Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA
“KARBOHIDRAT”

Tanggal Pelaksanaan : 7 November 2022

Tanggal Pengumpulan : 14 November 2022

Disusun Oleh :
Nama : Alda Mujiyanti
NIM : 11200162000030
Kelas : Pendidikan Kimia 5B
Kelompok : 7 (Tujuh)
Nama Anggota :
Mutia Shafira 11200162000048
Siti Hedina Balqis 11200162000049
Sasa Aulia 11200162000050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
A. Judul Praktikum
“UJI KARBOHIDRAT”
B. Waktu dan Tempat Praktikum
Hari, Tanggal : Senin, 7 November 2022
Waktu : 13.00 - 17.00
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar 1
C. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi kandungan Karbohidrat dalam suatu bahan dengan
menggunakan metode Uji Molisch, Uji Barfoed, Uji Seliwanoff, Uji Iodium,
Uji Trommer.
2. Mengetahui kadar gula pereduksi dalam suatu bahan dengan menggunakan Uji
Benedict
3. Untuk mengetahui karakteristik zat pati dari berbagai sumber pati dengan
berbagai perlakuan dan penambahan suatu pereaksi tertentu
D. Landasan Teori
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang
berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat sebagai zat gizi
merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang
berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya.
Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri atas
monosakarida yang merupakan molekul dasar dari karbohidrat, disakarida yang
terbentuk dari dua monosa yang dapat saling terikat, dan oligosakarida yaitu gula rantai
pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa dan fruktosa. Karbohidrat kompleks
terdiri atas polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida dan serat
yang dinamakan juga polisakarida nonpati(Siregar, Nurhamida Sari. 2014:38).
Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
karbohidrat yang lebih sederhana. Monosakarida ini dapat diklasifikasikan sebagai
triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, dan heptosa, bergantung pada jumlah atom karbon;
dan sebagai aldosa atau ketosa bergantung pada gugus aldehida atau keton yang
dimiliki senyawa tersebut (Murray dkk, 2009).
Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida. Ada empat jenis
disakarida yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa. Trehalosa tidak
begitu penting dalam ilmu gizi. Kedua monosakarida yang saling mengikat berupa
ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen. Ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara
atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa, dengan
melepaskan satu molekul. Hanya karbohidrat yang unit monosakaridanya terikat dalam
bentuk alfa dapat dicernakan. Disakarida dapat dipecah kembali menjadi dua molekul
monosakarida melalui hidrolisis. Glukosa terdapat pada empat jenis disakarida;
monosakarida lainnya adalah fruktosa dan galaktosa (Almatsier, 2010).
Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida.
Sebagian besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia (Murray
dkk, 2009).
E. Alat dan Bahan
1. Uji Molisch

No Alat dan Bahan Jumlah Gambar

1. Tabung reaksi 9 buah

2. Rak Tabung Reaksi 1 buah

3. Pipet Tetes 11 buah

4. Lar. Gula Jagung Secukupnya


5. Lar. Glukosa Secukupnya

6. Lar. Pati Secukupnya

7. Lar. Susu Secukupnya

8. Lar. Ekstrak Mangga Secukupnya

9. Lar. Ekstrak Nanas Secukupnya

10. Lar. Ekstrak Jambu Air Secukupnya


11. Lar. Ekstrak Bengkoang Secukupnya

12. Lar. Ekstrak Kedondong Secukupnya

13. Reagen Molisch Secukupnya

14. Lar. H2SO4 Secukupnya

2. Uji Benedict

No Alat dan Bahan Jumlah Gambar

1. Tabung reaksi 9 buah

2. Rak Tabung Reaksi 1 buah


3. Pipet Tetes 10 buah

4. Lar. Gula Jagung Secukupnya

5. Lar. Glukosa Secukupnya

6. Lar. Pati Secukupnya

7. Lar. Susu Secukupnya

8. Lar. Ekstrak Mangga Secukupnya


9. Lar. Ekstrak Nanas Secukupnya

10. Lar. Ekstrak Jambu Air Secukupnya

11. Lar. Ekstrak Bengkoang Secukupnya

12. Lar. Ekstrak Kedondong Secukupnya

13. Reagen Benedict Secukupnya

14. Penangas Air 1 buah

15. Penjepit Kayu 1 buah


3. Uji Barfoed

No Alat dan Bahan Jumlah Gambar

1. Tabung reaksi 9 buah

2. Rak Tabung Reaksi 1 buah

3. Pipet Tetes 10 buah

4. Lar. Gula Jagung Secukupnya

5. Lar. Glukosa Secukupnya

6. Lar. Susu Secukupnya


7. Lar. Ekstrak Mangga Secukupnya

8. Lar. Ekstrak Nanas Secukupnya

9. Lar. Ekstrak Jambu Air Secukupnya

10. Lar. Ekstrak Bengkoang Secukupnya

11. Lar. Ekstrak Kedondong Secukupnya

12. Reagen Barfoed Secukupnya

13. Penangas Air 1 buah


14. Penjepit Kayu 1 buah

4. Uji Seliwanoff

No Alat dan Bahan Jumlah Gambar

1. Tabung reaksi 9 buah

2. Rak Tabung Reaksi 1 buah

3. Pipet Tetes 10 buah

4. Lar. Glukosa Secukupnya

5. Lar. Pati Secukupnya


6. Lar. Susu Secukupnya

7. Lar. Ekstrak Mangga Secukupnya

8. Lar. Ekstrak Nanas Secukupnya

9. Lar. Ekstrak Jambu Air Secukupnya

10. Lar. Ekstrak Bengkoang Secukupnya

11. Lar. Ekstrak Kedondong Secukupnya

12. Lar. Seliwanoff Secukupnya


13. Penangas Air 1 buah

14. Penjepit Kayu 1 buah

5. Uji Trommer

No Alat dan Bahan Jumlah Gambar

1 Tabung Reaksi 3 buah

2 Rak Tabung Reaksi 1 buah

3 Pipet Tetes 6 buah

4 Lar. Glukosa Secukupnya


5 Lar. Ekstrak Mangga Secukupnya

6 Lar. Ekstrak Jambu Air Secukupnya

7 Lar. Ekstrak Nanas Secukupnya

8 Lar. Ekstrak Bengkuang Secukupnya

9 Reagen NaOH + CuSO4 Secukupnya

10 Penangas Air 1 buah


11 Penjepit Kayu 1 buah

6. Reaksi Pati dengan Iodium

No Alat dan Bahan Jumlah Gambar

1. Penangas air 1 buah

2. Penjepit kayu 1 buah

3. Pipet tetes 5 buah

4. Rak tabung reaksi 1 buah


5. Tabung reaksi 3 buah

6. Air 2 tetes

7. Larutan HCl 2 tetes

8. Larutan Iodium Secukupnya

9. Larutan NaOH 2 tetes

10. Larutan Terigu 15 tetes


7. Karakteristik Zat Pati

No Alat dan Bahan Jumlah Gambar

1. Papan uji 1 buah

2. Penangas air 1 buah

3. Penjepit kayu 1 buah

4. Pipet tetes 5 buah

5. Rak tabung reaksi 1 buah


6. Stopwatch 1 buah

7. Tabung reaksi 4 buah

8. Larutan HCl 2 tetes

9. Larutan Iodium Secukupnya

10. Larutan NaOH 2 tetes

11. Larutan Na-tiosulfat 2 tetes


12. Larutan Terigu 20 tetes

13. Reagen Benedict Secukupnya

F. Langkah Kerja dan Hasil Pengamatan


1. Uji Molisch
Sample No. Langkah Hasil Pengamatan

Glukosa 1. -

Masukkan 5 tetes
glukosa ke Tabung
Reaksi

2. Tidak terdapat
perubahan

Tambahkan 2 tetes
reagen Molisch

3. Terjadi perubahan
warna berupa cincin
berwarna ungu pada
bidang batas antara
kedua lapisan cairan
namun tidak terlihat
Tambahkan 2 tetes jelas atau warna
larutan H2SO4 yang ditimbulkan
sangat tipis.
Hasil

Laktosa 1. -

Masukkan 5 tetes susu


beruang ke Tabung
reaksi

2. Tidak terdapat
perubahan

Tambahkan 2 tetes
reagen Molisch

3. Terjadi perubahan
warna yaitu cincin
berwarna ungu pada
bidang batas antara
kedua lapisan
Tambahkan 2 tetes cairan.
larutan H2SO4
Hasil

Maltosa 1. -

Masukkan 5 tetes
Gula Jagung ke dalam
Tabung reaksi

2. Tidak ada
perubahan

Tambahkan 2 tetes
reagen Molisch

3. Tidak terjadi
perubahan warna
yaitu cincin
berwarna ungu pada
bidang batas antara
Tambahkan 2 tetes kedua lapisan
larutan H2SO4 cairan.

Hasil
Amilum 1. -

Masukkan 5 tetes pati


ke dalam Tabung
reaksi

2. Tidak terjadi
perubahan

Tambahkan 2 tetes
reagen Molisch

3. Terjadi perubahan
warna yaitu cincin
berwarna ungu pada
bidang batas antara
kedua lapisan
Tambahkan 2 tetes cairan, sangat jelas.
larutan H2SO4

Hasil

Fruktosa Nanas 1. Tidak terjadi


perubahan

Setelah dimasukkan 5
tetes ekstrak nanas ke
dalam Tabung reaksi,
masukkan 2 tetes
reagen Molisch.
2. Terjadi perubahan
warna yaitu cincin
berwarna ungu pada
bidang batas antara
kedua lapisan
cairan, sangat jelas.
Tambahkan 2 tetes
larutan H2SO4

Hasil

Jambu Air 1. -

Masukkan 5 tetes
Jambu Air ke dalam
Tabung reaksi

2. Tidak ada
perubahan

Tambahkan 2 tetes
reagen Molisch

3. Terjadi perubahan
warna yaitu cincin
berwarna ungu pada
bidang batas antara
kedua lapisan
cairan, sangat jelas.
Tambahkan 2 tetes
larutan H2SO4
Hasil

Kedondong 1. -

Masukkan 5 tetes
ekstrak kedondong ke
dalam Tabung reaksi

2. Terjadi perubahan
warna yaitu cincin
berwarna ungu pada
bidang batas antara
kedua lapisan
cairan.
Tambahkan 2 tetes
larutan H2SO4

Bengkoang 1. Tidak terjadi


perubahan warna

Setelah memasukkan 5
tetes ekstrak
bengkoang ke dalam
Tabung reaksi, lalu
tambahkan 2 tetes
reagen Molisch

2. Terjadi perubahan
warna yaitu cincin
berwarna ungu pada
bidang batas antara
kedua lapisan
cairan, sangat jelas.
Lalu tambahkan 2 tetes
larutan H2SO4,
Kemudian lihat
hasilnya.
Mangga 1. Terjadi perubahan
warna yaitu cincin
berwarna ungu pada
bidang batas antara
kedua lapisan
cairan, namun samar
Setelah dimasukkan 5 atau tipis.
tetes mangga ke dalam
Tabung reaksi,
kemudian tambah
reagen Molisch (2
tetes). Maka
selanjutnya tambahkan
2 tetes larutan H2SO4

Hasil

2. Uji Benedict

Sample No. Langkah Hasil Pengamatan

Glukosa 1. -

Masukkan 5 tetes
Glukosa ke dalam
Tabung Reaksi

2. Berubah menjadi
biru

Tambahkan 2 tetes
reagen Benedict
3. Membentuk
endapan oren merah
bata pekat.

Panaskan di penangas
air

Tunggu dingin dan lihat


hasilnya

Laktosa 1. -

Masukkan 5 tetes susu


beruang ke dalam
Tabung reaksi

2. Terdapat perubahan
warna biru muda

Tambahkan 2 tetes
reagen Benedict

3. Membentuk
endapan warna oren
pudar.

Panaskan di penangas
air

Tunggu dingin dan lihat


hasilnya

Maltosa 1. -

Masukkan 5 tetes gula


jagung ke dalam
Tabung reaksi

2. Terdapat perubahan
warna menjadi biru

Tambahkan 2 tetes
reagen Benedict

3. Tidak ada
perubahan atau
pengendapan

Panaskan di penangas
air

Tunggu dingin dan lihat


hasilnya

Amilum 1. -
Masukkan 5 tetes pati
ke dalam Tabung reaksi

2. Terdapat perubahan
warna menjadi biru

Tambahkan 2 tetes
Reagen Benedict

3. Terjadi perubahan
warna oren atau
endapan namun
warna pudar.

Panaskan di penangas
air

Tunggu dingin dan lihat


hasilnya

Fruktosa Nanas 1. -

Masukkan 5 tetes
ekstrak nanas ke dalam
Tabung reaksi

2. Terjadi perubahan
warna menjadi biru
muda keruh.

Tambahkan 2 tetes
reagen Benedict
3. Terjadi perubahan
warna menjadi oren
dan adanya
endapan.

Panaskan di penangas
air

Hasil setelah
dipanaskan

Jambu Air 1. -

Masukkan 5 tetes jambu


air ke dalam Tabung
Reaksi

2. Terdapat perubahan
warna menjadi biru

Tambahkan 2 tetes
reagen Benedict

3. Terjadi perubahan
warna oren pekat,
terdapat endapan.

Panaskan di penangas
air
Tunggu dingin dan lihat
hasilnya

Kedondong 1. -

Masukkan 5 tetes
ekstrak Kedondong ke
dalam Tabung Reaksi

2. Warna berubah
menjadi biru

Tambahkan 2 tetes
reagen Benedict

3. Warna berubah
menjadi oren dan
ada pengendapan

Panaskan di penangas
air

Hasil

Bengkoang 1. Terjadi perubahan


warna menjadi biru
muda keruh

Setelah dimasukkan 5
tetes ekstrak buah nanas
ke dalam Tabung
reaksi, kemudian
ditambahkan 2 tetes
reagen Benedict.

2. Terjadi perubahan
larutan berwarna
oren dan endapan
merah bata.

Panaskan di penangas
air

Hasil

Mangga 1. Setelah di beri


reagen benedict
warna berubah
menjadi hijau ke
coklatan

Setelah dimasukkan 5
tetes ekstrak mangga ke
dalam Tabung reaksi,
kemudian tambahkan
reaksi benedict
sebanyak 2 tetes

2. Warna berubah
menjadi warna
hijau ke hitaman

Panaskan di penangas
air

Hasil
3. Uji Barfoed

Sampel No Langkah Kerja Hasil Pengamatan

Glukosa 1 Belum terjadi


perubahan apapun

Memasukkan 5 tetes larutan


glukosa ke dalam tabung
reaksi

2 Terjadi perubahan
warna sesuai dengan
reagen barfoed yaitu
berwarna biru

Menambahkan 2 tetes reagen


barfoed ke dalam tabung
reaksi yang berisi glukosa

3 Larutan menjadi
berwarna biru bening

Tabung reaksi dipanaskan di


air mendidih selama 3 menit,
kemudian didinginkan
selama 2 menit pada air
mengalir

Laktosa 1 Belum terjadi


perubahan apapun

Memasukkan 5 tetes larutan


laktosa ke dalam tabung
reaksi

2 Terjadi perubahan
warna sesuai dengan
reagen barfoed yaitu
berwarna biru

Menambahkan 2 tetes reagen


barfoed ke dalam tabung
reaksi yang berisi laktosa

3 Menghasilkan warna
biru kehijauan serta
terdapat gumpalan

Tabung reaksi dipanaskan di


air mendidih selama 3 menit,
kemudian didinginkan
selama 2 menit pada air
mengalir

Maltosa 1 Belum terjadi


perubahan apapun

Memasukkan 5 tetes larutan


Maltosa ke dalam tabung
reaksi

2 Terjadi perubahan
warna sesuai dengan
reagen barfoed yaitu
berwarna biru

Menambahkan 2 tetes reagen


barfoed ke dalam tabung
reaksi yang berisi maltosa

3 Tidak ada perubahan


yang terjadi

Tabung reaksi dipanaskan di


air mendidih selama 3 menit,
kemudian didinginkan
selama 2 menit pada air
mengalir

Fruktosa 1 Belum terjadi


perubahan warna

Memasukkan 5 tetes larutan


ekstrak buah-buahan ke
dalam masing-masing
tabung reaksi.

2 Terjadi perubahan
warna sesuai dengan
reagen barfoed yaitu
berwarna biru

Menambahkan 2 tetes reagen


barfoed ke dalam masing-
masing tabung reaksi yang
berisi fruktosa
3 Setelah dipanaskan
terjadi perubahan
warna dan bentuk zat

Tabung reaksi dipanaskan di


air mendidih selama 3 menit,
kemudian didinginkan
selama 2 menit pada air
mengalir

Hasil uji

4. Uji Seliwanoff

No Gambar Prosedur Kerja Hasil Pengamatan

1 Dimasukkan sampel ke dalam masing-


masing tabung reaksi yang sudah
diberi label sebanyak 5 tetes

2 Ditambahkan larutan seliwanoff


sebanyak 2 tetes ke dalam masing-
masing tabung reaksi yang berisi
sampel
3 Disiapkan air mendidih, semua
larutan campuran sampel + pereaksi
seliwanoff dipanaskan
pada penangas air selama 60 detik

4 Setelah dipanaskan terjadi perubahan


warna

5. Uji Trommer

No Langkah Kerja Hasil Pengamatan

1 Masukkan 20 tetes pada masing-


masing tabung yang diberi label
glukosa dan fruktosa.

2 Tambahkan 20 tetes larutan NaOH


pada masing-masing tabung yang
sudah berisi glukosa dan fruktosa.

3 Kemudian tambahkan 20 tetes larutan


CuSO4 pada masing-masing larutan
glukosa dan fruktosa + NaOH.
4 Kemudian larutan glukosa dan fruktosa
yang sudah di campur NaOH dan
CuSO4 di panaskan di penangas air.

5 Amatilah perubahan yang terjadi pada


glukosa dan fruktosa tersebut.

6. Reaksi Pati dengan Iodium

Hasil
Sample Gambar Langkah Kerja
Pengamatan

Pati+HCl Isi tabung reaksi -


dengan 5 tetes laruan
pati.

Tambahkan 2 tetes Tidak terjadi


HCl. perubahan warna

Tambahkan 1 tetes Tercampur, warna


larutan iodium oranye.
Tabung dipanaskan Warna berubah
selama 2-5 menit lalu menjadi hitam dan
didinginkan. terdpat endapan
putih.

Pati+air Isi tabung reaksi -


dengan 5 tetes larutan
pati.

Tambahkan 2 tetes Tidak terjadi


air perubahan warna

Tambahkan 1 tetes Tercampur, warna


larutan iodium oranye.

Tabung dipanaskan Warna berubah


selama 2-5 menit lalu menjadi hitam dan
didinginkan. terdpat endapan
putih.

Pati+NaOH Isi tabung reaksi -


dengan 5 tetes larutan
pati.
Tambahkan 2 tetes Tidak terjadi
NaOH perubahan warna

7. Karakteristik Zat Pati


Hasil
Cara Gambar Langkah Kerja
Pengamatan
1. Isi tabung reaksi dengan -
5 tetes larutan pati.

Tambahkan 1 tetes Terdapat endapan


larutan iodium. putih.

2. Isi tabung reaksi dengan


5 tetes larutan pati.

Tambahkan 2 tetes HCl.

Panaskan campuran Larutan panas.


tersebut di atas penangas
air.
Setiap selang 3 menit, -
pindahkan setetes
larutan ke atas papan uji.
Dan lakukan pengujian
dengan larutan yod encer
sampai warna biru tidak
terbentuk lagi.

Tambahkan 1 tetes Larutan Berubah


larutan iodium. Kuning
Kecoklatan

pindahkan setetes -
larutan ke atas papan
uji(tetes kedua)

Tambahkan 1 tetes Larutan Berubah


larutan iodium. Kuning
kecoklatan

Larutan didinginkan dan Warna Larutan


dinctralkan dengan Pudar
larutan NaOH 10 %
(indikator lakmus)

Tambahkan 1 tetes Warna Larutan


reagen Benedict Ungu
3. Ke dalam 2 tabung -
reaksi dimasukkan
masing-masing
sebanyak 5 tetes larutan
pati dan 1 tetes larutan
iodium.
Panaskan tabung 3.1 Pada tabung
yang berisi larutan pati 3.1 putih beku
dan beberapa tetes
larutan iodin tersebut .

Tambahkan Na-tiosulfat
pada tabung 3.2
Pada tabung 3.2
terdapat endapan
putih

G. Analisis Data
1. Uji Molisch

Karbohidrat
No. Bahan Direaksikan Hasil
(+/-)

1. Glukosa Reagen Molisch + Terbentuk


+
H2SO4 cincin ungu

2. Susu (Laktosa) Reagen Molisch + Terbentuk


+
H2SO4 cincin ungu

3. Gula Jagung (Maltosa) Reagen Molisch + Tidak


H2SO4 terbentuk -
cincin ungu

4. Tepung (Amilum/pati) Reagen Molisch + Terbentuk


+
H2SO4 cincin ungu

5. Nanas (Fruktosa) Reagen Molisch + Terbentuk


+
H2SO4 cincin ungu

6. Jambu Air (Fruktosa) Reagen Molisch + Terbentuk


+
H2SO4 cincin ungu

7. Kedondong (Fruktosa) Reagen Molisch + Terbentuk


+
H2SO4 cincin ungu

8. Bengkoang (Fruktosa) Reagen Molisch + Terbentuk +


H2SO4 cincin ungu

9. Mangga (Fruktosa) Reagen Molisch + Terbentuk


+
H2SO4 cincin ungu

2. Uji Benedict

No. Bahan Direaksikan Pengamatan Hasil

1. Glukosa Reagen Benedict + Endapan Monosakarida


Pemanasan merah bata

2. Susu (Laktosa) Reagen Benedict + Endapan Disakarida


Pemanasan kuning

3. Gula Jagung (Maltosa) Reagen Benedict + Tidak ada Disakarida


Pemanasan endapan

4. Tepung (Amilum/pati) Reagen Benedict + Endapan Polisakarida


Pemanasan kuning muda

5. Nanas (Fruktosa) Reagen Benedict + Endapan Monosakarida


Pemanasan merah bata

6. Jambu Air (Fruktosa) Reagen Benedict + Endapan Monosakarida


Pemanasan merah bata

7. Kedondong (Fruktosa) Reagen Benedict + Endapan Monosakarida


Pemanasan merah bata

8. Bengkoang (Fruktosa) Reagen Benedict + Endapan Monosakarida


Pemanasan merah bata

9. Mangga (Fruktosa) Reagen Benedict + Endapan Monosakarida


Pemanasan hijau
kehitaman

3. Uji Barfoed

No Sampel Hasil uji Monosakarida

1 Gula Pasir Biru Tua +

2 Gula Jagung Biru Muda -

3 Tepung Terigu Biru Muda -


4 Susu Biru Muda -

5 Jambu Air Biru Tua +

6 Mangga Biru Tua +

7 Kedondong Biru Tua +

8 Bengkuang Biru Tua +

4. Uji Seliwanoff

No Larutan sampel Hasil Pengamatan Karbohidrat


(+/-)

1 Lar. Glukosa Sebelum dipanaskan : Bening -


Setelah dipanaskan : Tidak
terjadi perubahan warna

2 Lar. Gula Jagung Sebelum dipanaskan : Bening +


(sukrosa) Setelah dipanaskan : Merah
muda

3 Lar. Terigu Sebelum dipanaskan : Putih, -


(amilum) dan terdapat endapan
Setelah dipanaskan : Butih
butek

4 Lar. Susu Sebelum dipanaskan : Putih -


(laktosa) Setelah dipanaskan : Tidak
terjadi perubahan warna

5 Lar. Jambu Air Sebelum dipanaskan : Bening +


(fruktosa) Setelah dipanaskan : Merah
muda

6 Lar. Mangga Sebelum dipanaskan : Kuning


(fruktosa) Setelah dipanaskan : Terdapat +
endapan putih kekuningan

7 Lar. Bengkuang Sebelum dipanaskan : Putih +


(fruktosa) bening
Setelah dipanaskan : Orange

8 Lar. Kedondong Sebelum dipanaskan : bening +


(fruktosa) Setelah dipanaskan : Terdapat
endapan putih kekuningan
9 Lar. Nanas Sebelum dipanaskan : Kuning +
(fruktosa) Setelah dipanaskan : Terdapat
endapan putih kekuningan

5. Uji Trommer

No Sampel Perlakuan 1 Warna Perlakuan Warna Hasil


2 Uji

1 Lar. Glukosa Ditambahkan Biru Di panaskan Terdapat Positif


20 tetes 3 fasa, (+)
NaOH dan 20 atas
tetes CuSO4 berwarna
bening,
tengah
berwarna
orange,
dan
bawah
berwarna
coklat
muda

2 Lar. Fruktosa Ditambahkan Biru Di panaskan Terdapat Positif


(jambu air) 20 tetes Kehijau 3 fasa, (+)
NaOH dan 20 an atas
tetes CuSO4 berwarna
kuning,
tengah
berwarna
putih
bening,
dan
bawah
berwarna
biru
kehitama
n.

3 Lar. Fruktosa Ditambahkan Orange Di panaskan Terdapat Negatif


(nanas) 20 tetes endapan (-)
NaOH dan 20 berwarna
tetes CuSO4 hijau
gelap

4 Lar. Fruktosa Ditambahkan Kuning di panaskan Terdapat Positif


(bengkoang) 20 tetes ke 3 fasa (+)
NaOH dan 20 orange- yaitu atas
tetes CuSO4 an berwarna
cokelat,
tengah
berwarna
orange,
bawah
berwarna
putih.

5 Lar. Fruktosa Ditambahkan Bagian di panaskan Terdapat Positif


(kedondong) 20 tetes atas ke 3 fasa (+)
NaOH dan 20 kuninga yaitu,
tetes CuSO4 n, bagian
bagian atas
bawahn cokelat,
ya bagian
bening tengah
kuning
pekat,
bagian
bawah
hijau.

6 Lar. Fruktosa Ditambahkan Kuning di panaskan berubah Negatif


(mangga) 20 tetes warna (-)
NaOH dan 20 hijau
tetes CuSO4

6. Reaksi Pati dengan Iodium

Perubahan warna yang terjadi


Campuran
Tabung
Setelah
Larutan Setelah ditambah larutan
ke- dipanaskan
iodium
selama 2-5 menit

1 Larutan pati+HCl Tercampur warna oranye Warna menjadi


coklat kehitaman
dan terdapat
endapan putih
Tercampur, warna oranye.
2 Larutan pati+air Warna menjadi
. coklat kehitaman
dan terdapat
endapan putih.

3 Larutan pati+NaOH Tidak terjadi perubahan Warna menjadi


warna. coklat kehitaman
dan terdapat
endapan putih.

7. Karakteristik Zat Pati


• Uji Pertama

Perlakuan Hasil

Tepung Terigu + Iod Warna Ungu

• Uji Kedua

Menit Uji Iodium Hasil

3 Menit Kuning Kecoklatan Akrodesktrin

6 Menit Kuning Kecoklatan Akrodesktrin

• Uji Ketiga

Perlakuan Hasil

Tepung terigu + Iod + Saat dipanaskan warna ungu gelap muda dan saat
panaskan dan dinginkan dingin warna ungu gelap kembali pekat
Tepung terigu + Iod + Setelah ditambah 4 tetes Na-tiosulfat warna ungu
Na-tiosulfat hilang

Pada Uji Banedict Larutan berubah menjadi warna Ungu

H. Pembahasan
1. Uji Molisch
Pada uji praktikum “Uji Molisch” dimana pereaksi Molisch yang terdiri
dari alfa-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Warna ungu ke merah-merahan
menyatakan reaksi positif, sedangkan warna hijau adalah negatif.
Bahan yang digunakan pada uji ini diantaranya ialah Glukosa, Maltosa
(Gula jagung), Amilum (Tepung), Laktosa (Susu), Fruktosa (Mangga, Nanas,
Bengkoang, Jambu air, Kedondong). Yang dimana tidak semua hasil
menunjukkan positif. Negatif bagi maltosa (gula jagung) karena tidak terlihat
adanya endapan cincin berwarna ungu.

2. Uji Benedict
Pada uji praktikum “Uji Benedict” bertujuan untuk mengetahui adanya
gula pereduksi dalam larutan sampel. Endapan merah bata menandakan adanya
gula pereduksi dalam larutan sampel. Endapan yang terbentuk tergantung pada
konsentrasi gula pereduksinya, dapat berwarna hijau, kuning, atau merah.
semakin berwarna merah bata maka gula reduksinya semakin banyak.
Hasil uji menunjukkan bahwa Maltosa (Gula jagung) tidak menunjukkan
adanya endapan yang artinya bukan termasuk gula pereduksi. Warna kepekatan
berpengaruh dalam kadar/ konsentrasi gula pereduksi.

3. Uji Barfoed
Uji Barfoed bertujuan khusus untuk mengetahui apakah dalam bahan
pangan yang diuji mengandung gula monosakarida pereduksi atau tidak.
Pereaksi yang digunakan pada praktikum ini adalah larutan barfoed yang
merupakan larutan Tembaga (II) Asetat dan asam asetat yang dilarutkan ke
dalam pelarut air.
Uji Barfoed dikatakan positif jika terbentuk warna biru kehitaman
pada larutan sampel. Uji ini menggunakan prinsip reaksi reduks-oksidasi.
Penambahan asam ke dalam larutan sampel dilakukan untuk mengubah reaktivitas
karbohidrat. Karbohidrat dengan reaktivitas tinggi akan bertahan, sedangkan yang
lemah akan hilang daya reduksinya. Uji Barfoed pada sampel glukosa, dan fruktosa
memberikan hasil positif, sedangkan sampel laktosa memberikan hasil negatif.

4. Uji Seliwanoff
Uji seliwanoff adalah uji kimia untuk mengetahui adanya karbohidrat
dengan gugus keton Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen. Terdiri dari unsur C, H, O, dengan perbandingan
1:2:1.
Pada uji seliwanoff ketosa akan dihidrasi olch HC menghasilkan
hidroksimetilfurfural dengan penambahan resorsinol akan megalami
kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah jingga menjadi
dasar dari uji Seliwanoff Dari percobaan tersebut didapat hasil bahwa larutan
yang tidak mengalami perubahan warna adalah larutan yang bereaksi negatif.
Sedangkan larutan yang mengalami perubahan warna menjadi orange beteaksi
positif. Sehwanoff merupakan uji spesifik untuk ketosa.

5. Uji Trommer
Pada uji praktikum “Uji Trommer” bertujuan untuk mengetahui analisis
kuantitatif disakarida, terjadi hidrolisis oleh adanya basa yaitu NaOH yang
menghasilkan monosakarida. Percobaan ini ditandai dengan adanya perubahan
warna menjadi jingga atau orange. Pada praktikum kali ini sampel yang
digunakan yaitu larutan glukosa dan larutan fruktosa. Pada percobaan ini
menunjukan hasil positif pada tabung reaksi dengan isi larutan glukosa dan isi
larutan buah jambu, kedondong dan bengkoang karena mengalami perubahan
warna menjadi jingga atau orange. Sedangkan jika sampel sudah di panaskan
selama satu menit akan terjadi beberapa perubahan. Seperti pada larutan glukosa
dan larutan buah jambu, kedondong dan bengkoang terdapat tiga fasa dan terjadi
perubahan warna menjadi jingga.

6. Reaksi Pati dengan Iodium


Pada percobaan reaksi pati dengan iodium ini bahan yang digunakan
yaitu tepung(amilum) yang dilarutkan dengan air. Pada percobaan ini
menggunakan 3 buah tabung reaksi yang masing-masing diisi oleh larutan pati
sebanyak 5 tetes. Setelah itu tabung pertama ditambahkan sebanyak 2 tetes
NaOH, tabung kedua ditambahkan sebanyak 2 tetes HCl murni, dan tabung
ketiga ditambahkan sebanyak 2 tetes H2O (air). Setelah ditambahkan zat
pereaksi, larutan pati tidak mengalami perubahan warna. Kemudian masing-
masing tabung reaksi ditambahkan larutan iodium sebanyak 1 tetes. Setelah
penambahan iodium, pada tabung larutan pati+HCl terjadi perubahan warna,
yaitu warna berubah menjadi oranye. Pada tabung larutan pati+H2O warna
berubah oranye. Pada tabung larutan pati+NaOH tidak terjadi perubahan warna.
Lautan pati+HCl dan larutan pati+ H2O perubahan warnanya tidak sesuai,
karena menurut literature larutan pati jika ditambahkan
HCl dan H2O akan menghasilkan uji positif jika larutan tersebut
berwarna ungu kecoklatan karena amilum dapat bereaksi dengan HCl dalam
suasana asam dan H2O dalam keadaan netral. Dalam keadaan asam atau netral,
amilum dapat terhidrolisis sehingga mudah untuk bereaksi dengan iodium
membentuk kompleks berwarna kecoklatan. Sedangkan untuk larutan
pati+NaOH sesuai yaitu menghasilkan uji negatif karena amilum tidak
dapat terhidrolisis dalam suasana basa, basa akan menghalangi amilum untuk
bereaksi dengan iodium sehingga warnanya tetap.
Selanjutnya masing-masing tabung reaksi tersebut dipanaskan
menggunakan penangas air selama 2-5 menit. Menurut literature, setelah larutan
pati dipanaskan, terjadi perubahan warna pada larutan tersebut dan endapan
putih menghilang. Pada tabung larutan pati+NaOH warna berubah menjadi
kuning agak pekat, tabung larutan pati+HCl murni warna berubah menjadi putih
pekat, dan tabung larutan pati+H2O warna berubah menjadi
putih pekat. Hal ini menunjukkan bahwa HCl dan H2O menunjukkan reaksi
yang positif karena setelah dipanaskan, kembali terjadi perubahan warna.
Sedangkan NaOH menunjukkan reaksi negatif karena setelah dipanaskan, tetap
tidak terjadi perubahan warna pada larutan pati. Akan tetapi, pada hasil
percobaan kelompok kami, setelah larutan pati dipanaskan, terjadi perubahan
warna pada larutan dan terdapat endapan putih. Pada tabung larutan pati+HCl
warna menjadi coklat kehitaman dan terdapat endapan putih, pada tabung
larutan pati+ H2O Warna menjadi coklat kehitaman dan terdapat endapan putih,
dan pada tabung larutan pati+NaOH Warna menjadi coklat kehitaman dan
terdapat endapan putih. Hal tersebut dikarenakan kesalahan praktikan.

7. Karakteristik Zat Pati


Percobaan Karakteristik Zat Pati bertujuan untuk mengidentifikasi
polisakarida. Pada percobaan pertama, sampel larutan Pati (tepung terigu)
direaksikan dengan iod encer yang merupakan I2 terlarut dalam potassium
iodide, reaksi antara polisakarida dengan iodin membentuk rantai poliiodida.
Menurut literature, Pati yang berikatan dengan iodin akan menghasilkan
warna biru, sedangkan hasil dari pengamatan diperoleh warna ungu. Hasil
pengamatan yang diperoleh berbeda karena kesalahan praktikan.
Pada percobaan kedua yaitu sampel larutan pati ditambah dengan HCl
pekat yang kemudian menjadi putih keruh, kemudian ditambahkan iod lalu
dipanaskan. Pati dalam suasana asam jika dipanaskan dapat terhidrolisis
menjadi senyawa yang lebih sederhana dan pada saat itu ikatan antara ion dan
amilum terputus. Pada percobaan ini NaOH mengalami reaksi antara amilum
dengan iod, hal ini dikarenakan ion bereaksi dengan basa sehingga tidak
mengalami reaksi dengan amilum, keadaan ini terjadi karena NaOH yang
sudah ada dalam larutan lebih dulu bereaksi dengan ion membentuk senyawa
naI dan naoH, hasil hidrolisis tersebut untuk proses pemutusan rantai atau
hidrolisis setelah larutan ditambahkan Benedict. Prinsip uji Benedict adalah
larutan CuSO4 dalam suasana alkali akan direaksikan dengan gula pereduksi
sehingga CuO tereduksi Menjadi Cu2O berwarna merah bata. Tujuan dari uji
Benedict yaitu untuk mengidentifikasi gula pereduksi, gugus pereduksi ini
merupakan aldehid. Sampel seharusnya menunjukkan reaksi positif
mengandung gula pereduksi yang ditandai dengan adanya endapan merah bata
tetapi pada hasil praktikum sampel menunjukkan reaksi negatif dalam
mengandung gula pereduksi karena ditandai dengan perubahan warna larutan
menjadi biru keunguan, hal tersebut dikarenakan kesalahan praktikan dalam
melakukan praktikum.
Pada percobaan ke-3 sampel 3A setelah ditambahkan iod kemudian
dipanaskan dan menjadi larutan lebih pucat daripada sebelumnya karena
adanya perubahan suhu yang tinggi yang menyebabkan rantai amilum
memanjang dan iod terlepas sehingga ikatan iod dari amilum terputus.
Kemudian saat didinginkan ikatan iod dan amilum kembali terbentuk sehingga
larutan akan kembali ke warna semula pada saat ditambahkan iod. Hal ini
dikarenakan saat didinginkan rantai pada amilum akan mengerut sehingga ia
kembali terikat dengan amilum.
Pada percobaan ke-3 sampel 3B setelah ditambahkan iod direaksikan
dengan 4 tetes tiosulfat. Larutan yang tadinya berwarna biru keunguan
berubah menjadi bening. Pada percobaan ini terjadi reaksi redoks dimana I2
mengalami reduksi menjadi I dan biloksnya mengalami penurunan dari 0
menjadi -1. Sedangkan 2S2O32- mengalami oksidasi menjadi S4O62- dan
biloksnya meningkat dari -4 menjadi -2 dalam hal ini I2 sebagai oksidator
sedangkan S2O32-4 sebagai reduktor.

I. Kesimpulan
1. Dengan sampel berupa gula pasir (glukosa), gula jagung (maltosa), susu beruang
(laktosa), tepung (amilum), dan gula buah (fruktosa) pada setiap uji menghasilkan
perubahan yang berbeda-beda. Ada yang terbentuk endapan, cincin, atau hanya
berubahya warna larutan. Pada uji Molisch adanya karbohidrat ditandai dengan
terbentuknya cincin ungu, uji Benedict terdapat endapan merah bata, uji Barfoed
terbentuknya endapan berwarna kuning, merah bata, putih, merah, uji Seliwanoff
terjadi perubahan warna oren, uji Trommer terjadi perubahan warna menjadi
jingga, uji iodium pada pati terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman, dan
pada karakteristik zat pati terjadi perubahan warna pada uji yang terakhir warna
ungu.
2. Pada uji Barfoed dapat diketahui jenis karbohidrat dari setiap sempel. Berdasarkan
hasil pengamatan, fruktosa dan glukosa termasuk karbohidrat monosakarida,
laktosa dan gula jagung termasuk karbohidrat disakarida, dan amilum termasuk
karbohidrat polisakarida.
3. Pada percobaan uji Trommer menunjukkan hasil positif pada tabung reaksi denga
nisi larutan glukosa dan isi larutan buah jambu, kedondong dan bengkoang karena
mengalami perubahan warna menjadi jingga atau orange. Sedangkan jika sampel
sudah di panaskan selama satu menit akan terjadi beberapa perubahan. Seperti pada
larutan glukosa dan larutan buah jambu, kedondong dan bengkoang terdapat tiga
fasa dan terjadi perubahan warna menjadi jingga.
4. Endapan merah bata menandakan adanya gula pereduksi dalam larutan sampel.
Hasil uji menunjukkan bahwa Maltosa (Gula jagung) tidak menunjukkan adanya
endapan yang artinya bukan termasuk gula pereduksi.
5. Percobaan karakteristik Zat Pati bertujuan untuk mengidentifikasi polisakarida.
Pati dalam suasana asam jika dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang
lebih sederhana dan pada saat itu ikatan antara ion dan amilum terputus.

J. Daftar Pustaka
Kusbandari A. 2015. Analisis kualitatif kandungan sakarida dalam tepung dan
pati umbi goyang (Canna adulis Ker.) Jurnal Pharmaciana. 5(1):35-42.
Sumardjo D. 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta (ID):EGC.
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Siregar, Nurhamida Sari. 2014. Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan.
13(2):38.

Anda mungkin juga menyukai