C. DEFINISI INCIDENT
Accident dibedakan dengan ‘incident’. Perbedaan antara keduanya adalah ada atau
tidaknya loss (kerugian). Accident selalu disertai dengan timbulnya kerugian, sedangkan
incident tidak disertai dengan kerugian.
Incident adalah mirip dengan accident, namun bedanya adalah incident tidak disertai
dengan kerugian. Yang termasuk kedalam kategori incident adalah: nearmiss, dan
kejadian-kejadian berbahaya.
Contohnya: tali carmantel yang digunakan pekerja pada ketinggian putus.
D. DANGER (BAHAYA)
Merupakan tingkat bahaya dari suatu kondisi di mana atau kapan muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman atau selamat.
Contohnya: ketika pekerja pada ketinggian menggunakan tali carmantel yang sudah
hampir putus.
1. Tidak diduga semula, oleh karena di belakang peristiwa kecelakaan tidak terdapat
unsur kesengajaan dan perencanaan
2. Tidak diinginkan atau diharapkan, karena setiap peristiwa kecelakaan akan selalu
disertai kerugian baik fisik maupun material
Sebab dasar merupakan sebab atau faktor yang mendasari secara umum terhadap
kejadian atau peristiwa kecelakaan. Sebab dasar kecelakaan kerja di industri antara lain
meliputi faktor:
Sebab utama dari kejadian kecelakaan kerja adalah adanya faktor dan persyaratan
K3 yang belum dilaksanakan secara benar (substandards). Sebab utama kecelakaan kerja
karena:
a. Faktor manusia atau dikenal dengan istilah tindakan tidak aman (Unsafe
Action) yaitu merupakan tindakan berbahaya dari para tenaga kerja yang
mungkin dilatarbelakangi oleh berbagai sebab antara lain:
- Kekurangan pengetahuan dan keterampilan (lack of knowledge and skill).
- Ketidakmampuan untuk bekerja secara normal (Inadequate Capability)
- Ketidakfungsian tubuh karena cacat yang tidak nampak (Biodilly defect).
- Kelelahan dan kejenuhan (Fatique and Boredom)
- Sikap dan tingkah laku yang tidak aman (Unsafe attitude and Habits)
- Kebingungan dan stres (Confuse and Stress) karena prosedur kerja yang
baru dan belum dipahami
- Belum menguasai/belum trampil dengan peralatan mesin-mesin baru
(Lack of skill)
- Penurunan konsentrasi (Difficulting in concerting) dari tenaga kerja saat
melakukan pekerjaan
- Sikap masa bodoh (Ignorance) dari tenaga kerja
- Kurang adanya motivasi kerja (Improper motivation) dari tenaga kerja
- Kurang adanya kepuasan kerja (Low job satisfaction)
- Sikap kecenderungan mencelakai diri sendiri
b. Faktor lingkungan atau dikenal dengan kondisi tidak aman (Unsafe Condition)
yaitu kondisi tidak aman dari: mesin, peralatan, pesawat, bahan; lingkungan
dan tempat kerja; proses kerja; sifat pekerjaan dan sistem kerja. Lingkungan
dalam artian luas dapat diartikan tidak saja lingkungan fisik, tetapi juga
faktor-faktor yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas, pengalaman manusia
yang lalu maupun sesaat sebelum bertugas, pengaturan organisasi kerja,
hubungan sesama pekerja, kondisi ekonomi dan politik yang bisa mengganggu
konsentrasi.
Hazard disini adalah segala bentuk kegiatan (task), pekerjaan (job), benda/alat
yang dipergunakan (tools), serta lingkungan sekitar tempat kerja (environtment) yang
dapat berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja, baik
berupa incident maupun accident pada pekerjanya.
e. Cahaya
Cahaya yang kurang atau terlalu terang dapat merusak mata. Sering atau terus menerus bekerja
di bawah cahaya yang redup (insufisiensi) dalam jangka pendek menimbulkan ketidaknyamanan
pada mata (eye strain), berupa nyeri atau kelelahan mata, sakit kepala, mengantuk, dan fatigue,
dalam jangka panjang dapat menimbulkan rabun dekat (myopia) atau mempercepat terjadinya
rabun jauh pada usia yang lebih muda (presbyopia). Selain itu, cahaya yang menyilaukan juga
dapat menimbulkan eye strain dan kelainan visus. Sedangkan pekerja berisiko terpajan silaunya
cahaya contohnya pekerja yang menggunakan visual display terminal seperi komputer dan
televisi.
d. Tekanan
Tekanan hiperbarik adalah tekanan yang melebihi 1 atm/ BAR, sering diialami oleh orang yang
berada di bawah permukaan laut, semakin dalam lokasinya semakin tinggi tekanannya. Efek dari
tekanan hiperbarik adalah barotitis dan barotrauma yang dapat menimbulkan kerusakan telinga
tengah dan paru.
e. Radiasi pengion
Radiasi pengion antara lain adalah sinar alfa, sinar beta, sinar gamma, sinarX, dan neutron.
Pekerja berisiko terpajan radiasi pengion adalah mereka yang bekerja dengan alat atau mesin
yang menggunakan sinar yang memancarkan radiasi pengion, seperti radiografer di bagian
radiologi suatu klinik atau rumah sakit, pekerja di laboratorium kimia, pembangkit listrik tenaga
nuklir, dan lainnya. Efek buruk dari radiasi pengion adalah efek genetik, karsinogenik, dan
gangguan perkembangan janin.
Banyak logam berat yang digunakan di berbagai tempat kerja, jarang dalam
bentuk murni namun dalam bentuk senyawa seperti timbal, merkuri, kadmium, krom,
cobalt, arsen, aluminium, berilium, nikel, dan mangan. Sebagai contoh timbal banyak
digunakan di industri baterai, kabel, insektisida, dan cat.
a) Melarutkan hidrokarbon lain seperti tar, lilin, minyak, dan bahan petrokimia
c) Membuat pupuk asam fosfat, pigment inorganik, serat tekstil buatan, bubur kertas dari
asam sulfat
Gas dan uap di udara tempat kerja ada yang bersifat asphyxiants, iritasi lokal,
4. Bahaya Biologi (Biological hazards)
Merupakan bahaya yang berasal dari hewan-hewan atau mikroorganisme tak kasat mata
yang berada disekitaran tempat kerja dan dapat masuk kedalam tubuh tanpa kita ketahui
sehingga banyak penanganannya dilakukan setelah pekerja terinfeksi. Contoh: bisa ular,
berbagai macam virus dan bakteri, dll
Terjadinya kecelakaan kerja adalah sesuatu yang tidak bisa diprediksi, akan tetapi
masih bisa dicegah. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja perlu dilakukan
beberapa tindakan preventif dengan memahami terlebih dahulu faktor-faktor yang
menyebabkan kecelakaan kerja.
Geller (2001) menyebutkan bahwa terdapat tiga faktor yang berkontribusi pada
kecelakaan kerja, yaitu environtment factor (lingkungan), person factor
(manusia), dan behaviour factors (perilaku).
Aspek-aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang harus diperhatikan oleh perusahaan
antara lain adalah sebagai berikut (Anoraga, 2005):
a. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau karyawan dalam beraktifitas
bekerja. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut kondisi kerja, seperti ventilasi, suhu,
penerangan dan situasinya.
Alat kerja dan bahan merupakan suatu hal yang pokok dibutuhkan oleh perusahaan untuk
memproduksi barang. Dalam memproduksi barang, alat-alat kerja sangatlah vital yang digunakan
oleh para pekerja dalam melakukan kegiatan proses produksi dan di samping itu adalah bahan-
bahan utama yang akan dijadikan barang.
c. Cara melakukan pekerjaan
Setiap bagian-bagian produksi memiliki cara-cara melakukan pekerjaan yang berbeda-beda yang
dimiliki oleh karyawan. Cara-cara yang biasanya dilakukan oleh karyawan dalam melakukan
semua aktivitas pekerjaan, misalnya menggunakan peralatan yang sudah tersedia dan pelindung
diri secara tepat dan mematuhi peraturan penggunaan peralatan tersebut dan memahami cara
mengoperasionalkan mesin.
Prinsip-prinsip yang harus dijalankan perusahaan dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) adalah sebagai berikut (Sutrisno dan Ruswandi, 2007):
4. Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (syarat-syarat lingkungan kerja)
antara lain tempat kerja steril dari debu,kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi, getaran
mesin dan peralatan, kebisingan, tempat kerja aman dari arus listrik, lampu penerangan
cukup memadai, ventilasi dan sirkulasi udara seimbang, adanya aturan kerja atau aturan
keprilakuan.