Anda di halaman 1dari 12

PEMISAHAN AIR BERSIH DENGAN METODE FILTRASI

SEDERHANA

Dosen Penanggung Jawab

Ir. Ismed Suhaidi, M.Si.

Oleh

Daniel Juliansen Sitorus (190305001)


Michael Paskah Joshua Ricardo (190305006)
Ghea Iga Adami (190305036)
ITP A

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
PENDAHULUAN
Karbohidrat merupakan polimer aldehid yang meliputi kondensat polimer-
polimer yang terbentuk. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh
manusia. Peran penting karbohidrat yaitu menentukan karakteristik bahan
makanan seperti rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Karbohidrat dalam tubuh
berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan tubuh protein yang
berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak
dan protein.
Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul yang
dapat terdiri dari lima atau enam atom C, sedangkan oligosakarida merupakan
polimer dari 2-10 monosakarida, dan pada umumnya polisakarida merupakan
polimer yang terdiri dari 10 monomer monosakarida. Untuk menguji adanya
karbohidrat, dapat dilakukan uji molisch, uji benedict, uji fehling, uji barfoed, uji
bial, uji seliwanoff, dan uji yodium.

I. UJI MOLISCH

1. Tujuan: Untuk mengidentifikasi karbohidrat


2. Prosedur:
a) masukan masing-masing 2 ml larutan glukosa, fruktosa, sukrosa,
laktosa, dan Amilum ke dalam masing-masing tabung reaksi.
b) Tambahkan masing-masing 2 tetes reagen Molisch.
c) Kemudian tuangkan 5 ml H2SO4 pekat dari sisi tabung reaksi
dengan posisi miring perlahan-lahan.
d) Amati perubahan warna yang terjadi di dinding tabung.
3. Hasil Pengamatan:

No Karbohidrat Reagen Penguji Hasil Pengamatan

.
1. Glukosa Terbentuk cincin ungu
2. Fruktosa Terbentuk cincin ungu
3. Sukrosa Terbentuk cincin ungu
4. Laktosa Terbentuk cincin ungu
5. Amilum Reagen Molisch Terbentuk cincin ungu

4. Reaksi

1. Senyawa Penyusun reagen Molisch,


2. Reaksi (hanya hasil pengamatan yang menunjukkan adanya
perubahan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
karbohidrat).
5. Pembahasan

Uji Molisch dilakukan untuk menentukan karbohidrat secara


kualitatif. Larutan uji dicampur dengan pereaksi Molisch yang
kemudian dialirkan H2SO4 dengan hati-hati melalui dinding tabung
agar tidak bercampur. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya
cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.
Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Sulistiyono,
diperoleh hasil bahwa semua larutan yang diuji yaitu glukosa, fruktosa,
sukrosa, laktosa, dan amilum adalah karbohidrat. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya perubahan warna pada larutan uji yang
bereaksi positif sehingga membentuk cincin berwarna ungu ketika
direaksikan dengan asam sulfat. Pada reaksi ini terjadi pemutusan
ikatan glikosidik dari rantai karbohidrat polisakrida menjadi disakarida
dan monosakarida. Terbentuknya cincin berwarna ungu ini disebabkan
oleh pengaruh hasil dehidrasi monosakarida (furfural) dengan α-naftol
dari pereaksi Molisch.
Reaksi yang terjadi adalah:

Warna ungu yang terbentuk pada sukrosa lebih pekat dari


warna ungu yang terbentuk pada pati dan lebih pudar dari warna ungu
yang terbentuk pada glukosa, jadi atom karbon yang ada pada sukrosa
lebih pendek dari atom karbon yang ada pada pati dan lebih panjang
dari atom karbon yang terdapat pada glukosa. Warna ungu yang
terbentuk pada sampel pati tidak terlalu pekat dibanding sukrosa dan
glukosa, jadi atom karbon yang ada pada pati lebih panjang daripada
atom karbon yang ada pada sukrosa dan glukosa.

6. Kesimpulan
1. Reagen Molisch digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat.
2. Glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa dan amilum membentuk cincin
ungu jika direaksikan dengan reagen Molisch yang ditambah
dengan H2SO4.
3. H2SO4 berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk
menghasilkan furfural yang kemudian bereaksi dengan reagen
Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu.

II. UJI BENEDICT

1. Tujuan: Untuk Mengidentifikasi gula pereduksi


2. Prosedur:
a) Masukan masing-masing 2 ml larutan glukosa, fruktosa, sukrosa,
laktosa, dan amilum ke dalam masing-masing tabung reaksi.
b) Tambahkan masing-masing 2 ml reagen Benedict.
c) Panaskan tabung reaksi dalam penangas air selama 3 menit.
d) Amati perubahan warna.
3. Hasil Pengamatan

No Karbohidrat Reagen Penguji Hasil Pengamatan

.
1. Glukosa Merah bata
2. Fruktosa Merah bata
3. Sukrosa Merah bata
4. Galaktosa Merah bata
5. Amilum Reagen Benedict Biru
4. Reaksi
1. Senyawa penyusun reagen Benedict.
2. Reaksi (hanya hasil pengamatan yang menunjukkan adanya
perubahan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
karbohidrat).
5. Pembahasan
Uji benedict suatu gula reduksi dapat dibuktikan dengan
terbentuknya endapan yang berwarna merah bata. Akan tetapi tidak
selamanya warna larutan atau endapan yang terbentuk berwarna merah
bata. Hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang
dikandung oleh tiap-tiap larutan uji. Glukosa, fruktosa, dan galaktosa
menunjukkan hasil yang positif. Terbentuknya endapan merah bata ini
sebagai hasil reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ oleh suatu gugus
aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula reduksi yang
berlangsung dalam suasana alkalis (basa).
Sifat basa yang dimilki oleh pereaksi Benedict ini dikarenakan
adanya senyawa natrium karbonat. Selain itu, amilum dan sukrosa
tidak membentuk endapan merah bata dan warna larutan setelah
dipanaskan menjadi biru. Hal ini membuktikan amilum dan sukrosa
tidak mengandung gula pereduksi, oleh karena itu amilum dan sukrosa
memperlihatkan hasil yang negatif. Hasil percobaan yang dikutip dari
literatur, kemungkinan yang membuat sukrosa menghasilkan warna
merah bata disebabkan karena sampel sukrosa sendiri mungkin telah
teroksidasi.

Berikut reaksi yang berlangsung:


       O                                          O
       ║                                          ║
R—C—H  + Cu2+ 2OH- →  R—C—OH + Cu2O(s)  + H2O
Gula Pereduksi                  Endapan Merah Bata  
6. Kesimpulan
1. Reagen Benedict digunakan untuk mengidentifikasi gula
pereduksi.
2. Glukosa, fruktosa, dan galaktosa menunjukkan hasil yang positif.
3. Amilum dan sukrosa tidak mengandung gula pereduksi, oleh
karena itu amilum dan sukrosa memperlihatkan hasil yang negatif.

III. UJI FEHLING

1. Tujuan: Untuk mengidentifikasi gula pereduksi


2. Prosedur:
a) Masukan masing-masing 2 ml larutan glukosa, fruktosa, sukrosa,
laktosa, dan amilum ke dalam masing-masing tabung reaksi.
b) Tambahkan masing-masing 1 ml reagen Fehling–A dan 1ml reagen
Fehling–B.
c) Panaskan tabung reaksi dalam penangas air selama 3 menit.
d) Amati perubahan warna.
3. Hasil Pengamatan:

No Karbohidrat Reagen Penguji Hasil Pengamatan

.
1. Glukosa Merah bata
2. Fruktosa
3. Sukrosa Reagen Fehling A Merah bata
4. Laktosa
5. Amilum + Biru

Reagen Fehling B

4. Reaksi

1. Senyawa penyusun reagen Fehling-A dan Fehling-B


2. Reaksi (hanya hasil pengamatan yang menunjukkan adanya
perubahan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
karbohidrat).
5. Pembahasan
6. Kesimpulan
1. Reagen Fehling digunakan untuk mengidentifikasi gula pereduksi
2.
IV. UJI BARFOED

1. Tujuan: Untuk mengidentifikasi gula pereduksi


2. Prosedur:
a) Masukan masing-masing 2 ml larutan glukosa, fruktosa, sukrosa,
galaktosa, dan larutan pati ke dalam masing-masing tabung reaksi.
b) Tambahkan masing-masing 2 ml reagen Barfoed.
c) Panaskan tabung reaksi dalam penangas air selama 3 menit.
d) Amati perubahan warna.
3. Hasil Pengamatan:

No Karbohidrat Reagen Penguji Hasil Pengamatan

.
1. Glukosa Merah bata
2. Fruktosa Merah bata
3. Sukrosa Biru
4. Galaktosa Merah bata
5. Amilum Reagen Barfoed Biru

4. Reaksi

1. Senyawa Penyusun reagen Barfoed


2. Reaksi (hanya hasil pengamatan yang menunjukkan adanya
perubahan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
karbohidrat).
5. Pembahasan
Pada percobaan ini, diperoleh data bahwa suatu monosakarida
dapat dibedakan dengan disakarida yang dapat diamati dari
terbentuknya endapan merah bata pada senyawa glukosa dan sukrosa
sedangkan pada zat uji lainnya tidak terbentuk endapan merah bata,
sehingga dianggap sebagai disakarida. Sama halnya dengan pereaksi
Benedict, pereaksi Barfoed ini juga mereduksi ion Cu2+ menjadi ion
Cu+ . Pada dasarnya, monosakarida dapat mereduksi lebih cepat
dibandingkan dengan disakarida. Disakarida dengan konsentrasi
rendah tidak memberikan hasil positif oleh karena itu, larutan uji
disakarida tidak membentuk warna merah orange pada percobaan ini.
Namun, pada hasil yang didapatkan yang terbentuk endapan
merah bata hanya pada larutan glukosa sedangkan pada laktosa tetap
berwarna biru sama seperti larutan disakarida yang lain. Hal ini
disebabkan karena pada proses pemanasan tidak merata sehingga
larutan laktosa masih tetap berwarna biru. Berdasarkan teori yang ada
larutan glukosa dan laktosa tetap masuk kedalam golongan
monosakarida sedangkan larutan lain termasuk disakarida dan
polisakarida, karena golongan disakarida polisakarida memerlukan
waktu yang lebih lama untuk memecah dua atau lebih gugus
monosakarida.
Pereaksi barfoed terdiri dari kupri asetat dan asam asetat.
Kedalam 5 ml peraksi dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan
contoh,kemudian tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih
selama 1 menit. Endapan berwarna merah orange menunjukkan
adanya monosakarida dalam contoh : Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed
dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gulareduksi
monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan Cu2O
(kupro oksida) berwarna merah bata. Hal inilah yang mendasari uji
Barfoed. Pada uji Barfoed, yang terdeteksi monosakarida membentuk
endapan merahbata karena terbentuk hasil Cu2O. berukut reaksinya :
O                                      O
       ║            Cu2+ asetat         ║
R—C—H  + ─────→  R—C—OH + Cu2O(s)  + CH3COOH
n-glukosa          Kalor          E.merah
monosakarida                     bata

6. Kesimpulan
1. Reagen Barfoed digunakan untuk mengidentifikasi gula pereduksi
2. Disakarida dengan konsentrasi rendah tidak memberikan hasil
positif. Oleh karena itu, larutan uji disakarida tidak membentuk
warna merah orange.
3. Endapan berwarna merah orange menunjukkan adanya
monosakarida dalam contoh : Ion Cu2+ daripereaksi Barfoed dalam
suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gulareduksi
monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan Cu2O
(kupro oksida) berwarna merah bata.
V. UJI BIAL

1. Tujuan: Untuk mengidentifikasi gula pentosa

2. Prosedur:

a) Masukan masing-masing 2 ml larutan ribosa, ribulosa, glukosa,

dan larutan fruktosa ke dalam masing-masing tabung reaksi.

b) Tambahkan masing-masing 5 ml reagen Bial.

c) Panaskan tabung reaksi dalam penangas air selama 1 menit

d) Dinginkan dan amati perubahan warna.

3. Hasil Pengamatan:

No Karbohidrat Reagen Penguji Hasil Pengamatan

.
1. Ribosa
2. Ribulosa
3. Glukosa Reagen Bial
4. Fruktosa
4. Reaksi

1. Senyawa penyusun reagen Bial

2. Reaksi (hanya hasil pengamatan yang menunjukkan adanya

perubahan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi

karbohidrat).

5. Pembahasan

6. Kesimpulan

1. Reagen Bial digunakan untuk mengidentifikasi gula pentosa.

VI. UJI SELIAWANOFF

1. Tujuan: Untuk mengidentifikasi gula ketosa

2. Prosedur:

a) Masukan masing-masing 2 ml larutan glukosa, fruktosa, sukrosa,

dan larutan laktosa ke dalam masing-masing tabung reaksi.

b) Tambahkan masing-masing 3 ml reagen Seliwanoff.

c) Panaskan tabung reaksi dalam penagasan air selama 1 menit.

d) Dinginkan dan amati perubahan warna.

3. Hasil Pengamatan:

No Karbohidrat Reagen Penguji Hasil Pengamatan

.
1. Ribosa
2. Ribulosa
3. Glukosa Reagen Seliwanoff
4. Fruktosa
4. Reaksi

1. Senyawa penyusun reagen Seliwanoff

2. Reaksi (hanya hasil pengamatan yang menunjukkan adanya

perubahan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi

karbohidrat).

5. Pembahasan

6. Kesimpulan

1. Reagen Seliwanoff digunakan untuk mengidentifikasi gula ketosa

2. ...

VII. UJI YODIUM

1. Tujian: Untuk mengidentifikasi polisakarida

2. Prosedur:

a) Masukan masing-masing 2 ml larutan glukosa, sukrosa, laktosa,

dan larutan pati ke dalam masing-masing tabung reaksi.

b) Tambahan masing-masing 2 tetes larutan yodium.

c) Amati perubahan warna.

3. Hasil Pengamatan:

No Karbohidrat Reagen Penguji Hasil Pengamatan

.
1. Glukosa
2. Fruktosa
3. Sukrosa
4. Laktosa
5. Pati Larutan Yodium
4. Reaksi

1. Senyawa penyusun pereaksi

2. Reaksi (hanya hasil pengamatan yang menunjukkan adanya

perubahan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi

karbohidrat).

5. Pembahasan

6. Kesimpulan

1. Larutan yodium digunakan untuk mengidentifikasi polisakarida

2.

Anda mungkin juga menyukai