Anda di halaman 1dari 10

BAB III

SITUASI WILAYAH

3.1 Kondisi Geografis

Wilayah kerja Puskesmas Tanjungpinang adalah kelurahan-kelurahan yang

terdapat pada kecamatan Tanjungpinang Barat. Wilayah kerja Puskesmas

Tanjungpinang tertera pada peta wilayah di bawah ini:

Gambar 3.1
Peta Kecamatan Tanjungpinang Barat

22
23

Puskesmas Tanjungpinang secara geografis terletak di Kecamatan Bukit

Bestari namun wilayah kerja puskesmas terletak di kecamatan Tanjungpinang

Barat.Secara geogafis puskesmas tanjungpinang merupakan kawasan pesisir pantai,

berbukit-bukit dan beberapa kawasan pantainya masih terdapat rawa.

Wilayah kerja Puskesmas Tanjungpinang sebelah barat berbatasan dengan

Kecamatan Tanjungpinang Kota, Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bukit

Bestari, Sebelah Utara berbatasan denagan Kecamatan Tanjungpinang Kota dan

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bukit Bestari. Secara administrasi

Kecamatan Tanjungpinang barat terdiri dari 4 kelurahan yaitu Kelurahan

Tanjungpinang Barat, Kelurahan Bukit Cermin, Kelurahan Kampung Baru dan

Kelurahan Kemboja.

3.2 Kependudukan

Berdasarkan dinas Kependudukan dan catatan sipil Kota Tanjungpinang tahun

2018 dan laju pertambahan penduduk, maka jumlah penduduk Kecamatan

Tanjungpinang barat mengalami penurunan walaupun tidak terlalu signifikan yaitu

61.269 jiwa yang terdiri dari 30.995 jiwa laki-laki dan 30.274 dengan jumlah kepala

keluarga 19.967 rumah tangga, dengan anggota KK rata-rata 3 orang, sedangkan

kepadatan penduduk Kecamatan Tanjungpinang Barat adalah 1.776 jiwa/km2 .


24

75+
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5-9
0-4

4000 3000 2000 1000 0 1000 2000 3000 4000

laki-laki perempuan

Grafik 2.2 Persentase Piramida penduduk Kecamatan Tanjungpinang Barat

Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Tanjungpinang.

Dari Piramida penduduk Kecamatan Tanjungpinang Barat, golongan umur

terbanyak adalah usia 35-39 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini

menunjukkan bahwa di Kecamatan tanjungpinang Barat masih banyak usia produktif

daripada non produktif.


25

Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Per kelurahan menurut jenis kelamin kecamatan
Tanjungpinang Barat Tahun 2018

PERSENTASE
JUMLAH
N JUMLAH PENDUDUK
KELURAHAN PENDUDUK PER
O
KELURAHAN(%)
L P L+P
TANJUNGPINANG
1 10,735 10,383 21,118 34 %
BARAT

2 KEMBOJA 8,464 8,299 16,713 27%

3 KAMPUNG BARU 6,569 6,302 12,871 21%

4 BUKIT CERMIN 5,227 5,340 10,567 18%

JUMLAH (KAB/KOTA) 30,995 30,274 61,269 100%

Berdasarkan tabel di atas bahwa penduduk yang terbanyak adalah penduduk di

kelurahan Tanjungpinang Barat sebesar 34%, di bandingkan tahun lalu penduduk

kelurahan Tanjungpinang Barat tetap penduduk yang terbanyak di Kecamatan

tanjungpinang Barat namun tidak bertambah secara signifikan. Penduduk Kelurahan

Tanjungpinang Barat hanya mengalami kenaikan sebesar 164 jiwa, ini di perkirakan

penambahan berasal dari penduduk pindahan dari kelurahan lain (pindah kontrakan/

kost).

3.3 Pendidikan
26

Pada tahun 2018, persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang

tidak/belum tamat SD/MI sebesar 5.354 orang, Tamat SD/MI, sebesar 12.602 orang,

tamat SLTP/MTs, sebesar 7.676 orang, tamat SMU/SMK sebesar 18.743 orang, tamat

Akademi/Universitas selebihnya sebesar 4.646 orang.

Secara umum Angka Partisipasi Sekolah (APS) perempuan lebih besar

dibanding APS laki-laki pada kelompok umur 7-12 tahun dan 13-15 tahun. Sementara

pada kelompok umur 16-18 tahun, APS laki-laki lebih tinggi dibanding APS

perempuan.

Di Wilayah Puskesmas Tanjungpinang Dilihat dari segi jenis kelamin,

ijazah/STTB yang dimiliki oleh penduduk perempuan ternyata hampir sama bila

dibanding yang dimiliki laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk yang

mempunyai ijazah SD/SLTP atau lebih tinggi pada laki-laki sebesar 21.3% dan pada

perempuan sebesar 21.4%. Rincian persentase penduduk 10 tahun ke atas menurut jenis

kelamin dan status pendidikan tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 3.2 dibawah ini.

Tabel 3.2
Jumlah status pendidikan Penduduk di kecamatan
Tanjungpinang Barat Tahun 2018

NO SEKOLAH LAKI-LAKI PEREM PUAN PERSENTASE

LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 SD 5865 7002 18.8 % 23.1 %

2 SLTP 3960 3773 12.7 % 12.5 %


27

3 SMU/SMK 10116 8667 32.5 % 28.7 %

3.4 Identifikasi Masalah

Tabel 3.3
Data Karyawan

No Nama Jenis Kelamin Umur Pendidikan Bagian Pekerjaan


1 Kriswanto Laki-Laki 33 th SMA Produksi Pengadonan
2 Ikhsan Laki-Laki 34 th SMA Penggorengan
3 A Gek Perempuan 44 th SMA Packing
4 Atin Perempuan 47 th SMA Packing
5 Sutiyem Perempuan 45 th SMA Packing
6 Yuyun Perempuan 27 th SMA Packing

3.4.1 Geografis Pabrik


Kelurahan Bukit Cermin merupakan daerah perbukitan yang berdekatan ± 1,4

KM dari pantai Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau yang secara geografis

berada di pulau Bintan. Letak Bukit Cermin berada di pusat kota menjulang tinggi di

tengah-tengah Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Bukit Cermin berada di

00º 55’ 26.1” LU dan 104º 27’ 01.7” BT.

Kelurahan Bukit Cermin memiliki luas wilayah sekitar 8 hektar, merupaka

kampong lama yang ada di Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau, dengan
28

tingkat kependudukan tinggi. Dengan kepadatan rumah pemukiman yang tinggi

menyebabkan ruang terbuka hijau juga berkurang. Begitu juga dengan letak pabrik

kerupuk Bintan Snack Millenium yang terletak di jalan Matador GG Mangga RT 003

RW 005 di pemukiman padat penduduk.

1.4.2 Pengetahuan Pekerja Pabrik

Tabel 3.4
Distribusi Tingkat Pengetahuan Pekerja
Terhadap Hazard

Pengetahuan Jumlah Presentasi


Baik 0 0
Cukup 2 33,33%
Kurang 4 66,67%
Total 6 100%

Berdasarkan Tabel 3.4 diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

pekerja terhadap Hazard memiliki pengetahuan yang kurang baik. Pekerja memiliki

pengetahuan yang kurang baik mengenai hazard yang terjadi di tempat kerja nya.

Hal ini dapat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dari pekerja tersebut yaitu

kemapuan memahami adanya resiko kerja. Berdasarkan teori salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku adalah pendidikan (Notoadmodjo, 2007).

Keyakinan seseorang didapat dari adanya variabel intelektual yang terdiri


29

dari pengetahuan, latar belakang pendidikan dan pengalaman masa lalu.

Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk

kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dan menggunakan

pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan masalahnya (Suprajitno, 2004). Oleh

karena itu pekerja perlu mendapatkan lagi pendidikan non formal berupa training

atau pelatihan tentang K3.

Pengetahuan Karyawan Pabrik Kerupuk Bintan Snack Millenium masih

kurang tentang hazard atau bahaya yang terjadi pada mereka saat melakukan

pekerjaan. Dari 6 Karyawan Pabrik Kerupuk Bintan Snack Millenium di dapat 4

dari karyawannya yang kurang pengetahuannya tentang K3 dan Hazard di tempat

Kerja. Sedangkan 2 dari karyawan mempunyai pengetahuan yang cukup baik.

Pengetahuan karyawan mungkin di dukung dari tingkat pendidikan dari karyawan

yang tamatan SMA.

Untuk itu agar pengetahuan karyawan menjadi lebih baik perlu dilakukan

pelatihan atau training. Dengan pelatihan atau training bisa menambah wawasan

karyawan menjadi lebih baik lagi. Jika pengetahuan karyawan menjadi lebih baik,

tentunya kredibilitas dalam bekerja juga menjadi baik dan dapat meningkat

produktivitas dari Pabrik Kerupuk Snack Millenium itu sendiri. Dan hazard atau

bahaya dalam bekerja juga akan berkurang sehingga kesehatan pekerja menjadi

lebih baik.

1.4.3 Tahapan dan Hazard

Tabel 3.5
Distribusi Proses Tahapan dan Hazard
30

No Proses Tahapan Hazard Pengendalian


1 Proses Fillet Tangan Terkena Pisau -Penggunaan Alat
Pelindung Diri
(APD)
2 Pengadonan Inhalasi, punggung sakit -desain tempat
(LBP) yang sesuai
antropometri,
-Pergantian Shif
kerja atau
penjadwalan
kerja,
-penggunaan
APD
3 Pengukusan Udara panas -Pengaturan
sirkulasi udara
yang baik,
-pembuatan
ventilasi yang
cukup,
- memakai baju
yang tidak tebal
dan mudah
menyerap
keringat,
-Penjadwalan
waktu kerja, dan
pemakaian APD
4 Penggorengan Terkena percikan minyak - Pengaturan
31

panas / api, suhu panas sirkulasi udara


yang baik,
-pembuatan
ventilasi yang
cukup,
- memakai baju
yang tidak tebal
dan mudah
menyerap
keringat,
-Penjadwalan
waktu kerja,
-Memakai APD
seperti apron dan
sepatu boat.
5 Pengemasan Tangan tersentuh mesin siller, -Desain tempat
/Packing posisi yang repetitif yang sesuai
(Repetitif adalah sikap yang antropometri,
terjadi secara berulang / -Penjadwalan
gerakan yang berulang-ulang) waktu kerja atau
pergantian shift
kerja,
-Penggunaan
APD

Anda mungkin juga menyukai