Anda di halaman 1dari 38

KESELAMATAN KERJA

AZRUL AZWAR
PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang dihadapi oleh pekerja
pada waktu melaksanakanm pekerjaannya
adalah terjadinya kecelakaan kerja
Tahun 2009 : 54.398 kasus kecelakaan kerja
Tahun 2008 : 58.600 kasus kecelakaan kerja
Tahun 2007 : 83.714 kasus kecelakaan kerja
Untuk menanggulanginya perlu dilakukan Upaya
Keselamatan Kerja
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang
bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan
tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan
Apabila keselamatan kerja tidak mendapat
perhatian yang cukup dapat menimbulkan
kecelakaan kerja
Catat
Meninggal dunia
UPAYA KESELAMATAN KERJA
Upaya keselamatan kerja telah dikenal sejak
lama:
Al Kindi pada zaman Abbasiyyah telah mengajurkan
supaya makmal kimia dibina berjauhan daripada
kawasan perumahan
Makin berkembang sejak terjadinya banyak
malapetaka dunia : Flixborough, England (1974),
Bhopal, India (1984), Chenobyl, Russia (1986) dan
Piper Alpha (1988)
PENGERTIAN
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja adalah rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi
para karyawan yang bekerja di perusahaan yang
bersangkutan (Sumamur, 2001)
Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang
bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita
bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan,
kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi
pekerja (Simanjuntak, 1994)
PENGERTIAN
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan
fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.
Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan
stabilitas emosi secara umum (Mathis dan Jackson, 2002)
Keselamatan Kerja (occupational safety)
Secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya
serta hasil budaya dan karyanya
Secara keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
PENGERTIAN
KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau
peristiwa yang tidak diinginkan, membahayakan serta
merugikan manusia, proses kerja serta merusak harta
benda
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam
hubungan kerja, sejak seseorang meninggalkan rumah menunju
tempat kerja kembali kerumah menempuh jalan yang biasa
sehari-hari (UU No 3 tahun 1992)
Hampir Celaka (incident , near-miss, near-accident) adalah
suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang
apabila terjadi sedikit saja perbedaan akan membahayakan
dan merugikan manusia, merusak harta benda atau kerugian
terhadap proses
PENGERTIAN
KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan didiagnosis sebagai kecelakaan kerja apabila
Ada ruda paksa
Selama bekerja di tempat kerja,
Perjalanan dari rumah menuju tempat kerja dan kembali lagi ke rumah
melalui jalan yang wajar
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Ada perintah dari perusahaan/majikan yang berkaitan dengan
kepentingan perusahaan majikan
Meninggal Mendadak dapat dikategorikan sebagai kecelakaan
kerja apabila
Meninggal di tempat kerja, atau
Menderita suatu penyakit di tempat kerja kemudian dibawa ke rumah
sakit / unit pelayanan kesehatan lainnya dan tidak melebihi 24 jam.
KATAGORI KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan kerja dapat dikategorikan atas 2
golongan
1. Kecelakaan industri (on the job accident) yaitu
kecelakaan yang terjadi berkaitan dengan
pekerjaannya. Kecelakaan industri mendapat
kompensasi dan masuk statistik
2. Kecelakaan kompensasi (off the job accident) ,
yang tidak berhubungan langsung dengan
pekerjaannya. Kecelakaan kompensasi jug a
mendapat konpensasi tetapi tidak masuk statistik.
KATAGORI KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan konpensasi, seperti kecelakaan dan
meninggal di jalan raya pada waktu pergi atau pulang
dari tempat kerja, karena memberatkan perusahaan
(membayar konpensasi, kerugian jam kerja, kehilangan
tenaga produktif ) pada saat ini telah ditangani secara
sendiri dalam Program K-3
Setiap tahun lebih 30 ribu orang meninggal di jalan raya, yang
sebagian besar adalah tenaga kerja produktif
Angka ganti rugi off the job accident jauh lebih besar dari on the
job accident (Jamsostek)
PERSYARATAN KESELAMATAN KEJA
1. Mencegah dan mengurangi Kecelakaan 10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara
2. Mencegah, mengurangi dan yang baik
memadamkan kebakaran 11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang
3. Mencegah dan mengurangi bahaya baik
kebakaran 12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan
4. Memberi kesempatan atau jalan ketertiban
menyelamatkan diri dalam kejadian 13. Memperoleh keserasian antara tenaga
kebakaran atau kebakaran lainnya kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
5. Memberikan pertolongan dalam proses kerja
kecelakaan 14. Mengamankan dan memperlancar
6. Memberikan alat perlindungan diri bagi pengangkutan orang, binatang, tanaman
pekerja atau barang
7. Mencegah dan mengendalikan timbul 15. Mengamankan dan memelihara segala jenis
atau menyebar luasnya suhu, bangunan
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, 16. Mengamankan dan memperlancar
gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
radiasi, suara atau getaran. penyimpanan barang
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya 17. Mencegah terkena aliran listrik yang
penyakit akibat kerja berbahaya
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan 18. Menyesuaikan dan menyempurnakan
sesuai pengamanan pada pekerjaan yang
bahayanya menjadi bertambah tinggi
(UU No 1 Tahun 1970)
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
1. Mangkunegara, 2002
a. Keadaan tempat dan lingkungan kerja
Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang
berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya.
Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b. Pemakaian peralatan kerja
Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak
Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik
Pengaturan penerangan
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
2. H.W. Heinrich
a. Unsafe Action (Tindakan tidak aman) adalah tindakan yang
memicu terjadinya suatu kecelakaan kerja
tidak mengenakan masker
merokok di tempat yang rawan terjadi kebakaran
tidak mematuhi peraturan dan larangan K3
b. Unsafe Condition (Kondisi tidak aman) berkaitan erat dengan
kondisi lingkungan kerja yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan
kurang ergonomis
lantai yang licin,
tangga rusak,
udara yang pengap
pencahayaan kurang
terlalu bising
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
3. Frank Bird
a. Penyebab langsung (immediate cause) adalah penyebab yang
langsung memicu terjadinya kecelakaan
Terpeleset
Kejatuhan suatu benda
b. Penyebab tidak langsung adalah penyebab yang memberikan
kontribusi terhadap terjadinya kecelakaan
tumpahan minyak yang menyebabkan lantai licin
kondisi penerangan yang tidak baik
terburu-buru atau kurangnya pengawasan
PENYEBAB
KECELAKAAN KERJA
4. ILO
a. Penyebab langsung
Unsafe conditions dan sub-standard conditions
Unsafe acts dan sub-standard practice
b. Penyebab Dasar
Faktor manusia
Faktor lingkungan
PENYEBAB LANGSUNG
1. Unsafe dan sub-standard conditions (kondisi
berbahaya)
Pengaman yang tidak sempurna
Peralatan/bahan yang tidak seharusnya
Penerangan kurang/berlebih
Ventilasi kurang
Iklim kerja tidak sesuai
Getaran
Kebisingan cukup tinggi
Pakaian tidak sesuai
Ketatarumahtanggaan yang buruk (poor house
keeping)
PENYEBAB LANGSUNG
2. Unsafe acts dan sub-standard practice : tindakan yang berbahaya
atau menyimpang dari tata kerja/prosedur kerja aman
Melakukan pekerjaan tanpa wewenang
Menghilangkan fungsi alat pengaman (melepas/mengubah)
Memindahkan alat-alat keselamatan
Menggunakan alat yang rusak
Menggunakan alat dg cara yang salah
Bekerja dengan posisi/sikap tubuh yang tidak aman
Mengangkat secara salah
Mengalihkan perhatian (mengganggu, mengagetkan, bergurau)
Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang ditentukan
Mabuk karena minuman beralkohol
PENYEBAB DASAR
Faktor manusia
Kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi
Kurangnya pengetahuan dan
Stres
Motivasi yang salah
Faktor lingkungan
Kepemimpinan dan pengawasan kurang
Peralatan dan bahan kurang
Perawatan peralatan yang kurang
Standar kerja kurang
PENYEBAB KECELAKAN DI INDUSTRI

Kegagalan komponen, misalnya desain alat yang tidak


memadai & tidak mampu menahan tekanan, suhu atau
bahan korosif
Penyimpangan dari kondisi operasi normal, seperti
kegagalan dalam pemantauan proses, kesalahan
prosedur, terbentuknya produk samping
Kesalahan manusia (human error), seperti mencampur
bahan kimia tanpa mengetahui jenis & sifatnya, kurang
terampil, & salah komunikasi
Faktor lain, misalnya sarana yang kurang memadai,
bencana alam, sabotase, kerusuhan massa.
KLASIFIKASI KECELAKAAN KERJA
1. Menurut jenis kecelakaan 3. Menurut sifat cedera
* Jatuh * Patah tulang
* Tertimpa benda jatuh
* Keseleo
* Menginjak, terantuk
* Memar
* Terjepit,terjempit
* Gerakan berlebihan * Amputasi
* Kontak suhu tinggi * Luka bakar
* Kontak aliran listrik * Keracunan akut
* Kontak dengan bahan berbahaya/radiasi * Kematian
2. Menurut media penyebab 4. Menurut bagian tubuh yang cedera
* Mesin
* Kepala
* Alat angkut & alat angkat
* Leher
* Peralatan lain
* Bahan, substansi & radiasi * Badan
* Lingkungan kerja * Anggota gerak atas
* Penyebab lain * Anggota gerak bawah
TEORI KECELAKAAN
1. Teori Heinrich , lebih dikenal dengan Teori Domino menyebutkan
bahwa kecelakaan kerja adalah suatu rangkaian kejadian. Faktor
yang terkait dalam rangkaian tersebut adalah lingkungan, kesalahan
manusia, perbuatan atau kondisi yang tidak aman, kecelakaan dan
cedera atau kerugian.
2. Teori Multiple causation , teori ini menyebutkan bahwa kecelakaan
kerja terjadi karena banyak penyebab yakni kondisi yang tidak
aman (unsafe condition) dan tindakan yang tidak aman (unsafe
action).
3. Teori Gordon (1949), kecelakaan terjadi karena adanya interaksi
(tiga) hal yakni korban, perantara terjadinya kecelakaan dan
lingkungan yang kompleks. Untuk memahami mengenai penyebab
terjadinya kecelakaan, harus diketahui karakteristik dari korban,
perantara dan lingkungan
TEORI KECELAKAAN
4. Teori Domino Terbaru, berkembang sekitar tahun 1969. Dalam teori
ini diungkapkan bahwa penyebab terjadinya kecelakaan adalah
adanya ketimpangan manajemen. Teori tersebut merupakan
pengembangan dari Teori Heinrich yang menjyebutkan bahwa
manajemen juga ikut berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan
kerja.
5. Teori Reason menyebutkan bahwa kecelakaan terjadi karena
adanya lubang dalam system pertahanan. Sistem pertahanan yang
dimaksud adalah pelatihan dan prosedur yang mengatur kelamatan
dan kesehatan kerja.
6. Teori Frank E Bird Peterson , menyebutkan bahwa kecelakaan
terjadi karena adanya kontak dengan suatu sumber energy seperti
mekanis, kimia, kinetic, fisis yang dapat mengakibatkan cedera
pada manusia, alat maupun lingkungan.
TEORI KECELAKAAN
7. Teori energi. Teori Frank E Bird Peterson selanjutnya
dikembangkan oleh Derek Viner (1998) menjadi
Konsep Energi. Konsep ini menyebutkan bahwa
kecelakaan terjadi akibat energi yang lepas dan
mengenai si penerima
Seperti kita ketahui bersama bahwa energi di alam ini tersaji
dalam beberapa bentuk misalnya mekanis, kimia, kinetic,
radiasi, dan lain-lain.
Cedera terjadi karena energi yang mengenai penerima melebihi
ambang batas kemampuan penerima.
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

1. Peraturan 7. Penelitian secara


perundangan statistik
2. Standarisasi 8. Pendidikan
3. Pengawasan 9. Pelatihan
4. Penelitian teknik 10.Penggairahan
5. Riset medis 11. Asuransi
6. Penelitian psikologis
PENDEKANAN PENCEGAHAN
KECELAKAAN
1. Pendekatan Energi
Sesuai dengan konsep energi, pendekatan pencegahan
kecelakaan dilakukan mulai dari
Sumber energi (bahaya). Contoh pengendalian pada sumber
energi adalah memakai peredam suara pada mesin, mengganti
mesin dengan mesin yang lebih rendah tingkat kebisingannya
Sepanjang aliran energi. Pendekatan berikutnya adalah di
sepanjang aliran energi. Misalnya untuk mengurangi kebisingan
dengan jalan memasang dinding kedap suara atau
memindahkan area kerja.
Penerima energi, misalnya untuk mengurangi kebisingan
dengan menggunakan alat penutup telinga.
PENDEKANAN PENCEGAHAN
KECELAKAAN
2. Pendekatan Manusia
Data menyebutkan bahwa sebanyak 85% kecelakaan
kerja pada manusia disebabkan oleh unsafe action. Oleh
karena itu pendekatan pencegahan kecelakaan adalah
menghilangkan unsafe action dengan jalan
Pembinaan dan pelatihan
Promosi K3 dan kampanye K3
Pembinaan perilaku aman
Pengawasan dan inspeksi K3
Audit K3
Komunikasi K3
Pengembangan prosedur kerja aman
PENDEKANAN PENCEGAHAN
KECELAKAAN
3. Pendekatan Teknis
Menyangkut kondisi fisik, peralatan, lingkungan kerja
maupun proses produksi. Pendekatan teknis untuk
mencegah kecelakaan misalnya
Pembuatan rancang bangun yang sesuai dengan standard dan
ketentuan yang berlaku.
Memasang system pengamanan pada alat kerja atau instalasi
untuk mencegah kecelakaan dalam pengoperasian alat,
misalnya tutup pengaman mesin, system inter lock, system
alarm, dan sebagainya
PENDEKANAN PENCEGAHAN
KECELAKAAN
4. Pendekatan Administratif
Pendekatan secara administratif dapat dilakukan
dengan cara:
Penyediaan alat keselamatan kerja
Mengatur pola kerja
Membuat Standar Operating Procedure pengoperasian mesin
Pengaturan waktu dan jam kerja untuk menghindari kelelahan
pekerja
PENDEKANAN PENCEGAHAN
KECELAKAAN
5. Pendekatan Manajemen
Pencegahan kecelakaan dari sisi manajemen antara
lain:
Menerapkan Sistem Manajemen K-3
Mengembangkan organisasi K3
Mengembangkan komitmen dan kepemimpinan K3, khususnya
untuk manajemen tingkat atas
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Terdiri dari 31 Golongan penyakit sesuai Keppres No.
22 Tahun 1993
Harus dapat dibuktikan bahwa penyakit tersebut
disebabkan karena pekerjaan dan lingkungan kerja.
Ruang lingkup perlindungannya sampai dengan 3
tahun setelah berhenti bekerja
Penyakit akibat hubungan kerja (Work Related Disease)
merupakan penyakit yang dicetuskan, dipermudah atau
diperberat oleh pekerjaan, tetapi tidak mendapatkan
kompensasi JKK
PENETAPAN CACAT
Cacat anatomis bidang orthopaedi dapat
ditetapkan kurang dari 6 (enam) bulan sampai
dengan 2 (dua) tahun setelah luka sembuh
Cacat fungsi bidang orthopaedi selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan sampai dengan 2
(dua) tahun setelah dilakukan semua terapi
maksimum termasuk rehabilitasi medis
Cacat Kosmetik, tidak diberikan kompensasi selama
tidak mengakibatkan berkurangnya fungsi, namun
biaya perawatan pengobatannya dapat diberikan
sebatas plafon
REHABILITASI MEDIS
Adalah upaya tindak lanjut perawatan dan
pengobatan (termasuk terapi psikologis) untuk
mengembalikan fungsi anggota tubuh akibat
cacat anatomis
Contoh : Tenaga kerja mengalami amputasi kaki dan
harus menggunakan kaki palsu (Prothese kaki).
Untuk menggunakan kaki palsu diperlukan latihan
(rehabilitasi medik) yang memerlukan biaya
Catatan : Tindakan rehabilitasi medis yang tidak
berkaitan dengan cacat anatomis, penggantian biaya
termasuk dalam biaya perawatan dan pengobatan
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan yang bertalian dengan


mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan
proses pengolahan, landasan, tempat
kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan kerja
Merupakan sarana utama untuk pencegahan
kerugian; cacat & kematian sebagai
kecelakaan kerja, kebakaran, & ledakan.
PERANAN KESELAMATAN KERJA
Aspek teknis: Upaya preventif utk mencegah
timbulnya resiko kerja
Aspek Hukum: Sebagai perlindungan bagi tenaga
kerja (TK) & orang lain di tempat kerja
Aspek ekonomi: Untuk efisiensi
Aspek sosial: Menjamin kelangsungan kerja &
penghasilan bagi kehidupan yang layak
Aspek kultural: Mendorong terwujudnya sikap &
perilaku yang disiplin, tertib, cermat, kreatif,
inovatif, & penuh tanggung jawab.
SASARAN KESELAMATAN KERJA

Sasaran keselamatan kerja ditujukan utk


melindungi TK & orang lain yg berada di
tempat kerja dari terjadinya kecelakaan
kerja, peledakan, penyakit akibat kerja,
kebakaran dan polusi yang memberi
dampak negatif terhadap korban, keluarga
korban, perusahaan, teman sekerja
korban, pemerintah serta masyarakat.
KOMPENSASI PUTUS KERJA
Dalam hal hak pekerja/buruh ter-PHK menurut UU No. 13 Tahun 2003 atau
lebih besar dari Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja
Bersama dari Dana Cadangan yang terkumpul pada Penyelenggara
Program, maka kekurangannya dibayar oleh Pengusaha dengan contoh
perhitungan sebagai berikut :
Perusahaan A mempekerjakan 112 orang pekerja/buruh sejak bulan
Oktober 2000, pengusaha mengikutkan seluruh pekerja/buruh pada
Penyelenggara Program pada bulan Oktober tahun 2007.
Upah pekerja/buruh antara Rp.800.000,00- s/d Rp.15.000.000,00 perbulan
dengan rata-rata Rp. 2000.000,00 perbulan. Selama 36 (tiga puluh enam)
bulan Dana Cadangan Kompensasi PHK yang telah terkumpul diperkirakan
sebesar Rp. 241.920.000,00.
Kemudian pada tanggal 29 Oktober 2010 pekerja/buruh X meninggal dunia.
Pekerja/buruh X tersebut mempunyai upah Rp.15.000.000,00 perbulan.
KOMPENSASI PUTUS KERJA
Hak pekerja/buruh atas Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja
dan Uang Penggantian Hak adalah :
- Uang Pesangon 2 x 9 bulan upah = 18 bulan upah = Rp. 270.000.000,00
- Uang Penghargaan Masa Kerja = 4 bulan upah = Rp. 60.000.000,00
- Uang Penggantian Hak = 15 % x 22 bulan upah = Rp 49.500.000,00
Jumlah = Rp. 379.500.000,00
Pembayaran dari Dana Cadangan Kompensasi PHK oleh Penyelenggara
Program adalah berdasarkan upah sebulan sebesar 5 kali PTKP :
- Uang Pesangon 2 x 9 bulan upah = 18 bulan upah = Rp. 99.000.000,00
- Uang Penghargaan Masa Kerja = 4 bulan upah = Rp. 22.000.000,00
- Uang Penggantian Hak = 15 % x 22 bulan upah = Rp. 18.150.000,00
Jumlah = Rp. 139.150.000,00
Dengan demikian pengusaha harus membayar selisih hak pekerja/buruh X
sebesar Rp. Rp. 379.500.000,00 -139.150.000,00 = Rp. 239.850.000,00
TERIMA KASIH

38

Anda mungkin juga menyukai