Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

DASAR- DASAR TEKNIK KOMPUTER JARINGAN


DAN TELEKOMUNIKASI
“Praktik Kerja Yang Aman”

Guru Pembimbing : Elsi Puspita Sari, M.Pd.T

Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Nayla Faizatul Khusnah
2. Muhammad Rado Saputra
3. Reza Adela

SMK N 1 REJANG LEBONG


JURUSAN TEKNIK JARINGAN KOMPUTER DAN
TELEKOMUNIKASI
TAHUN AJARAN 2022/2023
A. Faktor yang menimbulkan potensi cedera atau penyakit akibat kerja
Tidak ada orang yang ingin mengalami kecelakaan kerja, tapi kadang kala hal
tersebut tidak terhindarkan. Selain perusahaan wajib menyediakan sarana keselamatan
kerja, Anda juga sebaiknya mengetahui penyebab kecelakaan kerja yang umum
terjadi agar dapat menghindarinya.
Kecelakaan kerja adalah insiden atau kejadian yang mengakibatkan seseorang
menderita cedera fisik maupun mental. Kecelakaan ini terjadi karena hal-hal yang
berhubungan dengan pekerjaan, misalnya kecelakaan di tempat kerja atau di
perjalanan saat Anda melakukan pekerjaan.
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan pada 2019, total kecelakaan
kerja di Indonesia mencapai 77.295 kasus. Meski jumlah ini turun 33 persen
dibanding 2018, angka tersebut masih cukup tinggi sehingga Anda patut waspada
selama menjalankan tugas.
Kecelakaan kerja biasanya terjadi karena kombinasi beberapa faktor penyebab
terjadinya insiden. Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja itu sendiri
dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu:

1) Faktor manusia
Faktor ini merupakan tindakan yang diambil atau tidak diambil untuk
mengontrol cara kerja di perusahaan.
2) Faktor material
Penyebab kecelakaan kerja ini berupa ledakan, kebakaran, dan paparan tidak
terduga dari zat beracun yang digunakan dalam industri yang bersangkutan,
misalnya zat asam atau zat kimia berbahaya.
3) Faktor peralatan
Faktor ini termasuk peralatan yang tidak terjaga dengan baik sehingga rentan
mengalami kegagalan fungsi dan mengakibatkan kecelakaan kerja.
4) Faktor lingkungan
Penyebab kecelakaan kerja ini mengacu pada keadaan tempat kerja, misalnya
suhu, kebisingan, kualitas udara, maupun kualitas pencahayaan.
5) Faktor proses
Ini termasuk ancaman yang muncul dari proses produksi, seperti debu yang
beterbangan, uap, asap, hingga suara bising yang berhubungan dengan faktor
produksi.
Jenis cedera akibat kecelakaan kerja
Tidak semua kecelakaan kerja menimbulkan korban cedera, meski tidak jarang
juga hal ini justru mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Cedera akibat kecelakaan
kerja sendiri dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan tingkat
keparahannya, yaitu:
 Cedera fatal (fatality): kecelakaan kerja yang sampai mengakibatkan
seseorang meninggal dunia.
 Cedera yang menyebabkan hilangnya waktu kerja (loss time injury):
kecelakaan kerja yang mengakibatkan seseorang menderita cacat permanen
atau kehilangan waktu produktifnya selama satu hari kerja atau lebih.
 Cedera yang menyebabkan kehilangan hari kerja (loss time day): kecelakaan
kerja yang mengakibatkan karyawan tidak bisa masuk kerja. Dasar-Dasar
Teknik Jaringan Komputer dan Komunikasi
 Tidak mampu kerja atau kerja terbatas (restricted duty): kecelakaan yang
mengakibatkan karyawan mengalami perubahan bagian atau jadwal/pola kerja.
 Dirawat di rumah sakit (medical treatment injury): kecelakaan kerja yang
mengakibatkan seseorang harus dirawat inap di rumah sakit atau rawat jalan
dengan pengawasan dokter.
 Cedera ringan (first aid injury): misalnya luka lecet, mata kemasukan debu
hingga iritasi, dan lain-lain.
 Tidak menimbulkan cedera (non-injury accident): kejadian potensial yang
dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Namun, kebakaran, peledakan, dan
pembuangan limbah tidak termasuk dalam cedera kategori ini.

B. Undang–undang Keselamatan Kerja


Sesuai dengan UU Ketenagakerjaan Tahun 2003, setiap pekerja berhak
mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (UU
Keselamatan Kerja) mengatur tentang prinsip-prinsip dasar yang berkaitan dengan
pelaksanaan keselamatan kerja. Tindakan harus diambil untuk mencegah kecelakaan
dan ledakan; untuk mengurangi kemungkinan kebakaran dan untuk memadamkan
api; dan setiap tindakan lain yang disebutkan sehubungan dengan tempat kerja.
Undang-undang tersebut juga memiliki ketentuan terkait pintu keluar kebakaran;
pertolongan pertama jika terjadi cedera, perlindungan dari polutan seperti gas,
kebisingan, dan lain-lain; perlindungan dari penyakit akibat kerja; dan penyediaan
alat pelindung diri bagi pekerja.
Semua kecelakaan harus dilaporkan kepada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri
Ketenagakerjaan. UU Keselamatan Kerja mencantumkan daftar industri yang
memerlukan pemeriksaan kesehatan pekerja sebelum bekerja. Pemeriksaan
kesehatan tahunan juga harus dilakukan.
Pihak pengusaha yang mempekerjakan 100 (seratus) atau lebih pekerja yang
terlibat dalam pekerjaan/kegiatan berisiko tinggi, maka harus menetapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai dengan persyaratan
hukum. Perwakilan pekerja harus menyetujui sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja; yang juga harus dijelaskan kepada semua pekerja,
pemasok, dan pelanggan. Kementerian Ketenagakerjaan harus mengawasi penerapan
sistem tersebut serta mengevaluasi dan menilai sistem tersebut secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai