Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME

SEJARAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN KERJA

Nama : Ulfa Avita


NIM : 200114055
Prodi : S1 Keperawatan tingkat 2

STIKes Abdi Nusantara Jakarta

Tahun Akademik 2021/2022


A. Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3)

Sejarah keselamatan kerja di Negara Indonesia (k3) di mulai setelah Belanda hadir ke
Indonesia pada era ke-17. Saat itu, permasalahan keselamatan kerja di lokasi Indonesia mulai
terasa untuk melindungi modal yang ditanam untuk industri. Saat jumlah ketel uap yang dipakai
industri Indonesia sekitar 120 ketel uap, hingga munculah undang-undang tentang kerja ketel uap
di tahun 1853.

Pada tahun 1898, jumlah ketel uap yang dipakai industri kerja makin bertambah jadi 2.277
ketel uap. Tahun 1890 lalu dikeluarkan ketentuan mengenai pemasangan serta penggunaan
jaringan listrik di lokasi Indonesia. Menyusul pada tahun 1907, dikeluarkan ketentuan mengenai
pengangkutan obat, senjata, petasan, peluru serta beberapa bahan yang bisa meledak serta
berdampak pada keselamatan kerja.

Veiligheids Reglement serta pengaturan khusus menjadi pelengkap ketentuan pengerjaannya


dikeluarkan pada tahun 1905. Lalu direvisi pada tahun 1910 di mana pengawasan undang-
undang kerja dikerjakan oleh Veiligheids Toezich. Sedang pada tahun 1912 muncul pelarang
pada pemakaian fosfor putih.

Undang-undang pengawasan kerja yang berisi kesehatan serta keselamatan kerja atau K3


dikeluarkan tahun 1916. Pada tahun 1927 lahir undang-undang masalah serta di tahun 1930
pemerintah Hindia Belanda membuat revisi undang-undang ketel uap.Riwayat keselamatan kerja
di Negara Indonesia (k3) di mulai setelah Belanda hadir ke Indonesia pada era ke-17.

Saat terjadi perang dunia ke II, sedikit catatan riwayat tentang keselamatan dan kesehatan
industri kerja, karena waktu itu masih dalam situasi perang hingga banyak industri yang berhenti
beroprasi. Semenjak zaman kemerdekaan, riwayat keselamatan kerja berkembang sama dengan
dinamika bangsa Indonesia. Beberapa waktu setelah Proklamasi, undang-undang kerja serta
undang-undang kecelakaan (khususnya tersangkut permasalahan kompensasi) mulai dibuat. Di
tahun 1957 didirikanlah Instansi Kesehatan serta Keselamatan Kerja.

Sedang di tahun 1970, undang-undang no I mengenai keselamatan kerja dibuat. Undang-


undang ini sendiri dibuat jadi alternatif Veiligheids Reglement tahun 1920. Sejarah selanjutnya
pada tahun 1969, berdirilah ikatan Higiene Perusahaan, Kesehatan serta keselamatan kerja, serta
di tahun 1969 dibuat laboratorium keselamatan kerja.

Di tahun 1957, diselenggarakan seminar nasional Higiene Perusahaan serta Keselamatan


Kerja K3 dengan topik penerapan Keselamatan Kerja Untuk Pembangunan. Persisnya di bulan
Februari 1990, Fakultas Kedokteran Unissula yang bekerja bersama dengan Rumah Sakit Sultan
Agung Semarang mengadakan symposium gangguan pendengaran karena kerja yang di buka
oleh Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia yang saat itu dijabat oleh Cosmas Batubara.
Untuk memudahkan pemahaman sejarah keselamatan dan kesehatan kerja maka akan dibagi
menjadi 4 era yaitu:
1. Era revolusi industri (abad XVIII)
Pada era ini hal-hal yang turut mempengaruhi perkembanganK3 adalah penggantian tenaga
hewan dengan mesin-mesin seperti mesin uap yang baru ditemukan sebagai sumber energi.
a. Penggunaan mesin-mesin yang menggantikan tenaga manusia
b. Pengenalan metode-metode baru dalam pengolahan bahan baku (khususnya bidang industri
kimia dan logam).
c. Pengorganisasian pekerjaan dalam cakupan yang lebih besar berkembangnya industri yang
ditopang oleh penggunaan mesin-mesin baru.
d. Perkembangan teknologi ini menyebabkan mulai muncul penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan pemajanan karbon dari bahan-bahan sisa pembakaran.

2. Era industrialisasi
Sejak era revolusi industri di atas sampai dengan pertengahan abad 20, penggunaan teknologi
semakin berkembang sehingga K3 juga mengikuti perkembangan ini. Perkembangan K3
mengikuti penggunaan teknologi (APD, safety device, interlock, dan alat-alat pengaman)

3. Era Manajemen
Perkembangan era manajemen modern dimulai sejak tahun 1950-an hingga sekarang.
Perkembangan ini dimulai dengan teori Heinrich (1941) yang meneliti penyebab-penyebab
kecelakaan bahwa umumnya (85%) terjadi karena faktor manusia (unsafe act) dan faktor kondisi
kerja yang tidak aman (unsafe condition).Pada era ini berkembang sistem otomasi pada
pekerjaan untuk mengatasi masalah sulitnya melakukan perbaikan terhadap faktor manusia.
Namun sistem otomasi menimbulkan masalah-masalah manusiawi
yang akhirnya berdampak pada kelancaran pekerjaan karena adanya blok-blok pekerjaan dan
tidak terintegrasinya masing-masing unit pekerjaan. Sejalan dengan itu Frank Bird dari
International Loss Control Institute (ILCI) pada tahun 1972 mengemukakan teori Loss
Causation Model yang menyatakan bahwa faktor manajemen merupakan latar belakang
penyebab terjadinya kecelakaan.

Berdasarkan perkembangan tersebut serta adanya kasus kecelakaan di Bhopal tahun


1984, akhirnya pada akhir abad 20 berkembanglah suatu konsep keterpaduan sistem manajemen
K3 yang berorientasi pada koordinasi dan efisiensi penggunaan sumber daya. Keterpaduan
semua unit-unit kerja seperti safety, health dan masalah lingkungan dalam suatu sistem
manajemen juga menuntut adanya kualitas yang terjamin baik dari aspek input proses dan
output. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya standar-standar internasional seperti ISO 9000,
ISO 14000 dan ISO 18000.
Terbitnya buku Silent Spring oleh Rachel Carson (1965),masyarakat global menuntut jaminan
keselamatan sebagai berikut:
 Safe Air to Breath
 Safe Water to Drink
 Safe Food to Eat
 Safe Place to Live
 Safe Product to Use
 Safe & Healthful Work Place

4. Era Mendatang
Perkembangan K3 pada masa yang akan datang tidak hanya difokuskan pada permasalahan K3
yang ada sebatas di lingkungan industri dan pekerja. Perkembangan K3 mulai menyentuh aspek
aspek yang sifatnya publik atau untuk masyarakat luas. Penerapan aspek-aspek K3 mulai
menyentuh segala sektor aktifitas kehidupan dan lebih bertujuan untuk menjaga harkat dan
martabat manusia serta penerapan hak asasi manusia demi terwujudnya kualitas hidup yang
tinggi. Upaya ini tentu saja lebih bayak berorientasi kepada aspek perilaku manusia yang
merupakan perwujudan aspek-aspek K3.

A. Peraturan perundang-undangan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja

 Peraturan perundang-undangan K3 merupakan salah satu usaha dalam pencegahan


kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan
kerja yang penerapannya menurut jenis dan sifat pekerjaan serta kondisi lingkungan kerja.
 UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970

Landasan hukum peraturan perundang-undangan K3:


 UUD 1945 pasal 27 ayat 2
“Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”
 UU RI No 14 Tahun 1969
Tentang pokok-pokok ketenagakerjaan, dalam undang-undang ini mengatur tentang
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. (pasal 9, 10, 86, 87)
 UU No. 1 Tahun 1970
Merupakan induk dari peraturan perundang-undangan K3.

Peraturan & perundangan yang terkait:


 UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
 UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
 UU No. 23 Tahun 1993 tentang pokok kesehatan
 UU No. 3 Tahun 1992 tentang asuransi kesehatan
 PP No. 32 Tahun 1996 tentang kesehatan
 KEPPRES No. 22 Tahun 1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja
 KEPPERS No. 7 Tahun 1999 tentang wajib akibat hubungan kerja
 KEPMENAKER 2 Tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan
 KEPMENAKER 51 Tahun 1999 tentang ambang batas faktor fisik
 KEPMENAKES 101075/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN SIM
KESEHATAN KERJA
 KEPMENAKES 1457/MENKES/SK/X/2003 TENTANG STANDAR PELAYANAN
MINIMAL BIDANG KESEHATAN
 KEPMENKES 1758/MENKES/SK/XII/2003 TENTANG STANDAR PELAYANAN
KESEHATAN DASAR
 KEPMENKES 128/MENKES/SK/II/2004 KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS
 KEPMENKES 130/MENKES/SK/II/2004/ TENTANG SISTEM KESEHATAN
NASIONAL
 PEMENAKERTRANS 04/1987 P2K3

UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA


 Mengatur keselamatn kerja disegala tempat kerja baik itu darat, laut, dan udara dalam
wilayah NKRI.
 Bertujuan untung mengurangi kecelakaan, mengurangi adanya bahaya peledakan,
memaksa peningkatan kemampuan pekerja dalam memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan dan pemberian alat-alat pelindung kepada pekerja terutama untuk pekerjaan
yang memiliki resiko tinggi serta membantu terciptanya linkungan kerja yang kondusif
seperti penerangan tempat kerja, kebersihan, sirkulasi udara serta hubungan yang serasi
antara pekerja, lingkungan kerja, peralatan dan proses kerja.
 Berisi petunjuk teknis mengenai apa yang harus dilakukan oleh dan kepada pekerja untuk
menjamin keselamatan pekerja itu sendiri, keselamatan umum dan produk yang
dihasilkan karena begitu banyak proses yang dilakukan dengan memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan perubahan resiko
pekerjaan yang dihadapi pekerja ditempat kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/presentation/362816417/3-Ruang-Lingkup-Dan-Kebijakan-k3-Dalam-
Keperawatan

https://www.safetyshoe.com/sejarah-k3-di-indonesia/

https://www.safetyshoe.com/undang-undang-yang-mengatur-mengenai-k3-keselamatan-kerja-
adalah/

Anda mungkin juga menyukai