TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
A. Definisi Kecelakaan Kerja
Menurut PERMENAKER No. 03/MEN/1998 Kecelakaan kerja adalah
suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta benda (Kementrian Tenaga
Kerja, 1998). Kecelakaan adalah kejadian tidak terduga dan tidak diharapkan.
Dikatakan tidak terduga karena dibelakang peristiwa yang terjadi tidak
terdapat unsur kesengajaan atau unsur perencanaan, sedangkan tidak
diharapkan karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun
menimbulkan penderitaan dari skala paling ringan sampai paling berat
(Suma’mur, 2009).
Menurut Tarwaka (2016) Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang
jelas tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga semula yang dapat
menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban
jiwa yang terjadi di dalam suatu proses kerja indusri atau yang berkaitan
dengannya. Dengan demikian kecelakaan kerja mengandung unsur-unsur
sebagai berikut :
1. Tidak diduga semula, oleh karena dibelakang peristiwa kecelakaan tidak
terdapat unsur kesengajaan dan perencanaan
2. Tidak diinginkan atau diharapkan, karena setiap peristiwa kecelakaan akan
selalu disertai kerugian baik fisik maupun mental
3. Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan, yang sekurang-kurangnya
akan dapat menyebabkan gangguan proses kerja.
Menurut Tarwaka (2016) pada pelaksanaannya kecelakaan kerja
diindustri dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kategori utama yaitu :
1. Kecelakaan industri, yaitu suatu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja,
karena adanya potensi bahaya yang tidak terkendali
9
10
paku yang ada pada struktur bekisting karena kurang kokohnya lantai kerja
atau scaffolding tempat kerja tersebut melakukan pekerjaan struktur bekisting.
1. Teori Domino
Teori Domino dikembangkan oleh H.W Heinrich (1931) dalam
(Salami dkk, 2016) yang menyatakan bahwa, kecelakaan kerja disebabkan
oleh perilaku tidak aman (unsafe act) 88%, kondisi tidak aman (unsafe
condition) 10% dan “acts of God” 2% atau tidak dapat dihindari. Heinrich
mengajukan lima faktor/kartu urutan kecelakaan dimana setiap faktor
secara berurutan akan menentukan kejadian tahap berikutnya sehingga
disebut sebagai teori domino. Kelima urutan fakor/kartu tersebut adalah:
a. Lingkungan sosial
b. Kesalahan pekerja
c. Perilaku tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe
condition)
d. Kecelakaan
e. Cedera/jejas dan kerusakan
Teori domino ini kemudian dikembangkan oleh beberapa peneliti
kecelakaan kerja, diantaranya:
a. Bird : menambah teorema kelima, yaitu kesalahan manajerial dengan
tidak menentukan kebijakan manajerial yang aman
15
1. Error (kesalahan)
Keterampilan atau skill berasal dari kata dasar mampu yang
dalam hubungan dengan tugas / pekerjaan berarti dapat (kata
sifat/keadaan) melakukan tugas atau pekerjaan sehingga
menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan.
Kemampuan juga dapat ditujukan kepada sifat atau keadaan
seseorang yang dapat melaksanakan tugas/pekerjaan atas dasar
ketentuan yang ada.
2. Violation (pelanggaran) didefinisikan sebagai perilaku yang
secara sengaja melanggar peraturan dan prosedur.
a) Tidak mematuhi instruksi
b) Tidak menggunakan alat yang seharusnya
c) Melakukan pekerjaan diluar kewenangannya
d) Melanggar peraturan pelatihan
e) Melakukan pekerjaan berlebihan
f) Tidak melakukan persiapan pekerjaan
g) Mendapatkan instruksi dari orang yang tidak berwenang
h) Bekerja diluar lokasi yang seharusnya
Perilaku tidak aman yang terdiri dari kesalahan dan pelanggaran
merupakan tindakan dari pekerja yang secara langsung dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan. Contoh dari perilaku tidak
aman pekerja menggunakan peralatan yang tidak benar
dikarenakan pekerja tidak tahu peralatan yang seharusnya
digunakan atau pekerja salah dalam memilih peralatan yang sesuai
untuk digunakan, menggunakan APD yang tidak sesuai merupakan
perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Menurut Bird dan Germain (1990) dalam Tarwaka (2016),
menyebutkan tindakan tidak aman yaitu pelanggaran terhadap tata
cara kerja yang aman sehingga dapat menimbulkan peluang akan
30
kecelakaan, jenis kecelakaan atau mode cidera, agen penyebab atau objek
kerja, jenis cidera atau luka, dampak atau akibat cidera, jenis pekerjaan
tertentu, penyimpangan dari keadaan normal dan lokasi tubuh yang terluka.
Klasifikasi kecelakaan di industri secara garis besar dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Klasifikasi berdasarkan mode cidera (classification of mode of injury)
a. Kontak dengan arus listrik, temperatur, bahaya berbahaya, dan beracun
(kontak tidak langsung dengan percikan pengelasan, kontak langsung
dengan arus listrik, kontak dengan pemanasan atau pembakaran terbuka,
kontak dengan benda yang sangat dingin, kontak B3 melalui pernapasan,
kulit dan mata, kontak melalui sistem pencernaan atau tertelan atau
melalui makanan, dll);
b. Tercelup dalam cairan liquid, terpendam dibawah bahan-bahan padat atau
solid, terselimuti atau gas atau partikel udara pencemar, dan sejenisnya;
c. Terjatuh, terjerembat kedalam objek tidak bergerak dan sejenisnya;
d. Tertabrak/terbentur oleh objek yang bergerak atau melayang atau oleh
objek yang terjatuh, benturan dengan objek tidak bergerak, dan sejenisnya;
e. Kontak dengan benda tajam dan kasar, seperti kontak dengan pisau, paku
dan benda tajam sejenisnya;
f. Terjerat, terlilit, dan sejenisnya;
g. Pemaparan berlebihan terhadap gelombang radiasi, kebisingan,
pembebanan terhadap bahan mekanik, dan sejenisnya;
h. Tergigit oleh binatang, dan sejenisnya;
i. Kontak dengan objek lainnya yang belum terklarifikasi
2. Klasifikasi menurut agen penyebabnya (classification of the material item or
agency)
a. Bangunan, area tempat kerja pada lantai yang sama;
b. Bangunan, konstruksi, area kerja pada ketinggian;
c. Bangunan, konstruksi, area kerja pada kedalaman
32
2.2 KerangkaTeori
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dijelaskan maka disusun
kerangka teori menurut Teori Keju Swiss (Swiss Cheese Theory) sebagai berikut:
Pengaruh pengorganisasian :
1. Sumber daya/Manajemen
2. Iklim organisasi
3. Proses Organisasi
Kecelakaan kerja
Gambar 2.2 Bagan Konsep Teori Keju Swiss (Swiss Cheese Theory)
Reason (1990), Reason (1997)
44