BIOKIMIA
“ UJI KARBOHIDRAT’’
Disusun Oleh :
NIM : 11200162000020
Kelompok : 2 (dua)
Nama Anggota :
JAKARTA
2022
A. Judul Praktikum
‘’UJI KARBOHIDRAT’’
C. Tujuan
Adapun Tujuan dari praktikum Uji Karbohidrat ini adalah :
1. Mengidentifikasi Kandungan karbohidrat dalam suatu bahan dengan
menggunakan metode Uji Molisch, Uji Barfoed, Uji Seliwanoff, Uji Iodium,
Uji Trommer dan karakteristik pati.
2. Mengetahui kadar gula pereduksi dalam suatu bahan dengan
menggunakan Uji Banedict.
D. Landasan Teori
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia dengan
tumbuhan sebagai produsennya. Proses terbentuknya karbohidrat pada tumbuhan
adalah dari proses fotosintesis dimana klorofil tanaman dengan bantuan sinar
matahari dan karbondioksida yang berasal dari tanah, udara, dan air. Karbohidrat
sederhana glukosa dan oksigen yang dilepas ke udara merupakan hasil dari proses
fontosintesis tersebut. Karbohidrat senyawa kompleks yang tersusun dari beberapa
unsur yairtu unsur karbon (C), unsur hidrogen (H), dan unsur oksigen (O) dengan
rumus kimianya adalah CnH2nOn (Andarwulan et al., 2011).
Beberapa analisis kualitatif karbohidrat yang sering dilakukan adalah Uji
Benedict dan Uji Lugol, Uji Molish, Uji Seliwanof, Uji Antrone, dan Uji Fenol.
Analisis kuantitatif karbohidrat pada suatu bahan dapat dilakukan dengan cara
kimiawi, cara fisik, cara enzimatik atau biokimiawi dan cara kromatografi.
Penentuan karbohidrat yang termasuk polisakarida maupun oligosakarida
memerlukan perlakuan pendahuluan yaitu dihidrolisa terlebih dahulu sehingga
diperoleh monosakarida. Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi adalah
dengan mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu campuran
(Kaminska et al, 2009).
Uji molisch merupakan uji kimia yang digunakan untuk menunjukkan
adanya karbohidrat secara kualitatif. Semua jenis karbohidrat mulai dari
monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida menunjukkan reaksi
positif dengan uji ini. Senyawa-senyawa seperti asam nukleat dan glikoprotein juga
positif dengan uji molisch karena mengandung karbohidrat. Penemu uji ini adalah
seorang ahli tanaman Australia bernama Hans Molisch. Reagen Molisch adalah
larutan alfa-naftol dalam alkohol. Fungsi a-naftol sebagai pereaksi agar
terbentuknya cincin ungu sedangkan alkohol berfungsi untuk melindungi agar
karbohidrat tidak rusak Ketika H2SO4 dimasukkan ke dalam sampel. Terjadi reaksi
dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat dan alfa naftol yang akan membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu. Di mana asam sulfat berfungsi sebagai
pembentukan senyawa furfural dan sebagai agen kondensasi (Nur MN, 2014).
Uji Benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus
aldehid atau keton bebas. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh
gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat
pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan
CuCO3, uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau
merah bata serta adanya endapan. Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui
adanya gula pereduksi dalam larutan sampel. Reagen yang digunakan pada uji
benedict adalah reagan benedict yangmengandung ion tembaga (Cu2+)
dalam kondisi basa (Almatsier, 2010).
Uji Barfoed adalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida
dengan mengontrolkondisi pH serta waktu pemanasan. Uji Barfoed di temukan oleh
kimiawan Denmark,Christen Thomsen Barfoed. Sehingga untuk mengenang
jasanya, uji karbohidrat ini diberi nama Uji Barfoed. Uji Barfoed digunakan untuk
menganalisis adanya kandungan monosakarida, yang ditandai dengan adanya
perubahan warna menjadi merah orange. Glukosa positif mengandung
monosakarida. Uji Barfoed digunakan untuk menganalisis adanya kandungan
monosakarida, yang ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi merah
orange. Glukosa positif mengandung monosakarida. Reagen Barfoed merupakan
asam lemah dan hanya dapat mereduksi monosakarida. Reagen barfoed berisi
larutan kupri asetat dalam air dan asam asetat glasial. Reagen ini harus selalu dalam
keadaan segar (Haris H, 2014).
Uji seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan
membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus
fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia
adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji
ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi
daripada aldosa. Uji Sellywanof digunakan untuk menganalisis adanya
kandungan ketosa, yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah ceri.
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat: Asam
reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula sederhana
(Anonymmous, 2017).
Uji iodin merupakan salah satu metode pengujian yang digunakan untuk
membedakan polisakarida dari disakarida dan monosakarida. Uji Iodin digunakan
untuk menunjukan adanya polisakarida. Jika ke dalam bahan yang mengandung
polisakarida diberi larutan iodin dan memberikan warna biru, berarti bahan
tersebut mengandung amilum (amilosa). Amilopektin akan memberikan warna
merah ungu, sedangkan glikogen dan dekstrin akan memberikan
warna merah cokelat.
Uji hidrolisis pati dengan asam adalah uji kimia untuk mengetahui
kandungan karbohidrat terhadap beberapa reaksi tertutup. Pati merupakan
senyawa polisakarida. Apabila terhidrolisis maka terbentuk fraksi sakarida ( di
atau monosakarida ). Proses hidrolisis pati merupakan pemecahan molekul
amilum menjadi komponen penyusunnya yang lebih sederhana seperti dekstrin,
maltotriosa, maltose dan glukosa. Proses hidrolisis secara enzimatis lebih
efektif bila dibandingkan hidrolisis asam karena enzim memutus ikatan glikosidik
secara spesifik, tanpa menyisakan residu dan minimum kerusakan warna
(Azmi dkk., 2017). Sampel yang mengandung pati yang bisa dipisahkan menjadi
glukosa dengan cara hidrolisis. Proses hidrolisis sampel dilakukan dengan
cara mereaksikan pati dengan air berlebih menggunakan katalisator HCL
(Sylvia, 2015).
7. Uji Trommer
No Alat dan Bahan Jumlah Gambar
1. Tabung Reaksi 5 buah
2. Larutan bening
2. Uji Benedict
3. Uji Barfoed
4. Uji Seliwanof
2. Terbentuk endapan
berwarna merah jambu
1. Pati 1 Larutan
berwana
kuning
2. Pati 2
3. Pati 3
4. Terbentuk
endapan
kuning
orange
6. Karakteristik Pati
Pertama 1. Larutan
Mengendap
2. Cincin Ungu
dan Endapan
Putih
3. Bening
4. Larutan
Berubah
Kuning
Kecoklatan
5. Tetes 2
6. Larutan
Berubah
Kuning
kecoklatan
7. Warna Larutan
Pudar
8. Warna Larutan
Ungu
Ketiga 1. Larutan 3A dan
3B
2. Larutan
Berwarna Ungu
gelap
3. Larutan
Berubah Warna
Menjadi Tidak
Berwarna
Setelah 4 Tetes
Na-tiosulfat
4. Larutan
Berwarna Ungu
Gelap
5. Warna
Memudar
Setelah
diPanaskan
6. Warna Kembali
Gelap Setelah
didinginkan
7. Uji Trommer
G. Analisis Data
1. Uji Molisch
reagen
molisch
cincin ungu
2. Uji Benedict
Warna setelah
No Sampel ditambah reagen Dipanaskan Hasil Uji
Benedict
3. Uji Barfoed
Warna setelah
ditambah reagen
No Sampel Barfoed Dipanaskan Hasil Uji
4. Uji Seliwanoff
Warna setelah
ditambah reagen
seliwanoff
No Sampel Dipanaskan Hasil Uji
5. Uji Iodium
No Perlakuan Hasil
No Perlakuan Hasil
Uji Kedua
Uji Ketiga
No Perlakuan Hasil
7. Uji Trommer
Larutan Mangga
Larutan Nanas
Larutan Bengkuang
Larutan Jambu
H. Pembahasan
I. Kesimpulan
Uji molisch memberikan hassil positif (+) pada semua jenis karbohidrat
dengan membentuk cincin ungu kemerahan.
Sylvia, Novi, dkk. (2015). Kinetika Hidrolisa Kulit Pisang Kepok Menjadi
Glukosa Menggunakan Katalis Asam Klorida. Jurnal Teknologi Kimia
Unimal, 4(2): 51-65