kegiatan bisnisnya seiring dengan terciptanya kondisi trsebut. Adapun masalah-masalah sosial yang mendorong suatu bisnis melaksanakan tanggung jawab sosialnya dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam yaitu:

1.

Penerapan

Manajemen

Orientasi

Kemanusiaan

Pada umumnya kegiatan-kegiatan itern yang terjadi di dalam perusahaan menimbulkan bentukbentuk hubungan kedinasan yang sangat kaku, keras, zakeliyk, birokratik, dan otoriter. Prosedur administrasi yang panjang dan berbelit-belit serta jenjang wewenang dan struktur organisasi sering kali menimbulkan tekanan batin bagi para pelaksana bisnis. Tidak jarang bawahan menjadi takut untuk mengemukakan pendapatnya kepada atasan. Mahasiswa menjadi gemetar bila akan berkonsultasi dengan dosennya. Pegawai administrasi menjadi takut berbincang bincang dengan direkturnya dan lain sebagainnya. Hal ini disebabkan karena pada umumnya hubungan hubungan dilaksanakan melalui surat surat dinas , kartu dinas, kartu kerja, memo dinas, nota nota dinas dan lain sebagainya, dan dibarengi dengan prosedur administrasi yang sangat panjang apalagi otoriter. Hubungan kemanusiaan lalu menjadi kaku dan terbenruklah suasana yang dalam bahasa jawa terungkap sopo siro / sopo ingsun yang artinya siapa kamu siapa saya. Hubungan ini menimbulkas suasanakerja yang kurang manusiawi diantara mereka dalam perusahaan itu sendiri . Hubungan yang kurang manusiawi seering pula terjadi antara perusahaan dengan pihak luar yang berhubungan dengannya. Pihak luar dapat berupa langganan atau masyarakat umum yang tidak berhubungan dengan perusahaan itu tidak jarang kita memberi barang yang jelek (susu kotak yang sudah busuk) disebuah toko misalnya. Kasus ini pernah dialami sendiri oleh penulis. Ketika kami buka dan dirasakan atau dicicipi dulu sebelum diberikan kepada anak kami ternyata memang busuk, maka kami lalu meminta untuk ditukar dengan yang baru. Apa yang terjadu justru kami yang dipersalahkan mengapa membeli susu yang busuk. Bukannya dia menyadari kesalahannya yang telah menjual barang busuk. Tentu saja pada saat itu terjadi ketegangan urat terutama dengan istri kami terhadap penjaga toko itu. Akan tetapi segera saya sadari bahwa penjaga toko itu juga bukan pemilik toko, dan dia hanya menjalankan tugasnya sehingga dia bersikap seperti itu maka lebih baik mengalah saja. Kasus lain juga sering kita alami bersama dimana kita mendapatkan pelayanan yang kasar dan menjengkelkan dari seorang petugas jaga telepon yang dengan nada membentak menjawab pemohon pihak luar untuk minta disambungkan dengan pesawat tertentu dari kantor atau perusahaan tersebut. Nada suara semacam itu akan terasa tidak etis dan kurang sipan di telinga kita . konflik kepentingan juga terjadi antara perusahaan penerbit dengan perusahaan penyalur buku buku terbitannya. Penyalur sering marah marah terhadap penerbit yang banyak dirugikan oleh

pelayanan penerbit yang sering mengganti warna dan bentuk sampul buku yang di terbitkan tanpa memberitahukan hal itu kepada penyalurnya. Tentu saja keadaan itu mengakibatkan buku buku dengan sampul yang lama menjadi tidak laku yang pada saat itu masih berada pada stok para penyalur. Protes keras lalu dilakukan penyalur kepada penerbit. Sebaliknya penerbit juga sering dirugikan oleh para penyalur karena penyalur tidak menghendaki rencana penerbit untuk melayani sendiri tanpa lewat penyalur pembelian pembelian dalam jumlah besar dari toko toko buku yang ingin menjadi grosir ( pembelian dalam jumlah besar ). Kedaan tersebut diatas menuntut diberlakukan MANAJEMEN ORIENTASI KEMANUSIAAN ( Manajemen OK ).

MANFAAT PENERAPAN MANAJEMEN ORIENTASI KEMANUSIAAN Penerapan manajemen orietasi kemanusiaan alkan menimbulkan hubungan yang serasi , selaras dan seimbang diantara para petugas atau karyawan dalam perusahaan tersebut maupun antara perusahaan dengan pihak lain diluar perusahaan. Adapun secara rinci manfaat tersebut berupa sebagai berikut: a. Moral kerja karyawan akan meningkat dan kemudian akan mendorong semangat kerja sehingga produktivitas kerjapun akan meningkat pula. b. Partisipasi bawahan akan muncul dan menimbulkan rasa handarbeni/memiliki dari para bawahan sehingga akan tercipta manajemen partisipatif. c. Hubungan kerja yang baik dan menyenangkan akan membawa kenyamanan kerja sehingga absensi karyawan akan berkurang. d. Rasa percaya diri dari para karyawan juga akan terbentuk dan hal ini akan mempertinggi mutu/kwalitas produksi. e. Kepercayaan masyarakat dan konsumen akan meningkat dan hal ini merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan yang bersangkutan. Kepercayaan konsumen dicerminkan dalam bentuk Brand loyalty atau dengan istilah lain perusahaan tersebut memperoleh patronage motive dari para pembelinya, yaitu nama baik yang diberikan oleh konsumen kepada produsen. 2. Ekologi dan Gerakan Pelestarian Lingkungan Ekologi mempelajari keseimbangan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya pada saat ini mendapatkan perhatian yang sangat besar bagi di Indonesia maupun di luar negeri. Kegiatan bisnis sering kali menimbulkan gangguan ekologi. Misalnya hutan-hutan banyak yang ditebang untuk industri perkayuan, tanah menjadi gundul yang menimbulkan bencana banjir di suatu tempat. Ular juga banyak diburu untukl industri kulit sehingga tikus menjadi meraja lela kemudian mengganggu lahan pertanian. Bur ung burung juga banyak ditangkapi sehingga ulat serta belalang menjadi kehilangan predatornya lalu berkembang pesat populasinya yang akhirnya mengganggu

tanaman

pertanian

maupun

perkebunan

yang

sulit

diberantas.

Penangkapan ikan sering dilakukan dengan menggunakan racun atau bahkan sengatan listrik . hal ini dimaksudkan agar efektif dan hasil tangkapannya banyak. Dengan cara itu memang ikan yang diperoleh sangat banyak, akan tetapi hasil tersebut hanyalah sementara itu saja, karena seluruh ikan akan mati karenanya sampai dengan anak anak ikan yang masih kecil dan bahkan mungkin telurnyapun ikut terbunuh. Dengan demikian maka hari hari akan tidak dapat panen ikan lagi. Praktik praktik bisnis semacam itu pada saat ini sudah sangat jauh berkurang berkat adanya penyuluhan serta gerakan pelestarian lingkungan hidup Indonesia . Disamping hal hal tersebut diatas masalah ekologi banyak pula menyangkut masalah POLUSI. Pabrik pabrik sering membuang limbah industrinya yang sangat mengganggu masyarakat sekitarnya.

3. Penghematan Energi Energi yang berasal dari sumber daya alam telah banyak terkuras oleh kegiatan bisnis seperti misalnya batu bara, minyak dan gas, di mana energi macam itu tergolong energi yang tidak dapat direproduksi lagi. Oleh karena itu maka pemikiran penghematan penggunaan energi macam itu perlu segera digiatkan. Adapun masalah penanganan energi ini pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu : Problem jangka pendek Problem jangka pendek mencakup penghematan pemakaian energi serta konservasi sumber alam tersebut agar dapat lebih awet dan dapat bertahan cukup lama. Problem jangkla panjang Penanganan energi dalam jangka panjang meliputi dua macam masalah yaitu : o Penciptaan sumber-sumber energi alternative/pengganti o Koordinasi antara tujuan-tujuan sosial dengan bertambahnya kebutuhan energi 4. Partisipasi Pembangunan Bangsa Kesadaran pabrik-pabrik untuk tidak menerapkan teknologi padat modal dan kemudian secara sadar menerapkan teknologi padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja adalah upaya yang perlu digiatkan. Penggunaan teknologi padat modal lebih banyak menggunakan mesin, memang lebih efisien tetapi kurang membantu program pemerintah dalam hal mengatasi problem penciptaan kesempatan kerja bagi masyarakat dan bangsa. 5. Gerakan Konsumerisme Dewasa ini muncul gerakan yang berusaha untuk memperjuangkan hak konsumen untuk mendapatkan perlindungan terhadap pelayanan bisnis yang merugikan kepentingannya. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) merupakan contoh nyata gerakan ini.

Tujuan yang terkandung dalam gerakan konsumerisme mencakup beberapa macam yaitu: a. Memperoleh perhatian dan tindakan nyata oleh kalangan bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktik bisnisnya b. Pelaksanaan strategi advertensi/ periklanan yang realistis dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat. c. Diselenggarakannya panel diskusi secara periodic antara wakil konsumen dengan para pengusaha. d. Perbaikan service purna jual yang lebih baik serta mengurangi kejengkelan dari frustasi konsumen atas pemakaian barang yang dibelinya. e. Terselenggarakannya kegiatan Public Relation atau PR yang menitikberatkan pada pelayanan dengan sasaran kepuasan konsumen dan tidak hanya promosi semata-mata.

Sehubungan dengan hal ini dapatlah kita kutip pernyataan dari seorang tokoh yang cukup terkenal di dunia yaitu Presiden Jonh F. Kennedy pada tahun 1962 yang tertuang dalam Journal of Business, December 1969, pp. 25-29 yang menyatakan bahwa hak-hak konsumen adalah berupa: a. b. c. d. Konsumen Konsumen Konsumen Konsumen memiliki memiliki hal memiliki memiliki hak untuk hak hak atas memperoleh untuk untuk keselamatan. informasi. memilih. didengarkan.

Perlindungan konsumen yang dilaksanakan pasca 1962 pada umumnya didasarkan pada hak-hak konsumen tersebut. Kesemuanya itu merupakan pedoman dasar bagi pelaksana bisnis yang menjamin hak-hak konsumen.

2.3. ETIKA BISNIS Etika bisnis merupakan tanggung jawab social suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Bisnis selalu berhubungan dengan masalah-masalah etis dalam melakukan kegiatannya sehari hari. Hal ini dapat dipandang sebagai etika pergaulan bisnis. Seperti halnya manusia yang memiliki etika pergaulan antar manusia, maka pergaulan bisnis dengan masyarakat umum juga memiliki etika pergaulan yaitu etika pergaulan bisnis. Kalau dalam pergaulan antar manusia akan terjadi pergaulan atau hubungan antara anak dengan orang tua, antara murid dengan gurunya, antara mahasiswa dengan dosennya, antara seseorang dengan tetangganya dan anatara pemakai jalan yang satu dengan yang lainnya dan masih banyak lagi yang lainnya. Etika pergaulan bisnis dapat meliputi beberapa hal antara lain : 1. Hubungan antara bisnis dengan langganan atau konsumen Hubungan anatara bisnis dengan langgananya merupakan hubungan yang paling banyak dilakukaan ,

oleh karena itu bisnis haruslah menjaga etrika pergaulannya secara baik dalam hal ini. Adapun pergaulan dengan konsumen misalnya : a. Kemasan yang berbeda-beda membuat konsumen sulit untuk membandingkan harga terhadap produknya. b. Kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi didalamnya, sehingga produsen perlu menjelaskan isi dan kandungan yang terdapat di dalam produk itu c. Promosi terutama iklan merupakan gangguan etis yang paling utama

d. Pemberian servis dan garansi adalah merupakan tindakan yang sangat etis bagi suatu bisnis 2. Hubungan dengan karyawan Manajer yang pada umumnya selalu berpandangan memajukan bisnisnya sering kali berurusan denga etika pergaulan dengan karyawannya. Pergaulan bisnis dengan karyawan ini meliputi beberapa hal yaitu meliputi Penarikan (recruitment), Latihan (training), Promosi atau kenaikan pangkat, transfer, demosi (penurunan pangkat) ataupun lay-off atau pemecatan/PHK (pemutusan Hubungan Kerja) 3. Hubungan antara bisnis Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Hal ini bias terjadi hubungan antara perusahaan dengan pesaingnya, dengan penyaluranya, dengan grosirnya, dengan pengecernya, agen tunggalnya maupun distributornya.

4. Hubungan dengan investor Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan yang terutama yang akan dan telah go public harus menjaga pemberian informasi yang jujur, karena informasi yang tidak jujur akan menjerumuskan para infestor untuk mengambil keputusan investasi yang keliru. Oleh karena itu masyarakat yang calon pemodal yang ingin membeli saham haruslah diberi informasi secara lengkap dan benar. Jangan sampai terjadi adanya manipulasi terhadap informasi. Dalam hal ini peranan pemerintah serta perusahaan penjamin emisi (pialang) adalah sangat penting dalam hal memberikan informasi serta prospectus dari perusahaan yang menjual saham di pasar bursa saham. Tangan pemerintah yang bergerak dalam bidang ini adalah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). BAPEPAM merupakan badan yang berada langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan yang bertugas untuk : a. Mengadakan penilaian terhadap perusahaan yang akan menjual sahamnya melalui pasar modal b. Menyelenggarakan bursa pasar modal secara efektif dan efisien, serta menyusun dan mengumumkan perkembangan kurs efek-efek di pasar bursa c. Membantu perkembangan perusahaan-perusahaan yang go public tersebut

5. Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan Hubungan dengan lembaga keuangan terutama Jawatan Pajak merupakan hubungan pergaulan yang bersifat financial. Hubungan ini merupakan hubungan yang berkaitan dengan Penyusunan Laporan Keuangan. Laporan financial tersebut harus disusun secara benar sehingga tidak terjadi kecenderungan kearah penggelapan pajak. Pihak lain yang terkait dalam kegiatan bisnis tidak saja hanya para pemegang saham akan tetapi masih banyak lagi diantaranya adalah : a. Pekerja/Karyawan b. Konsumen c. Kreditor d. Lembaga-lembaga Keuangan e. Pemerintah Perusahaan yang menjalankan bisnisnya dengan mengingat atau memperhatikan kepentingan pihakpihak yang terkait dalam kegiatan bisnis yang tidak saja hanya mementingkan kepentingan pemegang saham saja merupakan pengusaha yang menerapkan konsep baru yang dikenal sebagai konsep Stakeholder.

PENGERTIAN ETIKA DAN AKHLAK Istilah etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan istilah moral dari kata mores juga berarti adat kebiasaan, hanya yang terakhir ini bukan berasal dari bahasa Yunani tetapi dari bahasa Latin. Karena secara etimologi mempunyai arti yang sama dan dalam kenyataannya sering disamakan penggunaannya. Menurut pendapat para ahli, selanjutnya dapat dibedakan arti etika menjadi tiga (3) yaitu : 1) nilai-nilai dan norma-norma moral sebagai landasan perilaku 2) kumpulan azas atau nilai norma atau kode etik 3) Ilmu tentang baik buruk sebagai cabang filsafat. Etika merupakan ilmu tentang norma-norma, nilai-nilai dan ajaran moral, sedangkan moral adalah rumusan sistematik terhadap anggapan-anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajibankewajiban manusia. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan kenyataan tidak terlalu dapat dibedakan pengertian etika dan moral, tetapi menegaskan arti etika bisa berarti ilmu tentang baik-buruk dan bisa juga norma, nilai serta ajaran moral itu sendiri. Kata akhlak berasala dari bentuk jama bahasa Arab khuluq yang berarti budi pekerti atau perangai. Akhlak dapat diartikan dalam dua macam: 1) Pengetahuan yang menjelaskan arti baik dan buruk, tujuan, perbuatan, serta pedoman yang harus diikuti. 2) Pengetahuan yang menyelidiki perjalanan hidup manusia sebagai parameter perbuatan, perkataan serta ikhwal kehidupan. 3) Suatu sifat permanen pada diri orang yang melahirkan perbuatan secara mudah tanpa membutuhkan proses berpikir. 4) Sekumpulan nilai-nilai yang menjadi pedoman berperilaku dan berbuat. Dari definisi diatas dapatlah disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Akhlak merupakan falsafah perbuatan yang membahas dasar-dasar baik buruk. Dengan penertian ini, akhlak termasuk dalam kategori ilmu normative. 2. Sebagai ilmu, akhlak mengadakan penelitian tentang berbagai bentuk perilaku manusia untuk dijadikan landasan penilaian baik buruk. 3. Di sisi lain akhlak berarti ilmu dan falsafah yang bersifat teoritis, tetapi juga bentuk-bentuk tindakan yang lahir dari sebuah kesadaran nilai yang bersifat praktis. Kegagalan etika bisnis bukan berarti terletak pada ketidaktahuan atau keengganan pada pelaku bisnis untuk menyelenggarakan bisnis secara etis (faktor internal) melainkan terletak pada faktor eksternal. Hal ini disebabkan oleh dua hal sebagai berikut: 1. Konsep normative yang kaku sarat dengan rambu-rambu moralitas, yang menjadi kendala bagi praktik bisnis di lapangan. 2. Lingkungan bisnis yang tak kondusif bagi berlakunya bisnis secara etis. Ini mudah dipahami karena bisnis adalah kegiatan yang terfokus pada uang, efisiensi dan ekspansi. Karena itu demi eksistensi dan kemapanan, setiap pelaku bisnis akan menghalalkan segala cara. Manusia adalah mahluk berbudi, oleh karena itu segala kegiatan yang bebas nilai memerlukan budi nurani manusia yang disebut kata hati. Maka istilah etika bisnis mengandung arti memberi nilai pada kegiatan bisnis. Untuk menjadi masyarakat abad ke- 21, ada dua agenda yang harus kita lakukan. Pertama, mencari strategi penyebaran tindakan etis agar etika bisnis menjadi consensus nasional. Kedua, merekayasa budaya etika bisnis Indonesia, yang mencakup kepentingan pengusaha, konsumen, pengguna jasa, pekerja, dan lingkungan demi masa depan yang cerah. Dengan demikian etika bisnis perlu berperan sebagai mitos baru bukan sekedar rambu-rambu moralitas. Semua unsure masyarakat perlu terlibat agar dapat berfungsi secara serentak sebagai kontrol social demi terselenggaranya praktik bisnis yang etis. Tanpa etika bisnis, kita akan terbawa oleh permadani terbang tersebut ke suatu tempat antah berantah dan bisa jadi kita akan berjatuhan.

SISTEM ETIKA Etika secara umum dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia beribadah. Secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak secara tolok ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogikan dengan ilmu pengetahuan yang membahas pengertian umum dan teori-teori. Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Etika khusus dibagi menjadi dua, yaitu etika individual dan etika sosial. Etika individual menyangkut kewajiban, sikap, dan pola perilaku manusia sebagai anggota manusia. Tujuan dari etika sosial adalah untuk menggugah kesadaran kita akan tanggungjawab kita sebagai manusia dalam kehidupan

bersama

dalam

segala

dimensi.

Mitos Bisnis Amoral Bisnis adalah bisnis, jangan dicampur adukan dengan etika. Ungkapan ini sering terdengar yang menggambarkan hubungan antara bisnis dan etika. Inilah ungkapan yang disebut mitos bisnis amoral. Mitos ini menggambarkan dengan jelas paham atau kepercayaan orang bisnis sejauh mereka menerima mitos seperti tentang dirinya, kegiatannya, dan orang lain yang hubungan bisnis dengan mereka. Kegiatan mereka adalah melakukan bisnis, maka yang menjadi perhatiannya adalah memproduksi, mengedarkan, menjual serta membeli barang dan jasa dengan memperoleh keuntungan. Singkatny, yang menjadi pusatperhatian adalah bagaimana berusaha sekuat tenaga untuk mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Jadi bisa dikatakan dari mitos bisnis amoral adalah bisnis dan etika merupakan dua hal yang berbeda dan terpisah satu sama lainnya. Bisnis tidak bisa dinilai berdasarkan tolok ukur etika moralitas, karena pertimbangan-pertimbangan moral dan etika tidak tepat untuk bisnis. Konsekuensinya sudah sewajarnya bisnis tidak mempedulikan pertimbangan dan prinsip-prinsip etika. Singkatnya bisnis tidak mengenal etika.

SUMBANGAN ETIKA BISNIS Dalam semua bidang etika bisnis membantu para pelaku bisnis untuk mendekati masalah-masalah bisnis dengan sentuhan moral. Etika bisnis membantu para manajer, pelaku bisnis lainnya untuk menangkap hal yang tidak bisa ditangkap dengan mata ekonomi manajemen murni dan memecahkan banyak-banyak persoalan dengan menggunakan pendekatan yang lebih dari pendekatan ekonomi manajemen. Etika bisnis menggugah bahwa dalam melakukan bisnis, kita tetap bertindak dan berperilaku sebagai manusia yang mempunyai matra etis. Dalam konteks bisnis sebagai suatu profesi yang luhur, etika bisnis mengajak kita untuk berusaha mewujudkan citra bisnis dan manajemen yang baik (etis). Sebagai bidang kegiatan dalam suatu masyarakat yang melibatkan hampir semua anggota masyarakat. Entah sebagai pengusaha, manajer, pekerja maupun konsumen bisnis yang baik mempunyai sumbangan besar bagi kehidupan masyarakat pada umumnya. PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS Secara umum, prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia pada umumnya. Demikian pula prinsip itu sangat erat terkait dengan system yang dianut oleh masyarakat. Namun, sebagai etika khusus atau etika terapan, prinsip dalam etika bisnis sesungguhnya adalah penerapan dari etika pada umumnya.

1. Prinsip Otonomi Sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang mereka anggap baik untuk dilakukan. Untuk bertindak otonom diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan itu. 2. Prinsip Kejujuran Kejujuran merupakan suatu prinsip etika bisnis. Kini para praktisi dan manajemen mengakui bahwa kejujuran merupakan suatu jaminan dan dasar bagi kegiatan bisnis. 3. Prinsip Keadilan Pinsip menurut agar kita memperlakukan orang lain sesuai dengan haknya. Hak orang lain perlu dihargai dan tidak boleh dilanggar.

MASALAH YANG DIHADAPI ETIKA BISNIS Didepan sudah dikatakan bahwa bisnis tetap mengenal etika, dari keterangan di atas kita juga perlu mengetahui masalah-masalah yang dihadapi etika bisnis. Dari sini kita perlu mengetahui hubunganhubungan dalam etika bisnis. a) Hubungan Primer Meliputi semua hubungan langsung yang diperlukan suatu perusahaan untuk melaksanakan fungsi dan misinya yang utama, yaitu memproduksi barang dan jasa dalam masyarakat. b) Hubungan Sekunder Meliputi berbagai hubungan dengan kelompok masyarakat yang merupakan akibat dari pelaksanaan fungsi dan misi utama perusahaan. Masalah yang dihadapi adalah bahwa standar moral para pelaku bisnis masih sangat lemah. Banyak diantaranya (pelaku bisnis) yang terjun di dunia bisnis hanya dengan motivasi dasar mencari keuntungan dan memperoleh tingkat hidup yang mencukupi material dan tidak memperhitungkan segi etika bisnis. Pada tingkat perusahaan sering terjadi konflik kepentingan. Mereka menghadapi suatu konflik yang sulit antara niali pribadi dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Bahkan mereka menghadapi konflik antara perusahaan dan masyarakat dan antara pihak-pihak yang terlibat dalam urusan bisnis. Pada tingkat masyarakat, kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat sedang mengalami transisi, yaitu dari masyarakat berkembang menuju masyarakat maju. Dalam situasi ini terjadilah transformasi dan perubahan-perubahan besar dalam segala bidang kehidupan. Yang dikhawatirkan adalah tercabutnya aturan budaya luhur kita, dan kita belum ada nilai baru yang kita pegang. Secara spesifik oleh karena etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab social suatu bisnis timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Etika pergaulan bisnis dapat meliputi beberapa hal antara lain:

a. Hubungan antara bisnis dengan pelanggan/konsumen Hubungan antara bisnis dengan pelanggannya merupakan hubungan yang paling banyak dilakukan, oleh karena itu bisnis haruslah menjaga etika pergaulan secara baik dalam hal ini. Adapun pergaulan dengan pelanggan ini sebagai berikut: 1. Kemasan yang berbeda-beda membuat konsumen sulit untuk membedakan atau mengadakan perbandingan harga terhadap produknya. 2. Bungkus ataupun kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi di dalamnya, sehingga produsen perlu memberikan kejelasan tentang isi serta kandungan atau zat-zat yang terdapat di dalam produknya. 3. Promosi terutama iklan merupakan gagasan etis paling utama.

4. Pemberian servis dan terutama garansi adalah merupakan tindakan yang sangat etis bagi suatu bisnis.

b. Hubungan dengan karyawan Manajer pada umumnya selalu berpandangan untuk memajukan bisnisnya seringkali harus berurusan dengan etika pergaulan dengan karyawannya. Pergaulan bisnis dengan karyawan meliputi beberapa hal yaitu; Penarikan, Latihan, Promosi atau kenaikan pangkat, transfer, demosi(penurunan pangkat) maupun pemecatan/PHK. Di dalam menarik tenaga kerja haruslah dijaga adanya penerimaan yang jujur sesuai dengan hasil seleksi yang dijalankan. Disamping itu tidak jarang seorang manajer mencoba meneikkan pangkat para karyawan dari generasi muda yang dianggap sangat potensial dalam rangka membawa organisasi menjadi lebih dinamis, tetapi hal tersebut mendapat protes keras dari karyawan generasi tua. Masalah lain yang paling rawan adalah masalah pengeluaran karyawan/PHK. Masalah PHK perlu mendapatkan perhatian ekstra dari para manajer karena hal ini menyangkut masalah tidak hanya etik saja akan tetapi juga masalah kemenusiaan. Karyawan yang di PHK tentu akan kehilangan mata pencaharian yang menjadi tumpuan hidup dia dan keluarganya. c. Hubungan antar bisnis Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Hal ini bisa terjadi hubungan antara perusahaan dengan pesaingnya, dengan penyalurnya, dengan grosirnya, dengan pengecernya, agen tunggalnya maupun distributornya. Dalam hubungan itu tidak jarang dituntut adanya etika pergaulan bisnis yang baik. d. Hubungan dengan investor Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan terutama yang go public haruslah menjaga pemberian informasi yang baik dan jujur dari bisnisnya kepada para investor atau calon investor. Informasi yang tidak jujur akan menjerumuskan untuk mengambil keputusan. e. Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan

Hubungan dengan lembaga keuangan terutama Jawatan Pajak pada umumnya hubungan pergaulan yang bersifat finansial. Hubungan ini merupakan hubungan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi. Laporan finansial tersebut haruslah disusun secara baik dan benar sehingga tidak terjadi kecenderungan kearah penggelapan pajak misalnya. Keadaan tersebut merupakan etika pergaulan yang tidak baik tentunya.

2.4. BENTUK-BENTUK TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS Seperti telah diuraikan dimuka bahwa pelaksanaan tanggung jawab social suatu bisnis adalah merupakan penjabaran dari kebutuhan social dari suatu bisnis. Dengan semakin tinggi tingkat kepedulian social suatu bisnis maka berartia akan semakin meningkat pelaksanaan praktik bisnis etik dalam masyarakat. Banyak kita lihat atau kita alami praktik bisns yang kuran etis misalnya saja banyak produk yang tidak layak jual akan tetapi masih diperjual belikan di took-toko. Banyak pula makanan yang mengandumg zat-zat kimia yang membahayakan masyarakat konsumen masih dijual di mana-mana. Bahkan belum lupa diingatan kita bahwa pernah terjadi suatu perusahaan yang menjual produk yang kita kenal dalam kasus BISKUIT BERACUN. Disamping itu banyak dilakukan beberapa PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) bagi para karyawan tanpa memeperoleh uang pesangon yang wajar bagi pekerja Dengan pelaksanaan etika bisnis maka kepentingan masyarakat banyak akan terlindung dari praktik bisnis yangmerugikan kepentingan masyarakat banyak. Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab social suatu bisnis yang dapat atau telah dilakukan oleh beberapa pengusaha khususnya di Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut : a. Pelaksanaan Hubungan Industri Pancasila (HIP) Banyak pengusaha yang telah menyusun dan melaksanakan hubungan industri Pancasila ini dalam bentuk yang sering dikenal sebagai Kesempatan Kerja Bersama (KKB). KKB merupakan sebuah pedoman tentang hubungan antara pengusaha dengan para pekerja atau karyawan perusahaan yang biasanya dituangkan dalam sebuah buku. b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Banyak pengusaha yang pada saat ini telah melaksanakan AMDAL dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya. Wujud nyata dalam AMDAL ini tercermin dalam pelaksanaannya mengolah limbah industri sehingga limbah tersebut tidak menggangu lingkungan. c. Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keslamatan Kerja (K3) Penerapan prinsip K3 telah banyak dilaksanakan pula oleh para pengusaha kita. Seperti kita ketahui bahwa beberapa perusahaan telah memperoleh penghargaan yang berupa ZERO ACCIDENT. Perusahaan yang memperoleh penghargaan ini berarti telah menjalankan proses produksinya sedemikian lama tanpa mengalami kecelakaan kerja bagi karyawannya. Guna melaksanakan praktik K3 memerlukan banyak peralatan pelindung bagi para pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya baik berupa topi pengaman, masker, maupun berupa pakaiankerja khusus dan sebagainya. d. Perkebunan Inti Rakyat (PIR) Pelaksanaan program pemerintah yang berupa PIR dimana dalam hal ini Perusahaan Besar yang

biasanya adalah milik Negara akan menjadi motor penggerak pembangunan perusahaan masyarakat disekitarnya yang merupakan plasma. Perusahaan masyarakat yang merupakan plasmanya akan mendukung kelancaran pemasokan bahan baku bagi perusahaan besar milik Negara sehingga dengan system ini akan saling membantu antara perusahaan besar dengan perusahaan masyarakat yang umumnya kecil. Dengan demikian maka pembangunan bangsa akan berjalan secara seimbang dan saling menopang.

e. Sistem Bapak Angkat Anak Angkat Pelaksanaan system ini juga banyak membantu kelancaran proses pembangunan bangsa serta keterkaitan industri maupun keterkaitan kepentingan masyarakat banyak. Praktik tersebut sangat mudah dilaksanakan karena diperlukan kesadaran yang tinggi dari pengusaha besar yang harus bersedia membantu perkembangan pengusaha kecil yang sering banyak menimbulkan persoalan bagi pegusaha besar yang menjadi bapak angkat. Diposkan oleh samarindamaniz@gmail.com di 00:39 0 komentar BISNIS DAN LINGKUNGAN 1.1.

PENGERTIAN

BISNIS

Semakin banyak ragam jenis kebutuhan kita maka makin banyak pula jenis usaha yang ada. Hal ini disebabkan karena pada hakikatnya bisnis adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia, organisasi ataupun masyarakat luas. Manusia bisnis (Businessman) akan selalu melihat adanya kebutuhan masyarakat dan kemudian mencoba untuk melayaninya secara baik. Dari hal tersebut perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Kalau kita amati dari uraian diatas dapat dilihat adanya bisnis yang menjalankan usahanya dengan mencari keuntungan (dengan motifasi keuntungan, profit motive), akan tetapi ada usaha yang tidak bermotif keuntungan. Sebagai contoh dari bisnis yang tidak bermotif keuntungan (nir laba, non profit motive) adalah sekolah, baik swasta maupun negeri, Perusahaan Air Minum yang biasa dikelolah oleh PDAM, Listrik oleh PLN, jasa pos dan komunikasi oleh PERUMTEL dan masih banyak lagi yang lainnya. Bisnis juga dapat dibedakan berdasarkan atas jenis kegiatannya. Berdasarkan jenis kegiatannya bisnis dibedakan menjadi 4 macam yaitu : 1. Bisnis Ekstraktif adalah bisnis yang bergerak dalam jenis kegiatan pertambangan atau menggali bahan-bahan tambang yang terkandung dalam perut bumi. Misalnya pabrik semen, tambang timah, aluminium, tembaga, serta PERUM Prtamina yang mengusahakan minyak dan gas bumi. 2. Binis Agraris adalah bisnis yang bergerak di bidang pertanian (termasuk pula pertanian, peternakan dan perunggasan), perkebunan serta kehutanan. 3. Bisnis Industri adalah bisnis yang bergerak di bidang industri manufacturing, misalnya indutri tekstil garmen, mesin-mesin, mebel, pesawat terbang, mobil, sepeda motor, kapal laut maupun pabrik kertas, tapioca dan sebagainya.

4. Bisnis Jasa adalah bisnis yang bergerak dalam bidang jasa yang menghasilkan produk-produk yang tidak berujud seperti jasa pendidikan, kecantikan, perbankan, kesehatan, penanggungan risiko, jasa pariwisata dan sebagainya. Di samping perbedaan diatas juga ada perbedaan yang lain yaitu atas dasar kegunaan atau kemanfaatan yang diciptakan oleh bisnis itu. Dalam hai ini bisnis dibedakan menjadi 4 yaitu : 1. Kegunaan bentuk (form utility) Bisnis yang menciptakan kegunaan bentuk adalah bisnis yang berusaha utuk mengubah suatu benda menjadi benda lain yang berbeda bentuknya sehingga menjadi lebih bermanfaat bagi manusia/masyarakat. Sebagai contoh dari bisnis ini adalah Perusahaan Mebel, Perusahaan Tegel, Perusaan Kain, Perusahaan Konfeksi dan sebagainya. 2. Kegunaan tempat (place utility) Bisnis yang menciptakan kegunaan tempat adalah bisnis yang bergerak dalam bidang transportasi atau pengangkutan, baik angkutan barang maupun angkutan manusia. 3. Keguanaan waktu (time utility) Bisnis yang menciptakan keguanaan waktu adalah bisnis yang bergerak dalam bidang penyimpanan. Dalam bisnis ini perusahaan berusaha menyimpan barang yang pada waktu itu belum dibutuhkan dan kemudian akan dikeluarkan pada saat barang tersebut dikeluarkan pada waktu yang lebih berguna. Contohnya adalah Dolog atau Bulog. 4. Kegunaan pemilihan (possession utility) Bisnis yang memindahkan pemilikan barang adalah bisnis yang betgerak dalam bidang perdagangan atau pertokoan. Bisnis ini berusaha memindahkan memindahkan pemilikan barang dari yang tadinya milik pabrik menjadi milik masyarakat. Sehubungan dalam hal tersebut diatas kita harus menyadari bahwa dalam menjalankan bisnis baik yang bermotif keuntungan maupun yang tidak bermotif keuntungan, harus dilakukan melalui kegiatan tertentu, dimana dalam melakukan kegiatan itu akam memakan banyak ongkos ataupun biaya. Artinya bahwa kita harus berfikir bagaimana kita dapat menutup biaya tersebut agar bisnis dapat terselenggara secara sehat.

1.2.

KESEMPATAN

BISNIS/USAHA

Bisnis merupakan kegiatan yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu pengusaha haruslah mulai jeli untuk melihat adanya kebutuhan serta perubahan atau pergeseran terhadap kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu kesempatan bisnis akan muncul dari kebutuhan manusia. Dan kita harus tahu bahwa masyarakat akan selalu tumbuh dan berkembang. Perkembangan ini meliputi perkembangan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertumbuhan kuantitatif adalah berupa pertambahan jumlah penduduk sebagai akibat dari

kelahiran bayi dan pertambahan ummur penduduk serta kematian. Perkembangan kualitatif dapat berupa bertambahnya pendidikan, masyarakat akan lebih pandai, bertambahnya penghasilan akan membuat masyarakat lebih kaya Perbedaan jenis-jenis bisnis tersebut dapat pula kita lakukan atas dasar jenis kegiatannya. Dalam hal ini terdapat beberapa macam yaitu : a. Ekstraktif, yaitu bisnis yang melakukan kegiatan dalam bidang pertambangan. Sebagai contoh adalah bisnis aluminium, baja, batu bara, batu kali dan sebagainya. b. Agraria, yaitu yang menjalankan bisnisnya dalam bidang pertanian, misalnya beras, tembakau cengkeh dan sebagainya. Termasul juga dalam perusahaan agraris adalah budi daya perikanan, udang serta peternakan. c. Industri/manufacturing, yaitu bisnis yang bergerak di bidang industri seperti tekstil, garmen, konfeksi, mebel, arloji, sepeda, pesawat terbang serta kapal laut. d. Jasa, yaitu usaha yang bergerak dalam memenuhi kebutuhan pelayanan jasa bagi masyarakat misalnya jasa kecantikan, jasa pendidikan, foto copy dan sebagainya.

Berdasarkan atas dasar bentuk kegunaan yang diciptakannya maka bisnis dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu : a. Kegunaan bentuk (form utility) Bisnis ini merupakan jenis usaha yang kegiatannya mengubah bentuik dari suatu bentuk tertentu menjadi barang lain yang lain pula bentuknya. Misalnya perusahaan roti, kain, genteng dan sebagainya. b. Kegunaan tempat (place utility) Bisnis ini menciptakan kegunaan tempat yang berupa memindahkan sesuatu dari suatu tempat yang kurang bermanfaat dipindahkan ke tempat yang lebih bermanfaat. Perusahaan ini bergerak dalam bidang transportasi baik pengangkutan barang maupun manusia. c. Keguanaan waktu (time utility) Bisnis ini merupakan usaha penyimpanan yang bermaksud untuk menyimpan barang dari suatu waktu yang pada saat itu kurang bermanfaat untuk nantinya dikeluarkan pada saat barang tersebut lebih bermanfaat. d. Kegunaan milik (possession utility) Bisnis ini menjalankan usaha untuk menciptakan atau memenuhi kegunaan pemilikan terhadap sesuatu barang atau jasa. Misalnya kebutuhan untuk memiliki kesehatan, kecantikan, pendidikan, keamanan dan sebagainya. Semua orang membutuhkan makanan, minuman dan sebagainya bahkan tidak jarang juga membutuhkan penghargaan dari masyarakat untuk menunjukan kebolehan dalam suatu bidang

tertentu kepada masyarakat. Kebutuhan tersebut oleh Abraham Maslow dalam teorinya tentang Teori Hieraki Kebutuhan Manusia disebutkan bahwa kebutuhan manusia itu memiliki struktur yang berjenjang, mulai dari jenjang kebutuhan yang paling dasar sampai yang paling tinggi.

Adapun hierakhi kebutuhan manusia itu adalah sebagai berikut ; 1. Kebutuhan Fisiologik (Jasmaniah/fisik) Kebutuhan dasar/fisiologik, terhadap kebutuhan ini dapat dilaksanakan usaha atau bisnis makanan, pakaian dan sebagainya. 2. Kebutuhan Rasa Aman Kebutuhan rasa aman, dalam hal ini bisnis dapat dieksploitasikan, misalnya bisnis sepatu, helm, bemper tambahan pada mobil dan sebagainya. 3. Kebutuhan Sosial (Kemasyarakatan/berteman) Kebutuhan ini adalah kebutuhan kemasyarakatan maka bisnisnya adalah berupa usaha pendidikan umum, pendidikan ketrampilan, pendidikan moral dan sebagainya. 4. Kebutuhan Harga Diri Produk-produk yang dapat dikembangkan guna memenuhi kebutuhan ini adalah berupa produk yang bermutu lebih baik, seperti restoran yang bagus, video serta barang-barang yang mewah. 5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Pernyataan Jati Diri) Bisnis yang melayani kebutuhan ini adalah berupa bisnis yang mampu membawa atau menunjukkan jati diri seseorang misalnya arena balap sepeda, sepeda motor, arena pameran lukisan dan lain-lain.

1.3. PENGARUH LINGKUNGAN Perkembangan masyarakat sangat dipengaruhi perkembangan masyarakat, baik lingkungan alam maupun lingkungan social kemasyarakatan. Suatu keadaan dimana tersedia tanah perumahan semakin sulit mendorong masyarakat untul menyenangi rumah susun. Gambaran tersebut menunjukan pengaruh lingkungan alamiah terhadap perkembangan bisnis. Factor a. b. c. d. e. f. g. lingkungan tersebut dapat berupa : Alam Ekonomi Teknologi Sosial Budaya Pemerintah Internasional

Hubungan

Factor tersebut diatas akan menimbulkan kesempatan / potensi bisnis serta pergeseranpergeseran terhadap potensi bisnis itu. Factor-faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : a. Faktor Alam Factor lingkungan alam sangat berpengaruh terhadap kesempatan bisnis beserta perkembangannya. Suatu Negara kaya akan lahan pertanian yang subur seperti Indonesia

akan lebih cenderung untuk mengembangkan kesempatan bisnis dari hasil-hasil pertanian.

b. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi akan sangat mempengaruhi potensi dunia usaha. Kondisi Ekonomi yang tumbuh (growth) atau sering juga disebut boom atau prosperity akan mengakibatkan naiknya penghasilan masyarakat yang akhirnya akan meningkatkan kebutuhan masyarakat dalam segala bidang baik kuantitatif maupun kualitatif. c. Faktor Teknologi Teknologi merupakan ilmu yang mengupayakan agar selalu tercipta metode-metode kerja yang lebih baik dalam melakukan suatu pekerjaan. d. Faktor Sosial Masyarakat tumbuh dan berkembang, misalnya adanya perkembangan pendidikan membuat masyarakat lebih pandai dan ingin lebih pandai lagi. Sehingga semua orang mendambakan menjadi pemuda yang profesional atau yang sering dikenal sebagai YUPPIES singkatan dari Young and Proffesionals. e. Faktor Budaya Perkembangan yang bagus dan menarik di tanah air saat ini adalah kesadaran untuk melestarikan budaya tradisional milik bangsa. Kondisi ini memiliki manfaat ganda yaitu pertama menangkal masuknya budaya asing yang kurang sesuai dengan budaya kita dan kedua adalah menjadikan bisnis kita menjadi raja dinegeri sendiri. f. Faktor Pemerintah Kebijaksanaan pemerintah akan sangat mempengaruhi kesempatan bisnis maupun kondisi bisnis pada umumnya. Kebijaksanaan DEREGULASI yang dilakukan pemerintah Republik Indonesia selama ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis kita yang semakin mantap baik dalam hal volume omset maupun daya saingnya. Secara kuantitatif dunia bisnis telah berkembang dengan pesat terbukti dari perkembangan volume ekspor yang semakin lama semakin berkembang. g. Hubungan/Pergaulan Internasional Factor yang terakhir adalah hubungan antar bangsa. Saat ini kita sedang masuk dalam abad komunikasi. Dalam keadaan seperti ini kita dapat mengetahui kejadian di seluruh dunia. Dengan kndisi seperti ini maka tidak satu pun Negara yang luput dari pengaruh Negara lainnnya. Politik suatu Negara sangat berpengaruh pada kebijaksanaan Negara lain. Hal ini yang menimbulkan gejala GLOBALISASI. Gejala ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan dunia bisnis, disini dapat dijelaskan bahwa kegiatan bisnis suatu Negara yang baik dan kuat akan cepat mempengaruhi bisnis Negara lain. Factor tersebut akan berpengaruh terhadap kesempatan bisnis maupun terhadap bisnis itu sendiri dalam menjalankan strategi bisnisnya. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :

DINAMIKA LINGKUNGAN Kebutuhan manusia merupakan kesempatan bisnis. Kesempatan bisnis akan dipengaruhi oleh fakto-faktor lingkungan, baik lingkungan alami maupun lingkungan yang non alami. Hal ini

disbabkan karena lingkungan alami selalu bersifat dinamis dengan kata lain akan selalu berkembang, terutama lingkungan yang non alami yaitu lingkungan masyarakat.

1.4. PENDEKATAN DALAM MELIHAT BISNIS DAN LINGKUNGAN Kesempatan bisnis serta bisnis itu akan selalu dipengaruhi oleh lingkungan. Hubungan antar bisnis dengan lingkungan sangat erat. Perusahaan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan akan tersingkir dari kancah persaingan bisnis. Hubungan antar bisnis dengan dengan lingkungan kemudian ditelaah oleh para usahawan. Pada mulanya telaah dilakukan secara tradisional yaitu mereka beranggapan bahwa bisnisnyalah yang merupakan hal yang terpenting atau yang menduduki titik sentral sedangkan lingkungan merupakan hal sekunder yang mengelilingi bisnisnya. Pandangan tradisional tersebut sering disebut dengan yang berorientasi produsen atau Producer Oriented Aproach. Pandangan itu memang cocok dengan kondisi saat itu , dimana pada saat itu keadaannya disebut sebagai sellers market, yang artinya produsen masih langka sehingga barang apapun yang dihasilkan akan selalu terjual. Akan tetapi keadaan itu berubah, dimana pengusaha menjadi bertambah banyak dan masyarakat menjadi lebih selektif sehingga timbulah persaingan yang ketat diantara para pengusaha. Hanya pengusaha yang mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan konsumenlah yang mampu bertahan. Keadaan ini disebut buyers market atau pasar pembeli yaitu keadaan dimana pembeli yang akan menentukan semuanya dan bukan bukan penjual. Dalam hal ini berlaku suatu ungkapan pembeli adalah raja. Dalam hal ini siapa yang berhasil mendekati konsumen dialah yang akan bertahan dalam kancah persaingan bisnis. Pada saat seperti inilah pengusaha harus pandai melihat factor lingkungan. Jadi dalam hal ini yang merupakan factor yang sentral adalah masyarakat atau konsumen sedangkan pengusaha atau bisnisman mengelilinginya untuk melayani kebutuhan secara lebih baik sesuai dengan selera konsumen. Pandangan ini disebut Consumer Oriented Approach atau pendekatan yang berorientasi konsumen.

PERUSAHAAN SEBAGAI SUATU SISTEM LOGISTIK DAN SISTEM MANAGEMEN Perusahaan yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan akan berhasil melangsungkan hidupnya. Dalam hal ini perusahaan dapat dibedakan menjadi dua proses yaitu : 1. Proses Logistik Proses logistik yaitu meliputi proses perubahan atau transformasi dari factor-faktor produksi (input) yang berupa bahan dasar, tenaga kerja, modal, mesin-mesin yang berasal dari masyarakat menjadi produk atau barang lain atau jasa (output) yang kemudian dilemparkan ke pasar. 2. Proses Manajemen Proses manajemen meliputi pengendalian informasi yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam proses logistik.

Manajemen sebagai proses meliputi tiga macam kegiatan atau keputusan yaitu dijelaskan sebagai berikut : a. Keputusan Strategis Keputusan strategis membentuk hubunngan antara perusahaan dengan lingkungan dan perhatian utama ditunjukan kepada pembentukan dan pemeliharaan kombinasi produk dan jasa yang ditawarkan di pasar. b. Keputusan Administratif Keputusan administratif berhubungan dengan pembentukan struktur organisasi perusahaan, meliputi tidak hanya organisasi formal tetapi juga bentuk komunikasi , status evaluasi dan system penghargaan. c. Keputusan Operasional Keputusan operasional berkaitan dengan penentuan kegiatan-kegiatan pada bagian operasional di perusahaan dalam hubungannya dengan aliran proses produksi atau proses logistik.

KONSEP NILAI/LABA Nilai ekonomis diciptakan oleh kegiatan yang terjadi dalam mekanisme pasar antara pembeli dengan penjual. Dalam transaksi pembelian maka keduabelah pihak memperoleh imbalan. Besarnya imbalan ditentukan oleh perbedaan antara nilai dari suatu yang diberikan dengan nilai dari sesuatu yang diterima. Kelebihan nilai tersebut disebut dengan laba. Dengan keuntungan tersebut maka perrusahaan dapat memperluas usahanya.

STRATEGI PERUSAHAAN (CORPORATE STRATEGY) Strategi adalah pedoman arah dan kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi kekuatan dan kelemahan perusahaan (a patern of purpose and policies which are unique to the firm Keneth R. Andrew, New Horizons in Corporate Strategy, Mc Kinsey Quaterly, Winter 1971 p. 34 43). Lebih realistik lagi strategi perusahaan adalah sebuah rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan keterbatasan dengan factor-faktor produksinya, perubahan lingkungan dan persaingan. Dengan kata lain kita harus melakukan sinkronisasi terhadap persoalan jangka panjang dan jangka pendek atau persoalan operasional, administrative dan strategis.

1.5. HAKIKAT BISNIS Seorang bisnisman atau wirausahawan akan melihat kebutuhan masyarakat lingkungannya. Upaya ini merupakan proses mengidentifikasi potensi bisnis (potensi pasar), bahkan dalam hal ini biasanya diikuti dengan perkiraannya serta antisipasinya atas pertumbuhan potensi pasar tersebut dimasa depan. Disamping itu dia juga akan memperhitungkan adanya persaingan yang timbul dari pengusaha lain yang juga bergerak dalam melayani kebutuhan pasar yang sejenis. Disisi lain pengusaha haruslah memikirkan tesedianya suber daya serta sumber dana beserta cara-cara yang sebaik-baiknya guna melayani kebutuhan pasar tersebut dengan memproduksikan dan menyajikan barang atau jasa yang dihasilkannya itu kepada masyarakat. Dalam hal ini tentu saja diharapkan hasil yang diperolehnya itu akan melebihi biaya atau ongkos yang dikorbankannya dalam kegiatan bisnis itu. Kelebihan hasil diatas ongkosnya itulah yang merupakan laba/keuntungannya.

1.6. MENGAPA BELAJAR BISNIS? Dewasa ini semakin banyak orang atau pihak-pihak yang berkeinginan untuk mempelajari bidang bisnis ini. Tidak hanya para ekonom, para pengusaha praktisi bisnis saja akan tetapi juga para teknokrat, para birokrat, para insinyur, para dokter dan bahkan para seniman pun berkeinginan untuk mempelajarinya. Banyak pula para mahasiswa yang memilih bidang bisnis atau menejemen bisnis ini. Beberapa alas an yang pada umumnya merupakan motivasi mereka untuk memepelajari bidang bisnis ini adalah : 1. Karier Dimasa Depan Bidang-bidang karier ini pada umumnya meliputi keahlian dibidang-bidang : Keuangan atau perbankan Pemasaran Akuntansi Produksi dan Operasi Data Processing Personalia Sehubungan dengan alasan-alasan itu banyak pula yang mempelajari bisnis ini secara formal untuk meraih jenjang kenaikan karier yang selama ini sudah ditekuninya. 2. Membuka Bisnis Sendiri atau Berwiraswasta Hal ini dimaksudkan untuk mempelajari prinsip dasar serta konsep dan metode untuk menjalankan bisnis secara professional dan menguntungkan. Alas an ini banyak pula dimiliki oleh bisnisman yang telah berwiraswasta untuk memperbaiki performance bisnis mereka selama ini para wmemang mendambakan pengetahuan bisnis atau manajemen bisnis ini karena dengan metode yang lebih baik mereka akan lebih berhasil. 3. Pengendalian Masalah-masalah Sosial Semua orang akan selalu terlibat dengan kegiatan bisnis hal ini tidak jarang kegiatan bisnis menimbulkan gangguan masyarakat dan lingkungan, baik gangguan alami maupun gangguan manusiawi. Gangguan tersebut dapat berupa polusi udara, polusi suara, polusi air limbah industri, pelestarian hutan, serta alam yang lain. Masalah-masalah perburuhan juga akan muncul dari kegiatan bisnis ini misalnya tentang upah minimum, keselamatan kerja, kesejahteraan karyawan, bahkan program KB. Bagaimana Mempelajari Bisnis Dunia bisnis kita telah berkembang pesat dan lapangan kerja serta karier banyak terbuka dalam bidang ini baik bisnis yang bermotif keuntungan maupun yang nir-laba, baik swasta maupun pemerintah, baik domestic maupun yang berskala internasional. Hal itu semua akan memerlukan pendidikan terutama pendidikan formal untuk mengajarkan konsep-konsep, prinsip-prinsip serta metode yang tepat dalam menjalankan bisnis secara sehat. Bisnis dapat di pelajari baik secara fomal maupun non formal. Pendidikan formal dilaksanakan

melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti Akademi, Universitas, Sekolah Tinggi, Institut dan sebagainya. Dalam pendidikan formal ini akan diberikan kerangka pikir dan kerangka kerja untuk dikombinasikan dengan ketrampilan dan pengalamannya guna membentuk landasan usaha yang lebih kokoh dan dinamis. Dalam hal ini pelajaran bisnis pada umumnya akan dibagi kedalam beberapa bidang studi seperti Keuangan, Pemasaran, Produksi dan Operasi, Personalia, Akuntansi, Biaya, Manajemen Umum dan sebagainya.

Diposkan oleh samarindamaniz@gmail.com di 00:33 0 komentar

Minggu, 21 September 2008


PENGANTAR BISNIS 4 PONTESI A. BISNIS IDENTIFIKASI DAN PONTENSI KEWIRAUSAHAAN BISNIS

Pengusaha haruslah mengenal potensi bisnisnya dengan baik agar dapat memenuhi dan melayaninya dan kemudian menguasainya. Pengusaha yang tidak mengenal dengan baik potensi bisnisnya dapat diumpamakan sebuah kapal ditangah samudra tanpa kompas serta menghadapi udara mendung sehingga tidak dapat melihat bintang bintang di langit. Dia akan berlayar tanpa arah dan akan terbawa kemana angin bertiup. Dengan mengenal potensi bisnisnya maka kita akan tahu kemana kita harus menuju sehingga apabila arah angin sesuai dengan arah tujuan maka kita dapat memacu keceptan, sedangkan apabila tidak maka kita harus mampu untuk merubah jalannya kapal meskipun kita harus menentang angin. Oleh karena itu langkah awal dalam menjalankan bisnis adalah kita harus melakukan analisa terhadap potensi bisnis yang sering juga disebut analisa pasar. Dalam hal ini kita haruslah melakukan identifikasi terhadap pasar yang akan kita layani. Apa yang merupakan pasar tau potensi bisnis kita itu, danseberapa luas potensi tersebut serta bagaimana perkembangannya dikemudian hari. Sebuah pertanyan yang merupakan penuntun dari proses kegiatan analisa pasar atau analisa potensi bisnis ini sering diungkapkan dalam sebuah kalimat What Business are We In? Yang dimaqksud dalam ungkapan ini adalah ingin mengetahui tentang kita ini bergerak dalam bisnis apa. Kita dapat bergerak dalam bisnis mobil, bisnis mebel, bisnis jasa konstruksi bangunan, bisnis percetakan dan

penerbitan,

bisnis

komputer

dan

sebagainya.

Masing masing jenis bisnis mempunyai kondisi luas pasar atau potensi yang berbeda beda karena konsumen bagi masing masing bisnis tentu saja berbeda. Bisnis mobil misalnya pasarnya tentu saja orang orang yang sudah mempunyai pekerjaan dan penghasilan, sedangkan bisnis penerbitan buku tentu saja konsumennya adalah para pelajar dan mahasiswa yang blu bekerja dan belum berpenghasilan. Masing masing akan memiliki karakteristik sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dengan mengetahui karekteristik pasar atau konsumen bagi bisnisnya masing masing. Maka kita akan dapat memperoleh pentunjuk tentang bagaimana kita harus melayaninya dengan sebaik baiknya. Bisnismen yang dapat melayani pasar atau konsumennya secara lebih baik akan dapat memperoleh posisi yang baik dalam percaturan bisnis itu. Sebaliknya jika yidak dapat melayaninya secara baik tentu akan kalah dalam persaingan. Dipihak lain dari segi penjual/pengusaha, analisa pasar merupakan upaya untuk menentukan siapa yang menjadi jonsumennya dan seberapa besar permintaan terhadap suatu produk yang ditawarkannya ataupun yang dapat ditawarkannya. Identifikasi macam ini akan berpangkal pada kebutuhan dari orang atau organisasi yang menjadi konsumen perusahaan itu. Kebutuhan tersebut akan bervariasi dan beraneka ragam. Ada kebutuhan akan mobil yang mewah, besar dan angun. Adapula yang memebutuhkan mobil sedan yang mewah tapi mungil dan sporty. Dalam hal kebutuhan masyarakat beraspun terdapat perbedaan. Ada yang menginginkan beras yang murah dan babar meski rasanya kurang enak , adapula yang menghendaki beras Rojo lele atau Cianjur yang enak rasanya meskipun mahal harganya. Oleh karena itulah maka Toyota menghasilkan bermacam macam jenis mobil sedan type Corona, Corell, Starlet, Kijang, Jeep dan sebagainya. Daihatsu mengeluarkan mobil mobil type Charman, Charade, Taft, Hijet, dan sebagainya. Kedua titik pandang tersebut Proses Analisa Pasar PENGUSAHA MASYARAKAT ANALISA PASAR Analisa pasar ini dilakukan oleh semua orang maupun perusahaan baik besar maupun kecil yang akan berada dalam hal tingkat kerumitannya, akan tetapi semuanya melalui proses yang sama. Dari adanya analisa pasar tersebut yang dilakukan oleh pembeli maupun penjualan itu maka akan terjadilah peluang akan terjadinya transaksi jual beli yang dimulai dengan serta hubungan diantara mereka, sehingga terjadilah proses komunikasi dari keduanya.

PENGERTIAN PASAR Dari segi ilmu ekonomi, pasar dipandang sebagai interaksi antara konsumen dan produsen..Interaksi ini adalah sebagai cerminan dari proses analisis pasar yang dilakukan oleh kedua belah pihak tersebut diatas. Dari proses interaksi itu maka timbulah hubungan antara permintaaan dan penawaraan serta harga pasar yang berlaku dan harga pasar yang terjadi itu disebut harga quilibrium. Dari interaksi antara permintaan dan penawaran itu akan menentukan luas dan sempitnya pasar (potensi pasar atau potensi bisnis) serta harga pasar yang berlaku. Jumlah permintaan akan sangat tergantung dari tinggi rendahnya harga pasar yang berlaku. Apabila harga yang berlaku itu rendah maka tentu saja jumlah yang diminta oleh masyarakat akan lebiah banyak, karena dengan harga yang lebih rendah tentulah akan lebih banyak orang yang dapat menjagkau harga tersebut. Sebaliknya apabila harga dinaikan maka akan berakibat hanya sedikit

masyarakat yang mapu untuk menjangkaunya. Oleh karena itulah maka garis kurva permintaan akan terlihat sebagai garis yang menurun, sebagai gambaran bahwa semakin rendah harga yang berlaku maka jumlah permintaan akan bertambah banyak. Di pihak lain kurva penawaran akan menunjukan kondisi jumlah barang yang ditawarkan atau dijual oleh para pengusaha. Apabila harga yang berlaku di pasr turun maka para pengusaha akan kurang tertarik untuk menawarkan barangnya, sebaliknya tentu saja apabila harga itu naik maka pengusaha akan tertarik untuk lebih banyak menawarkan barangnya ke pasar. Oleh karena itu kurva penawaran merupakam garis yang menanjak yang menggambarkan keadaan bahwa semakin tinggi harga pasar yang berlaku akan mengakibatkan semakin banyaknya jumlah barang yang ditawarkan di pasar oleh para pengusaha. Ditinjau dari segi bisnis maka pengertian pasar tersebut telah dipertajam lagi yaitu pasar merupaka sekumpulan orang atau organisasi yang mempunyai kebutuhan dan keinginan yang mungkin sebagian dapat dipenuhi lewat transaksi jual beli (William G. Nickels.p. 76). Kedua tinjauan tersebut mempunyai beberapa aspek yang sama yaitu: a. Pasar terdiri dari sekkumpulan orang atau organisasi yang mempunyai kebutuhan yang berbedabeda. b. Orang-orang tersebut mempunyai kemampuan intuk berpartisipasi dalam melakukan transaksi jual beli sabagai penjual ataupun sebagai pembeli. Dalam tinjauan bisnis ini di samping ditinjau mengenai kedua hal tersebut dapat diidentifikasi pula tentang pasar apa yang akandilayani, di mana pasar itu berada, seberapa luas pasar tersebut dan kemudian bagaimana sifat-sifat serta karakteristiknya. Karakteristik pasar ini berupa kesenangannya, kebiasaannya, tradisinya, gaya hidupnya, budaya serta tujuan dalam pemenuhan kebutuhannya. Oleh karena itu maka analisa atau identifikasi pasar harus mampu untuk mendapatkan gambaran tentang apa, di mana, seberapa luas serta bagaimana sifat-sifat atau karakteristik dari pasar itu. Jadi pengusaha harus mampu untuk mengukur besarnya potensi pasar terhadap produk yang ditawarkannya dan kemudian memperhitungkan apakah potensi pasar tersebut cukup luas untuk dilayaninya secara menguntungkan (ekonomis) atau tidak. TUJUAN IDENTIFIKASI PASAR Dari uraian di muka dapat kita ketahui bahwa identifikasi pasar mempunyai beberapa tujuan yaitu: 1. Menentukan pasar apa yang sedang atau akan dilayaninya. Hal ini dapat diidentifikasikan lewat penentuan tentang kebutuhan apa (need) yang dilayaninya. Hal ini menyangkut pulla tentang sipa atau orang/organisasi yang mana yang dilayaninya. Hasil dari proses ini berupa misalnya bisnis/pasar mobil baru, mobil bekas, onderdil mobil, sepeda motor, barang komsumsi. Barang industri dan yang dilayani bisa perorangan, pemerintah, mayarakat baik domestik maupun masyarakat luar negeri dan sebagainya. 2. Menentukan di mana lokasi tempat tinggal dari orang/organisasi yang membutuhkan produk yang dipasarkan. Misalnya di Jawa, luar jawa, Kota, Pinggiran Kota, Desa dan sebagainya. 3. Seberapa luas jumlah potensi pasar serta estimasi pasar dapat dilayaninya. Hal ini perlu untuk menganalisa apakah pasar tersebut cukup luas dan ekonomis untuk dilayaninya. 4. Menetukan sifat-sifat dan karakteristik dari pasar tersebut. Hal ini menyangkut analisa tentang

selera, kesenangan, kebiasaan, sikap, perilaku, gaya hidup maupun kebudayyan yang dimiliki oleh konsumennya. Tujuan pertama, kedua dan ketiga akan menghasilkan gabaran tentang potensi serta estimasi luar pasar yang dapat dikuasainya. Sedangkan tujuan keempat menggambarkan sifat-sifat pasar, pengelompokan/segmentasi pasar serta target pasar yang akan menjadi sasaran yang dilayaninya. SIFAT SIFAT PASAR Untuk memperoleh gambaran tentang sifat-sifat pasar maka dapatlah kita pikirkan bahwa pasar pada hakikatnya adalah orang-orang. Kita tahu bahwa orang adalah sangat beraneka ragam sifatsifatnya sehingga dapat dikatakan bahwa di dunia ini tidak ada satu pun manusia ini yang sama, sekalipun dia itu kembar. Di samping keanekaragaman tersebut kita dapat mengkelompokkelompokkan manusia menurut sifat-sifatnya atau ciri-cirinya yangsama yang dimiliki oleh kelompok tertentu yang berbeda dengan sifat/ciri ciri dari kelompok manusia yang lain. Misalnya kita dapat mengelompokan menurut bentuk tubuh mereka. Ada yang berbentuk tubuh tinggi semampai, yang biasanya memiliki sifat-sifat perasa. Artistik atau melankolis. Ada pula kelompok manusia yang bertubuh gemuk pendek, yang biasanya mereka itu memiliki sifat-sifat terbuka, senang bergaul, serta humoris. Apalagi yang bertubuh atletis yang pada umumnya memiliki sifat disiplin, senang olah raga dan ulet. Kita dapat pula membedakan manusia itu dengan cara pembedaan yang lain sehingga dapat diketahui bahwa ada kelompok manusia yang senang mobil besar mewah, ada pula yang senang mobil mewah tapi kecil dan bahkan ada yang menyenangi mobil yang super mewah dan sebagainya. Jadi pasar adalah sangat heterogen atau beraneka ragam. Akan tetapi meskipun heterogen kita dapat membeda-bedakannya ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki sifat-siafat yang sama seperti contoh tersebut diatas. Usaha untuk mengelompok-kelompokkan pasar yang heterogen itu disebutsegmentas pasar. Masing-masing kelompok yang homogen itu disebut segmen pasar tertentu atau sering pula disebut sel pasar (market cell). Dengan segmentasi pasar itu maka pengusaha akan dapat melihat sifat-sifat dari masing-masing kelompok/segmen/sel pasar tertentu itu yang berbeda dengan segmen/sel pasar yang lain, meskipun masih dalam satu cabang industri atau satu jenis produk tertentu (misalnya dalam contoh dimuka, mobil sedan). Pengusaha dapat mengkonsentrasikan diri pada salah satu segmen pasar tertentu saja dan kemudian melayaninya secara sempurna atau lebih sempurna dari pada pesaingpesaingnya. Dengan demikian maka dia akan memperoleh citra/nama baik atau yang disebut patronage motive dari konsumennya sehingga dia akan dapat menduduki posisi persaingan yang lebih baik (competitive advantage). Pengusaha macam ini merupakan pengusaha yang menentukan target pasarnya atau yang disebut target marketing. POTENSI PASAR Menurut pandangan Ilmu Ekonomi. Pasar diidentifikasikan sebagai permintaan, yaitu jumlah produk yang dapat diserap oleh konsumen dari produk yang di tawarkan pada tingkat harga tertentu. Dalam hal ini konsumen berperan besar dalam menentukan jumlah produk atau penawaran melaui pengeluaran yang mereka lakukan terhadap produk itu. Hal ini tercemin dalam pengaruh harga terhadap jumlah penawaran serta pemintaannya. Di lain pihak, dari sudut pandang bisnis (pemasaran), pasar adalah tidak hanya merupakan interaksi antara penawaran dengan permintaan saja tetapi merupakan orang-orang atau organisasi yang membutuhkan produk itu dan selanjutnya menyangkut siapa orang atau organisasi yang membutuhkan produk tersebut beserta bagaimana

sifat-sifat mereka. Sifat-sifat tersebut kemudian dapat didorong atau distimulir unutk membeli barang/jasa yang ditawarkannya itu. Jadi bisnisman dalam hal ini lebih menitik beratkan pada potensi pasar atau potensi bisnis dari pada konsumen pada saat ini saja beserta sifat-sifat yang dimiliki oleh potensi pasar tersebut. Dalam hal ini pasar atau potensi pasar merupakan fungsi dari struktur penduduk (Population Patern), kemampuan membeli (Purchasing Power) dan Pola kKonsumsi (Consumtion Patern). Struktur penduduk meliputi orang-orang atau organisasi yang melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhannya yang dapat dipisah-pisahkan menurut jenisnya (kelompok umur, jenis kelamin, macam pekerjaan, penghasilan dan sebagainya) serta lokasi atau daerah geografisnya (Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa dan sebagainya) Kemampuan Membeli merupakan cerminan dari besarnya pengahasilan yang dimiliki oleh seseorang serta kemampuan untuk mendapatkan kredit dari bank, misalnya penggunaan Visa Card, Master Card dan kartu-kartu kredit yang lain. Pola Konsumsi merupakan cerminan dari perilaku konsumen terhadap pengeluaran yang dilakukannya. Pola konsumsi ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup (Life, Style), sikap hidup, faktorfaktor psikologis, sosiologi maupun kebudayan (culture) yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Analisa pasar haruslah mengidentifisir kekuatan-kekuatan khusus dari ketiga faktor tersebut di atas yang akan berlangsung pada setiap kondisi pasar. Potensi pasar ini diperhitungkan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut : M = N . U . P Keterangan M = N = Jumlah penduduk yang U = Jumlah P = Harga rata : pasar tertentu orang produk

Potensi memeliki kebutuhan akan prodak kebutuhan per rata per unit

POTENSI PENJUALAN Potensi pasar tersebut merupakan permintaan produk dalam satu cabang indrustri tertentu. Potensi pasar ini akan dilayani oleh beberapa dan bahkan jarang dilayani pula oleh banyak perusahan. Oleh karena itu potensi penjualan bagi masing masing perusahaan dapat diperhitungkan dengan cara : P = M . S Keterangan : P = Potensi Penjualan M = Potensi pasar S = Market Share PENGUASAN PASAR Segmentasi pasar adalah penelahaan terhadap sifat sifat. Oleh karena itu segmentasi pasar merupakan usaha untuk mengelompokan pasar dari pasar yang bersifat heterogen kedalam bagian bagian pasar yang memiliki sifat yang homogen. Agar segmentasi pasar dapat efektif maka ada beberapa syarat dalam melakukan segmentasi yaitu : 1. Tingkat kesamaan (kepekatan) yang relatif tinggi diantara sesama segemen sehingga akan memeberikan kemungkinan yang tinggi bahwa reaksinya akan sama terhadap perlakukan yang sama. Contoh : pencari status.

2. 3. 4.

Tingkatkan

kelainan yang Jumlahnya Haruslah

ralatif tinggi dengan segmen harus cukup bersifat

yang

lain. bearti. operasional.

TIGA JENIS STRATEGI PEMASARAN Setelah diketahui bahwa pasar yang dihadapi dapat dibagi bagi kedalam beberapa bagian/segmen, maka pengusaha dapat memilih beberapa strategi yang mungkin dilakukan terhadap keadaan tersebut. Pada dasarnya ada 3 strategi yaitu : 1. Strategi satu sasaran (single target) Sasaran atau terget untuk dilayani dengan marketing nixnya yang disebut dengan Concentrated Marketing. 2. Strategi sasaran ganda (multy targets) Pengsaha melakukan strategi yang berbeda terhadapat segmen yang berbeda yang disebut dengan diferentiated marketing. 3. Strategi kombinasi sasaran (combine targets) Dalam hal ini pengusaha mengkombinasikan atau menyatukan beberapa segmen menjadi satu segmen pasar yang luas. Masing masing strategi memiliki kebaikan dan keburukan sendiri. Strategi yang dipilih tergantung dari 2 hal yaitu : 1. Jangkauan sarana produksi yang dimiliki perusahaan 2. Tingkat kesamaan dari masing masing segmen pasar DASAR SEGMENTASI PASAR Pentingnya penentuan sasaran pasar menuntut untuk dilakukannya segmentasi pasar dengan suatu dasar segmentasi yang tepat dan berguna bagi perencanaan strategis pemasarannya. Dasar segmentasi yang tidak tepat akan memberikan jaminan keberhasilan strategi pemasarannya. Konsumen memiliki beebagai dimensi yang dapat dipakai sebagai dasar segmentasi pasar. Adapun dimensi pasar yang dipakai sebagai dasar segmentasi pasar sebagai berikut : 1. Geografis 2. Demografis 3. gaya hidup 4. Status sosial 5. Manfaat yang didambakan 6. Pola konsumsi SASARAN PASAR Agar dapt lebih berarti maka pasar haruslah diartikan lebih sempit lagi sehingga dapat dilihat adanya sasaran pasar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara segmentasi pasar seperti yang telah diuraikan dimuka. Pengusaha dapat melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan faktor yang dimiliki oleh saran pasar tersebut sehingga dapat mendorong mereka untuk membeli produknya. Tanpa mengenal faktor tersebut diatas maka tindakan yang dilakukan tidak menjamin timbulnya dorongan bagi para konsumen untuk membeli produk kita, faktor ini disebut dengan faktor penetu pembelian.

Faktor 1. 2. 3. 4.

faktor tersebut dapat digolongkan Faktor pribadi Faktor Faktor lingkungan Faktor

menjadi

: (intern) kelompok sosial budaya

Pengusaha yang belum membedakan pasar, pada umumnya disebabkan karena 2 hal yaitu : 1. Dasar orientasinya masih pada orientasi produk 2. Pengusaha sebenarnya tahu akan adanya perbedaan pasar tersebut akan tetapi karena terbatasnya sarana yang dimilkinya maka dia belum memperlakukan pelayanan yang berbeda terhadap pasar yang berbeda.

Diposkan oleh samarindamaniz@gmail.com di 23:28 0 komentar

Jumat, 19 September 2008


BISNIS (Seperti) MENJUAL MATAHARI Tentunya kita semua tahu perihal benda yang dijuluki MATAHARI, bukan? Itu loh, yang tiap hari keluarnya di sebelah Timur, dan tenggelam bersembunyi di sebelah Baratdan selalu bersinar menerangi dan memanasi Bumi dan seisinya ini (kecuali Anda yang tinggal di Kutub yakasihan deh). Paham kan? Bukan sebuah nama salah satu Department Store loh ya.

Ok, back to the title: BISNIS (Seperti) MENJUAL MATAHARI, sengaja saya ambil sebagai judul tulisan saya kali ini. Judul itu ada satu kata di dalam tanda kurung yaitu (Seperti), saya maksudkan bahwa kata tersebut boleh digunakan atau tidak, sebenarnya tidak begitu masalah, semuanya terserah persepsi Anda masing-masing.

Kalau Anda menyukai wisata daerah pegunungan atau pantai, pastilah bisa memahami, bahwa daerah wisata tersebut lebih sering ditonjolkan adalah pesona MatahariTerbit atau Tenggelam. Misalnya wisata di Gunung Dieng Jawa Tengah dan Bromo Jawa Timur, serta pantai Parang Tritis Jawa Tengah, pantai Kuta dan Nusa Dua di Bali. Yaa, tempat wisata semacam inibenar-benar menjual Matahari. Pelaku bisnis di sini memang mengandalkan Matahari sebagai semacam anchor business, yang bisa selalu mendukung ramainya bisnis-bisnis mereka di sana. Jika tanpa dukungan Matahari, kemungkinan besar bisnis mereka bisa saja menjadi susut-rugi. Nah, itu tadi adalah gambaran riil bisnis yang memang benar-benar menjual MATAHARI. Bagaimana dengan bisnis Anda? Jika bisnis Anda memang sudah bertempat di daerah wisata semacam itu, itu bagus dan bersyukurlahkarena Matahari bisa dikatakan secara langsung telah membantu perkembangan bisnis Anda. Anda tinggal memolesnya lagi, agar semakin cepat membesar bisnisnya. Sebenarnya maksud saya dengan BISNIS (Seperti) MENJUAL MATAHARI ini juga memiliki makna, bahwa apa pun bisnis Anda, maka perlakukanlah bisnis Anda itu seperti layaknya MATAHARI yang selalu bisa menyinari semua orang dan lingkungan Anda sendiri.

Tidak mudah memang untuk memulai suatu bisnis, lebih tidak mudah lagi untuk merawat bisnis, dan semakin tidak mudah untuk mengembangkan dan membesarkan bisnis. Oleh sebab itu, saya selalu berupaya untuk membesarkan bisnis-bisnis saya laksana menjual Matahari. Jadi saya akan senantiasa menjaga agar orang lain bisa merasakan keindahan bisnis saya, merasakan kehangatan pelayanan saya, merasakan manfaat dari jasa / produk bisnis saya, dan yang penting lagimenjaga JANGAN SAMPAI ORANG LAIN MERASAKAN KEPANASAN akibat dari adanya bisnis saya, sehingga mereka sampai-sampai perlu membawa payung atau sunblock untuk menghindari bisnis saya. Apalagi sampai mereka membawa pasukan Pemadam Kebakaran untuk memadamkan bisnis-bisnis sayawah! Hehehe Tidak mudah membuat Bisnis kita menjadi layaknya Matahari yang bisa memberikan kenyamanan dan kehangatan serta keindahan tidak hanya bagi diri kita sendiri. Melainkan bagaimana agar Bisnis kita menjadi Matahari yang sangat cocok bagi banyak orang. Memang usaha yang tidak mudah. Tetapi TIDAK MUDAH BUKAN BERARTI TIDAK BISA.

Saya setiap saat selalu melakukan introspeksi, baik terhadap sikap dan tindakan saya pribadi sebagai point pertama, maupun introspeksi ke dalam manajemen bisnis saya point kedua. Untuk urusan manajemen, saya lebih fokuskan prioritas utama pada peningkatan kualitas manajemen sumber daya manusia, dan kualitas jasa / produk bisnis saya. Dua hal ini yang menurut saya perlu diprioritaskan dan selalu diawasi agar selalu menjadi lebih baik di perjalanan bisnis. Karena kedua hal ini, sumber daya manusia dan kualitas jasa / produk, langsung berhubungan dengan orang lain di luar manajemen bisnis sayakhususnya para pelanggan dan relasi bisnis saya. Nah, bagaimana dengan Anda sendiri? Sudah kah Anda menjadikan bisnis-bisnis Anda layaknya Matahari yang bersinar dengan lembut, hangat, membuat nyaman, penuh keindahan pada sinarnya yang terang tapi tidak menyilaukandan tidak sampai membuat orang menghindar karena kepanasan, atau membuat perlindunganbahkan ingin memadamkan bisnis-bisnis kita. Jadikanlah Bisnis kiat itu sebagai Matahari, yang bisa menjadi anchor businesssehingga itu membuat bisnis kita menjadi pesona bagi banyak orang. Tidak mudah dan tidak boleh sembarangan menjual Matahari. Kita harus tahu bagaimana menyikapi sang Matahari. Bukankah Anda sendiri pasti juga tidak tertarik untuk datang melihat Matahari di siang yang sangat terik, panas sekali? Anda pun pasti menghindar dan berlindung dari sengatan panasnya Matahari, bukan? Salam Luar Biasa Prima! Wuryanano Diposkan oleh samarindamaniz@gmail.com di 02:50 0 komentar

Article Business IT Multimedia Project Tutorial Do You Like Us? Manajemen Bisnis - 5 Langkah Membuat Produk Anda Memiliki Nilai Lebih - May 16, 08 Manajemen Bisnis Prinsip dan Standarisasi Manajemen Perusahaan - Mar 3, 08

10 langkah meningkatkan penetrasi teknologi di Indonesia - Nov 26, 07

Manajemen Bisnis Prinsip dan Standarisasi Manajemen Perusahaan Posted in Article, Business, Recommended - 4 Comments

Pendahuluan

Bisnis merupakan kegiatan dalam menjual produk atau jasa agar memberikan keuntungan bagi pemiliknya. Bisnis merupakan kegiatan beresiko memberikan kerugian baik dari segi material atau non-material. Namun bila berhasil maka akan memberikan keuntungan dan kesejahteraan bagi pemiliknya. Agar terhindar dari resiko bisnis maka bisnis harus dijalankan dengan tepat dengan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang serius dan mantap. Bisnis terdiri atas beberapa komponen penting yang saling mendukung dan melengkapi. Bila salah satu komponen gagal maka akan mengganggu komponen lain. Berikut adalah komponen-komponen bisnis tersebut:

Manajemen, yaitu bagian yang merencanakan, mengelola, dan menjalankan bisnis. Komponen ini bisa disebut sebagai backend yaitu komponen yang berada di belakang layar. Kekuatan brand atau image, yaitu karisma, kekuatan emosional yang dimiliki oleh perusahaan dan merupakan pandangan/perasaan masyarakat terhadap perusahaan atau produk. Produk atau Layanan, komponen yang dijual atau ditawarkan kepada pasar. Komponen ini bisa disebut sebagai front end karena komponen ini berada didepan. Komponen inilah yang berhadapan dengan masyarakat. Partner, yaitu pihak yang ikut membantu dalam menjalankan bisnis. Pelanggan, yaitu pihak yang akan menerima tawaran atau membeli produk dan layanan yang ditawarkan. Saya akan membahas komponen-komponen diatas satu persatu disertai kriteria, prisip, dan standar yang perlu dipenuhi agar tiap komponen dapat berfungsi maksimal sesuai yang diharapkan. Tiap komponen tidak dapat berdiri sendiri karena gangguan pada satu komponen akan mengganggu komponen lain. Saya akan menulis pemikiran saya berdasarkan pengalaman, buku-buku manajemen bisnis, dan studi kasus pada perusahaan-perusahaan tertentu. Pada posting ini saya akan membahas pada komponen Manajemen. Dan saya akan teruskan pada tulisan-tulisan berikutnya. Manajemen Manajemen suatu perusahaan adalah nyawa dari suatu perusahaan. Manajemen yang menentukan pertumbuhan atau kebangkrutan suatu perusahaan. Dengan adanya suatu pengelolaan dan manajemen yang baik maka suatu perusahaan akan mampu bertahan dari segala tekanan, kendala, dan rintangan yang ada. Bahkan akan berkembang menjadi lebih besar dan lebih baik lagi. Dalam mengelola perusahaan maka ada prinsip dan standarisasi dimana hal-hal tersebut akan sangat membantu perkembangan perusahaan bila diterapkan dengan baik. Prisip dan standar ini bukanlah nilai mutlak dalam kesuksesan suatu perusahaan. Tidak selamanya suatu perusahaan yang telah melakukan segala sesuatunya dengan baik akan sukses. Terkadang ada beberapa kendala atau halangan yang tidak dapat dihindari contohnya tertipu rekan kerja atau tertimpa bencana serta

kendala-kendala lainnya. Berikut adalah beberapa prinsip dan standarisasi yang diharapkan mampu mendukung kemajuan dan perkembangan suatu perusahaan:

Perancanaan yang Matang Sebelum suatu perusahaan berdiri maka biasanya modal merupakan kendala awal yang harus dipenuhi sebelum perusahaan berjalan. Tidak selamanya modal besar pasti memberikan keuntungan besar. Pengelolaan modal yang efektif dan efisien akan memberikan keuntungan yang maksimal. Untuk kita kita harus melakukan perhitungan modal dan biaya yang diperlukan untuk operasional perusahaan dalam jangka beberapa waktu ke depan. Kita harus mampu memberikan anggaran yang aman untuk operasional perusahaan dalam beberapa waktu kedepan. Jadi bukan mengamankan anggaran hanya untuk hari ini dan besok. Dengan adanya pengamanan anggaran dalam jangka panjang maka perusahaan akan mampu bertahan bila mengalami kendala atau bencana yang sifatnya mendadak dan tidak diperhitungkan sebelumnya. Dengan melakukan perencanaan dan perancangan perusahaan secara matang maka perusahaan akan siap menghadapi berbagai kendala dan rintangan karena telah diperhitungkan sebelumnya. Misalnya dalam membuat suatu produk maka kita harus melakukan penelitian terlebih dahulu mengenai pasar, konsumen, produk pesaing, dan kendala-kendala yang mungkin akan muncul agar produk kita tepat sasaran dan tidak gugur bila terkena berbagai tekanan dan kendala yang muncul. Saat ini penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan bisnis mampu memudahkan dan mempercepat perencanaan perusahaan. Sistem yang digunakan disebut Enterprise Resource Planning (ERP) dimana sistem ini melakukan perencanaan dengan konsep Manajemen Operasional dengan suatu aplikasi yang terintegrasi. Beberapa kegiatan manajemen dapat terbantu dengan sistem ini seperti inventory management, financial management, reporting, manufacturing management, dan kegiatan lainnya.

Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, Loyal, dan Sejahtera. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan kunci penggerak perusahaan. Dengan adanya SDM yang mampu menggerakkan perusahaan dengan baik maka suatu perusahaan akan mampu berkembang dan melakukan bisnisnya dengan efektif dan efisien. SDM yang berkualitas tidaklah cukup untuk menjalankan perusahaan dalam jangka panjang. Diperlukan loyalitas pegawai terhadap perusahaan tempat dimana dia bekerja. Dengan membangun hubungan emosional antara perusahaan dan pegawainya maka seorang pegawai akan berusaha semaksimal mungkin memberikan kontribusi terbaik buat perusahaan. Tanpa adanya hubungan emosional antara perusahaan dan pegawai maka pegawai hanya menjalankan kewajibannya tanpa memberikan seluruh kemampuannya untuk perusahaan. Bila kewajibannya telah dilakukan maka dia hanya akan berjalan ditempat tanpa memberikan inovasi, kreatifitas, dan ide cemerlang yang sebenarnya bisa dilakukan bila pegawai memiliki ikatan emosional yang membuat dia ingin ikut membangun dan mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik.Sumber daya manusia yang berkualitas, dan loyal belum tentu dapat memberikan kontribusi terbaik yang dimilikinya. Manusia yang memiliki kebutuhan tentu akan berusaha agar dapat memenuhi segala kebutuhannya. Bila seorang pegawai merasa bahwa penghasilan yang dimilikinya tidak memenuhi kebutuhannya maka tentu dia akan berusaha untuk mencari jalan agar dapat memenuhi seluruh kebutuhannya. Bila hal ini terjadi maka pegawai mencari kerja sampingan yang akan menyita waktu, pikiran, dan tenaganya sehingga ia

tidak dapat memberikan kemampuannya secara maksimal pada perusahaan. Mengapa terkadang beberapa perusahaan melakukan meeting, atau penyusunan anggaran di hotel padahal kantor mereka memiliki fasilitas yang sama dengan hotel? Mungkin buat sebagian orang hal ini adalah pemborosan, tapi dampak baiknya adalah para peserta meeting atau rapat akan lebih berkosentrasi dan memberikan pemikiran mereka secara maksimal tanpa terganggu oleh masalah lainnya seperti macet di perjalanan ke kantor, permasalahan di rumah, dan kendala-kendala di luar perusahaan. Dengan adanya dukungan dari perusahaan agar pegawai tidak dipusingkan oleh hal-hal lain diluar perusahaan maka pegawai diharapkan dapat memberikan kontribusi maksimal buat perkembangan perusahaan.

Manager yang Terbuka, Tegas, dan Demokrat Kepemimpinan seorang manager merupakan penunjuk jalan yang benar bagi perusahaan. Mereka adalah nakhoda kapal yang akan menentukan apakah perusahaan akan mencapai tujuan atau tidak. Jiwa kepemimpinan yang berwibawa harus dimiliki oleh seorang manager perusahaan, namun dengan wibawa bukan berarti bersikap tertutup terhadap pegawainya. Justru sikap terbuka seorang pemimpin yang mau menerima masukan dan saran dari bawahannya akan membantu seorang manager dalam memimpin perusahaan atau departement yang dibawahinya. Ketegasan dalam memimpin dan mengambil keputusan sangat diperlukan oleh seorang manager, karena di tangan mereka keputusan akan jalan yang ditempuh oleh perusahaan akan menentukan perkembangan dan operasional perusahaan. Manager juga harus dapat mempertanggung jawabkan keputusan mereka di depan direksi tidak melulu menyalahkan bawahan yang tidak becus melakukan perintahnya. Sebaiknya setiap pengambilan keputusan melibatkan banyak pihak, baik itu bawahan ataupun pihak lain yang terkait. Dengan adanya masukan dari yang lain maka manager dapat mempertimbangkan dan mengambil keputusan yang tepat dan memuaskan banyak pihak.Hubungan antara manager dan bawahan juga harus baik dan terjaga. Sebisa mungkin ada hubungan 2 arah antara manager dan bawahan, bukan hubungan searah dimana manager terus-terusan memberi perintah kepada bawahan tanpa mau mendengar keluhan dan perasaan bawahannya. Bila ada hubungan harmonis seperti keluarga dalam suatu perusahaan maka akan tercipta team kerja yang solid dan kuat dalam menjalankan perusahaan.

Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Mendukung Seorang pekerja menghabiskan hampir setengah hidupnya dalam sehari berada di kantor. Sehingga kantor merupakan tempat kedua setelah rumah yang menjadi tempat terlama dimana pekerja berada. Untuk itu lingkungan kantor yang nyaman, kondusif, dan mendukung pekerjaan mutlak diperlukan. Lingkungan kerja bukan berarti hanya kantor saja, akan tetapi termasuk suasana kerja, dan hubungan antar pegawai perusahaan. Bila salah satu bagian dari lingkungan kerja tersebut ada yang membuat tidak nyaman seorang pekerja maka akan berdampak terhadap menurunnya kinerja dan kontribusi pegawai tersebut terhadap perusahaan.Kantor adalah tempat bekerja dimana kenyamanan kantor bergantung pada kebersihan, kerapian, ketenangan, keindahan, suhu dan udara yang sesuai, serta tata letak furniture dan ruangan yang baik. Perangkat kerja yang mendukung juga perlu diperhatikan. Jangan memaksakan penghematan terhadap perangkat kantor yang dapat menghambat pekerja. Beberapa perusahaan terkadang mempertahankan komputer tua yang suka

crash dengan alasan masih dapat dipakai padahal justru kelambatan dan tuanya perangkat membuat waktu bekerja dan terkadang menghambat pekerja pada saat perangkat tua tersebut rusak. Kantor yang nyaman akan membuat pegawai betah dan tidak terburu-buru ingin meninggalkan kantor sehingga pekerja lebih berkosentrasi dalam melakukan pekerjaannya. Suasana kekeluargaan di kantor perlu dibina agar pegawai merasa sebagai bagian dari perusahaan dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap perusahaan untuk menjaga nama baik perusahaan. Jangan sampai ada sifat iri, sinis, atau ada pertikaian antar pegawai karena akan mengganggu pekerjaan dan kinerja perusahaan.Perlu diperhatikan juga bagaimana pegawai berangkat dan pulang dari kantor. Bila pegawai tinggal terlalu jauh dari kantor maka perlu dipikirkan bagaimana bila terkendala macet dan terlambat sampai dikantor. Ada baiknya perusahaan menyediakan jemputan karyawan karena selain membantu karyawan juga akan mengakrabkan karyawan karena ada waktu bercerita dalam perjalanan dari atau ke kantor.

Terbuka dan Selalu Belajar Perkembangan dunia bisnis begitu cepat. Begitu banyak bidang yang mendukung suatu bisnis misalnya bidang teknologi informasi. Begitu banyak perubahan yang terjadi diluar perusahaan, karena itu kita tidak boleh tertutup dan harus berusaha menerima perubahan yang ada. Dengan selalu mempelajari perubahan dan perkembangan maka suatu perusahaan akan dapat bersaing dengan perusahaan lain dan tidak tertinggal oleh tren dan perkembangan yang terus berjalan. Perusahaan harus mempelajari dan menerapkan berbagai perkembangan dan perubahan yang mampu memberikan manfaat yang efektif dan efisien bagi perusahaan. Dengan demikian maka perusahaan akan selalu dapat berkembang, dan berjalan seiring dengan perubahan dan perkembangan yang ada. Demikianlah sedikit tulisan mengenai manajemen. Tulisan diatas tentu masih memiliki kekurangan. Saya akan menambahkan tulisan diatas bila ada perubahan, atau pencerahan baru yang saya peroleh. Ditunggu saran dan kritiknya. Terima kasih. Popularity: 16% [?] Related Post Manajemen Bisnis - 5 Langkah Membuat Produk Anda Memiliki Nilai Lebih Diposkan oleh samarindamaniz@gmail.com di 02:42 0 komentar SUKSES, SUKSES DAN SUKSES Ditulis pada Mei 23, 2008 oleh Ahmad Kurnia SUKSES ITU BIKIN PEDE

Sukses itu membuat kita percaya diri.

LOWONGAN untuk menjadi pengusaha, saya kira sampai kapan pun masih terbuka luas, tidak terbatas. Artinya, kapan saja, sekarang atau besok, kita bisa saja menjadi pengusaha. Bahkan, kalau kita ingin cepat menjadi pengusaha, bisa juga kita lakukan hari ini. Misalnya, cukup kita datang ke notaris, buat CV atau PT, maka jadilah kita pengusaha sekaligus direktur di perusahaan kita sendiri.

Dan, tak perlu ada upacara pengangkatan segala, sebab siapa lagi yang mengangkat kita kalau bukan kita sendiri.

Namun, coba saja kalau kita bekerja pada perusahaan milik orang lain, maka untuk bisa menjadi direktur membutuhkan waktu lama. Ini pun masih sangat tergantung pada keputusan atasan kita. Padahal, menurut saya, untuk menjadi pengusaha sekaligus direktur, tidak harus membutuhkan pengalaman kerja. Karena, pada dasarnya, lowongan kita untuk menjadi pengusaha itu tidak terbatas. Maka, semestinya kita harus jadi dulu. Itu setidaknya, dengan kita sudah menjadi direktur di perusahaan kita sendiri, merupakan langkah awal memulai bisnis. Dan, ternyata membuat bisnis itu lebih mudah daripada kita mencari pekerjaan. Sehingga, dari sukses itulah menjadikan diri kita tumbuh rasa percaya diri. Dan, setelah kita percaya diri, maka kita akan bisa melakukan sesuatu.

Banyak contoh di masyarakat, bahwa seseorang mendapatkan jabatan, baik itu di pemerintahan ataupun swasta, padahal dia tidak punya pengalaman sebelumnya. Dan ternyata, dia bisa juga melaksanakan pekerjaan itu dengan baik. Artinya. kepercayaan diri atau pede kita bertambah saat kita dapat kesuksesan. Meski, katakanlah bisnis yang kita dirikan itu hanya meraih sukses-sukses kecil. Namun, itu buktikanlah suatu masalah. Justru, hal ini akan membuat kita lebih termotivasi untuk bisa meraih sukses bisnis yang lebih besar.

Saya kira, kita memang sebaiknya jangan mengabaikan sukses-sukses kecil itu. Percayalah, bahwa sesungguhnya dari sukses-sukses kecil itu akan menjadi kesuksesan yang luar biasa pada bisnis kita dimasa depan. Memang, bagi kita yang terbiasa berpikir linier, pasti akan mengatakan, bahwa percaya diri dulu baru kita sukses. Kalau kita setuju dengan pendapat, percaya diri dulu baru seseorang meraih sukses, lantas kapan kita bisa menjadi pengusaha?

SUKSES ITU GURU YANG JELEK Kesukesan akan menjerumuskan kita, kalau kita terlalu bangga. ROBERT T. Kiyosaki dalam bukunya Cash Flow Quadrant berpendapat, bahwa sebenarnya sukses itu guru yang jelek. Tapi itu berlaku untuk diri kita sendiri. Artinya, sebagai entrepreneur, kita memang sebaiknya tidak berguru pada kesuksesan kita sendiri. Sebab, hal itu akan membuat kita menjadi kurang bersemangat, menjadi tidak kreatif, menjadikan kita lengah atau sombong, menjadikan kita lupa diri, bahkan tak menutup kemungkinan kesuksesan yang kita raih akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Sukses itu, menurut saya, bukan berarti waktunya untuk menikmati.

Memang, kesuksesan kita itu bisa menjerumuskan kita. Apalagi, kalau kita terlalu membanggakan kesuksesan itu, akan membuat kita lupa diri. Oleh karena itu, agar kesuksesan ini, tidak menjadi bumerang bagi kita sendiri, maka kita memang harus pandai-pandai mengelola kesuksesan itu. Namun, tentu saja, orang lain bisa saja belajar dari kesuksesan kita, itu boleh, bahkan, itu bisa menjadikan kesuksesan bisnis seseorang. Sebab, pada dasarnya belajar dari kesuksesan orang lain

itu sah-sah saja. Pendeknya, kalau seseorang belajar kesuksesan orang lain, itu, memang bisa menjadi guru yang baik. Meski kita sebetulnya juga bisa belajar banyak pada orang yang gagal.

Dalam konteks inilah, menurut saya, agar bisnis kita tetap langgeng bahkan bisa berkembang lebih baik di masa mendatang, adakalanya kita harus menyadari hal ini. Atau lebih tepatnya, sebagai entrepreneur seharusnya lebih menilai, bahwa kegagalan itu sebetulnya sebagai pelajaran yang terbaik. Oleh karena itulah, saya kira kita sebaiknya janganlah terlalu takut dengan kegagalan. Kita belajar paling banyak tentang diri kita ketika kita gagal, jadi jangan takut gagal. Sebab, kegagalan itu sebenarnya adalah proses kita untuk menjadi sukses. Saya yakin, yang namanya entrepreneur itu sebetulnya tidak bisa sukses tanpa mengalami kegagalan.

Maka, pada saat kita ingin memulai bisnis atau disaat bisnis kita mulai berkembang, tapi kemudian tiba-tiba bangkrut atau mengalami kegagalan, saya kira hal itu janganlah membuat kita patah semangat. Justru, disaat itulah jiwa entrepreneur kita harus bangkit kembali. Sebab, menurut pengalaman saya dari rekan pengusaha lainnya, mereka baru sukses, setelah mereka pemah mengalami kegagalan paling tidak sampai tujuh kali. Kalau kita baru gagal dua atau tiga kali, saya kira itu wajar-wajar saja bagi seorang entrepreneur. Mestinya, entrepreneur tidak akan pemah mendapatkan pelajaran tanpa melakukan langkah-langkah yang berarti. Baik itu langkah yang gagal maupun yang sukses. Langkah-langkahnya dimulai dari langkah kecil sampai langkah besar. Dengan perkataan lain, saya mengatakan, sebuah perjalanan 1000 km itu sebenarnya dimulai dari langkah kecil. Kalau kita tidak berani memulai atau mengembangkan bisnis, kapan kita akan punya bisnis, atau kapan bisnis kita berkembang. Saya menemukan kata-kata yang menarik buat kita renungkan bersama yaitu, Memulai ini mengalahkan tidak memulai. Artinya, orang yang berani memulai atau mengembangkan bisnis, itu lebih baik, daripada orang yang sama sekali tidak berani memulai atau mengembangkan bisnis.

REJEKI ITU BISA DIRENCANAKAN Rejeki itu akan datang, sesuai pengambilan resiko bisnis kita REJEKI itu sebenarnya sudah ada yang mengatur-Nya. Saya kira, itu memang benar. Dan, sebagian besar kita berpendapat demikian. Karena sejak lahir setiap orang itu membawa rejeki sendiri-sendiri. Tapi, apakah kita itu bisa meningkatkan rejeki kita sendiri? Dan, apakah kita tak bisa merencanakannya? Saya berpendapat, meski rejeki itu sudah ada yang mengatur-Nya, namun kita harus tetap aktif merencanakannya. Tanpa direncanakan, rejeki itu akan sulit kita raih. Saya kira, rejeki itu membutuhkan peluang untuk mendatanginya.

Menurut saya, mana mungkin rejeki itu datang kalau setiap harinya kita tak punya aktivitas apa-apa. Hanya pasrah saja. Dan, kita terlalu yakin, bahwa rejeki itu tak perlu dikejar, pasti akan datang sendiri. Saya tak sependapat dengan prinsip ini. Sebab, bagaimana pun juga kalau pada diri kita tak ada kegairahan bekerja, dan hanya selalu memimpikan rejeki itu datang, maka rejeki itu pun akan sulit datang atau justru malah menjauh. Tapi sebaliknya, jika kita tekun bekerja, dan kreatif berwirausaha, saya yakin, pasti rejeki akan datang. Bisnis kita pun akan lebih cepat berkembang.

Apalagi, kalau kita berani memilih profesi seperti pengusaha, dokter, notaris, pengacara, pelukis, seniman dan lain-lain. Profesi ini saya lihat sangat berpeluang mendatangkan rejeki yang relatif besar atau tidak linier. Sebab, profesi ini berbeda dengan orang yang digaji atau seperti karyawan. Artinya, jika saat ini kita misalnya, sedang menekuni dunia usaha atau sebagai pengusaha, maka jelas sangat memungkinkan sekali bagi kita untuk mendatangkan rejeki yang relalif besar. Sementara, kalau saja kita sekarang ini bekerja ikut orang lain atau setiap bulannya digaji tetap, maka jelas peluang akan datangnya rejeki yang relatif besar, menjadi kecil. Oleh karena itu, rejeki besar akan datangnya mencari tempat yang pas, dan ini bisa kita rencanakan. Tinggal, kita berani atau tidak. Bicara soal rejeki, saya jadi teringat pengalaman rekan saya. Dia seorang notaris. Saya lihat, dalam menjalankan profesinya, dia hanya menggunakan motor. Lantas, ganti mobil. Itu pun mobil lama. Namun, ketika saya sarankan agar dia berani ambil mobil baru secara kredit, dia terkejut. Apalagi, ketika saya sarankan mobil lamanya dijual saja. untuk bayar uang muka.

Setiap bulannya kan harus bayar angsuran? Itu pertanyaannya. Saya jawab, Nah itulah rejeki akan mengikuti rencana anda. Kalau anda menggunakan mobil bagus pasti klien anda lebih percaya. Karena performance atau penampilan dibutuhkan dalam bisnis anda. Apalagi anda mau bekerja keras dan kreatif menjaring klien, saya yakin anda pasti mampu membayar angsurannya. Rupanya, dia ikuti saran saya. Apa yang terjadi selanjutnya? Rejeki notaris itu ternyata mengalir deras. Kliennya akan bertambah. Selain bisa membayar angsuran, dia pun masih punya kelebihan rejeki itu. Dari, kepercayaan dirinya akan profesinya semakin mantap. Kejadian ini, di antaranya yang membuat saya percaya, bahwa rejeki itu sesungguhnya akan datang mengikuti rencana hutang kita. Rejeki itu juga akan datang sesuai pengambilan risiko bisnis kita. Sehingga, pada saat kita ambil risiko bisnis yang kecil, rejeki yang mengalir pun juga kecil. Sebaliknya, bila kita berani ambil risiko yang besar, maka rejeki yang mengalir pun juga besar. DIarsipkan di bawah: Manajemen bisnis yang berkaitan: kewirausahaan PRINSIP Sejati Kepemimpinan Kewirausahaan Tindakan yang Tepat dan Kepemimpinan Kewirausahaan.

Anda mungkin juga menyukai