Anda di halaman 1dari 26

Uji kualitatif karbohidrat

Kelompok 2
Nama Kelompok :
Hanif Muhammad .N (201969050022)
Daimatul Mahmudah (201969050010)
Miftah Chuddin (201969050004)
KARBOHIDRAT

Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon (C), hidrogen (H),
dan oksigen (O). Senyawa karbohidrat menyumbangkan 70 – 80% sumber energi untuk aktivitas manusia. Konsumsi rata-rata
karbohidrat dalam makanan sekitar 65% dan energi yang dihasilkan dari metabolisme selular karbohidrat tersebut akan
digunakan untuk metabolisme biomolekul lainnya seperti protein, lemak dan asam nukleat. Sumber karboidrat yang paling besar
berasal dari tumbuhan yang selalu kita konsumsi sehari-hari. Pada tumbuh-tumbuhan , karbohidrat di bentuk dari basil reaksi
CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil),
ANALISA KARBOHIDRAT

Semua jenis karbohidratakanberwarna merah apabila larutannya dicampur dengan beberapa tetes α-naphtol dan asam
sulfat pekat. Sifat inilah yang dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat dan dikenal dengan uji Molish.
Warna biru kehijauanakan timbul apabila larutan karbohidrat dicampur dengan asam sulfat pekat dalam
anthrone.Sifat yang demikian,membuat karbohidrat dapat dilakukan penganalisisan secara kualitatif dan kuantitatif

1. Analisa kualitatif meliputi : uji molich,uji iodin,uji barfoed ,uji fehling ,uji sellwanof

uji benedict,uji osazon

2. Analisa kuantitatif meliputi : metode anthrone,metode lane eynon dan metode luff schoorl
UJI KUALITATIF
Uji molisch

• Prosedur:
• Tujuan: mengetahui ada atau tidaknya
 Sediakan tabung reaksi sebanyak 4 buah
kandungan karbohidrat pada sampel
yang telah berisi label masing-masing
• Menggunakan larutan Molisch (alfanaftol + sampel
alkohol/kloroform)
 Tuang 5 ml sampel pada tabung reaksi
• Prinsip kerja: dehidrasi karbohidrat oleh
 Tambahkan 2 tetes pereaksi molish.
asam sulfat untuk menghasilkan aldehid yang
kemudian berkondensasi dengan molekul
 Tambahkan 3 ml H2SO4 pekat ke stiap
fenol (alfanaftol atau resorsinol) yang tabung reaksi secara hati-hati melalui
menghasilkan suatu senyawa berwarna ungu. dinding tabung

• Hasil uji (+) mengandung karbohidrat.  Amati perubahan yang terjadi dan catat
hasilnya.
Uji Iodin
• Tujuan: mengidentifikasi jenis karbohidrat
yang terdapat didalam sampel, apakah
termasuk golongan polisakarida,
disakarida atau monossakarida
• Menggunakan larutan iodin sebagai • Prosedur:
reagen.  Siapkan 3 ml larutan karbohidrat (larutan
glukosa, larutan fruktosa, larutan maltose,
• Prinsip kerja: reaksi antara iodin dan larutan laktosa, larutan amilum, larutan gula,
polisakarida akan membentuk senyawa dll) pada masing-masing tabung reaksi yang
kompleks yang berwarna telah diberi label
• Hasil uji : Amilum yang bereaksi dengan  Tambahkan 2 tetes iodin pada masing-masing
iodin akan membentuk warna biru, sampel. Homogenkan.
dekstrin akan membentuk warna merah-  Perhatikan warna yang terbentuk pada masing-
ungu, dan glikogen akan membentuk masing tabung reaksi.
warna merah kecoklatan  Catat hasil pengamatan.
Uji Barfoed
•Tujuan : mengidentifikasi keberadaan gula
pereduksi monosakarida pada sampel
•menggunakan larutan barfoed yang
mengandung kupri asetat yang dilarutkan
dalam akuades dengan penambahan asam •Prosedur:
asetat Siapkan larutan barfoed.
•reduksi kupri asetat oleh gula pereduksi Tuang 2 ml larutan barfoed ke dalam
dalam suasana asam yang akan tabung reaksi.
mengahsilkan endapan merah bata. Tambahkan 0.5 ml sampel. Homogenkan,
•sampel yang mengandung monosakarida Panaskan dalam penangas air mendidih
akan lebih cepat membentuk endapan selama 3-5 menit.
berwarna merah bata Amati dan catat hasilnya.
•Jika dalam 5 menit sampel tidak membentuk
endapan, maka sampel tersebut bukan
termasuk golongan monosakarida.
Uji fehling

• mengidentifikasi keberadaan gugus aldehid


pada sampel
• menggunakan larutan fehling yang terbuat
• Prosedur:
dari campuran fehling A (Cu2SO4) dan
fehling B (NaOH dan KNa tartarat)  Disiapkan pada tabung reaksi masing-masing 2
berwarna biru tua. ml larutan 0.5% glukosa, 1.0% glukosa, dan
2.0% glukosa. 
• Prinsip kerja metode ini adalah reduksi
senyawa Cu2SO4 menjadi senyawa Cu2O  siapkan larutan fehling (6 ml), mencampurkan
yang dalam suasana basa akan antara Fehling A (3 ml) dan Fehling B (3 ml)
menghasilkan warna merah bata dengan volume yang sama. 
 masukkan 2 ml larutan Fehling kedalam
• Jika hasil uji ini positif (terbentuk endapan masing-masing tabung reaksi, homogrnkan.
merah bata), maka sampel mengandung
aldehid dan gula pereduksi dari
 panaskan dengan air mendidih. 

monosakarida
• amati perubahan (warna) yamg terjadi pada
masing-masing tabung reaksi dan catat hasilnya
Uji selliwanof

• untuk membedakan gugus aldose dan


ketosa yang terkandung dalam sampel
• menggunakan larutan selliwanof yang
terdiri dari resorsinol dan asam klorida • Prosedur:
pekat.  Siapkan larutan selliwanof
• Prinsip kerja uji selliwanof adalah ketosa  Masukkan 1 ml larutan selliwanof kedalam
tabung reaksi
dan asam klorida pekat akan membentuk
hidroksimetil furufural yang jika  Tambahkan 3 tetes sampel dan homogenkan.
direaksikan dengan resorsinal akan  Panaskan dalam penangas air mendidih selama
membentuk senyawa berwarna merah 3 menit.

• sampel yang mengandung ketosa akan • Amati perubahan yang terjadi dan catat
menghasilkan warna merah lebih cepat hasilnya
daripada sampel yang mengandung gugus
aldose.
Uji benedict

• mendeteksi keberadaan monosakarida dan


disakarida kecuali sukrosa
• menggunakan larutan benedict yang terdiri
atas natrium sitrat, natrium karbonat, dan • Prosedur:
tembaga sulfit yang dilarutkan dalam air
 Siapkan larutan benedict.
• Prinsip kerja metode ini adalah reaksi
 Tuang 5 ml larutan Benedict ke masing-masing
reduksi ion tembaga (II) menjadi tembaga tabung reaksi.
(I) oleh monosakarida/disakarida yang
akan menghasilkan endapan merah bata
 Tambahkan 1 ml sampel ke masing-masing
tabung reaksi.
yang tidak larut
 Panaskan dalam penangas air mendidih selama
• Hasil positif menunjukkan adanya gula 3 sampai 5 menit, kemudian angkat. 
pereduksi monosakarida atau disakarida • Amati perubahan yang terjadi dan catat hasilnya
pada sampel
Uji Tollens

• Dilakukan untuk mengidentifikasi


gugus aldehid dan keton
• Larutan tollens terdiri atas campuran
AgNO3 dan amoniak •prosedur:
• Prinsip kerja; aldehid dioksidasi  Masukkan 1 ml larutan AgNO3 ke dalam
menjadi anion karboksilat, ion Ag+ tabung reaksi.
direduksi menjadi logam Ag. Pereaksi
tollens dapat mengubahikatan C-H
 Tambahkan NH4OH sampai endapan hilang

menjadi ikatan C-O  Tambahkan 1 ml sampel


 Panaskan selama 2 menit
• Hasil positif: terbentuk cermin perak
pada dinding tabung reaksi  Amati perubahan yang terjadi
menunjukkan adanya gugus aldehid
Uji osazon

• mengidentifikasi jenis-jenis karbohidrat


secara lebih spesifik berdasarkan struktur • Prosedur:
yang terlihat dibawah mikroskop  Campurkan fenil hidrazin Na asetat kering
• dilakukan dengan cara penambahan dengan 5 ml larutan sampel. 
campuran fenilhidrazin hidroklorida dan  homogenkan dan panaskan di dalam penangas
natrium asetat ke dalam larutan gula dan air, kemudian dinginkan 
dipanaskan dalam penangas air mendidih  Periksa endapan dibawah mikroskop. Larutan
yang diuji adalah larutan glukosa 1%, fruktosa
• Saat larutan uji bereaksi dengan
1%, sukrosa 1%, laktosa 1%, maltosa 1%, pati
fenilhidrazin akan membentuk kristal
2%.
osazon yang berbeda-beda.
 Catat hasil pengamatan kristal osazon.
•  
UJI KUANTITATIF
METODE ANTHRONE

Pereaksi Anthrone (9,10-dihidro-9-oksoantrasena) 0,1% dalam asam sulfat pekat. Pereaksi Anthrone bereaksii
dengan karbohidrat dalam asam sulfat pekat menghasilkan warna biru kehijauan. Intensitas absorbansnya diukur
pada λ=630nm.biasanya digunakan untuk mengukur kadar gula total

prinsip metode antrone :

metode anthrone adalah senyawa anthrone akan bereaksi secara spesifik dengan karbohidrat dalam asam sulfat pekat
menghasilkan warna biru kehijauan yang khas. Senyawa anthrone (9,10- dihydro-9- oxanthracene) merupakan hasil
reduksi anthraquinone.
Langkah kerja metode antrhone
• pembuatan kurva standar
• Kedalam tabung reaksi bertutup, pipet larutan glukosa standar sebanyak 0,2;0,4;0,6;0,8; dan 1,0 ml (glukosa standar 0,2 mg/ml), lalu
encerkan sehingga total volume masing-masing tabung 1,0 ml.
• Buat larutan blanko dengan cara memipet 1 ml air destilata ke dalam tabung reaksi lain, Tambahkan pereaksi 5 ml Anthrone dengan
cepat ke dalam larutan glukosa standard an blanko kemudian tutup. Voertex dan kocok hingga merata
• Panaskan tabung reaksi di atas penangas air 100oC selama 12 menit. Dinginkan
• Pindahkan larutan ke dalam kuvet dan baca absorbans dengan UV-Vis spektrofotometer pada 630 nm
• Buat plot kurva yaitu konsentrasi (g) glukosa standar pada sumbu x dan nilai absorbans pada sumbu y.
• penetapan sample
• masukkan 1ml sample ke dalam tabung reaksi
• kemudian lakukan tahap 2 – 5 pada pembuatan kurva
•  perhitungan : % total gula =( GxFP) x Berat sampel (gram) x 100%

Keterangan : G = konsentrasi gula dalam kurva standart


FP = faktor pengenceran
 
METODE LANE-EYNON

Analisis gula pereduksi dilakukan dengan metode lane eynon dan dilakukan secaravolumetri,metode ini digunakan untuk
penentuan gula pereduksi pada bahan padat atau cair

Prinsip :

Metode Lane-Eynon didasarkan pada reaksi reduksi pereaksi Fehling oleh gula-gula pereduksi. Penetapan gula pereduksi
dengan melakukan pengukuran volume larutan gula pereduksi standar yang dibuthkan untuk mereduksi pereaksi tembaga
(II) basa menjadi tembaga (II) oksida (Cu2O). Udara yang mempengaruhi reaksi dikeluarkan dari campuran reaktan dengan
cara mendidihkan laruta selama titrasi. Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan metilen blue yang warnanya akan hilang karena
kelebihan gula pereduksi
Langkah kerja metode lane-eynon

Cara kerja :
-standar larutan fehllinng
• Masukkan 10 ml laruta campuran Fehling A dan B kedalam erlenmeyer dan tambah 2-4 tetes metilen blue 0,2%.
• panaskan dengan air mendidih
-penetapan sampel
• Campurkan larutan fehling A dan B dengan volume yang sama
• Pipet 10 ml larutan dari hasil persiapan contoh kedalam erlemeyer
• Tambahkan kedalam erlenmeyer 10 ml larutan campuran fehling A dan B serta 2-4 tetes metilen blu 0,2 %.
• Panaskan campura larutan di atas hot plate magnetic stirrer
• Setelah mendidih, lakukan titrasi sengan larutan gula standart sampai warna biru hilang
• Titrasi dilakukan dengan cepat, maka perlu ditambahkan larutan glukosa standar dengan volume tertentu
Lanjutan
-Perhitungan

% gula pereduksi = [(V0­-Vs)xGxTsxFx100]/(TxW)

Keterangan :
• VO= Volume larutan glukosa standar untuk titrasi (ml)

• VS= Volume larutan glukosa standar untuk penetapan sample (ml)


• G = konsentrasi larutan glukosa standar (g/ml)
• Ts = volume contoh total dari persiapan contoh (ml)

• T  = volume contoh yang diperlukan untuk titrasi (ml)


• W = berat contoh (g)
• F  = faktor pengenceran
METODE LUFF - SCHOORL

Metode ini didasarkan pada proses reduksi dari larutan Luff-Schoorl oleh gula-gula pereduksi (semua monosakarisa,laktosa dan maltosa.
Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat mereduksikan Cu2+ menjadi Cu1+.
Prinsip kerja :
-sebelum inversi
Gugus aldehid dari gula sederhana dioksidasi oleh Cu2+ berlebih pada suasana basa menjadi senyawa karboksilat. Kemudian kelebihan
Cu2+ direaksikan dengan KI pada suasana asam, I2 yang terbentuk dititrasi oleh larutan Na2S2O3 standar dengan indikator amylum
hingga TA (warna biru tepat menghilang)
-inversi lemah
Sejumlah tertentu sampel, diinversi dalam suasana asam dan pada suhu 70oC untuk menghidrolisis disakarida menjadi gula sederhana.
Gugus aldehid dari gula sederhana tersebut dioksidasi oleh Cu2+ berlebih pada suasana basa menjadi senyawa karboksilat.Kemudian
Cu2+ direaksikan dengan KI pada suasana asam, I2 yang terbentuk dititrasi oleh larutan Na2S2O3 standar dengan indikator amylum
hingga TA (warna biru tepat menghilang).
Lanjutan
-inversi kuat

Sejumlah tertentu sampel, diinversi dalam suasana asam dan pada suhu 100oC untuk menghidrolisis disakarida dan polisakarida menjadi gula sederhana.

Gugus aldehid dari gula sederhana tersebut dioksidasi oleh Cu2+ berlebih pada suasana basa menjadi senyawa karboksilat. Kemudian kelebihan Cu2+

direaksikan dengan KI pada suasana asam, I2 yang terbentuk dititrasi oleh larutan Na2S2O3 standar dengan indikator amylum hingga TA (warna biru

tepat menghilang).
Cara kerja :
-sebelum inversi
• Timbang 1-2 g sampel, lalu larutkan dalam labu ukur 250 mL.
• Pipet 25 mL larutan sampel masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 3 butir batu didih.
• Tambahkan 25 mL pereaksi Luff Schoorl, panaskan dengan api sedang selama 10 -15 menit dengan sistem refluks, lalu dinginkan.(pada saat
mendinginkan jangan tutup erlenmeyer/ labu dengan penutup asahnya) 
• Tambahkan 25 mL H2SO4 4N dan 1g KI.
• Titrasi dengan Na2S2O3 standar + 0,1N dengan menggunakan 1 mL  indikator amylum. 
• Lakukan blanko terhdap pereaksi Luff Schoorl.
• Hitung % gula pereduksi.
Lanjutan
-inversi lemah
• Timbang 1-2 g sampel, lalu tambahkan 50 mL air dan 10 mL HCl 25%, kemudian panaskan di atas penangas air  (70˚C) selama 1
jam.
• Dinginkan dan netralkan dengan NaOH 20% terhadap 2-3 tetes indikator ppt.
• Encerkan larutan hasil inversi ke dalam labu ukur 250 mL.
• Pipet 25 mL larutan sampel masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 3 butir batu didih.
• Tambahkan 25 mL pereaksi Luff Schoorl, panaskan dengan api sedang selama 10-15 menit dengan sistem refluks, lalu dinginkan.
• Tambahkan 25 mL H2SO4 4N dan 1g KI.
•  Titrasi dengan Na2S2O3 standar + 0,1N dengan menggunakan I mL indikator amylum. 
• Lakukan blanko terhdap pereaksi Luff Schoorl.
• Hitung % gula pereduksi total dan % gula non pereduksi. 
Lanjutan

inversi kuat
 Timbang 1-2 g sampel, lalu tambahkan 50 mL air dan 10 mL HCl 25%, kemudian panaskan di dalam penangas air  (100˚C) selama 3 jam.
 Dinginkan dan netralkan dengan NaOH 20% terhadap 2-3 tetes indikator ppt.
 Encerkan larutan hasil inversi ke dalam labu ukur 250 mL.
 Pipet 25 mL larutan sampel masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 3 butir batu didih.
 Tambahkan 25 mL pereaksi Luff Schoorl, panaskan selama 10 menit dengan sistem refluks, lalu dinginkan.
 Tambahkan 25 mL H2SO4 4N dan 1g KI.
 Titrasi dengan Na2S2O3 standar + 0,1N dengan menggunakan 1 mL indikator amylum. 
 Lakukan blanko terhdap pereaksi Luff Schoorl.
 Hitung % gula pereduksi total dan % pati
Contoh mengukur kadar total gula pada susu UHT dengan metode anthrone

Persiapan sampel
- Timbang sampel sebanyak 5 gram dan dilarutkan dalam 100 ml akuades.
- Tambahkan 2 gram CaCO3, dididihkan selama 30 menit. Kemudian didinginkan.
- Masukkan 5ml ke dalam labu ukur 100 ml dan masukkan 3-5 ml Pb-asetat + natrium okasalat. Tambahkan akuades hingga tanda tera.
- Saring dengan kertas saring whatman no.2,filtrat siap dipakai
Pembuatan kurva standar
• Larutan glukosa standar 0.2 mg/ml. Larutan 200 mg glukosa dalam 100 ml akuades. Ambil 10 ml encerkan menjadi 100 ml (1 ml = 0.2 mg
glukosa)
• Pipet ke dalam tabung reaksi 0 (blanko), 0.2, 0.4, 0.6, 0.8 dan 1.0 ml larutan glukosa standar. Tambahkan air sampai total volume masing-
masing tabung reaksi 1.0 ml.
• Tambahkan Tambahkan 5 ml pereaksi pereaksi Anthrone Tutup tabung reaksi Tutup tabung reaksi campur merata.
• Tempatkan dalam waterbath 100oC selama 12 menit (rendam dalam air mendidih).
• Dinginkan dengan cepat menggunakan air mengalir.
• Pindahkan ke dalam kuvet, baca absorbansnya pada 630 nm.
• Buat kurva hubungan antara absorbans dengan mg glukosa.
Lanjutan

Penetapan sampel
• Masukkan 1 ml sampel (dari persiapan sampel) ke dalam tabung reaksi
• Tambahkan Tambahkan 5 ml pereaksi pereaksi Anthrone Anthrone. Tutup tabung reaksi Tutup tabung reaksi campur
merata.
• Tempatkan dalam waterbath 100oC selama 12 menit (rendam dalam air mendidih).
• Dinginkan dengan cepat menggunakan air mengalir.
• Pindahkan ke dalam kuvet, baca absorbansnya pada 630 nm.
• Buat kurva hubungan antara absorbans dengan mg glukosa.
Reaksi yang terjadi

Reaksi yang tidak


diinginkan
Hasil

Kurva standar
No Volume Konsent absorbansi
standar rasi
larutan
1 0 ml 0 0
2 0,1ml 0,02 0,183
3 0,2ml 0,04 0,29
4 0,3ml 0,06 1,192
5 0,4ml 0,08 1,211
6 0,5ml 0,10 1,239
Lanjutan
No Sampel Berat sampel Volume Absorbansi Kadar gula
filtrat
1 Susu UHT 5 gram 1ml 0,577 0,00729%

perhitungan :
diketahui : berat sampel susu UHT = 5 gram
faktor pengenceran = V2 : V1 = 100/10=10ml
absorbansi = y = 0,577
y = 14,54x-0,041
jadi : y = 14,54x-0,041
0,577 = 14,54x-0,041
x = 0,577 + 0,041 = 0,618 = 0,0425
14,54 14,54
jadi = konsentrasi gula pada abrbonsi 0,577 adalah 0,0425
total gula % =( GxFP) x Berat sampel (gram) x 100%
( 0,0425 x 10 ) x 5 x 100% = 8,5 %
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai