Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Dosen Pengampu : Hesty Nuur Hanifah, S.Si., M.JL


Tanggal Praktikum : 30 Mei 2021

Disusun Oleh :
- Ahmad Jayadi D1A200132
- Azzahra Dwi Anggreani D1A200222
- Febi Sinaga D1A200139
- Monikha Hellenia Sephia D1A00134
- Putri Febriani Sari D1A200005

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL-GHIFARI BANDUNG 2021
KARBOHIDRAT

TUJUAN PRAKTIKUM
Agar mahasiswa bisa mengetahui dan dapat menganalisa kandungan karbohidrat yang
terdapat di dalam sampel, memahami prosedur untuk menganalisa kandungan karbohidrat.
I. Prinsip Dasar
a) Uji Molisch
Uji molisch didasarkan oleh perubahan warna ungu yang terjadi antara
flufural hasil hidrolise karbohidrat dengan dehidrasi monosakarida dengan
larutan a-naftol dan h2So4 yang akan menghasilkan cincin berwarna ungu.
b) Uji Benedict
Uji benedict berdasarkan pada reaksi dari Cu2+ menjadi CU+ oleh karbohidrat
yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas. Preaksi benedict
mengandung CuSo4, Na2CO3 dan Na-sitrat. Uji benedict bisa digunakan untuk
menaksir konsentrasi karbohidrat bebas karena berbagai konsentrasi
karbohidrat memberikan intensitas warna yang berlainan.
c) Uji Barfoed
Didasarkan reduksi cu2+ dengan gula preduksi dalam keadaan asam, sehingga
menghasilkan endapan berwarna merah bata.
d) Uji Seliwanoff
Uji seliwanof merupakan uji spesifik untuk karbohidrat golongan ketosa. Uji
didasarkan oleh terjadinya perubahan fruktosa oleh asam klorida panas
menjadi asam levunelat dan 4-hidroksimetil furfural, yang selanjutnya terjadi
kondensasi hidroksimetil furfural dengan resorsinol yang menghasilkan suatu
senyawa berwarna merah.
e) Hidrolisa sukrosa
Didasarkan pada saat dalam suasana asam akan menghasilkan glukosa dan
fruktosa dengan asam kuat encer sukrosa dapat di hidrolisa menjadi unit
monosakaradia .
f) Uji pati dengan Iodium
Karbohidrat golongan polisakarida yang membentuk reaksi idodini akan
memberikan warna spesifik tergantung jenis Zat yang di reaksikan dengan
larutan iodin.
II. Dasar Teori
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang
berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat secara garis
besar dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida, disakarida dan
oligosakarida. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida dan polisakarida non pati
(serat). Klasifikasi utama karbohidrat adalah :
1. Monosakarida
Monosakarida adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton.
Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan tipe gugus karbonilnya dan
jumlah atom karbonnya. Jika gugus karbonil monosakarida sebuah aldehid
maka dinamakan aldosa. Jika gugus karbonil monosakarida sebuah keton,
maka dinamakan ketosa.
2. Disakarida

Disakarida dibentuk ketika karbon anomerik dari satu molekul


monosakarida berinteraksi dengan satu dari beberapa gugus hidroksil
molekul monosakarida lainnya. Contoh maltose, sukrosa, laktoda dan
lain-lain. Maltosa adalah disakarida yang dilepaskan selama hidrolisis
pati. Maltosa disusun oleh dua molekul D-glukosa yang dihubungkan
oleh ikatan α-glikosidik. Sukrosa merupakan disakarida yang paling
melimpah di alam. Laktosa merupakan disakarida utama yang terdapat
pada susu. Laktosa disintesa pada gelenjar susu.

3. Oligosakarida
Pada sel, oligosakarida paling banyak terdiri dari tiga atau lebih
unit residu monosakarida. Oligosakarida ini tidak berada dalam keadaan
bebas tetapi sering berikatan dengan molekul non gula seperti lipid
membentuk glikolipid, protein membentuk glikoprotein yang keduanya
mempunyai fungsi pengatur. Glikoprotein dan glikolipid adalah
glycoconjugates.
4. Polisakrida
Kebanyakan karbohidrat yang ditemukan di alam sebagai
polisakarida. Polisakarida dinamakan juga glikan. Antara glikan dapat
berbeda dalam hal unit monosakarida penyusunnya, panjang rantai
polisakarida, tipe ikatan antara unit monosakarida dan jumlah (derajat)
percabangan. Polisakarida dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
besar yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida .
III. Alat dan bahan
a) Uji Molisch
1. A-naftol = 10 gr 7. Maltosa = 36gr
2. Etil alkohol 95 % = 100 ml 8. Air = secukupnya
3. Sukrosa = 34,2 gr 9. Asam sulfat
4. Glukosa = 18 gr 10. Tabung reaksi
5. Arabinosa = 15 gr 11. Pipet tetes
6. Spatel

b) Uji Benedict
1. Natrium Sitrat = 173 gr 8. 0,1 M Maltosa = 3 tts
2. Na2CO3 anhidrat = 100 gr 9. 0,1 M Sukrosa = 3 tts
3. Tembaga sulfat = 17,3 gr 10. 0,1 M Galaktosa = 3 tts
4. H2O = 100 ml 11. Penangas air
5. Air = secukupnya 12. Tabung reaksi
6. Galaktosa = 18 gr 13. Pipet tetes
7. Fruktosa = 18 gr 14. 1% pati = 3 tts

c) Uji Barfoed
1. Kristal tembaga asetat = 48 gr 6. 0.1M Fruktosa = 1ml
2. Asam laktat 8,5 % = 50 ml 7. 0,1M Maltosa = 1ml
3. Laktosa = 36 gr 8. 0,1M sukrosa = 1ml
4. 0,1M Glukosa = 1ml 9. 0,1M Laktosa = 1ml
5. 0.1M Fruktosa = 1ml
d) Uji Seliwanof
1. Resorsinol = 0,05gr
2. HCL encer = 100ml
3. 0,1M fruktosa = 2ml
4. 0,1M Glukosa = 2ml
5. 0,1M Sukrosa = 2ml

e) Hidrolisa Sukrosa
1. Hcl pekat = 51ml
2. NaOH = 24gr
3. 0,1 M Sukrosa = 5ml
4. Benedict = 1ml
5. Seliwanoff = 1ml
6. Barfoed = 1ml

f) Tes Pati dengan Iodium


1. Hcl pekat = 51ml
2. NaOH = 24gr
3. 1% pati = 10 gr
4. Air = secukupya
5. 0,01M Iodium = 3 tts
6. Tabung reaksi
7. Penangas air
IV. Prosedur kerja
1. Uji Molisch
a) Membuat preaksi
- Molisch : 10 gr a-naftol kedalam 100 ml 95% etil alkohol
- 0,1 M sukrosa : larutkan 34,2 gr sukrosa kedalam air sampai volume 1000 ml
- 0,1 M Glukosa : larutkan 18 gr Glukosa dalam air sampai volume 1000 ml
- 0,1 M arabinosa : Larutkan 15gr arabinosa dalam air sampai volume 1000 ml
- 0,1 M Maltosa : Larutkan 36 gr maltose dalam air sampai volume 1000 ml
b) Prosedur
1) Tambahkan 3 tts preaksi Molisch kedalam 1ml larutan karbohidrat, kocok dengan
pelan.
2) Kedalam tabung no 1 tambahkan 1 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung
yang di miringkan.
3) Terjadinya warna pada bidang batas antara kedua lapisan cairan menunjukkan
reaksi positif.
4) Lakukan percobaan dari tahap 1 s/d tahap 3 masing-masing untuk larutan 1 M
glukosa, sukrosa, maltose dan arabinosa.
2. Uji Benedict
a) Membuat preaksi
- Benedict : Campurkan 173 gr natrium sitrat dan 100 gr Na2CO3 anhidrat
kedalam 800ml air, aduk, lalu saring. Kemudian kedalamnya di tambahkan 17,3
gr tembaga sulfat yang telah di larutkan dalam 100 ml H2O. volume total dibuat
menjadi 1 liter dengan penabahan air.
- 0,1 M Galaktosa : larutkan 18gr Galaktosa dalam air sampai volume 1000 ml.
- 0,1 M Fruktosa : larutkan 18 gr fruktosa dalam air sampai volume 1000 ml.
b) Prosedur
1) Tambahkan 3 tetes larutan karbohidrat pada tabung reaksi yang telah diisi dengan
2 ml reagen benedict, kocok. Tempatkan tabung dalam penangas air mendidih
selama 5 menit, biarkan dingin. Amati perubahan warna dan perhatikan apakah
terbentuk endapan.
2) Pembentukan endapan hijau, kuning atau merah menunjukan reaksi positif
3) Lakukan percobaan tahap 1 s/d 2 untuk larutan 0,1 m Glukosa, Galaktosa,
sukrosa, maltosa, fruktosa dan larutan 1% pati
4) Ulangi percobaan tahap 1 s/d 2 untuk larutan 0,1 m Glukosa yang diencerkan 20
kali, 10 kali, 50 kali, dan 100 kali. Amati hasil uji benedict dari pengenceran
tersebut.

3. Uji Barfoed
a) Membuat preaksi
- Barfoed larutkan 48gr kristal tembaga asetat dalam 900ml air kedalamnya lalu
tambahkan 50 ml asam laktat 8,5%. Selanjutnya tambahkan air sampai volume
1000ml
- 0,1 M laktosa : Larutkan 36gr laktosa dalam air sampai 1000 ml.
b) Prosedur
1) Tambahkan 1ml larutan 0,1 M glukosa kedalam tabung reaksi yang berisi 1 Ml
preaksi barfoed. Panaskan tabung tersebut di atas air mendidih selama 3 menit.
Dinginkan selama 2 menit pada air mengalir.
2) Bila tidak terjadi reduksi selama 5 menit, lakukan pemanasan, selama 15 menit
sampai terlihat adanya reduksi.
3) Ulangi percobaan tahap 1 s/d masing-masing untuk larutan 0,1 M fruktosa,
laktosa, maltose, dan sukrosa.
4. Uji seliwanof
a) Membuat preaksi
- Seliwanof ; Larutkan 0,05 gr resorsinol dalam 100ml HCL encer ( satu bagian
HCL pekat dengan dua bagian air)
b) Prosedur
1) Kedalam tabung reaksi yang telah diisi dengan 2ml larutan seliwanof tambahkan
beberapa tetes larutan 0,1 M fruktosa.
2) Taruh tabung diatas penangas air mendidih selama 60 detik perhatikan perubahan
warna yang terjadi.
3) Ulangi tahap 1 s/d 2 masing-masing untuk larutan 0,1 M glukosa dan sukrosa
4) Terjadinya perubahan warna merah dan endapan menunjukkan reaksi positif
untuk ketosa : bila endapan dilarutkan dalam alkohol maka akan terjadi larutan
berwarna merah.
5. Hidrolisa Suktosa
a) Membuat preaksi
- 10% HCL : Larutkan 100 ml HCL pekat dalam 1000 ml air.
b) Prosedur
1) Isi tabung reaksi dengan 5 ml larutan o,1M sukrosa, Tambahkan 1 ml HCL 10%
2) Panaskan di dalam penangas air mendidih selama 15 menit kemudian dinginkan
perlahan-lahan dan netralkan.
3) Tes hidrolisat dengan preaksi benedict, seliwanoff dan barfoed.
6. Tes Pati dengan Iodium
a) Membuat preaksi
- 6 N HCL : Encerkan 51 ml HCL pekat dengan air sampai 100ml
- 6 N NaOH: Larutkan 24 gr NaOH padat dalam air sampai 100ml
- 1% pati : Larutkan 10 gr pati dalam air dingin hingga menjadi pasta masukkan
kedalam air mendidih sambal dikocok. Panaskan hingga larutan menjadi bening
dan encerkan hingga 2000 ml dengan air tambahkan sedikti toluen
b) Prosedur
1) Isi tabung reaksi masing-masing dengan 3ml larutan 1% pati
2) Tambahkan 2 tetes air kedalam tabung pertama
3) Tambahkan 2 tetes HCL 6 N kedalam tabung kedua
4) Tambahkan 2 tetes larutan NaOH 6 N kedalam tabung ketiga
5) Kedalam masing- masing tabung tambahkan 1 tetes 0,01 M larutan Iodium.
Amati perubahan warna. Panaskan tabung yang berwarna biru, dinginkan
perlahan-lahan, lalu amati perubhaan warna yang terjadi.

V. Pembahasan dan Hasil Pengamatan


A. Uji Molisch

No Sample Perlakuan Reaksi yang Keterangan


timbul
1 Glukosa ⚫ Ditambahkan 3 tetes pereaksi Terbentuk lapisan Reaksi positif
molisch ungu pada dasar
⚫ Ditambahkan H2SO4 pekat tabung reaksi
melalui dinding tabung
2 Sukrosa ⚫ Ditambahkan 3 tetes pereaksi Terbentuk lapisan Reaksi positif
molisch ungu pada dasar
⚫ Ditambahkan H2SO4 pekat tabung reaksi
melalui dinding tabung
3 Maltosa ⚫ Ditambahkan 3 tetes pereaksi Terbentuk lapisan Reaksi positif
molisch ungu pada dasar
⚫ Ditambahkan H2SO4 pekat tabung reaksi
melalui dinding tabung
4 Arabinosa ⚫ Ditambahkan 3 tetes pereaksi Terbentuk lapisan Reaksi positif
molisch ungu pada dasar
⚫ Ditambahkan H2SO4 pekat tabung reaksi
melalui dinding tabung

B. Uji Benedict

SAMPEL REAGEN PERLAKUAN HASIL PERCOBAAN

GLUKOSA BENEDICT 2 ml Reagen Benedict + 3 tetes Positif (adanya endapan dan


larutan sampel Glukosa (panaskan perubahan warna merah)
dalam penangas air mendidih)

GALAKTOSA BENEDICT 2 ml Reagen Benedict + 3 tetes Positif (adanya endapan dan


sampel Galaktosa (panaskan perubahan warna merah)
dalam penangas air mendidih )

MALTOSA BENEDICT 2 ml Reagen Benedict + 3 tetes Positif (adanya endapan dan


sampel Maltosa (panaskan dalam perubahan warna merah)
penangas air mendidih )

SUKROSA BENEDICT 2 ml reagen Benedict + 3 tetes Negatif (tidak ada perubahan


sampel Sukrosa (panaskan dalam ataupun endapan dalam
penangas air mendidih ) reaksinya )

FRUKTOSA BENEDICT 2 ml Reagen Benedict + 3 tetes Positif (adanya endapan dan


sampel Fruktosa (panaskan dalam perubahan warna merah)
penangas air mendidih )
PATI BENEDICT 2 ml Reagen Benedict + 3 tetes Negatif (tidak ada perubahan
sampel Pati (panaskan dalam ataupun endapan dalam
penangas air mendidih ) reaksinya)

DATA PENGAMATAN UJI BENEDICT GLUKOSA SETELAH PENGENCERAN

SAMPEL GLUKOSA PERLAKUAN HASIL


PENGENCERAN PERCOBAAN

Glukosa 2 kali 1 ml Glukosa + 2 ml larutan Glukosa Positif (adanya


yang telah diencerkan perubahan warna)
Glukosa 10 kali 1 ml Glukosa + 10 ml larutan Glukosa Negatif (tidak ada
yang telah diencerkan perubahan warna)
Glukosa 50 kali 1 ml Glukosa + 50 ml larutan Glukosa Negatif (tidak ada
yang telah diencerkan perubahan warna)
Glukosa 100 kali 1 ml Glukosa + 100 ml larutan Glukosa Negatif (tidak ada
yang telah diencerkan perubahan warna)

C. Uji Barfoed

no perlakuan
1 siapkan 5 tabung reaksi
2 masukan masing-masing 1 ml pereaksi barfoed
3 tambahkan 1 ml glukosa, maltosa,sukrosa,laktosa dan fruktosa (larutan berwarna biru muda)
4 panaskan di penangas air selama 3 menit
5 amati perubahan warna
6 bila belum terjadi perubahan warna, dinginkan dalam air mengalir
7 lakukan pemanasan selama 15 menit

DATA PENGAMATAN
no nama zat warna waktu
1 glukosa endapan merah 3 menit
2 maltosa endapan merah 15 menit
3 sukrosa - 15 menit
4 laktosa endapan merah 15 menit
5 fruktosa endapan merah 3 menit

D. Uji Seliwanof

no perlakuan
1 Siapkan 3 tabung reaksi
2 masukan masing-masing 2 ml pereaksi seliwanoff
3 tambahkan 5 tetes glukosa, ,sukrosa, dan fruktosa (larutan berwarna bening)
4 panaskan di penangas air selama5 3 menit
5 amati perubahan warna
6 penentuan warna merah pada golongan ketosa

DATA PENGAMATAN
no nama zat warna waktu
1 glukosa merah 5 menit
2 fruktosa merah 5 menit
3 sukrosa - 5 menit

E. Hidrolisa Sukrosa

PERLAKUAN PEREKASI HASIL PERCOBAAN


5 ml Sukrosa 0,1 M = 1 ml HCL 10 % Tabung 1 (Benedict) Positif ( adanya perubahan
(panaskan selama 15 menit dalam penangas warna)
air mendidih , kemduain dinginkan dan Tabung 2 Positif ( adanya perubahan
netralkan. bagi 3 masing-masing 2 ml ) (Seliwanoff) warna)

Tabung 3 (Barfoed) Negative ( tidak ada perubahan


warna)

F. Tes Pati dengan Iodium

NO Perlakuan Pengamatan
1 • 3 ml larutan pati 1 % + air • Larutan bening tidak berwarna
• 3 ml larutan pati 1 % + HCl • Larutan bening tidak berwarna
• 3 ml larutan pati 1 % + NaOH • Larutan bening tidak berwarna

2. • 3 ml larutan pati 1 % + air + Iodin • Larutan bening berwarna


0,01M keunguan (+)
• 3 ml larutan pati 1 % + HCl + Iodin • Larutan bening berwarna
0,01M keunguan (+)
• 3 ml larutan pati 1 % + NaOH+ Iodin • Larutan bening tidak berwarna
0,01M (-)

3. Larutan di panaskan di atas penangas air : • Warna keunguan hilang setelah


• Air pemanasan selama
• HCl • Warna keunguan hilang setelah
• NaOH pemanasan selama
• Tidak di lakukan pemanasan
VI. Pertanyaan
A. Uji Molisch
1. Warna apa yang terlihat diantara permukaan kedua larutan tersebut ?
2. Gugus apa dari karbohidrat yang memberikan uji Molisch positif?
B. Uji Benedict
1. Berapa kadar glukosa terendah yang masih bisa diamati dengan uji benedict?
2. Senyawa apalagi selain Cu2+ yang dapat di reduksi ?
3. Apa fungsi natrium sitrat?
C. Uji Barfoed
1. Larutan karbohidrat mana yang mereduksi ?
2. Mengapa pemanasan tidak boleh terlalu lama?
3. Apa perbedaan antara reagen barfoed dengan benedict ?
D. Tes pati dengan Iodium
1. Senyawa apa selain pati yang memberikan warna dengan larutan iodium ?

I. Jawaban

A. Uji Molish
1. Warna ungu yang tampak seperti cincin ungu yang memisahkan larutan bagian
atas dan bawah, sebagai hasil reaksi antara hidrolisa karbohidrat dengan A-
Naftol dan H2SO4. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil
furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Cincin
merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil
furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi molish.
2. Hasil dehidrasi dari gugus fungsi pentosa dan heksosa.

B. Uji Benedict
1. Dari praktikum yang kami lakukan, Pereaksi benedict dapat mengidentifikasi
adanya karbohidrat dengan konsentrasi paling encer 0,05 M. Karena pada saat
glukosa dengan konsentrasi 0,1 M di encerkan 2x (0,05M) masih dapat di
identifikasi. Tapi pada saat di encerkan 10x (0,01 M), pengenceran 50x (0,02
M) dan pengenceran 100x (0,001 M) tidak menunjukan hasil positif (Tidak
teridentifikasi).
2. Glukosa dapat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan alkalis, misalnya
: Cu, Bi, Hg dan Fe. Metode yang berdasarkan reduksi ion-ion Cu (uji Gula Reduksi)
antara lain adalah Uji Fehling dan Uji Benedict.
3. Fungsi Natriun Sitrat pada pereaksi benedict adalah untuk menciptakan suasana
basa. Karena pereaksi benedict akan bekerja pada suasana basa.

C. Uji Barfoed
1. Karbohidrat yang dapat mereduksi Cu 2+ hanya karbohidrat yang termasuk gula
pereduksi, seperti glukosa, galaktosa, maltosa, dan fruktosa. Sedangkan sukrosa
dan pati bukan merupakan gula pereduksi, sehingga tidak dapat mereaksi Cu 2+
2. Pemanasan yang lama akan menghidrolisis disakarida sehingga menyebabkan
terjadinya false positif. Pengendapan kupro oksida (CuO) pada uji barfoed
membentuk warna lebih merah bata daripada uji benedict.
CuOH 2 Reagen Barfoed CuO + H2O + O2

3. Reagen Barfoed bereaksi dalam suasana asam, sedangkan Benedict bereaksi


dalam suasana basa.

D. Tes pati dengan Iodium


1. Karbohidrat golongan polisakarida yang memiliki banyak unit-unit glukosa
yang membentuk rantai glukosa.

II. Lampiran
1. Uji Molisch

Gambar 1 : Larutan karbohidrat + 3 tetes pereaksi molisch


Gambar 2 : Larutan karbohidrat + molisch + H2SO4 pekat
terdapat lapisan berwarna ungu yang menandakan reaksi positif

Gambar 3 : Hasil reaksi Arabinosa dan Maltosa

Gambar 4 : Hasil reaksi Glukosa dan sukrosa

2. Uji Benedict
GAMBAR 1: Sampel Glukosa, Sukrosa, dan GAMBAR 2: Sampel Galaktosa,
Maltosa yang sudah ditetesi reagen Benedict Fruktosa, dan Pati yang sudah
ditetesi dan dipanaskan selama 5 menit reagen Benedict dan dipanaskan

GAMBAR 3 : Sampel Glukosa yang telah ditetesi Glukosa yang diencerkan

3. Uji Barfoed
Gambar 1 : kelima tabung reaksi setelah dipanaskan selama 3 menit, tabung fruktosa dan glukosa
yang terlebih dahulu terjadinya endapan merah

Gambar 2 : tabung laktosa dan maltosa terdapat endapan merah, setelah dipanaskan Kembali selama
15 menit

4. Uji Seliwanof
Gambar 1 : tabung fruktosa dan sukrosa mengalami perubahan warna menjadi warna merah
setelah dipanaskan selama 5 menit

Gambar 2 : tabung glukosa tidak terjadi perubahan warna setelah dipanaskan selama 5
menit

5. Hidrolisa Sukrosa

GAMBAR 1 : Sampel 5ml Larutan Sukrosa 0,1 M yang ditambahkan 1ml HCL 10 %
sudah dipanaskan dan didinginkan, dibagi 3 masing-masing 2 ml kemudian ditetesi
pereaksi Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed.

6. Tes Pati dan Iodium

3 ml pati+ air, 3 ml pati+ HCl, 3 ml pati+ NaOH


3 ml pati+ air, 3 ml pati+ HCl, 3 ml pati+ NaOH + 5 tetes Iodin 0,01 M
PROTEIN
Tujuan Praktikum
Menganalisa kandungan zat protein yang terdapat di dalam sample, mengetahui
prosedur penganalisaan protein.
I. Prinsip Dasar
1) Uji Milon
Didasari oleh senyawa merah yang muncul akibat preaksi dengan tirosin atau asam-
asam amino dalam suasana asam atau netral.
2) Uji Ninhidrin
Didasari oleh senyawa aldehid rendah yang terbwntuk oleh asam amino yang
bereaksi dengan triketohifrinden hidrat (inhidrin)
3) Uji Biuret
Didasari oleh warna ungu yang dihasilkan oleh larutan protein dalam basa kuat
dengan beberapa tetes CuSO4 encer
4) Titik Isoelektrik protein
Protein merupakan koloid hidrofil yang di stabilkan oleh muatan dan interaksi
protein dengan pelarut. Jika salah satu dari kedua factor ini dihilangkan maka
protein kadang-kadang mengendap dan bila kedua factor dihilangkan makan
protein akan selalu mengendap.
II. Dasar teori
Protein melakukan paling banyak pekerjaan di dalam sel. Fungsi protein antara
lain : perlindungan terhadap infeksi, katalis reaksi metabolik, dukungan dan kekuatan
mekanik. Semua fungsi protein tersebut adalah essensial untuk kehidupan sel. Protein
merupakan kelompok molekul makanan yang penting karena protein menyediakan
organisme tidak hanya karbon dan hidrogen, tetapi juga nitrogen dan sulfur. Nitrogen
dan sulfur tidak tersedia pada lemak dan karbohidrat yang merupakan kelompok
molekul makanan utama lainnya. Analisa elementer protein menghasilkan unsur-
unsur C, H, N dan 0 dan sering juga S. Disamping itu beberapa protein juga
mengandung unsur-unsur lain, terutama P, Fe, Zi dan Cu.
III. Alat dan Bahan
A. Uji Millon
1. Merkuri = 10 gr 7. Penangas air
2. Asam nitrat pekat = 20 ml 8. Spatel
3. Albumin = 2 gr 9. Pipet tetes
4. fenol = 2 gr 10. Air
5. Serbuk albumin = secukupnya 11. Tabung reaksi
6. Serbuk gelatin

B. Uji Inhidrin
1. 0,1 N asam asetat = 59 ml 6. Penangas air
2. 0,1 N natrium asetat = 141 ml 7. Pipet tetes
3. Ninhidrin = 0,1 gr 8. Tabung reaksi
4. Aseton = 100 ml
5. 2% albumin = 0,1 ml

C. Uji Biuret
1. NaOH = 10 gr 6. Penangas air
2. CuSO4 = 0,1 gr 7. Pipet tetes
3. 2% albumin = 1ml 8. Tabung reaksi
4. Urea
5. Air

D. Titik Isoelektrik Protein


1. Kasein = 0,5 gr 6. Tabung reaksi
2. 0,1 N asam asetat = 421 ml
3. 0,1 N natrium asetat = 579 ml
4. Penangas air
5. Pipet tetes
IV. Prosedur kerja
1. Uji Millon
a) Membuat preaksi
- Larutan Millon : larutkan 20gr merkuri dalam 20 ml asam nitrat pekat.
Apabila telah terlarut semua dan uap cokelat tidak keliatan lagi. Encerkan
dengan 60 ml air. Pembuatan ini harus dilakukan dalam lemari asam.
- Larutan 2% : larutkan 2 gr albumin dalam 100ml air
- Larutan 2% fenol : larutkan 2 gr fenol dalam 100ml air
b) Prosedur
1) Taruh sedikit serbuk albumin diatas keeping tetes, tambahkan beberapa
tetes reagen millon, aduk baik-baik. Biarkan beberapa lama dan perhatikan
warna merah yang terjadi. Ulangi percobaan ini dengan serbuk kasein dan
gelatin
2) Kedalam 2 ml larutan 2% albumin dalam tabung reaksi tambahkan
beberapa tetes pereaksi millon, aduk dengan baik hingga terbentuk endapan
putih. Panaskan hati-hati hingga mulai timbul warna merah. Ulangi
percobaan ini untuk larutan kasein dan gelatin.
3) Kedalam 2ml larutan 2% fenol tambahkan beberapa tetes pereaksi millon
kemudian panaskan hati-hati dan amati hasilnya.
2. Uji Inhidrin
a) Membuat pereaksi
- Buffer asetat ph 5: Campurkan 59 ml 0,1 N asam asetat dengan 141 ml 0,1
N natrium asetat.
- Larutan ninhidrin dalam aseton : larutkan 0,1 gr inhidrin dalam 100 ml
aseton
b) Prosedur kerja
1) Kedalam 0,1 ml larutan 2% albumin tambahkan 1ml 0,1 N larutan buffer
asam asetat PH 5 dan kemudian tambahkan 20 tts larutan ninhidrin dalam
aseton.
2) Panaskan campuran tersebut diatas dalam penangas air mendidih selama
beberapa menit, perhatikan warna yang terjadi.
3. Uji Biuret
a) Membuat preaksi
- 10 % NaOH : larutkan 10 gr NaOH dalam 100 ml air
- 0,1 % CuCO4 : larutkan 0,1 gr CuSO4 dalam 100ml air
b) Prosedur
1) Kedalam tabung reaksi tambahkan 1ml 2% albumin dan 1 ml 10 % NaOH,
aduk kuat-kuat. Tambahkan 0,1 % CuSO4 aduk baik-baik. Jika timbul
warna tambahkan lagi beberapa tetes CuSo4 sampai terbentuk warna ungu.
2) Kedalam tabung reaksi masukkan urea sedikit dan panaskan hingga
melebur. Dinginkan dan perhatikan baunya. Larutkan urea yang telah
dingin tersebut diatas dengan air. Kemudian lakukan reaksi biuret seperti
cara 1.
4. Titik Isoelektrik Protein
a) Membuat preaksi
- 0,5 % gr kasein dalam 100 ml air
- Buffer asetat ph 6,0 : Tambahkan 10 ml 0,1 N asam asetat ke dalam 190 ml
0,1 N natrium asetat.
- Buffer asetat ph 5,3 : Tambahkan 29 ml 0,1 N asam asetat ke dalam 171 ml
0,1 N natrium asetat
- Buffer asetat ph 5,0 : Tambahkan 56 ml 0,1 N asam asetat ke dalam 141 ml
0,1 N natrium asetat
- Buffer asetat ph 4,1 : Tambahkan 147 ml 0,1 N asam asetat ke dalam 53 ml
0,1 N natrium asetat
- Buffer asetat ph 3,8 : Tambahkan 176 ml 0,1 N asam asetat ke dalam 24 ml
0,1 N natrium asetat
b) Prosedur
1) Kedalam 5 tabung reaksi masing-masing tambahkan 5ml larutan 0,5 %
kasein. Selanjutnya pada kelima tabung tersebut tambhlam masing-
masing buffer asetat ph 6.0, 5.4, 4.0, 4.1 dan 3.8.
2) Kocok campuran baik-baik serta catat derajat kekeruhan setelah 0 menit,
10 menit, dan 30 menit.
3) Setelah 30 menit kelima tabung diatas dipanaskan dalam penangas air
mendidih selama 30 menit. Pembentukan endapan/kekeruhan paling cepat
terjadi dekat titik isoelektrik larutan protein.
V. Pembahasan dan hasil pengamatan
1. Uji Millon

No Sample Perlakuan Reaksi yang Keterangan


terjadi
1 Serbuk Albumin Ditambahkan beberapa Terdapat Reaksi positif
tetes larutan Millon lalu di gumpalan merah
aduk dan larutan kuning
2 Serbuk Kasein Ditambahkan beberapa Menjadi larutan Reaksi negatif
tetes larutan Millon lalu di kuning
aduk
3 Serbuk Gelatin Ditambahkan beberapa Menjadi semi Reaksi positif
tetes larutan Millon lalu di padat berwarna
aduk merah
4 Larutan ⚫ Tambahkan beberapa ⚫ Tidak Reaksi positif
Albumin tetes larutan millon, terdapat
aduk dengan baik endapan saat
⚫ Panaskan dengan hati- diberikan
hati larutan millon
⚫ Menjadi
berwarna
ungu sedikit
setelah
dipanaskan
5 Larutan Kasein ⚫ Tambahkan beberapa ⚫ Tidak Reaksi negatif
tetes larutan millon, terdapat
aduk dengan baik endapan saat
⚫ Panaskan dengan hati- diberikan
hati larutan millon
⚫ Menjadi
berwarna
kuning
setelah di
panaskan
6 Larutan gelatin ⚫ Tambahkan beberapa ⚫ Tidak Reaksi positif
tetes larutan millon, terdapat
aduk dengan baik endapan saat
⚫ Panaskan dengan hati- diberikan
hati larutan millon
⚫ Menjadi
sedikit
berwarna
merah setelah
dipanaskan
7 Larutan Fenol ⚫ Tambahkan beberapa ⚫ Warna larutan Reaksi positif
tetes larutan millon, yg awalnya
aduk dengan baik bening
⚫ Panaskan dengan hati- berubah
hati menjadi
merah.
⚫ Menjadi
merah tua
setelah
dipanaskan
2. Uji Ninhidrin

Perlakuan Data Pengamatan

Dimasukan 0,1 ml Albumin 2%, Gelatin 2%, Warna ketiga larutan bening (tidak berwarna).
Kasein 2%

Ditambahkan 1 ml Buffer Asetat ph 5 dan 20 Warna ketiga larutan jerih aga kekuningan.
tetes pereaksi Ninhidrin

Warna ketiga larutan aga kekuningan, lama


Dilakukan pemanasan dengan penangas air kelamaan terbentuk warna ungu pada larutan
sampel kasein 2%

Hasil akhir setelah pemanasan Warna larutam sampel albumin 2% bening


kekuningan (-), sampel gelatin 2% bening
kekuningan (-), sampel kasein 2% bening
keunguan (+)
3. Uji Biuret

Perlakuan Data Pengamatan

Pemanasan dan peleburan padatan urea Urea berbentuk kristal padat berwarna putih,
kemudian di tambah 5 tetes air ketika di panaskan urea melebur menjadi cair
kemudian di tambah air, larutan menjadi bening
tidak berwarna.

Tabung 1 : padatan urea yang telah melebur + Cairan bening aga kekuningan.
1ml albumin 2% + 1 ml NaOH 10 %

Tabung 2 : 1ml albumin 2% + 1 ml NaOH 10 Cairan bening aga kekuningan


% tanpa urea.

Tabung 1 : padatan urea yang telah melebur + Cairan bening aga kekuningan.
1ml gelatin 2% + 1 ml NaOH 10 %

Tabung 2 : 1ml gelatin 2% + 1 ml NaOH 10 % Cairan bening aga kekuningan


tanpa urea.

Tabung 1 : padatan urea yang telah melebur + Cairan bening aga kekuningan.
1ml kasein 2% + 1 ml NaOH 10 %

Tabung 2 : 1ml kasein 2% + 1 ml NaOH 10 % Cairan bening aga kekuningan


tanpa urea.

Tabung 1 : padatan urea yang telah melebur + Cairan bening keunguan (+)
1ml albumin 2% + 1 ml NaOH 10 % + Dengan penambahan CuSO4 0,1 % 15 tetes.
CuSO4 0,1 %

Tabung 2 : 1ml albumin 2% + 1 ml NaOH 10 Cairan bening keunguan (+)


% + CuSO4 0,1 % tanpa urea. Dengan penambahan CuSO4 0,1 % 15 tetes.

Tabung 1 : padatan urea yang telah melebur + Cairan bening keunguan (+)
1ml gelatin 2% + 1 ml NaOH 10 % + Dengan penambahan CuSO4 0,1 % 15 tetes.
CuSO4 0,1 %

Tabung 2 : 1ml gelatin 2% + 1 ml NaOH 10 % Cairan bening kemerahan (+)


+ CuSO4 0,1 % tanpa urea. Dengan penambahan CuSO4 0,1 % 15 tetes.

Tabung 1 : padatan urea yang telah melebur + Cairan bening kemerahan (+)
1ml kasein 2% + 1 ml NaOH 10 % + Dengan penambahan CuSO4 0,1 % 25 tetes.
CuSO4 0,1 %

Tabung 2 : 1ml kasein 2% + 1 ml NaOH 10 % Cairan bening kebiruan (+)


+ CuSO4 0,1 % tanpa urea. Dengan penambahan CuSO4 0,1 % 25 tetes.
4. Titik Isoelektrik

no perlakuan
1 siapkan 5 tabung reaksi
2 masukan larutan kasein 2% sebanyak 2 ml
3 tambahkan buffer asetat pH 3.8,4.1,5.0,5.1,6.0
4 kocok campuran secara konstan
5 amati derajat kekeruhan setiap 0, 15, 30 menit
6 panaskan kelima tabung kedalam penangas air

DATA PENGAMATAN
no pH 5 menit 15 menit 30 menit pemanasan 30 menit
1 3.8 - - - -
2 4.1 - - - -
3 5.0 - - - -
4 5.3 - - - -
5 6.0 - - - +++
keterangan :
sangat keruh : ++++
keruh : +++
sedikit keruh : +
Tidak keruh : -
kesimpulan :
jadi, titik isolektrik kelima tabung tersebut adalah tabung ke-5 dengan
pH 6.0 karena tabung tersebut terdapat kekeruhan dan endapan.
VI. Pertanyaan

A. Uji Millon
1. Apa yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan kedalam protein?
Jawab: larutan akan berubah warna menjadi merah, dan terbentuk garam merkuri dari
tirosin yang ternitrasi
2. Mengapa larutan albumin terkoagulasi?
Jawab: karena hal ini telah terjadi akibat adanya perubahan struktur tersier ataupun
kwartener pada albumin, sehingga protein tersebut mengdendap

B. Uji Nindhidrin
1. warna dan senyawa apa yang terbentuk?
Jawab: warna yang terbentuk pada larutan albumin yaitu kekuningan (-) , pada
sampel gelatin berwarna kekuningan (-), dan pada sampel kasein berwarna
ungu (+). Senyawa yang terbentuk adalah asam amino
2. Gugus apa yang memberikan uji positif?
Jawab: gugus a-asam amino bebas

C. Uji Biuret
1. Warna senyawa kompleks apa yang terjadi?
Jawab: warna ungu
2. Mengapa harua dihindari kelebihannya CuSO4?
Jawab: karena Cu merupakan logam berat, jika penggunaannya terlalu banyak
maka albumin akan terdenaturasi membentuk koagulan. Dan pada suasana
alkalis Cu(OH)2 dari reaksi : Cu2+ + 2OH- > Cu(OH)2 (ungu)
Cu2+ berwarna biru intensif,jika berlebihan akan mengakibatkan warna ungu
terkalahkan sehingga hasilnya negatif
3. Diantara senyawa berikut ini manakah yang memberikan reaksi biuret positif
dan mana yang negatif : albumin, kusein, gelatin, pepton, dipeptida, dan asam
amino.
Jawab: albumin (+) , gelatin (+), kasein (+), pepton (-), dipeptida (-), dan asam
amino (-)
VII. Lampiran
1. Uji Millon

Gambar 1 : serbuk albumin, kasein Gambar 2 : Serbuk Protein setelah


dan gelatin sebelum direaksikan ditambahkan larutan Millon

Gambar 3 : Larutan 2% albumin, 2% kasein Gambar 4 : Larutan protein setelah


2%gelatin ditambahkan peraksi Millon

Gambar 5 : Larutan Protein setelah ditambah Gambar 6 : Larutan Fenol


pereaksi Millon dan dipanaskan
Gambar 7 : Larutan Fenol setelah Gambar 8 : Larutan Fenol setelah
ditambahkan Pereaksi Millon ditambahkan Pereaksi Millon dan dipanaskan

2. Uji Ninhidrin

Gambar 1 : Gambar 2 :
0,1 ml albumin 2%, Gelatin 2%, Kasein 2% Ketiga sampel + 1 ml Buffer asetat ph 5 +
20 tetes Ninhidrin sebelum di panaskan.
Gambar 3: Proses pemanasan di atas penangas air Gambar 4 : Hasil percobaan (Kasein
+), Gelatin (-), Albumin (-)

3. Uji Biuret

Gambar 1 : Gambar 2 :
Pemanasan dan peleburan padatan urea tabung 1 : padatan urea + 1ml albumin 2%
+ 1 ml NaOH 10 % dan tabung 2 : 1ml
albumin 2% + 1 ml NaOH 10 % tanpa urea.
Gambar 3 : Gambar 4 :
tabung 1 : padatan urea + 1ml gelatin 2% tabung 1 : padatan urea + 1ml kasein 2%
+ 1 ml NaOH 10 % dan tabung 2 : 1ml + 1 ml NaOH 10 % dan tabung 2 : 1ml
gelatin 2% + 1 ml NaOH 10 % tanpa urea. Kasein 2% + 1 ml NaOH 10 % tanpa urea.

Gambar 5 : Gambar 6 :
tabung 1 : padatan urea + 1ml gelatin 2% tabung 1 : padatan urea + 1ml albumin 2%
+ 1 ml NaOH 10 % + CuSO4 0,1 % dan + 1 ml NaOH 10 % + CuSO4 0,1 % dan
tabung 2 : 1ml + 1 ml NaOH 10 % tabung 2 : 1ml + 1 ml NaOH 10 %
gelatin 2% + 1 ml NaOH 10 % + albumin 2% + 1 ml NaOH 10 %
CuSO4 0,1 % tanpa urea. CuSO4 0,1 % tanpa urea.
Gambar 7 :
tabung 1 : padatan urea + 1ml albumin 2%
+ 1 ml NaOH 10 % + CuSO4 0,1 % dan
tabung 2 : 1ml albumin 2% + 1 ml NaOH 10 % +
CuSO4 0,1 % tanpa urea.

4. Tes Isoelektrik protein

Gambar 1 : Buffer asetat yang digunakan yaitu pH 3.8, 4.1, 5.0, 5.3, 6.0
Gambar 2 : proses pengambilan larutan kasein 2% sebanyak 2 ml

Gambar 3 : proses penambahan buffer asetat pada larutan kasein 2% (pH 3.8 & 4.1)
Gambar 4 : proses pemanasan kelima tabung dalam penangas air mendidih selama 30 menit

Gambar 5 : terdapan endapan pada tabung ke 5 yang berisi buffer asetat pH 6.0
LIPID
TUJUAN PRAKTIKUM
- Untuk menganalisa lipid yang terdapat dalam sampel
- Mengetahui cara prosedur Analisa lipid

I. Prinsip Dasar
1) Uji Kelarutan
Dengan melihat larut/tidaknya suatu zat dengan cara menambahkan sedikit
sampel lemak kedalam beberapa ml pelarut dan kemudian diselidiki
kelarutannya
2) Hidrolisis Mentega
Muncul atau tidak minyak pada permukaan larutan yang telah di campur lemak
dan melewati fase penyabunan, penguapan dan endapan yang terdapat pada
sampel.
3) Uji Akrolein
Gliserol dehidedratasi dengan KHSO4 anhidrat membentuk suatu aldehid tak
jenuh yaitu acrolein
4) Uji Lieberman – Burchard Untuk Kolestrol
Uji reaksi yang digunkakan untuk menguji kolestrol yang terdapat dalam
sampel
II. Dasar Teori
Lipid adalah sekelompok senyawa non heterogen yang meliputi asam lemak dan
turunannya, lemak netral (trigliserida), fosfolipid serta sterol (Ganong
,2008). Lipid memiliki arti lain sebagai kelompok besar biomolekul dengan gugus
fungsional karboksil (-COOH) atau gugus ester (-COOR), yang tidak dapat larut
dalam air, tapi larut dalam larutan non polar, seperti eter, aseton, bensin, karbon
tetraklorida, dan lain sebagainya (Baraas, 2006).
III. Alat dan Bahan
-air
-alkohol dingin
-alkohol panas
-minyak goreng
-NaOH 20%
-etil alcohol
-CaCl2
-H2SO4 pekat
-NaCl
-Olive oil
-gliserol
-KHSO4
-margarin
-tabung reaksi
-gelas ukur
-spatel
-kertas saring
IV. Prosedur Kerja
- Uji Kelarutan
1. Sediakan 4 tabung reaksi dan tambahkan kedalamnya;
Tabung 1 : tambahkan 2 ml air
Tabung 2 : tambahkan 2 ml alkohol dingin
Tabung 3 : tambahkan 2 ml alkohol panas
Tabung 4 : tambahkan 2 ml kloroform
2. Ambil 2-3 tetes dari masing-masing tabung di atas dan teteskan pada
kertas saring. Noda yg tertinggal pada kertas saring dikeringkan.
3. Adanya noda yang tertinggal pada kertas saring menunjukkan
lemak/lipid yang larut dalam pelarut.

- Hidrolisa Mentega
1. Masukan 5 mg mentega ke dalam beker glass
2. Tambahkan 35 ml NaOH alkoholis
3. Ditutp dengan kaca arloji
4. Dipanaskan sampai penyabunan sempurna (ada buih-buih busa
sabun)
5. (cari beker glass yang lebih besar dari beker glass yang berisi
mentega masukan air lalu panaskan di penangas air, lalu
masukan beker glass yang berisi mentega
6. Panaskan sampai tidak tercium bau alkohol
- Uji Akrolein
• Sediakan 3 tabung reaksi
• Lalu ke dalam masing-masing tabung masukkan 10
tetes olive oil, gliserol, atau asam palmitat.
• Ke dalam masing-masing tabung tambahkan
beberapa tetes (sama banyak) KHSO4, lalu
dipanaskan pelan-pelan langsung didalam api
- Uji Liberman-Burchard
a. Siapkan tabung reaksi
b. Larutkan kolesterol(margarin dan minyak) dalam
kloroform sampai larut seluruhnya.
c. Tambahkan 10 tetes asam asetat anhidrat dan 2 tetes
asam sulfat pekat. Kocok perlahan dan biarkan beberapa
menit

V. Pembahasan dan Hasil Pengamatan


VI. Jenis uji Sampel/bahan Hasil pengamatan Keterangan
Uji kelarutan Tabung 1 : Tidak larut Setelah sampel di teteskan
2ml Air=4 tts minyak tidak meninggalkan noda
goreng minyak dan hanya
meninggalkan bercak air
pada kertas saring
Tabung 2: Sedikit larut Setelah sampel diteteskan
2 ml alkohol dingin=4 pada kertas saring,
tetes minyak goreng meninggalkan sedikiti noda
pada kertas saring

Tabung 3 : Sedikit larut Setelah sampel diteteskan


2ml alkohol panas + 4 Pada kertas saring
tetes minyak goreng meninggalkan sedikit noda
yang tidak terlalu jelas

Tabung 4 : Larut Setelah sampel diteteskan


2ml kloroform + 4 tetes pada kertas saring terlihat
minyak goreng noda yang sangat jelas
pada kertas saring

Tabung 1 : Penyabunan sempurna


Hidrolisa Mentega Penyabunan sempurna
+ 10 ml air

Tabung 1 : Endapan putih Endapan terlihat banyak


1ml larutan sabun + 1
ml air dan 0,5 ml CaCI
0,1 N

Tabung 2 : Ph 3 Kertas lakmus


1ml larutan menunjukkan PH 3
sabun+H2SO4 2N &ml

Tabung 3 : Muncul bau tidak enak


Lapisan lemak yang ada / bau tengik
pada permukaan
penyabunan di
bakar/dipanaskan

3. Uji Akrolein Tabung 1: Positif Muncul bau tidak enak


10 tts Olive oil+KHSO4
Tabung 2: Positif MUncul bau hangus dan
10 tts minyak goreng + menyengat
KHSO4

Tabung 3: Positif Bsu sangat menyengat


Gliserol + KHSO4

Uji Lieberman- Tabung 1: Mengandung lebih Warna sangat pekat dan


Burchard Sedikit minyak goreng+ banyak Kolestrol kehitaman
30 tts kloroform+ 10 tts
Asam asetat aldehid +2
tts asam sulfat pekat

Tabunf 2: Mengandung Kolestrol Warna pekat tapi tidak


(Sedikit mentega+20 sepekat pada sampel
tts kloroform + 10 tts minyak goreng
As. Asetat aldehid + 2
tts As. Sulfat pekat

VII. Pertanyaan
1. Bagaimana warna dalam tabung dan jelaskan. Tuliskan rumus kolesterol
2. Berikan alasan kenapa reaksi warna ini berguna untuk penentuan kuantitatif.

JAWABAN
1. Hasil pengamatan lipid :
a. Minyak goreng
Ketika minyak goreng ditambahkan 30 tetes kloroform, 10 tetes asam asetat
anhidrat dan 2 tetes asam sulfat pekat, dihasilkan warna hitam pekat dalam tabung
reaksi
b. Mentega
Ketika mentega ditambahkan 20 tetes kloroform, 10 tetes asam asetat anhidrat dan
2 tetes asam sulfat pekat, dihasilkan warna hitam juga namun tidak sepekat minyak
goreng.
Fungsi penambahan asam asetat dan asam sulfat pekat pada reaksi ini adalah agar kita
dapat mengetahui secara kualiitatif tentang adanya kolesterol pada sample yang diuji. Hal ini
dikarenakan kedua zat tersebut akan membentuk warna hijau biru untuk sebagian besar
triterpen dan sterol (Permatasari, 2011).
Sedangkan kloroform adalah untuk melarutkan kolesterol (Hardiningsih, 2006).
Sehingga dapat bereaksi dengan asam asetat dan asam sulfat pekat dan membentuk reaksi
warna.
Rumus kolesterol : C27H46O
2. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam
campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol,
kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5kolestadiena. Produk ini dikonversi
menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Warna
hijau ini menandakan hasil yang positif. Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya
perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru ungu dan
akhirnya menjadi hijau tua. (christine, 2017)
LAMPIRAN
A. Uji Kelarutan

GAMBAR 1 : 4 tabung reaksi berisi sampel 2 ml Air, 2 ml Kloroform, 2 ml Alkohol Dingin, dan
2 ml Alkohol Panas yang telah ditetesi minyak goreng

GAMBAR 2 : kertas saring yang telah ditetesi sampel dan terdapat noda
B. Hidrolisa Mentega

GAMBAR 1 : Mentega 5 gram GAMBAR 2 : proses pemanasan 5


gram

yang telah ditambahkan NaOH

alkoholis

GAMBAR 3 : penyabunan sempurna. GAMBAR 4 : sampel larutan sabun

Yang telah ditambahkan 1 ml air dan

Ditetesi sampel CaCl2, H2SO4, dan

NaCl
GAMBAR 5: sampel yang telah dipanaskan. GAMBAR 6: lapisan lemak yang telah

dipanaskan hingga asamnya hilang

C. UJI AKROLEIN

GAMBAR 1:

sampel olive oil, gliserol, dan minyak goreng


D. UJI LIEBERMAN BURCAHD

GAMBAR 1 : sampel lemak GAMBAR 2 : sampel yang telah ditetesi


asam

(mentega & minyak goreng)


DAFTAR PUSTAKA
• https://rinosafrizal.com/penggolongan-dan-identifikasi-karbohidrat/
• Modu lPenuntun Praktikum Biokimia Universitas Udayana, 2015
• https://www.coursehero.com/file/p6mie4fo/Pemanasan-yang-lama-akan-
menghidrolisis-disakarida-sehingga-menyebabkan/
• Modul Biokimia, Hesty Nur Hanifah, S.Si, M.IL
• Jurnal Universitas Lampung_Biokimia_2018
Jurnal_Unhas_Fakultas Pertanian

Anda mungkin juga menyukai