Anda di halaman 1dari 6

KEADAAN DAN PELUANG EKONOMI INDONESIA DI MASA

PANDEMI COVID-19

PUTRI FEBRIANI SARI (D1A200005)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan dampak pada saat
pandemi COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia. Hingga penelitian ini ditulis
ditemukan 115 negara yang telah terjangkit COVID-19. Pandemi COVID-19 yang telah
menyebar pada akhirnya membawa risiko yang sangat buruk bagi perekonomian dunia
termasuk Indonesia baik dari segi pariwisata , perdagangan serta investasi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif dengan menggunakan
pendekatan analisis data sekunder aplikasi Mendeley.

Berdasarkan hasil penelitian, dampak pandemi COVID-19 menyebabkan ekonomi


Indonesia dalam perkiraan terburuk bisa mencapai minus 0,4 persen, Hal itu dapat
terjadi karena perpaduan masalah pada aspek kesehatan yang merembet ke sektor
ekonomi serta sebagian besar aktivitas ekonomi terhenti demi mencegah penyebaran
Covid-19.  Seiring berkembangnya kasus pandemi COVID-19, pasar lebih berfluktuasi ke
arah yang negatif. Tidak hanya itu saja, lambatnya ekonomi global khususnya kegiatan
ekspor Indonesia ke China juga berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Hal tersebut berdasarkan analisis sensitivitas yang menjelaskan bahwa lambatnya ekonomi
global saat ini sangat berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Keywords:

Pandemi COVID-19; perekonomian Indonesia; dampak dari COVID-19; perdagangan;


Usaha mikro dan menengah

Pendahuluan

Sebelum masuk ke pembahasan keadaan ekonomi Indonesia di masa pandemic


Covid-19 berdasarkan ekonomi Pancasila, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu
ekonomi Pancasila.
Ekonomi pancasila merupakan ilmu ekonomi kelembagaan (instructional economics)
yang menjungjung tinggi nilai-nilai kelembagaan Pancasila sebagai idiologi Negara yang
kelima silanya, secara utuh maupun sendiri-sendiri, menjadi rujukan setiap orang
Indonesia. Jika Pancasila mengandung 5 asas, maka semua substansi sila Pancasila (1) etika,
(2) kemanusiaan, (3) nasionalisme, (4) kerakyatan/demokrasi, dan (5) keadilan social, harus
di pertimbangkan dalam model ekonomi yang disusun. Kalau sila pertama dan kedua
adalah dasarnya, sedangkan sila ketiga dan keempat sebagai caranya, maka sila kelima
Pancasila adalah tujuan dari Ekonomi Pancasila. 

Di pembahasan kali ini kita akan mengamati bagaiamana perkembangan ekonomi di


Indonesia pada saat ini, yaitu sedang berkembangnya pandemic Covid-19, serta peluang
apa yang dapat di manfaatkan selama pandemic ini berlangsung.

Semenjak awal maret 2020 pemerintah Indonesia mengumumkan kasus positif


Covid-19 masuk ke Indonesia. Namun Pandu Riono seorang Pakar Epidemiologi
Universitas Indonesia (UI) menyebutkan bahwa virus corona jenis SARS-CoV-2
sebagai penyebab Covid-19 itu sudah masuk ke Indonesia sejak awal Januari. Mulai
merebaknya wabah virus tersebut di Indonesia, ramalan ekonomi Tanah Air pun
berubah drastis.

Presiden Joko Widodo menyebut pandemi virus corona


merusak perekonomian dari seluruh sisi, baik permintaan maupun suplai. Bank
Indonesia (BI) pun telah merevisi proyeksi Tak bisa mengelak, sektor UMKM adalah
sektor yang paling pertama terdampak wabah Covid-19 karena ketiadaan kegiatan di
luar rumah oleh sebagian besar masyarakat. Kondisi tersebut diperparah dengan
kendala impor bahan baku dan barang modal dari Tiongkok yang menjadi
episentrum pandemi.

pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi di bawah 5 persen atau hanya


sekitar 2,5 persen saja, dari yang pernah tumbuh mencapai 5,02 persen.

Bahkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan,


pandemi Covid-19 tidak hanya menyebabkan krisis kesehatan tetapi juga menekan
perekonomian seluruh negara di dunia. Salah satunya yaitu negara kita Indonesia.

“Sektor UMKM adalah sektor yang juga terpukul. Padahal, selama ini
biasanya menjadi safety net. Sekarang mengalami pukulan yang sangat besar, karena
adanya restriksi kegiatan ekonomi dan sosial yang memengaruhi kemampuan
UMKM, yang biasanya resilient, bisa menghadapi kondisi. Tahun 97-98, justru
UMKM masih resilience. Sekarang ini dalam COVID ini, UMKM terpukul paling
depan karena ketiadaan kegiatan di luar rumah oleh seluruh masyarakat,” jelas Sri
Mulyani.

Untuk memastikan kelangsungan UMKM, Kementerian Koperasi dan Usaha


Kecil Menengah (UKM) siap menerapkan program dan langkah mitigasi. Program
tersebut untuk menindaklanjuti perintah Presiden Joko Widodo memitigasi dampak
wabah corona terhadap para pelaku koperasi dan UMKM.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki


menyatakan, kementerian telah menyusun sembilan program. Ini bertujuan
mengantisipasi dampak Covid-19 terhadap Koperasi dan UMKM. Sembilan program
yang dimaksud antara lain :

 Stimulus daya beli produk UMKM dan koperasi


 Belanja di warung tetangga
 Pogram restrukturisasi dan subsidi suku bunga kredit usaha mikro
 Restrukturisasi kredit yang khusus bagi koperasi melalui LPDB KUMKM
 Program masker untuk semua masyarakat, terutama masker bagi pedagang
agar mendapatkan pelanggan
 Memasukkan sektor mikro yang jumlahnya cukup besar dan paling rentan
terdampak Covid-19 dalam klaster
 penerima kartu prakerja untuk pekerja harian.
 Bantuan langsung tunai
 Relaksasi pajak
 Pembelian produk UMKM oleh BUMN

Kerangka Pemikiran
Dibagian Pendahuluan kita sudah membahas sedikit tentang pengertian ekonomi
Pancasila, disini kita akan membahas tentang system ekonomi Pancasila. Menurut Boediono
(mantan Menkeu RI), Sistem Ekonomi Pancasila dicarikan oleh lima hal sebagai berikut :
1. Koperasi adalah sokogru perekonomian nasional
2. Manusia adalah “economic man” social and religions man”
3. Ada kehendak sosial yang kuat kearah egalitarianisme dan kemerataan sosial.
4. Prioritas utama kebijakan diletakan pada penyususnan perekonomian nasional yang
tangguh.
5. Pengandalan pada sistem desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan ekonomi,
diimbangi dengan perencanaan yang kuat sebagai pemberi arah bagi perkembangan
ekonomi seperti yang dicerminkan dalam cita-cita koperasi.

Meskipun dasar Negara Indonesia adalah Pancasila, namun ironisnya sistem


perekonomian yang selama ini berlangsung tidaklah bersumber darinya. Setelah
dicengkrami sistem ekonomi komando di era Orde Lama yang bercorak sosialisme,
berikutnya perekonomian Indonesia menganut sistem ekonomi pasar yang bercorak
kapitalisme di era Orde Baru. Jeratan kapitalisme pun semakin menguat seiring derasnya
paham ekonomi neoliberal yang datang melalui agen-agen kapitalisme global seperti World
Bank dan IMF setelah Indonesia mengalami krisis moneter.

Lalu apa yang menyebabkan ekonomi di Indonesia saat ini menurun? Salah satu
penyebabnya yaitu akibat adanya virus Covid-19. kasus pertama penyakit ini terjadi di kota
Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Setelah itu, COVID-19 menular antarmanusia
dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia, hanya dalam
beberapa bulan.
Penyebarannya yang cepat membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk
memberlakukan lockdown  untuk mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia,
pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan
penyebaran virus ini.

Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik
Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 7 Desember 2020 adalah 575.796 orang
dengan jumlah kematian 17.740 orang.

Dari kedua angka ini dapat disimpulkan bahwa case fatality rate atau tingkat
kematian yang disebabkan oleh COVID-19 di Indonesia adalah sekitar 3,1%. Case fatality
rate adalah presentase jumlah kematian dari seluruh jumlah kasus positif COVID-19 yang
sudah terkonfirmasi dan dilaporkan.

Merujuk pada data tersebut, tingkat kematian (case fatality rate) berdasarkan kelompok
usia adalah sebagai berikut:

 0–5 tahun: 1,02%


 6–18 tahun: 0,73%
 19–30 tahun: 0,83%
 31–45 tahun: 1,63%
 46–59 tahun: 4,86%
 >60 tahun: 11,19%

Dari seluruh penderita COVID-19 yang meninggal dunia, 0.9% berusia 0–5 tahun, 2,1%
berusia 6–18 tahun, 6,7% berusia 19–30 tahun, 16,1% berusia 31–45 tahun, 36,5% berusia 46–
59 tahun, dan 37,8% berusia 60 tahun ke atas.

Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 56,8% penderita yang meninggal akibat COVID-
19 adalah laki-laki dan 43,2% sisanya adalah perempuan.

COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru


dari coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus Corona
bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi sistem
pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia.

COVID-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa
infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke manusia. Penularannya bisa melalui cara-cara
berikut:

 Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita
COVID-19 bersin atau batuk
 Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah
menyentuh benda yang terkena droplet penderita COVID-19
 Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita COVID-19 tanpa
mengenakan masker
CDC dan WHO menyatakan COVID-19 juga bisa menular melalui aerosol (partikel zat di
udara). Meski demikian, cara penularan ini hanya terjadi dalam prosedur medis tertentu,
seperti bronkoskopi, intubasi endotrakeal, hisap lendir, dan pemberian obat hirup
melalui nebulizer.

Apa saja yang terdampak dari COVID-19 ini? Presiden Joko Widodo menyebut
pandemi virus corona merusak perekonomian dari seluruh sisi, baik permintaan
maupun suplai. Salah satunya yaitu para UMKM yang terdampak adanya virus
COVID-19 ini.
Namun ada Sebagian wirausaha yang memanfaatkan pandemi ini sebagai
lahan untuk meninkatkan usahanya. Salah satunya yaitu pengrajin masker. Dalam
keadaan seperti ini masker adalah hal yang wajib kita kenakan untuk berpergian
keluar rumah, tentunya kita akan mempunyai beberapa persediaan stok masker
untuk digunakan setiap harinya. Hal tersebut dimanfaatkan untuk para wirausaha
untuk memproduksi masker, yang saat ini masker dipadukan dengan berbagai motif
yang indah.

Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif

dengan menggunakan analisis data aplikasi Mendeley.

Penutup
Dari hasil pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa perkenomian di Indonesia

mengalami penururan yang sangat drastic di masa pandemic covid-19. Salah satu yang

terkena imbas pandemic ini adalah para UMKM. Namun oleh Sebagian wirasuha, pandemic

ini justru dijadikan sebagai lahan untuk meningkatkan bisnis mereka.

Saran untuk pembahasan kali ini, semoga para wirausahawan lain dapat mengambil

peluang agar dapat meningkatkan usaha dikala pandemic ini. Dan semoga pemerintah

melihat dan mensuport para wirausahawan di Indonesia ini.

Referensi

Dampak pandemic Covid-19 bagi perekonomian Indonesia(Nasution et al., 2020)

Covid-19 dan implikasi bagi usaha mikro, kecil, dan menengah(“COVID-19 DAN

IMPLIKASI BAGI USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH,” 2020)

Analisis hasil survei dampak Covid-19 terhadap pelaku usaha(BADAN PUSAT


STATISTIK, 2020)

Dampak Covid_19 terhadap UMKM di Indonesia (Thaha, 2020)

Ekonomi di masa pandemic Covid-19 (Astuti, 2020)

Pandemi Covid-19;tantangan ekonomi dan bisnis (Yenti Sumarni, 2020)

Journal article with DOI


Nasution, Dito Aditia Darma Erlina, Erlina Muda, Iskandar. (2020) Dampak pandemic Covid-19
bagi perekonomian Indonesia 10.22216/jbe.v5i2.5313

Anda mungkin juga menyukai