Anda di halaman 1dari 9

NAMA : MOCHAMMAD REZKY SYAHPUTRA

NPM : 217053025

PRODI : D4K3

SEMESTER : 1

1.jelaskan pengertian K3

2.jelaskan fungsi dan tujuan k3

3.jelaskan akses condition dan akses action serta berikan contohnya


masing masing 3

4.sebutkan dasar hukum k3 serta undang pelaksananya

5.jelaskan peran k3 dalam perusahaan

6.jelaskan ruang lingkup K3

7.sebutkan dan jelaskan budaya dari k3

JAWABAN
1. Pengertian K3 Menurut Filosofi Mangkunegara, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani
tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil
karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.

2. 3 (tiga) tujuan utama penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang


No 1 Tahun 1970 tersebut antara lain : Melindungi dan menjamin
keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman
dan efisien. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas
Nasional.
3. Unsafe Condition  : kondisi – kondisi yang tidak aman dan
berbahaya bagi para pekerja.

– Tempat Kerja Yang Tidak Memenuhi Standar / Syarat


Tempat kerja yang tidak memenuhi standar dan syarat kesehatan dan keselamatan
kerja dapat mengakibatkan penurunan daya produksi dan produktifitas. Selain itu
juga dapat mengakibatkan dampak yang negative bagi para pekerja itu sendiri.
Contoh : kurangnya ventilasi udara yang cukup sehingga tidak adanya pergantian
udara didalam ruangan kerja dan membuat para pekerja kekurangan oksigen dan
dapat mengakibatkan pingsan ketika sedang bekerja. Selain itu, pencahayaan dan
penerangan yang kurang dapat menggangu para pekerja dalam melaksanakan tugas
sebagai mana mestinya. Bahkan dengan pencahayaan yang terlalu berlebih juga akan
dapat merusak mata. Oleh karena itu, dalam pencahayaan harus biasa- biasa saja,
jangan sampai terlalu terang dan jangan sampai terlalu redup.

– Alat Pelindung Diri Yang Tidak Sesuai Dengan Standar Yang Telah di
Tetapkan
Perusahaan harus menyediakan Alat Pelindung Diri ( APD ) yang cukup dan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Jika Alat Pelindung Diri ( APD ) yang
disediakan tidak memenuhi standar, maka akan mengakibatkan kecelakaan yang
dapat merugikan pihak perusahaan dan para pekerja. Contoh : Helm yang digunakan
oleh para pekerja harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap benturan benda
keras. Misalkan helm tersebut tahan terhadap benturan balok maupun batu bata.
Jika helm yang digunakan tidak tahan terhadap bahan- bahan yang telah tersebut
diatas maka akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar khususnya bagi para
pekerja itu sendiri karena dapat mengakibatkan geger otak.

Unsafe Action  : tindakan – tindakan yang tidak aman dan


berbahaya bagi para pekerja.

– Adanya Percampuran Bahan- Bahan Kimia


Bahan – bahan kimia sangat berbahaya bagi para pekerja, dimana jika sampai
bercampur baur antar sesama bahan kimia dapat menyebabkan keracunan dan
bahkan ledakan yang sangat dahsyat sehingga akan dapat merugikan para pekerja
itu sendiri. Contoh : Jika bahan kimia Natrium bercampur dengan H2O dapat
menyebabkan ledakan yang sangat dahsyat. Apalagi jika kadar Natriumnya cukup
tinggi dan sangat banyak.
– Membuang Sampah Sembarangan Tempat
Hal seperti ini sungguh sangat sering ditemukan di berbagai tempat kerja. Masih
banyaknya para pekerja yang kurang sadar akan pentingnya kebersihan tempat
kerja. Namun disini bukan hanya melihat dari segi kebersihan tetapi juga melihat
segi keamanan dalam melakukan pekerjaan. Jika sampai sampah- sampah tersebut
tidak dibuang pada tempatnya akan dapat menyebabkan kerugian bagi pihak
perusahaan khususnya bagi para pekerja sendiri. Sebagai contoh : jika membuang
kulit pisang dan oli bekas disembarang tempat akan menyebabkan para pekerja
menjadi terpeleset sehingga akan terjatuh. Apalagi jika sampai ada anggota
tubuhnya yang terluka, seperti patah tangan dan kaki. Dengan demikian para
pekerja tidak dapat melakasanakan tugasnya sebagaimana mestinya sehingga akan
dapat menurunkan produksi dan produktivitas dari perusahaan sehingga perusahaan
akan merugi.

4. Undang-Undang K3Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Stoom


Ordonnantie).Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 203 tentang
Ketenagakerjaan.Peraturan Pemerintah terkait K3Peraturan Uap Tahun
1930 (Stoom Verordening).Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1973
tentang Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan dan Peredaran
Pestisida.peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.Peraturan
Pemerintah No 11 Tahun 1979 tentang keselamatan Kerja Pada Pemurnian
dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.Peraturan Menteri terkait
K3Permenakertranskop RI No 1 Tahun 1976 tentang Kewajiban Latihan
Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.Permenakertrans RI No 1 Tahun 1978
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pengangkutan dan
Penebangan Kayu.Permenakertrans RI No 3 Tahun 1978 tentang
Penunjukan dan Wewenang Serta Kewajiban Pegawai Pengawas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan
Kerja.Permenakertrans RI No 1 Tahun 19879 tentang Kewajiban Latihan
Hygienen Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi Tenaga
Paramedis Perusahaan.Permenakertrans RI No 1 Tahun 1980 tentang
Keselamatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.Permenakertrans RI No 2
Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.Permenakertrans RI No 4 Tahun 1980
tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan.Permenakertrans RI No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.Permenakertrans RI No 1 Tahun 1982 tentang
Bejana Tekan.Permenakertrans RI No 2 Tahun 1982 tentang Kualifikasi
Juru Las.Permenakertrans RI No 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Tenaga Kerja.Permenaker RI No 2 Tahun 1983 tentang
Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis.Permenaker RI No 3 Tahun 1985
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes.Permenaker
RI No 4 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.Permenaker RI
No 5 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.Permenaker RI No
4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.Permenaker RI No 1
Tahun 1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat
Uap.Permenaker RI No 1 Tahun 1989 tentang Kualifikasi dan Syarat-
syarat Operator Keran Angkat.Permenaker RI No 2 Tahun 1989 tentang
Pengawasan Instalasi-instalasi Penyalur Petir.Permenaker RI No 2 Tahun
1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Permenaker RI No 4 Tahun 1995
tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Permenaker
RI No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.Permenaker RI No 1 Tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja dengan
Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.Permenaker RI No 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.Permenaker RI No 4 Tahun 1998
tentang Pengangkatan, Pemberhentian dan tata Kerja Dokter
Penasehat.Permenaker RI No 3 Tahun 1999 tentang Syarat-syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk Pengangkutan Orang dan
Barang.
5. Menurut Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja, tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah untuk
mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Selain itu, K3 juga
berfungsi untuk melindungi semua sumber produksi sehingga dapat
digunakan secara efektif.

6. Ruang Lingkup K3 Secara Umum


Secara umum, K3 memiliki ruang lingkup yang luas yakni mengenai
keselamatan, kesehatan, serta keamanan dari para pekerja dari seluruh
tingkat atau jajaran. Hal tersebut berfungsi sebagai area yang dapat
dijadikan sebagai panduan dalam perumusan peraturan.

Ruang lingkup sendiri berfungsi sebagai batasan-batasan yang digunakan oleh


protokoler dalam menyusun peraturan dalam sebuah pekerjaan misal dalam K3
perkantoran, konstruksi, pendidikan, hingga pada bidang medis.

Penentuan ruang lingkup ini juga dapat menjadi bahan perbaruan dan evaluasi
jika terjadi kegagalan maupun kecelakaan berdampak parah. Bahkan,
terkadang menyebabkan kematian sehingga perumusan peraturan lebih
efektif.

Ruang Lingkup K3 menurut Pengertiannya


Berdasarkan perngertiannya, terdapat pula ruang lingkup yang menaungi
sehingga terbentuk batasan-batasan dalam penegakkan peraturan K3. Berikut
informasi mengenai hal tersebut secara ringkas:

Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang dimaksud sebagai ruang lingkup ialah lokasi atau
tempat dimana pekerjaan dilakukan baik di gedung maupun ruangan terbuka
berdasarkan jenis kegiatannya. Hal ini tentu saja diatur dengan detail
berdasarkan protokol yang berlaku.
Kondisi tempat bekerja harus dipastikan aman dan nyaman contohnya jika
dalam ruangan maka perhatikan bagian ventilasi udara, suhu ruang,
penerangan, dan lain sebagainya. Berlaku pula untuk pekerjaan di luar
terbuka.

Alat Kerja dan Bahan


Dalam sebuah pekerjaan tentu dibutuhkan peralatan untuk menunjang
keberhasilan kegiatan. Maka dari itu, dibutuhkan pula pengaturan yang ketat
namun fleksibel agar dapat melindungi penggunanya yaitu para pekerja.

Bukan hanya pada alat kerjanya saja, namun bahan-bahan yang digunakan
untuk kegiatan bekerja juga harus dipastikan sudah sesuai standar keamanan,
keselamatan, dan kesehatan untuk menghindari terjadinya kecelakaan.

Metode Kerja
Metode kerja juga termasuk ruang lingkup dan juga fungsi K3 sebagai SOP
atau panduan saat melakukan pekerjaan. Hal ini harus diatur dengan rinci dan
detail dikarenakan menyangkut pada keselamatan dan keamanan banyak pihak
terutama pekerja yang menangani langsung.

Maka dari itu, metode kerja harus dirumuskan secara jelas dan berurutan
bersamaan dengan rangkaian langkah-langkah penyelamatan jika terjadi
kecelakaan serta resiko-resiko pekerjaan lainnya seperti cidera dan lain
sebagainya.

Pengertian K3 secara umum, tujuan, prinsip, ruang lingkup, jenis K3 dan


informasi lainnya harus dipahami agar dapat diterapkan dalam kegiatan
bekerja. Salah satunya dengan mengetahui berbagai macamnya seperti
keterangan sebagai berikut:

Jenis Bahaya Kimia


Jenis bahaya ini sering kali ditemukan pada jenis pekerjaan yang berhubungan
langsung dengan bahan-bahan kimia seperti pada perusahaan maupun bidang
medis dan lain sebagainya. Tentu terdapat resiko berdampak pada kesehatan
dan keselamatan di dalamnya.
Jenis-jenis bahaya tersebut meliputi uap bahan kimia, gas beracun, serta abu
sisa pembakaran. Semua hal tersebut harus diantisipasi keberadaan dan
penanganannya dengan baik melalui prosedur K3 yang baik.

Jenis Bahaya Fisika


Jenis bahaya fisika berhubungan dengan berbagai hal yang menyebabkan
terjadinya resiko. Misalnya berasal dari kondisi udara, suara terlalu bising
beresiko merusak pendengaran, maupun suhu terlalu ekstrim misal panas atau
dingin sekali.

Demi mencegah terjadinya berbagai jenis bahaya fisika ini diperlukan protokol
yang benar serta penggunaan alat pelindung diri sesuai kebutuhan dan kondisi
tempat bekerja. Dikarenakan dapat melukai jika terkena kontak langsung maka
dianjurkan untuk tidak mengabaikan K3.

Jenis Bahaya Pekerjaan


Jenis bahaya pekerjaan yang dimaksud ialah adanya resiko yang diperoleh.
Karena jika kurang lengkapnya peralatan dan pengamanan saat bekerja, tidak
berhati-hati saat melakukan pekerjaan berat seperti pada bidang konstruksi.

Penyediaan penerangan yang tidak memadai juga dapat menjadi salah satu
penyebab terjadinya bahaya pekerjaan. Dengan kata lain, poin ini juga menjadi
salah satu hal penting yang harus dipenuhi sebagai salah satu bentuk penerapan
K3.

Jenis Bahaya Biologis


Jenis bahaya biologis ialah hal-hal yang berasal dari adanya serangan makhluk
lain seperti hewan maupun mikroorganisme tertentu. Bahkan, dapat mengancam
keselamatan, keamanan, dan kesehatan para pekerja.

Contohnya seperti ular berbisa, bakteri yang berkembang pada lingkungan


tertentu, bahkan adanya virus baik dari tumbuhan maupun binatang, dan lain
sebagainya. Hal ini dapat dicegah, namun jika terjadi kecelakaan juga diperlukan
penanganan sesuai dengan peraturan K3.

Jenis Bahaya Ergonomi


Jenis bahaya selanjutnya ialah berhubungan dengan ergonomi atau
kenyamanan dalam fasilitas yang tersedia. Bahkan pada peralatan yang
seharusnya sesuai digunakan oleh para pekerja berdasarkan bentuk tubuhnya.

Jenis bahaya ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan berupa rasa sakit pada
punggung, otot, tulang, maupun sendi. Dengan begitu, diharapkan pihak
perusahaan, institusi, dan penyedia pekerjaan lainnya juga memperhatikan hal
tersebut.

Jenis Bahaya Mekanik


Jenis bahaya mekanik disebabkan oleh pergerakan dari peralatan yang
digunakan saat bekerja seperti misalnya terjepit, tertusuk, terpotong, tertabrak,
dan lain sebagainya. Untuk itu, sebelum alat-alat digunakan harus dipastikan
dalam kondisi aman dan tidak rusak.

Pengguna peralatan juga harus sepadan sehingga saat menggunakan tidak


akan menyebabkan resiko tertentu. Apabila dirasa belum mumpuni dapat
dilakukan pengawasan bahkan pergantian untuk menghindari terjadinya
kesalahan serta kecelakaan saat bekerja.

7. BUDAYA DARI K3
1.Adanya komitmen (commitment) dari pimpinan perusahaan
Tanpa komitmen ini maka percuma saja membuat program atau sistem K3,
mungkin bisa dibuat, tapi hasilnya akan nihil atau semu. Peran dan komitmen
pimpinan disini akan terlihat dari prioritas program atau aktivitas bisnis saat
planning, untuk perusahaan yang berisiko tinggi biasanya menjadikan K3
sebagai nilai utama sehingga biasanya program atau aktivitas yang
diprioritaskan berhubungan dengan K3. Komitmen pimpinan biasanya juga
terlihat saat berperan menjadi sponsor program-program K3, saat menjadi
sponsor investigasi kecelakaan kerja dan lain-lain.

2.Adanya kesadaran (awareness) dari tiap pekerja


-Tiap pekerja memiliki kewajiban untuk selalu menyadari bahwa bahaya selalu
ada di tiap pekerjaan dan tiap pekerja juga harus mengetahui apa saja yang
harus dilakukan untuk meminimalisir atau menghilangkan dampak dari bahaya
tersebut.
-Kesadaran pekerja biasanya diuji saat pekerja diharuskan memenuhi prosedur
K3 saat bekerja seperti identifikasi bahaya, SOP, penggunaan alat pelindung diri,
dan sebagainya.
-Akan percuma jika perusahaan sudah mempunyai sistem manajemen K3 yang
baik namun kesadaran dari pekerja terhadap K3 kurang.
-Ada pendekatan apresiasi Award & Punishment terhadap pekerja yang baik
dalam performa K3.
Banyak sekali insiden kerja yang akar penyebabnya adalah kesalahan manusia,
apa betul? Saya tidak yakin karena kesalahan manusia biasanya berasal dari
kelemahan sistem yang seharusnya jadi akar masalah.

3.Adanya kepatuhan (compliance) yang dipersyaratkan oleh regulator


Tiap negara termasuk Indonesia memiliki aturan-aturan mengenai K3 untuk
menjamin rakyatnya selamat saat bekerja. Namun yang paling terpenting adalah
aturan-aturan ini harus betul-betul ditegakan dan diterapkan, pemerintah harus
selalu memonitor tiap perusahaan mengenai penerapan aturan ini dan
memastikan perusahaan telah patuh terhadap aturan tersebut. Hal ini penting
karena tidak sedikit perusahaan “nakal” yang tidak memprioritaskan K3 sebagai
nilai utama dalam bisnis mereka.

4.Adanya hasrat (passion) dari profesional di bidang K3


-Perlunya peran profesional K3 di tiap perusahaan terutama yang bergelut di
industri berisiko menengah atau tinggi atau memiliki banyak pekerja.
-Profesional K3 yang biasanya ada di dalam departemen SHE atau HSE atau
HES atau EHS ini mempunyai peran yang krusial dalam penerapan SMK3.
Profesional K3 di berbagai level baik engineer, officer dsb
-Profesional K3 bergelut di bidang multidisipliner karena bidang pekerjaan yang
dihadapi sangat luas mulai dari engineering, data analysis, kesehatan, medis,
perilaku manusia, komunikasi training / kampanye K3 dan lain-lain.
-Profesional K3 juga harus berinteraksi dengan berbagai level mulai dari level
front runner untuk menerapkan program K3 dan level manajemen untuk
mendapatkan dukungan atau support mengenai program K3 sehingga soft skill
disini sangat diperlukan. Karena tantangan yang unik maka profesional K3 harus
mempunyai hasrat atau passion yang tinggi terhadap K3
[09.35, 23/9/2021] Raple K3A5: suda kelar ges yaa

Anda mungkin juga menyukai