TINJAUAN PUSTAKA
seseorang. Dalam Pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui
seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali bnenda atau kejadian tertentu
dan potensi yang menindaki, yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya,
mengarahkan tindakan.
semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda (Permenaker
No. 03/MEN/1998). Pengertian lain kecelakaan kerja adalah semua kejadian yang tidak
Menurut Bird dan Germain (1990), terdapat tiga jenis kecelakaan kerja, yaitu:
5
6
kerugian.
3. Near miss, yaitu kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir
Berdasarkan lokasi dan waktu, kecelakaan kerja dibagi menjadi empat jenis, yaitu
(Sedarmayanti, 2013):
Berdasarkan tingkatan akibat yang ditimbulkan, kecelakaan kerja dibagi menjadi tiga
jenis,yaitu (Suma’mur,2014):
1. Kecelakaan kerja ringan, yaitu kecelakaan kerja yang perlu pengobatan pada
hari itu dan bisa melakakukan pekerjaannya kembali atau istirahat < 2 hari.
pengobatan dan perlu istirahat selama > 2 hari. Contoh: terjepit, luka sampai
3. Kecelakaan kerja berat, yaitu kecelakaan kerja yang mengalami amputasi dan
7
Kecelakaan kerja terjadi karena perilaku personel yang kurang hati-hati atau
ceroboh atau bisa juga karena kondisi yang tidak aman, apakah itu berupa fisik,atau
tindakan yang berbahaya (unsafe act) dan 15% disebabkan oleh kondisi yang
penerangan yang tidak sesuai, Alat Pelindung Diri (APD) tidak efektif, lantai
alat pelindung diri, dan lain-lain, hal ini disebabkan oleh gangguan kesehatan,
a. Situasi Kerja
1. Pengendalian manajemen yang kurang.
b. Kesalahan Orang
1. Keterampilan dan pengetahuan yang minim.
d. Kecelakaan
1. Kejadian yang tidak terduga.
3. Terjatuh.
Kecelakaan kerja juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut
(Rachmawati,2008):
1. Faktor fisik, yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat
2. Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, awan, cairan, dan benda-
benda padat.
a. Faktor Lingkungan
yaitu:
pencahayaan dan penerangan di tempat kerja dan pengaturan suhu udara ruang
kerja.
2. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat kerja yang
dan ruangan.
Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik dengan
baiknya pagar atau tutup pengaman pada bagian-bagian mesin atau perkakas
yang bergerak, antara lain bagian yang berputar. Bila pagar atau tutup pengaman
telah terpasang, harus diketahui dengan pasti efektif tidaknya pagar atau tutup
10
pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan ukurannya yang sesuai terhadap
mesin atau alat serta perkakas yang terhadapnya keselamatan pekerja dilindungi.
Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi bagi
pekerja.Alat pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan, yang
penggunaannya.
d. Faktor manusia
menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (OHSAS 18001,
2007). Bahaya diartikan sebagai potensi dari rangkaian sebuah kejadian untuk muncul
dan menimbulkan kerusakan atau kerugian. Jika salah satu bagian darirantai kejadian
hilang, maka suatu kejadian tidak akan terjadi. Bahaya terdapat dimana-mana baik di
tempat kerja atau di lingkungan, namun bahaya hanya akan menimbulkan efek jika
a. Bahaya Mekanik, disebabkan oleh mesin atau alat kerja mekanik seperti
a. Bahaya Fisik, antara lain kebisingan, getaran, radiasi ion dan non pengion,
b. Bahaya Kimia, antara lain yang berkaitan dengan material atau bahan seperti
d. Bahaya Biologi, antara lain yang berkaitan dengan makhluk hidup yang berada di
lingkungan kerja yaitu bakteri, virus, protozoa, dan fungi (jamur) yang bersifat
patogen.
e. Bahaya Psikologi, antara lain beban kerja yang terlalu berat, hubungan dan kondisi
Manajemen ancaman bahaya kerja adalah suatu proses interaksi yang digunakan
Jadi, manajemen bahaya kerja merupakan suatu alat yang bila digunakan
dengan benar akan menghasilkan lingkungan kerja yang aman, bebas dari ancaman
bahaya di tempat kerja (Haryanto, 2010). Tahapan manajemen bahaya kerja, antara lain
2.5 Risiko
Kata risiko dipercaya berasal dari bahasa arab yaitu “rizk” yang berarti“ Hadiah
sebagai “kombinasi dari frekuensi, atau probabilitas munculnya, dan konsekuensi dari
suatu kejadian yang dapat menimbulkan efek terhadap suatu objek. Risiko diukur
Risiko dapat dinilai secara kualitatif, semi-kualitatif atau kuantitatif. Dalam buku
Profesional, risiko dibagi menjadi 5 (lima) macam (kolluru, 1995) antara lain:
Risiko ini secara umum memiliki ciri-ciri antara lain probabilitas rendah(low
kecelakaan yang tinggi (high consequence accident), bersifat akut, dan menimbulkan
efek secara langsung. Tindakan pengendalian yang harus dilakukan dalam respon
secara jelas dan lebih fokus pada keselamatan manusia dan pencegahan timbulnya
Risiko ini secara umum memiliki ciri-ciri antara lain memiliki probabilitas tinggi (high
probability), tingkat pemajanan yang rendah (low level exposure), konsekuensi yang
(long latency), efek tidak langsung terlihat dan bersifat kronik (delayed effect).
Hubungan sebab akibatnya tidak mudah ditentukan. Risiko ini fokus pada kesehatan
Risiko ini memiliki ciri-ciri antara lain melibatkan interaksi yang beragam antara
populasi dan komunitas ekosistem pada tingkat mikro maupun makro, ada
ketidakpastian yang tinggi antara sebab dan akibat, risiko ini fokus pada habitat dan
dampak ekosistem yang mungkin bisa bermanifestasi jauh dari sumber risiko.
Ciri dari risiko ini lebih berkaitan dengan presepsi kelompok atau umum
dan
terdapat
Ciri-ciri dari risiko ini antara lain memiliki risiko yang jangka panjang dan jangka
akan selalu berkaitan dengan finansial dan mengacu pada tingkat efektivitas dan
efisiensi.
15
tahap awal dari proses peningkatan secara berkelanjutan yang diterapkan pada sebuah
perusahaan atau organisasi. Manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai proses untuk
menghilangkan atau meminimalkan efek merugikan terhadap risiko yang dimiliki oleh
Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis, banyak
terhadap tipe risiko, namun sebagian besar memiliki rangkaian kegiatan yang sama
yaitu identifikasi bahaya, evaluasi nilai risiko dan pengendalian. Proses ini dapat
diterapkan pada semua tingkatan kegiatan, jabatan, proyek, produk maupun aset.
Manajemen risiko dapat memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak awal
1. Fewer Surprise.
Pengendalian kejadian yang tidak diinginkan adalah dengan cara identifikasi dan
2. Exploitation of Opportunity.
16
diri akan pengetahuan mereka tentang risiko dan memiliki kemampuan untuk
mengendalikannya.
membuka kesempatan untuk muncul ide baru dan perencanaan yang lebih efektif. Hal
Keuntungan dalam hal ekonomi dan efisiensi akan tercapai dengan lebih fokus pada
mengenai alasan pengambilan suatu keputusan sehingga tercipta komunikasi dua arah.
7. Enhanced reputation.
Investor, pemberi dana, suppliers, dan pelanggan akan lebih tertarik terhadap
8. Director protection.
17
Dengan manajemen risiko yang baik maka pekerja akan lebih hati-hati dan waspada
Manajemen risiko terhadap risiko pribadi secara umum akan meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan pribadi. Komponen utama yang terdapat dalam manajemen risiko
yang dikeluarkan
eksternal terkait dengan proses manajemen risiko secara keseluruhan. Selain itu
komunikasi dan konsultasi juga dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil manajemen
2. Penetapan Tujuan
menentukan parameter proses termasuk kriteria risiko yang akan dilakukan penilaian.
Hal-hal yang dilakukan meliputi menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang
3. Identifikasi Risiko
4. Analisis Risiko
5. Evaluasi Risiko
Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar. Hal ini
pengendalian.
6. Pengendalian Risiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan berbagai
Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta
yang telah diurutkan sesuai dengan mekanisme pengurangan paparan, dengan urutan
1. Eliminasi
19
mengendalikan paparan, namun juga merupakan langkah yang paling sulit untuk
bahan bakar.
2. Substitusi
Pada saat suatu sumber bahaya tidak dapat dihilangkan secara keseluruhan, maka
atau material. Proses substitusi umumnya membutuhkan banyak trial-and error untuk
mengetahui apakah teknik atau substansi alternatif dapat berfungsi sama efektif dengan
yang sebelumnya. Penting untuk memastikan bahwa agen pengganti sudah diketahui
dan memiliki bahaya atau tingkat toksisitas yang lebih rendah. Sebagai contoh
3. Engineering Control
Tipe pengendalian ini merupakan yang paling umum digunakan. Karena memiliki
kemampuan untuk merubah jalur transmisi bahaya atau mengisolasi pekerja dari
bahaya. Tiga macam alternatif pengendalian engineering antara lain dengan isolasi,
a. Isolasi, prinsip dari sistem ini adalah menghalangi pergerakan bahaya dengan
b. Guarding, prinsip dari sistem ini adalah mengurangi jarak atau kesempatan kontak
c. Ventilasi, cara ini paling efektif untuk mengurangi kontaminasi udara, berfungsi
4. Pengendalian Administratif
pengendalian ini mengandalkan sikap dan kesadaran dari pekerja. Pengendalian ini
baik untuk jenis risiko yang rendah, sedangkan untuk tipe risiko yang signifikan harus
disertai dengan pengawasan dan peringatan. Dengan kata lain sebelumnya sudah harus
a. Rotasi dan penempatan pekerja, metode ini bertujuan untuk mengurangi tingkat
paparan yang diterima pekerja dengan membagi waktu kerja dengan pekerja yang lain.
secara aman. Dengan pengetahuan dan pengertian terhadap bahaya pekerjaan, maka
keselamatan, melainkan juga mengurangi debu dan kontaminan lain yang bisa menjadi
jalur pemajan. Kebersihan pribadi juga penting karena dapat mengarah kepada
21
kontaminasi melalui ingesti, maupun kontaminasi silang antara tempat kerja dan
tempat tinggal.
e. Jadwal kerja, metode ini menggunakan prinsip waktu kerja, pekerjaan dengan risiko
tinggi dapat dilakukan saat jumlah pekerja yang terpapar lebih sedikit.
f. Monitoring dan surveilan kesehatan, metode yang digunakan untuk menilai risiko
menggunakan alat, seperti: respirator, sarung tangan, overall dan apron, boots,