PANDEMI COVID-19
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan dampak pada saat
pandemi COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia. Hingga penelitian ini ditulis
ditemukan 115 negara yang telah terjangkit COVID-19. Pandemi COVID-19 yang telah
menyebar pada akhirnya membawa risiko yang sangat buruk bagi perekonomian dunia
termasuk Indonesia baik dari segi pariwisata , perdagangan serta investasi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif dengan menggunakan
pendekatan analisis data sekunder aplikasi Mendeley.
Keywords:
Pendahuluan
“Sektor UMKM adalah sektor yang juga terpukul. Padahal, selama ini
biasanya menjadi safety net. Sekarang mengalami pukulan yang sangat besar, karena
adanya restriksi kegiatan ekonomi dan sosial yang memengaruhi kemampuan
UMKM, yang biasanya resilient, bisa menghadapi kondisi. Tahun 97-98, justru
UMKM masih resilience. Sekarang ini dalam COVID ini, UMKM terpukul paling
depan karena ketiadaan kegiatan di luar rumah oleh seluruh masyarakat,” jelas Sri
Mulyani.
Kerangka Pemikiran
Dibagian Pendahuluan kita sudah membahas sedikit tentang pengertian ekonomi
Pancasila, disini kita akan membahas tentang system ekonomi Pancasila. Menurut Boediono
(mantan Menkeu RI), Sistem Ekonomi Pancasila dicarikan oleh lima hal sebagai berikut :
1. Koperasi adalah sokogru perekonomian nasional
2. Manusia adalah “economic man” social and religions man”
3. Ada kehendak sosial yang kuat kearah egalitarianisme dan kemerataan sosial.
4. Prioritas utama kebijakan diletakan pada penyususnan perekonomian nasional yang
tangguh.
5. Pengandalan pada sistem desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan ekonomi,
diimbangi dengan perencanaan yang kuat sebagai pemberi arah bagi perkembangan
ekonomi seperti yang dicerminkan dalam cita-cita koperasi.
Lalu apa yang menyebabkan ekonomi di Indonesia saat ini menurun? Salah satu
penyebabnya yaitu akibat adanya virus Covid-19. kasus pertama penyakit ini terjadi di kota
Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Setelah itu, COVID-19 menular antarmanusia
dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia, hanya dalam
beberapa bulan.
Penyebarannya yang cepat membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk
memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia,
pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan
penyebaran virus ini.
Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik
Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 7 Desember 2020 adalah 575.796 orang
dengan jumlah kematian 17.740 orang.
Dari kedua angka ini dapat disimpulkan bahwa case fatality rate atau tingkat
kematian yang disebabkan oleh COVID-19 di Indonesia adalah sekitar 3,1%. Case fatality
rate adalah presentase jumlah kematian dari seluruh jumlah kasus positif COVID-19 yang
sudah terkonfirmasi dan dilaporkan.
Merujuk pada data tersebut, tingkat kematian (case fatality rate) berdasarkan kelompok
usia adalah sebagai berikut:
Dari seluruh penderita COVID-19 yang meninggal dunia, 0.9% berusia 0–5 tahun, 2,1%
berusia 6–18 tahun, 6,7% berusia 19–30 tahun, 16,1% berusia 31–45 tahun, 36,5% berusia 46–
59 tahun, dan 37,8% berusia 60 tahun ke atas.
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 56,8% penderita yang meninggal akibat COVID-
19 adalah laki-laki dan 43,2% sisanya adalah perempuan.
COVID-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa
infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke manusia. Penularannya bisa melalui cara-cara
berikut:
Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita
COVID-19 bersin atau batuk
Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah
menyentuh benda yang terkena droplet penderita COVID-19
Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita COVID-19 tanpa
mengenakan masker
CDC dan WHO menyatakan COVID-19 juga bisa menular melalui aerosol (partikel zat di
udara). Meski demikian, cara penularan ini hanya terjadi dalam prosedur medis tertentu,
seperti bronkoskopi, intubasi endotrakeal, hisap lendir, dan pemberian obat hirup
melalui nebulizer.
Apa saja yang terdampak dari COVID-19 ini? Presiden Joko Widodo menyebut
pandemi virus corona merusak perekonomian dari seluruh sisi, baik permintaan
maupun suplai. Salah satunya yaitu para UMKM yang terdampak adanya virus
COVID-19 ini.
Namun ada Sebagian wirausaha yang memanfaatkan pandemi ini sebagai
lahan untuk meninkatkan usahanya. Salah satunya yaitu pengrajin masker. Dalam
keadaan seperti ini masker adalah hal yang wajib kita kenakan untuk berpergian
keluar rumah, tentunya kita akan mempunyai beberapa persediaan stok masker
untuk digunakan setiap harinya. Hal tersebut dimanfaatkan untuk para wirausaha
untuk memproduksi masker, yang saat ini masker dipadukan dengan berbagai motif
yang indah.
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif
Penutup
Dari hasil pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa perkenomian di Indonesia
mengalami penururan yang sangat drastic di masa pandemic covid-19. Salah satu yang
terkena imbas pandemic ini adalah para UMKM. Namun oleh Sebagian wirasuha, pandemic
Saran untuk pembahasan kali ini, semoga para wirausahawan lain dapat mengambil
peluang agar dapat meningkatkan usaha dikala pandemic ini. Dan semoga pemerintah
Referensi
Covid-19 dan implikasi bagi usaha mikro, kecil, dan menengah(“COVID-19 DAN