Tujuan Pembelajaran
MATERI POKOK
Kecelakaan kerja terjadi karena perilaku personel yang kurang hati-hati atau ceroboh atau bisa juga
karena kondisi yang tidak aman, apakah itu berupa fisik, atau pengaruh lingkungan (Widodo, 2015).
Secara garis besar,kecelakaan kerja disebabkan oleh 2 faktor. Faktor tersebut dikelompokan
berdasarkan cara perlakuannya,yaitu :
1. Kondisi yang berbahaya (unsafe condition) yaitu faktor-faktor lingkungan fisik yang dapat
menimbulkan kecelakaan seperti mesin tanpa pengaman, penerangan yang tidak sesuai, Alat
Pelindung Diri (APD) tidak efektif, lantai yang berminyak, dan lain-lain.
2. Tindakan yang berbahaya (unsafe act) yaitu perilaku atau kesalahankesalahan yang dapat
menimbulkan kecelakaan seperti ceroboh, tidak memakai alat pelindung diri, dan lain-lain,
hal ini disebabkan oleh gangguan kesehatan, gangguan penglihatan, penyakit, cemas serta
kurangnya pengetahuan dalam proses kerja, cara kerja, dan lain-lain.
2. Jenis-jenis kecelakaan kerja
Berdasarkan lokasi dan waktu, kecelakaan kerja dibagi menjadi empat jenis, yaitu (Sedarmayanti,
2011):
3. Kecelakaan di perjalanan (dari rumah ke tempat kerja dan sebaliknya, melalui jalan yang wajar).
Menurut Bird dan Germain (1990), terdapat tiga jenis kecelakaan kerja, yaitu:
1. Accident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian baik bagi manusia
maupun terhadap harta benda.
2. Incident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan kerugian.
3. Near miss, yaitu kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir menimbulkan
kejadian incident ataupun accident.
1. Menurut jenisnya,seperti Terjatuh Tertimpa benda jatuh Tertimpa benda yang tidak
bergerak Terjepit Gerakan yang melebihi kemampuan Pengaruh suhu tinggi Terkena
arus listrik Kontak dengan bahan-bahan berbahaya dan radiasi
2. Menurut penyebabnya,seperti sebab dari mesin,alat dan angkut,peralatan lain,bahan-
bahan,zat-zat,radiasi,lingkungan dll
3. Menurut sifat luka atau kelainan yang dialami,seperti patah
tulang ,memar,keseleo,keracunan,luka bakar,pengaruh listrik dll
4. Menurut letak luka atau kelainan di tubuh korban,kepala,badan,leher,anggota badan atas
maupun bawah.
3.Managemen risiko
Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan
yang tidak diinginkan secara komperhensif, terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang
baik. Sehingga memungkinkan managemen untuk meningkatkan hasil dengan cara menidentifikasi
dan menganalisis risiko yang ada. Pendekatan managemen risiko yang tertruktur dapat
meningkatkan perbaikan berkelanjutan.
Pengendalian potensi bahaya risiko dalam proses produksi melalui aktivitas sebagai berikut :