Anda di halaman 1dari 50

JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 1

PRAKTIKUM 1

KARBOHIDRAT
PENDAHULUAN

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam


terutama sebagai penyusun utma jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain
karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula). Senyawa
karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung
unsur –unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris total
(CH2O). karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida, diantaranya glukosa
yang mempunyai rumus molekul C6H12O6.
Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat warna putih, sukar larut
dalam pelarut organik, tetapi mudah larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida).
Karbohidrat dibagi menjadi 3 golongan :
1. Monosakarida
Karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat
lain. Bentuk ini dibedakan kembali menurut jumlah atom C yang dimiliki dan
sebagai aldosa atau ketosa. Monosakarida yang terpenting adalah
glukosa,galaktosa, dan fruktosa.
2. Oligosakarida
Karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh satuan monosakarida.
Oligosakarida yang umum adalah disakarida, yang terdiri atas dua satuan
monosakarida dan dapat dihidrolisis menjadi monosakarida. Contoh : sukrosa,
maltose dan laktosa.
3. Polisakarida
Karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan monosakarida dab dapat
beranati lurus atau bercabang. Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau
enzim tertentu yang kerjanya spesifik. Hidrolisis sebagian polisakarida
menghasilkan oligosakarida dan dapat digunakan untuk menentukan struktur
molekul polisakarida. Contoh : amilum, glikogen, dekstrin, dan sellulosa.

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 2

Pemeriksaan Karbohidrat

1. Tes Molisch

Tujuan :
Membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif.

Prinsip reaksi :
Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida.
Dehidrasi monosakarida jenis pentose oleh asam sulfat pekat menjadi furfural
dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Pereaksi molisch
yang terdiri atas α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural
membentuk senyawa komplekas berwarna ungu.

Bahan-bahan :
Sampel ( Larutan glukosa, fruktosa, galaktosa, arabinosa, sukrosa, laktosa,
maltosa, dextrin, amilum, gom arab masing-masing 1%.

Pereaksi :
- Larutan Molisch
5 gram α-naftol dilarutkan dalam 100 ml alcohol 96%.
- H2SO4 pekat

Cara kerja :
- Pipet 15 tetes masing-masing larutan sampel kedalam tabung-tabung reaksi
- Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch
- Kocok , kemudian alirkan perlahan lahan 1 ml H2SO4 pekat melalui dinding
tabung
- Lihat hasilnya, reaksi positif bila pada bidang perbatasan kedua lapisan
terbentuk cincin berwarna ungu.

2. Tes iodium (untuk polisakarida)

Tujuan :
Membuktika adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin)

Prinsip reaksi :
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi
berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 3

biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan


sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna
merah coklat.

Bahan-bahan :
Sampel (Larutan amilum, dextrin, gom arab, glikogen masing-masing 1%.

Pereaksi :
Larutan iodium 0,01 M

Cara kerja :
- Masukkan 3 tetes sampel kedalam tabung reaksi
- Tambahkan 2 tetes larutan iodium
- Amati warna spesifik yang terbentuk

3. Tes Benedict

Tujuan :
Membuktikan adanya gula reduksi.

Prinsip reaksi :
Gula yang memiliki gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu 2+
dalam suasana alkalis menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O berwarna
merah bata.

Bahan-bahan :
Sampel ( Larutan glukosa, fruktosa, galaktosa, arabinosa, sukrosa, laktosa,
maltosa, dextrin, amilum, gom arab masing-masing 1%.

Pereaksi :
Larutan benedict terbuat dari :
17 g CuSO4.5H2O
100 g Na2CO3 anhidrat
170 g Natrium sitrat
Kesemuanya dilarutkan dalam 1 L aquades.

Cara kerja :
- Pipet 15 tetes larutan benedict kedalam masing-masing tabung reaksi
- Tambahkan 5 tetes larutan sampel kedalam masing-masing tabung reaksi

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 4

- Kocok lalu panaskan dalam penangas air selama 5 menit


- Lihat hasilnya ( reaksi positif bila terbentuk larutan hijau endapan kuning
sampai merah).

4. Tes Barfoed

Tujuan :
Membedakan antara monosakarida dan disakarida.

Prinsip reaksi:
Ion Cu2+ (dari pereaksi barfoed ) dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida dripada disakarida dan menghasilkan
endapan Cu2O berwarna merah bata.

Bahan-bahan :
Sampel ( Larutan glukosa, fruktosa, galaktosa, arabinosa, sukrosa, laktosa,
maltosa, dextrin, amilum, gom arab masing-masing 1%.

Pereaksi :
Larutan barfoed terbuat dari :
13,3 g Cu asetat
1,9 ml asam asetat glacial
Kedua zat tersebut diatas dilarutkan kedalam 200 ml aquades.

Cara kerja :
- Pipet 10tetesl pereaksi barfoed kedalam masing-masing tabung reaksi
- Tambahkan 10 tetes larutan sampel kedalam masing-masing tabung diatas
- Panaskan diatas nyala api selama 1 menit atau masukkan dalam penangas air
mendidih selama 5 menit
- Lihat hasilnya (reaksi positif terjadi endapan merah)

5. Tes seliwanoff

Tujuan :
Membuktikan adanya ketosa (fruktosa)

Prinsip reaksi :

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 5

Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dan dengan


penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna merah orange.

Bahan-bahan :
Sampel ( Larutan glukosa, fruktosa, galaktosa, arabinosa, sukrosa, laktosa,
maltosa, dextrin, amilum, gom arab masing-masing 1%.

Pereaksi :
Pereaksi seliwanoff terbuat dari 50 mg resorsinol dilarutkan dalam 100 ml HCl
(1:1)

Cara kerja :
- Pipet 15 tetes pereaksi seliwanoff
- Tambahkan 5 tetes kedalam masing-masing larutan sampel diatas
- Didihkan diatas api selama 20 detik atau dalam penangas air (waterbath)
selama 60 detik.
- Lihat hasilnya ( reaksi positif bila terbentuk warna merah orange setelah
beberapa detik).

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 6

JURNAL PRAKTIKUM
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

HARI/TANGGAL :

TEMPAT :

WAKTU :

HASIL PENGAMATAN

1. UJI MOLISCH

NO ZAT UJI HASIL UJI KARBOHIDRAT(+/-)

1      

2      

3      

4      

5      

6      

7      

8      

9      

10      

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 7

2. UJI IODIUM

POLISAKARIDA
NO ZAT UJI HASIL UJI
(+/-)

1      

2      

3      

4      

5      

6      

7      

8      

9      

10      

3. UJI BENEDICT

NO ZAT UJI HASIL UJI GULA REDUKSI (+/-)

1      

2      

3      

4      

5      

6      

7      

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 8

8      

9      

10      

4. UJI BARFOED

NO ZAT UJI HASIL UJI MONOSAKARIDA (+/-)

1      

2      

3      

4      

5      

6      

7      

8      

9      

10      

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 9

5. UJI SELIWANOFF

NO ZAT UJI HASIL UJI KETOSA (+/-)

1      

2      

3      

4      

5      

6      

7      

8      

9      

10      

PEMBAHASAN

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 10

KESIMPULAN

Dosen Pembimbing Praktikan

EDY DWIONO, S.SI.,M.SI ( )

PRAKTIKUM 2

LIPIDA (LEMAK)
PENDAHULUAN

Lipid adalah sekelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan,
atau manusia dan memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel. Senyawa lipid
tidak mempunyai rumus empiris tertentu atau struktur yang serupa, terdiri atas beberapa
golongan. Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipid mempunyai sifat tidak larut dalam

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 11

air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti eter, kloroform, aseton, dan
benzene. Berdasarkan sifat demikian, lipid dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dari
jaringan hewan atau tumbuhan menggunakan eter atau pelarut nonpolar lainnya.

Sifat fisikokimia lemak dan minyak berbeda satu sama lain, tergantung pada
sumbernya. Secara umum, bentuk trigliserida lemak dan minyak sama, tetapi wujudnya
berbeda. Dalam pengertian sehari-hari disebut lemak jika berbentuk padat pada suhu kamar
dan disebut minyak jika berbentuk cair pada suhu kamar.

Lipid dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan besar, yaitu :

1. Lipid sederhana : senyawa ester asam lemak dan berbagai alkohol.

Contoh : lemak atau minyak dan lilin (wax)

2. Lipid kompleks (gabungan) : senyawa ester asam lemak yang mempunyai gugus
lain disamping alkohol dan asam lemak, misalnya karbohidrat atau protein.

Contoh : fosfolipid, glikolipid, dan lipoprotein.

3. Derivat lipid : senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid.

Contoh : asam lemak, gliserol, aldehida lemak, keton, hidrokarbon, sterol,


vitamin larut lemak, dan beberapa hormon.

PEMERIKSAAN LIPID

1. Uji kelarutan lipid

Tujuan :

Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu.

Prinsip kerja :

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 12

Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan,
maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya , minyak
dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak
yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun
mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetes minyak menjadi tersebar
seluruhnya.

Bahan :

Minyak , Na2CO3 1%, Alkohol 96% , Benzen, Kloroform , Ether

Cara kerja :

- Pipet 1 ml air, Na2CO3 1%, alkohol 96%, benzene, kloroform, dan ether ke
dalam tabung reaksi

- Tambahkan 2 tetes minyak kedalam tiap tabung, kemudian kocok

- Amati perubahan yang terjadi

2. Uji Pembentukan emulsi

Tujuan :

Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak.

Prinsip kerja :

Emulsi adalah disperse atau suspense menstabil suatu cairan dalam cairan lain
dimana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang stabil,
diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent
yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.
Bahan emulsifier dapat berupa protein, gom, sabun, atau garam empedu.

Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat
terikat, baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan
disekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan dan
diadsorpsi melapisi butir-butir minyak, sehingga mengurangi kemungkinan
bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.

Bahan :

Minyak kelapa dan minyak tengik, Na2CO3 1%

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 13

Cara kerja :

- Pipet masing-masing 5 ml air masukkan kedalam 3 tabung reaksi

- Pada tabung 1 Tambahkan 2 tetes minyak kelapa dan kocok

- Pada tabung 2 tambahkan 2 tetes minyak kelapa dan 2 tetes Na 2CO3 1% dan
kocok

- Pada tabung 3 tambahkan 2 tetes minyak tengik dan 2 tetes Na 2CO3 1% kocok
dan biarkan

- Amati perubahan yang terjadi

3. Uji Keasaman minyak

Tujuan :

Mengetahui sifat asam basa minyak kelapa

Prinsip kerja :

Minyak biasa bersifat netral sedangkan minyak tengik bersifat asam karena
hidrolisa dan oksida trigliserida menghasilkan asam-asam lemak, aldehid dan
keton.

Proses ketengikan pada lemak atau minyak dapat dipercepat oleh adanya ;
cahaya, kelembaban, pemanasan, aksi, mikroba, dan katalis logam tertentu
seperti Fe, Ni, atau Mn. Sebaliknya zat-zat yang dapat menghambat terjadinya
proses ketengikan disebut antioksidan, misalnya : tokoferol (vitamin E), asam
askorbat (vitamin C), polifenol, hidroquinon, dan flavanoid.

Bahan :

Minyak kelapa dan minyak tengik, Lakmus merah, Lakmus biru

Cara kerja :

- Teteskan minyak kelapa dan minyak tengik kedalam kertas lakmus biru

- Amati perubahan warna yang terjadi

4. Uji penyabunan minyak


AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON
JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 14

Tujuan :

Mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak oleh alkali.

Prinsip reaksi :

Lemak dan minyak dapat terhidrolisis, lalu menghasilkan asam lemak dan
gliserol. Proses hidrolisis yang disengaja biasa dilakukan dengan penambahan
basa kuat, seperti NaOH atau KOH melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol
dan sabun. Proses hidrolosis minyak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau
saponifikasi.

Bahan :

Minyak , Alkohol 96%, NaOH, Deterjen , Asam asetat encer, CaCl 2 5%, MgSO4 5%,

Pb-asetat 5%

Cara kerja :

a. Hidrolisis minyak kelapa (saponifikasi)

- Masukkan 5 ml minyak kelapa ke dalam erlenmeyer

- Tambahkan 1,5 gram NaOH dan 25 ml alkohol 96%

- Panaskan sampai mendidih selama 15 menit

- Untuk mengetahui apakah reaksi penyabunan telah sempurna, ambillah 3


tetes larutan, kemudian larutkan dalam air. Bila larut, maka menunjukkan
reaksi telah sempurna.

- Setelah sempurna, uapkan alkohol yang tersisa sampai habis

- Dinginkan, lalu tambahkan 75 ml air dan panasakan sampai semua sabun


larut.

b. Uji sifat-sifat sabun (kesadahan)

- Ambil 6 ml larutan sabun dengan pipet ukur lalu netralkan dengan asam
asetat encer

- Larutan sabun yang telah netral dibagi menjadi 3 bagian, masing-masing


masukkan kedalam tabung reaksi

- Kedalam tabung 1, 2, dan 3 berturut-turut tambahkan CaCl 2 5%, MgSO4 5%,


dan Pb-asetat 5% sebanyak 5 ml. lakukan pengocokan dengan kuat.
AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON
JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 15

- Amati dan catat perubahan yang terjadi.

- Ulangi percobaan menggunakan deterjen alu bandingkan hasilnya.

5. Uji kolesterol

Tujuan :

Mengatahui adanya sterol (kolesterol) dalam suatu bahan secara kualitatif.

Prinsip reaksi :

Kelompok lipid seperti fosfolipid dan sterol merupakan komponen penting yang
terdapat dalam membran semua sel hidup. Kolesterol adalah sterol yang banyak
terdapat di alam. Untuk mengetahui adanya sterol dan kolesterol dapat
dilakukan uji kolesterol menggunakan reaksi warna. Salah satu diantaranya
adalah reaksi Lieberman Burchard. Uji ini positif bila reaksi menunjukkan warna
yang berubah dari merah kemudian biru dan hijau. Warna hijau yang terjadi
sebanding dengan konsentrasi kolesterol dalam bahan.

Bahan :

Kolesterol 0,5% dalam kloroform, Minyak kelapa, Minyak ikan, Asam asetat,
Kloroform, H2SO4 pekat

Cara kerja :

- Siapkan 3 tabung reaksi. Isilah tabung 1 dengan 1 ml minyak kelapa, tabung 2


dengan 5 tetes minyak ikan, dan tabung 3 dengan 5 tetes kolesterol 0,5%

- Pada setiap tabung tambahkan kloroform sebanyak 2 ml

- Tambahkan pula 10 tetes asam asetat

- Melalui dinding tabung tambahkan 2-3 tetes asam sulfat pekat

- Kocoklah hati-hati dan diamkan beberapa detik

- Amati perubahan warna yang terjadi.

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 16

JURNAL PRAKTIKUM
IDENTIFIKASI LEMAK

HARI/TANGGAL :

TEMPAT :

WAKTU :

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 17

HASIL PENGAMATAN

1. UJI KELARUTAN LIPID

BAHAN TABUNG 1 TABUNG 2 TABUNG 3 TABUNG 4 TABUNG 5 TABUNG 6

           
           
           
           

HASIL

         

2. UJI PEMBENTUKAN EMULSI

BAHAN TABUNG 1 TABUNG 2 TABUNG 3

       
       
       

HASIL
     

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 18

3. UJI KEASAMAN MINYAK

PERUBAHAN WARNA SIFAT


NO ZAT UJI
LAKMUS MERAH LAKMUS BIRU ASAM/BASA

         

         

4. UJI PENYABUNAN MINYAK

BAHAN TABUNG 1 TABUNG 2 TABUNG 3

       
       
       
       
       
HASIL
     
BAHAN TABUNG 1 TABUNG 2 TABUNG 3

       
       
       
       
       

HASIL
     

5. UJI KOLESTEROL

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 19

BAHAN TABUNG 1 TABUNG 2 TABUNG 3

       
       
       
       
       
HASIL
     

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

Dosen Pembimbing Praktikan

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 20

EDY DWIONO, S.SI.,M.SI ( )

PRAKTIKUM 3

PROTEIN
PENDAHULUAN

Protein merupakan komponen utama dalam sel hidup, baik tumbuhan


maupun hewan. Protein adalah senyawa organik kompleks yang terdiri atas unsur-
unsur karbon (50-55%), hidrogen (± 7%), oksigen (± 13%), dan nitrogen (± 16%).
Banyak pula protein yang mengandung Belerang (S) dan Fosfor (P) dalam jumlah
sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya mengandung unsure logam seperti
tembaga dan besi.

Sifat fisikokimia protein berbeda satu sama lain, tergantung pada komposisi
dan jenis asam amino penyusunnya. Sebagian besar protein bila dilarutkan dalam air
akan membentuk disperse koloidal dan tidak dapat berdifusi bila dilewatkan melalui
membran semipermeabel. Beberapa protein mudah larut dalam air, tetapi ada pula
yang sukar larut. Namun semua protein tidak dapat larut dalam pelarut organik
seperti eter, kloroform, atau benzena.
AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON
JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 21

Berdasarkan struktur molekul, protein dapat dibagi menjadi dua golongan


utama, yaitu :

1. Protein globuler, yaitu protein berbentuk bulat atau elips dengan rantai
polipeptida yang berlipat. Umumnya, protein globuler larut dalam air,
asam, basa atau etanol. Contoh : albumin, globulin, protamin, semua
enzim dan antibody.

2. Protein fiber, yaitu protein berbentuk serat atau serabut dengan rantai
polipeptida memanjang pada satu sumbu. Hampir semua protein fiber
memberikan peran structural atau pelindung . Protein fiber tidak larut
dalam air, asam, basa, maupun etanol. Contoh : keratin pada rambut,
kolagen pada tulang rawan, dan fibroin pada sutera.

PEMERIKSAAN PROTEIN

1. Uji susunan elementer protein

Tujuan :

Mengidentifikasi adanya unsur-unsur penyusun protein.

Prinsip reaksi:

Semu jenis protein tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidogen (H), oksigen
(O), dan nitrogen (N). Ada pula protein yang mengandung sedikit belerang (S)
dan fosfor (P).

Dengan metode pembakaran atau pengabuan, akan diperoleh unsur-unsur


penyusun protein yaitu C,H,O dan N.

Bahan:

Albumin telur, Gelatin , NaOH 10%, Pb-asetat 5%, HCl pekat

Cara Kerja :

a. Uji adanya unsur C, H, dan O

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 22

- Masukkan 1 ml albumin telur kedalam cawan porselin.

- Taruhlah kaca obyek diatasnya, kemudian panaskan

- Perhatikan adanya pengembunan pada gelas obyek yang


menunjukkan adanya hydrogen (H) dan oksigen (O).

- Ambil gelas obyek lalu amati bau yang terjadi. Bila tercium bau rambut
yang terbakar, berarti protein mengandung unsur Nitrogen (N).

- Bila terjadi pengarangan, berarti ada atom karbon (C).

- Ulangi percobaan menggunakan serbuk gelatin.

b. Uji adanya atom N

- Masukkan 1 ml lautan albumin telur kedalam tabung reaksi

- Tambahkan 1 ml NaOH 10% kemudian panaskan

- Perhatikan bau ammonia yang terjadi dan ujilah uapnya dengan kertas
lakmus merah yang telah dibasahi aquades.

- Terbentuknya bau ammonia menunjukkan adanya N

- Ulangi percobaan menggunakan serbuk gelatin.

c. Uji adanya atom S

- Masukkan 1 ml albumin telur kedalam tabung reaksi

- Tambahkan 1 ml NaOH 10%, kemudian panaskan

- Tambahkan 4 tetes larutan Pb-asetat 5%

- Bila larutan menghitam, berarti PbS terbentuknya. Kemudian tambahkan 4


tetes HCl pekat dengan hati-hati.

- Perhatikan bau khas belerang dari belerang yang teroksidasi

- Ulangi percobaan menggunakan serbuk gelatin.

2. Uji kelarutan protein

Tujuan :

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 23

Mengetahui daya kelarutan protein terhadap pelarut tertentu.

Prinsip reaksi :

Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam maupun
basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa. Sebagian ada yang
mudah larut dan ada pula yang sukar larut. Namun , semua protein tidak larut
dalam pelarut lemak seperti eter atau kloroform. Apabila protein dipanaskan
atau ditambah etanol absolute, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi).
Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul
protein.

Bahan :

Albumin telur, Gelatin, Aquades , HCl 10%, NaOH 40%, Alkohol 96%, Kloroform

Cara Kerja :

- Sediakan 5 tabung reaksi, masing-masing isilah dengan aquades, HCl 10%,


NaOH 40%, alkohol 96% dan kloroform sebanyak 1 ml.

- Tambahkan 2 ml albumin telur pada setiap tabung.

- Kocoklah dengan kuat, kemudian amati sifat kelarutannya.

- Ulangi percobaan menggunakan gelatin.

3. Uji Pengendapan protein dengan garam

Tujuan :

Mengetahui pengaruh larutan garam alkali dan garam divalent konsentrasi tinggi
terhadap sifat kelarutan protein.

Prinsip reaksi:

Pengaruh penambahan garam terhadap kelarutan protein berbeda-beda,


tergantung pada konsentrasi dan jumlah muatan ionnya dalam larutan. Semakin
tinggi konsentrasi dan jumlah muaan ionnya, semakin efektif garam dalam
mengendapkan protein. Peristiwa pemisahan atau pengendapan protein oleh
garam berkonsentrasi tinggi disebut salting out.

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 24

Bahan :

Albumin telur, (NH4)2SO4 jenuh, NaCl 5%, BaCl2 5%, CaCl2 5%, MgSO4 5%

Cara Kerja :

- Sediakan 5 tabung reaksi, masing-masing isilah dengan 2 ml albumin.

- Pada tabung 1, 2, 3, 4, 5 berturut-turut tambahkan larut NaCl 5%, BaCl 2 5%,


CaCl2 5%, MgSO4 5% dan (NH4)2SO4 jenuh setetes demi setetes sampai timbul
endapan.

- Selanjutnya tambahkan kembali larutan-larutan garam secara berlebihan .

- Kocoklah tabung, kemudian amati perubahan yang terjadi.

4. Uji pengendapan protein dengan logam dan asam organik

Tujuan :

Mengetahui pengaruh logam berat dan asam organic terhadap sifat kelarutan
protein.

Prinsip reaksi :

Sebagian besar protein dapat diendapkan dengan penambahan asam-asam


organic seperti asam pikrat, asam trikloroasetat, dan asam sulfosalisilat.
Penambahan asam-asam menyebabkan terbentuknya garam proteinat yang tidak
larut. Kemudian, protein dapat pula mengalami denaturasi irreversible dengan
adanya logam-logam berat seperti Cu2+ Hg2+, atau Pb2+ sehingga mudah
mengendap.

Bahan :

Albumin telur, Asam trikloroasetat (TCA) 10%, Asam sulfosalisilat 5%, HgCl 2 5%,
CuSO4 5%, Pb-asetat 5%

Cara Kerja :

- Sediakan 5 tabung reaksi, masing-masing isilah dengan 2 ml larutan albumin


telur.

- Pada tabung 1,2,3,4 dan 5 berturut-turut tambahkan 10 tetes larutan asam


trikloroasetat 10%, asam sulfosalisilat 5%, CuSO 4 5%, HgCl2 5%, Pb-asetat 5%

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 25

- Kocoklah setiap tabung dan amati perubahan yang terjadi.

5. Uji Biuret

Tujuan :

Membuktikan adanya molekul-molekul peptide dari protein

Prinsip reaksi :

Ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan
polipeptida atau ikatan-ikatan peptide yang menyusun protein membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu (violet). Reaksi biuret positif terhadap dua
buah ikatan peptide atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau
peptide. Reaksi ini pun positif terhdap senyawa-senyawa yang mengandung dua
gugus : -CH2NH2, -CSNH2, -C(NH)NH2, dan –CONH2.

Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptide yang terbentuk pada
pemanasan dua molekul urea.

Bahan-bahan:

Larutan sampel 2% (gelatin, kasein, albumin, glisin), Larutan NaOH 10%, Larutan
CuSO4 1%

Cara kerja :

- Kedalam masing-masing tabung reaksi, pipet 2 ml sampel

- Tambahkan 1 ml NaOH 10% dan 3 tetes larutan CuSO4 1%

- Campurkan dengan baik

- Amati hasilnya

6. Uji Ninhidrin

Tujuan :

Membuktikan adanya asam amino bebas dalam protein

Prinsip reaksi :
AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON
JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 26

Semua asam amio atau peptide yang mengandung asam α-amino bebas akan
bereaksi dengan ninhidrin akan membentuk komplek berwarna biru (untuk
proplin dan hidroksiprolin berwarna kuning)

Bahan-bahan :

Larutan protein (albumin 2%, gelatin 2%, kasein 0,2%, pepton 0,2%)

Larutan ninhidrin (triketonhydrin dehydrat) 0,1%

Cara kerja :

- Pipet masing-masing 2 ml larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 0,2%,


pepton 0,2%

- Tambahkan 5 tetes larutan ninhidrin

- Panaskan selama 5 menit pada penangas air

- Lihat hasilnya (reaksi positif jika terbentuk warna biru)

7. Tes Xanthoprotein

Tujuan :

Membentuk adanya asam amino tirosin, triptonfan atau fenilalanin yang


terdapat dalam protein.

Prinsip reaksi :

Reaksi pada uji xanthoprotein didasarkan pada nitrasi inti benzene yang
terdapat pada molekul protein. Jika protein yang mengandung cincin benzene
(tirosin, triptofan, dan fenilalanin )ditambahkan asam nitrat pekat, maka akan
terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu
dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi
dan warnanya berubah menjadi ungu.

Bahan-bahan :

Larutan sampel 2% (albumin, gelatin, kasein, tirosin), HNO3 pekat, NaOH 10%

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 27

Cara kerja :

- Pipet 2 ml larutan sampel

- Tambahkan 1 ml HNO3 pekat

- Amati endapan yang terjadi

- Panaskan hati-hati selama 1 menit

- Dinginkan dan masukkan perlahan-lahan tetes demi tetes larutan NaOH 10%
melalui dinding tabung

- Amati hasilnya (reaksi positif bila berbentuk dua lapisan pada bidang
perbatasan antara protein dan NaOH terbentuk warna jingga

JURNAL PRAKTIKUM
IDENTIFIKASI PROTEIN

HARI/TANGGAL :

TEMPAT :

WAKTU :

HASIL PENGAMATAN

1. UJI SUSUNAN ELEMENTER PROTEIN

A. Uji Adanya Unsur C, H, dan O

NO ZAT UJI HASIL PENGAMATAN (+/-)


AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON
JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 28

BAU RAMBUT
PENGARANGAN ( C ) PENGEMBUNAN (H&O)
TERBAKAR ( N)

         

         

B. Uji Adanya Atom N

HASIL PENGAMATAN (+/-)


NO PERLAKUAN KERTAS LAKMUS MERAH
BAU AMONIAK (N)
(N)

       

       

C. Uji Adanya Atom S

HASIL PENGAMATAN (+/-)


NO PERLAKUAN
PbS Belerang ( S)

       

       

2. UJI KELARUTAN PROTEIN

BAHAN TABUNG 1 TABUNG 2 TABUNG 3 TABUNG 4 TABUNG 5

           
           
           
           
           
           
AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON
JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 29

           

HASIL
         

BAHAN TABUNG 1 TABUNG 2 TABUNG 3 TABUNG 4 TABUNG 5

           
           
           
           
           
           
           
HASIL
         

3. UJI PENGENDAPAN PROTEIN DENGAN GARAM

BAHAN TABUNG 1 TABUNG 2 TABUNG 3 TABUNG 4 TABUNG 5

           
           
           
           
           
           
           
HASIL
         

4. UJI PENGENDAPAN PROTEIN DENGAN LOGAM DAN ASAM ORGANIK

BAHAN TABUNG 1 TABUNG 2 TABUNG 3 TABUNG 4 TABUNG 5

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 30

           
           
           
           
           
           
           
HASIL
         

5. UJI BIURET

NO ZAT UJI HASIL UJI POLIPEPTIDA (+/-)

1      

2      

3      

4      

6. UJI NINHIDRIN

ASAM AMINO
NO ZAT UJI HASIL UJI
BEBAS (+/-)

1      

2      

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 31

3      

4      

7. UJI XANTOPROTEIN

TIROSIN/TRIPTOFAN/
NO ZAT UJI HASIL UJI
FENILALANIN (+/-)

1      

2      

3      

4      

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 32

Dosen Pembimbing Praktikan

EDY DWIONO, S.SI.,M.SI ( )

PRAKTIKUM 4

ENZIM

PENDAHULUAN

Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup.

Sekarang, kira-kira lebih dari 2.000 enzim telah teridentifikasi, yang masing-masing

berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam system hidup. Sintesis enzim terjadi

di dalam sel dan sebagian besar enzim dapat diperoleh dengan ekstraksi dari

jaringan tanpa merusak fungsinya.

Berdasarkan jenis reaksi yang dikatalisis, enzim dapat dibagi menjadi enam

golongan utama, yaitu :

1. Oksidoreduktase : kelompok enzim yang mengerjakan reaksi oksidasi dan reduksi.

2. Transferase : kelompok enzim yang berperan dalam reaksi pemindahan suatu gugus

dari suatu senyawa kepada senyawa lain.

3. Hidrolase : kelompok enzim yang berperan dalam reaksi hidrolisis.

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 33

4. Liase : kelompok enzim yang mengatalisis reaksi adisi atau pemecahan ikatan

rangkap.

5. Isomerase : kelompok enzim yang mengatalisis perubahan konformasi molekul

(isomerasi).

6. Ligase (sintetase) : kelompok enzim yang mengatalisis pembentukan ikatan kovalen.

PEMERIKSAAN ENZIM

1. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim

Tujuan :

Mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim

Prinsip reaksi :

Pada suhu sangat rendah, aktivitas enzim dapat terhenti secara reversible.

Kenaikan suhu lingkungan akan meningkatkan energy kinetik enzim dan frekuensi

tumbukan antara molekul enzim dan substrat, sehingga enzim menjadi aktif.

Bahan :

Amilum 2%, enzim amylase (saliva), iodium, pereaksi benedict,

Cara kerja :

- Sediakan 5 tabung reaksi, masing-masing isilah dengan 2 ml larutan amilum

- Tambahkan 1 ml enzim amylase pada tiap tabung

- Tabung 1, masukkan kedalam gelas kimia yang berisi es

Tabung 2, simpan pada suhu kamar


AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON
JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 34

Tabung 3, masukkan kedalam penangas air dengan suhu 37-40˚C

Tabung 4, masukkan kedalam penangas air dengan suhu 75-80˚C

Tabung 5, masukkan kedalam penangas air mendidih.

- Biarkan masing-masing tabung pada tempatnya selama 15 menit

- Selanjutnya uji dengan larutan iodium

- Uji pula dengan pereaksi benedict

- Catat dan amati perubahan warna yang terjadi.

2. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim

Tujuan :

Membuktikan bahwa derajat keasaman (pH) mempengaruhi aktivitas enzim.

Prinsip reaksi :

Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu dan umumnya tergantung pada pH

lingkungannya. Enzim menunjukkan aktivitas maksimal pada pH optimum,

umumnya antara pH 6-8,0. Jika pH rendah atau tinggi, maka dapat

menyebabkan enzim mengalami denaturasi, sehingga menurunkan aktivitasnya.

Bahan :

Amilum 2%, enzim amylase, HCl 0,4% (pH=1), aquades (pH=7), Na 2CO3 1%
(pH=9), iodium, benedict.
Cara kerja :
- Sediakan 3 tabung reaksi,

Tabung 1 , isi dengan 2 ml HCl 0,4%

Tabung 2, isi dengan 2 ml aquades

Tabung 3, isi dengan 2 ml Na2CO3 1%


AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON
JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 35

- Kedalam tiap tabung tambahkan 2 ml amilum dan 1 ml enzim.

- Campurlah sampai homogeny, kemudian biarkan selama 15 menit

- Selanjutnya uji dengan larutan iodium

- Uji pula dengan pereaksi benedict

- Catat dan amati perubahan warna yang terjadi.

3. Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim

Tujuan :

Mengetahui pengaruh konsentrasi enzim terhadap perombakan suatu substrat

(amilum).

Prinsip reaksi :

Pada konsentrasi substrat tertentu, bertambahnya konsentrasi enzim secara

bertingkat akan menaikkan kecepatan reaksi enzimatis. Dengan kata lain,

semakin besar volume atau konsentrasi enzim, semakin tinggi pula aktivitas

enzim dalam memecah substrat yang dikatalisis. Hal ini dapat dilihat dari

perbedaan warna yang terjadi melalui uji iodium atau adanya endapan yang

terbentuk melalui uji benedict.

Bahan :

Amilum 2%, enzim amylase, iodium, benedict

Cara kerja :

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 36

- Siapkan 3 tabung reaksi, pada tabung 1,2,3 berturut-turut isilah dengan

enzim amylase 0,5 ml; 1,0 ml; dan 1,5 ml

- Kedalam tiap tabung, tambahkan amilum 2 ml

- Campurkan dengan baik, kemudian biarkan selama 15 menit.

- Selanjutnya uji dengan larutan iodium

- Uji pula dengan pereaksi benedict

- Catat dan amati perubahan warna yang terjadi.

4. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim

Tujuan :

Mengetahui pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim

Prinsip reaksi :

Pada konsentrasi enzim yang tetap, penambahan konsentrasi substrat akan

menaikkan kecepatan reaksi enzimatis sampai mencapai kecepatan maksimum

yang tetap. Penambahan substrat setelah kecepatan maksimum tidak

berpengaruh lagi, sebab telah melampaui titik jenuh enzim.

Bahan :

Amilum 2%, enzim amylase, iodium, benedict

Cara kerja :

- Siapkan 4 tabung reaksi, isilah berturut-turut dengan larutan amilum : 1 ml, 2

ml, 4 ml, dan 6 ml

- Kedalam tiap tabung tambahkan 1 ml enzim amylase


AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON
JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 37

- Campurkan dengan baik, kemudian biarkan selama 15 menit.

- Selanjutnya uji dengan larutan iodium

- Uji pula dengan pereaksi benedict

- Catat dan amati perubahan warna yang terjadi.

5. Uji urease

Tujuan :

Membuktikan adanya enzim urease dalam suspensi kedelai

Prinsip reaksi :

Substrat urea oleh enzim urease didalam suspensi kedelai akan diuraikan

menjadi ammonia (NH3) dan gas karbondioksida (CO2). Senyawa ammonia yang

dihasilkan bersifat basa, sehingga pH larutan menjadi naik. Akibatnya, fenoftalein

dalam larutan yang semula tidak berwarna berubah menjadi merah muda.

Bahan :

Suspense kedelai, urea 1%, fenoftalein (PP), HgCl2 1%

Cara kerja :

- Siapkan 3 tabung reaksi, isilah msing-masing dengan 1 ml urea 1%

- Selanjutnya ,

Tabung 1 : tambahkan 10 tetes filtrate kedelai dan 2 tetes PP


AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON
JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 38

Tabung 2 : tambahkan 10 tetes filtrate kedelai yang telah dididihkan dan 2

tetes PP

Tabung 3 ; tambahkan 10 tetes filtrate kedelai, 2 tetes PP, dan 10 tetes HgCl 2

1%

- Setelah dicampur dengan baik, masukkan ketiga tabung kedalam penangas

air pada suhu 37-40˚C selama 5 menit

- Amati perubahan warna yang dihasilkan

JURNAL PRAKTIKUM
IDENTIFIKASI ENZIM

HARI/TANGGAL :

TEMPAT :

WAKTU :

HASIL PENGAMATAN

1. PENGARUH SUHU TERHADAP AKTIVITAS ENZIM

NO PERUBAHAN WARNA
SUHU (˚C)
TABUNG UJI IODIUM UJI BENEDICT
1 0    
2 25 – 30    
3 37 – 40    

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 39

4 75 – 80    
5 100    

2. PENGARUH pH TERHADAP AKTIVITAS ENZIM

NO PERUBAHAN WARNA
pH
TABUNG UJI IODIUM UJI BENEDICT
1 1    
2 7    
3 9    

3. PENGARUH KONSENTRASI ENZIM TERHADAP AKTIVITAS ENZIM

PERUBAHAN WARNA
KONSENTRASI KONSENTRASI
NO
SUBSTRAT ENZIM
UJI IODIUM UJI BENEDICT
         
         
         
         

4. PENGARUH KONSENTRASI SUBSTRAT TERHADAP AKTIVITAS ENZIM

PERUBAHAN WARNA
KONSENTRASI KONSENTRASI
NO
SUBSTRAT ENZIM
UJI IODIUM UJI BENEDICT
         
         
         
         

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 40

5. UJI UREASE

BAHAN TABUNG 1 TABUNG 2 TABUNG 3

       
       
       
       
       
HASIL
     

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

Dosen Pembimbing Praktikan

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 41

EDY DWIONO, S.SI.,M.SI ( )

PRAKTIKUM 5

VITAMIN

PENDAHULUAN

Vitamin adalah golongan senyawa organik sebagai plengkap makanan yang

sangat diperlukan oleh tubuh. Vitamin memiliki peran sangat penting untuk

pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya agar

metabolism berjalan normal.

Pada umumnya, vitamin tidak dapat disintesis dalam tubuh dalam jumlah

yang mencukupi, sehingga harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi.

Sebagai perkecualian adalah vitamin D yang dapat dibuat didalam kulit, asalkan kulit

cukup mendapatkan sinar matahari. Vitamin lain yang disintesis di dalam tubuh

adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua jenis vitamin disintesis di dalam usus oleh

bakteri.

Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 42

1. Vitamin yang larut dalam air, meliputi vitamin B dan C

2. Vitamin yang larut dalam lemak, meliputi vitamin A,D,E dan K

PEMERIKSAAN Vitamin

1. Penentuan adanya vitamin A

Tujuan :

Membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan secara kualitatif

Prinsip reaksi :

Penentuan adanya vitamin A dapat dilakukan dengan pereaksi Carr-price atau

pereaksi Trikloroasetat (TCA). Vitamin A dengan pereaksi Carr-price akan

memberikan warna biru, kemudian berubah menjadi merah coklat. Intensitas

warna biru sebanding dengan banyaknya vitamin A yang terkandung dalam suatu

bahan. Oleh karena itu, reaksi dapat dijadikan dasar penentuan kuantitatif

vitamin A secara kolorimetri.

Bahan :

Minyak ikan, asam asetat, kloroform, TCA, kistal SbCl 3

Cara kerja :

A.

 kedalam tabung reaksi masukkan 5 tetes minyak ikan


AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON
JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 43

 tambahkan 10 tetes kloroform, kemudian campurlah dengan baik

 tambahkan 2 tetes asam asetat

 selanjutnya bubuhkan sepucuk sendok Kristal SbCl3

 perhatikan perubahan warna yang terjadi

terbentuknya warna biru yang akan berubah menjadi merah coklat

berarti vitamin A positif.

B.

 Ke dalam tabung reaksi, masukkan 5 tetes minyak ikan

 Tambahkan 1 ml pereaksi TCA dalam kloroform

 Campurlah dengan baik

 Amati warna yang terjadi

Timbulnya warna biru kehijauan menandakan vitamin A positif

2. Penentuan adanya vitamin D

Tujuan :

Membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan secara kualitatif

Prinsip reaksi :

Pada umumnya vitamin D stabil terhadap pemanasan, asam dan oksigen. Vitamin

D secara lambat dapat didestruksi bila lingkungannya alkalis, terutama bila

terdapat udara dan cahaya. Pemanasan dengan hydrogen peroksida tidak

merusak vitamin D, tetapi vitamin A akan rusak.

Bahan :
AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON
JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 44

Minyak ikan, H2O2 5%, kloroform, TCA, asam asetat, Kristal SbCl3

Cara kerja :

- Kedalam tabung reaksi, masukkan 10 tetes minyak ikan

- Tambahkan 10 tetes H2O2 5%

- Kocoklah campuran selama kira-kira 1 menit

- Kemudian, panaskan diatas api kecil perlahan-lahan sampai tidak ada

gelembung-gelembung gas keluar. Usahakan jangan sampai mendidih

- Dinginkan tabung dibawah air keran

- Selanjutnya lakukan uji dengan pereaksi carr-price seperti pada penentuan

adanya vitamin A

- Amati perubahan warna yang terjadi. Adanya warna jingga-kuning berarti

vitamin D positif.

3. Penentuan adanya vitamin B1

Tujuan :

Membuktikan adanya vitamin B1 secara kualitatif

Prinsip reaksi :

Vitamin B1 atau thiamin bersifat larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut

lemak. Dalam larutan netral atau alkalis, thiamin mudah rusak, sedangkan dalam

keadaan asam tahan panas. Thiamin stabil pada pemanasan kering, tetapi mudah

terurai oleh zat-zat pengoksidasi dan terhadap radiasi sinar ultraviolet.

Bahan :

Thiamin 1%, KI 5%, Bi(NO3)3, Pb-asetat 10%, NaOH 6N


AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON
JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 45

Cara kerja :

A.

 Masukkan 10 tetes thiamin 1% kedalam tabung reaksi

 Tambahkan 10 tetes Pb-asetat 10%, dan 1 ml NaOH 6N

 Campurlah dengan baik, kemudian perhatikan timbulnya warna

kuning yang terjadi

 Selanjutnya, panaskan, sehingga akan timbul endapan warna coklat

hitam yang menandakan vitamin B1 positif

B.

 Kedalam tabung reaksi, masukkan 10 tetes thiamin 1%

 Tambahkan 10 tetes Bi(NO3)3, campurlah dengan baik

 Kemudian, tambahkan pula 2 tetes KI 5%

 Perhatikan endapan yang terjadi. Timbulnya warna endapan merah

jingga berarti vitamin B1 positif

4. Penentuan adanya vitamin C

Tujuan :

Membuktikan adanya vitamin C secara kualitatif

Prinsip reaksi :

Vitamin C larut dalam air dan agak stabil dalam larutan asam, tetapi mudah

dioksidasi terutama bila dipanaskan. Proses oksidasi akan dipercepat dengan

adanya tembaga, oksigen dan alkali.

Bahan :
AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON
JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 46

Asam Askorbat 1%, Benedict, NaHCO3 5%, FeCl3 1%

Cara kerja :

A.

 Masukkan ke dalam tabung reaksi 5 tetes Asam Askorbat 1%,

 Tambahkan 15 tetes pereaksi benedict

 Panaskan di atas api kecil sampai mendidih selama 2 menit

 Perhatikan adanya endapan yang terbentuk. Warna hijau kekuningan

sampai merah bata menandakan vitamin C positif

B.

 Masukkan 10 tetes Asam Askorbat 1%,

 Kemudian netralkan larutan (pH=8) menggunakan NaHCO3 5%

 Tambahkan 2 tetes FeCl3

 Amati warna yang terjadi. Adanya warna merah ungu berarti vitamin

C positif

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 47

JURNAL PRAKTIKUM
IDENTIFIKASI VITAMIN

HARI/TANGGAL :

TEMPAT :

WAKTU :

HASIL PENGAMATAN

1. PENENTUAN ADANYA VITAMIN A

BAHAN PROSEDUR A PROSEDUR B

     
     
     
     
     
HASIL    

2. PENENTUAN ADANYA VITAMIN D

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 48

BAHAN TABUNG 1

HASIL
3. PENENTUAN ADANYA VITAMIN B1

BAHAN PROSEDUR A PROSEDUR B

     
     
     
     
     
HASIL    

4. PENENTUAN ADANYA VITAMIN C

BAHAN PROSEDUR A PROSEDUR B

     
     
     
     
     
HASIL    

PEMBAHASAN

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 49

KESIMPULAN

Dosen Pembimbing Praktikan

EDY DWIONO, S.SI.,M.SI ( )

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON


JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA 2019 50

DAFTAR NILAI LAPORAN PRAKTIKUM

NO MATERI NILAI

1 KARBOHIDRAT
 

2 LIPID
 

3 PROTEIN
 

4 ENZIM
 

5 VITAMIN
 

RATA-RATA

Dosen Pembimbing Praktikan

EDY DWIONO, S.SI.,M.SI ( )

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ANNASHER CIREBON

Anda mungkin juga menyukai