Anda di halaman 1dari 24

ASPEK HUKUM

KESEHATAN KERJA

Azrul Azwar

1
PENDAHULUAN
Untuk terselenggaranya upaya kesehatan kerja,
yang merupakan salah satu hak tenaga kerja,
diperlukan antara lain kejelasan tentang
peraturan perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan yang dimaksud,
dari waktu ke waktu mengalami perkembangan,
sesuai dengan perkembangan perhatian
terhadap kesehatan kerja

2
SEJARAH PERKEMBANGAN
INTERNASIONAL
1. Pada tahun 1760 sebelum Masehi, Raja Hammurabi,
yang merupakan pendiri dinasti Babylonia, menyusun
kumpulan undang-undang dan peraturan yang
kemudian disebut Kode Hammurabi. Dalam kode ini
diatur pelbagai hal, termasuk kesehatan dan
keselamatan kerja
2. Sekitar tahun 400 SM, Hippocrates, ahli fisika Yunani
yang terkenal sebagai bapak pengobatan. berusaha
memberikan panduan perawatan cidera di kepala yang
disebabkan kecelakaan

3
SEJARAH PERKEMBANGAN
INTERNASIONAL
3. Pada awal abad pertengahan berbagai bahaya
diidentifikasi, termasuk efek-efek paparan
timbal dan mercury, kebakaran dalam ruang
terbatas, serta kebutuhan alat pelindung
perorangan.
Tetapi standard atau persyaratan keselamatan yang
terorganisasi belum mendapat pengaturan
Para pekerja biasanya pengrajin independen atau
bagian dari toko atau pertanian keluarga bertanggung
jawab sendiri untuk keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraannya
4
SEJARAH PERKEMBANGAN
INTERNASIONAL
4. Perhatian terhadap pelayanan kesehatan kerja
baru muncul ketika terjadi revolusi industri.
Hanya saja pada waktu masa awal revolusi
industri pelayanan K3 belum menjadi bagian
integral dari kegiatan perusahaan
Sakit akibat kerja dan kecelakaan kerja dianggap
sebagai resiko personal (personal risk), bukan
tanggung jawab perusahaan (employers liability)

5
SEJARAH PERKEMBANGAN
INTERNASIONAL
5. Pada awal abad 18, Beardini Ramazini yang kemudian
dikenal sebagai bapak K3 menulis Discourse on
Disease of Workers
menguraikan penyakit akibat kerja yang terjadi pada kimiawan
yang bekerja di laboratorium
menguraikan timbulnya rasa sakit yang terjadi di tangan tukang
ketik, yang mengawali pengetahuan mengenai cidera yang
disebabkan gerakan berulang
Menambahkan pada kuesioner standard tentang sejarah pasien
dengan pertanyaan Apa pekerjaan anda?.

6
SEJARAH PERKEMBANGAN
INTERNASIONAL
6. Pada saat ini dengan berkembangnya
pemahaman tentang pentingnya peranan
tenaga kerja dalam proses industri, konsep K3
mengalami pergeseran
Sakit akibat kerja dan kecelakaan kerja menjadi
tanggungjawab pelbagai pihak, termasuk perusahaan
(employers liability)

7
SEJARAH PERKEMBANGAN
NASIONAL
1. Di Indonesia, kesadaran akan pentingnya K3
sebenarnya sudah ada sejak jaman pemerintahan
kolonial Belanda, tapi masih bersifat terbatas
1908 parlemen Belanda mendesak Pemerintah Belanda
memberlakukan K3 di Hindia Belanda
1910 terbit Staatsblad No. 406, Veiligheids Reglement
(Ordonansi Keamaan Kerja)
1926 terbit Staatblad No. 334, Schepelingen Ongevallen
Regeling 1940 (Ordonansi Kecelakaan Pelaut)
1930 terbit Staatsblad No. 225, Veiligheids Reglement
(Peraturan Keamanan Kerja di Pabrik dan Tempat Kerja)

8
SEJARAH PERKEMBANGAN
NASIONAL
2. Pada awal kemerdekaan, K3 belum mendapat
perhatian, karena sedang berada dalam masa transisi
kehidupan bernegara
UU Nomor 12 Tahun 1948 tentang Kerja tidak menyatakan
secara eksplisit tentang K3
3. K3 baru menjadi perhatian pada tahun 70-an sejalan
dengan pesatnya investasi modal dan penerapan
teknologi manufaktur
UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Mengenai Tenaga serta Kerja UU No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja telah mengatur aspek K3

9
SEJARAH PERKEMBANGAN
NASIONAL
4. Pada tahap selanjutnya pelbagai peraturan perundang-
undangan terkait K3 merambah kepelbagai sektor
industri : Transportasi, Pertambangan, Konstruksi,
Pertanian, Perikanan dan Industri manufaktur
5. Di era globalisasi saat ini, dengan makin
berkembangnya pelbagai isu global seperti hak-hak
asasi manusia (HAM), lingkungan hidup, kemiskinan
dan buruh, perhatian terhadap K3 akan semakin
berkembang
K3 menempati urutan pertama sebagai syarat investasi dan
perdagangan global

10
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN KESEHATAN KERJA
Sesuai dengan lingkup kegiatan kesehatan
kerja, yakni kesehatan dan ketenagakerjaan,
maka peraturan perundang-undangan
kesehatan kerja berasal dari dua sumber utama
Peraturan perundang-undangan Ketenagakerjaan
yang merupakan kewenangan Kementerian Tenaga
Kerja
Peraturan perundang-undangan Kesehatan yang
merupakan kewenangan Kementerian Kesehatan

11
Peraturan Peraturan
perundang- perundang-
undangan undangan
kesehatan ketenagakerjaan

Peraturan
perundang-undangan
kesehatan kerja

12
UNDANG-UNDANG TERKAIT
KESEHATAN KERJA
1. UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok
Mengenai Tenaga Kerja
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatan, kesehatan, kesusilaan, dan pemeliharaan moral
kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia
dan moral agama
2. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja
berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya, dan
setiap sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan
secara aman dan efisien sehingga akan meningkatkan
produksi dan produktifitas kerja
3. UU No. 7 tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagaan

13
UNDANG-UNDANG TERKAIT
KESEHATAN KERJA
4. UU No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan
ILO Convention No. 81 concerning Labour
Inspection in Industry and Commerce
(Konvensi ILO No. 81 mengenai Pengawasan
Ketenagakerjaan Di Industri dan Perdagangan)
Sistem pengawasan ketenagakerjaan harus
diterapkan di semua tempat kerja berdasarkan
perundang-undangan.
Sistem pengawasannya dilakukan oleh Pengawas
Ketenagakerjaan

14
UNDANG-UNDANG TERKAIT
KESEHATAN KERJA
5. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
khususnya Paragraf 5 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Setiap Pekerja/ Buruh mempunyai Hak untuk memperoleh
perlindungan atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (pasal
86 ayat 1)
Untuk melindungi keselamatan Pekerja/ Buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan
upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (pasal 86 ayat 2)
Setiap Perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan
Sistem Manajemen Perusahaan (pasal 87)

15
UNDANG-UNDANG TERKAIT
KESEHATAN KERJA
6. UU No 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja
Kepesertaan bersifat wajib, kecuali bagi
perusahaan yang telah memiliki jaminan
pemeliharaan kesehatan bagi karyawanannya
Penyelenggara adalah PT (Perum) ASTEK yang
didirikan oleh pemerintah
Lingkup tanggungan : penyakit umum, penyakit
akibat kerja serta kecelakaan kerja, termasuk yang
terjadi dalam perjalanan ke dan dari rumah ke
tempat kerja,
Telah digantikan oleh UU No 40 tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

16
UNDANG-UNDANG TERKAIT
KESEHATAN KERJA
7. UU No 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN)
Pasal 1 ayat 1 : Jaminan sosial adalah salah satu
bentuk perrlindungan sosial untuk menjakin seluruh
rakyat (termasuk pekerja) agar dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidupnya yang layak
Pasal 1 ayat 8 : Peserta adalah setiap orang,
termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6
bulan di Indonesia

17
UNDANG-UNDANG TERKAIT
KESEHATAN KERJA
8. UU No 24 tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sebagai
penyelenggara sistem jaminan sosial nasional
BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial
Dibedakan atas dua bentuk
1. BPJS Kesehatan untuk menyelenggarakan sistem
jaminan kesehatan nasional
2. BPJS Ketenagakerjaan untuk menyelenggarakan
sistem jaminan sosial lainnya

18
UNDANG-UNDANG TERKAIT
KESEHATAN KERJA
9. UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
khususnya Bab XII
Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi
pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari ganguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan (pasal 164 ayat 1)
Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala
bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan,
pengingkatan, pengobatan dan pemelihan bagi
tenaga kerja (pasal 165 ayat 1)
Majikan atau mengusaha wajib menjamin pekerja
melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan
dan pemulihan serta wajib menangung seluruh biaya
pemeliharaan kesehatan pekerja (pasal 166 ayat 1)

19
KEPUTUSAN PRESIDEN
TERKAIT KESEHATAN KERJA
Keppres No 22 tahun 1993 tentang Penyakit
yang timbul karena Hubungan Kerja
Pasal 1 : Penyakit yang timbul karena hubungan
kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja
Pasal 2 : Setiap tenaga kerja yang menderita
penyakit yang timbul karena hubungan kerja
berhak mendapat jaminan kecelakan kerja baik
pada saat masih dalam hubungan kerja maupun
setelah hubungan kerja berakhir
Lampiran : Daftar penyakit yang timbul karena
hubungan kerja (31 jenis penyakit)

20
PERATURAN
MENTERI TENAGA KERJA
1. Permenaker No. Per-01/MEN/1976 tentang kewajiban
latihan Hiperkes bagi dokter perusahaan.
2. Permenaker No. Per-03/MEN/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja.
Setiap tenaga kerja berhak mendapat pelayanan kesehatan
kerja
Pengurus wajib memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dapat
diselenggarakan sendiri, kerjasama beberapa perusahaan atau
mengadakan ikatan kerja dengan sarana pelayanan kesehatan
lain

21
PERATURAN
MENTERI TENAGA KERJA
3. Permenaker No. Per-02/MEN/1979 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja. Pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja meliputi:
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan kesehatan khusus
4. Permenaker No Per-01/MEN/1981 tentang Kewajiban
melaporkan penyakit akibat kerja
5. Permenaker No 03/MEN/1984 tentang mekanisme
pengawawan ketenagakerjaan
6. Permenaker No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen K3

22
PERATURAN
MENTERI KESEHATAN
1. Permenkes No 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Bagi Pekerja
2. Permenkes No 5/Menkes/1996 tentang Sistsm
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Permenkes No 261/Menkes/SK/II/1998 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
4. Kepmenkes No 351/Menkes/SK/III/2003 tentang
Komite K3 Sektor Kesehatan
5. Kepmenkes No 1075/Menkes/SK/2003 tentang
Sistem Informasi K3
6. Kepmenkes No 432/Menkes/SK/IV/2007 tentang
Pedoman Manajemen K3 di RS

23
24

Anda mungkin juga menyukai