TUJUAN DAN LANDASAN HUKUM K3

Tujuan utama K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada umumnya adalah

mengurangi, mencegah, bahkan menghilangkan resiko yang dapat ditimbulkan
akibat kecelakaan kerja (zero accident). Selain itu K3 bermaksud untuk mencegah
terjadinya

kematian/kecacatan

pada

tenaga

kerja,

mencegah

pencemaran

lingkungan disekitar tempat kerja, dan menjaga derajat kesehatan kerja ( Subagyo,
2009)
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan juga ekonomis
(UU Nomer 3 Tahun 1992: Jamsostek). Sedangkan keselamatan kerja dedifinisikan
keselamatan yang berhubungan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan,
landasan tempat kerja dan lingkungan, cara melakukan pekerjaan dalam proses
pembuatan suatu produk (UU No:23 Th 1992: Kesehatan). Menurut Undang-Undang
Nomer 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, didalamnya terdapat tiga tujuan
utama dalam penerapan K3, yaitu:
1. Melindungi dan menjamin keselamatan tenaga kerja dan orang lain di tempat
kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.
Tujuan yang dicantumkan pada Undang-Undang Nomer 1 Tahun 1970
bermaksud agar di masa yang akan datang, baik saat ini maupun nanti, penerapan
K3 di Indonesia dapat dilakukan secara nasional dan menyeluruh. Sehingga
masyarakat Indonesia sadar dan paham betul pentingnya K3 dan agar pelaksanaan
kegiatan sehari-hari di tempat kerja maupun di lingkungan tempat tinggal berjalan
dengan baik, aman, sehat, dan terbebas dari kecelakaan dan penyakit kerja. Selain
UU No. 1 Tahun 1970, dasar hukum k3 juga tertuang dalam UU No. 21 Tahun 2003,
UU No. 13 Tahun 2003, dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER5/MEN/1995.
Daftar Pustaka:
Subagyo. H., 2009. Keselamatan Kerja. APEI-JATIM
Undang-Undang Nomer 1 Tahun 1970
Undang-Undang Nomer 21 Tahun 2003
Undang-Undang Nomer 13 Tahun 2003

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-5/MEN/1995