Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI
ANALISIS PROTEIN

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Apep Riki (20219007)
Ari Hamdan Apriadi (20219008)
Devi Juliantiy (20219020)
Novelita Fara Amalia (20219057)
Nurul Fatiya Afrianetha (20219060)

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI BANDUNG

2021
1. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT DENGAN UJI MOLISCH
a. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat membuktikan
adanya karbohidrat dalam bahan pangan secara umum.
b. Prinsip Dasar
Prinsip dari uji Molisch ini adalah berdasarkan kepada reaksi
karbohidrat dengan H2SO4 sehingga terbentuk senyawa hidroksimetil
furfural dengan α-naftol akan membentuk senyawa kompleks berupa
cincin ungu.

c. Alat dan Bahan


No Alat/Bahan Jumlah
1 Tabung reaksi 3
2 Rak tabung reaksi 1
3 Pipet tetes 2
4 Penjepit tabung 3
5 Pereaksi Molisch secukupnya
6 Larutan H2SO4 secukupnya
7 Glukosa 1% secukupnya
8 Fruktosa 1% secukupnya
9 Amillum/Pati 1% secukupnya
10 Maltose 1% secukupnya
11 Xylose 1% secukupnya
12 Laktose 1% secukupnya
d. Prosedur Praktikum
Pembuatan Reagen
Molisch
Pereaksi molisch dapat dibuat dengan melarutkan 12,5 gram alfa-naftol
dalam alkohol 95% sampai volumenya tepat 250 mL. Pereaksi sebaiknya
dibuat baru setiap kali digunakan.
1. Masukan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch. Campurlah dengan baik
3. Tambahkan 1 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi
4. Amati yang terjadi!
e. Hasil Pengamatan
Pengamatan
Sampel

Glukosa Terbentuk cincin berwarna ungu


f. Pembahasan
Prinsip dari uji molisch ini adalah reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam
sulfat dan alfa naftol yang akan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
Dimana asam sulfat berfungsi sebagai pembentukan senyawa furfural dan
sebagai agen kondensasi. Uji positif dari uji ini adalah terbentuknya cincin
berwarna ungu. Uji molisch ini sendiri adalah untuk menguji kandungan
karbohidrat pada suatu sampel, jadi semua sampel yang mengandung
karbohidrat hasil ujinya positif.
Mekanisme dari reaksi ini adalah karbohidrat dihidrolisis menjadi
monosakarida, selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami
dehidrasi dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara golongan heksosa
menjadi hidroksi-multifurfural menggunakan asam organik pekat. Pereaksi
Molisch yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural
tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Dimana monosakarida
akan bereaksi lebih cepat daripada disakarida dan polisakarida karena pada
monosakarida langsung bisa mengalami dehidrasi dengan asam sulfat
membentuk furfural, sementara pada disakarida harus diubah dahulu menjadi
monosakarida baru bisa dihidrolisis oleh asam sulfat membentuk furfural.
Dari data hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
sampel yaitu glukosa, bereaksi positif terhadap uji molisch ini. Hal ini sudah
sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa glukosa merupakan suatu
karbohidrat sehingga dapat bereaksi positif pada uji molisch. Mula-mula sampel
yang berupa glukosa dimasukkan pada tabung reaksi sebanyak 2 ml.
Selanjutnya pada masing-masing tabung reaksi ditambah reagen molisch 2 tetes,
kemudian ditambahkan 2 ml H2SO4 , penambahan H2SO4 ini bertujuan sebagai
kondensing agent dan pembentuk senyawa multifurfural. Kemudian dapat
dilihat hasilnya, pada sampel yaitu glukosa, bereaksi positif dengan ditandai
terbentuknya warna ungu. Semakin pekat warna ungu maka semakin pendek
rantai karbonnya. Dari data hasil tersebut warna ungu pada glukosa pekat ini
berarti rantai karbon pada glukosa lebih pendek.
Warna ungu yang terbentuk pada ketiga sampel tersebut disebabkan oleh
reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat (H2SO4). H2SO4 pekat berfungsi
untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural
ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin
yang berwarna ungu.

g. Reaksi yang terjadi


h. Kesimpulan
Prinsip dari uji Molisch adalah reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat
pekat dan α-naftol yang akan membentuk warna kompleks ungu pada
permukaan larutan. Hasil uji positif ditunjukkan dengan adanya warna kompleks
ungu. Dari data hasil percobaan yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa
dengan uji molisch pada sampel glukosa yaitu positif, artinya ketiga sampel
tersebut mengandung karbohidrat.

i. Pertanyaan pra lab


1. Apa yang dimaksud dengan karbohidrat?
Jawab:
karbohidrat adalah segolongan besar senyawa kimia yang paling
banyak terdapat di bumi yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan
oksigen. Zat yang terdiri atas polihidroksi aldehid dan keton serta
turunannya.

2. Bagaimana membuat reagen molisch?


Jawab:
Pereaksi molisch dapat dibuat dengan melarutkan 12,5 gram alfa-naftol
dalam alkohol 95% sampai volumenya tepat 250 ml, aduk hingga larut
dan masukkan dalam botol tetes.

j. Pertanyaan post lab


1. Bagaimana hasil positif yang ditunjukan sampel setelah direaksikan
dengan pereaksi molisch?
Jawab:
ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu diantara
larutan.
2. Tuliskan hasil reaksi yang terjadi antara sampel dengan pereaksi
molisch?
Jawab :
3. Apa fungsi penambahan asam sulfat?
Jawab:
berfungsi sebagai pembentukan senyawa furfural dan sebagai agen
kondensasi.

2. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT SEDERHANA


(MONOSAKARIDA) DENGAN UJI BENEDICT
a. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat membuktikan
adanya kandungan gula (karbohidrat) pereduksi.

b. Prinsip Dasar
Uji Benedict adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula
pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai
menjadi sedikitnya dua buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut
atau bereaksi secara langsung dengan Benedict, contohnya semua golongan
monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk
siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam
kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip
berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu 2O
berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO 3 pada larutan
natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan
tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung
aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutan Benedict (Zulfikar, A.
2010).
c. Alat dan Bahan
No Alat/Bahan Jumlah
1 Tabung reaksi 7
2 Rak tabung reaksi 1
3 Pipet tetes 1
4 Penjepit tabung 7
5 Kasa 1
6 Kaki tiga 1
7 Pembakar spirtus 1
8 Gelas Kimia 1
9 Reagen Benedict secukupnya
10 Glukosa secukupnya
11 Fruktosa secukupnya
12 Sukrosa secukupnya
13 Jambu Biji secukupnya
14 Wortel secukupnya
15 Gula Merah secukupnya
16 Sirup secukupnya
d. Prosedur Praktikum
1. Masukan 2 mL susu dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 2 mL reagen benedict.
3. Panaskan menggunakan water bath dan pembakar bunsen.
4. Amati dan catat perubahan yang terjadi.

e. Hasil pengamatan
Pengamatan
Sampel Setelah ditetesi Pereaksi Benedict

Susu Terjadi perubahan warna dari biru menjadi hijau,


danakhirnya menjadi orange atau merah bata
( positif adanya glukosa ).
f. Pembahasan
Prinsip dari uji benedict ini adalah untuk membuktikan adanya gula
pereduksi.Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa
diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida. Karakteristiknya tidak bisa larut
atau bereaksi langsung dengan benedict. Contohnya semua golongan monosakarida,
sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya terbentuk siklik yang berarti bahwa
hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya
fruktosa dan sukrosa.
Mekanisme dari uji benedict ini adalah reagen benedict yang tersusun atas
tembaga sulfat dan larutan natrium karbonat dan natrium sitrat, mula mula glukosa
dioksidasi menjadi asam glukoranat yang kemudian mampu mereduksi CuO menjadi
Cu2O menjadi merah bata.

g. Kesimpulan
Dari data hasil percobaan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sampel glukosa
yang terkandung dalam susu bereaksi positif terhadap uji ini yang ditandai dengan
terbentuknya warna merah bata setelah dipanaskan. Endapan merah bata diakibatkan
reaksi dari ion logam tembaga (ll) direduksi menjadi tembaga (l).
h. Pertanyaan Pra Lab
1. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan senyawa karbohidrat
sederhana
Jawab :
Karbohidrat yang terdiri dari satu molekul gula sederhana yang
disebut monosakarida.
2. Apa tujuan penggunaan pereaksi benedict pada karbohidrat?
Jawab :
untuk mengidentifikasi gula pereduksi.

3. Apa komponen dari pereaksi benedict ?


Jawab : Reagen benedict mengandung ion tembaga (ll) ( Cu2+ ) biru yang
direduksi menjadi ion tembaga (l) ( Cu+ ).

i. Pertanyaan Post lab


1. Apa yang terjadi jika sampel menunjukan hasil positif?
Jawab : Warna berubah dari biru menjadi hijau dan akhirnya menjadi
orange atau merah bata yang menunjukan adanya glukosa.
2. Bagaimana proses reaksi antara sampel dengan pereaksi benedict ?
Jawab :

3. Apa fungsi pemanasan setelah ditetesi benedict ?


Jawab : Untuk mempercepat reaksi, sehingga perubahan warna cepat
terbentuk

3. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT DENGAN UJI IODIUM/LUGOL


a. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat membuktikan
adanya kandungan karbohidrat golongan polisakarida dalam sampel.

b. Prinsip Dasar
Pati atau amilum dalam suasana asam bila dipanaskan dapat
terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana, hasil pemecahan pati
jika diuji dengan iodium akan memberikan warna biru, coklat, kuning
sampai tidakberwarna. Reaksi antara amilose dengan iodine akan berwarna
biru, sedangkan amilopektin dengan iodine akan berwarna merah violet.
Reaksi glikogen maupun dextrin dengan iodine akan berwarna coklat.

c. Alat dan Bahan


No Alat/Bahan Jumlah
1 Tabung Reaksi 3
2 Rak tabung 1
3 Pipet tetes 3
4 Gelas ukur 1
5 Amilum 9 mL
6 Aquades secukupnya
7 HCl 6 M secukupnya
8 NaOH 6 M secukupnya
9 Larutan Iodin/Lugol secukupnya
d. Prosedur Praktikum
1. Siapkan 0,5 gram amilum dan masukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 5 ml air ke dalam tabung reaksi dan kocok perlahan
3. Tuangkan larutan tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi 50 ml air
mendidih
4. Tambahkan 5 tetes larutan iodin
5. Perubahan arna biru menunjukkan adanya amilum

e. Hasil pengamatan
Pengamatan
Pereaksi
Amilum + Larutan berwarna biru
H2O+HCl+NaOH+Reagen
Iodin/lugol
f. Pembahasan
Pati atau amilum dalam suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis
menjadi senyawa yang lebih sederhana, hasil pemecahan pati jika diuji dengan
iodium akan memberikan warna biru, coklat, kuning sampai tidakberwarna.
Reaksi antara amilose dengan iodine akan berwarna biru, sedangkan amilopektin
dengan iodine akan berwarna merah violet. Reaksi glikogen maupun dextrin
dengan iodine akan berwarna coklat.
Dalam praktikum kali ini menggunakan metode Iodin/lugol, sampel yang
digunakan adalah pati/amilum dan dengan peraksi iodin/lugol. Setelah sampel
direaksikan dengan peraksi iodin/lugol, terjadi perubahan warna menjadi larutan
berwarna biru. Hal ini sesuai dengan literatur.
g. Kesimpulan
dari praktikum yang telah dilakukan, kesimpulanya adalah sampel positif
mengandung iodium, karena setelah direaksikan dengan pereaksi iodin/lugol sampe
berubah warna menjadi biru.
h. Pertanyaan Pra Lab
1. Sebutkan contoh karbohidrat polisakarida?
Jawab :
contoh nya adalah selulosa, glikogen dan amilum
2. Sebutkan kandungan larutan iodin atau lugol?
Jawab :
kandungana larutan iodin/lugol adalah 5% yodium murni (I2), 10% kalium iodida
(KI), 85% air murni (H2O)

b. Pertanyaan Post lab


1. Apa yang terjadi jika sampel menunjukan hasil positif?
Jawab :
jika sampel menunjukkan hasil maka larutan akan berwarna biru.
2. Bagaimana proses reaksi antara sampel dengan pereaksi iodin/lugol?
Jawab :

3. Apa fungsi penambahan air, NaOH dan HCl?


Jawab :
- fungsi penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa pada
uji iodin.
- Penambahan HCl berfungsi sebagai pemberi suasana pada asam pada
larutan amilum
- Penambahan air pada uji iodin adalah sebagai larutan netral.

1. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT DENGAN UJI FEHLING


a. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat membuktikan
adanya kandungan karbohidrat sederhana dalam sampel.

b. Prinsip Dasar
Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat
mereduksi terutama dalam suasan basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat
digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis
kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau
keton bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi
ion-ion logam misalnya ion Cu2+ dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksi-
pereaksi tertentu.
Perekasi Fehling adalah oksidator lemah yang merupakan pereaksi
khusus untuk mengenali aldehida. Dalam pereaksi ini ion Cu 2+ direduksi
menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu 2O.
Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan endapan
berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer
misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang terjadi berwarna hijau
kekuningan.
c. Alat dan Bahan
No Alat/Bahan Jumlah
1 Tabung reaksi 6
2 Rak tabung reaksi 1
3 Pipet tetes 2
4 Penjepit tabung 6
5 Pereaksi Fehling A secukupnya
6 Pereaksi Fehling B secukupnya
7 Glukosa 1% secukupnya
8 Fruktosa 1% secukupnya
9 Amillum/Pati 1% secukupnya
10 Maltose 1% secukupnya
11 Xylose 1% secukupnya
12 Laktose 1% secukupnya
d. Prosedur Praktikum
1. Siapkan 6 tabung reaksi yang bersih, lalu masukkan 2 mL larutan
fehling A dan 2 mL larutan fehling B ke dalam masing-masing tabung.
2. Tambahkan beberapa 1 mL larutan sampel.
3. Kemudian kocok perlahan-lahan, lalu masukkan tabung tersebut
kedalam penangas air mendididh.
4. Amati dan catat perubahan yang terjadi.

e. Hasil pengamatan

Sampel Sebelum Pengamatan Setelah


Glukosa
Fruktosa
Amillum
Maltose
Xylose
Laktose
f. Pertanyaan Pra Lab
1. Jelaskanlah komponen apa saja yang ada di dalam larutan Fehling A
dan Fehling B?
2. Apa fungsi larutan Fehling dalam uji karbohidrat ini?

g. Pertanyaan Post lab


1. Apa yang terjadi jika sampel menunjukan hasil positif?
2. Bagaimana proses reaksi antara sampel dengan pereaksi Fehling?
3. Apa fungsi pemanasan dalam percobaan ini?
2. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT DENGAN UJI SELIWANOFF
a. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat membedakan
fruktosa dengan senyawa karbohidrat lainnya.

b. Prinsip Dasar
Reaksi Seliwanoff disebabkan perubahan fruktosa oleh asam klorida
panas menjadi levulinat dan hidroksimetilfurfural selanjutnya kondensasi
hidroksi metil dengan resorsinol akan menghasilkan senyawa sakrosa yang
mudah dihidrolisa menjadi glukosa akan membentuk reaksi yang positif.
Fruktosa yang direaksikan dengan pereaksi Seliwanoff yang terdiri dari
resorsinol dan asam klorida akan membentuk senyawa baru berwarna merah.

c. Alat dan Bahan


No Alat/Bahan Jumlah
1 Tabung reaksi 6
2 Rak tabung reaksi 1
3 Pipet tetes 2
4 Penjepit tabung 6
5 Pereaksi Seliwanoff secukupnya
6 Glukosa 1% secukupnya
7 Fruktosa 1% secukupnya
8 Amillum/Pati 1% secukupnya
9 Maltose 1% secukupnya
10 Xylose 1% secukupnya
11 Laktose 1% secukupnya
d. Prosedur Praktikum
Pembuatan pereaksi
Seliwanoff
Pereaksi seliwanoff dibuat dengan mencampurkan resorcinol 0,5% dengan
12 mL HCl pekat, kemudian encerkan dengan aquades sampai 35 mL
1. Siapkan 6 tabung reaksi yang bersih, lalu tambahkan 1 mL sampel
kedalam masing-masing tabung.
2. Tambahkan 3 mL pereaksi Seliwanoff kedalam masing-masing tabung
reaksi.
3. Kemudian kocok perlahan-lahan, lalu masukkan tabung tersebut
kedalam penangas air mendididh selama 10 menit.
4. Amati dan catat perubahan yang terjadi. Terjadinya perubahan warna
merah dan endapan menunjukan reaksi positif untuk ketosa, bila
endapan dilarutkan dalam alkohol terjadi larutan berwarna merah.
e. Hasil pengamatan

Sampel Sebelum Pengamatan Setelah


Glukosa
Fruktosa
Amillum
Maltose
Xylose
Laktose

f. Pertanyaan Pra Lab


1. Jelaskanlah komponen apa saja yang ada di dalam pereaksi Seliwanoff?
2. Apa fungsi pereaksi Seliwanoff dalam uji karbohidrat?

g. Pertanyaan Post lab


1. Apa yang terjadi jika sampel menunjukan hasil positif?
2. Bagaimana proses reaksi antara sampel dengan pereaksi Seliwanoff?
3. Apa fungsi pemanasan dalam percobaan ini?

3. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT DENGAN UJI BARFOED


a. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat membedakan
karbohidrat monosakarida dan disakarida dalam sampel.

b. Prinsip Dasar
Uji Barfoed dalah uji untuk membedakan monosakarida dan
disakarida dengan mengontrol kondisi pH serta waktu pemanasan. Ion Cu2+
dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh
gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan Cu 2O
(kupro oksida) berwarna merah bata. Hal inilah yang mendasari uji Barfoed.
Reaksi positif ditandai terbentuknya endapan merah bata CuO. Disakarida
juga akan memberikan hasil positif bila di didihkan cukup lama hingga
terjadi hidrolisis.

c. Alat dan Bahan


No Alat/Bahan Jumlah
1 Tabung reaksi 6
2 Rak tabung reaksi 1
3 Pipet tetes 2
4 Penjepit tabung 6
5 Pereaksi Barfoed secukupnya
6 Glukosa 1% secukupnya
7 Fruktosa 1% secukupnya
8 Amillum/Pati 1% secukupnya
9 Maltose 1% secukupnya
10 Xylose 1% secukupnya
11 Laktose 1% secukupnya
d. Prosedur Praktikum
Pembuatan pereaksi
Barfoed
Pereaksi Barfoed dibuat dengan melarutkan 13,3 gran kristal natrium sitrat
dan 100 gram natrium karbonat anhidrat didalam 800 mL air. Aduklah lalu
saring. Kemudian, ke dalamnya tambahkan 17,3 gram tembaga sulfat yang
telah dilarutkan dalam 100 mL air. Buatlah volume total 1 liter dengan
penambahan air.
1. Siapkan 6 tabung reaksi yang bersih, lalu tambahkan 1 mL sampel
kedalam masing-masing tabung.
2. Tambahkan 1 mL pereaksi Barfoed kedalam masing-masing tabung
reaksi.
3. Kemudian kocok perlahan-lahan, lalu masukkan tabung tersebut
kedalam penangas air mendididh selama 10 menit.
4. Amati dan catat perubahan yang terjadi.

e. Hasil pengamatan

Sampel Sebelum Pengamatan Setelah


Glukosa
Fruktosa
Amillum
Maltose
Xylose
Laktose

f. Pertanyaan Pra Lab


1. Jelaskanlah komponen apa saja yang ada di dalam pereaksi Barfoed?
2. Apa fungsi pereaksi Barfoed dalam uji karbohidrat?
3. Apa perbedaan karbohidrat monosakarida dan disakarida berdasarkan
struktur kimianya?

g. Pertanyaan Post lab


1. Apa yang terjadi jika sampel menunjukan hasil positif?
2. Bagaimana proses reaksi antara sampel dengan pereaksi Barfoed?
3. Mengapa karbohidrat disakarida memerlukan pemanasan yang lebih
lama dalam percobaan ini?

Anda mungkin juga menyukai