Anda di halaman 1dari 44

PELAYANAN KESEHATAN

MASYARAKAT DI TEMPAT
KERJA
Azrul Azwar
PENGERTIAN
Pelayanan kesehatan masyarakat di tempat kerja adalah
bagian dari pelayanan kesehatan kerja yang
memusatkan perhatiannya pada penemuan dan
penyelesaian pelbagai faktor yang dapat berperan
sebagai penyebab atau risiko timbulnya penyakit akibat
kerja (PHK) atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK)
Lazimnya menerapkan intervensi kesehatan masyarakat
1. Perilaku
2. Lingkungan
3. Manajerial
MACAM PELAYANAN
Macam pelayanan kesehatan masyarakat di
tempat kerja tergantung dari jenis perusahaan
tempat karyawan bekerja, minimal
1. Promosi kesehatan
2. Higiene dan sanitasi industri
3. Survailans
4. Ergonomi
5. Gizi Kerja
6. Psikologi industri
7. Toksik kontrol
PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan (health promotion) adalah upaya
untuk meningkatkan kemampuan perorangan,
keluarga dan kelompok masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, agar perorangan, keluarga dan
kelompok masyarakat:
dapat menolong dirinya sendiri
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat sesuai dengan sosial budaya setempat
mengembangkan dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan
PROMOSI KESEHATAN
Tujuan
1. Umum : mengubah perilaku pekerja sesuai dengan
primnsip kesehatan(WHO, 1954)
2. Khusus
a. Meningkatkan kesehatan Karyawan
b. Mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja
c. Meningkatkan program K-3
PROMOSI KESEHATAN
Sasaran
Masyarakat perusahaan
Karyawan
Manajemen
Pemilik
Keluarga karyawan
Gangguan kesehatan keryawan dapat mempengaruhi
kesehatan keluarga, dan juga sebaliknya
Perlu dilakukan promosi kesehatan pada keluarga
Masyarakat sekitar tempat kerja
Untuk meningkatan kesehatan serta mencegah timbulnya
penyakit terkait dengan keberadaan perusahaan di suatu
pemukiman
Melaksanakan fungsi sosial perusahaan
PROMOSI KESEHATAN
Kegiatan
1. Tahap sensitisasi : Untuk menimbulkan kesadaran
Slogan, radio spot
2. Tahap publisitas : Untuk melengkapkan keterangan
yang disampaikan pada tahap Sensitisasi
Press release
3. Tahap edukasi : Untuk meningkatkan pengetahuan,
mengubah sikap & perilaku
Belajar - mengajar
4. Tahap motivasi : untuk mendorong agar berbuat
Insentif, disinsentif, tawar menawar, kekerasan
PROMOSI KESEHATAN
Teknik
1. Komunikasi : pertukaran pikiran atau keterangan
untuk menciptakan rasa saling mengerti dan
percaya sehingga terbentuk hubungan yang serasi
antara seseorang dengan orang lain
2. Belajar mengajar
Belajar adalah proses untuk meperoleh pengetahuan,
pandangan dan keterampilan yang diperlukan untuk
menghasilkan sikap dan perilaku tertentu
Mengajar adalah proses mengajar orang lain memiliki
pengetahuan, keterampilan dan pandangan tertentu yang
terwujud dalam sikap dan perilaku sesuai rencana
PROMOSI KESEHATAN
3. Motivasi : menimbulkan rangsangan, sorongan atau
pembangkit tenaga pada seseorang atau kelompok
agar mau berbuat dan bekerjasama secara optimal
melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan
Bagi yang melakukan motivasi : tercapai tujuan
organisasi
Bagi orang atau kelompok yang dimotivasi:
terpenuhinya kebutuhan
PROMOSI KESEHATAN
Strategi promosi kesehatan mencakup tiga konsep pokok
yakni :
1. Advokasi (advocacy) disingkat A : ditujukan kepada
pemerintah untuk terbitnya kebijakan yang mendukung
promosi kesehatan
2. Bina suasana (social support) disingkat B : ditujukan kepada
keluarga, organisasi masyarakat dan masyarakat untuk
terwujudnya suasana yang menguntungkan promosi
kesehatan
3. Gerakan masyarakat (empowerment) disinglkat G : ditujukan
kepada keluarga, organisasi masyarakat dan masyarakat
untuk dapat diberdayakan dalam promosi kesehatan

10
HIGIENE DAN SANITASI INDUSTRI
Higiene dan sanitasi industri : mengantisipasi,
mengenal, mengevaluasi serta mengontrol
kondisi lingkungan kerja yang dapat
menimbulkan penyakit, gangguan kesehatan
atau ketidaknyamanan pada pekerja
Lingkungan kerja fisik : air, sampah, ekskreta,
cahaya, suara, suhu, tekanan, warna, baru, getaran
mekanik
Lingkungan kerja non fisik : sosial, budaya, ekonomi
HIGIENE DAN SANITASI INDUSTRI
Higiene dibedakan dari sanitasi
Higiene menunjuk pada upaya meningkatkan
kebersihan perorangan seperti mandi, sikat gigi,
mencuci rambut, memotong kuku, kebersihan tangan
Sanitasi menunjuk pada upaya meningkatkan
kebersihan lingkungan seperti air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan eksreta,
perumahan, makanan dan minuman, kontrol
serangga dan binatang merengat
HIGIENE DAN SANITASI INDUSTRI
Kegiatan higiene dan sanitasi industri
1. Analisa kondisi lingkungan kerja untuk mengetahui
potensi bahaya terhadap pekerja
2. Monitoring kondisi lingkungan kerja, sehingga dapat
mengenal setiap perubahan yang terjadi
3. Monitoring kesehatan pekerja melalui wawancara
untuk mengetahui ada tidaknya masalah kesehatan
terkait kondisi lingkungan kerja
4. Membandingkan hasil monitoring dengan standar
untuk menentukan masalah
5. Melaksanakan tindak lanjut sesuai masalah
SURVAILENS
Surveilans adalah suatu aktivitas yang dilakukan
secara terus menerus dalam bentuk
mengumpulkan, menganalisa,
menginterpretasikan dan mendiseminasikan
data
Tujuan surveilans
1. Menilai status kesehatan
2. Mengidentifikasi masalah kesehatan
3. Menentukan prioritas masalah kesehatan
4. Memantau pelaksanaan program
5. Menilai hasil program
SURVAILENS
Tahap-tahap kegiatan survailens
1. Menetapkan tujuan
2. Merumuskan definisi kasus
3. Menetapkan sistem pengumpulan data
4. Menetapkan instrument pengumpulan data
5. Melakukan pengamatan dan mencatat data di
lapangan
6. Melakukan analisis data
7. Melakukan diseminasi informasi
8. Melakukan penilaian
ERGONOMI
Ergonomi : menyesuaikan tempat/lingkungan kerja,
peralatan kerja atau beban kerja dengan kondisi tubuh
manusia untuk mencegah timbulnya gangguan
kesehatan pada pekerja
1. Tempat/ lingklungan kerja : pengaturan suhu, cahaya dan
kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh
manusia
2. Peralatan kerja : penyesuaian ukuran mesin dan pelbagai
insturmen kerja agar seuai dengan ukuran tubuh manusia
3. Beban kerja : menyesuaikan jenis pekerjaaan dengan kondisi
fisik, kesehatan dan kemampuan pekerja
ERGONOMI
Kegiatan pokok
1. Diagnosis : wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja
penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist
dan pengukuran lingkungan kerja lainnya
2. Treatment : pemecahan masalah ergonomi akan tergantung
hasil diagnosis, misalnya merubah posisi meubel, letak
pencahayaan atau jendela, atau membeli furniture sesuai
dengan demensi fisik pekerja.
3. Follow-up : melakukan evaluasi hasil yang dicapai
subyektif : menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit,
nyeri bahu dan siku, keletihan atau sakit kepala
evaluasi obyektif : menghitung jumlah produk yang ditolak, absensi
sakit atau angka kecelakaan
ERGONOMI
Aplikasi Ergonomik
1. Posisi Kerja dibedakan atas posisi duduk dan posisi
berdiri
Posisi duduk, kaki tidak terbebani dengan berat tubuh
serta stabil selama bekerja
Posisi berdiri, tulang belakang dalam keadaan vertikal dan
berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai
dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran
anthropometrinya
Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
ERGONOMI
3. Tata letak tempat kerja
Display petunjuk harus jelas terlihat pada waktu
bekerja
Simbol gunakan yang berlaku internasional,
batasi penggunaan kata
4. Mengangkat beban
Bermacam cara : dengan kepala, bahu, tangan,
punggung dsbnya
Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan
cedera tulang punggung, jaringan otot dan
persendian
GIZI KERJA
Gizi kerja adalah zat gizi yang diperlukan untuk
menunjang tenaga kerja agar dapat bekerja
secara optimal sesuai dengan jenis pekerjaanya
Zat gizi adalah zat yang diperoleh dari bahan
makanan yang dibutuhkan untuk kesehatan
1. zat tenaga : karbohidrat, lemak, (protein)
2. zat pembangun : protein, (mineral, air)
3. zat pengatur : vitamin, (protein, mineral, air)
GIZI KERJA
Tujuan gizi kerja
1. Menciptakan keadaan fisik yang sehat sehingga
bergairah dalam melaksanakan pekerjaannya
2. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai
penyakit
3. Menekan angka kesakitan dan kematian
4. Meningkatkan produktivitas kerja
5. Dapat memenuhi kebutuhan kalori, protein, vitamin,
mineral dan lemak secara seimbang.
GIZI KERJA
Syarat gizi kerja
1. Cukup kalori, protein, vitamin, mineral dan air
2. Dianjurkan makan 3x sehari dengan menu gizi
seimbang (4sehat 5sempurna)
3. Dianjurkan berolah raga rutin, agar kesehatan tetap
terjaga
Produktivitas kerja adalah perbandingan secara
ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dari
setiap jumlah sumber daya yang dipergunakan
dari suatu pekerjaan
GIZI KERJA
Faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
1. Jenis Kelamin
2. Umur
3. Status Kesehatan
4. Gangguan Biologis Tenaga Kerja Wanita
5. Masa Kerja
6. Pendidikan
7. Gangguan Lingkungan Kerja
Fisik : Suhu, Radiasi kelembaban, Sinar, Suara dan
getaran
Kimia : Logam, Debu, Aerosol, Gas, Uap dan kabut
Biologis : bakteri, virus, parasit
GIZI KERJA
Penilaian Status Gizi Kerja
Langsung
1. Indeks Antropometri : indeks ukuran tubuh
(berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas)
pada berbagai tingkat umur dan gizi. Dibedakan
atas 4 indeks
a) Berat badan menurut umur (BB/U)
b) Tinggi badan menurut umur (TB/U)
c) Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
d) Lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U)
GIZI KERJA
2. Klinis : berdasarkan perubahan-perubahan klinis
yang terkait dengan ketidakcukupan zat gizi.
3. Biokimia : pemeriksaan laboratoris terhadap
berbagai macam spesimen tubuh
- Tidak langsung
1. Survei Konsumsi Makanan : menilai jumlah dan
jenis zat gizi yang dikonsumsi
2. Statistik Vital : menganalisis data statistik
kesehatan terkait gizi (angka kematian
berdasarkan umur, angka kesakitan dan
kematian)
PSIKOLOGI INDUSTRI
Psikologi Industri memfokuskan perhatiannya
pada pengembangan, evaluasi dan prediksi
kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh
pekerja
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku
manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.
Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno (Psych
yang berarti jiwa) dan (logia yang artinya ilmu):
secara etimologis, psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jiwa
PSIKOLOGI INDUSTRI
Prikologi industri sering dikaitkan dengan
psikologi organisasi
Psikologi organisasi adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana suatu organisasi
memengaruhi dan berinteraksi dengan anggota-
anggotanya
PSIKOLOGI INDUSTRI
Tujuan psikologi industri
1. Berperan pada manajemen ketenagaan mulai dari
seleksi, penerimaan, pelatihan, penempatan, mutasi,
promosi dan terminasi
2. Menyelesaikan masalah-masalah perusahaan yang
terkait dengan tenaga kerja
3. Membantu meningkatkan produktivitas kerja melalui
peningkatan etos kerja dan motivasi kerja karyawan
etos kerja terkait dengan pandangan dan sikap individu
terhadap pekerjaan
motivasi kerja terkait dengan dorongan dari dalam individu
terhadap pekerjaan
PSIKOLOGI INDUSTRI
Faktor psikologis dalam bekerja
Manusia merupakan makhluk sosial dengan aspek
kejiwaan yang komplek
Manusia memerlukan pekerjaan dengan persepsi dan
reaksi yang berbeda untuk setiap jenis pekerjaan
dan lingkungan kerja
Persepsi dan reaksi yang tidak adekuat dapat
menimbulkan gangguan kejiwaan yang apabila tidak
teratasi dapat merugikan pekerja, pekerjaan dan
perusahaan
Diperlukan pendekatan dan bantuan psikologis
PSIKOLOGI INDUSTRI
Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
1. Kesesuaian pendidikan, kemampuan dan kecakapan
dengan pekerjaan
2. Keserasian dengan manajemen, lingkungan kerja dan
rekan kerja
3. Kebebasan berkarya, dihargai, kesempatan untuk maju
serta bebas dari diskriminasi
4. Terjaminnya hak-hak dasar pekerja (beragama,
berbicara, bersuara dan berserikat)
5. Mendapatkan penghasilan dan penghargaan yang layak
PSIKOLOGI INDUSTRI
Upaya menciptakan kepuasan kerja
1. Berikan penghargaan terhadap karyawan
2. Berikan perhatian yang cukup dan tulus terhadap
karyawan
3. Ciptakan lingkungan dan suasana kerja yang
mendorong timbulmnya partisipasi aktif
4. Perbaiki moral karyawan, kondisi kerja,
penghasilan dan kesejahteraan karyawan
5. Beri kesempatan karyawan menyampaikan keluhan
6. Hindari menerapkan cara kerja yang otoriter
PSIKOLOGI INDUSTRI
Profil karakteristik pekerja yang sukses ditinjau
dari sudut pandang psikologis
1. Self confidence
2. Originality
3. Task oriented
4. Future oriented
5. Risk Tasking
6. People oriented
TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Toksikologi industri adalah ilmu yang
mempelajari tentang berbagai bahan toksik yang
digunakan, diolah atau dihasilkan oleh industri
Toksikologi (ilmu tentang racun) adalah ilmu yang
mempelajari pengaruh yang merugikan dari suatu
bahan toksik terhadap organisme
Bahan toksik atau racun adalah bahan kimia yang
dalam jumlah dan sifat tertentu berbahaya bagi
kesehatan atau jiwa manusia.
TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Bahan toksik yang digunakan pada industri
biasanya berupa bahan kimia. Bahan kimia
tersebut dapat dibedakan menurut sifat fisik dan
bentuk fisik
Sifat fisik : Debu, Awan, Kabut, Gas, Uap
Bentuk fisik : Partikel (debu, awan, kabut)
dan non partikel (gas, uap)
TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Penilaian toxisitas ditentukan oleh Nilai Ambang Batas
(NAB)
1. Dibawah NAB : kadar bahan kimia di udara tempat kerja
selama 8 jam dalam sehari tidak membahayakan atau
menimbulkan gangguan kesehatan
2. Pada batas NAB yaitu kadar bahan kimia yang masih
diperkenankan untuk bekerja tetapi tidak boleh lebih dari 15
menit atau 4 kali pajanan per hari dengan interval antar dua
pajanan minimum 60 menit
3. Diatas NAB yaitu kadar bahan kimia yang tidak boleh
dilampaui selama melakukan pekerjaan
Tiap bahan toksis (bahan kimia) mempunyai NAB
tersendiri
TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Faktor yang mempengaruhi toksisitas
1. Sifat fisik contohnya :gas, uap, debu, fume,
asap/kabut
2. Sifat kimia : jenis senyawa, besar molekul,
konsentrasi dan daya larut
3. Port dentre (cara masuk dalam tubuh) melalui
saluran nafas, saluran cerna atau kulit
4. Faktor pekerja : usia, jenis kelamin, ras, status
gizi, kesehatan, faktor genetik dan perilaku atau
kebiasaan hidup
TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Efek interaksi bahan kimia
1. efek adiktif : saling memperkuat
2. efek sinergi : pengaruh gabungan lebih
besar dari pengaruh masing-masing
3. potensialisasi : zat kimia yang tidak toksik
setelah berinteraksi dengan zat kimia lain
menjadi toksik
4. efek antagonis: kombinasi dua zat kimia
yang menimbulkan efek bertentangan
TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Proses zat kimia dalam tubuh
Meliputi cara masuk, metabolisme, distribusi dan
ekskresi
Cara masuk : oral, anal, suntikan, pernapasan, kulit
Metabolisme : dalam kaitan toksikologi, proses zat kimia
di dalam tubuh dibedakan atas:
Detoksikasi : zat kimia yang semula toksis ditransformasi
(biotransformasi) menjadi kurang toksis
Aktifasi : zat kimia yang semula tidak koksis ditransformasi
(biotransformasi) menjadi lebih toksis
Eksresi hasil metabolisme umumnya dilakukan melalui
urine , feases, keringat dan pernafasan
TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Dampak bahan toksis terhadap kesehatan
tergantung dari
Toksisitas zat yang masuk dan konsentrasinya dalam
organ tubuh
Kuantitas zat yang masuk dan konsentrasinya dalam
organ butuh
Konsentrasi zat dalam organ tubuh tergantung dari
lamanya pajanan dan proses metabolisme zat di
dalam tubuh
TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Pekerja yang terpajan bahan-bahan toksis
dapat menderita keracunan
Tanda/gejala keracunan tergantung dari
bahan kimia yang masuk dalam tubuh
Gejala non spesifik : lemah, pusing, mual, muntah,
gemetar, nafsu makan berkurang.
Gejala spesifik : kelumpuhan, kejang, gangguan
penglihatan, diare menetap, pendarahan
TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Beberapa upaya yang harus di lakukan
terhadap bahan kimia yang digunakan,
diolah, dan/atau dihasilkan dalam industri
1. Mengenal jenis bahan kimia yang
dipergunakan dan/atau dihasilkan
2. Mengenal proses produksi
3. Melakukan pemantauan secara berkelanjutan
4. Melakukan tindakan pencegahan sesuai
temuan
TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Pemantauan Biomedik
Digunakan untuk mendeteksi kelainan fungsi
organ tubuh melalui pemeriksaan organ
tubuh, darah dan urine
Dapat dideteksi keberadaan bahan beracun,
metabolisme bahan beracun serta akibat
kesehatan yajng ditimbulkannya
TOKSIKOLOGI INDUSTRI
Prinsip pencegahan dan pengendalian
bahan toksis
1. Eliminasi
2. Subsitusi
3. Pengendalian teknis
4. Pengendalian atministratif
5. Alat pelindung diri
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai