Anda di halaman 1dari 52

DAFTAR ISI

 INTRODUCTION……………………5 MENIT
 PRE TEST……………………………5 MENIT
 PRESENTASI K3 UMUM………..135 MENIT
 SESI TANYA JAWAB………………15 MENIT
 QUIZ……………………………...…15 MENIT
 POST TEST………………………….5 MENIT

TOTAL 180 MENIT


NAMA LENGKAP : FERRY RAMADHANSYAH
HP/WA : 0812-8050-5513
PENDIDIKAN : S1 ADMINISTRASI NIAGA-STIA MYB (2000-2004)
USIA : 43 TAHUN
STATUS : MENIKAH
PEKERJAAN : HSE COORDINATOR – PT. GUNANUSA UTAMA FABRICATORS.
PENGALAMAN K3 : 2016 – saat ini
HOBI : TRAVELLING
KOMUNITAS K3 : KOMUNITAS SAFETY BANTEN-BENDAHARA
KOMUNITAS OTOMOTIF : INNOVA COMMUNITY-SIE. KEGIATAN
KOMUNITAS LAINNYA : CAMPING ADVENTURE FAMILY

“SECAPEK-CAPEKNYA
KERJA,
LEBIH CAPEK LAGI
NGANGGUR”
SEKILAS PANDANG

KSB adalah organisasi sosial, peduli keselamatan


dan kesehatan pekerja dan lingkungan, bersifat
non formal, sosial dan religius, berazas gotong
royong dan kekeluargaan
SOAL PRE-TEST
SOAL PRE-TEST (5 MENIT)
1. Apakah kepanjangan singkatan dari K3L?
a) Kelengkapan Kesehatan Kerja Lingkungan
b) Keamanan Kerja Keselamatan Lingkungan
c) Kesehatan Keselamatan Kerja Lingkungan
d) Kesehatan Kerja Keselamatan Lingkungan

2. Jika saya melihat ada pekerja yang tidak memakai APD, apa tindakan saya?
a) Biarkan saja, yang celaka dia sendiri
b) Pura-pura tidak lihat
c) STOP pekerjaannya dan minta segera pakai APD
d) STOP pekerjaannya dan suruh pulang

3. Undang-undang nomor berapakah yang mengatur tentang Keselamatan Kerja?


a) UU No. 1 Tahun 1907
b) UU No. 1 Tahun 1917
c) UU No. 1 Tahun 1870
d) UU No. 1 Tahun 1970

4. Apakah elemen dari segitiga API?


a) Udara+Material Mudah Terbakar+Panas
b) Udara+Material Bangunan+Gas
c) Dry Powder+CO2+Foam
d) Oksigen+Udara+Angin

5. Apakah saya harus selalu mengikuti aturan K3L selama bekerja?


a) Tidak
b) Kadang-kadang
c) Ya
d) Ya, jika ada yang mengawasi saja
SOAL POST-TEST
SOAL POST TEST (5 MENIT)
1. Dikenal dengan nama apakah alat proteksi jatuh aktif?
a) Full Body Honest
b) Full Body Harness
c) Full Body Games
d) Full Body Ropes

2. Dimanakah kita harus berkumpul jika ada kondisi emergency?


a) Titik Tunggu
b) Titik Duduk
c) Assembly Point
d) Titik Sasaran

3. Arti palang pada logo K3?


a) Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani
b) Bebas berbicara
c) Selamat, Sehat dan Sejahtera
d) Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja

4. Hirarki pengendalian Risiko yang paling tidak efektif?


a) Administrasi
b) Eliminasi
c) Perancangan
d) APD

5. Sebutkan 3 Ijin Kerja yang kamu ketahui:





Copyright-Ferry R

SEJARAH & PERKEMBANGAN K3


Sejarah Perkembangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia.

Berawal dari ditemukannya mesin uap yang membantu manusia dalam menyelesaikan
pekerjaan yang sulit.
Usaha K3 di Indonesia dimulai tahun 1847 ketika mulai dipakainya mesin uap oleh Belanda di
berbagai industri khususnya industri gula. Tanggal 28 Februari 1852, Pemerintah Hindia
Belanda mengeluarkan Staatsblad No. 20 yang mengatur mengenai keselamatan dalam
pemakaian pesawat uap yang pengawasannya diserahkan kepada lembaga Dienst Van Het
Stoomwezen. Penggunaan mesin semakin meningkat dengan berkembangnya teknologi dan
perkembangan industri.

Pada tahun 1905 dengan Stbl No. 521 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
perundangan keselamatan kerja yang dikenal dengan Veiligheid Regelement disingkat VR
yang kemudian disempurnakan pada tahun 1930 sehingga terkenal dengan stbl 406 tahun
1930 yang menjadi landasan penerapan K3 di Indonesia. Perlindungan tenaga kerja di
bidang keselamatan kerja di Indonesia juga telah mengarungi perjalanan sejarah yang
panjang, telah dimulai lebih dari satu abad yang lalu. Usaha penanganan keselamatan kerja
di Indonesia dimulai sejalan dengan pemakaian mesin uap untuk keperluan Pemerintah
Hindia Belanda yang semula pengawasannya ditujukan untuk mencegah kebakaran.
Copyright-Ferry R

SEJARAH & PERKEMBANGAN K3


Pada mulanya pengaturan mengenai pesawat uap belum ditujukan untuk memberi
perlindungan kepada tenaga kerja, karena hal itu bukan merupakan sesuatu yang penting
bagi masyarakat Belanda. Baru pada tahun 1852 untuk melindungi tenaga kerja di
perusahaan yang memakai pesawat uap, ditetapkan peraturan perundang-undangan tentang
pesawat uap, Reglement Omtrent Veiligheids Maatregelen bij het Aanvoeden van Stoom
Werktuigen in Nederlands Indie (Stbl No. 20), yang mengatur tentang pelaksanaan
keselamatan pemakaian pesawat uap dan perlindungan pekerja yang melayani pesawat uap.
Upaya peningkatan perlindungan dimaksud telah dilakukan dan terus ditingkatkan dari waktu
ke waktu, sejalan dengan semakin banyaknya dipergunakan mesin, alat pesawat baru, bahan
produksi yang diolah dan dipergunakan yang terus berkembang dan berubah.

Di akhir abad ke-19 penggunaan tenaga listrik telah dimulai pada beberapa pabrik. Sebagai
akibat penggunaan tenaga listrik tersebut banyak terjadi kecelakaan oleh karenanya maka
pada tahun 1890 ditetapkan peraturan perundangan di bidang kelistrikan yaitu Bepalingen
Omtrent de Aanlog om het Gebruik van Geleidingen voor Electriciteits Verlichting en het
Overbrengen van Kracht door Middel van Electriciteits in Nederlands Indie.
Pada awal abad ke-20, sejalan dengan perkembangan di Eropa, Pemerintah Hindia Belanda
kemudian mengadakan berbagai langkah perlindungan tenaga kerja dengan menerbitkan
Veilegheids Reglement (Undang-undang Keselamatan) yang ditetapkan pada tahun 1905
Stbl. No. 251, yang kemudian diperbaharui pada tahun 1910 (Stbl. No. 406).
Copyright-Ferry R

SEJARAH & PERKEMBANGAN K3


Undang-Undang yang terakhir ini, telah berlaku dalam waktu yang sangat lama,
lebih dari 60 tahun, sampai kemudian dicabut oleh Undang-Undang No. 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja. Selain itu, untuk mengawasi berbagai hal
khusus, telah pula diterbitkan 12 peraturan khusus Direktur Pekerjaan Umum No.
119966/Stw Tahun 1910, yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Stbl. No.
406 Tahun 1910. Setelah itu, Pada tahun 1926 dilakukan perubahan atas
beberapa pasal dari Burgerlijke Wetbook oud (KUH Perdata Lama) ke dalam KUH
Perdata Baru, ketika dalam ketentuan baru dimaksud, perlindungan terhadap
tenaga kerja dimuat dalam Buku III Titel tujuh A. Isinya mengatur tentang
kewajiban pengusaha untuk melindungi pekerjanya.

Dengan demikian, penyelenggara (perusahaan atau pengusaha) menerapkan


aturan maupun SOP Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang berlaku,
memberi petunjuk dalam hal ini Training atau Pelatihan K3 dasar bagi pekerja,
dan menciptakan tempat maupun area kerja yang aman serta nyaman bagi
pekerja guna terciptanya produktivitas pekerja yang meningkat serta
meminimalisir kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Copyright-Ferry R

SEJARAH & PERKEMBANGAN K3


Setelah Berlaku dan ditetapkannya Undang - Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja :

• Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional;

• Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya;

• Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan effisien;

• Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya untuk membina norma-
norma perlindungan kerja;

• Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang yang


memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi;
Copyright-Ferry R

SEJARAH & PERKEMBANGAN K3


Pada Bab V Pembinaan (Pasal 9)
(1) Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang:
• Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya;
• Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya;
• Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
• Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.

(2) Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin
bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut di atas.

(3) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang
berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan
kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian
pertolongan pertama pada kecelakaan.

(4) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankannya.
Copyright-Ferry R

STRUKTUR UU NO. 1 TAHUN 1970

11 BAB & 18 PASAL


Copyright-Ferry R

UU/PP YANG MENGATUR K3

UU No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja

Permenaker No. 2/1992 tentang Ahli K3

Permenaker No. 4/1995 tentang PJK3

Permenaker No. 4/1987 tentang P2K3


Copyright-Ferry R

ARTI & LOGO K3


Copyright-Ferry R

DEFINISI K3

“ SEMUA ILMU DAN PENERAPANNYA


UNTUK MENCEGAH TERJADINYA
KECELAKAAN KERJA, PENYAKIT
AKIBAT KERJA (PAK), KEBAKARAN,
PELEDAKAN DAN PENCEMARAN
LINGKUNGAN ”.
Copyright-Ferry R

HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO-BAHAYA


Copyright-Ferry R

BAHAYA & RISIKO


PERBEDAAN ANTARA BAHAYA & RISIKO

BAHAYA

“SEGALA SESUATU YANG BERPOTENSI UNTUK MENYEBABKAN CIDERA


ATAU KERUSAKAN”.

TIDAK AKAN TERJADI APABILA TIDAK ADA KONTAK LANGSUNG.

RISIKO

“KEMUNGKINAN KECELAKAAN YANG DAPAT TERJADI KARENA SUATU


BAHAYA”

BISA DIKATAKAN JUGA BAHWA RISIKO ADALAH PEMAPARAN TERHADAP


BAHAYA.
Copyright-Ferry R

BAHAYA & RISIKO


PEKERJAAN / KEGIATAN BAHAYA RISIKO

1. MENGEPEL LANTAI LANTAI LICIN TERPELESET


2. BEKERJA DI KETINGGIAN PERBEDAAN ELEVASI TERJATUH
3. ANGKAT BARANG MANUAL PRAKTEK ANGKAT SALAH SAKIT PUNGGUNG
4. MENANGANI BAHAN KIMIA BAHAN KIMIA TERKENA BAHAN KIMIA

Cari apa bahaya


dan risikonya?
Copyright-Ferry R

IDENTIFIKASI BAHAYA
Copyright-Ferry R

KLASIFIKASI FAKTOR BAHAYA


Copyright-Ferry R

BAHAYA KEBISINGAN
Bahaya yang disebabkan akibat paparan dari kebisingan
yang terdengar langsung ke telinga.

Paparan bising intensitas tinggi secara berulang dapat


menimbulkan kerusakan sel – sel rambut organ korti di
telinga bagian dalam

Kebisingan di tempat kerja dapat menyebabkan gangguan


pendengaran yang bersifat sementara atau permanen.
Copyright-Ferry R

BAHAYA LISTRIK
Listrik dapat menimbulkan bahaya berupa hubungan
pendek, kebakaran dan sengatan listrik. Sumber bahaya
listrik yang paling utama adalah penghantar listrik yang
umum dipakai pada rumah dan industri. Bahaya listrik
dapat disebabkan oleh kondisi isolasi dan penyambungan
penghantar listrik yang buruk.

TUJUAN IMPLEMENTASI K3 DI BIDANG LISTRIK:


Melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan
orang lain yang berada di dalam lingkungan tempat kerja.

Menciptakan instalasi listrik yang aman, handal dan


memberikan keselamatan bangunan beserta isinya.

Menciptakan tempat kerja yang selamat dan sehat untuk


mendorong produktivitas.
Copyright-Ferry R

IZIN KERJA (PERMIT TO WORK)


Sebuah dokumen atau izin tertulis yang digunakan untuk mengontrol jenis
pekerjaan tertentu yang berpotensi membahayakan pekerja. Izin kerja
diperlukan untuk mengidentifikasi pekerjaan yang akan dilakukan, potensi
bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan, dan
tindakan pencegahan atau pengendaliannya.

Izin kerja juga biasanya dilengkapi dengan dokumen pendukung


seperti job safety analysis (JSA) dan tool box checklist. Contoh pekerjaan
yang membutuhkan izin kerja adalah pekerjaan yang mengharuskan
pekerjanya masuk dan bekerja di ruang terbatas, kegiatan memperbaiki,
memelihara atau memeriksa instalasi listrik, dan pengoperasian alat
berat.
Copyright-Ferry R

MACAM IZIN KERJA (PERMIT TO WORK)


1. IZIN KERJA PEKERJAAN PANAS (HOT WORK PERMIT)
2. IZIN KERJA PEKERJAAN DINGIN (COLD WORK
PERMIT)
3. IZIN KERJA MEMASUKI RUANGAN TERBATAS
(CONFINED SPACE ENTRY PERMIT)
4. IZIN KERJA PEKERJAAN LISTRIK (ELECTRICAL WORK
PERMIT)
5. IZIN KERJA PEKERJAAN DI KETINGGIAN (WORKING
AT HEIGHT PERMIT)
6. IZIN KERJA PEKERJAAN PENGGALIAN (EXCAVATION
WORK PERMIT)
7. IZIN KERJA PEKERJAAN RADIOGRAFI
(RADIOGRAPHY WORK PERMIT)
Copyright-Ferry R

MACAM IZIN KERJA (PERMIT TO WORK)

Validasi izin kerja oleh Contoh: Izin Kerja


Pelaksana & Pengawas
Copyright-Ferry R

WEWENANG MENGHENTIKAN PEKERJAAN


1. UNSAFE ACTION & UNSAFE CONDITION
2. UNFIT CONDITION
3. NO TOOL BOX MEETING/BRIEFING
4. NO INSPECTION TAG/COLOR CODE
Copyright-Ferry R

TUGAS PETUGAS AHLI K3 UMUM


1. ADVISOR PERUSAHAAN
2. MEMASTIKAN LINGKUNGAN KERJA SESUAI STANDAR K3
3. MENGINSPEKSI PERALATAN KESELAMATAN SECARA BERKALA
4. MEMASTIKAN PEMENUHAN K3 PERUSAHAAN
5. MELAKUKAN EVALUASI RISIKO DI TEMPAT KERJA
6. MEMBUAT REKOMENDASI UNTUK MENGURANGI RISIKO
7. MEMBERI PELATIHAN DAN PENDIDIKAN K3.

Adalah seseorang yang memiliki


pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi dalam bidang
keselamatan dan kesehatan kerja
(K3).
Copyright-Ferry R

TOOL BOX MEETING (TBM)


TBM bisa disebut juga dengan Safety Talks atau Wejangan
Keselamatan Kerja.

Tujuan TBM adalah untuk pencegahan terhadap


kecelakaan kerja, dengan kegiatan ini pekerja akan lebih
paham, mengerti dan peduli terhadap norma-norma K3
selama melakukan kegiatan atau proses produksi.
Copyright-Ferry R

INSPEKSI K3
Merupakan upaya untuk memeriksa atau mendeteksi
semua faktor mulai dari peralatan, proses kerja, material,
area kerja, hingga prosedur yang berpotensi menimbulkan
cedera atau penyakit akibat kerja (PAK). Hal ini dilakukan
agar kecelakaan kerja atau kerugian dapat diminimalkan.
Copyright-Ferry R

PATROLI KESELAMATAN
Safety Patrol menjadi salah satu upaya dalam
mengendalikan keselamatan serta kesehatan kerja. Safety
Patrol atau inspeksi adalah pekerjaan pengawasan yang
bermaksud untuk mendukung terlaksananya suatu sistem
manajemen k3 itu sendiri.
Copyright-Ferry R

SAFETY INDUCTION
Sebuah penjelasan dan pengarahan tentang K3 yang
berkaitan dengan potensi bahaya, pengendalian bahaya,
alat pelindung diri (APD) yang diwajibkan, tanggap darurat,
dan tata cara penyelamatan pada suatu pertemuan.
Copyright-Ferry R

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


Adalah peralatan keselamatan yang harus digunakan oleh
personil apabila berada pada suatu tempat kerja yang
berbahaya.

Syarat-syaratnya:

1. Kuat (Berstandar)
2. Ringan
3. Tahan untuk pemakaian yang lama
4. Tidak membatasai gerakan
5. Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi
pemakainya
6. Bentuknya harus cukup menarik
7. Harus dapat dipakai secara fleksibel
Copyright-Ferry R

PROTEKSI JATUH
“Alat yang digunakan sebagai pelindung/penahan dari
kemungkinan terjadinya potensi jatuh dari ketinggian”.

AKTIF : Full Body Harness, Lifeline, Retractable (Yoyo)


PASIF : Handrails, Guardrails, Safety Net
Copyright-Ferry R

APD PENGELASAN
Copyright-Ferry R

APD PENGGERINDAAN
•SAFETY HELMET
•FACESHIELD
•EAR MUFF/PLUG
•MASK
•HAND GLOVES
Copyright-Ferry R

SEGITIGA API
Copyright-Ferry R

ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)


Adalah sebuah alat pemadam kebakaran portable yang berisi bahan kimia
atau gas yang digunakan untuk memadamkan api skala kecil. Alat ini juga
berisikan tekanan tinggi yang berfungsi untuk membantu mengeluarkan
media menuju titik api.

Fungsi utama APAR adalah untuk memadamkan api pada kebakaran awal
sebelum api semakin membesar dan sulit dikendalikan. Selain itu,
pemadam api portable ini juga dirancang untuk memadamkan api pada
jenis kebakaran tertentu yang berlaku di Indonesia.

KELAS KEBAKARAN:
Copyright-Ferry R

JENIS-JENIS APAR
1. SERBUK POWDER
Adalah APAR jenis yang menggunakan serbuk kimia sebagai media
pemadam api. Serbuk yang biasa digunakan yaitu, ABC (ammonium
phosphate) atau bubuk BC (sodium bicarbonate).

2. FOAM (BUSA)
Adalah APAR jenis busa cair, terdiri dari campuran air dan senyawa
kimia yang menghasilkan busa berlapis-lapis. Sehingga dapat
menutupi benda yang terbakar dan mencegah api untuk terus
menyebar.

3. CARBON DIOXIDE (CO2)


Adalah jenis APAR menggunakan gas karbon dioksida (CO2) sebagai
media pemadamnya.
Copyright-Ferry R

BAGIAN APAR
Copyright-Ferry R

CARA PENGGUNAAN APAR


Copyright-Ferry R

SITUASI DARURAT
Situasi yang lain dari situasi normal yang mempunyai
Kecenderungan atau potensi membahayakan, baik bagi
keselamatan manusia, harta benda maupun lingkungan.

ALARM berbunyi/diaktifkan oleh tim sekuriti

1. JANGAN PANIK
2. Berjalan menuju ke Assembly Point
3. Berkumpul di Assembly Point dan perhatikan instruksi
4. HSE, ERT & Security Team akan melakukan penanganan situasi darurat
4. Jika situasi telah normal kembali akan diberitahukan untuk kembali ke
area kerja masing-masing.
Copyright-Ferry R

MANUAL HANDLING
Adalah aktivitas seseorang atau kelompok untuk memindahkan
suatu benda secara manual atau dengan menggunakan alat
bantu. Aktivitas yang termasuk manual handling mencakup,
aktivitas mengangkat, menarik, mendorong, meluncurkan,
menggelindingkan, menumpuk, membawa, dan menahan.
Termasuk juga aktivitas yang membutuhkan gerakan berulang-
ulang seperti mengemas barang, mengetik, kegiatan perakitan,
pembersihan, dan penyortiran, baik menggunakan perkakas
manual atau mesin.

Manual handling berisiko mengakibatkan cidera sebagai


berikut:
Radang otot dan keseleo
Gangguan sendi dan tulang pada tangan, bahu, tulang
belakang, dan kaki
Cedera otot sekitar leher dan kepala
Cedera pada jaringan lunak seperti saraf, ligamen, dan tendon
Hernia abdominalis
Sakit kronis
Copyright-Ferry R

MANUAL HANDLING
Copyright-Ferry R

MANUAL HANDLING

Garis Kekuatan (Line of Strength)


Safe Working Zone
Smart Grip
Berjalan Menyamping (Side Stepping)
Kepala Tetap Tegak (Keep the Head Up When Handling)
Jaga Tulang Belakang Tetap Tegak (spinal alignment)
Copyright-Ferry R

KESELAMATAN BERKENDARA
1. JAGA JARAK AMAN (3 detik)
2. GUNAKAN SAFETY BELT
3. PERHATIKAN BATAS KECEPATAN
4. PATUHI ATURAN LALU LINTAS
5. “NEVER DRINK AND DRIVE”
6. “TIME MANAGEMENT”

JANGAN LUPA UNTUK SELALU MENGECEK


KONDISI KENDARAAN DAN SELALU MEMBAWA
DOKUMEN KENDARAAN (SIM & STNK)
SAAT BERKENDARA
Copyright-Ferry R

KESELAMATAN BERKENDARA

JARAK AMAN NAIK


SEPEDA MOTOR

JADILAH
PELOPOR
KESELAMATAN
LALU LINTAS
Copyright-Ferry R

MENGENAL B3
Bahan Berbahaya Beracun adalah zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

UU-RI No. 32 Tahun 2009


tentang
“Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”.
Copyright-Ferry R

SIMBOL B3
Copyright-Ferry R

CARA AMAN MENANGANI B3


1. TEMPATKAN TERPISAH DI RUANGAN KHUSUS DAN
TERKUNCI
2. DISEDIAKAN SECONDARY CONTAINMENT
3. DISEDIAKAN OIL SPILL KIT
4. DISEDIAKAN FASILITAS EYE WASH/SHOWER AIR
5. DISEDIAKAN ALAT PEMADAM API RINGAN
6. DISEDIAKAN MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) /
LEMBAR DATA KESELAMATAN BARANG (LDKB)
7. MATERIAL TERSIMPAN DIBERI SIMBOL B3
Copyright-Ferry R

BUDAYAKAN 5-R
Copyright-Ferry R

KEBIJAKAN K3
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
PER.05/MEN/1996 disebutkan bahwa, kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu
pernyataan tertulis yang dibuat melalui proses konsultasi
antara pengurus dan wakil tenaga kerja yang memuat
keseluruhan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad
melaksanakan K3, kerangka dan program kerja
perusahaan yang bersifat umum dan operasional.

Merupakan komitmen pimpinan suatu organisasi


perusahaan untuk menjamin. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja seluruh personil di bawah kendalinya.

Kebijakan untuk mencegah cedera dan gangguan


kesehatan dalam hubungan kerja kepada pekerja.
Copyright-Ferry R

SISTEM MANAJEMEN K3
Adalah sistem manajemen yang terintergrasi untuk
menjalankan dan mengembangkan kebijakan K3 yang telah
ditetapkan perusahaan serta menanggulangi resiko bahaya
yang mungkin terjadi di perusahaan.

Tujuan penerapan SMK3


1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur,
dan terintegrasi;
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh; serta
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan
efisien untuk mendorong produktivitas.
Copyright-Ferry R

SMK3
Manfaat penerapan SMK3 1. Melindungi Pekerja 2. Patuh
Terhadap Peraturan dan Undang-Undang 3. Meningkatkan
Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan 4. Membuat Sistem
Manajemen yang Efektif

Kewajiban penerapan SMK3


1. Perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh paling
sedikit 100 (seratus) orang; atau
2. Perusahaan yang mempunyai tingkat potensi bahaya
tinggi. (Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya
tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan).
3. Penerapan SMK3 memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan serta konvensi atau standar
internasional

Anda mungkin juga menyukai