Anda di halaman 1dari 25

ERGONOMI

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DENGAN METODE


HIRA DI CV. ABDI PRIMA UTAMA CILEGON

Disusun oleh :

ARSYIL FAJRI 3333141413


CHYNTIA NURDIA WATI 3333141855
LISAN AULIA RISKANDINI 3333140242
YORIZA SATIVA 3333141917

TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON BANTEN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, perkembangan dunia perindustrian diberbagai negara semakin
pesat, salah satunya merupakan industri manufaktur dan jasa manufaktur. Proses
manufaktur pembuatan sebuah produk yang diolah dari bahan mentah menjadi
bahan setengah jadi hingga menjadi sebuah produk pun tak pernah lepas dari
penggunaan alat bantu perkakas.
Namun pada saat pekerja melakukan proses manufakur tersebut, tidak selalu
pekerjaan tersebut akan berjalan baik dan aman. Dapat kita lihat dari tingginya
angka kecelakaan kerja yang terjadi diberbagai negara saat ini. Namun saat ini
perkembangan proses manufakur tidak sejalan dengan perkembangan dan
penerapan kesehatan keselamatan kerja (K3) di perusahaan itu sendiri. Banyak
perusahaan atau jasa manufaktur yang hingga saat ini tidak memperhatikan
kesehatan dan keselamatan dari pekerja. Bahkan di Indonesia sendiri pun, hal ini
ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja.
CV. ABDI PRIMA UTAMA merupakan salah satu bengkel yang bergerak
dalam bidang jasa manufaktur yang berada di daerah Cilegon, Banten. CV ini
melakukan proses kerja dengan menggunakan alat bantu perkakas salah satunya
yaitu, mesin bubut. Meskipun bengkel tersebut dapat dikatakan sebuah jasa dalam
bidang manufaktur skala menengah, namun kemungkin kecelakaan kerja di
bengkel tersebut dapat saja terjadi dan semakin meningkat jika tidak segera
diatasi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apa saja potensi bahaya yang dapat terjadi di CV. ABDI PRIMA
UTAMA?
2. Bagaimana tingkat risiko bahaya yang dapat terjadi di CV. ABDI
PRIMA UTAMA?
3. Bagaimana cara pencegahan yang dapat dilakukan dalam
mengendalikan potensi bahaya?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian pada penelitian ini adalah
1. Mengidentifikasi potensi bahaya yang ada di CV. ABDI PRIMA
UTAMA.
2. Menentukan tingkat risiko bahaya yang ada di CV. ABDI PRIMA
UTAMA
3. Menentukan usulan perbaikan dalam mengendalikan potensi bahaya di
CV. ABDI PRIMA UTAMA.

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini dilakukan di CV. ABDI PRIMA UTAMA.
2. Stasiun kerja yang di identifikasi adalah stasiun penghalusan,
pengelasan dan pemotongan
3. Usulan perbaikan tidak mutlak dilakukan oleh pihak bengkel.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Keselamatan Kerja


Dalam rangka perkembangan industri di suatu negara, masalah besar yang
selalu timbul adalah kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan dampak negatif
industri terhadap lingkungan. Tentu saja akibat-akibat negatif itu menjadi
tanggungan khususnya masyarakat disekitar industri dan pemerintah pada
umumnya (Bennett N.B.S, 1995).

Dalam Undang-Undang No 1 tahun 1970 tentang keselamatan dan


pencegahan kecelakaan dijelaskan bahwa perusahaan wajib melindungi
keselamatan pekerja yaitu dengan memberi penjelasan kepada tenaga kerja
tentang kondisi dan bahaya tempat kerja, alat pelindung diri yang diharus di
terapkan dalam tempat kerja, serta cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan
pekerjaan (Sumamur, 1989:29)
Keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka-luka yang
dise-babkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan
merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang,
kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. (Mondy dan Noe, 2005 : 360)
Keselamatan kerja adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik
seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. (Mathis dan Jackson,
2002:245)

2.2 Pengertian Kecelakaan Kerja


Menurut Rika Ampuh Hadiguna (2009), kecelakaan kerja merupakan
kece-lakaan seseorang atau kelompok dalam rangka melaksanakan kerja di
lingkungan perusahaan, yang terjadi secara tiba-tiba, tidak diduga sebelumnya,
tidak diharapkan terjadi, menimbulkan kerugian ringan sampai yang paling berat,
dan bisa menghentikan kegiatan pabrik secara total. Penyebab kecelakaan kerja
dapat dikategorikan menjadi dua: 1. Kecelakaan yang disebabkan oleh tindakan
manusia yang tidak melakukan tindakan penyelamatan. Contohnya, pakaian kerja,
penggunaan peralatan pelindung diri, falsafah perusahaan, dan lain-lain. 2.
Kecelakaan yang disebabkan oleh keadaan lingkungan kerja yang tidak aman.
Contohnya, penerangan, sirkulasi udara, temperatur, kebisingan, getaran,
penggunaan indikator warna, tanda peringatan, sistem upah, jadwal kerja, dan
lain-lain (Rika Ampuh Hadiguna, 2009).

2.3 Prinsip-prinsip Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja
Prinsip penerapan SMK3 sesuai dengan standar OHSAS 18001:2008.
Standar OHSAS 18001:2008 didasarakan pada metodologi yang dikenal sebagai
Plan-Do-Check-Act (PDCA). Plan berupa penetapan sasaran dan proses yang
diperlukan untuk mencapai hasil sesuai dengan kebijakan K3 organisasi. Do
melaksanakan proses Check berupa memantau dan mengukur kegiatan proses
terhadap kebijakan, sasaran, peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3
lainnya serta melaporkan hasilnya. Act yakni mengambil tindakan untuk
perbaikan kinerja K3 secara berkelanjutan definisi potensi bahaya

2.4 Potensi Bahaya

Potensi Bahaya (Hazard) adalah suatu kondis/keadaan pada suatu proses,


alat, mesin, bahan atau cara kerja yang secara intrisik/alamiah dapat menjadikan
luka, cidera bahkan kematian pada manusia serta menimbulkan kerusakan pada
alat dan lingkungan. Bahaya (danger) adalah suatu kondisi Hazard yang terekspos
atau terpapar pada lingkungan sekitar dan terdapat peluang besar terjadinya
kecelakan/insiden. Identifikasi bahaya guna mengetahui potensi bahaya dalam
setiap pekerjaan dan poses kerja. Identifikasi Bahaya dilakukan bersama
pengawas pekerjaan atau petugas K3. Identifikasi Bahaya menggunakan teknik
yang sudah dibakukan, misalnya seperti Check List, JSA, JSO,What If, Hazops,
dan sebagainya. Semua hasil identifikasi Bahaya harus didokumentasikan dengan
baik dan dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.

2.5 Teknik Identifikasi Potensi Bahaya

Teknik Identifikasi Potensi Bahaya Menurut Safety Enginer Career


Workshop (2003), Phytagoras Global Development teknik identifikasi bahaya
adalah alat untuk mengidentifikasi berbagai kelemahan potensi resiko yang
terdapat dalam proses desain atau operasi suatu sistem atau unit plan yang dapat
menimbulkan berbagai konsekuensi yang tidak diinginkan terjadi dan menentukan
rekomendasi atau tindakan yang dapat dilakukan untuk eliminasi berbagai resiko
atau permasalahan yang mengganggu jalannya proses tersebut atau mengurangi
konsekuensi yang dapat ditimbulkan secara sistematis, terstruktur dan baku.

2.6 Pengertian Resiko

Beberapa pengertian resiko yaitu diantaranya, kesempatan sesuatu terjadi


yang akan berdampak pada tujuan. Resiko diukur menurut kemungkinan dan
konsekuensi. Kemungkinan dan konsekuensi dari terjadinya lukaluka dan pe-
nyakit. Kombinasi dari konsekuensi atau kemungkinan kejadian dan konsekuensi
dari suatu perisriwa tertentu. Bahaya yang mempunyai potensi dan kemungkinan
menimbulkan dampak atau kerugian, kesehatan maupun yang lainnya biasanya
dihubungkan dengan resiko (risk). Berdasarkan pemahaman tersebut, resiko dapat
diartikan sebagai kemungkinan terjadinya suatu dampak atau konsekuensi.
Pengelolaan resiko (Risk Management) dapat dilakukan dengan menggunakan
metode ; a) Identifikasi Resiko (Risk Identification), b) Analisis Resiko (Risk
Assessment), c) Pengendalian Resiko. Pada umumnya program K3 yang dilakukan
diperusahaan dapat digolongkan atas dua bagian besar yaitu Sistem Manajemen
K3 dan Program Teknis Operasiona

2.7 HIRA (Hazzard Identification and Risk Assesment)


Hira (Hazzard Identification and Risk Assesment) merupakan suatu metode
atau teknik untuk mengidentifikasi potensi bahaya kerja dengan mendefinisikan
karakteristik bahaya yang mungkin terjadi dan mengevaluasi resiko yang terjadi
melalui penilaian resiko dengan menggunakan matriks penilaian resiko. Berikut
adalah matriks yang digunakan untuk penilaian resiko dengan menggunakan
metode HIRA :

Tabel 1. Tingkat Keparahan


Tingkatan Kriteria Penjelasan
1 (Insignificant) Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil
tidak bermakna
2 (Minor ) kecil Cidera ringan, memerlukan perawatan P3K, langsung
dapat ditangani di lokasi kejadian, kerugian materi
sedang
3 (Moderate) Hilang hari kerja, memerlukan perawatan medis,
sedang kerugian materi cukup besar
4 (Major) besar Cidera yang mengakibatkan cacat atau hilang fungsi
tubuh secara total, kerugian materi besar
5 (Catastrophic) Menyebabkan kematian, kerugian materi sangat besar
bencana

Tabel 2. Kemungkinan atau Peluang


Tingkatan Kriteria Penjelasan
A Almost Certain (hampir Terjadi hampir pada semua keadaan, misalnya terjadi
pasti akan terjadi) 1 kejadian dalam setiap hari
B Likely (cenderung Sangat mungkin terjadi pada semua keadaan.
untuk terjadi) Misalnya terjadi 1 kejadian dalam 1 minggu
C Moderate (mungkin Dapat terjadi sewaktu-waktu. Misalnya terjadi
dapat terjadi) kejadian dalam 1 bulan
D Unlikely (kecil Mungkin terjadi sewaktu-waktu. Misalnya terjadi 1
kemungkinan terjadi) kejadian dalam 1 tahun

E Rare (jarang sekali) Hanya dapat terjadi pada keadaan tertentu. Misalnya
terjadi 1 kejadian dalam lebih dari 1 tahun

Penentuan matriks penilaian resiko dengan cara menggabungkan hasil


kategori tingkat keparahan dengan kategori kemungkinan atau peluang.
Tabel 3. Matriks Penilaian Resiko
Kemungkinann Keparahan (Akibat)
(Peluang) 1 2 3 4 5
A H H E E E
B M H H E E
C L M H E E
D L L M H E
E L L M H H

Matriks penilaian yang diperoleh terdiri dari 3 kategori L, M, H, dan E.


kategori L menunjukkan Low risk, M menunjukkan Moderate risk, H
menunjukkan High risk, dan E menunjukkan Extreme risk. Berikut adalah
keterangan lebih lengkap dari matrisk resiko yang diperoleh.
Tabel 4. Keterangan Matriks Resiko
Huru
Keterangan
f
E Ekstreme Risk (Resiko Ekstrim), memerlukan penanggungan segera atau penghentian
kegiatan atau keterlibatan manajemen puncak. Perbaikan sesegera mungkin
H High Risk (Resiko Tinggi), memerlukan pihak pelatihan oleh manajemen, penjadwalan
tindakan perbaiakn secepatnya
M Moderate Risk (Resiko Menengah), penanganan oleh manajemen terkait
L Low Risk (Resiko Rendah), kendalikam dengan prosedur rutin

BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 FLow Chart Penelitian Umum
FLow chart penelitian umum adalah alur proses keseluruhan dalam suatu
penelitian yang saling berhubungan dari awal sampai akhir, dimana suatu proses
yang dilakukan merupakan bagian dari tahapan yang menentukan proses
selanjutnya. Berikut ini merupakan merupakan flow chart penelitian yang
dilakukan untuk menyusun laporan tugas besar ini :

Gambar 3.1 FLow Chart Penelitian Umum

3.2 Deskripsi FLow Chart Penelitian


Berikut ini deskripsi flow chart dari penelitian ini:
1. Mulai
Mulai merupakan tahap awal atau persiapan ketika akan melakukan
suatu penelitian.
2. Observasi Lapangan
Observasi lapangan merupakan kegiatan melakukan pengamatan dan
peninjauan secara cermat suatu objek yang telah ditetapkan, melalui
pengumpulan data yang berhubungan dengan masalah yang ada di CV.
ABDI PRIMA UTAMA.
3. Identifikasi Masalah
Setelah melakukan observasi lapangan langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di CV. ABDI PRIMA
UTAMA.
4. Perumusan Masalah
Rumusan masalah adalah rangkaian kegiatan dalam penetapan masalah
yang ingin diselesaikan. Setelah mengidentifikasi masalah maka
dilakukan perumusan masalah yang ada di CV. ABDI PRIMA
UTAMA.
5. Tujuan Penelitian
Dalam sebuah penelitian, akan ada hasil yang akan dicapai. Oleh
karena itu, penetapan tujuan penelitian merupakan suatu target yang
ingin dicapai dalam upaya menjawab segala permasalahan yang
sedang dihadapi atau diteliti.
6. Batasan Masalah
Batasan masalah merupakan membatasi masalah-masalah agar ca-
kupannya tidak terlalu luas, yaitu penelitian dilakukan di CV. ABDI
PRIMA UTAMA, penelitian dilakukan di stasiun penghalusan, stasiun
pengelasan dan stasiun pemotongan, usulan yang diberikan tidak
mutlak dilakukan oleh pihak bengkel.
7. Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dari data primer dan data sekunder, yaitu:
1. Metode pengumpulan data.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik
observasi, dokumentasi dan wawancara langsung pada objek
penelitian.
2. Data Primer.
Data primer adalah data yang didapat dengan melakukan penga-
matan dan penelitian secara langsung dilapangan. Data primer yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi atau data pengamatan alat pelindung diri yang
dipakai karyawan.
b. Data kondisi daerah kerja yang dianggap rawan kecelakaan
kerja dan cara wawancara.
3. Data Sekunder.
Data sekunder adalah data yang tidak langsung diamati oleh
peneliti. Data ini merupakan dokumen perusahaan, hasil penelitian
yang telah lalu dan data-data lainnya yang berhubungan dengan
penerapan HIRA. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian
ini adalah :
a. Data kecelakaan kerja pada tahun 2015
b. Data pendukung terhadap pelaksanaan keselamatan kerja atau
data pendukung seperti jurnal.
8. Pengolahan Data
Dalam penelitian ini tahapan pengolahan data adalah pertama
mengidentifikasi bahaya yang ada di CV. ABDI PRIMA UTAMA,
selanjutnya menganalisis resiko akibat potensi bahaya tersebut dan
yang terakhir menetapkan tindakan pengendalian potensi bahaya.
9. Analisa
Hasil pengolahan data selanjutnya akan digunakan sebagai masukan
untuk melakukan pemecahan masalah. Analisis pemecahan masalah
dilakukan terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan
sebelumnya sehingga dapat diketahui daerah kerja mana yang paling
sering terjadi kecelakaan dan dapat juga diketahui penyebab potensial
kecelakaan yang terjadi.

10. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengolahan data dengan memperhatikan tujuan
yang akan dicapai dari penelitian dan memberikan saran perbaikan
yang mungkin dilakukan untuk penelitian selanjutnya.
11. Selesai
Penelitian telah selesai dilakukan.

3.3 FLow Chart Pengolahan Data


Flow chart pengolahan data adalah gambaran langkah-langkah yang
dilakukan dalam mengolah suatu data ke dalam bentuk yang lebih berarti berupa
informasi yang dibutuhkan. Dibawah ini merupakan flow chart pengolahan data
identifikasi potensi bahaya dengan menggunakan metode HIRA pada CV. ABDI
PRIMA UTAMA :

Gambar 3.2 FLow Chart Pengolahan Data Metode HIRA

3.4 Deskripsi FLow Chart Pengolahan Metode HIRA


1. Mulai
Merupakan tahap awal atau persiapan dari penelitian
2. Pengambilan Gambar Lingkungan Kerja
Merupakan pengambilan gambar lingkungan kerja pada saat observasi.
3. Data Gambar Lingkungan Kerja
Merupakan gambar-gambar yang didapat dari hasil pengmbilan
gambar pada saat observasi lapangan.
4. Identifikasi Potensi Bahaya
Identifikasi dilakukan dengan cara mencari titik-titik bahaya yang akan
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
5. Penilaian Risiko
Penilaian mencakup penilaian tingkap keparahan, kemungkinan atau
peluang, nilai risiko dan kategori risiko.
6. Analisa Resiko
Tahap analisis yang dilakukan adalah dengan mendefinisikan sumber-
kar penyebab masalah dari setiap kecelakaan kerja yang terjadi
maupun gangguan proses
7. Penetapan Tindakan Pengendalian
Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai perancangan perbaikan
yang dapat diterapkan pada titik-titik yang dapat menimbulkan bahaya
kerja di area kerja CV. ABDI PRIMA UTAMA untuk meminimalisasi
terja-dinya kecelakaan kerja.
8. Selesai
Penelitian sudah selesai dilakukan.

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan proses mengumpulkan data yang dibutuhkan
dalam penelitian baik data sekunder yang dimiliki CV. ABDI PRIMA UTAMA
maupun data primer berdasarkan dokumentasi dari pengamatan langsung dan
wawancara dengan pihak manajemen dan karyawan bagian produksi.
4.1.1 Hasil Observasi
Penelitian dilakukan di CV. ABDI PRIMA UTAMA di Cilegon, Banten.
CV ini merupakan CV yang bergerak dibidang jasa dan manufaktur. Area pene-
litian pada stasiun kerja penghalusan, pengelasan dan pemotongan. Kunjungan
untuk pengumpulan data dilakukan dua kali selama penulisan laporan ini, yaitu
pada tanggal 23 April 2016 dan 30 April 2016.
4.1.2 Dokumentasi Gambar Lapangan
Untuk mengidentifikasi adanya potensi bahaya yang ada di CV. ABDI
PRIMA UTAMA maka diperlukan adanya data gambar lingkungan area kerja
pada CV tersebut. Berikut ini merupakan hasil dokumentasi yang diperoleh dari
observasi lapangan pada area lingkungan kerja stasiun penghalusan, pengelasan
dan pelubangan :

4.1 Gambar Dokumentasi di CV ABDI PRIMA UTAMA


4.1.3 Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pihak manajer yang ada di CV. ABDI
PRIMA UTAMA. Wawancara dilakukan untuk mendapatakan informasi yang
dibutuhkan dalam menulis laporan ini, informasi tersebut adalah Data
kecelakaan tahun 2015.

4.1.4 Data Temuan Potensi Bahaya


Pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari data temuan potensi
bahaya (Hazard) di area produksi CV. ABDI PRIMA UTAMA, data kecelakaan
tahun 2015. Berikut ini adalah tabel daftar temuan potensi bahaya pada CV.
ABDI PRIMA UTAMA :
Tabel 4.1 Data Potensi Bahaya Pada CV. ABDI PRIMA UTAMA

No Potensi Bahaya pada


1 Kabel berserakan
2 Material berserakan
3 Tidak memakai sarung tangan
4 Tidak menggunakan kacamata safety

Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat beberapa potensi bahaya pada CV.
ABDI PRIMA UTAMA yaitu kabel-kabel yang berserakan pada area produksi,
material-material yang berserakan dan tidak tersusun rapi pada area produksi, dan
operator yang tidak menggunakan APD seperti kacamata safety dan sarung tangan
pada saat bekerja pada beberapa stasiun yaitu pada stasiun pengelasan, stasiun
pemotongan, dan stasiun penghalusan.

4.1.5 Data Kecelakaan Pada Tahun 2015


Berikut ini adalah tabel daftar kecelakaan kerja pada CV. ABDI PRIMA
UTAMA :
Tabel 4.2 Data Kecelakaan kerja CV. ABDI PRIMA UTAMA Tahun 2015
N
Kecelakaan Jumlah Pekerja
o
1 Tersandung material berserakan 48 Pekerja
2 Tersandung kabel berserakan 24 Pekerja
3 Iritasi mata saat pengelasan 24 Pekerja
Terkena mata gerinda saat
4 12 Pekerja
memotong /menghaluskan

Dari data kecelakaan diatas maka dapat diketahui bahwa kondisi


lingkungan kerja yang ada pada CV. ABDI PRIMA UTAMA cukup
membahayakan. Untuk itu perlu di lakukan analisis potensi kecelakaan kerja
ntuk mengatasi permasalahan di atas. Salah satu metode yang membantu dalam
menganalisis potensi kecelakaan kerja ini adalah Hazard Identification and
Risk Assessment (HIRA).
4.2 Pengolahan Data
Dalam penelitian ini data yang di olah adalah analisa resiko akibat potensi bahaya dengan menggunakan metode HIRA.
4.2.1 Analisa Resiko Akibat Potensi Bahaya Dengan Metode HIRA
Tabel 4.3 Analisa Potensi Bahaya dengan Metode HIRA
IDENTIFIKASI HAZARD EVALUASI RESIKO
N URAIAN BOBOT BOBOT NILAI
LOKASI SUMBER KATEGOR
O TEMUAN RESIKO KONSEKUENS KEMUNGKINA RESIK
HAZARD I RESIKO
HAZARD I N TERJADI O
Kabel yang
1 Area produksi Tersandung Kabel Kabel Listrik 1 1C L
Berserakan C
Material
Tersandung
2 Area Produksi yang Material 1 C 1C L
Material
Berserakan
Tidak
Stasiun Luka goresan
memakai
3 pemotongan/penghalusa terkena mata Gerinda 2 B 2B H
sarung
n gerinda
tangan
Tidak
Iritasi mata terkena
memakai
4 Stasiun Pengelasan debu dan zat kimia Mesin las 2 A 2A H
kacamata
material
safety
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa masih banyaknya potensi
bahaya kerja yang ada di CV. ABDI PRIMA UTAMA, seperti di area produksi
nilai resiko potensi bahaya kerja adalah 1C yang berarti potensin bahaya mungkin
dapat terjadi dengan tingkat keparahan tidak bermakna, nilai kategori potensi
bahaya kerja yang adalah L yang berarti low risk atau resiko rendah sehingga
perlu adanya pengendalian secara rutin. Selanjutnya distasiun pemotongan dan
penghalusan nilai resikonya adalah 2B yang berarti potensi bahaya mungkin dapat
terjadi dengan tingkat keparahan kecil, nilai kategori potensi bahaya kerja yang
adalah H atau high risk sehingga perlu adanya penanganan oleh menajemen
terkait. Kemudian distasiun pengelesan nilai resikonya adalah 2A yang artinya
potensi bahaya hampir pasti akan terjadi disetiap keadaan dengan tingkat
keparahan kecil, nilai kategori potensi bahaya kerja yang adalah H atau high risk
sehingga perlu adanya penanganan oleh menajemen terkait.
BAB V
ANALISA

5.1 Analisa Sikap Pekerja


Berikut ini merupakan hasil analisa terhadap sikap pekerja. Pekerja sering
kali melakukan pekerjaan yang tidak aman yang dapat membahayakan
keselamatan mereka saat bekerja. Beberapa jenis kecelakaan kerja sering terjadi di
area kerja pada CV. ABDI PRIMA UTAMA, seperti luka goresan, luka goresan
dan iritasi mata. Hal tersebut sering terjadi karena para pekerja yang ada pada
stasiun pengelasan dan stasiun pemotongan pekerja tersebut merokok pada saat
bekerja.. Dan juga para pekerja tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) pada
saat berada di lingkungan kerja ataupun pada saat melakukan aktivitas yang
memerlukan APD. Adapun seperti pada stasiun pengelasan pekerja tidak memakai
kaca mata safety dan sarung tangan. Akibatnya para pekerja sering mengeluh
terhadap matanya yang sakit. Selain itu juga tidak menggunakan sarung tangan
safety yang mengakibatkan luka akibat percikan api, dan tidak menggunaan sepatu
safety saat mengelas, para pekerja hanya menggunakan sandal saat bekerja. Hal
ini dapat membahayakan pekerja tersebut seperti terhimpit material ataupun alat-
alat perkakas lainnya. Sikap pekerja yang tidak aman ini disebabkan diantaranya
kurangnya rasa kehati-hatian pekerja saat bekerja. Minimumnya penggunaan APD
diakibatkan pekerja menganggap sudah melakukan pekerjaan tersebut setiap hari
dan mereka merasa tidak terjadi kecelakaan ketika mereka tidak menggunakan
APD tersebut.

5.2 Analisa Lingkungan Kerja


Berikut ini merupakan hasil analisa terhadap lingkungan kerja di CV.
ABDI PRIMA UTAMA. Lingkungan kerja di CV tersebut sangat tidak tertata dan
menyimpang yang dapat menghasilkan potensi bahaya kerja. Karena kondisi
lingkungan kerja yang dapat membahayakan seperti, rol kabel dan material yang
berserakkan di lantai, penempatan peralatan kerja yang tidak tertata dengan baik.
Dimana hal tersebut dapat menimbulkan pekerja tersandung saat perjalan. Dan
material yang berantakan disekitar lingkungan kerja dapat mengakibatkan
tersandung ataupun terinjak material. Kondisi lingkungan kerja yang seperti ini
dapat disebabkan karena kurangnya inspeksi dari pihak CV terhadap kondisi
lingkungan kerja yang baik dan aman, dan kurangnya pengetahuan terhadap
bahaya kerja yang berpengaruh terhadap kecelakaan kerja.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengolahan data yang didapat dari penelitian ini
maka dapat disimpulkan :
1. Nilai resiko potensi bahaya kerja yang di CV.ABDI PRIMA UTAMA
adalah : a). 1C yang berarti potensi bahaya mungkin dapat terjadi dengan
tingkat keparahan tidak bermakna, nilai kategori potensi bahaya kerja
adalah L yang berarti low risk atau resiko rendah sehingga perlu adanya
pengendalian secara rutin. b). 2B yang berarti potensi bahaya mungkin
dapat terjadi dengan tingkat keparahan kecil, nilai kategori potensi bahaya
kerja adalah H atau high risk sehingga perlu adanya penanganan oleh
menajemen terkait. c). 2A yang artinya potensi bahaya hampir pasti akan
terjadi disetiap keadaan dengan tingkat keparahan kecil, nilai kategori
potensi bahaya kerja adalah H atau high risk sehingga perlu adanya
penanganan oleh menajemen terkait.
2. Faktor penyebab sering terjadinya potensi bahaya kerja adalah pekerja
tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), dan peralatan yang ada di
area kerja berantakan.

6.2 Saran
Berdasarkan hasil dari pengolahan data yang didapat dari penelitian ini
maka saran yang dapat diajukan adalah :
1. Penerapan penggunakan APD (Alat Pelindung Diri) ditingkatkan.
2. Dilakukan pengawasan terhadap kondisi dari lingkungan kerja di CV.
PRIMA UTAMA
3. Dilakukan penataan ulang area kerja terkait peralatan kerja dan material
terkait.
DAFTAR PUSTAKA

Susihono, Wahyu, dkk, 2013, Penenrapan Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) Dan Identifikasi Potensi Bahaya Kerja (Studi kasus
di PT. LTX Kota Cilegon- Banten), Banten: Sultan Ageng Tirtayasa
Kurniawati, Eni, 2013, Analisis Potensi Kecelakaan Kerja Pada Departemen
Produksi Springbed Dengan Metode Hazard Identification And Risk
Assesment (HIRA) (Studi Kasus : PT. Malindo Intitama Raya, Malang,
Jawa Timur. Jawa Timur : Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai