Disusun Oleh :
- Ahmad Jayadi D1A200132
- Azzahra Dwi Anggreani D1A200222
- Febi Sinaga D1A200139
- Monikha Hellenia Sephia D1A00134
- Putri Febriani Sari D1A200005
TUJUAN PRAKTIKUM
Agar mahasiswa bisa mengetahui dan dapat menganalisa kandungan karbohidrat yang
terdapat di dalam sampel, memahami prosedur untuk menganalisa kandungan karbohidrat.
I. Prinsip Dasar
a) Uji Molisch
Uji molisch didasarkan oleh perubahan warna ungu yang terjadi antara
flufural hasil hidrolise karbohidrat dengan dehidrasi monosakarida dengan
larutan a-naftol dan h2So4 yang akan menghasilkan cincin berwarna ungu.
b) Uji Benedict
Uji benedict berdasarkan pada reaksi dari Cu2+ menjadi CU+ oleh karbohidrat
yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas. Preaksi benedict
mengandung CuSo4, Na2CO3 dan Na-sitrat. Uji benedict bisa digunakan untuk
menaksir konsentrasi karbohidrat bebas karena berbagai konsentrasi
karbohidrat memberikan intensitas warna yang berlainan.
c) Uji Barfoed
Didasarkan reduksi cu2+ dengan gula preduksi dalam keadaan asam, sehingga
menghasilkan endapan berwarna merah bata.
d) Uji Seliwanoff
Uji seliwanof merupakan uji spesifik untuk karbohidrat golongan ketosa. Uji
didasarkan oleh terjadinya perubahan fruktosa oleh asam klorida panas
menjadi asam levunelat dan 4-hidroksimetil furfural, yang selanjutnya terjadi
kondensasi hidroksimetil furfural dengan resorsinol yang menghasilkan suatu
senyawa berwarna merah.
e) Hidrolisa sukrosa
Didasarkan pada saat dalam suasana asam akan menghasilkan glukosa dan
fruktosa dengan asam kuat encer sukrosa dapat di hidrolisa menjadi unit
monosakaradia .
f) Uji pati dengan Iodium
Karbohidrat golongan polisakarida yang membentuk reaksi idodini akan
memberikan warna spesifik tergantung jenis Zat yang di reaksikan dengan
larutan iodin.
II. Dasar Teori
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang
berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat secara garis
besar dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida, disakarida dan
oligosakarida. Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida dan polisakarida non pati
(serat). Klasifikasi utama karbohidrat adalah :
1. Monosakarida
Monosakarida adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton.
Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan tipe gugus karbonilnya dan
jumlah atom karbonnya. Jika gugus karbonil monosakarida sebuah aldehid
maka dinamakan aldosa. Jika gugus karbonil monosakarida sebuah keton,
maka dinamakan ketosa.
2. Disakarida
3. Oligosakarida
Pada sel, oligosakarida paling banyak terdiri dari tiga atau lebih
unit residu monosakarida. Oligosakarida ini tidak berada dalam keadaan
bebas tetapi sering berikatan dengan molekul non gula seperti lipid
membentuk glikolipid, protein membentuk glikoprotein yang keduanya
mempunyai fungsi pengatur. Glikoprotein dan glikolipid adalah
glycoconjugates.
4. Polisakrida
Kebanyakan karbohidrat yang ditemukan di alam sebagai
polisakarida. Polisakarida dinamakan juga glikan. Antara glikan dapat
berbeda dalam hal unit monosakarida penyusunnya, panjang rantai
polisakarida, tipe ikatan antara unit monosakarida dan jumlah (derajat)
percabangan. Polisakarida dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
besar yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida .
III. Alat dan bahan
a) Uji Molisch
1. A-naftol = 10 gr 7. Maltosa = 36gr
2. Etil alkohol 95 % = 100 ml 8. Air = secukupnya
3. Sukrosa = 34,2 gr 9. Asam sulfat
4. Glukosa = 18 gr 10. Tabung reaksi
5. Arabinosa = 15 gr 11. Pipet tetes
6. Spatel
b) Uji Benedict
1. Natrium Sitrat = 173 gr 8. 0,1 M Maltosa = 3 tts
2. Na2CO3 anhidrat = 100 gr 9. 0,1 M Sukrosa = 3 tts
3. Tembaga sulfat = 17,3 gr 10. 0,1 M Galaktosa = 3 tts
4. H2O = 100 ml 11. Penangas air
5. Air = secukupnya 12. Tabung reaksi
6. Galaktosa = 18 gr 13. Pipet tetes
7. Fruktosa = 18 gr 14. 1% pati = 3 tts
c) Uji Barfoed
1. Kristal tembaga asetat = 48 gr 6. 0.1M Fruktosa = 1ml
2. Asam laktat 8,5 % = 50 ml 7. 0,1M Maltosa = 1ml
3. Laktosa = 36 gr 8. 0,1M sukrosa = 1ml
4. 0,1M Glukosa = 1ml 9. 0,1M Laktosa = 1ml
5. 0.1M Fruktosa = 1ml
d) Uji Seliwanof
1. Resorsinol = 0,05gr
2. HCL encer = 100ml
3. 0,1M fruktosa = 2ml
4. 0,1M Glukosa = 2ml
5. 0,1M Sukrosa = 2ml
e) Hidrolisa Sukrosa
1. Hcl pekat = 51ml
2. NaOH = 24gr
3. 0,1 M Sukrosa = 5ml
4. Benedict = 1ml
5. Seliwanoff = 1ml
6. Barfoed = 1ml
3. Uji Barfoed
a) Membuat preaksi
- Barfoed larutkan 48gr kristal tembaga asetat dalam 900ml air kedalamnya lalu
tambahkan 50 ml asam laktat 8,5%. Selanjutnya tambahkan air sampai volume
1000ml
- 0,1 M laktosa : Larutkan 36gr laktosa dalam air sampai 1000 ml.
b) Prosedur
1) Tambahkan 1ml larutan 0,1 M glukosa kedalam tabung reaksi yang berisi 1 Ml
preaksi barfoed. Panaskan tabung tersebut di atas air mendidih selama 3 menit.
Dinginkan selama 2 menit pada air mengalir.
2) Bila tidak terjadi reduksi selama 5 menit, lakukan pemanasan, selama 15 menit
sampai terlihat adanya reduksi.
3) Ulangi percobaan tahap 1 s/d masing-masing untuk larutan 0,1 M fruktosa,
laktosa, maltose, dan sukrosa.
4. Uji seliwanof
a) Membuat preaksi
- Seliwanof ; Larutkan 0,05 gr resorsinol dalam 100ml HCL encer ( satu bagian
HCL pekat dengan dua bagian air)
b) Prosedur
1) Kedalam tabung reaksi yang telah diisi dengan 2ml larutan seliwanof tambahkan
beberapa tetes larutan 0,1 M fruktosa.
2) Taruh tabung diatas penangas air mendidih selama 60 detik perhatikan perubahan
warna yang terjadi.
3) Ulangi tahap 1 s/d 2 masing-masing untuk larutan 0,1 M glukosa dan sukrosa
4) Terjadinya perubahan warna merah dan endapan menunjukkan reaksi positif
untuk ketosa : bila endapan dilarutkan dalam alkohol maka akan terjadi larutan
berwarna merah.
5. Hidrolisa Suktosa
a) Membuat preaksi
- 10% HCL : Larutkan 100 ml HCL pekat dalam 1000 ml air.
b) Prosedur
1) Isi tabung reaksi dengan 5 ml larutan o,1M sukrosa, Tambahkan 1 ml HCL 10%
2) Panaskan di dalam penangas air mendidih selama 15 menit kemudian dinginkan
perlahan-lahan dan netralkan.
3) Tes hidrolisat dengan preaksi benedict, seliwanoff dan barfoed.
6. Tes Pati dengan Iodium
a) Membuat preaksi
- 6 N HCL : Encerkan 51 ml HCL pekat dengan air sampai 100ml
- 6 N NaOH: Larutkan 24 gr NaOH padat dalam air sampai 100ml
- 1% pati : Larutkan 10 gr pati dalam air dingin hingga menjadi pasta masukkan
kedalam air mendidih sambal dikocok. Panaskan hingga larutan menjadi bening
dan encerkan hingga 2000 ml dengan air tambahkan sedikti toluen
b) Prosedur
1) Isi tabung reaksi masing-masing dengan 3ml larutan 1% pati
2) Tambahkan 2 tetes air kedalam tabung pertama
3) Tambahkan 2 tetes HCL 6 N kedalam tabung kedua
4) Tambahkan 2 tetes larutan NaOH 6 N kedalam tabung ketiga
5) Kedalam masing- masing tabung tambahkan 1 tetes 0,01 M larutan Iodium.
Amati perubahan warna. Panaskan tabung yang berwarna biru, dinginkan
perlahan-lahan, lalu amati perubhaan warna yang terjadi.
B. Uji Benedict
C. Uji Barfoed
no perlakuan
1 siapkan 5 tabung reaksi
2 masukan masing-masing 1 ml pereaksi barfoed
3 tambahkan 1 ml glukosa, maltosa,sukrosa,laktosa dan fruktosa (larutan berwarna biru muda)
4 panaskan di penangas air selama 3 menit
5 amati perubahan warna
6 bila belum terjadi perubahan warna, dinginkan dalam air mengalir
7 lakukan pemanasan selama 15 menit
DATA PENGAMATAN
no nama zat warna waktu
1 glukosa endapan merah 3 menit
2 maltosa endapan merah 15 menit
3 sukrosa - 15 menit
4 laktosa endapan merah 15 menit
5 fruktosa endapan merah 3 menit
D. Uji Seliwanof
no perlakuan
1 Siapkan 3 tabung reaksi
2 masukan masing-masing 2 ml pereaksi seliwanoff
3 tambahkan 5 tetes glukosa, ,sukrosa, dan fruktosa (larutan berwarna bening)
4 panaskan di penangas air selama5 3 menit
5 amati perubahan warna
6 penentuan warna merah pada golongan ketosa
DATA PENGAMATAN
no nama zat warna waktu
1 glukosa merah 5 menit
2 fruktosa merah 5 menit
3 sukrosa - 5 menit
E. Hidrolisa Sukrosa
NO Perlakuan Pengamatan
1 • 3 ml larutan pati 1 % + air • Larutan bening tidak berwarna
• 3 ml larutan pati 1 % + HCl • Larutan bening tidak berwarna
• 3 ml larutan pati 1 % + NaOH • Larutan bening tidak berwarna
I. Jawaban
A. Uji Molish
1. Warna ungu yang tampak seperti cincin ungu yang memisahkan larutan bagian
atas dan bawah, sebagai hasil reaksi antara hidrolisa karbohidrat dengan A-
Naftol dan H2SO4. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil
furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Cincin
merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil
furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi molish.
2. Hasil dehidrasi dari gugus fungsi pentosa dan heksosa.
B. Uji Benedict
1. Dari praktikum yang kami lakukan, Pereaksi benedict dapat mengidentifikasi
adanya karbohidrat dengan konsentrasi paling encer 0,05 M. Karena pada saat
glukosa dengan konsentrasi 0,1 M di encerkan 2x (0,05M) masih dapat di
identifikasi. Tapi pada saat di encerkan 10x (0,01 M), pengenceran 50x (0,02
M) dan pengenceran 100x (0,001 M) tidak menunjukan hasil positif (Tidak
teridentifikasi).
2. Glukosa dapat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan alkalis, misalnya
: Cu, Bi, Hg dan Fe. Metode yang berdasarkan reduksi ion-ion Cu (uji Gula Reduksi)
antara lain adalah Uji Fehling dan Uji Benedict.
3. Fungsi Natriun Sitrat pada pereaksi benedict adalah untuk menciptakan suasana
basa. Karena pereaksi benedict akan bekerja pada suasana basa.
C. Uji Barfoed
1. Karbohidrat yang dapat mereduksi Cu 2+ hanya karbohidrat yang termasuk gula
pereduksi, seperti glukosa, galaktosa, maltosa, dan fruktosa. Sedangkan sukrosa
dan pati bukan merupakan gula pereduksi, sehingga tidak dapat mereaksi Cu 2+
2. Pemanasan yang lama akan menghidrolisis disakarida sehingga menyebabkan
terjadinya false positif. Pengendapan kupro oksida (CuO) pada uji barfoed
membentuk warna lebih merah bata daripada uji benedict.
CuOH 2 Reagen Barfoed CuO + H2O + O2
II. Lampiran
1. Uji Molisch
2. Uji Benedict
GAMBAR 1: Sampel Glukosa, Sukrosa, dan GAMBAR 2: Sampel Galaktosa,
Maltosa yang sudah ditetesi reagen Benedict Fruktosa, dan Pati yang sudah
ditetesi dan dipanaskan selama 5 menit reagen Benedict dan dipanaskan
3. Uji Barfoed
Gambar 1 : kelima tabung reaksi setelah dipanaskan selama 3 menit, tabung fruktosa dan glukosa
yang terlebih dahulu terjadinya endapan merah
Gambar 2 : tabung laktosa dan maltosa terdapat endapan merah, setelah dipanaskan Kembali selama
15 menit
4. Uji Seliwanof
Gambar 1 : tabung fruktosa dan sukrosa mengalami perubahan warna menjadi warna merah
setelah dipanaskan selama 5 menit
Gambar 2 : tabung glukosa tidak terjadi perubahan warna setelah dipanaskan selama 5
menit
5. Hidrolisa Sukrosa
GAMBAR 1 : Sampel 5ml Larutan Sukrosa 0,1 M yang ditambahkan 1ml HCL 10 %
sudah dipanaskan dan didinginkan, dibagi 3 masing-masing 2 ml kemudian ditetesi
pereaksi Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed.
B. Uji Inhidrin
1. 0,1 N asam asetat = 59 ml 6. Penangas air
2. 0,1 N natrium asetat = 141 ml 7. Pipet tetes
3. Ninhidrin = 0,1 gr 8. Tabung reaksi
4. Aseton = 100 ml
5. 2% albumin = 0,1 ml
C. Uji Biuret
1. NaOH = 10 gr 6. Penangas air
2. CuSO4 = 0,1 gr 7. Pipet tetes
3. 2% albumin = 1ml 8. Tabung reaksi
4. Urea
5. Air
Dimasukan 0,1 ml Albumin 2%, Gelatin 2%, Warna ketiga larutan bening (tidak berwarna).
Kasein 2%
Ditambahkan 1 ml Buffer Asetat ph 5 dan 20 Warna ketiga larutan jerih aga kekuningan.
tetes pereaksi Ninhidrin
Pemanasan dan peleburan padatan urea Urea berbentuk kristal padat berwarna putih,
kemudian di tambah 5 tetes air ketika di panaskan urea melebur menjadi cair
kemudian di tambah air, larutan menjadi bening
tidak berwarna.
Tabung 1 : padatan urea yang telah melebur + Cairan bening aga kekuningan.
1ml albumin 2% + 1 ml NaOH 10 %
Tabung 1 : padatan urea yang telah melebur + Cairan bening aga kekuningan.
1ml gelatin 2% + 1 ml NaOH 10 %
Tabung 1 : padatan urea yang telah melebur + Cairan bening aga kekuningan.
1ml kasein 2% + 1 ml NaOH 10 %
Tabung 1 : padatan urea yang telah melebur + Cairan bening keunguan (+)
1ml albumin 2% + 1 ml NaOH 10 % + Dengan penambahan CuSO4 0,1 % 15 tetes.
CuSO4 0,1 %
Tabung 1 : padatan urea yang telah melebur + Cairan bening keunguan (+)
1ml gelatin 2% + 1 ml NaOH 10 % + Dengan penambahan CuSO4 0,1 % 15 tetes.
CuSO4 0,1 %
Tabung 1 : padatan urea yang telah melebur + Cairan bening kemerahan (+)
1ml kasein 2% + 1 ml NaOH 10 % + Dengan penambahan CuSO4 0,1 % 25 tetes.
CuSO4 0,1 %
no perlakuan
1 siapkan 5 tabung reaksi
2 masukan larutan kasein 2% sebanyak 2 ml
3 tambahkan buffer asetat pH 3.8,4.1,5.0,5.1,6.0
4 kocok campuran secara konstan
5 amati derajat kekeruhan setiap 0, 15, 30 menit
6 panaskan kelima tabung kedalam penangas air
DATA PENGAMATAN
no pH 5 menit 15 menit 30 menit pemanasan 30 menit
1 3.8 - - - -
2 4.1 - - - -
3 5.0 - - - -
4 5.3 - - - -
5 6.0 - - - +++
keterangan :
sangat keruh : ++++
keruh : +++
sedikit keruh : +
Tidak keruh : -
kesimpulan :
jadi, titik isolektrik kelima tabung tersebut adalah tabung ke-5 dengan
pH 6.0 karena tabung tersebut terdapat kekeruhan dan endapan.
VI. Pertanyaan
A. Uji Millon
1. Apa yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan kedalam protein?
Jawab: larutan akan berubah warna menjadi merah, dan terbentuk garam merkuri dari
tirosin yang ternitrasi
2. Mengapa larutan albumin terkoagulasi?
Jawab: karena hal ini telah terjadi akibat adanya perubahan struktur tersier ataupun
kwartener pada albumin, sehingga protein tersebut mengdendap
B. Uji Nindhidrin
1. warna dan senyawa apa yang terbentuk?
Jawab: warna yang terbentuk pada larutan albumin yaitu kekuningan (-) , pada
sampel gelatin berwarna kekuningan (-), dan pada sampel kasein berwarna
ungu (+). Senyawa yang terbentuk adalah asam amino
2. Gugus apa yang memberikan uji positif?
Jawab: gugus a-asam amino bebas
C. Uji Biuret
1. Warna senyawa kompleks apa yang terjadi?
Jawab: warna ungu
2. Mengapa harua dihindari kelebihannya CuSO4?
Jawab: karena Cu merupakan logam berat, jika penggunaannya terlalu banyak
maka albumin akan terdenaturasi membentuk koagulan. Dan pada suasana
alkalis Cu(OH)2 dari reaksi : Cu2+ + 2OH- > Cu(OH)2 (ungu)
Cu2+ berwarna biru intensif,jika berlebihan akan mengakibatkan warna ungu
terkalahkan sehingga hasilnya negatif
3. Diantara senyawa berikut ini manakah yang memberikan reaksi biuret positif
dan mana yang negatif : albumin, kusein, gelatin, pepton, dipeptida, dan asam
amino.
Jawab: albumin (+) , gelatin (+), kasein (+), pepton (-), dipeptida (-), dan asam
amino (-)
VII. Lampiran
1. Uji Millon
2. Uji Ninhidrin
Gambar 1 : Gambar 2 :
0,1 ml albumin 2%, Gelatin 2%, Kasein 2% Ketiga sampel + 1 ml Buffer asetat ph 5 +
20 tetes Ninhidrin sebelum di panaskan.
Gambar 3: Proses pemanasan di atas penangas air Gambar 4 : Hasil percobaan (Kasein
+), Gelatin (-), Albumin (-)
3. Uji Biuret
Gambar 1 : Gambar 2 :
Pemanasan dan peleburan padatan urea tabung 1 : padatan urea + 1ml albumin 2%
+ 1 ml NaOH 10 % dan tabung 2 : 1ml
albumin 2% + 1 ml NaOH 10 % tanpa urea.
Gambar 3 : Gambar 4 :
tabung 1 : padatan urea + 1ml gelatin 2% tabung 1 : padatan urea + 1ml kasein 2%
+ 1 ml NaOH 10 % dan tabung 2 : 1ml + 1 ml NaOH 10 % dan tabung 2 : 1ml
gelatin 2% + 1 ml NaOH 10 % tanpa urea. Kasein 2% + 1 ml NaOH 10 % tanpa urea.
Gambar 5 : Gambar 6 :
tabung 1 : padatan urea + 1ml gelatin 2% tabung 1 : padatan urea + 1ml albumin 2%
+ 1 ml NaOH 10 % + CuSO4 0,1 % dan + 1 ml NaOH 10 % + CuSO4 0,1 % dan
tabung 2 : 1ml + 1 ml NaOH 10 % tabung 2 : 1ml + 1 ml NaOH 10 %
gelatin 2% + 1 ml NaOH 10 % + albumin 2% + 1 ml NaOH 10 %
CuSO4 0,1 % tanpa urea. CuSO4 0,1 % tanpa urea.
Gambar 7 :
tabung 1 : padatan urea + 1ml albumin 2%
+ 1 ml NaOH 10 % + CuSO4 0,1 % dan
tabung 2 : 1ml albumin 2% + 1 ml NaOH 10 % +
CuSO4 0,1 % tanpa urea.
Gambar 1 : Buffer asetat yang digunakan yaitu pH 3.8, 4.1, 5.0, 5.3, 6.0
Gambar 2 : proses pengambilan larutan kasein 2% sebanyak 2 ml
Gambar 3 : proses penambahan buffer asetat pada larutan kasein 2% (pH 3.8 & 4.1)
Gambar 4 : proses pemanasan kelima tabung dalam penangas air mendidih selama 30 menit
Gambar 5 : terdapan endapan pada tabung ke 5 yang berisi buffer asetat pH 6.0
LIPID
TUJUAN PRAKTIKUM
- Untuk menganalisa lipid yang terdapat dalam sampel
- Mengetahui cara prosedur Analisa lipid
I. Prinsip Dasar
1) Uji Kelarutan
Dengan melihat larut/tidaknya suatu zat dengan cara menambahkan sedikit
sampel lemak kedalam beberapa ml pelarut dan kemudian diselidiki
kelarutannya
2) Hidrolisis Mentega
Muncul atau tidak minyak pada permukaan larutan yang telah di campur lemak
dan melewati fase penyabunan, penguapan dan endapan yang terdapat pada
sampel.
3) Uji Akrolein
Gliserol dehidedratasi dengan KHSO4 anhidrat membentuk suatu aldehid tak
jenuh yaitu acrolein
4) Uji Lieberman – Burchard Untuk Kolestrol
Uji reaksi yang digunkakan untuk menguji kolestrol yang terdapat dalam
sampel
II. Dasar Teori
Lipid adalah sekelompok senyawa non heterogen yang meliputi asam lemak dan
turunannya, lemak netral (trigliserida), fosfolipid serta sterol (Ganong
,2008). Lipid memiliki arti lain sebagai kelompok besar biomolekul dengan gugus
fungsional karboksil (-COOH) atau gugus ester (-COOR), yang tidak dapat larut
dalam air, tapi larut dalam larutan non polar, seperti eter, aseton, bensin, karbon
tetraklorida, dan lain sebagainya (Baraas, 2006).
III. Alat dan Bahan
-air
-alkohol dingin
-alkohol panas
-minyak goreng
-NaOH 20%
-etil alcohol
-CaCl2
-H2SO4 pekat
-NaCl
-Olive oil
-gliserol
-KHSO4
-margarin
-tabung reaksi
-gelas ukur
-spatel
-kertas saring
IV. Prosedur Kerja
- Uji Kelarutan
1. Sediakan 4 tabung reaksi dan tambahkan kedalamnya;
Tabung 1 : tambahkan 2 ml air
Tabung 2 : tambahkan 2 ml alkohol dingin
Tabung 3 : tambahkan 2 ml alkohol panas
Tabung 4 : tambahkan 2 ml kloroform
2. Ambil 2-3 tetes dari masing-masing tabung di atas dan teteskan pada
kertas saring. Noda yg tertinggal pada kertas saring dikeringkan.
3. Adanya noda yang tertinggal pada kertas saring menunjukkan
lemak/lipid yang larut dalam pelarut.
- Hidrolisa Mentega
1. Masukan 5 mg mentega ke dalam beker glass
2. Tambahkan 35 ml NaOH alkoholis
3. Ditutp dengan kaca arloji
4. Dipanaskan sampai penyabunan sempurna (ada buih-buih busa
sabun)
5. (cari beker glass yang lebih besar dari beker glass yang berisi
mentega masukan air lalu panaskan di penangas air, lalu
masukan beker glass yang berisi mentega
6. Panaskan sampai tidak tercium bau alkohol
- Uji Akrolein
• Sediakan 3 tabung reaksi
• Lalu ke dalam masing-masing tabung masukkan 10
tetes olive oil, gliserol, atau asam palmitat.
• Ke dalam masing-masing tabung tambahkan
beberapa tetes (sama banyak) KHSO4, lalu
dipanaskan pelan-pelan langsung didalam api
- Uji Liberman-Burchard
a. Siapkan tabung reaksi
b. Larutkan kolesterol(margarin dan minyak) dalam
kloroform sampai larut seluruhnya.
c. Tambahkan 10 tetes asam asetat anhidrat dan 2 tetes
asam sulfat pekat. Kocok perlahan dan biarkan beberapa
menit
VII. Pertanyaan
1. Bagaimana warna dalam tabung dan jelaskan. Tuliskan rumus kolesterol
2. Berikan alasan kenapa reaksi warna ini berguna untuk penentuan kuantitatif.
JAWABAN
1. Hasil pengamatan lipid :
a. Minyak goreng
Ketika minyak goreng ditambahkan 30 tetes kloroform, 10 tetes asam asetat
anhidrat dan 2 tetes asam sulfat pekat, dihasilkan warna hitam pekat dalam tabung
reaksi
b. Mentega
Ketika mentega ditambahkan 20 tetes kloroform, 10 tetes asam asetat anhidrat dan
2 tetes asam sulfat pekat, dihasilkan warna hitam juga namun tidak sepekat minyak
goreng.
Fungsi penambahan asam asetat dan asam sulfat pekat pada reaksi ini adalah agar kita
dapat mengetahui secara kualiitatif tentang adanya kolesterol pada sample yang diuji. Hal ini
dikarenakan kedua zat tersebut akan membentuk warna hijau biru untuk sebagian besar
triterpen dan sterol (Permatasari, 2011).
Sedangkan kloroform adalah untuk melarutkan kolesterol (Hardiningsih, 2006).
Sehingga dapat bereaksi dengan asam asetat dan asam sulfat pekat dan membentuk reaksi
warna.
Rumus kolesterol : C27H46O
2. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam
campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol,
kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5kolestadiena. Produk ini dikonversi
menjadi polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau. Warna
hijau ini menandakan hasil yang positif. Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya
perubahan warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru ungu dan
akhirnya menjadi hijau tua. (christine, 2017)
LAMPIRAN
A. Uji Kelarutan
GAMBAR 1 : 4 tabung reaksi berisi sampel 2 ml Air, 2 ml Kloroform, 2 ml Alkohol Dingin, dan
2 ml Alkohol Panas yang telah ditetesi minyak goreng
GAMBAR 2 : kertas saring yang telah ditetesi sampel dan terdapat noda
B. Hidrolisa Mentega
alkoholis
NaCl
GAMBAR 5: sampel yang telah dipanaskan. GAMBAR 6: lapisan lemak yang telah
C. UJI AKROLEIN
GAMBAR 1: