BAB II
KARBOHIDRAT
2.1. Definisi
Di alam, karbohidrat dibentuk dari reaksi antara CO2 dan H2O dengan bantuan
sinar matahari melalui proses fotosintesa dalam sel tanaman yang berklorofil.
a) Monosakarida
Monosakarida adalah suatu molekul karbohidrat yang dapat terdiri dari lima atau
enam atom C, misalnya :
KARBOHIDRAT 3 D4
2
CH2OH
O O
H OH OH H
CH2OH CH2OH
c) Polisakarida
Polisakarida jenis 1 yang berfungsi sebagai penguat tekstur, tidak dapat dicerna oleh
tubuh mansia, tetapi merupakan serat yang dapat menstimulasi enzim-enzim
pencernaan.
Dari reaksi yang terjadi dalam fotosintesa dapat dihitung energi yang
dihasilkan oleh tiap gram karbohidrat.
KARBOHIDRAT 3 D4
3
Dari reaksi balik reaksi tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa setiap molekul
heksosa ( C6H12O6 ) jika mengalami peruraian menjadi CO2 dan H2O, akan
membebaskan 675 Kal.
Dengan pengukuran menggunakan kalorimeter dapat diketahui bahwa pembakaran
sempurna 1 mol heksosa menjadi CO2 dan H2O akan menghasilkan energi sebesar
675/180 = 3,75 Kal per gram.
Untuk pembakaran sukrosa, akan menghasilkan energi sebesar 3,95 Kal per gram.
Untuk pembakaran dalam tubuh manusia, energi yang dihasilkan tergantung efisiensi
pencernaan. Misalnya efisiensi pencernaan sukrosa 98 %, maka kalori yang
dihasilkan untuk tubuh dari 1 gram sukrosa adalah 3,95 x 98% = 3,87 Kal per gram.
Serat-serat yang terdapat dalam bahan pangan mempunyai sifat positif bagi
metabolisme. Serat-serat tersebut diberi istilah dietary fiber. Dietary fiber
merupakan komponen dari jaringan tanaman yang tahan terhadap proses hidrolisis
oleh enzim dalam lambung dan usus kecil.
Serat-serat tersebut banyak berasal dari dinding sel berbagai macam sayuran dan
buah-buahan.
Dietary fiber mempunyai manfaat antara lain :
a). Dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah
b). Dapat membuat feces lebih mudah menyerap air, menjadi lebih empuk dan
halus sehingga lebih mudah didorong keluar.
KARBOHIDRAT 3 D4
4
c). Setelah sampel dibebaskan dari lipida dan klorofil, kemudian dilarutkan
dengan akuades. Pada proses pelarutan ini jika didapatkan campuran yang
masih keruh (disebabkan oleh protein dan zat koloidal lainnya), maka sampel
harus dijernihkan, yaitu dengan penambahan zat penjernih, kemudian disaring.
Zat penjernih yang biasa dipakai adalah timbal asetat. Kelebihan timbal asetat
diendapkan dengan penambahan Na-fosfat, K-oksalat atau Na-karbonat.
Larutan jernih yang diperoleh kemudian dapat dianalisa karbohidratnya.
KARBOHIDRAT 3 D4
5
sehingga diperoleh monosakarida. Hidrolisa ini dapat dilakukan dengan asam atau
enzim pada suatu keadaan tertentu. Kemudian monosakarida yang dihasilkan
dapat ditentukan dengan metoda / cara seperti yang telah disebutkan.
KARBOHIDRAT 3 D4
6
Ket.
- volume (ml) Na2S2O3 adalah Vb – Vs dan tabel ini henya berlaku untuk Na 2S2O3
0,1 N.
- Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa Vb – Vs harus 1 ml.
Ket.
P = faktor perkalian (tergantung pada pengenceran dan perlakuan sampel
Kesetaraan dapat diperoleh dengan terlebih dulu mencari volume kesetaraan
(Vkesetaraan).
Nthio
Vkesetaraan = (Vb – Vs ) x
0,1
N thio = normalitas Thio hasil standarisasi
Contoh Soal
KARBOHIDRAT 3 D4
7
Jawab :
Kesetaraan
Kadar gula reduksi = x P x 100%.
( % b/b) mg bahan
10 g bahan
10 ml pemeriksaan , maka P = 10
14,7
Kadar gula reduksi = x 10 x 100%.
( % b/b) 10.000
= 1,47 %
Kesetaraan :
Nthio 0,15
Vkesetaraan = (Vb – Vs ) x = 3 x = 4,5 ml
0,1 0,1
kesetaraan 4,5 ml dengan gula reduksi pada tabel tidak ada, maka kesetaraan
dicari dengan cara ekstrapolasi sebagai berikut :
KARBOHIDRAT 3 D4
8
4,5 – 4 X – 9,7
= dengan perkalian silang akan ketemu X = 10,95
5–4 12,2 – 9,7 sehingga kesetaraannya = 10,95 mg
10,95
Kadar gula reduksi = x 10 x 100%. = 1,095 %
( % b/b) 10.000
Soal Latihan:
10 gram sampel makanan setelah mengalami perlakuan awal, kemudian dilarutkan
dengan air dan dimasukkan labu takar 100 ml, kemudian ditambah akuades sampai
batas. Diambil 10 ml larutan tersebut, dimasukkan labu takar 50 ml, ditambah
akuades sampai batas. Dari labu takar 50 ml, diambil 25 ml, kemudian ditentukan
kadar gula reduksinya. Data yang diperoleh adalah Nthio = 0,15 N, Vb = 20 ml dan Vs
= 16 ml. Hitunglah kadar gula reduksi sampel tersebut!
Penentuan gula dengan cara ini adalah dengan mentitrasi reagen Soxhlet
(larutan CuSO4 dan K-Na-tartrat) menggunakan larutan gula yang ditentukan. Dengan
mengetahui banyaknya larutan sampel yang digunakan untuk titrasi, maka dapat
diketahui banyaknya gula dalam sampel. Hubungan antara mL titran dengan mg gula
dapat dilihat pada tabel Lane Eynon.
Pada cara ini juga dilakukan titrasi standarisasi terhadap reagen Soxhlet,
dimana titrasi ini bertujuan untuk menentukan besarnya faktor koreksi dalam
menggunakan tabel Lane Eynon. Titik akhir titrasi pada cara ini ditandai oleh
perubahan warna larutan dari biru menjadi tidak berwarna. Indikator yang digunakan
adalah methilen biru.
Pembuatan Reagen Soxhlet:
a. 34,69 CuSO4.5H2O dilarutkan dalam akuades dan diencerkan menjadi 500
mL.
KARBOHIDRAT 3 D4
9
Contoh perhitungan
Dari reaksi tersebut dapat diketahui bahwa ferrosianida (K 4Fe(CN)6) yang terbentuk
setara dengan banyaknya gula reduksi. Jadi dengan mengetahui banyaknya kalium
KARBOHIDRAT 3 D4
10
2.3.Metode Iodometri
KARBOHIDRAT 3 D4
11
dalam hal ini ketosa hanya sedikit yang mengalami reaksi yaitu hanya 1%.
KARBOHIDRAT 3 D4
12
NADH dihitung dari serapan sinar pada panjang gelombang (334 atau 340 atau
365)nm.
2.5.Metode Kromatografi
Metode kromatografi ini dapat digunakan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi
karbohidrat dalam suatu campuran. Isolasi karbohidrat ini berdasarkan prinsip
pemisahan suatu campuran berdasarkan atas perbedaan distribusi rationya pada fase
tetap dengan fase bergerak. Pada teknik kromatografi, fase bergerak dapat berupa zat
cair atau gas, sedangkan fase tetap dapat berupa zat padat (kromatografi serapan) atau
berupa zat cair (kromatografi partisi).
KARBOHIDRAT 3 D4
13
2.6.Cara Fisika
2.6.1. Cara Refraktometri
Pada cara ini digunakan alat refraktometer, yaitu alat untuk mengukur indeks
bias. Dasar dari cara ini adalah bahwa tiap-tiap jenis gula mempunyai indeks bias
yang tertentu, sehingga dengan mengetahui indeks bias dapat diketahui penyusun
suatu senyawa. Karena indeks bias dipengaruhi oleh dan suhu pengukuran, maka
dalam menyatakan indeks bias harus diterangkan (panjang gelombang) nya dan
20
suhu pengukurannya. Oleh sebab itu indeks bias dinyatakan dengan notasi n D , yang
artinya indeks bias yang diukur pada 20 oC dengan menggunakan sinar natrium
sebagai sumber sinar monokromatis.
Cara refraktometri ini dapat digunakan untuk identifikasi dan deteksi kemurnian
suatu bahan.
D 100
= ———
t IC
KARBOHIDRAT 3 D4
14
D D
= . 1-0,000184(t – 20)
t 20
Pada prinsipnya, karbohidrat yang bukan gula reduksi dihidrolisa lebih dulu
menjadi monosakarida / gula reduksi, kemudian monosakarida yang dihasilkan
ditentukan dengan cara Luff Schoorl, Lane Eynon, oksidasi dengan ferrisianida
alkalis, dll.
f = factor konversi
Contoh 1.
Suatu sampel yang diketahui mengandung glukosa dan sukrosa, kemudian ingin
ditentukan kadar sukrosanya, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Sebagian sampel ditentukan kadar gula reduksinya, hasilnya disebut kadar gula
reduksi sebelum hidrolisa.
b. Sebagian sampel dihidrolisa (misalnya dengan asam) kemudian sampel tersebut
ditentukan kadar gula reduksinya, hasilnya disebut kadar gula reduksi setelah
hidrolisa.
Catatan : gula reduksi setelah hidrolisa terdiri dari gula reduksi asli dan gula
reduksi hasil hidrolisa.
KARBOHIDRAT 3 D4
15
Berdasarkan reaksi tersebut di atas, jika diketahui kadar gula reduksinya, maka:
BM Sukrosa
Kadar Sukrosa = ————————— x kadar gula reduksi
jumlah BM gula reduksi
342
= ——— x kadar gula reduksi
360
342
= ——— = 0,95 = factor konversi
360
Contoh 2
Suatu sampel diketahui mengandung pati dan ingin ditentukan kadar patinya, maka
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Sampel dilarutkan dalam air dingin, diaduk 1 jam, maka akan terjadi suspensi.
b. Setelah itu suspensi disaring dan filtrat tidak digunakan. Bila sampel diketahui
mengandung lemak, maka residu dicuci dengan eter, kemudian alcohol 10%.
c. Residu dipindahkan ke dalam Erlenmeyer, kemudian ditambah larutan HCl 25%,
ditutup dengan kondensor dan dipanaskan selama 2,5 jam.
d. Setelah dingin, larutan dinetralkan menggunakan larutan NaOH 45% atau 25%,
kemudian dipindahkan ke dalam labu takar 250 ml atau 500 ml atau yang lainnya,
kemudian ditambah akuades sampai batas.
KARBOHIDRAT 3 D4
16
e. Dari larutan yang diperoleh pada langkah d., diambil beberapa ml kemudian
ditentukan kadar gula reduksinya.
Pati jika dihidrolisa akan terurai dengan reaksi umum sebagai berikut :
BM Pati
Kadar Pati = ————————— x kadar gula reduksi
m x BM glukosa
162 x m
= ——— x kadar gula reduksi
m x 180
162
= ——— x kadar gula reduksi
180
Contoh soal 1
10 gram sampel madu yang diketahui mengandung glukosa dan sukrosa, dimasukkan
labu takar 100 ml, ditambah akuades sampai batas. Kemudian larutan tersebut dibagi
2 dalam Erlenmeyer A dan Erlenmeyer B.
* Larutan dalam Erlenmeyer A diambil 25 ml, ditentukan kadar gula reduksinya
dengan cara Luff Schoorl. Diperoleh data : Vb = 20 ml, Vs = 15 ml, N thio =
0,0980 N.
* Larutan dalam Erlenmeyer B diambil 25 ml, dihidrolisa, dinetralkan, kemudian
dimasukkan labu takar 100 ml. Dari labu takar 100 ml tersebut, diambil 25 ml,
KARBOHIDRAT 3 D4
17
kemudian ditentukan kadar gula reduksinya dengan cara Luff Schoorl. Diperoleh
data sebagai berikut : Vb = 20 ml, Vs = 10 ml, Nthio = 0,0980 N.
Jawab :
a. Pada Erlenmeyer A.
Skema cara kerja sebagai berikut :
4 ------------- 9,7
4,900 ------------- X
5 ------------- 12,2
2,25 = X – 9,7 maka X = 11,95 mg, jadi 4,9 ml Thio 0,1 N setara dengan 11,95
mg gula reduksi.
11,95 x 4 47,80
jadi kadar GR = ————— x 100% = ——— = 0,478%
10.000 100
b. Pada Erlenmeyer B.
Skema cara kerjanya sebagai berikut :
25 ml px
Dari skema tersebut dapat diketahui bahwa P = 16 x
KARBOHIDRAT 3 D4
18
9 ----------- 22,4
9,80 ----------------- X
10 ---------- 25,0
Jadi 9,80 ml Thio 0,1 N setara dengan 24,48 mg GR, sehingga kadar gula reduksi
dapat dihitung :
24,48 x 16
Kadar GR = ————— x 100%
10.000
391,66
= ——— = 3,917%
100
3,917 % ini adalah kadar gula reduksi untk sampel yang telah dihidrolisis, sehingga
kadar sukrosa =
KARBOHIDRAT 3 D4
19
KARBOHIDRAT 3 D4