Anda di halaman 1dari 21

Konsep Dasar Keselamatan Kerja

A. Sejarah konsep dasar keselamatan kerja


Konsep dasar keselamatan kerja mulai diperkenalkan atau mulai diterbitkan oleh salah
satu negara adi kuasa di dunia yakni negara amerika serikat tepatnya di tahun 1911
amerika membentuk suatu badan yang akan memberikan saran , kebijakan dan
memberikan pertimbangan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja yang dikenal
sebagai National Safety Council atau dewan keselamatan nasional pembentukan
badan ini dimulai dari peristiwa revolusi industri ditahun 1800 yang melanda amerika
serikat yang diikutinya beberapa kebijakan yakni :
1. Penggantian tenaga hewan dengan mesin-mesin uap yang baru ditemukan sebagai
sumber energi
2. Penggantian mesin-mesin yang menggantikan tenaga manusia
3. Pengenalan metode baru dalam pengolahan bahan baku (khusus industri kimia dan
logam)
4. Pengorganisasian pekerjaan dalam cakupan jauh yang lebih besar berkembangnya
industri yang ditopang oleh penggunaan mesin-mesin baru
5. Perkembangan teknologi ini mulai muncul penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan pemajanan karbon dari bahan-bahan sisa pembakaran
Disamping adanya kebijakan tersebut amerika serikat mengalami penekanan
pengurangan biaya dan tenaga kerja menjadi makin banyak dengan buruh imigran dan
buruh anak-anak tetapi undang-undang pada saat itu malah menguntungkan para
pengusaha dan manajer dan tidak ada kompensasi untuk cidera dan penyakit serta
tidak SOP yang mengatur keselamatan dan kesehatan buruh,dalam berbagai kasus
buruh yang ingin meminta kompensasi malah ditolak dengan alasan bahwa pengusaha
atau manajer menyatakan bawasannya kecelakaan disebabkan oleh pekerja yang lalai
penderitaan yang dialami pekerja terus berlangsung sampai pada abab 20 keselamatan
kerja para buruh mulai diperhatikan dimulai dari tahun 1908 Theodore Rooselvelt
mengatakan “jumlah kecelakaan menyebabkan kematian pekerja” hal ini diikuti
penetapan persyaratan workers competations secara federal diikuti seluruh negara
bagian saat yang sama juga ditetapkanya standar-standar tentang keselamatan pekerja
peristiwa yang turut membantu usaha-usaha untuk menyelamatkan pekerja dari resiko
cidera kerja adalah peristiwa terbakarnya pabrik Triangle Shirtwaist yang menelan
banyak pekerja yaitu 146 pekerja dari peristiwa ini dibentuk National Safety Council
Sejarah k3 di indonesia dimulai dari negara kita sudah merdeka yakni tahun 1957
departemen perburuhan (sekarang dikenal sebagai departemen tenaga kerja dan
transmigrasi) mendirikan lembaga kesehatan dan keselamatan buruh,di tahun 1966
mulai didirikan lembaga higine dan kesehatan perusahaan dan lambat laun muncul
oraganisasi higine dan kesehatan dengan nama-nama yang berbeda Pertama pada
tahun 1969 lembaga higine perusahaan dan kesehatan kerja berubah menjadi lembaga
nasional higine perusahaan dan kesehatan kerja
1. Pada tahun 1978 berubah menjadi pusat bina higine perusahan,kesehatan dan
keselamatan kerja
2. Di tahun 1983 berubah menjadi pusat higine perusahan dan kesehatan kerja
3. Di tahun 1988 menjadi pusat pelayanan ergonomi,higine perusahaan,kesehatan
dan keselamatan kerja
4. Tahun 1993 berubah lagi menjadi pesat higine perusahaan dan
kesehatan,keselamatan kerja
5. Pada tahun 1998 menjadi pusat hiperkes dan keselamatan kerja
6. Di tahun 2001 nama itu juga berganti menjadi pusat pengembangan kerja dan
hiperkes
7. Dan di akhir tahun 2005 pusat keselamata kerja dan hiperkes
Tidak hanya badan organisasi hiperkes saja yang dibentuk tetapi berbagai kegiatan
seperti seminar,konvensi,lokalkarya , bimbingan terapan teknologi hiperkes dan
keselamatan kerja turut membantu dalam pelaksanaan dan pengupayaan keselamatan
dan kesehatan para pekerja industri disamping adanya pelatihan dan kursus yang
dilakukan secara terus-menerus tetapi juga dilakukannya pendidikan formal yang
diterapkan agar para pekerja lebih terdidik dan terlatih saat terjun di dunia industri
dan yang paling utama adalah dapat meminimalisir angka kecelakaan kerja, dari segi
perundang-undangan indonesia telah membuat peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan keselamatan,kesehatan kerja yakni undang-undang no1tahun 1970
Sebenarnya peraturan perundang yang mengatur ketenagakerjaan sudah ada
diindonesia sejak zaman belanda pada tahun 1910 yang di beri nama  VR 1910 atau
disebut Veiligheids Reglement 1910, dari tahun ketahun kemajuan teknik dan
teknologi diindonesia berkembang pesat karena perpu Veiligheids Reglement 1910
dinilai tidak sesuai dengan perkembangan teknik diera tersebut dan sifat uu tersebut
represif, maka perpu Veiligheids Reglement 1910 diganti dengan peratutan
perundang-undangan no 1 tahun1970, pencetusan perpu ini dalam pembentuknnya
memiliki hal-hal yang mendasar atau yang melarbekangi sebagai berikut:

1. Veiligheids Reglament 1910 ( VR 1910) yang merupakan perpu lama sudah tidak
sesuai lagi karena dinilai tidak sesuai dengan perkembangan teknik dan teknologi
ketenagakerjaan dan sifat nya represif tidak sesuai diera kemerdekaan
2. Setiap tenaga kerja perlu dijamin keselamatannya dan berhak mendapatkan
perlindungan serta keselamatan agar kualitas produksi,produktifitas pekerja
meningkat
3. Semua sumber produksi baik alat yang digunakan dalam mengelola serta bahan
dipakai harus aman dan efisien serta yang paling penting sesuai dengan standart
operasional
Dalam pembentukan perpu no 1 tahun 1970 juga ada beberapa tujuan yaitu:
1. Semua pekerja yang berada di industri atau pabrik mendapatkan keselamatan dan
perlindungan
2. Keselamatan dan kesehatan para pekerja akan terjamin
3. Dapat mencegah atau meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja
4. Yang paling penting kesejahteraan pekerja bisa didapat sehingga produksi dan
produktifitas terus meningkat
Setelah dirubahnya perpu tentang ketenagakerjaan terdapat perubahan didalam perpu
No.1 tahun 1970 dengan perpu Veiligheids Reglament 1910
1. Ruang lingkup yang lebih luas maksudnya semua pekerja berhak atas keselamatan
dan kesehatan kerja terhadap segala aspek,aspek yang maksudkan disini adalah
tempat kerja baik itu didarat,laut maupun udara yang berada di wilayah NKRI dan
peralatan,perlengkapan yang digunakan (transportasi,mesin,dan bahan baku
produksi) serta semua jenis pekerjaan dan resiko yang ditimbukan dari pekerjaan
tersebut.

2. Perubahan pengawasan dari represif menjadi preventif artinya keselamatan dan


kesehatan pekerja dapat dijamin oleh pemerintah karena dalam penyusunan
peraturan perudang-undangan No.1 tahun 1970 disusun secara terencana dan
mengedepankan kepentingan umum sehingga mencegah hal-hal yang
menyimpang terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja.
3. Perumusan teknis lebih jelas,dimana dalam perpu No.1 tahun 1970 semua sudah
diatur terkait keselamatan dan kesehatan kerja mulai ruanglingkup,syarat-syarat
keselamatan kerja,tugas pengawas dan ahli keselamatan kerja,hal yang perlu
diperhatikan tenaga kerja baru saat mulai masuk di industri/pabrik sampai
kewajiban dan hak tenaga kerja.

4. Penyesuaian tata usaha sebagaimana yang diperlukan oleh pelaksana pengawas


artinya pada perpu No.1 tahun 1970 telah tercantum semua fungsi,tugas dan
kewajiban pengawas dalam mengawasi pelaksanaan aturan tentang keselamatan
dan kesehatan kerja di setiap industri.

5. Tambahan pengaturan pembinaan keselamatan kerja bagi manajemen dan tenaga


kerja,maksud dari pernyataan tersebut adalah perpu No.1 tahun 1970 mengatur
begaimana manajer industri membina/atau memberikan pengarahan kepada tenaga
kerja terkait dengan aturan k3 di industri dan bagaimana manajer harus memilih
tenaga kerja sesuai perpu k3 No.1 tahun 1970 serta bagi tenaga kerja harus
mematuhi apa yang telah dinyatakan dalam perpu No.1 tahun 1970.

6. Tambahan pengaturan mendirikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan


kerja berguna untuk membina kerja sama antara pengusaha dengan tenaga kerja
terhadap tugas dan kewajiban dibidang keselamatan kerja agar kegiatan usaha di
suatu industri tetap berlangsung.

7. Tambahan pengaturan pemungutan retribusi tahunan.

B. Definisi konsep dasar keselatan kerja


Konsep dasar keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran berupa
gagasan atau ide yang menjadi awal atau dasar terbentuknya aturan –aturan untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan manusia khususnya tenaga kerja agar
perlindungan,pemelihraan dan kesejahteraan tenaga kerja tercapai.Menurut milyandra
suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi bahaya dan resiko keselamatan
dan kesehatan terjadi,maka dari itu pencegahan bahaya dan resiko yang dapat
menyebabkan cidera atau penyakit dapat diatasi dengan penerapan peratutan
perundang –undangan tentang keselamatan dan kesehatan tenaga kerja,menurut perpu
no 1 tahun 1970 adalah upaya dan pemikiran dalam menjamin keutuhan dan
kesempurnaan jasmani dan rohani pada umumnya manusia dan pekerja pada
khususnya serta hasil karya budaya dalam rangka menuju masyarakat adil dan
makmur berdasarkan pancasila.Pengertian konsep dasar keselamatan dan kesehatan
pekerja.Definisi konsep dasar keselamatan kerja dapat didefinisikan dalam 3 aspek
yaitu :
1. Keilmuwan : konsep dasar keselamatan kerja diartikan sebagai ilmu atau
penerapan teknologi guna untuk meminimalisir bahaya,resiko dan penyakit
sebagai akibat kecelakaan kerja dengan menerapkan aturan-aturan K3 di setiap
divisi atau bagian di suatu industri.
2. Hukum : konsep dasar keselamatan kerja suatu kumpulan peraturan perundang-
undangan yang mengatur keselamatan dan kesehatan kerja serta aturan yang
disusun dengan perumusan teknis yang jelas, maka perlindungan keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja dapat ditegakkan dan kesejahteraan para pekerja dapat
terjamin.
3. Ekonomis : aturan dimana penerapannya dapat mengurangi biaya kompensasi
terhadap kecelakaan karena menurunnya angka kecelakaan kerja,bila aturan k3
sudah diterapkan ke setiap divisi di suatu industri tidak hanya angka kecelakaan
kerja yang menurun tetapi secara efektif dapat meningkatkan kualitas
produktivitas pekerja sehingga mutu produk suatu industri terjaga dan pemasukan
perusahan ikut meningkat.
Jadi kita sebagai pengusaha harus menerapkan peraturan keselamatan dan kesehatan
kerja agar terjamin perlindungan tenaga kerja dari bahaya,resiko dan cidera sebagai
akibat terjadinya kecelakaan kerja serta diharapkan terciptanya tempat kerja yang
aman dan nyaman sehingga produktivitas pekerja dan perusahaan meningkat.

C. Teori-teori kecelakaan kerja


Teori- teori kecelakaan kerja merupakan serangkaian pendapat atau definisi oleh
beberapa orang tentang penyebab terjadinya kecelakaan kerja,tentunya teori tersebut
didasarkan pada penelitian dan temuan dilapangan dengan didukung oleh suatu data
Sebelum kita mempelajari teori-teori kecelakaan kerja,kita harus mengerti apa yang
dimaksud kecelakaan kerja dan kerugian apa saja yang dapat berdampak pada kita.
Yang dimaksud kecelakaan kerja adalah suatu peristiwa yang terjadi secara tidak
terduga atau tidak direncanakan yang dapat menyebabkan cidera atau penyakit.
Berikut adalah pengetian kecelakaan kerja menurut beberapa ahli :

1. Menurut frank bird kecelakaan adalah peristiwa yang tidak diinginkan yang
menimbulkan kerugian fisik pada manusia atau kerusakan pada properti, hal ini
biasanya merupakan hasil dari kontak dengan sumber energi (kinetik ,listrik,
kimia,termal dll).
2. Menurut suma’mur kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian atau peristiwa
yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian terhadap manusia,merusak
harta benda atau kerugian terhadap proses.
3. Menurut heinrich (1980) kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah
suatu kejadian yang tidak terencana dan tidak terkendali akibat dari suatu tindakan
atau reaksi suatu objek,bahan,orang,radiasi yang mengakibatkan cidera atau akibat
yang lain.
4. Menurut dupont , rasio kecelakaan adalah 1:30:300:3000:30000 yang artinya
setiap 30000 bahaya atau tindakan tidak aman akan terjadi 1 kali kecelakaan fatal,
30 kali kecelakaan berat,300 kecelakaan serius, 3000 kecelakaan ringan.
.
1 kali kecelakaan fatal

30 kali kecelakaan berat

300 kali kecelakaan serius

3000 kali kecelakaan ringan

30000 kali tindakan dan kondisi tidak


aman

kecelakaan sendiri bisa diklasifikan menjaki 4 penggolongan menurut ILO


(International Labour Organization), pengklasifikasian ini tentu memiliki tujuan yaitu
mempermudah proses pengidentifikasian proses terjadinya kecelakaan meliputi
dimana terjadinya kecelakaan, apa yang dilakukan karyawan dan alat dan bahan apa
yang dipergunakan karyawan sehingga terjadi kecelakaan kerja.
1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan : tertimpa benda berat,ketidak seimbangnya
tubuh pegawai akibat gerakan yang melebihi kemampuan pegawai terkena arus
listrik dan radiasi biasanya kesalahan timbul karena pegawai salah dalam
penanganan atau tidak memkai APD yang sesuai dengan aturan K3
2. Klasifikasi menurut penyebab :
 Mesin misalnya mesin pemotong,pencampur bahan,mesin cooling mesin
pencetakan dan lain-lain
 Alat angkut misalnya truck , kapal , pesawat dll
 Peralatan lain : seperti mesin frais,mesin bubut, mesin potong
 Bahan-bahan,zat-zat dan radiasi misalnya bahan berbahaya seperti bahan yang
mudah terbakar,bahan bersifat korosif atau yang beracun
 Lingkungan kerja : tempat seperti didarat di daerah pegunungan atau dilaut
3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan : patah tulang,dislokasi,regang
otot,memar dan luka dalma yang lain, amputasi,luka di permukaan,gegar dan
remuk , luka bakar ,keracunan-keracunan mendadak,pengaruh radiasi.
4. Klasifikasi menurut letak luka dan kelainan ditubuh : kepala.leher,badan,anggota
badan bagian atas maupun bawah.

Klasifikasi-klasikasi tersebut bersifat jamak karena pada kenyataan dilapangan


kecelakaan tidak hanya di sebabkan satu faktor saja tetapi lebih dari satu macam
penyebab terjadi kecelakaan kerja maka dari itu dalam melakukannya pekerjaan kita
harus mempertimbangkan berbagai bahaya dan resiko yang bisa terjadi akibat sistem
kerja tau cara kerja,penggunaan mesin,alat dan bahan serta lingkungan.Dari
kecelakaan kerja juga akan menimbulkan dampak yang merugikan antara lain
kerusakan mesin,alat kerja,tempat dan lingkungan dan dari kerusakan tersebut industri
akan mengeluarkan banyak pengeluaran mulai dari biaya pembetulan alat yang rusak
sampai pemberian kompensasi biaya bagi karyawan yang terkena kecelakaan kerja
kedua adalah biaya kehilangan waktu dari penderita,pekerja lain maupun pengawas
kerja, ketiga produktivitas perusahaan menurun karena terganggunya konsentrasi
pekerjaan sehingga terhambatnya aktivitas pekerjaan dalam perusahaan.

Pada awalnya faktor kecelakaan disebabkan manusia itu sendiri tetapi diketahui
bawasannya hubungan faktor manusia itu sendiri dengan faktor tempat kerja bisa
memicu terjadinya kcelakaan kerja dan terdapat beberapa teori –teori kecelakaan kerja
yang dapat menjelaskan hubungan faktor-faktor yang menyebabkan terjadi nya
kecelakaan kerja yaitu sebagai berikut :

A. Teori domino (HW.Heinrich 1031-1980)


HW.Heinrich yang merupakan tokoh ahli keselamatan menulis sebuah buku yang
berjudul accident prevention, dibuku tersebu HW.Heinrich mengemukakan
pendapatnya bahwa faktor kecelakaan kerja dapat dihindari dengan
menghilangkan faktor penyebab kecelakaan kerja yaitu tindakan dan kondisi tidak
aman individu.Teori domino ini juga dikenal dengan 10 aksioma yang
dikemukakan oleh HW,Heinrich yaitu :
a. Adanya hukum sebab dan akibat karena kecelakaan kerja sendiri tidak
dibabkan oleh satu faktor saja,namun terdapat faktor-faktor lain yang memicu
terjadinya kecelakaan kerja.
b. Menurut penyelidikan sekitar 85% faktor terjadinya kecelakaan kerja
disebabkan oleh individu itu sendiri karena adanya tindakan tidak aman yang
dilakukan pekerja sehingga terjadi incident atau kecelakaan.
c. Beliau mengungkapkan bahwa setiap 300 tindakan tidak aman akan memicu
terjadinya 1 kali kecelakaan kerja sehingga mengakibatkan kehilangan
produktivitas pekerjaan.
d. Tindakan tidak aman yang dilakukan individu dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu kondisi fisik, tingkah laku,lingkungn dan pendidikan dan
pelatihan.
e. Harus ada upaya pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan kerja seperti
melakukan riset teknis terhadap peralatan dan perlengkapan serta menerapkan
kedisiplinan kepada pekerja dalam menaati aturan k3.
f. Tingkat keparahan kecelakaan kerja dipengaruhi oleh faktor kondisi
lingkungan kerja dan bahaya yang dirasakan.
g. Progam k3 di suatu industri harus sejalan atan berbanding lurus dengan
progam lainnya karena progam k3 juga turut andil lancar tidaknya progam lain
sehingga disuatu industri akan terbentuk konsep intregated safety.
h. Manajemen di suatu industri harus menerapkan k3 tidak hanya menjadi
formalitas perusahaan ,karena aturan k3 dapat mencegah terjadinya
kecelakaan kerja serta keselamatan dan kesehatan perkerja dapat terjamin.

i. Dalam progam k3 terdapat unsur /kunci yang mengdukung diterapkapkannya


aturan k3 didalam suatu industri yaitu pengawas,seorang pengawas betugas
melakukan pengawasan dan pembinaan kepada pekerja dan seorang pengawas
memmahai betul kondisi tempat kerja.

j. Selain progam k3 merupakan suatu usaha dalam menjamin keselamatn dan


kesehatan pekerja,progam k3 juga ikut memberi pengaruh pada aspek
ekonomis perusahaan seperti produktivitas persahaan dan biaya kecelakaan
yang harus dikeluarkan.

HW.Heinrich juga membuat suatu model yang dinamakan teori domino karena
teori ini berdasarkan urutan penyebab terjadinya kecelakaan kerja yaitu :
a. Pembawaan dan lingkungan sosial
b. Penyebab dasar
c. Kondisi dan tindakan tidak aman
d. Terjadi kecelakaan
e. Cedera
Berikut adalah model teori domino
Pada teori ini HW.Heinrich berpendapat bahwa untuk menghindari kecelakaan kerja
dan kerugian yang ditimbulkan dapat menghilangkan domino no.3(tindakan dan
kondisi tidak aman) karena,pertama berdasarkan penelitian HW.Heinrich 98%
terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh tindakan dan kondisi tidak aman,kedua
bila domino ketiga dihilangkan otomatis domino 1,2 jatuh domino keempat tidak
jatuh karena terdapat jarak antara domino 2 dan 4 pada akhirnya kecelakaan dan
dampak kerugian dapat dicegah serta pemakain APD dapat menghilangkan domino
no.5 apabila keempat domino jatuh semua.Kemudian teori ini dikembangkan oleh
Frank bird dan menggolongkan penyebab kecelakaan menjadi 2 yaitu :
a. Penyebab langsung
Penyebab langsung biasanya diakibatkan oleh 2 penyebab yaitu kondisi tidak
aman dan tndakan tidak aman sebagai berikut:
1. Kondisi tidak aman
 APD yang digunakan tidak sesuai standar
 Tidak berfungisnya kontrol bahaya kebakaran
 Tingkat kebisingan,pancaran radiasi dan temperature tidak sesuai SOP
 Ventilasi udara dan sanitasi tidak sesuai SOP
 Ruang kerja tidak sesuai dengan kebutuhan aliran kerja
 Kondisi peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan strandar penggunaa
2. Tindakan tidak aman
 Penempatan pejerja tidak sesuai pada bidangnya
 Pengangkatan pekerja tidak sesuai SOP
 Aturan penggunaan APD tidak dipatuhi
 Bergurau atau bercanda saat bekerja
 Penggunaan peralatan yang rusak tidak pada tempatnya
 Mengabaikan SOP
b. Penyebab dasar
Penyebab dasar biasa dindikasikan oleh faktor pekerja sendiri dan pekerjaan yang
ada di industri
1. Faktor pekerja
 Dari segi kondisi fisik pekerja yang tidak memungkinkan lagi untuk
melakukan pekerjaan
 Tidak ada kemauan atau tekad dari pekerja terhadap bidang pekerjaan yang
dijalani
 Faktor dari sosial pekerjaan
 Tidak berkompeten dalam bekerja
2. Faktor pekerjaan
 Lemahnya sistem di bidang pengawasan maupun pengendalian
 Tidak sesuainya dari sistem pengadaan alat bahan dan pemeliharaan dan
perawatan mesin produksi dengan SOP
 Lemahnya pelaksanaan aturan standar kerja
 Tidak tersosialisasikan dengan tepat perubahan manajemen kepada karyawan
 Tidak adanya jaminan terkait dengan hak karyawan yaitu dari segi
kesejahteraan pekerjaan
B. Teori model frank bird(Frank bird 1970)
Frank bird melakukan penelitian tentang rasio kecelakaan kerja dengan membuat
segitiga rasio kecelakaan

Cedera mayor 1

Cedera minor
1
Kerusakan peralatan
3
Nyaris insiden
600

Pada diagram piramida tersebut menunjukkan 1 cedera fatal atau cedera yang bisa
merenggut nyawa karyawan paling banyak disebabkan oleh kejadian hampir celaka
atau nearmiss dengan angka 600 , jadi untuk mencegah kecelakaan fatal dengan
menekan kejadian nyaris fatal yaitu melakukan investigasi atau pemeriksaan
kejadian terhadap nearmiss sehingga kita bisa bisa mengetahui penyebabnya tanpa
harus mengalami kerugian ,berbeda saat kita melakukan investigasi pada kerusakan
alat yang sudah mengakibatkan kerugian
D. Faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja
Dari berbagai macam teori tentang faktor penyebab kecelakaan yang sering
digunakan salah satunya adalah teori tiga faktor utama (Three Main Factor Theory).
Didalam teori ini telah dijelaskan bahwa faktor penyebab kecelakaan ada 3:
 Faktor Manusia
 Umur
Umur dapat mempengaruhi setiap pekerjaan. Pekerjaan yang berat maupun
ringan harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur seorang pekerja. karyawan
yang masih muda mempunyai fisik yang lebih kuat dan masih bisa menjangkau
semua pekerjaan baik yang berat maupun ringan. Selain itu pekerja muda juga
lebih cekatan dalam menyelesaikan tugasnya. Disamping itu, perkerja muda ini
juga memiliki sifat yang masih labil seperti mudah bosan dalam melakukan
pekerjaan yang setiap hari tugas dan pekerjaannya sama, juga kurang berhati-hati
dalm melakukan peerjaannya (ceroboh). Sedangkan untuk pekerja yang lebih tua
fisiknya lebih rentan terhadap kecelakaan. Namun kinerja para pekerja yang lebih
tua ini bisa diandalkan dan lebih bersungguh-sungguh dalam bekerja serta lebih
sadar akan setiap resiko yang dilakukan. Meskipun para pekerja yang leih tua lebih
berhati-hati dalam bekerja, kecelakaan kerja masih saja sering terjadi pada pekerja
yang berumur 30 tahun bahkan lebih
 Jenis Kelamin
Gender sangat berpengaruh pada segala jenis pekerjaan baik dari segi fisik
maupun psikologis. Sehingga beban pekerjaan antara laki-laki dan wanita harus
disesuaikan dengan gender. Dari segi fisik, Biasanya untuk pekerja laki-laki beban
pekerjaannya lebih berat. Untuk pekerja wanita beban pekerjaannya lebih ringan
daripada laki-laki. Hal ini dilakukan karena kekuatan seorang laki-laki lebih besar
daripada wanita. Jadi apabila beban pekerjaan laki-laki dan wanita disetarakan,
dikhawatirkan fisik pekerja wanita tidak mampu menanggungnya.
 Masa Kerja
Masa kerja dibagi menjadi 3 : Masa kerja baru kurang dari 6 tahun , masa
kerja sedang antara 6-10 tahun, dan masa kerja lama kurang dari 10 tahun.
Masa Kerja bisa diartikan dengan berapa lama masa / aktu yang dihabiskan para
pekerja disuatu perusahaan. Masa kerja juga dapat mempengaruhi suatu kierja
seorang pekerja. Semakin lama masa kerja semakin profesional pula pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya. Kadang juga keprofesionalan pekerja dilihat dari
tugas pekerjaannya. Jika pekerjaan yang dilakukan cenderung berulang-ulang
setiap harinya biasanya pekerja malah merasa sudah ahli dan kurang berhati-hati
sehingga rawan terjadi resiko kecelakaan kerja.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Penggunaan APD ini ditujukan agar dapat melindungi tubuh pekerja dari
resiko kecelakaan. Disamping itu juga dibutuhkan pengetahuan dan praktek dalam
penggunaan alat pelindung diri agar teraplikasikan dengan baik dan maksimal.
 Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu dari beberapa syarat yang harus dimiliki oleh
seorang pekerja. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan etika seorang
pekerja didalam kehidupan sosial maupun individu. Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, semakin mengerti pula ia akan potensi bahaya yang
menyebabkan kecelakaan.
 Perilaku
Perilaku adalah tingkah laku atau sikap baik buruknya seseorang dalam
melakukan sesuatu. Sikap baik dalam bekerja akan meminimalisir resiko
kecelakaan. Sedangkan sikap buruk seorang pekerja sangat berpotensi terhadap
terjadinya kecelakaan. Seperti ceroboh dalam melaksanakan tugas. Dalam
realitasnya, banyak masalah yang terjadi akibat kecerobohan pekerja daripada
mesin-mesin yang digunakan.
 Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja adalah penyuluhan atau pelatihan
yang dilakukan untuk menambah wawasan seorang pekerja dalam praktiknya
melakukan pekerjaan. Pelatihan dilakukan dengan waktu yang singkat dan juga lebih
banyak praktik. Pelatihan ini dilakukan dengan tujuan agar berkurangnya kecelakaan
kerja dan peningkatan pemeliharaan alat dari kerusakan.
 Peraturan K3
Disetiap perusahaan, Adanya peraturan K3 adalah salah satu perlengkapan
yang harus dilengkapi. Peraturan K3 melingkupi lengkapnya sarana dan prasarana
yang mendukung adanya realisasi K3 di perusahaan berupa adanya
pemeliharaan,pengecekan peralatan produksi secara berkala atau dapat dilakukan
sebelum dan sesudah produksi,pengawasan dan pengujian untuk memperoleh evaluasi
sesuai hasil di lapangan yang nantinya akan digunakan untuk peningkatan progam K3
disetiap bagian/ divisi, adanya pelatihan maupun pengarahan terkait tata cara kerja
pengolahan bahan baku produk yang sesuai dengan aturan K3.

 Faktor Lingkungan
 Kebisingan
Kebisingan sangat mengurangi kenyamanan dalam melakukan setiap
pekerjaan. Kebisingan dapat mengganggu pendengaran, komunikasi, dan konsentrasi
para karyawan. Sedangkan menurut Kementerian Tenaga Kerja batas intensitas
kebisingan adalah 85dBA untuk 8 jam.
Suhu Udara
Suhu adalah kondisi panas atau dinginnya suatu tempat. Semakin panas suhu
udara disuatu peruahaan / tempat kerja, semakin menurun pula kinerja dan prestasi
pekerja. Suhu standar produktivitas manusia dalam bekerja adalah sekitar 24C – 27C.
 Penerangan
Penerangan yaitu sumber cahaya yang sangat dibutuhkan dalam melakukan
pekerjaan. Banyak alat, bahan, atau kondisi sekitar yang perlu dilihat oleh para
pekerja. Penerangan juga digunakan untuk melihat obyek yang dikerjakan oleh tenaga
kerja. Namun juga, penerangan yang berlebih maupun kurang memadai membuat
mata mudah lelah. Mata yang lelah kemudian membuat rasa kantuk muncul dan akan
berbahaya jika karyawan bekerja dalam keadaan seperti itu.
 Lantai licin
Lantai didalam suatu tempat bekerja harus berbahan yang keras dan tahan air,
dan bahan kimia yang dapat merusak (tidak licin). Karena bahaya jika lantai licin
tertumpah air kemudian terpeleset dan cedera.

 Faktor Peralatan
 Kondisi Mesin
Mesin adalah alat pokok yang harus ada dalam melakukan pekerjaan. Dengan
adanya mesin, beban kerja manusia dapat dikurangi dan hasil pekerjaan lebih
maksimal alat pengaman mesin an alat mekanik harus disediakan bahkan harus
diamankan dengan dipasangmya pagar dan perlengkapan pengamanan mesin.
 Letak mesin
Semakin jauh peletakan mesin terhadap pekerja, maka upaya untuk
mengurangi jumlah kecelakaan yang mungkin terjadi lebih optimal.

Dampak Terjadinya Kecelakaan Kerja


 Kerugian waktu karena adanya cedera pada karyawan yang kecelakaan dan kerugian
waktu juga pada karyawan lain yang ikut membantu pada kecelakaan kerja karyawan
yang terluka.

 Kerugian waktu oleh staff perusahaan karena terganggunya aktivitas kerja untuk
memberikan perawatan medis terhadap karyawan yang terluka.
 Kerugian atas rusaknya alat dan mesinakibat kecelakaan kerja.
 Kerugian produksi yang terhambat dan tidak mencapai target sebagaimana mestinya.
 Kerugian biaya akan gaji yang harus dibayar penuh selama proses pemulihsn akibat
kecelakaan.

Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja


 Dibentuknya peraturan mengenai pemeliharaan, pelatihan, pembangunan,
pengoperasian alat dan mesin, pertolongan pertama, pengawasan kesehatan dan
pemeriksaan kesehatan.
 Adanya standarisasi (resmi, setengah resmi, ataupun tidak resmi) mengenai peralatan
industri tertentu misalnya penggunaan alat keselamatan kerja dan kebiasaan yang
aman dan sehat.
 Dilaksanakannya pengawasan berupa penegakan peraturan yang harus dipatuhi dan
diberlakukannya sanksi atas pelanggaran yang telah dilakukan pekerja.
 Diadakannya pelatihan guna memahami resiko dan bahaya akan kecelakaan yang
terjadi pada saat bekerja sehingga resiko kecelakaan dapat dicegah.

E. Pentingnya Sistem Manajemen Keselamatan Kerja


1. Alasan manusiawi
Terjadinya kecelakaan kerja tidak hanya menimbulkan penderitaan
bagi korbannya saja namun juga bagi keluarganya. Sehingga pengusaha atau
pihak perusahaan mempunyai kewajiban untuk melindungi para pekerjanya.
2. Alasan ekonomi.
Setiap kecelakaan kerja pasti menimbulkan kerugian ekonomi seperti
kerusakan peralatan dan mesin, biaya pengobatan, dan biaya santunan
kecelakaan. Untuk mengurangi resiko kecelakaan bisa diterapkan langkah-
langkah pencegahan kecelakaan selain dapat mencegah terjadinya cedera paa
pekerja, kontraktor juga dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan.
3. Alasan UU dan Peraturan
UU dan peraturan dibuat ditujukan untuk memberikan jaminan atas
keselamatan dan kesehatan pegawai dalam usaha memaksimalkan kinerja
untuk menghasilakan produk/output dan menjaga kestabilan produktivitas
perusahaan ,serta membantu untuk terbentuknya teknologi yang mampu
menciptakan keefisienan dalam bekerja dan tidak menimbulkan resiko
kecelakaan kerja dalam pengoprasian yang langsung ditangani oleh bagian
operator perusahaan

4. Nama Baik Institusi


Perusahaan yang memiliki citra yang baik dapat mempengaruhi daya
saing dengan perusahaan lain. Semakin baik citra perusahaan, semakin banyak
pula pihak yang tertarik untuk bergabung dengan perusahaan tersebut. Selain
itu prestasi keselamatan kerja yang baik mendukung citra perusahaan untuk
mendapatkan kesan baik dihadapan semua orang maupun perusahaan.

F. Sistem manajemen keselamatan kerja


Sistem ini merupakan struktur organisasi yang memuat tugas tugas yang berhubungan
dengan K3 yaitu planning,penerapan aturan K3, prosedural tentang tata cara produksi
yang benar sesuai aturan K3, adanya sumber daya yang di butuhkan dalam menunjang
tahap perencanaan K3,tahap pengkajian K3, adanya pemeliharaan kebijakan yang
menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja,sistem ini juga turut andil dalam upaya
pengendalian resiko kecelakaan kerja karena setiap proses kerja perusahaan memiliki
hal hal yang dapat memicu kecelakaan kerja misal dalam proses pengolahan produksi
pegawai dituntut untuk memenuhi SOP APD,teliti,kondisi yang prima karena pegawai
behubungan langsung dengan mesin pemotong,pemanas dan lain-lain atau
bersentuhan langsung dengan karakteristik bahan berbahaya (korosif,mudah
meledak,mudah terbakar dan lain-lain) sehingga pegawai harus bisa memahami ciri
khas,pengelohan yang benar dan APD yang akan digunakan
Berikut ini beberapa konsep dasar sistem keselamatan kerja:

1. Organsasi harus membuat Komitmen dan kebijakan organisasi untuk memastikan


keselamatan kerja karyawannya.
2. Organisasi merumuskan sebuah perencanaan atau sasaran kegiatan dan program untuk
mendukung kebijakan K3 nya.
3. Untuk implementasi yang efektif, organisasi melakukan pengembangan kemampuan
dan mendukung segala kebutuhan mekanisnya untuk mencapai kebijakan K3 nya.
4. Organisasi akan selalu melakukan pengecekan, memonitor dan mengevaluasi kinerja
K3 organisasi.
5. Organisasi melakukan peninjauandan peningkatan yang berkelanjutan terhadap sistem
manajemen keselamatan kerjanya.
PERTANYAAN

1. Mengapa dalam dunia industri perlu adanya sistem yang mengatur tentang
keselamatan dan kesehatan pekerja ?
2. Faktor-faktor apa saja yang melandasi perubahan perpu Veiligheids Reglement
1910
Menjadi perpu No. 1 tahun 1970 ?

JAWABAN

1. Karena dengan adanya sistem yang menerapkan keselamatan dan kesehatan


tenaga kerja akan mampu memaksimalkan produktivitas kerja dari perusahaan
yang menerapkan sistem tersebut hal tersebut dapat dilakukan dengan cara :
a. Menerapkan standar SOP meliputi penerapan APD disetiap ruang
b. Standarisasi pada mesin produksi
c. Pengecakan rutin peralatan secara berkala
d. Dilakukannya traning atau pelatihan kepada karyawan baru
e. Adanya tim pengawas yang berguna untuk mengawasi jalannya peraturan
SOP mengenai K3 tetap ditegakkan
f. Serta adanya peran manager untuk melakukan evaluasi guna merumuskan
sebuah perencanaan atau sasaran kegiatan dan program untuk mendukung
kebijakan K3 nya

Hal itu berguna untuk menjamin keselamatan dan kesehatan karyawan


sehingga akan terbentuk suasana intregated safety dalam industri selain itu dapat
mencegah hal yang ditakuti setiap perusahaan yaitu kerugian karena suatu
kecelakaan kerja dapat menyebabkan kerugian yang diakibatkan pengeluaran
untuk memperbaiki mesin yang rusak,memberikan jaminan kepada korban dan
terhentinya proses produksi sehingga akan menurunkan jumlah produ/output
sehingga terjadi defisit pedapatan.

2. Perpu Veiligheids Reglement 1910 tidak sesuai dengan perkembangan teknologi


ketenagakerjaan dan sifatnya represif, penerapan aturannya / ruang linkupanya
sempit,tidak tercantumnya semua fungsi,tugas dan kewajiban pengawas dalam
mengawasi pelaksanaan aturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja di
setiap industri serta perumusan teknis yang tidak jelas artinya tidak ada salah
satu faktor terkait K3 misal ruanglingkup,syarat-syarat keselamatan kerja,tugas
pengawas dan ahli keselamatan kerja,hal yang perlu diperhatikan tenaga kerja
baru saat mulai masuk di industri/pabrik sampai kewajiban dan hak tenaga
kerja.

KESIMPULAN

A. Konsep dasar keselamatan dan kesehatan kerja adalah hal-hal mendasar


atau landasan ,gagasan ide dan pemikiran untuk terbentuknya aturan yang
menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja.Pemikiran tersebut berupa
teori – teori yang menjelaskan penyebab apa saja yang mendasari terjadinya
kecelakaan kerja selain itu dalam teori tersebut juga memuat bagaimana
cara / upaya pencegahan kecelakaan kerja seprti teori domino
(HW.Heinrich) dan Teori model frank bird(Frank bird 1970).Aturan K3
bertujuan untuk:
1. Untuk menjaga kenyamanan pegawai agar terhirdar dari kecelakaan
kerja
2. Untuk memastikan semua standar perlengkapan dan peralatan aman
untuk bersentuhan langsung oleh pegawai
3. Untuk memastikan jalannya proses produksi tetap lancar
4. Menghindari beberapa kerugian misal tidak tercapainya target
produksi,pengeluaran biaya untuk memperbaiki mesin yang rusak
5. Dan kerugian biaya akan gaji yang harus dibayar penuh selama proses
pemulihan akibat kecelakaan.
Upaya pencegahan meliputi
1. Dibentuknya peraturan mengenai pemeliharaan, pelatihan,
pembangunan, pengoperasian alat dan mesin, pertolongan pertama,
pengawasan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan.
2. Adanya standarisasi (resmi, setengah resmi, ataupun tidak resmi)
mengenai peralatan industri tertentu misalnya penggunaan alat
keselamatan kerja dan kebiasaan yang aman dan sehat.
3. Dilaksanakannya pengawasan berupa penegakan peraturan yang
harus dipatuhi dan diberlakukannya sanksi atas pelanggaran yang
telah dilakukan pekerja.
4. Diadakannya pelatihan guna memahami resiko dan bahaya akan
kecelakaan yang terjadi pada saat bekerja sehingga resiko kecelakaan
dapat dicegah.
DAFTAR PUSTAKA
a. http://hanscoy.blogspot.com/2009/04/sejarah-keselamatan-dan-kesehatan-
kerja.html

https://www.academia.edu/36170085/SEJARAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_
KERJA_K3_1._Sejarah_Perkembangan_K3_Di_Dunia

http://udinjugajaenudin.blogspot.com/2013/12/undang-undang-no-1-tahun-1970-
tentang.html

https://www.academia.edu/5583722/02-uu-no-1-1970-keselamatan-kerja

b. https://www.academia.edu/8779943/
MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya
c. https://www.academia.edu/14749317/investigasi_metode_SCAT
https://www.kajianpustaka.com/2017/12/pengertian-jenis-penyebab-pencegahan-
kecelakaan-kerja.html
https://www.academia.edu/13254536/Definisi_Kecelakaan_Kerja
https://www.academia.edu/14575526/MAKALAH_KECELAKAAN_KERJA

Anda mungkin juga menyukai