Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DASAR-DASAR K3

(KESELAMATAN KESEHATAN
KERJA)

KELOMPOK 1
NAMA : 1.DELLA H
2. DWI INDAH LESTARI
KELAS : 1 EGA
MATA KULIAH : KESELAMATAN KESEHATAN KERJA
DOSEN PEMBIMBING : Ir. SOFIAH, M.T
PENDAHULUAN

Setiap pekerjaan / aktivitas selalu ada resiko kegagalan. Salah satu resiko pekerjaan adalah
kecelakaan kerja (work accident) yang berakibat kerugian. Untuk itu perlu K3 yang harus terpadu
untuk semua orang yang ada dalam lingkup perusahaan / pekerjaan. PT Jamsostek mencatat selama
2013 terjadi sebanyak 103.285 kasus kecelakaan. Degrasi keselamatan terjadi akibat transisi dari
masyarakat agraris (low risk society) menuju masyarakat industri. Kecelakaan berdampak pada daya
saing tingkat global. Sebagian masyarakat merasa tidak memerlukan K3, bahkan dianggap sebagai
barang mewah.
POKOK-POKOK ISI
1. Sejarah Perkembangan K3 di Dunia
2. Sejarah Perkembangan K3 di Indonesia
3. Pengertian K3 Menurut Para Ahli
SEJARAH PERKEMBANGAN K3 DI DUNIA

Sejarah perkembangan K3 mulai dari zaman pra-sejarah sampai dengan zaman modern

sekarang secara ringkas adalah sebagai berikut :

a. Zaman Pra-Sejarah
Pada zaman batu dan goa (Paleolithic dan Neolithic) dimana manusia yang hidup pada

zaman ini telah mulai membuat kapak dan tombak yang mudah untuk digunakan serta

tidak membahayakan bagi mereka saat digunakan. Disain tombak dan kapak yang

mereka buat umumnya mempunyai bentuk yang lebh besar proporsinya pada mata kapak

atau ujung tombak. Hal ini adalah untuk menggunakan kapak atau tombak tersebut tidak

memerlukan tenaga yang besar karena dengan sedikit ayunan momentum yang

dihasilkan cukup besar. Disain yang mengecil pada pegangan dimaksudkan untuk tidak

membahayakan bagi pemakai saat mengayunkan kapak tersebut.

b. Zaman Bangsa Babylonia (Dinasti Summeria) di Irak


Pada era ini masyarakat sudah mencoba membuat sarung kapak agar aman dan tidak

membahayakan bagi orang yang membawanya. Pada masa ini masyarakat sudah

mengenal berbagai macam peralatan yang digunakan untuk membantu pekerjaan

mereka. Dan semakin berkembang setelah ditemukannya tembaga dan suasa sekitar

3000-2500 BC. Pada tahun 3400 BC masyarakat sudah mengenal konstruksi dengan

menggunakan batubata yang dibuat proses pengeringan oleh sinar matahari. Pada era ini
masyarakat sudah membangunan saluran air dari batu sebagai fasilitas sanitasi.

Pada tahun 2000 BC muncul suatu peraturan “Hammurabi” yang menjadi dasar adanya

kompensasi asuransi bagi pekerja.

c. Zaman Mesir Kuno


Pada masa ini terutama pada masa berkuasanya Fir’aun banyak sekali dilakukan

pekerjaan-pekerjaan raksasa yang melibatkan banyak orang sebagai tenaga kerja. Pada

tahun 1500 BC khususnya pada masa Raja Ramses II dilakukan pekerjaan

pembangunan terusan dari Mediterania ke Laut Merah. Disamping itu Raja Ramses II

juga meminta para pekerja untuk membangun “temple” Rameuseum. Untuk menjaga

agar pekerjaannya lancar Raja Ramses II menyediakan tabib serta pelayan untuk

menjaga kesehatan para pekerjanya.

d. Zaman Yunani Kuno


Pada zaman romawi kuno tokoh yang paling terkenal adalah Hippocrates. Hippocrates

berhasil menemukan adanya penyakit tetanus pada awak kapal yang ditumpanginya.

e. Zaman Romawi
Para ahli seperti Lecretius, Martial, dan Vritivius mulai memperkenalkan adanya

gangguan kesehatan yang diakibatkan karena adanya paparan bahan-bahan toksik dari

lingkungan kerja seperti timbal dan sulfur. Pada masa pemerintahan Jendral Aleksander

Yang Agung sudah dilakukan pelayanan kesehatan bagi angkatan perang.

f. Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan sudah diberlakukan pembayaran terhadap pekerja yang

mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan cacat atau meninggal. Masyarakat

pekerja sudah mengenal akan bahaya vapour di lingkungan kerja sehingga disyaratkan

bagi pekerja yang bekerja pada lingkungan yang mengandung vapour harus

menggunakan masker.
g. Abad ke-16
Salah satu tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Phillipus Aureolus Theophrastus

Bombastus von Hoheinheim atau yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan

Paracelsus mulai memperkenalkan penyakit-penyakit akibat kerja terutama yang dialamai

oleh pekerja tambang. Pada era ini seorang ahli yang bernama Agricola dalam bukunya

De Re Metallica bahkan sudah mulai melakukan upaya pengendalian bahaya timbal di

pertambangan dengan menerapkan prinsip ventilasi.

h. Abad ke-18
Pada masa ini ada seorang ahli bernama Bernardino Ramazzini (1664 – 1714) dari

Universitas Modena di Italia, menulis dalam bukunya yang terkenal : Discourse on the

diseases of workers, (buku klasik ini masih sering dijadikan referensi oleh para ahli K3

sampai sekarang). Ramazzini melihat bahwa dokter-dokter pada masa itu jarang yang

melihat hubungan antara pekerjaan dan penyakit.

Ramazzini melihat bahwa ada dua faktor besar yang menyebabkan penyakit akibat kerja,

yaitu bahaya yang ada dalam bahan-bahan yang digunakan ketika bekerja dan adanya

gegerakan-gerakan janggal yang dilakukan oleh para pekerja ketika bekerja (ergonomic

factors).

i. Era Revolusi Industri (Traditional Industrialization)


Pada era ini hal-hal yang turut mempengaruhi perkembangan K3 adalah :

1. Penggantian tenaga hewan dengan mesin-mesin seperti mesin uap yang baru

ditemukan sebagai sumber energi.

2. Penggunaan mesin-mesin yang menggantikan tenaga manusia

3. Pengenalan metode-metode baru dalam pengolahan bahan baku(khususnya

bidang industri kimia dan logam).

4. Pengorganisasian pekerjaan dalam cakupan yang lebih besar berkembangnya

industri yang ditopang oleh penggunaan mesin-mesin baru.

5. Perkembangan teknologi ini menyebabkan mulai muncul penyakit-penyakit yang

berhubungan dengan pemajanan karbon dari bahan-bahan sisa pembakaran.


j. Era Industrialisasi (Modern Idustrialization)
Sejak era revolusi industri di ata samapai dengan pertengahan abad 20 maka penggnaan

teknologi semakin berkembang sehingga K3 juga mengikuti perkembangan ini.

Perkembangan pembuatan alat pelindung diri, safety devices. dan interlock dan alat-alat

pengaman lainnya juga turut berkembang.

k. Era Manajemen dan Manjemen K3


Perkembangan era manajemen modern dimulai sejak tahun 1950-an hingga sekarang.

Perkembangan ini dimulai dengan teori Heinrich (1941) yang meneliti penyebab-penyebab

kecelakaan bahwa umumnya (85%) terjadi karena faktor manusia dan faktor kondisi kerja yang tidak

aman (unsafe condition).

Pada era ini berkembang system automasi pada pekerjaan untuk mengatasi masalah

sulitnya melakukan perbaikan terhadap faktor manusia. Namun sistem otomasi

menimbulkan masalah-masalah manusiawi yang akhirnya berdampak kepada kelancaran

pekerjaan karena adanya blok-blok pekerjaan dan tidak terintegrasinya masing-masing

unit pekerjaan.

Sejalan dengan itu Frank Bird dari International Loss Control Institute (ILCI) pada tahun

1972 mengemukakan teori Loss Causation Model yang menyatakan bahwa factor

manajemen merupakan latar belakang penyebab yang menyebabkan terjadinya

kecelakaan.

Berdasarkan perkembangan tersebut serta adanya kasus kecelakaan di Bhopal tahun

1984, akhirnya pada akhir abad 20 berkembanglah suatu konsep keterpaduan system

manajemen K3 yang berorientasi pada koordinasi dan efisiensi penggunaan sumber

daya. Keterpaduan semua unit-unit kerja seperti safety, health dan masalah lingkungan

dalam suatu system manajemen juga menuntut adanya kualitas yang terjamin baik dari

aspek input proses dan output. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya standar-standar

internasional seperti ISO 9000, ISO 14000 dan ISO 18000.


l. Era Mendatang

Perkembangan K3 pada masa yang akan datang tidak hanya difokuskan pada

permasalahan K3 yang ada sebatas di lingkungan industri dan pekerja. Perkembangan

K3 mulai menyentuh aspek-aspek yang sifatnya publik atau untuk masyarakat luas.

Penerapan aspek-aspek K3 mulai menyentuh segala sektor aktifitas kehidupan dan lebih

bertujuan untuk menjaga harkat dan martabat manusia serta penerapan hak asazi

manusia demi terwujudnya kualitas hidup yang tinggi. Upaya ini tentu saja lebih banyak

berorientasi kepada aspek perilaku manusia yang merupakan perwujudan aspek-aspek

K3.
SEJARAH PERKEMBANGAN K3 DI INDONESIA

Sejarah keselamatan kerja di Negara Indonesia (K3) dimulai setelah Belanda datang ke
Indonesia pada abad ke-17. Pada saat itu, masalah keselamatan kerja di wilayah Indonesia mulai
terasa untuk melindungi modal yang ditanam untuk industri. Saat jumlah ketel uap yang digunakan
industri Indonesia sebanyak 120 ketel uap, sehingga munculah undang-undang mengenai kerja ketel
uap di tahun 1853.

Pada tahun 1898, jumlah ketel uap yang digunakan industri kerja semakin bertambah menjadi
2.277 ketel uap. Tahun 1890 kemudian dikeluarkan ketetapan tentang pemasangan dan pemakaian
jaringan listrik di wilayah Indonesia. Menyusul pada tahun 1907, dikeluarkan peraturan tentang
pengangkutan obat, senjata, petasan, peluru dan bahan-bahan yang dapat meledak dan beresiko pada
keselamatan kerja.

Veiligheids Reglement dan pengaturan khusus sebagai pelengkap peraturan pelaksanaanya


dikeluarkan pada tahun 1905. Kemudian direvisi pada tahun 1910 dimana pengawasan undang-
undang kerja dilakukan oleh Veiligheids Toezich. Sedangkan pada tahun 1912 muncul pelarang
terhadap penggunaan fosfor putih.

Undang-undang pengawasan kerja yang memuat kesehatan dan keselamatan kerja atau K3
dikeluarkan tahun 1916. Pada tahun 1927 lahir undang-undang gangguan dan di tahun 1930
pemerintah Hindia Belanda merevisi undang-undang ketel uap.

Sejarah keselamatan kerja di Negara Indonesia (k3) dimulai setelah Belanda datang ke
Indonesia pada abad ke-17.

Pada saat terjadi perang dunia ke II, tidak banyak catatan sejarah mengenai keselamatan serta
kesehatan industri kerja, dikarenakan saat itu masih dalam suasana perang sehingga banyak industri
yang berhenti beroprasi. Sejak jaman kemerdekaan, sejarah keselamatan kerja berkembang sesuai
dengan dinamika bangsa Indonesia. Beberapa tahun setelah Proklamasi, undang-undang kerja dan
undang-undang kecelakaan (terutama menyangkut masalah kompensasi) mulai dibuat. Di tahun 1957
didirikanlah Lembaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Sedangkan di tahun 1970, undang-undang No 1 tentang keselamatan kerja dibuat. Undang-
undang ini sendiri dibuat sebagai pengganti Veiligheids Reglement tahun 1920. Sejarah berikutnya
pada tahun 1969, berdirilah ikatan Higiene Perusahaan, Kesehatan dan keselamatan kerja, dan di
tahun 1969 dibangun laboratorium keselamatan kerja.

Di tahun 1957, diadakan seminar nasional Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja K3
dengan tema penerapan Keselamatan Kerja Demi Pembangunan. Tepatnya di bulan Februari 1990,
Fakultas Kedokteran Unissula yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Sultan Agung Semarang
menyelenggarakan symposium gangguan pendengaran akibat kerja yang dibuka oleh Menteri Tenaga
Kerja Republik Indonesia yang pada saat itu dijabat oleh Cosmas Batubara.
PENGERTIAN K3 MENURUT PARA AHLI

Agar memudahkan kita dalam memahami apa arti K3, maka kita dapat merujuk pada
pendapat beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian K3 (Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan
Kerja) menurut para ahli:

1. Mathis dan Jackson

Menurut Mathis dan Jackson pengertian K3 adalah kegiatan yang menjamin terciptanya
kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan,
pengarahan dan kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari karyawan dan pemberian bantuan sesuai
dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun perusahaan dimana mereka
bekerja.

2. Ardana

Menurut Ardana, pengertian K3 adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja
dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat sehingga setiap sumber
produksi bisa digunakan secara aman dan efisien.

3. Flippo

Menurut Flippo arti K3 adalah pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh dan
spesifik, penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-praktek perusahaan di tempat kerja dan
pelaksanaannya melalui surat panggilan, denda, dan sanksi lain.

4. Hadiningrum

Menurut Hadiningrum pengertian K3 adalah pengawasan terhadap SDM, mesin, material, dan
metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami kecelakaan.

5. Widodo

Menurut Widodo, definisi K3 adalah bidang yang berhubungan dengan kesehatan,


keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.

6. World Health Organization (WHO)


Menurut WHO pengertian K3 adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan dan
memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua
jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan.

Pengertian K3 Secara Umum :


Apa yang dimaksud dengan K3? Pengertian K3 adalah bidang yang berhubungan dengan
keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja pada sebuah institusi ataupun lokasi
proyek.

Arti K3 (Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) secara khusus dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:

1. Pengertian K3 secara keilmuan; K3 merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam


upaya mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Pengertian K3 secara filosofis; suatu upaya yang dilakukan untuk memastikan keutuhan dan
kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja pada khususnya, dan masyarakat pada
umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarkat adil dan makmur.
DAFTAR PUSTAKA

https://ilmuteknikmesinindonesia.blogspot.com/2016/09/sejarah-k3-keselamatan-dan-kesehatan.html

https://www.academia.edu/36170085/SEJARAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA_
K3_1._Sejarah_Perkembangan_K3_Di_Dunia

https://www.safetyshoe.com/tag/sejarah-k3-di-dunia-dan-indonesia/

http://nursandarmawan.blogspot.com/2015/03/pengertian-k3.html

Anda mungkin juga menyukai