Anda di halaman 1dari 8

3/13/2020

2 2
v1 v
z1  y1   z2  y2  2  H
2g 2g

Hidrolika
Sifat ALiran
 Aliran beraturan dan Aliran tidak beraturan

 Aliran sub-kritis, kritis dan super-kritis

(y > yc ) , (y = yc) dan (y < yc )

Persamaan Bernoulli :
Gambar 3.1

Jenis Aliran Aliran dalam Saluran (1)


1. Chezy

v = kecepatan aliran (m/det)


c = koefisien kekasaran Chezy
R = radius hidraulik (=A/P)
Sf = kemiringan garis energi
A = luas penampang basah
Aliran Beraturan Aliran Tidak Beraturan P = keliling basah

Luas Penampang Basah & Keliling Basah Aliran dalam Saluran (2)
2. Manning

A = (b + my) y
v = kecepatan aliran
n = koefisien kekasaran Manning

Q = v x A (m3/det)

P = b + 2y√(1+m 2)

1
3/13/2020

Aliran dalam Saluran (3) Koefisien Kekasaran Manning (1)

Lihat Tabel 3.1 :

Precast Concrete

Koefisien Kekasaran Manning (2) Koefisien Kekasaran Manning (3)

Koefisien Kekasaran Manning (5) Koefisien Kekasaran Manning (6)

2
3/13/2020

Aliran dalam Saluran (4) Kemiringan Tebing Saluran


Kemiringan tebing saluran :
Tergantung dari sifat tanah (Lihat Tabel 3.4)
 Batu 1 : 0,25
 Lempung kepasiran 1 : 1,5 ~ 1 : 2,5

 Tanah lunak 1:3~4

Penulisan 1 : m, m artinya horisontal.

Aliran dalam Saluran (5) Perbandingan b / y

Perkiraan Lebar Dasar Saluran (b)


Perbandingan b dengan y tergantung debit Q:
Q (m3/det) b/y
<3 2
3 ~ 10 3
10 ~ 25 4~6
25 ~ 100 7~9
CATAT

Tinggi Jagaan Saluran Drainase 1


Tinggi jagaan diperlukan untuk mengatasi kondisi
tidak terduga karena kenaikan muka air akibat
tersumbat sampah, tambahan aliran air dari luar,
penyempitan saluran, dsb.
Tabel 3.2
Q (m3/det) Tinggi Jagaan (m)
<1 0,4
1~2 0,5
2~5 0,6
6 ~ 10 0,7
11 ~ 15 0,8

3
3/13/2020

Saluran Drainase 2 Saluran Drainase 3

Saluran Drainase 4 Ujung Saluran (Tempat Pembuangan)

Aliran dalam Saluran (6) Penentuan Kemiringan Dasar Saluran (1)

Contoh Perhitungan / Latihan Kemiringan dasar saluran ditentukan oleh 2 hal.


1. Kemiringan tanah

2. Kecepatan air yang diijinkan

Vmin < Vijin < Vmaks

V min = 0,6 ~ 0,9 m/det (menghindari sedimentasi)


0,76 m/det (menghalangi tumbuhnya
tanaman air)

4
3/13/2020

Kasus 1 :
Penentuan Kemiringan Dasar Saluran (2)
Lahan Curam
V maks lihat Tabel 3.3

Praktek : Usahakan mengikuti kemiringan tanah (St)


dan mengikuti persyaratan kecepatan.

Kasus masalah:
o Kasus 1 : St > Sf maks v > v maks
o Kasus 2 : Sf min < St < Sf maks
o Kasus 3 : St < Sf min v < v min

Jalan Curam Jalan Curam

Lahan Curam dan Sedang


Solusi : Mengikuti Sf maks, konsekuensi membuat bangunan
terjun

5
3/13/2020

Kasus 2:
Jalan Curam dan Datar
Jalan Agak Curam / Sedang

Kasus 2 : Kondisi ideal

Kasus 3: Landai / Datar Jalan Datar

Kasus 3

Alternatif 1 :
Solusi : Ada 2 alternatif

1. Mengikuti kemiringan tanah, murah dengan risiko


pengendapan. Konsekuensi dengan pengerukan berkala.

2. Memenuhi syarat kecepatan, penggalian dalam, aliran


terhambat. Konsekuensi memasang bendung, membuat
waduk dan pompa (sistem polder)

Pengerukan Berkala

6
3/13/2020

Kasus 3 Kasus 3

Alternatif 2:
Membuat
sistem
Polder
Contoh :
Waduk
Pluit
Rumah Pompa

Back Water (1) Back Water (2)


 Back water = Aliran balik. Fenomena akibat hambatan :
 Terjadi apabila saluran menghadapi hambatan.
 Jenis hambatan :
1. penyempitan (akibat jembatan / gorong-gorong)
2. air tinggi (air laut pasang / air sungai banjir)

Back Water (3) Back Water (4)


Menghitung Panjang Pengaruh Back Water : (z1 - z2) / x = So, H / x = Sf

(dengan bantuan persamaan Bernoulli)


Diperoleh persamaan :

Misalkan y + v2/2g = E,
z1 + E1 = z2 +E2 + H Nilai Sf diperoleh dari persamaan Manning :
z1 - z2 = E2 - E1 + H
Kedua ruas dibagi dengan x :

7
3/13/2020

Jaringan Saluran Drainase Kota (1) Jaringan Saluran Drainase Kota (2)

Jaringan Saluran Drainase Kota (3)

Anda mungkin juga menyukai