Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

“ UJI KARBOHIDRAT’’

Tanggal Praktikum : Jum’at, 4 November 2022

Tanggal Pengumpulan : Jum’at, 11 November 2022

Disusun Oleh :

Nama : Neli Purnama Sari

NIM : 11200162000020

Kelas : Pendidikan kimia 5A

Kelompok : 2 (dua)

Nama Anggota :

1. Nabila khairunnufus Sabililah (11200162000008)


2. Indah Puspitasari (11200162000017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETHAUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERISTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022
A. Judul Praktikum
‘’UJI KARBOHIDRAT’’

B. Waktu dan Tempat


Hari, tanggal : Jum’at, 4 November 2022
Waktu : 08.00 – 12.30 WIB
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar 1

C. Tujuan
Adapun Tujuan dari praktikum Uji Karbohidrat ini adalah :
1. Mengidentifikasi Kandungan karbohidrat dalam suatu bahan dengan
menggunakan metode Uji Molisch, Uji Barfoed, Uji Seliwanoff, Uji Iodium,
Uji Trommer dan karakteristik pati.
2. Mengetahui kadar gula pereduksi dalam suatu bahan dengan
menggunakan Uji Banedict.

D. Landasan Teori
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia dengan
tumbuhan sebagai produsennya. Proses terbentuknya karbohidrat pada tumbuhan
adalah dari proses fotosintesis dimana klorofil tanaman dengan bantuan sinar
matahari dan karbondioksida yang berasal dari tanah, udara, dan air. Karbohidrat
sederhana glukosa dan oksigen yang dilepas ke udara merupakan hasil dari proses
fontosintesis tersebut. Karbohidrat senyawa kompleks yang tersusun dari beberapa
unsur yairtu unsur karbon (C), unsur hidrogen (H), dan unsur oksigen (O) dengan
rumus kimianya adalah CnH2nOn (Andarwulan et al., 2011).
Beberapa analisis kualitatif karbohidrat yang sering dilakukan adalah Uji
Benedict dan Uji Lugol, Uji Molish, Uji Seliwanof, Uji Antrone, dan Uji Fenol.
Analisis kuantitatif karbohidrat pada suatu bahan dapat dilakukan dengan cara
kimiawi, cara fisik, cara enzimatik atau biokimiawi dan cara kromatografi.
Penentuan karbohidrat yang termasuk polisakarida maupun oligosakarida
memerlukan perlakuan pendahuluan yaitu dihidrolisa terlebih dahulu sehingga
diperoleh monosakarida. Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi adalah
dengan mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu campuran
(Kaminska et al, 2009).
Uji molisch merupakan uji kimia yang digunakan untuk menunjukkan
adanya karbohidrat secara kualitatif. Semua jenis karbohidrat mulai dari
monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida menunjukkan reaksi
positif dengan uji ini. Senyawa-senyawa seperti asam nukleat dan glikoprotein juga
positif dengan uji molisch karena mengandung karbohidrat. Penemu uji ini adalah
seorang ahli tanaman Australia bernama Hans Molisch. Reagen Molisch adalah
larutan alfa-naftol dalam alkohol. Fungsi a-naftol sebagai pereaksi agar
terbentuknya cincin ungu sedangkan alkohol berfungsi untuk melindungi agar
karbohidrat tidak rusak Ketika H2SO4 dimasukkan ke dalam sampel. Terjadi reaksi
dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat dan alfa naftol yang akan membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu. Di mana asam sulfat berfungsi sebagai
pembentukan senyawa furfural dan sebagai agen kondensasi (Nur MN, 2014).
Uji Benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus
aldehid atau keton bebas. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh
gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat
pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan
CuCO3, uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau
merah bata serta adanya endapan. Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui
adanya gula pereduksi dalam larutan  sampel. Reagen yang digunakan pada uji
benedict adalah reagan benedict yangmengandung ion tembaga (Cu2+)
dalam kondisi basa (Almatsier, 2010).
Uji Barfoed adalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida
dengan mengontrolkondisi pH serta waktu pemanasan. Uji Barfoed di temukan oleh
kimiawan Denmark,Christen Thomsen Barfoed. Sehingga untuk mengenang
jasanya, uji karbohidrat ini diberi nama Uji Barfoed. Uji Barfoed digunakan untuk
menganalisis adanya kandungan monosakarida, yang ditandai dengan adanya
perubahan warna menjadi merah orange. Glukosa positif mengandung
monosakarida. Uji Barfoed digunakan untuk menganalisis adanya kandungan
monosakarida, yang ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi merah
orange. Glukosa positif mengandung monosakarida. Reagen Barfoed merupakan
asam lemah dan hanya dapat mereduksi monosakarida. Reagen barfoed berisi
larutan kupri asetat dalam air dan asam asetat glasial. Reagen ini harus selalu dalam
keadaan segar (Haris H, 2014).
Uji seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan
membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus
fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia
adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji
ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi
daripada aldosa. Uji Sellywanof digunakan untuk menganalisis adanya
kandungan ketosa, yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah ceri.
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat: Asam
reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula sederhana
(Anonymmous, 2017).
Uji iodin merupakan salah satu metode pengujian yang digunakan untuk
membedakan polisakarida dari disakarida dan monosakarida. Uji Iodin digunakan
untuk menunjukan adanya polisakarida. Jika ke dalam bahan yang mengandung
polisakarida diberi larutan iodin dan memberikan warna biru, berarti bahan
tersebut mengandung amilum (amilosa). Amilopektin akan memberikan warna
merah ungu, sedangkan glikogen dan dekstrin akan memberikan
warna merah cokelat.
Uji hidrolisis pati dengan asam adalah uji kimia untuk mengetahui
kandungan karbohidrat terhadap beberapa reaksi tertutup. Pati merupakan
senyawa polisakarida. Apabila terhidrolisis maka terbentuk fraksi sakarida ( di
atau monosakarida ). Proses hidrolisis pati merupakan pemecahan molekul
amilum menjadi komponen penyusunnya yang lebih sederhana seperti dekstrin,
maltotriosa, maltose dan glukosa. Proses hidrolisis secara enzimatis lebih
efektif bila dibandingkan hidrolisis asam karena enzim memutus ikatan glikosidik
secara spesifik, tanpa menyisakan residu dan minimum kerusakan warna
(Azmi dkk., 2017). Sampel yang mengandung pati yang bisa dipisahkan menjadi
glukosa dengan cara hidrolisis. Proses hidrolisis sampel dilakukan dengan
cara mereaksikan pati dengan air berlebih menggunakan katalisator HCL
(Sylvia, 2015).

Uji Trommer Pada uji ini bertujuan untuk analisis kuantitatif disakarida.


Dalam reaksi trommer terjadi hidrolisis adanya basa yaitu NaOH yang
menghasilkan monosakarida. Percobaan ini positif untuk glukosa 1mL yang
ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi jingga.

E. Alat dan Bahan


1. Uji Molisch

No Alat dan Bahan Jumlah Gambar

1. Tabung Reaksi 6 buah

2. Rak Tabung Reaksi 1 buah

3. Pipet Tetes 8 buah

4. Larutan Gula Jagung Secukupnya

5. Larutan Glukosa Secukupnya


6. Larutan Pati Secukupnya

7. Larutan Susu Beruang Secukupnya

8. Larutan Buah Mangga Secukupnya

9. Larutan Buah Jambu Secukupnya

10. Larutan Buah Nanas Secukupnya

11. Larutan Buah Bengkuang Secukupnya

12. Reagen Molisch Secukupnya

13. Larutan H2So4 Secukupnya


2. Uji Banedict
No Alat dan Bahan Jumlah Gambar

1. Tabung Reaksi 6 buah

2. Rak Tabung Reaksi 1 buah

3. Pipet Tetes 8 buah

4. Larutan Gula Jagung Secukupnya

5. Lautan Glukosa Secukupnya

6. Larutan Pati Secukupnya


7. Larutan Susu Beruang Secukupnya

8. Larutan Buah Mangga Secukupnya

9. Larutan Buah Jambu Secukupnya

10. Larutan Buah Nanas Secukupnya

11. Larutan Buah Bengkuang Secukupnya

12. Reagen Benedict Secukupnya

13. Penangas Air 1 buah

14. Penjepit Kayu 1 bua


h
3. Uji Barfoed
No Alat dan Bahan Jumlah Gambar

1. Tabung Reaksi 6 buah

2. Rak Tabung Reaksi 1 buah

3. Pipet Tetes 8 buah

4. Larutan Gula Jagung Secukupnya

5. Lautan Glukosa Secukupnya

6. Larutan Pati Secukupnya


7. Larutan Susu Beruang Secukupnya

8. Larutan Buah Mangga Secukupnya

9. Larutan Buah Jambu Secukupnya

10. Larutan Buah Nanas Secukupnya

11. Larutan Buah Bengkuang Secukupnya

12. Reagen Barfoed Secukupnya

13. Penangas Air 1 buah

14. Penjepit Kayu 1 bua


h
4. Uji Seliwanoff
No Alat dan Bahan Jumlah Gambar

1. Tabung Reaksi 6 buah

2. Rak Tabung Reaksi 1 buah

3. Pipet Tetes 8 buah

4. Larutan Gula Jagung Secukupnya

5. Lautan Glukosa Secukupnya

6. Larutan Pati Secukupnya


7. Larutan Susu Beruang Secukupnya

8. Larutan Buah Mangga Secukupnya

9. Larutan Buah Jambu Secukupnya

10. Larutan Buah Nanas Secukupnya

11. Larutan Buah Bengkuang Secukupnya

12. Reagen Seliwanoff Secukupnya

13. Penangas Air 1 buah

14. Penjepit Kayu 1 bua


h
5. Uji Iodium
No Alat dan Bahan Jumlah Gambar

1. Tabung Reaksi 6 buah

2. Rak Tabung Reaksi 1 buah

3. Pipet Tetes 8 buah

4. Larutan Pati Secukupnya

5. Lautan Iodium Secukupnya

6. Penanas Air Secukupnya

7. Larutan HCI Secukupnya


8. Larutan NaOH Secukupnya

9. Penjepit Kayu Secukupnya

6. Karakteristik Zat Pati

No Alat dan Bahan Jumlah Gambar

1. Tabung Reaksi 3 buah

2. Rak Tabung Reaksi 1 buah

3. Penangas Air 1 buah

4. Pipet Tetes 7 buah


6. Larutan Iodium Secukupnya

7. Larutan HCL Secukupnya

8. Larutan NaOH Secukupnya

9. Reagen Benedict Secukupnya

10. Stopwatch 1 buah

11. Larutan Na-tiosufat Secukupnya

12. Penjepit Kayu 1 buah

13. Papan Uji 1 bua


h

7. Uji Trommer
No Alat dan Bahan Jumlah Gambar
1. Tabung Reaksi 5 buah

2. Rak Tabung Reaksi 1 buah

3. Pipet Tetes 6 buah

4. Larutan Glukosa Secukupnya

5. Larutan Buah Mangga Secukupnya

6. Larutan Buah Jambu Secukupnya

7. Larutan Buah Nanas Secukupnya

8. Larutan Buah Bengkuang Secukupnya


9. Reagen NaOH + CuSO4 Secukupnya

10. Penangas Air 1 buah

11. Penjepit Kayu 1 bua


h

F. Langkah Kerja dan Hasil Pengamatan


1. Uji Molisch

No Langkah Kerja Hasil Pengamatan

2. Larutan bening

3. Terbentuk endapan cicin


berwarna ungu

2. Uji Benedict

No Langkah Kerja Hasil Pengamatan


1. Sebelum dipanaskan larutan
berwarna hijau kekuning-
kuningan

2. Terbentuk endapan berwarna


hijau pekat kehitam-hitaman

3. Uji Barfoed

No Langkah Kerja Hasil Pengamatan

1. Larutan biru bening

2. Dipanaskan selama 3 menit


pada air mendidih

3. Terbentuk warna biru tua

4. Uji Seliwanof

No Langkah Kerja Hasil Pengamatan


1. Larutan berwarna bening

2. Terbentuk endapan
berwarna merah jambu

5. Uji Pati dengan Iodium

No Langkah Kerja Hasil


Pengamatan

1. Pati 1 Larutan
berwana
kuning

2. Pati 2

3. Pati 3
4. Terbentuk
endapan
kuning
orange

6. Karakteristik Pati

Cara No Langkah kerja Hasil


Pengamatan

Pertama 1. Larutan
Mengendap

2. Cincin Ungu
dan Endapan
Putih

Kedua 1. Larutan Pati


2. Larutan Panas

3. Bening

4. Larutan
Berubah
Kuning
Kecoklatan

5. Tetes 2

6. Larutan
Berubah
Kuning
kecoklatan

7. Warna Larutan
Pudar

8. Warna Larutan
Ungu
Ketiga 1. Larutan 3A dan
3B

2. Larutan
Berwarna Ungu
gelap

3. Larutan
Berubah Warna
Menjadi Tidak
Berwarna
Setelah 4 Tetes
Na-tiosulfat

4. Larutan
Berwarna Ungu
Gelap

5. Warna
Memudar
Setelah
diPanaskan

6. Warna Kembali
Gelap Setelah
didinginkan

7. Uji Trommer

No Langkah Kerja Hasil Pengamatan


1. Larutan biru muda

2. Terbentuk endapan biru

G. Analisis Data

1. Uji Molisch

Warna Warna setelah


Warna setelah ditambah asam
No Sampel awal ditambah sulfat (H2SO4) Hasil Uji

reagen
molisch

1. Mangga Kuning Kuning kental Endapan orange +

2. Bengkuang Putih Putih Terbwntuk =

cincin ungu

3. Nanas Kuning Larutan kuning Terbwntuk +


cincin ungu

4. Jambu Merah Larutan merah Cincin berwarna +


muda muda ungu

5. Susu Putih pekat Orange Tidak terbentuk -


cincin ungu

6. Gula Hijau Endapan hijau Tidak terbentuk -


Jagung bening cincin ungu

7. Glukosa Bening Larutan keruh Terbentuk +


cincin ungu

8. Pati Putih keruh Endapan putih Terbentuk +


cincin ungu

2. Uji Benedict

Warna setelah
No Sampel ditambah reagen Dipanaskan Hasil Uji
Benedict

1. Mangga Larutan jernih Larutan menjadi


berwarna hijau hijau pekat +
kekuningan

2. Bengkuang Larutan berwarna Larutan menjadi +


putih kuning

3. Nanas Larutan berwarna biru Larutan menjadi +


kehijauan orange

4. Jambu Larutan berwarna Larutan menjadi


merah muda merah bata +

5. Susu Larutan keruh Tidak berubah _


berwarna putih

6. Gula Jagung Larutan bening Tidak berubah _


7. Glukosa Larutan jernih Larutan menjadi
berwarna biru merah bata +
kehijauan

8. Pati Larutan jernih Larutan menjadi


berwarna biru hijau kekuningan +
kehijauan

3. Uji Barfoed

Warna setelah
ditambah reagen
No Sampel Barfoed Dipanaskan Hasil Uji

1. Mangga Kuning Larutan biru +


kehijauan

2. Bengkuang Larutan putih Endapan biru +


kehijauan kehijauan

3. Nanas Larutan biru muda Endapan kuning -


kehijauan

4. Jambu Larutan biru tua Endapan merah bata +

5. Susu Putih Endapan putih -

6. Gula Larutan bening Larutan biru tua -


Jagung

7. Glukosa Bening Endapan merah +

8. Pati Larutan putih Larutan biru tua +

4. Uji Seliwanoff

Warna setelah
ditambah reagen
seliwanoff
No Sampel Dipanaskan Hasil Uji

1. Mangga Larutan kuing kental Endapan orange +


dengan endapan dan
cincin biru kehijauan

2. Bengkuang Larutan putih Endapan putih _

3. Nanas Tidak ada perubahan Larutan _


kekuningan

4. Jambu Tidak ada perubahan Larutan orange +

5. Susu Larutan berwarna Endapan krem -


krem

6. Gula Larutan hijau bening Bening -


Jagung

7. Glukosa Larutan dengan Bening -


cincin kehijauan

8. Pati Endapan putih Endapan putih _


kental

5. Uji Iodium

No Perlakuan Hasil

1. Pati I Setelah dipanaskan berwarna kuning


Tepung terigu + HCI + Iod tua, kemudian didinginkan berwarna
ungu kehitaman

2. Pati II Setelah dipanaskan berwarna kuning,


Tepung terigu + NaOH + Iod kemudian didinginkan berwarna
kuning

3. Pati II Setelah dipanaskan berwarna kuning


tua, kemudian didinginkan berwarna
Tepung terigu + Air + Iod ungu tua

6. Uji Karakteristik Zat Pati


Uji Pertama

No Perlakuan Hasil

1. Tepung Terigu + Iod Warna Ungu

Uji Kedua

No Menit Uji Iodium Hasil

1. 3 Menit Kuning Kecoklatan Akrodesktrin

2. 6 Menit Kuning Kecoklatan Akrodesktrin

Uji Ketiga

No Perlakuan Hasil

1. Tepung Terigu + Iod + Saat dipanaskan warna Ungu gelap mudra


Panaskan dan Dinginkan dan saat dingin warna Ungu gelap kembali
pekat

2. Tepung Terigu + Iod + Na- Setelah ditambah 4 tetes Na-tiosulfat Warna


tiosulfat Ungu hilang

7. Uji Trommer

No. Perlakuan Hasil

1. Larutan Glukosa + Larutan NaOH + CuSO4 Larutan berwarna Biru


muda
2. Larutan Glukosa+ arutan NaOH + CuSO4 Terdapat endapan biru,
+Dipanaskan setelah dipanaskan 

 
Larutan Mangga

No. Perlakuan Hasil

1. Larutan Mangga + Larutan NaOH + Setelah diberi Reagen larutan


CuSO4 menjadi hijau keruh

2. Larutan Mangga + Larutan NaOH + Menjadi hijau tosca, setelah


CuSO4 +Dipanaskan dipanaskan

Larutan Nanas

No. Perlakuan Hasil

1. Larutan Nanas + Larutan NaOH + CuSO4 Setelah diberi Reagen larutan


menjadi Larutan biru

2. Larutan Nanas + Larutan NaOH + CuSO4 Menjadi biru bening, setelah


+Dipanaskan dipanaskan

Larutan Bengkuang

No. Perlakuan Hasil

1. Larutan Bengkuang + Larutan Setelah diberi Reagen larutan terbentuk


NaOH + CuSO4 cincin biru.

2. Larutan Bengkuang + Larutan Menjadi orange, setelah dipanaskan,


NaOH + CuSO4 +Dipanaskan setelah didinginkan terdapat endapan
orange.

Larutan Jambu

No. Perlakuan Hasil


1. Larutan Jambu + Larutan NaOH + CuSO4 Merah muda

2. Larutan Jambu  + Larutan NaOH + CuSO4 +Dipanaskan Endapan merah


muda

H. Pembahasan

Percobaan pertama yaitu uji Molisch yang bertujuan untuk


mengidentifikasi karbohidrat secara umum, artinya menguji ada/tidaknya
kandungan karbohidrat dalam suatu sampel. Sampel yang digunakan adalah
glukosa, fruktosa, sukrosa dan pati. Hasil percobaan menunjukkan bahwa baik
glukosa, sukrosa, fukrosa maupun pati termasuk kedalam jenis karbohidrat atau
(+) karbohidrat yang ditandai dengan terbentuknya cincin ungu.

Percobaan kedua yaitu uji Barfoed yang bertujuan untuk membedakan


monosakarida dan disakarida atau dalam kata lain untukmengetahui adanya
gula monosakarida pereduksi. Dilihat dari uji Barfoed, positif (+) itu bila
adanya perubahan warna endapan menjadi merah bata pada sampel yang
artinya sampel tersebut mengandung monosakarida pereduksi. Namun bila
tidak adanya perubahan warna endapan atau hasilnya negatif (-) maka hal itu
dikarenakan tidak adanya gula monosakarida pereduksi yang terkandung pada
sampel.

Percobaan ketiga yaitu uji Benedict yang bertujuan untuk mengetahui


adanya gula pereduksi. Dimana gula pereduksi adalah gula yang memiliki gugus
karbonil bebas berupa gugus aldehid atau gugus keton yang bisa mereduksi ion
logam yang memiliki muatan.Hasil percobaan menunjukkan bahwa kedelapan
sampel selain pati, sukrosa, glukosa menunjukkan hasil negatif. Hal ini
disebabkan karena pati merupakan polisakarida dan tidak mempunyai gugus
aldehid ataupun keton bebas.

Percobaan keempat yaitu uji trommer yang bertujuan untuk analisis


kuantitatif disakarida. Dalam reaksi trommer, terjadi hidrolisisoleh adanya basa
yaitu NaOH yang menghasilkan monosakarida. Hasil positif (+) dari uji
trommer ini ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi jingga. Hal ini
dibuktikan pada tabung pertama dengan penggunaan CuSO4 sebanyak 1mL.
akan tetapi pada penggunaan CuSO4 2mL dan 3mL larutan tidak menjadi
jingga karena banyaknya pereaksi yang tidak sebanding dengan sampel yang
diuji. Sehingga perubahan warna tidak terlihat.
Percobaan kelima yaitu Uji Iodium yang bertujuan untuk mengidentifikasi
polisakarida. Ketiga sampel yang terdiri dari; pati 1, pati 2, pati 3 ditambahkan
dengan sejumlah air sehingga menjadi larutan dan direaksikan dengan reagent iod
encer, yang merupakan I2 terlarut dalam potassium iodide. Reaksi antara
polisakarida dengan iodin membentuk rantai poliiodida.
Dari hasil pengamatan diperoleh warna orange pada semua sampel. Menurut
literatur, pati yang berikatan dengan iodin akan menghasilkan warna biru.
Berbedanya hasil yang diperoleh disebabkan karena kesalahan praktikan pada saat
pengamatan kurang teliti. Sifat ini yang digunakan untuk menganalisis adanya pati.
Hal ini sesuai dengan Raandesky (2011) yang menyatakan bahwa amilum bereaksi
dengan molekul iod karena struktur amilum pada larutan terbentuk heliks yang
berbentuk kumparan sehingga dapat diisi oleh molekul iod didalamnya.
Percobaan keenam yaitu uji karakteristik pati. Uji karakteristik pati dengan
asam adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan karbohidrat terhadap
beberapa reaksi tertutup. Pati merupakan senyawa polisakarida. Apabila
terhidrolisis maka terbentuk fraksi sakarida ( di atau monosakarida ).
Dan percobaan selanjutnya yaitu trommer. Pada uji ini bertujuan untuk analisis
kuantitatif disakarida. Dalam reaksi trommer terjadi hidrolisis adanya basa yaitu
NaOH yang menghasilkan monosakarida. Percobaan ini positif untuk glukosa 1mL
yang ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi jingga.

I. Kesimpulan
 Uji molisch memberikan hassil positif (+) pada semua jenis karbohidrat
dengan membentuk cincin ungu kemerahan.

 Uji benedict memberikan hasil positif (+) pada monosakarida dan


beberapa disakarida dengan adanya perubahan membentuk endapan
merah bata. Akan tetapi sukrosa bukan merupakan gula pereduksi
sehingga hasil negatif didapatkan.
 Uji barfoed memberikan hasil positif (+) dengan perubahan warna
menjadi biru tua pada sampel.
 Uji seliwanoff memberikan hasil positif (+) dengan perubahan warna
menjadi endapan merah.
 Uji Iodium memberikan hasil positif (+) dengan perubahan warna
menjadi biru/ungu pada sampel.
 Uji trommer memberikan hasil positif (+) dengan perubahan warna
menjadi jingga pada karbohidrat.
 Karakteristik zat pati memberikan hasil akrodekstrim dengan warna kuning
kecoklatan.
J. Daftar Pustaka

Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka


Utama
Andarwulan, N., Kusnandar, F & Herawati, D.,2011, Analisis Pangan, Dian Rakyat, Jakarta

Anonymous, 2014. Molisch's Test. https://en.wikipedia.org/wiki/Molisch's test


Kamińska, A.S., Matysik, G., Kosior, M.W., Donica, H., & Sowa, I. 2009, Thin Layer
Chromatography Of Sugars In Plant Material, Annales Universitatis Mariaecurie
Skłodowska, ol. XXII, N 4, 2.

Sylvia, Novi, dkk. (2015). Kinetika Hidrolisa Kulit Pisang Kepok Menjadi
Glukosa Menggunakan Katalis Asam Klorida. Jurnal Teknologi Kimia
Unimal, 4(2): 51-65

Anda mungkin juga menyukai