1. Veiligheids Reglament 1910 ( VR 1910) yang merupakan perpu lama sudah tidak
sesuai lagi karena dinilai tidak sesuai dengan perkembangan teknik dan teknologi
ketenagakerjaan dan sifat nya represif tidak sesuai diera kemerdekaan
2. Setiap tenaga kerja perlu dijamin keselamatannya dan berhak mendapatkan
perlindungan serta keselamatan agar kualitas produksi,produktifitas pekerja
meningkat
3. Semua sumber produksi baik alat yang digunakan dalam mengelola serta bahan
dipakai harus aman dan efisien serta yang paling penting sesuai dengan standart
operasional
Dalam pembentukan perpu no 1 tahun 1970 juga ada beberapa tujuan yaitu:
1. Semua pekerja yang berada di industri atau pabrik mendapatkan keselamatan dan
perlindungan
2. Keselamatan dan kesehatan para pekerja akan terjamin
3. Dapat mencegah atau meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja
4. Yang paling penting kesejahteraan pekerja bisa didapat sehingga produksi dan
produktifitas terus meningkat
Setelah dirubahnya perpu tentang ketenagakerjaan terdapat perubahan didalam perpu
No.1 tahun 1970 dengan perpu Veiligheids Reglament 1910
1. Ruang lingkup yang lebih luas maksudnya semua pekerja berhak atas keselamatan
dan kesehatan kerja terhadap segala aspek,aspek yang maksudkan disini adalah
tempat kerja baik itu didarat,laut maupun udara yang berada di wilayah NKRI dan
peralatan,perlengkapan yang digunakan (transportasi,mesin,dan bahan baku
produksi) serta semua jenis pekerjaan dan resiko yang ditimbukan dari pekerjaan
tersebut.
1. Menurut frank bird kecelakaan adalah peristiwa yang tidak diinginkan yang
menimbulkan kerugian fisik pada manusia atau kerusakan pada properti, hal ini
biasanya merupakan hasil dari kontak dengan sumber energi (kinetik ,listrik,
kimia,termal dll).
2. Menurut suma’mur kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian atau peristiwa
yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian terhadap manusia,merusak
harta benda atau kerugian terhadap proses.
3. Menurut heinrich (1980) kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah
suatu kejadian yang tidak terencana dan tidak terkendali akibat dari suatu tindakan
atau reaksi suatu objek,bahan,orang,radiasi yang mengakibatkan cidera atau akibat
yang lain.
4. Menurut dupont , rasio kecelakaan adalah 1:30:300:3000:30000 yang artinya
setiap 30000 bahaya atau tindakan tidak aman akan terjadi 1 kali kecelakaan fatal,
30 kali kecelakaan berat,300 kecelakaan serius, 3000 kecelakaan ringan.
.
1 kali kecelakaan fatal
Pada awalnya faktor kecelakaan disebabkan manusia itu sendiri tetapi diketahui
bawasannya hubungan faktor manusia itu sendiri dengan faktor tempat kerja bisa
memicu terjadinya kcelakaan kerja dan terdapat beberapa teori –teori kecelakaan kerja
yang dapat menjelaskan hubungan faktor-faktor yang menyebabkan terjadi nya
kecelakaan kerja yaitu sebagai berikut :
HW.Heinrich juga membuat suatu model yang dinamakan teori domino karena
teori ini berdasarkan urutan penyebab terjadinya kecelakaan kerja yaitu :
a. Pembawaan dan lingkungan sosial
b. Penyebab dasar
c. Kondisi dan tindakan tidak aman
d. Terjadi kecelakaan
e. Cedera
Berikut adalah model teori domino
Pada teori ini HW.Heinrich berpendapat bahwa untuk menghindari kecelakaan kerja
dan kerugian yang ditimbulkan dapat menghilangkan domino no.3(tindakan dan
kondisi tidak aman) karena,pertama berdasarkan penelitian HW.Heinrich 98%
terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh tindakan dan kondisi tidak aman,kedua
bila domino ketiga dihilangkan otomatis domino 1,2 jatuh domino keempat tidak
jatuh karena terdapat jarak antara domino 2 dan 4 pada akhirnya kecelakaan dan
dampak kerugian dapat dicegah serta pemakain APD dapat menghilangkan domino
no.5 apabila keempat domino jatuh semua.Kemudian teori ini dikembangkan oleh
Frank bird dan menggolongkan penyebab kecelakaan menjadi 2 yaitu :
a. Penyebab langsung
Penyebab langsung biasanya diakibatkan oleh 2 penyebab yaitu kondisi tidak
aman dan tndakan tidak aman sebagai berikut:
1. Kondisi tidak aman
APD yang digunakan tidak sesuai standar
Tidak berfungisnya kontrol bahaya kebakaran
Tingkat kebisingan,pancaran radiasi dan temperature tidak sesuai SOP
Ventilasi udara dan sanitasi tidak sesuai SOP
Ruang kerja tidak sesuai dengan kebutuhan aliran kerja
Kondisi peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan strandar penggunaa
2. Tindakan tidak aman
Penempatan pejerja tidak sesuai pada bidangnya
Pengangkatan pekerja tidak sesuai SOP
Aturan penggunaan APD tidak dipatuhi
Bergurau atau bercanda saat bekerja
Penggunaan peralatan yang rusak tidak pada tempatnya
Mengabaikan SOP
b. Penyebab dasar
Penyebab dasar biasa dindikasikan oleh faktor pekerja sendiri dan pekerjaan yang
ada di industri
1. Faktor pekerja
Dari segi kondisi fisik pekerja yang tidak memungkinkan lagi untuk
melakukan pekerjaan
Tidak ada kemauan atau tekad dari pekerja terhadap bidang pekerjaan yang
dijalani
Faktor dari sosial pekerjaan
Tidak berkompeten dalam bekerja
2. Faktor pekerjaan
Lemahnya sistem di bidang pengawasan maupun pengendalian
Tidak sesuainya dari sistem pengadaan alat bahan dan pemeliharaan dan
perawatan mesin produksi dengan SOP
Lemahnya pelaksanaan aturan standar kerja
Tidak tersosialisasikan dengan tepat perubahan manajemen kepada karyawan
Tidak adanya jaminan terkait dengan hak karyawan yaitu dari segi
kesejahteraan pekerjaan
B. Teori model frank bird(Frank bird 1970)
Frank bird melakukan penelitian tentang rasio kecelakaan kerja dengan membuat
segitiga rasio kecelakaan
Cedera mayor 1
Cedera minor
1
Kerusakan peralatan
3
Nyaris insiden
600
Pada diagram piramida tersebut menunjukkan 1 cedera fatal atau cedera yang bisa
merenggut nyawa karyawan paling banyak disebabkan oleh kejadian hampir celaka
atau nearmiss dengan angka 600 , jadi untuk mencegah kecelakaan fatal dengan
menekan kejadian nyaris fatal yaitu melakukan investigasi atau pemeriksaan
kejadian terhadap nearmiss sehingga kita bisa bisa mengetahui penyebabnya tanpa
harus mengalami kerugian ,berbeda saat kita melakukan investigasi pada kerusakan
alat yang sudah mengakibatkan kerugian
D. Faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja
Dari berbagai macam teori tentang faktor penyebab kecelakaan yang sering
digunakan salah satunya adalah teori tiga faktor utama (Three Main Factor Theory).
Didalam teori ini telah dijelaskan bahwa faktor penyebab kecelakaan ada 3:
Faktor Manusia
Umur
Umur dapat mempengaruhi setiap pekerjaan. Pekerjaan yang berat maupun
ringan harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur seorang pekerja. karyawan
yang masih muda mempunyai fisik yang lebih kuat dan masih bisa menjangkau
semua pekerjaan baik yang berat maupun ringan. Selain itu pekerja muda juga
lebih cekatan dalam menyelesaikan tugasnya. Disamping itu, perkerja muda ini
juga memiliki sifat yang masih labil seperti mudah bosan dalam melakukan
pekerjaan yang setiap hari tugas dan pekerjaannya sama, juga kurang berhati-hati
dalm melakukan peerjaannya (ceroboh). Sedangkan untuk pekerja yang lebih tua
fisiknya lebih rentan terhadap kecelakaan. Namun kinerja para pekerja yang lebih
tua ini bisa diandalkan dan lebih bersungguh-sungguh dalam bekerja serta lebih
sadar akan setiap resiko yang dilakukan. Meskipun para pekerja yang leih tua lebih
berhati-hati dalam bekerja, kecelakaan kerja masih saja sering terjadi pada pekerja
yang berumur 30 tahun bahkan lebih
Jenis Kelamin
Gender sangat berpengaruh pada segala jenis pekerjaan baik dari segi fisik
maupun psikologis. Sehingga beban pekerjaan antara laki-laki dan wanita harus
disesuaikan dengan gender. Dari segi fisik, Biasanya untuk pekerja laki-laki beban
pekerjaannya lebih berat. Untuk pekerja wanita beban pekerjaannya lebih ringan
daripada laki-laki. Hal ini dilakukan karena kekuatan seorang laki-laki lebih besar
daripada wanita. Jadi apabila beban pekerjaan laki-laki dan wanita disetarakan,
dikhawatirkan fisik pekerja wanita tidak mampu menanggungnya.
Masa Kerja
Masa kerja dibagi menjadi 3 : Masa kerja baru kurang dari 6 tahun , masa
kerja sedang antara 6-10 tahun, dan masa kerja lama kurang dari 10 tahun.
Masa Kerja bisa diartikan dengan berapa lama masa / aktu yang dihabiskan para
pekerja disuatu perusahaan. Masa kerja juga dapat mempengaruhi suatu kierja
seorang pekerja. Semakin lama masa kerja semakin profesional pula pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya. Kadang juga keprofesionalan pekerja dilihat dari
tugas pekerjaannya. Jika pekerjaan yang dilakukan cenderung berulang-ulang
setiap harinya biasanya pekerja malah merasa sudah ahli dan kurang berhati-hati
sehingga rawan terjadi resiko kecelakaan kerja.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Penggunaan APD ini ditujukan agar dapat melindungi tubuh pekerja dari
resiko kecelakaan. Disamping itu juga dibutuhkan pengetahuan dan praktek dalam
penggunaan alat pelindung diri agar teraplikasikan dengan baik dan maksimal.
Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu dari beberapa syarat yang harus dimiliki oleh
seorang pekerja. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan etika seorang
pekerja didalam kehidupan sosial maupun individu. Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, semakin mengerti pula ia akan potensi bahaya yang
menyebabkan kecelakaan.
Perilaku
Perilaku adalah tingkah laku atau sikap baik buruknya seseorang dalam
melakukan sesuatu. Sikap baik dalam bekerja akan meminimalisir resiko
kecelakaan. Sedangkan sikap buruk seorang pekerja sangat berpotensi terhadap
terjadinya kecelakaan. Seperti ceroboh dalam melaksanakan tugas. Dalam
realitasnya, banyak masalah yang terjadi akibat kecerobohan pekerja daripada
mesin-mesin yang digunakan.
Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja adalah penyuluhan atau pelatihan
yang dilakukan untuk menambah wawasan seorang pekerja dalam praktiknya
melakukan pekerjaan. Pelatihan dilakukan dengan waktu yang singkat dan juga lebih
banyak praktik. Pelatihan ini dilakukan dengan tujuan agar berkurangnya kecelakaan
kerja dan peningkatan pemeliharaan alat dari kerusakan.
Peraturan K3
Disetiap perusahaan, Adanya peraturan K3 adalah salah satu perlengkapan
yang harus dilengkapi. Peraturan K3 melingkupi lengkapnya sarana dan prasarana
yang mendukung adanya realisasi K3 di perusahaan berupa adanya
pemeliharaan,pengecekan peralatan produksi secara berkala atau dapat dilakukan
sebelum dan sesudah produksi,pengawasan dan pengujian untuk memperoleh evaluasi
sesuai hasil di lapangan yang nantinya akan digunakan untuk peningkatan progam K3
disetiap bagian/ divisi, adanya pelatihan maupun pengarahan terkait tata cara kerja
pengolahan bahan baku produk yang sesuai dengan aturan K3.
Faktor Lingkungan
Kebisingan
Kebisingan sangat mengurangi kenyamanan dalam melakukan setiap
pekerjaan. Kebisingan dapat mengganggu pendengaran, komunikasi, dan konsentrasi
para karyawan. Sedangkan menurut Kementerian Tenaga Kerja batas intensitas
kebisingan adalah 85dBA untuk 8 jam.
Suhu Udara
Suhu adalah kondisi panas atau dinginnya suatu tempat. Semakin panas suhu
udara disuatu peruahaan / tempat kerja, semakin menurun pula kinerja dan prestasi
pekerja. Suhu standar produktivitas manusia dalam bekerja adalah sekitar 24C – 27C.
Penerangan
Penerangan yaitu sumber cahaya yang sangat dibutuhkan dalam melakukan
pekerjaan. Banyak alat, bahan, atau kondisi sekitar yang perlu dilihat oleh para
pekerja. Penerangan juga digunakan untuk melihat obyek yang dikerjakan oleh tenaga
kerja. Namun juga, penerangan yang berlebih maupun kurang memadai membuat
mata mudah lelah. Mata yang lelah kemudian membuat rasa kantuk muncul dan akan
berbahaya jika karyawan bekerja dalam keadaan seperti itu.
Lantai licin
Lantai didalam suatu tempat bekerja harus berbahan yang keras dan tahan air,
dan bahan kimia yang dapat merusak (tidak licin). Karena bahaya jika lantai licin
tertumpah air kemudian terpeleset dan cedera.
Faktor Peralatan
Kondisi Mesin
Mesin adalah alat pokok yang harus ada dalam melakukan pekerjaan. Dengan
adanya mesin, beban kerja manusia dapat dikurangi dan hasil pekerjaan lebih
maksimal alat pengaman mesin an alat mekanik harus disediakan bahkan harus
diamankan dengan dipasangmya pagar dan perlengkapan pengamanan mesin.
Letak mesin
Semakin jauh peletakan mesin terhadap pekerja, maka upaya untuk
mengurangi jumlah kecelakaan yang mungkin terjadi lebih optimal.
Kerugian waktu oleh staff perusahaan karena terganggunya aktivitas kerja untuk
memberikan perawatan medis terhadap karyawan yang terluka.
Kerugian atas rusaknya alat dan mesinakibat kecelakaan kerja.
Kerugian produksi yang terhambat dan tidak mencapai target sebagaimana mestinya.
Kerugian biaya akan gaji yang harus dibayar penuh selama proses pemulihsn akibat
kecelakaan.
1. Mengapa dalam dunia industri perlu adanya sistem yang mengatur tentang
keselamatan dan kesehatan pekerja ?
2. Faktor-faktor apa saja yang melandasi perubahan perpu Veiligheids Reglement
1910
Menjadi perpu No. 1 tahun 1970 ?
JAWABAN
KESIMPULAN
https://www.academia.edu/36170085/SEJARAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_
KERJA_K3_1._Sejarah_Perkembangan_K3_Di_Dunia
http://udinjugajaenudin.blogspot.com/2013/12/undang-undang-no-1-tahun-1970-
tentang.html
https://www.academia.edu/5583722/02-uu-no-1-1970-keselamatan-kerja
b. https://www.academia.edu/8779943/
MAKALAH_Konsep_Dasar_K3_Hazard_dan_Pengendaliannya
c. https://www.academia.edu/14749317/investigasi_metode_SCAT
https://www.kajianpustaka.com/2017/12/pengertian-jenis-penyebab-pencegahan-
kecelakaan-kerja.html
https://www.academia.edu/13254536/Definisi_Kecelakaan_Kerja
https://www.academia.edu/14575526/MAKALAH_KECELAKAAN_KERJA