Anda di halaman 1dari 8

Jumat, 18 Desember 2009

KARBOHIDRAT

Posted by Sodiyc&acun at 12/18/2009 04:25:00 AM . Jumat, 18 Desember 2009


Labels: Kimia Amami

A. TES MOLISH
a) Tujuan : Mengetahui adanya karbohidrat.
b) Metode : Tes Molish.
c) Prinsip :
Asam sulfat pekat menghidrolisa ikatan glikosida merubah monosakarida menjadi furfural
dan devirat-deviratnya. Kemudian akan bergabung dengan α-naphtol tersulfonasi
menghasilkan kompleks berwarna purple (ungu).

d) Alat dan bahan :

1) Tabung reaksi
2) Rak tabung reaksi
3) Pipet tetes
4) Gelas ukur 10 ml
5) Asam sulfat pekat
6) Α-naphtol 5% dalam etanol (Reagen Molish)
7) Larutan anthrone 0,2% dalam H2SO4 pekat
8) Glukosa 1%
9) Fruktosa 1%
10) Maltosa 1%
11) Laktosa 1%
12) Sukrosa 1%
13) Galaktosa 1%
14) Amylum 1%

e) Prosedur :
1) Masukkan 1 ml larutan tes (glukosa, fruktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, galaktosa,
amylum) ke dalam tabung reaksi.
2) Tambahkan 1-3 tetes reagen Molish, campur.
3) Tambahkan dengan hati-hati 2 ml larutan H2SO4 pekat melalui dinding tabung, sehingga
membentuk dua lapisan.
4) Amati perubahan warna yang tejadi pada perbatasan kedua lapisan cairan.
f) Hasil :
1 ml larutan tes + 1-3 tetes R. Molish + 2 ml H2SO4 p. → cincin ungu.

Glukosa   Fruktosa   Maltosa   Laktosa   Sukrosa   Galaktosa   Amylum


g) Kesimpulan :
Larutan yang terjadi cincin ungu mengandung karbohidrat.

B. TES BENEDICT
a) Tujuan : Mengetahui adanya gula pereduksi dan non pereduksi.
b) Metode : Tes Benedict.
c) Pinsip : Reaksi reduksi gula.
d) Alat dan bahan :
1) Tabung reaksi
2) Rak tabung reaksi
3) Pemanas spirtus
4) Penangas air
5) Penjepit tabung
6) Gelas ukur 10 ml
7) Reagen Benedict
8) Glukosa 1%
9) Fruktosa 1%
10) Maltosa 1%
11) Laktosa 1%
12) Sukrosa 1%
13) Galaktosa 1%
14) Amylum 1%
e) Prosedur :
1) Masukkan 1 ml reagen Benedict ke dalam tabung reaksi.
2) Tambahkan 5 tetes larutan tes (glukosa, fruktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, galaktosa,
amylum), campur.
3) Panaskan dalam penangas air selama 5 menit.
4) Amati perubahan warna yang terjadi.
f) Hasil :
1 ml R. Benedict + 5 tetes larutan tes → endapan merah.
↑ penangas air

Glukosa Fruktosa Maltosa Laktosa Sukrosa Galaktosa Amylum

g) Kesimpulan :
Yang termasuk gula pereduksi adalah glukosa, fruktosa, maltosa, laktosa, dan galaktosa
sedangkan yang termasuk gula non pereduksi adalah sukrosa dan amylum.

C. TES FEHLING
a) Tujuan : Mengetahui adanya gula pereduksi dan non pereduksi.
b) Metode : Tes Fehling.
c) Pinsip : Reaksi reduksi gula.
d) Alat dan bahan :
1) Tabung reaksi
2) Rak tabung reaksi
3) Pemanas spirtus
4) Penangas air
5) Penjepit tabung
6) Gelas ukur 10 ml
7) Reagen Fehling A
8) Reagen Fehling B
9) Glukosa 1%
10) Fruktosa 1%
11) Maltosa 1%
12) Laktosa 1%
13) Sukrosa 1%
14) Galaktosa 1%
15) Amylum 1%
e) Prosedur :
1) Masukkan 1 ml reagen Fehling A dan regen Fehling B, campurkan di dalam tabung reaksi.
2) Tambahkan 5 tetes larutan tes (glukosa, fruktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, galaktosa,
amylum).
3) Panaskan dalam penangas air selama 5 menit.
4) Amati perubahan warna yang terjadi.
f) Hasil :
1 ml R. Fehling A dan B + 5 tetes larutan tes → endapan merah.
↑ penangas air

Glukosa Fruktosa Maltosa Laktosa Sukrosa Galaktosa Amylum

g) Kesimpulan :
Yang termasuk gula pereduksi adalah glukosa, fruktosa, maltosa, laktosa, dan galaktosa
sedangkan yang termasuk gula non pereduksi adalah sukrosa dan amylum.

D. TES BARFOED
a) Tujuan : Membedakan monosakarida dan disakarida.
b) Metode : Tes Barfoed.

c) Prinsip :
Reagen Barfoed merupakan asam lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida. Pemanasan
yang lama akan menghidrolisa disakarida menghasilkan reaksi positif palsu.
d) Alat dan bahan :
1) Tabung reaksi
2) Rak tabung reaksi
3) Pemanas spirtus
4) Penangas air
5) Penjepit tabung
6) Gelas ukur 10 ml
7) Reagen Barfoed
8) Glukosa 1%
9) Fruktosa 1%
10) Maltosa 1%
11) Laktosa 1%
12) Sukrosa 1%
13) Galaktosa 1%
e) Prosedur :
1) Masukkan 1 ml reagen Barfoed ke dalam tabung reaksi.
2) Tambahkan 1 ml larutan tes (glukosa, fruktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, galaktosa).
3) Didihkan selama tepat 2 menit dan berdirikan tabung.
4) Amati perubahan yang terjadi.

f) Hasil :
1 ml reagen Barfoed + 1 ml larutan tes → endapan merah.
↑ didihkan tepat 2 menit

Glukosa Fruktosa Maltosa Laktosa Sukrosa Galaktosa

g) Kesimpulan :
Yang termasuk monosakarida adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa sedangkan yang
termasuk disakarida adalah maltosa, laktosa, dan sukrosa.

E. FERMENTASI
a) Tujuan : Mengetahui adanya gas CO2 sebagai hasil fermentasi karbohidrat.
b) Metode : Fermentasi.
c) Prinsip :
Ragi akan memfermentasi beberapa karbohidrat menghasilkan alkohol dan CO2, bila tes
dilakukan dalam tabung fermentrasi, CO2 dapat mudah dideteksi. Fermentasi heksosa
berlangsung sebagai berikut :
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2
CO2 + Ba(OH)2 → BaCO3 ↓ putih + H2O
d) Alat dan bahan :
1) Tabung fermentasi
2) Buffer fosfat
3) Ragi roti
4) Inkubator
5) Larutan Ba(OH)2
6) Glukosa 1%
7) Fruktosa 1%
8) Maltosa 1%
9) Laktosa 1%
10) Sukrosa 1%
11) Galaktosa 1%
12) Amylum 1%
e) Prosedur :
1) Campur 5 ml larutan tes (glukosa, fruktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, galaktosa) dan
suspensi ragi dengan volume yang sama ke dalam tabung fermentasi pertama, campur.
2) Masukkan larutan Ba(OH)2 ke dalam tabung fermentasi kedua.
3) Inkubasikan selama satu jam pada suhu 370C dalam inkubator.
4) Amati adanya gas CO2 pada tabung fermentasi yang berisi larutan Ba(OH)2 yang
ditunjukkan dengan adanya endapan BaCO3.
5) Laporkan hasil pengamatan.
f) Hasil :
Larutan tes + suspensi ragi + larutan Ba(OH)2 → endapan BaCO3.

g) Kesimpulan :
Karbohidrat yang difermentasi menghasilkan gas CO2 adalah glukosa, fruktosa, maltosa,
sukrosa dan amylum sedangkan karbohidrat yang difermentasi tidak menghasilkan gas CO2
adalah laktosa dan galaktosa.
F. TES UNTUK SUKROSA
a) Tujuan : Untuk mengetahui hasil hidrolisis sukrosa.
b) Metode : Tes untuk sukrosa.
c) Prinsip :
Sukrosa tidak mempunyai gugus karbonil bebas, sehingga tidak mereduksi (non reducing
sugar), dan tidak mereduksi larutan kuper alkali. Sukrosa tidak membentuk osazon, tetapi
dapat difermentasi.
d) Alat dan bahan :
1) Tabung reaksi
2) Penangas air
3) Larutan sukrosa 1%
4) Larutan HCl pekat
5) Larutan NaOH 5 N
6) Reagen Benedict
7) Reagen Barfoed
e) Prosedur :
1) Masukkan 5 ml sukrosa 1% ke dalam tabung reaksi.
2) Tambahkan 5 tetes HCl pekat.
3) Panaskan 5 menit dalam penangas air mendidih.
4) Dinginkan di bawah air ledeng.
5) Tambahkan larutan NaOH 5N untuk menetralkan sampai sedikit alkali.
6) Kerjakan reaksi Benedict dan reaksi Barfoed.
f) Hasil :
5 ml sukrosa + 5 tetes HCl p ¬¬¬¬¬→ dinginkan → + NaOH 5N → tes
↑ penangas air 5 menit
Benedict dan tes Barfoed.

Tes Benedict Tes Barfoed

g) Kesimpulan :
Hasil hidrolisis sukrosa adalah glukosa dan fruktosa.

G. TES IODIN
a) Tujuan : Mengetahui sifat dari polisakarida.
b) Metode : Tes Iodin
c) Prinsip :
Iodin membentuk kompleks absorbsi berwarna denga polisakarida. Amylum terdiri dari 2
macam molekul yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa dengan iod memberi warna biru
sedang amilopektin ungu. Hidrolisa amylum dengan asam menghasilkan glukosa, sedang
dengan enzim menghasilkan maltosa.
d) Alat dan bahan :
1) Plat tetes porselin
2) Larutan Iodin (0,005 N dalam KI 3%)
3) Selulosa, glikogen, pati, inulin (larutan 1%)
4) Larutan HCl encer
e) Prosedur :
1) Taruh setetes larutan tes dalam cekungan plat tetes.
2) Asamkan larutan tes dengan menambahkan satu tetes HCl encer.
3) Kemudian tambahkan satu tetes larutan iodin.
4) Amati warna yang terjadi.
f) Hasil :
Larutan tes + HCl e ¬+ 1 tetes larutan Iodin → amati warna.

Amylum Inulin Selulosa Aquadest

g) Kesimpulan :
Iodin membentuk kompleks absorbsi berwarna biru untuk untuk amylum sedangkan selulosa
dan inulin tidak merubah warna iodin.
H. HIDROLISA POLISAKARIDA
a) Tujuan : Mengetahui hasil hidrolisis polisakarida.
b) Metode : Hidrolisa polisakarida.
c) Prinsip :
Polisakarida berisi hanya satu gugus mereduksi dan beberapa ratus atau lebih residunya,
sehingga tidak mereduksi secara efektif. Asam menghidrolisanya menghasilkan
monosakarida-monosakarida yang dikandungnya dan terhadap monosakarida ini dapat
dilakukan tes.
d) Alat dan bahan :
1) Larutan amylum
2) HCl pekat
3) NaOH (5N)
4) Larutan Iodin (0,05 N dalam KI 3%)
5) Larutan Benedict
e) Prosedur :
1) Campurkan 10 ml amilum dengan 10 tetes HCl pekat dalam tabung reaksi.
2) Masukkan dalam penangas air mendidih.
3) Ambil satu tetes larutan setiap satu menit memasukkan dalam plat tetes porselin.
4) Tambahkan satu tetes larutan iodin.
5) Pada saat yang sama ambil 3 tetes larutan masukkan dalam tabung reaksi, netralkan
dengan larutan NaOH. Tambahkan 5 ml pada larutan Benedict dalam tabung reaksi,
masukkan tabung dalam penangas air mendidih selama 3 menit. Jelaskan hasil yang terjadi.
6) Pengambilan sampel dilakukan dengan sampel terjadi hidrolisa sempurna (tidak terjadi
warna pada penambahan larutan iodin).

f) Hasil :
Manual
g) Kesimpulan :
Hasil hidrolisis polisakarida adalah glukosa.

I. PERCOBAAN SELIWANOFF
a) Tujuan : Untuk membedakan gugus aldosa dan ketosa.
b) Metode : Seliwanoff.
c) Prinsip :
Reaksi asam pekat (HCl) dengan larutan gula dapat membentuk 4-hidroksi-metil-furfural dan
dengan resolsinol (1,3-dihidroksi benzena) membentuk warna merah.
d) Alat dan bahan :
1) Tabung reaksi
2) Pipet tetes
3) Pemanas
4) Penjepit tabung
5) HCl pekat
6) resolnisol
e) Prosedur :
1) Masukkan 2 ml larutan gula ( fruktosa, glukosa, dan sukrosa ) ke dalam tabung reaksi.
2) Tambahkan 2 ml reagen seliwanoff ke dalam tabung reaksi kemudian panaskan tabung
kedalam penagas air mendidih selam 30 detik, dapat juga diteruskan 60 detik, jika memberi
endapan berwarna merah menunjukan reaksi positif untuk ketosa (fruktosa) bagi larutan
glikosa reakksinya agak lambat.

f) Hasil :
2 ml larutan gula + 2 ml R. Seliwanoff → endapan merah.
Glukosa Fruktosa Sukrosa

g) Kesimpulan :
Glukosa merupakan gugus aldosa sedangkan fruktosa dan sukrosa merupakan gugus ketosa

Anda mungkin juga menyukai